Upload
muchammad-reza-ghozaly
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
zcxz
Citation preview
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1. Antenatal Care
Pengertian Ante Natal Care (ANC)
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kal nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu
hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.
Tujuan Antenatal Care (ANC)
o Tujuan Umum
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk
menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
o Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan
ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
o Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan
dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua
kali kunjungan (Saifuddin, 2005).
o Pemeriksaan Kehamilan
Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke
tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :
1. Trismester I : 1 kali
2. Trismester II : 1 kali
3. Trismester III : 2 kali
Pelayanan Antenatal
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal
dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB,
kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.
b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan.
c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku
sehari- hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko,
pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan
oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan
pemeriksaan kehamilan ulang.
2. Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah
kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah
kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di
rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang
dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :
a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.
b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan
distribusi kontak sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.
3. Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan
berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat
kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium
bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat
penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan
rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Muchtar (2005),
jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid
terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan c. Periksa ulang 2
kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
c. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan e. Periksa
khusus bila ada keluhan atau masalah
4. Pelaksana Pelayanan Antenatal
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas,
bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah
dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan
adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi
pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya
yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan
ataupun masyarakat (Azwar, 2002).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu,
kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas
pelayanan tersebut.
Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara
keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja
sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utama adalah karena
persoalan kesenjangan informasi. Adanya keinginan sehat menjadi
konsumsi perawatan kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang
menyangkut kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik,
informasi tentang jenis perawatan yang tersedia, serta tentang efektivitas
pelayanan kesehatan tersebut. Dari informasi inilah masyarakat kemudian
terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap
suatu pelayanan kesehatan.
Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran,
kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat
pendapatan, faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan)
aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan.
Menurut Departement Of health aducation and welfare, USA (1997) dalam
Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1)
faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi,
kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan
dengan masyarakat dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor
kesehatan lainnya, (2) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan
kesehatan: faktor sosio demografi (umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar
keluarga) faktor sosial psikologis (sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan
pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap
pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya), faktor status sosial ekonomi
(meliputi: pendidikan, pekerjaan, pendapatan/penghasilan), dapat digunakan
pelayanan kesehatan yang meliputi jarak antar rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan, variabel yang menyangkut kebutuhan (mobilitas, gejala penyakit
yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya).
Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan
Menurut Mayer (1996), mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan
yang baik terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu aksesibilitas, kualitas,
kesinambungan dan efisiensi dari pelayanan.
1. Aksesibilitas Pelayanan
Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu
yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap berbagai
jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan
pasien.
2. Kualitas
Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan
tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik.
Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider.
3. Kesinambungan
Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang
baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan
harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang
terus menerus antara individu dengan provider.
4. Efisiensi
Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang
menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi
pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan.
Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah
sebagai berikut :
1. Penyakit yang diderita
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun
nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit
yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti :
penyakit paru, penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit
kelenjar endokrin (gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati), penyakit infeksi
(virus dan bakteri parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan
bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya
gangguan dan penyulit pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat
menyebabkan terjadinya penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong
dalam kelompok ini antara lain :
toksemia gravidarum (keracunan hamil), perdarahan hamil tua yang
disebabkan karena plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) dan solusio
plasenta (plasenta terlepas sebelum anak lahir). Penyebab kematian ibu bersalin di
Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum.
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam
perjalanan kehamilan dan persalinannya.
2. Kehamilan Masa Lalu
Riwayat kehamilan masa lalu yang pernah diderita seperti normal dan
tidak normal akan memengaruhi kehamilan berikutnya atau menjadi faktor risiko
yang mungkin ada pada ibu. Ibu yang mengalami masalah pada kehamilan
sebelumnya akan lebih memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan antenatal care
memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya
2.2 Tanda Bahaya Trimester III
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 %
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan
dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-
angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya
terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan
ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit
penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai
upaya maksimal untuk mencegah ganggua n yang berat baik terhadap kehamilan
dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya, diantaranya perdarahan,
preeklamsi, nyeri hebat di daerah abdominopelvikum.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)
1. Perdarahan Pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan (28%). Pada
akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak
disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa
adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain
adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
2. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
3. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi
sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik (spot), berkunang- kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes,
2003).
4. Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi.
Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.
5. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan
gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa
dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
6. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada kehamilan
aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda
persalinan ini disebut ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam
rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban
pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan
kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).
7. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada umumnya
kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit
kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala
dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)
8. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas,
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram) (Saifuddin, 2002).
9. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah.
Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun
2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan
istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002,
p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
1.2. Ketidak Nyamanan Trimester III
Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III, adalah:
1. Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone
yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi
karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan
penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh
dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga
menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah
normal. Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1. Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
2. Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
3. Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4. Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah
menjalankan cara-cara no. a sampai c diatas b.
2. Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang
membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava
inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik
vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang
menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan
dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia. Adapun cara penangaannya adalah
sebagi berikut:.
1. Hindari menggunakan pakaian ketat
2. Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
3. Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4. Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan
vena-vena panggul.
3. Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester
III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya
yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman
yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.
Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1. Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan
janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2. Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Menghindari kafein dapat membuat seseorang
susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga
terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3. Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur.
Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk
menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan
sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
4. Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir
rasa lelah.
Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama
tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5. Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk
tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur,
usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6. Biasakan miring kiri. Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama
sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi
mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat
produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu
tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7. Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang
hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu
sering kencing pada malam hari.
8. Minum segelas susu hangat. Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil
mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan
meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan
membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi
mudah mengantuk.
4. Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring
pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi
wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus
yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya
maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung
ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga
gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen
lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk
memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan
karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah
apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat
mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari
bawah
Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat
menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah
jongkok.
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
Postur tubuh yang baik
Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat
masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal
dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas,
mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
Kompres es pada punggung
Pijatan/ usapan pada punggung
Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah
punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.
5. Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan
untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah
merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20
minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat.
Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat
pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme
di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau
energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan. Selain itu, disebabkan juga karena proses
bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan
panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi
janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam
tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda,
panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta
akan lebih banyak mengelurakan keringat. Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu
hamil adalah:
Pakai baju yang longgar dan nyaman.
Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka
jendela atau pintu.
Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.\
Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan
tubuh yang keluar dalam bentuk keringat2.
6. Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus
karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah
karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang
berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga
terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua. Cara mengurangi ketidaknyamanan
ini adalah:
Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab terjadinya
Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari
Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur pada malam hari
Batasi minum kopi, teh atau soda
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
7. Hemorrhoids
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering terjadi
karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga
membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bagian dalam anus).
Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan
perdarahan. Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk
mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-
pembuluh yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan
Progesterone menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besar. Pembesaran uterus dapat
meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi
venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic. Cara meringankan/mencegah :
Menghindari konstipasi
Menghindari ketegangan selama defekasi
Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi
juga meningkatkan sirkulasi
Kompres es/ garam Epsom
Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal
Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
8. Heart burn (panas dalam perut)
Ketidaknyamanan ini mulai terasa selama trimester kedua dan makin bertambah bersamaan
dengan tambahnya usia kehamilan, hilang saat persalinan. Heart burn istilah lain untuk
regurgitasi/refluks. Kandungan asam gastric (asam klorida dalam lambung) pada esophagus
bagian bawah oleh peristaltic balik. Keasaman menyebabkan rasa terbakar pada kerongkongan
dan tidak enak. Penyebab dari ketidaknyamanan ini , adalah :
Relaksasi cardiac spinkter lambung karena efek meningkatnya jumlah progesterone
Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang
kemungkinan karena meningkatnya progesteron dan tekanan uterus
Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh
pembesaran uterus
Cara meringankan
Makan porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/ makanan yang
berbumbu merangsang
Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat (mengiritasi gastric)
Hindari berbaring setelah makan
Hindari minuman selain air putih saat makan
Kunyah permen karet
Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini , juga dapat dilakukan terapi, yaitu :
Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi hidroxida alumunium
dan magnesium)
Hindari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas (peningkatan asam dalam
lambung)
Hindari sodium bicarbonate, bismuth salicylate
Tanda bahaya
Kehilangan berat badan/keletihan yang amat berat
Nyeri epigastrium disertai sakit kepala hebat, hipertensi dan edema patologis pada
trimester III (preeklampsia)
Nyeri perut yang hebat (abruption placenta, persalinan prematur, appendicitis)
9. Perut kembung
Ketidaknyamanan ini Terjadi pada trimester II dan III. Hal ini berawal dari Motilitas
gastrointestinal menurun, menyebabkab terjadinya perlambatan waktu pengosongan
menimbulkan efek peningkatan progesterone pada relaksasi otot polos dan penekanan uterus
pada usus besar. Cara meringankan ketidaknyamanan ini, yaitu :
Hindari makanan yang mengandung gas
Mengunyah makanan secara sempurna
Pertahankan kebiasaan BAB yang teratur
Posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi dada ditempelkan ke lantai) hal ini dapat
membantu ketidaknyamanan dari gas yang tidak keluar
10. Sakit kepala
Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan
penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap
perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan :
Teknik relaksasi
Memassase leher dan otot bahu
Penggunaan kompres panas/es pada leher
Istirahat
Mandi air hangat
Gunakan paracetamol
Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik
Tanda bahaya :
Bila bertambah berat atau berlanjut
Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi)
Jika ada migraine
Penglihatan berkurang atau kabur
11. Susah bernafas
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan
bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu. Sering dikeluhkan berupa sesak
nafas,akibat pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan paru-paru secara maksimal.
Bumil dianjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama. Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke
rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali
hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar
didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah tulang iga ibu. Cara menangulanginya adalah :
Jelaskan penyebab fisiologisnya
Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan
normal yang gterjadi
Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang
Mendorong postur tubuh yang baik , melakukan pernafasan interkostal
Anjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.
12. Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak
teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat
13. Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan
perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.
14. Keluar cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal
kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
Tindakan :
Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan.
Hubungi dokter anda bila cairan berbau, terasa gatal, sakit.
15. Sulit tidur
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan perubahan hormonal, melainkan perubahan
fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar 10 kg bahkan lebih. Adanya
penambahan berat badan ini akan memunculkan sederet keluhan yang membuat ibu sulit tidur,
yaitu :
Punggung Pegal
Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan menarik
otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar sering mengeluh
pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang. Keluhan ini tentu saja
membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan acapkali terbangun.
Posisi Tidur
Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap jelas
mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat napasnya sesak. Satu-satunya
posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila posisi ini terus-menerus dilakukan
sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan
sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.
Dihantui kecemasan
Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut
persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa
sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.
Sering buang air kecil
Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin
yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas kandung
kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar ingin BAK. Dorongan untuk bolak-balik ke
kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk
mengatasinya, disarankan agar 2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan
kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap
terpenuhi, sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.
Gangguan psikis
Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka ketidaknyamanan.
Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau tidak,
ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir,
ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi
besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan tidur ibu hamil.
Cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut, adalah :
Relaks
Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugerah dan tidak semua perempuan mendapat
kesempatan memperoleh anugerah istimewa itu. Jadi, jalani kehamilan dengan relaks dan
penuh syukur. Biarkan tubuh berubah sesuai tuntutan kehamilan itu sendiri. Tak perlu takut
tubuh melar, toh bisa diakali dengan menyesuaikan penampilan. Misalnya, dengan baju-baju
hamil yang mengikuti mode dan nyaman saat dipakai. Sikap relaks membuat segalanya terasa
lebih ringan sehingga ibu bisa tidur lebih nyenyak.
Berdasarkan penelitian, mendengarkan alunan musik favorit terbukti amat membantu kondisi
ibu lebih tenang dan nyaman. Nah, agar manfaatnya bisa dirasakan maksimal, saat ini
dikembangkan terapi musik yang bisa ditemukan di klinik atau rumah sakit. Namun ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya jenis musik yang cocok, intensitas dan
suasana. Melalui terapi ini, perasaan dan pikiran ibu hamil akan digiring untuk lebih tenang
hingga ia bisa lebih relaks menjalani kehamilannya dan mudah tidur.
Selain bertujuan mengajarkan kepada ibu apa yang harus dilakukan kelak saat persalinan,
senam hamil juga bermanfaat mengendurkan otot-otot tubuh yang kaku. Pengaturan napas dan
gerakan-gerakan senam hamil akan membantu mengurangi keluhan rasa pegal, kaku dan ngilu,
sehingga akhirnya membuat kondisi ibu jadi lebih relaks dan dapat tidur lebih nyenyak.
Yoga menjadi pilihan yang sama baiknya untuk ibu hamil. Olahnapas yoga membuat otot-otot
lebih relaks, pikiran lebih tenang, tubuh lebih bugar, dan meningkatkan kemampuan
berkonsentrasi yang semuanya berpengaruh terhadap kenyenyakan tidur.
Minta bantuan ahli
Kehamilan dengan gangguan akan dirasakan sebagai beban yang teramat berat. Contohnya, ibu
mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan yang membuatnya merasa
tertekan. Gangguan di trimester pertama ini bisa saja merembet pada kesulitan tidur. Bila dirasa
kelewat membebani, konsultasikan pada ahlinya agar masalah ini segera terselesaikan.
Tidur miring ke kiri/kanan
Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini
diyakini dapat mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu
memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Khusus untuk
kehamilan trimester tiga, jangan lupa cermati juga hasil USG. Bila terlihat posisi punggung
janin berada di belahan kanan maka posisi tidur ibu sebaiknya miring ke kanan. Kalau ibu
bertahan tetap pada posisi miring ke kiri, janin seolah-olah jatuh tertelungkup. Akibatnya, si
kecil akan terus-menerus meronta dan membuat tidur ibu terganggu.
Gunakan bantal pengganjal
Bila ingin lebih relaks cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari paha hingga tumit. Ambil posisi
miring terlebih dahulu, lalu ganjal kaki mulai tumit hingga betis dengan dua bantal dan dari
lutut hingga pangkal paha dengan 1 bantal. Tidur dengan posisi ini memungkinkan ibu hamil
merasa lebih nyaman karena seluruh bagian kakinya memiliki penahan. Namun agar saat
tertidur, tubuh tidak balik terlentang, ganjal pula bagian belakang tubuh dengan bantal atau
guling.
Menjaga asupan gizi
Akibat gangguan mual-muntah, di trimester pertama ibu hamil umumnya sulit makan sehingga
asupan gizinya berkurang. Untuk menutup kekurangan tersebut, ibu hamil tetap harus berusaha
memenuhi kebutuhan nutrisi. Kecukupan nutrisi mampu membuat tubuh lebih bugar sehingga
tidur pun tak jadi jadi masalah.
Tak hanya di trimester pertama, di trimester akhir pun asupan gizi yang cukup dan seimbang
harus terus dijaga. Kondisi ibu yang lebih bugar pastilah akan membuat tidur ibu jauh lebih
nyaman. Ibu pun lebih kuat menghadapi beban yang pasti jauh lebih berat di hari persalinan.
16. Dispareunia (rasa sakit pada saat berhubungan seksual)
Ketidaknyamanan ini terjadi selama kehamilan. Akibat pembesaran uterus, hal ini
menyebabkan penurunan sirkulasi, pelvic/vagina kongesti. Sedangkan masalah fisik mungkin
disebabkan oleh pembesaran abdomen/masuknya bagian terbawah janin ke dalam pelvic.
Faktor psikologis dari hubungan seksual ini yaitu miskonsepsi dan takut menyakiti janin.
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini, yaitu :
Perubahan posisi, hal ini akan meredakan masalah yang disebabkan oleh pembesaran
abdomen/rasa sakit dari penetrasi yang dalam
Diskusi miskonsepsi dan ketakutan, agar wanita tidak khawatir berlebihan
Kedua pasangan sebaiknya membuka informasi pada cara alternative untuk kepuasan
seksual masing-masing
17. Nyeri dan sakit
Akibat lain dari pembesaran raim adalah nyeri di bagian perut, selangkangan dan paha.
Tekanan kepala bayi, penambahan BB, dan longgarnya sendi akibat hormon juga dapat
menyebabkan sakit pinggang dan rulang2 panggul.
18. Keputihan
Ini merupakan ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester pertama hingga ketiga,
bahkan pada wanita yang tidak hamil pun mengalami keputihan ini. Cara mengatasi
ketidaknyamanan ini, yaitu :
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
Memakai pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan buah dan sayur
19. Nyeri ligamentum rotundum
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Cara mengatasinya, yaitu :
* Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
* Tekuk lutut ke arah abdomen
* Mandi air hangat
* Gunakan banatalan pemanas pada area yang sakit hanay jika tidak terkena kontra indikasi
* Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan diantara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring miring
20. Pusing atau sincope
Ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini adalah :
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
Hindari berbaring dalam posisi terlentang
21. Varises pada kaki
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat tekanan pembuluh vena
besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari tubuh bagian bawah terhambat dan
menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar
dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga
dianjurkan untuk jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan
kaki ditinggikan.
Cara mengatasinya , yaitu :
Tinggikan kaki sewaktu berbaring
Jaga agar kaki tidak bersilang
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
1.3. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap
wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan , ibu perlu
pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang
dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu
kwatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan
apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah, 2008: 51).
Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari tinggi badan dan
berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet makan
sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari perhitungan BMI (body mass index),
peningkatan berat badan selama kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil.
Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk memperkirakan
jumlah total lemak dalam tubuh. dengan BMI juga dapat dipakai untuk menilai adanya
risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainya secara umum.
BMI =Berat badan sebelum kehamilan (kg)
Tinggi badan (m) × tinggi badan (m)
Misalnya: berat badan sebelum kehamilan = 50 kg, tinggi badan = 1,6 m.
Maka perhitungan BMI =
=
50
1,6× 1,6
50 = 19,532,56
Nilai BMI Penilaian berat badanTotal peningkatan berat badan
yang diharapkan selamakehamilan
> 30 Obesitas – kegemukan 6 - 9 kg25-29,9 Berat badan berlebihan 6 - 11 kg18,5-24,9 Berat badan Ideal 11- 15 kg
< 18,5Berat badan kurang 12 – 18 kg
Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi kesehatan bagi
ibu dan bayi. Jika ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum
kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari pada ibu
hamil dengan berat badan ideal. Ibu hamil yang mempunyai peningkatan berat
badan yang terlalu berlebihan akan beresiko terjadinya komplikasi kehamilan
seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses
kehamilan) atau terjadinya preeklampsia ( keracunan kehamilan di mana terjadi
peningkatan tekanan darah). Selain itu, penimbunan lemak tubuh yang berlebihan
akan membuat berat badan sulit turun setelah melahirkan nantinya.
Demikian juga sebaliknya, wanita yang berat badanya kurang sebelum
hamil , maka ketika ia hamil perlu menambah berat badan lebih banyak dari pada
ibu dengan berat badan ideal. Asupan gizi yang berkurang, akan menghambat
pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR dan gangguan kehamilan lainya.
Kenaikan berat badan selama masa kehamilan tergantung dari berat badan saat
sebelum kehamilan.Yang terbaik dilakukan adalah bila berniat untuk hamil,
sebaiknya mempersiapkan berat badan ideal dahulu sebelum hamil, sehingga
tubuh akan menyimpan semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh selama
kehamilan secara seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral dalam jumlah yang seimbang.
Dalam hal ini Suririnah (2008: 53). Berpendapat bila berat badan berlebih
sebelum hamil bukan berarti harus berdiet makan secara ketat karena akan
berbahaya dan memengaruhi asupan gizi yangdiperlukan bayi anda. Sebaliknya,
bila berat badan kurang tidak berarti makan secara berlebihan juga.
Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal
adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan
mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses
persalinan (Macdougall, 2003: 18).
Kecepatan pertambahan berat badan pada wanita hamil berbeda-beda.
Selama triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. dalam triwulan kedua biasanya
bertambah sekitar 6 kg dan alam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Angka-anka ini
hanya perkiraan belaka, karena tentu saja pola pertambahan berat badan bersifat
sangat individual (Macdougall, 2003: 18).
Pada minggu ke-6 masa kehamilan, Anda akan melihat pertambahan berat
badan sejak minggu ke-12, sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu
ke-20 dan 30. Setelah minggu ke-36. Berat badan diakhir kehamilan dapat
bertambah bila memiliki kecendrungan meretensi cairan (Macdougall, 2003: 18).
Kecepatan pertambahan berat badan yang direkomendasikan mencapai 1
sampai 2 kg selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg perminggu untuk
wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26).
Peningkatan berat progresif secara bertahap pada dua trimester terakhir umumnya
merupakan peningkatan jariangan lemak dan jaringan tidak lemak. Selama
trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada trimester
ketiga, kebanyakan pertumbuhan janin. Berat badan harus dikaji pada setiap
kunjungan prenatal dan ditulis digrafik peningkatan berat untuk memantau
kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai. Variasi laju ini
(misalnya, kurang dari 0,5 kg per bulan pada wanita yang gemuk atau kurang dari
1 kg per bulan dalam dua semester terakhir pada wanita dengan berat normal)
dapat mengindikasikan diperlukan intervensi. Penyebab deviasi laju peningkatan
berat yang diharapkan ini kemungkinan antara lain pengukuran atau pencatatan
yang keliru, berat pakaian yang dikenakan berbeda, jam saat ditimbang berbeda
dan akumulasi cairan, serta asupan makanan yang tidak adekuat atau berlebihan.
Peningkatan berat yang mencolok kemungkinan disebabkan oleh retensi cairan
yang berlebihan. Peningkatan lebih dari 3 kg per bulan, khususnya setelah minggu
ke-20 gestasi, dapat mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi
akibat kehamilan.
Kehamilan bukanlah saat untuk melakukan diet. Bagi wanita yang ramping
dan sangat memperhatikan bentuk tubuh (BMI < 19,8), peningkatan berat badan
merupakan masalah besar. Plasenta ibu,yang tidak mendapat makanan yang
adekuat, seringkali berisi lebih sedikit sel yang diukurnya lebih kecil dan kurang
mampu menyintesis nutrien yang dibutuhkan janin.
Ibu harus diberi penjelasan tentang efek nutrisi tidak adekuat pada
perkembangan janin. Konseling ini harus mencakup informasi tentang komponen
peningkatan badan yang direkomendasikan dan seberapa banyak peningkatan ini
akan hilang saat melahirkan. Penjelasan tentang cara menurunkan berat pada masa
pascapartum, membantu meradakan rasa cemas pada ibu.
Secara ideal, wanita yang mengalami obesitas berlebihan (BMI > 29) harus
menjalani program penurunan berat sebelum konsepsi. Namun, semua wanita
perlu mengalami peningkatan berat selama hamil. Peningkatan berat sekurang-
kurangnya harus sama dengan berat produk konsepsi (janin, plasenta, cairan
amnion). Kualitas peningkatan berat ini harus ditekankan pada makanan kaya
nutrient dan upaya menghindari makanan tidak berkalori (Bobak, et al, 2004: 205).
Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
1. Cairan ketuban
Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu.
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc. Kekurangan
(oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban (polihidramion) dapat dijadikan
indikator terjadinya sesuatu pada janinnya; apakah karena saluran cerna, kelainan
tulang belakang dan lainnya. Adanya ketidak normalan air ketuban ini baru
terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau sekitar 5 bulan.
2. Pembesaran organ-organ
Ukuran Ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm
dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara itu rahim ibu hamil
ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1000 gram, panjangnya 35 cm.
3. Peningkatan jumlah cairan tubuh
Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama
kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan) dapat
mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi penurunan berat
badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat badan ini tergantung 3
hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan, dehidrasi selama proses
persalinan, dan kehilangan darah selama proses persalinan.
4. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan
Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak
hamil, yang diperlukan untuk peprtumbuhan dan perkembangan uterus dan janin.
5. Bertambahnya volume sel darah
Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai
maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume relatif stabil
sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu, terjadi pula peningkatan
volume plasma (cairan darah), selama kehamilan hingga dapat mencapai
maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume plasma dapat mencapai 1,3
liter (Solahuddin, 2010: 1).
2.5 Diare pada kehamilan
A. Pengertian
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-
kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
B. Faktor Penyebab Diare
1 Faktor infeksi
1. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut :
Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, Salmonella, Stigella, Campilobacter,
Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
Infeksi Virus : Entrovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis).
Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides).
b. Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis
media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorsi
Malabsorsi karbohidrat disakarida, lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (Jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C. Tanda-tanda Penyakit Diare
1. Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan kekurangan cairan, sehingga
perlu diberi minum yang banyak.
2. Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan terlihat gelisah.
3. Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair dan kadang-kadang
berdarah.
4. Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat.
5. Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi makan yang cukup
supaya kondisi tubuh membaik.
6. Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah makan karena merupakan
gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi
appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain yang merupakan
factor penyebab diare.
7. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :
a. Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak buang
air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan lemah,
kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan sedikit atau tidak ada air mata,
mengantuk, mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.
b. Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot lengan,
kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-ubun
cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
c. Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah pada
keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Berkurangnya
kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba dingin dan lembab, denyut nadi
yang semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba, tekanan darah yang menurun
hingga tidak terukur, kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak
diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa atau kematian.
D. Akibat dari Diare
Akibat dari diare yaitu tubuh kekurangan cairan dan garam-garaman yang
sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena
penyakit diare makin banyak dan cepat pula tubuh kehilangan cairan. Akibat
kekurangan cairan, kemungkinan besar akan menyebabkan kematian. Dalam istilah
kedokteran disebut dehidrasi.
E. Cara Penularan Diare
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau tercemar
pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah terjadi bila tempat
penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air
pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus/bakteri
dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan
kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat
menularkan diare ke orang yang memakannya.
F. Pencegahan Penyakit Diare
1. Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat
2. Gunakan sumber air minum yang bersih
3. Makanan dan minuman yang dimasak
4. Kebersihan perorangan
Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti : mencuci tangan dengan sabun.
5. Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga
a. Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.
b. Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.
6. Makanan yang bergizi
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Supaya tidak
membosankan, penyajian makanan dapat berganti-ganti.
7. Lingkungan yang bersih dan sehat
G. Penanganan
Cara pengobatan diare di rumah :
1. Tingkatkan pemberian cairan
Pemberian ASI (Air Susu Ibu).
Pemberian susu buatan (campuran sama banyaknya dengan air masak).
Pemberian cairan lain, seperti : air teh, sop, air tajin dari pemasakan
nasi, LGG (Larutan Gula Garam), air kelapa, larutan oralit).
2. Teruskan makanan
Berikan makanan yang mudah dicerna, yang mengandung kalium (sari
buah, sayur).
Jangan berikan makanan yang pedas.
3. Berikan makanan yang sering.
4. Bila diare tidak dapat diatasi dengan pemberian oralit atau LGG, bahkan
tambah berat, segera bawa penderita ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
H. Cara membuat oralit :
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum membuat larutan oralit.
2. Menuangkan air matang ke dalam gelas bersih sebanyak 200 cc
3. Menuangkan gula pasir sebanyak 1 sendok teh, kemudian menambahkan
garam halus ¼ sendok teh
4. Aduk sampai larut, minumkan LGG sampai habis setiap anak buang air besar.
I. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam usaha pertolongan pertama pada balita
yang terkena diare
Pada balita yang mengalami diare biasanya disertai dengan nafsu makan
menurun dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga keadaan demikian sangat
membahayakan balita. Maka dari itu ibu harus melakukan penanganan segera pada
diare yang sering dianggap ringgan padahal sangat membahayakan.