22
DERMATITIS SEBOROIK Presentasi Referat Oleh Velysia Nova Pembimbing dr. Yuli Kurniawati, SpKK

Dermatitis Seboroik Nova

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dermatitis Seboroik Nova

DERMATITIS SEBOROIK

Presentasi Referat

Oleh Velysia NovaPembimbing dr. Yuli Kurniawati, SpKK

Page 2: Dermatitis Seboroik Nova

Dermatitis Seboroik• Pendahuluan• Patogenesis• Gambaran klinis

– Dermatitis seborrheic pada infant– Dermatitis seborrheic pada dewasa– Dermatitis seborrheic pada individu

imunocompromise

• Diagnosis banding• Diagnosis• Tatalaksana• Prognosis

Page 3: Dermatitis Seboroik Nova

PendahuluanDefinisi

EpidemiologiEtiologi

Tujuan Penulisan

Page 4: Dermatitis Seboroik Nova

Pendahuluan

• Dermatitis seboroik adalah dermatosis papulosquamosa kronik yang biasanya mudah dikenali.

• Mengenai infant dan dewasa.• Berkaitan dengan peningkatan produksi

sebum (seborrhea)• Terutama terjadi pada kulit di daerah folikel

sebasea pada wajah dan trunkus.• Manifestasi klinis pada infeksi HIV.

Page 5: Dermatitis Seboroik Nova

Pendahuluan

• Usia puncak – Infant 3 bulan awal kehidupan– dekade empat sampai tujuh

• 3 % sampai 5 % dari populasi di Amerika Serikat.

• Laki-laki lebih sering daripada wanita. • Tidak terkait dengan ras.• Ditemukan pada 85 % pasien dengan infeksi

HIV dan AIDS.

Page 6: Dermatitis Seboroik Nova

Pendahuluan

• Walaupun terdapat banyak teori, penyebab dari dermatitis seboroik masih tidak diketahui.

• Pentingnya pendekatan dari segi klinis untuk mendiagnosis penyakit ini membuat perlunya informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, khususnya bagi dokter umum selaku lini pertama. Oleh sebab itu dalam referat ini akan dibahas tinjauan pustaka mengenai dermatitis seboroik.

Page 7: Dermatitis Seboroik Nova

Teori Etiopatogenesis• Seborrhea– Adalah peningkatan produksi sebum– Usia puncak penderita DS sama dengan tingkat

aktivitas kelenjar sebasea– Wajah, telinga, kulit kepala, dan badan bagian atas

khususnya yang memiliki banyak folikel sebasea– Pada DS terjadi perubahan komposisi lipid

• Mikrobial– Candida albican, bakteri aerob, Propionibacterium

acnes, Malassezia furfur .

Page 8: Dermatitis Seboroik Nova

Teori Etiopatogenesis– M. furfur merupakan mikroorganisme yang paling

banyak mengalami peningkatan jumlah pada pasien dengan DS.

– M. furfur dan produk hasil metaboliknya dapat menyebabkan reaksi inflamasi.

• Obat-obatan• Stress dan tekanan emosional• Temperatur dan kelembaban yang rendah• Proliferasi epidermal yang meningkat• Defisiensi nutrisi (zinc dan biotin)• Imunodefisiensi

Page 9: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis DS pada Infant

• Kulit yang terkena tampak berminyak, tebal, biasanya terdapat krusta dengan fisura (krusta lactea, krusta susu, atau cradle cap).

• Patch eritem dilapisi oleh skuama yang berminyak.

• Rambut tidak rontok dan jarang terjadi inflamasi.

Page 10: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis DS pada Infant

Page 11: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis pada Infant• Lesi biasanya terdapat pada– Kulit kepala– Trunkus (termasuk daerah lipatan kulit

dan daerah celemek)• Leiner disease– Sisik kemerahan pada kulit– Kondisi yang berat disertai anemia, diare

dan muntah. Biasanya disertai infeksi bakteri sekunder.

Page 12: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis DS pada Dewasa

• Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan.

• Bentuk Ringan – Ditandai dengan seborrhea, sisik, kemerahan yang

ringan, dan sering disertai pruritus pada kulit kepala, alis, lipatan nasolabial, dan daerah retroaurikuler sebagaimana diatas sternum dan bahu. Rambut tipis asimptomatik, ketombe putih pada kulit kepala.

– Bentuk ini dikenal sebagai pityriasis sicca.

Page 13: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis DS pada Dewasa• Bentuk Klasik– Eritema dan krusta yang tebal– Rambut cenderung mengalami kerontokan– Dikenal sebagai pityriasis steatoides

• Bentuk berat– Perluasan ke leher disertai krusta yang tebal.

Seluruh kepala dapat tertutup, dan mengenai supraorbita.

Page 14: Dermatitis Seboroik Nova

Gambaran Klinis DS pada Dewasa

Page 15: Dermatitis Seboroik Nova

Dermatitis seboroik pada individu imunocompromise

• Gambaran dermatitis seboroik yang tampak pada individu dengan imunocompromise, contohnya pada pasien dengan infeksi HIV memiliki beberapa perbedaan dengan bentuk klasik.

• Perbedaan tersebut meliputi distribusi lesi yang luas, ditandai dengan kondisi yang parah, dan pengobatannya sering mengalami kesulitan untuk sembuh.

Page 16: Dermatitis Seboroik Nova

Differential Diagnosis

• Tergantung lokasi dan beratnya penyakit– Psoriasis Vulgaris – Pitiriasis Rosea – Tinea Kapitis – Liken Simpleks Kronikus– Dermatitis Atopik

Page 17: Dermatitis Seboroik Nova

Diagnosis

• Gejala klinis yang khas. • Bila diperlukan untuk diagnosis banding– Pemeriksaan histopathologi

DS : gambaran dermatitis kronis, krusta bersisik dengan gambaran neutrofil pada puncak dari folikuler ostium.

– Pemeriksaan KOH 10-20%DS : negatif, tak ada hifa

– Pemeriksaan lampu WoodDS : fluoresen negatif

Page 18: Dermatitis Seboroik Nova

Tatalaksana

• Secara umum, terapi bertujuan untuk– menghilangkan sisik dengan keratolitik dan sampo– menghambat pertumbuhan jamur dengan pengobatan

anti jamur– mengendalikan infeksi sekunder – mengurangi eritema dan gatal dengan steroid topikal– Pasien harus diberitahu bahwa penyakit ini

berlangsung kronik dan sering kambuh. Harus dihindari faktor pencetus, seperti stres emosional, makanan berlemak, dan sebagainya.

Page 19: Dermatitis Seboroik Nova

Tatalaksana

• Pengobatan topikal– Obat anti inflamasi (immunomodulatory)– Keratolitik– Anti fungi

• Sistemik– Anti histamin– Infeksi sekunder diberikan antibiotik– Berat → dapat diberikan kortikosteroid sistemik,

dosis prednisolon 20 – 30 mg

Page 20: Dermatitis Seboroik Nova

Prognosis• Infant– Dapat menetap selama beberapa minggu sampai

beberapa bulan. Dapat terjadi eksaserbasi dan eksfoliasi general dermatitis. Prognosisnya baik walaupun tanpa terapi. Penyakit yang persisten pertimbangkan diagnosis psoriasis, defisiensi seng, histiositis sel Langerhan’s, atau imunodefisiensi.

• Dewasa– Menetap beberapa tahun sampai beberapa dekade

dengan fase penyembuhan pada cuaca hangat dan fase eksaserbasi pada cuaca dingin.

– Dapat terjadi lesi penyebaran yang luas akibat pengobatan topikal yang tidak tepat

Page 21: Dermatitis Seboroik Nova

Terima Kasih

Page 22: Dermatitis Seboroik Nova