98
1 TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN KONTRIBUSI IKLIM KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI KOTA BANJARMASIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan kinerja guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagaimana yang diharapkan masyarakat bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini sejumlah aspek yang terkait baik yang melekat pada diri guru seperti: moral, kemampuan, pengalaman, motivasi dan sebagainya, maupun yang berada di luar guru seperti kesejahteraan, iklim keda, kepemimpinan kepala sekolah, gaji, kurikulum, sarana dan prasarana, perlu ditingkatkan. Tanpa mengurangi peranan masing-masing aspek tersebut kiranya aspek iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan aspek penting dalam meningkatkan kinerja guru termasuk guru-guru di SMP Negeri Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

1

TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010

LAPORAN HASIL PENELITIAN

KONTRIBUSI IKLIM KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP

KINERJA GURU SMP NEGERI KOTA BANJARMASIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan kinerja guru sehingga dapat meningkatkan kualitas

pendidikan sebagaimana yang diharapkan masyarakat bukanlah pekerjaan yang

mudah. Dalam hal ini sejumlah aspek yang terkait baik yang melekat pada diri guru

seperti: moral, kemampuan, pengalaman, motivasi dan sebagainya,

maupun yang berada di luar guru seperti kesejahteraan, iklim keda,

kepemimpinan kepala sekolah, gaji, kurikulum, sarana dan prasarana, perlu

ditingkatkan. Tanpa mengurangi peranan masing-masing aspek tersebut kiranya

aspek iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan aspek penting

dalam meningkatkan kinerja guru termasuk guru-guru di SMP Negeri Kota

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

2

Banjarmasin. Dengan demikian aspek tersebut perlu mendapat perhatian jika ingin

meningkatkan kinerja guru, khususnya dengan melakukan penelitian ini.

Selanjutnya iklim kerja yang kondusif sangat diharapkan terjadi di sekolah.

Berusaha agar para guru merasa senang dengan lingkungan kerjanya adalah penting

untuk dilakukan agar kinerja guru meningkat. Bila suatu lingkungan kerja terbentuk

iklim kerja yang harmonis dan kondusif, maka dapat diartikan bahwa sebagian

kebutuhan orang yang berada dalam lingkungan kerja tersebut terpenuhi.

Terpenuhinya kebutuhan seseorang dapat melahirkan kepuasan tersendiri.

Suasana atau iklim kerja yang penuh tekanan, tidak harmonis dan tidak

kondusif di lingkungan sekolah, antara guru dengan guru, guru dengan siswa,

guru dengan kepala sekolah, ataupun dengan staf administrasi tentu tidak

akan meningkatkan kinerja guru, yang berimplikasi pada proses pembelajaran

yang kurang efektif dan efisien.

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk bekerja

yaitu: kesempatan untuk maju dalam karier, rasa aman bahwa pekerjaan tersebut

akan terus dimiliki, atasan yang dapat memenuhi kebutuhan pekerja dan

memperlakukan dengan adil, penghasilan yang memadai, teman kerja yang

kompak, lingkungan kerja yang menyenangkan karena sesuai bakat, minat,

kemampuan serta aspirasi dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa untuk

menghasilkan prestasi yang baik yang sehingga kinerja juga baik, maka banyak

faktor yang mempengaruhinya baik yang berasal dari dalam diri seseorang

maupun faktor dari luar diri seseorang seperti pimpinan, dan lingkungan kerja

Dengan demikian untuk menghasilkan kinerja yang optimal faktor-faktor

tersebut perlu mendapat perhatian.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

3

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan suasana

kerja yang harmonis serta kondusif sehingga kinerja guru diharapkan

meningkat, peranan pimpinan/atasan yang dalam hal ini kepala sekolah

sangatlah strategic. Penciptaan iklim kedua dalam sekolah merupakan bagian

tanggung jawab dari kepala. sekolah. Peran kepala sekolah dalam lingkungan

sekolah adalah sebagai pemimpin, pendidik, supervisor, inovator, dan motivator.

Kepala sekolah diharapkan dapat mengembangkan kepada bawahannya

nila - nilai yang menjadi dasar filosofi, keyakinan, sikap, norma, tradisi, prosedur,

dan harapan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan kinerjaguru

dalam berbagai aspek. Diharapkan kepala sekolah dapat menciptakan suasana

atau iklim keda yang kondusif dan kompetitif di sekolah.

Sebagaimana diuraikan di atas, untuk meningkatkan kinerja guru di SMP

Negeri di Kota Banjarmasin sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan

seperti yang diharapkan maka masalah iklim kerja dan kepemimpinan kepala

sekolah perlu diperhatikan dan dikaji secara mendalam. Untuk inilah

penelitian ini dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini

dibatasi menjadi lima hal, yaitu:

1. Apakah ada kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota

Banjarmasin

2. Apakah ada kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

4

3. Apakah ada kontribusi iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah secara

bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota banjarmasin

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru

SMP Negeri Kota Banjarmasin

2. Untuk mengetahui apakah ada kontribusi kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin

3. Untuk mengetahui apakah ada kontribusi iklim kerja, kepemimpinan kepala

sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota

Banjarmasin

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada kontribusi yang berarti dari iklim kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri

di Kota Banjarmasin

2. Ada kontribusi yang berarti dari kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin

3. Ada kontribusi yang berarti dari iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah

secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin

E. Definisi Operasional

1. Kinerja Guru

Yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah performance

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

5

yang ditampilkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

yang diukur melalui kualitas kerjanya, ketepatan dan kecepatan kerja,

i n i s i a t i f d a l a m k e r j a , k e m a m p u a n k e r j a d a n k e m a m p u a n

mengkomunikasikan pekerjaan.

2. Iklim kerja

Iklim kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hubungan antara

guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan orang tua siswa,

guru dengan siswa, sekolah dengan orang tua siswa, guru dengan staf

administrasi yang diciptakan oleh pola hubungan yang harmonic untuk

mewujudkan tujuan bersama, yang ditunjukkan oleh intensitas dan kualitas

hubungan sesama guru dan kepala sekolah, keterlibatan guru dalam kegiatan

sekolah, kesediaan untuk saling membantu, keterbukaan dalam sekolah,

adanya diskusi dan komunikasi antar personal, iklim kerja ini diukur dengan

melihat keakraban baik itu kedinasan ataupun kekeluargaan, persaingan,

ketertiban organisasi sekolah, keamanan, fasilitas dan hubungan antara

sekolah dengan orang tua/wali murid.

3. Kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini maksudnya adalah

kemampuan kepala sekolah SMP untuk menggerakkan, mempengaruhi,

membimbing, mengajak, memotivasi dan mengarahkan dengan maksud agar

dapat bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan bersama secara efektif

dan efisien yang tercermin dalam kemampuannya sebagai organisator,

administrator, supervisor, menunjukkan keteladanan dan menciptakan iklim

kerja yang baik. Dalam hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan, perhatian

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

6

terhadap bawahan, cara berinteraksi dan cara pengambilan keputusan.

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bagian ini diuraikan beberapa konsep teori sebagai landasan dalam

Penelitian hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Surya (2002: 330) faktor mendasar yang berkaitan erat

dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat

dengan kesejahteraan para guru. Kepuasan ini dilatarbelakangi oleh faktor-

faktor: a) imbalan jasa, b) rasa aman, c) hubungan antar pribadi, d) kondisi

kerja, dan c) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.

Jalal dan Supriyadi (2001: 221-225) mengatakan bahwa untuk

meningkatkan kinerja diperlukan a) peningkatan kesejahteraan guru

dan tenaga kependidikan lainnya, b) pengembangan karier yang

menarik, c) menjaring calon guru yang bermutu tinggi, d) restruktufisasi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

7

pendidikan perjabatan guru terpadu.

Sinungan (2002:4), menuliskan beberapa faktor yang memperngaruhi

kinerja seseorang, yaitu: kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja

yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja, penghasilan dan hubungan

kerja. Selanjutnya Wahjo Sumidjo (1987: 22) menyebutkan bahwa

terwujudnya hubungan harmonis dipengaruhi gaya kepemimpinan atasan,

dalam lembaga pendidikan SMP atasan adalah kepala sekolah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi kinerja seseorang termasuk kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun yang

berasal dari luar. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja,

maka dipilih beberapa faktor saja yang diduga mempunyai pengaruh

terhadap kinerja guru SMP yaitu faktor: iklim kerja dan kepemimpinan

kepala sekolah.

B. Iklim Kerja

Iklim kerja di sini maksudnya adalah suasana kerja antara guru

dengan guru, guru dengan staf administrasi, guru dengan kepala sekolah, dan

sekolah dengan orang tua siswa dan sebagainya. Dalam penelitian ini

iklim kerja digambarkan pada suasana keakraban dalam kedinasan dan

kekeluargaan, persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan

tersedianya fasilitas serta hubungan antara sekolah dengan orang tua

siswa yang sekaligus merupakan indikator iklim kerja. (Wahjo Sumidjo 2003:

182). Keakraban adalah perwujudan tata hubungan antara kepala sekolah, guru,

tenaga administrasi, para siswa yang mencerminkan sikap dan rasa kebersamaan,

kegotong royongan,keterbukaan tolong menolong, dan rasa hormat antar sesama

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

8

warga sekolah. Persaingan rentan memunculkan konflik oleh sebab itu perlu

dikembangkan hubungan atas dasar prinsip saling menghormati. Ketertiban

organisasi adalah kondisi yang yang serba teratur dengan melaksanakan tugas

secara bertanggung jawab, penggunaan sarana/prasarana sekolah serta

pengembangan kedisiplinan. Keamanan, ialah rasa aman dan tenteram yang

dirasakan oleh seluruh warga sekolah. Fasilitas harus diperhatikan karena

sekolah sebagai lingkungan pendidikan hanya dapat terselenggara apabila

mendapat dukungan fasilitas yang memadai, seperti tersedianya perlengkapan

belajar, perlengkapan kerja dan ruang kerja yang menyenangkan.

Selanjutnya hubungan kedasarna dengan orang tua/wali siswa diperlukan

dalam usaha membantu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di

sekolah. (Wahjo Sumidjo 2003: 182-188)

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Fakor penting dalam menggerakkan orang lain untuk melaksanakan

tugasnya adalah kepemimpinan, sebab kepemimpinanlah yang akan menentukan

arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang

mendukung proses pelaksanaan organisasi secara keseluruhan. Menurut Yuki,

(1996: 3). "leadership is exercised when persons..., ...mobilize...... institutional,

political psychological and other resources so as to arouse, engage, and satisty Me

motives of followers-". Yang artinya, kepemimpinan adalah latihan ketika orang-

orang mengerahkan ... kelembagaan, politik, psikologi, dan sumber dayasumber

daya yang lain seperti juga mengggerakkan/mengikut sertakan dan memberikan

kepuasan sebagai dorongan bagi para, pengikutnya.Heresy & Blanchard (1985: 5)

mengatakan: Leadership occurs any time one attempts to influence, the hehaviour

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

9

on individual or group, regardless of the reason. It may be for one's own golas or for

those of others, and they may or may not zol he congruent with organizational goals.

Pengertian di atas menggambarkan bahwa kepemimpinan dapat terjadi

kapanpun ketika seseorang untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau

perilaku kelompok tanpa mempertimbangkan alasannya.,Upaya mempengaruhi

perilaku ini untuk mencapai tujuan dirinya atau tujuan orang lain, tujuan tersebut

mungkin sama atau mungkin berbeda dengan tujuan organisasi. Dengan demikian

pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan sehingga dia memiliki kekuasaan

dan kewibawaan untuk menggerakan, mengarahkan, dan membimbing bawahan

juga mendapat pengakuan serta dukungan dari bawahan,sehingga dapat

menggerakan bawahan mencapai tujuan tertentu. Mengenai pentingnya

kepemimpinan dalam organisasi, Keith Davis (Onong Uchjana Effendy, 1999:

166) menyatakan sebagai berikut: manusia adalah bagian yang paling berharga

dalam peradaban. Tanggung jawab apakah yang penting dari pada kepemimpinan

dan pengembangan manusia? Tanpa kepemimpinan, sebuah organisasi

hanyalah merupakan kemelut dari manusia dan mesin Kepernimpinan

adalah kemampuan membujuk orang lain agar mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan gairah. Adalah faktor manusia yang

mempersatukan suatu kelompok dan memotivasikannya kearah tujuan.

Kepemimpinan mentrasnformasikan kesanggupan menjadi kenyataan.

Kepemimpinan merupakan kegiatan utama bagi berhasilnya semua kesanggupan

yang terdapat pada organisasi dan pada manusianya.

D.Kerangka Pikir

Dalam mencapai hasil yang baik dan optimal, seorang guru

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

10

harus mempunyai prestasi dalam pembelajarannya. Suasana ke rja

yang menyenangkan, akan menjadi kunci pendorong bagi karyawan dan juga

guru untuk menghasilkan kinerja tinggi. Sesuai dengan pendapat di atas,

kinerja seorang guru bisa dipengaruhi oleh l ingkungan sekolah, guru

dan karyawan/pegawai tata usaha, antara guru dengan guru, guru dengan siswa,

guru dengan kepala sekolah dan dengan masyarakat. Iklim kerja termasuk juga

iklim sekolah merupakan perangkat sifat-sifat lingkungan yang dirasakan

langsung oleh peker a termasuk guru Berta diduga punya pengaruh besar terhadap

kinerja mereka.

Hubungan sosial yang baik antar pekerja termasuk guru dapat

meningkatkan keakraban dan akan menunjukkan kinerja yang baik pula.

Hubungan antar pribadi dalam sekolah akan tercermin dalam interaksi dan

komunikasi antar individu. Hubungan antar pribadi itulah yang membentuk

organisasi.

Perasaan positif, seperti senang, bahagia, tenang dan tenteram; rasa

aman, rasa puas karena kebutuhan terpenuhi dengan baik, dan sebagainya akan

berpengaruh terhadap kualitas kerja guru. Konsekuensinya adalah guru

yang bahagia akan menghasilkan produk yang banyak dan berkualitas.

Selanjutnya, jika guru sukses akan menghasilkan produk yang banyak dan

berkualitas, akan lebih puas dengan tugas-tugasnya dan dengan demikian guru

tidak segan-segan melakukan kegiatan yang dikehendaki sekolah. Kepemimpinan

kepala sekolah sangat besar artinya dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala

sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang

akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan dapat

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

11

direalisasikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan tercermin

dalam kemampuannya memberdayakan guru, menyelesaikan tugas dan

pekerjaannya, melakukan hubungan yang harmonis baik dalam interen sekolah

maupun luar sekolah, mampu menerapkan prinsip -prinsip

kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru, dan berhasil

mewujudkan tujuan sekolah. Peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin

adalah membuat orangorang seperti guru dan karyawan yang berasal dari berbagai

latar belakang yang berbeda, karakter yang berbeda dapat bersatu untuk mencapai

tujuan sekolah, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan suasana yang

kondusif dan kompetitif, serta mengembangkan wawasan mutu dalam

semua aktivitas pendidikan yang dilakukan guru, sehingga dapat meningkatkan

kinerjanya.

Kinerja guru akan dapat meningkat j ika kepala sekolah

dalam kepemimpinannya selalu mengkomunikasikan visi, misi, rencananya

dengan guru secara bersama-sama sehingga mereka terlibat dalam komitmennya,

memberikan kepercayaan yang tinggi kepada guru dalam melaksanakan

tugasnya, bersedia memberikan bimbingan, pengarahan atau contoh kepada guru

dan kreatif menciptakan iklim kerja yang baik. Iklim kerja yang baik ini ditandai

dengan terciptanya keamanan, ketertiban, suasana kekeluargaan, tersedianya

sarana dan fasilitas serta terciptanya kerjasama yang akrab antara guru dengan

orang tea siswa. Kepala sekolah jugs harus menunjukkan keteladanan, terbuka

akan manajemennya, sabar dan penuh perhatian.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan, maka penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan yang

diangkat dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan teknik

korelasional. Tehnik korelasional, yaitu penelitian yang, dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa

variabel.

Dengan tehnik korelasi dapat diketahui hubungan variasi dalam sebuah

variabel dengan variasi yang lain. (Arikunto, 2005: 247-248).Penelitian ini

bermaksud mengetahui hubungan yang terdapat antara tiga variabel, yakni iklim

kerja (XI), variabel kepemimpinan kepala sekolah (X2) dan variabel kinerja guru

(Y).Hubungan antara variabel XI, variabel X2 dan variable Y dalam

penelitian ini dilukiskan sebagai berikut

X1

Y

X2

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

13

Gambar 3.1. Diagram Hubungan Variabel X1 – X2 - Y

Dari gambar di atas variabel X1 dan X2

digolongkan variabel bebas

( independent ) sedangkan variabel Y adalah variabel ter ikat

(dependent).

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP Negeri yang ada di

Kota Banjarmasin yang berjumlah 34 sekolah dengan jumlah guru 485

orang. Tidak semua guru dijadikan sumber data. Sumber data ditentukan oleh 2

orang guru sebagai wakil dari tiap-tiap sekolah. Pengambilan sumber data untuk

masing-masing sekolah, menggunakan teknik proportional random.

Untuk menentukan anggota sumber data menggunakan teknik acak

sederhana (simple random) dengan cara mengambil anggota melalui undian.

Tabel 3.1 Distribusi populasi dan sampel

No. Nama populasi dan sampel Jumlah guru Jumlah sumber data

1 SMP N 1 Banjarmasin 2

2 SMP N 2 Banjarmasin 2

3 SMP N 3 Banjarmasin 2

4 SMP N 4 Banjarmasin 2

5 SMP N 5 Banjarmasin 2

6 SMP N 6 Banjarmasin 2

7 SMP N 7 Banjarmasin 2

8 SMP N 8 Banjarmasin 2

9 SMP N 9 Banjarmasin 2

10 SMP N 10 Banjarmasin 2

12 SMP N 12 Banjarmasin 2

13 SMP N 13 Banjarmasin 2

14 SMP N 14 Banjarmasin 2

15 SMP N 15 Banjarmasin 2

16 SMP N 16 Banjarmasin 2

17 SMP N 17 Banjarmasin 2

18 SMP N 18 Banjarmasin 2

19 SMP N 19 Banjarmasin 2

20 SMP N 20 Banjarmasin 2

21 SMP N 21 Banjarmasin 2

22 SMP N 22 Banjarmasin 2

23 SMP N 23 Banjarmasin 2

24 SMP N 24 Banjarmasin 2

25 SMP N 25 Banjarmasin 2

26 SMP N 26 Banjarmasin 2

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

14

27 SMP N 27 Banjarmasin 2

28 SMP N 28 Banjarmasin 2

29 SMP N 29 Banjarmasin 2

30 SMP N 30 Banjarmasin 2

31 SMP N 31 Banjarmasin 2

32 SMP N 32 Banjarmasin 2

33 SMP N 33 Banjarmasin 2

34 SMP N 34 Banjarmasin 2

J u m l a h 68

C. Instrumen Penelitian

Pada bagian ini diuraikan hal-hal yang meliputi: 1) jenis instrumen yang

digunakan dalam penelitian, 2) uji cobs (try out) instrumen, 3) validitas instrumen, dan

4) realibilitas instrumen.

1. Jenis instrumen

Sesuai dengan variabel yang diteliti, maka pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode angket.

Angket yang digunakan mengungkapkan data kinerja guru SMP Negeri Kota

Banjarmasin meliputi kualitas kerja, ketepatan dan kecepatan kerja, inisiatif

dalam kerja, kemampuan kerja, dan kemampuan mengkomunikasikan

pekerjaan, juga mengungkap data tentang iklim kerja dan kepemimpinan kepala

sekolah. Angket yang digunakan adalah model semi terbuka. Angket semi terbuka

artinya responden adakalanya harus memilih altematif jawaban yang telah

disediakan, tetapi ada juga yang harus mengisi di tempat yang sudah disediakan.

Sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penggunaan angket ini dengan asumsi

bahwa subyek penelitian merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri. Daftar pertanyaan yang diberikan cukup jelas dan mudah dipahami

sehingga responden dapat melakukan wawancara dengan dirinya. Angket dalam

penelitian ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama berupa angket semi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

15

terbuka digunakan untuk memperoleh informasi tentang status SMP, status

kepegawaian, responden, pendidikan tertinggi yang pemah dicapai, jurusan/program

studi terakhir, pengalarnan, kerja, dan mata pelajaran yang diampu sekarang.

Bagian kedua berupa angket tertutup untuk mengungkap data tentang

variabel terikat yaitu kinerja guru SMP di Kota Banjarmasin. Pada bagian ini

diungkap meliputi kualitas kerja, ketepatan clan kecepatan kerja, inisiatif

dalam kerja, kemampuan kerja, dan kemampuan mengkomunikasikan

pekerjaan yang merupakan indikator dari kinerja. Alternatif jawaban, yaitu:

sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), jarang (JR), dan tidak

p e r n a h ( T P ) . N i l a i a t a u s k o r u n t u k s e t i a p j a w a b a n d a r i

pertanyaan/pernyataan positif adalah: SS = 5, S = 4, KK = 3, JR = 2, TP = 1,

sedangkan untuk pertanyaan/pernyataan negatif, nilai/skomya sebaliknya. Bagian

ketiga merupakan angket tertutup untuk mengungkap data tentang iklim kerja

yang meliputi: keakraban, persaingan, ketertiban organisasi sekolah,

keamanan, fasilitas dan juga hubungan antara orang tua/wali murid dengan lima

alternatif pilihan jawaban yaitu: selalu (SL), sering (S), kadangkadang (KK),

jarang (J), dan sangat jarang (SJ). Mai atau skor untuk pertanyaan/pernyataan

positif adalah SL = 5, S = 4, KK = 3, J = 2, dan SJ 1, sedangkan untuk

pertanyaan/pernyataan negatif, skor sebaliknya. Bagian keempat berupa angket

tertutup untuk mengungkap data tentang variabel kepemimpinan kepala

sekolah. Yang meliputi sikap keterbukaan, perhatian terhadap bawahan,

cara berinteraksi, dan cara pengambilan keputusan. Pada bagian ini

alternatif pillhan jawaban juga menggunakan skala liken dengan lima alternatif

jawaban. Adapun alternatif jawabannya adalah sebagai berikut: sangat sering

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

16

(SS), sering (S), sedang (SD), jarang (J), dan t idak pernah (TP). Ni lai atau

skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan/pernyataan negatif adalah sebagai

berikut: SS = 5, S = 4, SD = 3, J = 2, dan TP = 1, sedangkan untuk pertanyaan/

pemyataan negatif skor/nilai sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, aspek-aspek yang

diungkap dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Intrumen Untuk Variabel Kinerja Guru

Varia

bel

Sub Variabel Indikator Nonor

Butir

Kiner

ja

guru

Kualitas

kerja

a. Merencanakan program pengajaran dengan tepat

b. Melakukan penilaian hasil belajar

c. Berhati-hati dalam menjelaskan materi ajaran

d. Menerapkan hasil penelitian

1,2,3

4,5

6

7

Kecepatan/

Ketepatan

Kerja

a. Menerapkan hal-hal yang baru dalam pembelajaran

b. Memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik yang

dimiliki siswa

c. Menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik

8,11,12

9,13,14

15,16

17,18

Inisiatif

Dalam kerja

a. menggunakan media dalam pembelajaran

b. menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran

c. Menyelenggarakan administrasi sekolah dengan baik

d. Menciptakan hal-hal baru yang lebih efektif dalam menata

administrasi sekolah

19,20

21,22,23

24,25,27

28,29,30

31

Kemampuan

kerja

a. mampu dalam memimpin kelas

b. mampu mengelola IBM

c. Mampu melakukan penilaian hasil belajar siswa

d. Mengusai landasan pendidikan

32,33,34

35,36,37

38,10,39

Komunikasi a. Melaksanakan layanan bimbingan belajar

b. Mengkomunikasi hal-hal baru dalam pembelajaran

c. Menggunakan berbagai teknik dalam mengelola proses belajar

mengajar

d. Terbuka dalam menerima masukan untuk perbaikan

pembelajaran

40, 41

42,43,44

45,46

47,48

Sumber : Hamzah B.Uno (2007:94)

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Intrumen Untuk Variabel Iklim kerja Guru

Variabel Sub Variabel Indikator Nonor

Butir

Iklim

kerja

Keakraban a. mengembangkan hubungan kerjasama

b. Mengembangkan hubungan atas dasar prinsip keterbukaan

1,2,3,4

5,6

Persaingan a. Mengembangkan hubungan atas dasar prinsip saling hormat

menghormati

7,8,10

Ketertiban

organisasi

sekolah

a. mengembangkan tugas secara bertanggung jawab

b. penggunaan sarana/prasarana sekolah

c. pengembangan kedisiplinan

9

11,12

13, 14

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

17

Keamanan a. Memelihara keamanan sekolah 15,16

17,18

Fasilitas a. tersedia perlengkapan belajar yang lengkap

b. tersedia perlengkapan kerja yang cocok

c. tersedia ruang kerja yang menyenangkan

19,20

21,22

24,23

Hubungan

dengan orang tua

siswa

a. kerjasama dengan orang tua/wali siswa 25,26

27

Tabel 3.4 isi – Kisi Intrumen Untuk Variabel Kepemimpinan kepala sekolah

Variabel Sub Variabel Indikator Nonor

Butir

Kepemi

mpinan

kepala

sekolah

Keterbukaan a. Merumuskan kebijakan melalui musyawarah

b. Mendelegasikan tugas dengan jelas

c. Pelaksanaan tata tertib organisasi

1,2,6

3,4

5,7

Perhatian

terhadap

bawahan

a. membantu pekerjaan agar dapat dilaksanakan

b. meningkatkan moral dan semangat staf

c. memberikan pengajaran atas usaha perorangan

d. memberikan dorongan dan penghargaan

e. membantu staf mengatasi masalah

f. keramahan dalam melakukan pendekatan

8

9

10,11

12,13

14

15,16

Interaksi a. membina hubungan yang harmonis

b. bersedia memperbaiki posisi yang telah terbentuk

17,18

19

Pengambilan

keputusan

a. mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang

demokratis

b. mengusahakan mengembangkan sumber-sumber yang

diperlukan

20,21

22

23

2. Uji Coba ( Try out) Intrumen

Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mendapatkan instrumen yang memiliki

validitas dan realibilitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat instrumen

dikatakan reliabel instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama dengan hasil konsisten (Sugitono,2001)

3. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dalam penelitian ini didasarkan pada validitas konstruk.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

18

Validitas konstruk mengarah pada seberapa jauh faktor-faktor yang menjadi bagian

instrumen, yaitu butir-butir mampu mengukur sifat bangun pengertian atau konstruk teori

yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Untuk mengetahui validitas

konstruk dalam penelitian im, digunakan analisis butir. Dengan analisis

butir ditemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independent

satu dengan yang lain (interrelationship) sehingga bisa dibuat satu atau

beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

Proses analisis butir menggunakan bantuan program SPSS 11.0 for windows.

Untuk mengungkapkan aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur

yang reliabel dan valid, sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak

menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang

sebenarnya. Apabila variabel yang dimaksudkan dalam penelitian diungkap

lewat alat ukur dimana reliabilitas dan validitasnya belum teruji maka

kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Suatu instrumen

penelitian dikatakan valid, bila instrumen tersebut dapat mengukur dan

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap. Sementara

hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data terkumpul dengan

data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti . Suatu instrumen

dikatakan valid, jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya

lebih besar dari r tabel. Sedangkan jika korelasi antara skor item dengan skor

total kurang dari r tabel, maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak

valid.

Dalam penelitian ini dengan N sebanyak 34 responden didapat r tabel-nya

sebesar 0,361 (Sugiono, 2003).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

19

Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan Alpha

Cronbach, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel atau andal apabila memiliki

koefisien kehandalan atau reliabilitas sebesar 0, 60 atau lebih (Arikunto :1998).

Berdasarkan hasil uji validitas diterapkan pada 34 guru atau uji coba

di SMP, mendapatkan hasil seperti pada tabel-tabel berikut. Selanjutnya

hasil ini nanti akan digunakan pada semua sampel penelitian sebanyak 68 guru.

Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi produk

moment,:

Tabel 3.5. Hasil uji Validitas Iklim Kerja

Junlah soal Jumlah soal Valid Jumlah soal tidak valid

27

23

4

Tabel 3.6 hasil uji Validitas kepemimpinan kepala sekolah

Junlah soal Jumlah soal Valid Jumlah soal tidak valid

23

20

3

Tabel 3.7 hasil uji Validitas Instrumen Kinerja guru

Junlah soal Jumlah soal Valid Jumlah soal tidak valid

48

37

11

Sumber Lampiran 3

4. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini didasarkan atas internal conssistency dan

untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha dari Cronbach

karena data dari instrumen menggunakan Skala Likert. Adapun rumusnya sebagai berikut

:

R11 =

1k

k

2

21

b

Keterangan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

20

R11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

2b = jumlah varian butir

2 = Varian total

Kriteria instrumen yang reliable adalah apabila nilai koefisien Alpha sekurang

kurangnya 0,7 sebagai batas terendah (Kaplan, 1982: 106). Perhitungan reliabilitas

dilakukan setelah perhitungan validitas, sehingga hanya butir instrumen yang valid yang

dianalisis. Proses analisis menggunakan bantuan program SPSS for windows 11.0

Dari Uji reliabilitas didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Nilai Kreteria

1

2

3

Iklim kerja

Kepemimpianan kepala sekolah

Kinerja guru

0,8891

0,7840

0,8619

Sedang

Rendah

Sedang

Nilai reliabilitas yang relatif cukup baik ini menjadikan kuesioner cukup handal

untuk dijadikan alas ukur pada semua responder.

D. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis , ada beberapa hal yang perlu dikerjakan dahulu, yaitu

mendeskripsikan data, menghitung persyaratan analisis, kemudian dilanjutkan

dengan menguji hipotesis.

1. Deskripsi data

Data yang terkumpul ditabulasikan pada masing-masing variabel

untuk mencari harga rerata dan simpangan baku dari setiap variabel.

Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel frekuensi pada setiap

variabel. Tabel distribusi frekuensi data dibuat dengan cara

menentukan kelas interval, dan untuk menentukan banyaknya kelas

interval berpedoman pada aturan Sturges.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

21

Pembuatan daftar distribusi frekuensi dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang kelas masing-masing variabel, yaitu data skor

terbesar dikurangi data skor terkecil.

b. Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus 1+3,3 log n.

c. Menentukan panjang kelas interval dengan rumus; rentang kelas

dibagi dengan benyaknya kelas interval ditambah satu.

d. Memilih ujung kelas interval pertama untuk melihat kecenderungan

hasil pengukuran masing-masing variabel.

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan hasil pengukuran

variabel iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah Berta kinerja guru

digunakan rerata ideal (Mi) sebagai perribanding yang dibedakan

menjadi empat kategori, yaitu dengan norma sebagai berikut:

X > (Mi + 1,5 Sdi) = tinggi/baik

Mi < X <_ M + 1,5 Sdi = cukup/cukup baik

(Mi – 1,5 Sdi) : X < Mi = kurang/kurang baik

X < (Mi – 1,5 Sdi) = rendah/tidak baik

Penentuan jarak 1,5 Sdi untuk kategori ini didasarkan pada kurve distribusi

normal yang secara teoritik berjarak 6 (enam) simpangan baku. (Sudjana. 2000). Untuk

menghitung besarnya rerata ideal (Mi) dan simpangan baku/standar deviasi ideal (Sdi)

digunakan rumus sebagai berikut:

Mi = 0,5 (nilai ideal tertinggi ditambal nilai ideal terendah)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

22

Sdi = 1/6 (nilai ideal tertinggi dikurangi nilai ideal terendah)

Berdasarkan uraian di atas, data, diperoleh hasil perhitungan rerata ideal (Mi) dan

simpangan baku ideal (Sdi) untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: untuk variabel

iklim kerja butir pernyataan 23. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin

dicapai 115 dan nilai terendah yang mungkin dicapai = 23. berarti Mi 0,5 ( 115 + 23) =

69 dan Sdi = 1/6 ( 115 – 23) = 15,36. Instrumen untuk variabel iklim kerja ini

terdiri dari atas 6 sub variabel yaitu: (a) keakraban , butir pernyataannya

berjumlah 4. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai 20 dan nilai

terendah yang mungkin dicapai 4. Berarti Mi = 0,5 (20+4) = 12 dan Sdi = 1/6 (20-4) =

2,7; (b) persaingan, butir pernyataannya berjumlah 2. dengan demikian nilai tertinggi

yang mungkin dicapai = 10 clan nilai terendah yang mungkin dicapai 2. Berarti Mi =

0,5 (10+2) = 6 dan Sdi = 1/6 (10-2) = 1,3; (c) ketertiban organisasi sekolah, butir

pernyataannya berjumlah 4.

Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 20 dan nilai terendah

yang mungkin dicapai 4. Berarti Mi = 0,5 (20+4) = 12 dan Sdi = 1/6 (20-4) = 2,7; (d)

keamanan, butir pemyataannya berjumlah 4. Dengan demikian nilai tertinggi yang

mungkin dicapai = 20 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 4. Berarti Mi = 0,5

(20+4) = 12 dan Sdi = 1/6 (20-4) = 2,7; (e) fasilitas, butir pernyataannya

berjumlah 6. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 30 dan

nilai terendah yang mungkin dicapai = 6. Berarti Mi = 0,5 (30+6) = 18 dan Sdi =

1/6 (30-6) = 4; (f) hubungan dengan orang tua siswa, butir pernyataannya

berjumlah 3. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 15 dan

nilai terendah yang mungkin dicapai = 3. Berarti Mi = 0,5 (15+3) = 9 dan Sdi = 1/6

(15-3) = 2.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

23

Angket untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah pernyataannya

berjumlah 20 butir. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan

nilai terendah yang mungkin dicapai = 20. Berarti Mi = 0,5 ( 100 + 20) = 60 dan

Sdi = 1/6 (100 – 20 ) = 13,36. Instrumen untuk variabel iklim kerja ini terdiri dari

atas 6 sub variable yaitu: (a) keterbukaan , butir pernyataannya berjumlah 6.

Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 30 dan nilai terendah yang

mungkin dicapai 6. Berarti Mi = 0,5 (30+6) = 18 dan Sdi = 1/6 (30-6) = 4; (b) perhatian

terhadap bawahan , butir pernyataannya berjumlah 7. Dengan demikian nilai

tertinggi yang mungkin dicapai = 35 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 7.

Berarti Mi = 0,5 (35+7) = 21 dan Sdi = 1/6 (35-7) = 4,7; (c) interaksi , butir

pernyataannya berjumlah 3. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai =

15 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 3. Berarti Mi = 0,5 (15+3) = 9 dan Sdi =

1/6 (15-3) = 2; (d) pengambilan keputusan, butir pernyataannya berjumlah 4. Dengan

demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 20 dan nilai terendah yang mungkin

dicapai 4. Berarti Mi = 0,5 (20+4) = 12 dan Sdi = 1/6 (20-4) = 2,7;

Angket untuk variabel kinerja guru berjumlah 37 pernyataan. Dengan

demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai 185 dan nilai terendah yang

mungkin dicapai = 37. Berarti Mi = 0,5 (185 + 37) 111, dan Sdi = 1/6 ( 185 — 37 ) =

24,71. Instrumen untuk variabel iklim kerja ini terdiri dari atas 5 sub variable yaitu:

(a) kualitas kerja, butir pernyataannya berjumlah 6. Dengan demikian nilai tertinggi

yang mungkin dicapai = 30 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 6. Berarti Mi =

0,5 (30+6) = 18 dan Sdi = 1/6 (30-6) = 4; (b) kecepatan/ketepatan kerja, butir

pernyataannya berjumlah 7. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin

dicapai = 35 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 7. Berarti Mi = 0,5 (35+7) = 21

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

24

dan Sdi = 1/6 (35-7) = 4,7; (c) insiatif dalam kerja, butir pernyataannya berjumlah 11.

Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 55 dan nilai terendah yang

mungkin dicapai 11. Berarti Mi = 0,5 (55+11) = 33 dan Sdi = 1/6 (55-11) = 7,4;

(d) kemampuan kerja, butir pernyataannya berjumlah 6. Dengan demikian nilai

tertinggi yang mungkin dicapai = 30 dan nilai terendah yang mungkin dicapai 6.

Berarti Mi = 0,5 (30+6) = 18 dan Sdi = 1/6 (30-6) = 4; (e) komunikasi, butir

pernyataannya berjumlah 7. Dengan demikian nilai tertinggi yang mungkin dicapai = 35

dan nilai terendah yang mungkin dicapai 7. Berarti Mi = 0,5 (35+7) = 21 dan Sdi—

1/6

(35-7) = 4,7;

Lebih jelasnya perhitungan rerata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) dapat

dilihat pada tabel 3.9 berikut ini

Tabel 3.9 hasil perhitungan rerata ideal (Mi) dan standar

Deviasi (sdi)

No. Variabel Penelitian dan sub Variabel

penelitian

Nilai

tinggi

Nilai

rendah

Rerata ideal

(Mi)

Standar deviasi

ideal (Sdi)

1

Iklim kerja

a. Keakraban

b. Persaingan

c. Ketertiban organisasi

d. Keamanan

e. Fasilitas

f. Hubungan dengan orang tua

siswa

115

20

10

20

20

30

15

23

4

2

4

4

6

3

69

12

6

12

12

18

9

15,36

2,7

1,3

2,7

2,7

4

2

`2 Kepemimpinan kepala sekolah

a. keterbukaan

b. perhatian terhadap bawahan

c. intraksi

d. pengambilan keputusan

100

30

35

15

20

20

6

7

3

4

60

18

21

9

12

13,36

4

4,7

2

2,7

3 Kinerja guru

a. kualitas kerja

b. kecepatan/ketepatan kerja

c. inisiatif dalam kerja

d. kemampuan kerja

e. komunikasi

185

30

35

55

30

35

37

6

7

11

6

7

111

18

21

33

18

21

24,71

4

4,7

7,4

4

4,7

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

25

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan diatas, disusun standar skor kategori

masing-masing variabel untuk mengetahui presentase kecenderungan kinerja guru di 34

SMP Negeri Kota Banjarmasin

Tabel 3.10 Standar skor Ketegori variabel penelitian

Variabel & Sub Variabel Skor Kategori

Iklim kerja 93 -115

70 - 92

47 - 69

23 - 46

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Kepemimpinan kepala sekolah 80 -100

61 -80

41 - 60

20 - 40

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Kinerja guru 149 -185

112 - 148

75 – 111

37 - 74

Tinggi

Cukup

Kurang

Renda

Tabel 3.11 Standar skor Ketegori sub Variabel Iklim kerja

Sub Variabel Kinerja guru Interval Kategori

Keakraban 17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 – 8

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Persaingan 9 – 10

7 – 8

5 – 6

2 – 4

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

26

Ketertiban 17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 – 8

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Keamanan 17 -20

13 – 16

9 – 12

4 – 8

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Fasilitas 25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 - 12

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Hubungan dengan orang tua siswa 13 – 15

10 – 12

7 – 9

3 - 6

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Tabel 3.12 Standar skor Ketegori sub Variabel Kepemimpinan kepala sekolah

Sub Variabel kepemimpinan kepala

sekolah Interval Kategori

Keterbukaan 25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 - 12

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Perhatian terhadap bawahan 29 – 35

22 – 28

15 – 21

7 -14

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Interaksi 13 – 15

10 – 12

7 – 9

3 – 6

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Pengambilan keputusan 17 – 20

13 – 16

9 -12

4 – 8

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Tabel 3.13 Standar skor Ketegori sub Variabel kinerja guru

Sub Variabel kinerja guru Interval Kategori

Kualitas kerja 25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 -12

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

27

Kecepatan / ketepatan kerja 29 -35

22 – 28

15 – 21

7 – 14

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Inisiatif 45 – 55

34 – 44

23 – 33

11 – 22

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Kemampuan kerja 25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 -12

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

Komunikasi 29 – 35

22 – 28

15 – 21

7 - 14

Tinggi

Cukup

Kurang

Rendah

2. Perhitungan Persyaratan Analisis

Untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat

untuk dianalisis atau tidak. Sesuai tujuan penelitian ini, maka teknik

statistik yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi. Untuk dapat

menggunakan analisis tersebut ada beberapa syarat yang hares dipenuhi, yaitu:

hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier dan tidak

terjadi multikolinieritas antar variabel bebas serta data variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai distribusi dan varian yang sama. Untuk itu diadakan

perhitungan linieritas, normalitas dan perhitungan multikolinieritas.

a Perhitungan Linieritas

Penggunaan teknik analisis regresi memerlukan asumsi bahwa

hubungan antar variabel bebas dengan variable terikat sifatnya linier.

Untuk mengetahui linieritas pedoman yang digunakan adalah dengan melihat

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

28

hasil analisis pada lajur deviasion from linierity , sedangkan untuk menentukan

keberatian arah regresinya dengan memperhatikan analiss pada lajur

linienty keluaran program SPSS .Perhitungan linearitas bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas bersifat linier. Keberartian garis

regresi bertujuan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat ada artinya

untuk membuat kesimpulan tentang variabel yang diteliti. Perhitungan linieritas

dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 11,0 for windows.

Perhitungan linieritas ini digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara

masing-masing variabel bebas, yaitu iklim kerja, kepemimpinan kepala

sekolah dan variabel terikat yaitu kinerja guru SMP Negeri Kota Banjarmasin.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas sesuai dengan tujuan penelitian, kriteria

normalitas t dilakukan dengan menggunakan SPSS yaitu apabila didapatkan

nilai sig uji lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Kriteria yang

digunakan normal tidaknya data adalah dengan melihat harga kemiringan atau

skewniss dan harga keruncingan atau kurtosis . Sebuah data dikatakan

normal jika kemiringan data adalah +0,5 s/d -0,5 dan keruncingannya lebih

dari 0,025.

c Perhitungan Multikolinieritas

Perhitungan multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah koefisien korelasi antar variable bebas tinggi berarti

memiliki masalah multikolinieritas, sehingga penggunaan analisis regresi

ganda menjadi tidak layak. Perhitungan asumsi multikolinieritas dilakukan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

29

dengan melihat besarnya koefisien korelasi antar pasangan variable independent.

Kriteria yang digunakan adalah tidak lebih besar dari 0,85 untuk

mengatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas antar vaiabel

bebas (independent variable) (Edward, 1979).

3. Uji Hipotesis

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, teknik analisis data yang

digunakan untuk masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:

a. Analisa yang digunakan untuk mengetahui tujuan 1:

1. Menyusun tabel kerja dengan memasukan skor iklim kerja sebagai X dan

skor kinerja guru sebagai Y.

2. Menghitung regresi sederhana antara X dan Y dengan rumus :

y = a +b x (sudjana, 2002:6) dengan :

a =

222

2

xxN

xyxxxy

dan b =

22 xxN

yxxyN

(sudjana, 2002: 8)

x adalah data variabel iklim kerja

y adalah data variabel kinerja guru

statistik uji F : 2

2

SG

TC(sudjana, 2002 : 18) dimana :

Src2 = 2

)(

k

TCJK SG2

kN

EJK

)(

JK (TC) = JK (S) – JK (G)

JK (S) = nyaby /2)1)/(12

JK(G)

1

2112

N

yyx

K = nilai x yang berbeda

N = Banyaknya data

Kreteria : tolak hipotesis nol jika F hitung ≥ F tabel

terima hipotesis nol jika : F hitung < F tabel

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

30

b. Analisa yang digunakan untuk mengetahui tujuan 2 :

1. Menyusun tabel kerja dengan memasukan skor kepemimpinan kepala

sekolah sebagai x dan skor kinerja guru sebagai y

2. Menghitung regresi sederhana antara x dan Y dengan rumus

y = a +b x dengan

y = a +b x (sudjana, 2002:6) dengan :

a =

222

2

xxN

xyxxxy

dan b =

22 xxN

yxxyN

(sudjana, 2002: 8)

x adalah data variabel iklim kerja

y adalah data variabel kinerja guru

statistik uji F : 2

2

SG

TC(sudjana, 2002 : 18) dimana :

Src2 = 2

)(

k

TCJK SG2

kN

EJK

)(

JK (TC) = JK (S) – JK (G)

JK (S) = nyaby /2)1)/(12

JK(G)

1

2112

N

yyx

K = nilai x yang berbeda

N = Banyaknya data

Kreteria : tolak hipotesis nol jika F hitung ≥ F tabel

terima hipotesis nol jika : F hitung < F tabel

c. Analisa yang digunakan untuk mengetahui tujuan 3 :

1. menggunakan tabel kerja dari tujuan no 1 dan tujuan nomor 2 dengan

skor iklim kerja sebagai X1, kepemimpinan kepala sekolah X2 dan

kinerja guru sebagai Y

2. Menghitung regresi ganda antara X1 dan X2 terhadap Y, dengan

rumus

y = (2211 Xbxbb sudjana, 2002:70) dengan

221, Xaxayb

b1 =

yxxx

yxxxyxx

22212

22,1,22

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

31

b2 =

212212

12,1,212

xxxx

yxxxyxx

x1 = adalah data variabel iklim kerja

X2 = adalah data variabel kepemimpinan kepala sekolah

y = adalah kinerja guru

Statistik uji : F =)1/()(

)(

knSJK

lKregJK dimana

JK(reg) = yxbyb 2211

JK (S) = )(2 regJKy untuk

n

yyy

22

kteria Tolak hipotesis nol jika F hitung ≥ F tabel

terima hipotesis nol jika F hitung < F tabel

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif

dengan bantuan program SPSS. pendekatan ini dipilih karena dalam analisisnya

menghasilkan perhitungan yang diteliti dan akurat dibandingkan dengan cara

manual. adapun dalam analisis ini sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk

mengukur kontribusi iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru, sehingga dalam analisis menggunakan analisis regresi dengan metode

"enter" Untuk dapat melaksanakan analisis dengan menggunakan metode enter ini

kita harus memiliki data-data yang ingin diteliti.

Beberapa langkah yang dilakukan yaitu sbb:

1. Persiapan dalam menganalisa data.

Ada persiapan yang perlu dilakukan sebelum menganalisa data

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

32

Kesiapan itu mencakup kesiapan data maupun peralatan tambahan yang perlu

dipersiapkan agar lancar selama melakukan analisis antara lain menyiapkan

perangkat lunak CD program SPSS for Windows versi

2. Melakukan Entri data

Entri data merupakan kegiatan yang sangat penting sebelum melakukan

analisis data . kegiatan ini meliputi pengkodean data, baik berupa

angket maupun pengukuran fisik, agar dapat dianalisa dengan

menggunakan SPSS. Dalam hat ini SPSS mempunyai dua Windows yang

berlainan fungsinya. Windows pertama adalah data editor yang berfungsi unutk

melakukan entri data sehingga dapat dianalisis. Setelah disimpan file ini

mempunyai ekstensi 'sav" .entri data dilakukan dengan mengisikan data

Hama variabel mendatar sesuai dengan kolom sedangkan responder

atau jumlah observasi menurun atau sesuai dengan baris.

Windows yang kedua adalah output yang berfungsi menampilkan

keluaran hasil analisis yang telah dilakukan. Output SPSS ini

mempunyai ekstensi "spo" dan output ini dapat dicopy keprogram lain atau

dicetak melaiui printer.

3. Pelaksanaan Analisis dengan SPSS

Pada dasarnya dalam analisis ini kita ingin mengetahui konribusi

masing masing variabel , jadi pada analisis ini kita mengajukan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

33

hipotesis yang berbunyi:

Ho : Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara masing masing

variabel. Ha -. Ada kontribusi yang signifikan antara masing masing

variabel. Hipotesis inilah yang akan kita uji dengan menggunakan

program SPSS dengan langkah sbb:

a. Pastikan pada komputer anda sudah terinstal program SPSS

b. Buka file regresi "sav"

c. Klik >.analyze > Regression>linier akan muncul kotak dialog sbb;

d. Masukkan semua variabel X ke kotak independen dalam hal ini

adalah data hasil angket kepemimpinan kepala sekolah dan iklim

kerja. Masukkan juga variable dependen (Y) dalam hal ini hasil

angket kinerja guru. Kemudian pilih metode enter dalam kotak

dialog kemudian klik statistik maka akan muncul tampilan

e. Tandai –Durbin Watson pada residual untuk melihat nilai

autokorelasi, colinierity diagnostigs untuk melihat asumsi multi

kolinieritas . kemudian klik continue untuk melnjutkan, maka akan

muncul kotak dialog sbb.

f. Klik kotak Plot dan tandai Histogram dan normal probability

plot pada standarized residual plot .

g. Kemudian masukkan. variabel SRESID kedalam kotak Y dan

ZPRED kedalam ko tak X untuk mel ihat asumsi ten tang

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

34

heteroskedastastisitas , tekan continue.

h. Abaikan yang lain dan tekan OK untuk melihat hasil analisis regresi

ganda.

Dari hasil tampilan output SPSS tersebut nanti akan muncul beberapa

tabel analisis sebagai laporan hasil, sehingga apapun data yang kita masukkan

tanpa rekayasa keakuratan data lapangan akan dilaporkan oleh komputer, inilah

kelebihan program SPSS ini, disamping lebih teliti tentunya. Output pertama dari

laporan itu adalah 'Model Summary" dimana dalam tabel laporan ini kita

dapat mengetahui korelasi antara. 3 variabel yang kita masukkan tadi , apabila

nilai R berkisar antara - 1 sampai dengan +1 maka semakin mendekati nilai +1

berarti koefisien variabel itu kontribusinya erat. Sedangkan nilai positif dan

negatif menunjukkan arah korelasinya kalau negatif berarti berkolerasi negatif

bila positif korelasinya positif. Tabel kedua yang hares diperhatikan dalam

laporan adalah tabel ANOVA , pada tampilan output ini akan dilaporkan

nilai F hasil uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai

signifikansi antara masing-masing variabel , jika nilai F adalah < 0,05 maka

terdapat pengaruh yang signifikan antar varibel.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berikut ini disajikan data penelitian untuk variabel iklim kerja guru,

kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin.

Data dari hasil penelitian ini dideskripsikan dalam skor nilai tertinggi dan nilai terendah,

skor rerata (mean) simpangan baku (standar deviation). Selanjutnya data setiap variabel

disajikan dalam bentuk tabel distirbusi frekuensi dan tabel presentase kecenderungan.

1. Deskripsi variabel Iklim Kerja (XI)

Instrumen mengenai kerja yang valid berjumlah 23 butir, setiap butir terdiri 5

alternatif isian sehingga setiap butir mempunyai skor minimal 1 dan memiliki

kemungkinan skor terendah 23 dan skor tertinggi 115. Dari hasil penelitian,

diperoleh skor terendah = 75 dan skor tertinggi = 89. Selanjutnya data tersebut disusun

dalam bentuk distribusi frekuensi yang disajikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi data iklim kerja

No Interval Frewensi Prosentase

1 110 – 116 0 0 %

2 103 – 109 0 0 %

3 96 – 102 0 0 %

4 89 – 95 3 4,7 %

5 92 - 88 49 71,5 %

6 75 – 81 16 23,8 %

Jumlah 68 100 %

Berdasarkan data yang terkumpul melalui angket dari 34 sekolah (68

responden) diperoleh data iklim kerja sebagai berikut: skor tertinggi 89, skor

terendah 75, teratanya sebesar 82,1. dan simpangan baku sebesar 3,26.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

36

Selanjutnya dari data tersebut disusun dalam bentuk tabel distribusi frekwensi

seperti di atas. Dari distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa presentase, terbesar

berada pada interval 82 — 88 yaitu sebesar 71,5% dan presentase, terkecil berada

pada interval 89 — 95 yaitu sebesar 4,7%. Kemudian untuk melihat

kecenderungan kategori iklim kerja disajikan dalam bentuk tabel 4.2

Tabel 4.2 kecendrungan Iklim Kerja

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

93 – 115

70 – 92

47 – 69

23 - 46

Tinggi

cukup

kurang

rendah

3

65

0

0

4,7 %

95,3 %

0 %

0 %

Jumlah 68 100 %

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa presentase kecenderungan iklim

kerja dari 34 sekolah (68 responden) menunjukkan 0% berada pada kategori

kurang dan rendah, 95,3% berada pada kategori cukup, dan 4,7% berada pada

kategori tinggi.. Dari data penelitian tersebut dapat diartikan bahwa sebagian

besar guru SMP Negeri di Kota Banjarmasin beranggapan bahwa iklim

kerja berkontribusi dalam meningkatkan kinerjanya, dengan data empiris

berdasarkan penelitian terlihat bahwa 34 sekolah meyakini bahwa faktor iklim kerja

dalam kondisi yang cukup. Iklim kerja apabila dilihat dari sub variabel maka

hasilnya adalah sebagai berikut:

a . Iklim kerja dilihat dari sub variabel keakraban

Dari data yang terkumpul diperoleh hasil iklim kerja 34 sekolah berdasarkan sub

variabel keakraban adalah sebagai berikut: skor nilai terendah = 8, tertinggi = 18,

rerata = 13, dan simpangan baku = 2,53. Kecenderungan iklim kerja dilihat dari

keakraban disajikan pada tabel berikut ini.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

37

Tabel 4.3 Kecendrungan Iklim Kerja

dilihat dari keakraban

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 - 8

Tinggi

cukup

kurang

rendah

6

34

24

4

9,5 %

50 %

35,7 %

4,7 %

Jumlah 68 100 %

Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan presentase kecenderungan iklim kerja dilihat

dari keakraban menunjukkan 9,5% tinggi dan 50% cukup dan yang

keakrabannya kurang 25,7% serta yang rendah 4,7%.

b. Iklim kerja dilihat dari sub variabel persaingan

Data yang terkumpul dari 34 sekolah diperoleh skor tertinggi = 8, skor

terendah = 4, rerata = 6, simpangan baku = 1,33. kecenderungan iklim kerja

dilihat dari persaingan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari persaingan

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

9 -10

7 – 8

5 – 6

2 – 4

Tinggi

cukup

kurang

rendah

0

24

32

12

0 %

35,7 %

47,6 %

16,7 %

Jumlah 68 100 %

presentase kecenderungan iklim kerja 34 sekolah dilihat dari aspek persaingan

adalah sebagai berikut : 0 % menunjukan persaingan dalam kategori tinggi, 35,7 %

persaingan pada kategori cukup dan 47,6 % menunjukan persaingannya pada kategori

kurang dan kategori rendah 16,7%

c. Iklim kerja dilihat dari sub variabel ketertiban organisasi sekolah

iklim kerja apabila dilihat dari aspek ketertiban organisasi sekolah adalah sebagai

berikut : data yang terkumpul melalui angket dari 68 responden diperoleh skor tinggi

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

38

18, terendah = 8,mean = 13, simpangan baku = 2,53 kecenderunganiklim kerja bila

dilihat dari ketertiban organisasi sekolah adalah 9,5 % pada kategori tinggi, 50 %

berada pada kategori cukup dan 35,7 % berada pada kategori kurang, sedang 4,7 %

pada kategori rendah untuk lebih jelasnya tabel 4. 5berikut ini menyajikan

kecenderungan iklim kerja dilihat dari aspek ketertiban organisasi sekolah

Tabel 4.5

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari ketertiban organisasi sekolah

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 – 8

Tinggi

cukup

kurang

rendah

6

34

24

4

9,5 %

50 %

35,7 %

4,7 %

Jumlah 68 100 %

dari tabel 4.5 diatas terlihat bahwa presentase tertinggi yaitu 50% ada pada kategori

cukup. dengan demikian kerja guru dari 34 SMP di Banjarmasin bila dilihat dari

ketertiban organisasi sekolah adalah cukup

d. Iklim kerja dilihat dari sub variabel keamanan

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 34 sekolah diperoleh

hasil sebagai berikut: skor tertinggi = 18, skor terendah = 8, Beratnya = 13, dan

simpangan baku = 2,53. Kecenderungan iklim kerja bila dilihat dari aspek

keamanan adalah sebagai berikut: 9,5% pada kategori tinggi, 50% berada

pada kategori cukup, dan 35,7% berada pada kategori kurang, sedang 4,7% pada

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya tabel 4.6 berikut ini menyajikan

kecenderungan iklim kerja dilihat dari aspek keamanan.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

39

Tabel 4.6

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari keamanan

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 – 8

Tinggi

cukup

kurang

rendah

6

34

24

4

9,5 %

50 %

35,7 %

4,7 %

Jumlah 68 100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa presentase tertinggi yaitu 50% ada

pada kategori cukup. Dengan demikian iklim kerja dari 34 SMP se Banjarmasin

bila dilihat dari keamanan adalah cukup.

e. Iklim kerja dilihat dari sub variabel fasilitas

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 68 responden

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi sebesar 28, skor terendah sebesar

18, reratanya adalah sebesar 23, dan simpangan bakunya sebesar 2,67.

kecenderungan iklim .keria bila dilihat dari aspek fasilitas adalah sebagai

berikut 28,6% berada pada kategori tinggi, 66,6% berada pada kategori cukup,

4,7% berada pada kategori kurang, dan 0% berada pada kategori rendah. Untuk

lebih jelasnya tabel 4.7 berikut ini menyajikan iklim kerja dilihat dari aspek

Tabel 4.7

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari Fasilitas

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 – 12

Tinggi

cukup

kurang

rendah

19

45

4

0

28,6 %

66,6 %

4,7 %

0 %

Jumlah 68 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya iklim kerja 68 guru

SMP se Banjarmasin bila dilihat dari aspek fasilitas berada pada kategori cukup

(66,6%).

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

40

f. Iklim kerja dilihat dari sub variabel hubungan dengan orang tua siswa

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 68 responden

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi sebesar 14, skor terendah sebesar 8,

reratanya adalah sebesar 11, dan simpangan bakunya sebesar 1,71.

Kecenderungan iklim kerja bila dilihat dari aspek hubungan dengan orang

tua siswa adalah sebagai berikut 19,1% berada pada kategori tinggi, 61,8%

berada pada kategori cukup, 8% berada pada kategori kurang, dan 0% berada

pada kategori rendah. Untuk lebih jelasnya tabel 4.8 berikut ini menyajikan

iklim kerja dilihat dari aspek hubungan dengan orang tua siswa. Tabel 4.8

Tabel 4.8`

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari hubung orang tua siswa

Skor Kategori Frekwensi Prosentase

13 – 15

10 – 12

7 – 9

3 - 6

Tinggi

cukup

kurang

rendah

13

42

13

0

19,1 %

61,8 %

19,1 %

0 %

Jumlah 68 100 %

kecendrungan Iklim Kerja dilihat dari hubung orang tua siswa dari tabel di atas

dapat diketahui bahwa pada umumnya iklim kerja 68 guru SMP se Banjarmasin

bila dilihat dari aspek hubungan dengan orang tua siswa berada pada kategori

cukup (61,8%).

2. Deskripsi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)

Instrumen mengenai kepemimpinan kepala sekolah yang valid

berjumlah 20 butir, setiap butir terdiri 5 alternatif isian sehingga setiap butir

mempunyai skor minimal 1 dan maksimal 5. dengan demikian data

kepemimpinan kepala sekolah memiliki kemungkinan skor terendah 20 dan

skor tertinggi 100. Dari hasil penelitian yang diperoleh data skor

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

41

terendah = 75 dan skor tertinggi = 96. Selanjutnya data tersebut disusun

dalam bentuk distribusi frekuensi yang disajikan pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Distribusi Frekwensi Data kepemimpinan Kepala sekolah

No Interval Frekwensi Prosentase

1 96 - 100 6 9,5 %

2 91 – 95 10 14,3 %

3 87 – 90 31 45,3 %

4 81 – 86 11 16,6 %

5 76 – 80 8 11,9 %

6 70 - 75 2 2,3 %

Jumlah 68 100 %

Berdasarkan data yang terkumpul melalui angket dari 34 sekolah

diperoleh data kepemimpinan kepala sekolah sebagai berikut: skor tertinggi 96,

skor terendah 75, reratanya sebesar 86,00. dan simpangan baku sebesar 5,8 1.

Selanjutnya dari data tersebut disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

seperti di atas. Dari distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa presentase terbesar

berada pada interval 87 - 90 yaitu sebesar 45,3% dan presentase terkecil

berada pada interval 70 - 75 yaitu sebesar 2,3%. Kemudian untuk melihat

kecenderungan kategori iklim kerja disajikan dalam bentuk tabel 4.10

Tabel 4.10 kecenderungan kepemimpinan kepala sekolah

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

81 -100

61 – 80

41 – 60

20 - 40

tinggi

cukup

kurang

rendah

58

10

0

0

85,72 %

14,3 %

0

0

jumlah 68 100 %

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa presentase kepemimpinan

kepala sekolah dari 34 sekolah menunjukkan 0% berada pada kategori rendah,

0% berada pada kategori kurang, 14,3% berada pada kategori cukup, dan 85,72%

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

42

berada pada kategori tinggi. Dari data penelitian tersebut dapat diartikan

bahwa sebagian besar guru SMP di Banjarmasin beranggapan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi dalam meningkatkan kinerjanya,

dengan data empiris berdasarkan penelitian terlihat bahwa 34 sekolah

meyakini bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah dalam kondisi yang

tinggi. Sehingga dapat diartikan bahwa sebagian guru SMP di

Banjarmasin meni lai bahwa kepala sekolah memiliki vis i

kepemimpinan yang sangat baik. Oleh karenanya dengan kepemimpinan seperti

itu diharapkan akan meningkatkan kinerja guru-guru SMP di Banjarmasin

Kepemimpinan kepala sekolah apabila dilihat dari sub variabel maka hasilnya

adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari sub variabel keterbukaan.

Dari data yang terkumpul diperoleh hasil kepemimpinan kepala

sekolah dari 42 sekolah berdasarkan sub variabel keterbukaan adalah sebagai

berikut: skor nilai terendah = 22, tertinggi = 28, rerata = 25, dan

simpangan baku = 1,71. Kecenderungan kepemimpinan kepala

sekolah dilihat dari keterbukaan disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 kecenderungan iklim kerja dilihat dari keterbukaan

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 - 12

tinggi

cukup

kurang

rendah

42

26

0

0

61,9 %

38,1 %

0

0

jumlah 68 100 %

Dari tabel 4.11 di atas menunjukkan presentase kecenderungan iklim

kerja dilihat dari keterbukaan menunjukkan 61,9% tinggi dan 38,1% cukup dan

yang keterbukaannya kurang 0% serta yang rendah 0%.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

43

b. Kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari sub variabel perhatian

terhadap bawahan.

Data yang terkumpul dari 34 sekolah diperoleh skor tertinggi = 32,

skor terendah = 26, rerata = 29, simpangan baku = 1,56. kecenderungan

kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari perhatian terhadap bawahan

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 kecenderungan iklim kerja dilihat perhatian terhadap bawahan

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

29 – 35

22 – 28

15 – 21

7 - 14

tinggi

cukup

kurang

rendah

42

26

0

0

61,9 %

38,1 %

0

0

jumlah 68 100 %

Presentase kecenderungan kepemimpinan kepala sekolah 34 sekolah dilihat dari

aspek perhatian terhadap bawahan adalah sebagai berikut: 61,9% menunjukkan

perhatian terhadap bawahan dalam kategori tinggi, 38,1% perhatian terhadap

bawahan pada kategori cukup dan 0% menunjukkan perhatian terhadap bawahannya

pada kategori kurang dan kategori yang rendah 0%.

c. Kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari sub variabel interaksi

Kepemimpinan kepala sekolah apabila dilihat dari interaksi adalah sebagai

berikut: data yang terkumpul melalui angket dari 34 responden diperoleh

skor tertinggi = 14, terendah = 10, mean = 12, simpangan baku = 1,33.

Kecenderungan kepemimpinan kepala sekolah bila dilihat dari interaksi adalah

35,7% pada kategori tinggi, 64,3% berada pada kategori cukup, dan 0% berada

pada kategori kurang, sedang 0% pada kategori rendah. Untuk lebih

jelasnya tabel 4.13 berikut ini menyajikan kecenderungan kepemimpinan

kepala sekolah dilihat dari aspek interaksi.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

44

Tabel 4.13 kecenderungan kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari interaksi

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

13 – 15

10 – 12

7 – 9

3 – 6

tinggi

cukup

kurang

rendah

24

44

0

0

35,7 %

64,3 %

0

0

jumlah 68 100 %

Dari tabel 4.13 di atas terlihat bahwa presentase tertinggi yaitu 64,3%

ada pada kategori cukup. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah dari

34 SMP di Banjarmasin bila dilihat dari interaksi adalah cukup.

d Kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari sub variabel pengambilan keputusan

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 34 sekolah

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi = 19, skor terendah = 15, reratnya

= 17, dan simpangan baku = 1,33. Kecenderungan kepemimpinan kepala

sekolah bila dilihat dari sub variabel pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut: 64,3% pada kategori tinggi, 35,7% berada pada kategori cukup, dan

0% berada pada kategori kurang, sedang 0% pada kategori rendah. Untuk lebih

jelasnya tabel 4.14 berikut ini menyajikan kecenderungan iklim kretaria dilihat

dari aspek keamanan.

Tabel 4.14 kecenderungan kepemimpinan kepala sekolah dilihat dari

pengambilan keputusan

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

17 – 20

13 – 16

9 – 12

4 - 8

tinggi

cukup

kurang

rendah

44

24

0

0

64,3 &

35,7 %

0

0

jumlah 68 100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa presentase tertinggi yaitu 64,3% ada

pada kategori tinggi. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah dari 34

SMP se Banjarmasin bila dilihat dari pengambilan keputusan adalah tinggi.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

45

3. Deskripsi Variabel Kinerja guru (Y)

Instrumen mengenai kinerja guru yang valid berjumlah 37 butir,

setiap butir terdiri 5 alternatif isian sehingga setiap butir mempunyai skor

minimal 1 dan maksimal 5. dengan demikian data kinerja guru memiliki

kemungkinan skor terendah 37 dan skor tertinggi 185. Dari data hasil

penelitian diperoleh skor terendah = 80 dan skor tertinggi = 118.

Selanjutnya data tersebut disusun dalam bentuk distribusi frekuensi yang

disajikan pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Distribusi Frekwensi Data Kinerja guru

No Interval Frekwensi Prosentase

1 115 - 121 6 9,5 %

2 108 - 114 6 9,5 %

3 101 - 107 3 4,7%

4 94 - 100 39 57,2 %

5 87 - 93 3 4,7 %

6 80 - 86 11 14,4 %

Jumlah 68 100 %

Berdasarkan data yang terkumpul inelalut angket dari 34 sekolah diperoleh

data kinerja guru sebagai berikut: skor tertinggi 118, skor terendah 80, reratanya

sebesar 99,17, dan simpangan baku sebesar 9,99. Selanjutnya dari data tersebut

disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi seperti di atas. Dari distribusi

frekuensi di atas terlihat bahwa presentase terbesar berada pada interval 94 – 100

yaitu sebesar 57,2% dan presentase terkecil berada pada interval 101 -107 yaitu

sebesar 4,7%. Kemudian untuk melihat kecenderungan kategori kinerja guru

disajikan dalam bentuk tabel 4.16

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

46

Tabel 4.16 kecenderungan Kinerja guru

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

149 – 185

112 – 148

75 – 111

37 - 74

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

13

55

0

0 %

19,1%

80,90%

0%

jumlah 68 100 %

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa presentase kinerja guru dari 34

sekolah menunjukkan 0% berada pada kategori rendah, 80,90% pada ketegori

kurang, sementara itu 19,1% berada pada kategori cukup, dan 0% berada pada

kategori tinggi. Dari data penelitian tersebut dapat diartikan bahwa sebagian guru SMP

di Banjarmasin memiliki kinerja yang kurang.

Kinerja guru apabila dilihat dari sub variabel maka hasilnya adalah sebagai

berikut:

a. Kinerja guru dilihat dari sub variabel kualitas kerja.

Data yang terkumpul dari 34 sekolah diperoleh skor tertinggi = 22, skor

terendah = 8, rerata = 15, simpangan bake = 3,24. kecenderungan kinerja

guru dilihat dari kualitas kerjanya disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17

Kecenderungan kinerja guru dilihat dari sub variabel kualitas kerja

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

15 – 30

19 – 24

13 – 18

6 - 12

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

9

44

15

0 %

14,3 %

64,3%

21,4%

jumlah 68 100 %

Presentase kecenderungan kinerja guru 34 sekolah dilihat dari aspek

kualitas kerjanya adalah sebagai berikut: 0% menunjukkan kulaitasnya

dalam kategori tinggi, 14,3% kualitas kerja pada kategori cukup dan 64,3%

menunjukkan kualitas kerjanya pada kategori kurang dan 21,4% kategori yang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

47

rendah.

b Kinerja guru dilihat dari sub variabel ketepatan/kecepatan kerja

Kinerja guru apabila dilihat dari ketepatan/kecepatan kerja adalah sebagai

berikut: data yang terkumpul melalui angket dari 68 responden diperoleh

skor tertinggi = 21, terendah = 8, mean = 14, simpangan baku = 14.

Kecenderungan kinerja guru bila dilihat dari ketepatan/kecepatan kerja

adalah 0% pada kategori tinggi, 0% berada pada kategori cukup, dan 40,5%

berada pada kategori kurang, sedang 59,5% pada kategori rendah. Untuk lebih

jelasnya tabel 4.18 berikut ini menyajikan kecenderungan kinerja guru dilihat

dari aspek ketepatan/kecepatan kerja.

Tabel 4.18

Kecenderungan kinerja guru dilihat dari ketepatan / kecepatan kerja

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

29 -35

22 – 28

15 – 21

7 -14

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

0

28

40

0 %

0 %

40,5%

59,5%

jumlah 68 100 %

Dari tabel 4.18 di atas terithat bahwa presentase tertinggi yaitu 59,5% ada pada

kategori rendah. Dengan demikian kinerja guru dari 34 SMP di.Banjarmasin bila

dilihat dari sub variabel ketepatan/kecepatan kerja adalah rendah

c. Kinerja guru dilihat dari sub variabel inisiatif dalam kerja

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 34 sekolah

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi = 36, skor terendah = 12, reratanya

= 24, dan simpangan baku = 5,26. Kecenderungan kinerja guru bila dilihat dari

sub variabel inisiatif dalam kerja adalah sebagai berikut: 0% pada kategori tinggi,

2,3% berada pada kategori cukup, dan 59,5% berada pada kategori kurang, sedang

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

48

38,2% pada kategori rendah. Untuk lebih jelasnya tabel 4.19 berikut ini

menyajikan kecenderungan kinerja guru dilihat dari sub variabel inisiatif dalam

kerja..

Tabel 4.19

Kecenderungan kinerja guru dilihat dari inisiatif dalam kerja

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

45 – 55

34 – 44

23 – 33

11 - 22

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

2

40

26

0 %

2,3 %

59,5%

38,2%

jumlah 68 100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa presentase tertinggi yaitu 59% ada pada

kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru dari 34 SMP se kota banjarmasin

bila dilihat dari inisiatif dalam kerja adalah kurang.

d. Kinerja guru dilihat dari sub variabel kemampuan kerja

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 68 responden

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi sebesar 22, skor terendah sebesar 8,

reratanya adalah sebesar 15, dan simpangan bakunya sebesar 3,24.

kecenderungan kinerja guru bila dilihat dari sub variabel kemampuan kerja

adalah sebagai berikut 0% berada pada kategori tinggi, 14,3% berada pada

kategori cukup, 64,3% berada pada kategori kurang, dan 21,4% berada pada

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya tabel 4.20 berikut ini menyajikan kinerja

guru dilihat dari sub variabel kemampuan kerja.

Tabel 4.20

Kecenderungan kinerja guru dilihat dari kemampuan kerja

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

25 – 30

19 – 24

13 – 18

6 – 12

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

9

44

15

0 %

14,3 %

64,3%

21,4%

jumlah 68 100 %

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya kinerja guru

dari 34 SMP se kota Banjarmasin bila dilihat dari sub variabel

kemampuan kerja berada pada kategori kurang (64,3%).

e. Kinerja guru dilihat dari sub variabel komunikasi

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket dari 68 responden

diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi sebesar 21, skor terendah sebesar 8,

reratanya adalah sebesar 14, dan simpangan bakunya sebesar 2,83.

Kecenderungan kinerja guru bila dilihat dari sub variabel komunikasi adalah

sebagai berikut 0% berada pada kategori tinggi, 0% berada pada kategori cukup,

40,5% berada pada kategori kurang, dan 59,5% berada pada kategori rendah.

Untuk lebih jelasnya tabel 4.21 berikut ini menyajikan kinerja guru dilihat dari

sub variabel komunikasi.

Tabel 4.21

Kecenderungan kinerja guru dilihat dari sub variabel komunikasi

Skor Kategori Frekuensi Prosentase

29 – 35

22 – 28

15 -21

7 -14

tinggi

cukup

kurang

rendah

0

0

28

40

0 %

0 %

40,5%

59,5%

jumlah 68 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya kinerja guru dari

34 SMP sekota Banjarmasin bila dilihat dari sub variabel komunikasi berada

pada kategori rendah (59,5%).

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

50

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis perlu dilakukan sebelum data

dianalisis lebih lanjut. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu

uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan karena

berdasarkan metode penelitian, analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi dan regresi ganda, sehingga data variabel bebas

maupun variabel terikat harus berdistribusi normal. Sedangkan uji

homogenitas dilakukan hanya untuk meyakinkan bahwa variasi skor dari ketiga

variabel bersifat homogen.

1. Linieritas

Sebagaiman telah dikemukankan bahwa salah sate persyaratan analisis

harus dipenuhi adalah linieritas. Pedoman yang digunakan adalah untuk

menentukan kelinieran dengan melihat hasil analisis pada lajur

deviasion from linierity, sedangkan untuk menentukan keberartian arah

regresinya dengan memperhatikan analisis pada lajur linierity keluaran

program SPSS. Ringkasan output Linieritas dengan SPSS adalah sbb:

Tabel. 4.22 Ringkasan Output Pengujian Linieritas

Pasangan Variabel Dev.From linierity Linierity Kesimpulan

F SIG F SIG

X1- Y 4,498 0,110 9,072 0,00 Linier dan

berarti X2 - Y 2,485 0,124 6,337 0,00

Dari tabel 4.22 di atas, tampak bahwa antara, variabel Iklim kerja dan kinerja

diperoleh harga F = 4,498 dengan p 0,110 > 0,05, sedangkan harga

kebermaknaan garis liniernya F= 9,072 dengan p 0,00< 0,05 dengan demikian

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

51

disimpulkan bahwa harga X1 dan Y adalah linier dan berarti. Begitu juga dengan

harga X2.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas sesuai dengan metode penelitian bab III, kriteria normalitas

menggunakan SPSS yaitu apabila didapatkan nilai sig uji lebih besar dari

0,05 maka data berdistribusi normal. Kriteria yang digunakan normal

tidaknya data adalah dengan melihat harga kemiringan atau skewniss dan harga

keruncingan atau kurtosis . Sebuah data dikatakan normal jia kemiringan data

adalah +0,5 s/d -0,5 dan keruncingannya lebih dari 0,025

Tabel 4.23 Ringkasan Output Pengujian Normalitas

No Nama Variabel Kemiringan Keruncingan Kesimpulan

I X1 -0,067 0,441 Normal

2 X2 0,012 0,405 Normal

3 Y 0,037 0,416 Normal

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel X1,

X2 dan Y berdistribusi normal, sehingga memenuhi persyaratan pengujian

regresi .

3. Uji Multikolinieritas

Yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan antar prediktor ,

Ketentuan yang digunakan untuk menentukan terpenuhinya adalah apabila

hubungan antar prediktor kurang dari 0,80.Ringksan hasil perhitungan korelasi

masing rasing variabel dapat dilihat pads tabel berikut:

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

52

Tabel 4.24 Ringkasan Output Pengujian Multikolinieritas

Kolerasi X1 X2

X1 - 0,685

X2 0,685 -

Tabel di atas memberikan informasi besarnya korelasi antar varaibel X1 dan

X2 = 0,685 berdasarkan ketentuan, maka dinyatakan antar variabel tidak terjadi

korelasi yang t inggi dengan variabel bebas. Dengan demikian masalah

multikolinieritas dapat dihindari.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan guna mengetahui apak ah

hipotesis yang diungkapkan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak.

Berdasarkan hasil uji persyaratan ternyata pengujian hipotesis dapat

dilakukan sebab sejumlah persyaratan yang ditentukan untuk pengujian

hipotesis, seperti normalitas dan linieritas dari data yang diperoleh telah dapat

dipenuhi.

Dalam penelitian ini diajukan tiga hipotesis penelitian, yaitu

1. Hipotesis pertama Ada kontribusi positif antara Iklim kerja dengan kinerja

guru. Untuk itu disusun hipotesis statistik sebagai berikut.

Ho : Tidak ada kontribusi positif Iklim kerja terhadap kinerja guru.

Ha : Ada kontribusi positif Iklim kerja terhadap kinerja guru.

Dasar pengambilan keputsan karena dalam analisis menggunakan

program SPSS maka dasar adalah :

Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika Sig. > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

53

2. Hipotesis kedua : Ada kontribusi positif antara Kepemimpinan

Kepala sekolah dengan kinerja guru. Untuk itu disusun hipotesis

statistik sebagai berikut.

Ho : Tidak ada kontribusi positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru.

Ha : Ada kontribusi positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru. Dasar penganmbilan keputusan karena dalam analisis

menggunakan program SPSS maka dasar adalah :

Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika Sig. > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

3. Hipotesis ketiga : Ada kontribusi positif antara, Iklim kerja dan

kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Untuk itu disusun

hipotesis statistik sebagai berikut.

Ho : Tidak ada kontribusi Iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru.

Ha : Ada kontribusi Iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah dengan

kinerja guru.

Dasar pengambilan keputusan karena dalam analisis menggunakan program

SPSS maka dasar yang digunakan adalah :

Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika Sig. > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

54

1. Hipotesis Pertama : Ada kontribusi positif antara Iklim kerja dengan kinerja

guru. Dari hasil perhitungan analisis regresi linear dengan menggunakan program

SPSS versi 11 dengan metode enter mengenai kontribusi Iklim kerja (XI) kinerja

guru (Y).

Kriteria

Tolak Ho bila (SIG) < 0,05 (taraf signifikansi).

Hasil output , selanjutnya ringkasannya diperlihatkan oleh tabel berikut.

Tabel. 4.25 Ringkasan Regresi Sederhana Antara XI Terhadap Y

Variabel Koefisien Regresi Sig

X1 – Y 2,032 0,000

Analisis: dari tabel di atas tampak nilai b = 2,032 dan angka Sig = 0,000.

Oleh karena angka Sig = 0,000 < dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi hipotesis yang

berbunyi: Tidak ada kontribusi positif Iklim kerja terhadap kinerja guru, ditolak

pada taraf signifikansi 0,05. hal ini berarti terdapat kontribusi yang signifikan antara

iklim kerja terhadap kinerja guru.

Dari lampiran ... Juga dapat diketahui model regresinya adalah sebagai

berikut: Y = 67,605 + 2,032. Bentuk persamaan regresi sederhana tersebut

menunjukkan setiap kenaikan satu skor iklim kerja akan meningkatkan kinerja guru

sebesar 2,032, sebaliknya setiap penurunan satu skor iklim kerja akan menurunkan

kinerja guru sebesar 2,032.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

55

Besarnya kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat pada

ringkasan berikut.

Tabel. 4.26 Ringkasan Kontribusi X1 terhadap Y

Variabel Koefisien Determinasi

R2

Sig

X1 – Y 0,438 0,000

Dari tabel 4.26 di atas tampak nilai koefisien Determinasi R2 (R Square) sebesar

0,438 (43,8%). Ini menunjukkan bahwa variabel iklim kerja memberikan kontribusi

sebesar 43,8% terhadap variabel kinerja guru sedangkan 56,2 % merupakan

kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.

2. Hipotesis Kedua : Ada kontribusi positif antara Kepemimpinan Kepala sekolah

dengan kinerja guru.

Dari hasil perhitungan analisis regresi linear dengan menggunakan program SPSS

versi 11 dengan metode enter mengenai kontribusi Kepemimpinan kepala sekolah

(X2) terhadap kinerja guru (Y)

Kriteria

Tolak Ho bila (SIG) < 0,05 (taraf signifikansi).

Hasil output pada lampiran 8, selanjutnya ringkasannya diperlihatkan oleh tabel

berikut:

Tabel. 4.27 Ringkasan Regresi Sederhana Antara X2 Terhadap Y

Variabel Koefisien Regresi Sig

X1 – Y 1,191 0,000

Analisis: dari tabel di atas tampak nilai b = 0 dan angka Sig =.0,000 Oleh

karena angka Sig = 0,000 < dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi hipotesis

yang berbunyi: Tidak ada kontribusi positif kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru, ditolak pada taraf signifikansi 0,05. hal ini berarti terdapat

kontribusi yang signifikan antara iklim kerja terhadap kinerja guru. Dari lampiran

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

56

juga dapat diketahui model regresi adalah sebagai berikut:

Y = 3,238 + 1,19 1. Bentuk persamaan regresi sederhana, tersebut menunjukkan

setiap kenaikan satu skor kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan kinerja

guru sebesar 1,191, sebaliknya setiap penurunan satu skor kepemimpinan kepala

sekolah akan menurunkan kinerja guru sebesar 1,191.

Besarnya kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat

dilihat pada ringkasan berikut.

Tabel. 4.28 Ringkasan Kontribusi X2 terhadap Y

Variabel Koefisien Determinasi R2 Sig

X1 – Y 0,479 0,000

Dari tabel 4.28 di atas tampak nilai koefisien Determinasi R2 (R Square)

sebesar 0,479 Ini menunjukkan bahwa varaibel kepemimpinan kepala sekolah

memberikan kontribusi sebesar 47,9% terhadap variabel kinerja guru. Dan

sisanya sebesar 52,1% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.

3. Hipotesis Ketiga : Ada kontribusi positif antara Iklim kerja dan kepemimpinan

kepala sekolah dengan kinerja guru. Pengujian hipotesis ketiga, dilakukan

dengan analisis regresi berganda, yaitu antara variabel bebas dalam hal ini

Iklim Kerja (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) dengan satu variabel

terikat yaitu kinerja guru (Y).

Kriteria :

Tolak Ho bila (SIG) < 0,05 (taraf signifikansi).

Hasd output pada lampiran, selanjutnya ringkasannya diperlihatkan oleh

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

57

tabel berikut:

Tabel. 4.29 Ringkasan Regresi Sederhana Antara X2 Terhadap Y

Variabel Koefisien Regresi Sig

X1 0,774 0,000

X2 0,987 0,000

Analisis: dari tabel di atas tampak nilai b I = 0,774 dan b2 = 0,887 serta

angka Sig = 0,000 Oleh karena angka Sig = 0,000 < dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi

hipotesis yang berbunyi: Tidak ada kontribusi positif iklim kerja dan kepemimpinan

kepala sekolah terhadap kinerja guru, ditolak pads taraf signifikansi 0,05. hal ini

berarti terdapat kontribusi yang signifikan antara iklim kerja dan kepemimpinan

kepala sekolah terhadap kinerja guru. Dari lampiran .... juga dapat diketahui model

regresi adalah sebagai berikut:

Y = 56,594 + 0,774 Xi + 0,987 X2 Bentuk persamaan regresi ganda tersebut

kerja, kinerja setiap kenaikan satu skor iklim ke 'a, akan meningkatkan kinerja guru sebesar

0,774. Setiap kenaikan satu skor kepemimpinan kepala sekolah akan

meningkatkan kinerja guru sebesar 0,987. Dengan demikian, penambahan satu skor

untuk setiap variabel iklim kerja dan variabel kepemimpinan kepala sekolah akan

meningkatkan kinerja guru sebesar 1,761 , sebaliknya penurunan satu skor untuk

setiap variabel iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah akan menurunkan

kinerja guru sebesar 1,761.

Selanju tn ya untuk mel ihat besarn ya kont r ibus i i k l im ker ja dan

kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru dapat

dilihat pada ringkasan berikut.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

58

Tabel. 4.28 Ringkasan Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y

Variabel Koefisien Determinasi R2 Sig

(X1 dan X2) -Y 0,546 0,000

Dari tabel 4.30 di atas tampak nilai koefisien Determinasi R2 (R Square)

Sebesar 0,546 (54,6%). Ini menunjukkan bahwa varaibel iklim kerja

dan kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi secara bersama-sama

sebesar 54,6% terhadap variabel kinerja guru. Dan sisanya sebesar 45,4%

merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti. Selanjutnya untuk

mengetahui kontribusi efektif masing-masing variabel dilakukan dengan

perhitungan kontribusi sebagai berikut:

Σχ1 = 3447 Σχ2 = 3612 Σγ = 4165

Σχ1γ = 14356755 ; Σχ2γ = 15043980

χ1γ = Σ χ1-

1

χ1γ = 14356755 -

42

41653447

= 14356755 – (14356755/42

= 14365755 – 341827,5

= 14014928

χ2γ = Σχ2γ -

2

χ2γ = 15043980 -

42

41653447

= 15043980 – (15043980/42)

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

59

= 15043980 – 35190

= 15008790

untuk nilai b1 0,774, b2 = 0,987

maka “

b1 x1 y = 0,774 (14014928)

= 10847554

b2 x2 y = 0,987 (15008790)

= 14813675

Kontribusi Relatif (KR)

a. Kontribusi relatif dari iklim kerja

(KR – X1) = %1002211

11x

yxbyxb

yxb

= %1001481367510847554

10847554X

= %10025661229

10847554x

= 57,73%

Jadi, kontribusi relatif dari prediktor kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap

kinerja guru adalah 57,73%.

Kontribusi Efektif (KE)

Kontribusi secara bersama-sama (efektifitas garis regresi) antara iklim kerja dan

kepemimpinan kepala sekolah besarnya = 0,546 x 100% = 54,6%.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

60

Maka kontribusi efektif untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi efektif dari iklim kerja:

(KE –X1) = 22211

11R

yxbyxb

yxb

= 546,01481367510847554

10847554

= 0,423 X 0,546

= 0,231

= 23,1 %

Jadi, kontribusi efektif dari iklim kerja terhadap kinerja guru adalah sebesar 23,1%

dari keseluruhan kontribusi.

b. Kontribusi efektif dari kepemimpinan kepala sekolah

(KE –X2 = 22222

22R

yxbyxb

yxb

= 546,097,158994,1323

14813675X

= 0,577 X 0,547

= 0,3151

= 31 %

Jadi, kontribusi 'efektif dari kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar

31.51 % dari keseluruhan kontribusi.

Hal ini menunjukkan kontribusi kepemimpinan kepala sekolah lebih

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

61

besar dari kontribusi ikilm keda terhadap kinerja guru, sehingga dapat

disimpulkan kepemimpinan kepala sekolah lebih besar kontribusinya dalam

mempengaruhi kinerja guru di 34 SMP di Banjarmasin

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

62

BAB V

PEMBAHASAN

Kinerja guru di 34 SMP Sekolah Negeri di Banjarmasin dalam penelitian ini

ditinjau dari lima sub variabel yaitu: kualitas kerja, kecepatan dan ketepatan kerja,

inisiatif dalam kerja, kemampuan kerja dan kemampuan mengkomunikasikan

pekerjaan. Dari sub variabel tersebut diperinci lagi menjadi beberapa indikator

yang meliputi antara lain: merencanakan program, penguasaan bahan,

pengelolaan pembelajaran, penyelesaian program pengajaran, penggunaan media dan

sumber belajar, penggunaan metode belajar, penciptaan hal -hal baru,

kemampuan memimpin kelas, menilai hasil belajar siswa, penguasaan landasan

pendidikan, kemampuan mengkomunikasikan hal-hal baru dan keterbukaan.

Berdasarkan analisa deskriptif, secara umum dapat diketahui bahwa

kinerja guru di 34 sekolah negeri di Banjarmasin pada umumnya dalam kategori kurang

(80,90%). Berdasarkan hasil perbandingan skor rerata ideal yaitu sebesar 111 dengan

skor merata yang diperoleh sebesar 99,17, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

guru dari 34 SMP Negeri se kota Banjarmasin berada pada kategori kurang.

Dari analisis deskriptif untuk sub variabel kinerja guru diperoleh: kualitas kerja

dalam kondisi kurang (64,3%), kecepatan dan ketepatan kerja pada kategori rendah

(59,5%), inisiatif kerja berada pada kategori kurang (59,5%), kemampuan kerja ada

pada kategori kurang (64,3%), dan komunikasi berada pada kategori rendah

(59,5%). Hal ini berarti bahwa indikator-indikator pada variabel kinerja guru kurang

sesuai dengan yang dilakukan guru di sekolah/kelas.

Kemudian dari analisa deskriptif diperoleh hasil bahwa iklim kerja pada

umumnya berada pada kategori cukup (95,1%). Hal ini berarti bahwa iklim kerja guru

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

63

SMP di 34 sekolah di Banjarmasin adalah cukup, baik dilihat dari hubungan

antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan siswa, guru

dengan orang tua siswa dan guru dengan staf administrasi.

Di samping itu juga ketertiban organisasi sekolah cukup baik, keamanan

sekolah cukup baik, persaingan juga cukup sehat, dan fasilitas juga cukup, baik

dipandang dari segi kualitas, kuantitas, maupun pemanfaatannya.

Ini berdasarkan hasil analisis deskriptif persub variabel diperoleh

keakraban berada pada kategori cukup (50%), persaingan pada ketegori cukup

(35,7%), ketertiban organisasi sekolah pada ketegori cukup (50%), keamanan

pada ketegori cukup (50%), fasilitas pada ketegori cukup (66,6%), dan hubungan

dengan orang tua siswa pada ketegori cukup (61,8%).

Iklim kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja guru di 34 SMP

sebesar 43,8%. Artinya bahwa varian iklim kerja mampu menjelaskan 43,8%

varian kinerja guru SMP di 34 sekolah di Banjarmasin. Atau dengan kata lain

43,8% kinerja guru SMP di 34 sekolah di Banjarmasin ditentukan oleh variabel iklim

kerja.

Berdasarkan temuan penelitian ini dapat dinyatakan bahwa tinggi

rendahnya kinerja banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Iklim kerja yang

menyenangkan akan menjadi kunci pendorong bagi karyawan dan guru untuk

meningkatkan kinerjanya. Iklim sekolah berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja guru.

Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa pada umumnya

kepemimpinan kepala sekolah di 34 SMP di Banjarmasin , menurut persepsi guru

adalah tinggi (85,72%). Yang dilihat dari segi keterbukaan dalam

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

64

penyusunan program, pendelegasian wewenang dan pengelolaan keuangan,

perhatian terhadap bawahan yang meliputi pengawasan, penyelesaian masalah,

pembentukan suasana, kerja, interaksi di antara orang-orang di dalam sekolah dan Juga,

dalam pengambilan keputusan. Hal ini disimpulkan berdasarkan analisis deskriptif sub

variabel kepemimpinan kepala sekolah. Dari hasil analisis sub variabel ini

diperoleh: keterbukaan berada pada kategori tinggi (61,9%), perhatian terhadap

bawahan berada pada kategori tinggi (61,9%), interaksi berada pada kategori cukup

(64,3%), dan pengambilan keputusan berada pada kategori tinggi (64,3%).

Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai kontribusi terhadap kinerja

guru di 34 SMP di Banjarmasin. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis bahwa terdapat

kontribusi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru sebesar

47,9%. Artinya bahwa varian kepemimpinan kepala sekolah mampu menjelaskan 47,9%

varian kinerja guru SMP di Banjarmasin.

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda kinerja guru di 34 SMP di

banjarmasin dapat dijelaskan oleh kedua variabel secara bersama-sama, yaitu

veriabel kepemimpinan kepala sekolah (XI) dan iklim kerja (X2). Hasil uji F diperoleh

F hitung 23,432 dengan (p = 0,000, < 0,05). Karena signifikansinya lebih kecil

dari 0,05; berarti signifikan. Jadi secara bersama-sama, kedua variabel independen

tersebut yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja secara bersama-sama

memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap kinerja guru di 34 SMP di

banjarmasin. Kontribusi yang diberikan kedua variabel itu secara bersama-sama

sebesar 54,6%.Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi

yang positif baik pada iklim kerja dengan kinerja guru, kepemimpinan kepala

sekolah dengan kinerja guru, dan kontribusi secara bersama-sama. Hal ini berarti

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

65

semua hipotesis, baik hipotesis pertama, kedua, maupun ketiga yang

dikemukakan dalam penelitian ini dapat diterima. Dapat disimpulkan pula bahwa

terdapat Kontribusi Positif antara iklim kerja dengan kinerja guru.

Berada semakin baik iklim kerja maka semakin baik juga kinerja

guru, atau semakin baik kepemimpinan kepala sekolah semakin besar

harapan untuk mendorong terjadinya kinerja dikalangan guru-guru yang lebih

baik.Berdasarkan analisis untuk mengetahui kontribusi efektif masing-masing

variabel yang dilakukan dengan perhitungan kontribusi. Sumbangan efektif

masing-masing variabel ditunjukkan dengan nilai masing-masing prediktor. Dari

masing-masing variabel bebas menunjukkan kontribusi efektif terbesar

terhadap kinerja guru diperoleh dari variabel kepemimpinan kepala sekolah

(31,5%). Dan yang kedua atau lebih kecil diperoleh dari iklim kerja I (23,1%). Apabila

dilihat dari regresi ganda, maka kontribusi yang, diberikan oleh kedua variabel bebas

secara bersama-sama adalah sebesar 54,6%. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa sekitar 45,4% kinerja guru 34 SMP di banjarmasin dikontribusi oleh faktor-

faktor lain selain iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

66

BAB VI

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara umum kinerja guru dari 34 sekolah di Banjarmasin berada pada kategori

kurang (80,90%). Bila dilihat dari masing-masing sub variabel: kualitas kerja

berada pada kategori kurang (64,3%), kecepatan dan ketepatan kerja berada pada

kategori rendah (59,5%), inisiatif dalam kerja berada pada kategori kurang (59,5%),

kemampuan kerja berada pada kategori kurang (64,3%), dan kemampuan

mengkomunikasikan pekerjaan berada pada kategori rendah (59,5%). Dari sub

variabel tersebut diperinci lagi menjadi beberapa indikator yang meliputi antara lain:

antara lain: merencanakan program, penguasaan bahan, pengelolaan pembelajaran,

penyelesaian program pengajaran, penggunaan media dan sumber belajar,

penggunaan metode belajar, penciptaan hal -hal baru, kemampuan

memimpin kelas, menilai hasil belajar siswa, penguasaan landasan

pendidikan, kemampuan mengkomunikasikan hal -hal baru dan

keterbukaan.

2. Variabel iklim kerja berdasarkan analisis deskriptif dilihat dari presentase

kecenderungan berada pada kategori cukup (95,1%). Bila dilihat dari masing-

masing sub variabel: keakraban berada pada kategori cukup (50%),

persaingan pada ketegori cukup (35,7%), ketertiban organisasi sekolah pada

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

67

ketegori cukup (50%), keamanan pada ketegori cukup (50%), fasilitas pada ketegori

cukup (66,6%), dan hubungan dengan orang tua siswa pada ketegori cukup (61,8%).

3. Dari hasil analisis kontribusi antara variabel iklim kerja dan kinerja guru diketahui

iklim kerja berpengaruh terhadap kinerja guru di 34 SMP di Banjarmasin sebesar

43,8%

4. Variabel kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan analisis deskriptif dilihat dari

presentase kecenderungan berada pada kategori tinggi (85,72%). Bila dilihat dari

masing-masing sub variabel: keterbukaan berada pada kategori tinggi (61,9%),

perhatian terhadap bawahan berada pada kategori tinggi (61,9%), interaksi berada

pada kategori cukup(64,3%), dan pengambilan keputusan berada pada kategori

tinggi (64,3%).

5. Dari hasil analisis antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja

guru diketahui kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru

sebesar 47,9%.

6. Variabel iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersamasama

memberikan sumbangan yang berarti terhadap kinerja guru di 34 SMP di

Banjarmasin . besarnya sumbangan kedua prediktor tersebut secara bersama-sama

terhadap kinerja guru sebesar 54,6%

7. Berdasarkan besarnya nilai kontribusi masing-masing variabel independen

menunjukkan bahwa variabel yang besar kontribusinya terhadap kinerja guru adalah

variabel kepemimpinan kepala sekolah.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

68

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Dari hasil penelitian secara umum diperoleh analisis deskriptif iklim kerja

berada pada kategori cukup, kemudian terdapat kontribusi yang signifikan

antara iklim kerja terhadap kinerja guru, dan berdasarkan hasil analisis

deskriptif per-sub variabel diperoleh skor sub varibel keakraban cukup,

ketertiban organisasi cukup, keamanan cukup, fasilitas cukup, hubungan

dengan orang tua/wali siswa cukup, maka agar kinerja guru dapat

meningkat harus juga diimbangi dengan peningkatan sub-sub variabel di

atas. Sementara itu untuk sub variabel persaingan berada pada kategori

kurang maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu dibentuk suasana

persaingan yang baik.

2. Dari hasil penelitian secara umum diperoleh analisis deskriptif

kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori tinggi, kemudian

terdapat kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan kepala terhadap

kinerja guru, dan berdasarkan hasil analisis per sub variabel, semuanya

menyatakan kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori tinggi.

Oleh karena itu, agar kinerja guru dapat meningkat kepala sekolah

harus lebih berperan lagi sebagai organisator, administrator, dan

supervisor.

3. Dari penelitian ini juga diperoleh hasil analisis deskriptif kinerja guru

per variabel dan per-sub variabel bahwa kinerja guru berada pada kategori

kurang. maka bagi guru bila ingin meningkatkan kinerjanya agar lebih

meningkatkan performancenya saat melaksanakan tugas dan kewajibannya

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

69

di sekolah/ruang kelas sesuai dengan indikator yang ada pada instrumen

penelitian ini.

4. Bagi Dinas Pendidikan/Pemerintah Kota Banjarmasin jika ingin

meningkatkan kinerja guru, agar memberikan kebijakan yang

berhubungan dengan perbaikan iklim kerja serta kepemimpinan

kepala sekolah. Upaya yang bisa dilakukan dengan memberikan

atau menciptakan iklim kerja yang harmonis dan baik serta

meningkatkan peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai

organisator, administrator, dan supervisor.

5. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan kontribusi kedua variabel

bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja

guru. Namun, hasil anailisis deskriptif diperoleh skor kinerja guru masuk

dalam kategori kurang dengan prosentase sebesar 80,90 %. Oleh

karena itu, disarankan kepada peneliti lain untuk mengkaji dan

mengembangkan variabel-variabel lain yang berkontribusi terhadap kinerja

guru.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Boediono Soeyadi (Juli 1990). Efektifitas Guru Sekolah Dasar di Pulau Jawa. Prisma

th VIII no 7.

Cohen, J. (1977). Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences. (revised

edition). New York : Academic Press.

Dedy Supriyadi. (1998). Mengangkat Tetra dan Martabat Guru. Yogyakarta

Adicita Karyanusa

Hamzah, B. Uno (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi

Aksara

Scholar : Jurnal Filsafat, Teori Analisis dan Inovasi PPS Universitas Negeri

Padang Vol 1 no 1 Desember 44-53

Henri Simamora. (2002). Manajemen sumber daya manusia edisi III. Yogyakarta

STIE YKPN Yogyakarta.

Husaini Usman. (2006). Manajemen Teori, Praktik dan Reset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Heresy, P.& Blanchard, K (1985). Management of Organizational Behavior Utilizing

Human Resources (5th ed). Englewood Cliffs: Prentice-Hall.

Indrajati Sidi. (1999). Refonnasi Pendidikan Menyonsong Millennium Ketiga. Jakarta

Buletin Pusat Perbukuan Depdiknas edisi November no 05.

JaIal, F & Supriyadi, D. (2001). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

71

Kaplan, R. M. & Saccuzio. Denis P. (1982). Psychological Testing, Principles,

Application, and Issues. Monterey : Brooks/Cole Publushing Company.

Kusmanto. (2004). Menyoal Manajemen Berbasis Sekolah. Diambil dari

htt-p://www.mall-archiev.com/[email protected]/msg0001 4. htm]

Tanggal 22 Agustus, 2004

Mulyasa. E (2004). Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan

Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ndraha Tangkalizandahu. (2000). Pengantar Teori Pembangunan Manajemen

Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Niron, M. D (2001). Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kualitas Kerja Bagi

Guru dan Karyawan Sekolah. Dinamika Pendidikan : Jurnal kependidikan FIP UNY

no 2 th VIII Nopember 97-113.

Onong Uchjana Effendy. (1999). Psikologi Manajemen dan Administrasi. Bandung :

Mandar Maju.

Owen, Robert, G (1995). Organizational Behavior in Education. Florida : Simon and

Shuster Company

Sergiovanni, T. (1982) Supervision of Teaching. New York : McGraw-Hill, Book

Company

Sudjana. (2000). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana.. (2002). Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi (Bagi Para Peneliti).

Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2001). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumidjo, W. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sumidjo, W, (2003), Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

72

Surya. (2002) Guru Antara Harapan, Kenyataan dan Keharusan. Jakarta: Grasindo

Sutarto. (2001). Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gajahmada

Press.

Umaedi (1999). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta : Ditjen

Dikdasmen Depdiknas.

YukI Gary. (1996). Leadership in Organizations. Englewood Cliffs: Prentice-Hall,

Inc.+

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

73

DATA INDUK PENELITIAN

NO X1 X2 Y

1 75 86 99

2 77 75 80

3 80 77 80

4 75 81 92

5 82 86 99

6 80 86 93

7 75 75 94

8 82 82 80

9 82 77 92

10 75 86 93

11 80 84 99

12 75 75 96

13 77 82 106

14 82 86 94

15 80 84 96

16 84 81 99

17 77 81 106

18 84 87 80

19 82 86 106

20 84 87 99

21 82 77 93

22 84 87 106

23 86 84 92

24 87 84 112

25 80 86 114

26 82 94 96

27 82 86 116

28 82 96 99

29 80 81 112

30 82 96 96

31 82 86 117

32 77 96 99

33 84 94 114

34 80 86 118

35 82 81 80

36 84 94 118

37 77 77 116

38 82 77 112

39 87 94 99

40 82 96 114

41 82 86 100

42 86 94 118

43 87 96 118

44 82 86 116

45 82 86 99

46 87 75 112

47 77 96 96

48 89 77 100

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

74

49 82 82 112

50 86 86 99

51 84 86 112

52 77 81 100

53 87 77 99

54 82 94 100

55 89 75 99

56 89 92 84

57 82 92 84

58 87 86 99

59 89 92 94

60 89 82 118

61 82 86 94

62 82 92 117

63 84 86 99

64 86 82 100

65 82 87 117

66 87 86 99

67 89 87 100

68 89 92 99

Lampiran 6 : Deskripsi Variabel Penelitian

Statistik

Iklim Kerja Kepemimpinan

Kepala Sekolah Kinerja Guru

N Valid 68 68 68

Missing 0 0 0

Mean 82,0000 86,0000 99,0000

Median 82,0000 86,0000 99,0000

Mode 82,00 86,00 99,00

Std.Deviation 3,25646 5,81000 9,99492

Variance 10,60453 33,75610 99,89837

Skewness ,067 ,012 ,037

Std. Error of Skewness ,365 ,365 ,365

Kurtosis ,441 ,405 ,416

Std.Error of Kurtosis ,717 ,717 ,717

Range 14,00 21,00 38,00

Minimum 75,00 75,00 80,00

Maximum 89,00 96,00 118,00

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

75

Lampiran 7 : Tabel Frekuensi Variabel Penelitian

Iklim Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 75,00 5 7,35 7,35 7,35

77,00 7 10.29 10.29 17,64

80,00 7 10.29 10.29 27,93

82,00 23 33,81 33,81 61,74

84,00 9 13,23 13,23 74,97

86,00 3 4,45 4,45 79, 42

87,00 7 10,29 10,29 89,71

89,00 7 10,29 10,29 100,0

Total 68 100,0 100,0

IKLIM KERJA

0

10

20

30

75 77 80 82 84 86 87 89

freku

en

si

Std.Dev.= 3,26

Mean = 82

N = 68

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

76

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 75,00 5 7,35 7,35 7,35

77,00 7 10,29 10,29 17,64

81,00 7 10,29 10,29 27,93

82,00 5 7,35 7,35 38,28

84,00 4 5,58 5,58 40,86

86,00 19 28,27 28,27 69,13

87,00 5 7,35 7,35 74,48

92,00 5 7,35 7,35 83.83

94,00 6 8.82 8.82 92.65

96,00 5 7,35 7,35 100,0

Total 68 100 100,0

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

0

10

20

75 77 81 82 84 86 87 92 94 96

Fre

ku

en

si

Std.Dev.= 5,81

Mean = 86,0

N = 68

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

77

Kinerja Guru

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 80,00 5 7,35 7,35 7,35

84,00 2 2,94 2,94 10,29

92,00 3 4,41 4,41 14,7

93,00 3 4,41 4,41 19,11

94,00 5 7,35 7,35 26,46

96,00 5 7,35 7,35 33,81

99,00 15 22.39 22.39 56,2

100,00 6 8.82 8.82 65,02

106,00 4 5,58 5,58 70,6

112,00 6 8.82 8.82 74,42

114,00 3 4,41 4,41 83,83

116,00 3 4,41 4,41 88,24

117,00 3 4,41 4,41 92,65

118,00 5 7,35 7,35 100,0

Total 68 100,0 100,0

KINERJA GURU

0

10

20

80 92 94 99 106

114

117

Fre

ku

en

s

Std.Dev.= 9,99

Mean = 99,0

N = 68

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

78

LAMPIRAN 8 DATA FREKUENSI SUB VARIABEL

Keakraban Persaingan

Ketertiban

Organisasi

sekolah

Keamanan Fasilitas

Hubungan

Dengan

Orang tua

N Valid 68 68 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 13,0000 6,0000 13.0000 13,0000 23,0000 11,0000

Median 13,0000 6,0000 13.0000 13,0000 23,0000 11,0000

Metode 13,00 6,00 13,00 13,00 23,00 11,00

Std

Deviation 2,52789 1,32518 2,52789 2,52789 2,66870 1,71080

Minimum 8,00 4,00 8,00 8,00 18,00 8,00

Maximum 18,00 8,00 18,00 18,00 28,00 14,00

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

79

Keakraban

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 5 3,675 7,35 7,35

9,00 5 3,675 7,35 14,8

10,00 6 4,41 8,82 23,62

11,00 7 5,145 10,29 33,91

12,00 8 5,88 11,76 45,67

13,00 10 7,67 15,34 61,03

14,00 8 5,88 11,76 72,79

15,00 6 4,41 8,82 81,61

16,00 5 3,675 7,35 88,96

17,00 4 2,79 5,52 94,48

18,00 4 2,79 5,52 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100

0

2

4

6

8

10

12

14

16

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0

13,0

14,0

15,0

16,0

17,0

18,0

Fre

ku

en

s

Std.Dev.= 2,53

Mean =13,0

N = 68

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

80

Persaingan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 4,00 10 7,35 14,7 14,7

5,00 13 9,555 19,11 33,81

6,00 17 12,515 25,03 58,84

7,00 15 11,025 22,05 80,89

8,00 13 9,555 19,11 100

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

4,0 5,0 6,0 7,0 8,0

Std.Dev.= 1,33

Mean = 6,0

N = 68

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

81

Ketertiban organisasi sekolah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 4 2,79 5,52 5,52

9,00 5 3,675 7,35 12,87

10,00 5 3,675 7,35 20,22

11,00 7 5,145 10,29 30,51

12,00 8 5,88 11,76 42,27

13,00 10 7,73 15,46 57,73

14,00 8 5,88 11,76 69,49

15,00 6 4,41 8,82 78,31

16,00 6 4,41 8,82 87,13

17,00 4 2,79 5,52 92,65

18,00 5 3,675 7,35 100

68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

8,0

9,0

10

,0

11

,0

12

,0

13

,0

14

,0

15

,0

16

,0

17

,0

18

,0

Std.Dev.= 2,53

Mean = 13,0

N = 68

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

82

Keamanan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 4 2,79 5,52 5,52

9,00 5 3,675 7,35 12,87

10,00 5 3,675 7,35 20,22

11,00 7 5,145 10,29 30,51

12,00 8 5,88 11,76 42,27

13,00 10 7,73 15,46 57,73

14,00 8 5,88 11,76 69,49

15,00 6 4,41 8,82 78,31

16,00 6 4,41 8,82 87,13

17,00 4 2,79 5,52 92,65

18,00 5 3,675 7,35 100

68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0

13,0

14,0

15,0

16,0

17,0

18,0

Std.Dev.= 2,53

Mean = 13,0

N = 68

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

83

Fasilitas

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 18,00 5 3,675 7,35 7,35

19,00 6 4,41 8,82 16,17

20,00 5 3,675 7,35 23,52

21,00 6 4,41 8,82 32,34

22,00 7 5,145 10,29 42,63

23,00 9 6,635 13,27 55,9

24,00 8 5,88 11,76 67,66

25,00 6 4,41 8,82 76,48

26,00 5 3,675 7,35 83,83

27,00 6 4,41 8,82 92,65

28,00 5 3,675 7,35 100,0

68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

18,0 19,0 20,0 21,0 22,0 23,0 24,0 25,0 26,0 27,0 28,0

Fre

ku

en

si

Std.Dev.= 2,67

Mean =23,0

N = 68

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

84

Hubungan dengan orang tua siswa

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 8 5,88 11,76 11,76

9,00 7 5,145 10,29 22,05

10,00 12 8,82 17,64 39,69

11,00 13 9,575 19,15 58,84

12,00 12 8,82 17,64 76,48

13,00 8 5,88 11,76 88,24

14,00 8 5,88 11,76 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

8,0 9,0 10,0 11,0 12,0 13,0 14,0

Std.Dev.= 1,71

Mean = 11,0

N = 68

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

85

LAMPIRAN 10 tabel frekuensi sub variabel kepemimpinan kepala sekolah

Keterbukaan Perhatian terhadap

bawahan

Interaksi Pengambilan

keputusan

N Valid 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0

Mean 25,0000 29.0000 12,0000 17,0000

Median 25,0000 29,0000 12,0000 17,0000

Metode 25,00 29,00 12,00 17,00

Std Deviation 1,71080 1,56174 1,32518 1,32518

Minimum 22,00 26,00 10,00 15,00

Maximum 28,00 32,00 14,00 19,00

Keterbukaan

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 22,00 7 5,145 10,29 10,29

23,00 7 5,145 10,29 20,58

24,00 13 9,575 19,15 39,73

25,00 15 11,025 22,05 61.78

26,00 11 8,085 16,17 77,95

27,00 8 5,88 11,76 89,71

28,00 7 5,145 10,29 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

22,0 23,0 24,0 25,0 26,0 27,0 28,0

Std.Dev.= 1,71

Mean = 25,0

N = 68

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

86

Perhatian terhadap bawahan

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

26,00 5 3,675 7,35 7,35

27,00

10 7,67 15,34 22,69

28,00

12 8,82 16,40 39,09

29,00

15 11,025 22,05 61,14

30,00

11 8,085 16,17 71,31

31,00

10 7,67 15,34 92,65

32,00

5 3,675 7,35 100,0

Total

68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

26,0 27,0 28,0 29,0 30,0 31,0 32,0

Std.Dev.= 1,56

Mean = 29,0

N = 68

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

87

Intraksi

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 10,00 12 8,82 16,40 16,40

11,00 13 9,575 19,15 35,55

12,00 17 13,115 26,23 61,78

13,00 14 10,91 21,82 83,6

14,00 12 8,82 16,40 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

10,0 11,0 12,0 13,0 14,0

Std.Dev.= 1,33

Mean = 12,0

N = 68

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

88

Pengambilan keputusan

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 15,00 12 8,82 16,40 16,40

16,00 13 9,575 19,15 35,55

17,00 17 13,115 26,23 61,78

18,00 14 10,91 21,82 83,6

19,00 12 8,82 16,40 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

15,0 16,0 17,0 18,0 19,0

Std.Dev.= 1,33

Mean = 17,0

N = 68

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

89

Lampiran 12 Tabel Frekuensi Sub Variabel Kinerja Guru

Kualitas

Kerja

Kecepatan dan

Ketepatan kerja

Inisiatif dalam

kerja

Kemampuan

kerja

Komunikasi

N Valid 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0

Mean 15,0000 14,0000 24,0000 15,0000 14,0000

Median 15,0000 14,0000 24,0000 15,0000 14,0000

Metode 15,00 14,00 24,00 15,00 14,00

Std Deviation 3,23849 2,83263 5,56119 3,23849 2,83263

Minimum 8,00 8,00 12,00 8,00 8,00

Maximum 22,00 21,00 36,00 22,00 21,00

Kualitas Kerja

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 3 4,41 4,41 4,41

9,00 2 2,94 2,94 7,35

10,00 4 5,88 5,88 13,23

11,00 4 5,88 5,88 19,11

12,00 5 7,35 7,35 26,46

13,00 6 8,82 8,82 35,28

14,00 7 10,29 10,29 45,57

15,00 8 11,86 11,86 57,43

16,00 7 10,29 10,29 67,72

17,00 6 8,82 8,82 76,54

18,00 5 7,35 7,35 83,89

19,00 4 5,82 5,82 89,71

20,00 3 4,41 4,41 94,12

21,00 2 2,94 2,94 97,06

22,00 2 2,94 2,94 100,0

Total 68 100,0 100,0

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

90

0

2

4

6

8

10

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

22,0

Kecepatan dan ketepatan kerja

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 3 2,205 4,41 4,41

9,00 4 2,94 5,88 10,29

10,00 4 2,94 5,88 16.17

11,00 4 2,94 5,88 22,05

12,00 6 4,175 8,35 30,4

13,00 8 5,93 11,86 42,26

14,00 10 7,73 15,46 57,72

15,00 8 5,93 11,86 69,58

16,00 6 4,175 8,35 77,93

17,00 4 2,94 5,88 83,81

18,00 4 2,94 5,88 89,69

19,00 4 2,94 5,88 95,57

21,00 3 2,205 4,41 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total 100,0

Std.Dev.= 3,24

Mean = 15,0

N = 68

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

91

0

2

4

6

8

10

12

8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 18,0 21,0

Inisiatif dalam kerja

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 12,00 3 2,205 4,41 4,41

15,00 3 2,205 4,41 8,82

16,00 4 2,94 5,88 14,7

17,00 4 2,94 5,88 20,58

18,00 4 2,94 5,88 26,46

19,00 3 2,205 4,41 30,87

20,00 3 2,205 4,41 35,28

21,00 3 2,205 4,41 39,69

22,00 3 2,205 4,41 44,1

23,00 4 2,94 5,88 49,98

24,00 5 3,675 7,35 57,33

25,00 4 2,94 5,88 63,21

26,00 3 2,205 4,41 67,62

27,00 3 2,205 4,41 72,03

28,00 3 2,205 4,41 76,44

29,00 3 2,205 4,41 80,85

30,00 3 2,205 4,41 85,26

31,00 3 2,205 4,41 89,67

32,00 3 2,205 4,41 94,08

33,00 2 1,47 2,94 97,02

36,00 2 1,47 2,94 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total

Std.Dev.= 2,83

Mean = 14,0

N = 68

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

92

0

2

4

6

12,0

16,0

18,0

20,0

22,0

24,0

26,0

29,0

31,0

33,0

Kemampuan kerja

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 3 2,205 4,41 4,41

9,00 3 2,205 4,41 8,82

10,00 4 2,94 5,88 14,7

11,00 4 2,94 5,88 20,58

12,00 5 3,675 7,35 27,93

13,00 5 3,675 7,35 35,28

14,00 7 5,145 10,29 45,57

15,00 8 5,93 11,86 57,43

16,00 7 5,145 10,29 67,72

17,00 6 4,175 8,35 76,07

18,00 5 3,675 7,35 83,42

19,00 3 2,205 4,41 87,83

20,00 3 2,205 4,41 92,24

21,00 2 1,47 2,94 95,18

22,00 2 1,47 2,94 100

Total 68 100

Total

Std.Dev.= 5,00

Mean = 24,0

N = 68

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

93

0

2

4

6

8

10

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

22,0

Komunikasi

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 8,00 3 2,205 4,41 4,41

9,00 4 2,94 5,88 10,29

10,00 4 2,94 5,88 16,17

11,00 4 2,94 5,88 20,05

12,00 6 4,175 8,35 30,4

13,00 8 5,93 11,86 42,26

14,00 10 7,73 15,46 57,72

15,00 8 5,93 11,86 68,58

16,00 6 4,175 8,35 77,93

17,00 4 2,94 5,88 83,81

18,00 4 2,94 5,88 89,69

19,00 4 2,94 5,88 95,57

21,00 3 2,205 4,43 100,0

Total 68 50,0 100,0

Total

Std.Dev.= 3,24

Mean = 15,0

N = 68

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

94

0

2

4

6

8

10

12

14

16

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0

13,0

14,0

15,0

16,0

17,0

18,0

19,0

21,0

Lampiran 12 : Uji Normalitas

Iklim Kerja Kepemimpinan

KepSek

Kinerja Guru

N Valid 68 68 68

Missing 0 0 0

Mean 82,0000 86,0000 99,0000

Median 82,0000 86,0000 99,0000

Metode 82,00 86,00 99,00

Std Deviation 3,25646 5,81000 9,99492

Variance 10,60453 33,75610 99,89837

Skewness ,067 ,012 ,037

Std. error of Skewness ,365 ,365 ,365

Kurtosis ,441 ,405 ,416

Std.Error of Kurtosis ,717 ,7,17 ,7,17

Std.Dev.= 2,83

Mean = 14 ,0

N = 68

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

95

Lampiran 13 : Uji Linieritas

UJI LINIERITAS X1-Y

ANOVA VAR00001

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

Between

Groups

(Combined) 351,369 13 27,028 9,072 ,000

Linear

Team

Weighted 190,577 1 190,577 63,970 ,000

Deviation 160,792 12 13,399 4,498 ,110

Within

Groups

83,417 28 2,979

Total 434,786 41

UJI LINIERITAS X2-Y

ANOVA

VAR00002

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

Between

Groups

(Combined) 1032,933 13 79,456 6,337 ,000

Linear

Team

Weighted 663,089 1 663,089 52,886 ,000

Deviation 369,844 12 30,820 2,458 ,124

Within

Groups

351,067 28 12,538

Total 1384,000 41

Lampiran 14 : Uji Multi Kolinieritas

Correlations

VAR00001 VAR00002

VAR00001 Pearson Correlation 1 ,685

Sig.(2 Tailed) ,000

N 68 68

VAR00002 Pearson Correlation ,685 1

Sig.(2 Tailed) ,000

N 68 68

“Correlation is significant at the 0,01 level (2 tailed)

OUTPUT REGRESI X1 TERHADAP Y

Variables Entered/Romoved

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1 VAR00001 Enter

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

96

a. All requested variables entered

b. Dependent Variable : VAR00003

Model Summary

R R Square

Adjusment

R Square

Std.Error

of the

Estimate

Change

Statistics

Model R Square

Change

F Change Df1 Df2 Sig. F

Change

1 ,662 ,438 ,424 7,58375 ,438 31,215 1 40 ,000

a. Predictor : (Constant), VAR00001

ANOVA

Model Sum of

Square

df Mean

Square

F Sig

1 Regression 1795,303 1 1795,303 31,215 ,000

Residual 2300,530 40 57,513

Total 4095,833 41

a. Predictor: (Constant) VAR00001

b. Dependent Variable: VAR00003

Coefficients

Unstandar

Dized

Coefficients

Unstandar

Dized

Coefficients

t Sig

Model B Std.Error Beta

1 (Constant) 67,605 29,873 2,263 ,000

VAR00001 2,032 ,364 ,662 5,587 ,000

a. Dependent Variable : VAR00003

Lampiran 15 OUTPUT REGRESI X2 terhadap Y

Variables Entered/Removed

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 VAR00001

VAR00002

Enter

a. All requested variables entered

b. Dependent Variable : VAR00003

Model Summary

R R Square Adjusted R Std.Error of the

Estimate

Change

Statistic

Model R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig,F

Change

1 ,739 ,546 ,523 6,90661 ,546 23,432 2 39 ,000

a. Predictors : (Constant) VAR00001,VAR00002

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

97

ANOVA

Model Sum of

Squeres

df Mean

Squares

F Sig

1 Regression 2235,482 2 1117,741 23,432 ,000

Residual 1860,352 39 47,701

Total 4095,833 41

a. Predictor (Constant) VAR00001,VAR00002

b. Dependent Variable VAR00003

Coefficients

Unstandar

Dized

Coefficient

s

Unstandar

Dized

Coefficient

s

t Sig

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,594 27,446 3,062 ,000

VAR00002 ,774 ,055 ,450 13,038 ,000

VAR00003 ,987 ,054 ,354 5,393 ,000

LAMPIRAN 16 : OUTPUT REGRESI X1 terhadap Y

OUTPUT REGRESI X1 terhadap Y

Variables Entered/Removed

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 VAR00002 Enter

c. All requested variables entered

d. Dependent Variable : VAR00003

Model Summary

R R Square Adjusted R Std.Error of the

Estimate

Change

Statistic

Model R Square

Change

F Change df1 df2 Sig,F

Change

1 ,692 ,479 ,466 7,30321 ,479 36,792 1 40 ,000

a. Predictors : (Constant) VAR00001,VAR00002

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ulm.ac.id/2371/2/PENELITIAN KT MADYA 2010 FATAH & ISB… · TIM JARINGAN PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PENELITIAN

98

ANOVA

Model Sum of

Squeres

df Mean

Squares

F Sig

1 Regression 1962,358 2 1962,358 36,792 ,000

Residual 2133,475 40 53,337

Total 4095,833 41

c. Predictor (Constant) VAR00002

d. Dependent Variable VAR00003

Coefficients

Unstandar

Dized

Coefficient

s

Unstandar

Dized

Coefficient

s

t Sig

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 32,238 6,920 ,191 ,000

VAR00002 1,191 ,196 ,692 16,066 ,000

a. Dependent Variable : VAR00003