20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti saat ini pendidikan sangatlah penting peranannya. Orang-orang berlomba untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk mengejar teknologi yang semakin canggih. Tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari strata tingkat dasar sampai jenjang yang lebih tinggi. Selain itu juga ada sebagian masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhinya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan atau yang putus sekolah seperti diantaranya keterbatasan adana pendidikan karena kesulitan ekonomi, kurangnya niat seseorang individu untuk mengenyam pendidikan, kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil atau daerah tertinggal dan selain itu karena adanya faktor lingkungan ( pergaulan). Bagi negara berkembang seperti Indonesia, isu mengenai keterbatasan akses pendidikan yang 1

Bab i Makalah Pengpend

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti saat ini pendidikan sangatlah penting peranannya. Orang-orang berlomba untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk mengejar teknologi yang semakin canggih. Tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari strata tingkat dasar sampai jenjang yang lebih tinggi. Selain itu juga ada sebagian masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhinya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan atau yang putus sekolah seperti diantaranya keterbatasan adana pendidikan karena kesulitan ekonomi, kurangnya niat seseorang individu untuk mengenyam pendidikan, kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil atau daerah tertinggal dan selain itu karena adanya faktor lingkungan ( pergaulan).Bagi negara berkembang seperti Indonesia, isu mengenai keterbatasan akses pendidikan yang dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi masih akan terus menjadi wacana yang hangat dalam beberapa waktu kedepan. Hal ini tentunya erat kaitannya dengan kondisi masyarakat yang ada saat ini. Tapi akan menjadi pemahaman yang salah bila ketidakterjangkauan biaya pendidikan dipahami sebagai bentuk dikotomi atas akses pendidikan bagi kalangan tertentu saja.

Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya. Orang-orang berlomba untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk mengejar tehknologi yang semakin canggih. Tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak baik dari strata tingkat dasar sampai jenjang yang lebih tinggi. Selain itu ada juga sebagian masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhirnya putus sekolah juga. Dan kebanyakan dari mereka hanya mengenyam pendidikan hanya sampai Sekolah Menengah Pertama. Yang pada saat ini tenetu amatlah sulit kaitannya dengan lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia, karena minimal calon pekerja sebagai buruh pabrik haruslah lulusan SMA/SMK. Itupun sangatlah sulit untuk mendapatkannya, apalagi untuk nantinya bersaing dengan mereka yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi. Seperti saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencanangkan program belajar 12 tahun.

Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai salah satu unsur sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan bangsa, Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasilaBerdasarkan fakta yang konkret, bahwa setiap anak yang telah memasuki usia balita atau berusia sekitar 7 tahun akan membutuhkan pendidikan, baik itu pendidikan di dalam rumah tangga maupun dalam lingkungan yang formal seperti sekolah, kursus atau bahkan dalam lingkungan masyarakat, pendidikan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal atau yang sering disebut sekolah, tetapi pendidikan juga didapat dalam lingkungan informal yang bersumber dari keluarga dan lingkungan. Pendidikan dapat diartikan sebagai perbuatan mendidik, pendidikan dapat pula diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan budaya masyarakat.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan, setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan, baik secara formal, informal, maupun nonformal, sehingga pada gilirannya ia akan memiliki mental, akhlak, moral, dan fisik yang kuat serta menjadi manusia yang berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban, dan tanggungjawabnya didalam masyarakat.B. Permasalahan

Dengan memperhatikan latar belekang tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja yang menjadi problematika pendidikan dijenjang SMA?2. Bagaimana cara pemecahan masalah tersebut?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini tidak lain agar para pembaca mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia pendidikan saat sekaarang ini. Sebab banyak msalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat sekarang ini.

Disamping itu, agar para pembaca dapat menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting guna menghadapi perkembangan zaman yang terjadi saat ini.D. Manfaat Penulisan 1. Bagi PemerintahDapat dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.2. Bagi GuruDapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.3. Bagi MahasiswaDapat dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.BAB II

PEMBAHASAN

A. Problematika yang Muncul di MasyarakatBerbagai problematika pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama yang sering muncul adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya anak dan remaja rawan DO/ putus sekolah.

2. Kasus siswa atau remaja yang tinggal kelas dan prestasi balajar buruk atau kurang.

3. Banyaknya siswa yang bersikap cuek / acuh tak acuh dalam menerima mata pelajaran dan mengerjakan PR, dan bahkan bersikap acuh terhadap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru.

4. Banyaknya pengamen usia remaja yang saat ini berkeliaran di seluruh wilayah negri ini.

5. Banyaknya anak-anak usia remaja yang hidup di jalanan sangat potensial disalahgunakan oleh kejahatan yang terorganisasi.6. Keadaan remaja yang masih labil, memudhkan mereka dibujuk dengan gampang untuk melakukan tindak kriminal.B. Faktor yang Menjadi Problematika Pendidikan Dijenjang

Sekolah Menengah Atas

1. Faktor internal a. KeluargaKeluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.

Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati. Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.Faktor yang menyebabkan banyaknya anak dan remaja putus sekolah adalah kurangnya ikhwal serta peranan orang tua.

1) Ketidak mampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya selain itu adalah peranan lingkungan .

2) Kurangnya perhatian / pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah.3) Figur orang tua yang senantiasa melihat keberhasilan seseorang dari ukuran yang praktis dan pragmatis. Artinya dimata orang tua yang terpenting adalah si anak dapat cepat bekerja dan mencari uang sendiri.4) Kesadaran akan kebutuhan belajar anak kurang.5) Kesibukan orang tua yang sangat padat, sampai-sampai tidak ada waktu juga untuk mengetahui serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya di sekolah6) Latar belakang keluarga yakni dari orang tua yang tidak pernah mengayam pendidikan, sehingga mereka beranggapan pendidikan tidak begitu penting.

b. Faktor dari Diri sendiri

1) Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah dll.

2) Kurangnya minat belajar anak sehingga menyebabkan mereka malas sekolah bahkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

3) Kurangnya kesadaran dari anak tersebut akan pentingnya pendidikan.

Misalnya, ada siswa yang bersikap cuek / acuh tak acuh dalam menerima mata pelajaran dan mengerjakan PR, dan bahkan bersikap acuh terhadap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru, justru murid sepertinya tampak gembira kalau guru menyatakan bahwa hari ini tidak ada pelajaran / kosong.4) Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.5) Kurangnya waktu belajar yang cukup buat remaja / anak sekolah pada akhirnya membuat mereka kelabakan sendiri jika PR dari sekolah. 6) Karena sifat malas yang dibiarkan berlarut-larut oleh para orang tua, misalnya anak-anak cenderung akan belajar hanya jika ada PR saja. Jangankan belajar untuk materi yang akan datang, materi yang sudah diajarkan saja tidak jarang anak-anak tidak belajar untuk mengulangnya lagi.

1) Faktor eksternal

a. Lingkungan sekolah

1) Masalah lingkungan sekolah, yang mana jarak sekolah dengan tempat tinggal meraka tersebut jauh, sehingga kebanyakan remaja mengatakan kepada orang tuanya mereka ke sekolah tetapi ternyata mereka tidak sampai di sekolah.

2) Masalah standarisasi untuk menentukan seorang siswa layak atau tidak naik kelas, masalah pemberian sanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan PR. Bagi seorang guru adalah sesuatu yang sangat dilematis. Di satu sisi jika guru bertindak lunak, tetapi di sisi lain jika guru bertindak kasar, mungkin siswa yang bersangkutan akan malas dan tidak masuk sekolah, atau bahkan pada akhirnya siswa tersebut lebih memilih untuk tidak lanjut lagi dan akhirnya mereka putus sekolah.

3) Dana BOS yang hanya dioperasionalkan pada jenjang SD dan SMP saja, menyebabkan banyak orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMA/SMK bahkan Perguruan Tinggi.

4) Selain itu tidak jarang adanya penyalahgunaan dana BOS oleh oknum-oknum tertentu di Sekolah yang tidak bertanggung jawab. Sehngga Dana BOS tidak ter-realisasi dengan baik.

5) Rendahnya kualitas Guru juga berpengaruh terhadap perkembangan anak didik di sekolah.

b. Lingkungan Masyarakat

1) Lingkungan masyarakat desa

a) Kurangnya kesadaran masyarakat desa akan pentingnya pendidikan serta rendahnya teraf hidup masyarakat di desa.

b) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan serta kurangnya mutu pendidikan di desa. c) Masalah lingkungan sosial masyarakat desa, dimana sudah menjadi rahasia umum lulusan SMP banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikannya ke sekolah lanjutan atas ( SMA ) atau bahkan ke perguruan tinggi, tetapi mereka lebih memilih untuk mencari kerja.

2) Lingkungan masyarakat kota

a) Makin banyaknya tuntutan kebutuhan di kota- kota besar mengakibatkan anak remaja sekarang lebih memilih untuk bekerja agar dapat membeli apa yang diinginkannya.

b) Kondisi psikologi anak remaja yang masih labil, menjadi factor munculnya berbagai tindakan criminal di kota-kota besar.

c) Pergaulan bebas yang selalu melanda di kota-kota besar mengakibatkan banyak anak remaja yang putus sekolah, misalnya karena mengkonsumsi narkoba sehingga mereka di DO.

d) Biaya sekolah di kota-kota besar yang cendrung mahal, menjadi faktor utama penyebab putus sekolah. e) Karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah.C. Cara Penanggulangannya Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan, seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan. Berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.Disamping dua solusi tersebut di atas, sangat diperlukan juga kesadaran dari setiap manusia untuk peduli dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Untuk membangkitkan kesadaran tersebut tidak hanya pemerintah namun juga setiap warga negaranya bersama-sama melaksanakan sosialisasi ataupun penyuluhan mengenai pentingnya peranan pendidikan untuk anak Indonesia, demi terwujudnya kecerdasan Bangsa. Melalui sosialisasi yang dilaksanakan bersama ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran mengenai bagaimana pentingnya pendidikan.BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya. Adapun saat ini banyak problematika pendidikan khususnya dijenjang Sekolah Menengah Atas. Masalah yang muncul di antaranya adalah masalah banyaknya anak yang terpaksa putus sekolah, selain itu banyak terjadi tindakan criminal anak remaja.

Adapun faktor yang mempengaruhi masalah tersebut berasal dari 2 faktor umum yakni:

1. Faktor Internal

Keluarga

Diri sendiri

2. Faktor Eksternal

Lingkungan sekolah

Lingkungan masyarakat

Sedangkan cara pemecahan masalahnya dapat melalui 2 aspek yakni:

1. Solusi sistemik2. Solusi teknisSelain dua aspek di atas yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran mengenai pentingnya pendidikan, untuk membangkitkan kesadaran tersebut dapat dilakukan dengan sosialisasi ataupun penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan, yang dilakukan tidak hanya oleh pemerintah namun juga oleh seluruh warga Negara yang sadar akan pentingnya pendidikan.B. Saran

Sangat diperlukan sekali kesadaran dan kepedulian dari berbagai kalangan baik dari pemerintah, pihak sekolah, maupun para orang tua. Dimana kesemuanya ( pemerintah, pihak sekolah, orang tua ) sangat berpengaruh terhadap jumlah anak yang akan putus sekolah. Sepatutnya kita tidak bersikap masa bodoh, dan berdalih bahwa itu tanggungjawab pemerintah. Tapi paling tidak ada diantara kita yang tersentuh dan ingin ikut membantu berandil pada perbaikan rakyat, bangsa, dan negara ini. Banyak orang lain yang peduli dan mendedikasikan hidupnya untuk membantu mereka yang kurang beruntung.

Jadi, jangan bilang kita, anda, tidak sanggup membantu. Sedikit kepedulian kita, sangat besar artinya bagi mereka,baik itu dengan membantu dorongan moral dan sedikit menyadarkan mereka akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Dan juga berikanlah rasa iba kita kepada mereka karena mereka bagian dari anak-anak bangsa ini yang setidaknya bisa mendapatkan kesempatan mengenyam dunia pendidikan untuk masa depan yang lebih cerah.

DAFTAR PUSTAKAHardi. 2010. Masalah Pendidikan dan Cara Penyelsaiannya (oneline), ("http://www.wordpress.com"www.wordpress.com, diakses tanggal 13 Desember 2011).

Yuniati. 2009. Banyaknya Anak Putus Sekolah (online), (http://blog.appidi.or.id/?p=430,edukasi.kompas.com/banyak.anak.putus.sekolah.karena.bekerja, diakses tanggal 13 Desember 2011).

18