Upload
phamnguyet
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim yang mempunyai garis pantai
terpangjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia
dengan panjang garis pantai 95. 181 km. Wilayah laut dan pesisir Indonesia
mencapai ¾ wilayah Indonesia (5,8 juta km dari 7.827 km).1 Wilayahnya yang
beragam sumber daya alam yang telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia
sebagai sumber utama, khususnya protein hewani. Selain itu menyediakan
transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agro bisnis dan agro industri,
rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan
limbah.
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang potensial, namun pemanfaatan
saat ini terdapat kecenderungan yang mengancam kapasitas berkelanjutan
(sustainable capacity) dari ekosistem tersebut. Perubahan pola hidup
masyarakat yang sebelumnya agraris menjadi industrialis saat ini mengalami
simpang siur dari berbagai isu politik lainnya. Dalam pembangunan
berkelanjutan baik lahan, tata kota, bisnis, hingga masyarakat yang berprinsip
dapat “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
1Ruchyat Deny Djakapermana. Penataan Ruang,Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pembangunan
Kawasan. (Jakarta: Sekretaris Direktorat Jendral Kementerian PU, 1999), 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
kebutuhan generasi masa depan”.2 Menurut asumsi sementara peneliti saat
berada dilapangan, ada faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana menyelaraskan isu-isu
lingkungan, baik terkait dengan bencana atau kemerosotan lingkungan dengan
proses pembangunan di Indonesia pada umumnya dan hkususnya di kota
Surabaya pasca pembangunan pelabuhan Teluk Lamong.
Teluk Lamong menjadi suatu percontohan konsep pembangunan
pelabuhan pertama kali di Indonesia, salah satunya berupa konsep Green Port
yang berbeda dengan semua teluk pelabuhan di Indonesia. Green Port
melayani kapal peti kemas domestik dan internasional. Menurut catatan
laporan dermaga dikutip oleh peneliti. Investasi untuk pembangunan terminal
Teluk Lamong mencapai Rp 3,4 triliun bagian dari pembangunan
berkelanjutan. Teluk ini menjadi konsep pembangunan pertama, teluk pertama
kali ramah lingkungan dan tidak berpolusi. Sebab, teluk itu dibangun jauh dari
hunian masyarakat. Jarak antara pintu masuk jalan raya Tambak Osowilangun
dengan dermaga sekitar 4 kilometer. Ukuran dermaganya lebar, yakni, 500x 80
meter. Luas lapangan peti kemasnya mencapai 15,86 hektare. Lapangan barang
curah keringnya seluas 10 hektare. Panjang jalan lintasan mencapai 1.330 x 30
meter. Jembatan menggunakan tiga lajur, masing-masing 800 x 12,5 meter.
Terminal ini terlihat megah. Kapasitas untuk peti kemas domestik sebesar 342
ribu TEUs. Kapasitas dermaga Internasional sebesar 435 ribu TEUs. Kecepatan
2 Brundtland, Building the Green Movement (London : GMP, 1987), 76-77.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
bongkar mencapai 20 boks/jam/crane untuk peti kemas domestik dan 30
boks/jam/crane untuk iga crane.3
Terminal Teluk Lamong akan tampak makin megah dan modern, setelah
dibangun flyover dan monorel pada tahap II selanjutnya. Infrastruktur tersebut
makin mempercepat jalur distribusi logistik nasional Terminal semi otomatis
ini menggunakan lampu penerangan umum (PJU) dengan solar cell dan wind
turbine. Sistem pembayaran uang jasa menggunakan sistem elektrik. Terminal
baru dengan konsep baru dan modern itu dikerjakan anak-anak muda
Indonesia.4
Pantai merupakan daerah perbatasan daratan dan lautan. Daerah ini
terdapat beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan morfologi
seperti angin, gelombang, arus, pasang surut. Permasalahan yang dapat terjadi
adalah erosi pantai dan sedimentasi. Adapun sebab terjadinya erosi pantai
dikelompokan menjadi dua yaitu pertama; sebab yang terjadi secara alamiah
dan, kedua karena aktifitas manusia. Wilayah pantai disekitar dermaga Teluk
Lamong juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan. Salah
satunya adalah kegiatan pelabuhan.
Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur saat ini tidak mencukupi untuk
kapasitas bongkar muat. Karena pelabuhan disaat itu tidak melakukan
pengembangan lahan, maka direncanakan untuk reklamasi di wilayah Teluk
Lamong. Kebijakan reklamasi tersebut membawah sisi negatif dan positif.
Perubahan itu terindikasi pola arus pasang surut dan sedimentasi di Teluk
3 Radar Surabaya. (Rabu, 14 Mei 2014, 09:00).
4 Radar Surabaya. (Rabu, 04 Mei 2014 dan Ahad, 13 November 2016 07:30).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Lamong. Terjadinya sedimentasi akan berdampak pada pedangkalan alur
pelayaran di Selat Madura. Karena Teluk Lamong merupakan muara dari
beberapa sungai sehingga laju sedimentasi akan bertambah.5
Salah satu bentuk dari kemerosotan pembangunan itu teridentifikasi
berupa dampak lingkungan pada ruang hidup nelayan, berakibat banjir
musiman, air pasang laut naik kepemukiman warga dikarenakan pendangkalan
pantai bekas urukan pasir Teluk Lamong kelaut. Dampak secara biologi,
hilangnya habitat laut berupa kerang, jenis udang, piting disekitar muara pantai
disebabkan kerusakan sistem. Dampak jangka panjang ketidak seimbangan itu
menganggu ekologi sistem pantai, berupa terumbu karang laut akan menjadi
mati dan secara ekonomi juga mengurangi pendapatan para nelayan di sekitar
laut pesisir kota Surabaya antara lain: laut Tambak Osowilangun, laut
Romokalisari, laut Kalianak, laut Kenjeran disekitar wilayah beroprasinya
demarga Teluk Lamong.
Berangkat dari permasalahan diatas, peneliti mencoba melakukan
penelitian dilapangan yang terkait dengan mengkaji pandangan masyrakat
pesisir kota dan organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia)
mengenai reklamasi Teluk Lamong bertaraf kelas Internasional. Maka, dengan
demikian kajian peneliti ini, peneliti mengajukan judul penelitian berjudul:
“Reklamasi Teluk Lamong dalam Pandangan KNTI (Kesatuan Nelayan
Tradisional Indonesia) dan Masyarakat di Pesisir Kota Surabaya”.
5 Lihat pada dokumentasi (gambar 3) secara fisik materiel, tanah dipermukaan laut akan mengalami
pendangkalan disebabkan karena kegiatan atau aktivitas proyek pelabuhan Teluk Lamong
pengurukan pantai, muara dan pulung laut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
permasalahan pokok yang menjadi kajian peneliti adalah :
1. Bagaimana pandangan organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia) dan masyarakat di pesisir mengenai reklamasi pesisir Kota
Surabaya?
2. Bagaimana upaya organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia) dalam penyelamatan ruang hidup nelayan di sekitar dermaga
Teluk Lamong mengenai reklamasi pesisir di Kota Surabaya?
C. Tujuan Penelitian :
Dengan mengacu pada rumusan masalah di muka, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan pandangan organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan
Tradisional Indonesia) masyarakat di pesisir mengenai reklamasi pesisir
Kota Surabaya
2. Untuk memahami upaya organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia) dalam penyelamatan ruang hidup nelayan di sekitar dermaga
Teluk Lamong mengenai reklamasi pesisir di Kota Surabaya?
D. Manfaat Penelitian :
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Segi Teoritis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
a. Memperkaya khazanah keilmuan tentang konsentrasi kebijakan
pembangunan dermaga Teluk Lamong dalam pandangan KNTI
(Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) di Pesisir Kota Surabaya.
b. Untuk mengetahui dampak pembangunan dermaga Teluk Lamong
dalam pandangan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) di
Pesisir Kota Surabaya.
c. Untuk memahami fenomena reklamasi dan isu-isu konflik
pembangunan dermaga Teluk Lamong di kota Surabaya.
2. Segi Praktis
a. Mengetahui teknis dan prosedur kebijakan pembangunan dermaga
Teluk Lamong dalam pandangan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia) di Pesisir Kota Surabaya.
b. Mengetahui dampak kebijakan pembangunan dermaga Teluk Lamong
dalam pandangan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) di
Pesisir Kota Surabaya.
c. Mengetahui masukan-masukan yang penting pada perencana
pembangunan, baik dari pemerintah dan untuk masyarakat dalam
memprediksi putusan yang tepat dalam membuat kebijakan tata ruang
yang tepat berbasis Green Deen.
E. Definisi Konseptual
Menurut peneliti, untuk memudahkan pemahaman alur berpikir
penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan definisi operasional dalam bahasa
tertulis sebagai berikut :
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
1. Reklamasi
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 52 Tahun 2011
menyebutkan bahwa, reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau
pesisir yang mengubah garis pantai dan atau kontur kedalaman perairan. Buku
Pedoman Reklamasi Pesisir (2005), reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan
oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau
dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan,
pengeringan lahan atau drainase. Reklamasi merupakan usaha perbaikan atau
pengembalian kondisi lahan yang sudah rusak ke kondisinya semula, yaitu
dalam hal kesuburan dan produktivitasnya.
Secara harfiah, reklamasi (Inggris: reclamation) adalah “the procces of
reclaiming something from loss or from a less useful condition.”6 (proses
memperoleh kembali sesuatu dari kehilangan atau dari suatu keadaanyang
kurang bermanfaat). Jadi, reklamasi pantai adalah proses pembentukan lahan
baru di pesisir atau bantaran sungai, dengan tujuan menjadikan kawasan berair
yang rusak atau tidak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat.
2. Teluk Lamong
Teluk Lamong adalah pelabuhan kapal bertaraf Internasioal yang
beroprasi dibawah induk perusahan PT. Pelindo III serta berada dan beroprasi
di selat pantai dan lautan dua perbatasan Teluk kota Surabaya dan perbatasan
Teluk kota Gresik.
6 http:/en.wikipedia.org/wiki/reclamation, (Senin, 07 November 2016, 20.50).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Mengenal istilah Teluk Lamong dalam kajian ini, peneliti mencoba
mengkaji fenomena yang sedang terjadi disekitar kawasan reklamasi pantai
berupa perluasan daerah pesisir pantai Teluk Lamong, melalui rekayasa teknis
untuk pengembangan kawasan baru dengan konsep reklamasi pantai untuk
kebutuhan pelabuhan.7
3. KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia)
KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) sebuah organisasi
independent bagi para nelayan di Indonesia pada umumnya. Organisasi KNTI
merupakan suatu organisasi berpusat di Jakarta dan disetiap wilayah daerah di
Provensi seluruh Indonesia memiliki cabang-cabang organisasinya, struktur
organisasinya disebut DPW (Dewan Pimpinan Wilayah), seperti DPW di Jawa
Timur sektariat bertempat di Kota Surabaya. Jadi, misi utama KNTI dalam
masalah lingkungan pesisir Kota Surabaya, KNTI berupaya dalam
penyelamatan ruang hidup nelayan dan masyarakat pesisir kota Surabaya di
sekitar areal terdampak reklamasi.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan pelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif,
karena menurut peneliti pendekatan ini sangat relevan untuk melihat
7 Menurut peneliti, pelabuhan di Jawa Timur saat ini tidak mencukupi untuk kapasitas bongkar muat
dengan tingginya angka permintaan pasar dunia melalui kerjasama luar negeri, dikarenakan
tinginya barang impor masuk kedalam. Hingga sampai saat ini pelabuhan di Surabaya Tanjung
Perak tidak lagi mencukupi dan sudah mencapai over luod barang, karena itu pencanagan
pembangunan konsep pantai marak dibicarakan dan direncanakan, salah satunya pembangunan
pantai di wilayah Teluk Lamong.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
fenomena reklamasi, dan pembangunan pelabuhan Teluk Lamong apalagi
dampak lingkungan masyarakat nelayan hingga sosialnya. Artinya bagimana
melihat realita persoalan yang ada dan telah berkembang hingga saat ini yang
terjadi di masyarakat.
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian yang
digunakan oleh peneliti nantinya mencoba mendeskripsikan atau menjelaskan
peraturan-peraturan yang ada dan saat ini berlaku sebagai hukum positif.
Analisis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini nantinya termasuk
menggunakan data kualitatif lebih bersifat menjelaskan atau menggambarkan
mengenai temuan-temuan data lapangan serta didukung dengan data
sekundernya berupa peraturan-peraturan yang masih dianggap berlaku,
kemudian dikaitkan dengan kenyataan masalah lingkungan dan sosial yang
sedang dihadapi oleh masyarakat pesisir kota.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan
Tradisional Indonesia) pengurus tingkat Wilayah Jawa Timur berdomisili di
Kota Surabaya. Adapun waktu dalam penelitian ini adalah membutuhkan
waktu ± 2 Bulan dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti saat dilapangan.
3. Pemilihan Subjek Informan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Subjek penelitian ini adalah Pengurus dan anggota KNTI (Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia), serta warga masyarakat pesisir Kota
Surabaya meliputi warga atau nelayan berasal dari pesisir laut Kelurahan
Tambak Osowilangun; warga dan nelayan dari pesisir laut Branjangan, warga
dan nelayan dari pesisir laut Romokalisari, warga dan nelayan dari pesisir laut
Kalianak dan warga dan nelayan dari pesisir laut Kenjeran.
Sasaran penentuan lokasi informan tersebut menjadi pilihan peneliti
melalui snowball sampling, karena sebagian besar dari informan warga
masyarakat disekitar telah merasakan dampaknya secara langsung dari
pembangunan reklamasi pantai oleh Terminal Teluk Lamong PT. Pelindo III.
Sehingga peneliti memilih informan secara acak, bertujuan untuk mengetahui
keunikan-keunikan temuan tertentu dari perbedaan geografisnya. Peneliti
dalam menetukan sampel atau informan menggunakan teknik snowball
sampling, yaitu teknik penetuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar, sehingga memudahkan peneliti untuk memilih dan menyeliksi
penentuan informan penelitian. Berikut nama-nama informan dapat dilihat
pada Tabel 1.1 dibahwah ini:
Tabel 1.1 Nama Informan
Informan Penelitian
No Nama Alamat Keterangan
1 Misbachul Munir Kenjeran Pengurus pusat KNTI
2 Urip Tambak Osowilangun Masyarakat
3 Wahyudi Tambak Osowilangun Petani Tambak
4 Sonto Branjangan Masyarakat Nelayan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
5 Warsini Branjangan Masyarakat
6 Tar Branjangan Nelayan
7 Faridah Rumokalisari Nelayan Perempuan
8 Jailani Rumokalisari Nelayan Rumokalisari
9 Selamet Kenjeran PKL di Laut Kenjeran
10 Zen Kenjeran Mahasiswa UNESA
11 Syukron Kenjeran Pengurus KNTI Kenjeran
12 Rosyidah Kenjeran Guru PG dan Nelayan Perempuan
13 Jayanto Tambak Osowilangun Masyarakat
14 Nadzir Tambak Osowilangun Pengurus KNTI Osowilangun
15 GunawanYusuf Rumokalisari Petani Tambak
16 Suwardi Rumokalisari Pengurus KNTI Rumokalisari
17 Syamsul Arief Tambak Osowilangun Ulama‟ NU
(Sumber: Observasi Lapangan, 2017).
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian
menggunakan lebih dari dua jenis data.8 Sebagai berikut :
a. Data Primer
Pertama: adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
wawancara, yaitu teknik yang digunakan oleh peneliti mengakmodir
data-data wawancara dari informan pengurus harian KNTI (Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia) di Surabaya, serta perwakilan para
nelayan pesisir secara (proporsive) di setiap wilayah, pandangan tokoh
masyarakat, dan warga masyarakat yang berada di sekitar beroprasinya
terminal Teluk Lamong PT. Pelindo III.
Teknik wawancara ini dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu sebagai
8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya : Airlangga University Press, 2001), 129.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
pedoman, tetapi dimungkinkan adanya variasi-variasi pertanyaan baru
yang disesuaikan dengan situasi ketika wawancara dilakukan.
b. Data Sekunder
Kedua: adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan atau
dokumentasi. Metode yang digunakan yaitu dengan membaca dan
memahami buku-buku ilmiah yang relevan dan peraturan-peraturan
reklamasi pantai yang relevan dan yang berhubungan dengan kebijakan
pembangunan terminal Teluk Lamong secara umum, kemudian diambil
kesimpulan dalam suatu catatan tertentu.
Pengunaan jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif,
yang diuraikan dalam bentuk hasil wawancara atau berupa kalimat tutur
tulis untuk mengungkap dan memahami fenomena atau gejala-gejala
dampak pada lingkungan dan sosialyang sedang terjadi di sekitar areal
terdampak di dermaga Teluk Lamong. Karena itu informan penelitian
ini bersifat sebagai subjek.
Untuk mendapatkan data penelitian yang akurat, maka digunakan
pemilihan sumber data. Dimana data tersebut dapat di identifikasikan
menjadi tiga :
Sumber Data yang Berupa Orang atau Informan
Yaitu sumber data yang diperoleh dari informan atau subjek
penelitian secara langsung antara lain adalah pengurus dan anggota
KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) serta subjek peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
lain yang telah mengetahui saat proses reklamsi Teluk Lamong
berlangsung.
Sumber Data Kepustakaan
Yaitu sumber data yang pengambilnya dari karya para ahli yang
sesuai dengan pembahasan penelitian atau buku-buku relevan dan
dianggap mampu melengkapi dan mendukung dari apa yang diperlukan
saat peneliti melakukan penelitian dilapangan.
Sumber Data Lapangan
Yaitu sumber data yang pengambilnya diperoleh dari lapangan
atau langsung dari organisasi KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional
Indonesia) serta subjek masyarakat, para nelayan di sekitar pesisir Kota
Surabaya.
5. Tahapan Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
a) Tahap Pra Lapangan
1. Menyusun merancang penelitian, berangkat dari permasalahan yang
diangkat mengenai fenomena reklamasi pembangunan Dermaga Teluk
Lamong PT. Pelindo III yang sedang terus berlangsung, sehingga isu-
isu dapat diamati, serta di sekitar areal terdampak dapat diobservasi
secara nyata.
2. Menjajaki dan menilai lapangan. Maksudnya adalah berusaha mengenal
segala unsur baik dari budaya, hingga kesejahteraan ekonomi,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
lingkungan dan sosial yang telah dialami oleh para nelayan pesisir Kota
Surabaya, baik masalah isu-isu pada dampak lingkungan, serta keadaan
alam pesisir Kota Surabaya baik sebelum maupun sesudah
pembangunan terminal Teluk Lamong.
3. Memilih dan memanfaatkan Informan secara snowball sampling, dalam
tahap ini peneliti harus selektif dalam memilih informannya. Dalam hal
ini, peneliti mencoba memilih anggota organisasi KNTI, serta nelyan
tradisional dan masyarakat pesisir Kota Surabaya.
4. Memilih pengurus harian DPW (Dewan Pemimpin Wilayah) secara
selaktif yang berkantor di Surabaya, serta para nelayan tradisional dan
toko masyarakat terlibat yang berada disekitar pesisir Kota Surabaya.
5. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Tidak hanya perlengkapan fisik,
akan tetapi semacam perlengkapan penelitian lain yang diperlukan
seperti buku agenda, kertas kerja, voice recorder dan alat pendukung
yang lain.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
1. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri
a) Pembatasan latar peneliti; peneliti hendaknya tahu menempatkan
diri, apakah sebagai peneliti yang kenal atau tidak dikenal.
b) Penampilan; hendaknya menyesuaikan penampilannya dengan
kebiasaan, adat, tata cara, kultur latar nelayan pesisir Kota Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
c) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan; dengan demikian peneliti
dengan subjek penelitian dapat bekerja sama dengan saling bertukar
informasi.
d) Jumlah dan waktu studi lapangan; faktor waktu penelitian cukup
menentukan jika tidak diperhatikan oleh peneliti maka waktu yang
direncanakan itu menjadi berantakan.
2. Memasuki Lapangan
a) Kekerabatan hubungan; peneliti mengedepankan azas kekerabatan
hubungan dengan subjek atau pengurus harian KNTI (Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia) serta para nelayan tradisional dan
toko masyarakat, juga perlu mengedepankan etika sosial peneliti dan
memelihara interaksi berupa hubungan sosial yang baikkepada
mereka sampai tahap pengumpulan data selesai.
b) Mempelajari bahasa; peneliti tidak hanya mempelajari bahasa,
simbol-simbol yang digunakan oleh informan penelitian yang
menjadi subjek.
c) Peranan peneliti; peneliti berperan serta sebagai pengumpul data,
jadwal peneliti hendaknya telah disusun secara hati-hati, dan
mencatat data di lapangan tidak lain adalah catatan yang dibuat oleh
peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau
menyaksikan suatu kejadian tertentu.
6. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Adalah proes dengan pengamatan langsung serta cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan
alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam penelitian observasi
ini yang mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti dengan tujuan
agar memahami langsung bagaimana pandangan KNTI (Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia) dan masyarakat sekitar Teluk Lamong
mengenai reklamasi di pesisir Kota Surabaya.
b. Wawancara
Adalah Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden, alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.9
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan
narasumber yang terkait berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti kepada informan pengurus organisasi dan anggota KNTI
(Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) dan masyarakat sekitar Teluk
Lamong mengenai reklamasi di pesisir kota Surabaya serta semua pihak
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tersruktur
dan tidak struktur :
1) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
9 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), 85.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah
menyiapkan instrumen peneliti berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data mengguankan
beberapa pewawancara, sebagai pengumpulan data.
2) Wawancara tidak tersruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan dtentukan. Wawancara tidak
terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan atau malah untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang responden.10
c. Dokumentasi
Adalah laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan
serta pemikian-pemikiran manusia masa lalu. Dokumen tersebut, secara
langsung ditulis untuk tujuan komunikasi dan transisi keterangan.
Sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan
wawancara cenderung merupakan data primer atau data yang dapat dari
pihak pertama. Semua teknik pengumpulan data ini yang digunakan
pendekatan kualitatif deskrptif hanya untuk menggambarkan dan
menjawab apa yang dicantumkan dalam rumusan penelitian.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), 138-
140.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
7. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan oleh peneliti ada dua
tahapan yakni: ketika peneliti masih di lapangan dan yang kedua setelah
meninggalkan lapangan. Menurut Moleong, analisis data dilakukan kualitatif
melalui tiga tahap, yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,
memfokuskan padahal – hal yang penting, dicari pola dan temanya.
Maksudnya adalah, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyempurnaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Atau singkatnya, data yang nantinya
didapatkan dari lapangan begitu banyak, maka perlu adanya proses analisis
dan pengurangan data yang tidak ada hubungannya dengan maksud
penelitian, hal ini dilakukan agar lebih terfokuskan dengan apa yang ingin
diteliti.
2. Data Display (penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dan sebagainya.
Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
bersifatnaratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Jadi,
penyajian data ialah setelah mendapatkan data yang terfokus dengan
penelitian, maka peneliti melakukan analisis dengan penyajian data agar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami.
3. Conclusion Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model iniadalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang
setelah penelitian ada di lapangan.11
Jadi, penarikan kesimpulan atau
verifikasi merupakan proses akhir dari analisis data dan termasuk
pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Prosedur analisis data ini diperoleh
dari Milles dan Huberman ialah: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.12
Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan saat penelitian dan
sesudah penelitian. Analisis data saat penelitian dilakukan dengan cara proses
pemilihan, pemusatan perhatian serta pengelompokan data yang lebih
terfokuskan. Sedangkan analisis data setelah penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan seluruh data primer maupun data sekunder kemudian data
tersebut dideskripsikan dan di relevansikan dengan teori yang ada.
Dengan demikian, data yang diperoleh di lapangan, langkah selanjutnya
yaitu analisa data. Dalam analisa ini, peneliti menggunakan teori kebijakan
reklamasi dan politik lingkungan. Teori ini dipaparkan dalam rangka untuk
11
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2001), 62. 12
Mattew B. Milles dan A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1984), 21.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
memahami dinamika yang sedang terjadi di dalam masyarakat nelayan di
sekitar pesisir Kota Surabaya.
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Validitas data dalam
sebuah penelitian sangatlah penting maka dalam hal ini peneliti menguji
kredibilitas hasil temuan yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu yang digunakan sebagai
pengecekan atau pembanding. Adapun pengecekan data dengan triangulasi
dapat dilakukan dengan cara:
1. Triangulasi dengan sumber, membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara dan data dokumen. Kemudian
dideskripsikan serta dikategorikan pandangan yang sama dan pandangan
yang berbeda, sehingga menghasilkan kesimpulan.
2. Triangulasi dengan metode atau teknik, mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, diperoleh dengan
wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
3. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang
berkaitan.13
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan atau penulisan terdiri dari lima bab, sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan :
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
dalam perumusannya terdapat dua maslah yang diangkat. Tujuan penelitian
dan manfaat penelitian menjelaskan tentang manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Definisi konseptual. Metode penelitian berisikan tentang pendekatan
dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
teknik pemeriksaan keabsaan data. Dan membahas tentang sistematika
pembahasan menjelaskan gambaran dari masing-masing bab yang terdiri dari
sub bab kajian supaya dapat mengetahui isi bab sebelum melangkah ke bab
berikutnya lebih mendalam.
Bab II Kajian Teori :
Pada bab ini menjelaskan tentang teori apa yang akan digunakan untuk
menganalisis dalam sebuah penelitian. Dan penelitian terdahulu yang relevan
dengan judul proposal yang peneliti ambil.
Bab III Penyajian Data :
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV Cet XI,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 236.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Pada bab ini menjelaskan tentang deskripsi lokal dari hasil penelitian
mengenai data-data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder.
Penyajian data ini dapat dibuat secara tertulis dan dapat juga disertakan tabel
yang mendukung data.
Bab IV Analisis Data :
Pada bab ini dilakukan untuk menganalisis temuan data dengan
menggunakan teori yang relevan.
Bab V Penutup :
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan yang menjawab dari rumusan
masalah secara singkat dan saran berisi tentang masukkan-masukkan, serta
bab terakhir ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan skripsi.