8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga bahan bakar minyak yang telah menjadi tombak hidup masyarakat semakin tidak terjangkau. Kenaikan harga ini sebagian besar merupakan dampak naiknya harga minyak dunia. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar minyak masih menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi. Minyak tanah di Indonesia yang selama ini disubsidi, menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 triliun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Hal ini berdampak naiknya harga minyak bumi di pasar global, menjadikan harga minyak tanah sebagai konsumsi publik yang paling besar, langka dan mahal di pasaran (Yusuf, 2010). Menurut laporan The World Energy Council tahun 1993, menjelang tahun 2020 kebutuhan energi dunia akan meningkat dari 8,8 Gtoe (gigatons of oil equivalent) menjadi 11,3 sampai 17,2 Gtoe (IEA, 2006). Kondisi tersebut akan menguras banyak cadangan minyak bumi. Berdasarkan perkiraan, minyak bumi Indonesia hanya bertahan dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun

BAB I latar belakang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

latar belakang permasalahan pembuatan briket

Citation preview

Page 1: BAB I latar belakang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Harga bahan bakar minyak yang telah menjadi tombak hidup masyarakat

semakin tidak terjangkau. Kenaikan harga ini sebagian besar merupakan dampak

naiknya harga minyak dunia. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat

diperbaharui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar minyak masih

menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan menipisnya cadangan

minyak bumi. Minyak tanah di Indonesia yang selama ini disubsidi, menjadi

beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya

meningkat pesat menjadi lebih dari 49 triliun rupiah per tahun dengan penggunaan

lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Hal ini berdampak naiknya harga minyak

bumi di pasar global, menjadikan harga minyak tanah sebagai konsumsi publik

yang paling besar, langka dan mahal di pasaran (Yusuf, 2010). Menurut laporan

The World Energy Council tahun 1993, menjelang tahun 2020 kebutuhan energi

dunia akan meningkat dari 8,8 Gtoe (gigatons of oil equivalent) menjadi 11,3

sampai 17,2 Gtoe (IEA, 2006). Kondisi tersebut akan menguras banyak cadangan

minyak bumi. Berdasarkan perkiraan, minyak bumi Indonesia hanya bertahan

dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun lagi. Kondisi demikian memicu

terjadinya krisis energi (cadangan minyak) di Indonesia (Dasuki, 2000). Sudah

saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan

mengembangkan sumber energi alternatif baru. Salah satu upaya mengatasi

ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak adalah melalui bahan

bakar alternatif, seperti briket.

Page 2: BAB I latar belakang

Gambar 1.1. Grafik Konsumsi Energi di Indonesia Tahun 2000 – 2012

Briket adalah gumpalan arang yang terbuat dari bahan lunak yang

dikeraskan. Briket berguna sebagai bahan bakar pengganti minyak fosil yang

terbuat dari bahan-bahan yang umumnya merupakan limbah sehingga dapat

dikatakan bahwa briket lebih hemat dan ramah lingkungan. Ada banyak jenis

bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku briket, antara lain ampas kelapa,

serbuk kayu, scale baja, lindi hitam, dan lain-lain. Bahan-bahan ini dapat

dijadikan briket dengan penggunaan pengolahan yang tepat dengan

memperhatikan tujuan penggunaan briket dan biaya yang diperlukan sehingga

briket dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, contohnya untuk penggunaan

UKM makanan yang membutuhkan arang sebagai bahan bakarnya sebaiknya

menggunakan bahan seperti serbuk kayu dan ampas kelapa karena nilai kalor yang

dibutuhkan tidak terlalu besar dan biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu mahal.

Pada modul ini akan dijelaskan pembuatan briket dengan ampas kelapa

yang sudah dikeringkan. Produksi briket ampan kelapa kering ini akan dilakukan

dengan lem kanji sebagai perekatnya. Selain produksi briket, juga akan dilakukan

perhitungan perancangan eksperimen, pembuatan Standard Operating Procedure

dan pengujian kualitas terhadap briket yang dihasilkan meliputi perhitungan %

kadar air, perhitungan lama penyalaan dan jangka waktu nyala briket, perhitungan

kerapatan briket dan perhitungan nilai kalor. Melalui praktikum briket ini

praktikan diharapkan mampu mengetahui proses pembuatan briket, dan dapat

mengetahui perbandingan antara air, bahan baku dan bahan perekat yang

digunakan.

Page 3: BAB I latar belakang

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Berikut adalah tujuan dan manfaat dari praktikum modul proses produksi

briket:

1. Mengetahui tahapan proses pembuatan briket.

2. Memahami perancangan eksperimen yang dilakukan dalam proses pembuatan

briket.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dari hasil penilaian pengujian

kualitas briket.

4. Mengetahui perbandingan bahan baku dan perekat yang digunakan dalam

proses pembuatan briket

5. Mengetahui beberapa penilaian dalam pengujian kualitas briket

1.3. Batasan Masalah

Masalah yang dibatasi pada modul proses produksi briket antara lain:

1. Briket yang dibentuk berbentuk silinder.

2. Proses produksi briket ini menggunakan bahan baku dari ampan kelapa yang

sudah dikeringkan.

3. Proses produksi briket ini menggunakan bahan perekat tepung kanji.

4. Pengeringan briket yang dilakukan di praktikum ini menggunakan

pengeringan buatan yang berasal dari oven dengan suhu 1500C.

5. Faktor eksperimen yang digunakan adalah perbandingan komposisi bahan

baku dan perekat dengan taraf faktor 400:400gr, lama pemanasan dengan taraf

faktor 1,5 jam, dan tekanan dengan taraf faktor 85 kg/cm3.

6. Tingkat ketelitian yang digunakan adalah 5%.

1.4. Asumsi-asumsi yang Digunakan

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Alat-alat dan bahan praktikum yang digunakan dalam keadaaan baik.

2. Operator diasumsikan pada saat melakukan praktikum ini dalam kondisi sehat

jasmani dan rohani.

Page 4: BAB I latar belakang

3. Ampas kelapa yang digunakan sudah kering.

4. Tepung kanji tercampur merata dengan serbuk kayu.

5. Pada saat pembentukkan briket sudah sesuai dengan tekanan yang ditetapkan.

6. Pemanasan air dihentikan ketika air mencapai 100o C.

7. Seluruh adonan briket memiliki berat 30 gr.

1.5. Sistematika Laporan

Adapun sistematika dari laporan proses produksi briket adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktikum

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3. Batasan Masalah

1.4. Asumsi-asumsi yang Diguanakan

1.5. Sistematika Laporan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Mengenal Biomassa

2.2. Bahan Biomassa

2.3. Bomb Kalorimeter

2.4. Definisi Briket

2.5. Jenis Bahan Perekat

2.6. Pencetakan dan Pengempaan Briket

2.7. Proses Pembuatan Briket

2.8. Pengeringan Briket

2.9. Uji Kualitas Briket

2.10. Kegunaan Briket

2.11. Desain Eksperimen

2.12. Standard Operating Procedure

2.13. Jurnal Internet

Page 5: BAB I latar belakang

BAB III PENGUMPULAN DATA

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2. Data yang Digunakan

3.3. Pengumpulan Data

3.4. Pengolahan Data

3.5. Analisis dan Evaluasi

3.6. Kesimpulan dan Saran

3.7. Skema Prosedur Penelitian

BAB IV PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Bahan Pembuatan Briket

4.2. Data Mesin dan Peralatan

4.3. Data Perancangan Eksperimen

BAB V PENGOLAHAN DATA

5.1. Uraian Proses Produksi

5.2. Mekanisme Proses Pembuatan Briket

5.3. SOP

5.4. Pengujian Kualitas Briket

5.4.1. Perhitungan % Kadar Air

5.4.2. Perhitungan Lama Waktu Penyalaan dan Jangka Waktu

Nyala Briket

5.4.3.Perhitungan Kerapatan Briket

5.4.4.Perhitungan Nilai Kalor

5.5. Perhitungan Perancangan Eksperimen

5.6. Perhitungan dengan SPSS

BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Uraian Proses Produksi

6.1.2. Analisis Pengujian Kualitas Briket

Page 6: BAB I latar belakang

6.1.2.1. Analisis Perhitungan % Kadar Air

6.1.2.2. Analisis Lama Waktu Penyalaan dan Jangka

Waktu Nyala Briket

6.1.2.3. Analisis Perhitungan Kerapatan Briket

6.1.2.4. Analisis Perhitungan Nilai Kalor

6.1.3. Analisis Peracangan Eksperimen

6.2. Evaluasi

6.2.1. Evaluasi Uraian Proses Produksi

6.2.2. Evaluasi Pengujian Kualitas Briket

6.2.2.1. Evaluasi Perhitungan % Kadar Air

6.2.2.2. Evaluasi Lama Waktu Penyalaan dan Jangka

Waktu Nyala Briket

6.2.2.3. Evaluasi Perhitungan Kerapatan Briket

6.2.2.4. Evaluasi Perhitungan Nilai Kalor

6.2.3. Evaluasi Peracangan Eksperimen

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN