29
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam Ismail (2009:12) bank mempunyai pengertian sebagai berikut :“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bcntuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak .” Bank Syariah adalah bank yang tata cara operasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur’an dan Hadist. (Warkum Soemitro, 2004:5). Sedangkan Menurut Slamet Wiyono (2005275), “Bank Syariah adalah bank yang berasaskan kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.” Dalam hal ini praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba dijauhi, untuk diganti dengan kegiatan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Bank Syari’ah adalah sebuah lembaga keuangan yang berfimgsi sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat, dimana sisitem, tata cara, dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan pada syari’at Islam, yaitu Al - Qur’an dan Hadist. Perbankan syari’ah dikenal sebagai bank yang tidak menerapkan sisitem bunga seperti bank konvensional lainnya, melainkan “bagi hasil” yang unsur immaterialnya Hal inilah yang menjadi CiI'i utama dalam pengelolaan keuangan syari’ah karena akan berdampak pada pertanggung jawaban seseorang di dunia dan akhirat kelak. Oleh

BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam Ismail

(2009:12) bank mempunyai pengertian sebagai berikut :“Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

dalam bcntuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup

rakyat banyak .”

Bank Syariah adalah bank yang tata cara operasinya didasarkan pada tata cara

bermuamalah secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur’an dan Hadist.

(Warkum Soemitro, 2004:5). Sedangkan Menurut Slamet Wiyono (2005275), “Bank Syariah

adalah bank yang berasaskan kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan

kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.” Dalam hal ini praktek-praktek yang

dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba dijauhi, untuk diganti dengan kegiatan kegiatan

investasi atas dasar bagi hasil.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Bank Syari’ah

adalah sebuah lembaga keuangan yang berfimgsi sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya

kepada masyarakat, dimana sisitem, tata cara, dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan

pada syari’at Islam, yaitu Al- Qur’an dan Hadist.

Perbankan syari’ah dikenal sebagai bank yang tidak menerapkan sisitem bunga seperti

bank konvensional lainnya, melainkan “bagi hasil” yang unsur

immaterialnya Hal inilah yang menjadi CiI'i utama dalam pengelolaan keuangan syari’ah

karena akan berdampak pada pertanggung jawaban seseorang di dunia dan akhirat kelak. Oleh

Page 2: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

sebab itu, dalam pengelolaan ekonomi syari’ah dikcnal beberapa sifat atau karakter yang harus

dimiliki oleh seorang yang diberi amanah, yaitu : shiddiq (benar, jujur), tabliq (transparansi),

amanah (terpercaya), istiqamah (akuntabel,konsistensi) danfathanah (pengembahan diri).

Prinsip utama bank syari’ah adalah harus menuju pengembangan kesejahteraan

masyarakat yang bermuara kepada kondisi sosial masyarakat yang menentramkan. Itulah

scbabnya mengapa salah satu misi bank syari’ah adalah mengutamakan mobilisasi dana dari

golongan menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan

kecil serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak dan sedekah yang lebih efektif

sebagai cerminan kepada kepedulian sosial.

Landasan utama perbankan syari’ah adalah keyakinan, kebebasan, kejujuran dan

kegigihan untuk meraih kesuksesan. Sedangkan, penentu utamanya adalah sumber dana, sumber

daya manusia, mitra utama dan perkembangan teknologi.

2.2 Bank Perkreditan Rakyat Syariah

2.2.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992

adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

beljangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan

dana sebagai usaha BPR yang

operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah. Sejarah berdifinya Bank Perkreditan

Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

sebagaimana yang disebutkan pada status hukum BPR yang diakui pertama kali dalam Pakto

tanggal 27 Oktober 1988, sebagai bagian dari paket kebijakan keuangan, moneter dan perbankan.

Secara historis, BPR adalah penjelmaan dari banyak lembaga keuangan, seperti Bank Desa,

Page 3: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari ( LPN), Lembaga Perkreditan

Desa ( LPD), Bank Kredit Desa (BKD), Bank Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat

Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD)

dan atau lembaga yang dapat dipersamakan dengan itu.

Lebih jelasnya keberadaan lembaga keuangan tersebut dipertegas dengan munculnya

pemikiran untuk mendirikan bank syariah pada tingkat nasional. Bank syariah yang dimaksud

adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdin' tahun 1992. namun jangkauan BMI

terbatas pada wilyah- wilayah tertentu, misalnya di Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Oleh

karenanya peran BPR Syariah diperlukan untuk menangani masalah keuangan masyarakat di

wilayah-wilayah tersebut. (Sudarsono, 2005: 83)

Bank Perkreditan Rakyat Syafi’ah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prisnsip Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. Bentuk hukumnya dapat berupa : Perseroan Terbatas/PT, Koperasi atau

Perusahaan Daerah (Pasal 2 FBI No. 6/17/PBI/2004). Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008

menyebutkan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yaitu Bank Syari’ah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Khotibul Umam, 2009: 41)

2.2.2 Perbedaan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dengan Bank Perkreditan

Rakyat (BPR)

Adapun yang menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dengan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut: Muhammad (2002: S6)

1. Akad dan aspek legalitas. Dalam BPR Syari’ah akad yang dilakukan memiliki

konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

Sering nasabah berani melanggar kesepakatan atau perjanjian yang telah dilakukan bila

hukum hanya berdasarkan hukum positif.

Page 4: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

2. Adanya Dewan Pengawas Syari’ah dalam struktur organisasinya yang bertujuan

mengawasi praktik operasional BPR Syari’ah agar tidak menyimpang dari prinsip

Syari’ah.

3. Penyelesaian sengketa Yang terjadi dapat diselesajkan melalui Badan Arbitrase Syari’ah

maupun Pengadilan Agama.

4. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syubhat ataupun dapat

menimbulkan kemadharatan bagi pihak Iain

5. Praktik operasional BPR Syari’ah, baik untuk penghimpunan maupun penyaluran

pembiayaan, menggunakan sistem bagi hasil dan tidak menggunakan sistem bunga.

2.2.3 Tujuan Dan karakteristik BPR Syariah

Ada beberapa tujuan yang dikehendaki dari pendirian BPR Syari’ah di dalam

perekonomian, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, temtama masyarakat golongan

ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan.

2. Menambah lapangan kelja, terutama ditingkat kecamatan sehingga dapat mengurangi

arus urbanisasi.

3. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka

meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai.

4. Untuk mempercepat perputaran aktivitas perekonomian karena sektor real akan

bergairah. (Muhammad, 2002: 56)

Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, Bank

Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dilarang:

1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari’ah.

2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin

Bank Indonesia

Page 5: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk

asuransi Syari’ah.

5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi

kesulitan likuiditas Bank Pemiayaan Rakyat Syari’ah.

6. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam Undang-Undang.

2.2.4 Kegiatan Usaha BPR Syari’ah

Adapun kegiatan usaha dari BPR Syafi’ah intinya hampir sama dengan kegiatan dari

Bank Umum Syari’ah, yaitu berupa penghimpunan dana, penyaluran dana, dan kegiatan di

bidang jasa. Yang membedakannya adalah bahwa BPR Syari’ah tidak diperkenankan

memben'kan jasa dalam lalu lintas pembayaran, misalnya ikut dalam kegiatan kliring, inkaso,

dan menertibkan giro. (Khotibul Umam, 2009: 41)

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR Syari’ah versi Undang- Undang Nomor

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah diatur dalam Pasal 21, yaitu bahwa kegiatan usaha

Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah meliputi: (Khotibul Umam, 2009: 53-54)

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

a. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah

atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah; dan

b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

Syari’ah.

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah.

b. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna’.

Page 6: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

c. Pembiayaan berdasarkan akad qardh.

d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan

akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan

e. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.

3. Menempatkan dana pada Bank Syari’ah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah

atau investasi berdasarkan akad mudhaxabah dan atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip Syari’ah.

4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah yang ada di Bank Umum Syari’ah ,

Bank Umum Konvensional dan UUS.

5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari’ah lajnnya yang sesuai

dengan prinsip Syari’ah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

Kegiatan usaha BPR Syari’ah secara teknis operasional berkaitan dengan produk-

produknya mendasarkan pada Pasal 2 dan Pasal 3 FBI No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan

prinsip Syari’ah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

Bank Syari’ah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Lebih teknis lagi

mengacu SEBI No. 10/14/DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 perihal pelaksanaan prinsip dalam

kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syari’ah.

Perlu ditekankan disini bahwa setiap pihak dilarang melakukan kegiatan penghimpunan

dana dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsipSyari’ah tanpa izin terlebih

dahulu dari Bank Indonesia, kecuali diatur dalam undang-undang lain. Dengan demikian untuk

dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud di atas secara a contrario dapat

Page 7: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

ditafsirkan harus ada izin terlebih dahulu dari Bank Indonesia. (Khotibul Umam, 2009: 55)

2.3 Pembiayaan

2.3.1 Pengertian Pembiayaan

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992, Pembiayaan berdasarkau

prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.

Kasmir (2005: 92) mendefinisikan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tenentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Menurut Muhammad pembiayaan secara luas berarti finansial atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Sedangkan, dalam arti sempit pembiayaan

dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan. Namun,

dalam perbankan pembiayaan dikaitkan dengan bisnis di mana pembiayaan merupakan

pendanaan baik aktif maupun pasif yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan kepada nasabah

dan bisnis merupakan aktivitas berupa jasa, perdagangan dan industry guna memaksimalkan nilaj

keuntungan. (Muhammad, 2002: 260).

M. Syafi“I Antonio, menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok

Page 8: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan

deficit unit. (Antonio, 2001: 160)

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS) No. 21 Tahun 2008,

pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiyah bit tamlik.

c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mumbahah, salam dan istishna’.

d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang dan qardh.

e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau unit usaha

syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan Pihak-pihak yang dibiayai dan/atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imme Ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.

2.3.2 Perbedaan Kredit dan Pembiayaan

Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan

membayar secara mengangsur dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang

pembayarannya dilakukan di kemudian han' juga dan cara membayamyapun dengan cara

mengangsur sesuai dengan perjanjian. Jadi dame diartikan bahwa kredit dapat berbentuk barang

atau berbentuk uang, kredit dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa

ini pengertian pemberian kredit di samping dengan istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan

prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip

syari’ah. (Kasmir, 2005: 7)

Page 9: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan No.10 tahun 1998tentang

perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.

Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi basil.

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, dan yang menjadi perbedaan antara

kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan

oleh berdasarkan prinsip syari’ah adalah terlctak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank

berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, scdangkan bagi

pihak yang berprinsip syari’ah bagi hasil berupa imbalan atau bagi hasil. (Kasmir, 2005: 73)

2.3.3 Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: tujuan

pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro

pembiayaan bertujuan untuk:

1. Peningkatan ekonomi umat,

2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha,

3. Meningkatkan produktivitas,

4. Membuka lapangan kerja baru,

5. Terjadi distribusi pendapatan.

Adapun secara mikro pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

Page 10: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

1. Upaya memaksimalkan laba,

2. Upaya memaksimalkan resiko, artinya: usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan

laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin

timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan

3. Pendayagunaan sumber ekonomi, arfinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan

dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta

sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada akan tetapi

sumber daya modalnya tidak ada, maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan

demikian, pembiayaan pada dasamya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber

daya ekonomi.

4. Penyaluran kelébihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada I pihak yang

memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. (Muhamad, 2002: 17-18)

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bank syariah, diantara tujuannya pembiayaan

yang dilakukan perbankkan syariah yaitu; (Abdullah, 2003: 84)

1. Pemilik. Bagi Para pemilik usaha (lembaga keuangan), mengharapkan akan memperoleh

penghasilan atas dana yang ditanamkan pada pihak bank tersebut.

2. Pegawai. Bagi Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang

dikelola.

3. Masyarakat

a) Pemilik dana. Sebagai pemilik dana, mereka mengharap dari dana yang diinvestasikan

akan memperoleh bagi hasil.

b) Debitur yang bcrsangkutan. Sebagai debitur dengan mendapatkan pembiayaan bertujuan

mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha dan pendapatan dimasa

depan. Mereka membantu untuk menjalankan usahanya (sektor produktit) atau terbantu

Page 11: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif).

c) Masyarakat umum atau konsumen. Mereka dapat memperoleh barang- barang yang

dibutuhkan.

d) Pemerintah. Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah dapat terbantu dalam

pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak

penghasilan atau keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan).

e) Bank. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran dana pembiayaan,

diharapkan dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya dan sehingga semakin

banyak masyarakat yang dilayaninya. (Kasmir, 2010: 96)

2.3.4 Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan mempunyai peranan panting dalam perekonomian , secara garis besar fungsi

pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan yaitu:

1. Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna (utility) dan modal atau uang. Penabung

menyimpan uangnya dilembaga keuangan. Uang tersebut dalam presentase tertentu

ditingkatkan kegunaannya oleh lembaga keuangan untuk memperluas atau memperbesar

usahanya.

2. Pembiayaan meningkatkan daya guna (utility) dari suatu barang, dimana produsen dengan

bantuan pembiayaan dapat memproduksi barang jadi, sehingga utility dari barang tersebut

meningkat. Misalnya padi menjadi betas, benang enjadi tekstil, dan sebagainya.

3. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang dengan menyalurkan

pembiayaan melalui rekening atau koran. Pengusaha menciptakan pertambahan peredaran

uang giral dan sejenisnya sseperti; cheque, giro, bilyet, wesel, promes dan sebagainya.

4. Pembiayaan menimbulkan kegairahan usaha masyarakat. Manusia adalah mahkluk yang

Page 12: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu beusaha memenuhi kebutuhannya, akan tetapi

menigkatnya usaha tidaklah selalu diimbangi dengan kemampuan.

5. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. Pengusaha yang memperoleh

pembiayaan tentu saja berusaha meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha yang berarti

keuntungan secara kumulatif kemuian

dikembangkan lagi dalam arti dikembangkan dalam bentuk permodalan, maka peningkatan akan

berlangsung terus menerus.

Pembiyaan sebagai alat stabilitas ekonomi yang kurang sehat langkah- langkahnya

diarahkan pada usaha-usaha antara lain; pengendalian inlasi, peningkatan ekspor, rehabilitas

sarana dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

2.3.5 Unsur-unsur pembiayaan

1. Kepercayaan. Suatu keyakinan pemberi pinjaman (bank) bahwa pembiayaan yang

diberikan berupa uang, barang ataupun jasa, akan benar-benar diterima kembali dimana

akan ditentukan dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena

sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian aIau penyelidikan yang mendalam

tentang nasabah. Hal itu dilakukan demi keamanan dan kemampuan dalam membayar

biaya yang dilakukan.

2. Kesepakatan. Hal ini dilakukan dalam suatu petjanjian, dimana masing- masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing kesepakatan penyaluran pembiayaan

yang dituangkan dalam akad pembiayaan.

3. Jangka waktu. Setiap pinjaman yang dilakukan memiki jangka aktu yang ditentukam Hal

ini mencangkup masa pengembalian pembiayaan yang telahdisepakati.

4. Resiko. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja ataupun tidak

Page 13: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

sengaja. Resiko yang disengaja yaitu resiko yang diakibatkan

oleh nasabah sengaja tidak mau membayar padahal mampu membayar. Sedangkan resiko yang

tidak disengajaa yaitu resiko yang diakibatkan karena nasabah tertimpa musibah seperti bencana

alam yang tidak dapat dihindari oleh nasabah.

5. Balas jasa. Dalam bank konvensional yang dimaksud balas jasa dalam bentuk bunga, biaya

profisi dan komisi serta biaya administrasi yang mempakan keuntungan bank.sedangkan dalam

prinsip syariah, balas jasanya dalam bentuk bagi hasil. (Kasmir, 2010: 102)

2.3.6 Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan,

prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat

pembiayaan di bank-bank syari’ah termasuk juga BMT pada saat melakukan analisis

pembiayaan. Secara umum pn'nsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C dan 7P, yaitu:

1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan

pinjaman yang diambil.

3. Capital artinya besamya modal yang diperlukan peminjam.

4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank.

5. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. (Muhammad, 2002:

17- 1 8)

Dari 5C karakter tersebut dalam BPRS biasanya menggunakan character. Sedangkan

prinsip analisis pembiayaan (kredit) yang 7P, antara lain sebagai berikut:

1. Personality. Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-

Page 14: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan

tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party. Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-

golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karaktemya, mendapatkan fasilitas

yang berbeda dari bank.

3. Purpose. Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambolan kredit dapat bermacam-macam,

sebagai contoh apakah untuk modal kelja atau investasi, konsumtiflproduktif dan lain

sebagainya.

4. Prospect. Yaitu untuk memulai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan

atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment. Mempakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah

diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability. Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba,

profitability diukur dari periode ke periodc apakah akan tetap sama atau akan semakin

meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection. Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan (barang atau jaminan asuransi). (Kasmir, 2005: 106-107)

2.3.7 Jenis-jenis Pembiayaan

Dalam menjelaskan jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari tujuannya, jangka

waktunya, jaminan serta orang yang menerima dan member pembiayaan. Pembiayaan menurut

sifat penggunaan dapat dibagi menjadi dua hal, sebagai berikut:

1. Pembiayaan Produktif. Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

Page 15: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,

perdagangan, maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi dua hal berikut:

a. Pembiayaan modal kelja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan.

b. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun

secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atu mutu hasil produksi.

c. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

d. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang- barang modal

(capital goods)

2. Pembiayaan Konsumtif. Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

kousumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Secara garis besar produk pembiayaan menurut hukum ekonomi syariah terbagi dalam

empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli (Ba“i). Prinsip jual beli (Ba"i) adalah prinsip jual

beli yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan hak milik barang atau

benda (Transfer Of Property), yang mana Tingkat keuntungan ditentukan didepan

(diawal) dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat

dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan yakni sebagai berikut:

(Antonio, 2001: 37)

a. Pembiayaan Murabahah

b. Pembiayaan Salam

c. Pembiayaan Istisna’

d. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah). Transaksi Ijarah dilandasi oleh adanya

Page 16: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

perpindahan manfaat. Jadi pada dasamya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual

beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek

transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksi adalah jasa Pada akhir masa sewa,

bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah.

2. Berdasarkan prinsip Bagi Hasil. Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip

bagi hasil adalah: a) Pembiayaan Musyarakah; b) Pembiayaan Mudharabah

3. Pembiayaan dengan Akad Pelengkap, Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan,

biasanya diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari

keunttmgan, tetapi di tujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun

tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk

meminta pengganti biaya- biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan sebuah akad.

Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah: a) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang); b)

Rahn (Gadai); c) Qardh (penyediaan dana tagihan); d) Wakalah (Perwakilan);

e. Kafalah (Garansi Bank)

Semua jenis pcmbiayaan merupakan pemanfaatan dana untuk usaha produktif secara

efektif. Namun penggunaan tersebut haruslah sesuai dengan penggunaan dan pembiayaan

tersebut sesuai dalam pembiayaan di BPRS dalam akad-akad syariah yang diterapkan. Jenis

pembiayaan yang ada di BPRS adalah:

1. Pembiayaan Mudharabah. Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana atau

pcnanam modal dengan pengelola dana untuk melakukan usaha tertentu dengan

pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. (Kasmir, 2011: 178)

2. Pembiayaan Musyarakah. Musyarakah adalah kexjasama antara kedua belah pihak atau

lebih untuk suatu usha tertentu djmana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

(Sudarsono, 2003: 67)

Page 17: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

3. Pembiayaan Murabahah. Murabahah adalah pembiayaan saling menguntungkan yang

dilakukan oleh shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli

dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan hatga jual terdapat nilai lebih yang

merupakan keuntungan atau laba bagi shahib almal dan pengembaliannya dilakukan

secara tunai atau angsur. (Sudarsono, 2003: 67)

4. Pembiayaan Ba"i Bistaman Ajil, Bai" adalah jual beli antara benda dengan benda, atau

pertukaran benda dengan uang.

5. Pembiayaan Qordul Hasan. Qordu Hasan adalah pembiayaan atas dasar kewajiban sosial

semata dimana anggota (penerima bayaran) tidak ditutut mengembalikan apapun kecuali

modal pokok pembiayaan.

2.3.8 Prosedur dan persyaratan Pembiayaan

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai

berikut: (Kasmir, 2011: 115)

1. Pengajuan berkas-berkas. Pengajuan berkas kredit hendaknya yang berisi antara lain

sebagai befikut:

a. Latar belakang seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, identitas

perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya,

perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah

maupun swasta.

b. Maksud dan tujuan, apakah membesar omset perusahaan atau eningkatkan

kapasitas produksi atau mendin'kan pabrik baru.

c. Besamya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini permohonan menentukan

besamya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya.

d. Cara pemohon mengembalikan kredit, jelaskan secara rinci cara-cara nasabah

dalam mengembalikan kredimya apakah dari basil penjualan ataupun cara lain

Page 18: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

e. Jaminan kredit, selanjutnya proposal ini dilampirkan dengan berkas- berkas yang

telah dipersyaratkan seperti: Akta notaris, TDP (tanda daftar perusahaan), NPWP

(nomor pokok wajib pajak), neraca laba rugi tiga tahun terakhir, bukti diri dad

pimpinan perusahaan, fotokopi sertifikat jaminan.

2. Penyelidikan berkas pinjaman. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang

diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah bcnar.

a. Wawancaral

b. On the spot

c. Wawancara 2

d. Keputusan kredit

e. Penandatanganan akad kredit

f. Realisasi kredit

g. Penyaluran/penarikan dana

2.3.9 Pengertian Pembiayaan Macet

Pada dasamya Pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank bertujuan untuk membantu

nasabah dalam membiayai usaha yang djjalankannya, namun tidak menutup kemungkinan dalam

penyalurannya terjadi masalah atau Pembiayaan macet, baik itu masalah yang disengaja maupun

yang tidak disengaja. Menurut Suhamo (20092102). "Pembiayaan macet atau problem loan

adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsure

kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur".

2.4 Analisis Pemberian Pembiayaan

Page 19: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

2.4.1 Perencanaan Pembiayaan

Peroses perencanaan merupakan awal dari manajemen Pembiayaan, dimana tujuan

strategi untuk mencapai tujuan, sasaran, dan Pembiayaan ditentukan melalui perencanaan.

Sehingga tidak satu pun kegiatan tanpa diawali perencanaan, meskipun rencana tersebut bersifat

sederhana Perencanaan Pembiayaan meliputi kegiatan-kegiatan menentukan tujuan pemberian

Pembiayaan, bagai mana menetapkan sasaran, program dari sektor ekonomi mana yang akan

dibiayai. Oleh karena itu pcrencanaan Pembiayaan akan berupa kajian bagaimana dan kearah

mana penyaluran Pembiayaan dilakukan (Rifai, 2006: 111)

Perencanaan mempakan suatu usaha untuk menentukan tujuan dan bagaimana agar tujuan

tersebut dapat tercapai. Perencanaan harus disusun secermat mungkin dengan memperhitungkan

segala faktor yang dapat mempengruhinya. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan

dan pemutusan selanjutnya apa yang hams dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Perencanaan yang tidak dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi waktu yang akan

datang, dimana perencanaan dan kegitan diputuskan akan dilaksanakan serta periode sekarang

pada saat rencana dibuat (Handoko, 2008: 77)

2.4.2 Pengorganisasian Pembiayaan

Pengorganisasian Pembiayaan adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai

dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki serta

lingkungan perbankan. Dalam pengorganisasian terdapat dua aspek utama yaitu

Depertemenutralisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupaka pengelompokan

kegiatan dalam satu kegiatan kerja yang sejenis dan terkait, sehingga dapat dikerjakan bersama-

Page 20: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

sama. Sedangan pembagian kelja merupakan pemerinci tugas pekerjaan, sehingga setiap petugas

dapat melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Suhardjono, 2005:139)

2.4.3 Manajemen Pembiayaan

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi

melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengamhan dan pengendalian

orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Sacfullah, 2005: 6)

Arti manajemen terkait dengan fungsinya, Yaitu planning, organizing, actuating, dan

contolling. Pengertian manajemen berarti pemimpin dalam praktek sehari-hari yang disebut “Top

manejer” yang diartikan sebagai pimpinan tertinggi dari suatu lembaga atau perbankan (Rifai,

2006: 311)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian Pembiayaan atau penyaluaran Pembiayaan

nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya 6 C (Rifai, 2006:] 18)

1. Character. Character adalah keadaan atau sifat dari nasabah baik dalam kehidupan pribadi

maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap karakter ini adalah

untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad atau kemampuan nasabah untuk

memenuhi kewajiban (willingness to pay) sesuai perjanjian yang telah ditetapkan.

2. Capital. Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah.

Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon

nasabah dalam menjalankan usahanya.dan bank lebih yakin dalam memberikan

Pembiayaan.

3. Capacity. Capacity adalah kemampuan yang dimiliki oleh calon nasabah dalam

menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana calon nasabah mampu

Page 21: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

mengembalikan atau melunasi utang-uatangnya (Ability to pay) secara tepat waktu dari

usahanya.

4. Collateral. Collateral adalah barang-barang yang diserahkan oleh calon nasabah sebagai

agunan terhadap Pembiayaan yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai bank

untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial nasabah terhadap bank

Penelitian terhadap jaminan Pembiayaan ini meliputi lokasi, bukti pemilikan dan setatus

hukumnya.

5. Condition of economi. Condition of economi adalah situasi dan kondisi politik, sosial,

ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang

kemungkinan mempengaruhi kelancaran perusahaan calon dibitur.

6. Constaint. Constaint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis

untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misal pendirian suatu usaha pompa bensin yang

disekitamya banyak terdapat bengkel las ataupun tempat pembakaran batu bata.

3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Macet (Tunggakan Pembiayaan)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Pembiayaan macet adalah sebagai berikut:

(Rifai, 2006: 117-118)

1. Karena Kwalahan organisasi (Koperasi)

a. Kurang pengecekan terhadap calon nasabah. Pihak penyalur Pembiayaan kurang

mengadakan pengecekan terhadap calon nasabah sehingga dikemudian han' telj adi

penunggakan

b. Kompromi terhadap prinsip-prinsip Pembiayaan. Pejabat Pembiayaan tidak

menjalankan sepenuhnya perinsip-prinsip Pembiayaan yang sudah menjadi standar

operasional tentang Pembiayaan.

Page 22: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

c. Pemberian kelongaran terlalu banyak . Disini pihak penyalur Pembiayaan terlalu banyak

memberi kemudahan terhadap nasabah.

2. Karena kesalahan nasabah atau peminjam

a. Nasabah tidak bertanggung jawab. Nasabah tidak ada kemauan sama sekali untuk

membayar pinjamannya kembali baik pokok pinjaman ataupun bunga pinjaman.

b. Nasabah tidak jujur. Disini nasabah mampu dalam membayar kembali cicilannya tiap

bulan, tetapi nasabah tidak jujur, selalu memberi alasan dengan dengan berdalih selalu

tidak mempunyai dana.

c. Nasabah tidak kompetem Artinya, nasabah tidak bersungguh-sungguh dalam

menjalankan usahanya sehingga nasabah tidak mampu membayar

Dan selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan teljadinya tunggakan Pembiayaan,

(Edward, 1998:187) Kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan peminjam untuk

membayar kembali kewajiban, kondisi perekonomian membentuk lingkungan dimana unit

perusahanan dan perdagangan bergerak. Peminjam mungkin mempunyai karakter yang baik,

seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan pendapatan dan aset yang cukup,

tapi kondisi perekonomian mungkin menyebabkan peminjam yang tidak mampu membayar

pinjaman (Rifaj, 2006: 119)

Disinilah seorang pejabat harus menjadi seorang peramal ekonomi semakin lama jatuh

tempo pinjaman semakin penting membuat ramalan ekonomi, karena terdapat kemungkinan

yang semakin besar ekonomi akan mengalami kemunduran sebelum pinjaman di bayar penuh.

Perekonomian mengalami naik turun jangka pendek dan jangka panjangyang berlainan insensitas

dan polanya, dan dapat mempengaruhi industri dan wilayah yang berlainan dalam negara.

Page 23: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

Banyak peminjam makmur dimasa cerah tapi dalam masa resesimodal mungkin menyuisut,

pendapatan menurun, dan bahkan karakter dapat berubah, faktor inilah yang dapat menyebabkan

terjadinya tunggakan Pembiayaan.

Pembiayaan macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar

sebagian atau seluruh kewajibannya kepada koperasi seperti yang telah diperjanjikan (Mudrajad

Kuncoro dan Suhardjono, 2007: 462). Pembiayaan yang digolongkan dalam Pembiayaan macet

apabila memenuhi criteria-kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan prospek usaha

a. Kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami penurunan dan sulit untuk

pulih kembali.

b. Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun.

c. Manajemen yang sangat lemah.

d. Teljadi kemogokan tenaga kelja yang sangat sulit untuk diatasi.

2. Berdasarkan keuangan debitur

a. Mengalami kerugian yang besar.

b. Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat

dipertahankan.

c. Rasio utang terhadap modal sangat tinggi.

d. Pinjaman baru digunakan untuk menutup kerugian operasional.

3. Berdasarkan kemampuan membayar

a. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 270 hari.

b. Dokumentasi Pembiayaan atau pengikatan agunan tidak ada.

Page 24: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

2.5 Teknik Penyelesaian Pembiayaan Macet

Dalam hal tunggakan Pembiayaan atau Pembiayaan macet pihak perusahaan perlu

melakukan penyelamatan-penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian.

Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu

angsuran terutama bagi yang terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi yang sengaja lalai

untuk membayar. Terhadap yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan

serhingga perusahaan tidak mengalami kerugian.

Penyelamatan terhadap Pembiayaan macet dilakukan dengan cara antara lain (Kasmir,

2005: 103):

1. Reschedulling

a. Memperpanjang waktu Pembiayaan. Dalam hal ini debitur diberikan kringannan

dalam masalah jangka waktu Pembiayaan, misalnya perpanjang jangka waktu dari

6 bulan menjadi 1 tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lama untuk

mengembalikannya.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran. Dalam hal ini jangka waktu angsuran

Pembiayaannya diperpanjang pembayaran misalkan dari 36 kali menjadi 48 kali,

dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan

penambahan jumlah angsuran.

2. Reconditioning

Dengan cara mengubah bagi persyaratan yang ada seperti:

a. Kapitalisasi bunga, yaitu mengubah bunga dijadikan hutang pokok

b. Penundaan penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, Maksudnya

hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok tetap.

Page 25: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

c. Penurunan Suku bunga. Penurunan suku bunga dimaksud agar lebih meringankan

beban debitur

d. Pembebasan bunga

3. Penyitaan jaminaan. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila debitur sudah

benar-benar tidak punya itikad baik ataupun tidak mampu lagi untuk membaya: semua

hutang-hutangnya.

2.6 Penelitian Sebelumnya Tentang Tunggakan Pembiayaan

Adapun hasil penelitian tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1: Hasil Penelitian Terdahulu

NoPeneliti /Tahun

Judul Variabel Hasil

1

Diah Ayu DwiWulandari,2016

Pengaruh F ive “C”sOF Credit TerhadapProses PemberianKredit Pada Bpr DiKota Semarang

Capacity,Capital,Character,Collateral,Condition ofeconomy, danKeputusanPemberianKredit

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa secara patsial Character,Capacity, Capital, Colaterall danCondition of Economyberpengaruh positif dansignifikan terhadap keputusanpembcrian kredit pada BPR dikota Semarang. Secara bersama-sama terbukti bahwa variabelCharacter, Capacity, Capital,Collateral dan Condition ofEconomy berpengaruh positif dansignifikan terhadap keputusanpemberian kredit pada BankPerkreditan Rakyat di KotaSemarang. Adapun besamyapengaruh Character, Capacity,capital, Colateral dan Conditionof Economy terhadap keputusanpemberian kredit pada BankPerkreditan Rakyat di KotaSemarang adalah 88,6%.

2

Aris Susetyo,2016

Analisis Faktor-Faktor PembentukKredit BermasalahStudi Kasus padaPD. BPR BKKKebumen

character,capacity,capital,condition ofeconomy,collateral,kreditbermasalah,

basil penelitian menunjukkanbahwa faktor dominanpembentuk kredit bermasalahyaitu : character, capacity,capital, condition of economy,collateral,

Page 26: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

3

Ismiyati, 2015 Pengaruh Prinsip 5CKredit TerhadapKualitas Kredit PadaBpr Di KabupatenMagelang

character,capacity,capital,condition ofeconomy,collateral,KualitasKredit

Hasil penelitian menunjukkanbahwa prinsip 5C kreditmemberikan pengaruh terhadapkualitas kredit.

4

Pandi Afandi,2010

AnalisisImplementasi BankBPR DalamMenentukanKelayakanPemberian KreditPada Nasabah( Studi Kasus PadaPD BPR BankSalatiga Dan PTBPR KridahartaSalatiga)

Hasil uji hipotesis untuk 5 C 5C(Character, Capacity, Capital,Colletcral dan Condition) scaratotal melalui uji Mann-WhitneyU tes diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 lebih kecildari a = 0,05 bemrti signifikansehingga ada perbedaan yangsignifikan dalam implentasi 5Csebagai penentu dalam pemberiankredit antam PD BPR BankSalatiga dengan PT BPRKridaarta Salatiga baik dari aspekCharacter, Capacity, Capital danColleteral nasabah masing-masing nasabah BPR PD BPRBank Salatiga dan PT BPRKridaarta Salatiga.

5

Dwi YantiArinta, 2014

PengaruhKarakteristikIndividu,Kamkteristik Usaha,Karakteristik KreditTerhadapKemampuanDebitur MembayarKredit Pada BPRJatim CabangPROBOLINGGO”(Studi PadaNasabah UMKMKota Probolinggo)

KarakteristikIndividu,KarakteristikUsaha,KarakteristikKredit

Hasil penelitian menunjukkanKarakteristik individu yaituvariable jumlah tanggungankeluarga, tingkat pendidikan,jangka waktu pengembalian, danjumlah pinjaman (plafond) tidakberpéhgaruh terhadapkemampuan debitur dalammembayar kredit.

6

Diah Yuliana,2016

Analisis Faktor-Faktor YangMempengaruhiKredit Macet DanaBergulir Di PnpmMandiri PerdesaanKecamatan GunturKabupaten Demak

Kredit macet,karakternasabah,jangkawaktu,kemampuanmengelolakredit

Hasil Penelitian menemukanbahwa pengaruh karakter nasabahteerhadap kredit macet adalahnegatif dan signifikan ssehinggahipotesa 1 yaitu karakter nasabahberpengaruh negatif dansignifikan terhadap kredit macetterbukti.

2.7 Kerangka Berfikir

Dalam suatu penyaluran Pembiayaan yang diberikan maka pihak bank atau Unit Simpan

Page 27: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

pinjam dalam hal ini adalah koperasi pasti akan mengalami suatu permasalahan dalam

pengembalian Pembiayaannya, atau yang disebut nmggakan Pembiayaan (Pembiayaan macet).

Maka dalam penelitian ini akan menganalisa penyebab tetjadinya ttmggakan Pembiayaan oleh

nasabah. Jadi penulis menyimpulkan model kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang ada dan didukung oleh teori yang telah ditemukan diatas,

maka penulis membut hipotesis sebagai ben'kut:

H. 1 Diduga faktor Analisis Pemberian Pembiayaan berpengaruh terhadap Tunggakan Kredit

Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah Berkah Dana Syariah Fadilah Air Tiris.

H.2 Diduga faktor karakteristik nasabah berpengaruh terhadap Tunggakan Kredit Pada Bank

Perkreditan Rakyat Syariah Berkah Dana Syariah Fadilah Air Tiris.

H.3 Diduga faktor analisis pemberian kredit dan karakteristik nasabah, berpengaruh terhadap

Tunggakan Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah Berkah Dana Syan'ah Fadilah

Air Tiris.

2.9 Variabel Penelitian

a) Variabel Dependen (Y): Tunggakan Kredit

b) Variabel Independen: (X1): Analisis Pemberian‘Kredit, (X2): Karakteristik Nasabah

2.10 Defensi Operasioanl Variabel

Analisis Pemberian Kredit (X1)

Karakteristik Nasabah (X2)

Tunggakan Kredit (Y)

Page 28: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan

Defenisi opemsional variabel ini panting untuk diadakan dalam setiap penelitian, agar

penelitian tersebut tidak mengalami perubahan arah atau lajur pada saat melakukan observasi

atau penelitian ke lapangan. Untuk itu pada penelitian ini dijelaskan defenisi operasional

variabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2: Defenisi Operasional Variabel

NoVariabe

lDefenisi Fariabel Indikator Skala

1.

TunggakanKredit(Y)

“Kredit macet atau problemloan adalah kredit yangmengalami kesulitanpelunasan akibat adanyafaktor-faktor atau unsurekesengajaan atau karenakondisi diluar kemampuandebitur” Suharno (2009:102)

1. Waktu pembayaran2. Ketersediaa dana3. Kemampuan membayar4. Etika dalam membayar5. Pola fikir terhadap

kredit Suharno(2009:107)

Likert

2.

AnalsisPemberianKredit(X1)

Analisis atau nilai kreditsuatu proses yang dimaksuduntuk menganalisis ataumenilai suatu permohonankredit yang diajukan olehcalon debitur kredit sehinggadapat memberikan keyakinankepada pihak bank bahwaproyek yang dibiayai dengankredit bank cukup layak(fasible) Dendawijaya(2005:88)

1. Charater2. Capital3. Capacity4. Collateral5. Condition of economi

(Rifai, 2006:118)

Likert

3.

KarakteristikNasabah (X2)

Kelemahn integritas daricalon debitur yang dinilaisejak awal mengajukan kreditsudah berniat tidak baik.Karakter seperti ini harussering diperhatikan dalamanalisa calon debitur(Supramono: 2009)

1. Kelemahan karakternasabah

2. Kelemahan kemampuannasabah

3. Musibah yang dialaminasabah

4. Kecerobohan nasabah5. Kelemahan manajemen

nasabah ( Mahmoedin:2004: 51)

Likert

Page 29: BAB II - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/809/2/bab2.pdfSejarah berdifinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa lepas dari pengaruh berdirinya lembaga- lembaga keuangan