82
19 November 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perjuangan bangsa Indonesia membuktikan bahwa dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya, bangsa Indonesia senantiasa mendasarkan diri pada semangat perjuangan seluruh rakyat yang didorong oleh perasaan senasib dan sepenanggungan serta sikap rela berkorban untuk tanah air. Perkembangan serta pasang surutnya kehidupan berbangsa dan bernegara sejak awal revolusi fisik untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia terhadap berbagai rongrongan baik dari dalam maupun dari luar negeri, menumbuhkan kesadaran akan perlunya intelijen yang tangguh. Aktivitas intelijen pada saat-saat menjelang dan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia maupun perkembangannya selama perang kemerdekaan menunjukkan bahwa memang telah terbentuk badan-badan intelijen. Badan-badan intelijen tersebut terus bertumbuh sejalan dengan kebutuhan maupun perkembangan situasi dan kondisi negara yang relatif masih muda di masa itu. Badan-badan intelijen dimaksud berjuang tanpa pamrih dan tidak pernah surut dalam pengabdiannya untuk membela kepentingan maupun keselamatan bangsa dan negara, saat menghadapi berbagai rongrongan. Kemudian penyempurnaan dan penyesuaian organisasi intelijen terus dilakukan termasuk pembinaan penyelenggara intelijen negara. Secara singkat dan berturut-turut dapat disebutkan perkembangan badan-badan intelijen tersebut sebagai berikut: 1 1. Setelah diproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, badan pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh Zulkifli Lubis, lulusan pendidikan intelijen Jepang di Tangerang. Di dalam Badan tersebut terdapat bagian yang disebut Penyidik Militer 1 Teguh Santosa, “Intelijen Indonesia dari Masa ke Masa”, 29 Oktober 2009, teguhtimur.com/2009/.../intelijen-indonesia-dari-masa-ke-masa/-, diakses tanggal 25 Maret 2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

19 November 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia membuktikan bahwa dalam

membela dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya, bangsa

Indonesia senantiasa mendasarkan diri pada semangat perjuangan seluruh

rakyat yang didorong oleh perasaan senasib dan sepenanggungan serta

sikap rela berkorban untuk tanah air.

Perkembangan serta pasang surutnya kehidupan berbangsa dan

bernegara sejak awal revolusi fisik untuk mempertahankan kemerdekaan

dan kedaulatan Republik Indonesia terhadap berbagai rongrongan baik dari

dalam maupun dari luar negeri, menumbuhkan kesadaran akan perlunya

intelijen yang tangguh.

Aktivitas intelijen pada saat-saat menjelang dan setelah proklamasi

kemerdekaan Indonesia maupun perkembangannya selama perang

kemerdekaan menunjukkan bahwa memang telah terbentuk badan-badan

intelijen. Badan-badan intelijen tersebut terus bertumbuh sejalan dengan

kebutuhan maupun perkembangan situasi dan kondisi negara yang relatif

masih muda di masa itu. Badan-badan intelijen dimaksud berjuang tanpa

pamrih dan tidak pernah surut dalam pengabdiannya untuk membela

kepentingan maupun keselamatan bangsa dan negara, saat menghadapi

berbagai rongrongan.

Kemudian penyempurnaan dan penyesuaian organisasi intelijen terus

dilakukan termasuk pembinaan penyelenggara intelijen negara. Secara

singkat dan berturut-turut dapat disebutkan perkembangan badan-badan

intelijen tersebut sebagai berikut:1

1. Setelah diproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, badan

pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh

Zulkifli Lubis, lulusan pendidikan intelijen Jepang di Tangerang. Di

dalam Badan tersebut terdapat bagian yang disebut Penyidik Militer

1 Teguh Santosa, “Intelijen Indonesia dari Masa ke Masa”, 29 Oktober 2009,

teguhtimur.com/2009/.../intelijen-indonesia-dari-masa-ke-masa/-, diakses tanggal 25 Maret 2010.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

2

Khusus (PMK), dengan titik berat tugas intelijen tempur. Badan ini

ini merupakan bagian dari Badan Keamanan Rakyat (BKR).

2. Pada 7 Mei 1946 Presiden Republik Indonesia secara resmi

membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara

Indonesia (Brani), dipimpin oleh Kolonel Zulkifli Lubis dengan

bagian yang disebut Field Preparation (FP), dengan tugas diperluas

dari intelijen tempur menjadi intelijen strategis.

3. Pada tahun 1947 Brani dibubarkan. Intelijen negara

diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan dalam hal ini Bagian

V (KP-V), dipimpin Letkol Laut Abdurrahman.

4. Bagian V (KP-V) Kementerian Pertahanan dibubarkan, selanjutnya

dibentuk Intelijen Kementerian Pertahanan (IKP), yang didalamnya

ada BISAP (Biro Informasi Staf Angkatan Perang), yang dipimpin

oleh Kolonel Zulkifli Lubis. Setelah peristiwa 17 Oktober 1952 IKP

dibubarkan, dengan demikian mulai saat itu tidak ada badan yang

menyelenggarakan intelijen negara. Masing-masing matra angkatan

perang membentuk badan-badan intelijen, Angkatan Darat dengan

SUAD-I, Angkatan Laut dengan Dinas Staf Operasional, dan

Angkatan Udara dengan Direktorat Intelijen.

5. Selanjutnya sesuai dengan perkembangan politik dan keamanan

dalam negeri Republik Indonesia yang ditandai dengan peristiwa

pemberontakan di banyak daerah, tumbuhlah kesadaran akan

pentingnya fungsi koordinasi di bidang intelijen negara.

6. Pada tahun 1958 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

64/1958 tanggal 5 Desember 1958 (Lembaran Negara Nomor

150/1958) ditetapkan berdirinya Badan Koordinasi Intelijen (BKI),

yang dipimpin oleh Kolonel Laut Pirngadi, dengan tugas:

a. Menyelenggarakan koordinasi antar badan-badan sipil dan

militer yang mempunyai tugas intelijen;

b. Mengumpulkan, mempelajari, membahas, dan menilai

keterangan-keterangan dan laporan-laporan di bidang intelijen;

c. Menyampaikan kepada Dewan Menteri melalui Perdana

Menteri mengenai produk-produk intelijen yang perlu guna

keselamatan, kesejahteraan, dan keamanan negara.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

3

Anggota BKI terdiri dari wakil-wakil badan intelijen sipil dan militer,

antara lain dari Kejaksaan Agung, Jawatan Kepolisian Negara,

Badan-badan Intelijen Angkatan, dan wakil-wakil instansi yang

dianggap perlu. Kemudian pada tahun 1959 diganti dengan Badan

Pusat Intelijen (BPI), dipimpin oleh Soebandrio.

7. Setelah peristiwa G.30.S/PKI, pada tahun 1966 BPI dibubarkan dan

diganti dengan Komando Intelijen Negara (KIN), dengan Letjen

Soeharto sebagai Panglima KIN.

8. Selanjutnya pada tahun 1967 setelah Letjen Soeharto sebagai Pjs.

Presiden, KIN diubah menjadi Badan Koordinasi Intelijen Negara

(Bakin), dengan Mayjen Soedirgo sebagai Kepala Bakin.

9. Pada tahun 2000, setelah reformasi, Bakin diganti menjadi Badan

Intelijen Negara (BIN) hingga saat ini.

Walaupun perkembangan lingkungan stratejik dan peningkatan

perjuangan bangsa menuntut penyesuaian dan penyempurnaan di semua

strata badan intelijen, namun hingga saat ini semuanya tetap utuh dalam

suatu komunitas intelijen tanpa meninggalkan sejarah, tradisi, jiwa

patriotisme, dan doktrinnya masing-masing menuju kepada profesionalisme

yang handal.

Memang harus diakui, bahwa intelijen Negara Republik Indonesia juga

mengadopsi asas-asas serta filosofi intelijen universal, tetapi dalam

penerapannya disesuaikan dengan budaya dan karakter bangsa,

pengalaman-pengalaman penugasan selama ini dalam kondisi kebhinekaan

bangsa, luasnya geografis nusantara, dan perkembangan lingkungan

strategis.

Kemudian agar semua aktivitas intelijen tersebut dapat berlangsung

secara terkoordinasi, tertib, terpadu, terarah, efektif, dan efisien, diperlukan

suatu sistem pembinaan dan penyelenggaraan intelijen yang modern, serta

memiliki doktrin intelijen khas Indonesia yang berlatar belakang sejarah,

budaya, dan karakter bangsa Indonesia.

Dalam situasi dan kondisi lingkungan strategi global saat ini, globalisasi

digerakkan oleh revolusi 3-T: Telekomunikasi, Transportasi, dan Turisme,

dan dihela oleh revolusi 4-I: Investment, Industry, Information technology,

dan Individual consumer, serta maraknya isu-isu kontemporer internasional,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

4

antara lain demokratisasi, hak asasi manusia, suprermasi hukum, dan

akuntabilitas dunia yang semakin transparan.2

Kehidupan umat manusia nyaris tidak lagi mengenal tapal batas yang

walaupun secara eksistensial masih ada, namun hanya menjadi “kelambu”

atau “tirai” belaka. Selain itu, kini terjadi pergeseran kekuatan dan muncul

kekuatan-kekuatan politik-moneter-militer serta entitas-entitas baru non-

negara, mendorong terjadinya proses demokratisasi dan reformasi bidang

politik, sektor keamanan, dan birokrasi.

Oleh karena itu, intelijen Negara Republik Indonesia perlu melakukan

penyesuaian-penyesuaian diri berupa perubahan-perubahan tertentu di

bidang visi, misi, paradigma, asas, dan doktrin intelijen dalam menghadapi

fenomena perubahan dimaksud.

Sebagai akibat dampak perkembangan lingkungan strategis yang

meliputi internasional, regional, subregional, nasional, daerah dan lokal,

kapasitas organisasi intelijen harus mampu mengacu dan menyesuaikan

perubahan. Namun dalam menghadapi tuntutan perubahan tersebut, intelijen

Negara Republik Indonesia tetap berpegang pada sikap, yaitu konsisten

terhadap tujuan, luwes dalam berpikir dan bertindak. Hal Itu berarti intelijen

Negara Republik Indonesia mampu menyesuaikan diri dengan fenomena

tuntutan perubahan tanpa menyimpang dari tujuan “kepentingan nasional”,

yaitu terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 serta terwujudnya kesejahteraan rakyat.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah mekanisme perlindungan terhadap intelijen negara

dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung dan mengamankan

demokrasi dengan memperhatikan hak asasi manusia dan supremasi

hukum?

2. Bagaimanakah urgensi pembentukan Rancangan Undang-Undang

(RUU) tentang Intelijen Negara?

2

“Definisi Globalisasi Ekonomi”, http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr264042.pdf, diakses tanggal 10 April 2010.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

5

3. Bagaimanakah pengaturan terhadap intelijen negara agar tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain?

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Naskah Akademik ini dimaksudkan sebagai gambaran wujud visi dan

misi intelijen serta tugas dan fungsi intelijen secara makro, yang

disesuaikan dengan dinamika globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, budaya bangsa serta tuntutan aspirasi masyarakat.

2. Tujuan

Naskah Akademik ini bertujuan sebagai bahan masukan dan acuan bagi

penyusunan RUU tentang Intelijen Negara, agar substansi RUU relevan

dan memenuhi tuntutan negara yang demokratis dan sekaligus

memperkuat profesionalisme kerja intelijen dalam menghadapi berbagai

tantangan ancaman yang muncul dan dinamika lingkungan lokal,

nasional, maupun global yang bergerak secara cepat

perkembangannya.

D. Metode Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penulisan Naskah Akademik ini adalah

metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

menganalisis peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

intelijen negara. Pasal-pasal di dalam peraturan perundang-undangan yang

telah ada dan mengatur tentang intelijen negara merupakan fokus dalam

penelitian ini. Perumusan norma-norma hukum yang digunakan sebagai

acuan penyusunan RUU tentang Intelijen Negara berdasarkan pada

konstatering fakta-fakta filosofis, sosiologis, dan yuridis yang erat kaitannya

dengan intelijen negara.

Bahan hukum primer yang digunakan, yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat, seperti UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait.

Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, yang meliputi buku, artikel, surat kabar, dan

internet. Sedangkan bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

6

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

seperti kamus dan buku pedoman.

Selanjutnya, analisis terhadap bahan-bahan hukum dan data yang

diperoleh dilakukan dengan tahapan: kompilasi bahan-bahan hukum,

klasifikasi, sistematisasi, yang selanjutnya dilakukan interpretasi sesuai

dengan teori hukum yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

E. Kerangka Konsepsional

1. Kewaspadaan Nasional

Secara natural, pada dasarnya manusia mempunyai sense terkait sikap

awas, naluri awas, kekuatan fisik awas, dan kelebihan rasio serta kesadaran

awas khususnya bagi manusia untuk mendeteksi, mengidentifikasi sejak dini

terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman baik potensial maupun nyata

demi mempertahankan hidupnya sehingga dapat mencegah, mengatasi,

mengurangi, menghindari akibat kejadian atau bahaya yang akan menimpa

atau memanfaatkan peluang tersebut dalam rangka mencapai tujuan

nasional.

Sikap awas atau kewaspadaan yang dimaksud tidak hanya terbatas

pada tingkat individu, keluarga, kelompok, rukun tetangga (RT), rukun

kampung (RK), rukun warga (RW), desa-kelurahan, kabupaten/kota, tetapi

dapat terus dilanjutkan sampai ke strata provinsi, nasional bahkan global,

yang disesuaikan dengan bentuk, sifat, dan lingkup strata ancaman yang

dihadapi, misalnya kewaspadaan dunia terhadap aktivitas terorisme

internasional, acquired Immune deficiency syndrome (AIDS), dan

perdagangan manusia (human trafficking).

Hal serupa berlaku juga di dunia intelijen, terdapat strata intelijen

individu, strata intelijen tempur, intelijen taktis, intelijen stratejik

departemental, dan intelijen stratejik nasional.

Dengan demikian, kewaspadaan nasional merupakan kegiatan berlanjut

suatu bangsa yang melakukan deteksi awal terhadap berbagai bentuk dan

sifat ancaman yang membahayakan kebijakan dan strategi nasional serta

peluang yang dapat dieksploitasi. Kewaspadaan nasional selalu berada

pada lini pertama dalam pengembangan, meliputi:

1. Sistem deteksi dan identifikasi dini;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

7

2. Peringatan dini; dan

3. Langkah pencegahan awal terhadap berbagai bentuk dan sifat

ancaman nasional.

Sedangkan yang dimaksud dengan ancaman adalah pelbagai situasi,

kondisi, tindakan baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik

atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, baik langsung atau tidak

langsung, yang diantisipasi sebagai potensi ancaman yang dapat

mengganggu, menghambat, mengubah, merusak, menghancurkan identitas,

integritas, eksistensi, kepentingan, perjuangan, kelangsungan hidup bangsa

dan negara serta pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

Ancaman juga diartikan sebagai setiap upaya dan kegiatan, baik dari

dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) dan keselamatan segenap bangsa serta

kepentingan nasional.

2. Keamanan Nasional

Menurut Hasnan Habib3, keamanan dalam arti luas mencakup dimensi

eksternal dan dimensi internal. Keamanan nasional (national security)

memberikan rasa aman, tenteram, dan kepastian bagi suatu bangsa

dalam mencapai aspirasi-aspirasinya. Keamanan nasional dipengaruhi

oleh berbagai bentuk dan sifat ancaman yang lebih luas dari perang dan

dapat bersumber dari dalam maupun luar negeri. Yang datang dari

luar umpamanya perang dengan seluruh spektrumnya, terorisme

internasional, dan kejahatan internasional. Sedangkan pemberontakan,

konflik sosial, huru-hara, subversi, infiltrasi, kejahatan, dianggap bersumber

dari dalam negeri, bahkan dapat saja ada yang ditunggangi oleh luar negeri.

Setiap negara tanpa kecuali, memberikan tempat yang paling tinggi

kepada kepentingan keamanan nasionalnya dibanding kepentingan lainnya.

3 Lihat, Hasnan Habib, “Lingkungan Internasional dan Ketahanan Nasional”, dalam Ichlasul

Amal dan Atmadidy Armawi, ed., Sumbangan Ilmu Sosial Terhadap Konsepsi Ketahanan

Nasional, Jakarta, 1995, hlm. 251.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

8

Keamanan nasional adalah konsep yang abstrak, sulit didefinisikan.

Spektrumnya sangat luas, jauh lebih luas dari hanya aspek fisik militer

saja. Keamanan nasional menjadi fungsi dan tanggung jawab

pemerintah yang sangat fundamental, karena keamanan nasional

merupakan kepentingan nasional yang vital.

Kusnanto Anggoro berpendapat bahwa keamanan nasional selalu

merupakan persoalan yang sangat luas dan seringkali kontroversial. Tidak

mudah menyepakati bagaimana keamanan nasional dapat dijamin dan

dipelihara. Meskipun demikian, tidak sulit untuk menyetujui bahwa ancaman

terhadap keamanan nasional memiliki tiga karakteristik. Pertama, ancaman

tersebut dapat menampilkan dirinya dalam berbagai dimensi, bukan hanya

ancaman yang berdimensi militer melainkan juga ancaman yang

berdimensi sosial, kultural, ekonomi, politik, dan ideologi; kedua,

ancaman dapat berasal dari dalam maupun luar tapal batas negara; dan,

ketiga, ancaman dapat berasal dari kelompok bukan negara (non state

actors) maupun negara (state actors).

Namun kesepakatan seperti itu tidak cukup menjadi pijakan untuk

merumuskan operasionalisasi kebijakan. Semakin banyaknya ancaman

yang bersifat transnasional atau lintas batas menimbulkan komplikasi

tersendiri karena menjadikan pembedaan "luar" dan "dalam" negeri

menjadi sesuatu yang tidak bersifat mutlak. Begitu pula halnya dengan

munculnya terorisme internasional atau terorisme yang didukung oleh

negara tertentu (state-sponsored terrorism) meruntuhkan sendi pembedaan

nasional dan internasional. Gejala "de-teritorialisasi ancaman" (de-

territorialization of threats) ini menyebabkan pentingnya sinergi antar

instrumen untuk mengghadapi ancaman.

Menurut Institute Defence and Strategic Policy Studies (IDSPS),

keamanan nasional merupakan perwujudan konsep keamanan

menyeluruh (comprehensif security) yang menempatkan keamanan

sebagai konsep multidimensi yang mengharuskan negara menyiapkan

beragam aktor keamanan untuk mengelolanya. Aktor-aktor keamanan

tersebut masing-masing memiliki fungsi dan tugas spesifik untuk menangani

dimensi keamanan yang spesifik pula. Keragaman ancaman keamanan

nasional yang bersifat kontemporer dari penangkalan dan serangan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

9

yang asimetris merupakan faktor utama kebutuhan akan kerangka yang

komprehensif tersebut. Setidaknya, ada lima ranah sektor keamanan yang

saling bertautan dalam bingkai keamanan nasional, yaitu sektor militer

(military security), sektor politik (political security), sektor ekonomi (economic

security), sektor sosial (societal security), dan sektor lingkungan

(environmental security). Potensi ancaman yang terjadi di Indonesia tidak

dapat dilepaskan dari dinamika lingkungan strategis yang terjadi di tiga

ranah, yaitu global, regional, dan domestik. Di tingkat global, dinamika

lingkungan strategis dipengaruhi oleh interaksi diantara negara-negara

besar (great power), yaitu interaksi antara Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan

negara-negara Eropa atau Uni Eropa. Sementara di tingkat regional,

beragam kepentingan dan persaingan antar negara-negara Asia terhadap

penguasaan pasar, jalur ekonomi, dan sumber daya alam terutama di

wilayah perbatasan yang dipersengketakan menjadi persoalan tersendiri.

Sedangkan di tingkat domestik, instabilitas politik, ancaman krisis

ekonomi, dan lemahnya sistem hukum yang ada merupakan potensi

ancaman yang selalu dikemukakan namun tidak pernah diupayakan untuk

diselesaikan secara komprehensif, akuntabel, adil, dan sesuai dengan

prinsip negara demokrasi.

Barry Buzan menyebutkan ada 5 (lima) sektor keamanan, yaitu sektor

militer (military security), sektor politik (political security), sektor ekonomi

(economic security), sektor sosial (societal security) dan sektor lingkungan

(environmental security).

Seiring perubahan tersebut, di dalam pengertian keamanan lahir istilah

keamanan insani (human security). Hampson menuliskan adanya 3 (tiga)

pendekatan yang berusaha mengkonseptualisasi human security, yaitu

pertama, pendekatan hak asasi manusia (HAM/right-based approach).

Kedua, pendekatan humanitarian, dan ketiga, pendekatan pembangunan

secara berkelanjutan (sustainable human development).

Keamanan nasional merupakan kondisi dinamis yang menjamin dan

menjadi prasyarat terwujudnya tujuan nasional, sebagai hasil integrasi dan

interaksi faktor dinamis yang memungkinkan seluruh rakyat berkembang

sesuai kemampuan dan tuntutan hidup masing-masing dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

10

UUD 1945. Tujuan keamanan nasional dimaksudkan untuk menjamin

keselamatan rakyat, kedaulatan negara, keutuhan wilayah, integritas, dan

eksistensi pemerintah dan bangsa, kepentingan nasional serta

kesinambungan perjuangan bangsa.

Fungsi-fungsi keamanan nasional adalah:

a. membangun kemampuan pertahanan;

b. memelihara keamanan negara;

c. menegakkan hukum secara paksa;

d. membina kepastian hukum;

e. membina ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan

f. melindungi masyarakat dari berbagai bencana, baik karena alam,

kelalaian, maupun kesengajaan.

Masing-masing fungsi memiliki ciri ancamannya sendiri-sendiri4.

Penyelenggaraan fungsi keamanan nasional seperti yang dimaksud,

memunculkan spesialisasi, diferensiasi, dan lingkup intelijen negara yang

dimanifestasikan ke dalam:

a. defence intelligence mulai dari yang terbatas pada lingkup intelijen

pertempuran (combat intelligence) sampai dengan intelijen

strategis.

b. secret intelligence yang berkaitan dengan intelijen luar negeri;

c. domestic intelligence atau security intelligence, dalam rangka

memelihara keamanan negara, khususnya dari ancaman yang

berada di dalam negeri;

d. crime and law enforcement intelligence yang berkaitan dengan

intelijen kriminal dan penegakan hukum; dan

e. intelligence for public protection, intelijen yang digunakan dalam

rangka untuk melindungi masyarakat dari berbagai wujud bahaya.

Meskipun ada spesialisasi pada berbagai badan intelijen dan beragam

tingkat serta wujudnya, namun tetap memiliki keterkaitan satu dengan yang

lain. Oleh karena itu, peran, fungsi, koordinasi, dan kerjasama antar badan-

badan intelijen yang ada tidak saja boleh dinafikan, tetapi secara fungsional

merupakan kebutuhan yang wajib dilakukan. Hambatan dan kelemahan

4 Michael Howard, Defence and Strategic Deterrence, 1973.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

11

utama dari badan-badan intelijen justru terletak pada fungsi koordinasi

tersebut.

Keamanan nasional dapat terwujud dengan baik apabila intelijen negara

sebagai bagian dari sistem keamanan nasional merupakan lini terdepan

mampu melakukan deteksi dini terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman

baik yang potensial maupun yang telah mengaktual.

Untuk itu, sebagai lini terdepan yang mampu melakukan deteksi dini,

intelijen negara harus mencapai visi, yaitu menjadi intelijen negara yang

tangguh, modern, dinamis, berwibawa, dan berwawasan masa depan yang

mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi intelijen, dipercaya oleh

masyarakat, serta menjadi intelijen negara yang profesional.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi intelijen yang

mendukung dan mengamankan serta ikut menyukseskan kebijakan dan

strategi nasional melalui pengembangan sistem intelijen negara yang

modern, kepemimpinan yang profesional, kehandalan personil, sarana

prasarana intelijen terkini, anggaran yang memadai serta dukungan payung

hukum dalam bentuk sebuah undang-undang.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

12

BAB II

LANDASAN FILOSOFIS, LANDASAN SOSIOLOGIS, DAN

LANDASAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

1. Visi dan misi intelijen negara Republik Indonesia

Visi dan misi intelijen merupakan penjabaran dari visi bangsa dan misi

negara. Visi atau cita-cita bangsa adalah sebagaimana yang tercantum pada

Pembukaan UUD 1945, yaitu “Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,

adil dan makmur, serta berkehidupan kebangsaan yang bebas”.

Pedoman utama yang digunakan dalam proses perumusan interpretasi

visi tersebut adalah terwujudnya keadilan bagi segenap komponen bangsa

dan wilayah. Tema keadilan dipilih karena berdasarkan analisis kondisi

melemahnya kualitas integrasi bangsa hanya disebabkan oleh faktor

ketidakadilan yang masih dirasakan oleh sebagian komponen bangsa.

Interpretasi visi atau cita-cita bangsa dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Indonesia yang merdeka adalah Indonesia yang bebas dari segala

bentuk penjajahan, baik antarmanusia maupun antarbangsa, baik

sebagai obyek maupun sebagai subyek.

b. Indonesia yang bersatu adalah Indonesia yang memiliki kesatuan

wilayah yang utuh sebagai ruang hidup seluruh bangsa, terjalin dan

berkembangnya interkoneksitas yang harmonis dan sinergis antara

setiap komponen bangsa dalam semua aspek kehidupan

berbangsa dan bernegara, serta memiliki kadar solidaritas sosial

yang tinggi antar berbagai komponen bangsa.

c. Indonesia yang berdaulat adalah Indonesia yang memiliki

pemerintahan yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia.

d. Indonesia yang berkeadilan adalah Indonesia yang mampu

menjamin terselenggaranya hak-hak setiap warganya dan

mencegah terjadinya kesenjangan dalam setiap aspek kehidupan

bangsa.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

13

e. Indonesia yang berkemakmuran adalah Indonesia yang mampu

menyediakan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang

memenuhi standar yang layak bagi kemanusiaan untuk seluruh

warganya.

f. Indonesia yang berkehidupan kebangsaaan yang bebas adalah

Indonesia yang mampu memelihara dan mengembangkan

lingkungan kehidupan kebangsaan yang kondusif bagi

perkembangan dan keberlangsungan keberadaan segenap

komponen bangsa, sesuai dengan aspirasi dan budaya masing-

masing.

Misi negara sebagaimana yang tercantum pada pembukaan UUD 1945,

adalah:

“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Misi tersebut dijabarkan ke dalam 3 (tiga) aspek, yaitu misi di bidang

keamanan, kesejahteraan, dan pembentukan lingkungan, yaitu:

1. Misi keamanan, yaitu "melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia", ditafsirkan tidak hanya dalam

bentuk pembangunan kekuatan untuk melindungi bangsa dan

wilayah Indonesia dari ancaman yang berasal dari luar saja, tetapi

juga meliputi perlindungan hak-hak setiap warga negara, komunitas

dan wilayah dari kemungkinan eksploitasi yang dilakukan oleh

semua pihak, termasuk oleh pemerintah sendiri.

2. Misi kesejahteraan, yaitu "...memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa", diinterpretasikan sebagai upaya

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa,

dengan memberikan penekanan pada upaya untuk senantiasa

memelihara identitas daerah. Pembangunan nasional harus

diartikan sebagai upaya untuk memberikan ruang yang cukup bagi

setiap daerah atau komponen bangsa untuk mengembangkan

dirinya sesuai dengan aspirasi dan budaya masing-masing, dalam

kerangka pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

14

3. Misi pembentukan lingkungan, yaitu "...ikut melaksanakan

ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial”, diinterpretasikan dengan menetapkan bahwa

lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan eksternal

wilayah Indonesia tetap juga meliputi lingkungan internal.

Secara singkat dapat disebutkan bahwa interpretasi misi negara

berbasis pada semangat kebhinekaan. Pernyataan ini bukanlah hal yang

baru, karena telah disepakati oleh para "the founding fathers" Indonesia.

Selama ini kita membangun bangsa dengan lebih menitikberatkan pada

semangat "ika-nya" dan menafikan unsur "bhineka-nya". Padahal

kebhinekaan adalah kekayaan bangsa, oleh sebab itu pengembangannya

harus tidak dilihat sebagai suatu ancaman, tetapi sebaliknya justru sebagai

perekat keutuhan persatuan bangsa.

B. Landasan Sosiologis

Salah satu aspek dominan yang mempengaruhi kelangsungan hidup

dan perkembangan Negara Republik Indonesia adalah dinamika lingkungan

strategis, yang disamping menawarkan peluang secara pasti juga membawa

potensi ancaman terhadap bangsa dan negara yang perlu diperhitungkan

dengan seksama.

Proses globalisasi telah mengakibatkan munculnya fenomena baru yang

harus dihadapi bangsa Indonesia seperti demokratisasi, hak asasi manusia,

tuntutan supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, kejahatan

transnasional, liberalisasi ekonomi, dan lain sebagainya. Selain membawa

manfaat bagi kemajuan serta sejalan dengan kepentingan nasional,

fenomena-fenomena tersebut juga membawa dampak negatif yang

merugikan kehidupan bangsa dan negara, yang pada gilirannya dapat

menimbulkan gangguan ataupun ancaman terhadap keamanan nasional.

Perlu pula dicermati bahwa perkembangan sistem keuangan global

telah mencapai taraf sedemikian rupa sehingga mampu berubah menjadi

kekuatan ekonomi dan politik yang secara kolektif dapat mempengaruhi

pasar dunia. Krisis moneter yang melanda Indonesia dan beberapa negara

Asia Tenggara dan Asia Timur merupakan bukti bahwa pasar valuta asing

(valas) dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik tertentu. Pasar valas

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

15

tidak lagi berfungsi sekedar instrumen untuk mendukung perkembangan

perekonomian dunia, tetapi dapat pula digunakan sebagai instrumen politik

untuk mengganggu kesetabilan suatu negara.

Globalisasi juga menuntut adanya pemahaman dan konsepsi baru

mengenai kedaulatan negara (state sovereignity) yang selama ini lebih

berkonotasi fisik atau teritorial saja. Perkembangan dunia, terutama bidang

ekonomi telah memungkinkan penetrasi kekuatan politik dari luar, seperti

penguasaan saham dan penguasaan aset lainnya oleh pihak asing. Selain

itu, perkembangan infrastruktur komunikasi telah memungkinkan adanya

arus informasi yang melewati batas-batas teritorial negara kebangsaan

tanpa dapat atau sulit untuk dikendalikan (borderless sphere of influence).

Secara empiris, spektrum potensi ancaman nasional tidak lagi bersifat

tradisional (traditional threat), tetapi lebih banyak diwarnai ancaman non

tradisional (nontraditional threat). Sumber ancaman telah mengalami

pergeseran makna, bukan hanya meliputi ancaman internal dan/atau

eksternal, tetapi juga ancaman asimetris yang bersifat global tanpa bisa

dikatagorikan sebagai ancaman dari luar atau dari dalam.

Karakteristik ancaman juga berubah menjadi multidimensional. Dengan

demikian antisipasi terhadap ancaman harus dilakukan secara lebih

komprehensif baik dari aspek sumber, sifat dan bentuk, kecenderungannya,

maupun isunya yang sesuai dengan dinamika kondisi lingkungan strategis.

Perkembangan keamanan nasional yang meliputi keamanan nasional

(national security dan public security) sangat ditentukan oleh perubahan

hakikat ancaman terkini. Ancaman dapat juga dijelaskan sebagai segala

sesuatu yang membahayakan kedaulatan nasional, integritas wilayah,

keselamatan warga negara, dan kehidupan demokratis baik yang bersifat

konvensional maupun non konvensional.

Ancaman yang menonjol saat ini dan perlu diwaspadai serta diantisipasi,

antara lain:

1. Spionase, subversi dan/atau sabotase.

2. Terorisme.

3. Konflik perbatasan.

4. Separatisme.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

16

5. Konflik horisontal, vertikal, dan diagonal, yang ditengarai adanya

intervensi asing.

6. Kejahatan terorganisasi lintas nasional (narkotika, perdagangan

manusia, pencucian uang, peredaran senjata api illegal,

penyelundupan, kejahatan ekonomi tingkat tinggi, kejahatan cyber,

perompakan).

7. Radikalisme/anarkisme.

8. Kerusuhan sosial akibat suku, agaman, ras, dan antargolongan

(SARA).

9. Pencurian sumber kekayaan alam.

10. Perusakan lingkungan hidup.

11. Pemalsuan uang.

12. Menurunnya rasa kebangsaan atau nasionalisme.

13. Disintegrasi bangsa.

14. Imigrasi penduduk.

15. Kemiskinan dan pengangguran.

16. Bencana alam.

17. Wabah penyakit baru yang belum ada obat penangkal.

C. Landasan Yuridis

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)

secara implisit merumuskan beberapa hal yang terkait dan harus

diperhatikan oleh intelijen negara.

a. Alinea keempat Pembukaan UUD 1945:

“…kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

17

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

b. Pasal 28J UUD 1945

“(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

Landasan yuridis mendasari konsideran menimbang, bahwa relasi

pelaksanaan tugas intelijen dengan aktivitas masyarakat perlu dilandasi

sikap saling menghormati dalam koridor hak asasi manusia.

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 4:

”hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun.”

Bahwa dalam menjalankan fungsi intelijen, kewenangan dan

kewenangan khusus intelijen negara terkait dengan pemeriksaan

intensif, personil intelijen negara tetap harus mengedepankan koridor

hak asasi manusia.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

Pasal 28

“Penyidik dapat melakukan penangkapan terhadap setiap orang yang diduga keras melakukan tindak pidana terorisme berdasarkan bukti permulaan yang cukup sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

18

26 ayat (2) untuk paling lama 7 x 24 (tujuh kali dua puluh empat) jam.”

Bahwa pemeriksaan intensif di dalam pelaksanaan kegiatan intelijen

negara mengacu pada Undang-Undang ini.

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang

a. Pasal 25 ayat (3): “PPATK dalam melakukan pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana pencucian uang, dapat melakukan

kerja sama dengan pihak yang terkait, baik nasional maupun

internasional.”

Penjelasan:

Kerja sama dalam ayat ini dapat dilakukan dalam bentuk pertukaran

informasi, bantuan teknis, pendidikan dan/atau pelatihan.

b. Pasal 26 huruf c: “Dalam melaksanakan fungsinya, PPATK

mempunyai tugas membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan

Transaksi Keuangan mencurigakan.”

Dalam pemeriksaan aliran dana oleh intelijen negara, dapat

bekerjasama dengan intelijen PPATK.

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik

Penjelasan Pasal 31 ayat (1):

“Yang dimaksud dengan "intersepsi atau penyadapan" adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, dan/atau mencatat transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi”.

Lingkup intersepsi intelijen negara tidak sama dengan yang diatur dalam

Undang-Undang tentang ITE yang mencakup alat komunikasi saja,

tetapi juga mencakup intersepsi aliran dana, dan intersepsi hanya dapat

dilakukan apabila diperlukan dalam menjalankan fungsi intelijen.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

19

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Informasi dikecualikan yang terkait dengan intelijen terdapat pada:

Pasal 17 huruf a angka 3:

“mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-rencana yang

berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk

kejahatan transnasional”.

Pasal 17 huruf c angka 1, angka 2, dan angka 7:

“1. informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri.”

2. dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik, dan taktik yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi.

Hal yang juga penting dicatat terkait berlakunya Undang-Undang No. 14

Tahun 2008 adalah tetap adanya ketentuan bahwa segala informasi

yang berkaitan dengan intelijen merupakan informasi dikecualikan yang

juga telah diatur dalam Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi

Publik.

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian

Negara

a. Terkait dengan ketentuan pejabat setingkat Menteri sebagai

pembantu Presiden.

b. Penggunaan istilah Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non

Kementerian dan/atau Pemerintah Daerah.

8. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

Pasal 66:

“(1) Terhadap arsip statis yang dinyatakan tertutup berdasarkan persyaratan akses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) atau karena sebab lain, kepala ANRI atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan lingkup kewenangannya dapat menyatakan arsip statis menjadi terbuka setelah

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

20

melewati masa penyimpanan selama 25 (dua puluh lima) tahun.

(2) Arsip statis dapat dinyatakan tertutup apabila memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Lembaga kearsipan memiliki kewenangan menetapkan keterbukaan arsip statis sebelum 25 (dua puluh lima) tahun masa penyimpanan yang dinyatakan masih tertutup dengan pertimbangan: a. tidak menghambat proses penegakan hukum; b. tidak mengganggu kepentingan pelindungan hak atas

kekayaan intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

c. tidak membahayakan pertahanan dan keamanan negara; d. tidak mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang

masuk dalam kategori dilindungi kerahasiaannya: e. tidak merugikan ketahanan ekonomi nasional; f. tidak merugikan kepentingan politik dan hubungan luar

negeri; g. tidak mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi

dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak secara hukum;

h. tidak mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan i. tidak mengungkapkan memorandum; atau j. surat-surat yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.”

Klasifikasi dan deklasifikasi dalam kerahasiaan informasi intelijen negara

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh

informasi intelijen.

9. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2002 tentang Koordinasi

Intelijen Oleh Badan Intelijen Negara

Memposisikan Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai penanggung jawab

utama pembuatan kebijakan di bidang intelijen. Instruksi Presiden ini

telah memperluas mandat BIN yang pada mulanya merupakan badan

intelijen instansional menjadi Koordinator Intelijen Negara. Lingkup

peranan BIN sejak tahun 2002 menjadi jauh lebih luas dari sebelumnya

dan memainkan peran sebagai “badan intelijen nasional”, dibandingkan

peran sebelumnya sebagai “badan intelijen”.

Mengangkat substansi dari Instruksi Presiden ini menjadi substansi

dalam undang-undang.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

21

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Komunitas Intelijen Daerah

Pasal 5:

“(1) Kominda dibentuk di provinsi dan kabupaten/kota. (2) Pembentukan Kominda provinsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh gubernur. (3) Pembentukan Kominda kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh bupati/walikota. (4) Kominda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiiiki

hubungan yang bersifat koordinatif dan konsultatif.” Pasal 6:

“(1) Keanggotaan Kominda provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) ditetapkan oleh gubernur dengan susunan: Ketua : Wakil gubernur.

Wakil Ketua: Kepala pos wilayah Badan Intelijen Negara. Sekretaris: Kepala badan kesatuan bangsa dan politik provinsi. Keanggotaan: Unsur Intelijen dari Badan Intelijen Negara,

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Tinggi, Imigrasi, Bea dan Cukai dan unsur terkait lainnya.

(2) Keanggotaan Kominda kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) ditetapkan oleh bupati/walikota dengan susunan:

Ketua: Wakil bupati/wakil walikota. Wakil Ketua: Unsur Intelijen dari Tentara Nasional Indonesia

atau Kepolisian Republik Indonesia. Sekretaris: Kepala badan kesatuan bangsa dan politik

kabupaten/kota. Keanggotaan: Unsur Intelijen dari Badan Intelijen Negara,

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Negeri, Imigrasi, Bea dan Cukai dan unsur terkait lainnya.

Ketentuan ini mengangkat substansi dari peraturan di bawah undang-

undang menjadi substansi dalam undang-undang.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, peraturan perundang-

undangan yang ada selama ini belum mengatur secara khusus (lex

specialis) mengenai intelijen negara sehingga diperlukan suatu pengaturan

khusus mengenai intelijen negara dalam suatu undang-undang.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

22

BAB III

MATERI MUATAN

Dalam melaksanakan tugasnya, intelijen negara berpedoman pada asas

yang merupakan prinsip penyelenggaraan fungsi intelijen dalam rangka

menjalankan penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan untuk membela dan

mempertahankan kepentingan nasional. Asas tersebut meliputi: profesional,

kerahasiaan, kompartementasi, koordinatif, integratif, netral, akuntabilitas, dan

objektivitas.

Setiap personil intelijen harus memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya,

bersikap dan bertindak yang merupakan wujud profesionalisme intelijen sebagai

kelembagaan. Begitupun juga dalam prinsip kerahasiaan, sebagai dasar

penyelenggaraan fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan secara rahasia,

merupakan sifat dasar intelijen. Konsekuensi dari kerahasiaan intelijen itu

mencerminkan asas kompartementasi yang berarti bahwa setiap aktivitas

intelijen terpisah satu sama lain, satu unit kerja intelijen hanya diketahui oleh unit

yang bersangkutan.

Penyelenggaraan intelijen diarahkan secara terkoordinir, efektif, dan berhasil

guna oleh Ketua LKIN sebagai koordinator penyelenggara intelijen negara.

Tujuan koordinasi intelijen negara ialah mewujudkan keterpaduan dalam

pembinaan dan penyelenggaraan fungsi dan aktivitas intelijen. Asas koordinatif

merupakan sikap menyatu sebagai satu kesatuan dalam bertindak diantara

penyelenggara fungsi dan aktivitas intelijen negara.

Luasnya aktivitas dan wewenang yang dimiliki oleh penyelenggara intelijen

negara, menyebabkan dalam aktivitasnya setiap personil intelijen negara tidak

boleh berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun termasuk dalam

kehidupan politik, partai politik, golongan, atau paham tertentu sebagai cerminan

dari asas netral. Begitupun juga halnya dalam setiap kegiatan dan hasil akhir

kegiatan intelijen negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Hal ini merupakan cerminan dari asas

akuntabilitas yang dianutnya.

Disamping mencerminkan asas akuntabilitas, dalam menjalankan

tugasnya, intelijen juga berpegang pada asas objektivitas. Asas ini

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

23

dicerminkan oleh adanya sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan

pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau

kegiatan Intelijen Negara.

Adapun pokok-pokok materi muatan Rancangan Undang-Undang tentang

Intelijen Negara adalah sebagai berikut:

A. Ketentuan Umum

Ketentuan Umum memuat definisi atau batasan pengertian dari

beberapa peristilahan yang digunakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya

perbedaan penafsiran. Adapun hal-hal yang didefinisikan, yaitu:

1. Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan aktivitas yang terkait

dengan perumusan kebijakan dan strategi nasional berdasarkan analisis

dari informasi intelijen dan fakta-fakta yang terkumpul melalui metode

tertentu untuk pendeteksian awal dan peringatan dini dalam rangka

pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman

terhadap keamanan nasional.

2. Intelijen Negara adalah lembaga pemerintah yang merupakan bagian

integral dari sistem keamanan nasional yang memiliki kewenangan

untuk menyelenggarakan fungsi dan aktivitas intelijen.

3. Personil Intelijen Negara adalah Warga Negara Indonesia yang memiliki

kemampuan khusus intelijen dan mengabdikan diri dalam bidang

intelijen negara.

4. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri yang dinilai membahayakan keamanan,

kedaulatan, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

dan keselamatan bangsa serta kepentingan nasional.

5. Setiap orang adalah orang perorangan atau kelompok orang yang

bertanggung jawab terhadap kerahasiaan informasi intelijen baik secara

individu maupun korporasi.

6. Rahasia Intelijen adalah informasi, benda, dan/atau aktivitas intelijen

yang dilindungi kerahasiaannya agar tidak diakses, diketahui, dan

dimiliki oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

24

7. Masa Retensi Informasi Intelijen adalah jangka waktu penyimpanan

informasi intelijen.

8. Lembaga Koordinasi Intelijen Negara yang selanjutnya disingkat LKIN

adalah lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan

fungsi intelijen dan melakukan fungsi koordinasi terhadap

penyelenggaraan fungsi intelijen.

9. Informasi Intelijen adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-

tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta

maupun penjelasannya yang terkait dengan intelijen.

10. Pihak Lawan adalah pihak asing yang melakukan kegiatan kontra

intelijen yang dapat merugikan kepentingan stabilitas nasional.

11. Sasaran adalah target atau kondisi yang ingin dicapai dari fungsi

penggalangan.

B. Hakikat, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Fungsi Intelijen Negara

Hakikat intelijen negara merupakan lini pertama dalam sistem

keamanan nasional. Intelijen negara melakukan segala upaya untuk deteksi

awal dan mengembangkan sistem peringatan dini dalam rangka

pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap

keamanan nasional yang semakin kompleks dan multidimensional.

Tujuan intelijen negara adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai,

menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan intelijen dalam rangka

memberikan peringatan dini, agar dapat mengantisipasi berbagai

kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap

keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi

kesejahteraan nasional.

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari intelijen negara meliputi: Dalam

Negeri, Luar Negeri, Pertahanan dan/atau Keamanan, Penegakan Hukum,

ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam, teknologi informasi dan

komunikasi.

Fungsi-fungsi intelijen negara, yaitu:

1. Fungsi penyelidikan adalah serangkaian tindakan untuk mencari,

mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi intelijen sebagai

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

25

bahan masukan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan

keputusan.

2. Fungsi pengamanan meliputi pengamanan internal (internal

security) dan kontra intelijen.

a. Sekuriti internal mencakup pengamanan personil, materil,

instalasi, keuangan, pemberitaan, dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab pimpinan atau kepala

badan/lembaga/dinas/instansi yang bersangkutan.

b. Kontra intelijen adalah kegiatan deteksi, investigasi, dan negasi

terhadap aktivitas intelijen pihak lawan.

3. Fungsi penggalangan adalah aktivitas yang dilakukan secara

berencana dan terarah untuk mempengaruhi kejiwaan dan motivasi

sasaran agar memiliki pola pikir, pola sikap serta pola tindak yang

mendukung dan menguntungkan pihak sendiri. Kedalam lingkungan

sendiri lebih bersifat pembinaan untuk menciptakan kondisi

pengamanan yang baik. Keluar atau terhadap lawan dilakukan

dengan tindakan disorganisasi dan disintegrasi agar kepentingan

pihak lawan tidak menimbulkan ancaman terhadap pihak sendiri.

C. Kerahasiaan Informasi Intelijen

Setiap negara sudah dipastikan sangat memerlukan berfungsinya

keamanan nasional (national security). Untuk itu, berkaitan dengan

informasi, negara diberikan kewenangan menentukan klasifikasi informasi

apa saja yang bersifat rahasia (secrecy), yang dapat membahayakan

keamanan nasional apabila dibuka. Akses publik untuk mendapatkan

informasi serupa itu dengan demikian tertutup. Pembatasan ini dibenarkan

demi perlindungan terhadap keamanan nasional, namun harus

diseimbangkan dengan hak atas kebebasan memperoleh informasi.

Hak atas informasi (right to know) merupakan hak fundamental yang

menjadi perhatian utama para perumus Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia (DUHAM). Pada 1946, majelis umum Perserikatan Bangsa Bangsa

(PBB) menilai bahwa hak ini penting bagi perjuangan hak-hak yang lainnya.

Dengan pertimbangan itu, hak atas informasi sebagai bagian dari kebebasan

berpendapat kemudian dimasukkan ke dalam DUHAM.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

26

Penegasan hak atas informasi dinyatakan dalam Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 14 menyatakan

bahwa “setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan

segala jenis sarana yang tersedia”. Hak ini diperlukan untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.

Hak atas informasi tidak tergolong dalam nonderogable rights atau hak

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Oleh karena itu,

pelaksanaan hak atas informasi dapat dibatasi sebagaimana dinyatakan

dalam beberapa instrumen hukum internasional maupun nasional, yaitu

Pasal 29 DUHAM, Pasal 19 Kovenan Sipil dan Politik, Pasal 28J UUD 1945,

dan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia. Di dalam Kovenan Sipil dan Politik dinyatakan bahwa pelaksanaan

hak atas informasi menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab khusus,

yang dengannya dapat dikenakan pembatasan tertentu.

Namun penting untuk dicatat bahwa pembatasan hak atas informasi

tidak bisa diberlakukan secara semena-mena. Menurut instrumen-instrumen

hukum, pembatasan diperbolehkan apabila diatur menurut hukum dan

dibutuhkan untuk melindungi hak dan kebebasan orang lain atau melindungi

keamanan nasional, ketertiban umum atau kesehatan, atau moral

masyarakat. UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

menyatakan bahwa pembatasan hanya dapat berdasarkan hukum semata-

mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai

dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Prinsip-Prinsip Siracusa (Siracusa Principles) menyebutkan bahwa

pembatasan hak tidak boleh membahayakan esensi hak. Semua klausul

pembatasan harus ditafsirkan secara tegas dan ditujukan untuk mendukung

hak-hak. Prinsip ini menegaskan bahwa pembatasan hak tidak boleh

diberlakukan secara sewenang-wenang.5 Pasal 5 Kovenan Sipil dan Politik

5 Siracusa Principles atau Prinsip-prinsip Siracusa adalah prinsip-prinsip mengenai

ketentuan pembatasan dan pengurangan hak yang diatur di dalam Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik. Prinsip-prinsip ini dihasilkan oleh sekelompok ahli hukum internasional yang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

27

dan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 juga menyiratkan

bahwa tidak satu ketentuan dalam Undang-Undang ini boleh diartikan bahwa

pemerintah, partai, golongan, atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,

merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar

yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Salah satu alasan pembatasan hak atas informasi adalah keamanan

nasional. Prinsip-prinsip pembatasan atas alasan ini lebih rinci dituangkan

para ahli hukum internasional dalam Prinsip-Prinsip Johannesburg

(Johannesburg Principles), yakni:

1. Pembatasan tidak dapat diterapkan jika pemerintah tidak dapat

menunjukkan secara valid bahwa pembatasan tersebut sesuai

dengan ketentuan hukum dan diperlukan dalam masyarakat

demokratis untuk melindungi kepentingan keamanan nasional yang

sah. Sebuah undang-undang atau ketentuan hukum yang mengatur

pembatasan hak atas informasi penting untuk melindungi hak

tersebut sekaligus menjamin kepastian hukum dan mencegah

penyalahgunaan kekuasaan;

2. Pembatasan harus ditentukan oleh hukum yang dapat diakses,

tidak bersifat ambigu, dan dibuat secara hati-hati dan teliti, yang

memungkinkan setiap individu untuk melihat apakah suatu tindakan

bertentangan dengan hukum atau tidak;

3. Pembatasan harus memiliki tujuan yang sesungguhnya dan

menunjukkan dampak melindungi kepentingan keamanan nasional

yang sah; pemerintah harus dapat menunjukkan bahwa informasi

yang dibatasi merupakan ancaman yang serius terhadap

kepentingan keamanan nasional yang sah. Pembatasan yang

dilakukan adalah sarana pembatasan yang serendah mungkin

untuk melindungi kepentingan tersebut.

4. Tidak sah suatu pembatasan jika tujuan yang sesungguhnya atau

dampak yang dihasilkannya adalah untuk melindungi kepentingan

yang tidak berhubungan dengan keamanan nasional, termasuk

bertemu di Siracusa, Italia pada April dan Mei 1984. Lihat The Siracusa Principles on The Limitation and Derogation Provisions In The International Covenant on Civil and Political Rights, E/CN.4/1985/4. Lihat pula General Comment No. 10 International Covenant on Civil and Political Rights.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

28

misalnya untuk melindungi suatu pemerintahan dari rasa malu

akibat kesalahan yang dilakukan, pengungkapan kesalahan yang

dilakukan, menutup-nutupi informasi tentang pelaksanaan fungsi

institusi-institusi publiknya, menanamkan suatu ideologi tertentu,

atau untuk menekan kerusuhan industrial;

5. Dalam keadaan darurat, negara dapat menerapkan pembatasan

tetapi hanya sampai pada batasan sebagaimana dibutuhkan oleh

situasi tersebut dan hanya ketika hal tersebut tidak bertentangan

dengan kewajiban pemerintah berdasarkan hukum internasional;

dan

6. Diskriminasi berdasarkan apapun tidak boleh menjadi dasar

pembatasan hak atas informasi.

Kebijakan untuk melakukan pembatasan hak harus berangkat dari

pemikiran bahwa jika suatu informasi dibuka, akan membahayakan

keamanan nasional dan kepentingan publik yang lebih besar. Namun

kebijakan itu tetap harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Sebagai wujud pertanggungjawaban itu, suatu informasi rahasia harus dapat

dibuka setelah jangka waktu yang tidak lagi dinilai membahayakan publik.

Dalam Prinsip-prinsip Johannesburg dinyatakan bahwa pembatasan hak

atas informasi terhadap alasan keamanan nasional tidak sah kecuali untuk

melindungi keberadaan suatu negara, integritas teritorialnya dari

penggunaan atau ancaman kekerasan, atau kapasitasnya untuk bereaksi

terhadap penggunaan ancaman kekerasan, baik yang berasal dari sumber

eksternal seperti ancaman militer, maupun dari sumber internal seperti

provokasi penggulingan pemerintah dengan cara kekerasan.

Informasi intelijen bersifat rahasia, meliputi:

1. sistem intelijen negara, akses-akses yang berkaitan dengan

pelaksanaan aktivitasnya;

2. data intelijen kriminal yang berhubungan dengan pencegahan dan

penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;

3. rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan

penanganan segala bentuk kejahatan transnasional; dan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

29

4. dokumen tentang intelijen yang berkaitan dengan penyelenggaraan

sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan pengakhiran atau evaluasi.

Masa retensi informasi intelijen ditetapkan selama 20 (dua puluh) tahun.

Selanjutnya dapat diperpanjang setelah mendapat persetujuan dari Dewan

perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Masa retensi informasi

intelijen dapat dinyatakan berakhir apabila sengaja atau tidak sengaja

informasi intelijen diketahui oleh masyarakat. Masa retensi informasi intelijen

juga dapat dipersingkat sebelum masa retensinya berakhir untuk

kepentingan pengadilan dan berdasarkan penetapan pengadilan.

Selanjutnya diatur mengenai informasi intelijen yang dapat diakses

publik, yaitu informasi intelijen selain dari informasi intelijen yang bersifat

rahasia, informasi intelijen yang telah berakhir masa retensinya, informasi

intelijen yang telah diketahui oleh masyarakat, dan informasi intelijen yang

digunakan untuk kepentingan pengadilan.

D. Lembaga Koordinasi Intelijen Negara

Terkait dengan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan negara

yang semakin tinggi intensitas dan canggih bentuknya, maka diperlukan

lembaga yang mampu mengkoordinasikan dan sekaligus menjalankan

operasi intelijen. Dalam kerangka itu, maka dibentuklah sebuah lembaga

yang menjalankan fungsi intelijen dengan tugas dan wewenang terkait

berbagai aspek persoalan koordinasi dan operasi intelijen itu sendiri.

Lembaga Koordinasi Intelijen Negara (LKIN) merupakan lembaga

pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden. LKIN

bertanggung jawab kepada Presiden dalam menyelenggarakan fungsi

intelijen baik di wilayah dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, LKIN

juga menyelenggarakan fungsi koordinasi.

LKIN dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang wakil ketua.

Ketua LKIN dapat dipimpin antara lain oleh Kepala BIN. Pengisian jabatan

Ketua LKIN terkait dengan ranah kerja intelijen yang sesuai pembidangan

tugas dan wewenangnya. Melalui struktur kelembagaan dan mekanisme

pengisian jabatan Ketua LKIN semacam ini, diharapkan akan mendorong

organisasi intelijen untuk bergerak secara lincah dalam menjalankan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

30

tugasnya. Selain itu, kombinasi posisional kelembagaan dan personal yang

terlibat di dalam organisasi intelijen di tingkat LKIN semacam itu, juga dapat

semakin memudahkan koordinasi berbagai aktivitas intelijen sampai ke

tingkat daerah atau lapangan.

Mengingat tujuan pencapaian tugas dan wewenang di atas, Ketua LKIN

karena jabatannya bertugas sebagai Koordinator Penyelenggara Intelijen

Negara. Keanggotaan LKIN meliputi pimpinan tertinggi Intelijen Negara.

Pengaturan LKIN sebagai lembaga dalam undang-undang ini dilakukan

secara umum dan bukan terperinci. Adapun ketentuan lebih lanjut tentang

pengaturannya, tata kerja dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya diatur

dan menjadi otoritas sepenuhnya pemerintah. Mengingat besarnya peranan

pemerintah terkait dengan LKIN, pengangkatan dan pemberhentian Ketua

dan Wakil Ketua LKIN ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres).

Sedangkan ketentuan lebih lanjut tentang susunan organisasi dan tata kerja

LKIN diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres).

LKIN menyelenggarakan fungsi intelijen baik terkait dengan koordinasi

sekaligus terkait dengan pelaksanaan operasi baik yang dilakukan di wilayah

dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk menyelenggarakan fungsi operasi intelijen, LKIN bertugas:

a. melakukan pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang

intelijen;

b. menyampaikan produk intelijen sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan kebijakan pemerintah;

c. melakukan perencanaan dan pelaksanaan operasi intelijen; dan

d. memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di

bidang intelijen.

Adapun dalam rangka menyelenggarakan fungsi intelijen terkait dengan

koordinasi terhadap berbagai lembaga intelijen, LKIN bertugas:

a. menyediakan bahan pertimbangan berdasarkan masukan dari Intelijen

Negara kepada Presiden dalam penentuan kebijakan dan strategi

nasional;

b. mengoordinasikan aktivitas kontra intelijen baik di dalam negeri maupun

luar negeri;

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

31

c. mengoordinasikan penggalangan baik di dalam negeri maupun luar

negeri yang dilakukan oleh Intelijen Negara;

d. menyusun Kode Etik Intelijen Negara dan membentuk Dewan

Kehormatan Intelijen Negara; dan

e. menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan,

dan rumah tangga.

Terkait pelaksanaan fungsi intelijen untuk melakukan penyelidikan,

pengamanan, dan penggalangan, LKIN berwenang:

a. menyusun rencana nasional secara makro di bidang Intelijen;

b. merumuskan kebijakan di bidang Intelijen untuk mendukung

pembangunan secara makro; dan

c. menyediakan Intelijen bagi badan, kementerian, lembaga pemerintah

non kementerian, atau instansi sesuai kepentingan dan prioritasnya.

Sedangkan untuk melaksanakan tugas terkait fungsi koordinasi intelijen

negara, LKIN berwenang:

a. mengoordinasikan kebijakan di bidang intelijen;

b. mengoordinasikan fungsi-fungsi intelijen pada masing-masing Intelijen

Negara; dan

c. mengatur sistem Intelijen Negara.

Dalam rangka melakukan deteksi awal dan langkah sedini mungkin untuk

mencegah terjadinya berbagai ancaman serta menghadapi intensitas

ancaman yang semakin bersifat global dan beragam bentuknya, maka

diperlukan proses penanganan persoalan dengan menggunakan tingkat

kewenangan yang bersifat khusus. Untuk itu, LKIN dalam aktivitasnya juga

memiliki wewenang khusus untuk melakukan intersepsi komunikasi dan

pemeriksaan aliran dana yang diduga kuat untuk membiayai terorisme, dan

dalam memeriksa aliran dana tersebut LKIN dapat meminta bantuan kepada

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), bank yang

bersangkutan, lembaga keuangan bukan bank, dan lembaga jasa

pengiriman uang.

Sehubungan dengan kewenangan khusus untuk melakukan intersepsi

oleh intelijen, berikut perbandingan di negara lain:

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

32

SPECIAL POWER

AGENCY SPECIAL POWERS

MI5

Directed surveillance.

Interception of communication.

Intrusive surveillance.

ASIO

Intercept tellecommunication, use listening devices and

tracking devices, remotly access computers, enter and

search premises, examine postal articles, and the

questioning of person for purpose of investigating

terrorism.

CSIS

To enter any place or open or obtain access to

anything.

To search for, remove or return, or examine, take

extracts from or make copies of or record in any other

manner the information, record, document or thing, or

To install, maintain, or remove any thing

Dengan merujuk perbandingan tersebut, kepada LKIN dapat diberikan

kewenangan intersepsi komunikasi seperti: penyadapan telepon dan

faximile, membuka email, membuka surat, memeriksa paket, dan

pemeriksaan aliran dana.

Penjelasan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyebutkan bahwa:

“Yang dimaksud dengan "intersepsi atau penyadapan" adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, dan/atau mencatat transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi”.

Kewenangan intersepsi komunikasi dimaksudkan bahwa para

penyelenggara intelijen negara perlu bergerak secara cepat untuk

pengusutan suatu kasus, dan ini antara lain dengan melakukan penyadapan.

Kewenangan terkait intersepsi diharapkan dapat mendorong intelijen agar

dapat bekerja secara efektif. Dengan berdasarkan harapan atas pencapaian

tugas itu, jelas bahwa intelijen negara memerlukan otonomi penuh untuk

mengatur sendiri penyadapannya. Meskipun dapat dilakukan secara otonom,

dalam pelaksanaannya intelijen negara dituntut untuk tetap memperhatikan

prinsip-prinsip hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum. Hal ini

sesuai dengan isi ketentuan Pasal 28 J UUD 1945, yaitu:

1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

33

2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-

undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan,

serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.

Untuk memperoleh data intelijen yang akurat dan obyektif mengenai

ancaman, khususnya yang berkaitan dengan terorisme, LKIN perlu diberi

wewenang yang sifatnya dapat membatasi, mengurangi dan/atau

menghilangkan sebagian kebebasan sipil namun sekaligus mendukung hak

asasi manusia secara lebih luas dimensinya, serta dapat mengakses

langsung ke sumber informasi aktual.

Meskipun naskah RUU Intelijen Negara tidak mengatur mengenai

“pemeriksaan intensif”, namun dalam aktivitas Intelijen Negara yang telah

berlaku selama ini, pemeriksaan intensif merupakan bagian dari wewenang

khusus selain daripada wewenang untuk melakukan intersepsi komunikasi.

Pemeriksaan intensif dilakukan terhadap setiap orang yang diduga kuat

sebagai teroris. Urgensi dilakukannya pemeriksaan intensif adalah terkait

dengan kepentingan deteksi dan peringatan dini untuk mencegah terjadinya

berbagai ancaman yang semakin bersifat global dan beragam bentuknya.

Dalam hal hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat sebagai bukti

permulaan, maka yang bersangkutan wajib segera dibebaskan dan diberi

kompensasi, restitusi, dan/atau rehabilitasi. Yang dimaksud dengan

“kompensasi” adalah ganti kerugian yang diberikan oleh LKIN. Adapun

“restitusi” adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau

keluarganya oleh LKIN, dapat berupa pengembalian harta milik,

pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau

penggantian biaya untuk tindakan tertentu. Sedangkan, “rehabilitasi” adalah

pemulihan pada kedudukan semula, misalnya kehormatan, nama baik,

jabatan, atau hak-hak lain yang diberikan oleh LKIN. Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara pemberian kompensasi, restitusi, dan/atau rehabilitasi

diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP). Pembebanan kepada LKIN terkait

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

34

kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi, merupakan salah satu bentuk dari

akuntabilitas dan sifat kekhususan Undang-Undang tentang Intelijen Negara.

Hal yang juga penting dicatat terkait kepemilikan wewenang khusus bagi

intelijen, yaitu melalui kelembagaan LKIN yaitu terkait dengan pemeriksaan

intensif terhadap setiap orang yang diduga teroris, adalah dengan tetap

memperhatikan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum.

Ketentuan yang mengikat secara ketat terhadap penggunaan wewenang

khusus LKIN adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam

operasi intelijen dan potensi penggunaaan secara kekerasan.

Dalam konteks konstitusi, kewenangan khusus intelijen yang dimiliki oleh

LKIN, kiranya dengan mengingat Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 menyebutkan

bahwa:

“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”.

Kewenangan khusus intelijen yang dimiliki oleh LKIN juga memperhatikan

pembatasan Hak Asasi Manusia sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 70

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang

menyatakan bahwa:

“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”.

Sebagai pembanding mengenai substansi pembatasan Hak Asasi

Manusia mengacu kepada:

1. Pasal 29 ayat (2) Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia

(Universal Declaration Of Human Rights):

“Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya setiap orang harus tunduk hanya kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak bagi hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

35

syarat benar dari kesusilaan, tata tertib umum serta keselamatan umum dalam suatu masyarakat demokratis”.

2. Dokumen Siracusa

Dokumen Siracusa lahir dari hasil pertemuan para pakar pertahanan,

keamanan nasional, dan hak asasi manusia di Johannesburg, Afrika

Selatan. Dokumen tersebut melahirkan prinsip-prinsip Siracusa yang

kemudian diadopsi oleh PBB. Isi prinsip-prinsip dokumen tersebut

sebagai berikut: “Pembatasan hak asasi manusia dapat yang

dibenarkan sepanjang berkaitan dengan keamanan nasional,

keselamatan bangsa dan dan diatur dengan undang-undang”.

Serangan terorisme sulit dideteksi dan diprediksi, mengingat

aktivitasnya dilakukan secara tertutup, jaringan dan pengendaliannya

longgar, mobilitasnya tinggi, bersifat global, dan tidak mengenal batas

teritorial dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Serangan teroris

menyebabkan kerugian jiwa dan harta yang sangat besar, merusak citra di

dunia internasional, dan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Terorisme bukan saja diklasifikasikan sebagai kejahatan umum, tetapi

masyarakat internasional telah menyatakan bahwa terorisme merupakan

kejahatan luar biasa ataupun kejahatan terhadap kemanusiaan. Oleh sebab

itu, dalam rangka melindungi hak asasi manusia yang lebih besar dan

kepentingan nasional lainnya, maka intelijen negara sangat memerlukan

payung hukum bagi kepemilikan dan pelaksanaan kewenangannya yang

bersifat khusus terkait pemeriksaan secara intensif terhadap orang-orang

yang diduga kuat terlibat dalam aksi terorisme.

E. Penyelenggaraan Intelijen Negara

Umumnya setiap negara mengorganisir badan-badan intelijen sesuai

dengan budaya, sejarah, karakteristik, dan wawasan nasionalnya. Indonesia

mengorganisasikan intelijennya sebagai berikut:

1. Intelijen Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyelenggarakan fungsi

dan aktivitas intelijen pertahanan dan/atau militer. Ketentuan lebih

lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja Intelijen Tentara

Nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

36

2. Intelijen Kepolisian Negara Republik Indonesia menyelenggarakan

fungsi dan aktivitas intelijen kriminal dan penegakan hukum.

Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja

Intelijen Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia menyelenggarakan fungsi

dan aktivitas intelijen penegakan hukum. Ketentuan lebih lanjut

mengenai susunan organisasi dan tata kerja Intelijen Kejaksaan

Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Kementerian atau Lembaga Pemerintah nonkementerian meliputi

unsur atau bagian yang menyelenggarakan fungsi dan aktivitas

Intelijen pada Kementerian atau Lembaga Pemerintah

nonkementerian dan/atau Pemerintah Daerah. Kementerian atau

Lembaga Pemerintah nonkementerian dan/atau Pemerintah Daerah

bertugas menyelenggarakan intelijen sesuai dengan bidang tugas

lembaganya.

F. Personil Intelijen Negara

Tuntutan kemampuan dan kompetensi profesionalisme (professional

competence) menjadi syarat mutlak menuju terbinanya sosok intelijen yang

profesional. Profesionalisme intelijen menuntut intelijen dalam aktivitasnya

menghormati demokrasi, supremasi hukum, hak asasi manusia, nilai-nilai

budaya, dan sejarah dalam rangka mewujudkan sebuah negara demokratis.

Pembinaan intelijen negara adalah kegiatan yang berlanjut, meliputi

pembinaan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggiatan,

pengendalian, riset, dan pengawasan. Pembinaan kemampuan sumber

daya manusia memerlukan suatu sistem manajemen personil yang modern

agar dapat menjadi personil intelijen yang profesional, memiliki integritas

tinggi, produktif, beriman dan bertaqwa, loyal terhadap bangsa dan negara

melalui:

1. Seleksi dan rekrutmen;

2. Pendidikan dan pelatihan; dan

3. Penugasan intelijen secara berjenjang dan berkelanjutan.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

37

Pola karier, kenaikan pangkat, dan jabatan personil intelijen harus

didasarkan pada sistem kecakapan (merit system) dan tingkat keberhasilan

profesional di bidang intelijen.

Selain itu, perlu dibangun suatu Sistem Informasi Manajemen

Personil (SIMP) agar mampu menyajikan data personil secara cepat,

akurat, terkini, terpadu, dan dapat dipercaya. Personil intelijen perlu

didukung dengan sistem kesejahteraan yang memadai, misalnya perawatan

kesehatan, koperasi dan fasilitas lainnya.

Pembinaan personil intelijen, bukanlah untuk ditakuti namun disegani

dan dipercaya oleh rakyat karena bobot profesional intelijennya

diakui/dihargai. Mengingat tingkat kerahasiaannya yang tinggi, personil

intelijen tidak boleh muncul di dalam publikasi apapun dan tidak terdaftar

dalam daftar karyawan (list employees) dan daftar gaji (payroll) resmi.

Untuk tercapainya pembinaan personil intelijen dalam menjalankan

tugas pokok dan fungsinya yang berdaya guna dan berhasil guna

dibutuhkan dukungan anggaran yang memadai. Mengenai sistem

pertanggungjawaban anggaran bagi penyelenggaraan dan pembinaan

intelijen dimaksud dilaksanakan secara khusus.

Dalam menghasilkan personil intelijen yang berkualitas, senantiasa

perlu dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan pendidikan dan pelatihan

(Diklat), dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana. Pembinaan yang

dilakukan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi mutakhir. Adapun sistem pendidikan dan pelatihan intelijen

meliputi pendidikan formal dan non formal.

Langkah-langkah dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan penelitian

dan pengembangan (Litbang)/riset, yaitu:

1. Membangun sarana dan prasarana dengan konsepsi dan metoda-

metoda mutakhir.

2. Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian yang

efektif dan efisien.

3. Penataan rangkaian kegiatan pembinaan intelijen negara yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggiatan,

pengendalian, dan pengawasan dalam suatu sistem manajemen

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

38

modern yang disesuaikan dengan kemajuan Iptek (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi) di alam demokrasi/reformasi.

4. Memelihara dan meningkatkan etika profesi intelijen/kode etik

intelijen serta tetap memegang sumpah personil intelijen negara.

5. Menjaga kerahasiaan semua aktivitas intelijen.

6. Memberikan sanksi yang tegas (punishment) terhadap personil

intelijen yang melanggar sumpah personil intelijen negara, tugas

pokok, dan fungsi intelijen, sebaliknya memberikan penghargaan

(reward) terhadap personil intelijen yang berprestasi dalam

tugasnya.

7. Menggalang kerjasama dengan para pakar atau ahli di bidang

keilmuan baik di berbagai universitas maupun swasta demi

keberhasilan tugas intelijen.

8. Menggalang kerjasama dengan badan-badan intelijen luar negeri

sesuai kebutuhan organisasi dan hubungan fungsional, seperti

kerjasama di bidang pendidikan, pelatihan, dan operasional.

9. Membangun budaya intelijen negara secara konseptual, konsisten,

dan sistematis.

10. Membina mereka yang sudah diluar badan intelijen (a.l. pensiun)

secara langsung atau tidak langsung, karena kemampuan atau

keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, agar tidak

dimanfaatkan oleh pihak ”lawan” untuk tujuan-tujuan anti NKRI.

11. Pengembangan kemampuan profesionalisme personil intelijen

negara dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan penugasan

secara berjenjang.

12. Setiap personil intelijen beserta keluarganya diberikan perlindungan

secara fisik dan non fisik sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

G. Pembiayaan

Proses pengelolaan anggaran intelijen yang memadai dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan pertanggungjawaban secara

khusus.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

39

Penyelenggara intelijen negara yaitu intelijen Tentara Nasional

Indonesia, Intelijen Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Intelijen

Kejaksaan Republik Indonesia berhak memperoleh alokasi anggaran melalui

mekanisme dan prosedur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN). Sedangkan, anggaran bagi badan-badan intelijen di luar

penyelenggara intelijen negara, disesuaikan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku terkait dengan keuangan negara.

H. Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Pertanggungjawaban berupa laporan tertulis dari penyelenggara intelijen

negara disampaikan kepada Presiden melalui Ketua LKIN.

Pertanggungjawaban tersebut sesuai dengan dinamika yang berkembang

saat ini. Di era transparansi, tuntutan demokratisasi, supremasi hukum,

akuntabilitas, dan hak asasi manusia bukanlah berarti bahwa aktivitas

badan-badan intelijen harus transparan pula. Selain itu, untuk menghindari

tuduhan-tuduhan dan kecurigaan-kecurigaan oleh sebagian masyarakat

selama ini, yakni:

1. Kegiatan intelijen cenderung digunakan untuk kepentingan politik

penguasa atau politik praktis;

2. Adanya penyalahgunaan wewenang;

3. Adanya tumpang tindih dalam penugasan antar badan-badan

intelijen, perlu disiapkan secara konseptual pembentukan Undang-

Undang Intelijen Negara.

Sebagai referensi, parlemen di beberapa negara mempunyai

kewenangan melakukan pengawasan terhadap intelijen. Contoh:

COUNTRY MANDATE OF OVERSIGHT TYPE OF BODY

AUSTRALIA

Review the administration

and expenditure, any matter

in relating to ASIO, ASIS,

DIGO, DIO, DSD, ONA.

Joint Committee on

Intelligence and Security,

consist of 9 members (4

senator, 5 HR). Majority

must be government

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

40

members.

UNITED

KINGDOOM

Finance, administration and

policy of MI5, MI6 and GCHQ

with review on efficiency. It

does not check legality.

The Intelligence and

Security Committee, consist

of 9 members, drawn from

both the HC and the HL

Appointed by the PM.

CANADA

Performance of duties and

functions. Investigates the

complaint of any person.

The security Intelligence

Review committee, consist

of (3 – 5) Privy Councilor, 12

members of t he HC

UNITED

STATES

Review all intelligence

agencies.

Approves top intelligence

appointments. It check both

legality and effectiveness.

Two Congressional Over-

sight Committees on

Intelligence

The Senate Select

Committee (13-17), House

Permanent Committee (19).

Berdasarkan contoh tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan

mengenai materi pengawasan intelijen oleh DPR RI.

Semua aktivitas yang dilakukan personil intelijen adalah rahasia

negara. Khususnya dalam rangka keselamatan, kesejahteraan, keamanan,

dan kepentingan negara, Undang-Undang tentang Intelijen Negara harus

dapat menjamin akses dan aktivitas badan intelijen ke kementerian atau

lemabaga pemerintah non kementerian dan/atau pemerintah daerah maupun

swasta yang jelas-jelas berindikasi merugikan atau membahayakan

keselamatan dan kepentingan negara. Kemudian secara tegas perlu

digariskan wewenang serta wilayah kegiatan semua badan intelijen negara

yang ada, maupun prosedur pengoordinasian dan pembinaan

penyelenggara intelijen negara sesuai doktrin intelijen yang berlaku.

Pada prinsipnya DPR RI sebagai wakil rakyat dapat melakukan

pengawasan terhadap intelijen melalui prosedur dan mekanisme perangkat

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

41

kelengkapan DPR RI. Pengawasan yang dilakukan oleh DPR RI terhadap

intelijen negara merupakan pengawasan secara legislatif. Pengawasan

tersebut terbatas substansi kebijakan intelijen yang berkaitan dengan

keamanan nasional dan keselamatan warga negara, bukan pengawasan

secara teknis operasional maupun aktivitas intelijen secara rinci.

Pengawasan anggaran merupakan inti kontrol parlemen. Parlemen

memainkan peran yang berbeda dalam penganggaran dan prosedur

pembukuan untuk badan-badan keamanan dan intelijen, misalnya dalam hal

cakupan kontrol anggaran, kekuasaan untuk mengamandemen anggaran,

kekuasaan utnuk menyetujui permintaan tambahan anggaran, akses

terhadap informasi rahasia. Dalam kasus apa pun, parlemen memiliki suara

dalam isu anggaran karena badan-badan keamanan dan intelijen dibiayai

dari uang pembayar pajak. Parlemen memiliki peran dalam penganggaraan

dan proses-proses pembukuan badan-badan keamanan dan intelijen.

Kekuasaan dalam hal keuangan yang dipraktikkan. Parlemen harus dilihat

dari 2 (dua) konteks, yaitu dari konteks keseluruhan proses penganggaran,

juga dari mandat badan parlemen yang diberi tugas pengawasan aktivitas-

aktivitas khusus pemerintah tersebut.

Parlemen dapat memperhatikan isu-isu yang berkaitan dengan badan-

badan keamanan dan intelijen dalam semua tahap siklus anggaran, di mana

sebagian besar negara-negara telah mengadopsi sistem perencanaan,

pemrograman, dan anggaran. Persiapan anggaran secara umum adalah

tahap, di mana eksekutif mengajukan alokasi uang untuk beberapa tujuan

dan parlemen beserta para anggotanya dapat berkontribusi dalam proses

tersebut melalui berbagai mekanisme formal dan informal. Persetujuan

anggaran, bahwa parlemen harus dapat mempelajari dan menentukan

kepentingan publik, kesesuaian alokasi uang, dan dalam konteks tertentu

dapat melengkapi alokasi anggaran yang berkaitan dengan keamanan

dengan pedoman tertentu. Mengenai pengeluaran dalam tahap ini, parlemen

mengulas dan memantau pengeluaran serta dapat berusaha meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas.

Akuntabilitas dan transparansi adalah syarat utama dalam

penganggaran yang efektif. Cara terbaik untuk merealisasikan akuntabilitas

adalah melalui proses pembuatan anggaran yang transparan. Akuntabilitas

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

42

dan transparansi yang baik dapat dikembangkan dari prinsip-prinsip

penganggaran yang efektif. Efektivitas anggaran harus dapat

mengkomunikasikan pemahaman yang jelas akan tujuan anggaran dalam

hal sumber daya, kinerja, atau tujuan kapasitas yang akan dicapai dan hasil

yang dapat diukur terhadap rencana.

Sedangkan pengawasan fungsional dilaksanakan oleh Dewan

Kehormatan Intelijen Negara melalui kode etik. Pengawasan ini bersifat

pengawasan managerial, yaitu apakah pencapaian tujuan aktivitas intelijen

sesuai dengan sasaran dan pengguna sumber daya yang telah

direncanakan.

I. Ketentuan Pidana

1. Delik Kesengajaan (Dolus)

Kesengajaan (dolus) adalah merupakan bagian dari kesalahan

(schuld). Kesengajaan pelaku mempunyai hubungan kejiwaan yang

lebih erat terhadap suatu tindakan (terlarang/keharusan) dibandingkan

dengan culpa. Karenanya ancaman pidana pada suatu delik jauh lebih

berat, apabila dilakukan dengan sengaja, dibandingkan apabila

dilakukan dengan kealpaan. Bahkan ada beberapa tindakan tertentu,

jika dilakukan dengan kealpaan, tidak merupakan tindak pidana, yang

padahal jika dilakukan dengan sengaja merupakan suatu kejahatan,

misalnya penggelapan (Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana/KUHP), merusak barang-barang (Pasal 406 KUHP), dan lain

sebagainya.

Banyak para sarjana mengemukakan pendapatnya mengenai

pengertian kesengajaan (dolus). Dalam beberapa hal tidak terdapat

keseragaman tafsir antara para sarjana tersebut. Perbedaan tafsir

tersebut antara lain terdapat dalam bidang peristilahan yang digunakan

dalam perumusan perundang-undangan, bidang gradasi kesengajaan,

dan terutama bidang "penentuan" erat/renggangnya atau jauh/dekatnya

kejiwaan pelaku kepada tindakan yang dilakukannya, termasuk

penyebab dan akibatnya.

Ulasan-ulasan mengenai kesengajaan dapat dilakukan dari

berbagai pandangan:

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

43

a. Kesengajaan menurut memori penjelasan

Menurut memori penjelasan (memorie van toelichting), yang

dimaksudkan dengan kesengajaan adalah "menghendaki dan

menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya.

(willens en wetens veroorzaken van een gevolg). Artinya,

seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja,

harus menghendaki serta menginsyafi tindakan tersebut

dan/atau akibatnya. Dari seseorang yang melakukan suatu

tindakan karena ia dipaksa, tidak dapat dikatakan bahwa ia

melakukan perbuatan itu karena kehendaknya sendiri. Demikian

pula seseorang yang gila yang lari dengan telanjang di muka

umum, atau seseorang anak yang mempertunjukkan gambar

porno, tidak dapat dikatakan bahwa ia menghendaki dan

menginsyafi perbuatan merusak kesusilaan di muka umum.

b. Kesengajaan dari sudut terbentuknya

Manusia yang sehat mempunyai bermacam keinginan.

Adakalanya keinginan itu menjurus kepada tindakan yang

dilarang dan diancam dengan pidana oleh perundang-undangan.

Misalnya untuk memiliki sebuah benda berharga yang ia

butuhkan, tetapi ia tidak sanggup untuk membelinya. Bilamana ia

sangat bernafsu memiliki benda tersebut, pada suatu ketika

dapat terjadi bahwa ia akan melakukan tindakan apapun, demi

untuk memiliki benda tersebut, kendati dilarang oleh perundang-

undangan. Nafsu untuk memiliki tersebut adalah merupakan

perangsang atau motif dari kelakuannya selanjutnya. Jika ia

selanjutnya merencanakan cara-cara yang akan dilakukannya

untuk memiliki benda tersebut, maka padanya telah ada

kehendak (oogmerk). Untuk terjadinya suatu tindak pidana, maka

kemudian ia melaksanakan tindakan yang dikehendakinya itu.

Singkatnya, dalam rangka mewujudkan kehendaknya itu, ada 3

(tiga) tingkatan yang dilaluinya, yaitu:

1). Adanya perangsang,

2). Adanya kehendak, dan

3). Adanya tindakan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

44

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa kesengajaan

adalah suatu kehendak untuk melaksanakan suatu tindakan

yang didorong oleh pemenuhan nafsu. Dengan perkataan lain

kesengajaan itu ditujukan terhadap suatu tindakan.

Jelas bahwa proses kejiwaan yang mendahului pengambilan

ketetapan untuk melakukan tindakan yang terlarang, memainkan

peranan yang penting. Penyebab dari proses itu adalah motif dari

pelaku, walaupun untuk tindak pidana, motif itu tidak mempunyai

kepentingan. Hanya dalam hal pemidanaannya persoalan motif

mempunyai kepentingan. Sehubungan dengan motif ini,

dibentuklah alam pemikiran atau gagasan untuk memenuhi

nafsunya tersebut. Setelah mengambil ketetapan maka proses

kejiwaan itu telah selesai. Kemudian diikuti oleh tingkah laku

untuk mewujudkan kehendak tersebut, dari tingkah laku mana

akan dapat disimpulkan, apakah tindakan tersebut telah

dilakukannya dengan sengaja atau tidak. Karenanya dalam

banyak hal, kesengajaan itu dapat disimpulkan dari sikap pelaku,

sebelum, selama, dan/atau setelah tingkah laku tindakan yang

terlarang.6

Sehubungan dengan pembuktian kesengajaan, sering

terbentur pada kesulitan-kesulitan, terutama bilamana pelaku

memungkirinya, bahkan sering tidak dapat dibuktikan. Sering

dalam usaha pembuktian mengenai adanya kesengajaan,

terdapat pada keadaan-keadaan yang telah terjadi. Dengan

perkataan lain pembuktian mengenai adanya kesengajaan,

sering dinilai dari perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh

pelaku beserta akibatnya.7

c. Sifat kesengajaan (dolus malus)

Menurut sifatnya ada dua jenis kesengajaan. Pertama, dolus

malus, yaitu dalam hal seseorang melakukan suatu tindak

6Schreyder.W.h., BERG van de A.L.A. en DUNNEWIJK J.A. Mr Het Wetboek van

Strafrecht, A.W. Sijthoffs Uitgevers maatschappij NV Leiden-1951 dalam Asas-Asas Hukum

Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 80.

7Van Dijk, Het Wetboek van Militair Strafrecht en wet op de Krijgstucht. N. Samson NV-

Alphen aan de Rijn-1952, Ibid., hlm. 120.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

45

pidana, tidak saja ia hanya menghendaki tindakannya itu, tetapi

juga ia menginsyafi bahwa tindakannya itu dilarang oleh undang-

undang dan diancam dengan pidana. Kedua, kesengajaan yang

tidak mempunyai sifat tertentu (kleurloos begrip), yaitu dalam hal

seseorang melakukan suatu tindak pidana tertentu, cukuplah jika

hanya menghendaki tindakannya itu. Artinya ada hubungan yang

erat antara kejiwaannya (bathin) dengan tindakannya. Tidak

disyaratkan apakah ia menginsyafi bahwa tindakannya itu

dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang.

Ajaran pertama sudah tidak dianut lagi. Karena apabila

ajaran itu tetap dipertahankan, akan memberikan beban yang

sangat berat bagi para penegak hukum, terutama hakim.

Menurut teori ini, hakim mewajibkan untuk membuktikan bahwa

pelaku betul-betul menginsyafi bahwa tindakannya itu dilarang

dan diancam dengan pidana oleh undang-undang. Pada hal

untuk membuktikan "kehendak" saja sudah sulit. Akan semakin

sulit lagi jika "keinsyafan" tersebut harus dibuktikan. Seperti

diketahui tidak semua orang yang pernah membaca atau

mendengar tentang tindakan mana saja yang dilarang dan

diancam dengan pidana oleh undang-undang. Maka wajar jika

kemudian yang dianut adalah ajaran yang kedua, yang lebih

sederhana.

Kesengajaan jenis kedua inilah yang dianut dalam hukum

pidana Indonesia. Undang-undang hukum pidana menentukan

untuk dapat dipidananya seseorang atau pelaku tidak tergantung

dari keinsyafan, apakah suatu tindakan dilarang dan diancam

dengan pidana. Sebagai imbalannya ialah bahwa hanya tindakan

tertentu yang harus diatur dalam undang-undang, yang

ditentukan sebagai kejahatan, yang oleh setiap orang yang

berpendidikan normal dapat mengetahui bahwa tindakan

tersebut bertentangan dengan ketertiban masyarakat atau

kesusilaan. Harus diakui bahwa stelsel ini dalam beberapa hal

akan mengarah kepada kekurangtepatan (onbillijkheid) karena

perkembangan yang luar biasa dari hukum, sehingga para

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

46

sarjana pun sering harus membuka buku untuk mengetahui

apakah suatu tindakan merupakan tindak pidana atau tidak.

Namun demikian kesengajaan jenis kedua, masih tetap

dipandang sebagai yang lebih baik.

2. Delik Kelalaian (Culpa)

Di dalam undang-undang tidak ditentukan apa arti dari kealpaan.

Dari ilmu pengetahuan hukum pidana diketahui bahwa sifat atau ciri-

cirinya adalah:

a. Sengaja melakukan suatu tindakan yang tenyata salah, karena

menggunakan ingatan secara salah, seharusnya ia

menggunakan ingatannya dengan sebaik-baiknya, tetapi ia

tidak gunakan. Dengan perkataan lain ia telah melakukan suatu

tindakan dengan kurang kewaspadaan yang diperlukan.

b. Pelaku dapat memperkirakan akibat yang akan terjadi, tetapi

merasa dapat mencegahnya. Sekiranya akibat itu pasti akan

terjadi, dia lebih suka untuk tidak melakukan tindakan yang

akan menimbulkan akibat itu. Tetapi tindakan itu tidak

diurungkan, atas tindakan mana ia kemudian dicela, karena

bersifat melawan hukum.

Memorie van toelichting menjelaskan bahwa dalam hal kealpaan,

pada diri pelaku terdapat:

a. Kekurangan pemikiran atau penggunaan akal yang diperlukan;

b. Kekurangan pengetahuan atau ilmu yang diperlukan; dan

c. Kekurangan kebijaksanaan (beleid) yang diperlukan.

Kealpaan, seperti juga kesengajaan adalah salah satu bentuk dari

kesalahan. Kealpaan adalah bentuk yang lebih rendah derajatnya dari

pada kesengajaan. Tetapi dapat pula dikatakan bahwa kealpaan itu

adalah kebalikan dari kesengajaan, karena bilamana dalam

kesengajaan, sesuatu akibat yang timbul itu dikehendaki pelaku, maka

dalam kealpaan justru akibat itu tidak dikehendaki, walaupun pelaku

dapat memperkirakan sebelumnya. Disinilah juga letak salah satu

kesukaran untuk membedakan antara kesengajaan bersyarat (dolus

eventualis) dengan kealpaan berat (culpa lata).

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

47

Perbedaan antara kesengajaan dengan kealpaan dalam

hubungannya dengan suatu tindakan yang dapat dipidana adalah:

a. Sesuatu akibat pada kealpaan, tidak dikehendaki pelaku

walaupun dapat diperkirakan, sedangkan pada kesengajaan

justru akibat itu adalah perwujudan dari kehendak dan

keinsyafannya.

b. Percobaan untuk melakukan suatu kejahatan karena kealpaan

pada umumnya tidak dapat dibayangkan, karena memang niat

untuk melakukannya tidak ada, karenanya tidak mungkin ada

pemidanaan.

c. Selain bentuk kejahatan sengaja tidak dengan sendirinya, ada

pula bentuk kejahatan kealpaan. Penyelesaian "tindakan"

dengan kealpaan seperti ini, sering dilaksanakan di bawah

tangan atau melalui saluran hukum perdata yaitu "ganti-rugi".

Penyelesaian seperti ini adalah karena "tindakan alpa", tidak

dianggap sebagai merugikan atau membahayakan kepentingan

umum.

d. Ancaman pidana terhadap delik yang dilakukan dengan

sengaja, lebih berat dibandingkan terhadap delik yang

bersamaan karena kealpaan.

e. Jika dolus eventualis dibandingkan dengan kealpaan yang

berat (bewuste schuld atau culpa lata), maka pada dolus

eventuatis disyaratkan adanya kesadaran akan kemungkinan

terjadinya sesuatu akibat, kendatipun ia bisa berbuat lain, tetapi

lebih suka melakukan tindakan itu walaupun tahu risikonya.

Sedangkan pada culpa lata disyaratkan bahwa pelaku

seharusnya dapat menduga (voorzien) akan kemungkinan

terjadinya sesuatu akibat, tetapi sekiranya "diperhitungkan"

akibat itu akan pasti terjadi, ia lebih suka tidak melakukan

tindakannya itu. Di samping itu pada pelaku terdapat kekurang

hati-hatian.

Penggradasian bentuk kealpaan dapat diterangkan dari 2 (dua)

sudut, yaitu:

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

48

a. Di lihat dari sudut kecerdasan atau kekuatan ingatan pelaku,

maka diperbedakan gradasi kealpaan dengan:

1). Kealpaan yang berat (culpa lata).

2). kealpaan yang ringan (culpa levis).

Untuk mengetahui apakah ada kealpaan atau tidak, dilihat dari

sudut kecerdasan, untuk gradasi yang pertama disyaratkan

adanya kekurangwaspadaan (onvoorzichtigheid). Untuk gradasi

kedua, disyaratkan hasil perkiraan atau perbandingan :

1). Tindakan pelaku terhadap tindakan orang lain dari

golongan pelaku (de gemiddelde mens van de groep,

waartoe de dader behoort); atau

2). Tindakan pelaku terhadap tindakan orang lain yang

terpandai dalam golongan pelaku (de meest bekwame,

verstandigste mens van de groep van de dader).

Dari hasil perbandingan tersebut akan diambil kesimpulan,

apakah telah ada kealpaan.

b. Dilihat dari sudut kesadaran (bewustheid), dibedakan gradasi:

1). Kealpaan yang disadari (bewuste schuld),

2). Kealpaan yang tidak disadari (onbewuste schuld).

Dikatakan sebagai "kealpaan yang disadari", jika pelaku dapat

membayangkan/memperkirakan akan timbulnya suatu akibat. Tetapi

ketika ia melakukan tindakannya dengan usaha pencegahan supaya

tidak timbul akibat itu, namun akibat itu timbul juga.

Dan dikatakan sebagai "kealpaan yang tidak disadari", bilamana

pelaku tidak dapat memperkirakan akan timbulnya suatu akibat, tetapi

seharusnya menurut perhitungan umum/yang layak, pelaku dapat

membayangkannya (onverchilligheid ten opzichte van rechtsbelangen

van anderen).

3. Asas Minimal Universal Maksimal Spesial (Asas Minimum Khusus

Maksimum Khusus)

Minimal Universal ialah penjatuhan hukuman terendah (minimal)

yang bersifat umum universal berlaku bagi setiap perkara dengan jenis

hukuman masing-masing. Asas ini menjamin kepastian hukum dalam

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

49

pelaksanaan atau penerapan hukum pidana kita. Berhubung dengan

adanya asas ini Hakim terikat pada asas Minimum dan batas Maksimum

penghukuman yang harus dijatuhkannya, artinya Hakim tidak dapat

menjatuhkan hukuman yang lebih ringan dari batas minimal hukuman

dan Hakim tidak dapat pula bertindak sekehendak hatinya untuk

menetapkan hukuman yang lebih tinggi dari batas maksimal hukuman

yang telah ditentukan undang-undang.

Penegakan hukum pidana, secara fungsional akan melibatkan

minimal 3 (tiga) faktor yang saling terkait, yaitu perundang-undangan;

aparat atau penegak hukum; dan kesadaran hukum. Faktor perundang-

undangan dalam hal ini perundang-undangan pidana, meliputi hukum

pidana materiil atau hukum pidana substantif, hukum pidana formil atau

hukum acara pidana. Berkaitan dengan faktor perundang-undangan

pidana, bahwa 2 (dua) aspek penting dalam keberhasilan penegakan

hukum pidana tersebut adalah isi atau hasil penegakan hukum

(substantif justice) dan tata cara penegakan hukum (procedural justice).

Dalam praktik pembuatan perundang-undangan di Indonesia,

penggunaan pidana sebagai bagian dari politik atau kebijakan hukum

pidana sudah dianggap sebagai hal yang wajar, hingga terkesan tidak

perlu lagi dipersoalkan eksistensinya. Akibat yang bisa dilihat adalah

hampir selalu dicantumkannya sanksi pidana pada setiap kebijakan

pembuatan perundang-undangan pidana di Indonesia dengan tanpa

adanya penjelasan resmi tentang penentuannya.

Bahwa untuk penjatuhan pidana pada delik tertentu, manakah yang

harus lebih diprioritaskan antara kepentingan kepastian hukum di satu

pihak ataukah kepentingan keadilan di lain pihak, demikian juga

manakah yang harus diprioritaskan antara kepentingan perlindungan

masyarakat di satu pihak dengan kepentingan pembinaan individu

pelaku tindak pidana di lain pihak. Hal ini merupakan reaksi dan sikap

kritis terhadap beragamnya putusan pengadilan yang sudah diputuskan

oleh lembaga peradilan terhadap perkara-perkara tindak pidana tertentu.

Tampak luar dari persoalan tersebut adalah munculnya isu disparitas

pidana (disparity of sentencing) diantara delik-delik tertentu tersebut.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

50

Adanya fakta disparitas pidana yang sangat mencolok untuk delik

yang secara hakiki tidak berbeda kualitasnya, dan adanya keinginan

untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang menghendaki adanya

standar minimal obyektif untuk delik tertentu yang sangat dicela dan

merugikan atau membahayakan masyarakat atau negara, serta demi

untuk lebih mengefektifkan pengaruh prevensi umum (general

prevention) terhadap delik-delik tertentu yang dipandang

membahayakan dan meresahkan masyarakat, maka lembaga undang-

undang kemudian menentukan, bahwa untuk delik tertentu, disamping

ada pidana maksimum khususnya, juga sekaligus ditentukan pidana

minimum khususnya. Indonesia sampai dengan sekarang ini belum

memiliki sistem pemidanaan yang bersifat nasional, yang di dalamnya

mencakup pola pemidanaan dan pedoman pemidanaan, yaitu acuan

atau pedoman bagi pembuat undang-undang dalam membuat atau

menyusun peraturan perundang-undangan yang mengandung sanksi

pidana. Istilah pola pemidanaan ini sering juga disebut pedoman

legislatif atau pedoman formulatif. Sedangkan pedoman pemidanan

adalah pedoman penjatuhan atau penerapan pidana untuk hakim

(pedoman yudikatif/pedoman aplikatif). Dilihat dari fungsi

keberadaannya, pola pemidanaan ini seharusnya ada lebih dahulu

sebelum perundang-undangan pidana dibuat, bahkan sebelum KUHP

nasional dibuat. Secara kualitatif, menurut doktrin Ilmu Pengetahuan

hukum Pidana, delik tertentu yang ditentukan pidana minimum

khususnya adalah yang berkarakter sebagai berikut:

a. Delik yang dipandang sangat merugikan, membahayakan, atau

meresahkan masyarakat;

b. Delik yang dikualifisir atau diperberat oleh akibatnya.

Dari formulasi sistem pemidanaan yang diatur dalam beberapa

undang-undang, utamanya yang menyangkut rumusan pidana minimum

khusus, nampak hal-hal sebagai berikut:

a. Tidak ada keseragaman ukuran kuantitatif tentang kapan atau

pada maksimum pidana (penjara, kurungan dan denda) berapa

dapat dimulai dicantumkan minimum khususnya. Untuk pidana

penjara, ada yang menggunakan ukuran tahun, dari 3 (tiga)

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

51

tahun hingga 15 (lima belas) tahun, dan ada pula yang

menggunakan ukuran bulan. Demikian juga untuk pidana

kurungan, ada yang menggunakan ukuran tahun dan ada juga

yang menggunakan ukuran bulan. Untuk pidana denda, ada

yang menggunakan ukuran jutaan rupiah, dan ada pula yang

menggunakan ukuran milyaran rupiah.

b. Tidak ada keseragaman tentang kisaran untuk pidana penjara

minimum khusus. Demikian juga dengan pidana kurungan

minimum khusus dan pidana denda minimum khusus.

Selanjutnya dari kisaran terendah, baik untuk pidana penjara,

pidana kurungan, maupun pidana denda, menggunakan ukuran

kualitatif, ternyata tidak semuanya menunjukkan bahwa delik

tersebut merupakan delik yang sangat membahayakan/

meresahkan masyarakat, dan atau delik yang dikualifisir atau

diperberat akibatnya.

c. Tidak ada kesetaraan rasio, antara maksimum khusus dengan

minimum khusus baik untuk pidana penjara, pidana kurungan

maupun pidana denda.

Beragamnya rumusan dalam undang-undang yang mencantumkan

pidana minimum khusus sebagaimana tersebut di atas, bersumber pada

belum adanya pola pemidanaan yang dapat dipedomani oleh pemegang

kebijakan legistlasi. Akibat yang sudah dapat dibayangkan adalah

adanya inkonsistensi formulasi pidana minimum khusus pada beberapa

undang-undang yang menjadi produk kebijakan legislasi tersebut, dan

ini pada gilirannya potensial mempengaruhi efektivitas penegakan

hukum di tingkat kebijakan aplikasi.

Pidana minimum khusus adalah ancaman pidana dengan adanya

pembatasan terhadap masa hukuman minimum dengan waktu tertentu,

dimana pidana minimum khusus ini hanya ada pada undang-undang

tertentu saja diluar KUHP, dan dalam konsep rancangan KUHP yang

akan datang, hukuman minimum khusus ditujukan bagi delik yang

meresahkan dan membahayakan bagi masyarakat. Tidak semua

undang-undang mempunyai hukuman pidana minimum khusus, salah

satunya adalah undang-undang mengenai tindak pidana narkotika.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

52

Dalam penerapan hukuman pidana minimum khusus ini diharapkan

akan memudahkan hakim untuk memutuskan perkara yang tidak terlalu

berat karena sering sekali terjadi perbedaan vonis pada kasus yang

sama, yang disebabkan adanya hal-hal diluar fakta hukum yang dapat

mempengaruhi hakim. Selain untuk delik yang membahayakan dan

meresahkan masyarakat, pidana minimum khusus ditujukan juga untuk

membuat efek jera bagi pelaku tindak pidana.

KUHP yang berlaku saat ini menganut sistem maksimum (umum

dan khusus) serta minimum umum. Hal ini menyebabkan hakim dalam

menjatuhkan pidana dapat bergerak antara pidana paling tinggi dan

paling rendah. Berhubung bermacam-macam ancaman pidana yang

tercantum dalam KUHP, hakim Indonesia mempunyai kebebasan yang

sangat luas menentukan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan

kepada terdakwa. Akibat dari ketentuan semacam itu, terkadang tindak

pidana yang secara hakiki kualitasnya sama dijatuhi pidana yang

berbeda-beda (disparitas pidana). Untuk mencapai hukum pidana yang

lebih baik dan lebih mengutamakan keadilan, diadakan pembaharuan

hukum pidana sehingga di dalam rancangan konsep KUHP baru dan

dalam beberapa perundang-undangan pidana khusus telah

menggunakan sistem minimum khusus, diantaranya adalah Undang-

Undang tentang Narkotika dan Undang-Undang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

Dampak positif dari penerapan sistem minimum khusus yang paling

utama adalah dapat mengurangi atau meminimalisir adanya disparitas

pidana.

Sistem minimum khusus dalam perundang-undangan pidana

khusus merupakan salah satu pembaharuan dalam hukum pidana. Hal

ini disebabkan penerapan sistem minimum khusus dalam perundang-

undangan pidana khusus juga mengandung karakteristik operasional

hukum masa datang, dalam hal penggunaan sistem minimum khusus

yang menginginkan pemidanaan yang tidak di bawah standar yang

merupakan faktor pencegah atau preventif bagi seseorang yang akan

melakukan tindak pidana, karena mereka akan berfikir ulang mengingat

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

53

sanksi yang tidak rendah dan sudah dapat diketahui sanksi pidana yang

akan dihadapi (paling rendah) jika akan melakukan suatu tindak pidana.

4. Dasar-Dasar Pemberatan Pidana

Undang-undang membedakan antara dasar-dasar pemberatan

pidana umum dan dasar-dasar pemberatan pidana khusus. Dasar

pemberatan pidana umum adalah dasar pemberatan pidana yang

berlaku untuk segala macam tindak pidana, baik yang ada di dalam

kodifikasi maupun tindak pidana di luar KUHP. Dasar pemberatan

pidana khusus adalah dirumuskan dan berlaku pada tindak pidana

tertentu saja, dan tidak berlaku untuk tindak pidana yang lain.

a. Dasar Pemberatan Pidana Umum

Undang-undang mengatur tentang 3 (tiga) dasar yang

menyebabkan diperberatnya pidana umum, yaitu:

1). Dasar Pemberatan Pidana karena Jabatan

Pemberatan karena jabatan ditentukan dalam Pasal 52

KUHP yang rumusan lengkapnya adalah:

"Bilamana seorang pejabat karena melakukan tindak pidana melanggar suatu kewajiban khusus dari jabatannya, atau pada waktu melakukan tindak pidana memakai kekuasaan, kesempatan atau sarana yang diberikan kepadanya karena jabatannya, pidananya dapat ditambah sepertiga".

Dasar pemberat pidana dalam Pasal 52 ini adalah terletak

pada keadaan jabatan dari kualitas si pembuat, yaitu pejabat

atau pegawai negeri mengenai 4 (empat) hal, ialah dalam

melakukan tindak pidana dengan:

a). melanggar suatu kewajiban khusus dari jabatannya;

b). memakai kekuasaan jabatannya;

c). menggunakan kesempatan karena jabatannya;

d). menggunakan sarana yang diberikan karena

jabatannya.

Subjek hukum yang diperberat pidananya dengan dapat

ditambah sepertiga adalah bagi seorang pejabat atau pegawai

negeri yang melakukan tindak pidana dengan melanggar

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

54

dan/atau menggunakan 4 keadaan tersebut di atas. Walaupun

kualitas pegawai negeri dalam pasal ini sama dengan kualitas

subjek hukum pada kejahatan-kejahatan jabatan dalam Bab

XXVIII Buku II dan pelanggaran jabatan dalam Bab VIII Buku

III, tetapi pemberat pidana berdasarkan Pasal 52 ini tidak

berlaku pada kejahatan-kejahatan jabatan maupun

pelanggaran jabatan tersebut, melainkan berlakunya pada

kejahatan dan pelanggaran yang lain, sebabnya ialah pidana

yang diancamkan pada kejahatan jabatan dan pelanggaran

jabatan karena dari kualitasnya sebagai pegawai negeri itu

telah diperhitungkan.

Jadi, pemberat pidana berdasarkan Pasal 52 ini berlaku

umum bagi seluruh jenis dan bentuk tindak pidana, kecuali

pada kejahatan dan pelanggaran jabatan seperti yang

diterangkan di atas. Walaupun subjek tindak pidana Pasal 52

dengan subjek hukum kejahatan dan pelanggaran jabatan

adalah sama, yakni pegawai negeri, tetapi ada perbedaan

antara tindak pidana dengan memperberat atas dasar Pasal 52

ini dengan kejahatan dan pelanggaran jabatan, yaitu:

a). tindak pidana yang dapat diperberat dengan

menggunakan Pasal 52 ini pada dasarnya adalah

tindak pidana yang dapat dilakukan oleh setiap orang;

b). tindak pidana berupa kejahatan dan pelanggaran

jabatan hanyalah dapat dilakukan oleh subjek hukum

yang berkualitas pegawai negeri saja.

Tentang siapa atau dengan syarat-syarat apa yang

dimaksud dengan pegawai negeri tidaklah dijelaskan lebih jauh

dalam undang-undang. Pasal 92 KUHP tidaklah menerangkan

tentang siapa pegawai negeri, tetapi sekadar menyebut tentang

beberapa macam pegawai negeri, atau bolehlah dikatakan

memperluas macam pegawai negeri, yaitu:

a). orang-orang yang dipilih dalam pemilihan yang

diadakan berdasarkan aturan-aturan umum;

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

55

b). orang-orang yang bukan karena pemilihan, menjadi

anggota badan pembentuk undang-undang, badan

pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat yang

dibentuk oleh pemerintah atau atas nama pemerintah;

c). semua anggota dewan subak;

d). semua kepala rakyat Indonesia asli; dan

e). semua kepala golongan Timur Asing yang

menjalankan kekuasaan yang sah.

Sedangkan tentang pengertian pegawai negeri,

diterangkan dalam yurisprudensi, seperti dalam pertimbangan-

pertimbangan putusan Hoge Raad masing-masing tanggal 30-

1-1911, 25-10-1915 dan 26-5-1919, yang pada dasarnya

menerangkan bahwa pegawai negeri itu adalah: "barang siapa

yang oleh kekuasaan umum diangkat untuk menjabat

pekerjaan umum untuk melakukan sebagian dari tugas

pemerintahan atau alat perlengkapannya". Jadi pengertian

pegawai negeri menurut Hoge Raad mengandung 3 (tiga)

unsur pokok, yaitu:

a). dia diangkat oleh kekuasaan umum;

b). untuk menjabat pekerjaan umum; dan

c). melaksanakan sebagian tugas pemerintahan atau alat

perlengkapannya.

Menurut Hoge Raad, gaji tidaklah merupakan syarat

penting dari pengertian pegawai negeri. Pengertian pegawai

negeri menurut Hoge Raad ini ternyata dianut pula oleh

Mahkamah Agung RI sebagaimana dinyatakan dalam

pertimbangan dari putusan-putusannya (22-12-1953, 1-12-

1962) yang pada pokoknya menyatakan bahwa pegawai negeri

adalah setiap orang yang diangkat oleh penguasa yang

dibebani dengan jabatan umum untuk melaksanakan sebagian

tugas negara.

Dalam 2 (dua) undang-undang, yakni Undang-Undang

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian terdapat rumusan tentang

pengertian pegawai negeri dan Undang-Undang tentang

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

56

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terdapat perluasan arti

pegawai negeri yang lebih sempurna daripada Pasal 92

maupun pengertian menurut yurisprudensi.

Menurut Undang-Undang tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian, pegawai negeri adalah:

"mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut perundang-undangan yang berlaku."

Sedangkan yang lebih sempurna dan lebih luas adalah

menurut ketentuan yang ada dalam Undang-Undang tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Merumuskan sebagai

berikut:

"Pegawai negeri adalah meliputi: a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang tentang Kepegawaian; b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab

Undang-undang Hukum Pidana; c. orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan

negara atau daerah; d. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu

korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau

e. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat."

Walaupun kedua undang-undang tersebut merumuskan

mengenai pegawai negeri secara lebih sempurna, namun

pengertian dan perluasan arti pegawai negeri menurut kedua

UU tersebut di atas tidak berlaku terhadap Pasal 52. Perihal

pegawai negeri ini hanya berlaku sebagaimana pengertian

menurut praktik hukum atau yurisprudensi dan perluasan arti

menurut Pasal 92 saja, yaitu:

a). Melanggar Suatu Kewajiban Khusus dari Jabatan

Dalam hal ini, yang dilanggar oleh pegawai negeri

dalam dia melakukan tindak pidana itu adalah

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

57

kewajiban khusus dari jabatan, dan bukan kewajiban

umum jabatan. Dalam suatu jabatan in casu jabatan

publik yang dipangku oleh seorang pegawai negeri

terdapat suatu kewajiban khusus di dalamnya. Suatu

kewajiban khusus adalah suatu kewajiban yang

berhubungan erat dengan tugas pekerjaan tertentu

dari suatu jabatan.

b). Melakukan Tindak Pidana dengan Menggunakan

Kekuasaan Jabatan

Suatu Jabatan in casu jabatan publik disamping

membeban kewajiban khusus dan kewajiban umum

dari jabatannya, juga memiliki suatu kekuasaan

jabatan, yaitu kekuasaan yang melekat dan timbul dari

jabatan yang dipangku. Kekuasaan yang dimilikinya ini

dapat disalahgunakan pemangkunya untuk melakukan

suatu kejahatan tertentu yang berhubungan dengan

kekuasaan itu.

c). Melakukan Tindak Pidana dengan Menggunakan

Kesempatan dari Jabatan

Pegawai negeri dalam melaksanakan tugas pekerjaan

berdasarkan hak dan kewajiban jabatan yang

dipangkunya kadangkala memiliki suatu waktu yang

tepat untuk melakukan perbuatan yang melanggar

undang-undang, apabila kesempatan ini

disalahgunakan untuk melakukan tindak pidana itu, dia

dipidana dengan dapat diperberat sepertiganya dari

ancaman pidana maksimum yang ditentukan dalam

tindak pidana yang dilakukannya.

d). Melakukan Tindak Pidana dengan Menggunakan

Sarana Jabatan

Seorang pegawai negeri dalam menjalankan

kewajiban dan tugas jabatannya diberikan sarana-

sarana tertentu, dan sarana mana dapat digunakan

untuk melakukan tindak pidana tertentu. Disini dapat

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

58

diartikan menyalahgunakan sarana dari jabatannya

untuk melakukan suatu tindak pidana.

Pemberat pidana yang didasarkan pada 4 (empat) macam

keadaan yang melekat atau timbul dari jabatan adalah wajar,

mengingat keadaan-keadaan dari jabatan itu dapat

memperlancar atau mempermudah terjadinya tindak pidana,

dan juga dari orang itu membuktikan niat buruknya yang lebih

kuat untuk mewujudkan tindak pidana, yang keadaan-keadaan

mana diketahuinya atau disadarinya dapat mempermudah

dalam mewujudkan apa yang dilarang undang-undang.

2). Dasar Pemberatan Pidana dengan Menggunakan Sarana

Bendera Kebangsaan

Melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan

sarana bendera kebangsaan dirumuskan dalam Pasal 52 a,

KUHP: "Bilamana pada waktu melakukan kejahatan digunakan

bendera kebangsaan Republik Indonesia, pidana untuk

kejahatan tersebut dapat ditambah sepertiga."

Alasan pemberatan pidana yang diletakkan pada

penggunaan bendera kebangsaan ini, dari sudut objektif dapat

mengelabui orang-orang, dapat menimbulkan kesan seolah-

olah apa yang dilakukan si pembuat itu adalah sesuatu

perbuatan yang resmi, sehingga oleh karenanya dapat

memperlancar atau mempermudah si pembuat dalam

usahanya melakukan kejahatan.

Dalam Pasal 52a ini tidak ditentukan tentang bagaimana

cara dalam menggunakan bendera kebangsaan pada waktu

melakukan kejahatan itu, oleh sebab itu, dapat dengan

menggunakan cara apa pun, yang penting kejahatan itu

terwujud.

Oleh karena dalam Pasal 52a ini disebutkan secara tegas

penggunaan bendera kebangsaan itu adalah waktu melakukan

kejahatan, maka di sini tidak berlaku pada pelanggaran. Di sini

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

59

berlaku pada kejahatan manapun, termasuk kejahatan menurut

perundang-undangan di luar KUHP.

3). Dasar Pemberatan Pidana karena Pengulangan (Recidive)

Ada 2 (dua) arti pengulangan, yang satu menurut

masyarakat dan yang lainnya dalam arti hukum pidana.

Masyarakat menganggap bahwa setiap orang yang setelah

dipidana, menjalaninya yang kemudian melakukan tindak

pidana lagi, di sini ada pengulangan, tanpa memperhatikan

syarat-syarat lainnya. Tetapi pengulangan dalam arti hukum

pidana, yang merupakan dasar pemberat pidana ini, tidaklah

cukup hanya melihat berulangnya melakukan tindak pidana,

tetapi dikaitkan pada syarat-syarat tertentu yang ditetapkan

undang-undang.

Undang-undang sendiri tidak mengatur mengenai

pengulangan umum (general recidive) yang artinya

menentukan pengulangan berlaku untuk dan terhadap semua

tindak pidana. Mengenai pengulangan ini KUHP kita mengatur

sebagai berikut:

a). Menyebutkan dengan mengelompokkan tindak-tindak

pidana tertentu dengan syarat-syarat tertentu yang

dapat terjadi pengulangannya. Pengulangan hanya

terbatas pada tindak pidana tertentu.

b). Di luar kelompok kejahatan dalam KUHP, juga

menentukan beberapa tindak pidana khusus tertentu

yang dapat terjadi pengulangan.

Pada tindak pidana lain yang tidak masuk pada butir a dan

b tersebut di atas, tidak dapat terjadi pengulangan.

Maksud pemberatan pidana adalah dapat ditambah

dengan sepertiga dari ancaman maksimum pidana penjara

yang diancamkan pada kejahatan yang bersangkutan.

Sedangkan pada residivis yang ditentukan lainnya di luar

kelompok tindak pidana ada juga yang diperberat dapat

ditambah sepertiga dari ancaman maksimum, tetapi banyak

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

60

yang tidak menyebut dapat ditambah dengan sepertiga,

melainkan diperberat dengan menambah lamanya saja,

misalnya dari 6 (enam) hari kurungan menjadi dua minggu

kurungan atau mengubah jenis pidananya dari denda diganti

dengan kurungan.

Adapun rasio dasar pemberatan pidana pada pengulangan

ini ialah terletak pada 3 (tiga) faktor, yaitu:

a). lebih dari satu kali melakukan tindak pidana;

b). telah dijatuhkan pidana terhadap si pembuat oleh

negara karena tindak pidana yang pertama; dan

c). pidana itu telah dijalankan pada yang bersangkutan.

Pada faktor yang pertama sebenarnya sama dengan faktor

pemberat pada perbarengan. Perbedaannya dengan

perbarengan ialah pada faktor kedua dan ketiga, sebab pada

perbarengan si pembuat karena melakukan tindak pidana

pertama kali belum diputus oleh pengadilan dengan putusan

yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (in kracht

van gewijsde).

Pemberatan pada pengulangan, yang lebih penting ialah

pada faktor kedua dan ketiga. Penjatuhan pidana karena

melakukan suatu tindak pidana, dapat dianggap sebagai suatu

peringatan oleh negara tentang kelakuan yang tidak

dibenarkan. Dengan melakukan tindak pidana kedua kalinya,

dinilai bahwa yang bersangkutan tidak mengindahkan

peringatan negara tersebut, menunjukkan bahwa orang itu

benar-benar mempunyai perangai yang sangat buruk, yang

tidak cukup peringatan dengan memidana sebagaimana yang

diancamkan pada tindak pidana yang bersangkutan. Pidana

yang dijatuhkan disamping merupakan suatu pencerminan

tentang kualitas dan kuantitas kesalahan si pembuat adalah

juga merupakan bagian dari suatu terapi yang ditetapkan oleh

hakim dalam rangka usaha perbaikan perangai yang

bersangkutan. Rehabilitasi terhadap orang yang pernah

dipidana dan telah menjalaninya haruslah lebih lama atau lebih

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

61

berat. Disinilah juga letak dasar pemberatan pidana pada

pengulangan.

Pemberatan pidana dengan dapat ditambah sepertiga dari

ancaman maksimum dari tindak pidana yang dilakukan harus

memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:

a). Orang itu harus telah menjalani seluruh atau sebagian

pidana yang telah dijatuhkan hakim, atau ia

dibebaskan dari menjalani pidana, atau ketika ia

melakukan kejahatan kedua kalinya itu, hak negara

untuk menjalankan pidananya belum kadaluwarsa.

b). Melakukan kejahatan pengulangannya adalah dalam

waktu belum lewat 5 (lima) tahun sejak terpidana

menjalani sebagian atau seluruh pidana yang

dijatuhkan.

Pada syarat yang pertama, disebutkan 4 (empat)

kemungkinan, ialah:

a). telah menjalani seluruh pidana yang dijatuhkan;

b). telah menjalani sebagian pidana yang dijatuhkan;

c). ditiadakan dari menjalani pidana; atau

d). hak negara untuk menjalankan pidana terhadapnya

belum lampau waktu.

Dalam hal pengulangan, si pembuatnya harus sudah

dipidana karena melakukan tindak pidana yang pertama kali.

Walaupun tidak disebut perihal syarat telah dijatuhkan pidana,

dengan menyebut syarat telah menjalani pidana, sudah pasti

didalamnya mengandung syarat telah dijatuhi pidana.

Mengenai pelaksanaan pidana yang telah dijatuhkan terdapat

beberapa kemungkinan, yaitu:

a). dilaksanakan seluruhnya;

b). dilaksanakan sebagian;

c). pelaksanaannya ditiadakan; dan

d). tidak dapat dilaksanakan berhubung sesuatu halangan

yang tidak dapat dihindarkan, misalnya sebelum

putusan yang memidananya in kracht van gewijsde

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

62

atau sebelum putusan itu dieksekusi narapidana

melarikan diri.

Selain dibedakan antara bentuk pengulangan umum dan

pengulangan khusus, dalam doktrin hukum pidana juga dikenal

adanya bentuk pengulangan kebetulan (accidentally recidive)

dan pengulangan kebiasaan (habitual recidive).

Pengulangan kebetulan maksudnya pembuat melakukan

tindak pidana yang kedua kalinya itu disebabkan oleh hal-hal

yang bukan karena sifat atau perangainya yang buruk, akan

tetapi oleh sebab-sebab lain yang memang dia tidak mampu

mengatasinya.

Berbeda dengan pengulangan karena kebiasaan, yang

menunjukkan perangai yang buruk. Tidak jarang narapidana

yang setelah keluar LP tidak menjadikan perangai yang lebih

baik, justru pengaruh pergaulan di dalam LP menambah sifat

buruknya, kemudian melakukan kejahatan lagi, dan di sini

memang wajar pidananya diperberat. Namun KUHP kita tidak

membedakan antara dua jenis pengulangan tersebut.

b. Dasar Pemberatan Pidana Khusus

Dasar pemberatan pidana yang telah dibicarakan di atas adalah

bersifat umum, artinya berlaku untuk segala macam tindak pidana.

Disamping dasar pemberatan pidana umum tersebut, undang-undang

menyebut juga beberapa dasar atau alasan peniadaan pidana khusus,

yang maksudnya hanya berlaku pada tindak pidana tertentu yang

dirumuskan secara tegas, dan tersebar dalam beberapa pasal KUHP.

Maksud diperberatnya pidana pada dasar pemberatan pidana

khusus ini ialah pada si pembuat dapat dipidana melampaui atau di

atas ancaman maksimum pada tindak pidana yang bersangkutan,

sebab diperberatnya dicantumkan secara tegas dalam dan mengenai

tindak pidana tertentu tersebut. Disebut dasar pemberat khusus,

karena hanya berlaku pada tindak pidana tertentu yang

dicantumkannya alasan pemberatan itu saja, dan tidak berlaku pada

tindak pidana lain.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

63

Dilihat dari berat ringan ancaman pidana pada tindak pidana

tertentu yang sama macam atau kualifikasinya, dapat dibedakan dalam

tindak pidana dalam bentuk pokok, bentuk yang lebih berat

(gequalificeerde) dan bentuk yang lebih ringan (geprivilegeerde). Pada

pasal mengenai tindak pidana dalam bentuk pokok dirumuskan secara

lengkap unsur-unsurnya, artinya rumusan dalam bentuk pokok

mengandung arti yuridis dari kualifikasi atau jenis tindak pidana itu,

yang ancaman pidananya berada di antara bentuk yang diperberat dan

bentuk yang diperingan.

Sebagai ciri dari tindak pidana dalam bentuk yang diperberat ialah

harus memuat semua unsur yang ada pada bentuk pokoknya

ditambah lagi satu atau lebih dari unsur khususnya yang bersifat

memberatkan. Unsur khusus yang memberatkan inilah yang dimaksud

dengan dasar pemberatan pidana khusus. Unsur khusus ini berupa

unsur tambahan atau ditambahkan pada unsur-unsur tindak pidana

jenis yang bersangkutan dalam bentuk pokok, yang dirumuskan

menjadi tindak pidana yang berdiri sendiri dengan diancam dengan

pidana yang lebih berat dari bentuk pokoknya. Jadi untuk membuktikan

tindak pidana jenis itu yang diperberat haruslah membuktikan unsur-

unsur yang ada dalam rumusan bentuk pokoknya terlebih dulu

walaupun dalam pasal yang bersangkutan unsur-unsur dalam bentuk

pokok itu tidak diulang dengan merumuskannya lagi, melainkan hanya

disebut kualifikasinya atau disebut pasal bentuk pokoknya, barulah

membuktikan adanya unsur khusus dari bentuk yang diperberat.

Mencantumkan unsur pemberat khusus dari bentuk pokok suatu

jenis tindak pidana, dilakukan dengan 3 (tiga) macam cara, yaitu:

1). Dengan mencantumkannya dalam satu pasal dari rumusan

bentuk pokoknya, tetapi pada ayat yang berbeda.

2). Dengan mencantumkannya pada pasal di luar pasal/yang lain

dari rumusan bentuk pokoknya, masih dalam kelompok atau

bab jenis yang sama.

3). Menyebutkan dasar pemberatan itu dalam pasal lain di luar

pasal mengenai jenis tindak pidana yang sama.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

64

Pada unsur-unsur khusus yang dijadikan dasar memberatkan

pidana pada tindak pidana tentulah ada alasan atau rasio mengapa

diperberatnya, walaupun dalam rumusannya tidak disebutkan secara

tegas.

Mengenai macam-macam dasar pemberatan pidana khusus

sangat banyak, bergantung dengan tindak pidana yang diperberatnya,

tidaklah dapat dirinci satu persatu di sini, namun pada dasarnya alasan

pemberatan itu terletak dalam 2 (dua) segi, yaitu segi objektif dan segi

subjektif. Pada segi subjektif, yaitu dengan rencana terlebih dulu,

sedangkan pada segi objektif, terletak pada bermacam-macam sebab,

antara lain:

1). pada akibat perbuatan.

2). pada cara melakukan perbuatan.

3). pada berulangnya perbuatan.

4). pada objek tindak pidana.

5). pada subjek tindak pidana si pembuat.

5. Delik Aduan

Setiap Personil Intelijen Negara yang dipidana karena melakukan

kekerasan dan penganiayaan berat dalam pemeriksaan intensif

merupakan delik aduan. Tujuannya adalah agar lebih mudah

mengetahui adanya para pihak yang merasa dirugikan dalam

pemeriksaan intensif dan agar mekanisme kerja intelijen Negara yang

bersifat rahasia tetap terjaga.

Yang dimaksud dengan delik aduan disini ialah suatu delik yang

perkaranya baru dapat dituntut bila telah adanya pengaduan dari pihak

yang berkepentingan atas penuntutan tersebut. Tanpa adanya

pengaduan, maka delik tersebut tidak dapat dituntut perkaranya.8

Delik aduan yang dimaksud dalam RUU ini menganut Delik aduan

mutlak, yang dimaksud dengan Delik aduan mutlak ialah suatu delik

yang secara mutlak memerlukan pengaduan agar perkaranya dapat

dituntut dan antara pengadu dengan orang yang diadukan tidak terbatas

8Ridwan Halim, Hukum Pidana Dalam Tanya Jawap, Ghalia Indonesia,

Perpustakaan Nasional, Jakarta, 1986, hlm. 156.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

65

pada hubungan keluarga saja, melainkan dapat juga orang lain yang

tidak ada hubungan keluarga apapun. Jadi dengan demikian siapa saja

boleh menjadi pengadu atas perkara yang tengah dihadapinya. Delik

aduan relatif ialah suatu delik yang diajukan atau tidak perkaranya untuk

dituntut tergantung pada inisiatif orang yang mengadu karena antara

pengadu dengan orang yang diadukan masih terdapat hubungan

keluarga. Karena itu dalam hal ini yang dapat menjadi pengadu pun

hanyalah orang-orang tertentu yang dibatasi oleh undang-undang,

misalnya keluarga sedarah, keluarga semenda, keturunan menurut

garis lurus kebawah atau menyamping sampai derajat tertentu dari

orang yang diadukan dan sebagainya.9

Cara melakukan Pengaduan dapat dilakukan baik secara lisan

maupun tertulis oleh orang-orang yang diberikan hak menurut undang-

undang.

Tenggang waktu/berapa lamakah hak untuk mengajukan suatu

pengaduan itu menjadi daluwarsa atau gugur. Menurut Pasal 74 ayat

(1) KUHP batas waktu untuk mengajukan suatu pengaduan terhitung

mulai sejak pengadu benar-benar mengetahui dan mengerti akan duduk

persoalan yang sebenarnya dari perkara yang akan diadukannya

tersebut sampai dengan:10

a. Jangka waktu selama 6 (enam) bulan, bila pengadu berdiam di

wilayah Indonesia.

b. Jangka waktu selama 9 (sembilan) bulan bila pengadu berdiam di

luar wilayah Indonesia (diluar negeri). Kecuali Pasal 293 ayat (3)

KUHP yang menetapkan bahwa :

Jangka waktu selama antara 9 (sembilan) bulan sampai dengan 12 (dua

belas) bulan, khusus bagi pengadu yang belum dewasa yang

mengadukan perbuatan orang lain yang telah dewasa terhadap dirinya

berdasarkan pertimbangan bahwa :

Orang yang belum dewasa (terutama anak-anak) karena masih rata-

rata rendah pengetahuannya tentang hukum dan masih lambat pula

9Kansil, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 285

10Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia (KUHP), Penerbit Sinar

Grafika, Jakarta, 2002.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

66

daya pikirnya, pada umumnya akan ragu-ragu atau untuk sementara

waktu mula-mula takut untuk mengadukan perkara yang menimpa

dirinya. Sedangkan rasa takut atau ragu-ragu itu dapat saja timbul

karena ia mendapat ancaman dari si pelaku, bila sekiranya ia

mengadukan perbuatan si pelaku itu kepada orang lain. Akibatnya bila

yang menjadi korban itu adalah orang-orang yang belum dewasa, tidak

jarang terjadi bahwa pengaduan itu datangnya terlambat. Atas dasar

pertimbangan inilah pasal 293 ayat (3) KUHP mengatur jangka waktu

yang lebih panjang dengan maksud untuk memberikan kesempatan

yang lebih luas bagi pengadu, daripada kesempatan yang diberikan

oleh pasal 74 ayat (1) KUHP diatas.

Bila orang yang akan mengadu itu telah meninggal sebelum

pengaduannya tersebut diajukan, maka masih ada orang yang dapat

meneruskan pengaduannya tersebut, yakni menurut Pasal 320 ayat (2)

KUHP ialah:11

a. Bila yang akan mengadu itu seorang pria, maka yang dapat

meneruskan pengaduannya itu adalah istrinya atau keluarga/

saudaranya dalam garis menyimpang sampai derajat kedua.

b. Bila yang akan mengadu itu seorang wanita, maka yang dapat

meneruskan pengaduannya itu adalah suaminya, atau keluarga/

saudaranya dalam garis menyimpang sampai derajat kedua.

Pengaduan orang yang telah meninggal itu selalu dapat diteruskan oleh

mereka yang dimaksud dalam Pasal 320 ayat (2) KUHP, Hal ini

tergantung pada niat yang sebenarnya daripada orangnya sebelum ia

meninggal. Kalau orang yang sudah meninggal itu memang mau

mengadu, maka pengaduannya itu dapat diteruskan oleh orang-orang

yang dimaksud dalam Pasal 320 ayat (2) KUHP tersebut diatas, dalam

sisa tenggang waktu yang masih ada. Tetapi kalau orang yang sudah

meninggal itu sebenarnya tidak mau mengadu atau tidak jadi mengadu,

maka pengaduannya itu tidak dapat diteruskan oleh siapapun juga.

11

Ibid.,

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

67

Persamaan dan perbedaan antara pengaduan dalam laporan,

persamaannya ialah baik pengaduan maupun laporan kedua-duanya:12

a. merupakan sumber pengetahuan bagi pihak yang berwajib bahwa

telah terjadi suatu tindak pidana, baik berupa tindak pidana

kejahatan maupun pelanggaran.

b. sekaligus merupakan dasar untuk bertindak bagi pihak yang

berwajib untuk segera menangani perkara yang diadukan atau

dilaporkan tersebut.

Sedangkan perbedaannya ialah:13

Pengaduan Laporan

a. yang dapat menjadi pengadu

dibatas oleh undang-undang,

yakni hanyalah korban/keluarga

nya atau orang-orang tertentu

yang berkepentingan atas

penuntutan perkara yang

bersangkutan.

b. Dapat dicabut kembali orang

yang mengadu dalam jangka

waktu selama 3 (tiga) bulan

setelah diajukan (pasal 75

KUHP) kalau perkaranya belum

diperiksa oleh pengadilan

- Siapa saja bisa menjadi pelapor,

dalam arti tidak dibatasi siapa

orangnya dan apapun

pekaranya.

- Tidak mungkin dapat dicabut

kembali. Pencabutan kembali

suatu laporan dianggap telah

memasukkan laporan palsu.

Demi tercapainya kepastian hukum, wibawa hukum dan wibawa pihak

pengadu sendiri, pengaduan yang sudah pernah dicabut atau ditarik

kembali oleh si pengadu, tidak dapat diajukan lagi untuk kedua kalinya.

12Ridwan Halim, Op.Cit., hlm.161 13Ibid., hlm.162

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

68

J. Ketentuan Penutup

Jangka waktu pembentukan kode etik dan dewan kehormatan intelijen

negara paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang

tentang Intelijen Negara.

Keputusan Kepala BIN mengenai rekrutmen tenaga penyelenggara

intelijen negara harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak

diundangkannya Undang-Undang tentang Intelijen Negara.

Keputusan Kepala BIN mengenai pengembangan kemampuan personil

intelijen negara harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak

diundangkannya Undang-Undang tentang Intelijen Negara.

Peraturan presiden yang mengatur mengenai susunan organisasi dan

tata kerja Badan Intelijen Negara harus sudah dibentuk dalam waktu paling

lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang tentang

Intelijen Negara.

Peraturan presiden yang mengatur mengenai koordinasi penyelenggara

intelijen negara di pusat dan di daerah harus sudah dibentuk dalam waktu

paling lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang tentang

Intelijen Negara.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

69

BAB IV

INTELIJEN DI NEGARA LAIN

A. Negara Demokrasi (Amerika Serikat)14

Central Intelligence Agency (CIA) merupakan badan intelijen pemerintah

AS yang dioperasikan oleh orang-orang sipil yang memiliki berbagai

keterampilan. Salah satunya adalah keterampilan bertarung dan

menggunakan senjata serta bertempur seperti anggota militer. Kendati

sumber daya manusianya bukan militer, CIA pada awal berdirinya

merupakan organisasi yang terdiri dari anggota militer. Cikal bakal berdirinya

CIA adalah terbentuknya unit intelijen Office of Strategic Services (OSS)

yang sudah terbukti sukses selama Perang Dunia II. Pada saat itu OSS,

merupakan unit pendukung dan salah satu cabang dari militer AS. CIA

secara resmi dibentuk pada 18 September 1947 dengan penandatanganan

National Security Act (NSA) badan keamanan nasional AS oleh Presiden

Harry S. Truman. Saat itu, yang menjadi orang nomor satu dalam CIA ialah

Letnan Jenderal Hoyt S. Vandenberg.

Pada era Perang Dingin dengan Uni Soviet, tugas-tugas CIA lebih

banyak diarahkan pada kontra intelijen. Kini, CIA juga mulai menangani

peredaran narkotika, organisasi kejahatan internasional, perdagangan

senjata gelap, dan yang paling hangat ialah kontra teroris. Yang terakhir ini

ialah terutama setelah serangan 11 September 2001 yang menghancurkan

gedung World Trade Center (WTC).

Pada perkembangan terkini CIA bermarkas di Langley Virginia AS dan

memiliki 20.000 anggota, tugasnya tetap sama. Yakni operasi

mengumpulkan dan menganalisis data pemeintah atau negara lain yang

sedang diincar AS, menyelidiki korporasi asing dan individu. Struktur

organisasi CIA terdiri dari markas besar atau kantor para pejabat eksekutif,

national intelligence estimates, direktorat intelijen, dinas klandestin nasional,

dan direktorat pendukung. Hasil semua operasi intelijen kemudian menjadi

masukan bagi kebijakan publik yang akan diambil pemerintah atau militer AS

ketika perang melawan terorisme mulai dikobarkan AS pada 2004, CIA pun

14

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, “Menguak Tabir Operasi Intelijen dan Spionase”, Majalah Kedirgantaraan Angkasa, Edisi Koleksi, Jakarta: PT Gramedia, 2009, hlm. 30 dan 31.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

70

mengalami perkembangan dan kemudian berdiri Director of National

Intelligence (DNI). DNI yang juga merupakan lembaga pengganti NSA,

tugasnya antara lain mengoordinasi, mengevaluasi, mengkorelasi, dan

mengirim agen CIA ke berbagai sasaran. Hasil dari semua kegiatan yang

dilaksanakan DNI merupakan informasi terkini yang disampaikan langsung

kepada Presiden AS.

B. Negara Agama (Iran)15

Departemen Intelijen dan Keamanan Nasional Republik Islam Iran

(MISIRI) adalah badan utama intelijen dari Republik Islam Iran. Badan ini

dikenal sebagai Vezarat-e Ettela'at va Amniyat-e Keshvar (VEVAK) atau

VAJA atau alternatif mois. Ini adalah bagian penting dari aparat keamanan

pemerintah Iran, didanai dengan baik dan dilengkapi. Pada tahun 1999,

elemen nakal (rogue elements) bertanggung jawab atas pembunuhan

berantai terkenal terhadap penulis pembangkang dan intelektual, termasuk

pembunuhan para pembangkang politik Iran di dalam dan luar negeri.

Informasi tentang pelayanan di departemen ini seringkali sulit diperoleh.

Organisasi ini dimaksudkan untuk mengganti SAVAK, badan intelijen Iran

selama kekuasaan Syah, tetapi tidak jelas berapa banyak kontinuitas antara

dua organisasi sedangkan peran mereka sama. Ideologi yang mendasari

mereka secara radikal berbeda. Hal ini diduga bahwa pemerintah baru pada

awalnya ingin membersihkan elemen SAVAK dari organisasi baru, tetapi

pragmatisme akhirnya menang, dengan banyak personil berpengalaman

SAVAK masih dipertahankan dalam peran mereka. Mantan staf SAVAK

diyakini penting dalam perubahan kementerian dari kelompok pembangkang

sayap kiri dan dari Irak Partai Ba'ath.

Pembentukan pelayanan itu diusulkan oleh Saeed Hajjarian kepada

pemerintah Mir-Hossein Mousavi dan kemudian parlemen. Terdapat

perdebatan tentang cabang negara mana yang harus mengawasi lembaga

baru, dan pilihan lain selain presiden adalah sistem peradilan, para

Pemimpin Agung, dan Korps Pengawal Revolusi Islam. Akhirnya,

15

Wikipedia, “Departemen Intelijen dan Keamanan Nasional Iran”. http://en.wikipedia.org/wiki/ islamic_republic_of_iran_intelligence_ministry_islamic_republic_of_iran_departemen_intelijen, diakses tanggal 20 April 2010.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

71

pemerintah bisa mendapatkan persetujuan dari Ayatollah Khomeini untuk

membuat kementerian, tetapi pembatasan telah ditambahkan ke persyaratan

kementerien tersebut.

Departemen ini akhirnya didirikan pada tanggal 18 Agustus 1984,

menelantarkan banyak badan-badan intelijen kecil yang dibentuk dalam

organisasi pemerintah yang berbeda. Lima menteri sejak berdirinya

departemen, yaitu Mohammad Reyshahri (di bawah Perdana Menteri Mir-

Hossein Mousavi), Ali Fallahian (di bawah Presiden Ali Akbar Hashemi

Rafsanjani), Ghorbanali Dorri-Najafabadi (di bawah Presiden Mohammad

Khatami, mengundurkan diri setelah setahun), Ali Younessi (di bawah

Presiden Khatami, hingga 24 Agustus 2005), Gholam Hossein Mohseni-

Ejehei (di bawah Presiden Mahmoud Ahmadinejad, sejak tanggal 24

Agustus 2005 sampai dengan 24 Agustus 2009), dan Heyder Moslehi (di

bawah Presiden Mahmoud Ahmadinejad, dari tanggal 29 Agustus 2009).

Setelah kemarahan publik yang besar dan investigasi jurnalistik di Iran

dan publisitas internasional, diumumkan jaksa-jaksa pada pertengahan

tahun 1999, yang salah satunya Saeed Emami pemimpin "elemen nakal" di

intelijen kementerian Iran dalam pembunuhan, namun Emami melakukan

bunuh diri di penjara. Dalam sidang yang diberhentikan oleh keluarga korban

dan organisasi hak asasi manusia internasional akibat kesaksian palsu, tiga

agen intelijen pada tahun 2001 dijatuhi hukuman mati dan 12 orang lainnya

di penjara karena membunuh dua korban. Dua tahun kemudian, Mahkamah

Agung Iran mengurangi dua hukuman mati menjadi hukuman penjara

seumur hidup.

C. Negara Atheis (Israel)16

Institut Intelijen dan operasi khusus adalah dinas rahasia Israel dan

sering disingkat sebagai Mossad. Operasinya terutama mengawasi bangsa-

bangsa dan organisasi Arab di seluruh dunia.

Sebagai organisasi intelijen, Mossad bisa digolongkan yang terbaik di

dunia baik dalam organisasi, cara kerja maupun hasil kerjanya. Pada awal

berdirinya tahun 1938 Mossad dibentuk untuk mengorganisir orang-orang

16

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Op. Cit., hlm. 28 dan 29.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

72

Yahudi yang ingin pulang ke tanah asalnya, Israel. Karena orang-orang

Yahudi banyak tersebar di sejumlah negara, cara kerja Mossad terus

berkembang khususnya dalam metode operasi, ideologi, dan politik hingga

akhirnya Mossad mampu membentuk diri sebagai badan intelijen yang

tangguh. Ketika negara Israel akhirnya secara resmi berdiri pada 1948,

Mossad pun menjadi institusi intelijen yang paling diandalkan Israel untuk

mengatasi berbagai masalah, khususnya dari negara-negara dan organisasi

yang menjadi musuh utama Israel.

Tidak hanya itu, sejak negara Israel berdiri Mossad bahkan melancarkan

operasi penangkapan terhadap tokoh-tokoh penjahat perang nazi dan

sukses. Selain Mossad, Israel juga memiliki intelijen dalam negeri namanya

Shin bet dan intelijen umum Aman. Ketiga institusi intelijen Israel itu bekerja

saling bahu membahu guna memerangi musuh-musuh Yahudi.

Markas besar Mossad yang berada di ibukota Israel, Tel Aviv

mempunyai anggota sekitar 2.000 personil dan struktur organisasinya terdiri

dari 8 departemen. Departemen itu mencakup:

1. Departemen operasi dan koordinasi (operational planning and

coordination);

2. Pengumpulan data (collection);

3. Tindakan politik (political action and liaison);

4. SDM, keuangan, logistik, keamanan (manpower, finance, logistic, and

security);

5. Pelatihan (training);

6. Penelitian (researh);

7. Technical operation;

8. Technology.

Semua departemen bekerja saling kait mengkait demi suksesnya

operasi yang sedang dilancarkan Mossad.

Dalam sistem kerjanya agen-agen Mossad tersebar di berbagai negara,

terutama negara yang paling dianggap membahayakan bagi Israel, misalnya

negara-negara Arab. Kendati agen Mossad secara etika dilarang beroperasi

di AS, mereka mempunyai koneksi yang kuat dengan CIA, lobi Yahudi di AS

dan juga hubungan khusus dengan tokoh-tokoh penting AS. Agen Mossad

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

73

bahkan pernah beroperasi di AS kendati bukti tentang keberadaan para

agen Mossad itu kemudian disangkal oleh Israel.

Cara kerja agen Mossad di berbagai negara sangat profesional dan

didukung oleh teknologi canggih. Sistem yang ditempuh sulit dideteksi lawan

dan untuk menghilangkan bukti atau jejak, agen Mossad bisa melaksanakan

pembunuhan sadis dengan cara yang sangat sulit untuk dilacak polisi.

Meskipun sudah memiliki tim pembunuh (Metsada), semua agen Mossad

mendapat pelatihan menggunakan senjata dan teknik bertempur ala

pasukan komando serta latihan bunuh senyap dengan beragam senjata.

D. Negara Otoriter (Myanmar)17

Pada tahun 2004, kepala pemerintahan militer di Myanmar (Burma)

menghapuskan Biro Intelijen Nasional (NIB), sebuah organisasi payung

departemen intelijen. Tahun 2004, Khin Nyunt, yang memimpin NIB di

Myanmar (Burma) dilaporkan terpaksa keluar dari junta. Selain sebagai

kepala intelijen militer, Nyunt juga sebagai perdana menteri, posisi yang

menempatkannya ketiga dalam hierarki politik Myanmar (Burma). Alasan

resmi untuk Nyunt meletakkan jabatannya dari pemerintah adalah bahwa dia

diizinkan pensiun karena alasan kesehatan.

Bangsa Dunia menunjukkan bahwa sebagian besar pengamat percaya

laporan resmi itu dimaksudkan untuk menutupi alasan sebenarnya mengenai

peletakan jabatan Nyunt, yang dipandang sebagai hasil dari perjuangan

kekuasaan antara garis keras Kepala Militer Than Shwe dan Nynut, yang

secara relatif lebih progresif.

Junta militer atau Negara Perdamaian dan Dewan Pembangunan atau

State Peace and Development Council (SPDC), menghapuskan NIB segera

setelah peletakan jabatan Nyunt pada tahun 2004. Shwe dilaporkan

menjelaskan pergerakan ini dengan mengatakan bahwa NIB tidak lagi pada

kepentingan rakyat Myanmar (Burma).

British Broadcasting Corporation (BBC) melaporkan bahwa sejumlah

pejabat intelijen militer ditahan setelah Nyunt meletakan jabatan. Situs Eropa

17

“Myanmar (Burma): Apakah gaya intelijen militer di Myanmar telah penuh atau sebagian

dibubarkan dan yang melaksanakan tugasnya”, http://www.bharat-rakshak.com/SRR/Volume13/bahroo.html#9.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

74

juga melaporkan bahwa banyak perwira intelijen militer ditahan, khususnya

3 (tiga) anggota staf senior NIB dipenjara dan 12 (dua belas) pejabat senior

diberhentikan pada tahun 2007. Beberapa rekan Nyunt dan anggota

keluarga juga ditangkap. Selain itu, Voice of America (VOA) melaporkan

bahwa 2.000 anggota dari unit intelijen militer, yang memiliki sekitar 10.000

anggota, dipecat atau dipindahkan setelah Nyunt meletakkan jabatan. Ini

menggambarkan tindakan SPDC sebagai pembersihan aparat intelijen

militer. Menurut kantor berita BBC, NIB sebelumnya terdiri dari sub-

organisasi berikut: Intelijen Militer, pasukan polisi Cabang Khusus, Biro

Investigasi Khusus dan Reserse Kriminal.

Sehubungan dengan organisasi-organisasi yang bertanggung jawab

untuk intelijen militer di Myanmar (Burma), seorang mantan tahanan politik

dari Myanmar (Burma), yang juga mantan pemimpin mahasiswa dari negara

itu, memberikan informasi kepada Direktorat Penelitian dalam sebuah

wawancara telepon 12 Februari 2008. Dia menyatakan bahwa meskipun NIB

dihapuskan, unit khusus yang berada di bawah payung organisasi ini masih

ada.

Urusan Keamanan Militer yang sebelumnya dikenal sebagai Intelijen

Militer menangani isu-isu politik yang paling serius dan masalah-masalah

yang terkait dengan gencatan senjata kelompok-kelompok etnis sebagai

kelompok pemberontak yang telah mengatur gencatan senjata dengan rezim

militer. Urusan Keamanan Militer saat ini merupakan bagian dari angkatan

bersenjata Myanmar.

Biro Investigasi Khusus atau the Bureau of Special Investigation (BSI),

yang ditujukan terhadap kejahatan keuangan, termasuk kasus yang

melibatkan perdagangan yang tidak semestinya, penghindaran pajak dan

korupsi aparat.

Departemen Investigasi Kriminal menangani kejahatan seperti

pembunuhan atau perkosaan. Departemen ini merupakan bagian dari

Kepolisian Myanmar.

Selain itu, mantan tahanan politik menyatakan bahwa Uni Solidaritas

dan Asosiasi Pembangunan atau the Union Solidarity and Development

Association (USDA) memiliki cabang intelijen lokal yang memonitor populasi

umum di berbagai daerah di seluruh negeri. Kementerian Informasi juga

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

75

memiliki cabang intelijen, terdiri dari jurnalis pro-rezim yang memantau

jurnalis, blogger, dan pengguna internet.

Informasi lebih lanjut tentang unit yang bertanggung jawab untuk

intelijen militer tidak dapat ditemukan di antara sumber-sumber yang

dikonsultasikan oleh Direktorat Penelitian.

E. Negara Komunis (Rusia)18

Cikal bakal dinas rahasia Rusia KGB sudah ada sejak 1917. KGB yang

ada saat itu bernama Tsjeka didirikan dan diketuai oleh tokoh asal Belarus,

Felik Dzerzhinsky. Lembaga yang terdiri dari orang-orang bersenjata

berkekuatan 31.000 personil itu difungsikan untuk melawan kekuasaan kaum

Bolsyevik yang dipimpin Lenin. Saat meletus perang saudara Rusia yang

dimenangi kaum Bolsyevik Tsjeka dibubarkan oleh Lenin. Lenin yang

mengetahui betul bahwa cara kerja Tsjeka banyak manfaatnya untuk

melancarkan aksi kekerasan secara rahasia, tetap memanfaatkan teknik

Tsjeka dengan mendirikan dinas polisi rahasia, GPO, dan menjadi bagian

dari Komisariat Rakyat Dalam Negeri, NVKD, sehingga mempunyai

kedudukan cukup berwibawa. Felik yang secara terang-terangan mengecam

Lenin karena terbukti telah memanfaatkan cara kerja Tsjeka kemudian

meninggal secara misterius. Saat kekuasaan Lenin makin besar dan absolut,

dinas rahasia GPO dan NVKD menjadi mesin pembunuh yang efektif bagi

lawan-lawan politik Lenin atau siapapun yang berani berseberangan dengan

kebijakan Lenin. Selama aksi pembersihan terhadap lawan-lawan politik

Lenin setidaknya 50 juta orang Rusia tewas termasuk diantaranya Kepala

NVKD yang menyebabkan dinas polisi rahasia Rusia berubah nama menjadi

NKGB.

Tahun 1945 NKGB berubah nama menjadi MGB (Kementerian

Keamanan Negara) dikepalai oleh Lavrentia Beria. Setelah meninggalnya

Stalin, pengaruh Beria semakin besar, dan justru menjadi senjata makan

tuan karena oleh Soviet, Beria dianggap sebagai mata-mata Inggris dan

kemudian dihukum mati pada akhir 1953. Dinas rahasia MGB pun kemudian

berubah nama menjadi KGB pada 13 Maret 1954.

18

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Op.Cit., hlm. 32 dan 33.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

76

Pasca PD II dan perang dingin antara blok barat-timur makin berkobar,

peran KGB bagi unisoviet sangat besar. Pada prinsipnya, KGB merupakan

pedang dan perisai bagi kejayaan partai komunis soviet sangat besar.

Anggota KGB dipilih secara ketat dan ditempatkan di semua lini kehidupan di

seantero wilayah kekuasaan soviet. Sebagai dinas rahasia yang bertugas

mengumpulkan keterangan demi kejayaan komunis soviet selain beroperasi

di dalam negeri, KGB juga beroperasi di luar negeri kebanyakan anggota

KGB di luar negeri terdiri dari pejabat-pejabat diplomatik.

Strategi KGB dalam operasinya biasanya mengandalkan jumlah

anggotanya yang dikenal sangat banyak sekitar 375.000 agen. Cara kerja

KGB bahkan dikenal urakan karena saat menjalankan misi mata-matanya

kehadiran mereka sering menyolok. Negara-negara barat kadang merasa

jengkel dengan banyaknya jumlah mata-mata Rusia yang hadir dengan

kedok diplomat.

Ketika Yuri Adropov pemimpin KGB (1967-1981) cara kerja KGB

menjadi lebih santun tetapi sekaligus lebih berbahaya. Agen KGB dituntut

mampu menyadap informasi sebanyak mungkin tapi dengan cara yang

betul-betul rahasia.

Pada masa pemerintahan Gorbachev tahun 1990-an reformasi yang

diluncurkan Gorbachev akhirnya membuat Uni Soviet bubar dan nama KGB

berubah menjadi FSB (Federalnaya Sluzba Bezopasnoti). Struktur

organisasi KGB terdiri dari:

1. biro yang menangani operasi dalam negeri (first chief directorate);

2. counter intelligence, politik dalam negeri, dan warga asing di Rusia

(second chief directorate);

3. bekerja untuk kepentingan militer Rusia (third chief directorate);

4. keamanan transportasi (fourth directorate);

5. bertangggung jawab terhadap keamanan nasional (fifth chief

directorate);

6. konter intelijen ekonomi (sixth directorate);

7. pengintaian bagi warga Rusia dan asing (seventh directorate);

8. memonitor komunikasi keluar negeri, pemecahan kode rahasia dan

lainnya (eight chief directorate);

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

77

9. pasukan khusus untuk menjaga fasilitas penting seperti nuklir,

pejabat tinggi, dan yang lainnya, terdiri dari 40.000 personil militer

(ninth directorate);

10. penjaga keamanan fasilitas pemerintah (fifteen directorate);

11. dinas penyadapan telepon secara rahasia (sixteen directorate);

12. pasukan penjaga perbatasan terdiri dari 245.000 personil militer

(border guard directorate);

13. departemen khusus untuk membuat senjata rahasia yang

mematikan seperti peluru beracun, senjata kuman, dan yang

lainnya (operation and technology directorate)

F. Negara ASEAN (Filipina)19

Layanan Intelijen Filipina diselenggarakan melalui 4 (empat) lembaga,

yaitu:

a. Biro Investigasi Nasional atau National Bureau of Investigation (NBI)

Biro Investigasi Nasional (NBI), yang dalam bahasa Filipina

Pambansang Kawanihan ng Pagsisiyasat/PKP adalah agen dari

pemerintah Filipina di bawah Departemen Kehakiman, yang

bertanggung jawab untuk menangani atau menyelesaikan kasus

sensasional untuk kepentingan bangsa.

Lembaga ini dibentuk berdasarkan Executive Order No. 94

yang dikeluarkan pada tanggal 4 Oktober 1947. Adapun Divisi

Operasional Intelijen NBI adalah sebagai berikut:

1). Divisi Investigasi atau Bureau Investigation Division (BID),

dipindahkan ke intelijen pelayanan berdasarkan

administrasi order No. 10 Tahun 2009;

2). Kontra Terorisme Unit atau Counter Terrorism Unit (CTU),

sebelumnya Divisi Anti Terorisme atau Anti Terrorism

Division (ATD);

3). Divisi Kontra Intelijen atau Counter Intelligence Division

(CID);

19

“Nasional Koordinasi Intelijen”, en.wikipedia.org/.../National_Intelligence_Coordinating_Agency -, diakses tanggal 20 Maret 2010.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

78

4). Divisi Intelijen Pidana atau Criminal Intelligence Division

(CRID);

5). Divisi Operasi Lapangan atau Field Operation Division

(FOD);

6). Divisi Operasi Intelijen Khusus atau Intelligence Special

Operation Division (ISOD);

7). Divisi Riset dan Analisis atau Research Analysis Division

(RAD);

8). Divisi Reaksi, Penangkapan, dan Larangan, dipindahkan

ke intelijen pelayanan berdasarkan administrasi order No.

11 Tahun 2009;

9). Divisi Intelijen Teknis atau Technical Intelligence Division

(TID);

10). Divisi Manajemen Keamanan atau Security Management

Division (SMD).

NBI menyelenggarakan operasi keamanan internal terhadap

elemen teroris, kelompok-kelompok kejahatan terorganisir besar,

dan pejabat pemerintah yang diduga korupsi atau orang-orang yang

dianggap atau diidentifikasi sebagai ancaman keamanan.

b. Kelompok Aksi Kontra Terorisme Nasional

Kelompok Aksi Kontra Terorisme Nasional atau National Anti

Terrorism Action Group (NCTAG), yang dalam bahasa Filipina

Pambansang Lupon Pagsasagawa Laban ng Sa Terorismo/PLPLT

dibentuk pada tanggal 27 November 2007. Keberadaannya

diumumkan kepada publik pada tanggal 29 November 2007.

Lembaga ini merupakan sebuah badan anti teroris dibawah Dewan

Anti Terorisme Filipina.

Adapun kewenangan NCTAG adalah menyelidiki kasus

serangan teroris dan memprosesnya sesuai dengan Undang-

Undang Republik (RA) 9372 atau Undang-Undang Keamanan

Manusia.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

79

c. Badan Koordinasi Intelijen Nasional atau National Intelligence

Coordinating Agency (NICA);

Badan Koordinasi Intelijen Nasional atau NICA, yang dalam

bahasa Filipina Pambansang Sangay para Sa Pagsasamang

Kaalaman/PSPK adalah pengelompokan intelijen primer dan bagian

analisis Pemerintah Filipina. Lembaga ini didirikan pada tahun 1949

oleh Presiden Elpidio Quirino dibawah kekuasaan orde eksekutif

235.

NICA dihapuskan oleh Presiden Ferdinand Marcos dalam

keputusan presiden 51 dan digantikan oleh Otoritas Intelijen dan

Keamanan Nasional atau National Intelligence and Security

Authority (NISA). Lembaga tersebut terutama digunakan untuk

melacak dan menghilangkan anti Marcos sebelum Presiden Marcos

dipaksa ke pengasingan. Selama kekuasaan Presiden Ferdinand

Marcos, NISA adalah salah satu organisasi pemerintah utama yang

dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Setelah

revolusi EDSA 1 NISA berganti nama menjadi Badan Koordinasi

Intelijen Nasional pada tahun 1987.

Pada 1990, penasihat keamanan nasional Filipina diberi

tanggung jawab untuk mengawasi manajemen dan Badan

Koordinasi Intelijen Nasional agar menjadi responsif terhadap

kebutuhan presiden dan Dewan Keamanan Nasional.

Organisasi NICA terdiri dari:

1). Kantor Direktur Jenderal, dipimpin oleh Direktur Jenderal;

2). Direktorat Operasi, dipimpin oleh Asisten Direktur Jenderal

untuk Operasi;

3). Direktorat Produksi, dipimpin oleh Asisten Direktur Jenderal

untuk Produksi;

4). Direktorat Administrasi, dipimpin oleh Asisten Direktur

Jenderal untuk Administrasi;

5). Manajemen dan Perencanaan Kantor;

6). Kantor Pengawas Keuangan; dan

7). Stasiun Berbagai Bidang.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

80

Executive Order Nomor 492, yang diterbitkan pada tanggal 1

Februari Tahun 2006, memerintahkan NICA untuk mengaktifkan

Maritim National Aerial Reconnaissance dan Surveilans Center

(NMARSC). NMARSC akan berfungsi sebagai primer IMINT, yaitu

sebagai penyedia informasi untuk komunitas intelijen Filipina di

bawah supervisi dan pengawasan penasihat keamanan nasional.

NICA juga aktif di Dewan Anti Terorisme Filipina yang baru

didirikan untuk menetapkan pedoman anti terorisme hukum yang

dikenal sebagai Human Security Act yang ditandatangani oleh

Presiden Gloria Macapagal Arroyo pada tanggal 8 Februari 2007.

Saat ini, NICA dalam koordinasi yang erat dengan CIA, Mossad,

Secret Intelligence Service (SIS), dan Intelijen dari negara-negara

ASEAN untuk melawan ancaman terorisme.

d. Philippine Drug Enforcement Agency

Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA), yang dalam

bahasa Filipina Pilipinas ng Kawanihan Laban sa Droga/KPLD

didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik 9165 dan berlaku

pada tahun 2002 sebagai Kantor Anti Obat Berbahaya Terkemuka

dibawah pengawasan Badan Obat-Obatan Berbahaya yang pada

gilirannya berada di bawah pengawasan Presiden Filipina. Badan

ini bertugas dengan dasar hukum RA 1965. Semua lembaga

lainnya, seperti Kepolisian Filipina, Biro Investigasi Nasional, dan

Biro Pelayanan Bea Cukai harus menginformasikan dan

mengkoordinasikan semua operasi anti narkoba dengan PDEA.

PDEA dipimpin oleh Direktur Jenderal dan dibantu oleh pejabat

lainnya. Yang menonjol dalam unit ini adalah intelijen dan

investigasi, rencana dan operasi, hukum dan penuntutan terhadap

layanan. Kualifikasi dasar untuk menjadi Drug Enforcement Officer

adalah berusia 21 sampai 35 tahun, bergelar sarjana, telah lulus

ujian profesional kepegawaian dan sehat secara fisik.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

81

BAB V

SISTEMATIKA RANCANGAN UNDANG-UNDANG

Sistematika Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Intelijen Negara

adalah sebagai berikut:

BAB I : KETENTUAN UMUM

BAB II : HAKIKAT, TUJUAN, FUNGSI, DAN RUANG LINGKUP

INTELIJEN NEGARA

BAB III : KERAHASIAAN INFORMASI INTELIJEN

BAB IV : LEMBAGA KOORDINASI INTELIJEN NEGARA

BAB V : PENYELENGGARAAN INTELIJEN NEGARA

BAB VI : PERSONIL INTELIJEN NEGARA

BAB VII : PEMBIAYAAN

BAB VIII : PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN

BAB IX : KETENTUAN PIDANA

BAB X : KETENTUAN PENUTUP

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · pemuda pejuang membentuk Badan Istimewa, yang dipimpin oleh ... membentuk badan intelijen yang disebut Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani),

82

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembentukan Undang-Undang tentang Intelijen Negara adalah relevan

dan sangat diperlukan, yang materi muatannya disesuaikan dengan

tuntutan perubahan jaman di era globalisasi, tanpa menyimpang dari

tujuan dan kepentingan nasional.

2. Intelijen Indonesia memang mengadopsi filiosofi dan asas-asas intelijen

universal, namun dalam penerapannya disesuaikan dengan budaya,

sejarah, pengalaman, karakter bangsa, dan geografis nusantara.

3. Koordinasi antar penyelenggara intelijen negara di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang tentang Intelijen Negara.

4. Demi menjamin keamanan dan kepentingan nasional terhadap berbagai

potensi ancaman yang semakin canggih dan multidimensional, intelijen

diberi wewenang khusus yang diatur dalam Undang-Undang tentang

Intelijen Negara.

5. Pengawasan anggaran terhadap intelijen dilakukan oleh DPR RI yang

diatur dalam Undang-Undang tentang Intelijen Negara.

6. Intelijen memerlukan anggaran yang memadai, antara lain untuk

meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan

lain-lain.

B. Saran

1. Perlu dibentuk Undang-Undang tentang Intelijen Negara untuk

memberikan kepastian hukum kepada intelijen negara dalam

menjalankan tugas, wewenang, dan fungsinya sesuai dengan prinsip hak

asasi manusia, supremasi hukum, dan demokrasi.

2. Perlu dilakukan sinkronisasi antar peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan intelijen negara agar tidak terjadi tumpang tindih

pengaturan.