12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi mempunyai andil besar dalam pembangunan di Indonesia. Salah satu sektor yang mendapatkan banyak keuntungan dengan adanya telekomunikasi adalah sektor bisnis dan perbankan. Dengan adanya media telekomunikasi, pergerakan uang di sektor riil dan investasi menjadi semakin cepat sehingga pembangunan yang dilakukan juga menjadi semakin cepat. Seiring dengan perkembangan zaman, media telekomunikasi seluler lebih diminati karena berbagai fasilitas yang ditawarkan dan kemudahan dalam penggunaannya. Pasar telekomunikasi Indonesia dinilai sangat potensial, maka banyak perusahaan milik swasta maupun asing yang masuk ke dalam industri telekomunikasi Indonesia, sebagai penyedia layanan telekomunikasi terutama telekomunikasi seluler. Dengan banyaknya pesaing dalam industri telekomunikasi seluler di Indonesia Liberalisasi industri telekomunikasi Indonesia dimulai pada tahun 2000, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Sejak saat itu industri telekomunikasi Indonesia menjadi terbuka untuk swasta dan asing. Telkomsel yang sebelumnya merupakan satu-satunya penyedia layanan telekomunikasi seluler milik pemerintah harus bersaing secara bebas dengan operator-operator telekomunikasi seluler baru yang masuk ke dalam industri telekomunikasi seluler Indonesia. Dengan banyaknya pesaing dalam industri telekomunikasi seluler di Indonesia, Telkomsel yang merupakan anak perusahaan dari Telkom, dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga harus terus melakukan inovasi serta meningkatkan efisiensi agar dapat bersaing dengan operator atau penyedia layanan telekomunikasi seluler lainnya. Gambaran umum di atas menempatkan industri telekomunikasi Indonesia, terutama pada bidang seluler, merupakan bisnis yang cukup menarik dan dapat berkembang lebih pesat, di mana sebelumnya merupakan bisnis yang homogen, saat ini berkembang menjadi pasar heterogen di mana para pemain baru dapat langsung bersaing dengan perusahaan yang sudah ada di industri telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Telekomunikasi mempunyai andil besar dalam pembangunan di Indonesia.

Salah satu sektor yang mendapatkan banyak keuntungan dengan adanya

telekomunikasi adalah sektor bisnis dan perbankan. Dengan adanya media

telekomunikasi, pergerakan uang di sektor riil dan investasi menjadi semakin cepat

sehingga pembangunan yang dilakukan juga menjadi semakin cepat. Seiring

dengan perkembangan zaman, media telekomunikasi seluler lebih diminati karena

berbagai fasilitas yang ditawarkan dan kemudahan dalam penggunaannya. Pasar

telekomunikasi Indonesia dinilai sangat potensial, maka banyak perusahaan milik

swasta maupun asing yang masuk ke dalam industri telekomunikasi Indonesia,

sebagai penyedia layanan telekomunikasi terutama telekomunikasi seluler. Dengan

banyaknya pesaing dalam industri telekomunikasi seluler di Indonesia

Liberalisasi industri telekomunikasi Indonesia dimulai pada tahun 2000,

dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang

Telekomunikasi. Sejak saat itu industri telekomunikasi Indonesia menjadi terbuka

untuk swasta dan asing. Telkomsel yang sebelumnya merupakan satu-satunya

penyedia layanan telekomunikasi seluler milik pemerintah harus bersaing secara

bebas dengan operator-operator telekomunikasi seluler baru yang masuk ke dalam

industri telekomunikasi seluler Indonesia. Dengan banyaknya pesaing dalam

industri telekomunikasi seluler di Indonesia, Telkomsel yang merupakan anak

perusahaan dari Telkom, dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga

harus terus melakukan inovasi serta meningkatkan efisiensi agar dapat bersaing

dengan operator atau penyedia layanan telekomunikasi seluler lainnya.

Gambaran umum di atas menempatkan industri telekomunikasi Indonesia,

terutama pada bidang seluler, merupakan bisnis yang cukup menarik dan dapat

berkembang lebih pesat, di mana sebelumnya merupakan bisnis yang homogen,

saat ini berkembang menjadi pasar heterogen di mana para pemain baru dapat

langsung bersaing dengan perusahaan yang sudah ada di industri telekomunikasi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

2

Indonesia sebelumnya. Hal ini pula didukung dengan peran serta pemerintah di

mana pemerintah mengeluarkan aturan-aturan main yang baku serta mendirikan

badan-badan regulasi terkait persaingan bisnis telekomunikasi ini.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Dalam industri telekomunikasi seluler besarnya pangsa pasar dapat

ditentukan dari jumlah pelanggan pada suatu perusahaan operator seluler. Sebelum

dikeluarkannya Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi,

pasar telekomunikasi seluler Indonesia dikuasai oleh tiga perusahaan yang

memiliki izin operasi dari pemerintah yaitu Telkomsel, Indosat dan XL, namun

pada saat ini sudah tumbuh menjadi lima operator seluler dan 3 operator mobile Fix

Wireless Access (FWA). Saat ini jumlah pelanggan mobile celular di Indonesia

adalah sejumlah 439 juta pelanggan (GSMA Global Report 2018) di mana jumlah

ini sudah melebihi jumlah penduduk Indonesia saat ini, hal ini menunjukkan

pertumbuhan bisnis telekomunikasi Indonesia dapat tumbuh dan melewati batasan

dari jumlah populasi Indonesia.

Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia

Sumber : Global Report 2018 GSMA, Apr 2018

90%86% 85%

77% 75%72%

63%60%

55%50%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Russia US China Indonesia Brazil Mexico India Bangladesh Nigeria Pakistan

Penetration In 2017 Increase Penetration In 2025

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

3

Pelanggan mobile cellular Indonesia memiliki tingkat penetrasi di atas

jumlah penduduk Indonesia, namun apabila di dalami lebih jauh, pelanggan

tersebut berdasarkan jenis langganannya selain pelanggan perseorangan, juga

terdapat pelanggan dengan kategori device customer (M2M). Selain itu pula dalam

praktiknya, pelanggan mobile cellular Indonesia banyak yang memiliki sim card

operator selular lebih dari satu, baik operator yang sama maupun berbeda operator.

GSMA dalam Global Report 2018, mengeluarkan hasil perhitungan penetrasi unik

subscriber Indonesia adalah 73% di mana penetrasi ini mempunyai posisi keempat

dalam penetrasi pelanggan unik seluler seluruh dunia, negara lain yang memiliki

penetrasi pelanggan di atas Indonesia, yang terbanyak adalah Rusia, Amerika

Serikat dan Cina. Mengenai pertumbuhan pelanggan secara unik, Indonesia masih

memiliki ruang untuk tumbuh dibanding 3 negara tadi, di mana Indonesia masih

memiliki 4% ruang untuk tumbuh sedangkan Rusia, Amerika Serikat dan Cina

hanya memiliki 1%, 2% dan 3%. Hal ini dapat menjadi indikator juga bahwa bisnis

telekomunikasi masih memiliki landasan yang masih kuat. Peneliti juga secara

produktivitas pelanggan, pelanggan seluler Indonesia pada tiga tahun belakangan

masih memiliki tingkat produktivitas pelanggan yang cukup positif jika

dibandingkan dengan rata-rata tingkap pertumbuhan pelanggan di seluruh dunia,

yang disajikan pada Gambar 1.2, di mana % Growth ARPU mobile subs dari tahun

2009 masih mengalami negative growth, meskipun pada tiga tahun terakhir mampu

menahan atau memperlambat tingkat penurunan growth ARPUnya, sebaliknya

untuk kondisi Indonesia pelambatan penurunan growth ARPU mobile subs, sudah

dimulai pada tahun 2012 di mana dari turun 6,2% ditahan menjadi hanya 1,0%, dan

pada pertama kalinya memiliki growth positif pada tahun 2015 dengan 6,7%,

meskipun dua tahun berikutnya growth ARPU mobile subs Indonesia mengalami

penurunan, namun tingkat pertumbuhan ARPU Indonesia masih tetap di atas rata-

rata pertumbuhan operator lain di Dunia.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

4

Gambar 1.2 Pertumbuhan APRU Indonesia dan Dunia 2008-2017

Sumber : Data diolah dari Global Report GSMA 2018.

Gambar 1.3 Jumlah pelanggan seluler dan APRU Indonesia 2008-2017

Sumber : Data diolah dari Global Report GSMA 2018

Average Revenue Per User (ARPU) merupakan ekspresi pendapatan yang

dihasilkan oleh pelanggan atau perangkat per satuan waktu tertentu dalam jaringan

telekomunikasi. ARPU memberikan indikasi efektivitas potensi penghasil

pendapatan (Rouse, 2007). Biasanya, ARPU digunakan di sektor telekomunikasi,

dengan tujuan untuk melacak jumlah pendapatan yang dihasilkan per pengguna dan

juga untuk membantu dalam memperkirakan pendapatan layanan masa depan yang

dihasilkan dari basis pelanggan. Grafik pertumbuhan jumlah pelanggan dan ARPU

Indonesia di atas secara langsung menunjukkan masih adanya potensi pertumbuhan

dari bisnis seluler di Indonesia, dan jika kita perdalam lagi dengan kondisi

0

-9.8% -8.2%

-9.8%

-1.0%-2.7%

-0.1%

6.7%4.9%

2.5%0

-7.9% -7.1% -6.2% -5.6% -5.6%-6.9% -5.9%

-4.0% -3.5%

-0.15

-0.1

-0.05

0

0.05

0.1

$ 0.00

$ 5.00

$ 10.00

$ 15.00

$ 20.00

$ 25.00

$ 30.00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

ARPU Indonesia ARPU, World %Growth ARPU Indonesia %Growth ARPU World

$ 6.12$ 5.52

$ 5.07$ 4.57 $ 4.53 $ 4.41 $ 4.40 $ 4.70 $ 4.93 $ 5.05

0

50

100

150

200

250

$ 0.00

$ 1.00

$ 2.00

$ 3.00

$ 4.00

$ 5.00

$ 6.00

$ 7.00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Mill

ions

ARPU, by subscriber Unique subscribers

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

5

persaingan industri telekomunikasi di Indonesia di mana bisa digambarkan secara

jelas di mana dengan perbandingan penetrasi pasar dari industri seluler yang

tumbuh dari 58,3% dari tahun 2008 hingga 10 tahun kemudian menjadi 165,7%,

Telkomsel memiliki tingkat superioritas yang cukup tinggi dan mampu bertahan

pada market share seluler Indonesia pada kisaran 42.1% sd 49,2%, hal ini cukup

berbeda jauh dengan persaingan dari operator lain di mana pada awalnya (2009)

Indosat pada peringkat kedua (26,3%), enam tahun berikutnya berjuang cukup

keras untuk dapat menyalip posisi XL, yang sebelumnya pada 2009 di posisi ketiga

(20.8%), secara terus menerus menjadi posisi kedua pada tahun 2009-2013.Tiga

tahun terakhir ini (2015-2017) posisi kedua kembali oleh Indosat dan operator 3

(Hutchinson) menyalip XL di posisi ketiga. Superioritas Telkomsel dengan gap

market share rata-rata 20% di atas operator seluler lain fenomena yang cukup

menarik untuk diperdalam, di saat kondisi industri mobile cellular dunia dalam

keadaan yang tidak begitu bagus pertumbuhannya, Indonesia masih memiliki

momentum pertumbuhan yang stabil.

Gambar 1.4 Indonesia Seluler market penetration vs operator market share

Sumber : Data diolah dari Global Report GSMA, Apr 2018

47.1% 49.2%45.3% 44.1% 44.9%

42.1% 44.1% 44.9% 44.9% 44.6%

26.3%

19.9% 21.3% 21.3% 20.9%19.0% 19.8% 20.5% 22.0%

24.9%20.8% 22.4% 24.0% 24.4%

22.0%24.9%

18.5%12.2% 11.9%

12.1%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

140.00%

160.00%

180.00%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Market penetrationIndonesiaTelkomsel

ISAT

XL

3

Smartfren

Ceria

Hinet-Berca

Bolt

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

6

Gambar 1.5 Revenue Share operator seluler Indonesia 2017

Sumber : diolah dari Report internal market competition 2017

Melihat kondisi perbandingan pertumbuhan industri seluler dunia dan

dalam negeri seperti yang dipaparkan kedua gambar di atas, jika dilihat lebih dalam

pada Gambar 1.4, seiring perjalanan waktu, Telkomsel memiliki penambahan

jumlah pelanggan secara konstan, sehingga dapat dikatakan Tekomsel memiliki

superioritas dalam market share seluler Indonesia, dan serta jika melihat dari

Gambar 1.5, di mana proporsi revenue share di antara operator Indonesia di mana

Telkomsel masih memiliki proporsi terbesar dengan 63%, dan memiliki gap yang

cukup jauh dengan operator saingan terdekatnya yaitu Indosat, yang hanya

mencatatkan revenue share 17% dari revenue selulernya, serta dari XL yang hanya

memiliki revenue share 15%. Selain itu pula jika melihat dari Tabel 1.1 di bawah

ini, di mana hal tersebut di atas bisa terwujud bisa terlihat pertumbuhan revenue

double digit sejak tahun 2012, dari mulai pertumbuhan 11,9% hingga mencapai

14.0% di tahun 2016, secara bottom line pun Telkomsel masih memiliki tingkat

pertumbuhan yang cukup signifikan di mana mengikuti pertumbuhan double digit

dari pertumbuhan revenue dengan jarak pertumbuhan 10,5% sampai dengan 26,1%,

hal ini menunjukkan tingkat pengelolaan cashflow dan biaya operasional dari

Telkomsel cukup baik.

Telkomsel XL Indosat Lainnya

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

7

Tabel 1.1 Performansi Revenue, Net Income dan EBITDA Tekomsel 2008-2017

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Total Revenue 39.82 44.44 45.57 48.73 54.53 60.03 66.25 76.06 86.72 93.20

% Growth Revenue 11.6% 2.5% 6.9% 11.9% 10.1% 10.4% 14.8% 14.0% 7.5%

EBITDA 24.15 27.33 26.60 27.55 30.56 33.63 37.26 42.60 49.78 53.59

Net Income 11.42 13.16 12.37 12.82 15.72 17.36 19.40 22.37 28.20 30.38

% Growth Revenue 15.2% -6.0% 3.7% 22.5% 10.5% 11.8% 15.3% 26.1% 7.7%

EBITDA Margin 60.7% 61.5% 58.4% 56.5% 56.0% 56.0% 56.2% 56.0% 57.4% 57.5%

Sumber : diolah dari AR Telkomsel (Annual Report 2009-2017)

Berdasarkan kondisi di atas,di mana ditunjukan dalam Gambar 1.5 dan

Tabel 1.1, penulis melihat sangat memungkinkan untuk Telkomsel supaya

mendapatkan nilai perusahaan (Enterprise Value) yang lebih tinggi apabila

Telkomsel melakukan perencanaan penawaran saham perdana atau Initial Public

Offering (IPO) pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga meningkatkan alternatif

sumber pendanaan dan operational funding. Harga awal IPO menjadi harga

perdana saham Telkomsel akan berpengaruh pada kondisi saham sekunder di mana

akan berubah berdasarkan hukum penawaran dan permintaan. Sehingga apabila

Telkomsel melakukan IPO, kondisi Telkomsel yang menjadi market leader dan

pemilik market share terbesar diasumsikan memiliki pengaruh yang cukup

signifikan dalam mendapatkan kepercayaan dari investor dan pemegang saham.

Wahyudi dan Surya (2013) menegaskan dalam hasil penelitian mereka pada tahun

2012, bahwa manfaat IPO bagi perusahaan pada pasar saham dengan tujuan

peningkatan nilai perusahaan (craved-out), dapat secara signifikan memiliki

pendapatan lebih tinggi daripada rata-rata industri selama tiga tahun pertama

setelah perusahaan IPO dan induk perusahaan pun memiliki ROA yang lebih tinggi

pada tahun pertama setelah melepas kepemilikan saham pada anak perusahaannya.

Dengan kedua nilai saham anak perusahaan dan induk perusahaan meningkat,

secara langsung nilai keseluruhan perusahaan akan naik dan nilai pemegang saham

akan meningkat.

Penelitian sebelum mengenai valuasi perusahaan dan nilai intrinsik saham

terutama perusahaan dalam industri telekomunikasi sudah dilakukan Erianda et al

(2011), Arifin dan Anggono (2012), Wahyudi dan Surya (2013), Abidin (2015) dan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

8

Neaxie dan Hendrawan (2017), menggunakan metode Discounted Cash Flow

(DCF) sebagai pendekatan untuk melakukan valuasi dan penentuan nilai intrinsik

saham dan juga menggunakan pendekatan Relative Valuation sebagai perbandingan

dari hasil valuasi DCF sebelumnya. Neaxie dan Hendrawan (2017) pada

penelitiannya menyatakan bahwa pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF)

merupakan salah satu instrumen yang tepat bagi perusahaan yang belum pernah

melakukan go-public serta memiliki belanja modal yang tinggi seperti perusahaan

telekomunikasi, Hutomo et al(2016) mengaitkan penggunaan pendekatan Dividend

Discount Model (DDM) dalam valuasi perusahaan dengan asumsi bahwa investor

melihat bahwa nilai wajar saham harusnya sama dengan nilai diskon arus kas yang

akan diterima melalui saham tersebut.

Valuasi Telkomsel ini akan menghasilkan informasi nilai intrinsik yang

kemudian dibandingkan dengan harga penawaran untuk menentukan posisi

pembelian atau penjualan saham perdana pada saat IPO, salah satunya adalah

sebagai panduan investasi, sehingga investor perlu melakukan analisis fundamental

dengan menggunakan data keuangan atau melakukan valuasi terhadap nilai

intrinsik saham perusahaan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melakukan Valuasi

nilai perusahaan dan harga wajar saham PT Telkomsel dengan metode Free

Cash Flow to Firm, Dividend Discount Model dan Relative Valuation dalam

rangka rencana initial public offering (Tahun Penelitian 2012 – 2017)

1.3 Perumusan Masalah

Telekomunikasi mempunyai andil besar dalam pembangunan di Indonesia.

Salah satu sektor yang mendapatkan banyak keuntungan dengan adanya

telekomunikasi adalah sektor bisnis dan perbankan. Dengan adanya media

telekomunikasi, pergerakan uang di sektor riil dan investasi menjadi semakin cepat

sehingga pembangunan yang dilakukan juga menjadi semakin cepat, penyedia

layanan telekomunikasi seluler milik pemerintah (Telkomsel) harus bersaing secara

bebas dengan operator-operator telekomunikasi seluler lain yang masuk ke dalam

industri telekomunikasi seluler Indonesia.

Pertumbuhan Telkomsel yang cukup konstan pada beberapa tahun terakhir

dan signifikan dalam industri, dengan pola pertumbuhan tersebut, pada tahun 2012

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

9

sampai dengan 2017, Telkomsel memiliki indikator-indikator performansi

pendapatan dan keuntungan yang cukup baik, selain itu pula jika melihat kondisi

persaingan dalam industri Telekomunikasi Indonesia di mana Telkomsel memiliki

superioritas yang cukup tinggi dengan kompetitornya, dengan selisih marketshare

yang berkisar di atas 20% dan revenue share di atas 45%. Kondisi-kondisi ini dapat

mendorong Telkomsel untuk melakukan penawaran saham pada pasar perdana,

sehingga Telkomsel mendapatkan sumber pendanaan modal yang lebih optimal.

Apabila Telkomsel melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public

Offering, valuasi Telkomsel diperlukan karena akan menghasilkan informasi nilai

intrinsik yang kemudian dibandingkan dengan harga penawaran untuk menentukan

keputusan pembelian dari investor, sehingga diperlukan analisis fundamental untuk

dapat melihat apakah nilai saham tersebut sesuai dengan hasil analisis, agar dapat

menjadi acuan untuk keputusan investasi yang tepat.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dibahas

sebelumnya pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Berapakah nilai wajar perusahaan PT Telkomsel jika dihitung dengan

valuasi Free Cash Flow to the Firm (FCFF) pada tahun 2018 dengan

menggunakan skenario pesimis, moderat dan optimis?

2. Berapakah nilai wajar perusahaan PT. Telkomsel jika dihitung dengan

valuasi Dividend Discount Model (DDM) dengan menggunakan skenario

pesimis, moderat dan optimis?

3. Berapakah nilai wajar perusahaan PT. Telkomsel jika dihitung dengan

menggunakan Relative Valuation dengan pendekatan Price per Book Value

(PBV) dan Price Earning Ratio (PER) dengan menggunakan skenario

pesimis, moderat dan optimis?

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

10

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga tujuan yang hendak dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui nilai wajar perusahaan PT. Telkomsel jika dihitung

dengan valuasi Free Cash Flow to the Firm (FCFF) dengan menggunakan

skenario pesimis, moderat dan optimis

2. Untuk mengetahui nilai wajar perusahaan PT. Telkomsel jika dihitung

dengan valuasi Dividend Discount Model (DDM) dengan menggunakan

skenario pesimis, moderat dan optimis

3. Untuk mengetahui nilai wajar perusahaan PT. Telkomsel jika dihitung

dengan menggunakan Relative Valuation dengan pendekatan Price per

Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) dengan menggunakan

skenario pesimis, moderat dan optimis

1.6 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, selain dimaksudkan untuk menambah pengetahuan peneliti

mengenai penilaian perusahaan dan harga saham. Secara garis besar penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dari aspek teoritis maupun aspek

praktis sebagai berikut :

1. Bagi para calon investor, dapat memberikan gambaran tentang langkah-

langkah yang dapat diambil bila calon investor ingin melakukan investasi

saham PT. Telkomsel.

2. Bagi PT. Telkomsel, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan

gambaran mengenai hasil perhitungan nilai perusahaannya dan harga

wajar sahamnya, berdasarkan kinerja keuangan sebelumnya.

3. Bagi dunia akademis, dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi

penelitian-penelitian di waktu mendatang.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

11

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan PT Telkomsel. Penelitian

ini melakukan analisis fundamental untuk valuasi kewajaran nilai saham

menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan pendekatan Free Cash Flow

to The Firm dan Dividend Discount Model serta Relative Valuation dengan

pendekatan Price per Book Value dan Price per Earning Ratio. Menggunakan

kedua metode tersebut memerlukan peneliti untuk melakukan proyeksi keuangan

di masa mendatang dengan dasar dari data historis laporan keuangan tahunan pada

tahun-tahun sebelumnya. Penelitian ini melakukan proyeksi untuk tahun 2018

dengan menggunakan tiga skenario kondisi masa depan yaitu optimis (di atas

pertumbuhan industri), moderat (kondisi paling mungkin) dan pesimis (di bawah

pertumbuhan industri). Proyeksi dilakukan dengan menggunakan data historis

laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2012 hingga 2017.

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam mempermudah pembaca mengetahui urutan pembahasan penelitian,

disusun pengorganisasian penulisan. Berikut ini penjelasan masing-masing bab:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijabarkan gambaran umun objek penelitian, latar belakang

perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas tinjauan pustaka terkait dengan permasalahan dan

variabel yang ingin ditelaah secara lebih mendalam untuk kemudian digunakan

dalam menyusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan,

meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, teknik sampling,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · dari jumlah populasi Indonesia. Gambar 1.1 10 Negara dengan penetrasi unik mobile subs terbesar di dunia Sumber : Global Report

12

teknik pengumpulan data, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, teknik analisis

data, dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengolahan data dan pengujian hipotesis dengan

menggunakan data yang telah berhasil dikumpulkan. Pada bab ini juga berisi

penjelasan detail mengenai hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan

mengenai hasil-hasil pengolahan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada

bab sebelumnya serta saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan maupun

untuk penelitian selanjutnya.