26
1 BAB I PENDAHULUAN Tugas dan tanggung jawab seorang praktisi Public Relation tidaklah mudah. Tidak hanya sekedar menjadi guide bagi patner perusahaannya saja. Namun lebih dari itu, seorang praktisi Public Relation juga diharuskan untuk mampu menjadi penawar bagi citra yang tengah terpuruk, sebagai penjaga saat citra telah terangkat dan sebagai gawang bagi masuknya keluhan stakeholder hingga memberikan “obat penenang” bagi stakeholder yang merasa kecewa dengan perusahaan. Berbagai cara dilakukan untuk menjadi seorang praktisi Public Relation yang mumpuni bagi perusahaan. Terlebih dengan adanya media yang dapat digunakan sebagai alat pembantu komunikasi seorang PR. Salah satu media tersebut dengan melakukan kegiatan penulisan Press Release yang juga dikenal dengan nama Public Relation Journalism. A. Latar Belakang Tidak ada profesi yang mudah untuk dijalani. Begitu pula dengan profesi public relations. Ketidakmudahan tersebut pun dialami oleh para praktisi PR. Bila beberapa dekade sebelumnya, para praktisi PR dipandang sebelah mata. Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan “harfiahnya” sebagai seorang publuc relations. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan dunia bisnis yang menuntut adanya keprofesionalan dalam menangani beberapa masalah dan juga mulai merasakan bahwa membangun citra merupakan langkah awal untuk menunjukkan kredibilitas sebuah perusahaan atau organisasi. Maka tugas, fungsi dan tanggung jawab dari seorang praktisi PR mulai bertambah dan diperhitungkan kedudukannya dalam sebuah perusahaan. Tugas, fungsi hingga tanggung jawab yang dimiliki oleh sorang PR menjadi sangat berat disaat mereka juga harus memikirkan bagaimana perusahaan dapat “bersahabat” dengan seluruh stakeholder-nya. Salah satu dari stakeholder adalah perusahaan media. Sehingga menjadi PR tidak hanya sekedar memiliki fungsi sebagai public affairs, tidak hanya bertugas untuk menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak internal maupun eksternal, sebagai agen untuk melakukan lobbying tetapi, saat ini seorang praktisi public relations

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66536/potongan/S2-2013... · merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh press release itu

  • Upload
    vothuy

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

Tugas dan tanggung jawab seorang praktisi Public Relation tidaklah

mudah. Tidak hanya sekedar menjadi guide bagi patner perusahaannya saja.

Namun lebih dari itu, seorang praktisi Public Relation juga diharuskan untuk

mampu menjadi penawar bagi citra yang tengah terpuruk, sebagai penjaga saat

citra telah terangkat dan sebagai gawang bagi masuknya keluhan stakeholder

hingga memberikan “obat penenang” bagi stakeholder yang merasa kecewa

dengan perusahaan. Berbagai cara dilakukan untuk menjadi seorang praktisi

Public Relation yang mumpuni bagi perusahaan. Terlebih dengan adanya

media yang dapat digunakan sebagai alat pembantu komunikasi seorang PR.

Salah satu media tersebut dengan melakukan kegiatan penulisan Press Release

yang juga dikenal dengan nama Public Relation Journalism.

A. Latar Belakang

Tidak ada profesi yang mudah untuk dijalani. Begitu pula dengan

profesi public relations. Ketidakmudahan tersebut pun dialami oleh para

praktisi PR. Bila beberapa dekade sebelumnya, para praktisi PR dipandang

sebelah mata. Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan “harfiahnya”

sebagai seorang publuc relations. Seiring dengan perkembangan zaman dan

perkembangan dunia bisnis yang menuntut adanya keprofesionalan dalam

menangani beberapa masalah dan juga mulai merasakan bahwa membangun

citra merupakan langkah awal untuk menunjukkan kredibilitas sebuah

perusahaan atau organisasi. Maka tugas, fungsi dan tanggung jawab dari

seorang praktisi PR mulai bertambah dan diperhitungkan kedudukannya dalam

sebuah perusahaan.

Tugas, fungsi hingga tanggung jawab yang dimiliki oleh sorang PR

menjadi sangat berat disaat mereka juga harus memikirkan bagaimana

perusahaan dapat “bersahabat” dengan seluruh stakeholder-nya. Salah satu dari

stakeholder adalah perusahaan media. Sehingga menjadi PR tidak hanya

sekedar memiliki fungsi sebagai public affairs, tidak hanya bertugas untuk

menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak internal maupun eksternal, sebagai

agen untuk melakukan lobbying tetapi, saat ini seorang praktisi public relations

2

pun diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam menulis. Kegiatan menulis

yang dilakukan oleh seorang public relations disebut dengan public relations

journalism, dan press release merupakan hasil dari kegiatan menulis tersebut.

Adanya tuntutan tersebut menjadikan seorang PR wajib berperan

sebagai “jurnalis” perusahaan. Hal tersebut tentunya membuat tanggung jawab

seorang PR menjadi lebih kompleks. Menjadi wajib bagi setiap PR untuk dapat

meng-informasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan perpusahaan

kepada masyarakat atau stakeholder. Bahkan, kemampuan menulis akan

menjadi sebuah pertimbangan tersendiri bagi perusahaan atau organisasi yang

ingin mempekerjakan seorang PR. Hal itu, dikuatkan dengan pendapat Smith

menyatakan bahwa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Public

Relations memang penting, seperti kemampuan public speaking, interpersonal,

analitik dan lain sebagainya – tapi memiliki kemampuan menulis yang baik

sangat krusial.

Kemampuan menulis yang harus dimiliki oleh seorang PR pun kembali

ditegaskan oleh Sietel. Dia mengatakan bahwa sorang praktisi public relations

yang profesional harus memiliki keahlian menulis, karena kegiatan meulis

adalah kunci utama bagi praktisi public relations dalam mengembangkan

profesinya. Bukan tanpa alasan pula mengapa para praktisi PR diharuskan

memiliki kemampuan menulis. Dengan melakukan kegiatan menulis, maka

hasil dari tulisan seorang PR tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi

kepada para stakeholder.

Lebih tepatnya adalah sebagai sumber informasi bagi seluruh

stakeholder dengan meminjam kekuatan media massa. Kegiatan menulis yang

dilakukan para praktisi PR tersebut dikenal dengan sebutan Public Relations

Journalism. Kegiatan Public Relations Journalism ini nantinya akan

menghasilkan sebuah tulisan atau informasi yang bernama Press Release.

Fungsi dan kegunaan dari press release itu sendiri adalah sebagai sumber

informasi pula bagi para media, baik media elektronik maupun media cetak.

Adanya fungsi dan keguanaan dari press release tersebut memunculkan

pemikiran bahwa saat ini para awak media tidak lagi mencari informasi dan

turun lapangan untuk mencari kebenaran secara fakta.

3

Bahkan pada saat ini seakan telah terjadi sebuah perlombaan diantara

para praktisi PR untuk dapat mengirimkan press release –press release yang

telah mereka buat kepada pihak media. Tentu dengan tanpa alasan dengan

pengiriman press release yang mereka miliki. Media memiliki kekuatan yang

tidak dimiliki oleh press release itu sendiri, yaitu kekuatan menyebarkan

informasi secara serentak meskipun berbeda letak geografis dari para

khalayaknya. Dengan meminjam kekuatan media tersebut, secara tidak

langsung informasi positif yang dimuat dalam press release dapat sampai pada

stakeholder perusahaan.

Berlomba-lombanya praktisi PR untuk membuat, menyusun dan

mengirimkan press release kepada perusahaan media tidak hanya berlaku pada

perusahaan swasta saja. Perusahaan pemerintah pun saat ini menggunakan

press release sebagai media komunikasi dan informasinya. Terlebih pada saat

ini, perusahaan milik BUMN terlihat sedang melakukan beberapa perbaikan

baik dalam pihak internal maupun eksternal. Sehingga, wajar kiranya bila ada

pemikiran bahwa isi dari media massa saat ini bersumber dari press release

yang dikirimkan kepada media.

Meski harus melewati beberapa penyeleksian dari pihak media. Karena

pihak media sendiri memiliki kriteria-kriteria akan sebuah konten informasi

yang akan dimuat dalam medianya. Meskipun demikian, masih dapat dijumpai

dalam sebuah media massa terlebih media cetak yang menggunakan press

release sebagai salah satu sumber berita yang dimuat dalam content-nya.

Wajar, bila semakin banyak perusahaan yang mengirimkan press release yang

mereka miliki agar dapat dimuat atau dijadikan sumber informasi dalam media

massa cetak. Oleh sebab itu, penelitian yang akan dilakukan nanti akan

melihat, membuktikan dan juga memberikan gambaran tentang adanya

mekanisme dari penggunaan press release sebagai sumber informasi dalam

sebuah media cetak.

Media cetak yang dipilih adalah media cetak Jawa Pos periode

November hingga Desember 2012. Sedangkan penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil press release-press

release milik perusahaan BUMN dan perusahaan swasta yang digunakan

4

sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan sebagai sebuah pembuktian

bahwa berita atau informasi yang diberikan oleh media cetak Jawa Pos periode

November hingga Desember bersumber dari press release baik milik

perusahaan BUMN atau pun perusahaan swasta.

B. Rumusan Masalah

Berkembanganya dunia public relations harus berbanding lurus dengan

kemampuan yang dimiliki oleh public relations. Saat ini public relations tidak

hanya berfungi sebagai public affairs, tidak hanya bertugas untuk menjaga

hubungan baik dengan pihak-pihak internal maupun eksternal, sebagai agen

untuk melakukan lobbying tetapi, saat ini seorang praktisi public relations pun

diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam menulis. Kegiatan menulis yang

dilakukan oleh seorang public relations disebut dengan public relations

journalism, dan press release merupakan hasil dari kegiatan menulis tersebut.

Press release dibuat untuk memberikan informasi kepada stakeholder

yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Sehingga bentuk dari press release pun

bermacam-macam, disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang sedang

berlangsung dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya itu, press release saat ini

dijadikan sebagai sumber berita oleh para awak media massa. Tidak mudah

memang untuk mengetahui apakah berita tersebut benar-benar berita atau

terdapat pengaruh dari sebuah press release. Meskipun keduanya memiliki

tujuan yang sama, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya.

Maka dari itu, rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut;

Bagaimanakah mekanisme penggunaan press release perusahaan BUMN dan

perusahaan Swasta sebagai sumber berita Jawa Pos periode November hingga

Desember 2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa pada saat

ini berita yang ada pada media massa, terutama media cetak Jawa Pos tidak

5

hanya hasil kerja jurnalis atau awak medianya yang turun langsung ke

lapangan. Tetapi juga menggunakan press release sebagai salah satu

sumbernya. Selain itu pula, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang bagaimana mekanisme press release tersebut dijadikan

sebagai salah satu sumber berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode

November hingga Desember 2012.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi,

gambaran sekaligus jawaban atas fenomena yang terjadi. Fenomena tentang

penggunaan press release sebagai sumber berita atau informasi yang dimuat

dalam sebuah media massa terutama media cetak. Press release yang

digunakan sebagai sumber berita atau informasi tersebut tidak hanya dari press

release perusahaan BUMN saja, tetapi juga dari perusahaan swasta.

E. Kerangka Pemikiran

Bila bagi media bad news is a good news, maka berbeda dengan

perusahaan yang dilanda berita buruk tersebut. Hal tersebut dikarenakan, citra

positif sangat diperlukan oleh perusahaan demi berjalannya peforma

perusahaan yang baik pula. Bukan hal mudah tentunya untuk meng-handle

semua berita atau informasi buruk yang berhubungan dengan perusahaan, maka

dari itu press release dibutuhkan. Press release akan membantu perusahaan

untuk melakukan konfirmasi atau bahkan klarifikasi terhadap informasi-

informasi negatif. Disamping itu pula, press release juga dapat digunakan

untuk menjelaskan semua kegiatan perusahaan baik yang akan dilakukan

maupun yang telah dilakukan.

Content dari press release yang berisi tentang keberhasilan perusahaan

dalam penyelenggaraan CSR, meraih kepercayaan nasabah, menambah

pelanggan atau beberapa hal positif lainnya membuat press release juga sering

disebut sebagai cermin perusahaan. Disebut demikian karena press release

seolah mampu memberikan gambaran tentang bagaimana performa, kinerja

dan berbagai hal lainnya yang sangat kental dengan perusahaan. Untuk

mengetahui lebih jauh tentang press release dan bagaimana press release dapat

6

digunakan sebagai sumber berita media massa, terlebih media cetak. Maka

peneliti akan berusaha untuk menjabarkannya dengan baik pada sub-bab

berikut ini. Di dalam sub-bab ini juga akan dijelaskan pula tentang media

massa, berita dan sumber berita.

A. Press Release Sebagai Sumber Berita

Di dalam sejarah, tercatat bahwa press release pertama kali di keluarkan

oleh King’s College yang saat ini dikenal dengan Columbia University. Isi dari

press release tersebut adalah tentang pengumuman wisuda pada tahun 1758.

Kontent press release tersebut sangat sederhana, yaitu hanya sekedar

memberikan pengumuman tentang wisuda mahasiswa dari Colombia

University tersebut. Kesederhaan dari press release yang mereka berikan

kepada masyarakat, justru memberikan dampak positif bagi universitas

tersebut.

Namun, kesederhanaan dalam pengemasan konten dalam press release

merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh press release itu sendiri.

Tidak ada dalam sejarah, bahwa press release dicetak dalam banyak halaman.

Press release hanya disusun, dibuat dan juga dicetak dengan maksimal dua

hingga tiga lembar saja. Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi

praktisi PR. Tidak mudah untuk menyusun informasi yang padat, jelas

sekaligus dapat merangkum informasi secara keseluruhan hanya dalam dua

lembar saja. Maka dari itu, para praktisi public relations diharuskan untuk

memiliki ketarampilan menulis yang mumpuni.

Perlu diketahui bahwa sebutan untuk “karya tulis” para praktisi PR ini

bermacam-macam. Artinya, banyak yang menyebut tulisan ini dalam nama

atau sebutan yang berbeda namun notabenenya adalah hal yang dimaksud

adalah sama. Diantara sebutan tersebut adalah media release, press notice, atau

news release. Arrison dan Spencer pun menyebut press release dengan sebutan

yang berbeda (meski yang dimaksudnya adalah hal yang sama) yaitu news

release announce a client’s news atau publiccize its product or services (1993 :

1).

Adanya berbagai macam sebutan dari “karya tulis” praktisi PR tersebut

tidak membuat fungsi, kegunaan maupun definisi tentang press release

7

berubah. Di bawah ini terdapat beberapa definisi press release yang diberikan

oleh para ahli PR, diantaranya adalah

a) Dennis L. Wilcox dan Glen T. Cameron (2009 : 367)

Press release is a simple document whose primary purpose is the

dessemination of information to mass media such as newspepars, broadcast

and magazines.

b) Rachmat Krisyantono (2008 : 131)

Press release is pseudo story that seeks to demonstrate to an editor or

reporter the newswothiness of a perticular person, event, service or

product; press release is simply a statement prepared for distribution to the

media. The purpose of a press release is to give journalist information that

is useful, accurate and interesting.

c) Soemirat dan Ardianto(2004) :1

Press Release atau siaran pers menurut adalah informasi dalam bentuk berita

yang dibuat oleh Public Relations (PR) suatu organisasi/ perusahaan yang

disampaikan kepada pengelola pers/ redaksi media massa (tv, radio, media

cetak, media online) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut.

Beberapa definisi di atas mengindikasikan bahwa press release

merupakan susunan informasi yang sengaja untuk dibuat oleh praktisi PR yang

kemudian diserahkan kepada media massa. Penyusunan informasi tentang

perusahaan tersebut tentu bukan tanpa maksud dan tujuan. Dan dapat dilihat

dari semua definisi di atas, bahwa press release dibuat untuk didistribusikan

kepada media massa dengan tujuan agar informasi yang dimiliki oleh

perusahaan dapat dijadikan sumber atau bahkan dimuat dalam media massa

dan tersebar kepada seluruh stakeholder perusahaan.

Hal-hal di atas sedikit banyak menjelaskan tentang bagaimana konten

dari press release dapat dimuat dalam sebuah media massa, baik media

elektronik maupun media cetak. Bahkan fenomena yang selama ini menyeruak

1 dalam Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si, http://www.scribd.com/doc/28943332/11-Membuat-Press-

Release, unggah 03/26/2010, unduh 10/11/2012 pukul 18.19.

8

adalah adanya pengambilan bagian-bagian atau bahkan keseluruhan dari

informasi dari press release yang digunakan sebagai sumber berita media oleh

para jurnalis. Terlepas dari kesemuanya itu press release merupakan salah satu

dari berbagai cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menjalin

hubungan dengan media massa.

Lacy and Coulson dalam buku yang berjudul The Public Relations

Writer’s Handbook memberikan gambaran dengan jelas tentang penggunaan

press release sebagai salah satu konten dalam media. Seperti yang dijabarkan

berikut ini;

“Many published news and feature stories originate from news releases, the

most common form of public relations writing. Also called press releases, news

releases announce a client’s news or publicize its products or services. Almost

60 percent of the editorial content of the New York Timesand the Washington

Postare generated by public relations efforts, according to a classic study

(Sigal, 1973). A more recent study of six major newspapers, including those

two prestigious ones, showed that on the environmental beat, an average of 39

percent of sources were from business, which means they were most likely

mediated by public relations sources. Within that figure, 48 percent of sources

used by science writers and 70 percent of sources used by business writers on

the topic of the environment were from business — again, public relations

sources.”

Untuk dapat dijadikan menjadi sumber berita bagi media atau bahkan

dimuat secara utuh, press release-press release tersebut memerlukan beberapa

tahapan yang disesuaikan dengan kriteria perusahaan media yang

bersangkutan. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah. Terlebih dengan adanya

persaingan yang dimiliki oleh para praktisi PR pada setiap perusahaan, yang

tentunya ingin press release yang mereka susun dapat menjadi sumber berita

atau bahkan dimuat keseluruhan dalam sebuah media massa. Baik perusahaan

BUMN maupun swasta pastinya memiliki kepentingan dan juga karakteristik

yang berbeda-beda. Para praktisi PR harus jeli dan cermat untuk mengetahui isi

informasi yang bagaimana yang disukai dan juga memiliki nilai berita tinggi

bagi media.

Di dalam buku yang berjudul The Public Relations Writer’s Handbook

yang ditulis oleh Merry Aronson, Don Spetner dan Carol Ames menguatkan

pendapat di atas sekaligus memberikan gambaran tentang berapa banyak press

9

release yang diterima oleh perusahaan media dengan menjabarkan sebagai

berikut;

“The media are inundated by dozens of news releases everyday. If your release

is to be read and considered for coverage, it must offer a newsworthy story,

stated clearly and simply, long on information and short on adjectives. A news

release typically introduces a new product, service, or idea; reports new

findings from a survey; alerts the media to an upcoming event; announces a

staff change; or simply presents new information. Sometimes a release is the

basis of an entire story. More often, an idea in it suggests a related story or

affects a story an editor or reporter already has in progress.”

Kutipan di atas membuktikan bahwa setiap press release perusahaan

yang menginginkan segala informasi yang mereka miliki memerlukan beberapa

persyaratan. Diantaranya adalah memiliki nilai berita yang tinggi, dapat

menjelaskan segala informasi dengan jelas dan sederhana, ditambah pula

dengan adanya kepadatan informasi yang dimiliki. Dengan begitu,

kemungkinan para editor media akan lebih mempertimbangkan untuk

menjadikan press release tersebut sebagai sumber berita atau bahkan memuat

secara keseluruhan press release yang ada. Secara tidak langsung, penjelasan

di atas menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

mengapa media mempercayai press release sebagai sumber berita media?

Padahal diketahui dengan pasti, bahwa press release merupakan

sekumpulan informasi yang “sengaja” dibuat oleh PR guna kepentingan dari

perusahaan itu sendiri. Maka Wilcox dan Cameron memiliki jawabannya

tersendiri. Diantaranya adalah 1. Bahwa realita dari media massa kita saat ini

adalah bahwa wartawan dan editor lebih banyak menghabiskan waktu mereka

untuk memproses informasi yang ada tapi tidak untuk mengumpulkan

informasi. 2. Perusahaan media saat ini tidak memiliki staf yang cukup untuk

meng-cover semua peristiwa yang terjadi (2009 : 367). Konsekuensinya adalah

banyak media yang menggunakan dan memproses informasi yang telah

disediakan oleh public releations, salah satunya adalah press release.

Dua penjelasan di atas, paling tidak memberikan gambaran bahwa pada

saat ini telah terdapat pergeseran yang luar biasa terhadap kinerja para awak

media. Di sisi lainnya hal tersebut tentunya memberikan keutungan besar

kepada para perusahaan. Melalui tulisan-tulisan yang berisikan informasi

10

perusahaan, baik berkenaan dengan performa perusahaan, kinerja perusahaan

hingga laporan CSR akan dapat didistribusikan dengan baik melalui media

massa. Sedangkan bagi praktisi PR, diharuskan untuk mampu melengkapi

tulisan-tulisan dan informasi mereka sehingga dapat dipertimbangkan oleh para

editor media.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa tidak mudah untuk

press release-press release yang dibuat oleh praktisi PR ini “meluluhkan”

editor, sehingga press release yang ada dapat dimuat atau jadikan sumber

berita. Dengan adanya persaingan ditambah pula dengan kriteria yang

ditetapkan oleh para awak media, membuat para praktisi PR untuk dapat

menjadi pintar dan jeli dalam menyusun informasi yang mereka miliki.

Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Michael Bland, Alison Theake

dan David Wragg dalam bukunya yang berjudul Effective Media Relations

How to Get Results.

Di dalam penjabarannya, mereka berpandangan bahwa setidaknya ada

beberapa kriteria yang dapat meloloskan press release untuk masuk dan dimuat

dalam sebuah media massa. Diantaranya adalah sebagai berikut (2005:73-75);

a. Selalu mencantumkan tanggal release pada posisi atas, karena dengan

melakukan hal tersebut akan membuat editor media dapat melihat seberapa

penting dan mendesaknya informasi yang ada dalam press release tersebut.

b. Penggunaan headline yang pendek namun “eye-catcing” akan lebih

dibutuhkan untuk menarik perhatian dari editor media yang sangat sibuk.

c. Pengemasan informasi yang penting dan juga fakta sebaiknya dikemas pada

paragraf pertama. Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan para editor media

akan mulai mengedit bahkan memotong informasi dalam press release

dimulai dari paragraf bawah. Sehingga, apabila informasi yang ada dalam

paragraf bawah dipotong, informasi dalam press release tersebut masih

dapat bermanfaat.

d. Mencantumkan kutipan akan membuat press release semakin lengkap.

Terlebih dengan mencantumkan nama petinggi perusahaan, sehingga

memudahkan media untuk melakukan konfirmasi kepada perusahaan.

11

e. Setiap paragraf setidaknya tidak lebih dari tiga kalimat, dengan satu atau

dua kalimat di awal paragrafnya.

f. Tentu akan ada pengaruh apabila press release terlalu banyak memberikan

detail-detail informasi, akan tetapi yang poin yang lebih penting adalah

keakurasian informasi dalam press release tersebut.

g. Bila terdapat foto yang dimasukkan atau dicantumkan dalam press release,

maka pastikan bahwa foto tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan

dalam press release tersebut.

Bila ada beberapa hal yang membuat press release “dilirik” dan

menyita perhatian dari para editor media. Maka ada beberapa hal pula yang

perlu diperhatikan oleh para praktisi PR untuk menghindari beberapa hal di

bawah ini, karena beberapa hal di bawah ini membuat press release gagal

untuk dapat dimuat atau dijadikan sumber berita sebuah media. Berikut

beberapa alasan yang membuat press release gagal dimuat dan dijadikan

sumber berita oleh media;

a. Release mungkin tidak berisi berita, atau jika release berisikan berita atau

informasi maka informasi yang diberikan harusnya informasi yang menarik.

b. Tidak sedikit release ditulis dengan sangat buruk, terlalu banyak memberi

jargon dan juga material-material yang sesungguhnya tidak diperlukan

sehingga informasi yang sebenarnya harus disampaikan tidak terlihat. Poin

inilah yang paling sering dilakukan oleh para praktisi PR dan membuat

press release gagal untuk dimuat.

c. Banyak release yang dibuat dan kemudian dikirimkan kepada pihak media

massa tanpa target yang akurat. Banyak para praktisi PR yang dengan ala

kadarnya mengirimkan press release mereka kesemua kontak media tanpa

memikirkan target mana yang akan dituju.

Untuk dapat menghindari beberapa poin yang dapat membuat gagalnya

press release dimuat atau dijadikan menjadi sumber berita bagi media. Sudah

sepatutnya, para praktisi PR kembali mempertimbangkan dan juga mengetahui

beberapa macam jenis dari press release. Dengan mengetahui beberapa jenis

dan bentuk dari press release poin ketiga dari penyebab kegagalan press

12

release dimuat dalam media dapat mengetahui bagaimana cara mengemas

pesan atau informasi dan juga target yang ingin dituju.

Beberapa para pakar PR memberikan gambaran dan juga penjelasan

mengenai beberapa jenis dari press release itu sendiri. Tentunya di setiap jenis

press release yang ada selalu memiliki kelebihannya masing-masing, yang

disesuaikan dengan jenis press release-nya. Krisyantono memberikan beberapa

jenis press release, diantaranya adalah sebagai berikut (2008, 140-141);

1. Basic Publicity Release

Topik dalam press release ini adalah segala informasi yang

berhubungan dengan perusahaan atau organisasi yang memiliki nilai

berita tinggi bagi media massa, baik media massa regional maupun

nasional.

2. Product Release

Press release ini berisi informasi tentang produk perusahaan. Mencakup

transaksi tentang target suatu produk khusus atau produk reguler

lainnya untuk suatu publikasi perdangan dalam suatu industri. Jenis

release ini lebih terbatas pada media-media ekonomi bisnis atau pada

segment komunikasi bisnis. Pada release ini juga disinyalir menjadi

press release yang paling sulit untuk dibuat, karena apabila tidak

berhati-hati maka akan terkesan seperti beriklan.

3. Financial Release

Press release ini dibuat dengan pertimbangan bahwa bukan hanya

pemengang saham yang memerlukan informasi keuangan, tetapi juga

publik berhak untuk mengetahui informasi keuangan. Informasi ini

akan menjadi penilaian publik tentang kredibilitas sebuah perusahaan.

4. Executive Statment Release

Press release ini mengenai CEO dan para jajaran eksekutif perusahaan

lainnya. Lebih luas dari pada product release, karena menyampaikan

berbagai isu yang relevan dengan perusahaan.

5. Feature Articles

Merupakan penjelasan yang rinci mengenai produk atau program lain

yang layak diberitakan, yang telah ditulis public relations untuk segera

di publikasikan.

13

6. Relational Release

Press release ini berisi informasi yang ditujukan untuk menjaga

hbungan dengan publik. Misalnya, release tentang ucapan terima kasih

atau release untuk meluruskan komplain pelanggan.

Wilcox dan Cameron menambahkan lagi dengan dua jenis press release

yang tidak terangkum sebelumnya, dua tersebut adalah (2009 : 371-375) ;

1. Internet News Release

Format dan isi dari press release atau news release yang didistribusikan

melalui e-mail dan internet memiliki beberapa perbedaan dibandingkan

beberapa jenis press release lainnya. Press release yang dikirim lewat

e-mail hanya menggunakan spasi tunggal. Kontak atau CP yang biasa

diletakkan di akhir berita atau release maka pada jenis press release ini

diletakkan pada atas release. Internet news release ini juga dikenal

dengan sebuah e-release.

2. Mat Release

Bentuk lainnya sering disebut dengan nama Mat Release. Sejujurnya

akan sulit untuk mengartikan kata mat ke dalam bahasa indonesia.

Sebutan “mat” sendiri dikarenakan release ini dikirimkan dalam bentuk

siap printing atau cetak. Format dari release ini berbeda dengan bentuk

press release lainnya, dengan menggunakan sisi feature yang digunakan

sebagai pokok dari pesan yang ingin disampaikan. Mat release sendiri

merupakan salah satu taktik kampanye public relations. Bentuk dari

mat release adalah seluruh lembarnya berwarna, yang kemudian media

massa dapat memilih dan mempublikasikannya tanpa biaya.

B. Press Release dan Penyusunannya

Setidaknya penjabaran tentang kegagalan press release yang

mengakibatkan gagalnya press release dimuat atau pun dijadikan sebagai

sumber berita di atas selalu berhubungan dengan cara pengemasan informasi

dan penulisan press release. Maka dari itu yang diperlukan oleh praktisi PR

tidak hanya memiliki kemampuan menulis tetapi juga harus memiliki

keterampilan dalam mengolah pesan dan juga mengemaskan menjadi jajaran

kalimat yang menarik untuk dibaca. Tentunya hal demikian tidaklah mudah

14

untuk dilakukan. Diperlukan pula latihan-latihan yang untuk menyusun

press release yang notabenenya memiliki space sangat sedikit.

Bila ada yang mempertanyakan, mengapa press release menjadi

penting bagi perusahaan? atau mengapa pengemasan informasi dalam press

release haruslah secara benar dan cermat? Setidaknya jawaban yang cukup

mewakili adalah penjabaran milik Hellen Eliasm yang ia jelaskan pada

bukunya yang berjudul Effective Press Relations for the Built Environment.

Di dalam bukunya tersebut ia menjelaskan bahwa dengan menggunakan

press release setidaknya terdapat empat hal yang dapat di cover dengan

menulis press release. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut;

a. Corporate Issues (Isu-isu Korporasi)

Berbicara tentang isu-isu dalam korporasi tentunya tidak hanya

membahas satu atau dua hal saja. Tetapi ada begitu banyak isu-isu korporasi

yang menarik untuk dikemas dalam press release dan yang menarik pula

bagi para stakeholder untuk mengetahuinya. Dari sekian banyak isu

korporasi yang paling sering dikemas dalam press release adalah isu tentang

Finansial. Baik tentang laporan tahunan yang membahas tentang kondisi

finansial perusahaan hingga informasi atau gambaran tentang trading yang

stabil. Informasi tentang isu korporasi seperti itulah yang terkadang lebih

mudah diterima oleh stakeholder.

Selain isu tentang finansial, isu berikutnya yang juga sering

diinformasikan dalam sebuah press release adalah tentang pengakuisisian

perusahaan, adanya merger, pembagian distribusi hingga pengambil-alihan

perusahaan yang dapat mengakibatkan perusahaan dalam keadaan yang

kurang menguntungkan dapat dikemas dalam press release dengan baik.

Pembukaan kantor baru, peluncuran atau memperkenalkan layanan baru dan

pengumuman tentang prestasi perusahaan juga merupakan bagian dari isu

korporasi atau perusahaan.

b. Project issues

Dengan menggunakan kekuatan press sendiri merupakan salah satu

contoh dari bagaimana sebuah perusahaan tersebut memberitakan atau

memberikan informasinya kepada stakeholder atau pun kepada masyarakat

lainnya secera general. Press release sendiri dapat ditulis kapan saja yang

disesuaikan dengan kegiatan/event yang sedang berlangsung. Hal tersebut

15

dilakukan karena dengan menggunakan press release dapat menekan adanya

informasi yang simpang siur tentang proyek-proyek perusahaan.

c. Technical design/knowledge issues

Penjabaran teknis tentang inovasi, ide-ide kreatif dan juga pendekatan

baru yang dilakukan oleh perusahaan/korporat merupakan beberapa material

yang dapat digunakan sebagai bahan yang menarik untuk press dan juga

jurnalis. Adanya inovasi yang nyata begitu pula dengan adanya pekerja,

teknologi, desain dan beberapa meterial lainnya adalah bentuk dari

keprofesionalan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak

press dikemudian hari.

d. People news

Para senior yang biasanya mendominasi dan selalu mempromosikan

segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan melalui press release.

Dengan memberikan press release yang berisikan atau melakukan

penggambaran reputasi yang diwakili oleh orang-orang yang mumpuni

justru akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Adanya

pemberitaan yang diberikan oleh orang-orang yang memahami kondisi

perusahaan, baik tentang perkembangan perusahaan, pengambilalihan

perusahaan, pengambilan karyawan baru hingga peluncuran tempat servis

baru tidak akan hanya menguntungkan bagi perusahaan namun juga para

jurnalis.

Beberapa hal di atas merupakan materi-materi yang sering dikemas

oleh perusahaan atau pun korporat dalam press release yang mereka buat.

Keempat hal di atas memberikan gambaran bahwa segala sisi dalam

perusahaan dapat menjadi sumber berita bagi jurnalis. Segala informasi

tersebut dapat didistribusikan kepada beberapa perusahaan media yang

dikehendaki. Tentunya pendistribusian tersebut melalui perhitungan dan juga

pemikiran yang menjadikan perusahaan atau korporat pengirim press release

mendapat keuntungan dengan dimuatnya atau dijadikannya press release

sebagai sumber berita. Berikut merupakan gambar yang menjelaskan kepada

media mana saja press release dapat didistribusikan;

16

Gambar 1 : Lingkupan Isi Press Release dan Pendistribusian Press

Release Kepada Perusahaan Media

Bila hampir disemua materi perusahaan dapat dimuat dalam press

release dan dapat berguna bagi perusahaan media. Maka, para praktisi PR pun

diharuskan untuk memahami dan mempertimbangkan pula bagaimana cara

untuk dapat mengemas pesan atau informasi tersebut dengan baik. Hal tersebut

dikarenakan perusahaan media tidak akan dengan mudah menggunakan press

release sebagai salah satu isi dalam medianya, atau bahkan menggunakan press

release sebagai sumber berita. Terlebih dengan banyaknya press release dari

perusahaan lainnya yang juga dikirimkan pada perusahaan media yang sama.

Bila para praktisi PR diharapkan mampu mengemas informasi yang

mereka miliki dengan panjang halaman maksimal dua lembar saja. Maka dari

itu, tuntutan terhadap praktisi PR menjadi berlipat. Praktisi PR diharuskan

cermat dalam menyusun press release, memilih dan memilah pesan-pesan

mana sajakah yang harus ditonjolkan. Tidak sekedar menulis dengan jargon-

jargon atau hal-hal lainnya yang justru mengaburkan inti dari informasi yang

sebenarnya. Hellen Elias memberikan penjelasannya mengenai tiga hal yang

perlu diperhatikan oleh seluruh praktisi PR, seperti di bawah ini; (Elias, 2007 :

30-34)

Market Sector

Press

News: Corporate,

project,technical,people

Construction

industry press

Local press

17

a) Make it look like breaking news

Yang perlu diingat dan diperhatikan bahwa jurnalis lebih menyukai

informasi yang disajikan dalam bentuk yang mudah untuk diambil

intisarinya. Ada beberapa aturan dasar yang perlu diingat tentang

bagaimana informasi tersebut dikemas secara cepat, efisien dan juga

langsung pada intinya. Tidak berarti isi dari press release menjadi sangat

sedikit atau bahkan terlalu sederhana sehingga tidak tampak inti dari

informasi yang diberikan. Bila hal tersebut terjadi, maka jangan harap

para editor media memberikan waktunya untuk membaca press release

tersebut. Setidaknya press release dapat menunjukkan kredibilitas dan

juga ke-profesional-an perusahaan baik dari segi isi, layout hingga

kemasannya.

Bila press release tersebut di-setting layaknya breaking news setidaknya

akan mempermudah baik press release perusahaan hingga editor media

untuk melakukan penyeleksian. Beberapa hal yang perlu dicantumkan

adalah sebagai berikut;

1. Penggunaan head atau kepala informasi

2. Judul

3. Esensi informasi

4. Menghindari penggunaan informasi yang dapat memicu permasalahan

hukum.

b) Setting it out

Tidak hanya memikirkan bagaimana mengemas informasi dengan baik.

Tetapi yang perlu diperhitungkan pula adalah bagaimana cara untuk

mengirimkan press release tersebut. Menggunakan apa dan bagaimana

mengirimkan press release kepada pihak media pun menjadi salah satu poin

utama yang memerlukan perhatian lebih. Bila salah dalam penggunaan

media pengiriman, dapat saja berakibat fatal bagi perusahaan. Baik berupa

hilangnya press release sebelum ada di tangan editor hingga salah sasaran

penerima press release. Press release sendiri dapat dikirimkan melalui pos

dan juga e-mail.

c) Content: the body of the press release

Ide mendasar dalam pembuatan press release adalah agar masyarakat

atau stakeholder mendapatkan informasi secara cetak/printed dan mudah

18

untuk membacanya. Surat kabar dan juga majalah memiliki space yang

besar dibandingkan dengan media lainnya. Namun, dalam prakteknya yang

mengejutkan adalah para jurnalis dapat memangkas dan juga

memperpendek informasi yang ada dalam press release. Itulah mengapa

yang membuat banyak para praktisi PR yang berpendapat bahwa para

jurnalis pun masih membutuhkan pelatihan penulisan press release sebagai

sumber berita. Pada dasarnya penulisan press release dalam media massa

seharusnya ditulis dan dimuat sesuai dengan naskah press release yang

diterima oleh para editor. Jika para jurnalis/editor harus mengedit kembali,

setidaknya informasi yang berasal dari hasil pemotongan tersebut masih

dapat menjelaskan dengan baik.

Beberapa hal yang telah diketahui di atas, tidak akan berjalan dengan

baik apabila tidak diimbangi dengan adanya pengetahuan dan juga banyaknya

pelatihan penulisan yang dilakukan oleh para praktisi PR. Banyak literatur

yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana cara penulisan press release agar

dapat menjadi “kemasan” informasi perusahaan yang baik dan bermanfaat. Ada

beberapa aturan yang perlu diketahui dan diperhatikan ketika seorang praktisi

PR membuat dan menyusun press release. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut (Darmastuti, 2012 : 213-215);

1. Judul

a. Judul dalam sebuah release harus pendek, menarik dan mudah diterima

b. Judul harus informatif

c. Judul harus menjadi sesuatu yang utama

d. Judul sering kali justru menjadi satu-satunya kesempatan untuk menarik

perhatian dari wartawan yang sangat sibuk dan tidak begitu peduli

dengan berita itu.

2. Content Press Release

a. Paragraf Pertama

Paragraf pertama sering disebut dengan lead, yang berisikan fakta-fakta

yang sangat penting untuk diinformasikan dan berisi fakta-fakta yang sangat

signifikan. Paragraf ini merupakan kesempatan bagi Public Relations untuk

menuntun pembaca ke dalam berita atau cerita yang ingin dilaporkan.

19

Lead sama halnya dengan intro pada sebuah lagu, apabila pada intro

telah dapat mengambil perhatian pendengar, maka pendengar tersebut akan

rela meluangkan waktunya untuk mendengarkan keseluruhan dari lagu

tersebut. Dan lead yang baik adalah telah melalui proses selektivitas dari

beberapa unsur yang dianggap paling penting.

b. Paragraf Kedua

Untuk paragraf kedua pada konten press release yang dituliskan oleh

seorang Public Relations harus dapat memberikan informasi yang detail

kepada khalayak atau stakeholder. Seorang PR harus mampu menguraikan

dengan baik pada paragraf kedua ini. Tentu saja dengan tetap menjaga alur

yang telah dijabarkan pada paragraf sebelumnya.

c. Paragraf Ketiga

Tidak ada salahnya untuk menambahkan kutipan dari seseorang atau

narasumber yang bersangkutan atau yang relevan dengan informasi yang

diberikan. Akan tetapi, tidak diperkenan apabila seorang PR berusaha atau

terlalu memaksakan narasumber yang kurang relevan untuk dimasukkan

dalam sebuah press release.

d. Paragraf Keempat

Pada paragraf keempat ini merupakan bagian “ekstra”. Dimana pada

bagian ini dapat dicantumkan beberapa data atau informasi pendukung yang

mampu turut memperkuat data atau kutipan dari narasumber yang telah

dicantumkan pada paragraf-paragraf sebelumnya. Data pendukung tersebut

dapat berupa foto, diagram, chat atau beberapa data pendukung lainnya.

Untuk penggunaan foto (Photos)2 sendiri pihak media massa serempak

mengatakan bahwa mereka pernah mendapati news release dengan foto,

tetapi jarang.

News release atau press release yang disertai foto biasanya adalah

news release yang dikirimkan melalui email, sedangkan dalam bentuk fisik,

pihak media massa menyatakan bahwa mereka jarang bahkan tidak pernah

menerimanya, mengingat pengiriman format fisik melalui pos atau kurut

juga semakin ditinggalkan. Foto yang menyertai news release dapat muncul

2 Prida Ariani Ambar Astuti. News Release : Ekspektasi Antar Media Massa dan Public

Relations. Jurnal Communique, Vol. 5, No 1 Juli 2009. Universitas Pelita Harapan.

20

dalam pemberitaan apabila mencakup tiga hal, yaitu (1). Tempat

pelaksanaan acara di luar kota, atau kebetulan tidak ada wartawan yang bisa

menghadiri sebuah acara tersebut. (2). Apabila foto tersebut layak

dimunculkan dalam pemberitaan, terkait angle dan nilai berita yang

terkandung. (3). Apabila keseluruhan standar yang ditetapkan oleh media

massa dapat dipenuhi.

Perlu diingat bahwa press release menyajikan informasi tambahan dan

catatan untuk mendukung cerita utama di dalam paragraf utama (lead).

Laporan di dalam release biasanya sangat penting dengan fakta-fakta yang

dibuat, meski terkadang dengan sedikit berlebihan. Ketika seorang praktisi

PR memutuskan fakta mana yang lebih penting, beberapa pertanyaan yang

dapat diajukan sebagai berikut3;

a. Is the story truly newsworthy and will it interest the intended audience?

b. Does this story answer all the question it’s likely to raise?

c. Will this story, if covered, advance, my client’s objectives?

d. Are all the facts and figures in the story 100 precent accurate?

3. Piramida Terbalik

Untuk menulis press release dengan baik, maka para praktisi PR

diharapkan mampu memahami materi-materi apa saja yang penting untuk

dimuat. Kemudian para praktisi PR juga harus tahu bagaimana merangkum

informasi dari awal penulisan release, membuat lead dari hal-hal yang nyata

dan menyimpan detail informasi penting di akhir release. Hal seperti itu

disebut dengan cara penulisan piramida terbalik atau biasa yang sering disebut

dengan inverted pyramid.

Perlu diingat bahwa seluruh isi dari lead sebuah press release

merupakan informasi yang penting dan memiliki nilai berita atau informasi

yang tinggi. Seluruh informasi yang ingin disampaikan pada press release

tersebut diringkas pada lead – setidaknya pada lead juga akan terjawab

pertanyaan-pertanyaan yang sering diutarakan oleh para jurnalis, yaitu meliputi

5 W (who, what, when, where dan why) – pada pargraf pertama juga akan

dijelaskan pula jenis atau tipe release. Dengan demikian akan mudah

3 Aronson, Merry & Spencer, Don. The Public Relations Writers Handbook “before you write”. Page 3.

Josey – Bass. 1993

21

mendapatkan informasi secara jelas meskipun hanya sekedar membaca lead

atau paragraf pertama, pembaca akan mendapatkan poin dari informasi

tersebut.

Gumilar pun mencoba untuk menjelaskan keuntungan dari penggunaan

penulisan menggunakan piramida terbalik ini. Ia mencoba untuk menjabarkan

menjadi beberapa poin, diantaranya adalah sebagai berikut4;

a. Pembaca dikategorikan sebagai orang yang sibuk dan mempunyai waktu

yang singkat untuk mendapatkan berita-berita yang faktual.

b. Redaksi media massa harus memotong press release tersebut tanpa

mengurangi isi pokoknya.

c. Redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca keseluruhan press

release sebelum radaksi memutuskan untuk membuang atau dipakainya

press release tersebut, mereka harus tahu dengan cepat apa keseluruhan isi

release.

Gambar 2 : Struktur Piramida Terbalik Press Release (sumber : Mappototo)5

4. Format

Sebuah press release harus berisi beberapa elemen yang mengikutinya,

seperti beberapa elemen berikut ini:

4 dalam Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si, http://www.scribd.com/doc/28943332/11-Membuat-Press-

Release, unggah 03/26/2010, unduh 10/11/2012 pukul 18.19. 5 ibid

22

a. Tanggal release. tanggal ini adalah hari dimana organisasi membuat berita

yang dibuat dalam bentuk release yang disajikan bagi masyarakat umum

dan stakeholder.

b. Contact person, yang dilengkapi dengan nama dan nomor telepon. Ini

adalah contact person untuk wartawan jika mereka membutuhkan informasi

yang lebih untuk release yang dikirimkan tersebut. Biasanya pihak press

akan mendaftar contact person ini.

c. Judul, bagian ini menjadi bagian yang sangat penting dari sebuah release.

d. Identifikasi organisasi, identifikasi organisasi dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu;

(1) Dalam setiap release yang dikirimkan, release tersebut harus dicetak

dengan menggunakan kertas yang memiliki kop surat. Begitu pula

dengan release yang dikirimkan dengan format softcopy, tetap harus

mencantumkan identitas perusahaan atau organisasi.

(2) Bagian akhir dari release ditambahkan satu paragraf lagi untuk

mendiskripsikan organisasi dan misi dari organisasi atau perusahaan

tersebut.

e. Slug line6

Slug line dijelaskan oleh Smith (2003) sebagai pernyataan penyambung

dari halaman sebelumnya. Slug line terletak pada halaman 2 dan pada halaman-

halaman selanjutnya, biasanya ditulis dengan menggunakan huruf besar,

dicantumkan pada bagian atas news release diikuti oleh dua hingga tiga

kalimat kesimpulan dan nomor halaman. Contoh : PROMOSI BANK – 2.

f. More Line7

More line digunakan sebagai isyarat bagi pihak media massa bahwa news

release tersebut berjumlah lebih dari satu halaman. Tanda more line ini

diletakkan pada baris paling bawah halaman pertama. Versi umum more line

ini adalah kata-kata “more” atau “more-more-more”. Media massa menyatakan

bahwa pencantuman more line penting untuk semua format news release yang

dikirimkan, khususnya yang dikirim melalui faksimili. Menurut mereka, tanda

more line penting sebagai penanda jumlah halaman news release tersebut dan

6 ibid

7 ibid

23

apakah jumlah halaman yang mereka dapatkan telah lengkap. Sedangkan pada

news release dengan format email keberadaan more line tidak terlalu penting.

5. Distribusi

Sebuah press release akan efektif bukan hanya oleh penulisan yang baik,

tapi juga pengiriman pada waktu yang tepat supaya sampai ke reporter berita.

Kecepatan dan distribusi yang efektif dari press release tergantung pada

rencana, teknologi dan follow up yang dilakukan oleh praktisi PR. Segala usaha

dan upaya dalam pembuatan dan penyusunan press release yang dilakukan

oleh para praktisi PR akan sia-sia bila tidak ada satu pun aturan atau pun tata

cara di atas yang dilakukan.

Akan menjadi percuma pula mengirimkan press release kepada pihak

media tanpa adanya feedback dari media itu sendiri. Bahkan para editor media

tak akan melirik untuk kedua kalinya, apabila cara penyusunan dan

pengemasan press release tidak menarik dan juga tidak memiliki nilai berita

yang tinggi. Bila press release dimuat atau dijadikan menjadi sumbe berita

dalam sebuah media, tentunya akan banyak keuntungan yang dapat didapati,

baik oleh perusahaan media atau pun perusahaan pengirim press release itu

sendiri.

C. Metodologi Penelitian

1) Jenis Penelitian

Di dalam penelitian yang akan dilakukan nanti akan menggunakan jenis

penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif sendiri merupakan metode

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau pun

lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000;3).

Sedangkan Craswel mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu proses

untuk memperoleh pemahaman menggunakan prinsip metodologi tertentu yang

mampu mengeksplorasi masalah sosial atau pun manusia.

Penelitian kualitatif sendiri memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya

adalah; (Holliday, 2006 : 6)

24

a) Dekat dengan konteks. Penelitian jenis ini selalu menginginkan untuk

sedekat mungkin dengan pembentukan suatu realita dikonteks yang

sesungguhnya, tidak artifisial. Maka dari itu peneliti dapat secar rinci fakta-

fakta yang yang diamati.

b) Melihat segala fenomena dengan lebih mendalam, bahkan dapat menembus

pada kehidupan sosial di masyarakat.

c) Misteri yang menyelimuti realitas, dapat dikumpulkan oleh peneliti dan juga

dapat melakukan intrepatasi.

d) Mengplorasi subjek yang diteliti.

e) Fokus dan mendalam

Maka dari itu, pemilihan jenis penelitian kualitatif bukan tanpa alasan.

Adanya ciri-ciri unik yang dimiliki oleh jenis penelitian ini, membuat peneliti

merasa perlu untuk menggunakan jenis penelitian untuk menggali lebih dalam

fenomena yang saat ini ada di kalangan masyarakat. Memang benar adanya

bahwa isi dari media massa, terutama media elektronik tidak hanya berita.

Namun apakah ada yang memberikan pendeskripsian bahwa berita tersebut

merupakan hasil turun lapangan dari seorang jurnalis? Maka dengan

menggunakan kualitatif, diharapkan mampu untuk membuktikan pertanyaan

tersebut. Terlebih bahwa muncul fenomena adanya kepercayaan bahwa berita

bersumber dari press release perusahaan.

2) Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi pada

saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara

aktual. Metode analisis dekriptif sendiri merupakan metode penggambaran

objek penenlitian atas pertanyaan yang telah dirumuskan (Lindolf, 1995:21).

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif peneliti

akan mampu menggambarkan secara mendalam data-data tentang mekanisme

press release sebagai sumber berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode

November hingga Desember 2012.

25

3) Objek Penelitian

Sesuai dengan tema penelitian yang diambil, yaitu Mekanisme

Pemuatan Press Release Sebagai Sumber Berita Dalam Surat Kabar Jawa Pos

Periode November-Desember 2012. Maka yang akan dijadikan menjadi objek

penelitian adalah berita-berita di dalam surat Jawa Pos periode November –

Desember 2012, yang bersumber dari press release perusahaan baik milik

BUMN atau perusahaan Swasta. Maka secara langsung peneliti telah

melakukan suatu pembatasan objek penelitian. Pembatasan yang dilakukan

adalah peneliti hanya mendalami dan menganalisis berita-berita yang

bersumber dari press release perusahaan BUMN dan perusahaan swasta saja.

Bila kemudian timbul pertanyaan, bagaimana mengetahui bahwa berita

tersebut bersumber dari press release? Jawabannya adalah peneliti akan

melakukan perbandingan konten dari press release dengan konten berita yang

dimuat dalam surat kabar tersebut. Dari perbandingan tersebut, akan didapati

kesamaan-kesamaan konten baik dari press release atau pun berita yang

dimuat.

Dari pre-survey yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapati 10

berita perusahaan BUMN dan Swasta dan juga 10 naskah press release dari

kedua perusahaan tersebut. Berbekal dari naskah press release yang didapatkan

peneliti saat melakukan pre-survey, didapati PT. Semen Gresik Tbk dan Bank

BTN sebagai sample dari perusahaan BUMN. Sedangkan dari perusahaan

Swasta adalah Matahari Dept. Store, Axiata/XL, Axis, L’Oreal Indonesia dan

juga PT. Holcim.

Dipilihnya Jawa Pos karena Jawa Pos merupakan salah satu media

cetak terbesar di Indonesia. Jawa Pos juga menjadi surat kabar yang menjadi

trendsetting dan mendapatkan penghargaan dengan sirkulasi lebih dari 400.000

copy setiap harinya. Jawa Pos juga di kukuhkan sebagai koran anak muda

dunia dengan predikat Newspaper of The Year oleh World Young Reader Prize

2001, di Wina 12 Oktober 2011.

26

4) Jenis dan Sumber Data

Setidaknya terdapat dua jenis dan sumber data yang digunakan oleh

peneliti. Jenis dan sumber data tersebut akan membantu peneliti untuk memilih

dan memilah dalam melakukan pengumpulan data nantinya. Jenis dan sumber

data tersebut adalah sebagai berikut;

a) Data primer

Data primer ini berasal dari press release perusahaan, baik perusahaan

BUMN maupun perusahaan Swasta. Selain itu pula, peneliti

menempatkan berita-berita yang dimuat dalam Jawa Pos periode

November – Desember yang bersumber dari press release sebagai data

primer yang akan digunakan nantinya.

b) Data sekunder

Data sekunder ini merupakan data-data pendukung. Seperti literatur

maupun jurnal yang digunakan untuk mendukung analisis yang

nantinya akan digunakan.

5) Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan

data primer dan sekunder secara komprehensif. Hal tersebut diawali dengan

pengamatan, pencatatan, pengelompokan, memaparkan dengan

menggambarkan secara detail data yang dilengkapi dengan elaborasi terhadap

data sekunder yang ada (Wimmer&Dominick, 2006:86). Merujuk pada

penjelasan Wimmer dan Dominick, peneliti menjabarkan proses penganalisisan

data yang akan dilakukan setelah data penelitian terkumpul. Proses

penganalisisan tersebut adalah;

a) Melakukan pencarian press release perusahaan BUMN dan perusahaan

Swasta.

b) Melakukan pengelompokkan atas berita-berita yang dimuat dalam Jawa Pos

periode November-Desember 2012 yang bersumber dari pres release.

c) Setelah melakukan pengelompokkan tersebut dilakukan. Peneliti akan

memulai untuk mencari persamaan konten informasi yang ada dalam konten

berita Jawa Pos tersebut dengan konten dalam press release perusahaan

BUMN dan perusahaan Swasta.

d) Untuk hasil terakhir adalah melakukan penyederhanaan dan penyatuan data

ke dalam struktur teoritis yang koheren.