Upload
rina
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kerusakan lingkungan merupakan kaidah atau norma maupun koridor
hukum Lingkungan Hidup, dimana tetap saja terjadi pelanggaran terhadap
pencemaran Lingkungan Hidup, yang sewaktu-waktu dapat mengganggu
kehidupan manusia di bumi ini, seperti berbagai bencana alam yang ditimbulkan
akibat pencemaran tersebut.
Lingkungan hidup merupakan karunia dan rahmat dari Tuhan Yang Maha
Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang merupakan ruang bagi kehidupan
dalam segala aspek sesuai dengan Wawasan Nusantara, dan dalam rangka
mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum
seperti diamanatkan dalam UUD 1945, serta untuk mencapai kebahagian hidup
berdasarkan Pancasila perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu
dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan
generasi masa depan.
Berdasarkan masalah tersebut dibutuhkan kesadaran dan kehidupan
masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup telah
berkembang sedemikian rupa sehingga pokok materi sebagaimana diatur dalam
UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (LN Tahun 1982 No. 12, Tambahan Lembaran Negara No.
3215) untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain, dengan disertai pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan
dan pengendalian lingkungan hidup. Oleh sebab itu sangat diperlukan untuk
1
dilakukannya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
sebagai upaya dasar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup termasuk
sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan,
dengan mempersiapkan sumber daya yang merupakan sebagai unsur lingkungan
hidup yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati
maupun non hayati dan sumber daya buatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian dari lingkungan ?
2. Apa sajakah faktor-faktor kerusakan lingkungan ?
3. Apa sajakah dampak dari kerusakan lingkungan ?
4. Apa sajakah sanksi-sanksi terhadap pelanggaran kerusakan lingkungan ?
5. Bagaimanakah upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memahami mengenai pengertian lingkungan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor kerusakan lingkungan.
3. Untuk memahami dampak dari kerusakan lingkungan.
4. Untuk mengetahui sanksi-sanksi terhadap pelanggaran kerusakan lingkungan.
5. Untuk mengetahui upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN LINGKUNGAN
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kita berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan
yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika
kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh
3
tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang
dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat
adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota
masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan
lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap
kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka
bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak
akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan
dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai
penyakit, dan lain-lain.
2.2 FAKTOR-FAKTOR KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya
gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias,
serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya,
merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk
muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup
antara lain:
a. Letusan gunung berapi
4
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang
ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-
lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya
tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat
mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat
memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat
dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi
beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang
pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi
menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena
perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara
di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi
wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti
Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi
5
Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya
gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang
menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin
topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun
sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran
akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih
oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan
air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan
hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
6
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
2.3 DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN
1. Dampak Kerusakan Lingkungan Terhadap Pemanasan Global
Kerusakan demi kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan
global. Konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal sebagai gas rumah kaca, terus
bertambah di udara akibat tindakan manusia melalui kegiatan industri, khususnya
CO2 dan chloro fluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang
umumnya dihasilkan dari penggunaan batubara, minyak bumi, gas, penggundulan
hutan, serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi
industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon (CFC) merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca
menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas
polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Proses pemanasan global dipicu oleh adanya efek rumah kaca, dimana
energi dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan
bumi, sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah
kaca pada atmosfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring
sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa
efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang
dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar
60°F/15°C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah
kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon
dioksida pada atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari
dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah
7
meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa
konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa
pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab
utama dari bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
Sementara lautan dan vegetasi yang bertugas menangkap banyak CO2 tidak
mampu mengimbangi pertambahan CO2 dari kegiatan manusia di bumi, hal ini
berarti bahwa jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara
bertambah setiap tahunnya dan berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang
seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler, dimana
sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut
berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang
mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk
keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan ”energi tak dapat
habis” seperti matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro, baik
di negara maju maupun miskin tetaplah rendah (dalam perbandingan dengan
bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan
energi nuklir). Padahal sumber energi ini dapat mengurangi penggunaan bahan
bakar fosil.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro
lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Padahal
tanah mengandung karbon sebanyak 24 milyar ton dan hutan Indonesia
menyumbangkan emisi CO2 sebesar 2.6 milliar ton per tahun, walaupun juga
mengandung 19 milliar ton carbon.
Jika diamati maka sumber pencemaran utama adalah transportasi, kebakaran
hutan, limbah rumah tangga, limbah tambang, dan limbang industri. Selama 1985
– 2000 jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi meningkat dari 1.2 juta
menjadi 19 juta. Pada tahun 1985 – 1997 seluas 20 juta hektar hutan terbakar dan
dibakar, dan pada tahun 1997-1998 luas hutan yang terbakar dan dibakar sebesar
10 juta hektar. Dalam hal limbah rumah tangga – hanya 3-5% yang punya akses
saluran limbah rumah tangga, sehingga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 35
8
juta ton CO2. Pertambangan menyumbang limbah seperti tailing dan merkuri
dalam jumlah yang besar, sedangkan industri lainnya menyumbangkan limbah
cair (black liquor) karena system daur ulang limbah yang tidak ada, tidak lengkap,
atau tidak baik dan juga menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 275 juta ton per
tahun.
Terjadinya Global Warming diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah
yang tidak tepat. Pengelolaan hutan yang salah dan menyebabkan hutan tropis
hancur serta tidak memberikan manfaat yang signifikan baik bagi pemerintah
maupun bagi penduduk di sekitarnya. Yang mengeruk keuntungan adalah
pengusaha yang secara semena-mena telah menghancurkan hutan yang menjadi
tempat menyimpan air dan penghasil oksigen bagi mahluk hidup dan tempat
hidup flora dan fauna. Pengelolaan yang salah menyebabkan bencana banjir dan
dampak lingkungan lain, rakyat yang sudah miskin tetap miskin dan bahkan
menjadi lebih miskin karena hutannya sudah hancur. Bertambahanya suhu global
yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa perubahan iklim mungkin sudah terjadi
sekarang. Selain itu penyebab utamanya adalah adanya konsumsi yang berlebihan.
Bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3 belahan bumi, tetapi oleh 20% penduduk
kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh sumber alam dunia. Program konversi
minyak tanah menjadi gas juga dapat diambil sebagai contoh bahwa ketidaksiapan
pemerintah secara infrastruktur dan juga sosialisasi, menyebabkan banyak orang
desa menggunakan lagi kayu bakar dengan merambah hutan, karena untuk
memasak mereka sulit memperoleh minyak tanah dan gas, serta harga gas terus
membumbung tinggi. Kampanye dalam rangka Pemilu juga memacu kerusakan
lingkungan, karena penyumbang dana pemilu bisa jadi disumbang oleh pengusaha
pembakaran hutan liar sebagai upaya pencucian uang.
Situasi seperti ini bahkan menjadi lebih buruk lagi dikarenakan banyak dan
luasnya areal hutan alam menurun, begitu juga dengan manfaatnya bagi
masyarakat. Banyak tanaman liar yang juga komersial, telah dieksploitasi secara
berlebihan. Cadangan hutan dan area yang dilindungi oleh pemerintah, dikelola
oleh pihak yang dalam pengelolaannya tidak melibatkan komunitas setempat,
sehingga mengakibatkan konflik sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi.
9
Banyak spesies tumbuh-tumbuhan yang manfaat potensialnya belum diketahui,
tetapi spesies tersebut telah berkurang pada tingkat yang membahayakan dan
punah lebih cepat dibandingkan laju pengumpulan tumbuhan tersebut untuk dapat
diteliti, dikenal dan diregenasikan kembali.
Gaya hidup manusia modern juga menjadi penyebab rusaknya lingkungan.
Sampah yang dihasilkan perumahan atau kota turut menyumbang kematian sungai
yang mengaliri perkotaan. Bencana itu masih ditambah dengan tumbuhnya
industri di sepanjang sungai yang sering digunakan sebagai sarana pembilasan dan
pembuangan sampah industri. Hampir semua sungai di Indonesia mengalami
tekanan kerusakan fungsi ekosistemnya.
2. Dampak Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim
Perubahan Iklim merupakan tantangan yang paling serius yang dihadapi
dunia di abad 21. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi
mutakhir memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun
terakhir disebabkan oleh tindakan manusia. Pemanasan global di masa depan lebih
besar dari yang diduga sebelumnya. Saat ini kita menghadapi bertambahnya suhu
global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa perubahan iklim mungkin sudah
terjadi sekarang.
Dalam Panel Antar Pemerintah Mengenai Perubahan Iklim yang
diselenggarakan pada bulan Desember 1977 dan Desember 2000, badan yang
terdiri dari 2000 ilmuwan tersebut menyebutkan sejumlah realitas yang terjadi
saat ini, diantaranya :
» Mencairnya es di kutub utara dan selatan sebagai akibat dari pemanasan global
menyebabkan dampak yang sangat besar, karena air mempunyai konsep bejana
berhubungan, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut rata-rata 0.57
cm/tahun yang dapat menyebabkan banyak pulau di Indonesia akan terendam dan
tenggelam. Diperkirakan bahwa pada tahun 2050 seluruh pesisir Indonesia bakal
tenggelam 0.28 – 4.17 meter. Bahkan di DAS Citarum 26 ribu hektar kolam dan
10 ribu hektar sawah terancam terendam air laut,
» Curah hujan rata-rata naik 2-3%, tetapi ada di beberapa tempat di Indonesia
yang justru menurun. Serangan angin kencang yang sebelumnya jarang terjadi
10
menjadi lebih sering. Musim hujan menjadi berubah dan selalu terlambat, hal ini
menyebabkan petani di beberapa tempat seperti di Subang dan Pati gagal panen.
Musim hujan juga menjadi lebih pendek, sebagaimana yang dirasakan di
Manggarai – NTT.
» Suhu rata-rata udara di Indonesia naik 0.3 o C per tahun sejak tahun 1990.
» Terumbu karang menjadi rusak karena suhu air laut meningkat 0.2 – 2.5 derajat
Celcius setiap tahun, bahkan di pulau Pari – Kep. Seribu terjadi pemutihan 50%
terumbu karangnya.
» Kesuburan tanah pertanian merosot hingga 2-8%, sehingga produksi padi
menurun 4% per tahun. Pasokan beras lokal di Karawang dan Subang menurun
95%, dan produksi jagung menurun 59% per tahun. Produksi kacang-kedelai
turun 10% per tahun.
» Permukaan tanah turun 0.8 cm per tahun
» Bencana-bencana alam lebih sering terjadi dan lebih dahsyat seperti gempa
bumi, banjir, angin topan, siklon dan kekeringan akan terus terjadi. Bencana badai
besar terjadi empat kali lebih besar sejak tahun 1960.
» Suhu global meningkat sekitar 5 derajat C (10 derajat F) sampai abad berikut,
tetapi di sejumlah tempat dapat lebih tinggi dari itu.
» Permukaan es di kutub utara makin tipis.
» Penggundulan hutan, yang melepaskan karbon dari pohon-pohon, juga
menghilangkan kemampuan untuk menyerap karbon.
» 20% emisi karbon disebabkan oleh tindakan manusia dan memacu perubahan
ilim.
» Sejak Perang Dunia II jumlah kendaraan motor di dunia bertambah dari 40 juta
menjadi 680 juta; kendaraan motor termasuk merupakan produk manusia yang
menyebabkan adanya emisi carbon dioksida pada atmosfer.
» Selama 50 tahun ini kita telah menggunakan sekurang-kurangnya setengah dari
sumber energi yang tidak dapat dipulihkan dan telah merusak 50% dari hutan
dunia.
» Negara-negara miskin akan dilanda kekeringan dan banjir, dimana sekitar tahun
2020 penduduk dunia akan terancam bahaya kekeringan dan banjir dan akan
11
menderita luar biasa akibat perubahan iklim karena letak geografisnya serta
kekurangan sumber alam untuk penyesuaian dengan perubahan dan melawan
dampaknya.
» Biaya tahunan untuk menangkal pemanasan global dapat mencapai 300 miliar
dollar, 50 tahun ke depan jika tidak diambil tidakan untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca. Jika pemimpin politik kita dan pembuat kebijaksanaan politik tidak
bertindak cepat, dunia ekonomi akan menderita kemunduran serius. Selama
dekade lalu bencana alam telah mengeruk dana sebesar 608 milliar dollar.
» Panen makanan pokok seperti gandum, beras dan jagung dapat merosot sampai
30% seratus tahun mendatang akibat pemanasan global (Wakil PBB untuk
Program Lingkungan Hidup pada Konferensi Perubahan Iklim ke-7 di Maroko
November 2001)
» Para petani akan beralih tempat olahan ke pegunungan yang lebih sejuk,
menyebabkan terdesaknya hutan dan terancamnya kehidupan di hutan dan
terancamnya mutu serta jumlah suplai air. Penemuan baru ini menunjukkan
bahwa sebagian besar dari rakyat pedesaan di negara berkembang sudah
mengalami dan menderita kelaparan dan gizi buruk tersebut. Pengungsi akibat
lingkungan hidup sudah berjumlah 25 juta di seluruh dunia
2.4 SANKSI HUKUM TERHADAP PELANGGARAN LINGKUNGAN
HIDUP
Mengenai sanksi hukum terhadap pelaku pelanggaran lingkungan hidup,
dari apa yang telah diatur oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 mengatur
mengenai sanksi berupa sanksi Administrasi diatur oleh Pasal 25 sampai dengan
Pasal 27 dan sanksi Pidana diatur oleh Pasal 41 sampai dengan Pasal 48.
Penggunaan sanksi administrasi merupakan hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku
pelanggaran terhadap lingkungan hudup, yang berupa pencabutan perizinan
usaha/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan berakibat
usaha/kegiatan tersebut berhenti secara total, dengan berkewajiban memulihkan
kembali lingkungan hidup yang telah tercemar tersebut.
12
Dapat dikenakan pula sanksi pidana yang merupakan sebagai hukuman yang
dilakukan dengan sengaja, kealpaannya atau informasi palsu melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran atau pengrusakan terhadap lingkungan hidup
dapat di pidana penjara sekurang-kurangnya 5 tahun atau sampai seberat-
beratnya15 tahun atau denda sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,- atau sampai
sebesar Rp. 500.000.000,- sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh
pelaku usaha lingkungan hidup. Telah diuraikan diatas bahwa terhadap masalah
dampak pencemaran, akibat, landasan hukum serta sosial kontrol pencemaran
terhadap lingkungan hidup adalah merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus
didalam kehidupan manusia.
Jika masalah-masalah tersebut diabaiakan maka akan mengakibatkan
bencana yang tidak dapat dihindari atau dicegah oleh manusia, walaupun dengan
teknologi yang modern sekalipun, mengingat pemulihan terhadap lingkungan
hidup yang telah rusak akibat pencemaran memerlukan berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun untuk melakukan tindakan pemulihkan lingkungan hidup tersebut.
Walaupun sudah terdapat Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang lingkungan
hidup yang merupakan sebagai payung hukum yang membatasi segala tindak
tanduk pelaku usaha atau kegiatan dengan diatur pula mengenai sanksi
administratif dan sanksi pidananya, akan tetapi tetap harus diperhatikan pula
dengan tidankan koordinasi dengan dasar surat keputusan bersama antara menteri
lingkungan hidup, menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan Kapolri untuk
melakukan pemantauan terhadap lingkungan hidup dan berdasarkan suatu
kebijakan secara internal merupakan sebagai kewenangan Menteri Lingkungan
Hidup dengan UU No. 23 Tahun 1997, akan tetapi secara eksternal harus ikut
sertanya instansi-instansi yang terkait, seperti disebutkan diatas agar terciptanya
lingkungan hidup yang terhindar dari pencemaran disegala sector seperti
penebangan hutan baik legal maupun ilegal, pencemaran limbah kimia dari rumah
sakit/pabrik kimia, pemboran gas alam dan lain-lain.
Masalah ini harus dilakukan pemantauan oleh instansi terkait, yang masing-
masing mempunyai tanggung jawab terhadap pencegahan pencemaran lingkungan
hidup, maka dapat dimungkinkan akan terhindarnya dari berbagai macam bencana
13
seperti bencana banjir, longsong, polusi terhadap bahan kimia maupun polusi
udara akibat industri-industri maupun kendaran bermotor.
2.5 UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin
negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai
manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan
hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang
layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas
manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di
Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang
hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
14
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan
tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun
2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah
antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang
Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
15
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat
berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan
tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor
disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung,
maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus.
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah
yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi
tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu
menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau
pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini
sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu
diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih,
segar, dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan
sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan
16
menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer
jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di
perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin
pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah
gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan
ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai
filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar
angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.
Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan
pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
17
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran
ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari
sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu,
kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
BAB III
18
KESIMPULAN
Kita sebagai generasi muda yang baik harus ikut serta dalam upaya
melestarikan lingkungan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup.
Dengan melestarikan lingkungan berarti kita telah menyelamatkan beribu bahkan
berjuta juta nyawa. Karena banyak nyawa yang melayang disebabkan adanya
kerusakan lingkungan. Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksi makhluk
hidup yang membentuk suatu sistem jaringan kebutuhan, yaitu: jenis dan jumlah
masing-masing unsur lingkungan, interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup,
perilaku dan kondisi unsur lingkungan hidup dan faktor material, seperti suhu dan
cahaya.
Lingkungan hidup sering disebut sebagai istilah yang dapat mencakup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi atau bagian dari
bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah
dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehataan, semuanya
memerlukan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
19