34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Pesatnya bisnis properti ini didorong oleh kebutuhan pokok terhadap papan, disamping kebutuhan pangan serta kebutuhan sandang. Kebutuhan papan merupakan kebutuhan terpenting setelah kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Maka menjadi wajar bagi seseorang untuk menginginkan memiliki hunian sendiri. Selain itu, properti juga dapat menjadi alternatif untuk berinvestasi, dengan alasan harga dari tahun ke tahun akan mengalami kenaikan, dan dapat juga dijadikan sebagai bisnis sewa yang mendatangkan keuntungan. Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang.Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.Akuntansi Biaya juga dapat diartikan sebagai kunci atau alat yang penting guna membantu manajemen dalam melakukan pertimbangan, 1

Bab i Tugas Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i Tugas Akhir

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Pesatnya bisnis properti ini didorong oleh kebutuhan pokok terhadap

papan, disamping kebutuhan pangan serta kebutuhan sandang. Kebutuhan papan

merupakan kebutuhan terpenting setelah kebutuhan pangan yang harus terpenuhi.

Maka menjadi wajar bagi seseorang untuk menginginkan memiliki hunian sendiri.

Selain itu, properti juga dapat menjadi alternatif untuk berinvestasi, dengan alasan

harga dari tahun ke tahun akan mengalami kenaikan, dan dapat juga dijadikan

sebagai bisnis sewa yang mendatangkan keuntungan.

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi

proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan

dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya

didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut

konvensi diukur dengan satuan mata uang.Penggunaan kata beban adalah pada

saat biaya sudah habis terpakai.Akuntansi Biaya juga dapat diartikan sebagai

kunci atau alat yang penting guna membantu manajemen dalam melakukan

pertimbangan, perencanaan, pengawasan serta sebagai penilaian terhadap kegiatan

perusahaan.

Menurut Carter dan Usry (2006:541), “ Akuntansi biaya (cost accounting)

adalah Perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan.

Menurut Mulyadi (2005:7), “ Akuntansi biaya (cost accounting) adalah

proses pencatatan,penggolongan,peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan

penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran

terhadapnya”.Menurut Schaum, “Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk

mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau

1

Page 2: Bab i Tugas Akhir

2

jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya adalah Melakukan akumulasi biaya

untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.”

Untuk menentukan besarnya biaya yang dikeluarkan harus tepat dan akurat

sehingga biaya-biaya yang ada atau dikeluarkan dalam proses produksi akan

menunjukkan harga pokok sesungguhnya. Penentuan harga pokok produksi

merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga  pokok

produksi adalah untuk menentukan harga jual produk serta penentuan harga pokok

persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam

neraca. Harga jual yang terlalu tinggi akan menjadikan  produk kurang bersaing di

pasar, sementara harga jual yang terlalu rendah akan tidak memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk

menentukan secara tetap jumlah biaya perunit produk jadi, sehingga dapat

diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Menurut Mulyadi (2005)

manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai

berikut Menentukan Harga Jual Produk, Memantau Realisasi Biaya Produksi,

Menghitung Laba Rugi Periodik,Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk

Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca.

Salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan

perusahaan adalah dengan melakukan efisiensi di bidang produksi. Dengan

efisiensi di bidang produksi, perusahaan dapat menekan biaya produksi yang

berpengaruh pada keunggulan daya saing perusahaan. Salah satunya dalam hal

harga jual serta pendapatan laba atau profit yang maksimal. Biaya produksi adalah

biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk yang nantinya akan

digunakan untuk menetapkan harga pokok produk. Perhitungan harga pokok

produk yang tepat akan memberikan gambaran yang layak untuk mengambil

keputusan harga, menerima atau menolak pesanan.

PT. Jatim Grha Utama merupakan salah satu perusahaan properti,

pengembang, atau developer yang memproduksi unit rumah untuk dijual. Dalam

menjalankan aktivitasnya PT. Jatim Grha Utama menerapkan perhitungan harga

pokok produksi dengan menggunakan metode “Full Costing” yang diharapkan

Page 3: Bab i Tugas Akhir

3

mampu menentukan semaksimal mungkin keakuratan besar biaya produksi yang

dikeluarkan selama proses produksi agar menghasilkan laba yang maksimal, juga

dalam pencatatan akuntansinya Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini

penulis membahas tentang penerapan perhitungan biaya produksi dengan metode

“Full Costing” pada PT. Jatim Grha Utama, karena ketertarikan penulis untuk

membandingkan teori biaya menggunakan metode “full costing” dengan

praktiknya dalam dunia kerja. Penulis memilih judul “PENERAPAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PROYEK GRAHA

MENGANTI PADA PT. JATIM GRHA UTAMA”.

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Definisi Akuntansi Biaya

Menurut Carter dan Usry (2006:541), “ Akuntansi biaya (cost accounting)

adalah Perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan.”

Menurut Mulyadi (2005:7), “ Akuntansi biaya (cost accounting) adalah

proses pencatatan,penggolongan,peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan

penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran

terhadapnya”.

Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan

untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan

efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun

strategis.

Tujuan akuntansi biaya adalah mengkomunikasikan baik informasi

keuangan maupun keuangan pada manajemen untuk memudahkan

perencanaan,pengendalian,dan evaluasi sumber daya,serta perbaikan

berkelanjutan. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang digunakan dalam

perhitungan harga pokok produk,jasa dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

Page 4: Bab i Tugas Akhir

4

1.2.2 Definisi Biaya

Menurut Warren dan Reeve (2006:621), “ Cost (biaya) adalah pembayaran

tunai atau komitmen untuk membayar tunai di masa datang yang ditujukan untuk

menghasilkan pendapatan”.

Menurut Hansen dan Mowen (2006:40), “ Biaya adalah kas atau nilai

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi “.

Menurut (Mulyadi ,1999),” mengartikan biaya sebagai pengorbanan

sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Menurut Supriyono (1999:185) mendefinisikan biaya sebagai pengorbanan

ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa.

1.2.3 Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas

data biaya. Umumnya, macam biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya

tergantung pada tipe organisasinya. Organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur,

eceran, dan jasa berbeda dalam mengklasifikasikan biaya sesuai dengan

karakteristik biaya yang terjadi.

Menurut Carter dan Usry (2006:40), klasifikasi biaya yang paling umum

digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini :

1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa).

2. Volume Produksi

3. Departemen proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari

manufaktur

4. Periode akuntansi

5. Suatu keputusan,tindakan,atau evaluasi

Page 5: Bab i Tugas Akhir

5

1.2.3.1 Biaya dalam Hubungannya dengan Produksi

Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan

biaya ke tahap yang berbeda dalam suatu operasi bisnis. Total biaya operasi terdiri

atas dua elemen yaitu :

a. Biaya Manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik yang

biasa didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen yaitu :

1. Bahan Baku Langsung

2. Tenaga Kerja Langsung

3. Overhead Pabrik

b. Beban Komersial terdiri dari dua klasifikasi besar yaitu :

1. Beban Pemasaran

Beban pemasaran termasuk semua beban yang diperlukan untuk

menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa

untuk disampaikan kepada konsumen. Beban pemasaran termasuk

beban promosi,beban pengiriman,dan penjualan.

2. Beban Administratif

Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam

mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Beban administrasi

termasuk gaji dari wakil presiden direktur yang bertanggung jawab

atas proses manufaktur.

1.2.3.2 Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi

Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan

dalam volume produksi atau output, sedang biaya lainnya relatif tidak berubah.

Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh

manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencakan dan mengendalikan

biaya.

a. Biaya Variabel

Menurut Nafarin (2004:203) Biaya variabel adalah suatu biaya yang

menigkat totalnya secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan

menurun totalnya secara proporsional terhadap penurunan aktivitas. Biaya

Page 6: Bab i Tugas Akhir

6

variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel antara lain

perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, biaya penerimaan, royalti, biaya

komunikasi, upah lembur, dan penanganan bahan baku.

b. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah suatu biaya yang tidak berubah secara total pada saat

aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Dengan kata lain, biaya per unit semakin

kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.

Tanggung jawab pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkat

manajemen menengah atau manajemen eksekutif dibandingkan dengan supervisor

operasi. Biaya overhead pabrik yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap

antara lain gaji eksekutif produksi,depresiasi, pajak properti, amortisasi paten, gaji

supervisor, asuransi, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan

perbaikan gedung dan bangunan, dan sewa.

c. Biaya Semivariabel

Menurut Mulyadi (2005:16) ,”Biaya semivariabel adalah suatu biaya yang

memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel.” Contoh

dari biaya overhead semivariabel antara lain inspeksi, jasa departemen biaya, jasa

departemen penggajian, jasa departemen personalia, jasa kantor pabrik, jasa bahan

baku dan persediaan, air dan limbah, pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin

pabrik, asuransi kompensasi, dan asuransi kecelakaan.

1.2.3.3 Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau

Segmen Lain

Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai

nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat

biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasi

dan mengakumulasi biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian

biaya. Produk saat melalui suatu departemen atau pusat biaya,unit tersebut

dibebankan dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung (biasanya bahan baku

Page 7: Bab i Tugas Akhir

7

langsung dan tenaga kerja langsung) dan sebagian biaya tidak langsung (biaya

overhead pabrik).

Untuk mencapai tingkat pengendalian tertinggi dapat dilakukan manajer

departemen dengan berpartisipasi dalam pengembangan anggaran untuk

departemen atau pusat biaya mereka masing-masing.Anggaran tersebut sebaiknya

dengan jelas mengidentifikasikan biaya-biaya yang keputusannya berada di

tangan manajer tersebut dan manajer tersebut menerima tanggung jawab atas

biaya tersebut. Pada akhir periode pelaporan,efisiensi dari suatu departemen dan

keberhasilan manajer dalam mengendalikan biaya dapat diukur dengan cara

membandingkan hasil aktual dengan anggaran.

a. Departemen Produksi dan Departemen Jasa

Departemen Produksi yaitu operasi manual dan operasi mesin dilakukan

secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Biaya yang muncul

dalam departemen ini akan dibebankan ke produk tersebut. Jika dalam operasi

kerja atas sebuah produk dalam suatu departemen menggunakan dua atau lebih

mesin, maka ketetapan biaya produk dapat ditingkatkan dengan membagi

departemen tersebut ke dalam dua atau lebih pusat biaya.

Departemen Jasa yaitu jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain.

Meskipun departemen jasa tidak terlibat langsung dalam proses produksi, namun

biayanya merupakan bagian dari total overhead pabrik oleh karena itu harus

dimasukkan dalam biaya produk.

b. Biaya Langsung Departemen dan Biaya Tidak Langsung Departemen

Biaya langsung departemen yaitu jika suatu biaya dapat ditelusuri

darimana biaya tersebut berasal contohnya gaji dari supervisor departemen.

Sedangkan Biaya tidak langsung departemen yaitu jika suatu biaya digunakan

bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya

tersebut,contohnya sewa gedung dan penyusutan gedung.

c. Biaya Bersama dan Biaya Gabungan

Biaya bersama yaitu Biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa

oleh dua operasi atau lebih.Biaya bersama pada umumnya terjadi pada organisasi

yang mempunyai banyak departemen atau segmen.Biaya ini merupakan jenis

Page 8: Bab i Tugas Akhir

8

biaya tidak langsung. Makin banyak segmentasi dalam organisasi tersebut,makin

besar kecenderungan biaya untuk menjadi biaya bersama. Contoh, jika

departemen pemasaran memberikan jasanya ke beberapa segmen dari

perusahaan,maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai biaya bersama yang

dibagi dengan segmen-segmen tersebut.

Biaya Gabungan terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan

satu atau beberapa produk lain pada waktu yang sama tanpa dapat dihindari.

Contoh biaya gabungan adalah industri minuman keras,industri minyak dan gas.

1.2.3.4 Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi

Menurut Mulyadi (2005:16), “Pengeluaran modal (Capital Expenditure)

ditujukan untuk memberikan manfaat dimasa depan dan dilaporkan sebagai

aktiva.”

Menurut Mulyadi (2005:16),” Pengeluaran pendapatan (Revenue

Expenditure) memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai

beban.” Perbedaan antara pengeluaran modal dan penelusuran pendapatan adalah

penting untuk membandingkan biaya dengan pendapatan dan mengukur laba

periodik.

1.2.3.5 Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan,Tindakan,atau

Evaluasi

Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan atau alternatif yang

mungkin dilakukan adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan

pendapatan,pengurangan biaya,penghematan) yang relevan terhadap pilihan

tersebut.

Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk

suatu pilihan diantara banyak alternatif, seringkali disebut biaya marginal atau

biaya inkremental. Biaya diferensial adalah biaya yang harus terjadi untuk

menyelesaikan suatu usulan proyek atau untuk memperluas suatu aktivitas yang

telah dilakukan.Biaya tertanam (sunk cost) adalah biaya yang telah dikeluarkan

dan kemudian tidak relevan dengan keputusan tertentu.

Page 9: Bab i Tugas Akhir

9

1.2.4 Harga Pokok Produksi

Menurut Garrison dan Norren (2000:61), “Harga Pokok Produksi adalah

biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan dalam

periode tertentu.”

Menurut Hansen dan Mowen (2006:556).“ Harga Pokok Produksi (cost

of goods manufactured) adalah total harga pokok produk yang diselesaikan

selama periode berjalan.”

Menurut Blocher et al (2007:122), “ Harga Pokok Produksi (cost of

goods manufactured-COGM) yaitu biaya dari produk yang selesai diproduksi

dan dipindahkan keluar dari barang dalam proses pada periode ini.”

Menurut Hanggana (2006:4), “Harga pokok produksi adalah semua biaya

yang dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik”.

Harga Pokok Produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

harga jual sebagai dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan

dengan pengelolaan perusahaan.Harga Pokok juga diperlukan dalam

menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan.

1.2.5 Biaya Produk

Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama : (1)

produksi dan (2) nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan

dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.Biaya nonproduksi adalah biaya

yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran,

distribusi layanan pelanggan, dan administrasi umum.

Menurut Carter dan Usry (2005:42) ,”Biaya produksi dapat

diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead.”

Menurut Mulyadi (2005:16) ,”Biaya produksi adalah biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam pengolahan baku menjadi produk, yang digunakan untuk

menghitung biaya produk jadi dan biaya produk yang pada akhir periode

Page 10: Bab i Tugas Akhir

10

akuntansi masih dalam proses.” Hanya tiga unsur biaya itu yang dapat

dibebankan ke produk, dalam pelaporan kuangan eksternal yaitu bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

1.2.6 Unsur-Unsur Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah

barang dalam suatu periode (Hanggana, 2006:3). Ada 3 kelompok biaya produksi:

a. Bahan Baku (Direct Material)

Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk

jadi,dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut (Garrison,

2006:51).

Menurut Carter dan Usry (2006:40), “Bahan baku langsung adalah

semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan

dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.”

Menurut Hansen dan Mowen (2006:50).“Bahan baku langsung adalah

bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.”

Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena

pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi

oleh setiap produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah tebu sebagai bahan

baku langsung dalam produksi gula.

b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dapat ditelusur dengan mudah ke

produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga dengan tenaga kerja

manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas

produk pada saat produksi (Garrison, 2006:51).

Menurut Carter dan Usry (2006:40), “Tenaga kerja langsung adalah

Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi

dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.”

Menurut Hansen dan Mowen (2006:50), “Tenaga kerja langsung adalah

Tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang

Page 11: Bab i Tugas Akhir

11

diproduksi.” Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau

menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja

langsung.

c.Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)

Overhead pabrik mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk

dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung (Garrison, 2006:51).

Menurut Hansen dan Mowen (2006:411).“ Semua biaya produksi selain

dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam

satu kategori yang disebut ongkos overhead.”

Menurut Blocher et al (2007:106), “Semua biaya tidak langsung biasanya

digabungkan ke dalam suatu penampungan biaya yang disebut overhead.”

1.2.7 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Metode pengumpulan harga pokok produksi dapat digolongkan

menjadi 2, yaitu:

a. Metode Harga Pokok Produksi Proses (Process Costing)

Metode harga pokok proses adalah pengumpulan harga pokok produksi

dan membaginya sama rata pada produk yang dihasilkan pada periode tersebut

(Supriyono, 1999:217).

Karakteristik pengumpulan harga pokok produksi dengan metode proses

menurut Hanggana (2006:68-70) antara lain:

1) Jenis produksinya sejenis, homogen dan diproduksi secara

kontinyu.

2) Biaya produksi dikelompokkan per periode dan per pusat biaya.

3) Waktu perhitungan harga pokok produksi setiap akhir periode dan pembebanan

BBB, BTKL dan BOP ke harga pokok produksi langsung ke setiap periode.

4) Menggunakan laporan harga pokok produksi dan persediaan dicatat dengan

menggunakan metode fisik.

Page 12: Bab i Tugas Akhir

12

b. Metode Harga Pokok Produksi Pesanan (Job Order Costing)

Metode harga pokok pesanan adalah cara pengumpulan harga pokok

produksi dimana biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu

atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan

harga pokoknya secara individual (Supriyono, 1999:217). Job order costing

ditetapkan dalam situasi produknya yang heterogen dan sifat produksinya

terputus-putus.

Menurut Garrison dan Norren (2009 : 292), “Harga pokok pesanan (Job

Order Costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang

dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan

perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing

pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan

maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas..”

Menurut Carterdan Usry (2006 : 145), “Perhitungan biaya berdasarkan

pesanan (job order costing) mengakumulasikan biaya bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan.”

Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat

dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku

memelihara catatan persediaan bahan baku,membebankan bahan baku langsung

ke pesanan, dan membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead.

Akuntansi tenaga kerja memelihara akun – akun yang berhubungan dengan beban

gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga

kerja tidak langsung ke overhead.Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya

overhead, memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian

dari overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan

pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, satu perhitungan

biaya untuk setiap akun berikut :

1. Pembelian Bahan Baku

2. Pengakuan Biaya Tenaga Kerja

3. Pengakuan Biaya Overhead

Page 13: Bab i Tugas Akhir

13

4. Penggunaan Bahan Baku

5. Distribusi Beban Gaji Tenaga Kerja

6. Pembebanan Estimasi Biaya Overhead

7. Penyelesaian Pesanan

8. Penjualan Produk.

1.2.8 Kartu Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Sheet )

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga

pokok pesanan.Berfungsisebagai ekening pembantu,yang digunakan untuk

mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.Biaya produksi untuk

mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga

pokokpesanan yang bersangkutan.

Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung (biaya bahan

baku dan biayatenaga kerja) dan biaya produksi tidak langsung (BOP). Biaya

produksi langsung dicatat dalam kartubiaya pesanan yang bersngkutan secara

langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatatdalam kartu biaya

pesanan berdasarkan suatu tarif tertentu. Contoh kartu harga pokok

sebagaiberikut:

Gambar 1.1 – Kartu Harga Pokok Pesanan

Sumber : Data Intern PT. Jatim Grha Utama

Page 14: Bab i Tugas Akhir

14

Sumber : Data Intern PT. Jatim Grha Utama

Page 15: Bab i Tugas Akhir

15

1.2.9 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2009:26), penentuan harga pokok produksi dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Full Costing

Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang

membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun

variabel kepada produk. Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan

full costing terdiri unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap)

ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan

umum).

b. Variable Costing

Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya membebankan biaya-biaya variabel saja ke dalam harga pokok produksi.

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing yang

terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya

nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum

variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

biaya administrasi dan umum tetap).

Tabel 1.1 - Menurut Metode Full Costing dan Variabel Costing

KLASIFIKASI FULL COSTING VARIABLE COSTING

Biaya Produksi Biaya bahan Baku Rp 000Biaya TKL Rp 000BOP variabel Rp 000BOP tetap Rp 000 +

Rp 000

Biaya bahan Baku Rp 000Biaya TKL Rp 000BOP variabel Rp 000 +

Rp 000Biaya Periode

Biaya Pemasaran Rp 000Biaya Administrasi Rp 000+

Rp 000

BOP tetap Rp 000Biaya Pemasaran Rp 000Biaya Administrasi Rp 000+

Rp 000

Page 16: Bab i Tugas Akhir

16

1.2.10 Laporan Harga Pokok Produksi

Format laporan harga pokok produksi dapat berbeda diantara berbagai

perusahaan, demikian juga dalam buku akuntansi biaya. Berikut ini salah satu

bentuk format laporan harga pokok produksi yang dibuat Hanggana (2006:85).

PT. XXXLaporan Biaya Produksi

Data Produksi

Produk dalam proses awal XXX Kg

Dimasukkan dalam proses XXX Kg

XXX Kg

Produk jadi XXX Kg

Produk dalam proses akhir XXX Kg

Jumlah produk yang dihasilkan XXX Kg

Biaya yang dibebankan

BDP Awal Maret Total

(Rp) (Rp) (Rp)

Biaya bahan baku XXX XXX XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX XXX XXX

Biaya overhead pabrik XXX XXX XXX

Jumlah XXX XXX XXX

Page 17: Bab i Tugas Akhir

17

Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Unsur Biaya Total Biaya Unit Biaya produksi

(Rp) Ekuivalen per satuan

Biaya bahan baku XXX XXX XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX XXX XXX

Biaya overhead pabrik XXX XXX XXX

Total XXX XXX XXX

Perhitungan biaya:

Harga pokok produk jadi (XXX Kg x Rp XXX) XXX

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya bahan baku XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX

Biaya overhead pabrik XXX

XXX

Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Maret XXX

Gambar 1.3 format laporan biaya produksi

1.2.11 Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik

Menurut Carter dan Usry (2006:413), faktor yang diukur sebagai

denominator dari tarif overhead disebut sebagai dasar tarif overhead,dasar alokasi

overhead, atau dasar. Dasar yang digunakan yang digunakan untuk

mengalokasikan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

a) Dasar Output Fisik

Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk

membebankan overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut :

Estimasi overhead pabrik = Overhead pabrik per unit

Estimasi unit produksi

Page 18: Bab i Tugas Akhir

18

b) Dasar Biaya Bahan Baku Langsung

Dalam beberapa perusahaan,suatu studi kasus atas biaya masa lampau

menunjukkan korelasi yang tinggi antara biaya bahan baku langsung dan

overhead. Hal ini mungkin, misalnya, ketika banyak pekerjaan produksi terdiri

atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan dan penanganan banyak lot

bahan baku yang mahal. Dalam kasus semacam ini,suatu tarif berdasarkan biaya

bahan baku mungkin sesuai. Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi

estimasi total overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai

berikut

Estimasi overhead pabrik x 100 = Overhead pabrik sebagai presen

Estimasi bahan baku presentase dari biaya BBL

c) Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL)

Menggunakan suatu dasar biaya tenaga kerja langsung untuk

membebankan overhead pabrik ke pesanan atau ke produk memerlukan

pembagian estimasi overhead dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk

menghitung suatu presentase.

Estimasi Overhead Pabrik x 100 = Overhead pabrik sebagai

Estimasi biaya TKL presentase dari biaya TKL

d) Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung

Dasar jam tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi kelemahan

kedua dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik

yang didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut :

Estimasi Overhead Pabrik = Overhead Pabrik Per Jam

Estimasi Jam Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung

Page 19: Bab i Tugas Akhir

19

e) Dasar Jam Mesin

Ketika mesin digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin

merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead.Metode ini

didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik

oleh suatu mesin atau sekelompok mesin. Total jam mesin yang diperkirakan akan

digunakan, diestimasi, dan tarif per jam mesin ditentukan sebagai berikut :

Estimasi Overhead Pabrik = Overhead Pabrik Per jam mesin

Estimasi Jam Mesin

f) Dasar Transaksi

Sekelompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu aktivitas

tertentu yang terwakili oleh dasar manapun yang telah dibahas

sebelumnya.Misalnya, biaya persiapan dapat dibebankan secara lebih sesuai ke

produk berdasarkan tarif per persiapan.Setiap persiapan dengan demikian

dipandang sebagai suatu transaksi, dengan biaya dibebankan ke sutu produk atau

batch berdasarkan jumlah transaksi yang diperlukan.Pendekatan berdasarkan

transaksi atas lokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya

berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing – ABC).

1.2.12 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Adapun tujuan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus

2. Kerja yang sesungguhnya mengenai penerapan perhitungan ditempuh

sebagai persyaratan akademis (kelulusan) di Jurusan DIII Akuntansi

Universitas Airlangga.

3. Terwujudnya pola hubungan yang jelas dan terarah antara Universitas

Airlangga dan PT. Jatim Grha Utama Propertindo

4. Memperoleh data,keterangan-keterangan, dan ilmu pengetahuan yang

dibutuhkan sehubungan dengan masalah yang diangkat.

Page 20: Bab i Tugas Akhir

20

5. Membandingkan antara praktek yang sesungguhnya di lapangan

dengan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan.

6. Mengetahui praktik biaya produksi pada PT. Jatim Grha Utama

Propertindo.

1.2.13 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Hasil Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan disamping bermanfaat secara

teoritis juga memiliki manfaat praktis. Adapun manfaat dari pelaksanaan PKL ini

antara lain:

1.2.13.1 Bagi Penulis

1. Untuk mengembangkan wawasan terhadap ilmu akuntansi baik

secara teori maupun praktik khususnya dalam penerapan

perhitungan biaya produksi per unit rumah pada PT. Jatim Grha

Utama Propertindo.

2. Untuk memperoleh pengalaman tentang dunia kerja secara

nyata di perusahaan.

3. Mengetahui secara langsung masalah-masalah yang berkaitan

langsung dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

utamanya pada kasus-kasus yang nyata yang terjadi di

perusahaan.

1.2.13.2 Bagi Perusahaan

Melalui kegiatan magang kerja ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi perusahaan antara lain :

1. Memberikam masukan dan pertimbangan perihal metode-

metodr akuntansi yang diterapkan perusahaan.

2. Menunjukkan kepedulian dan peran aktif perusahaan terhadap

kualitas pendidikan khususnya Perguruan Tinggi.

3. Untuk meningkatkan kerjasama antara perusahaan dengan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

Page 21: Bab i Tugas Akhir

21

1.2.13.3 Bagi Almamater

1. Menjadi suatu tolak ukur pembelajaran dan sarana peningkatan

kualitas pengajaran di masa yang akan datang.

1.2.13.4 Bagi Pembaca

1. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan mengenai sistem perhitungan biaya produksi dan

khasanah perbendaharaan buku, karena laporan ini dibuat dari

beberapa referensi buku.

2. Sebagau sarana penambah pengetahuan dan diharapkan dapat

dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan sejenis di masa

yang akan datang.

1.2.14 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

a) Obyek Praktik Kerja Lapangan

Bidang : Akuntansi Biaya

Topik : Penerapan Perhitungan Harga Pokok

Produksi Proyek Graha Menganti pada

PT. Jatim Grha Utama

b) Subyek Praktik Kerja Lapangan

PT. Jatim Grha Utama

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. Jatim Grha Utama

Propertindo, jalan Musi no 1 Surabaya mulai 9 Februari 2015 hingga 6 Maret

2015. Bidang yang diambil dan diminati penulis adalah Akuntansi Biaya dengan

topik “Penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi Proyek Grha Menganti

pada PT. Jatim Grha Utama Propertindo.”

Page 22: Bab i Tugas Akhir

22

Tabel 1.2 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

No. KegiatanJan '15 Feb '15 Mar '15 Apr '15 Mei '15 Jun '15 Jul '15 Ags '151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2. Pembekalan PKL

3.

4. Pelaksanaan PKL

5.

6.

7.

Pengajuan Ijin Lokasi PKL

Penentuan Dosen Pembimbing

Penyusunan Laporan PKL

Revisi Dosen Pembimbing

Presentasi Laporan PKL

Sumber : Buku Pedoman Penulisan Laporan PKL