Upload
dangbao
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi DirektoratSarana Distribusi dan Logistik
Pengembangandan penerapansistempertanggungjawaban yangtepat, jelas terukurdan akuntabelsertalegitimatemakaakan tercapaisuatupemerintahanyang goodgovernance
Dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem pertanggung
jawaban penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan
yang tepat, jelas terukur dan akun tabel, dan terselenggaranya
pemerintah yang good governance diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem sebagaimana yang didasarkan kepada Inpres No. 7
Tahun 1999 (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa Indonesia, pada umumnya
saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat
dinamis mempengaruhi paradigma kepemerintahan yang baik (good
governance) yang memberikan nuansa peran dan fungsi yang
seimbang antara pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip-
prinsip yang mendasarinya antara lain: transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas. Untuk mewujudkan aparatur negara yang profesional
serta memahami tugas dan fungsinya, diperlukan instrumen yang
mampu mengukur indikator pertanggung jawaban setiap penyelenggara
negara dan pemerintahan. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan
dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas terukur
dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,
sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan,
antara lain: (1) TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme; (2) Undang undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme dalam pasal 3 TAP MPRI XI tersebut
dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelengaraan negara meliputi
asas kepastian hukum, asas tertib penyelengaraan negara, asas
2 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas
profesionalitas dan asas akuntabilitas; (3) INPRES Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (4) INPRES
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan
(5) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I. Peraturan tersebut pada hakekatnya
menyatakan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP).
Tujuan mengimplementasikan SAKIP adalah untuk mendorong
terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu
prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang akuntabel dan terpercaya
(good governance).
Sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan
Nomor 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
Peran StrategisDirektoratSaranaDistribusidan Logistik
Sesuai amanat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, arah kebijakan
pembangunan perdagangan dalam negeri periode dimaksud
dititikberatkan kepada “Peningkatan Penataan Sistem Distribusi
Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian
berusaha dan peningkatan daya saing produk domestik”. Dalam
rangka mengimplementasikan arah kebijakan tersebut, salah satu peran
dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik dalam menunjang arah
kebijakan Ditjen perdagangan Dalam Negeri yaitu Meningkatkan
Intergrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan
jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus
barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat
terjaga.
3 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Sejalan dengan itu, peran sektor perdagangan semakin penting dalam
perekonomian nasional, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Semakin pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan
yang lebih mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk
mendukung sektor lain seperti sektor industri, telekomunikasi,
transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan, turisme, pertambangan,
dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan pengaruh yang
positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dalam
pembangunan ekonomi secara nasional.
Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani
arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses pengadaan,
pengiriman, transportasi, distribusi dan pelayanan penghantaran sesuai
dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki
konsumen secara aman, efektif dan efisien mulai dari titik asal sampai
dengan titik tujuan.
Dengan demikian peranan jasa logistik sangat menentukan untuk
memperlancar arus distribusi barang untuk mewujudkan stabilitas harga
dan stok, meminimalisir disparitas harga baik antar daerah maupun
antar waktu, serta memperkuat daya saing komoditi nasional baik untuk
pasar dalam negeri maupun internasional.
Sejalan dengan itu, peran sektor perdagangan semakin penting dalam
perekonomian nasional, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Semakin pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan
yang lebih mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk
mendukung sektor lain seperti sektor industri, telekomunikasi,
transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata,
pertambangan, dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan
pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor
perdagangan dalam pembangunan ekonomi secara nasional. Kegiatan-
kegiatan ini antara lain meliputi perbaikan pelayanan publik,
peningkatan iklim usaha, pembangunan/revitalisasi pasar tradisional,
peningkatan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok dan barang
4 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
penting, penurunan disparitas harga antar provinsi serta stabilisasi
harga.
B. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan FungsiOrganisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
ReformasiBirokrasiDirektoratSaranaDistribusi danLogsitkmerupakaneselon II dilingkunganDirektoratJenderalPerdaganganDalam Negeri
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 31/M-
DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perdagangan, Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai
struktur organisasi terdiri dari :
1. Sub Direktorat Pengembangan Sarana Distribusi dan dibagi dalam :
a. Seksi Pengembangan Pasar Rakyat
b. Seksi Pengembangan Pusat Distribusi dan Pergudangan
2. Sub Direktorat Pengelolaan Sarana Distribusi dan dibagi dalam:
a. Seksi Pemberdayaan dan Aktifasi Pasar Rakyat
b. Seksi Optimalisasi Pusat Distribusi dan Pergudangan
3. Sub Direktorat Kerjasama Logistik dan dibagi dalam:
a. Seksi Penyedia Jasa Logistik
b. Seksi Informasi Logistik
4. Sub Direktorat Perdagangan Antar Pulau dan Perbatasan dibagi
dalam:
a. Seksi Perdagangan Antar Pulau
b. Seksi Perdagangan Perbatasan
5. Pengawasan Sarana Distribusi Antar Pulau dan Perbatasan dibagi
dalam :
a. Pengawasan Sarana Distribusi
b. Pengawasan Perdagangan Antar pulau dan Perbatasan
6. Sub Bagian Tata Usaha
5 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Bagan Struktur Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi
Saat ini jumlah sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Logistik
dan Sarana Distribusi berjumlah 51 (Lima Puluh Satu) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang eselon II, 5 (lima) orang eselon III, 11 (sebelas)
orang Eselon IV, dan 34 (tiga puluh empat) orang staf dengan jenjang
pendidikan dari SMA sampai dengan Pasca Sarjana tingkat Doktor.
Jumlah tersebut termasuk pasca sarjana logistik sebanyak 9 (sembilan)
orang.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan
Organisasi dimaksud Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria
DIREKTORATSARANA
DISTRIBUSI DANLOGISTIK
SUBDIREKTORATPENGEMBANGAN
SARANADISTRIBUSI
SUBDIREKTORATPENGELOLAAN
SARANADISTRIBUSI
SUBDIREKTORATKERJA SAMA
LOGISTIK
SUBDIREKTORATPERDAGANGAN
ANTARPULAU DANPERBATASAN
SUBDIREKTORATPENGAWASAN
SARANADISTRIBUSI
ANTARPULAU DANPERBATASAN
SUB BAGIANTATA USAHA
SEKSIPENGEMBANGANPASAR RAKYAT
SEKSIPENGEMBANGAN
PUSATDISTRIBUSI DANPERGUDANGAN
SEKSIPEMBERDAYAAN
DAN AKTIFASIPASAR RAKYAT
SEKSIOPTIMALISASI
PUSATDISTRIBUSI
DANPERDAGANG
AN
SEKSIPENYEDIA
JASA LOGISTIK
SEKSIINFORMASILOGISTIK
SEKSIPERDAGANGANASNTARPULAU
SEKSIPERDAGANGANPERBATASAN
SEKSIPENGAWASAN
SARANADISTRIBUSI
SEKSIPENGAWASAN
PERDAGANGANANTARPULAU
DANPERBATASAN
6 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
dibidang Logistik dan Sarana Distribusi perdagangan. Dalam
melaksananakan tugas dimaksud, berikut kekuatan personil Direktorat
Sarana Distribusi dan Logistik sebagai berikut :
Tabel 1. Kekuatan Personil Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Uraian Posisi Awal Tambah Kurang Posisi AkhirMenurutJabatan
-Eselon II 1 - - 1-Eselon III 4 1 - 5-Eselon IV 9 2 - 11-Fungsional - - - --Pelaksana 28 11 - 34
MenurutGolongan-Golongan IV 5 - - 6-Golongan III 29 11 - 40-Golongan II 4 1 - 5-Golongan I 0 - - 0
MenurutPendidikana.S3 1 - 1a.S2 16 10 - 26b.S1 11 2 - 13c.D3 2 1 - 3e.SLTA 7 - - 7f. SLTP 1 - - 1g.SD - - - -
Sumber : Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi
Tugas Pokok Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik adalah
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang logistik
dan sarana distribusi perdagangan, dan mempunyai fungsi debagai
berikut :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sarana
distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik,
perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana
distribusi dan perdagangan antar pulau ;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sarana
distribusi, pengelolaan saranadistribusi, kerja sama logistik,
perdagangan antar pulaudan perbatasan, serta pengawasan sarana
distribusi danperdagangan antar pulau ;
Tugas Pokok danFungsi OrganisasiDirektorat SaranaDistribusi danLogistik
7 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana
distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan
perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan
antar pulau;
4. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana
distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan
perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan
antar pulau; dan
5. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan sarana
distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik,
perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana
distribusi dan perdagangan antar pulau
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Logistik
dan Sarana Distribusi.
8 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
C. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama OrganisasiDirektorat Sarana Distribusi dan Logistik
Peran dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik dalam menunjang
arah kebijakan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri yaitu meningkatkan
integrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan
jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus
barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat
terjaga. Peran tersebut diharapkan dapat mendorong kearah sistim
logistik nasional yang efektif dan efisien yang mampu mengintegrasikan
daratan dan lautan menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdaulat,
sehingga dapat menjadi penggerak bagi terwujudnya Indonesia sebagai
negara maritim. Sistim Logistik juga memiliki peran strategis dalam
mensinkronkan dan menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan
antar wilayah demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan ketahanan ekonomi
nasional.
Tingginya biayalogistik nasionalsebagai penyebabdisparitas harga dikawasan TimurIndonesia denganKawasan BaratIndonesia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Logistik dan
Sarana Distribusi sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 31/M-
DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perdagangan, terdapat beberapa isu strategis antara lain:
1. Terkait dengan Pengembangan Sistem Logistik Nasionalkhususnya yang menjadi tanggung jawab dari Kementerian
Perdagangan c.q Direktorat Sarana Distribusi dan Logisitk,
permasalahan strategis yang dihadapi adalah “Tingginya biaya
logistik nasional sehingga menyebabkan harga yang terbentuk di
tingkat konsumen menjadi kurang terjangkau dan terjadi disparitas
harga antara kawasan timur Indonesia dengan kawasan barat.”
Disamping itu, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan sistem logistik nasional adalah:
9 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
A. Gerai Maritim merupakan sebuah sistem distribusi logistik
bahan pokok antar pulau yang terintegrasi melalui jalur laut.
Tujuan strategis Kementerian Perdagangan RI meluncurkan
program ini adalah untuk menjamin ketersediaan dan
stabilisasi harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting di berbagai wilayah terpencil dan terluarIndonesia,
serta mengurangi disparitas harga antardaerah.
B. Kapasitas dan kompetensi SDM yang masih kurang memadai
khususnya pemahaman tentang sistem logistik nasional dan
konektivitas baik dari segi kuantitas maupun dari kualitas. Hal
ini menyebabkan lambatnya pelaksanaan rencana aksi
sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan dan
jumlah rekomendasi dan masukan yang masih harus
ditingkatkan.
C. Data dan informasi terkait dengan logistik yang masih rendah
sehingga sulit untuk dapat memberikan analisa dan
rekomendasi yang tepat dan akurat.
2. Pengelolaan Pasar Rakyat :Pengelolaan pasar rakyat yang ideal hendaknya meliputi
perencanaan, pengorganisasian, implementasi serta monitoring
dan evaluasi. Pengelolaan ini terkait dengan kinerja dari pasar
rakyat itu sendiri. Jika pasar rakyat tersebut dikelola secara baik
maka diharapkan penghasilan pedagang akan meningkat dan
kesejahteraan pun akan meningkat, kesejahteraan pedagang
meningkat, sehingga terwujudnya pasar rakyat yang bersih,
aman, nyaman, ramah, tertib, jujur, dan sehat serta melestarikan
nilai sosial budaya.
Permasalahan terkait pengelolaan pasar rakyat antara lain adalah:
A. Tumpah tindihnya kebijakan pengelolaan pasar rakyat baik
ditingkat pusat maupun daerah antar dinas terkait adanya
perbedaan pelaksanaan kebijakan pusat dan daerah;
10 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
B. Rendahnya penegakkan hukum atas pelanggaran
kebijakan/aturan yang telah dibuat sehingga banyak pedagang
yang berjualan hingga meluap ke bahu jalan atau
berjualan hingga barang dagangan menutupi lorong/koridor
pasar rakyat; sampah yang dibuang tidak pada tempatnya;
banyaknya kios atau los yang disewakan oleh pemilik sehingga
kios atau lapak tidak lagi menjadi milik pedagang melainkan
milik segelintir orang yang menguasai kios atau lapak dan
menguasai sewa kios atau los tersebut;
C. Kemampuan pengelola pasar rakyat yang rendah dalam
mengelola ketertiban pedagang dan melakukan pemberdayaan
terhadap pedagang;
D. Pengelolaan pasar rakyat yang dilakukan oleh beberapa
instansi pemerintah di daerah sehingga menyulitkan koordinasi
pengelolaan;
E. Tidak adanya sebuah lembaga pengelola pasar rakyat yang
diberi wewenang pengelolaan pasar rakyat secara utuh;
F. Sebagian besar pasar rakyat tidak mengalokasikan hasil
retribusinya untuk pemeliharaan pasar tradisional tersebut;
G. SDM pengelola yang tidak memahami manajemen pasar
rakyat. Yang dimaksudkan adalah kepala pasar rakyat tidak
memiliki visi dan misi mengenai pengembangan pasar rakyat
maupun pengelolaannya secara baik;
H. Jumlah SDM pengelola pasar rakyat tidak sesuai dengan
luasan pasar rakyat sehingga tidak memungkinkan pengelola
dapat melakukan tugasnya dengan baik;
I. Penghasilan yang kurang memadai bagi pengelola pasar
rakyat sehingga tidak memotivasi pengelola untuk bekerja
secara optimal;
11 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
J. Pengelolaan retribusi pasar rakyat, sewa maupun pendapatan
lainnya yang kurang transparan;
K. Tidak adanya pengelolaan keuangan pasar rakyat dengan
sistem pembukuan dan pencatatan yang baik dan
transparan serta tidak adanya sistem audit keuangan yang
akuntabel;
L. Sistem penarikan retribusi yang tidak optimal sehingga dapat
memberikan peluang kepada oknum untuk melakukan
penyelewengan retribusi;
M. Tidak adanya pengelolaan keamanan pasar rakyat sehingga
sebagai besar pasar dikuasai oleh preman pasar ;
N. Tidak adanya pengaturan zonasi pedagang yang
akhirnya menyulitkan pengelola pasar rakyat dalam melakukan
pengelolaan yang baik dan tertata rapi;
O. Tidak adanya penanda zonasi yang membedakan produk atau
komoditas yang dijual dalam pasar rakyat sehingga hal ini
terkadang membingungkan pembeli maupun pengunjung;
P. Tidak adanya pengaturan lahan parkir, area bongkar muat,
MCK, dan fasilitas pendukung lainnya sehingga setiap fasilitas
pasar tidak dapat dimanfaatkan secara optimal;
Q. Tidak adanya pengecekan timbangan atau adanya
bahan berbahaya dalam komoditas yang diperdagangkan di
pasar rakyat;
R. Pengelolaan air bersih dan listrik yang kurang baik
sehingga mengakibatkan ketidaksediaan air bersih ataupun
tidak adanya hidran untuk mencegah kebakaran;
S. Pengelolaan sampah dan limbah pasar yang kurang baik
sehingga sering mengakibatkan pasar tradisional menjadi kotor
dan bau.
12 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
3. Permasalahan Disparitas harga dan kesenjangan perdaganganantar wilayah (sebagaimana tercantum dalam renstraKemendag) :
Pengaruh musim terutama berpengaruh pada komoditi pertanian,
perkebunan dan hasil-hasil sumber daya alam lainnya yang tidak
tahan lama, sehingga pada musim panen harga cenderung turun
dan pasa musim tanam harga mengalami kenaikan. Pengaruh
musim ini pada gilirannya mempengaruhi kelancaran pasokan ke
daerah-daerah diluar sentra produksi dengan daerah luar. Biaya
logistik dalam negeri dan kualitas pelayanan merupakan
permasalahan utama menyebabkan belum optimalnya kinerja
logistik Indonesia. Permasalahan utama ini muncul sebagai akibat
beberapa kondisi sebagai berikut :
a. Rendahnya tingkat penyediaan insfrastruktur baik kuantitas
maupun kualitas;
b. Banyaknya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang
menyebabkan ekonomi biaya tinggi;
c. Tingginya waktu pelayanan ekspor dan impor yang disertai
dengan adanya hambatan operasional pelayanan pelabuhan;
d. Terbatasnya kapasitas dan jaringan pelayanan penyedia jasa
logistik nasional.
Isu strategis yang sudah dipaparkan di atas merupakan tantangan
yang perlu dihadapi oleh Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
agar dapat lebih berkembang dan sukses.
13 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
BAB IIPERENCANAAN DAN KONTRAK KINERJA
A. Perencanaan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Sesuai amanat yang tertuang dalam Rencana Jangka Menengah
Nasional, arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri
periode dimaksud dititikberatkan kepada “Peningkatan Penataan Sistem
Distribusi Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa,
kepastian berusaha dan peningkatan daya saing produk domestik”.
Dalam rangka mengimplementasikan arah kebijakan tersebut, salah
satu peran dari Direktorat Sarana Logistik dan Logistik dalam
menunjang arah kebijakan Ditjen perdagangan Dalam Negeri yaitu:
Meningkatkan Intergrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui
pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong
kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan
harga dapat terjaga.
Rencana Strategis merupakan suatu proses awal dari rangkaian proses
dalam usaha untuk mencapai tujuan. Berdasarkan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri telah ditetapkan misi,
tujuan dan sasaran yang akan dilaksanakan.
Tujuan dari yang hendak dicapai Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri yang ingin dicapai antara lain adalah:
1. Peningkatan pelayanan perizinan/non perizinan sektor perdagangan
dalam negeri terkait penyederhanaan prosedur dan waktu serta
harmonisasi kebijakan perdagangan dalam negeri;
2. Stabilitas harga bahan pokok yang terkendali, supaya
kemampuan/daya beli masyarakat terjaga;
3. Penurunan disparitas harga bahan pokok antar provinsi;
4. Peningkatan kontribusi sektor perdagangan besar dan eceran
terhadap produk domestik bruto;
14 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
5. Pengembangan sarana distribusi dan kapasitas penyedia jasa
logistik.
B. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana Distribusidan Logistik
Rencana KinerjaTahunanDirektoratLogistik danSaranaDistribusi
Dalam rangka mendukung visi, misi, sasaran strategis dan program
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, maka telah disusun
Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
sebagai berikut :
Tabel 2. Rencana Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan LogistikTahun 2016
OutcomeUraian Indikator Target Satuan Target
TerbangunnyaSaranaPerdaganganDalam RangkakelancaranDistribusi BarangKebutuhan Pokokdiwilayah Indonesiatermasuk wilayahperbatasan.
Jumlah Pasar Rakyat Tipe A96 Pasar
Jumlah Pasar Rakyat Tipe B72 Pasar
Jumlah Pasar Rakyat yangMendapatkan PemberdayaanTerpadu Nasional
100 Pasar
Jumlah Pusat Distribusi Regionalyang dibangun 1 Unit
MeningkatnyaPenataan danPembinaan Saranadan InformasiLogistikPerdagangan
Pertumbuhan omzet pedagangPasar Rakyat Tipe A yang telahdirevitalisasi
20% Persentase
Jumlah Pasar rakyat yangdiindentifikasi untuk mendapatPemberdayaan Terpadu Nasional
100 Pasar
Jumlah Penyedia Jasa LogistikSektor Pedagangan yangdilakukan pembinaan
600 Peserta
Jumlah Informasi SaranaDistribusi dan Logistik dibidangPerdagangan
34Prov Daerah
Secara detail kegiatan yang mendukung rencana kinerja tersebut di
atas, antara lain meliputi :
1. Penilaian dan Pengembangan Pasar;
2. Pemberdayaan Pasar Percontohan;
3. Pemberdayaan Pedagang Pasar;
15 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
4. Workshop Peningkatan Pemahaman Kebijakan Logistik dan SaranaDistribusi Bagi Aparatur di Daerah;
5. Sosialiasasi Minuman Beralkohol;
6. Koordinasi Pengembangan Pasar Percontohan;
7. Bimbingan Teknis Pengelolaan Pasar Tradisional;
8. Pemantauan Pengelolaan Pasar Non Percontohan yangdirevitalisasi tahun 2016
9. Evaluasi Pembangunan dan Peresmian Pasar Percontohan
10. Persiapan revitalisasi dan relokasi pedagang
11. Sosialisasi revitalisasi pasar melalui media cetak dan elektronik
12. Penghimpunan Informasi Sarana Logistik di Daerah
13. Penyusunan Revisi Permendag tentang Pergudangan
14. Monitoring Perdagangan Antar Pulau Kelapa Sawit dan ProdukTurunannya
15. Identifikasi pelaksanaan kebijakan komoditas pokok dan strategis
16. Kajian lokasi strategis Pusat Distribusi Regional dan PusatDistribusi Provinsi
17. Kajian Pengembangan Pasar Tradisional
18. Pemantauan Minuman Beralkohol;
19. Pengembangan Konektivitas Sektor Perdagangan
20. Koordinasi Peningkatan Kelnacaran Logistik Komoditas Pokok danStrategis
21. Partisipasi pada forum koordinasi/seminar/konferensi/workshop dansidang logistik.
C. Kontrak Kinerja Direktorat Sarana Distribusi danLogistik
Kontrak KinerjaDirektoratSaranaDistribusi danLogistikTahun2016
Penyusunan Kontrak Kinerja mengacu pada RPJPN 2005-2025,
Rencana Strategis Kementerian Perdagangan serta Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Penjabaran
dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
disusun secara sinergis,terintegrasi dan berkesinambungan dengan
kegiatan pada Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik yang
16 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
dituangkan pada Kontrak Kinerja Per tahun. Tujuan khusus kontrak
kinerja adalah untuk : (1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
kinerja aparatur (2) wujud nyata komitmen antara penerima dengan
pemberi amanah (3) Dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dan (4) menciptakan tolak
ukur dasar evaluasi kinerja aparatur.
17 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat SaranaDistribusi dan Logistik
Capaian IKUDirektoratSaranaDistribusi danLogstik padatahun 2016
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah,
maka Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik telah menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016. Indikator kinerja utama di lingkungan
Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik disusun dengan mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Hasil pengukuran
indikator kinerja utama memperlihatkan gambaran capaian pelaksanaan
kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran 2016 sampai dengan bulan
Desember 2016, sebagai berikut :
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Sarana Distribusi dan LogistikTahun 2016
No Indikator Kinerja Utama SatuanTarget2016
Realisasi2016
Capaian(%)
1. Jumlah Pasar Rakyat Tipe AUnit 96 76 79.17
2. Jumlah Pasar Rakyat Tipe BUnit 72 57 79.17
3. Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkanPemberdayaan Terpadu Nasional Unit 100 100 100
4. Jumlah Pusat Distribusi Regional yangdibangun Unit 1 1 100
5. Pertumbuhan Omzet Pedagang PasarRakyat Tipe A yang telah di Revitalisasi Persentase 20% 27.14% 135.7
6. Jumlah Pasar Rakyat yang di IdentifikasiUntuk Mendapatkan PemberdayaanTerpadu Nasional
Daerah100
100 100
7. Jumlah Penyedia Jasa Logsitik SektorPerdagangan yang dilakukan Pembinaan Peserta 600
825 137.5
8 Jumlah Informasi Sarana Distribusi danLogistik dibidang Perdagangan Provinsi 34
34 100
Sumber : Direktorat Sarana Distribusi dan Logsitik
18 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Tabel 4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Logistik dan Sarana DistribusiTahun 2015 dan 2016
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Jumlah Pasar Rakyat Tipe AUnit 26 96 26 76 100 79.17
2. Jumlah Pasar Rakyat Tipe B Unit 50 72 50 57 100 79.17
3. Jumlah Pasar Rakyat yangmendapatkan PemberdayaanTerpadu Nasional
Unit 100 100 100 100 100 100
4. Jumlah Pusat Distribusi Regionalyang dibangun Unit 2 1 - 1 - 100
5. Pertumbuhan Omzet PedagangPasar Rakyat Tipe A yang telah diRevitalisasi
Persentase 20% 20% 20% 27.14% 100% 135.7
6. Jumlah Pasar Rakyat yang diIdentifikasi Untuk MendapatkanPemberdayaan Terpadu Nasional Daerah 100 100 100 100 100 100
7. Jumlah Penyedia Jasa LogsitikSektor Perdagangan yangdilakukan Pembinaan
Peserta 600 600 1010 825 168.3% 137.5
8. Jumlah Informasi SaranaDistribusi dan Logistik dibidangPerdagangan
Provinsi 33 34 33 34 100 100
Rata-rata 100 100
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
B. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja DirektoratSarana Distribusi dan Logistik Tahun 2016
Analisis danevaluasi targetdan realisasipencapaianIndikator KinerjaDirektorat SaranaDistribusi danLogistik Tahun2016
Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1011/M-
DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan
Kementerian Perdagangan, evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang
membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan
hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Analisis dan evaluasi akuntabilitas akan menjabarkan hasil evaluasi
19 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
capaian indikator kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
menurut sasaran yang tertuang dalam rencana strategis secara lebih
terperinci meliputi pengukuran target dan realisasi indikator-
indikator kinerja, membandingkan dengan pencapian tahun lalu,
serta mengulas kembali capian IKU. Dari delapan IKU untuk
menggambarkan keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat
Logistik dan Sarana Distribusi pada tahun 2016 telah mencapai
lebih dari 100 % berdasarkan perbandingan target dan realisasi.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian IKU
Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi juga melebihi 100 % .
Sedangkan analisa meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja
kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan
sasaran, tujuan, dan misi serta visi sebagaimana ditetapkan dalam
perencanaan strategis. Dalam analisis ini dijelaskan proses
pencapaian sasaran dan tujuan secara efisien dan efektif, sesuai
dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang telah ditetapkan.
Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan informasi/data yang
diperoleh secara lengkap dan rinci, sebagaimana uraian dibawah ini :
IK-1
Jumlah PasarRakyat Tipe A
Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,
maka dalam menghadapi pertumbuhan pasar modern yang cukup
pesat, maka perlu dilakukan peningkatan citra dalam upaya
peningkatan kualitas dan daya saing pasar tradisional terhadap
perkembangan Toko Modern dan Pasar Modern, Kementerian
Perdagangan telah 4 tahun melaksanakan identifikasi calon kandidat
pasar percontohan dengan tujuan menciptakan pasar tradisional yang
bersih, sehat/higienes, aman, segar, nyaman, tertib, jujur dan ramah
lingkungan sehingga dapat meningkatkan kelancaran arus barang
serta dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok. Pada tahun 2016
calon kandidat pasar rakyat yang telah diseleksi, verifikasi, evaluasi
dan finalisasi berdasarkan survey ke lokasi pasar yang layak dijadikan
20 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Capaian targetpasar TIpe A
sebagai calon kandidat pasar percontohan sebanyak 63 pasar,dengan
target capaian sebagai berikut :
Tabel 5 : Capaian target pasar yang diidentifikasi sebanyak 96 pasar
IndikatorKinerja
Satuan
Tahun 2016
Target Realisasi Capaian (%)
Jumlah PasarRakyat yangdiidentifikasi
unit 96 76 79,17%
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 6 : Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi.
96 76 79.17
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi Capaian (%)
Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Kendala yang dihadapi dalam pembangunan pasar rakyat adalah Bencana
Alam, Keterlambatan DIPA yang diterima sampai di Kab/Kota, Waktu
pelaksanaan pembangunan proyek yang pendek, Mengundurkan diri.
Penilaian Pasar Rakyat menggunakan metode analisis TEV (Tree diagram
and expected value). Metode ini untuk menilai sebuah obyek (yang
manisfestasinya bias sebagai barang, jasa, kegiatan maupun lainnya) yang
hasil penilaiannya adalah ukuran kualitas yang dikuantitaskan.
Metode ini juga dapat diterapkan untuk membandingkan antar dua obyek
21 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
atau lebih yang memiliki karakteristik yang sama. Metode TEV
menggunakan proses hirarki tree diagram; dimana perhitungan pada setiap
hirarki menggunakan formula expected value (EV) yang diawali dari ukuran
bobot dan nilai yang dihasilkan dari perhitungan pendapat responden
terhadap obyek paling bawah (turunan paling akhir / kenyataan di lapangan).
Kriteria dan indikator penilaian pasar rakyat
KRITERIA INDIKATOR UKURAN PENILAIAN (1-3)PERSYARATANADMINISTRATIF
A. KOMITMEN PEMDA 1. Surat Permohonan ke KementerianPerdagangan
1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli2. Surat Rekomendasi Gubernur 1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli3. Surat Pernyataan Gubernur /
Walikota / Bupati tentangKeabsahan Dokumen
1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli4. Surat Keputusan Gubernur /
Walikota / Bupati tentangTerbentuknya Pasar
1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat salinan(fotokopi) yang telah dilegalisir
5. Sertifikat Kepemilikan Tanah 1 Tidak Ada2 Ada, berupa surat salinan
(fotokopi)3 Ada, berupa surat salinan
(fotokopi) yang telah dilegalisir6. Surat Rekomendasi Dinas
Perdagangan Tingkat Provinsi1 Tidak Ada
22 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli7. Surat Pernyataan Komitmen Pemda
Mengenai Dana Pendamping1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli8. Surat Pernyataan Komitmen Kepala
Daerah untuk Perawatan denganDana APBD
1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli9. Surat Persetujuan Pedagang 1 Tidak Ada
2 Ada, berupa surat salinan(fotokopi)
3 Ada, berupa surat asli10. Data Perkembangan Jumlah
Penduduk 3 Tahun Terakhir1 Ada, untuk 1 tahun terakhir
2 Ada, untuk 2 tahun terakhir3 Ada, untuk 3 tahun terakhir
11. Gambaran Kinerja PenerimaanPajak dan Retribusi dari Pasar 3Tahun Terakhir
1 Ada, untuk 1 tahun terakhir
2 Ada, untuk 2 tahun terakhir3 Ada, untuk 3 tahun terakhir
B. PERKEMBANGANPASAR DANPEDAGANG
12. Jumlah Pedagang 1 Kurang dari 75 Orang
2 75 – 149 Orang3 Lebih 150 Orang
13. Omset Pedagang per Bulan 1 Kurang dari Rp 100 Juta2 Rp 100 Juta – 300 Juta3 Lebih dari Rp 300 Juta
14. Data Perkembangan JumlahPedagang
1 Tersedia, kurang dari 1 tahun
2 Tersedia, antara 1 – 2 tahun3 Tersedia, dalam waktu 3 tahun
atau lebih15. Jumlah Kios / Lapak 1 Tidak ada
2 Ada, kurang lengkap3 Ada, lengkap disertai denah
eksisting
23 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
16. Waktu Operasional Pasar 1 1-2 hari perminggu2 3-5 hari per minggu3 6-7 hari per minggu (setiap hari)
C. DATA KOMODITI 17. Data Potensi Komoditi Daerah 1 Tidak Ada2 Ada, hanya data rekap / uraian
ringkas3 Ada, lengkap dengan volume
produksi18. Data Jenis Komoditi yang
Diperdagangkan di Pasar1 Tidak Ada
2 Ada, hanya data rekap / uraianringkas
3 Ada, lengkap dengan uraian yangmemadai kapasitasperdagangannya
19. Data Asal Komoditi 1 Tidak ada2 Ada, hanya data rekap / uraian
ringkas3 Ada, lengkap dengan daftar asal
(suplier) komoditi20. Kelancaran Pasokan 1 Tidak lancar
2 Cukup Lancar3 Lancar, tersedia sepanjang tahun
D. TATA KELOLAPASAR
21. Pengelolaan Pasar 1 Tidak ada manajemenpengelolaan pasar
2 Ada manajemen pengelolaanpasar, tapi tidak resmi (misalnyadikelola oleh perangkat desa)
3 Ada pengelola, merupakanperangkat dinas / pemda
22. Pola Koordinasi Pengelolaan Pasar 1 Tidak terkoordinasi denganinstansi teknis di daerah (misalnyaDisperindag)
2 Terkait dengan instansi teknis didaerah, namun kurang koordinasi
3 Terkoordinasi dengan instansiteknis di daerah
23. Personil Pengelolaan Pasar 1 Jumlahnya tidak memadai, tidaksebanding dengan bebantugasnya
2 Jumlahnya kurang memadai,tetapi masih bisa melaksanakantugasnya dengan baik
3 Cukup memadai, dan dapat
24 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
melaksanakan tugasnya secaraoptimal
24. Struktur Organisasi Pengelola 1 Tidak ada2 Ada, tetapi tidak disertai deskripsi
kerja untuk mendukung fungsikerja pengelolaan pasar
3 Ada dan lengkap25. Standar Operasional Prosedur
Pengelolaan Pasar1 Tidak Ada
2 Ada beberapa, sebagian telahdiimpelemtasikan dan sebagianbelum diimplementasikan
3 Ada dan diimplementasikandengan baik
PERSYARATAN TEKNISE. DATA LAHAN 26. Luas Lahan 1 Kurang dari 1.500 m2
2 1.500 – 2.999 m2
3 Lebih dari 3.000 m2
27. Status Kepemilikan Lahan 1 Tidak jelas statusnya2 Milik perorangan / swasta / ulayat3 Milik negara / pemda
28. Dokumen Kepemilikan Lahan 1 Tidak Ada2 Ada, berupa Girik/HGU/HGB3 Ada, Sertifikat Hak Milik
29. Kesesuaian Lahan dengan RTRW 1 Tidak Sesuai2 Kurang Sesuai3 Sesuai
30. Perda RTRW 1 Tidak Ada2 Masih dalam tahap penyusunan /
draft3 Ada, sudah disahkan
31. Koordinat Lokasi Pasar 1 Tidak ada2 Ada, tidak dilengkapi peta lokasi3 Ada, dilengkapi peta lokasi
F. PERENCANAANPENGEMBANGANPASAR
32. TOR / KAK Pengembangan Pasar 1 Tidak Ada
2 Ada, tapi kurang jelas3 Ada, uraian lengkap disertai dasar
pemikiran dan konseppengembangan
25 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
33. Dokumen Gambar Desain Arsitektur 1 Tidak Ada2 Ada, tapi kurang lengkap3 Ada, uraian lengkap disertai
konsep perencanaan arsitekturaldan peta
34. Estimasi Biaya (RAB) 1 Tidak Ada2 Ada, tapi kurang lengkap3 Ada, uraian lengkap disertai
lampiran rincian RABG. PERENCANAAN
BANGUNAN UTAMA35. Kantor Pengelola dan Kantor
Fasilitas Pembiayaan1 Tidak Ada
2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
36. Kios 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
37. Ruang Serbaguna 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
38. Toilet / WC 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
39. Tempat Ibadah 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
40. Pos Ukur Ulang 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
41. Pos Kesehatan 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
42. Pos Keamanan 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
43. Drainase 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
44. Tempat Penampungan SampahSementara
1 Tidak Ada
2 Ada, tidak ada uraian
26 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
3 Ada, dengan uraian lengkap45. Gudang Tempat Penyimpanan Stok
Barang1 Tidak Ada
2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
46. Area Bongkar Muat 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
47. Tempat Parkir 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
48. Area Penghijauan 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
49. Hidran / Alat Pemadam Kebakaran(Fire Extinguisher)
1 Tidak Ada
2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
50. Instalasi Air Bersih 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
51. Instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL)
1 Tidak Ada
2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
52. Jaringan Listrik 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
53. Telekomunikasi 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
54. Sistem Informasi Harga dan Stok 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
55. Papan Informasi Harga Harian 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
56. CCTV 1 Tidak Ada2 Ada, tidak ada uraian3 Ada, dengan uraian lengkap
27 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
H. AKSESIBILITASMENUJU LOKASIPASAR
57. Kedekatan Lokasi Pasar denganSentra Produksi
1 Jauh
2 Sedang
3 Dekat58. Kedekatan Lokasi Pasar dengan
Permukiman / Penduduk1 Jauh
2 Sedang
3 Dekat59. Akses Menuju Lokasi Pasar 1 Berupa desa / jalan lingkungan
2 Berupa jalan kabupaten
3 Berupa jalan negara60. Sarana Transportasi Umum 1 Tidak ada angkutan umum / hanya
tersedia ojek dan sejenisnya
2 Ada sarana angkutan umum, tapiberoperasi pada jam-jam tertentu
3 Ada sarana angkutan umum,beroperasi setiap saat
I. SARANA DANPRASARANAPENDUKUNG(FASILITAS UMUM)
61. Kedekatan dengan TerminalAngkutan
1 Jauh
2 Cukup Dekat
3 Dekat
62. Kedekatan dengan Dermaga /Pelabuhan
1 Tidak
2 Cukup Dekat3 Dekat
63. Kedekatan dengan Stasiun KeretaApi / Bandar Udara
1 Tidak
2 Cukup Dekat3 Dekat
64. Kedekatan dengan Jalan Utama 1 Tidak2 Cukup Dekat3 Dekat
Hirarki di atas menunjukkan beberapa level yang menuju pada tujuan
penilaian pasar rakyat. Nilai pada hirarki tujuan di atas, dibentuk oleh hirarki-
hirarki di bawahnya, yang bermuara pada fakta / hasil penilaian di lapangan.
Dalam mendukung keberhasilan infrastruktur pada tahun 2016 telah
28 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
dilakukan identifikasi pasar rakyat sebanyak 76 (tujuh puluh enam) dari
target awal sebanyak 96 (sembilan puluh enam) yang tersebar diseluruh
Indonesia, antara lain :
Tabel 7. Nama Pasar Rakyat Tipe A
No Nama Provinsi Kabupaten/Kota Nama Pasar1.
Aceh
Kota Banda Aceh Lampulo2. Kota Lhokseumawe Pusong3. Kab. Aceh Utara Blang Jruen4. Kab. Aceh Selatan Tapak Tuan5. Kab. Bener Meriah Pintu Rime6. Kab. Simalungun Tiga Raja7. Sumatera Barat Kab. Pesisir Selatan Carocok Mandeh8. Kepulauan Riau Kota Tanjung Pinang Baru9.
JambiKab. Merangin Baru Kota Bangko
10. Kota Jambi Talang Banjar11. Kab. Kerinci Hiang12.
Sumatera SelatanKab. Ogan Komering Ilir Tulung Selapan Ilir
13. Kab. Banyuasin Betung14. Kota Palembang Soak Bato/26 Ilir15.
BantenKota Cilegon Blok F
16. Kab. Lebak Cipanas
17. Jawa Barat Kab. Sukabumi Sagaranten18.
Jawa Tengah
Kab. Banyumas Manis19. Kab. Cilacap Maos20. Kab. Blora Ngawen21. Kab. Demak Wonopolo22. Kota Surakarta Klewer23. Kab. Kebumen Bocor24.
Jawa Timur
Kab. Sampang Margalelah25. Kota Malang Bareng26. Kab. Pamekasan Pakong27. Kab. Tulung Agung Kauman28. Kab. Ngawi Walikukun29.
NTBKab. Sumbawa Barat Jereweh
30. Kota Bima Padolo 331.
NTT
Kab. Sumba Tengah Waibakul32. Kab. Flores Timur Larantuka33. Kab. Alor Lipa34. Kab. Manggarai Barat Lembor35. Kota Kupang Oebobo36. Kalimantan Barat Kota Pontianak Tengah37. Kalimantan Tengah Kab. Barito Utara PBB38. Kalimantan Selatan Kab. Kotabaru Kemakmuran
29 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
IK-2Jumlah PasarRakyat Tipe B
39. Kalimantan Timur Kab. Penajem Paser Utara Waru
40. Kota Samarinda Lok Bahu
41.
Sulawesi Utara
Kab. Minahasa Kawangkoan42. Kab. Minahasa Selatan Poigar43. Kota Tomohon Beriman II44. Kota Kotamobagu Genggulang
45. Kab. BolaangMongondow Utara Bintauna
46. Kab. BolaangMongondow Selatan Adow
47.
Sulawesi Selatan
Kab. Bone Balle48. Kab. Takalar Sentral Takalar49. Kab. Maros Maros baru50. Kab. Sinjai Tassililu51. Kab. Pinrang Teppo Pinrang52.
Sulawesi Tengah
Kab. Morowali Bahodopi53. Kab. Buol Raya Buol
54. Kab. Toli-Toli Salumbia
55. Gorontalo Kab. Pohuwato Randangan56.
Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe Utara Tinobu57. Kab. Muna Laino58. Kab. Kolaka Mangolo59. Kota Kendari Baruga60. Kab. Bombana Boepinang61. Kab. Buton Tengah Lakorua62. Kab. Buton Selatan Sampolawa63. Kota Bau-Bau Wameo64. Sulawesi Barat Kab. Mamasa Mehalaan65. Kab. Mamasa Messawa66. Kab. Mamuju Tengah Pontanakayang67.
MalukuKab. Maluku Tengah Binaya Masohi
68. Kab. Buru Gantung Namlea69.
Papua BaratKab. Kaimana Baru Kaimana
70. Kab. Fak-Fak Bombarai71.
Papua
Kab. Jayapura Nimboran72. Kab. Nabire Sentral Kalibobo73.
Kota JayapuraDaging dan Ikan
74. Mama - Mama75. Kab. Biak Numfor Ikan Fandoi76. Kab. Nduga Serbaguna
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,
30 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Capaian targetpasar TIpe B
maka dalam menghadapi pertumbuhan pasar modern yang cukup
pesat, maka perlu dilakukan peningkatan citra dalam upaya
peningkatan kualitas dan daya saing pasar tradisional terhadap
perkembangan Toko Modern dan Pasar Modern, Kementerian
Perdagangan telah 4 tahun melaksanakan identifikasi calon kandidat
pasar percontohan dengan tujuan menciptakan pasar tradisional yang
bersih, sehat/higienes, aman, segar, nyaman, tertib, jujur dan ramah
lingkungan sehingga dapat meningkatkan kelancaran arus barang
serta dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok. Pada tahun 2016
calon kandidat pasar rakyat yang telah diseleksi, verifikasi, evaluasi
dan finalisasi berdasarkan survey ke lokasi pasar yang layak dijadikan
sebagai pasar rakyat tipe B sebanyak 57 (lima puluh tujuh) pasar
yang terindentifikasi sebagai berikut :
Tabel 8 : Capaian target pasar yang diidentifikasi sebanyak 57 pasar.
IndikatorKinerja
SatuanTahun 2016
Target Realisasi Capaian (%)
Jumlah PasarRakyat yangdiidentifikasi
unit 72 57 79,17%
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 9: Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi
7257
79.17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Target Realisasi Capaian (%)
Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
31 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Tabel 10: Nama Pasar Rakyat Tipe B
No Nama Provinsi Kabupaten/Kota Nama Pasar
1.
Aceh
Kota Sabulussalam Sukamaju
2. Kab. Aceh Timur Peureulak
3. Kab. Gayo Lues Buntul Tajuk
4. Kab. Pidie Jaya Meurah Dua
5. Kab. Aceh Tenggara Lawe Alas
6. Kab. Aceh Jaya Krueng Sabe
7. Kab. Simeulue Kampung Aie
8. Kab. Aceh Besar Samahani
9.Sumatera Utara
Kab. Tapanuli Selatan Muara Ampolu
10. Kab. Labuhan Batu Utara Aek Kanopan II
11. Kab. Batubara Delima Indrapura
12.Sumatera Barat
Kota Payakumbuh Pusat Payakumbuh
13. Kab. Tanah Datar Serikat C Batusangkar
14.Sumatera Selatan
Kab. Musi Rawas Simpang Terawas
15. Kab. Musi Banyuasin Mangun Jaya
16. Bengkulu Kab. Bengkulu Utara KTM Lagita
17.Lampung
Kab. Pringsewu Pagelaran
18. Kab. Tulang Bawang Putri Agung
19.
Jawa Barat
Kab. Ciamis Manis
20. Kota Banjar Karang Taruna
21. Kab. Tasikmalaya Cikatomas
22. Kab. Bogor Nanggung
23. Kab. Cianjur Ciranjang
24.Jawa Tengah
Kab. Purbalingga Bobotsari
25. Kab. Boyolali Sambi
26. Kab. Jepara Pengkol
27.DIY
Kota Yogyakarta Pingit
28. Kab. Gunung Kidul Trowono
29.
Jawa Timur
Kab. Madiun Sambirejo
30. Kab. Mojokerto Dinoyo
31. Kab. Tuban Jatirogo
32. Kab. Probolinggo Leces
33. Kab. Situbondo Panarukan
34. Kab. Lamongan Sidoharjo
35. Kab. Pacitan Ngudirejo
32 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
IK-3 JumlahPasar RakyatyangmendapatkanPemberdayaanTerpaduNasional
36. Kab. Ponorogo Pulung
37.Bali
Kota Denpasar Pohgading
38. Kab. Buleleng Kampung Tinggi
39.NTB
Kab. Lombok Timur Paokmotong
40. Kab. Lombok Tengah Jelojok
41.NTT
Kab. Manggarai Timur Borong
42. Kab. Nagekeo Danga
43. Kab. Timor Tengah Utara Kefamenanu
44.Kalimantan Barat
Kota Singkawang Semi Modern
45. Kab. Mempawah Jungkat
46. Kalimantan Tengah Kab. Pulang Pisau Handep Hapakat
47. Kalimantan Utara Kab. Tana Tidung Betayau
48.Sulawesi Utara
Kab. Kepulauan Talaud Percontohan
49. Kab. Kepulauan Sangihe Tamako
50. Kab. Kepulauan SiauTagulandang Biaro (Sitaro)
Ampera Ulu Siau
51.Sulawesi Selatan
Kab. Luwu Bua
52. Kab. Jeneponto Tarowang
53. Kab. Wajo Tancung
54. Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una-Una Ampana
55. Gorontalo Kab. Bone Bolango Kamis
56. Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Timur Tirawuta
57. Sulawesi Barat Kab. Majene Lembang Dhua
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Untuk tercapainya tujuan revitalisasi pasar, maka revitalisasi terhadap
aspek fisik pasar perlu didukung pembenahan aspek manajemen yaitu
untuk mengubah cara pandang/paradigma dalam penyelenggaraan
pasar rakyat menuju pengelolaan secara professional. Selain itu perlu
dilakukan pembinaan kepada pedagang pasar agar mampu
meningkatkan keterampilan mengelola usaha dan mampu
mengembangkan budaya kekeluargaan di lingkungan pasar.
Oleh karena itu Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai
kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat yang diberikan
kepada pasar yang mendapatkan dana pembantuan dari Kementerian
Perdagangan. Kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat
merupakan suatu kegiatan pendampingan kepada pasar yang
mendapatkan dana pembantuan dari Kementerian Perdagangan untuk
meningkatkan kapasitas dari para pengelola dan pedagang di pasar
33 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
tersebut. Kegiatan ini juga mengacu kepada RPJM 2015-2019 pada
program Pemberdayaan Manajemen Terpadu Nasional yang dilakukan
sesuai dengan fungsi dan tugas instansi masing-masing.
Adapun tahapan kegiatan pemberdayaan manajemen meliputi pendataan
pedagang, rekruitment fasilitator, pelaksanaan Training of Facilitator,
FGD, bimbingan teknis, sekolah pasar, dan aktivasi pasar. Tujuan dari
kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat Terpadu Nasional ini
antara lain adalah :
1. Mendorong pasar rakyat untuk dapat bersaing dengan toko modern dan
maju bersama dalam menigkatkan perekonomian masyarakat dengan
dengan pengelolaan dan pemberdayaan pasar secara profesional;
2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
3. Menjadikan pasar rakyat sebagai penggerak roda perekonomian
daerah;
Pemberdayaan dan Pendampingan Pasar Rakyat, terdiri dari :
a. Pendampingan kepada para pedagang pasar dalam hal pengelolaanpasar yang baik, menata barang dagangan, menghitung omzet, dll.
b. Sosialisasi kepada pedagang dan Forum Komunikasi, merupakankegiatan sosialisasi dalam rangka relokasi kembali pedagang kepasar yang telah dibangun.
c. Focus Group Discussion (FGD), berupa pertemuan dengan seluruhstake holder dalam rangka persiapan penempatan kembali pedagangke pasar yang telah dibangun.
d. Sekolah Pasar, berupa suatu media pembelajaran dalam bagipelaku pasar rakyat, terdiri dari :
Kelas Pasar, pertemuan rutin yang bersifat klasikal dan diskusi,materi yang diberikan antara lain :
- Manajemen Pengelolaan Pasar- Moral Dan Etika Berdagang- Manajemen keuangan- Manajemen Lingkungan Bersih- Teknik Berjualan dan menata barang dagangan yang baik dll.
Pasar yang mendapatkan pemberdayaan terpadu nasional merupakan
pasar rakyat yang telah direvitalisasi dan telah beroperasi melakukan
transaksi ke pembeli, adapun tujuan dari identifikasi ini adalah untuk melihat
34 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
perkembangan pendapatan pedagang di pasar rakyat sebelum dan sesudah
di revitalisasi, Berikut adalah data Pasar Rakyat yang Mendapatkan
Pemberdayaan Terpadu Nasional:
Tabel 11: Data Manajemen Pemberdayaan Pasar Rakyat
No Nama Pasar Kab.Kota Provinsi
1 Induk Sabang Kota Sabang Aceh
2 Tapak Tuan Kab. Aceh Selatan Aceh
3 Tanjung/Mbancang Lade Kab. Aceh Tenggara Aceh
4 Perbaungan Kab. Serdang Bedagai Sumatera Utara
5 Porsea Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
6 Inpres Blok IV Kota Padang Sumatera Barat
7 Pangkalan Balai Kab. Banyuasin Sumatera Selatan
8 Pasar Induk Kab. Musi Rawas Utara Sumatera Selatan
9 Prabumulih Kota Prabumulih Sumatera Selatan
10 Lima Puluh Kota Pekanbaru Riau
11 Kepahiang Kab. Kepahiang Bengkulu
12 Siulak Kab. Kerinci Jambi
13 Dayamurni Kab. Tulang Bawang Barat Lampung
14 Kemiling Kota Bandar Lampung Lampung
15 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Lampung
16 Pekalongan Kab. Lampung Timur Lampung
17 Baru Kota Cilegon Banten
18 Wado Kab. Sumedang Jawa Barat
19 Cikatomas Kab. Tasikmalaya Jawa Barat
20 Sukamelang Kab. Subang Jawa Barat
21 Jepon Kab. Blora Jawa Tengah
22 Sidadadi Kab. Cilacap Jawa Tengah
23 Giwangretno Kab. Kebumen Jawa Tengah
24 Klewer Kota Surakarta Jawa Tengah
25 Manis Kab. Banyumas Jawa Tengah
26 Sentolo Kab. Kulonprogo DIY
27 Semin Kab. Gunung Kidul DIY
28 Sukodono Kab. Sidoarjo Jawa Timur
29 Oro Oro Dowo Kota Malang Jawa Timur
35 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
30 Legi Kota Blitar Jawa Timur
31 Dukun Kab. Gresik Jawa Timur
32 Pakraman Poh Gading Kota Denpasar Bali
No Nama Pasar Kab.Kota Provinsi
33 Amahami Kota Bima NTB
34 Woha Kab. Bima NTB
35 Bawah Kab. Dompu NTB
36 Alok Kab. Sikka NTT
37 Reo Kab. Manggarai NTT
38 Motamasin Kab. Malaka NTT
39 Kapuas Raya Kab. Sintang Kalimantan Barat
40 Tebas Kab. Sambas Kalimantan Barat
41 Kayu Tangi Kab. Banjar Kalimantan Selatan
42 Sukamara Kab. Sukamara Kalimantan Tengah
43 Pasar Waru Kab. Panajem Paser Utara Kalimantan Timur
44 Lolak Kab. Bolaang Mongondow Sulawesi Utara
45 Momalia Kab. Bolaang Mongondow Selatan Sulawesi Utara
46 Buyat Kab. Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara
47 Motoling Kab. Minahasa Selatan Sulawesi Utara
48 Tombatu Kab. Minahasa Tenggara Sulawesi Utara
49 Boroko Kab. Bolaang Mongondow Utara Sulawesi Utara
50 Bungku Kab. Morowali Sulawesi Tengah
51 Lawolatu Kab. Kolaka Utara Sulawesi Tenggara
52 Sampara Kab. Konawe Sulawesi Tenggara
53 Palangga Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara
54 Lapulu Kota Kendari Sulawesi Tenggara
55 Tandoha Mappacing II Kab. Bombana Sulawesi Tenggara
56 Atapange Kab. Wajo Sulawesi Selatan
57 Senggol Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan
58 Sudu Kab. Enrekang Sulawesi Selatan
59 Loka Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan
60 Parigi Kab. Bone Sulawesi Selatan
61 Sentral Tanete Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan
62 Paranglompoa Kab. Gowa Sulawesi Selatan
63 Andi Tada Kota Palopo Sulawesi Selatan
64 Batu Lappa Kab. Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan
65 Erasa II Kab.Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan
36 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
66 Boyong Kab. Jeneponto Sulawesi Selatan
67 Sentral Kab. Takalar Sulawesi Selatan
68 Bungi Kab. Pinrang Sulawesi Selatan
No Nama Pasar Kab.Kota Provinsi
69 Malili Kab. Luwu Timur Sulawesi Selatan
70 Binuang Kab. Poliwali Mandar Sulawesi Barat
71 Kalukku Kab. Mamuju Sulawesi Barat
72 Bambalmotu Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat
73 Tepoyo Kab. Mamuju Tengah Sulawesi Barat
74 Sentral Majene Kab. Majene Sulawesi Barat
75 Pontolo Kab. Gorontalo Utara Gorontalo
76 Selasa Dluha Utara Kab. Bone Bolango Gorontalo
77 Liluwo Kota Gorontalo Gorontalo
78 Marisa Kab. Pohuwato Gorontalo
79 Bongo Nol Kab. Boalemo Gorontalo
80 Jailolo Kab. Halmahera Barat Maluku Utara
81 Sarimahala Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara
82 Galala Sofifi Provinsi Maluku Utara Maluku Utara
83 Bahari Berkesan Kota Ternate Maluku Utara
84 Namlea Kab. Buru Maluku
85 Bula Kab. Seram Bagian Timur Maluku
86 Kaimana Kab. Kaimana Papua Barat
87 Wosi Kab. Manokwari Papua Barat
88 Iriati Kab. Teluk Wondama Papua Barat
89 Rufei Kota Sorong Papua Barat
90 Waisai Kab. Raja Ampat Papua Barat
91 Tambaruni Kab. Fak Fak Papua Barat
92 Entrop Kota Jayapura Papua
93 Baru Waropen Kab. Waropen Papua
94 Elelim Kab. Yalimo Papua
95 Kenyam Kab. Nduga Papua
96 Sentral Mulia Kab. Puncak Jaya Papua
97 Eiknemba Kab. Intan Jaya Papua
98 Doyo Baru Kab. Jayapura Papua
99 Jibama Kab. Jayawijaya Papua
100 Sentral Enarotali Kab. Paniai Papua
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
37 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
IK-4 JumlahPusat DistribusiRegional yangdibangun
Pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :
48/MDAG/PER/8/2013 disebutkan bahwa Pusat Distribusi Regional
adalah pusat distribusi yang berfungsi sebagai penyangga komoditas
utama di beberapa kabupaten/kota yang memiliki jumlah penduduk,
aksesibilitas, daerah konsumen, yang dapat bersifat kolek dan berpotensi
untuk dikembangkan menjadi pusat perdagangan antar pulau. Pusat
Distribusi Regional (PDR) merupakan salah satu sub sistem jaringan
yang pada dasarnya berfungsi sebagai penyokong bagi Pusat Distribusi
Provinsi (PDP) yang berada di tiap propinsi dalam hal pemenuhan dan
penyaluran kebutuhan maupun hasil produksi daerah.
Pusat Distribusi Regional umumnya merupakan penyedia dan pengelola
cadangan penyangga serta pusat konsolidasi komoditas yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Fungsi utama dari Pusat Distribusi Regional adalah :
a. Sebagai pusat konsolidasi pengadaan komoditas untuk mencukupi
kebutuhan di regionalnya. Aktivitas konsolidasi ini dilakukan ketika
kuota kebutuhan komoditas di Pusat Distribusi Provinsi yang berada di
propinsi tidak mencukupi untuk melakukan pemesanan secara mandiri
dan perlu dilakukan konsolidasi dengan kebutuhan provinsi lain
sehingga dapat mencukupi kuota yang ditetapkan oleh produsen
komoditas tersebut.
b. Sebagai penyangga persediaan komoditas untuk menanggulangi
kekurangan, baik bagi regional layanannya maupun bagi kebutuhan
nasional.
c. Sebagai pelaksana pencatatan kebutuhan komoditas pada suatu
wilayah regional berdasarkan data yang diserahkan oleh Pusat
Distribusi Provinsi yang berada di bawahnya.
d. Sebagai tempat dilakukannya kegiatan pencatatan, sorting, cross
docking, packing dan storage untuk komoditas impor yang dipesan
untuk selanjutnya disalurkan kepada PDP di provinsi di bawah wilayah
38 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
IK-5PertumbuhanOmzetPedagang PasarRakyat Tipe Ayang telahdirevitalisasi
layanannya yang membutuhkan dengan harga yang lebih terkendali
dibandingkan jaringan distribusi umum (non Pusat Distribusi).
Untuk ditahun 2016 Pusat Distribusi Regional yang dibangun adalah 1
(satu) yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan.
Salah satu fungsi strategis dari pasar adalah berkontribusi terhadap
ketahanan perekonomian bangsa, karena sebagian besar pedagang di
pasar rakyat merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, di pasar rakyat juga memiliki retribusi pasar yang berkontribusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga pasar yang telah
direvitalisasi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
masing-masing daerah, yang pada awalnya pasar tersebut beroperasi 2
atau 3 kali dalam seminggu, setelah direvitalisasi dapat beroperasi setiap
hari dan dapat meningkatkan omzet pedagang pasar.
Sampai dengan akhir tahun 2016 pertumbuhan omzet pedagang pasar
tipe A yang direvitalisasi mencapai 27.14%, hal tersebut dinilai cukup
berhasil karena sudah mencapai target yang ditetapkan, walaupun ada
beberapa pasar yang sampai dengan akhir tahun belum beroperasi
secara menyeluruh.Tabel 12: Pertumbuhan Omzet Pedagang Pasar Rakyat Tipe A
NO PASAR TOTAL OMZET PASAR PRAREVITALISASI/TAHUN
TOTAL OMZET PASARPASCA REVITALISASI TAHUN
2016*
PERSENTASEKENAIKAN OMZET
PASAR PASCAREVITALISASI/HARI
1 Induk Sabang BELUM BEROPERASI
2 Tapak Tuan BELUM BEROPERASI
3 Tanjung/Mbancang Lade Rp 147,969,175,200 Rp 186,162,517,500 25.81%
4 Perbaungan BELUM BEROPERASI
5 Porsea Rp 30,339,129,600 Rp 37,378,066,976 23.20%
6 Inpres Blok IV BELUM BEROPERASI
7 Pangkalan Balai Rp 65,802,150,000 Rp 84,043,968,250 27.72%
8 Pasar Induk Rp 17,543,520,000 Rp 21,812,443,200 24.33%
9 Prabumulih BELUM BEROPERASI
10 Lima Puluh Rp 151,568,610,000 Rp 189,355,240,050 24.93%
11 Kepahiang Rp 22,006,924,800 Rp 27,566,568,960 25.26%
12 Siulak Rp 9,029,955,900 Rp 122,418,215,700 33.31%
13 Dayamurni Rp 72,960,732,000 Rp 88,672,233,220 21.53%
39 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
14 Kemiling Rp 29,204,232,000 Rp 38,844,491,720 33.01%
15 Sidomulyo Rp 66,510,140,400 Rp 186,162,517,500 25.81%
16 Amahami Rp 85,703,850,000 Rp 231,816,888,000 170.49%
17 Baru Rp 39,700,584,000 Rp 53,056,994,760 33.64%
NO PASAR TOTAL OMZET PASAR PRAREVITALISASI/TAHUN
TOTAL OMZET PASARPASCA REVITALISASI TAHUN
2016*
PERSENTASEKENAIKAN OMZET
PASAR PASCAREVITALISASI/HARI
18 Wado Rp 96,530,726,400 Rp 115,270,868,224 19.41%
19 Cikatomas Rp 149,182,416,000 Rp 181,753,910,160 21.83%
20 Sukamelang BELUM BEROPERASI
21 Jepon Rp 187,942,970,880 Rp 222,100,860,032 18.07%
22 Sidadadi Rp 117,323,740,800 Rp 138,646,865,120 20.17%
23 Giwangretno Rp 32,552,604,000 Rp 39,553,997,400 21.51%
24 Klewer BELUM BEROPERASI
25 Manis Rp 47,697,884,640 Rp 58,990,169,551 23.67%
26 Sentolo Rp 18,025,892,400 Rp 22,540,749,636 25.05%
27 Semin Rp 33,130,915,200 Rp 40,711,217,232 22.88%
28 Sukodono Rp 56,096,372,400 Rp 67,435,232,170 20.21%
29 Oro Oro Dowo Rp 32,816,753,760 Rp 39,723,535,656 21.05%
30 Legi Rp 53,986,500,000 Rp 65,798,662,500 21.88%
31 Dukun Rp 31,440,138,000 Rp 38,843,193,750 23.55%
32 Pakraman Poh Gading Rp 53,346,660,000 Rp 64,574,271,000 21.05%
33 Pekalongan Rp 50,364,633,600 Rp 60,530,828,160 20.19%
34 Woha Rp 73,972,800,000 Rp 90,285,741,600 22.05%
35 Bawah Rp 47,430,000,000 Rp 59,892,000,000 26.27%
36 Alok Rp 111,727,968,000 Rp 142,453,159,200 27.50%
37 Reo Rp 6,072,435,000 Rp 8,130,315,750 33.89%
38 Motamasin Rp 9,100,868,400 Rp 11,864,576,556 30.37%
39 Kapuas Raya BELUM BEROPERASI
40 Tebas Rp 5,680,722,720 Rp 7,716,871,962 35.84%
41 Kayu Tangi Rp 40,583,042,400 Rp 52,594,198,984 29.60%
42 Sukamara Rp 36,002,978,400 Rp 46,058,547,104 27.93%
43 Pasar Waru BELUM BEROPERASI
44 Lolak Rp 13,467,888,000 Rp 21,426,768,480 59.10%
45 Momalia Rp 72,018,396,480 Rp 94,773,682,806 31.60%
46 Buyat BELUM BEROPERASI
47 Motoling Rp 134,887,200,000 Rp 169,283,436,000 25.50%
48 Tombatu Rp 79,641,610,200 Rp 96,717,708,387 21.44%
49 Boroko Rp 38,648,475,000 Rp 48,525,307,500 25.56%
50 Bungku Rp 33,997,266,000 Rp 42,118,835,100 23.89%
51 Lawolatu BELUM BEROPERASI
52 Sampara BELUM BEROPERASI
53 Palangga BELUM BEROPERASI
54 Lapulu Rp 30,244,530,000 Rp 37,132,573,450 22.77%
55 TandohaMappacing II Rp 25,110,000,000 Rp 32,073,844,000 27.73%
40 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
56 Atapange Rp 162,615,183,480 Rp 195,664,694,621 20.32%
57 Senggol Rp 99,463,872,000 Rp 120,127,003,840 20.77%
58 Sudu BELUM BEROPERASI
59 Loka Rp 46,600,655,760 Rp 56,616,008,077 21.49%
NO PASAR TOTAL OMZET PASAR PRAREVITALISASI/TAHUN
TOTAL OMZET PASARPASCA REVITALISASI TAHUN
2016*
PERSENTASEKENAIKAN OMZET
PASAR PASCAREVITALISASI/HARI
60 Parigi Rp 49,227,690,000 Rp 59,342,263,050 20.55%
61 Sentral Tanete Rp 38,286,240,000 Rp 46,709,212,800 22.00%
62 Paranglompoa Rp 12,329,091,840 Rp 15,787,203,245 28.05%
63 Andi Tada Rp 14,672,810,880 Rp 17,979,209,674 22.53%
64 BatuLappa BELUM BEROPERASI
65 Erasa II Rp 21,942,000,000 Rp 28,014,180,260 27.67%
66 Boyong BELUM BEROPERASI
67 Sentral Rp 11,236,780,800 Rp 13,597,396,576 21.01%
68 Bungi Rp 50,908,516,200 Rp 61,035,878,889 19.89%
69 Malili Rp 38,619,046,080 Rp 50,779,381,459 31.49%
70 Binuang Rp 6,069,797,520 Rp 7,694,300,713 26.76%
71 Sentral Majene Rp 66,762,282,000 Rp 83,047,777,980 24.39%
72 Kalukku Rp 60,470,218,200 Rp 76,654,293,898 26.76%
73 Bambalmotu Rp 32,176,757,520 Rp 40,084,559,821 24.58%
75 Pontolo BELUM BEROPERASI
76 Liluwo Rp 8,278,845,120 Rp 10,126,270,925 22.32%
77 Selasa Dluha Utara Rp 45,400,788,360 Rp 56,558,545,894 24.58%
78 Marisa Rp 41,670,000,000 Rp 53,487,918,100 28.36%
79 Bongo Nol Rp 68,393,688,000 Rp 84,082,785,520 22.94%
80 Galala Sofifi Rp 15,942,990,000 Rp 19,944,209,600 25.10%
81 Jailolo Rp 25,118,035,200 Rp 31,291,076,608 24.58%
82 Sarimahala Rp 38,394,938,400 Rp 46,962,775,936 22.32%
83 Bahari Berkesan Rp 51,549,156,000 Rp 63,264,522,240 22.73%
84 Namlea Rp 21,992,085,720 Rp 29,943,234,006 36.15%
85 Bula BELUM BEROPERASI
86 Kaimana Rp 4,860,000,000 Rp 6,220,800,000 28.00%
87 Wosi BELUM BEROPERASI
88 Iriati Rp 103,320,000,000 Rp 130,968,000,000 26.76%
89 Rufei BELUM BEROPERASI
90 Waisai Rp 46,080,384,000 Rp 58,720,408,320 27.43%
91 Tambaruni Rp 74,700,000,000 Rp 90,696,000,000 21.41%
92 Entrop BELUM BEROPERASI
93 Doyo Baru BELUM BEROPERASI
94 Baru Waropen Rp 24,480,000,000 Rp 29,606,400,000 21%
95 Elelim Rp 6,055,560,000 Rp 7,382,300,800 22%
96 Kenyam Rp 45,900,000,000 Rp 55,512,000,000 21%
97 Sentral Mulia Rp 132,631,392,000 Rp 165,778,456,960 25%
98 Eiknemba Rp 9,282,000,000 Rp 11,225,760,000 21%
41 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
IK-6 JumlahPasar Rakyatyangdiidentifikasiuntuk mendapatPemberdayaanTerpaduNasional
99 Jibama Rp 10,416,000,000 Rp 13,245,680,000 27%
100 Sentral Enarotali Rp 7,124,160,000 Rp 8,667,148,800 22%
Rata-Rata Kenaikan 27.14%
Tabel 13: Perbandingan Capaian Omzet Tahun 2015-2016
No Indikator Kinerja UtamaSatuan Target Realisasi Capaian (%)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Rata-rata peningkatan (omzet)Pasar Percontohan
Unit 68 50 68 50 100 100
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 14: Grafik Capaian Omzet Pedagang Pasar Rakyat
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Untuk tercapainya tujuan revitalisasi pasar, maka revitalisasi terhadap
aspek fisik pasar perlu didukung pembenahan aspek manajemen yaitu
untuk mengubah cara pandang/paradigma dalam penyelenggaraan
pasar rakyat menuju pengelolaan secara professional. Selain itu perlu
dilakukan pembinaan kepada pedagang pasar agar mampu
meningkatkan keterampilan mengelola usaha dan mampu
mengembangkan budaya kekeluargaan di lingkungan pasar.
Oleh karena itu Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai
42 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat yang diberikan
kepada pasar yang mendapatkan dana pembantuan dari Kementerian
Perdagangan. Kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat
merupakan suatu kegiatan pendampingan kepada pasar yang
mendapatkan dana pembantuan dari Kementerian Perdagangan untuk
meningkatkan kapasitas dari para pengelola dan pedagang di pasar
tersebut. Kegiatan ini juga mengacu kepada RPJM 2015-2019 pada
program Pemberdayaan Manajemen Terpadu Nasional yang dilakukan
sesuai dengan fungsi dan tugas instansi masing-masing.
Adapun tahapan kegiatan pemberdayaan manajemen meliputi pendataan
pedagang, rekruitment fasilitator, pelaksanaan Training of Facilitator,
FGD, bimbingan teknis, sekolah pasar, dan aktivasi pasar. Tujuan dari
kegiatan Pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat Terpadu Nasional ini
antara lain adalah :
1. Mendorong pasar rakyat untuk dapat bersaing dengan toko modern dan
maju bersama dalam menigkatkan perekonomian masyarakat dengan
dengan pengelolaan dan pemberdayaan pasar secara profesional;
2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
3. Menjadikan pasar rakyat sebagai penggerak roda perekonomian
daerah;
Pemberdayaan dan Pendampingan Pasar Rakyat, terdiri dari :
e. Pendampingan kepada para pedagang pasar dalam hal pengelolaanpasar yang baik, menata barang dagangan, menghitung omzet, dll
f. Sosialisasi kepada pedagang dan Forum Komunikasi, merupakankegiatan sosialisasi dalam rangka relokasi kembali pedagang kepasar yang telah dibangun
g. Focus Group Discussion (FGD), berupa pertemuan dengan seluruhstake holder dalam rangka persiapan penempatan kembali pedagangke pasar yang telah dibangun
h. Sekolah Pasar, berupa suatu media pembelajaran dalam bagipelaku pasar rakyat, terdiri dari :
43 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Kelas Pasar, pertemuan rutin yang bersifat klasikal dan diskusi,materi yang diberikan antara lain :
- Manajemen Pengelolaan Pasar- Moral Dan Etika Berdagang- Manajemen keuangan- Manajemen Lingkungan Bersih- Teknik Berjualan dan menata barang dagangan yang baik dll.
IK-7
Jumlah penyediajasa Logistiksektorperdaganganyang dilakukanpembinaan
Indikator kinerja dan target yang akan dicapai pada tahun 2016 terkait
dengan Aparatur dan Pelaku Usaha yang meningkat pemahaman di bidang
Logistik sebagaimana yang tercantum dalam target indikator kinerja
sebanyak 600 peserta, peserta yang hadir adalah pelaku usaha, pedagang
pasar, dan instansi pemerintahan terkait.
Adapun jenis kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 yang
dapat mendukung tercapainya kinerja yaitu : (1) Rakor Peningkatan
kelancaran Logistik Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (100
Peserta); (2) Koordinasi Implementasi Laporan Administrasi Gudang (100
Peserta); (3) Pengembangan Gerai Maritim (225 Peserta); (4) Penyusunan
Draf Permendag tentang Ketentuan Umum dibidang Perdagangan
Antarpulau (100 Peserta); (5) Pemberdayaan Pedagang Pasar Rakyat (200
Peserta); dan (6) Implementasi Kebutuhan Pergudangan didaerah (100
Peserta).
Adapun capaian indikator ini telah melampaui target hal ini disebabkan oleh
banyaknya peserta yang ingin memahami tentang pentingnya logistik bagi
pengembangan daerah untuk masa yang akan datang sehingga dengan
mengikuti workshop maupun rapat koordinasi dalam rangka pengembangan
sistem logistik nasional, aparatur bisa mengimplementasikan bagi daerah
masing-masing.
Untuk tahun mendatang akan ditingkatkan lagi pelaksanaan workshop dan
rapat koordinasi ini dibeberapa daerah, agar lebih banyak lagi aparatur yang
lebih memahami dalam pengembangan logistik Nasional.
44 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Tabel 15.Perbandingan Capaian Indikator Direktorat Sarana Distribusi dan LogistikTahun 2015 dan 2016
No Indikator Kinerja Utama SatuanTarget Realisasi Capaian (%)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Jumlah penyedia jasa Logistiksektor perdagangan yangdilakukan pembinaan
Peserta 600 600 1010 825 168 137.5
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 16: Grafik Perbandingan Capaian Penyedia Jasa Logistik 2017
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
IK 8
Tersediainformasisarana logistikperdagangan
Dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik nasional
diperlukan informasi logistik yang memadai. Hal ini penting mengingat
informasi logistik yang memadai sangat diperlukan sebagai bahan untuk
melakukan pengambilan kebijakan yang tepat dalam rangka upaya
membangun daya saing nasional serta mendukung implementasi rencana
aksi sistem logistik nasional sebagaimana tertuang dalam Perpres 26
tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
45 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Dalam Perpres tersebut menjelaskan bahwa penyimpanan (warehousing)
merupakan bagian penting dalam Sistem Logistik Nasional. Selengkapnya
Perpres 26 Tahun 2012 mendefinisikan logistik sebagai bagian dari rantai
pasok (supply chain) yang menangani arus barang, arus informasi, dan
arus uang melalui proses pengadaan (procurement), penyimpanan
(warehousing), transportasi, distribusi dan pelayanan penghantaran
(delivery services).
Pada tahun 2016 untuk mendukung hal tersebut diatas, Direktorat Sarana
Distribusi dan Logistik telah menetapakan indikator kinerja dengan capaian
target berupa penghimpunan informasi sarana logistik perdagangan,
khususnya pergudangan dari 34 provinsi. Pendataan gudang diperlukan
dalam rangka pengamanan ketersediaan stok, khususnya barang pokok
dan penting. Langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan verifikasi
data gudang kepada dinas-dinas yang membidangi perdagangan di
Propinsi. Disamping itu untuk menguji keberadaan gudang-gudang
tersebut dilakukan kunjungan lapangan ke beberapa gudang secara
sampling.
Kriteria data gudang yang dihimpun berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan No. 90 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pembinaan
Pergudangan sebagai berikut :Tabel 17 : Kriteria data gudang berdasarkan Permendag No. 90 Tahun 2014
tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan
No Kriteria Luas
1 Gudang Tertutup Gol. A 100 m2 s.d 1.000 m2;
2 Gudang Tertutup Gol. B 1.000 m2 s.d 2.500 m2;
3 Gudang Tertutup Gol. C diatas 2.500 m2;
4 Gudang Tertutup Gol. D Gudang berbentuk Silo atau Tangki;
5 Gudang Terbuka ≥ 1000 m2
Sumber : Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Pada kegiatan penghimpunan sarana logistik dari daerah, Direktorat
Sarana Distribusi dan Logistik melakukan kegiatan penjemputan/meminta
46 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
data-data gudang dari 34 daerah (Provinsi) untuk dihimpun menjadi data
informasi sarana logistik perdagangan yang diperoleh dari 34 provinsi.
Pada tahun 2016 target informasi sarana logistik perdagangan adalah
diperolehnya informasi sarana logistik (data gudang) dari 34 provinsi.
Target tersebut berhasil tercapai 100%, dengan diperolehnya informasi
data gudang dari 34 Provinsi. Untuk mencapai target tersebut, Direktorat
Sarana Distribusi dan Logistik melakukan koordinasi dan pengambilan
data-data gudang yang dimiliki oleh Dinas yang membidangi perdagangan
di tingkat provinsi. Data-data tersebut merupakan data-data gudang
diseluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.
Untuk membandingkan capaian kinerja tahun 2015 dan 2016 sebagaimana
yang tercantum dalam matriks dibawah ini
Tabel 18: Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Logistik dan Sarana
Distribusi Tahun 2015 dan 2016
NoIndikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Tersedianya informasi saranalogistik perdagangan
provinsi 33 34 33 34 100 100
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 19: Grafik Perbandingan Informasi Sarana Logistik Perdagangan 2016
47 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
33 3433 34
100 100
0
20
40
60
80
100
120
Tahun 2015 Tahun 2016
Target
Realisasi
Capaian (%)
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Komoditas yang menjadi prioritas adalah barang pokok dan penting
diantaranya adalah bahan pangan (beras dan minyak goreng), bahan
sandang (tekstil dan produk tekstil), dan bahan perumahan (semen dan
baja). Disamping itu, ada barang penting seperti bahan bakar minyak, gas,
pupuk dan lain-lain.
Kegiatan penghimpunan informasi logistik dilakukan dengan daerah yang
menjadi target penghimpunan informasi adalah sebanyak 34 Provinsi.
Tabel 20: Data Gudang di 34 ProvinsiKabupaten/Kota di Indonesia
NO PROVINSI JUMLAH
1 D.I.ACEH• Kota Banda Aceh 1• Kota Lhokseumawe 21• Kabupaten Pidie 74• Kabupaten Aceh Besar 21• Kabupaten Aceh Utara 34
Sub total 151
2 SUMATERA UTARA• Kota Medan 435• Kabupaten Dairi 8
48 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kota Pematang Siantar 89Sub total 532
3 SUMATERA BARAT• Kota Padang 74• Kabupaten Tanah Datar 4• Kota Pariaman 7
Sub total 85
4 RIAU• Kota Pekanbaru 409• Kota Dumai 46• Kabupaten Bengkalis 34• Kabupaten Rokan Hilir 57• Kabupaten Siak 12• Kabupaten Rokan Hulu 42• Kabupaten Indragiri Hilir 97• Kabupaten Indragiri Hulu 66• Kabupaten Kampar 35• Kabupaten Kepulauan Meranti 26• Kabupaten Kuantan Singingi 31
Sub total 855
5 JAMBI• Kabupaten Muaro Jambi 11• Kabupaten Sarolangun 57• Kabupaten Tanjung Jabung Barat 58• Kota Jambi 295• Kabupaten Bungo 55• Kabupaten Batang Hari 7
Sub total 483
6 SUMATERA SELATAN• Kabupaten Banyuasin 8• Kabupaten Musi Rawas 51• Kabupaten Musi Rawas Utara 27• Kabupaten Ogan Ilir 3• Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 27• Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 13• Kabupaten Ogan Komering Ulu 86• Kota Palembang 167• Kabupaten Muara Enim 2• Kabupaten Lahat 23• Kabupaten Musi Banyuasin 4
49 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kabupaten Pagar Alam 6• Kabupaten Empat Lawang 4
Sub total 421
7 BENGKULU• Kota Bengkulu 63
Sub total 63
8 LAMPUNG• Kabupaten Tulang Bawang 55• Kabupaten Tulang Bawang Barat 12• Kabupaten Lampung Barat 62• Kabupaten Way Kanan 40• Kabupaten Lampung Timur 60• Kabupaten Tanggamus 79• Kabupaten Lampung Utara 42• Kabupaten Mesuji 39• Kabupaten Pringsewu 51• Kabupaten Pesawaran 17• Kota Metro 73• Kabupaten Lampung Tengah 144• Kabupaten Lampung Selatan 93• Kabupaten Bandar Lampung 179
Sub total 946
9 KEP. BANGKA BELITUNG• Kota Pangkal Pinang 53• Kabupaten Bangka Tengah 20• Kabupaten Belitung 84• Kabupaten Bangka 20• Kabupaten Bangka Barat 13• Kabupaten Bangka Selatan 22• Kabupaten Belitung Timur 4
Sub total 216
10 KEP. RIAU• Kota Tanjung Pinang 37• Kabupaten Natuna 5• Kabupaten Bintan 8• Kabupaten Karimun 49• Kota Batam 40• Kabupaten Lingga 9• Kabupaten Kep. Anambas 4
Sub total 152
50 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
11 DKI. JAKARTA• Kota Jakarta Barat 67• Kota Jakarta Utara 80• Kota Jakarta Timur 46• Kota Jakarta Pusat 41• Kota Jakarta Selatan 36
Sub total 270
12 D.I. YOGYAKARTA• Kabupaten Gunungkidul 53• Kabupaten Kulon Progo 64• Kabupaten Bantul 145• Kabupaten Sleman 75• Kota Yogyakarta 132
Sub total 469
13 JAWA BARAT• Kabupaten Sumedang 187• Kota Depok 39• Kabupaten Bandung Barat 95• Kota Bekasi 67• Kabupaten Subang 59• Kabupaten Majalengka 46• Kabupaten Garut 9• Kabupaten Tasikmalaya 54• Kabupaten Ciamis 21• Kabupaten Indramayu 34• Kabupaten Cianjur 57• Kabupaten Kuningan 101• Kabupaten Cirebon 183• Kabupaten Bogor 41• Kabupaten Sukabumi 342• Kota Sukabumi 17• Kota Cimahi 117• Kabupaten Purwakarta 22• Kabupaten Karawang 58• Kota Bandung 250• Kabupaten Bandung 34• Kota Cirebon 31• Kota Tasikmalaya 42• Kota Bogor 11
Sub Total 1917
51 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
14 JAWA TENGAH• Kabupaten Cilacap 194• Kota Surakarta 43• Kabupaten Magelang 63• Kota Magelang 20• Kabupaten Blora 40• Kota Tegal 30• Kabupaten Tegal 48• Kabupaten Jepara 33• Kabupaten Sragen 82• Kabupaten Boyolali 3• Kabupaten Brebes 44• Kota Pekalongan 32• Kabupaten Pekalongan 47• Kabupaten Purbalingga 8• Kabupaten Klaten 53• Kota Salatiga 70• Kota Semarang 20• Kabupaten Semarang 6• Kabupaten Demak 14• Kabupaten Grobongan 28• Kabupaten Kendal 72• Kabupaten Pati 71• Kabupaten Rembang 32• Kabupaten Temanggung 18• Kabupaten Kudus 51• Kabupaten Batang 57
Sub Total 1179
15 JAWA TIMUR• Kabupaten Tulungagung 40• Kota Kediri 81• Kabupaten Magetan 70• Kabupaten Sidoarjo 173• Kabupaten Jombang 58• Kabupaten Bojonegoro 112• Kabupaten Pacitan 43• Kabupaten Tuban 52• Kabupaten Trenggalek 16• Kabupaten Bangkalan 48• Kabupaten Banyuwangi 49• Kota Batu 3• Kota Blitar 46• Kabupaten Blitar 42
52 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kabupaten Bondowoso 24• Kabupaten Gresik 40• Kabupaten Jember 48• Kabupaten Lamongan 44• Kabupaten Lumajang 26• Kabupaten Madiun 72• Kota Madiun 59• Kota Malang 6• Kabupaten Mojokerto 38• Kota Mojokerto 45• Kabupaten Nganjuk 14• Kabupaten Ngawi 59• Kabupaten Pamekasan 30• Kabupaten Pasuruan 42• Kota Pasuruan 47• Kabupaten Ponorogo 19• Kabupaten Probolinggo 11• Kota Surabaya 469• Kabupaten Kediri 95• Kabupaten Malang 105• Kota Probolinggo 28• Kabupaten Sampang 34• Kabupaten Situbondo 45
Sub Total 2233
16 BANTEN• Kabupaten Serang 45• Kabupaten Lebak 102• Kabupaten Tangerang 26• Kota Tangerang 60• Kota Serang 65• Kabupaten Pandeglang 17
Sub Total 315
17 BALI• Kabupaten Tabanan 44• Kabupaten Jembrana 19• Kabupaten Buleleng 18• Kabupaten Klungkung 28• Kabupaten Gianyar 13• Kota Denpasar 244• Kabupaten Badung 34• Kabupaten Bangli 22• Kabupatem Karangasem 11
53 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Sub Total 433
18 NUSA TENGGARA TIMUR• Kabupaten Lembata 9• Kabupaten Sumba Barat 7• Kabupaten Timor Tengah Selatan 4• Kabupaten Flores Timur 44• Kabupaten Sumba Barat Daya 10• Kabupaten Timor Tengah Utara 40• Kota Kupang 1
Sub Total 115
19 NUSA TENGGARA BARAT• Kabupaten Lombok Timur 65• Kota Mataram 44• Kabupaten Lombok Barat 35• Kabupaten Sumbawa 3• Kabupaten Lombok Utara 2• Kota Bima 9• Kabupaten Lombok Tengah 17• Kabupaten Bima 45• Kabupaten Sumbawa Barat 18• Kabupaten Dompu 4
Sub Total 242
20 KALIMANTAN BARAT• Kabupaten Ketapang 84• Kabupaten Sanggau 110• Kabupaten Landak 2• Kota Singkawang 45• Kabupaten Melawi 28• Kabupaten Kubu Raya 10• Kabupaten Sekadau 11• Kabupaten Sintang 48• Kota Pontianak 274• Kabupaten Mempawah 8• Kabupaten Sambas 10• Kabupaten Bengkayang 10
Sub Total 640
21 KALIMANTAN TENGAH• Kabupaten Kapuas 64• Kabupaten Katingan 18• Kabupaten Murung Raya 7
54 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kabupaten Barito Utara 2• Kabupaten Pulang Pisau 0• Kabupaten Kotawaringin Timur 27• Kabupaten Sukamara 4• Kabupaten Lamandau 6• Kabupaten Kotawaringin Barat 90• Kabupaten Gunung Mas 3• Kabupaten Barito Timur 0• Kota Palangkaraya 26• Kab. Barito Selatan 0• Kab. Seruyan 0
Sub Total 247
22 KALIMANTAN SELATAN• Kota Banjarmasin 51
Sub Total 51
23 KALIMANTAN TIMUR• Kota Samarinda 28• Kabupaten Berau 41• Kabupaten Kutai Kartanegara 6• Kota Balikpapan 16
Sub Total 91
24 KALIMANTAN UTARA• Kabupaten Nunukan 74• Kota Tarakan 171• Kabupaten Bulungan 46• Kabupaten Malinau 59• Kabupaten Tana Tidung 158• Kota Tanjung Selor 32
Sub Total 540
25 SULAWESI UTARA• Kota Bitung 2• Kabupaten Minahasa 39• Kabupaten Minahasa Utara 9• Kabupaten Kepulauan Sangihe 24• Kota Manado 254
Sub Total 328
26 SULAWESI TENGAH• Kota Palu 117• Kabupaten Donggala 106
55 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kabupaten Parigi Moutong 17Sub Total 240
27 SULAWESI SELATAN• Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 26• Kabupaten Luwu Timur 9• Kota Palopo 6• Kabupaten Luwu Utara 13• Kabupaten Jeneponto 3• Kabupaten Wajo 11• Kabupaten Soppeng 13• Kabupaten Pinrang 28• Kabupaten Sidenreng Rappang 11• Kabupaten Bulukumba 13• Kota ParePare 39• Kabupaten Maros 29• Kabupaten Enrekang 26• Kabupaten Selayar 14• Kabupaten Sinjai 19• Kota Makassar 176• Kabupaten Bantaeng 2• Kabupaten Barru 87• Kabupaten Takalar 19
Sub Total 544
28 SULAWESI TENGGARA• Kabupaten Bombana 23• Kota Kendari 37• Kabupaten Buton Utara 23• Kabupaten Kolaka Utara 35• Kabupaten Kolaka 82• Kabupaten Konawe Selatan 4• Kabupaten Muna 9• Kabupaten Wakatobi 16• Kota Bau-Bau 38
Sub Total 267
29 SULAWESI BARAT• Kabupaten Mamuju 48• Kabupaten Polewali Mandar 9
Sub Total 57
30 GORONTALO• Kabupaten Boalemo 38
56 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
• Kota Gorontalo 92• Kabupaten Gorontalo 5• Kabupaten Gorontalo Utara 2• Kabupaten Pohuwato 1• Kabupaten Bone Bolango 25
Sub Total 163
31 MALUKU• Kota Ambon 43• Kota Tual 62
Sub Total 105
32 MALUKU UTARA• Kabupaten Halmahera Barat 23• Kabupaten Halmahera Tengah 2• Kabupaten Halmahera Utara 2• Kabupaten Halmahera Selatan 7• Kabupaten Halmahera Timur 2• Kabupaten Pulau Morotai 2• Kota Ternate 15• Kabupaten Tidore Kepulauan 9
Sub Total 62
33 PAPUA• Kota Jayapura 47
Sub Total 47
34 PAPUA BARAT• Kabupaten Manokwari 244• Kabupaten Fakfak 37• Kabupaten Sorong 17• Kota Sorong 9• Kabupaten Wondama 3• Kabupaten Kaimana 13• Kabupaten RajaAmpat 4• Kabupaten Sorong Selatan 3• Kabupaten Bintuni 33
Sub Total 363
TOTAL 14822Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang Perdagangan yang
mengamanatkan pengaturan terkait pergudangan dalam sebuah Peraturan
57 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Menteri, maka Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik telah menyusun
Peraturan Menteri Perdagangan tentang pergudangan yang pada akhir
tahun 2014 telah terbit, yaitu Permendag No. 90 Tahun 2014 tentang
Penataan dan Pembinaan Gudang. Peraturan ini berisi tentang
penggolongan gudang, pendaftaran gudang, pencatatan administrasi
gudang, pelaporan administrasi gudang khusus untuk gudang yang berisi
barang kebutuhan pokok dan barang penting, pembinaan oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah, serta sanksi.
Kegiatan Monitoring Perdagangan antar Pulau Kelapa Sawit dan Produk
Turunannya merupakan amanat dari Permendag No. 05 Tahun 2014 tentang
perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11/M-Dag/Per/4/2008
Tentang Verifikasi Perdagangan Antar Pulau Komoditas Kelapa Sawit Dan
Produk Turunannya, pada pasal 10 A yang mengatur bahwa Dirjen
Perdagangan Dalam Negeri atau pejabat yang ditunjuk sewaktu-waktu
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan verifikasi pengangkutan antar
pulau komoditas kelapa sawit dan produk turunannya.
Kegiatan monitoring ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
yang terjadi dilapangan dan melakukan peninjauan terhadap Verifikasi
Perdagangan Antar Pulau Komoditas Kelapa Sawit Dan Produk Turunannya
yang selama ini telah dilakukan. Monitoring ini dilakukan dengan metode :
a. Kunjungan lapangan dalam rangka meninjau kegiatan verifikasi
Perdagangan antar pulau kelapa sawit dan produk turunannya.
b. Melakukan koordinasi dengan pihak dinas yang membidangi
perdagangan, surveyor dan kantor syahbandar dan otoritas pelabuhan
terkait kegiatan verifikasi Perdagangan antar pulau kelapa sawit dan
produk turunannya.
58 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
C.
PenyerapananggaranDirektoratSaranaDistribusi danLogistik tahun2016 mencapai37.64%
Akuntabilitas Keuangan Tahun 2016 pada Direktorat SaranaDistribusi dan Logistik
Efektifitas pencapain indikator kinerja tidak terlepas dari penyerapan
anggaran yang digunakan oleh Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
tahun 2016 dengan jumlah pagu awal anggaran sebesar Rp
1.601.500.000.000,- (Satu Trilyun enam ratus satu milyar lima ratus juta
rupiah), setelah adanya revisi mengenai anggaran, alokasi anggaran
Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi menjadi sebesar Rp
158.627.248.000,- (Seratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh
tujuh ribu dua ratus empat puluh delapan ribu rupiah), dengan realisasi
sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp 59.752.081.221,- (Lima
puluh sembilan milyar tujuh ratus lima puluh dua juta delapan puluh satu
ribu dua ratus duapuluh satu rupiah) atau sebesar 37.67 % dengan sisa
anggaran sebesar 98.875.166.779,- (Sembilan puluh delapan milyar
delapan ratus tujuh puluh lima juta seratus enampuluh enam ribu tujuh ratus
tujuhpuluh sembilan rupiah).
Penyerapan anggaran tahun 2016 dapat dikaji ulang berdasarkan bagian-
bagian pada indikator-indikator kegiatan dapat diuraikan dalam matriks dan
grafik dibawah ini :Tabel 21: Perbandingan Anggaran Tahun 2015 dan 2016
2015 2016
PAGU REVISI 58.283.390.000 158.627.248.000
REALISASI 49.921.447.187 59.752.081.221
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Penyerapan anggaran pada Direktorat Sarana Distribusi dan Logisitk hingga
31 Desember 2016 hanya 37.67 % yang terdiri dari 2 (dua) kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan sarana distribusi
Ada beberapa daerah yang mengundurkan diri untuk revitalisasi pasar
dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan revitalisasi
pasar;
2. Kapasitas Logistik
Adanya pagu optimalisasi sebesar Rp. 10.000.000.000,- yang tidak
dicairkan hal ini dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan.
59 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Realisasianggaran perindikatorkinerja utama.
Tabel 22: Grafik Perbandingan Anggaran Tahun 2015 dan 2016
0
20,000,000,000
40,000,000,000
60,000,000,000
80,000,000,000
100,000,000,000
120,000,000,000
140,000,000,000
160,000,000,000
PAGUREVISI
20152016
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 23: Grafik Capaian Anggaran setiap IKU
0100,000,000,000200,000,000,000300,000,000,000400,000,000,000500,000,000,000600,000,000,000700,000,000,000800,000,000,000900,000,000,000
1,000,000,000,000
IKU1
IKU2
IKU3
IKU4
IKU5
IKU6
IKU7
IKU8
TargetCapaian
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
REALISASI
60 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Terkait dengan pelaksananaan 8 (delapan) target capaian indikator kinerja
realisasi anggaran, sebagai berikut :
1. Realisasi Anggaran Revitalisasi Pasar Rakyat Tipe A
Tabel 24: Realisasi IKU1
No. KegiatanRealisasi s/d 31Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa1. Jumlah Pasar
Rakyat Tipe A 950.001.928.000 708.809.160.898 75 241.192.767.102
Sumber:Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada kegiatan pasar yang di
identifikasi penyerapan anggaran dapat dikatakan berhasil diatas 60 %,
adapun capaian tidak 100 % dikarenakan adanya pasar yang
mengundurkan diri, terjadinya bencana alam dan lain - lain.
2. Realisasi Anggaran Revitalisasi Pasar Rakyat Tipe B
Tabel 25:. Realisasi IKU 2
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. Jumlah PasarRakyat Tipe B 490.518.059.000 353.213.049.859 72 137.305.009.141
Sumber:Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada kegiatan pasar yang di
identifikasi penyerapan anggaran dapat dikatakan berhasil diatas 60 %,
adapun capaian tidak 100 % dikarenakan adanya pasar yang
mengundurkan diri, terjadinya bencana alam dan lain - lain.
61 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
3. Jumlah Aparatur dan pelaku usaha yang meningkat kapasitas
pemahaman di bidang logistik.
Tabel 26: Realisasi IKU 3
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa1. Jumlah Pasar
Rakyat yangmedapatkanPemberdayaanTerpadu Nasional
9.982.170.000 9.393.780.000 94.11 588.390.000
Sumber:Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada kegiatan Pasar Rakyat
yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional secara realisasi
keuangan kegiatan sudah sangat baik realisasi keuangan mencapai 94.11%
4. Realisasi Anggaran Pembangunan Pusat Distribusi RegionalTabel 27: Realisasi IKU 4
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi . Sisa
1. Jumlah PusatDistribusiRegional yangdibangun
35.000.000.000 32.775.068.000 93.64 2.224.932.000
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada Pembangunan Pusat
Distribusi Regional telah terserap dengan baik serta terbangunnya 1 (satu)
Pusat Distribusi Regional.
%
62 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
5. Tersedianya rekomendasi tekait dengan penataan sistem logistik
Tabel 28: Realisasi IKU 5
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. PertumbuhanOmzetPedagangPasar RakyatTipe A yangtelahdirevitalisasi
1.297.137.000 1.168.778.212 90.10 128.358.788
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada kegiatan Pertumbuhan
Omzet Pedagang Pasar Rakyat Tipe A yanjg telah direvitalisasi, realisasi
keuangan mencapai keberhasilan sebesar 90.10 %
6. Realisasi Anggaran Identifikasi Pasar Rakyat yang mendapatkan
Pemberdayaan NasionalTabel 29: Realisasi IKU 6
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. Jumlah PasarRakyat yangdiidentifikasiuntuk mendapatPemberdayaanTerpaduNasional
8.647.395.000 8.212.133.502 94.96 435.261.498
Sumber:Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dari tabel diatas, pagu anggaran dan realisasi pada Identifikasi Pasar
Rakyat untuk mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional, realisasi
keuangan mencapai 94.96 %.
63 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
7. Realisasi Anggaran Kegiatan Penyedia Jasa Logistik Sektor
Perdagangan yang dilakukan PembinaanTabel 30: Realisasi IKU 7
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. Jumlah PenyediaJasa LogistikSektorPerdagangan yangdilakukanpembinaan
10.340.472.000 9.717.518.606 93.97 622.953.394
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Dalam Realisasi anggaran tersebut dilakukan pembinaan terhadap pelaku
usaha di berbagai daerah, dalam hal ini kegiatan tersebut terlaksana
dengan baik dan total peserta yang hadir lebih dari 600 peserta.
8. Realisasi Kegiatan Informasi Sarana Distribusi dan Logistik dibidang
PerdaganganTabel 31: Realisasi IKU 7
No. KegiatanRealisasi s/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. Jumlah InformasiSarana Distribusidan LogistikdibidangPerdagangan
3.381.375.000 3.034.464.201 89.74 346.910.799
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
Realisasi Anggaran tersebut terserap dengan baik, dan tersedianya data
gudang di 34 Provinsi dengan cara melalui mendatangi daerah daerah di
Provinsi, Kabupaten/Kota.
64 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DANLOGISTIK TAHUN 2016
Sejalan dengan reformasi penyusunan progam dan kegiatan yang
berbasis kinerja, dimana setiap kegiatan eselon I pada
Kementerian/Lembaga hanya boleh melaksanakan 1 (satu) program dan 1
(satu) kegiatan untuk unit eselon II dalam rangka mewujudakan visi, misi,
tujuan dan sasaran. Dalam melaksanakan tugas Ditjen PDN
melaksanakan program pengembangan perdagangan Dalam Negeri.
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai oleh Direktorat
Sarana Distribusi dan Logistik dengan realisasi keuangan, sebagai berikut:
65 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Tabel 32: Realisasi Anggaran Seluruh Kegiatan
No. OUTPUTRealisasis/d 31 Desember 2016
PAGU Realisasi % Sisa
1. Jumlah Pasar RakyatTipe A
950.001.928.000 708.809.160.898 75 241.192.767.102
2. Jumlah Pasar RakyatTipe B 490.518.059.000 353.213.049.859
72 137.305.009.141
3.
Jumlah Pasar Rakyatyang mendapatkanPemberdayaan TerpaduNasional
9.982.170.000 9.393.780.000 94.11 588.390.000
4. Jumlah Pusat DistribusiRegional yang dibangun
35.000.000.000 32.775.068.000 93.64 2.224.932.000
5.Pertumbuhan OmzetPasar Rakyat Tipe Ayang telah direvitalisasi
1.297.137.000 1.168.778.212 90.10 128.358.788
6.
Jumlah Pasar Rakyatyang diidentifikasi yangmendapatPemberdayaan TerpaduNaional
8.647.395.000 8.212.133.502 94.96 435.261.498
7.
Jumlah Penyedia JasaLogistik SektorPerdagangan yangdilakukan pembinaan
10.340.472.000 9.717.518.606 93.97 622.953.394
8.Jumlah Informasi SaranaDistribusi dan Logistikdibidang perdagangan
3.381.375.000 3.034.464.201 89.74 346.910.799
9. Layanan Perkantoran 3.721.856.000 3.283.077.777 88.21 449.146.623
Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik
66 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
BAB IVPENUTUP
Capaian yangbaik dalamkegiatan iniperludipertahankan
IndikatorKinerjakegiatanDirektoratLogistik danSaranaDistribusi telahmencapai 100%
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang good governance
untuk mendukung efektifitas dan efiesiesi pelaksanaan tugas dan
fungsi Kementerian Perdagangan sesuai dengan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia nomor : 57/M-DAG/PER/8/2012
perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 31/M- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perdagangan, Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi
yang melakukan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur dan
kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan dibidang Logistik dan Sarana Distribusi telah melaksanakan
Tugas dan Fungsinya dengan kinerja yang baik dapat dipertahankan
sesuai dengan capaian kinerja yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
Seluruh kegiatan yang mendukung indikator kinerja maupun kinerja
sasaran telah mencapai 100 % bahkan melampaui target yang telah
ditentukan didalam kontrak kinerja dan renstra Kementerian
Perdagangan. Dari ke 8 (delapan) Selanjutnya, kegiatan lain yang
melampuai target indikator kinerja berupa aparatur dan pelaku usaha
yang meningkat kapasitas pemahaman di bidang logistik dengan yang
ditargetkan sebanyak 600 orang dengan capaian sebesar 825 orang.
Hasil baik ini menunjukan memberikan gambaran betapa pentingnya
pemahaman aparatur dan pelaku usaha tentang logistik khusus untuk
pengembangan daerah masing-masing. Kemudian seluruh kegiatan
Indikator Kinerja yang ada untuk mendukung pencapaian target Logistic
perfomance index hanya ada 2 (dua) indikator yang masuk kedalam
penilaian dari 6 (enam) kunci Logistic Perfomance Index yaitu:
67 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
Simpulan LAKDirektoratSaranaDistribusi danLogistik
a) Insfrastruktur dengan kegiatan indikator yang telah dilaksanakan
penilaian calon kanidat pasar rakyat yang telah ditentukan sesuai
target, b) Kualitas dan kompentesi logistik dengan indikator kegiatan
indikator aparatur dan pelaku usaha yang meningkatkan kapasitas
pemahaman di bidang logistik sesuai dengan target sebanyak 600
orang capaian kinerja sebanyak 825 orang dengan pagu anggaran
sebesar Rp 10.340.472.000,- dengan realisasi Rp 9.717.518.606,-
atau 93.97%.
Ada korelasi positif antara semakin tingginya penyerapan anggaran
dengan semakin tinggi hasil capaian kinerja, menunjukan bahwa
Direktorat Sarana Distribusi dan Logsitik telah optimal dan efektif
dalam mencapai target sesuai dengan indikator kinerja walaupun
adanya penghematan anggaran tetapi tidak mengurangi kinerja yang
telah dicapai.
Pada tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Sarana
Distribusi dan Logistik merupakan dokumen yang mengambarkan
capaian kinerja yang telah dilaksanakan selama tahun berjalan
merupakan perwujudan transpaaransi dan akuntabilitas dari Direktorat
Sarana Distribusi dan Logisitk dalam melaksanakan tugas dan fungsi
yang mendukung visi dan misi Kementerian Perdagangan.
Kesimpulan penting dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dari seluruh kegiatan tahun Anggaran 2016 pada Satker
Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik telah dilakukan dengan
maksimal sesuai biaya anggaran yang ada berdasarkan DIPA
Menteri Keuangan Nomor 090.02.1.447724/2016 tanggal 7
Desember 2015 telah terealisasi sampai dengan akhir Desember
2016 sesuai pelaksanaan DIPA pada Satker Direktorat Sarana
Distribusi dan Logistik mencapai Rp 59.950.944.144,- atau sekitar
37,79% dari jumlah pagu anggaran sebesar Rp 158.627.248.000,-
Dengan sisa anggaran Rp 98.875.166.779,-
2. Kontrak kinerja dan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana
Distribusi dan Logistik menjadi landasan akuntabilitas dimana
68 LAKIP DIREKTORAT LOGISTIK DAN SARANA DISTRIBUSI 2016
didalamnya terdapat indiaktor-indikator kinerja yang dapat
mendukung penilaian pencapaian target Logistic perfomance
index sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bank Dunia
bahwa Indonesia dapat peringkat ke 53 dari seluruh dunia.
3. dengan langsung dengan indikator outcome seperti jumlah pasar
percontohan yang meningkat kapasitas pengelola dan pedagang
pasar.
Rekomendasi Penyusunan LAK Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik ini
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pihak yang
berkepentingan mengenai hasil capaian kinerja tahun 2016 dan juga
sebagai langkah komitmen dalam pertanggung jawaban kegiatan dan
anggaran selama tahun 2016 dan penyusunan ini relatif masih belum
memuat tentang kinerja secara menyeluruh, namun berfungsi sebagai
langkah untuk penyusunan rencana kerja yang akan datang.
69 LAMPIRAN
SASARAN REALISASIPERSENTASEPENCAPAIAN
TARGET
ANGGARAN
KETRENCANA REALISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
TerbangunnyaSaranaPerdaganganDalam RangkaKelancaranDistribusiBarangKebutuhanPokok diWilayahIndonesiaTermasukWilayahPerbatasan.
- Jumlah pasarrakyat tipe A 96 Unit 76 unit 79.20%
950.001.928.000 708.809.160.898
- Jumlah pasarrakyat tipe B 76 Unit 57 Unit 79.20%
490.518.059.000 353.213.049.859
- Jumlah PasarRakyat yangmendapatkanPemberdayaanTerpadu Nasional
100 100 100 %. 9.982.170.000 9.393.780.000
- Jumlah PusatDistribusiRegional yangdibangun 1 1 100 % 35.000.000.000 32.775.068.000
Meningkatkanpenataan danpembinaansarana danInformasiLogistikPerdagangan
- Pertumbuhanomzet pedagangpasar rakyat tipeA yang telahdirevitalisasi
20% 27.14% 135.7% 1.297.137.000 1.168.778.212
- Jumlah pasarrakyat yangdiidentifikasiuntuk mendapatPemberdayaanTerpaduNasional
100 100 100 % 8.647.395.000 8.212.133.502
- JumlahPenyedia jasalogistik sektorperdaganganyang dilakukanpembinaan
600 600 100 % 10.340.472.000 9.717.518.606
- JumlahInformasi saranadistribusi danlogistik dibidangperdagangan
34 Provinsi 34 Provinsi 100 % 3.381.375.000 3.034.464.201
LAMPIRAN
A. Lembar Kontrak Kinerja(Terlampir)
B. Lembar Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)
RENCANATINGKATCAPAIAN
INDIKATORPENCAPAIANSASARAN(TARGET)
79.20%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2016
70 LAMPIRAN
C. Formulir Indikator Kinerja Utama Tahun 2016
Unit Organisasi : Direktorat Sarana DIstribusi dan Logistik
Tugas dan fungsi : Melakukan tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar,
prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang Logistik dan
Sarana Distribusi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2016
71 LAMPIRAN
1. KeterkaitanProgram,Visi,Misi,Tujuandan Sasaran
Program
VIISIisi
Miisi
Tujuan SasarnnnaNn
PENGEMBANGANPERDAGANGANDALAMNEGERI
Perdagangan sebagaiSektor penggerakPertumbuhan dan dayasaing ekonomi sertapencipta kemakmuranrakyat yangberkeadilan.
1. MisiKemendag:1. Meningkatkan kinerja
Ekspor non migas secaraberkualitas;
2. Menguatkan pasar dalamnegeri
3. Menjagaketersediaanbahan pokok danpenguatan jaringandistribusi
a. Tujuan Ditjen PDN:Pengembangan SaranaDistribusi dan kapasitaspenyedia jasa logistik
a.
Sasaran Ditjen PDN:Penciptaan Jaringan DistribusiPerdagangan yang efisien
2. MisiDitjenPDN:1. Perbaikan Iklim usaha
perdagangan dalamnegeri
2. Peningkatan kinerjasektor perdaganganbesar dan eceran,serta penggunaanproduk dalam negeri
3. Stabilitasi dan penurunandisparitas hargabahan pokok
4. Penciptaanjaringan distribusiperdagangan yangefisien.
b. Tujuan Dit. SaranaDistribusi dan LogistikPengembangan saranadistribusi perdagangan dankapasitas pelaku/penyediajasa logistik
b..
Sasaran Dit.Sarana Distribusi danLogistik :Terbangunnya sarana distribusi dalamrangka kelancaran distribusi barangpokok dan meningkatnya kapasitasperilaku usaha penyedia jasa logistik:
Visi Misi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2016
72 LAMPIRAN
2. Rencana Strategis Direktorat Logistik dan Sarana DistribusiTabel Capaian Kinerja Tahun 2016
No Program Output/outcome IndikatorTahun
KET2012 2013 2014 2015
1 2 4 5 67
7 8 9 10PengembanganPerdaganganDalam Negeri
Pengembangankapasitas logistikperdagangan
Jumlah pasar yangdiidentifikasi sebagaikandidat pasarpercontohan
23 26 26 26
Jumalh pasarpercontohan yangmendapatkanpemberdayaan
- 10 20 30
Jumlah peserta yangterfasilitasi dalam rangkameningkatkan penataansistem logistik
600 600 600 600
Tersedianya informasisarana logistik
33 33 33 33
Jumlah rekomendasiterkait penataan sistemlogistik
4 5 6 6
Sumber : Renstra Ditjen PDN 2010-2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2016
73 LAMPIRAN
3. Rencana Kebutuhan dana pembangunan pada Direktorat Sarana Distgribusi dan Logistik
Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Direktorat Logistik dan Sarana DistribusiTahun 2010-2014
( dalammiliar rupiah)
No ProgramTahun
KET2011 2011 2012 2013 2014
1 2 6 7 8 9 10 11
1. Pengembangankapasitas logistikperdagangan
32 70 47 65 67.5