32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur. Secara administrasi luas kota Malang 110,6 kilometer persegi.Dengan segala perkembangan dan pesonanya kota Malang memenuhi kriteria sebagai sebuah kota atau masyarakat modern. Berbagai predikat dilekatkan pada kota Malang mulai dari Kota Bunga, Kota Apel, Bumi Arema dan juga disebut sebagai kota pelajar, Malang juga merupakan kota yang sedang gencar melakukan pembangunan. Kebudayaan perkotaan identik dengan hadirnya pasar dan tumbuhnya industri. Pasar dan industri bahkan kerap menjadi poros penting dinamika kemajuan suatu kota. Berbagai pusat belanja berdiri baik yang bertaraf mall maupun pertokoan dan pasar. Sehingga tidak jarang pembangunan tersebut mengorbanan bangunan yang sudah ada, karena keterbatasan lahan di kota Malang, atau lazim di sebut dengan Relokasi. Relokasi adalah pemindahan suatu tempat menuju tempat yang baru. Pada awal tahun 2012 Pemkot Malang mengadakan penataan tata ruang kota dengan merelokasi pasar Dinoyo. Pemkot Malang berkeinginan dengan merelokasi pasar akan dibangun menjadi pasar modern yang berdampingan dengan pasar tradisional. Dengan pembangunan tersebut, Pemkot Malang juga berupaya mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi di seputaran jalan MT Haryono yang merupakan akses utama menuju Kawasan Wisata Batu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur.

Secara administrasi luas kota Malang 110,6 kilometer persegi.Dengan segala

perkembangan dan pesonanya kota Malang memenuhi kriteria sebagai sebuah

kota atau masyarakat modern. Berbagai predikat dilekatkan pada kota Malang

mulai dari Kota Bunga, Kota Apel, Bumi Arema dan juga disebut sebagai

kota pelajar, Malang juga merupakan kota yang sedang gencar melakukan

pembangunan. Kebudayaan perkotaan identik dengan hadirnya pasar dan

tumbuhnya industri. Pasar dan industri bahkan kerap menjadi poros penting

dinamika kemajuan suatu kota. Berbagai pusat belanja berdiri baik yang

bertaraf mall maupun pertokoan dan pasar. Sehingga tidak jarang

pembangunan tersebut mengorbanan bangunan yang sudah ada, karena

keterbatasan lahan di kota Malang, atau lazim di sebut dengan Relokasi.

Relokasi adalah pemindahan suatu tempat menuju tempat yang baru.

Pada awal tahun 2012 Pemkot Malang mengadakan penataan tata ruang kota

dengan merelokasi pasar Dinoyo. Pemkot Malang berkeinginan dengan

merelokasi pasar akan dibangun menjadi pasar modern yang berdampingan

dengan pasar tradisional. Dengan pembangunan tersebut, Pemkot Malang

juga berupaya mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi di seputaran

jalan MT Haryono yang merupakan akses utama menuju Kawasan Wisata

Batu.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

2

Pasar Dinoyo awalnya terletak di jalan MT. Haryono dipindahkan

menuju ke pasar penampungan kelurahan Merjosari. Letak pasar

penampungan kelurahan Merjosari ini aksesnya sulit dijangkau, alat

transportasi juga kurang sehingga terjadi penurunan jumlah pengunjung yang

berdampak terhadap pendapatan pedagang Pasar Dinoyo yang akan

direncanakan menjadi Mall Dinoyo, akhirnya harus direlokasikan ke area

persawahan Merjosari. Hal ini memunculkan banyak persoalan. Terutama

mengenai daya tampung lokasi relokasi Merjosari yang terlalu kecil dan tidak

bisa menampung semua pedagang pasar Dinoyo.

Pasar merupakan tempat aktivitas jual beli, dimana penjual

menawarkan barang dagangan dan pembeli membeli barang tapi ternyata

pasar juga merupakan salah satu ruang publik yang berfungsi sebagai perekat

sosial dan proses distribusi informasi antara satu orang dan orang lainnya.

Pasar yang dimaksudkan disini merupakan pasar tradisional memberikan

kesempatan bagi sebagian masyarakat terutama dari golongan menengah

kebawah memiliki ruang publik karena didalamnya terdapat interaksi sosial

antara pedagang di pasar dan masyarakat sekitar sehingga menjadikan pasar

sebagai ruang berbagi informasi bagi individu di dalamnya.

Pasar yang menjadi fokus penelitian disini adalah pasar Dinoyo yang

akan di di jadikan pasar modern (mall), dimana pasar Dinoyo merupakan

salah satu pasar tradisional di Malang yang mempunyai keterkaitan sejarah

dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat Malang. Masyarakat yang

tinggal di sekitar Dinoyo lebih memanfaatkan pasar tradisional untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga bisa dikatakan pasar dinoyo

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

3

merupakan bagian penting minimal secara ekonomi bagi masyarakat

Dinoyo.Menghadapi kondisi tersebut pedagang kemudian berhimpun dalam

sebuah paguyuban untuk melakukan perlawanan atau menentang terkait

dengan kebijakan pemerintah dan investor tersebut.

Modernisasi dan globalisasi adalah suatu proses yang tidak dapat

ditolak karena semakin seiring dan sejalan dengan perkembangan manusia

yang senantiasa dinamis. Sejarah telah mencatat bagaimana manusia telah

melakukan hubungan dagang dengan manusia lainnya sejak berabad-abad

yang lalu melintasai benua dan samudra.

Seiring berjalannya waktu peran pasar tradisional akan terus menurun.

Selain itu peran pasar tradisional skala kecil-menengah di perkotan terancam

hadirnya pedagang keliling dan warung di perkampungan. Pada sisi lain,

kehadiran mereka adalah solusi yang jitu bagi kalangan menengah-bawah

untuk belanja harian tanpa harus ke pasar. Sehingga menghemat biaya

transportasi. Akibatnya akan terdapat beberapa pasar tradisional yang tutup

karena kehilangan fungsinya. Hilangnya pasar tradisional yang berpuluh

tahun menjadi penghubung perekonomian perdesaan dengan perkotaan,

dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan.

Mempertahankan pasar tradisional secara fisik, mudah.Tetapi mempertahan-

kan fungsinya jauh lebih sulit.

Dewasa ini pembangunan ekonomi semakin tinggi ditandai dengan

persaingan perusahaan selaku produsen yang menghasilkan barang dan

jasa.Pemasar dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya salah

satunya melalui perantara yang digunakan dalam penyebaran produknya yaitu

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

4

melalui perdagangan eceran (retailing).Perdagangan eceran dapat di jumpai

pada pasar tradisional yang menyediakan bermacam-macam produk dengan

berbagai kwalitas dan harga. Dan pada saat ini, banyak perdagangan eceran

yang bermunculan dengan berbagai macam bentuk yaitu mini market dan

supermarket baik yang di kelola oleh individu maupun perusahaan serta

hypermarket sebagi pengecer asing di pasar domestik akan mengancam

kelangsungan hidup dari pasar tradisional tersebut.

Kementerian perindustrian dan perdagangan mencatat bahwa pada

tahun 2007 terdapat 13.450 pasar tradisional dengan 12,6 juta pedagang, akan

tetapi keberadaannya kian menurun seiring dengan pesatnya perkembangan

pasar modern khususnva di perkotaaan, dan dinamika perubahan tuntutan

konsumen maupun faktor ekonomi makro-formal lainnya. Berdasarkan

survey AC Nielsen pertumbuhan pasar Modern (termasuk hypermarket)

sebesar 31,4%, sementara pertumbuhan pasar tradisional -8,1 % (SWA, Edisi

December 2004). Bahkan perkembangan peritel modern sudah masuk hingga

wilayah pinggir kota semenjak dikeluarkannya kebijakan deregulasi

perdagangan pada tahun 2008. Jikalau tidak ada kebiiakan dan upaya-upaya

sistematis yang memahami karakteristik dan keberpihakan kepada keberadaan

pasar tradisional beserta keluarga, pegawai dan pemasok komoditasnya akan

terancam kelangsungan kehidupannya. Kota pudarnya pamor dan karakter

kota yang melekat pada-pasar tradisional akan berdampak pada menurunnya

keunggulan kota-kota di Indonesia terhadap kota-kota lain setidaknya di Asia.

(Setiyanto, 2008, Masa Depan Pasar Tradisionai. Dijen Cipta

Karya)Keberadaan pasar modern lebih banyak dicari dan di kunjungi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

5

konsumen karena dari segi marketing mix yaitu product, price, place,

promotion, lebih unggul di bandingkan dengan pasar tradisional. Pertama dan

segi produk antara pasar tradisional dengan pasar modern produk yang

ditawarkan dapat dikatakan hampir sama, tetapi dalam pasar modem variasi

produk lebih banyak, penataan produk lebih rapi, dan tentu saja lebih

memudahkan konsumen untuk mencari inforrnasi dan membeli barang yang

dibutuhkannya. Kualitas produk di pasar modernpun lebih terjamin di

bandingkan pasar tradisional karena pasar modern akan senantiasa merjaga

kwalitas produknya, demi menjaga brand image-nya ke konsumen.

Dalam proses pembelian oleh konsumen diera kehidupan yang

modern seperti ini, pembelian selalu didasarkan berbagai pertimbangan yang

membuat mereka lebih rasional cerdas untuk memilih tempat belanja,

pertimbangan itu antara lain: pada kesadaran atas kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif (pemilihan alternatif lain), keputusan membeli

(motif rasional dan motif emosional) dan evaluasi pasca pembelian, hal-hal

tersebutlah yang menyebabkan konsumen menjadi lebih memilih di pasar

modern.Dari segi harga, memang untuk pasar modern tebih tinggi

dibandingkan dengan pasar tradisional. Meskipun begitu konsumen seringkali

tetap saja berbelanja di pasar modern, dikarenakan harga yang ditawarkan

oleh pasar modern terkadang relatif lebih menarik, sering ada penawaran

diskon, dan berbagai inovasi penawaran menarik lainnya yang sangat jauh

berbeda dibandingkan pasar tradisional.

Dalam segi tempat, pasar modern benar-benar memberikan kondisi

yang maksimal bagi para konsumen.Tempat yang digunakan pasar modern

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

6

seringkali berada di pusat-pusat strategis dalam kehidupan masyarakat.

Tempat berbelanja di pasar modern dibangun dengan sangat baik, kondisinya

bersih dan fasilitas pendukung konsumen untuk berbelanja yang sangat

lengkap, misalnya troly, tas berbelanja, pendingin udara, tempat parkir yang

luas, dll.Dalam hal promosi.Untuk promosi dan marketing, pasar modern

memang lebih unggul di bidang tekhnologi dan sumberdaya.Berbagai jenis

strategi dilakukan, baik itu melalui katalog produk, promo berhadiah, diskon,

package yang menarik, pelayanan yang ramah maupun fasilitas tempat yang

ditawarkan.Konsumen benar-benar dibawa dan dimanjakan dengan segala hal

demi kenyamanan dan kepuasan dalam berbelanja.(Suryadharma, 2008,

Dampak Supermarket terhadap pasar dan pedagang ritel tradisional di daerah

perkotaan di Indonesia, (SMERU RESEARCH INSTITUTE) Pasar tradisional

sebenarnya menawarkan banyak kelebihan.Selain harganya yang diberikan

lebih murah, berbagai kebutuhan di pasar tradisional masih bisa di tawar.Hal

itu sebenarnya sangat cocok dengan masyarakat Indonesia, khususnya

masyarakat golongan menengah kebawah, yang selalu ingin mencari barang

atau kebutuhan dengan harga serendah-rendahnya, meskipun dengan kualitas

yang “relatif miring” di bandingkan dengan supermarket atau mall.

Kondisi pasar yang kumuh dan semrawut seakan-akan dibiarkan tanpa

perhatian dari pemerintah.Aparat birokrasi yang bertugas di dalamnya justru

mencari keuntungan dari kisruh yang kerap melanda pasar.Mereka

mengambil uang retribusi (salar), uang parkir, keamanan, dan sebagainya,

tapi hanya sedikit yang masuk kas daerah, selebihnya dibagi-bagi sesama

oknum. Dengan kondisi seperti itu, jarang sekali ada petugas yang tertarik

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

7

dan peduli untuk memajukan pasar maupun pedagangnya. Dari sisi lain

renovasi yang dilakukan di pasar-pasar, khususnya pasar yang dibangun dan

di kelola oleh pihak swasta, dilakukan berdasarkan kepentingan “pemilik

pasar”. Renovasi dilakukan untuk menambah jumlah kios baik dengan cara

membangun lantai atas, agar sang pemilik pasar tersebut mendapatkan

keuntungan yang berlipat. Bahkan tak jarang renovasi dilakukan dengan

merubuhkan pasar yang lama lalu membangunya kembali (revitalisasi).

Kemudian harga kios yang baru di bangun, kembali akan disewakan dengan

harga berlipatlipat dari sebelumnya, sehingga dalam banyak kasus pedagang

lama (existing) harus terusir dari tempat yang lama, dan menjadi PKL di

sekitar pasar.

Persoalan modal juga menjadi permasalahan besar bagi pedagang di

pasar tradisional.Mereka tidak mampu menyewa kios, memperbesar oplah

dagangan, dan meningkatkan kualitas produk, karena keterbatasan

modal.Kondisi ini terjadi karena perbankan enggan berurusan dengan

pedagang kecil dan mikro (PKL).Bagi perbankkan lebih baik berurusan

dengan satu atau dua perusahaan besar, ketimbang berurusan dengan ratusan

pengusaha kecil. Berurusan dengan pedagang kecil dianggap merepotkatkan

karena transaksinya kecil sementara prosedurnya sama dengan mengurus satu

atau dua pengusaha besar yang tentunya lebih menguntungkan perbankan

karena nilai kredinya pun sangat besar. Hal itu lah yang akhirnya membuat

para pedagang di pasar tradisional sulit untuk berkembang.Mereka lebih

cenderung berutang pada rentenir yang banyak menjemput nasabahnya ke

pasar-pasar.Kondisi pedagang di pasar tradisional memang sangat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

8

memprihatinkan. Perlu ada upaya penyelamatan agar mereka tidak semakin

terpuruk dan hanya menjadi lahan bisnis pihak lain, karena pedagang di pasar

tradisional adalah bagian dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

yang selama ini dikenal sebagai kutub perekonomian nasional. (Herman

Malano, 2011, Selamatkan Pasar Tradisional, Gramedia Pustaka Utama).

Tak bisa dipungkiri adanya kenyataan banyak pendirian minimarket

dan supermarket, hypermarket bahkan mall di kota-kota besar dan kota kecil

dalihnya adalah kemudahan dan kenyamanan dalam berbelanja. Namun,

pendirian minimarket, supermarket hypermarket dan mall berdampak kepada

para pegadang kecil.Omzet penjualan para pedagang kecil menurun

drastis.Bahkan, banyak pula yang bangkrut.Tak pelak jika kemudian ekonomi

kerakyatan yang diimpikan hanya menjadi slogan belaka.

Perlindungan pasar tradisional di era kapitalisme global adalah sebuah

keniscayaan.Tujuannya adalah untuk melindungi dan mempertahankan

keberadaan pasar tradisional. Berdasarkan Peraturan Daerah jatim Pasal 6

ayat (7) tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan

Pasar Modern di Provinsi Jawa Timur disebutkan Pasar tradisional yang

memiliki nilai-nilai historis, tidak dapat diubah atau dijadikan pasar modern

kecuali upaya revitalisasi agar menjadi pasar tradisional yang bersih,

teratur, nyaman, aman, memiliki keunikan, menjadi ikon kota, memiliki nilai

sebagai bagian dari industri pariwisata. Aturan ini secara prinsip

menujukkan pasar tradisional tidak bisa dipindah-pindahkan.Karena

keberadaan pasar muncul seiring adanya kesepakatan antara penjual dan

pembeli.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

9

Pasar dinoyo merupakan salah satu pasar tradisional di Malang yang

mempunyai keterkaitan sejarah dengan perkembangan sosial ekonomi

masyarakat Malang. Masyarakat yang tinggal di sekitar Dinoyo lebih

memanfaatkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

sehingga bisa dikatakan pasar dinoyo merupakan bagian penting minimal

secara ekonomi bagi masyarakat dinoyo.

Kondisi saat ini telah beredar wacana penggusuran pasar tradisional

Dinoyo dan akan digantikan sebuah konsep pasar modern atau mall.

Permasalah disini adalah kalimat “modernisasi pasar yang membentuk pasar

modern” dimana pasar Dinoyo dianggap sangat kumuh dan tidak memiliki

sisi estetika sama sekali, padahal sekali lagi pasar Dinoyo merupakan ruang

yang tidak hanya berfungsi sebagai penjual menjual barangnya dan pembeli

membeli barang kebutuhan melainkan definisi sosial dari pasar merupakan

interaksi sosial tiap individu di ruang publik. Sialnya, pihak pemerintah telah

menjadi komprador kapitalisme sehingga melakukan perubahan pasar tanpa

komtemplasi sosial, mengenai dampak sosial yang terjadi dengan adanya

mall.

Dengan membaca analog kejadian tersebut sebenarnya bisa diartikan

terdapat paksaan mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang

pantas dan tidak pantas bagi masyarakat bahwa agresi keberadaan pasar

modern atau mall lebih baik dari pada pasar tradisional dengan rasionalisasi

mall telah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang

berkembang di masyarakat.

Pasar tradisional di kota memang tidak sebanding nilai investasinya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

10

jika dibanding dengan pasar modern. Profit sharing antara investor dan

pemerintah kota pada pasar modern akan menjanjikan devisa bagi

pemerintah. Dalam skala perhitungan pertumbuhan ekonomi, kehadiran pasar

modern seperti mall membawa peningkatan nilai tambah ekonomi secara riil

bagi politik ekonomi lokal. Namun demikian, perpindahan itu telah

menggerus aktifitas ekonomi masyarakat lokal.

Memang dalam perspektif ekonomi modern, pasar modern adalah

salah satu piranti ataupun simbol pembangunan ekonomi, dimana tenaga

kerja, pajak disemaikan secara intens pada pasar modern. Namun Kalau

dianalisis dengan teori konflik borok-borok dari pasar modern akan dapat

dihidangkan. Ini berpangkal dari pertanyaan, Siapa yang mengkonstruksi

untuk apa mengkonstruksi dan siapa yang diuntungkan dalam siklus pasar

modern. Bertitik tolak dari teori konflik, Dahrendorf mendeskripsikan hanya

ada dua golongan dalam analisis konflik, yaitu orang yang berkuasa dan

orang yang dikuasai. Kalau dihubungkan dengan pasar modern, maka orang

yang berkuasa adalah pemilik modal (pedagang), sedangkan orang yang

dikuasai adalah konsumen, pedagang dalam prakteknya adalah orang yang

diutungkan dari proses permainan yang dioperasionalkan pada pasar modern.

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai

keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu

kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau

melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak

menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan

yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

11

masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui

mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas. Secara umum

dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu

tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang

menguntungkan (positif) maupun yang merugikan (negatif).

Pemerintah Kota/Kabupaten merelokasikan pasar tradisional dengan

beberapa alasan. Alasan yang paling utama adalah untuk pembangunan yaitu

demi terciptanya tata kota yang rapi dan indah. Namun pembangunan tersebut

sudah pasti menuai pro dan kontra dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Apalagi banyak dampak yang bisa ditimbulkan dari dan selama proses

pembangunan pasar modern (mall) tersebut. Dampak yang dirasakan bisa

berupa dampak positif dan juga dampak negatif. Hal yang biasa terlihat dalam

proses pembangunan pasar modern adalah terjadinya konflik antara para

pedagang dengan pemerintah dan investor. Kebanyakan dari masyarakat

tersebut masih berpikiran sempit dan tertutup makanya mereka sangat sulit

untuk bisa menerima perubahan.

Pasar-pasar tradisional seringkali dianggap mengganggu ketertiban

dan juga tata ruang kota. Maka dari itu pemerintah merelokasikan pasar

tradisional untuk mendukung pembangunan dalam tingkat kota atau

kabupaten. Sayangnya pembenahan pasar rakyat ini tampaknya sering lebih

sering mengedepankan kepentingan investor ketimbang kepentingan para

pedagangnya sendiri. Harga kios yang tinggi tanpa kompromi kerap membuat

pedagang “alergi” mendengar kata pembenahan. Keadaan ini tidak jarang

akhirnya menimbulkan perselisihan antara pedagang lama dengan investor

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

12

yang ditunjuk pemerintah untuk merevitalisasi pasar tradisional.

Begitupun dengan Pasar Dinoyo, rencana relokasi dan pembangunan

pasar modern (mall) karena dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas, juga

menemui hambatan dan penolakan, baik dari para pedagang di pasar Dinoyo

maupun warga kelurahan merjosari.Para pedagang menolak karena mereka

diharuskan kembali membayar untuk sewa kios, selain itu juga karena

sempitnya lokasi juga menjadi alasan bagi para pedagang untuk pindah.

Sementara itu, warga merjosari juga menolak, salah satu alasannya karena

nantinya dikhawatirkan akan terjadi kemacetan karena jalan di daerah

Merjosari sempit.

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan merenovasi Pasar Dinoyo

dengan dana dari investor, yakni PT Citra Gading Asritama Surabaya. Nilai

investasi yang ditanamkan Rp 191,8 miliar. Sebagai kompensasi, Pemkot

Malang akan mendapatkan dana sebesar Rp 723 juta per tahun. Sedangkan

PT Citra Gading Asritama akan mendapatkan hak pengelolaan selama 30

tahun sebagai kompensasi. Pada perencanaan awal, renovasi dimulai

Desember 2010 dan akan selesai Desember 2012. Para pedagang

mengeluhkan proses renovasi ini. Selain tidak terbuka dan partisipatif dalam

proses perencanaan pembangunan, juga ada kebijakan yang tidak memihak

pedagang. Akibatnya, para pedagang menolak renovasi pasar. Pemerintah

Kota bergandengan dengan investor untuk memuluskan upaya merelokasinya,

sementara itu pedang pasar dinoyo bersatu padu dalam paguyuban pasar

Dinoyo untuk mewakili kepentingannya sebagai sebuah bentuk kompromi

untuk direlokasi ke penampungan Merjosari, karena pedagang percaya

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

13

dengan kata “penampungan sementara” karena sesudah pasar Dinoyo selesai

di pugar mereka akan kembali lagi kepasar terpadu Dinoyo di jalan MT

Haryono.

Dari uraian fenomena diatas, menarik peneliti untuk mengetahui

bentuk resitensi paguyuban pasar tradisional Dinoyo dalam mewakili

kepentingan pedagangan pasar Dinoyo terhadap pembangunan pasar modern

(mall) Dinoyo. Sehingga judul dalam penelitian ini yaitu “Resistensi

Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Terhadap Pembangunan Mall

Dinoyo City”. (studi di paguyuban pedagang pasar Dinoyo kota Malang)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang tersebut diatas maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk resistensi paguyuban pedagang pasar tradisional

terhadap pembangunan mall Dinoyo?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memgetahui bentuk-bentuk resistensi paguyubanpedagang pasar

tradisional terhadap pembangunan mall Dinoyo.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat dan

pengetahuan mahasiswa khususnya Jurusan Sosiologi tentang peran

paguyuban pasar tradisional dalam mengadvokasi pedagang pasar

Dinoyo dan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan

penelitian sejenis.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

14

2. Manfaat Empirik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan

menyumbangkan pemikiran kepada paguyuban pasar tradisional Dinoyo

sebagai salah satu pertimbangan tentang perannya dalam mengadvokasi

para pedagang.

1.5 Definisi Konsep

1.5.1 Pasar

Pasar adalah suatu tempat dimana pembeli dan penjual bertemu

untuk membeli atau menjual barang dan jasa atau faktor-faktor produksi.

Pasar mempunyai lima fungsi utama. Kelima fungsi tersebut menurut

Sudarman (1989) adalah:

a. Pasar menetapkan nilai (sets value). Dalam ekonomi pasar, harga

merupakan ukuran nilai.

b. Pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya harga-harga faktor

produksi di pasar, maka akan mendorong produsen (entrepreneur)

memilih metode produksi yang efisien.

c. Pasar mendistribusikan barang. Kemampuan seseorang untuk

membeli barang tergantung pada penghasilannya.

d. Pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan (rationing).

Penjatahan adalah inti dari adanya harga.

e. Pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang

akan datang

f. Istitah pasar banyak mendapatkan perhatian selama bertahun-tahun.

Pada dasarnya pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

15

untuk melakukan pertukaran atas barang dan jasa. Selain itu, pasar

dapat pula diartikan sebagai himpunan para pembeli aktual dan

potensial dari suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari

semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan

tertentu yang sama.

Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu melaksanakan

pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

(Rismayani, 1999).Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa

pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka

atau tertutup atau sebagian badan jalan.Selanjutnya pengelompokkan

para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan

kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun permanen (Sujarto

dalam Sulistyowati, 1999).

Berdasarkan pengertian pasar sebagaimana telah dikemukakan di

awal, yakni tempat bertemunya pembeli dan penjual, maka dapat dilihat

secara umum instrumen pasar terdiri dari perspektif pengelola, maka

pasar di satu sisi dapat dilaksanakan oleh pemerintah dan dapat juga

dilaksakan oleh pihak swasta. Dilihat dari instrument pengelolaan ini,

yang digolongkan dengan pasar modem adalah seperti Mall, Plaza,

Supermarket maupun Mega Market. Baik pemerintah maupun swasta

sebagai pengelola pasar, menawarkan tempat berjualan dimaksud kepada

pedagang dan melaksanakan perawatan pasar (Bustaman, 1999).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

16

1. Pasar tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan

Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan

tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh

pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan

usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang

dagangan melalui tawar menawar.1

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi, dalam hal mana organisasi pasar

yang ada masih sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang

rendah, lingkungan fisik yang kotor dan pola bangunan yang sempit

(Agustiar, dalam Fitri, 1999).Pasar tradisional dibangun dan dikelola

olehpemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara

dan Badan Usaha Milik Daerah. Dalam penelitian ini juga dipaparkan

beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu:

a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari

kawasan sekitarnya.

b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian,

perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pacar tersendiri, yang

membedakannya dari pasar modern.

d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita

1Presiden Republik Indonesia. 1960. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria. Jakarta

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

17

sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha

untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki

keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen.

e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang

cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai.

Kekuatan pasar tradisional dapat ditihat dari beberapa aspek.

Aspek-aspek tersebut di antaranya harganya yang lebih murah dan bisa

ditawar, dekat dengan permukiman, dan memberikan banyak pilihan

produk yang segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman berbelanja

yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegang secara langsung

produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya

hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa

kelemahan.Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal

kelemahannya.Kelemahan itu antaralain adalah kesan bahwa pasar

terlihat becek, kotor, terlalu padat lalu lintas pembelinya.Ditambah lagi

ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, di mana

wanita di perkotaan umumnya berkarir sehingga hampir tidak memiliki

waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional (Esther dan Didik, 2003).

Selain kelemahan-kelemahan di atas, faktor desain dan tampilan

pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang,

promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta

optimalisasi pemanfaatan n,iang jual merupakan kelemahan terbesar

pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modem

(Ekapribadi. W, 2007).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

18

Dalam hal mata rantai pasokan, 40% pedagang menggunakan

pemasok profesional, sementara 60% lainnya mendapatkan barangnya

dari pusat-pusat perkulakan. Hampir 90% pedagang membayar tunai

kepada pemasok.Keadaan ini berarti bahwa pedagang di pasar tradisional

sepenuhnya menanggung resiko kerugian dari usaha dagangnya.Ini

berbeda dengan supermarket yang umumnya menggunakan metode

konsinyasi atau kredit.Terkait dengan modal usaha, 88% pedagang

menggunakan modal sendiri yang berarti minimnya akses atau keinginan

untuk memanfaatkan pinjaman komersial untuk mendanai bisnisnya.Hal

ini bisa menjadi hambatan terbesar dalam memperluas kegiatan bisnis

mereka (Suryadarma, dkk. 2007).

1.5.2Pedagang

Pedagang adalah orang yang melakukan usaha dengan modal relatif

sedikit, berusaha di bidang produksi dan penjualan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan kelompok tertentu dan dilaksanakan pada tempat-

tempat strategis dalam suasana lingkungan yang informal di dalam

masyarakat.2 Dalam aktivitas perdagangan atau dalam istilah ekonomi,

pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau

barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.3

Dari perspektif Sosiologi Ekonomi, membedakan pedagang

berdasarkan penggunaan dan pengeolaan pendapatan yang dihasilkan dari

perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Menurut Geertz

2 Siwarini, Aryati. 2009. Kajian Pedagang di Pasar Sore dan Kontribusi Hasil Terhadap

Pendapatan Keluarga di Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan Kota Surabaya.Skripsi tidak

diterbitkan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya hal.20 3Dmsar.2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group. Hlm. 106

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

19

dkk, dari studi Sosiologi ekonomi tentang pedagang dapat disimpulkan

pedagang terbagi atas:4[23]

1. Pedagang Profesional yaitu pedagang yang menganggap hasil dari

aktivitas perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi

ekonomi keluarga. Pedagang distributor, pedagang eceran termasuk

didalam kategori pedagang profesional.

2. Pedagang Semi Profesional adalah pedagang yang menganggap hasil

dari aktivitas perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi

keluarga. Namun, jika pada lapisan masyarakat yang sedang

berkembang (menengah kebawah) aktivitas perdagangan tersebut tidak

dilakukan, maka bisa saja akan mengganggu, menggoncang stabilitas

ekonomi keluarga.

3. Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau

barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi

rumah tangga. Atau dengan kata lain, pedagang seperti ini menjual

sebuah produk sesuai dengan pekerjaan yang terpengaruhi lingkungan

atau daerah tempat tinggal. Hasil dari aktivitas perdagangan tersebut

adalah untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan rumah tangga.

4. Pedagang Semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan

karena hobi atau hanya untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini

tidak mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana memperoleh

uang, mungkin saja sebaliknya pedagang tersebut memperoleh kerugian

dalam berdagang.

4[23]

Ibid. Hlm. 107

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

20

1.5.3 Gemeinschaft (paguyuban)

Gemeinschaft adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang anggota-

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah

serta bersifat kekal. Gemeinschaft digambarkan sebagai kehidupan bersama

yang intim, pribadi, dan eksklusif, dan juga merupakan keterikatan sejak

lahir. (contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dll)

Gemeinschaft ada 3 jenis (menurut Tonnies):

a. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)

b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place)

c. Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind)

1.5.4 Gesellschaft (patembayan)

Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka

waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka

(imaginary), serta bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan

dengan sebuah mesin. (Contoh: hubungan perjanjian yang berdasarkan

ikatan timbal-balik (berdasarkan keahlian) perbedaannya adalah,

gemeinschaft, individu tetap bersatu meskipun terdapat berbagai faktor yang

memisahkan mereka, sedangkan dalam gesellschaft individu pada dasarnya

terpisah kendatipun banyak faktor pemersatu.

1.5.5 Pembangunan

Pembangunan adalah suatu proses yang dilakukan secara terus-

menerus dalam rangka memperbaiki indikator sosial maupun ekonomi pada

suatu wilayah dari waktu ke waktu (Gunawan Sumodiningrat, 2009: 6).

Disamping itu pembangunan juga merupakan suatu proses yang multi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

21

dimensional yang menyangkut perubahan-perubahan penting dalam suatu

struktur, sistem sosial, ekonomi, sikap masyarakat, dan lembaga-lembaga

nasional, akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan angka

pengangguran, dan pemberantasan kemiskinan (Todaro,1997).

Sebelumnya, perencanaan pembangunan dan seluruh agenda

pembangunan ditentukan oleh pemerintah berdasarkan asumsi pejabat atas

prioritas dan kebutuhan masyarakat. Keadaan ini membuat masyarakat

cenderung bersikap pasif terhadap berbagai permasalahan pembangunan dan

cenderung melahirkan anemo masyarakat yang tidak terlalu peduli akan

masalah pembangunan sehingga ada anggapan bahwa perencanaan

pembangunan daerah hanya merupakan tanggungjawab pemerintah saja dan

kalau pun ada aspirasi masyarakat, itu hanya dianggap sebagai sumbang

saran yang tidak mengikat.

Akibat dari strategi perencanaan yang bersifat sentralistik tersebut,

berbagai masalah timbul kehadapan masyarakat antara lain pembangunan

yang dilaksananakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga

selain hasilnya masih dirasakan kurang mengangkat kualitas hidup

masyarakat dan menjadi terbengkalai karena kurang mendapat respon positif

dari mayarakat.

Seperti yang dikemukakan oleh Mochtar Mas’ud (dalam Afifuddin:

70). bahwa pada era orde baru strategi pembangunan bertumpu pada

pengejaran efisiensi daripada partisipasi. Sehingga pada saat itu

perencanaan pembangunan atau pemerintah dihadapkan kepada dua pilihan

strategi pembangunan yang dilematis, prioritas produktivitas atau prioritas

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

22

demokrasi.Yang mana keduanya bersifat “zero sum game”, artinya jika

salah satu yang dipilih yang satunya harus dipinggirkan.

Pemerintah pada saat itupun memilih produktivitas dengan keyakinan

bahwa demokrasi akan tercapai dengan sendirinya tatkala produktivitas

menghasilkan tingkat kemakmuran tertentu bagi rakyat seperti halnya yang

diterapkan di negara Jepang, Korea selatan, dan Singapura.Namun, strategi

tersebut terbukti gagal total.

Pembangunan yang menekan partisipasi dan demokrasi bukan hanya

menyebabkan implosi (ledakan ke dalam) namun juga eksplosi (ledakan

keluar).Akibat riilnyaadalah krisis yang berlangsung 1997 yang disusul

dengan jatuhnya rejim orde baru.

Seiring dengan gerakan reformasi yang bergulir di Indonesia pada

pertengahan tahun 1998, pemerintah dituntut untuk melakukan perombakan

sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dulunya bersifat sentralistik

menuju pada desentralisasi.Mulai dari kelembagaan, manajemen, serta

perilaku para aparatur pemerintahan. Salah satu kebijakan yang kemudian

diterapkan adalah dengan menerapkan sistem otonomi daerah dimana

daerah diberikan pelimpahan kewenangan untuk mengurus, menata, dan

mengatur daerahnya sendiri dengan asumsi bahwa daerah lebih

mengetahui/memahami potensi, kebutuhan dan segala permasalahan yang

ada di daerah yang bersangkutan serta dalam rangka percepatan pelayanan

kepada masyarakat dan menyerap aspirasi masyarakat setempat.

Pelaksanaan otonomi daerah dimulai ditetapkannya UU No. 22 tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.25 tentang Perimbangan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

23

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang berlaku sejak 1 Januari

2001. Dan untuk saat ini kedua undang-undang yang sangat penting dan

strategis sifatnya bagi sistem pemerintahan di daerah tersebut kemudian

diubah sebagaimana yang telah diundangkan dalam UU No.32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang pada

dasarnya tetap mempertahankan format umum otonomi daerah, namun

memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat untuk menjamin konsistensi kebijakan secara nasional.

Dengan adanya undang-undang tersebut sebagai payung hukum dari

pelaksanaan pemerintahan di daerah maka diharapkan bahwa

penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan lebih cepat dalam hal

pemberian pelayanan kepada masyarakat, efektif dan efisien.Salah satu

wujud dari penyelenggaraan pemerintahan itu adalah melalui pelaksanaan

pembangunan daerah.

Melalui UU No.32 tahun 2004 ini, bangsa Indonesia secara tegas

menghendaki agar ditengah euforia reformasi, sistem yang sentralistik

menuju desentralistik, pemerintah daerah harus mengarahkan berbagai hal

dalam rangka implementasi kebijakan otonomi daerah pada percepatan

perwujudan kesejahteraan masyarakat melalui kualitas pelayanan publik,

pemberdayaan masyarakat, dan optimalisasi pembangunan peran serta dan

tanggungjawab masyarakat terhadap pembangunan (partisipasi masyarakat

dalam pembangunan). Suatu skema baru otonomi daerah, yang di dalamnya

termuat semangat melibatkan masyarakat, dengan menekankan bahwa

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

24

kualitas otonomi akan ditentukan oleh sejauh mana keterlibatan masyarakat.

Maka dengan sendirinya harus ditunjukkan adanya saluran aspirasi

masyarakat sejak dini. Dari sini dapat kita lihat bahwa sudah seharusnya

bahwa ide awal dari proses pembangunan harus menyertakan masyarakat

dalam perumusannya.

Makna perumusan ini merupakan proses perumusan yang umum,

dimana pada rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan pokok-pokok

harapan, dan kepentingan dasarnya.

1.5.6 Tinjuan Umum Tentang Resistensi

Perlawanan merupakan simbol dan realitas keberdayaan pedagang

pasar sebagai masyarakat sipil menghadapi ketidakpekaan pemerintah kota

dalam mengelola ruang dan kebijakan. Secara harfiah resistensi adalah

“perlawanan atau menentang”. Berasal dari bahasa Inggris yaitu Resist.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah semua tindakan yang menolak atau

melawan baik itu bersifat formal atau non formal jika tidak menyetujui apa

yang sudah berjalan bisa dikatakan resistensi. Resistensi terhadap

pemerintah artinya merupakan penentangan atau perlawanan terhadap

kebijakan pemerintah.

1.6 Metode Penelitian

Tipe penetitian ini adalah tipe penelitian deskriptif.Menurut Moleong

dalam buku Metode Penelitian Kualitatif disebutkan bahwa tipe penelitian

deskriptif data-data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka-angka.Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode

kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

25

kunci terhadap apa yang sudah diteliti. (Moleong, 2007:11)

1.6.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

(Sugiyono, 2008:1)

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti menemukan keadaan yang

sebernarnya dari objek yang diteliti.Dalam penelitian ini lokasi yang ditentukan di

kediaman atau lokasi kerja pedagang yang dijadikan sebagai responden atau

informan dalam penelitian ini. Lokasi kerja pedagang berada kelurahan Dinoyo di

kecamatan Lowokwaru Kota malang.

1.6.3 Subjek Penelitian

Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,

kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial. (Hamidi, 2004:75). Unitanalisis

dalam penelitian ini adalah anggota dan perangkat paguyuban pasar tradisional

Dinoyo.Dalam penelitian kualitatif ini peneliti memilih tehnik Purposive

Sampling, yaitu , yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimaksudkan agar tidak

terjadi pelebaran pertanyaan ataupun data yang diberikan sesuai dengan tujuan

penelitian. Dimana dalam penelitian yang akan dilakukan, sudah menentukan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

26

sasaran informan yang ingin digali informasinya untuk memenuhi atau

melengkapi data penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dalam aplikasinya

dilapangan tidak mengalami pelebaran dalam mencari data dan juga data yang

diberikan sesuai dengan tujuan dari penelitian.

1.6.4 Sumber Data

Sumber data dapat dibedakan menjadi dua, data primer dan data sekunder

yaitu :

1. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari

subyek yang diteliti, dengan cara wawancara langsung dan observasi

langsung di lokasi penelitian. Peneliti menggunakan data primer

dikarenakan jika informasi yang didapat secara langsung akan lebih

aktual, dalam hal ini data yang diperoleh sesuai kenyataan yang

sebenar-benarnya. Alasan peneliti menggunakan sumber data primer

adalah untu memperoleh informasi langsung dan aktual, dalam hal ini

peneliti mengambil data dari masyarakat sekitar Gang Dolly demi

memperoleh kebenaran data yang diinginkan.hasil data primer yang

didapatkan dari subjek dilapangan, merupakan data yang didapat

melalui wawancara langsung kepada subjek yang bersangkutan.

Subjek-subjek ini didapatkan melalui proses snow ball, dimana teknik

snow ball ini digunakan dikarenakan peneliti tidak berdomisili di

lingkungan tersebut, sehingga akan mengalami kesulitan jika tidak

menggunakan taknik snow ball sebagai alat untuk menetukan subjek

penelitian.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

27

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan

dokumen-dokumen yang dianggap penting dan berkaitan dengan

penelitian ini.Dokumen-dokumen dalam penelitian ini berupa teks -

teks yang dapat ditafsirkan lebih lanjut. Teks- teks ini berbentuk arsip,

statistik, hasil laporan, buku- buku, koran harian, website, ataupun

hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap permasalahan

(berkaitan) dengan penelitian ini.

Dokumen- dokumen berupa buku berguna untuk mendapatkan

data tentang sejarah kota Makassar dan sejarah Pasar Pa’beng-baeng

yang berada di Kelurahan Jongaya itu. Untuk mengisi data- data

statistik yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan buku- buku

yang berasal dari Biro Pusat Statistik sebagai penunjangnya. Selain itu,

juga terdapat data dari koran harian dan website yang digunakan

sebagai penunjang kekuatan informasi dalam penelitian ini.

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara- cara yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi atau data yang akurat sehingga

dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu penelitian sosial yang ilmiah. Adapun

cara- cara tersebut dapat dibagai atas tiga bagian, yakni melalui: wawancara

mendalam atau indept interview , observasi atau pengamatan, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan

wawancara tidak terstruktur, sesuai dengan urutan wawancara, dan tidak

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

28

memakai sistem angket atau kuesioner.Teknik wawancara mendalam

berguna untuk memperoleh data dengan jalan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk mendapatkan

penafsiran yang utuh tentang suatu informasi.Dalam teknik ini, yang

paling ditekankan adalah komunikasi antara peneliti dengan informan

berjalan lancer dan tidak terkesan formal. Untuk memperoleh validitas

data, wawancara dilakukan secara berulang terhadap informan yang

berbeda dengan item atau masalah yang sama. Dengan demikian,

diharapkan data- data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan

kevaliditasannya. Selain itu, untuk mendukung kevaliditan data, dalam

pengertian yang diungkapkan oleh K. Yin (2003), penelitian ini

menggunakan dua tipe wawancara, yaitu: wawancara yang bertipe open -

ended dan wawancara terfokus. Wawancara openended dilakukan dengan

bertanya secara langsung kepada informan kunci tentang suatu peristiwa

tertentu dan opini atau pendapat mereka tentang hal tertentu

tersebut.Seperti pendapat pedagang (secara individu) tentang pihak

pemerintah, investor, ataupun tentang masyarakat Makassar Khususnya

Kelurahan Jongaya Kecamatan Tamalate.

Sedangkan wawancara terfokus dilakukan dalam jangka waktu terbatas

(satu jam atau dua jam), walaupun masih bersifat open- ended tetapi tidak

mengikuti serangkaian daftar pertanyaan tertentu dari protokol wawancara

yang telah disiapkan.Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan

data pendukung terhadap fakta- fakta tertentu (K. Yin, 2003). Dengan

teknik ini, peneliti dapat memperoleh komentar-komentar yang segar dari

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

29

informan tentang sesuatu hal yang mendukung data, seperti perbandingan

tipe pemerintahan daerah Makassar dengan Sulbar-Sultar atau antara

karekteristik orang Makassar asli yang selama ini dipahami oleh para

pedagang. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik ini untuk

mendapatkan data yang valid.

Dengan berpura- pura tidak mengerti tentang kondisi pendapat

pemerintah tentang pedagang, peneliti mendapatkan data tentang apa yang

dirasakan pedagang dan pendapat mereka (pedagang) tentang pemerintah

dan investor, misalnya sulitnya mendapatkan informasi dari pihak

pemerintah dan investor. Hal serupa juga dilakukan peneliti terhadap

pemerintah dan investor (sebagai subyek) dan pedagang sebagai obyek.

b. Observasi

Observasi adalah teknik atau cara pengumpulan data melalui

pengamatan terhadap fenomena - fenomena sosial dan gejala- gejala alam

(Kartono, 1996). Menurut Faisal (2001), pengamatan dapat juga dilakukan

terhadap benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses, dan penampilan

tingkah laku seseorang. Observasi yang dilakukan adalah observasi

langsung (K. Yin, 2003).Di mana peneliti melakukan kunjungan langsung

ke lapangan berkaitan dengan perilaku atau kondisi lingkunngan yang

relevan dengan maksud penelitian ini sebagai tambahan dimensi- dimensi

baru dalam konteks memahami fenomena yang diteliti tersebut.

Observasi yang dilakukan bisa bersifat formal maupun kurang formal

(K. Yin, 2003).Observasi formal dilakukan untuk mengukur peristiwa tipe

pelaku tertentu dalam periode waktu tertentu di lapangan. Sedangkan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

30

observasi kurang formal dilakukan selama melangsungkan kunjungan

lapangan, termasuk kesempatan- kesempatan selama pengumpulan bukti

yang lain (wawancara dan dokumentasi).

Dalam hal penelitian ini, observasi formal dilakukan pada saat

pedagang sedang melakukan transaksi jual beli di pasar Pa’baeng-

baeng.Kebanyakan pengamatan ini dilakukan pada waktu siang hari.

Dengan harapan, observasi yang dilakukan akan lebih menyeluruh, karena

dapat melihat kondisi pedagang secara holistik ketika melakukan interaksi

sosial dengan masyarakat lainnya, dan dengan sesama pedagang dari

beragam tingkatan penghasilan dan modal yang mereka miliki. Sedangkan

observasi non formal dilakukan pada waktu peneliti melakukan kegiatan

wawancara di lapangan dengan pedagang.Dan kebanyakan observasi ini

difokuskan pada kondisi sosial yang dihadapi pedagang ketika mereka

harus mencari nafkah ditempat yang “tidak memadai”.

Berbeda dengan pedagang, observasi terhadap pemerintah dan investor

dilakukan dalam ondisi non formal, yaitu di saat peneliti melakukan

wawancara dengan pihak pemerintah dan investor. Walaupun ada observasi

formal yang dilakukan, porsinya minim, karena beberapa kendala,

diantaranya: lingkungan birokrat yang resmi, tidak memungkinkan peneliti

untuk bebas bergerak di kantor - kantor tersebut, ditambah dengan

pandangan curiga kalangan birokrat ketika mendapati orang baru yang

masuk begitu saja ke kantor mereka tanpa ada yang dicari (hanya melihat-

lihat).

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

31

1.8 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan

secara terus menerus.Miles dan Habeman (1984) menyatakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, hingga sampai pada data yang jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan penarukan kesimpulan, yakni :

a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang

diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan

perumusan masalah dan tujuan penelitian.Dalam pengumpulan data ini

peneliti mengumpulkan data yang terkait dengan judul penelitian yaitu

peranan paguyuban pasar tradisional terhadap keberadaan pasar modern.

b. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, keabstrakan dan transformasi data awal yang muncul

dari catatan dilapangan. Peneliti mengedit data dengan cara memilih

bagian data untuk dikode, dipakai dan yang diringkas serta dimasukkan

dalam kategori yang diteliti. Reduksi data dilakukan secara terus menerus

selama penelitian dilakukan.

c. Penyajian Data

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/33756/2/jiptummpp-gdl-ikhwanulmu-43374-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang . ... Modernisasi dan globalisasi

32

Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberi

deskripsi menuju penarikan kesimpulan.Penyajian data harus mempunyai

relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan

disajikan secara sistematis.

d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari

kegiatan penelitian karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses

penarikan kesimpulan ini bermaksud untuk menganalisis, mencari makna

dari data yang ada sehingga dapat ditemukan dalam penelitian yang telah

dilakukan.

Gambar 1.1

Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Haberman (Sugiyono, 2010:183)

Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan

Kesimpulan

Pengumpulan

Data