15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Punk telah kita kenal, setidaknya kata tersebut sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Akan tetapi sangat jarang dari kita yang mengetahui dari mana asalnya, bagaimana perkembangannya, dan siapa yang sebenarnya ada didalam komunitas tersebut. Punk adalah suatu komunitas kawula muda yang memiliki ciri khas tersendiri dan tentu saja berbeda dengan komunitas lainnya, dimana komunitas tersebut sebagian besar anggotanya adalah kawula muda yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal, diantaranya adalah; minat dan warna musik, dandanan, gaya hidup, bahasa, lambang-lambang atau simbol, serta penampilan, bahkan prinsip mereka. Punk pertama kali muncul pada akhir tahun 60-an di New York, Amerika Serikat, dan pada tahun 70-an komunitas tersebut mucul di Inggris. Awal tahun 70-an terjadi kombinasi antara gaya maskulin skinhead (bagian dari sub-kultur yang muncul pada tahun 60-an, selain komunitas Punk yang juga muncul pada akhir tahun 60-an), progresifitas kaum hippies (sebuah komunitas yang biasanya berusia muda, khususnya pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970, yang mempercayai pentingnya perdamaian di dunia, mereka berambut panjang, hidup berkelompok dan mengkonsumsi narkotika) dan glamrock? seperti David Bowie, Lou Reed, Bolan dan Garry Glitter (para punker asal Inggris). Sebuah kombinasi yang memperlihatkan sebuah bentuk perkembangan kearah tanpa kelas dan menghasilkan budaya universal. Era ini merupakan akhir dari perjalanan singkat sub-culture kelas pekerja di Inggris sampai digantikan oleh sub-culture punk yang cukup menjadi fenomena di dunia. Pada 1970-an Punk di Inggris berkembang, karena pada saat itu rakyat Inggris sedang mencari media atau sarana untuk memberontak pada kerajaan Inggris yang disebabkan oleh keadaan perekonomian yang sangat kacau. Pelbagai ulasan media mengenai keberadaan Punk, mengukuhkan posisinya sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Punk telah kita kenal, setidaknya kata tersebut sudah tidak asing lagi

terdengar ditelinga kita. Akan tetapi sangat jarang dari kita yang mengetahui dari

mana asalnya, bagaimana perkembangannya, dan siapa yang sebenarnya ada

didalam komunitas tersebut. Punk adalah suatu komunitas kawula muda yang

memiliki ciri khas tersendiri dan tentu saja berbeda dengan komunitas lainnya,

dimana komunitas tersebut sebagian besar anggotanya adalah kawula muda yang

memiliki kesamaan dalam beberapa hal, diantaranya adalah; minat dan warna

musik, dandanan, gaya hidup, bahasa, lambang-lambang atau simbol, serta

penampilan, bahkan prinsip mereka.

Punk pertama kali muncul pada akhir tahun 60-an di New York, Amerika

Serikat, dan pada tahun 70-an komunitas tersebut mucul di Inggris. Awal tahun

70-an terjadi kombinasi antara gaya maskulin skinhead (bagian dari sub-kultur

yang muncul pada tahun 60-an, selain komunitas Punk yang juga muncul pada

akhir tahun 60-an), progresifitas kaum hippies (sebuah komunitas yang biasanya

berusia muda, khususnya pada akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970, yang

mempercayai pentingnya perdamaian di dunia, mereka berambut panjang, hidup

berkelompok dan mengkonsumsi narkotika) dan glamrock? seperti David Bowie,

Lou Reed, Bolan dan Garry Glitter (para punker asal Inggris). Sebuah kombinasi

yang memperlihatkan sebuah bentuk perkembangan kearah tanpa kelas dan

menghasilkan budaya universal. Era ini merupakan akhir dari perjalanan singkat

sub-culture kelas pekerja di Inggris sampai digantikan oleh sub-culture punk yang

cukup menjadi fenomena di dunia.

Pada 1970-an Punk di Inggris berkembang, karena pada saat itu rakyat

Inggris sedang mencari media atau sarana untuk memberontak pada kerajaan

Inggris yang disebabkan oleh keadaan perekonomian yang sangat kacau. Pelbagai

ulasan media mengenai keberadaan Punk, mengukuhkan posisinya sebagai salah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

2

satu sub-culture yang paling memiliki pengaruh di Inggris, sebagai komunitas

yang melakukan pergerakan sosial melalui gaya hidup, musik dan penampilan.

Kebanyakan dari komunitas Punk pada waktu itu adalah remaja dan

pemuda dari kalangan kelas pekerja. Melalui gaya hidup, musik dan penampilan,

mereka menyampaikan/menyuarakan kondisi yang terabaikan oleh pemerintah

Inggris. Mereka membuat kebiasaan yang seolah-olah acuh terhadap budaya yang

ada. Punk muncul dengan keadaan yang menyolok dan memperolok kemapanan

budaya yang sudah ada dan memberontak dari keadaan yang membosankan,

kemudian menawarkan sebuah alternatif pola hidup yang khas dan unik dari

komunitas mereka.

Pada saat ini, Punk dapat dikatakan telah merambah sampai berbagai

belahan dunia melalui aliran musik yang menyajikan syair-syair lagunya yang

bertemakan umpatan atau rasa ketidakterimaan masyarakat Inggris pada waktu itu

terhadap pemerintahannya (Chahill, 1998: 1).

Punk tidak lain merupakan sebuah hasil dari situasi politik-ekonomi yang

sangat tidak mengenakkan bagi komunitas itu sendiri di Inggris, yang dimana

situasi saat itu banyak sekali menimbulkan kekecewaan yang besar pada sebagian

besar masyarakat di Inggris. Nama punk itu sendiri adalah berarti “orang tidak

berarti atau sampah atau gelandangan yang membuang-buang waktunya untuk

kegiatan yang tidak berguna atau tidak berarti”, sehingga pada akhirnya

perkembangan Punk mendapat perhatian besar dari media. Punk kemudian

berkembang sebagai pergerakan sosial, dan mengenai awal mula pergerakan punk

sebagai bentuk aksi pembela kaum tertindas di Inggris seperti dikutip oleh Tara

Swanepoel, Chahill menyatakan bahwa: (www.punk-subculture.com)

“Kebanyakan orang setuju jika (gerakan) ini terjadi pada

suatu saat ditahun 1975. Saat Inggris sedang mengalami

resesi waktu itu, dan pada masa-masa yang sulit bagi

setiap orang untuk mencari cara guna menyalurkan

kemarahannya.” (Tara Swanepoel, Chaill & Chahill;

1998).

Melalui asesoris dan berbagai atribut, komunitas ini memperolok

kemapanan budaya, menyatakan keberpihakan serta memmenyuarakan sikap

mereka pada pemerintahan inggris pada masa itu. Seperti contohnya sepatu boot;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

3

sepatu yang mereka pakai sebagai bukti kedekatan (keberpihakan) mereka dengan

kelas pekerja yang kental dengan sepatu-sepatu berpenampilan keras, mereka

biasa memakai sepatu yang berlubang 8 hingga 20 (sepatu Boot dengan lubang

tali sepatu yang berjumlah sampai dengan 8-20, sepatu tersebut memiliki

rancangan yang khusus untuk para pegawai tambang, tinggi hingga melebihi mata

kaki), selain dari pada itu ada juga dari beberapa model sepatu yang

melambangkan para kaum nazi yaitu brogues (salah satu jenis sepatu yang biasa

dipakai oleh anak-anak skinhead. Awalnya dipakai karena sepatu jenis boot

dianggap terlampau mencolok mata, seperti halnya penampilan celana panjang

yang dipadukan degan sweater, sepatu jenis ini memiliki model sederhana, sama

dengan model sepatu yang dipakai laki-laki saat pergi kekantor atau saat

menghadiri acara resmi pada umumnya), loafers (jenis sepatu yang biasa dipakai

oleh anak-anak skinhead).

Punk di Amerika Serikat juga banyak mempengaruhi gaya punk di Inggris

yang pada tahun 1975, kelas pekerja miskin di Inggris mulai menggunakan gaya

punk yang berasal dari New-York Amerika Serikat yang awalnya merupakan

komunitas dalam dunia musik, yang memang punk di Amerika lebih merupakan

sebuah gerakan yang berakar dan berkembang dalam dunia musik. Kemudian

musik punk menjadi sebuah cara yang menonjol dalam mengekspresikan

perasaan-perasaan mereka dan mengidentifikasikan diri mereka sebagai sebuah

gerakan budaya tandingan. Gaya berpakaian mereka juga menjadi sebuah cara

untuk menegaskan identitas mereka. Swanepoel, kembali mengutip Chahill,

menyatakan:

“punk sebuah sub-culture yang mulai membentuk diri,

konformitas adalah yang mereka lawan.” (jurnal Punk ;

www.punk.com).

Karena sikap dan gaya hidupnya komunitas Punk sangat dikenal sebagai

kaum pemberontak yang memang sarat dengan ketidaksetujuannya terhadap

pemerintahan di Inggris pada masa itu. Punk di Inggris memang lebih tegas dan

keras dalam masalah perjuangan kelas mereka yang sangat tidak bersetuju dengan

keadaan pemerintahan, hal tersebut sangat tegas terlihat perbedaannya dengan

saudara-saudara mereka yang ada di New-York Amerika Serikat.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

4

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa Punk dikenal dunia dari

pasaran para musisi yang mengembangkan bakatnya dalam dunia tarik suara

dengan tema-tema yang terkait erat dengan prinsip-prinsip pemberontakan Punk.

Hentakan musiknya, serta lirik dari setiap lagu yang dibawakan oleh beberapa

group band punk, berhasil melambungkan nama punk sampai ke berbagai dunia.

Beberapa band dari Amerika Serikat yang turut serta membangun sejarah bagi

punk adalah MC5 dengan albumnya Kick Out the Jams, dan The Velvet

Underground yang meliris albumnya pada tahun 1967; New York Dolls pada

tahun 1971; Sex Pistol pada tahun 1972; the Ramones pada tahun 1974; dan masih

banyak lagi aliran musik punk yang dilantunkan oleh band-band punk terkenal

pada masa itu.

Sejarah tumbuh dan berkembangnya Punk di Indonesia sendiri tidak

memiliki kejelasan, khususnya tentang kepastian dari kota mana asal mula punk

pertama kali muncul. Selama ini, diduga bahwa punk pertama kali muncul di tiga

(3) kota besar yang ada di Indonesia, yaitu Jakarta; Bandung; dan Bali. Itulah

kota-kota yang diperkirakan menjadi pintu gerbang masuknya Punk di Indonesia.

Untuk saat ini memang belum ada kepastian yang memberikan hasil

penelitian lokal (Indonesia), secara lebih terperinci dan dapat

dipertanggungjawabkan hasilnya dan menjawab pertanyaan yang ada selama ini

“dari kota mana pertama kali punk muncul di Indonesia”? Selain tiga nama kota

besar di atas terdapat beberapa kota lain yang diduga menjadi pintu masuknya

komunitas Punk di Indonesia. Seperti diketahui bahwa komunitas Punk telah hadir

dan menetap dikota lainnya, seperti Yogyakarta. Anak-anak yang tergolong

sebagai punker (anggota punk) sering kali dijumpai di beberapa tempat dikota itu.

Saat ini kelompok kaum muda dengan cara berpakian, gaya hidup, yang

berbeda dengan umumnya dapat dijumpai di berbagai Kota di Indonesia.

Kelompok kaum muda dengan dandanan street dan rambut bergaya Mohawk

berbagai warna, serta mengenakan aneka asesoris dapat dengan mudah dijumpai

diberbagai kota di Indonesia. Selain bekerja atau (dan) belajar, komunitas punk

juga kerap kali mengadakan acara “perjamuan” bersama (pesta, pergelaran musik,

dan minum). Hari minggu sering mereka jadikan waktu untuk berkumpul dan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

5

menggelar aksi bersama, dan didalam acara tersebut biasanya akan ada berbagai

aliran dari komunitas itu sendiri saling berunjuk kebolehan masing-masing. Pada

kesempatan seperti ini komunitas punk bergaya seperti selayaknya kita yang

hendak pergi ke pusat-pusat perbelanjaan (department store) atau yang mereka

sebut dengan istilah “nge-dress” (memakai atribut punk mereka, lengkap tidak

kurang sesuatupun).

Pada saat ini, Punk tidak hanya dapat kita jumpai di kota-kota besar,

karena komunitas ini telah merambah diberabagi kota-kota kecil. Di Salatiga

sendiri sebelum Punk merambah masuk dan membentuk komunitas, hanya

terdapat beberapa orang yang melakukan pencitraan diri sebagai Punkers dari

gaya dandanannya. Mereka datang dari ibu kota dan mengklaim diri sebagai

bagian dari komunitas Punk, kemudian terdapat beberapa orang yang datang dan

menetap di Salatiga dengan alasan untuk melakukan studi dan berbagai alasan

lain.

Pada tahun 2003-an komunitas Punk di Salatiga telah mengalami

perkembangan, beberapa dari mereka adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW). Selain sebagai mahasiswa berbagai anggota lain, merupakan

kaum muda disekitar UKSW. Dengan penampilan yang mencolok, mereka

dengan elegan menunjukkan identitas diri sebagai komunitas Punk.

Kehadiran komunitas Punk di Salatiga mengalami berbagai tanggapan, ada

masyarakat yang menganggap mereka sebagai sekelompok kaum muda yang

hanya akan meganggu kenyamanan. Namun disisi yang lain ada masyarakat yang

merasa biasa saja, menganggap komunitas ini sebagai bagian dari realitas

kehidupan sosial. Tidak sedikit remaja dan kaum muda di sekitar kampus UKSW

ikut bergaul dan hidup bersama komunitas Punk.

Bersamaan dengan ini, penulis menegaskan bahwa dalam kurun waktu

yang sama penelitian tentang punk di Indonesia telah dilakukan, baik itu di

Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Bandung, akan tetapi belum ada realisasi

atau penyelesaian dari setiap topik yang ditawarkan. Penelitian tersebut berkisar

tentang hubungan punk dengan musik dan media, hubungan punk dengan agama,

hubungan punk dunia dan ideologi mereka. Memang kemunculan dan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

6

perkembangan punk di Salatiga sangat tidak jelas, dalam artian bahwa belum ada

kepastian kapan, siapa bagaimana dan apa bentuknya (faktor-faktor apa yang

mempengaruhi) komunitas itu.

Melihat sejarah dan keberadaan komunitas Punk, sebagai sebuah gaya

hidup yang lahir dari sebuah prinsip kemudian dituangkan melalui sikap anti

kemapanan, amat menarik untuk diketahui latarbelakangnya khususnya

keberadaan komunitas punk di Salatiga, dan hubungan antara sejarah Punk dan

Komunitas Punk di Salatiga.

1.2. Perumusan Masalah

Sebelum melakukan suatu rumusan masalah, maka perlu terlebih dahulu

diketahui apa yang dimaksud dengan masalah itu sendiri, seperti apa yang

dikemukakan oleh Surachmad (John; 2003), bahwa:

“masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan

manusia untuk memecahkannya, masalah harus dirasakan

sebagai suatu rintangan yang mesti dilalui”.

Sedangkan Sumardi Suryabrata (John; 2003), rumusan masalah didasarkan pada

hal-hal sebagai berikut:

1) Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

2) Perumusan hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya

pengumpulan data dan menjawab rumusan itu.

3) Perumusan itu hendaknya padat dan jelas

Berbekal pemahaman di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimanakah Keberadaan Komunitas Punk di Salatiga?

1.2.2. Bagaimanakah Hubungan Sejarah Punk di Inggris dengan

Komunitas Punk Di Salatiga?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

7

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian

sebagai jawaban atas masalah dirumuskan sebagai berikut :

1.3.1. Menggambarkan Keberadaan Komunitas Punk di Salatiga.

1.3.2. Menggambarkan Hubungan Antara Sejarah Punk dengan

Komunitas Punk Di Salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini :

Pertama, secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

tambahan pemahaman terutama bagi yang berminat terhadap persoalan komunitas

Punk, hasil penelitian diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan

memperkaya khasanah pengetahuan tentang komunitas Punk di Indonesia.

Kedua, secara praktis, hasil penelitian selain akan memberikan masukan

bagi komunitas Punk sendiri, hasil penelitian ini diharapkan akan mampu

memberikan sumbangan pemikiran terhadap masyarakat Salatiga khususnya

dalam memandang komunitas Punk di Salatiga.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam setiap penulisan ilmiah harus ditetapkan adanya pokok bahasan.

Pokok bahasan berfungsi mencegah timbulnya kerancauan pengertian dan

kekaburan wilayah persoalan. Sesuai dengan yang dikatakan Koentjaraningrat

(1981: 17) bahwa: ’dalam setiap penelitian perlu adanya ruang lingkup. Hal ini

penting supaya penulis tidak terjerumus dalam sekian banyak data yang diteliti.

Berpijak dari latar belakang masalah maka penelitian ini hanya

memfokuskan pada penggambaran terhadap keberadaan komunitas punk di

Salatiga, serta hubungan antara sejarah punk dengan punk di Salatiga. Karenanya

yang menjadi obyek penelitian ini adalah komunitas punk di kota Salatiga.

Komunitas punk di Kota salatiga inipun diperkecil lagi menjadi komunitas punk

di Salatiga yang berada disekitar kampus UKSW, baik dijalan di Ponegoro,

Kemiri, Kauman ataupun beberapa tempat lain di sekitar UKSW.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

8

1.6. Posisi dan Keaslian Penelitian

Sebagaimana telah sedikit disinggung pada bab i bahwa pada rentang

waktu antara 2003 hingga 2007 terdapat berbagai penelitian tentang punk. Akan

tetapi semua penelitian ini lebih memfokuskan diri pada penelitian terhadap

hubungan punk dengan media ataupun punk dengan nilai-nilai sosial

kemasyarakatan. Penelitian tersebut berkisar tentang hubungan punk dengan

musik dan media, hubungan punk dengan agama, hubungan punk dunia dan

ideologi mereka. Sedangkan punk sendiri nampaknya merupakan bentuk ekspresi

perlawanan terhadap berbagai nilai yang terus menjaga kemapanan elit penguasa.

Berbagai penelitian yang ada sepertinya lebih memfokuskan hubungan

punk dengan nilai, sedangkan yang terlewatkan adalah tindakan-tindakan yang

secara sadar dilakukan untuk melakukan perlawanan sosial melalui ekspresi diri

dalam simbol-simbol dan tindakan punkers. Oleh karenanya penelitian ini sengaja

untuk memfokuskan perhatiannya terhadap penggambaran keberadaan komunitas

punk di Salatiga dan penggambaran antara hubungan sejarah punk dengan punk di

Inggris.

1.7. Defenisi Operasional Konsep

Konsep dalam konteks penelitian ini adalah unsure penting dan merupakan

defenisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial

(Singarimbun, 1981:24). Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena

tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang

sama.

Ada beberapa konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini, yakni

punk, gaya hidup dan prinsip, anarki (Anarkisme). Defenisi yang jelas dari konsep

ini penting untuk diketahui agar penelitian dapat dipahami oleh masyarakat yang

lebih luas, sedangkan operasionalisasi konsep penting agar variable penelitian

didapatkan dan bisa diukur, sehingga memudahkan peneliti untuk fokus dalam

menjawab masalah penelitian (Singarimbun 1981:24-29).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

9

1.7.1. Punk

Punk menunjuk pada gerakan perlawanan dan pemberontakan anak muda

yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja di Inggris pada tahun 1970-an.

Kemudian segera merambah keberbagai pelosok bumi. Masalah ekonomi dan

keuangan yang dialami Inggris memicu kemerosotan moral elit politik, sehingga

akhirnya memicu pengangguran dan kriminalitas. Punk berusaha menyindir para

penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang

sederhana namun terkadang kasar, bait yang cepat dan menghentak. Selain

melalui musik dan lirik punk juga melalukan perlawanan melalui gaya hidup dan

gaya berpakian.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku

yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau

dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu

boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti

kemapanan, anti sosial, sering dianggap sebagai perusuh dari kelas rendah, sering

mabuk-mabukkan.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang

berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat

suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang

masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah

agama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) punk diartikan sebagai

pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan, dengan

menyatakannya lewat musik, gaya berpakian, dan rambut yang khas. (KBBI 2002

: 798-799). Dalam rentang waktu antara 1970-an pada saat lahirnya punk di

Inggris sampai dengan saat ini punk telah menjadi subkultur.

Jadi punk menunjuk pada gerakan anak muda yang melawan kepamapanan

budaya borjuis kapitalis dengan musik, gaya hidup dan gaya berpakian. Umumnya

kelompok ini berasal dari kelas pekerja yang seringkali tidak diperhatikan oleh

pemerintah. Jadi komunitas punk adalah gerakan anak muda yang memegang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

10

prinsip perlawanan dan pemberontakan terhadap budaya mapan yang berpihak

pada kelompok masyarakat elit.

1.7.2. Gaya Hidup Dan Prinsip (ideologi)

Manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara.

Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil

penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan

terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia

kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para

pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas

antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-

terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan

mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup.

Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya

penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas

bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan,

seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak

memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.

Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap

kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan

kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar,

pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga

sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-

perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama

dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah

pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai

dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

11

mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media

memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang

membelenggu pada zamannya masing-masing.

1.7.3. Anarkisme (Anarki)

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media

massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan

massal. Padahal anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki

terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah

sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali

bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan

bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila

dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam

dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik

semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik

dari masyarakat maupun perusahaan rekaman. Punk etika semacam inilah yang

lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya

memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk

memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung

anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

12

1.8. Kerangka Pemikiran

Bagan 1.

Alur Kerangka Pikir Penelitian

Fenomena kehadiran komunitas Punk dalam realitas kehidupan

masyarakat telah merebak luas diberbagai Kota di Indonesia, Salatiga sebagai

Kota Madya tak luput dari fenomena tersebut. Pada saat ini, di Salatiga khususnya

disekitar kampus UKSW bahkan di UKSW Salatiga kita dapat menjumpai

sekelompok komunitas Punk dengan gaya berpakian yang mencolok, dan berbagai

atribut yang khusus dan unik sebagai simbol dengan berbagai makna yang ingin

disampaikan pada publik.

KEBERADAAN

KOMUNITAS PUNK DI

SALATIGA (Dilihat dari Sejarah Lahir,

Keberadaan dan Tindakan)

KOMUNITAS PUNK DI

SALATIGA

HUBUNGAN

DI SALATIGA

DENGAN DI INGGRIS (Dilihat dari Konteks Lahir dan

Prinsip-Prinsip Punk)

SEJARAH LAHIRNYA

PUNK DI INGGRIS (bab ii)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

13

Berangkat dari judul penelitian sebenarnya telah cukup tergambar apa

yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Akan tetapi lebih tampak jelas jika

memperhatikan tujuan penelitian; Pertama, Menggambarkan Keberadaan

Komunitas Punk di Salatiga; Kedua, Menggambarkan Hubungan Antara Sejarah

Punk dengan Komunitas Punk Di Salatiga. Dua hal yang ingin digambarkan

dalam penelitian ini merupakan suatu kesatuan. Berbekal pemahaman akan

keberadaan punk di Salatiga dan gambaran kelahiran punk di Inggris merupakan

kunci gerbang untuk menggambarkan hubungan punk di Salatiga dengan punk di

Inggris.

Keberadaan punk digambarkan melalui penggambaran sejarah lahirnya

komunitas punk di Salatiga, keberadaan komunitas anak muda sebagai komunitas

punk, punk di Salatiga dilihat dari prinsip dan tindakannya, hingga pada

penggambaran golongan-golongan punk di Salatiga.

Sedangkan hubungan punk di Salatiga dengan punk di Inggris

digambarkan melalui penggambaran komunitas punk, penggambaran konteks

lahirnya punk di Inggris dan punk di Salatiga, Prinsip-prinsip punk di Inggris dan

punk Di Salatiga, Penggambaran persamaan dan perbedaan antara punk di Inggris

dan punk di Salatiga.

Berberapa gambaran landasan pikir di atas merupakan landasan pikir yang

melatarbelakangi penelitian tentang Komunitas Punk di Salatiga ini. Runtutan

proses berpikir ini kemudian dijadikan acuan bagi proses penelitian hingga pada

tahap analisis dan pelaporan hasil penelitian.

1.9. Sistematika Penulisan

Studi terhadap komunitas punk di Salatiga; terkait dengan penggambaran

keberadaan komunitas punk hingga pada hubungan antara komunitas punk di

Salatiga dengan awal berdirinya punk di Inggris diakomodir dalam sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini dijelaskan tentang situasi problematik

penelitian hingga manfaat penelitian. Penentuan siatuasi problematik penelitian

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

14

mengantarkan pada rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, dan

manfaat penelitian.

Bab II Landasan Teori, merupakan sajian teoritis tentang berbagai konsep-

konsep yang relevan dan akan digunakan dalam penelitian. Diantaranya konsep

tentang gerakan sosial, punk sebagai identitas sosial, punk yang identik dengan

anarkisme, Anakisme dan Marxisme, Varian-varian anarkisme, sub kultur dan

golongan-golongan punk.

Bab III Metode Penelitian, dengan menggunakan metode yang relevan

dengan masalah penelitian, peneliti akan terhindar dari cara kerja yang spekulatif.

Oleh karena itu peneliti harus mampu memilih dan menggunakan metode yang

dapat mengungkapkan masalah yang dihadapinya secara tuntas. Pada sub bagian

ini diuraikan tetang jenis pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, unit

amatan dan unit analisis, jenis dan sumber data, teknik analisis, kemudian pada

bagian akhir diuraikan tentang sistematika penulisan.

Bab IV Gambaran Wilayah Penelitian, pada bab ini akan diuraikan

tentang gambaran lokasi penelitian dan gambaran umum Kota Salatiga. Gambaran

wilayah penelitian selain berisi deskripsi tentang Kota Salatiga juga dimuat

tentang data kependudukan. Sedangkan Gambaran umum komunitas punk adalah

gambaran berupa pengetahuan awal tentang keberadaan komunitas punk di

Salatiga.

Bab V Komunitas Punk Di Salatiga, merupakan bab yang akan

menggambarkan sejarah berdiri sekaligus keberadaan komunitas punk di Salatiga.

Bab ini dimulai dengan sejarah komunitas punk di Salatiga, kaum muda dan

komunitas punk, komunitas punk di Salatiga; prinsip dan tindakan dan golongan-

golongan punk di Salatiga.

Bab VI Hubungan Komunitas Punk Di Salatiga Dengan Latar Belakang

Sejarah, Analisis pada bab ini memfokuskan perhatian terhadap hubungan sejarah

antara punk di Salatiga dan kelahiran punk di Inggis. Dua hal yang mendasar bagi

kacamata hubungan ini adalah pertama ditinjau dari aspek konteks yang

melatarbelakangi kelahiran dari komunitas ini, kedua aspek prinsip sebagai aspek

yang merupakan substansi dari komunitas punk sebagai gerakan sosial.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8458/1/T1_352011701_BAB I.pdf · memiliki kesamaan dalam beberapa hal, ... sepatu jenis

15

Bab VII Kesimpulan, bagian ini dikemukakan uraian hasil penelitian

secara ringkas yang dituangkan dalam bentuk kesimpulan dan saran-saran yang

menjadi pertimbangan bagi komunitas punk, dan masyarakat dalam memahami

komunitas punk.