Upload
letuyen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ini menjelaskan tentang inovasi model bisnis Komputek
Solution sebagai upaya untuk keberlangsungan dan pengembangan usaha.
Komputek Solution (KS) adalah sebuah usaha perseorangan yang bergerak dalam
penjualan secara ritel aksesoris komputer dan hardware serta perbaikan dan
perawatan komputer yang berdiri sejak bulan Nopember 2009, berlokasi di Koja
Trade Mall Lantai 1 Blok O5 No.1 Jalan Kramat Jaya Jakarta Utara.
Keberhasilan suatu bisnis sangat ditentukan oleh kemampuan mencapai
keunggulan kompetitif diantara para pesaing dan kemampuan dalam beradaptasi
dengan lingkungan bisnis. Perkembangan teknologi informasi dewasa ini
membuat pergeseran dalam cara berpikir dan berbisnis (Porter, 2001) yang
membuat lingkungan bisnis menjadi sangat dinamis.
Kemajuan teknologi informasi, inovasi dan layanan produk serta inovasi
model bisnis memicu gelombang disrupsi yang membuat persaingan bisnis
menjadi sulit untuk diprediksi. Disrupsi merupakan gangguan pada pasar yang
sudah ada dan bersifat merusak, menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-
cara baru dan menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, serta
lebih bermanfaat (Kasali, 2017).
Inovasi model bisnis merupakan suatu langkah strategis dan fundamental bagi
pelaku bisnis yang mempunyai tujuan untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha,
penciptaan dan peningkatan nilai tambah usaha, penyelamatan usaha dari
kebangkrutan. Inovasi model bisnis wajib dilaksanakan oleh pelaku bisnis untuk
2
mengubah operasi dan layanan usaha serta bagaimana cara mendatangkan
keuntungan. Inovasi model bisnis sebagai upaya untuk meningkatan daya saing
usaha di era persaingan yang sangat kompetitif dan menjadi pilihan utama para
CEO Global untuk menangkap dan menciptakan nilai serta merubah struktur
persaingan industri (Masanell dan Ricart, 2009).
Pada bab ini menjelaskan faktor eksternal dan internal yang
mempengaruhi KS melakukan inovasi model bisnis, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistimatika penulisan. Pada sub bab lingkungan eksternal
dijelaskan mengenai faktor dari luar KS yang mempengaruhi jalannya usaha KS.
Pada sub bab lingkungan internal merupakan pengaruh internal usaha yang
berpengaruh terhadap jalannya operasional usaha.
1.1.1 Lingkungan Eksternal Usaha
Dalam siklus arus barang dan jasa, industri ritel merupakan mata rantai yang
penting dan tidak dapat dipisahkan dari proses distribusi barang dan jasa. Melalui
ritel, barang dan jasa dapat mengalir dari pabrik/pencipta ke konsumen/pengguna
akhir. Secara umum bisnis ritel merupakan kegiatan jual beli barang atau jasa, beli
dari distributor/main dealer/importir maupun dari pabrikan langsung dengan tujuan
untuk dijual kembali ke pihak lain (konsumen/pengguna akhir). Pada dasarnya ritel
merupakan aktivitas bisnis untuk menjual barang dan jasa ke pengguna akhir atau
konsumen yang bukan untuk dijual kembali (Keller dan Kotter, 2012).
Aktivitas bisnis ritel merupakan penyaluran barang atau jasa dari produsen
ke konsumen melalui saluran distribusi. Dalam arti lain bahwa distribusi
merupakan kegiatan ekonomi yang menghubungkan kegiatan produksi dari
produsen dan dikonsumsi oleh konsumen.
3
Melalui saluran distribusi tersebut pengecer melakukan pengumpulan dan
pembelian bermacam-macam barang dalam jumlah besar kemudian menjualnya
kembali dalam jumlah kecil kepada pengguna akhir untuk dikonsumsi. Posisi
pengecer dalam saluran distribusi merupakan penghubung antara pabrikan,
distributor dan konsumen (Berman dan Evans, 2010) dapat diilustrasikan dalam
Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Tipe Saluran Distribusi
Sumber: Berman dan Evans (2010)
Industri ritel di Indonesia merupakan industri yang masih terus tumbuh
dan berkembang. Hal ini tercermin dari indikator makro ekonomi Indonesia yaitu:
1) pada tahun 2013 GDP Indonesia sebesar $876 billion menempati posisi 16
besar dunia; 2) tingkat pertumbuhan konsumsi pertahun sebesar 7,7%; 3)
pertumbuhan ekonomi yang stabil diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia; 4)
angka inflasi yang rendah; dan 5) tingkat komsumsi rumah tangga yang tinggi
serta jumlah penduduk yang besar (Razdan et al., 2013). Hal tersebut
menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat dinamis dan potensial bagi sektor
industri ritel. Indonesia juga menjadi tempat tujuan investasi yang menjanjikan
bagi sektor ritel sekaligus sebagai target pasar bagi industri ritel dunia.
Berdasarkan data pada laporan dari Kearney (2016), Indonesia dengan
jumlah penduduk sebesar 256 juta jiwa dan belanja ritel sebesar $324 billion
masuk dalam peringkat lima negara Asia untuk tujuan investasi di industrI ritel.
4
Hal ini membuktikan bahwa pasar ritel di Indonesia sangat prospektif, terus
tumbuh dan berkembang serta menjanjikan banyak keuntungan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat,
memberi pengaruh kepada aspek kehidupan manusia terutama terhadap dunia
usaha. Teknologi informasi dan komunikasi telah merubah transaksi jual beli,
dimana transaksi jual beli bisa dilakukan tanpa harus mempertemukan antara
penjual dan pembeli secara langsung namun menggunakan e-commerce.
Penggunaan e-commerce dalam dunia usaha akan berdampak pada
efisiensi, kecepatan terhadap layanan dan jangkauan pemasaran yang lebih luas
serta merupakan medium yang efektif karena mengatasi keterbatasan waktu dan
geografis. Teknologi e-commerce dapat memberikan hasil pada perbaikan dan
efisiensi proses bisnis (Khan, 2016).
Pada sisi lain kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
menjadikan industri ritel kian dinamis. Dengan hadirnya e-commerce sebagai
sebuah platform kegiatan jual beli dan pemasaran memberikan manfaat yang
sangat besar bagi kelancaran proses kegiatan bisnis/usaha (Maulana et al., 2015).
Hadirnya platform e-commerce dan e-business telah menjadi kecenderungan yang
mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang dan
menjadi paradigma bisnis baru sebagai salah satu kunci sukses pengelolaan
perusahaan di era informasi.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, dimana aktivitas e-
business tidak hanya distribusi, penjualan, pembelian, pemasaran produk dan jasa.
Akan tetapi juga meliputi pelayanan pelanggan, kolaborasi dan integrasi dengan
mitra bisnis dengan dukungan elektronik sebagai alat transaksi, interaksi atau
5
organisasi. Dalam penerapannya e-business akan menggunakan seluruh mata
rantai dalam proses bisnisnya, seperti: 1) proses pembelian secara eletronik dan
manajemen rantai pasokan; 2) pemrosesan pesanan secara elektronik; 3) mengatur
pelayanan pelanggan hingga bekerja sama dengan mitra usaha dengan transaksi
yang aman; 4) proses yang diotomatisasi; dan 5) kolaborasi semua bagian
organisasi bisnis secara elektronik (Subekti, 2014).
Dampak penggunaan internet pada aktivitas e-commerce dan e-business di
dunia bisnis meliputi perdagangan, belanja/penjualan dan pemasaran menciptakan
pasar yang unik dan spesifik serta membawa perubahan mendasar dalam industri
ritel. Beragam tawaran produk dan jasa layanan e-commerce dan e-business yang
menarik, mudah, kreatif dan tepat guna menjadi faktor percepatan pertumbuhan e-
commerce dan e-business dan merubah peta persaingan di industri ritel.
Tingkat pertumbuhan e-commerce di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
penetrasi internet, menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyeleggara Jasa
Internet penetrasi penggunaan internet oleh penduduk Indonesia pada tahun 2016
sebesar 51,8% setara dengan 132,7 juta pengguna internet atau tumbuh sebesar
33,6% dari tahun 2014 (APJII, 2016) dan menurut Frost dan Sullivan (2016) e-
commerce di Indonesia di prediksi tumbuh secara rata-rata sebesar 31,1% sampai
tahun 2019 (Daily Socialid, 2016). Namun pengguna internet yang melakukan
transaksi belanja secara online pada tahun 2016 baru sebesar 29% (Idea, 2016).
Hal ini mengindikasikan masih terbukanya potensi pertumbuhan di industri e-
commerce di Indonesia.
Beragam tawaran produk dan jasa layanan online yang menarik, mudah,
kreatif dan tepat guna juga akan menjadi faktor percepatan pertumbuhan transaksi
6
e-commerce karena setiap daerah memilki kekhasan tersendiri dalam menciptakan
pasar yang unik dan spesifik. Inilah kesempatan para pelaku usaha di indonesia
terutama sektor ritel memanfaatkan penguasaan pasar dengan memberikan
tawaran produk dan jasa layanan yang tepat dan sesuai. Dengan potensi dan
berbagai keuntungan penggunaan e-commerce yang telah disebutkan sebelumnya,
dan dengan dukungan dari pemerintah diharapkan bisa mendorong pelaku usaha
menggunakan e-commerce.
Menjamurnya ritel online di dunia menjadi bukti bahwa kini semakin
banyak konsumen yang telah terbiasa menggunakan internet untuk mencari
barang/jasa yang dibutuhkannya, dimana salah satu kegiatannya adalah
perdagangan via online (e-commerce). Dengan e-commerce kedua pihak baik
produsen maupun konsumen sama-sama diuntungkan, konsumen mendapatkan
produk yang diinginkannya dengan praktis dan produsen dapat lebih memperluas
pasarnya.
Kehadiran e-commerce di dunia bisnis ritel menjadi saingan yang berat
bagi para pelaku bisnis ritel konvensional yang masih mengandalkan adanya tatap
muka/pertemuan dalan transaksi penjualannya. Namun dengan potensi pasar
bisnis e-commerce di Indonesia yang sangat besar dan menjadi trend di
masyarakat merupakan daya tarik utama bagi dunia usaha yang bergerak dalam
bisns ritel untuk melakukan ekspansi bisnis berbasis e-commerce.
Bagi KS e-commerce merupakan merupakan pesaing utama sekaligus
tantangan dan peluang untuk mengembangkan bisnis yang berubah sangat cepat
dan sulit untuk diprediksi. Dengan perubahan model bisnis dari ritel konvensional
ke model bisnis berbasis e-commerce menjadi solusi yang tepat untuk
7
mempertahankan dan mengembangkan bisnis KS lebih besar baik dari aspek
pelanggan, distribusi, produk dan layanan dan tingkat kemampuan untuk
mencetak pendapatan dan laba.
1.1.2 Lingkungan Internal Usaha
Perjalanan usaha Komputek Solution pada tahun pertama sampai dengan
tahun ketiga mengalami perkembangan usaha yang meningkat baik dari
pendapatan dan laba namun sebaliknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
mengalami stagnasi dan penurunan usaha baik itu dari sisi keuangan, penjualan,
jumlah tenaga kerja serta layanan. Penurunan kinerja usaha tersebut dapat dilihat
dari sisi keuangan yaitu penjualan, biaya dan laba sebagaimana terlihat pada
Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Penjualan, Biaya dan Laba 2010 s.d. 2016
Sumber: Komputek Solution (2017)
Berdasarkan data pada grafik di atas terlihat bahwa telah terjadi fluktuasi
pendapatan dan laba yang diperoleh oleh Komputek Solution. Pendapatan dan laba
perusahaan mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun 2010 sampai dengan
pertengahan tahun 2013. Akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi penurunan
pendapatan dan laba yang sangat signifikan sampai tahun 2016. Penurunan penjualan,
8
biaya dan laba karena tidak mampu bersaing dengan para pelaku usaha e-commerce
atau oline shop pada market place seperti bukalapak, tokopedia dan bisnis yang
sejenis. Disamping itu KS hanya melakukan penjualan secara off line di mana
terdapat tingkat persaingan yang sangat tinggi secara dengan pusat perbelanjaan yang
sudah terkenal seperti Harco Mangga Dua, Dusit Mangga Dua, Glodok ITC. Selain
itu KS juga bersaing secara off line dengan pelaku bisnis e-commerce atau toko
online yang tidak saja bersifat perseorangan dan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM), namun juga yang dikelola oleh korporasi seperti
Glodokshop, Bhinneka dan pasar online. Penurunan kinerja usaha sejalan dengan
penurunan tingkat kinerja karyawan dan tempat usaha, seperti terlihat pada Tabel
1.1.
Tabel 1.1 Penjualan, Biaya dan Laba 2010 s.d. 2016
ITEM 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Milik Sendiri 1 1 1 1 1 1 1 1
Sewa - 0 1 1 1 0 0 0
Jumlah 1 1 2 2 2 1 1 1
ITEM 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Permanent 1 1 3 2 2 1 1 1
Part Time - 1 2 2 1 1 - -
Jumlah 1 2 5 4 3 2 1 1
ITEM 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Marketing - - 1 - - - - -
Teknisi - 1 3 3 2 - - -
SPG 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 1 2 5 4 3 1 1 1
JENIS TENAGA
KERJA
KEPEMIKIKAN
KIOS
TENAGA KERJA
Sumber: Komputek Solution (2017)
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas terlihat bahwa jumlah kepemilikan
kios tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2016.
Sementara itu KS tidak memiliki kios yang disewa sejak tahun 2014 walaupun
sebelumnya memiliki satu buah kios yang disewa. Demikian halnya dengan jumlah
tenaga kerja, KS hanya memiliki seorang tenaga kerja tetap sejak tahun 2014.
9
Padahal pada tahun 2011 memiliki tiga karyawan tetap dan 2 karyawan tetap pada
tahun 2012 dan 2013. KS memiliki tenaga kerja yang berada di posisi tenaga
penjualan yang berada di kios, marketing dan teknisi. Pada tahun 2016 hanya
tenaga penjualan yang masih dipertahankan oleh KS.
Saat ini terbuka peluang untuk melakukan diversifikasi usaha ke arah jasa
penjualan secara online untuk suku cadang dan aksesoris komputer dan telepon
seluler dan jasa perbaikan komputer dan telepon seluler. Diversifikasi usaha ini
sangat menjanjikan ditinjau dari peluang usaha untuk mencapai margin yang
cukup besar (berkisar 20 s.d. 30%). Penjualan suku cadang dan aksesoris
komputer dan telepon seluler dan jasa perbaikan komputer dan telepon seluler
yang direncanakan adalah berbasis e-commerce yang terintegrasi antara
pelanggan, impotir dan distributor serta teknisi perbaikan komputer dan telepon
seluer, dan KS sebagai pemilik dan pengelola aplikasi e-commerce. Dengan
sistem yang terintegrasi akan memberikan nilai tambah yang maksimal pada
pelanggan, teknisi perbaikan komputer dan telepon seluler serta para pelaku usaha
yang terlibat dalam proses bisnis KS.
Pada sisi lain mahalnya harga sewa kios dan selalu mengalami kenaikan
harga sewa tiap tahunnya menjadi hambatan dalam melakukan perluasan pasar.
Perluasan pasar baik dari sisi barang yang dijual, jenis layanan yang ditawarkan
kepada pealnggan dan jaraingan pemasaran menjadi prasyarat utama dan menadi
penentuan dalam pengembangan dan keberlangsungan usaha KS. Sementara itu
dari sisi impotir dan distributor serta teknisi perbaikan komputer dan telepon
seluler mengalami permasalahan yang sama dengan mahalnya harga sewa ruang
usaha.
10
Pada umumya lokasi usaha terletak pada pusat ekonomi ataupun di tengah
kota yang jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini menjadi hambatan bagi
pelanggan yang membutuhkan suku cadang dan aksesoris komputer dan telepon
seluler dan jasa perbaikan komputer dan telepon seluler. Jarak yang harus
ditempuh pelanggan cukup jauh dan tidak jarang dilanda kemacetan lalu lintas
yang parah. Kondisi ini dapat menghabiskan waktu yang lama untuk sampai ke
lokasi yang dituju dan menjadi hambatan yang dominan bagi pelanggan yang
mempunyai kesibukan tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Pendapatan usaha KS yang hanya pada penjualan suku cadang dan
aksesoris komputer dan jasa perbaikan komputer secara ritel dan off line menjadi
penyebab utama ketidakmampuan KS bersaing. Hal tersebut menyebabkan
penurunan laba usaha dan kesinambungan usaha KS diambang kebangkrutan
usaha.
Penurunan laba usaha dan aktivitas usaha sejak tahun 2013 menyebabkan
KS tidak mampu untuk memperluas pasar dan jumlah barang yang dijual serta
jenis layanan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Hal ini disebabkan
ketidakmampuan KS bersaing dalam pejualan off line, makin berkurangnya pasar
ritel yang dilayani baik dari jenis barang yang di jual maupun jasa, dan pelaku
usaha yang telah mejalankan penjualan secara online.
Pada sisi lain, peluang usaha berbasis aplikasi online dan e-commerce
masih sangat terbuka dan menjanjikan keuntungan yang tinggi. Pelanggan yang
memerlukan suku cadang dan aksesoris komputer dan telepon seluler serta jasa
11
perbaikan komputer dan telepon seluler saat ini masih datang ke tempat penjualan
dan perbaikan.
Sinergisitas antar pelaku usaha (KS, impotir dan distributor serta teknisi
perbaikan komputer dan telepon seluer) sangat dimungkin untuk dilaksanakan
apabila masing-masing pelaku usaha mendapat manfaat dari sinegisitas tersebut.
Sinergisitas yang didasari pada keunggulan usaha yang dimiliki oleh pelaku usaha
berdampak pada nilai tambah yang maksimal yang diterima oleh pengguna akhir
dalam hal ini pelanggan yang membutuhkan barang dan jasa. Aplikasi online dan
e-commerce menjadi platform yang menjadi penghubungan dan sinergi antara KS,
impotir dan distributor serta teknisi perbaikan komputer dan telepon seluler.
Sinergisitas di atas memerlukan perubahan proses bisnis dalam bentuk
inovasi model bisnis. Tujuan inovasi model bisnis ini agar KS dapat bersaing
pada penjualan suku cadang dan aksesoris komputer dan telepon seluler dan jasa
perbaikan komputer dan telepon seluler di pasar yang sangat kompetitif. Inovasi
model bisnis berbasis pada e-commerce ini juga diharapkan akan mampu
memperluas saluran distribusi barang dan jasa, komunikasi dan promosi terhadap
konsumen, serta kecepatan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis model bisnis Komputeks Solution yang digunakan saat ini
untuk mendapatkan gambaran kondisi saat ini, serta peluang dan hambatan
yang dapat mempengaruhi perkembangan bisnis.
12
2. Melakukan inovasi model bisnis baru untuk mendapatkan solusi agar
pertumbuhan dan pengembangan usaha dapat berkelanjutan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dengan inovasi model bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Entrepreneur, dapat menjadi acuan dalam membuat dan menjalankan
usaha di bidang jasa perbaikan komputer dan handphone berbasis e-
commerce.
2. Akademisi, dapat memberikan gambaran model bisis pada jasa perbaikan
komputer dan ponsel berbasis e-commerce.
3. Penulis, diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menjalankan usaha.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari
Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Strategi dan Rencana, dan
Rencana Aksi. Bab I menjelaskan latar belakang dibuatnya penelitian bisnis
perbaikan handphone dan laptop berbasis e-commerce. Bab II membahas tinjauan
pustaka yang terkait dengan model bisnis penjualan suku cadang dan aksesoris
komputer dan telepon seluler serta jasa perbaikan komputer dan telepon seluler
berbasis e-commerce. Bab III menjelaskan metode penelitian yang digunakan.
Bab IV menjelaskan strategi dan aksi model bisnis e-commerce yang terdiri dari
kanvas model bisnis, analisis kelayakan usaha dan strategi implementasi. Bab V
menjelaskan rencana aksi.