Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 1 | 36
BAB I
PENDAHULUAN
enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj.IP) tahun
anggaran 2018 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi (PERMENPAN) Nomor 53
tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
A. Gambaran Umum
Pembangunan daerah merupakan sub sistem dari pembangunan nasional
yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang ditujukan
untuk meningkatkan harkat, martabat, dan memperkuat jati diri serta kepribadian
masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional, dan global. Dalam perspektif
perencanaan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus memperhatikan
keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi,
hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan, dan lingkungan hidup untuk
mendukung pembangunan yang berkelanjutan dengan diikuti oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang akuntabel (Good Governance). Pemerintahan yang akuntabel
merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
visi misi pembangunan daerah dan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam
mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan
terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna.
Salah satu asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good
Governance) tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 yaitu asas
akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nilai akuntabilitas tersebut salah
P
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 2 | 36
satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP).
Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan kepada atasan masing-
masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang
memiliki kewenangan dan akhirnya kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan
serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggungjawaban yang
harus dilaksanakan secara periodik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah suatu laporan
kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan yang dibuat secara sistematis
ini berisi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian
indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian
kinerja dan adanya perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. LKjIP tersebut
juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Menindaklanjuti hal tersebut di atas dan berpedoman pada Keputusan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/ 6/8/2003 tentang perbaikan
pedoman penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tanggal
25 Maret 2000, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Kalimantan Utara sebagai instansi Pemerintah wajib menyusun LKjIP setiap
tahunnya. Melalui penyusunan LKjIP akan menggambarkan kinerja organisasi
dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, serta tingkat kinerja yang telah
dicapai pada tahun 2018.
Kedudukan dokumen LKjIP dari sistem manajemen intern organisasi
sama pentingnya dengan kedudukan dokumen Renstra dan Renja SKPD. Jika
Renstra adalah perencanaan jangka menengah untuk mencapai Visi Organisasi,
upaya pencapaiannya didukung oleh Renja sebagai acuan dan pengendalian
pelaksanaannya di jangka pendek/tahunan. Dengan adanya LKjIP akan menjadi
dasar evaluasi terhadap hasil kinerja Renja yang telah dilaksanakan selama satu
tahun. LKjIP menjadi dasar penilaian pertanggungjawaban bagi SKPD terhadap
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 3 | 36
tugas dan fungsi serta pembiayaan yang telah dipercayakan Gubernur dan rakyat
Provinsi Kalimantan Utara kepada SKPD.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan tugas dan fungsinya, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Kalimantan Utara sebagai lembaga teknis daerah yang menangani
urusan penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayah Provinsi Kalimantan
Utara. Tugas pokok BPBD Provinsi Kalimantan Utara yaitu, melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah di bidang
Penanggulangan Bencana.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka BPBD Provinsi
Kalimantan Utara menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Penanggulangan Bencana sesuai dengan
rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
2. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian
kebijakan teknis bidang Penanggulangan Bencana;
3. Perumusan, perencanaan, pembinaan, pengoordinasian, pengkomandoan dan
pengendalian teknis di bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
4. Perumusan, perencanaan, pembinaan, pengoordinasian, pengkomandoan dan
pengendalian teknis di bidang Kedaruratan dan Logistik;
5. Perumusan, perencanaan, pembinaan, pengoordinasian, pengkomandoan dan
pengendalian teknis di bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
6. Penyelenggaraan urusan Kesekretariatan;
7. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
C. Sumber Daya Organisasi
Sejak terbentuknya BPBD Provinsi Kaltara tanggal 10 Juli 2014 hingga
tanggal 31 Desember 2018, kondisi sumber daya manusia/aparatur yang dimiliki
BPBD Provinsi Kaltara cukup terbatas, baik dari aspek kuantitas maupun
kualitasnya (pengalaman kerja dan keterampilan/keahlian). Berdasarkan data pada
sub bagian umum dan kepegawaian pada tanggal 31 Desember 2018, pegawai
BPBD Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari 22 orang Pegawai Negeri Sipil, 10
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 4 | 36
orang Calon Pegawai Negeri Sipil, 11 orang pegawai tidak tetap (honorer), dan 22
orang satgas penanggulangan bencana yang rinciannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Komposisi Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Kalimantan Utara
KETERANGAN JUMLAH TOTAL
PNS 22 Orang
65 Orang CPNS 10 Orang
PTT 11 Orang
SPB 22 Orang
Untuk komposisi pendidikan dan golongan pegawai negeri sipil dan
calon pegawai negeri sipil di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Kalimantan Utara dapat di lihat pada tabel di bawah :
Tabel 2. Komposisi Pendidikan dan Golongan PNS dan CPNS
PENDIDIKAN
JUMLAH
GOLONGAN
JUMLAH
SMA D III S1 S2 I II III IV
6 8 10 8 32 - 14 12 6 32
Untuk komposisi usia dan jenis kelamin pegawai negeri sipil dan calon
pegawai negeri sipil di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Kalimantan Utara dapat di lihat pada tabel di bawah :
Tabel 3. Komposisi Usia dan Jenis Kelamin PNS dan CPNS
USIA ( TAHUN) JUMLAH
JENIS KELAMIN JUMLAH
20 - 30 31 - 40 41 - 50 51+ L P
6 9 12 5 32 23 9 32
Untuk komposisi jumlah pegawai negeri sipil dan calon pegawai negeri
sipil berdasarkan jabatan struktural dan jabatan fungsional yang ada pada Badan
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 5 | 36
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara dapat di lihat pada
tabel di bawah :
Tabel 4. Komposisi PNS dan CPNS Berdasarkan Jabatan Struktural
dan Fungsional
No Jabatan Struktural Jenis Kelamin Jumlah
Seluruhnya Laki-Laki Perempuan
1 Eselon II a 1 0 1
2 Eselon III a 4 0 4
3 Eselon IV a 9 0 9
4 Jabatan Fungsional 0 0 0
5 Staf 9 9 18
J U M L A H 23 9 32
Adapun untuk jumlah pegawai negeri sipil yang telah mengikuti diklat
kepemimpinan dan fungsional dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Komposisi PNS Berdasarkan Diklat Kepemimpinan dan Fungsional
No Nama Diklat Jenis Kelamin Jumlah
Seluruhnya Laki-Laki Perempuan
1 Diklat PIM IV 6 0 6
2 Diklat PIM III 4 0 4
3 Diklat PIM II 1 0 1
4 Diklat Fungsional 0 0 0
J U M L A H 11 0 11
Dari 32 orang PNS dan CPNS BPBD Provinsi Kalimantan Utara, jika di
komposisikan berdasarkan Pangkat dan Golongan Ruangnya terdiri dari 1 orang
Pembina Utama Muda (IV/c), 3 orang Pembina Tingkat I (IV/b) 2 orang Pembina
(IV/a), 3 orang Penata Tingkat I (III/d), 2 orang Penata (III/c), 4 orang Penata Muda
Tingkat I (III/b), 1 orang Penata Muda (III/a), 1 orang Pengatur Tingkat I (II/d), 4
orang Pengatur (II/c), 3 orang Pengatur Muda Tingkat I (II/b). Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 6 | 36
Tabel 6. Komposisi PNS dan CPNS Berdasarkan Pangkat
dan Golongan Ruang
No. Pangkat Golongan Ruang Jumlah (PNS
dan CPNS)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pembina Utama Muda
Pembina Tingkat I
Pembina
Penata Tingkat I
Penata
Penata Muda Tingkat I
Penata Muda
Pengatur Tingkat I
Pengatur
IV/c
IV/b
IV/a
III/d
III/c
III/b
III/a
II/d
II/c
1
3
2
2
4
2
5
1
12
J u m l a h 32 Orang
Tabel 7. Pemetaan Jabatan BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018
N0 JABATAN STRUKTURAL ESELON KEBU-TUHAN
SUDAH TERISI
FORMASI LOWONG
1 Kepala Pelaksana II A 1 1 0
2 Sekretaris III A 1 1 0
3 Kepala Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan III A 1 1 0
4 Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik III A 1 1 0
5 Kepala Bidang Rehab. dan Rekonstruksi III A 1 1 0
6 Kepala Sub Bagian Umum IV A 1 1 0
7 Kepala Sub Bagian Perencanaan Program IV A 1 1 0
8 Kepala Sub Bagian Keuangan IV A 1 1 0
9 Kepala Seksi Pencegahan IV A 1 1 0
10 Kepala Seksi Kesiapsiagaan IV A 1 1 0
11 Kepala Seksi Penangan Darurat IV A 1 1 0
12 Kepala Seksi Logistik dan Peralatan IV A 1 1 0
13 Kepala Seksi Rehabilitasi IV A 1 1 0
14 Kepala Seksi Rekonstruksi IV A 1 1 0
J U M L A H 14 14 7
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 7 | 36
Formasi kebutuhan atas Tenaga Pelaksana dapat dilakukan dengan
perhitungan sederhana. Jika eselon terendah (IV/a) membawahi masing-masing 2
(dua) orang Pelaksana, ditambah dengan kebutuhan Pengurus Barang Inventaris
dan Caraka, berarti dibutuhkan minimal sebanyak 20 orang Tenaga Pelaksana.
Sementara jumlah yang ada adalah 18 orang, artinya masih kekurangan sebanyak 2
orang Tenaga Pelaksana. Oleh karena itu, didalam menjalankan fungsi sebagai
“Pelaksana” dalam pelayanan penanggulangan bencana, maka dibutuhkan Tenaga
Satgas Penanggulangan Bencana sebanyak 22 orang.
D. Struktur Organisasi
Mengacu pada Peraturan Gubernur Kaltara Nomor 23 Tahun 2016,
Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPBD Provinsi Kaltara secara ex-officio
dikepalai oleh Sekretaris Daerah. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala
Badan membawahi dua unsur, sebagai berikut :
1. Unsur Pengarah;
2. Unsur Pelaksana;
1) Kepala Pelaksana
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Pelaksana
dibantu oleh Sekretariat dan 3 (tiga) bidang teknis.
2) Sekretaris, membawahi :
(1) Sub Bagian Perencanaan Program;
(2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
(3) Sub Bagian Keuangan;
3) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahi :
(1) Seksi Pencegahan;
(2) Seksi Kesiapsiagaan;
4) Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahi :
(1) Seksi Penanganan Darurat;
(2) Seksi Logistik dan Peralatan;
5) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, membawahi :
(1) Seksi Rehabilitasi;
(2) Seksi Rekonstruksi;
6) Kelompok Jabatan Fungsional
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 8 | 36
Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara
KEPALA
UNSUR PENGARAH
- INSTANSI
- PROFESIONAL /
UNSUR PELAKSANA
SEKSI LOGISTIK DAN
PERALATAN
KEPALA PELAKSANA
SEKSI PENANGANAN
DARURAT
BIDANG KEDARURATAN
LOGISTIK
SEKSI REKONSTRUKSI
SEKSI REHABILITASI
BIDANG REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
SEKSI KESIAPSIAGAAN
SEKSI PENCEGAHAN
BIDANG PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN PERENCANAAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 9 | 36
E. Isu Strategis dan Permasalahan Yang Dihadapi
1. Isu Strategis
Berdasarkan analisis isu strategis maka tujuan dan sasaran BPBD
Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut :
(a) Tujuan
Tujuan jangka menengah BPBD Provinsi Kalimantan Utara adalah
meningkatkan pelayanan BPBD.
(b) Sasaran
Sasaran jangka menengah BPBD Provinsi Kalimantan Utara
adalah :
(i) Meningkatnya kapasitas kelembagaan BPBD;
(ii) Meningkatnya kesiapsiagaan, kemampuan penanggulangan
bencana.
2. Permasalahan Yang Dihadapi
(a) Belum berubahnya paradigma masyarakat dan aparat dalam
penanggulangan bencana, saat ini paradigma penanggulangan
bencana pada masyarakat adalah penanganan;
(b) Keterbatasan petugas dalam upaya penanggulangan bencana;
(c) Keterbatasan sarana-prasarana pendukung upaya penanggulangan
bencana;
(d) Pola pembangunan yang masih mengabaikan kejadian bencana;
(e) Letak geografis yang masih sulit untuk di jangkau;
(f) Pusat informasi bencana bagi masyarakat (termasuk layanan
informasi) belum berfungsi secara optimal;
(g) Sosialisasi keberadaan BPBD masih perlu ditingkatkan, terkait
dengan tupoksi;
(h) Kurangnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam hal
Pengurangan Resiko Bencana di Provinsi Kalimantan Utara;
F. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Memperhatikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
BAB I. PENDAHULUAN
P a g e 10 | 36
Kinerja Instansi Pemerintah maka LKjIP BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2018 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
B. Tugas Pokok dan Fungsi
C. Sumber Daya Organisasi
D. Struktur Organisasi
E. Isu Strategis dan Permasalahan Yang Dihadapi
F. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
BAB II. RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KERJA
A. Strategi dan Kebijakan
B. Perjanjian Kinerja
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Tahun 2018
B. Analisis Hambatan dan Upaya Yang Dilakukan Terkait Pencapaian
Perjanjian Kinerja
C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Langkah-Langkah Yang Akan Dilakukan di Tahun Berikutnya
Untuk Mengatasi Hambatan
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 11 | 36
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima)
tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang
mungkin timbul. Perencanaan strategis yang disusun tersebut mengandung visi,
misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi:
kebijaksanaan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Dalam sisitem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah
agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan
tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu, dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan
sinergis instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan
potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas
kinerjanya.
Rencana strategis BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap
lima tahun (perencanaan jangka menengah) SKPD yang menggambarkan Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Program, dan Kegiatan pada BPBD. Renstra secara
sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan ke dalam bentuk
strategi kebijakan dan rencana yang terarah, efektif dan berkesinambungan
sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas
dan kemampuan anggaran pembiayaan.
1. Visi
Visi merupakan suatu keadaan atau harapan yang harus
diwujudkan pada masa yang akan datang. Sebagai unsur yang bertugas untuk
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 12 | 36
membantu Gubernur dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam menetapkan visinya harus mengacu
kepada visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara dengan tetap
memperhatikan tugas pokok dan fungsinya.
Memperhatikan Visi Provinsi Kalimantan Utara tersebut serta
dengan memperhatikan perubahan paradigma dan peranan perencana pada
masa yang akan datang, maka Visi BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun
2016-2021 adalah :
Terwujudnya Penanggulangan Bencana yang Cepat,
Tepat, Terpadu, dan Komprehensif
Terdapat 4 (empat) kata kunci dari Visi BPBD Provinsi Kaltara,
dengan pengertian, sebagai berikut :
a) Penanggulangan bencana yang Cepat, berarti adanya
kesiapsiagaan dan kesigapan atau kegesitan BPBD bergerak cepat
dalam penanggulangan bencana dalam memberikan bantuan
kepada korban bencana, baik dalam evakuasi maupun dalam
penanggulangan bencana yang dapat diatasi untuk mengurangi
risiko bencana. Penanggulangan bencana yang Cepat juga
bermakna terbentuk dan berfungsinya Tim Reaksi Cepat
penanggulangan bencana di Provinsi Kaltara.
b) Penanggulangan bencana yang Tepat, yaitu ketepatan dalam
perhitungan dan memberikan informasi dan data kebencanaan
yang terjadi. Ketepatan juga berarti dalam tindakan memberikan
bantuan kepada korban bencana sesuai kondisi dan sesuai
kebutuhan.
c) Penanggulangan bencana yang Terpadu adalah realisasi
berfungsinya tiga pilar penanggulangan bencana, yaitu pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat. Dari pilar pemerintah, keterpaduan
bermakna berfungsinya koordinasi yang efektif lintas SKPD
daerah/vertikal terkait.
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 13 | 36
d) Penanggulangan bencana yang Komprehensif, penyelenggaraan
penanggulangan bencana mencakup dalam tiga tahapan (pra
bencana, tanggap darurat, dan pemulihan). Khususnya pada tahap
tanggap darurat hingga tahap pemulihan penanggulangan bencana
yang dilakukan sesuai kebutuhan korban bencana pada saat yang
bersamaan (kebutuhan evakuasi, sandang-pangan, dan medis).
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Kalimantan Utara telah merumuskan Misi yang harus diemban
sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar
tujuan akhir dapat terlaksana dan berhasil sesuai harapan yang dicita-citakan.
Sebagai arah tindak organisasi, maka perumusan misi dilakukan dengan tetap
mengacu dan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi organisasi. Misi
yang diemban Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan
Utara adalah :
a) Melindungi masyarakat Provinsi Kalimantan Utara melalui
pengurangan resiko bencana didukung oleh sumberdaya
profesional;
b) Membangun sistem penanganan tanggap darurat bencana yang
cepat, tepat, terpadu, dan komprehensif;
c) Menyelenggarakan penanganan pasca bencana yang efektif.
Dalam upaya mencapai misi tersebut diperlukan adanya suatu
kerjasama yang sinergis antar lembaga pemerintah dan non pemerintah,
pemerintah daerah serta masyarakat untuk dapat melaksanakan program dan
kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai dengan arah
kebijakan dan sasaran kinerja yang direncanakan.
3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan, dan Program
Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Penetapan tujuan
didasarkan pada pernyataan Visi dan Misi serta mengakomodasi isu-isu
tren yang berkembang ke arah perubahan dari hasil analisis strategis.
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 14 | 36
Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi konkrit dan logis yang
ingin dicapai di masa datang. Dengan Tujuan yang telah ditetapkan,
maka perumusan Sasaran, Kebijakan, Program, dan Kegiatan akan
semakin terarah dalam rangka terealisasinya suatu misi.
Sehubungan dengan itu, maka Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Kalimantan Utara menetapkan Tujuan yang akan
dicapai sebagai berikut :
Meningkatkan pelayanan penanganan bencana
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menghadapi
bencana
Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dengan
rumusan yang lebih spesifik dan dapat diukur capaiannya lewat indikator
yang telah ditetapkan dalam jangka waktu relatif pendek yaitu satu tahun
secara berkesinambungan sehingga dapat sejalan dengan Tujuan yang
ditetapkan dalam Renstra.
Mengacu pada pengertian di atas, maka Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara menetapkan Sasaran yang
dapat disusun terkait dengan Misi dan Tujuan sebagai berikut :
Peningkatan kecepatan penanganan darurat bencana
Kesiapsiagaan masyarakat dalam menangani bencana
Peningkatan pemulihan daerah bencana
Kebijakan
Kebijakan adalah suatu ketentuan yang ditetapkan untuk dapat
dijadikan sebagai pedoman, pegangan dan petunjuk dalam
pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan agar semakin
menjadi lancar dan terpadu dalam penerapannya secara operasional.
Sehubungan dengan pengertian diatas, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara menetapkan Kebijakan
sebagai berikut :
Meningkatkan kapasitas aparatur dan satgas
Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 15 | 36
Meningkatkan kualitas dan kuantitas desa tangguh bencana
Membangun sistem penanggulangan bencana yang cepat,
tepat, terpadu, dan komprehensif.
Program
Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata,
terpadu, dan sistematis yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen
yang terdapat pada suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran. Dalam penyusunan Program untuk mencapai Tujuan dan
Sasaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan
Utara menetapkan beberapa kriteria sebagai bahan pertimbangan, antara
lain :
Memperhatikan tupoksi dari tiap bidang dan secretariat
Memperhatikan program Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara dan Pemerintah Pusat
Mempertimbangkan keadaan masa lalu, saat ini dan masa
datang
Memperhatikan skala prioritas dalam mendukung
tercapainya Visi dan Misi.
Program dimaksud oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Kalimantan Utara telah disusun sebagai berikut :
a) Program Kerja Lima Tahun
Program Kerja Lima Tahun Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Kalimantan Utara disesuaikan dengan Visi dan Misi
sebagaimana telah digariskan secara rinci sebagai berikut :
(i) Program Kerja Pembinaan
Dalam mengantisipasi Tujuan dan Sasaran serta Visi dan
Misi yang telah ditetapkan maka cukup beralasan untuk perlu
dilakukan pembinaan dari dalam terhadap aparatur Badan
Penanggulangan Bencana Daerah secara berkesinambungan
dengan maksud agar dapat mengimbangi perkembangan
kemajuan yang terjadi dalam masyarakat.
(ii) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 16 | 36
Faktor penunjang utama dalam operasional dan pelayanan
serta pembinaan masyarakat terhadap penanggulangan
bencana, maka peningkatan sarana dan prasarana termasuk
pilihan prioritas dalam mendukung peningkatan kinerja.
b) Program Kerja Tahunan
(i) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
(1) Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat
(2) Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air,
dan listrik
(3) Kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan
kendaraan dinas/operasional
(4) Kegiatan jasa administrasi keuangan
(5) Kegiatan jasa kebersihan kantor
(6) Kegiatan jasa perbaikan peralatan kerja
(7) Kegiatan penyediaan alat tulis kantor
(8) Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan
(9) Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik /
penerangan bangunan kantor
(10) Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
(11) Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
(12) Kegiatan penyediaan makanan dan minuman
(13) Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah
(14) Kegiatan rapat-rapat koordinasi, pembinaan, dan
pengawasan di dalam daerah
(ii) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
(1) Kegiatan jaringan telekomunikasi antar Kabupaten
(iii) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
(1) Kegiatan pendidikan dan pelatihan formal
(iv) Program Tanggap Darurat dan Logistik Penanggulangan
Bencana
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 17 | 36
(1) Kegiatan pengelolaanpusat pengendalian operasi
penanggulangan bencana
(2) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana tanggap
darurat dan logistik penanggulangan bencana
(3) Kegiatan pengembangan SDM dan informasi
penanggulangan bencana
(4) Kegiatan gladi/simulasi penanggulangan bencana
(5) Kegiatan rapat koordinasi dan sosialisasi logistik
(6) Kegiatan penanganan tanggap darurat bencana
(v) Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana Daerah
(1) Kegiatan diklat masyarakat, advokasi, fasilitasi / desa
tangguh
(2) Kegiatan penyebaran informasi pencegahan dini kepada
masyarakat
(3) Kegiatan forum pengurangan resiko bencana
(4) Kegiatan monitoring dan evaluasi penanggulangan
bencana
(vi) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
(1) Kegiatan sosialisasi rehabilitasi penanggulangan
bencana
(2) Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rehabilitasi dan rekonstruksi dampak bencana
(3) Kegiatan kajian kebutuhan pasca bencana (jitupasna)
(4) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
Adapun program dan kegiatan yang telah tersusun dalam DPA
APBD Perubahan Tahun 2018, khususnya besaran anggaran BTL dan
BL, sebagai berikut :
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 18 | 36
Tabel 8.
Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2018
No Program dan Kegiatan Anggaran (Rp)
1 Belanja Tidak Langsung (Non Program/Belanja
Aparatur) 4.120.793.408
2 Belanja Langsung Program dan Kegiatan 6.428.603.316
Total Anggaran BPBD 10.549.396.724
Untuk pemanfaatan anggaran Belanja Langsung dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di tahun
2018, maka tersusun anggaran untuk program dan kegiatan sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 9.
Program dan Kegiatan BPBD Provinsi Kalimantan Utara
Tahun Anggaran 2018
NO PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN
(Rp)
1
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.678.981.316
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat 7.500.000
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik 130.099.992
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan
Dinas / Operasional 315.000.000
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 1.454.360.000
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 52.200.000
6) Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 30.000.000
7) Penyediaan Alat Tulis kantor 70.000.000
8) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 40.000.000
9) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan
Bangunan kantor 30.000.000
10) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan kantor 327.600.000
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 19 | 36
NO PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN
(Rp)
11) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
Undangan 12.960.000
12) Penyediaan Makanan dan Minuman 115.000.000
13) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 638.261.324
14) Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan, dan Pengawasan di
Dalam Daerah 456.000.000
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 50.000.000
Jarinngan Telekomunikasi Antar Kabupaten 50.000.000
3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 175.900.000
Pendidikan dan Pelatihan Formal 175.900.000
4
Program Tanggap Darurat dan Logistik Penanggulangan
Bencana 1.464.490.000
1) Pengelolaan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan
Bencana 125.000.000
2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Tanggap Darurat dan
Logistik Penanggulangan Bencaa 445.000.000
3) Pengembangan SDM dan Informasi Penanggulangan
Bencana 213.000.000
4) Gladi/Simulasi Penanggulangan Bencana 213.450.000
5) Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Logistik 186.000.000
6) Penanganan Tanggap Darurat Bencana 282.040.000
5
Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana Daerah 435.152.000
1) Diklat Masyarakat, Advokasi, Fasilitasi Desa Tangguh 138.896.000
2) Penyebaran Informasi Pencegahan Dini Kepada Masyarakat 71.760.000
3) Forum Pengurangan Resiko Bencana 89.696.000
4) Monitoring dan Evaluasi Penanggulangan Bencana 134.800.000
6
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 624.080.000
1) Sosialisasi Rehabilitasi Penanggulangan Bencana 140.400.000
2) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Dampak Bencana 136.480.000
3) Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITU PASNA) 197.200.000
4) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 150.000.000
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
P a g e 20 | 36
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh
pemerintah daerah yang pada dasarnya menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja
pemerintah daerah.
Adapun target indikator kinerja utama/sasaran yang telah ditetapkan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 10.
Penetapan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
BPBD Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2018
(Waktu pelaksanaan : Januari – Desember 2018)
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya kecepatan
penanganan darurat bencana
Rata-rata waktu respon
kejadian bencana 2 Jam
2 Kesiapsiagaan masyarakat
dalam menangani bencana
Jumlah desa/kelurahan
tangguh bencana
2 Desa /
Kelurahan
3 Meningkatnya pemulihan
daerah bencana
Persentase penanganan
rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana
5%
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 21 | 36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-
indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.
Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan
mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran dan tujuan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Kalimantan Utara melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat dijadikan sebagai hasil
dari suatu penilaian yang sistematik berdasar pada kelompok indikator sesuai peran
dan fungsi instansi teknis di bidang kebencanaan.
Pengukuran capaian kinerja dikaji dari capaian kinerja tujuan dan
capaian sasaran strategis, yang keduanya diukur dari indikator kinerja, target,
realisasi dan persentase capaiannya. Pengukuran capaian kinerja atas sasaran dan
progam dilakukan dengan membandingkan antara rencana/target dengan realisasi
dari setiap indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan dan
Penetapan Kinerja (Tapkin) sesuai dengan Permenpan dan RB nomor 29 tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan
perbandingan dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan pada tabel
11 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018. Pencapaian Indikator
Kinerja Utama Tahun 2018 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini :
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 22 | 36
Tabel 11. Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Kinerja
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI PROSENTASE
PENCAPAIAN
1
Meningkatnya
Kecepatan
Penanganan
Darurat Bencana
Rata-rata waktu
respon kejadian
bencana
2 Jam 2 Jam 100%
2
Kesiapsiagaan
masyarakat
dalam menangani
bencana
Jumlah
desa/kelurahan
tangguh bencana
2 Desa /
Kelurahan
2 Desa /
Kelurahan 100%
3 Meningkatnya
pemulihan
daerah bencana
Persentase
penanganan
rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca
bencana
5% 0% 0%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dievaluasi bahwa indikator kinerja yang
belum tercapai adalah pada indikator ke-3 yaitu persentase penanganan rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana. Ditargetkan dari seluruh kejadian bencana yang
ada di Provinsi Kalimantan Utara, sebanyak 5% dari kejadian bencana tersebut
berhasil dilakukan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
Adapun realisasi yang didapat 0%, disebabkan karena BPBD Provinsi Kalimantan
Utara sebagai leading sector penanggulangan bencana di wilayah Provinsi
Kalimantan Utara, tidak pernah menerima surat/permintaan/permohonan untuk
melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca kejadian bencana yang terjadi di
wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini bisa berarti juga bahwa BPBD
Kabupaten/Kota bisa menangani kejadian-kejadian bencana yang memang relatif
kecil sepanjang tahun 2018 ini sehingga belum membutuhkan bantuan dari BPBD
Provinsi Kalimantan Utara.
Sementara itu untuk indikator desa/kelurahan tangguh bencana,
sepanjang tahun 2018 BPBD Provinsi Kalimantan Utara berhasil membentuk 2
desa/kelurahan tangguh bencana yang terletak di 5 (lima) desa/kelurahan yaitu :
1) Desa Muara Pengian
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 23 | 36
2) Desa Long Peso
3) Desa Long Bia
4) Desa Belayan
5) Desa Salap
Dari 5 desa tersebut, dibagi kedalam 2 desa tangguh bencana dikarenakan
letak lokasinya yang saling berdekatan sehingga akses untuk melakukan sosialisasi
mengenai desa tangguh bencana maupun pembentukan Forum PRB menjadi lebih
mudah. Di masa depan diharapkan kelima desa tersebut dapat berdiri sendiri
sebagai desa tangguh bencana sesuai dengan target yang ada pada Rencana
Strategis. Dari kelima desa tersebut, 3 (tiga) desa dimaksud terletak di Kabupaten
Bulungan dan 2 (dua) desa terletak di Kabupaten Malinau. Tingkat ketangguhan
sebuah desa/kelurahan dalam menghadapi bencana dibagi kedalam 3 (tiga) kriteria,
yaitu :
a) Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama
b) Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Madya
c) Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pratama
Berdasarkan kriteria diatas, 2 (dua) desa/kelurahan tangguh bencana
yang berhasil dibentuk oleh BPBD Provinsi Kalimantan Utara keseluruhannya
merupakan desa/kelurahan tangguh bencana pratama. Untuk indikator kinerja
terbentuknya desa/kelurahan tangguh bencana ini bisa dikatakan BPBD Provinsi
Kalimantan Utara sangat berhasil dikarenakan target yang diberikan adalah 2
(dua) desa/kelurahan. Ditengah minimnya dana dan sumber daya manusia yang
terbatas, tidak menghalangi BPBD Provinsi Kalimantan Utara untuk terus berupaya
membentuk desa/kelurahan tangguh bencana walaupun tingkat ketangguhan yang
dicapai masih dalam tahap pratama. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui
BPBD berinisiasi membentuk desa/kelurahan tangguh bencana dengan
mengutamakan aspek legalitas terlebih dahulu, diantaranya dengan pembentukan
Forum PRB (Pengurangan Resiko Bencana), statuta/ADRT Forum PRB,
melakukan sosialisasi ke wilayah desa/kelurahan, adanya SK Kepala Desa
bersangkutan, dan pembentukan pokja PRB sehingga kedepan BPBD Provinsi
Kalimantan Utara akan mengupayakan untuk mencapai tahapan desa/kelurahan
tangguh bencana tahap Madya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 24 | 36
Sementara untuk respon waktu terhadap kejadian bencana, sepanjang
tahun 2018 terdapat lebih dari 100 kejadian bencana yang terjadi di wilayah
Provinsi Kalimantan Utara. Dari seratusan lebih kejadian bencana tersebut, jika di
rata-rata dari seluruh kejadian, maka BPBD Provinsi Kalimantan Utara berhasil
memenuhi respon waktu tanggap. Adapun penyebab tidak terpenuhinya waktu
tanggap dari beberapa kejadian bencana, dikarenakan lokasi kejadian bencana yang
berada cukup jauh dari jangkauan BPBD Provinsi Kalimantan Utara.
B. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun 2018
Dengan Tahun Sebelumnya
Perbandingan target dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis
BPBD Provinsi Kalimantan Utara memiliki perbedaan antara Tahun 2017 dan
Tahun 2018. Jika pada Tahun 2017 indikator kinerja yang ada sebanyak 2 buah
indikator maka pada Tahun 2018 terdapat 3 buah indikator dimana masing-masing
indikator kinerja pada Tahun 2017 dan Tahun 2018 tidak saling berhubungan. Hal
tersebut dijabarkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 12. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kinerja
Tahun 2017 dan Tahun 2018
No Indikator Kinerja Tahun 2017 Tahun 2018
Target Realisasi Target Realisasi
1 Rata-Rata Nilai Sasaran Kinerja
Pegawai 80 83
Tidak Termasuk
Indikator Kinerja 2
Persentase Penurunan Angka Potensi
Daerah Rawan Bencana 5% 4%
3 Rata-rata waktu respon kejadian
bencana
Tidak Termasuk
Indikator Kinerja
2 Jam 2 Jam
4 Jumlah desa/kelurahan tangguh
bencana
2 Desa /
Kelurahan
5 Desa /
Kelurahan
5 Persentase penanganan rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana 5% 0%
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 25 | 36
Tabel 13. Perbandingan Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja
Tahun 2017 dan Tahun 2018
No Indikator Kinerja Tahun 2017 Tahun 2018
Realisasi Capaian Realisasi Capaian
1 Rata-Rata Nilai Sasaran Kinerja
Pegawai 83 103,75%
Tidak Termasuk
Indikator Kinerja 2
Persentase Penurunan Angka Potensi
Daerah Rawan Bencana 4% 80%
3 Rata-rata waktu respon kejadian
bencana
Tidak Termasuk
Indikator Kinerja
2 Jam 100%
4 Jumlah desa/kelurahan tangguh
bencana
2 Desa /
Kelurahan 250%
5 Persentase penanganan rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana 5% 0%
C. Analisis Hambatan dan Upaya Yang Dilakukan Terkait Capaian Pada PK
Secara umum program/kegiatan BPBD Tahun 2018 menunjang
keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama. Terbukti tingkat penyerapan
anggaran seluruh program/kegiatan yang mencapai 92,29%. Setelah dilakukan
pengukuran kinerja dan perbandingan antara realisasi serta capaian kinerja
selanjutnya dilakukan analisa terhadap hambatan beserta upaya-upaya yang
dilakukan terhadap program dan kegiatan yang ada pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah BPBD Provinsi Kalimantan Utara.
1. Hambatan
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2018, ditemukan
permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
a) Perencanaan yang kurang matang sehingga adanya beberapa
kegiatan yang realisasinya di bawah 65%, diantaranya :
(1) Kegiatan Forum Pengurangan Resiko Bencana dimana
realisasinya hanya 63,94% dikarenakan pada rincian kegiatan
terdapat item sewa ruang rapat/pertemuan sebesar Rp. 20.896.000,-
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Padahal kegiatan
dimaksud dilaksanakan di wilayah yang terpencil dimana tidak
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 26 | 36
terdapat tempat/bangunan yang dapat disewa untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut sehingga anggaran yang seharusnya dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan lainnya dari Forum PRB
tersebut menjadi tidak berguna.
(2) Kegiatan Diklat Masyarakat, Advokasi, Fasilitasi / Desa
Tangguh yang berafiliasi terhadap terbentuknya desa tangguh
bencana mempunyai permasalahan yaitu : (a) dana yang tersedia
tidak mencukupi untuk pembentukan 1 (satu) desa/kelurahan
tangguh bencana dengan kriteria Madya ataupun Utama; (b)
kewenangan pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana berada
pada Kabupaten/Kota; (c) fasilitator desa tangguh bencana yang
belum tersedia hingga pertengahan tahun 2018.
(3) Kegiatan pembentukan/pembinaan Tim JITUPASNA
mempunyai permasalahan yaitu SDM yang akan direkrut dalam
Tim Jitupasna masih sangat terbatas, terutama pemahaman tentang
kajian kebutuhan pasca bencana.
b) Sinergisitas dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat belum maksimal.
c) Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pengurangan resiko
bencana.
d) Belum memadainya sarana dan prasarana penanganan bencana
baik secara kualitas maupun kuantitas.
e) Belum terpenuhinya SDM secara kuantitas maupun kualitas yang
memiliki kompetensi mumpuni dalam penanggulangan bencana.
2. Upaya Yang Dilakukan
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan
yang ada adalah sebagai berikut :
a) Berkoordinasi dengan BPBD Kab/Kota maupun Kelurahan tempat
dibentuknya desa tangguh bencana untuk menyediakan tempat
pertemuan Forum Pengurangan Resiko Bencana semisal balai desa
ataupun sejenisnya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 27 | 36
b) Membentuk desa tangguh bencana dengan kriteria paling kecil
yaitu desa tangguh bencana pratama yang indikatornya adalah sebagai
berikut :
(1) Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan PRB
di tingkat desa/kelurahan;
(2) Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen
perencanaan PB;
(3) Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk Forum PRB
yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat;
(4) Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk tim relawan PB
desa/kelurahan;
(5) Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan pengkajian
resiko, manajemen resiko, dan pengurangan kerentanan;
(6) Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas
kesiapsiagaan serta tanggap bencana.
c) Mengikutsertakan pegawai dalam bimbingan teknis pelatihan /
pembekalan fasilitator desa tangguh bencana
d) Perlunya untuk meningkatkan sosialisasi dengan melibatkan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang lain tentang kajian
kebutuhan pasca bencana
e) Melaksanakan simulasi penanggulangan bencana bersama-sama
masyarakat dan BPBD Kab/Kota.
D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
a) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan
Utara didukung oleh 32 orang PNS. Jumlah tersebut dirasa masih kurang
mengingat menurut perhitungan analisa jabatan masih dibutuhkan
sebanyak 11 orang lagi.
b) Kemampuan SDM tentang kebencanaan yang relatif masih rendah.
2. Sumber Daya Peralatan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 28 | 36
a) Sarana penyimpanan peralatan masih belum memadai dan belum
tersedianya atap dan halaman yang luas untuk menyimpan kendaraan
operasional penanggulangan bencana.
b) Selanjutnya efisiensi dalam bidang sarana dan prasarana yang ada
di BPBD Provinsi Kalimantan Utara telah sesuai dengan fungsi dan
kebutuhan.
3. Sumber Daya Keuangan
a) APBD yang ada saat ini dirasa masih sangat kurang untuk
memaksimalkan peran dari BPBD sebagai koordinator dari
penanggulangan bencana
b) Perlu penambahan dana terutama untuk kegiatan yang mendukung
pembentukan desa tangguh bencana
E. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun
Kegagalan Capaian Kinerja
Untuk menunjang keberhasilan pencapaian perjanjian kinerja, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh
program sebagai berikut :
1. Program Tanggap Darurat dan Logistik Penanggulangan Bencana
dengan didukung oleh tiga kegiatan, yaitu
a) Kegiatan Pengembangan SDM dan Informasi Penanggulangan
Bencana
b) Kegiatan Gladi/Simulasi Penanggulangan Bencana
c) Kegiatan Penanganan Tanggap Darurat Bencana
2. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Daerah didukung 2 kegiatan, yaitu :
a) Kegiatan Diklat Masyarakat, Advokasi, Fasilitasi / Desa Tangguh
b) Kegiatan Forum Pengurangan Resiko Bencana
3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana dengan didukung
satu kegiatan, yaitu :
a) Kegiatan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna)
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 29 | 36
F. Realisasi Anggaran
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya BPBD Provinsi
Kalimantan Utara pada tahun 2018 memperoleh anggaran Rp. 10.549.396.724,-
yang berasal dari Anggaran Pencapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2018. Dari pagu anggaran tersebut dapat direalisasikan
Rp. 9.864.783.237,- dengan persentase penyerapan 93,51%. Anggaran tersebut
terbagi dalam 2 (dua) kelompok belanja, yaitu :
1. Belanja Tidak Langsung
Anggaran dalam belanja tidak langsung terdiri atas gaji dan
tunjangan dengan besaran anggaran Rp. 4.120.793.408,- yang terealisasi
sebesar Rp. 3.931.737.798,- atau 95,41%.
2. Belanja Langsung
Anggaran belanja langsung terdiri dari 6 Program dan 30 kegiatan
sebesar Rp. 6.428.603.316,- terealisasi sebesar Rp 5.933.045.439,- atau
memiliki persentase 92,29%.
Secara rinci alokasi dan realisasi anggaran belanja yang digunakan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara tahun 2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 14. Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara
Tahun 2018
PROGRAM / KEGIATAN ALOKASI
REALISASI
SISA
ANGGARAN KEUANGAN %)
BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.120.793.408,00 3.931.737.798,00 95,41 189.055.610,00
BELANJA LANGSUNG 6.428.603.316,00 5.933.045.439,00 92,29 495.557.877,00
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 3.678.981.316,- 3.523.879.213,- 95,78 155.102.103,-
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 7.500.000,- 4.920.000,- 65,60 2.580.000,-
Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik 130.099.992,- 101.542.177,- 78,05 28.557.815,-
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perijinan Kendaraan Dinas /
Operasional
315.000.000,- 302.373.033,- 95,99 12.626.967,-
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 30 | 36
Penyediaan Jasa Administrasi
Keuangan 1.454.360.000,- 1.363.288.033,- 93,74 91.071.967,-
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 52.200.000,- 44.766.200,- 85,76 7.433.800,-
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan
Kerja 30.000.000,- 29.897.500,- 99,66 102.500,-
Penyediaan Alat Tulis kantor 70.000.000,- 69.988.281,- 99,98 11.719,-
Penyediaan Barang Cetakan dan
Pengadaan 40.000.000,- 39.875.000,- 99,69 125.000,-
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik / Penerangan Bangunan
kantor
30.000.000,- 29.957.620,- 99,86 42.380,-
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan kantor 327.600.000,- 322.842.300,- 98,55 4.757.700,-
Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-Undangan 12.960.000,- 9.280.500,- 71,61 3.679.500,-
Penyediaan Makanan dan Minuman 115.000.000,- 113.411.470,- 98,62 1.588.530,-
Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi ke Luar Daerah 638.261.324,- 637.386.494,- 99,86 874.830,-
Rapat-rapat Koordinasi, Pembinaan,
dan Pengawasan di Dalam Daerah 456.000.000,- 454.350.606,- 99,64 1.649.395,-
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 50.000.000,- 49.830.000,- 99,66 170.000,-
Jaringan Telekomunikasi Antar
Kabupaten 50.000.000,- 49.830.000,- 99,66 170.000,-
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur 175.900.000,- 166.783.137,- 94,82 9.116.863,-
Pendidikan dan Pelatihan Formal 175.900.000,- 166.783.137,- 94,82 9.116.863,-
Program Tanggap Darurat dan
Logistik Penanggulangan Bencana 1.464.490.000,- 1.297.194.063,- 88,58 167.295.937,-
Pengelolaan Pusat Pengendalian
Operasi Penanggulangan Bencana 125.000.000,- 124.850.000,- 99,88 150.000,-
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Tanggap Darurat dan Logistik
Penanggulangan Bencana
445.000.000,- 389.161.328,- 87,45 55.838.672,-
Pengembanagn SDM dan Informasi
Penanggulangan Bencana 213.000.000,- 197.549.450,- 92,75 15.450.550,-
Gladi / Simulasi Penanggulangan
Bencana 213.450.000,- 195.832.173,- 91,75 17.617.827,-
Rapat Koordinasi dan Sosialisasi
Logistik 186.000.000,- 167.588.612,- 90,10 18.411.388,-
Penanganan Tanggap Darurat
Bencana 282.040.000,- 222.212.500,- 78,79 59.827.500,-
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 31 | 36
Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Rehabilitasi Penanggulangan Bencana
Program Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana Daerah
435.152.000,- 367.885.849,- 84,54 67.266.152,-
Diklat Masyarakat, Advokasi,
Fasilitasi / Desa Tangguh 138.896.000,- 115.514.000,- 83,17 23.382.000,-
Penyebaran Informasi Pencegahan
Dini Kepada Masyarakat 71.760.000,- 69.104.600,- 96,30 2.655.400,-
Forum Pengurangan Resiko Bencana 89.696.000,- 57.348.000,- 63,94 32.348.000,-
Monitoring dan Evaluasi
Penanggulangan Bencana 134.800.000,- 125.919.249,- 84,52 96.606.823,-
Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana 624.080.000,- 527.473.177,- 84,52 96.606.823,-
Sosialisasi Rehabilitasi
Penanggulangan Bencana 140.400.000,- 121.680.903,- 86,67 18.719.097,-
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Dampak Bencana
136.480.000,- 129.487.617,- 94,88 6.992.383,-
Kajian Kebutuhan Pasca Bencana
(JITU PASNA) 197.200.000 184.642.890,- 93,63 12.557.110,-
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
Bencana 150.000.000 91.661.767,- 61,11 58.338.233,-
J U M L A H 10.549.396.724,00 9.864.783.237,00 93,51 684.613.487,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 32 | 36
Gambar 3. Kegiatan Pengembangan SDM dan
Informasi Penanggulangan Bencana
Gambar 4. Kegiatan Gladi/Simulasi Penanggulangan Bencana
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 33 | 36
Gambar 5. Kegiatan Diklat Masyarakat, Advokasi, Fasilitasi / Desa Tangguh
Tabel 15. Data Pengiriman Personil Mengikuti Diklat/Bimtek/Seminar
Di Luar Daerah Tahun 2018
No. Nama
Diklat/Bimtek/Seminar
Pelaksana dan
Tempat Pelaksanaan
Jumlah
Yang
Mengikuti
1
Diklat Pra Pensiun di
Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara Bogor 1 Orang
2 Bimtek Pembekalan Manager
Area Desa Tangguh Yogyakarta 1 Orang
3
Mengikuti Benchmarking
Diklat Kepemimpinan Tingkat
IV Tahun 2018
Yogyakarta 1 Orang
4
Bimtek Pengenalan
Kebencanaan Tingkat BPBD
Provinsi
Solo 2 Orang
5 Diklat Pembekalan Fasilitator
Destana Tangerang 3 Orang
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
P a g e 34 | 36
6
Diklat Bela Negara di
Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah Tahun 2018
Jakarta 1 Orang
7 Bimtek Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Perpajakan Balikpapan 2 Orang
8 Bimtek Tata Kelola Akuntansi
Keuangan Negara Yogyakarta 11 Orang
J u m l a h 22 Orang
BAB IV. PENUTUP
P a g e 35 | 36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) BPBD Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2018 merupakan wujud tanggung jawab atas pelaksanaan
kinerja BPBD Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan rencana strategis BPBD
Provinsi Kalimantan Utara 2016-2021 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Laporan
ini juga merupakan pertanggungjawaban atas anggaran, tugas pokok dan fungsi
serta pelaksanaan kebijakan.
Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan
Utara pada Tahun 2018 (setelah perubahan anggaran) adalah sebesar Rp.
10.549.396.724,- (Sepuluh Milyar Lima Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Tiga
Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Empat Rupiah), yang
terdiri dari Belanja Langsung sebesar Rp. 6.428.603.316,- dan Belanja Tidak
Langsung sebesar Rp. 4.120.793.408,- Khusus untuk Belanja Langsung terealisasi
sebesar Rp. 5.933.045.439,- yang dilaksanakan melalui 6 program dan 30 kegiatan,
dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 92,29% yang masuk dalam kategori sangat
berhasil.
Dari 6 program tersebut, 3 program merupakan program rutin dengan 16
kegiatan. Alokasi anggaran untuk program rutin sebesar Rp. 3.904.881.316,-
dengan realisasi mencapai 95,79% atau Rp. 3.740.492.350,-. Sementara alokasi
anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp.
2.523.722.000,- dengan realisasi mencapai 86,88% atau Rp. 2.192.553.089,-.
Jumlah program dan kegiatan yang mendukung program pembangunan urusan ini
sebanyak 3 (tiga) program dan 14 (empat belas) kegiatan.
B. Rencana Kedepan
1. Rencana Kerja Tahunan akan disusun sesuai dengan rencana strategis
yang telah ditetapkan.
BAB IV. PENUTUP
P a g e 36 | 36
2. Akan diupayakan percepatan pencapaian target yang lebih objektif
sehingga dapat dicapai secara maksimal.
3. Penanggulangan bencana lebih diupayakan pada kegiatan pengurangan
resiko bencana dan pembentukan desa tangguh bencana.
Tanjung Selor, 1 Februari 2019
KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN UTARA,
H. MOHAMMAD PANDI, S.H., M.AP.
PEMBINA UTAMA MUDA, IV/c
NIP. 19681231 199803 1 036