35
MEMINIMALKAN MISKONSEPSI OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI STRATEGI DISCOVERY ( Kelas III SD Negeri 3 Candisari Kecamatan Purwodadi ) Di Susun Guna Memenuhi Tugas Semester Mata Kuliah Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu : DR. Sutama Oleh : SONY A410 050 122 1

BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

MEMINIMALKAN MISKONSEPSI

OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI

STRATEGI DISCOVERY ( Kelas III SD Negeri 3 Candisari Kecamatan Purwodadi )

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Semester

Mata Kuliah Penelitian Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu : DR. Sutama

Oleh :

SONY

A410 050 122

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008

1

Page 2: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Permasalahan.............................................................1

B. Rumusan Masalah. ..............................................................................3

C. Tujuan

Penelitian ................................................................................4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................4

BAB II : LANDASAN TEORI................................................................................5

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................5

A. Tinjauan Teori .....................................................................................6

1. Teknik discovery .....................................................................6

2. Pembelajaran............................................................................6

3. Pemahaman Konsep ................................................................7

4. Pokok Bahasan Pecahan ..........................................................8

B. Kerangka Berfikir ..............................................................................13

C. Hipotesis Tindakan ...........................................................................13

BAB III: METODE PENELITIAN ......................................................................14

A. Jenis

Penelitian ...................................................................................14

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................14

C. Subyek

Penelitian ...............................................................................15

D. Rancangan Penelitian .........................................................................15

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................17

F. Instrumen Penelitian ...........................................................................18

G. Teknik Analisis

Data ..........................................................................19

2

Page 3: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan

yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi

kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting

ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,

karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

saat ini maupun yang akan datang.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika Matematika,

peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan

mengkomunikasikan gagasan melalui model Matematika yang dapat berupa

kalimat dan persamaan Matematika, diagram, grafik atau table (Depdiknas, 2003;

6)

Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah

pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari kongkrit ke abstrak, dari

3

Page 4: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai

sumber belajar (Depdiknas, 2003; 11).

Pemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa

sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri serta menunjang

perkembangan cabang-cabang ilmu lainya. Bidang studi matematika yang

diajarkan pada siswa SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan

geometri. Dari ketiga cabang itu, aljabar khususnya pokok bahasan pecahan

adalah salah satu cabang yang dirasa sulit karena memerlukan penguasaan konsep

yang lebih mendalam.

Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar

sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam mental. Namun

demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang dilakukannya selama

belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli cenderung untuk mengguna-kan

pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip

belajar.

Dalam teori belajar bermaknanya, Ausabel mengatakan bahwa belajar

adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Jadi, proses belajar tidak sekadar

menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka (root learning), namun berusaha

menghubungkan konsep-konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang

utuh (meaningfull learning), sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami

secara baik dan tidak mudah dilupakan (Arif Sholahuddin, 2003).

Metode yang ideal dalam belajar sebagaimana dikemukakan Dewey

( Samuel Smith, 1986:260) memiliki ciri : 1.Murid harus benar-benar tertarik pada

kegiatan,2. pengalaman atau pekerjaan yang edukatif Ia harus menemukan dan

memecahkan kesukaran atau masalah,3.mengumpulkan data-data melalui ingatan

pemikiran dan pengalaman pribadi atau penelitian,4.menentukan cara pemecahan

kesukaran atau masalah,5.mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu

melalui penerapan dslam pengalaman, percobaan atau kehidupan sehari-hari.

Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang

berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping

4

Page 5: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau

rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau

berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai

fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga

diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam

bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.

Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut

Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik,

(b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik

mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau

memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari

jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi

baru.

Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi

teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan

pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan

siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi,

seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dlam rangka meningkatkan hasil belajar siswa

pada pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan pecahan dengan

menggunakan alternatif metode pengajaran lain. Yaitu pendekatan discovery yang

di gunakan untuk mengatasi masalah-masalah di atas. Sehingga penulis ingin

mengadakan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut yaitu dengan

pendekatan metode discovery dalam belajar matematika khususnya pokok

bahasan pecahan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka

rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu, “Apakah metode pembelajaran

5

Page 6: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

dengan teknik discovey dapat meningkatkan keaktifan siswa yang secara tidak

langsung juga akan meningkatkan hasil belajar siswa ?”.

Dari permasalahan umum ini dapat dirinci menjadi dua permasalahan khusus,

yaitu :

1. Apakah metode pembelajaran dengan teknik discovey dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran?

2. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dan menguji

apakah metode pembelajaran dengan teknik discovery dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa yang secara langsung juga akan meningkatkan hasil

belajar siswa.

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa melalui

metode pembelajaran dengan teknik discovery.

2. Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep siswa dalam

meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran dengan teknik

discovery.

D. Manfaat Penelitian

1. untuk siswa

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Secara praktis dari penelitian ini diharapkan siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung mengenai pemahaman konsep matematika

sehingga belajar matematika dapat berjalan lebih menyenangkan.

2. untuk guru

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan

penelitian-penelitian yang menyangkut pemahaman konsep matematika

khususnya pokok bahasan pecahan. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan

6

Page 7: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

sebagai bahan masukan yang dapat di gunakan sebagai pijakan bagi guru Sekolah

Dasar untuk mengajarkan konsep matematika yang lebih mudah di pahami oleh

siswa.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka

pemikiran, dan perumusan hipotesis. Tinjauan pustaka merupakan uraian

sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Kajian teori yang

dipaparkan adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian

yang akan dibahas beserta indikator indikatornya. Kerangka berfikir akan

membahas tentang landasan teori dan hipotesis akan berhubungan antar semua

variabel dalam penelitian yang akan mengulas tentang jawaban sementara dari

tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan hasil yang diharapkan.

A.Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai pemahaman konsep lebih cenderung merupakan

penelitian aspek psikologi dari suatu sistem atau struktur. Banyak penelitian yang

dilakukan dalam rangka penelitian kualitas pembelajaran, diantaranya adalah :

Ika gustinawati (2007) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa

pemahaman konsep siswa khususnya pada pokok bahasan pecahan meningkat

dengan penerapan pendekatan realistik.

Subandriyo (2006) dalam tesisnya juga menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode discovery

dengan kelompok siswa yang diajar dengan metode konvensional, selain itu juga

menyimpulkan bahwa terdapat interaksi antara metode discovery dan sikap

percaya diri siswa dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Sularmi (2006). Di dalam tesisnya beliau menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pengaruh penerapan metode inquiry-discovery dan konvensional

terhadap prestasi belajar IPA serta adanya pengaruh interaksi antara metode

7

Page 8: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

(inquirydiscovery dan konvensional) dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

IPA.

Perbedaan variabel-variabel yang di teliti

Variabel

peneliti

Teknik

discovery

Pemahaman

konsep

Metode

pengajaran

Pembelajaran

matematika

Ika Gustinawati

Wahyu Widyastuti

Sularmi

Sony

B. Tinjauan Teori

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

merupakan proses aktif bagi siswa dan gur untuk mengembangkan potensi siswa

sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu”

untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua

potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan

pemahamannya terhadap fakta/ konsep/ prinsip dalam kajian ilmu yang

dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis,

dan kreatif ( 2006 : 1 ).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yaitu pengertian belajar dan

kegiatan belajar mengajar, maka terdapat istilah yang relevan sesuai dengan

perkembangan pendidikan sproses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat

terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan

tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta

dapat berlaku di manapun dan kapanpun (Wikipedia : 2007).

8

Page 9: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

2.. Teknik Discovery

Piaget (dalam Mulyasa, 2005 : 108) menyatakan discovery merupakan teknik

yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen

sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya

dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Discovery sebagai teknik

pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung pengajar

harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih

aktif dalam belajar.

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai

suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan,

manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang

berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping

sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut

Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik,

(b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik

mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau

memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari

jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi

baru.

Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang

lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode

penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

3. Pemahaman Konsep

Dalam belajar matematika siswa harus mampu menangkap makna dari

hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Penangkapan

makna inilah yang disebut memahami, mengerti, atau insight. Menurut Ernest

9

Page 10: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Hilgart dalam R.Ibrahim dan Nana Syaiodih ( 2006 ) ada 6 ciri belajar yang

mengandung pemahaman, yaitu :

1. Pemahaman di pengaruhi oleh kemampuan dasar

2. Pemahaan di pengaruhi oleh pengalaman belajar masa lalu

3. Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi

4. Pemahaman di dahului dengan usaha dan coba-coba

5. Belajar denga pemahaman dapat di ulangi

6. Suatu pemahaman dapat di aplikasikan bagi pemahaman situasi lain

Pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang

dipelajari. Hal ini dapat di tunjukan dengan menerjemahkan materi dari suatu

bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari

sesuatu hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih

merupakan pemahaman tingkat rendah.

4. Pokok Bahasan Pecahan

a) Pengertian Pecahan

Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam

bentuk dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara

simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2)

pecahan desimal,(3) pecahan persen, (4) pecahan campuran.

b) Mengenal Konsep Pecahan

kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti denga di dahului

dengan soal cerita yang menggunakan obyek buah, misalnya apel, sawo, jeruk

atau kue misal apem dll. Peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi,

lingkaran yang nantinya akan sangat menbantu dalam pemahaman konsep.

Pecahan dapat di peragakan dengan melipat kertas berbentuk lingkaran

atau persegi sehingga lipatannya tepat menutupi bagian yang lainya. Selanjutnya

bagian yang di lipat di buka dan di arsir sesuai bagian yang di kehendaki,

sehingga di dapat gambar sebagai berikut :

10

Page 11: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Pecahan dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. “1” disebut

pembilang yaitu merupakan daerah pengambilan. “2 “ disebut penyebut yaitu

merupakan 2 bagian yanga sama dari keseluruhan.

Peragaan tersebut dapat dilanjutkan untuk pecahan dan sebagainya.

Gambarnya sebagai berikut :

Gb.1 = gb.2 = gb.3 =

Selain mengenalkan pecahan dengan melipat kertas, peragaan dapat pula di

lakukan denga pita atau tongkat yang di potong dengan pendekatan pengukuran

panjang, yang dapat pula mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan.

c. Pecahan Senilai

Pecahan senilai di sebut juga pecah yang ekivalen. Untuk menentukannya

dapat di lakukan cara sebagai berikut :

Kita akan menunjukan bahwa dengan menggunakan 3 kertas

persegi panjang. Ambil kertas dan dilipat menjadi 2 bagian yang sama sehingga di

dapat . Kemudian ambil lagi kertas dilipat menjadi 2 bagian yang sama dan di

lipat lagi menjadi 2 di dapat . Gambarnya sebagai berikut :

1. kertas ke-1

11

Page 12: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

di lipat menjadi 2 bagian yang sama besar

Daerah yang diarsir .

2. kertas ke-2

Daerah yang di arsir , dari lipatan yang

pertama dilipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

3. kertas ke-3

yang di arsir .dari lipatan

yang ke-2 di lipat lagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

Dari gambar jelas bahwa .

Perlu pula di tunjukan pada siswa bahwa pecahan senilai dapat pula di

manfaatkan untuk mempelajari

a) mengurutkan pecahan

b) penjumlahan dan pengurangan pecahan

d. Membandingkan dan Mengurutkan pecahan

saat anak-anak belajar membandingkan dan mengurutkan pecahan

mereka memerlukan pengalaman-pengalaman sehingga menghasilkan temuan-

temuan khusus. Contohnya sebagai berikut :

peragaan berikut menggunakan bangun geometri. Bangun geometri

dapat di manfaatkan untuk membandingkan dan mengurutkan pecahan biasa

dan pecahan campuran. Bahan yang digunakan harus mudah di warnai, di

potong sehingga dapat jelas di amati.

12

Page 13: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Dari peragaan dapat di amati bahwa , dsb.

Tentukan tanda yang tepat ( <,>,= ) yang yepat untuk mengisi

Yang di arsir yang di arsir

Yang utuh sudah sama sehingga tinggal membandingkan yang tidak utuh.

Dari gambar terlihat bahwa sehingga

e. Mengubah bentuk pecahan satu ke bentuk pecahan yang lain.

1. Mengubah pecahan biasa ke benuk desimal.

Untuk mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal di cari dulu

pecahan yang senilai yang penyebutnya berbasis sepuluh,seratus,seribu.

Contoh :

1. (dibaca nol koma lima)

2. (dibaca nol koma dua puluh lima )

2. Mengubah pecahan biasa menjadi persen atau sebaliknya

Persen artinya perseratus, sehingga pecahan yang penyebutnya seratus dapat

diartikan persen.persen di lambangkan dengan %. Sehingga apabila

penyebutnya belum perseratus di ubah dulu ke dalam bentuk perseratus.

Contoh :

13

Page 14: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Sebaliknya untuk mengubah pecahan dari bentuk persen menjadi bentuk biasa,

dapat di ubah dari bentuk persen ke bentuk perseratus yang kemudian di

sederhanakan.

Contoh :

Catatan : apabila siswa sudah mengenal FPB dapat diterpkan penggunaanya

untuk menyederhanakan pecahan.

3.Mengubah pecahan sederhana menjadi pecahan campuran atau sebaliknya.

Mengubah pecahan biasa ( yang pembilangnya lebih dari penyebutnya)

menjadi pecahan campuran dalakukan dengan cara peragaan dan hasil

pembagian sehingga didapat hasil bagi dan sisa.

Contoh :

Ubahlah pecahan ke dalam pecahan campuran.

Jawab.

Dengan peraga

Dengan hasil bagi

(14 : 5 di dapat 2 sisa 4, sehingga )

Secara umum dapat di tulis dengan a > b.

f. menjumlahkan pecahan

a. penjumlahan pecahan dengan penyebut sama

penjumlahan dengan penyebut sama dapat di lakukan dengan menjumlah

pembilang sedangkan penyebutnya tatap.

b. penjumlahan pecahan dengan penyebut yang tidak sama

14

Page 15: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

penjumlahan dapat di lakukan dengan menyamakan terlebih terdahulu

penyebutnya, kemudian pembilang di kalikan dengan nilai yang di gunakan untuk

menyamakan penyebut

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran matematika selama ini cenderung menghafal, mengulang,

dan menyebutkan definisi tanpa memahami maksud isinya. Dengan demikian

pembelajaran matematika di sekolah terutama sekolah dasar merupakan masalah

jika konsep dasar yang di terima secara salah maka akan sangat sukar untuk

mengatasinya.

Pembelajaran di sekolah dilakukan oleh guru dan siswa dengan saling

berinteraksi dalam pertukaran ilmu ( dari guru ke siswa ) daolam melakukan

interaksi guru harus menggunakan metode yang mudah di terima siswa dan dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Melihat masalah di atas perlu di adakan

pembaharuan dan penyempurnaan termasuk pemilihan metode mengajar.

Kerangka berfikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka, kajian teori dan kerangka berfikir dapat

dirumuskan sebagai berikut jika guru menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan teknik discovery maka pemahaman konsep siswa akan meningkat.

Masalah pemahaman konsep siswa

Perencanaan tindakan

Tindakan PTK

Menyelesaikan masalah pemahaman konsep siswa

15

Page 16: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Selanjutnya peningkatan pemahaman konsep siswa juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

pengamatannya. Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas yang di

maksud untuk memberi informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan sisiwa khususnya untuk menguasai konsep materi

pembelajaran. Penelitian ini di fokuskan pada tindakan-tindakan sebagai upaya

untuk meningkatkan peungasaan konsep materi pembelajaran pada siswa sekolah

dasar kelas III.

Penelitian kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari

: a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data

(observing), d) menganalisis data/ informasi untuk memutuskan sejauh mana

kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan

perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur

berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut. PTK bercirikan perbaikan terus

menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya)

siklus-siklus tersebut.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru

tetap dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi

pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan

pembelajaran dan bagaimana cara melakukan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

16

Page 17: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Penelitian yang di lakukan oleh penulis mengambil tempat di SD Negeri 3

Candisari kecamatan Purwodadi yang beralamat di Desa Candisari RT 01 RW IV

kecamatan Purwodadi. Peneliti mengadakan penelitian di sini dengan

pertimbangan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang

sama dengan peneliti.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester I, bulan Juli 2008

sampai dengan Oktober 2008, secara terperinci sebagai berikut

Tabel Rincian waktu penelitian

Tahap

Bulan pelaksanaan tahun 2008/2009

Juli Agustus September oktober

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan x x x x

2. Pelaksanaan x x x x

3. Analisis Data x x x x

4. Pelaporan x x

C. Subyek Penelitian

Subjek yang melaksanakan tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti

yang bekerjasama dengan guru matematika dan rekan sesama peneliti sebagai

observer, sedangkan subyek yang dikenai tindakan adalah siswa SDN Candisari

III Purwodadi tahun ajaran 2008/2009. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas

yaitu kelas III SDN Candisari III Purwodadi.

Pemilihan dan penentuan subyek yang dikenai tindakan dalam penelitian

ini berdasarkan pada purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa secara keseluruhan, karena menurut guru

tetap, siswa memiliki kemampuan akademik yang heterogen dan secara

keseluruhan berkemampuan sedang.

D. Rancangan Penelitian

17

Page 18: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, suatu penelitian yang

mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang

berkaitan denga perilaku seseorang atau kelompok tertentu disertaipermasalahan

yang di teliti terhadap dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki,

dan meningkatkan mutu perilaku yang sedang di teliti. Penelitian ini di harapkan

dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yang mampu meninigkatkan

pemahaman siswa untuk menjamin di perolehnya manfaat yang Secara singkat

18

Page 19: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

tindakan dalam penelitian ini dapat di susun dalam bagan berikut ini:

E. Teknik Pengumpulan Data

perencanaan Tindakan I

observasi

refleksi

evaluasi

Pengertian dan Pemahaman

Perencanaan Terevisi Tindakan II

Observasi dan Monitoringrefleksi

evaluasi

Pengertian dan Pemahaman

Seterusnya sesuai alokasi waktu harapan tindakan yang di rencanakan.

Dialog awal

19

Page 20: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Dalam rangka mendapatkan atau memperoleh bahan dan keterangan

yang di butuhkan dalam penelitian maka penulis menentukan langkah-langkah

pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Langkah-

langkah pengumpulan data tersebut di namakan teknik pengumpulan data.

Untuk mendapatkan hasil yang relevan teknik yang penulis gunakan

dalam penelitian ini adalah metode pokok dan metode bantu.

1. Metode Pokok

Metode pokok adalah metode utama yang digunakan dalam pengumpulan data

yang kemudian diolah dan dianalisis. Metode pokok meliputi observasi dan

catatan lapangan. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Pengumpulan data melalui

observasi dilakukan oleh peneliti, guru matematika dan rekan sesama peneliti

pada kelas yang dijadikan sebagai subyek penelitian untuk mendapatkan

gambaran secara langsung kegiatan belajar mengajar dikelas. Catatan lapangan

digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti

yang tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas

siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran.

2. Metode Bantu

Metode bantu dalam penelitian ini adalah berupa metode wawancara dan

dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam

penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur

dimana sebagai pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah

kepala sekolah, guru matematika dan staf karyawan. Pertanyaan yang diajukan

lebih bersifat bebas, tetapi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode

dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-

dokumen yang telah ada. Dokumen merupakan suatu metode untuk memperoleh

data dengan melihat dari buku-buku, arsip atau catatan yang berhubungan dengan

orang yang diteliti.

F. Instrumen Penelitian

20

Page 21: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

1. Definisi Operasional Variabel

a. Teknik Discovery

Piaget (dalam Mulyasa, 2005 : 108) menyatakan discovery merupakan teknik

yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen

sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya

dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Discovery sebagai teknik

pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung pengajar

harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih

aktif dalam belajar.

b. Pemahaman Konsep

R.Ibrahim dan Nana Syaiodih ( 2006 ) Pemahaman sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi yang dipelajari. Hal ini dapat di tunjukan dengan

menerjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan

materi dan meramalkan akibat dari sesuatu hasil belajar ini satu tingkat lebih

tinggi dari pengetahuan tapi masih merupakan pemahaman tingkat rendah.

c. Meminimalkan

Pada penelitian ini yang dimaksudkan meminimalkan adalah usaha untuk

menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan atau

diusahakan melalui pelaksanaan belajar mengajar dikelas, khususnya pada

pelajaran matematika guna meningkatkan pemahaman siswa.

2. Pengembangan Instrumen

a. Metode Observasi

metode ini di gunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data

sehingga dapat di ketahui data mengenai pemahaman konsep siswa.

b. Metode Wawancara

metode wawancara sebagai pelengkap pengumpulan data hasilnya sebagai

pelengkap data yang penulis dapatkan.

G. Teknik Analisis Data

21

Page 22: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

Analisis data yang di lakukan dengan metode alur meliputi reduksi data,

penyjian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan /

pemusatan perhatian pada penyederhanaan dantransformasi data yang muncul dari

catatan lapangan. Penyajian data di lakukan dalam rangka pemahaman terhadap

sekumpulan informasi yang merupakan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan, penarikan kesimpulan di lakukan secara bertahap untukmemperoleh

derajat kepercayaan yang tinggi. Analisis kualitatif di lakukan dengan mencari

tingkat kreatifitas siswa selama pembelajaran. Penarikan kesimpulan di lakukan

dengan membandingkan nilai indikator yang di teliti dengan ketentuan sesuai

kategori tiap putaran / siklus.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: BAB I - sonymathematics.files.wordpress.com file · Web viewPemahaman konsep dalam belajar matematika mutlak dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri

1. Gustinawati Ika.2007.upaya peningkatan pemahaman konsep operasi

hitung pada pokok bahasan pecahan dengan penerapan pendekatan

matematika realistik : Skripsi UMS

2. Prameswati Juwanita .2007. penerapan model pembelajaran inquiry

dalam upaya peningkatan pemahaman konsep matematika dan

ketrampilan siswa: Skripsi UMS

3. Tahir Suhaidah. 2006.pemahaman konsep pecahan dalam tiga kelompok

pelajar secara keratan lintang : tesis Universiti Teknologi Malaysia

4. Puspitasari Heni .2004. eksperimen pemahaman konsep pada pokok

bahasan perbandingan antara pengajaran realistik dan konvensional :

Skripsi UMS

5. sukayati. 2003. pecahan : pelatihan supervisi pengajaran untuk sekolah

dasar tanggal 2 juli 2003 di PPPG matematika Yogyakarta.

6. http://martiningsih.blogspot.com

7. http://chamisah.bolgspot.com/2008/04/mengajarkan-matematika-sebuah-

pemikiran.html

8. www.kompas.com//mailto:[email protected] 20 september 2005

9. http://www.tblog.com/blog_admin/addpost.php?edit=1969978751

23