Upload
vudung
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan menempati urutan tertinggi dalam menunjang kelangsungan
aktivitas harian setiap manusia (Batubara, 2013). Kesehatan merupakan salah satu
faktor penting bagi manusia dalam memenuhi berbagai kewajiban untuk diri
sendiri, keluarga dan masyarakat. Dokter beserta tenaga medis lainnya merupakan
profesi yang sangat berperan penting dalam mengayomi dan menjaga kesehatan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka dimungkinkan bagi
para tenaga medis untuk mendokumentasikan ilmu dan pengalaman kedokteran
yang dimilikinya. Dokumentasi ini dapat dituangkan dalam sebuah sistem yang
menggunakan kecerdasan buatan dan basis pengetahuan yang dapat berperan
sebagai konsultan untuk membantu para tenaga medis (Hanindia, 2014).
Melihat perkembangan teknologi yang semakin maju, hal ini dapat dijadikan
peluang dalam membangun sistem kesehatan yang lebih modern untuk membantu
tenaga medis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu sistem
yang sudah berkembang pada dunia kesehatan yaitu Sistem Resep Elektronik.
Resep elektronik yang sudah berkembang masih mengalami kekurangan seperti
dokter harus melakukan pemilihan obat secara manual melalui pencarian obat yang
akan diresepkan kepada pasien. Sehingga dengan alasan tersebut, perlu
dikembangkan suatu sistem yang lebih mempermudah dalam pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter. Salah satunya adalah adanya sistem informasi
alternative pilihan obat yang disediakan oleh resep elektronik. Sehingga dengan
sistem ini diharapkan dalam pengaturan rumah sakit, sistem ini memungkinkan
untuk informasi pertukaran obat secara cepat antara dokter, farmasi, dan perawat
(Mudzakkir, 2012).
Sistem yang akan dibangun tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran
seorang tenaga medis, namun mengabadikan pengetahuan tenaga medis sehingga
dapat digunakan kembali ketika terdapat persamaan antara kasus baru dengan
pengetahuan yang dimiliki sistem. Pembuatan resep elektronik seutuhnya
dilakukan oleh tanaga medis, sistem hanya akan memberikan alternatif pilihan obat
2
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sistem sehingga dapat memberikan akses
cepat terhadap pemilihan obat dan juga membantu tenaga medis mempercepat
pembuatan resep. Metode yang digunakan digunakan adalah penalaran Berbasis
Kasus / Case Based Reasoning (CBR). CBR merupakan metode yang dipergunakan
untuk membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan yang pengetahuannya
bersumber dari catatan kasus-kasus lampau yang dilakukan oleh seorang ahli/ pakar
(Purwadi dkk., 2011). Keuntungan dengan penerapan metode ini adalah pembangun
pengetahuan tidak perlu melakukan akusisi pengetahuan secara langsung dengan
seorang pakar (Purwadi dkk., 2011).
Maka dari itu, pada penelitian ini penulis menerapkan metode CBR dalam
membangun sistem. Selain itu tujuan dari implementasi sistem ini adalah untuk
membantu kinerja dokter dan tenaga medis lainnya dalam mempercepat proses
pelayanan resep dengan memberikan alternatif pilihan obat berdasarkan diagnosa
dokter dan informasi umum pasien. Informasi umum pasien yang dimaksud
meliputi : Diagnosa, Umur, Temperatur Tubuh, Jenis Kelamin, Tinggi Badan, Berat
Badan, Body Mass Index, Alergi Obat .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaiamana merancang dan membangun sistem
informasi alternatif pilihan obat pada resep elektronik ?.
1.3 Tujuan Peneltian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang dan membangun
sistem alternatif pilihan obat pada resep elektronik dengan menggunakan metode
Case Based Reasoning.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini terbatas pada kasus-kasus yang dimiliki oleh Rumah Sakit
Famili Husada.
3
2. Sistem yang dibangun yaitu tidak membuat resep secara otomatis
melainkan hanya memberikan alternatf pilihan obat sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh sistem.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari Sistem Alternatif Pilihan Obat dalam Resep
Elektronik pada Sistem Manajemen Rumah Sakit yaitu untuk membantu tenaga
kesehatan dalam hal peresepan obat sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1.6 Metodologi Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan
dalam Perancangan dan Implementasi Sistem Alternatif Pilihan Obat pada Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
1.6.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus,
karena pada penelitian ini difokuskan untuk menggali dan mengumpulkan data
yang lebih untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang
terjadi. Penelitian ini akan mengambil tempat pada Rumah Sakit Famili Husada
yang terletak di kabupaten Gianyar.
Permasalahan yang ingin diselesaikan yaitu meningkatkan kinerja tenaga
medis dalam hal memberikan pelayanan yang tepat dan cepat dengan cara
memberikan alternatf pilihan obat berdasarkan informasi dasar pasien terhadap
tenaga medis pada sistem resep elektronik berdasarkan pada persamaan kasus baru
dengan pengetahuan yang dimiliki sistem. Sistem yang dibangun menggunakan
penalaran Berbasis Kasus / Case Based Reasoning (CBR) merupakan metode yang
dipergunakan untuk membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan.
1.6.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi yaitu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data dengan menghubungi Manajemen Rumah
Sakit Famili Husada untuk mendapatkan data dan juga menggunakan metode
4
wawancara kepada tenaga medis yang akan menggunakan sistem. Wawancara
digunakan untuk menganalisis kebutuhan sistem yang akan dibuat. Kebutuhan
sistem tersebut terdiri dari kebutuhan functional dan non-functional.
Kebutuhan functional yang dimaksud meliputi kemampuan sistem dalam
membantu tenaga medis untuk merekemendasikan obat sehingga dapat
mempercepat proses pembuatan resep dengan alternatf pilihan obat berdasarkan
data dasar pasien. Sedangkan kebutuhan non-functional diantaranya adalah
kemudahan dalam penggunaan sistem, keamanan, serta desain sistem yang
menarik.
1.6.3 Pengolahan Data Awal
Dari hasil wawancara dengan tenaga medis mengenai kebutuhan functional
dan non-functional selanjutnya akan dibuat sebuah dokumen spesifikasi kebutuhan
perangkat lunak, yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman untuk
memahami kebutuhan sistem yang diinginkan oleh user / tenaga medis. Dan data-
data yang diporeleh dari pihak manajemen Rumah Sakit selanjutnya akan diolah
sesuai kebutuhan sistem. Berikut kebutuhan awal yang digunakan
Diagnosa Dokter
Alergi Obat
Umur
Temperatur Tubuh
Jenis Kelamin
Tinggi Badan
Berat Badan
Body Mass Index
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dan disimpan ke
dalam database. Berikut merupakan gambaran kasus – kasus beserta solusi.
5
Tabel 1. 1 Tabel Contoh Data
Kasus 1 Kasus 2
Diagnosa Ispa Diagnosa Ispa
Alergi Obat - Alergi Obat -
Umur 7 tahun Umur 1 tahun
Temperatur
Tubuh Pireksia
Temperatur
Tubuh
Normal
Jenis Kelamin L Jenis Kelamin P
Tinggi Badan 125 Tinggi Badan 70
Berat Badan 21 Berat Badan 12
Body Mass
Index Kurus
Body Mass
Index
Normal
Solusi
Alco Plus Syrup,
Cefadroxil Capsul
500 Mg, Sanmol
Forte
Solusi
Pamol Syrup,
Epexol Syrup,
Demacolin
Syrup, Lapicef
Dry Sirup 125
Mg
Kasus 3
Diagnosa Ispa
Alergi Obat Penicilin
Umur 30
Temperatur Tubuh Normal
Jenis Kelamin 20
Tinggi Badan 168
Berat Badan 80
Body Mass Index Gemuk
6
Solusi
Dexamethason
Inj,Dipenhidramin
Inj, Spuit 3 CC
Terumo
1.6.4 Metode yang Digunakan
Dalam perancangan dan implementasi Sistem Infromasi Alternatif Pilihan
Obat dalam Resep Elektronik ini menggunakan metode penalaran Berbasis Kasus /
Case Based Reasoning (CBR). CBR merupakan metode yang dipergunakan untuk
membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan yang pengetahuannya bersumber
dari catatan kasus-kasus lampau yang dilakukan oleh seorang ahli/ pakar.
Keuntungan dengan penerapan metode ini adalah pembangun pengetahuan tidak
perlu melakukan akusisi pengetahuan secara langsung dengan seorang pakar.
Sedangkan algoritma yang digunakan dalam metode CBR adalah Algoritma
Nearest Neighbor Retrival (k-nearst neighbor atau k- NN). Nearest Neighbor
Retrival sebuah algoritma untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan
data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut.
Sedangkan untuk metode pengembangan perangakat lunak menggunakan
pengembangan perangkat lunak sekuensial linier (waterfall). Metode waterfall
merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial
yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem sampai pada analisis, desain, kode,
test, dan pemeliharaan. Keunggulan dari metode pengembangan waterfall yaitu
kualitas dari sistem yang dihasilkan akan optimal, ini dikarenakan didalam
pelaksanaanya dilakukan secara bertahap. Sehingga tidak berfokus pada tahapan
tertentu. Bobot Parameter :
Parameter Penting : 5
Parameter Sedang : 3
Parameter Biasa : 1
Berikut merupakan pembobotan untuk masing-masing parameter yang telah
ditentukan diatas
7
Diagnosa Dokter : 5
Alergi Obat : 5
Umur : 3
Temperatur Tubuh : 3
Jenis Kelamin : 1
Tinggi Badan : 1
Berat Badan : 1
Body Mass Index : 1
Berikut ini contoh analisis alternatf pilihan obat dengan proses pencarian similarity.
Dari inputan diagnosa dokter akan dilakukan penelusuran ke dalam database sesuai
diagnosa dari dokter. Selanjutnya akan dilakukan proses perhitungan similarity
berdasarkan parameter dari infromasi umum pasien.
Tabel 1. 2 Tabel Kasus Baru
Kasus Baru
Parameter Kasus Baru Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Diagnosa Ispa 5 5 5
Alergi Obat - 5 5
Umur 7 Tahun 3
Temperatur Tubuh Pireksia 3 3
Jenis Kelamin L 1 1
Tinggi Badan 120
Berat Badan 19
Body Mass Index Kurus 1
Berdasarkan tabel diatas, perlu dihitung similarity kasus lama terhadap
kasus baru.
Similarity (kasus baru, kasus 1) =
[(1 ∗ 5) + (1 ∗ 5) + (1 ∗ 3) + (1 ∗ 3) + (1 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (1 ∗ 1)]
5 + 5 + 3 + 3 + 1 + 1 + 1 + 1= 0,9
8
Similarity (kasus baru, kasus 2) =
[(1 ∗ 5) + (1 ∗ 5) + (0 ∗ 3) + (0 ∗ 3) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1)]
5 + 5 + 3 + 3 + 1 + 1 + 1 + 1= 0,5
Similarity (kasus baru, kasus 3) =
[(1 ∗ 5) + (0 ∗ 5) + (0 ∗ 3) + (1 ∗ 3) + (1 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1)]
5 + 5 + 3 + 3 + 1 + 1 + 1 + 1= 0,45
Solusi yang diberikan adalah solusi dengan bobot kemiripan kasus lama dengan
kasus baru yang paling tinggi. Berdasarkan perhitungan diatas, Kasus 1
memberikan simality paling tinggi, sehingga dapat disimpulkan kasusolusi yang
1.6.5 Eksperimen dan Pengujian Metode
Dalam penelitian ini, sistem yang dibuat menggunakan pengembangan
perangkat lunak sekuensial linier (waterfall). Adapun tahapan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Definisi Kebutuhan : mengumpulkan kebutuhan sistem dengan melakukan
wawancara kepada user / tenaga medis yang akan menggunakan sistem. Pada
tahap ini informasi mengenai kebutuhan sistem akan digali sebanyak-banyaknya
dari user sehingga tercipta sebuah sistem yang dapat membantu user / tenaga
medis mempercepat pelayanan medis ketika pemberian resep terhadap pasien.
2. Desain Sistem : dari definisi kebutuhan yang telah ditentukan maka akan didapat
permasalahan-permasalahan yang ada. Pada tahap ini dilakukan perancangan
sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan
perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir data, dan diagram hubungan
entitas.
3. Implementasi dan Pengujian unit : pada tahap ini desain sistem yang berupa
pemodelan sistem akan diterjemahkan menggunakan bahasa yang dikenali oleh
komputer. Dan masing-masing fungsi yang telah dimplementasikan pada sistem
akan diuji agar sesuai dengan output yang diharapkan. Adapun komponen-
komponen pendukung yang digunakan dalam tahap ini yaitu :
a. Sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS,
JavaScript, AJAX, dan JQuery.
b. Basis data server menggunakan MySQL
9
4. Integrasi dan Pengujian Sistem : pada tahap ini kemampuan dan keefektifan sistem
akan diuji, sehingga kekurangan dan kelemahan sistem dapat ditemukan.,
pengujian yang dilakukan meliputi pengujian white box, dan, black box dan
reliability testing.. Pemeliharaan : Tahap ini merupakan tahap akhir pada metode
waterfall. Pada tahap ini sistem akan mengalami penyesuaian atau perubahan
karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
1.6.6 Evaluasi dan Validasi Hasil
Untuk memeriksa apakah suatu individual program unit memiliki perilaku yang
benar maka akan dilakukan pengujian. Teknik pengujian yang dilakukan pada tahap ini
bertujuan untuk menguji apakah sistem dapat memberikan alternatf pilihan obat pada
peresepan secara elektronik. Tahap pengujian ini terdiri dari :
1. Pengujian Algoritma
Algoritma yang akan diuji adalah algoritma nearest neighbor dengan
menggunakan metode pengujian white-box. Pengujian white box dilakukan untuk
menjamin seluruh jalur independen di dalam modul yang dieksekusi sekurang-
kurangya sekali, menguji semua keputusan logical, menguji seluruh loop yang
sesuai dengan batasannya serta menguji seluruh struktur data internal yang
menjamin validasi. Metode yang digunakan dalam pengujian white box testing
yaitu basis path. Dengan menggunakan metode ini perancang test case
mendapatkan ukuran kekompleksan logical dari perancangan procedural dan
menggunakan ukuran ini sebagai petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari
jalur pengerjaan.
Dalam pelaksanaan pengujian white box, berikut langkah yang dilakukan
(Pressman, 2001), yaitu:
a. Menggambar flowgraph yang ditransfer oleh flowchart.
b. Menghitung Cylomatic Complexity V (G) untuk flowgraph yang telah
dibuat. V(G) untuk flowgraph dapat dihitung dengan rumus :
c. V(G) = E – N + 2
Keterangan:
E = Jumlah edge pada flowrgaph
N = Jumlah node pada flowrgaph
10
d. Menentukan jalur pengujian dari flowgraph yang berjumlah sesuai
dengan cyclomatic complexity yang telah ditentukan.
Cyclomatic complexity yang tinggi menunjukkan prosedur kompleks yang
sulit untuk dipahami, diuji dan dipelihara. Ada hubungan antara cyclomatic
complexity dan resiko (Tabel 2.1) dalam suatu prosedur. Berikut hubungan
antara cyclomatic complexity dan resiko dalam suatu prosedur.
Tabel 1.3 Hubungan Cyclomatic Complexity dan Resiko (Bray, 1997)
Cyclomatic
Complexity
Evaluasi Resiko
1-10 Sebuah program sederhana, tanpa banyak resiko
11-20 Agak kompleks, resiko sedang
21-50 Kompleks, program resiko tinggi
Lebih dari 50 Program belum diuji (resiko sangat tinggi)
2. Pengujian Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional sistem alternatf pilihan obat pada resep elektronik akan
diuji menggunakan pengujian black-box. Pengujian black-box borfokus pada
persyaratan fungsional dari perangkat lunak. Pada pengujian ini memungkinkan
analisis sistem memperoleh kumppulan kondisi input yang akan mengerjakan
seluruh keperluan fungsional program. Pada pengujian ini langkah pertama yang
akan dilakukan yaitu mengidentifikasi dan merencanakan pengujian. Dan
selanjutnya yaitu mendeskripsikan hasil pengujian.
Tabel 1. 4 Rencana Pengujian
Kelas
Uji
Butir Uji Identifikasi Jenis
Pengujian
Teknik
Pengujian
Jadwal
Kode
Fungsi
Kode
Uji
Fungsi
1
Deskripsi 1.1 F1 U 1.1 Sistem Black-box 03/03/15
Deskripsi 1.2 F1 U 1.2 Sistem Black-box 03/03/15
Fungsi
2
Deskripsi 2.1 F2 U 2.1 Sistem Black-box 03/03/15
Deskripsi 2.2 F2 U 2.2 Sistem Black-box 03/03/15
11
Tabel 1. 5 Deskripsi Hasil Uji
Kode Uji U 1.1
Nama Pengujian Pengujian A
Tujuan Memeriksa fungsi A
Kondisi Awal 1. Kondisi A
2. Kondisi B
Tanggal Pengujian 03/03/14
Skenario 1. Skenario A
2. Skenario B
Hasil
Hasil yang diharapkan Hasil yang didapatkan Kesimpulan
1. Hasil 1 1. Hasil 1 Sesuai
3. Pengujian Kebutuhan Non-Fungsional
Pengujian kebutuhan non-fungsional dengan menggunakan metode pengujian
reliability. Pada pengujian ini akan dilakukan pengukuran akurasi alternatf pilihan
obat oleh sistem. Nilai dari akurasi dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝑃(𝑅) = 𝐼𝑠
𝑆. 100%
Keterangan:
P(R) : Nilai akurasi
IS : Jumlah data sampel yang benar
S : Total jumlah sampel