Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
DAKWAH, MEDIA KOMUNIKASI, DAN TABLOID MQ
A. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai dakwah dan media komunikasi memang
banyak dikaji dalam berbagai buku maupun penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan diantaranya adalah, Analisis Muatan Pesan Dakwah
Melalui Media Cetak (Kajian Terhadap Buletin Al-Wustho th. 2002), oleh
Eviyati Khasanah, 2004.1 Penelitian tersebut menerangkan bahwa selain
dakwah dengan mimbar atau dengan yang lainnya, dakwah juga dapat
dilakukan dengan media cetak.
Fokus penelitian ini adalah bagaimana memahami isi pesan dari
materi dakwah. Materi buletin al-wustho antara lain tentang akidah,
syari’ah, dan akhlak. Materi yang disampaikan telah sesuai dengan
karekteristik buletin, yaitu tidak terjebak dalam masalah khilafiyah dan
terfokus pada masalah-masalah umum. Buletin merupakan salah satu media
komunikasi yang dapat digunakan sebagai media dakwah.
Selain itu ada juga yang membahas tentang Dakwah KH. Abdullah
Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis Komunikasi Dakwah),
Kusnaeni,2003.2 Penelitian ini menjelaskan bahwa dakwah dan media
komunikasi hubungannya sangat erat, karena dakwah termasuk komunikasi.
1 Eviyati Khasanah, Analisis Muatan Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian terhadap
bulletin Al-Wustho, tahun, 2002), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2004. 2 Kusnaeni, Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis
Komunikasi Dakwah), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003.
8
Fokus penelitian ini adalah lebih menekankan pada metode MQ
(Manajemen Qolbu), bagaimana menata hati agar bersih dan suci, kemudian
juga menggunakan pendekatan akhlak. Dakwah tanpa pendekatan akhlak
yang baik tidak akan berhasil, semua itu berawal dari media komunikasi.
Dakwah tanpa komunikasi juga tidak akan berhasil.
Cerpen Sebagai Media Penyebaran Nilai-nilai Islam Pada Tabloid
“Salam” edisi 1990, oleh Nur Ida Adkhawati,1991.3 Dalam penelitian ini
lebih difokuskan pada media dakwah yang besifat tulisan dan dalam tabloid
tersebut mempunyai semboyan “Menuju Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat”.
Dalam penyajian informasinya dengan bermacam-macam rubrik yang
didasari “Amar Ma’ruf Nahi munkar dan Ukhuwah Islamiyah”.
Skripsi ini mengkaji secara detail tentang dakwah dan media
komunikasi. Dakwah dapat dilihat dari segi da’inya, materinya, dan dari
segi mad’unya.
Dari berbagai literatur di atas maka belum ada yang secara spesifik
membahas mengenai profil dakwah Aa’ Gym dalam rubrik taushiyah pada
tabloid MQ (Manajemen Qolbu). Oleh karenanya skripsi ini akan meneliti
lebih lanjut bagaimana profil dakwah Aa Gym yang ada dalam rubrik
taushiyah Tabloid MQ (Mananjemen Qolbu).
3 Nur Ida Adkhawati, Cerpen Sebagai Media Penyebaran Nilai-nilai Islam Pada Tabloid
"Salam" Edisi 1990, Semarang, Skripsi IAIN Walisongo, 1991.
9
B. Landasan Teori
1. Dakwah Dan Media Komunikasi
a. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologis (bahasa) adalah: ÏóÚóÇ íóÏúÚõæú,
ÏóÚúæóÉ yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan, yakni
menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar
menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.4
Sedangkan pengertian dakwah secara terminologis banyak
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
a. Menurut Drs. Muhammad al-Wakil, sebagaimana dikutip oleh Sayid
Muhammad Nuh dalam buku Dakwah Fardhiyah, Pendekatan
Personal dalam Dakwah, dakwah adalah mengajak manusia dalam
kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara yang
amar ma’ruf nahi munkar.5
b. Menurut Prof. A. Hasymi, pengertian dakwah Islamiyah adalah
mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan
syari’ah Islamiyah yang sebelumnya telah diyakini dan diamalkan
oleh pendakwah sendiri.6
c. Asmuni Syukir memberikan pengertian bahwa dakwah secara istilah dapat
diartikan dari satu segi atau dua sudut pandang, yakni pengertian
4 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah, Visi dan Misi Dakwah bil Qolam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm. 5-6
5 Dr. Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah, Pendekatan Personal dalam Dakwah, Intermedia, Solo, 2000, hlm. 15
6 Prof. A. Hasymi, Dustur Dakwah Menurut al-Qur'an, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm. 28.
10
dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan. Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu
usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat
manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan
syari’at-Nya. Sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di
dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum
beriman kepada Allah SWT, agar menaati syari’at Islam (memeluk
agama Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia
maupun di akhirat.7
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian dakwah adalah mengajak, menyeru, memanggil atau membawa
umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasul-Nya, baik dengan pembinaan agar memeluk dan menaati
syari’at Islam guna menuju jalan yang diridhai Allah SWT. agar dapat
hidup bahagia di dunia dan akhirat.
b. Dasar Hukum Dakwah
Islam adalah agama dakwah, sehingga agama tidak akan tersiar
dan berlaku dalam masyarakat apabila tidak didakwahkan, karena
tersiarnya dan berlakunya suatu ajaran dalam masyarakat tidak akan
7 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 30
11
terwujud manakala tidak ada yang berusaha untuk menyampaikan nilai-
nilai ajaran Islam tersebut kepada orang lain.8
Sifat hukum, aturan dan dasar-dasar yang ada dalam syari’at
Islam mempunyai warna humanisme yang bersifat universal. Ia turun
sebagai rahmat seluruh alam, hidayah bagi umat Islam dan jalan
kehidupan secara umum.
Secara yuridis, al-Qur’an menyuruh tiap muslim untuk menyeru
umat manusia pada jalan Allah dengan cara bijaksana dengan
argumentasi rasional, baik dengan nasehat yang baik dan juga mengajak
kepada jalan yang haq tidak dengan paksa.
Hal tersebut tertuang dalam surat an-Nahl : 125
ÇÏúÚõ Åöáöì ÓóÈöíáö ÑóÈøößó ÈöÇáúÍößúãóÉö æóÇáúãóæúÚöÙóÉö ÇáúÍóÓóäóÉö æóÌóÇÏöáúåõã ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ Åöäøó ÑóÈøóßó åõæó ÃóÚúáóãõ Èöãóä Öóáøó Úóä ÓóÈöíáöåö æóåõæó ÃóÚúáóãõ ÈöÇáúãõåúÊóÏöíäó
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang terdapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125).9
8 A. Rosyad shaleh, Management Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, hlm. 11 9 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 421.
12
Kata ud’u yang diterjemahkan dengan seruan, ajakan, adalah fi’il
amar yang menurut kaidah ushul fiqih menunjukkan wajib dan harus
dilaksanakan selama tidak ada dalil lain yang memaslingkannya dari
kewajiban itu kepada sunnah atau lainnya. Jadi, pelaksanaan dakwah
Aminuddin Sanwar berpendapat bahwa pelaksanaan dakwah
adalah wajib hukumnya dan ini sudah menjadi kesepakatan jumhur ulama.
Hanya saja terjadi perbedaan, yakni dakwah merupakan wajib ’ain atau
kifayah.10
3. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah yang hakiki adalah meraih nilai-nilai luhur yang
menghantarkan manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan lahir
dan batin, baik di dunia ataupun di akhirat dan senantiasa dalam
lindungan Allah SWT. Sebagaimana yang terungkap dalam al-Qur’an
surat al-Baqarah : 201
æöãöäúåõã ãøóä íóÞõæáõ ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇáÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö
Artinya: "Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a : ”Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”11 (Q.S. Al-Baqarah : 201).
10 Aminuddin Sanwar, Pengantar Study Ilmu Dakwah, Diktat Kuliah fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, 1983, hlm. 34 11 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit., hlm. 49
13
Islam memberikan petunjuk untuk meraih nilai-nilai luhur
yang diharapkan manusia, karena ingin menjadikan agama yang
memberikan rahmat bagi alam ini. Dalam rangka mencapai ridha
Allah SWT, maka syarat utama untuk mengetahui atau jalan yang
harus ditempuh dalam rangka untuk memenuhi kebahagiaan dan
kesejahteraan itu ialah harus menyadari dan menerima Islam sebagai
keyakinan yang berfungsi sebagai pengantar dalam memberikan
petunjuk menuju tujuan dan makna kehidupan manusia.
Demikian itu karena para da’i tidak menjelaskan tujuan yang
hendak dicapai oleh dakwah, padahal hendaknya penjelasan itu
diuraikan dengan jelas dan sederhana, sehingga dapat dipahami oleh
semua lapisan masyarakat.
Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman
bagi proses penyelenggaraan dakwah. Oleh karenanya, tujuan dakwah
sangat menentukan dan berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai
dari penggunaan seluruh perangkat yang terlibat di dalamnya. Untuk
memberikan pemahaman yang konkrit, maka tujuan ini
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia
(meliputi orang mukmin, musyrik atau kafir) kepada jalan
14
kebenaran yang diridhai Allah SWT. Untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan di akhirat dengan tidak adanya klasifikasi tertentu.12
Sekali lagi atas dasar ini, maka tujuan dakwah pada
hakikatnya adalah juga merupakan tujuan hidup manusia, sesuai
dengan ajaran al-Qur’an. Senantiasa menginginkan kebahagiaan
dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau realisasi dari
tujuan umum, sehingga sudah diklasifikasikan dengan berbagai
tekanan pembahasan spesifik. Tujuan khusus ini mengisi setiap
segi kehidupan dan memberikan bimbingan bagi seluruh golongan
masyarakat menurut kebutuhan dan persoalan,13 dan sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Contoh tujuan khusus dakwah adalah pencapaian
kebahagiaan di dunia dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan
tegaknya keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
tersedianya lapangan kerja yang cukup, timbulnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup tolong menolong atas dasar
takwa, terkikisnya penindasan, perbudakan, kebodohan,
kemiskinan dan sebagainya.
12 Asmuni Syukir, Op.cit, hlm. 51. 13 Ibid., hlm. 52.
15
Demikian pula kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
bidang politik, adalah suatu nilai tertentu yang ditandai dengan
adanya peraturan-peraturan hidup yang bersumberkan ajaran
Islam, duduknya orang yang bertaqwa dan beriman di tampak
pemerintahan dan badan-badan lembaga lainnya.14
Dengan demikian untuk mencapai tujuan dakwah tersebut,
maka langkah-langkah dan tindakan dakwah itu disusun secara
bertahap, di mana pada setiap tahapan ditetapkan dan dirumuskan
pula target-target atau sasaran tertentu. Atas dasar target atau
sasaran inilah disusun program dakwah untuk setiap tahapan yang
telah ditentukan. Dengan demikian tujuan dakwah dapat
diusahakan pencapaiannya secara teratur, tertib dan langkah demi
langkah tujuan inilah yang merupakan bagian terpenting dari
strategi dakwah.
4. Unsur-unsur Dakwah
Pelaksanaan dakwah akan senantiasa lancar apabila
didukung beberapa unsur yang terlibat di dalamnya yang meliputi:
a. Subyek Dakwah (Da’i)
Subyek dakwah adalah da’i atau mubaligh yaitu orang
yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau
14 Abd Rosyad Shaleh, Op.cit, hlm. 27-28.
16
tidak langsung menurut syari’at al-Qur’an dan as-Sunnah. Da’i
identik dengan orang yang melakukan amar ma’ruf nahi
munkar. Da’i ibaratnya seoarang guide atau pemandu terhadap
orang-orang yang ingin mendapatkan keselamatan hidup di
akhirat.15
Adapun pelaksanaannya adalah menurut kemampuan
masing-masing. Dengan demikian secara umum, subyek dakwah
adalah setiap muslim. Sedangkan arti secara khusus subyek
dakwah mempunyai syarat-syarat tertentu sebagaimana
disebutkan di atas, sehingga sukses dan tidaknya suatu kegiatan
dakwah sangat tergantung dari peran para da’i.
b. Obyek Dakwah (Mad’u)
Obyek dakwah (mad’u) yaitu masyarakat atau orang lain
yang menerima pesan dakwah. Mad’u atau penerima dakwah
adalah seluruh umat manusia tanpa kecuali, baik pria maupun
wanita, beragama maupun rakyat biasa. Seluruh manusia sebagai
penerima atau obyek dakwah adalah hakekat diturunkannya
agama Islam dan kerisalahan Rasulullah Saw, itu berlaku secara
universal untuk seluruh umat manusia tanpa memandang warna
kulit, asal usul keturunan, daerah tempat tinggal dan lain-lain.
15 Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Al-Ikhlas, hlm. 57.
17
Oleh karena itu dakwah tertuju kepada mereka tanpa melihat
tingkat kebangsaan maupun golongan.16
c. Materi Dakwah (Al-Maadah)
Materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam secara kaffah
tidak dipenggal-penggal atau sepotong-potong. Ajaran
Islam telah tertuang dalam al-Qur’an dan dijabarkan oleh
Nabi dalam al-Hadits.17
Menurut Hamzah Ya’kub, materi dakwah merupakan
pesan dalam mewujudkan tujuan dakwah. Isi ajakan yang
disampaikan kepada obyek dakwah secara garis besarnya dapat
dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek akidah, syari’ah dan
aspek akhlak.18
1. Aspek Akidah
Akidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad yang
mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan
rukun iman.19 Masalah akidah ini secara garis besar telah
ditunjukkan Rasulullah Saw dalam sabdanya:
ناميلاا نا نمؤت اللهاب هتكئلامو هبتآو هلسرو مويلا و رخلأا
ردقلابو هريخ هرشو ( هاور ملسم ) “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir,
16 Aminudin Sanwar, Diktat Pengantar Ilmu Dakwah, Semarang, IAIN Walisongo, 1985,
hlm. 66 17 Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Depag, 1993, hlm. 35. 18 Hamzah Ya'qub, Publistik Islam, Bandung, Diponegoro, 1973, hlm. 30 19 Asmuni Syukir, Dasar-dasarStrategi Dakwah Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 61
18
dan percaya kepada ketentuan Allah yang baik dan yang buruk.”(HR. Imam Muslim).20
Oleh karena itu akidah merupakan dasar bagi
kehidupan setiap muslim dan menjadi dasar atau alasan yang
memberi arah bagi hidup dan kehidupan seorang
muslim. Pokok keimanan inilah yang menjadi akidah
Islamiyah. Oleh karena itu, penanaman dan pembinaan
keimanan bagi penerima dakwah secara terus menerus perlu
dilakukan, baik pada orang yang masih lemah atau sudah
kuat imannya.21
2. Aspek Syari’ah
Aspek syari’ah ini merupakan aspek yang penting
karena menyangkut bahasan hukum. Hukum merupakan
peraturan-peraturan atau sistem yang telah disyariatkan oleh
Allah untuk umat manusia, baik secara terperinci maupun
pokok-pokoknya saja, kemudian Rasulullah yang
memberikan penjelasan.22
Hal ini dimaksudkan karena ajaran Islam itu
mempunyai tujuan tertentu yaitu agar tercipta manusia
seutuhnya yang bahagia lahir maupun batin, sehingga dalam
mengaktualisasikan sebagai pengabdiannya meliputi
20 Imam Muslim, Sahih Muslim, Dar al-Fikr, 1988, Jilid I, hlm. 27. 21 Aminuddin Sanwar, Op. Cit., hlm. 75 22 Mashur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Al-Amin Press, Yogyakarta, 1997, hlm.
12
19
hubungan secara vertikal yaitu hubungan antara manusia
sebagai hamba dengan Allah sebagai pencipta, dan
hubungan horizontal yaitu hubungan manusia dengan
manusia yang bersifat harmonis dan dinamis.
Meskipun terdapat perbedaan bentuk dan cara antara
hubungan vertikal dan horisontal, namun keduanya tidak
dapat dipisahkan dan terlepas antara satu dengan yang
lainnya. Karena keduanya sebagai realisasi dari pengabdiaan
kepada Allah.
Ibadah vertikal kepada Allah merupakan ibadah
mahdlah, yakni ibadah-ibadah yang berhubungan langsung
kepada Allah. Sedangkan ibadah horizontal merupakan
ibadah ghairu mahdlah yakni ibadah yang berhubungan
dengan sesama manusia.
3. Aspek Akhlak
Akhlak merupakan pendidikan jiwa agar dapat
bersih dari sifat-sifat tercela dan kemudian dihiasi dengan
sifat-sifat terpuji seperti rasa persaudaraan, saling
menolong untuk sesama manusia dan sebagainya.23
Dakwah juga meliputi pendidikan anak agar menjadi anak
shaleh yang berbakti kepada orang tuanya dan mempunyai
sifat-sifat yang terpuji, ini sering orang menanamkan
23 Ibid., hlm. 13
20
sebagai pertanda bahwa keimanan seseorang senantiasa
betambah dengan sering berbuat baik, yaitu mengajarkan
akhlakul karimah dan meninggalkan akhlakul
madzmumah.
d. Media Dakwah
Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
definisi media adalah alat atau sarana yang dipakai untuk
berkomunikasi.24 Dengan demikian, media dakwah adalah
segala peralatan yang bisa dipergunakan dalam mencapai tujuan
dakwah.25
Dengan media dakwah inilah maka upaya penyampaian
materi dakwah bisa dilakukan da’i dengan tidak secara langsung
berhadapan dengan mad’u, tetapi dapat melalui radio, televisi,
surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
Adapun macam-macam dakwah menurut Drs.
Aminuddin Sanwar dalam bukunya “Pengantar Ilmu Dakwah”
adalah dakwah melalui saluran lisan, dakwah melalui saluran
tertulis, dakwah melalui alat visual, dakwah melalui alat audial,
24 Tim Penyusun Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka, 1989, hlm. 569. 25 Masdar Helmy, Dakwah Dalam Alam Pembangunan, Semarang, Toha Putra, 1989, hlm.
19.
21
dakwah melalui alat-alat audio visual, dan dakwah melalui
keteladanan.26
1. Dakwah melalui saluran lisan
Dakwah dengan menggunakan media ini paling
sering digunakan. Di samping penggunaannya yang
sederhana juga tidak terlalu terikat dengan waktu dan biaya,
karena dakwah dengan lisan ini dapat dilaksanakannya
setiap saat baik dengan sengaja dipersiapkan ataupun tidak
disengaja. Yang termasuk dakwah dengan sengaja di
antaranya adalah khutbah, ceramah, pidato, seminar, diskusi,
dan sebagainya. Pelaksanaan dakwah di sini dapat
dipersiapkan terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kondisi
mad’u.
Sedangkan dakwah yang dilakukan secara tidak
disengaja misalnya, ramah tamah dalam anjang sana,
obrolan bebas, dan pembicaraan santai lainnya.
Dari sini dapat kita lihat, bahwa dakwah dengan lisan
ini akan efektif bila digunakan dalam situasi yang tepat
maksudnya dengan melihat kondisi audien (mad’u).
2. Dakwah melalui saluran tertulis
Dakwah dengan media ini juga semakin banyak
digunakan diantaranya adalah buku-buku, surat kabar,
26 Aminuddin Sanwar, Op.cit, hlm. 77-78.
22
spanduk, tabloid, buletin, pengumuman tertulis, dan
sebagainya. Di sini da’i di tuntut untuk menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan, sedangkan mad’u menerima
pesan dakwah dari membaca yang maksudnya adalah
melihat dibarengi dengan mengartikan lambang-lambang
yang membentuk kalimat yang mengandung ide dan ide
yang dikomunikasikan, disampaikan kepada orang lain.
Adapun efektifitas media ini, adalah dibaca berulangkali
sehingga dapat mengerti, dihafal dan difahami betul-betul.
3. Dakwah melalui alat visual
Berdakwah melalui saluran visual adalah melalui
alat-alat yang dapat dilihat oleh mata manusia atau bisa
ditatap dalam menikmatinya. Alat visual ini dapat berupa
kegiatan pentas pantonim, seni lukis, seni ukir, kaligrafi, dan
lain sebagainya.
Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi
yang dapat digunakan dengan memanfaatkan indera
penglihat dalam menangkap datanya. Jadi masalah yang
paling berperan dalam pengembangan dakwah.27
4. Dakwah menggunakan media audial/auditif
Alat audial atau auditif dalam pemahaman
komunikatif merupakan alat komunikasi yang berbentuk
27 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997, hlm. 34.
23
hasil teknologi canggih dalam wujud hardware, media
auditif di tangkap melalui indera pendengaran.28
5. Dakwah melalui audio visual
Dengan media audio visual dimaksudkan sebagai
media yang menyiarkan berita yang dapat ditangkap baik
dengan indera mata maupun dengan indera telinga. Media
ini merupakan gabungan antara media audio (yang dapat di
dengar) dan media visual (yang dapat di lihat). Yang
termasuk media ini adalah televisi, film, video, dan
sebagainya. Media ini sangat efektif digunakan dalam
pelaksanaan dakwah.
6. Dakwah melalui keteladanan
Bentuk dakwah yang paling efektif adalah bentuk
penyampaian pesan dakwah melalui bentuk percontohan
atau keteladanan dari si penyampai dakwah atau da’i.
Pelaksanaan dakwah dengan metode ini adalah da’i memberi
contoh langsung secara sehingga secara tidak langsung
mad’u akan mencontoh atau mengimitasi pesan dakwah
yang disampaikan karena indera lahir.29
Keistimewaan media ini adalah dapat memberikan
ingatan kepada mad’u tentang apa yang pernah kita
sampaikan secara mendalam sehingga ada keinginan untuk
28 Ibid, hlm. 36. 29 Aminuddin Sanwar, Op.cit, hlm. 56
24
mengikutinya. Penggunaan media tersebut harus disesuaikan
dengan kondisi dakwah dapat disesuaikan dengan tujuan
dakwah dapat di capai dengan baik.
e. Metode Dakwah
Menurut Dzikron Abdullah bahwa metode dakwah itu
bermacam-macam diantaranya, adalah :
1. Metode ceramah
2. Metode tanya jawab
3. Metode diskusi.30
Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 125, yang
merupakan pedoman bagi para da’i dalam melaksanakan
kegiatan dakwah, sebagai berikut:
ÇÏúÚõ Åöáöì ÓóÈöíáö ÑóÈøößó ÈöÇáúÍößúãóÉö æóÇáúãóæúÚöÙóÉö ÇáúÍóÓóäóÉö æóÌóÇÏöáúåõã ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ Åöäøó ÑóÈøóßó åõæó ÃóÚúáóãõ Èöãóä Öóáøó Úóä ÓóÈöíáöåö æóåõæó ÃóÚúáóãõ ÈöÇáúãõåúÊóÏöíäó
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang terdapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125).31
30 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Penerbit Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo
Semarang, 1987, hlm. 14-36 31 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 421.
25
Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam
menyampaikan dakwah itu bisa dengan bil-hikmah, dengan nasehat
yang baik dan mujadalah. Adapun yang dimaksud hikmah menurut
pengertian sehari-hari ialah bijaksana dan secara hikmah menurut
pengertian khusus yaitu; secara ilmiah dan filosofis.32
Dari pengertian itu dapat diambil kesimpulan pengertian
dakwah bil hikmah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara
bijaksana, ilmiah dan arif, oleh karena itu seorang da’i harus selalu
bijaksana dalam segala hal yang dihadapi, sedangkan yang di
maksud dengan mauidhah hasanah yaitu dakwah dilakukan dengan
cara memberi ingat atau nasehat kepada orang lain dengan yang baik.
Dengan demikian maka seorang da’i haruslah dapat memberi
nasehat, didikan, bimbingan dan petunjuk yang baik dalam segala
lapangan hidup, kesemuanya itu dimaksudkan dan disampaikan
kepada mereka yang kurang pengetahuannya, cara penyampaian
terhadap mereka dengan sikap yang baik agar dapat menjinakkan
hati mereka.
Yang dimaksud dakwah bil mujadalah adalah dakwah
dilaksanakan dengan jalan mengadakan tukar pikiran yang sebaik-
baiknya, jelasnya bahwa orang yang berdakwah dengan mujadalah
itu tidak boleh beranggapan bahwa yang satu dengan lainnya sebagai
32 Dzikron Abdullah, Op.cit, hlm. 25.
26
lawan, tetapi harus dianggap sebagai teman yang berusaha untuk
mencari kebenaran.
Dengan metode mujadalah ini maka da’i dapat memperoleh
beberapa keberhasilan dalam dakwah sebagai berikut:
a. Da’i dapat menunjukkan kepada khalayak tentang kebenaran yang
dibawanya, karena dengan adanya diskusi, maka kebenaran akan
terungkap secara jelas karena disertai dengan berbagai
argumentasi yang memadai.
b. Dengan metode diskusi, da’i dapat menyadarkan lawan bicaranya
apabila ternyata lawan bicaranya tersebut salah.
c. Dengan metode diskusi, da’i dapat menunjukkan kebenaran
dakwah Islam kepada mereka yang menentang Islam dengan
memberikan bukti-bukti ajaran Islam yang haq secara nyata dan
penuh kearifan.
Di era global, metode dakwah dengan diskusi sangatlah relevan,
karena dengan diskusi berarti menghidupkan dialog dari hati ke hati.
Tanpa adanya dialog, maka dakwah di era global bisa menimbulkan
konflik dan permusuhan. Sebagaimana dinyatakan oleh Asghar Ali
Engineer bahwa globalisasi membawa terlalu banyak bertambahnya
perpindahan penduduk dan migrasi. Jadi keragaman mendorong banyak
manusia dari berbagai agama dan budaya untuk hidup bersama. Maka
harus ada dialog di antara mereka. Apabila di antara mereka lebih
27
menekankan dakwah (dalam arti sempit) dengan mengalahkan dialog,
pasti akan terjadi ketegangan, permusuhan, konflik dan ketegangan sosial
akan mengganggu stabilitas sosial.33
2. Tinjauan Tentang Media Komunikasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Istilah komunikasi diambil dari bahasa Inggris communication,
yang artinya pemberitahuan, pembicara mengharap pertimbangan atau
jawaban dari pendengarnya.34 Dengan demikian media komunikasi
adalah suatu alat atau perantara yang dipakai untuk berkomunikasi.
Unsur media dalam komunikasi telah banyak menarik
perhatian karena banyak menimbulkan pengaruh dalam perkembangan
komunikasi, baik sebagai proses sosial maupun sebagai ilmu
pengetahuan.
Perkembangan yang semakin cepat di bidang teknologi
komunikasi menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kegiatan
penyebarluasan informasi atau gagasan. Ini berarti pula berpengaruh
besar terhadap kegiatan hubungan masyarakat.
Media massa (pers, radio, televisi, dan film) sangat membantu
kegiatan hubungan masyarakat. Dengan menggunakan media massa
33 Asghar Ali Engineer, “ Da’ah or Dialogue?”, dalam Ihya’ Ulumuddin,Vol. 4 No. 1,
2002, hlm. 53 34 Drs. Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Armico, Bandung, 1984, hlm. 25.
28
ini penyebarluasan informasi bukan saja sangat luas tetapi juga cepat
dan serentak.35
Media massa telah meningkatkan intensitas kecepatan dan
jangkauan komunikasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar. Ini
disebabkan adnya alat-alat komunikasi seperti pers, radio, televisi dan
film seperti tersebut di atas, bahkan alat-alat tersebut telah melekat
dan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan pada abad ini. Oleh
karenanya masalah media terutama media massa tak bisa dilewatkan
begitu saja. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini :
2. Macam-macam Media Massa
Pengertian media massa adalah sarana dan saluran resmi
sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Adapun sarana atau alat-alat komunikasi massa
tersebut meliputi berbagai macam, yaitu :
a. Pers
Perkataan pers berasal dari kata latin yaitu pressa yang
artinya mesin cetak. Kemudian dalam teori publikasi, pers
diartikan sebagai alat-alat percetakan dari suatu idea untuk
disebarkan lebih lanjut kepada masyarakat. Menurut Drs. Oey
Kong Lee, pers dalam pengertian luas meliputi semua barang
35 Drs. A.W. Widjaya, Komunikasi, Bina Aksara, Jakarta, 1986, hlm. 77.
29
tercetak, termasuk surat kabar, majalah, pamflet, buku dan lain-
lain.36
Fungsi sosial pers menurut Drs. A. W. Widjaja adalah
sebagai berikut ;
1. Fungsi Informal
Yakni memberi keterangan tentang kejadian sehari-hari baik
dalam lingkungan kota, daerah tingkat II maupun internasional.
2. Fungsi Mendidik
Di negara-negara yang sedang berkembang, surat kabar juga
merupakan alat pendidikan yang paling murah.
3. Fungsi Menghubungkan
Yakni menyelenggarakan hubungan sosial antara tokoh-tokoh
negara/masyarakat dengan pembaca secara tidak langsung,
misalnya melalui iklan.
4. Fungsi mengumpulkan dan membentuk, melalui pers pendapat-
pendapat terkumpulkan dan pendapat umum terbentuk.
5. Fungsi menjaga ketertiban umum, cita-cita dan tujuan pers
sesungguhnya dan seharusnya ialah mengabdi kepada
masyarakat (social service). Jadi surat kabar harus ikut serta
menjaga ketertiban umum serta berorientasi kepada kepentingan
umum.
36 Drs. Oey Kong Lee, Publistik Pers, Ichtiar, Jakarta, 1965, hlm. 107.
30
6. Fungsi Menghibur, ada surat kabar yang isinya hanya mengenai
berita-berita yang serius. Surat kabar yang semacam ini disebut
quality newspaper. Ada lagi yang disebut populer newspaper,
yang bersifat hiburan (entertaiment) teka teki silang. Sungguh
terjadi, nyanyian dan sebagainya, maka digemari dan dapat
mendesak quality newspaper. Di Indonesia hampir semua surat
kabar memperhatikan fungsi menghibur tadi.37
b. Radio
Radio juga merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sarana untuk
komunikasi yaitu media massa, namun penyampaian dengan
media berbeda media cetak atau pers.
Radio merupakan media komunikasi yang dipergunakan
dalam mengirim warta jarak jauh yang dapat ditangkap oleh
sekelompok orang yang mendengarnya melalui pemancar radio
yang diinginkan.
Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada efektifitas
dan efisiensi berdakwah. Hal ini nampak dari adanya bentuk yang
sederhana tanpa harus bertemu antara da’i dan mad’unya.38
c. Film
Film adalah tehnik audio visual yang sangat efektif dalam
mempengaruhi penonton-penontonnya. Ini merupakan kombinasi
37 Drs. A.W. Widjaja, Op.cit, hlm. 81. 38 Bahri Ghazali, Op.cit, hlm. 37.
31
dari drama dengan paduan suara dan musik, serta drama dengan
paduan dari tingkah laku dan emosi, dapat dinikmati benar-benar
oleh penontonnya, sekaligus dengan mata, telinga dan di ruang
yang remang-remang, antara gelap dan terang.39
Film ini berbeda dengan media massa lain. Kalau radio dan
televisi dapat diterima dari pelosok-pelosok, maka film hanya bisa
disaksikan pada tempat-tempat tertentu seperti lapangan dan
gedung bisokop.
d. Televisi
Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah karena
kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas
dengan melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya).
Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan berbagai
cara baik dalam bentuk ceramah, sandiwara,fragmen ataupun
drama. Kelebihan dakwah melalui televisi adalah di samping
menarik karena kemungkinan penyajian yang variasi juga
kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas.40
Dengan melihat berbagai macam alat-alat komunikasi
massa, tersebut di atas, maka kita akan dapat memilih media yang
tepat dalam kegiatan hubungan masyarakat, agar dengan seefisien
mungkin tercapai hasil yang efektif sehingga tujuan dari kegiatan
39 Drs. A.W. Widjaja, Op.cit, hlm. 84. 40 Slamet Muhaimin Abda, Op.cit, hlm. 97-98.
32
hubungan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga atau
organisasi dan instansi dapat tercapai.
3. Tabloid Sebagai Media Dakwah
Tabloid adalah satu bagian dari media massa yang berbentuk pers
atau hasil dari media cetak. Tabloid adalah surat kabar ukuran kecil yang
banyak memuat berita secara singkat, bergambar, dan mudah dibaca
umum. Tabloid biasanya mempunyai judul yang memikat dan mempunyai
sensasi.41 Karena sifatnya yang demikian itulah maka tabloid dapat
dimanfaatkan sebagai media dakwah yang cukup efektif. Pertimbangan
lainnya adalah bahwa tabloid merupakan media yang dalam realitas
sehari-hari sering dibaca masyarakat.
Tabloid sebagai bagian dari media cetak mempunyai keunggulan-
keunggulan yang cukup banyak. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh
Edward Sapir bahwa media cetak mempunyai keunggulan-keunggulan
sebagai berikut:
a. Media cetak dapat mencapai masyarakat yang lebih luas daripada model
komunikasi face to face.
b. Media cetak memungkinkan adanya imitasi (peniruan) dari ide atau
gagasan oleh lebih banyak orang (secara tidak langsung), karena
jumlah pembaca yang lebih banyak daripada dalam proses yang face
to face.
41 Depdikbud, Op.cit, hlm. 1117
33
c. Mengatasi batas-batas komunikasi yang diakibatkan oleh perbedaan
ruang (geografis) dan waktu.42
Dari keterangan di atas, dapat dilihat bahwa tabloid merupakan
salah satu media cetak yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah. Hal ini karena tabloid lebih banyak diserap oleh
masyarakat umum dan dapat dibaca secara langsung sehingga bisa dihafal
dan dimengerti sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka, karena
memang bahasa tabloid dibuat selugas mungkin. Ini tentu berbeda dengan
buku-buku tulisan ilmiah yang kadang-kadang hanya dipahami kalangan
tertentu saja yang mempunyai dasar keilmuan yang baik.
Salah satu contoh tabloid yang memuat pesan-pesan dakwah
dengan bahasa yang lugas dan bisa dipahami masyarakat luas adalah
tabloid Manajemen Qalbu. Dalam penyajiannya, tabloid MQ memuat
berbagai macam rubrik yakni taushiyah, mutiara hikmah, percik,
profesional muda, tarbiyah dunia Islam, tafakur, dan muhasabah.
Berbagai rubrik tersebut berisi tentang beraneka ragam materi
dakwah, sehingga tabloid MQ mempunyai ciri khas tersendiri. Dalam
penyajiannya, tabloid MQ lebih menekankan pada segi agamanya. Dengan
demikian tabloid ini dapat dijadikan sebagai media dakwah yang efektif,
karena mempunyai ciri-ciri sebagaimana tersebut di atas.
Salah satu penulis rubrik yang ada dalam tabloid MQ adalah Aa
Gym, yakni di dalam rubrik taushiyah. Dalam rubrik ini Aa Gym
memberikan bimbingan kepada umat melalui tulisan yang menyentuh hati
42 Dr. Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, 1986, hlm.
4.
34
para pembacanya dengan menguraikan materi keagamaan. Aa Gym
menulis dengan memadukan ajaran Islam dengan realitas kehidupan
masyarakat kekinian sehingga lebih mengena dan mudah dipahami.