Upload
ika-krastanaya
View
139
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dermatitis seboroik
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dermatitis Seboroik
A.1 Definisi
Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang kronis, peradangan kulit yang kambuh dimana
tempat predileksinya adalah di daerah yang banyak memiliki kelenjar subasea. Kelainan ini
ditandai oleh scaling dan patch eritematosa yang kurang jelas, dengan variasi tingkat dan
karakteristik morfologi yang tergantung pada daerah kulit yang terkena. Kulit kepala hampir
selalu terkena, tempat predileksi lainnya (dalam urutan frekuensi) adalah wajah, dada, dan
daerah intertriginosa. 3
Sedangkan menurut Gerd Plewig dan Thomas Jansen, dermatitis seboroik merupakan
dermatosis papulo squama yang kronis serta mudah dikenali. Bisa terjadi pada bayi dan
dewasa dan seringkali dihubungkan dengan peningkatan produksi sebum (seborrhea) dari
kulit kepala serta folikel yang banyak mengandung kelenjar subasea dari wajah. 2
Tampak gambaran patch yang khas dari dermatitis seboroik eritematosa dengan rona
kekuningan, dan ditutupi dengan squama berminyak tebal yang dapat dilepas dengan mudah.
Pada kulit kepala, lesi dapat bervariasi dari sisik kering (ketombe) menjadi kuning, sisik yang
berminyak dan eritema (A). Pada wajah, penyakit ini didapatkan pada alis, glabella (B),
lipatan nasolabial (C), konka dari daun telinga, dan daerah retroauricular (D). Lesi dapat
bervariasi dalam tingkat keparahan dari patch eritematosa untuk scaling yang diskrit (E).
Pada pria dengan jenggot, kumis, atau cambang, lesi mungkin dapat berpengaruh terhadap
rambut (F), dan bisa terlihat bila dicukur. Di dada dan di daerah dada bagian tengah pada pria
secara umum ditandai oleh circinate patch dengan luas scaling cahaya merah di tengah dan
papula merah gelap di daerah marginal (G). Pada pasien yang terinfeksi HIV, lesi yang luas
dan tampak dapat meradang (H). 3
Gambar 2.1 Gambaran klinis dermatitis seboroik
A.2 Epidemiologi
Dermatitis seboroik dapat di jumpai pada 2 puncak umur yang berbeda dalam kehidupan, satu
pada masa bayi dalam 3 bulan pertama kehidupan dan yang kedua sekitar dekade ketujuh
kehidupan. Tidak ada data yang akurat pada data dari dermatitis seboroik pada bayi. Pada
orang dewasa diyakini lebih banyak dari kasus psoriasis, mempengaruhi setidaknya 3%
sampai 5% dari populasi di Amerika Serikat. Pria teridentifikasi lebih sering terjangkit
daripada perempuan di semua kelompok umur. Tidak ada kecenderungan yang mengarah
pada jenis ras. Dermatitis seboroik ditemukan pada 85 % pasien yang terinfeksi HIV. 2
Pada tahun 1971-1974 National Health and Nutrition Examination Survey meneliti sampel
pasien antara usia < 1 tahun sampai dengan usia 74 tahun. Hasil penelitian didapatkan 70 %
pasien mengalami dermatitis seboroik pada rentang umur 3 bulan sampai dengan 1 tahun.
Dimana didapatkan hasil 46,64 % pada pasien laki-laki dan 55,56 % pada pasien wanita.3
Dermatitis Seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Berdasarkan pada suatu
survey pada 1.116 anak–anak , dari perbandingan usia dan jenis kelamin, didapatkan
prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak laki–laki dan 9,5% pada anak
perempuan. 4,5
Prevalensi semakin berkurang pada setahun berikutnya dan menurun pada umur lebih dari 4
tahun. Kebanyakan pasien (72%) mengidap dermatitis seboroik yang ringan. 5
A.3 Klasifikasi
Dermatitis seboroik pada remaja dan dewasa biasanya bermula dari scaling greasy ringan
pada kulit kepala dengan eritema serta skala dari lipatan nasolabial atau kulit postauricular.
Scaling sering timbul bersamaan dengan kulit yang berminyak mengikuti aktivitas produksi
kelenjar sebasea yang meningkat (misalnya di daerah auricula, daerah jenggot, alis), kadang-
kadang wajah. Blepharitis, dengan oklusi kelenjar meibom dan pembentukan abses, otitis
eksterna, dan akne vulgaris hidup bersama pityriasis versicolor. 5
Pada bayi, dermatitis seboroik dapat muncul dengan bentuk sisik yang tebal dan berminyak
pada kulit kepala (cradle cap). Kondisi ini tidak menimbulkan keluhan gatal pada bayi,
seperti di anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dermatitis akut (ditandai dengan keluarnya
cairan dan bayi biasanya menangis). Tanda dapat bervariasi dalam warna, yaitu putih, atau
kuning. 5
Anak dengan immunocompromised pengidap dermatitis seboroik sering mengalami diare
secara bersamaan dan terjadi gangguan tumbuh kembang sehingga bayi dengan gejala-gejala
seperti ini harus dievaluasi secara ketat. 5
A.4 Etiopatogenesis
Dermatitis seboroika disebabkan meningkatnya status seboroika yaitu aktivitas kelenjar
sebasea yang hiperaktif sehingga sekresi sebumnya meningkat.1
Selain itu dermatitis seoroika juga dapat dipengaruhi faktor predisposisi. Beberapa faktor
predisposisinya yaitu : 1,2,3,4,5
a. Hormon
Dermatitis seboroik dijumpai pada bayi dan pada usia pubertas. Pada bayi dijumpai pecime
trans plasenta yang meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik
bila kadar pecime ini menurun.
b. Jamur Pityrosporum ovale
Penelitian lain menunjukan bahwa Pityrosporum ovale (Malassezia ovale), jamur lipofilik,
dijumpai banyak pada penderita dermatitis seboroik. Pertumbuhan P. ovale yang berlebihan
dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam
epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri melalui aktivasi sel limfosit T dan sel
Langerhans.
c. Perbandingan komposisi lipid dikulit berubah, jumlah kolesterol, trigliserida, pecimen
meningkat; dan kadar squelen,asam lemak bebas dan wax ester menurun.
d. Iklim
e. Genetik stasus seboroik ( seborrhoeic state ) yang diturunkan secara gen.
f. Lingkungan
g. Hormon
h. Neurologik
Meskipun banyak teori mengenai dermatitis seboroik, namun penyebabnya masih belum
diketahui. Penyakit ini berhubungan dengan kelenjar minyak pada kulit, walaupun produksi
sebum meningkat namun tidak selalu menjadi patokan. Bahkan jika penyakit ini tidak
memberikan gejala, maka dermatitis seboroik bukan merupakan penyakit yang terdapat pada
kelenjar sebaceous.
Tingginya insiden dermatitis seboroik pada bayi baru lahir berbanding lurus dengan aktivitas
kelenjar sebaceous pada usia ini. Telah dibuktikan bahwa bayi yang baru lahir memiliki
kelenjar sebasea yang banyak dengan sekresi sebum yang tinggi yang hampir mirip pada
orang dewasa. Pada saat bayi, produksi sebum dan dermatitis seboroik berhubungan sangat
erat 2 . Dermatitis dapat terjadi terutama pada wajah, telinga, kulit kepala, dan bagian atas
yang banyak mengandung folikel sebasea. Dua penyakit yang lazim pada daerah ini adalah:
dermatitis seboroik dan jerawat. Pada pasien dengan dermatitis seboroik, kelenjar sebasea
seringkali terlihat pada penampang pecimen pecimen al.
Dalam sebuah penelitian lipid di kulit, permukaan kulit tidak meningkat tetapi komposisi
lipid terjadi peningkatan kolesterol, trigliserida, dan pecimen, dan penurunan squalene, asam
lemak bebas, dan ester lilin. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pasien dengan
parkinsonism, dimana sekresi sebum meningkat 2.
Dermatitis seboroik dilaporkan juga diduga dapat disebabkan karena faktor psikis seperti
stres, tetapi tidak ada data yang mendukung. 3
Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh
bakteri atau Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan
P.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk
metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui
aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. 1
Dermatitis seboroik sangat berhubungan dengan glandula subasea, glandula subasea aktif
pada bayi baru lahir, kemudian akhirnya menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun yang
disebabkan karena stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Meskipun kematangan
kelenjar subasea merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik, namun tidak ada hubungan
yang kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan suseptibilitas untuk menjadi
dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh proliferasi epidermis yang
meningkat seperti pada psoriasis. 1 Pada orang yang memiliki faktor predisposisi, timbulnya
dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional, infeksi, atau
defisiensi imun. 1
A.5 Predileksi
Tempat predileksi biasanya pada daerah yang berambut karena banyak kelenjar sebasea 2,4,5 :
a. Bayi
Ada 3 bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata
(penyakit Leiner) yang terbagi menjadi familial dan non-familial.
b. Orang dewasa
Berdasarkan daerah lesinya dermatitis seboroik terjadi pada kulit kepala (pitiriasis sika dan
inflamasi), wajah (blefaritis marginal, konjungtivitis, pada daerah lipatan/ sulcusnasolabial,
area jenggot, dahi, alis), daerah fleksura (aksilla, infra mamma, umbilicus, intergluteal, paha),
badan (petaloid, pitiriasiform) dan generalisata (eritroderma, eritroderma eksoliatif),
retroaurikula, telinga, dan di bawah buah dada.
A.6 Pemeriksaan penunjang (Histopatologi)
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dermatitis seboroik adalah pemeriksaan
histopatologi walaupun gambarannya kadang juga ditemukan pada penyakit lain, seperti pada
dermatitis atau psoriasis. Gambaran histopatologi tergantung dari stadium penyakit. Pada
bagian epidermis. Dijumpai parakeratosis dan akantosis. Pada korium, dijumpai pembuluh
darah melebar dan sebukan perivaskuler. Pada dermatitis seboroik akut dan subakut,
epidermisnya ekonthoik, terdapat infiltrat limfosit dan histiosit dalam jumlah sedikit pada
perivaskuler superfisial, spongiosis ringan hingga sedang, hiperplasia psoriasiform ringan,
ortokeratosis dan parakeratosis yang menyumbat folikuler, serta adanya skuama dan krusta
yang mengandung netrofil pada ostium folikuler. Gambaran ini merupakan gambaran yang
khas. Pada dermis bagian atas, dijumpai sebukan ringan limfohistiosit perivaskular. 2
B. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebaseus (glandula sebaceous) terdapat pada kulit seluruh tubuh kecuali telapak
tangan, telapak kaki, glans penis dan korona penis. Pada umumnya jumlah paling banyak dan
dengan ukuran yang besar terdapat pada daerah garis tengah punggung, dahi, kulit kepala,
muka, meatus akustikus eksternus dan anogenital. Pada daerah kulit kepala, dahi, pipi dan
dagu jumlah kelenjar per cm2 ialah 400 - 900 buah, sedangkan pada daerah lain lebih kecil
dari 100 buah kelenjar per cm2. Pada beberapa tempat kelenjar sebaseus bermuara langsung
di permukaan kulit atau tidak melalui saluran folikel rambut, yaitu seperti kelenjar Meibom
yang terdapat pada kelopak mata, kelenjar Tyson pada prepusium, labia minor dan areola
mamma.
Infundibulum adalah bagian folikel rambut (pilary canal) yang menghubungkan muara
folikel dengan duktus kelenjar sebaseus.
- 1/5 bagian atas disebut akroinfundibulum atau bagian epidermal
- 4/5 bagian bawah disebut infrainfundibulum atau bagian dermal.
Folikel sebaseus berisi sel keratin yang lepas dan jenis folikel ini merupakan sumber
terbentuknya akne. Sekresi kelenjar sebaseus adalah jenis holokrin, dengan kata lain
sekresinya atau sebum yang dihasilkan ialah dengan jalan desintegrasi sel-sel kelenjar.
Sebum mencapai permukaan kulit melalui duktus pilosebaseus. Pada permukaan kulit sebum
bercampur dengan lemak-lemak lain berasal terutama dari epidermis dan bersama-sama
membentuk lemak-lemak permukaan kulit. Lemak-lemak permukaan kulit ini adalah
senyawaan yang kompleks terdiri atas skualen, malam, ester, sterol, trigliserida, asam lemak
bebas, monodigliserida dan kolesterol. Skualen, ester-ester malam, trigliserida terutama
berasal dari kelenjar sebaseus, sedangkan ester sterol, kolesterol, lemak-lemak polar (polar
lipide) berasal dari epidermis.
C. Pekerjaan
C.1 Pengertian Pekerjaan
Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang
sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Pekerjaan memiliki peran yang sangat
besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan
psikologis. Lebih jauh lagi orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis akan
meningkatkan harga diri dan kompetensi diri.
Menurut Suroto (1992:15) ”Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau
jasa bagi diri atau orang lain, baik orang yang melakukan dibayar atau tidak”. Pekerjaan
adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa bagi diri sendiri atau orang lain dalam
kurun waktu tertentu. Setiap kegiatan manusia yang menghasilkan barang atau jasa dalam
kurun waktu tertentu dapat dimaknai sebagai pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat
menghasilkan imbalan atau bayaran. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai pekerjaan
apabila terdapat tanggungjawab yang menyertai kegiatan itu. Pekerjaan mensyaratkan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Siswanto
Sastrohadiwiryo (2003:127) mengatakan pekerjaan adalah ”Sekumpulan atau sekelompok
tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam
kurun waktu tertentu”. Berdasarkan tanggung jawab itu seseorang akan memperoleh imbalan.
Imbalan yang akan diterima bergantung pada besar atau kecil nilai tanggung jawab yang
dipikul pada suatu pekerjaan.
C.2 Jenis-Jenis Pekerjaan
Pada hakekatnya bekerja merupakan kodrat manusia. Pekerjaan merupakan salah satu
komponen yang menentukan kebahagiaan pada manusia dewasa, karena ketika seorang
individu sudah mencapai tahap kedewasaan maka status yang akan melekat dalam dirinya
akan sangat tergantung pada pekerjaan apa yang dia miliki. Orang yang mempunyai
pekerjaan akan dianggap mempunyai potensi yang lebih tinggi daripada orang yang
menganggur meski terkadang pekerjaan yang dimiliki tidak menghasilan pendapatan yang
dapat mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya.
Menurut Siswanto Sasatrohadiwiryo (2003: 27) menyatakan bahwa “Tenaga kerja merupakan
istilah yang identik dengan istilah personalia yang didalamnya meliputi buruh, karyawan, dan
pegawai”. Sedangkan menurut T. Hani Handoko (1991: 123) ada beberapa jenis
penggolongan pekerjaan yaitu:
1) Tenaga professional, teknisi, dan sejenisnya
2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
3) Tenaga usaha penjualan
4) Tenagausaha jasa
5) Tenaga usaha pertanian dan perikanan
6) Tenaga produksi, operasional alat alat angkutan dan pekerja kasar
1) Tenaga profesional, Teknisi, dan sejenisnya
Tenaga kerja ini membutuhkan keahlian dan jenjang pendidikan tertentu. Contoh guru,
dokter, dll.
2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
Ada pendidikan khusus untuk pekerjaan ini tetapi bisa juga menjadi tenaga kerja seperti
ini tanpa sekolah khusus. Contoh sekertaris, tata usaha, dll.
3) Tenaga usaha penjualan
Pekerjaan ini tidak memerlukan pendidikan khusus, yang dibutuhkan hanya keramahan,
komunikasi yang baik, mudah bergaul, ulet, dan tekun. Contoh penjual toko, salesman, dll.
4) Tenaga usaha jasa
Usaha yang menawarkan jasa. Pekerjaan ini memerlukan keahlian tertentu yang diperoleh
dari pendidikan formal/nonformal. Contoh tukang cukur, dll.
5) Tenaga usaha pertanian dan perikanan
Pekerjaan ini ada yang membutuhkan pendidikan khusustapi ada juga yang hanya
membutuhkan keuletan an ketekunan. Contoh petani, peternak, dll.
6) Tenaga produksi, operator angkutan, dan tenaga kasar
Tenaga ini kurang membutuhkan jenjang pendidikantetapi tetap memerlukan latihan.
Contoh pekerja pabrik, kuli, dll. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa jenis-jenis pekerjaan yaitu:
1) Buruh
2) Tenaga usaha pertanian dan perikanan
3) Pegawai ( Pegawai Negeri Sipil)
4) Tenaga usaha penjualan
5) Tenaga usaha jasa
D. Stress dan Pekerjaan
Yusuf (2004) menyebutkan lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres karena beberapa
faktor, antara lain tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, rasa kurang
memiliki pengendalian, hubungan antar manusia yang buruk, kurang pengakuan dan
peningkatan jenjang karier, rasa kurang aman dalam kerja. Menurut Sarafino (1994) tuntutan
kerja dapat menimbulkan stres dalam dua cara. Pertama pekerjaan itu mungkin terlalu
banyak. Penelitian menemukan bahwa muatan kerja dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan kecelakaan dan masalah kesehatan.
E. Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Jenis Pekerjaan
Stressor Psikis
Stress Psikis
Stressor Fisik
Kelelahan
Peningkatan aktivitas kelenjar
sebasea
Peningkatan Sebum
Dermatitis Seboroik
Jenis Pekerjaan Dermatitis Seboroik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain meta analisis.
B. Definisi Operasional
B.1 Pekerjaan adalah sesuatu yg dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian
B.2 Dermatitis Seboroik adalah penyakit kulit dengan peradangan superfisialis kronis,
dengan predileksi pada area seboroik, yang remisi dan eksaserbasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil