Upload
rini-setyowati
View
207
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Musik dan Tari Madura Merupakan Salah Satu Unsur Budaya
Pulau Madura dikenal sebagai daerah yang tandus namun kaya akan kebudayaan.
Kekayaan akan budaya di Madura terbentuk dari berbagai unsur budaya baik dari pengaruh
animisme, Hinduisme, dan Islam dan juga terbentuk dari karakter – karakter dari orang
Madura itu sendiri. Perkawinan dari unsur – unsur tersebut sangat mendominasi akan
kebudayaan Madura dan yang memberikan warna dalam kebudayaan Madura. Berbagai
kebudayaan terbentuk di pulau garam ini, dan dalam perkembangannya kebudayaan –
kebudayaan yang terbentuk tidak jauh akan religiutas, terutama lebih bernafaskan Islami yang
lebih menonjol.
Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang tetap harus diperhatikan. Kebudayaan
Madura harus tetap dipelihara dan dilestarikan, karena kebudayaan merupakan salah satu
identitas diri bagi rakyat Madura. Kebudayaan Madura itu sangat kaya dan beragam, sehingga
sangatlah penting bagi semua kalangan masyarakat untuk ikut serta dalam pemeliharaan dan
pelestarian kebudayaan – kebudayaan yang ada di Madura.
Madura memiliki kekayaan kesenian tradisional yang amat banyak, beragam dan amat
bernilai. Dalam menghadapi dunia global yang membawa pengaruh materalisme dan
pragmatisme, kehadiran kesenian tradisional dalam hidup bermasyarakat di Madura sangat
diperlukan, agar kita tidak terjebak pada moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas
lokal ataupun jati diri bangsa. Kesenian itulah yang menjadi pegangan bagi masyarakat
Madura nantinya yang mencerminkan jati diri dan moralitas masyarakatnya.
Membicarakan akan kesenian Madura saat ini sangatlah menarik karena saat ini
Madura tengah berada pada situasi dan kondisi dimana industrialisasi dan globalisasi saat ini
sedang menjamur di kepulauan garam ini. Hal tersebut juga dipicu dengan adanya jembatan
Suramadu yang saat ini telah menjadi ikon dari Pulau Madura ini. keberadaan akan jembatan
Suramadu bisa menjadi suatu dalam pengembangan dan pembangunan di pulau Madura ini,
namun sesungguhnya dapat pula menjadi permasalahan yang pelik terhadap mulai
terkuburnya kesenian asli Madura, yang saat ini beberapa lapisan masyarakat yang tanpa
disadari mulai melupakan akan kesenian asli Madura.
Kesenian-kesenian yang dianggap baru dan metropolis telah menggeser minat
masyarakat terhadap kesenian asli yang dimiliki. Tengoklah nasib kerapan sapi, misalnya,
yang mulai jarang digelar dan digantikan balap motor; seni karawitan daerah terlihat mulai
ditinggalkan, karena masyarakatnya terhipnotis oleh kehebohan konser-konser musik modern.
Kesenian asli Madura di sini, yang dimaksudkan adalah seni tari yang oleh banyak kalangan
peneliti dianggap tidak menunjukkan tahap perkembangan yang berarti, tetapi eksistensinya
masih berwujud dan di sebagian pedalaman masyarakat Madura terus dilestarikan.
(http://aliusman.wordpress.com/2010/08/02/tari-madura-riwayatmu-kini/ )
Dengan pemeliharaan dan pelestarian yang secara konsisten, sangatlah bermanfaat
demi anak cucu nantinya. Dengan harapan kesenian – kesenian yang dikenal pada masa lalu
dapat tetap dikenal pada masa mendatang. Sehingga anak cucu nantinya tetap memiliki jati
diri masing berdasar kesenian yang ada, dan tidak terjebak dalam dunia global yang sebagian
besar kurang sesuai dengan moralitas.
Salah satu bentuk usaha dalam pelestarian kesenian yang ada, karena melihat
fenomena dikalangan masyarakat saat ini kesenian seperti halnya musik dan tari sudah
menjadi pusat perhatian. Sehingga dengan mengetahui kegemaran – kegemaran dikalangan
masyarakat usaha pelestarian kesenian bisa lebih mudah untuk dicapai. Dalam Sarana
Pementasan Musik dan Tari ini masyarakat dapat menikmati berbagai pementasan musik dan
tari secara terpusat.
Belakangan ini berbagai usaha baik itu dari kalangan masyarakan sendiri maupun dari
program – program pemerintah yang mulai menggali kembali akan kesenian asli dari masing
– masing daerah sudah mulai terlihat. Beberapa pementasan akan musik dan tari tradisional
mulai terlihat di kalangan masyarakat Madura.
Sebagai orang yang peduli akan kelestarian kesenian asli Madura perlu adanya usaha
yang nyata untuk tetap melestarikan kesenian Madura baik itu yang masih hidup bahkan dapat
juga menghidupkan kembali kesenian – kesenian yang telah punah. Penghidupan kembali
akan kesenian Madura ini diharapkan dapat menggugah akan kecintaan dan kebanggaan
masyarakat Madura terhadap kesenian Madura.
Bahkan salah satu permainan music di Madura yang dikenal dengan nama Ul – Daul
akan dipatenkan. Berdsarkan beritanya d salah satu surat kabar, Jawa Pos, Radar Madura.
1.1.2 Pamekasan Sebagai Pusat Kota Pulau Madura
Pamekasan merupakan salah kota kabupaten di pulau Madura yang terletak berada
di tengah – tengah pulau Madura. Pamekasan merupakan ibu kota dari pulau Madura ini.
Namun perkembangan wilayah perkotaan di Kabuapaten Pamekasan cenderung statis.
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Jawa Timur, Daerah
Tujuan Wisata ( DTW ) dibagi lagi menjadi beberapa Sub Daerah Tujuan Wisata ( Sub-
DTW ). Untuk membagi Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) yang merupakan bagian dari wilayah
Jawa Timur, maka disebut sebagai Sub Daerah Tujuan Wisata ( Sub-DTW ).
Pengklasifikasian Sub-DTW didasarkan pada kesamaan objek wisata, perilaku perjalanan
wisata dan letak geografisnya, antara lain :
a. Sub-DTW A, meliputi :
Wilayah kerja Pembantu Gubernur Bojonegoro dan Surabya ( Surabya, Gresik,
Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto ) dengan pusat
pengembangannya di Surabya.
b. Sub-DTW B, meliputi :
Seluruh wilayah kerja Pembantu Gubernur Pamekasan ( Kabuparen Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, dan Sumenep ) dengan pusat pengembangannya di wilayah
Pamekasan.
c. Sub-DTW c, meliputi :
Seluruh wilayah kerja Pembantu Gubernur Madiun, Kediri, Malang, dan Jember,
( Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Probolinggi, Pasuruan,
Malang, Blitar, Kediri, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Madiun,
Nganjuk ) dengan pusat pengembangannya di wilayah Malang.
Sedangkan berdasarkan kebijaksanaan pengembangan pariwisata Jawa Timur yang
didasarkan pada penekanan jenis objek wisata yang diunggulkan dibagi menjadi empat
kawasan, yaitu :
a. Kawasan A, meliputi wilayah Gresik, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Probolinggo,
Malang, Blitar dan sekitarnya.
Di kawasan ini karakteristik objek wisata yang dikembangkan adalah wisata tirta, wisata
purbakala, wisata buadya, wisata agro, wisata konvensi.
b. Kawasan B, meliputi wilayah Situbondo, Banyuwangi, Bondowosa, dan Jember.
Di kawasan ini karakteristik objek wisata yang dikembangkan adalah wisata tirta, wisata
buadaya, wisata agro adventure, dan wisata alam.
c. Kawasan C, meliputi wilayah Kediri, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Bojonegoro, Tuban
dan Lamongan.
Di kawsan ini karakteristik objek wisata yang dikembangkan adalah wisata pantai dan
alaut ( bahari ), wisata budaya, wisata alam terutama telaga.
d. Kawasan D, meliputi wilayah Madura ( yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten
Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep ).
Di kawasan ini penekanan pengembangannya adalah pada wisata pantai dan wisata
buadaya.
Berdasarkan peraturan dan rencana pemerintah terkait dengan pengembangan kawasan
pariwisata, Pamekasan merupakan salah satu target objek yang akan dikembangkan. Selain itu
juga pengembangan wisata yang ditekankan pada wisata budaya. Sehingga sangat baik jika
perencanaan pembangunan Gedung Pementasan Musik dan Tari Madura terletak di
Pamekasan.
1.1.3 Perancangan Gedung Pementasan Musik dan Tari Madura Sebagai Wadah
Kreatifitas yang Interaktif
Sejauh ini setiap pergelaran maupun pertunjukan musik dan tari Madura masih
terkesan menggunakan ruang seadanya, seperti pemanfaatan pendopo Wakil Bupati dan
taman kota yaitu Arek Lancor. Pemilihan tempat tidak terlalu disesuaikan dengan jenis – jenis
musik yang ada, sehingga sering terjadi pesan dari musik dan tari yang diselenggarkan kurang
tersampaikan dengan sempurna kepada seluruh penonton.
Pamekasan yang merupakan ibi kota dri Pulau Madura, dimana pusat pengembangan
akan kepariwisataan ditekankan di Pamekasan seharusnya memiliki wadah yang memenuhi
standar yang dapat mengakomodasikan aktivitas musik dan tari Madura yang
diselenggarakan. Kota ini juga memiliki banyak terdapat fasilitas – fasilitas pendidikan seperti
perguruan tinggi, dimana pasti banyak kawula muda baik itu masayrakat setempat maupun
masyarakat pendatang. Dimana yang setiap tahunnya jumlah para pelajar semakin meningkat.
Para pemuda merupakan komunitas masyarakat yang memiliki potensi besar tehadap
perkembangan musik dan tari Madura. Sehingga penting adanya suatu wadah untuk bisa
memperkenalkan musik dan tari Madura yang tentu saja harus dikemas seindah mungkin,
untuk dapat menarik minat para kawula pemuda, dengan harapan setelah dikenalnya musik
dan tari Madura ini para kawula muda dapat mencintai musik dan tari Madura. Semakin
banyak kawula muda yang dikenalkan, diharpakan semakin banyak yang nantinya dapat
berpartisipasi dalam suatu pementasan musik dan tari Madura. Semua hal tersebut tentunya
membutuhakan akan ruang yang dapat menampung semua aktivitas. Semakin bertambahnya
penduduk semakin komplek ruang yang akan dibutuhkan.
Sedangkan menurut rencana distribusi jumlah penduduk di setiap kawsan perkotaan
maupun pedesaan pada masing – masing Sub Satuan Wilayah Pengembangan, maka dapat
direncanakan pula kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk pada 5 tahun pertama
( 2006 ) rata – rata adalah 10 % dan pada 5 tahun kedua ( tahun 2011 ) adalah sebesar 29.75
jiwa/Ha.
Saat ini ruang yang terbentuk untuk pementasan musik dan tari masih tidak jelas, tidak
terdapat pembedaan yang jelas antara jenis musik apa saja yang membutuhkan ruang tertutup
dan jenis musik apa saja yang membutuhkan ruang terbuka. Bahkan terdapat beberapa
pergelaran msuik, dimana apabila malakukan suatu pertunjukan dilakukan secara pawai,
dimana hal tersebut sering menimbulkan masalah akan kemacetan pada lalu lintas. Selain itu
juga pelaksanaan selama latihan biasanya dilakukan pada salah satu rumah pemain atupun
rumah pelatih, dan tentu saja bunyi yang dihasilkan bukan bunyi yang kecil dan hal tersbut
juga mengganggu pada lingkungan sekitar. Dengan penyesuaian antara berbagai jenis musik
dan tari pada ruang apa yang dibutuhkan, diharapkan penyampaian maksud dari pertunjukan
bisa terserap dengan sempurna pada para penikmat musik dan tari.
Para pemusik dan pecinta musik di kota Pamekasan ini membutuhkan suatu wadah
yang dapat dipergunakan sebagai ajang untuk berkomunikasi, bertukar pikiran, dan
berkolaborasi antara musikus dan menyampaikan informasi tentang musik dan tari serta
tentang tata cara bermain musik dan menari bagi masyarakat. Masyarakat kota Pamekasan
juga membutuhkan wadah yang memudahkan dalam mendapatkan informasi dan belajar lebih
banyak dalam hal bermusik dan menari.
Dengan mulai semaraknya kegiatan – kegiatan kesenian seperti halnya pertunjukan
music tradisonal Madura, maka semakin banyak tuntutan akan pemenuhan fasilitas yang
dapat mewadahi segala aktivitas yang dapat mendukung serangkaian kegiatan berseni
tersebut. Seperti halnya pada saat ini, yang sudah mulai diterimanya music tradisional yang
tidak hanya di kalangan masyarakat Madura saja, maka tuntutan akan kualitas dan mutu
kesenian semakin besar, sehingga dalam menunjang kualitas dan mutu akan musik dan tari
Para seniman Madura telah lama memimpikan adanya wadah yang dapat memusatkan
aktivitas berseni dan berkreasi akan musik dan tari, namun sejauh ini masih kurang mendapat
perhatian baik dari kalangan masyaerakat itu sendiri maupun dari pihak pemerintah. Oleh
karenanya, dipandang perlu diadakannya fasilitas yang dapat mewadahi kebutuhan –
kebutuhan tersebut dengan merancang Gedung Pementasan Musik dan Tari Madura di
Pamekasan yang juga dilengkapi dengan fasulitas penunjang untuk pelatihan dan
pengembangan musik dan Tari Madura.
Setiap tarian dan musik setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, begitu pula music
dan tari Madura memiliki ciri khas sendiri. Suatu area pertunjukan saat ini yang sering
digunakan, yang biasanya cenderung tidak bersifat permanen selalu dihias dengan suasana
dan kondisi yang mencerminkan akan ciri khas musik dan tarian Madura. Sehingga, perlu
adanya wadah untuk area pertunjukan musik dan tarian Madura yang mencerminkan ciri khas
musik dan tari Madura, sehingga masyarakat dapat mengenal dan memahami suasana dan ciri
khas music dan tarian Madura sekaligus menanampakn pemahaman akan kesenian Madura.
Sehingga Susana yang ditampilkan tidak hanya sebuah tempelan dari suatu ruang dalam,
namun terdapat pesan dari suasana tersebut.
Mengingat pertunjukan akan musik dan tari bersifat atraktif dimana banyak
menghasilkan suara keras, sehingga perlu adanya tata ruang dalam khusus pada ruang
pementasannya. Ruang dalam memiliki peranan penting dalam suatu pelatihan maupun
pementasan musik dan tari, karena ruang dalam berpengaruh pada proses penyampaian musik
ataupun suara pada para penonton. Ruang dalam yang baik dapat menghasilkan suara yang
baik pula, sehingga suara dapat terserap dengan baik oleh penonton. Ruang yang terbentuk
dapat menguntungkan semua pihak, dimana para pemain bisa bermain dengan konsentrasi
maupun para penonton dapat menikmati pertunjukan dengan semaksimal mungkin. Sehingga
perlu adanya penataan khusus untuk ruang dalam pada Gedung Pementasan Musik dan Tari
Madura di Pamekasan ini.
Mengingat pula banyak di kota lainnya gedung serupa saat ini menjadi kurang
dimanfaatkan, maka agar kegiatan yang diwadahi dalam Gedung Pementasan Musik dan Tari
Madura di Pamekasan nantinya tidak hanya pada waktu – waktu tertentu, tetapi dapat hidup
setiap harinya, maka perlu dirancang fasilitas – fasilitas penunjang. Fasilitas – fasilitas yang
dibentuk bahwasanya dapat memenuhi akan kebutuhan hiburan, rekreatif, dan edukatif bagi
masyarakat kota Pamekasan dan masyarakat sekitarnya.
Pemenuhan fasilitas tersebut juga karena sejauh ini masih belum ada fasilitas yang
dapat mewadahi pembelajaran dan pengembangan music dan tari Madura. Berdasarkan
wawancra pada salah satu seniman Madura, yang juga memiliki sebuah perkumpulan music
Madura menyampaikan bahwasanya sampai saat ini masih sering menghadpi kesulitan terkait
dengan tempat pementasan maupun tempat untuk latihan, yang merupakan hal penting yang
menentukan akan kualitas pertunujkan nantinya. Mereka cenderung menggunakan rumah
tinggal salah satu warga untuk digunakan sebagai tempat latihan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalhan – permasalahan sebagai berikut :
1. Kota Pamekasan sebagai pusat kota dari Pulau Madura yang lokasinya juga sangat
strategis berada di tengah pulau Madura menjadi salah satu hal penting untuk menjadi
kota yang berkembang dengan ditambahkannya fasilitas – fasilitas umum untuk
masyarakat setempat maupun bagi pendatang.
2. Aktivitas musik dan tari Madura sejauh ini hanya dilakukan di tempat – tempat yang
kurang memenuhi standard, seperti dilakukan di pendopo wakil bupati, dimana
bangunan yang seharusnya bukan digunakan sebagai tempat aktivitas musik dan tari
bisa beralih fungsi dengan sedikit memaksa menjadi tempat pertunjukan. Sehingga
perlu adanya suatu wadah yang khusus untuk dimanfaatkan sebagai tempat berbagai
aktivitas musik dan tari.
3. Kesenian madura yang beraneka ragam sebenarnya juga membutuhkan jenis – jenis
ruang yang berbeda. Jenis musik berebeda bisa saja membutuhkan jenis ruang yang
berbeda. Sehingga perlu adanya kajian khusus untuk membedakan ruang – ruang
tersebut berdasarkan jenis – jenis musik dan tari yang ad di Madura.
4. Kesenian Madura yang memiliki ciri khas tersendiri, sehingga perlu adanya ruang
dimana suasana dari ruang tersebut mencerminkan ciri khas dari music dan tari
Madura. Suasana tersebut diharapakan dapat menanamkan akan music dan tarian
Madura, dan dapat menambah kecintaan masyarakat terhadap kesenian Madura.
5. Perlunya pengadaan fasilitas – fasilitas penunjang untuk tetap menyemarakkan fungsi
bangunan, sehingga akan terus hidup dan tidak monoton.
1.3 Batasan Masalah
Kajian arsitektur mengenai Gedung Pementasan Musik dan Tari Madura di Pamekasan
ini dibatasi dalam beberapa masalah sebagi berikut :
1. Objek yang akan dirancang adalah sebuah bangunan yang difungsikan untuk kegiatan
aktivitas pertunjukan musik dan tari Madura yang juga ditunjang dengan sarana
pelatihan dan pengembangan musik dan tari Madura, serta fasilitas – fasilitas
penunjang lainnya.
2. Musik dan tari yang dibahas merupakan musik dan tari tradisional, yang meliputi
seluruh musik dan tari Madura. Namun tidak menutup kemungkinan bangunan ini bisa
difungsikan untuk pertunjukan music dan tarian modern.
3. Lokasi objek yang akan dirancang adalah di Kota Pamekasan yang memungkinkan
dalam kegiatan pertunjukan musik dan tari.
4. Penyelesaian rancangan ruang, baik ruang dalam maupun ruang tertutup sehingga jelas
akan fungsi ruang berdasarkan kegiatan yang ada di dalamnya, dan jelas akan
pembedaan ruang dalam dan luar untuk setiap jenis – jenis music dan tari.
5. Penyelesaian ruang dengan pengadaan fasilitas penunjang untuk terus menghidupkan
fungsi bangunan.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diuraikan dalam kajian Gedung Pementasan
Musik dan Tari Madura di Pamekasan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang wadah untuk sarana pementasan musik dan tari Madura di
Pamekasan yang mampu memenuhi kebutuhan aktivitas music dan tari Madura
dengan pembedaan ruang dalam maupun ruang luar sesuai dengan karakter music dan
tari Madura dengan didukung dengan adanya fasilitas penunjang?
2. Bagaimana merancang interior gedung pementasan music dan tari Madura yang
memberikan suasana ruang yang mencerminkan ciri khas music dan tari Madura?
1.5 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diuraikan tujuan dari kajian Gedung
Pementasan Musik dan Tari Madura di Pamekasan ini sebagai berikut :
1. Merancang wadah untuk sarana pementasan musik dan tari Madura di Pamekasan
yang mampu memenuhi kenyamanan akan kebutuhan akustik, pencahayaan, dan
penghawaan sebagai dasar perancangan interior yang selaras dengan lingkungan
sekitar.
2 Merancang setting ruang dalam pada Gedung Pementasan Musik dan Tari Madura di
Pamekasan yang interaktif .
1.6 Kegunaan
1. Bagi Masyarakat Umum
a. Kegunaan kajian ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat luar, agar
untuk selalu berpikir kritis terhadap perubahan – perubahan yang selalu ada, tidak
hanya mengikuti alur perubahan yang ada. Sehingga jati diri pada masing – masing
lapisan masyrakat dapat terus terjaga. Pikiran kritis tidak hanya untuk masalah –
masalah besar saja, mulai saja dengan hal kecil seprti halnya musik dan tari yang
bisa menjadi suatu motivator dn inspirator bagi masyarkat untuk melakukan suatu
perubahan yang baik.
b. Kajian ini diharapkan dapat membrikan wawasan kepada para pelaksan – pelaksna
kegiatan, para seniman, dan pecinta seni tentang musik dan tari serta dapat
menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang terjadi di kalngan masyrakat.
c. Kajian ini diharpakan dapat membrikan ilmu tentang penyelesain dalam penataan
ruang dalam, dengan memikirkan untuk memadukan dasar perancangan seperti
akustik, pencahayaan dan penghawaan serta prinsip – prinsip inetrior sehingga
menghasilkan ruang dalam yang dapat memenuhi segala aktivitas bermusik maupun
menari.
2. Bagi Kalangan Akademik
a. Kajian diharapkan dapat menambah wawasan para civitas akademik dalam
perancangan ruang dalam suatu gedung pementasan musik dan tari Madura di
Pamekasan.
b. Kajian ini diharapkan dapat menambah kesempurnaan kajian – kajian yang sudah
ada, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para civitas akademik selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah
a. Kajian ini diharapkan dapat menggugah hati pemerintah untuk terus memperhatikan
akan perkembangan daerah – daerah kecil.
4. Bagi Seniman di Madura
a. Kajian ini diharapkan dapat memunculkan kembali semangat – semangat para
seniman, bahwa masih banyak di luar sana yang masih mau untuk berjuang
melsetarikan kesenian asli Madura sehingga para seniman akan terus berkarya.
b. Kajian ini diharpak dapat memicu para seniman untuk meningkat kualitas karya –
karyanya di bidang musik dan tari.
1.7 Kerangka Pemikiran