39
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum memiliki peranan yang penting yaitu sebagai penilai dan pengatur dalam proses pendidikan, sedangkan bentuk aplikasi dari kurikulum adalah pembelajaran. Pembelajaran meliputi proses belajar dan mengajar. Dalam situs internet http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/ disebutkan bahwa: Belajar merupakan proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Ruhimat (2009:116) bahwa belajar adalah “aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan perilaku pada individu-individu yang belajar”. Sementara dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/Lernen dijelaskan bahwa “Lernen ist nicht unbedingt ein bewusster oder absichtsvoller Vorgang, sondern häufig beiläufig und ungeplant. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu kejadian yang tidak harus dilakukan secara sadar atau terencana, melainkan sering dilakukan secara kebetulan dan tidak direncanakan. Berkenaan dengan pengertian mengajar, Joyce dan Shower dalam Mahfuddin (2008:61) menjelaskan bahwa mengajar merupakan “suatu aktivitas yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide,

BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran

Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

memiliki peranan yang penting yaitu sebagai penilai dan pengatur dalam proses

pendidikan, sedangkan bentuk aplikasi dari kurikulum adalah pembelajaran.

Pembelajaran meliputi proses belajar dan mengajar. Dalam situs internet

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/

disebutkan bahwa:

Belajar merupakan proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Ruhimat (2009:116)

bahwa belajar adalah “aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar

terjadi perubahan perilaku pada individu-individu yang belajar”. Sementara dalam

situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/Lernen dijelaskan bahwa “Lernen ist

nicht unbedingt ein bewusster oder absichtsvoller Vorgang, sondern häufig

beiläufig und ungeplant” . Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa belajar

merupakan suatu kejadian yang tidak harus dilakukan secara sadar atau terencana,

melainkan sering dilakukan secara kebetulan dan tidak direncanakan.

Berkenaan dengan pengertian mengajar, Joyce dan Shower dalam

Mahfuddin (2008:61) menjelaskan bahwa mengajar merupakan “suatu aktivitas

yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide,

Page 2: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

9

keterampilan untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara belajar bagaimana

belajar”. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Wijaya dalam Krisna (2009:1)

bahwa “mengajar merupakan upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti

menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar”. Di bawah ini akan

dijelaskan tentang pengertian pembelajaran, komponen, ciri-ciri dan tujuan

pembelajaran.

1. Pengertian Pembelajaran

Konsep pembelajaran dan pengajaran sebenarnya memiliki pengertian

yang berbeda. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Gagne dan Briggs

(Mahfuddin, 2008:14) yang menyebutkan bahwa “pembelajaran meliputi semua

peristiwa yang secara langsung berpengaruh pada belajar tentang “human being”,

sedangkan pengajaran hanya dianggap sebagai satu bentuk pembelajaran”. Akan

tetapi, Ruhimat (2009:136) berpendapat “kata pembelajaran dan pengajaran pada

hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Pembelajaran selalu tidak lepas dari peran seorang guru karena guru yang

selalu memberikan motivasi dan membantu siswa untuk belajar. Hal tersebut

dijelaskan oleh Gagne dkk, dalam Mahfuddin (2008:63) bahwa “pembelajaran

diartikan sebagai suatu rangkaian (kejadian, peristiwa) yang secara sengaja

dirancang untuk mempengaruhi siswa belajar sehingga proses belajar dapat

berlangsung dengan baik dan mudah”. Pendapat tersebut senada dengan yang

disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:225) bahwa

Page 3: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

10

“pembelajaran merupakan proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan

sehingga anak didik mau belajar”. Sementara Hamalik (2010:57) beranggapan

bahwa “pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara

sistematis untuk mempengaruhi siswa belajar. Sehubungan dengan berbagai teori

yang telah dijelaskan di atas maka dalam penelitian ini dibahas tentang

pembelajaran bahasa khususnya pada pembelajaran menulis berbahasa Jerman.

2. Komponen Pembelajaran

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Fathoni dan Riyana (Ruhimat, 2009:136)

yang menjelaskan bahwa komponen pembelajaran terdiri dari:

1) Siswa

Siswa berperan sebagai pencari, penerima, dan penyimpan materi pelajaran

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Guru

Guru berperan sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya agar kegiatan

belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

Page 4: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

11

3) Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku (kognitif,

psikomotorik, afektif) yang ingin dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

4) Materi Pelajaran

Materi pelajaran mencakup segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode

Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses

belajar mengajar agar materi pelajaran dapat tersampaikan secara baik kepada

siswa.

6) Media

Media merupakan alat bantu pengajaran yang dapat digunakan untuk

mempermudah pengajar dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu cara tertentu yang dapat digunakan untuk menilai

suatu proses dan hasilnya.

Pendapat di atas senada dengan teori yang terdapat dalam situs internet

http://de.wikipedia.org/wiki/Lernen bahwa komponen pembelajaran mencakup

beberapa aspek yaitu “soziokulturelle Bedingungen, Methoden, Medien,

Lerninhalte und im Zentrum die Lernziele”. Teori tersebut berarti bahwa

komponen pembelajaran mencakup beberapa aspek yaitu persyaratan

Page 5: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

12

sosiokultural, metode, media, materi pelajaran dan pada intinya adalah tujuan

pembelajaran.

Beberapa pendapat di atas mempunyai suatu kesamaan, yakni komponen

pembelajaran mencakup hubungan antara guru dan siswa, metode dan media yang

digunakan, materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena melalui komponen-

komponen tersebut dapat tercapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Selain itu, komponen pembelajaran berperan agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dan lancar.

3. Ciri-ciri Pembelajaran

Banyak ahli pendidikan yang menyebutkan tentang ciri-ciri pembelajaran,

salah satunya adalah Eggen dan Kauchak (Krisna, 2009:3) yang mengungkapkan

bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

1) Siswa berperan secara aktif untuk mengkaji ilmu terhadap lingkungannya

yaitu dengan cara mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-

kesamaan dan perbedaan-perbedaan.

2) Guru berperan sebagai penyedia materi, pendidik dan berinteraksi dengan

siswa dalam proses pembelajaran.

3) Segala aktivitas siswa harus berdasarkan pengkajian.

4) Guru berperan dalam pemberian arahan kepada siswa dalam menganalisis

informasi.

Page 6: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

13

5) Orientasi pembelajaran terdiri atas penguasaan materi pelajaran dan

pengembangan keterampilan berpikir.

6) Guru sebaiknya menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya mengajar guru.

Sementara menurut Siregar (2010:7), ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja yang dilakukan guru

untuk melakukan suatu proses perubahan perilaku siswa.

2) Dalam pembelajaran guru berperan mendorong siswa untuk belajar.

3) Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

pembelajaran dilaksanakan.

4) Pelaksanaan pembelajaran harus terkendali baik dari isinya, waktu, proses

maupun hasilnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kedua pendapat tersebut memiliki ciri-

ciri pembelajaran yang hampir sama, yaitu guru berperan sebagai pendidik dan

mendorong siswa untuk belajar. Berkaitan dengan berbagai teori di atas maka

dalam penelitian ini dibahas tentang penggunaan teknik pengajaran dalam

pembelajaran menulis. Hal tersebut senada dengan pendapat yang telah

disebutkan oleh Eggen dan Kauchak (Krisna, 2009:3) bahwa “dalam

pembelajaran guru sebaiknya menggunakan teknik mengajar yang bervariasi

sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru”.

Page 7: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

14

4. Tujuan pembelajaran

Berkenaan dengan tujuan pembelajaran, Mahfuddin (2008:64)

mengemukakan bahwa ”pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa belajar

sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya secara optimal”. Sementara itu,

Djiwandono dalam http://miftachr.blog.uns.ac.id/2009/10/tujuan-dan-unsur-

dinamis-belajar/ mengungkapkan bahwa:

Tujuan pembelajaran ada dua yaitu tujuan instrumental umum yang menggariskan hasil di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa dan tujuan instruksi khusus merupakan penjabaran yang lebih kongkrit yang menyangkut satu pokok bahasan tertentu. Dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/Lernziel disebutkan

bahwa “Lernziele beschreiben den angestrebten Lerngewinn der Schüler bezogen

auf einen bestimmten Inhalt”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa tujuan

pembelajaran menggambarkan hasil belajar siswa pada materi tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pada prinsipnya tujuan pembelajaran adalah segala usaha yang dilakukan oleh

guru untuk mendorong siswanya agar belajar. Selain itu, tujuan pembelajaran

dapat tercapai setelah siswa mampu menguasai materi pelajaran tertentu.

B. Hakikat Menulis

Ahira (2010:1) berpendapat bahwa menulis itu bukan ditentukan oleh

bakat. Namun, sebenarnya menulis merupakan suatu keterampilan atau kecakapan

yang dapat dilatih secara terus menerus. Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci

mengenai pengertian menulis, tujuan dan manfaat menulis, jenis-jenis tulisan,

keterampilan dasar menulis serta komponen menulis.

Page 8: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

15

1. Pengertian Menulis

Menurut Ahira (2010:2) menulis merupakan “kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga setiap orang dapat melatih

kemampuan tersebut”. Senada dengan pendapat tersebut, Bohn (Kast, 1999:6)

menyebutkan bahwa “Schreiben kann weitgehend selbständig erlernt werden”.

Maksud dari pendapat tersebut adalah menulis dapat dipelajari secara mandiri dan

terus-menerus. Sementara itu, menurut Nurjamal (2010:1) menulis merupakan

“sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk

tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan atau menghibur dan hasil dari proses

kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan”. Pendapat serupa

juga diungkapkan oleh Suparno dan Yunus (2004:13) bahwa menulis merupakan

“suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan”.

Berbagai pendapat mengemukakan bahwa menulis dan mengarang

merupakan dua hal yang memiliki pengertian yang berbeda. Hal tersebut

diperkuat oleh pendapat Satata (2011:7) yang menjelaskan bahwa “istilah menulis

merupakan mengekspresikan pikiran melalui media tulisan yang bersifat ilmiah,

sedangkan istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang bersifat

fiktif imajinatif”. Akan tetapi, Nurjamal (2010:2) berpendapat “pada dasarnya

mengarang dan menulis merupakan dua kegiatan yang sama karena menulis

berarti mengarang kata menjadi kalimat atau paragraf dan menyusun paragraf

menjadi tulisan kompleks”. Sebuah tulisan yang kompleks mencakup berbagai

pokok persoalan. Pokok persoalan dalam tulisan dapat disebut juga dengan

Page 9: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

16

gagasan. Gagasan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan suatu

tulisan. Gagasan yang terdapat dalam tulisan bermacam-macam, tergantung dari

apa yang diinginkan penulis. Jadi melalui sebuah tulisan, penulis dapat

mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman.

Pengertian lain tentang menulis diungkapkan oleh Tarigan (2008:12)

sebagai berikut:

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang atau grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu, dalam situs internet http://www.g-daf-es.net/salamanca auf

deutsch/projekt/db2.pdf dijelaskan bahwa “Schreiben ist eine sehr komplexe

Aktivität, die ein Planen, Formulieren und Überarbeiten umschließt”. Konsep

tersebut dapat diartikan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang sangat

kompleks yang meliputi sebuah perencanaan, perumusan dan perbaikan,

sedangkan dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/Schreiben disebutkan

bahwa “das Schreiben ist eine elementare Kulturtechnik. Die Geschichte des

Schreibens ist untrennbar verknüpft mit der Geschichte der Schrift” . Maksud dari

kutipan tersebut bahwa menulis merupakan suatu teknik kebudayaan dasar.

Sejarah menulis selalu berkaitan dengan sejarah tulisan.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya merangkai satu

kalimat atau beberapa hal yang tidak berhubungan, melainkan harus menghasilkan

serangkaian hal yang teratur dan berhubungan satu dengan yang lain. Rangkaian

kalimat itu terkadang ada yang panjang dan ada juga yang pendek, yaitu mungkin

Page 10: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

17

hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan

berhubungan satu sama lain serta berbentuk satu kesatuan yang masuk akal.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide ke dalam bentuk

tulisan. Pada dasarnya menulis memiliki berbagai bentuk yang dapat diterapkan

seperti membuat karangan, surat atau catatan harian. Bentuk tulisan tersebut dapat

ditulis dalam berbagai bahasa, seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa Jerman

atau bahasa Inggris. Namun, dalam penelitian ini hanya dibahas tentang bentuk

tulisan yang berupa karangan berbahasa Jerman.

2. Tujuan Menulis

Pada umumnya menulis mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Di bawah

ini akan dibahas tentang berbagai tujuan menulis yang diungkapkan oleh Tarigan

(2008:22) sebagai berikut:

1) Memberikan informasi, yakni menyampaikan fakta-fakta mengenai peristiwa,

masalah, atau fenomena.

2) Menjelaskan, menguraikan/ memaparkan tulisan tentang suatu peristiwa,

masalah atau fenomena agar pembaca dapat memahaminya.

3) Mengarahkan tulisan kepada pembaca.

4) Membujuk/meyakinkan pembaca.

5) Meringkas/membuat suatu rangkuman dari suatu karya (buku, dsb.), sebuah

kegiatan, rapat, atau seminar menjadi lebih ringkas dan bisa dibaca dengan

cepat tanpa kehilangan intisarinya.

Page 11: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

18

Pendapat di atas senada dengan teori yang terdapat dalam situs internet

http://www1.uni-hamburg.de/fremdsprachenlernen/b scr c02.htm yaitu:

Wenn Sie einen Text planen, sollten Sie zunächst überlegen, welchem Ziel die Abfassung Ihres Textes dient. Sie wollen beispielsweise: 1) Jemandem über sich selber berichten. 2) Über Personen oder Sachverhalte informieren. 3) Ihren Leser von Ihrer Meinung überzeugen. 4) Handlungsanweisungen geben. 5) Eine Geschichte erzählen. 6) Mit der Sprache spielen, einen poetischen Text erstellen. 7) Wortschatz, Ausdruck, Grammatik und Schreibtechniken üben. Maksud dari teori di atas adalah jika ingin merencanakan sebuah teks, hal

pertama yang seharusnya dipertimbangkan adalah tujuan menulis yang ingin

dicapai. Misalnya penulis ingin memberitakan tentang diri sendiri kepada orang

lain, menginformasikan tentang orang atau fakta-fakta suatu kejadian,

meyakinkan pembaca terhadap pendapat penulis, memberikan petunjuk tentang

suatu tindakan, menceritakan suatu peristiwa, bermain dengan bahasa, menyusun

sebuah teks yang puitis, berlatih dengan kosakata, ungkapan, tata bahasa dan

teknik menulis.

Pendapat yang berbeda mengenai tujuan menulis diungkapkan oleh Kast

(1999:8) yaitu “Es gibt Schreibaktivitäten, bei denen das Schreiben das Ziel ist:

z. B. wenn ich einen Brief schreibe, ist das Ziel meiner Handlung ein Brief, den

ich jemandem schicken möchte”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa

terdapat berbagai kegiatan menulis yang tujuan dari kegiatan tersebut adalah

menulis, contohnya jika penulis menulis surat maka tujuan dari kegiatan penulis

adalah surat yang ingin penulis kirim kepada seseorang.

Page 12: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

19

Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan menulis akan tercermin dari sesuatu yang ditulis oleh

penulis. Tujuan menulis dalam penelitian ini adalah menceritakan tentang suatu

peristiwa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan di dalam situs internet

http://www1.uni-hamburg.de/fremdsprachenlernen/b scr c02.htm yaitu eine

Geschichte erzählen (menceritakan suatu peristiwa).

3. Manfaat Menulis

Banyak ahli yang mengungkapkan tentang manfaat menulis, salah satunya

adalah teori yang diungkapkan oleh Bolton (1996:67) sebagai berikut: “Es kann

das Ziel der Übung sein, den neuen Wortschatzt zu üben oder abzufragen,

grammatische Strukturen über das Schreiben zu festigen und zu wiederholen, oder

das Erkennen von dialogischen Mustern zu üben”. Teori tersebut dapat diartikan

bahwa tujuan dari latihan menulis yaitu untuk melatih atau menguji kosakata yang

baru, untuk memperkuat dan mengulang struktur tata bahasa melalui menulis, atau

untuk melatih pengenalan pola-pola dialogis. Jadi secara tidak langsung tujuan

latihan menulis tersebut dapat mencerminkan manfaat menulis yaitu dapat

menambah kosakata baru dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk tulisan serta

dapat melatih penguasaan struktur dan tata bahasa.

Teori lain tentang manfaat menulis disebutkan dalam situs internet

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=18374s sebagai berikut:

1) Orang yang rajin menulis akan semakin mudah dan cepat dalam mentransfer

gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol.

Page 13: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

20

2) Dengan menulis menjadikan orang mampu berpikir lebih runtut dan logis.

Bagi yang terbiasa menulis akan mampu menuangkan gagasannya secara lebih

teratur.

3) Orang yang terbiasa menulis akan lebih menyukai cara sederhana agar

pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan.

4) Dengan menulis orang mampu untuk menggali ilmu yang lebih dalam.

5) Dengan menulis orang dapat mengamati sesuatu secara lebih luas.

6) Dengan menulis orang mampu menggali makna dari sebuah peristiwa.

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa manfaat menulis adalah dapat melatih penguasaan kosakata dan tata

bahasa. Selain itu, bagi yang terbiasa menulis akan mampu untuk menuangkan

gagasannya secara lebih teratur.

4. Jenis-jenis Tulisan

Menurut Nurjamal (2010:3) tulisan memiliki jenis yang beraneka ragam

salah satunya adalah jenis tulisan dalam bentuk karangan, sebagai berikut:

1) Narasi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi

kepada pembaca mengenai suatu tempat, peristiwa atau situasi.

2) Deskripsi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan

penjelasan, gambaran atau suatu hal. Jenis karangan ini biasanya menjelaskan

secara detail setiap topik yang dibahas.

3) Preskripsi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan anjuran,

saran, jalan keluar atas suatu masalah.

Page 14: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

21

4) Eksposisi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan

penjelasan tentang suatu teori, pemahaman dan pengetahuan umum dengan

tujuan agar pembaca lebih memahaminya. Dalam karangan eksposisi yang

diutamakan adalah informasi yang lengkap dan akurat.

5) Argumentasi merupakan jenis tulisan yang selalu memiliki ciri menunjukkan

hubungan sebab akibat dari suatu hal yang timbul oleh karena hal lain.

Karangan argumentasi berusaha untuk meyakinkan pembaca, cara

meyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti,

atau hasil-hasil penalaran.

Berikut ini jenis-jenis tulisan yang diungkapkan oleh Bolton (1996:68)

yaitu:

1) Personales Schreiben

Schreiben, um sich und anderen über sich selbst Auskunft zu geben, z. B. in

Form von Erlebnisbericht, Lebenslauf, Tagebuch, Festhalten von

Gedankensplittern. Hal tersebut berarti bahwa menulis yang bersifat pribadi

yaitu menulis untuk mencari informasi dan menginformasikan kepada orang

lain tentang diri sendiri, misalnya dalam bentuk laporan pengalaman, daftar

riwayat hidup, buku catatan harian, catatan dari aforisme.

2) Freies Schreiben

Assoziatives Schreiben, z. B. Gedichte, Phantasiegeschichten. Maksud dari

teori ini adalah menulis yang bersifat bebas meliputi juga menulis yang

bersifat asosiasi contohnya puisi, cerita khayalan.

Page 15: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

22

3) Ausprobieren unterschiedlicher Textarten z. B. Leserbrief an eine Zeitung,

Protokoll, Hörspiel, Umfrage, Märchen, Artikel für die Schülerzeitung.

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa mencoba untuk menulis jenis teks

yang berbeda, contohnya surat pembaca pada sebuah koran, notulen,

sandiwara radio, angket, dongeng, artikel untuk koran pelajar.

Pada dasarnya beberapa pendapat di atas mengemukakan jenis tulisan

yang hampir sama yakni beberapa jenis tulisan yang telah dijelaskan oleh

Nurjamal seperti tulisan dalam karangan narasi dan deskripsi dapat digolongkan

ke dalam jenis Freies Schreiben (tulisan bebas) karena dalam pembuatan jenis

tulisan narasi dan deskripsi dapat menggunakan cerita khayalan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tulisan memiliki beraneka

ragam jenis dan setiap jenis tulisan tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nurjamal maka dalam penelitian ini

dibahas tentang jenis tulisan dalam bentuk karangan narasi.

5. Keterampilan Dasar Menulis

Menurut Sikumbang (2010:1) agar dapat menulis dengan baik, seseorang

perlu menguasai beberapa keterampilan dasar menulis, sebagai berikut:

1) Curah gagasan (brainstroming)

Langkah pertama yang dilakukan dalam menulis adalah menuliskan gagasan

utama dari suatu tulisan. Kemudian menuangkan semua asosiasi untuk

gagasan utama tersebut. Setelah itu, dengan cara yang sama yaitu menuliskan

semua asosiasi kata yang muncul sesudahnya. Jadi kegiatan ini seperti

Page 16: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

23

membuat network kata-kata. Jika satu asosiasi memicu satu rantai dari yang

lain, maka sebaiknya untuk terus mengembangkan dan menuliskan semua

asosiasi yang berhubungan.

2) Kontemplasi

Kontemplasi merupakan suatu teknik yang menggunakan pikiran seperti

sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencari dan menemukan informasi

baru. Teknik ini sebaiknya digunakan untuk mengembangkan suatu gagasan

atau topik dan menuangkannya ke dalam peta pemikiran. Selain itu, teknik ini

menggunakan pikiran untuk melakukan “searching” informasi atas topik atau

gagasan utama yang akan dipilih.

3) Membuat peta pikiran (mind mapping)

Kegiatan ini merupakan teknik yang efektif untuk digunakan dalam membaca

dan membuat tulisan (artikel atau pun buku). Teknik peta pikiran dapat

digunakan dalam membaca dengan tujuan untuk memahami kerangka berpikir

penulis. Selain itu, dalam menulis juga dapat digunakan teknik ini untuk

mengembangkan kerangka berpikir tulisan.

4) Relaksasi

Pada prinsipnya otak atau pikiran dapat lebih mudah menyerap dan mengingat

informasi pada saat kondisi pikiran yang relaks. Selain itu, relaksasi

merupakan cara yang efektif untuk mengaktifkan otak kanan karena pada

gelombang otak yang relaks terjadi pertemuan antara otak kiri dan otak kanan,

antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, antara orientasi ke luar dan

orientasi ke dalam.

Page 17: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

24

Teori di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Kast (1999:44)

mengenai keterampilan dasar menulis yang meliputi:

1) Brainstroming

Das Brainstroming ist ausschlieβlich für den Einsatz in Gruppen bestimmt:

Der “Gedankensturm” wird von allen gemeinsam “entfacht”. Dabei wird

jeder Gedanke und auch noch der entlegenste Einfall zum Thema notiert. Hal

tersebut berarti bahwa Brainstroming diperuntukkan dalam kegiatan

berkelompok. “Gedankensturm” dimunculkan dari ide semua anggota

kelompok. Dalam proses tersebut setiap pemikiran dan ide yang baru muncul

dibahas bersama-sama.

2) Mind-map

Die Struktur einer Mind-map erinnert an einem Baum von oben gesehen. Der

Stamm bildet den Mittelpunkt, von dem aus die Haupt- und Nebensätze in alle

Richtungen abzweigen und Blätter treiben. Maksud dari teori tersebut adalah

struktur dari Mind-map mengingatkan pada pohon yang terlihat dari atas.

Batang pohon membentuk titik tengah, dari titik tengah tersebut kemudian

bercabang ke segala arah yang membentuk induk dan anak kalimat, serta

daun-daun saling bergerak ke arah tertentu.

3) Assoziogramm

Einfache Assoziogramme kann man schon in einem frühen Lernstadium zur

Vorbereitung der fremdsprachigen Textproduktion einsetzen. Konsep tersebut

dapat diartikan bahwa asosiogram yang sederhana sudah dapat diterapkan

Page 18: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

25

pada pembelajaran tingkat dasar yang berfungsi sebagai bahan persiapan

untuk menghasilkan teks berbahasa asing.

Terdapat beberapa persamaan dari pendapat-pendapat di atas, yakni

keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai oleh penulis adalah keterampilan

dasar Brainstroming (curah gagasan) dan Mind mapping (peta pikiran).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

sebaiknya penulis dapat menguasi beberapa keterampilan dasar seperti yang telah

disebutkan di atas sehingga dapat memudahkan penulis dalam pembuatan suatu

tulisan seperti karangan, buku atau artikel. Senada dengan teori yang telah

diungkapkan oleh Sikumbang maka penelitian ini menggunakan keterampilan

dasar brainstroming (curah gagasan) karena dalam penelitian ini siswa (sebagai

obyek penelitian) diminta untuk menulis sebuah karangan dengan menggunakan

teknik permainan kalimat berantai. Dalam teknik permainan tersebut siswa

diminta untuk mencurahkan dan menghubungkan gagasan atau ide-ide dari teman

sekelompok dalam bentuk sebuah karangan.

6. Komponen-komponen Menulis

Di dalam situs internet http://www.fosee.mmu.edu.my/~maaroff/Strategi

Menulis Karangan.doc disebutkan bahwa pada umumnya terdapat dua komponen

yang tergabung dalam menulis, yaitu komponen bahasa dan isi karangan.

Komponen bahasa dapat meliputi penguasaan kosakata, struktur kalimat, paragraf,

ejaan dan penguasaan dalam merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa

tulis yang baik, sehingga dapat membentuk sebuah komposisi yang diinginkan

Page 19: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

26

seperti esai, artikel, cerita pendek dan makalah. Selain itu, komponen isi karangan

harus sesuai dengan topik yang akan ditulis.

Komponen menulis yang telah disebutkan di atas harus tetap memenuhi

berbagai aspek penilaian agar karangan yang dihasilkan mendapatkan nilai yang

baik. Menurut Bolton (1996:132) terdapat tiga aspek yang dinilai dari sebuah

karangan. Ketiga aspek tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Penilaian Menulis Menurut Bolton

Grammatik Wortschatz Orthographie/Interpunktion

sehr gut keine oder nur vereinzelte Fehler

Variationsreich keine oder nur vereinzelte Fehler

Gut

einige Fehler, die jedoch das Verständnis nicht stören

der Aufgabe völlig angemessen

einige Fehler, die jedoch das Verständnis nicht stören

befriedigend

eine Reihe von Fehlern, die das Verständnis aber nur an einigen wenigen Stellen stören

gelegentlich nicht ganz angemessene Wortwahl

eine Reihe von Fehlern, die das Verständnis aber nur an einigen wenigen Stellen stören

nicht bestanden

die Fehler stören das Verständnis erheblich

häufig nicht angemessene Wortwahl

viele und/oder gravierende Fehler

oder : nicht bestanden

wegen Themaverfehlung (dann warden für die sprachliche Leistung keine Noten vergeben)

Berikut ini penjelasan dari tabel di atas mengenai tiga aspek yang perlu

dinilai dalam suatu karangan, yakni:

1) Beherrschung der Grammatik und Wortschatzkenntnisse (Penguasaan tata

bahasa dan pengetahuan kosakata ). Suatu karangan dinilai sangat baik jika

tidak terdapat kesalahan atau hanya terdapat sedikit kesalahan dalam

Page 20: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

27

penggunaan tata bahasa. Selain itu, karangan harus memiliki kosakata yang

bervariasi.

2) Beherrschung der Orthographie (Penguasaan tentang ortografi). Suatu

karangan dapat dinilai sangat baik, jika dalam karangan tersebut dilihat dari

segi ortografi tidak terdapat kesalahan atau hanya kesalahan yang kecil.

3) Beherrschung der Interpunktion und Textaufbau (Penguasaan dalam

penggunaan tanda baca dan susunan teks). Penilaian untuk aspek ini sama

dengan penilaian pada aspek penguasaan ortografi.

Sementara itu, dalam buku tes Start Deutsch 1 (2010:37) disebutkan

bahwa aspek-aspek yang perlu dinilai dalam suatu karangan dengan berdasarkan

standar GER (Gemeinsame europäische Referenzrahmen) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian Menulis Tingkat A1 Berdasarkan Standar GER

Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt) 1. Aufgabe voll erfüllt und verständlich 3 2. Aufgabe wegen sprachlicher oder inhaltlicher Mängel nur teilweise erfüllt 1,5 3. Aufgabe nicht erfüllt und/oder unverständlich 0

Kommunikative Gestaltung des Textes 1. der Textsorte angemessen 1 2. untypische oder fehlende Wendungen, zum Beispiel keine Anrede 0,5 3. keine textsortenspezifische Wendungen 0

Dari tabel di atas dapat dijelaskan mengenai dua aspek penilaian dalam

suatu karangan yaitu:

1) Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt), yaitu apakah semua tugas

isi karangan dapat terpenuhi. Jika tugas tersebut dapat terpenuhi semua dan

mudah dimengerti maka akan diberikan tiga poin.

Page 21: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

28

2) Kommunikative Gestaltung des Textes, yaitu bagaimana kemampuan siswa

dalam menggunakan kosakata, kata penghubung dan ungkapan. Suatu

karangan akan diberikan satu poin jika menggunakan bahasa yang

komunikatif dan sesuai dengan jenis teks.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek

penilaian merupakan salah satu bagian dari komponen menulis yang saling

berkaitan satu sama lainnya. Pendapat yang dikemukakan di atas pada dasarnya

memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu aspek pokok yang perlu dinilai

dalam suatu karangan meliputi aspek penggunaan tata bahasa, kosakata dan

kesesuaian isi karangan dengan kata bantu yang telah disediakan. Dalam

penelitian ini siswa diminta untuk membuat sebuah karangan pada tingkatan A1.

Hal ini dikarenakan siswa masih kurang menguasai struktur dan kosakata maka

beberapa aspek yang digunakan untuk menilai suatu karangan narasi yaitu

Erfüllung der Aufgabenstellung (pro Inhaltspunkt) dan Kommunikative Gestaltung

des Textes. Hal tersebut sesuai dengan teori yang telah disebutkan dalam buku tes

Start Deutsch 1.

7. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1180) disebutkan bahwa

pengertian keterampilan adalah “kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas”.

Sementara di dalam situs internet http://de.wikipedia.org/wiki/Fertigkeit

dijelaskan bahwa:

Fertigkeit bezeichnet im Allgemeinen einen erlernten oder erworbenen Anteil des Verhaltens. Der Begriff der Fertigkeit grenzt sich damit vom

Page 22: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

29

Begriff der Fähigkeit ab, die als Voraussetzung für die Realisierung einer Fertigkeit betrachtet wird. Kutipan di atas dapat diartikan bahwa pada umumnya keterampilan

menggambarkan suatu bagian dari tindakan yang telah dipelajari atau diperoleh.

Dengan demikian, pengertian keterampilan berbeda dari konsep kemampuan yang

dianggap sebagai persyaratan dalam merealisasikan keterampilan.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

menulis juga termasuk salah satu jenis keterampilan yang aktif karena penulis

aktif mengolah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Hal tersebut

diperkuat oleh pendapat Satata (2011:8) yang menyebutkan bahwa “keterampilan

menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui lambang-lambang

tulisan untuk menyampaikan pesan kepada pembaca”. Pendapat serupa juga

diungkapkan oleh Mahfuddin (2008:65) bahwa “keterampilan menulis adalah

kecakapan dalam mengungkapkan pikiran, pandangan, ide atau gagasan, dan

pesan dalam bentuk tulisan”.

“Menulis merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang

sehingga dapat dilatih sedemikian rupa untuk meningkatkan kemampuan tersebut”

(Ahira, 2010:3). Akan tetapi, pada umumnya pengertian keterampilan menulis

seringkali menjadi sesuatu yang biasa karena banyak anggapan bahwa

keterampilan menulis ditentukan oleh bakat sehingga banyak yang tidak

memahami pengertian yang sesungguhnya.

Keterampilan menulis termasuk kategori kemampuan produktif karena

dapat menghasilkan suatu tulisan. Berdasarkan konsep di atas, maka dapat

Page 23: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

30

disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan segala kemampuan yang

dikuasai dalam bidang menulis baik menulis teks maupun menulis karangan.

C. Hakikat Teknik Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar di kelas dibutuhkan suatu metode

pembelajaran. Di dalam situs internet http://semangatbelajar.com/tag/pengertian-

metode/ disebutkan bahwa metode merupakan “suatu proses atau prosedur yang

sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin ilmu

untuk mencapai suatu tujuan”. Metode pembelajaran mempunyai peran yang

penting yaitu dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk belajar.

Selain itu, penggunaan metode pembelajaran berfungsi agar proses belajar

mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh setiap pengajar. Hal

tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Hamalik (2010:4) bahwa “metode

pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Metode pembelajaran mempunyai berbagai macam jenis. Akan tetapi, setiap

pengajar harus memilih salah satu jenis metode yang sesuai dengan materi yang

akan disampaikan. Dalam penggunaan metode pembelajaran sebaiknya pengajar

juga memperhatikan teknik pembelajaran apa yang akan digunakan. Di bawah ini

akan dijelaskan tentang pengertian teknik pembelajaran dan teknik-teknik

pembelajaran menulis.

Page 24: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

31

1. Pengertian Teknik Pembelajaran

“Teknik pembelajaran merupakan cara khas yang operasional yang

digunakan atau dilalui dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan

berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode” (Mahfuddin,

2008:70). Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Rampillon (1999:156) bahwa “Technik ist die Methode, mit den zweckmäβigesten

Mittel ein bestimmtes Ziel zu erreichen, ein Werk oder Einleitung zu vollbringen”.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa teknik merupakan metode untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran tertentu dengan media yang paling sesuai, untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau suatu permulaan. Pendapat serupa juga

disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1158) bahwa “teknik

merupakan suatu metode atau sistem mengerjakan sesuatu”.

Menurut Sudrajat (2008:2) definisi teknik pembelajaran dapat diartikan

sebagai “cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu

metode secara spesifik”. Salah satu contoh dari penjelasan tersebut adalah

penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak

membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan

penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian

pula dengan penggunaan metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda

pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong

pasif. Dalam hal ini, pengajar dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor

metode yang sama.

Page 25: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

32

Pengertian lain tentang teknik pembelajaran adalah “…bezeichnen dann

eher Fertigkeiten, die Lernende einsetzen können, um etwas zu lernen, z. B. die

Fertigkeit, etwas im Wörterbuch oder in einer Grammatikübersicht nachschlagen

zu können” (Bimmel dan Rampillon, 2000:54). Maksud dari pendapat tersebut

adalah teknik pembelajaran menggambarkan setiap keterampilan yang dapat

diterapkan pembelajar untuk mempelajari sesuatu, sebagai contoh keterampilan

untuk dapat mencari sesuatu yang ada di dalam kamus atau dalam daftar tata

bahasa.

Dalam proses belajar mengajar pemilihan teknik pembelajaran merupakan

hal yang harus mendapat perhatian khusus dari pengajar karena pemilihan teknik

pembelajaran akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran,

namun teknik harus sesuai dengan metode atau pendekatan yang dipilih. Selain

itu, pemilihan teknik pembelajaran juga berpengaruh besar terhadap empat

keterampilan dalam bahasa Jerman, khususnya keterampilan menulis karena

dengan teknik pembelajaran akan lebih memotivasi siswa dalam menulis dan akan

membuat kreativitas siswa lebih berkembang. Oleh karena itu, pengajar sebaiknya

dapat memberikan suatu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis agar siswa dapat menemukan ide-ide dengan

mudah dan siswa juga dapat lebih kreatif dalam menulis.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknik

pembelajaran merupakan salah satu bagian dari metode pembelajaran yang lebih

bersifat praktis. Setiap pengajar sebaiknya dapat memberikan suatu teknik

Page 26: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

33

pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas agar para siswa tidak merasa

bosan terhadap materi yang disampaikannya.

2. Teknik-teknik Pembelajaran Menulis

Pada umumnya teknik pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan.

Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar di kelas dapat lebih menarik dan

dapat menjadikan siswa lebih semangat untuk belajar. Konsep tersebut senada

dengan teori yang terdapat dalam situs internet

http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengajar-dengan-permainan.html bahwa

“siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan nalarnya, karena

melalui permainan serta alat-alat permainan siswa dapat belajar mengerti dan

memahami suatu gejala tertentu”. Sementara menurut Kleppin (Dauvillier dan

Hillerich, 2004:17) bahwa “Spiel muss vor allem ein Spielziel haben, nicht nur ein

Lernziel”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa permainan terutama harus

mempunyai tujuan permainan, bukan hanya tujuan pembelajaran.

Teknik pembelajaran memiliki berbagai jenis cara yang dapat diterapkan

dalam proses belajar mengajar di kelas, khususnya dalam keterampilan menulis.

Jenis teknik pembelajaran untuk menulis dapat dibagi berdasarkan cara

pengerjaannya yaitu dilakukan secara individu atau berkelompok. Menurut Kast

(1999:36) teknik pembelajaran yang dapat dilakukan secara individu yaitu:

1) Wortsätze

Aturan permainan ini adalah guru memberikan lembaran fotokopi yang

berisikan kata-kata. Kata-kata tersebut sudah dieja ke dalam huruf jadi tugas

Page 27: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

34

siswa adalah membuat sebuah kalimat berdasarkan kata-kata yang telah dieja

tersebut. Permainan ini dapat digunakan untuk semua jenis tema

pembelajaran.

2) Ich buchstabiere mich

Jenis permainan ini menggunakan nama-nama siswa. Pelaksanaan permainan

ini adalah guru menyuruh siswa untuk mengeja nama masing-masing. Setelah

itu, siswa harus menuliskan kata-kata berdasarkan nama yang telah dieja

tersebut. Kata-kata yang harus ditulis adalah dapat berupa kata sifat atau kata

benda. Kemudian siswa diminta untuk membuat kalimat berdasarkan kata-kata

yang telah ditulis.

Sementara itu, Dauvillier dan Hillerich (2004:106) mengungkapkan bahwa

terdapat beberapa teknik pembelajaran menulis yang bisa dilakukan secara

berkelompok sebagai berikut:

1) Memo-Spiel

Teknik permainan ini bertujuan untuk melatih dan mengingat materi

pembelajaran. Memo-Spiel memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.

Permainan ini dilakukan di dalam kelompok kecil yaitu antara empat sampai

enam siswa. Aturan permainan ini adalah siswa memisahkan Memo-Karten

yang masih tercampur, bagian kartu yang terdapat kata-kata diletakkan di

bawah. Kemudian setiap siswa membalikkan dua kartu dan mencocokkan

kata-kata yang ada di balik kartu. Bagi siswa yang banyak mengumpulkan

kartu dengan kata-kata yang sama maka akan menjadi pemenang. Setelah itu,

Page 28: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

35

setiap kelompok dibagikan lembaran kertas kosong dan tugas setiap kelompok

adalah menuliskan kembali kata-kata yang terdapat di dalam kartu.

2) Kim-Spiel

Tujuan dari permainan ini adalah melatih daya ingat dengan cara pengulangan.

Permainan Kim-Spiel dilakukan secara berkelompok . Pelaksanaan permainan

ini adalah setiap siswa diberi waktu beberapa menit untuk menghafal gambar

beserta kata-katanya, setelah waktu yang diberikan guru selesai maka guru

mengambil gambar-gambar tersebut. Setiap kelompok mendapatkan sebuah

lembaran fotokopi yang berisikan gambar tetapi kata-kata dalam setiap

gambar dihilangkan. Kemudian setiap siswa harus menuliskan kembali kata-

kata yang sesuai dengan gambar tersebut.

3) Wortschlange

Pada dasarnya permainan ini sama dengan permainan kata berantai yaitu

bertujuan untuk mencurahkan dan mengembangkan ide/gagasan ke dalam

bentuk tulisan. Aturan permainan ini adalah setiap siswa harus menuliskan

kata-kata yang mempunyai konsep sama. Cara tersebut dilakukan secara

bergiliran.

Berkenaan dengan teknik pembelajaran menulis, Ekoati (2008:2)

berpendapat “salah satu teknik pembelajaran menulis yang dapat diterapkan

secara berkelompok yaitu teknik kata atau kalimat berantai, teknik ini bertujuan

agar siswa dapat mencurahkan dan mengembangkan ide/gagasan dalam bentuk

suatu tulisan”. Hal terpenting dalam pelaksanaan permainan tersebut adalah setiap

siswa harus melanjutkan kata atau kalimat yang telah ditulis oleh teman

Page 29: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

36

sekelompoknya dalam membuat suatu karangan, dengan catatan siswa harus

menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep yang sama.

Selain teknik pembelajaran yang dapat diterapkan secara individu dan

berkelompok, berikut ini adalah pendapat Wuryanto (2010:13) mengenai teknik

pembelajaran menulis yang dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok

yakni:

1) Menulis dari Gambar

Teknik pembelajaran menulis dari gambar bertujuan agar siswa dapat menulis

dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan

gambar kebakaran yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut siswa

dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Media

yang dibutuhkan untuk pembelajaran ini adalah gambar-gambar yang

bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan

kalender besar. Teknik ini dapat dilakukakan secara persorangan maupun

secara kelompok. Cara menerapkan teknik ini yaitu guru menyampaikan

pengantar materi pembelajaran, guru menempelkan beberapa gambar di depan

kelas, setelah siswa melihat gambar tersebut, siswa mulai mengidentifikasi

gambar dan dari identifikasi itu siswa membuat tulisan secara runtut dan logis,

guru bertanya kepada siswa tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan guru

merefleksikan pembelajaran tersebut. Upayakan gambar yang disajikan sesuai

dengan tema pembelajaran yang dipelajari pada minggu itu. Guru dapat

memilih gambar yang cocok dengan karakteristik kelas. Gambar yang telah

digunakan siswa dapat ditarik kembali untuk bahan pembelajaran berikutnya.

Page 30: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

37

2) Menulis Objek Langsung

Teknik ini bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek

yang dilihat. Guru dapat menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas,

misalnya boneka, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Berdasarkan objek

tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan

objek yang dilihatnya. Media yang dibutuhkan adalah objek-objek yang

bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dilakukan

secara perseorangan maupun secara berkelompok. Langkah-langkah teknik

pembelajaran ini adalah guru menyampaikan pengantar materi pembelajaran,

guru memperlihatkan beberapa objek di depan kelas, setelah siswa melihat

objek tersebut, siswa mulai mengidentifikasi objek tersebut kemudian siswa

membuat tulisan secara runtut dan logis. Setelah itu, guru bertanya kepada

siswa tentang alasan tulisan yang dibuatnya dan kemudian guru akan

merefleksikan pembelajaran tersebut.

3) Meneruskan Tulisan

Teknik pembelajaran meneruskan tulisan bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan siswa dalam melengkapi ide atau gagasan dalam sebuah tulisan

melalui penambahan beberapa paragraf. Dalam proses melengkapi tersebut,

siswa berada dalam kondisi senang, ceria, dan penuh dengan tantangan dalam

komunitas belajar yang kompetitif. Media yang digunakan adalah lembaran

fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya, (tulisan tersebut semestinya

sepuluh paragraf tetapi tiga paragraf terakhir dihilangkan) kemudian siswa

menambahkan paragraf sesuai dengan idenya. Lembaran tersebut diperbanyak

Page 31: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

38

sesuai dengan jumlah siswa. Pelaksanaan teknik ini dapat dilakukan secara

persorangan atau kelompok. Sebelum memulai permainan ini sebaiknya guru

mengkondisikan siswa melalui kegiatan apersepsi lewat berbagai cara,

misalnya nyanyian, puisi, permainan, dan gerakan. Aturan permainan dari

teknik ini adalah guru memberikan apersepsi atau pengantar materi

pembelajaran, membagi kelompok (jika penerapannya dalam kelompok)

kemudian guru membacakan aturan permainan. Setelah itu, guru memberikan

lembar fotokopi kepada siswa dan siswa diminta untuk mengerjakan tugas

yaitu meneruskan tulisan yang belum selesai dengan idenya sendiri, setelah

waktu yang diberikan habis maka siswa dapat melaporkan hasil kerjanya di

depan kelas. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa mengenai alasan

pembuatan tulisan tersebut kemudian guru merefleksikan hasil kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam teknik yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran menulis. Berbagai teknik pembelajaran menulis dapat dilakukan

baik secara individu, kelompok maupun keduanya. Selain itu, teknik

pembelajaran menulis dapat dikemas dalam bentuk permainan karena permainan

dalam pembelajaran berperan sebagai sarana untuk melatih keterampilan menulis

dan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Dalam penelitian ini

dibahas tentang penggunaan teknik pembelajaran menulis yang diterapkan secara

berkelompok yakni teknik kalimat berantai.

Page 32: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

39

D. Teknik Kalimat Berantai

Pada dasarnya penggunaan teknik kalimat berantai sama dengan teknik

kata berantai. Jika dalam penerapan teknik kata berantai siswa diminta untuk

menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kata-kata maka dalam teknik kalimat

berantai siswa diminta untuk mencurahkan ide atau gagasan dalam bentuk kalimat

menjadi sebuah karangan. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh

Astuti (2008:4) bahwa teknik kalimat berantai merupakan “sebuah kegiatan

menulis teks atau karangan dengan menghubungkan satu ide ke ide yang lain

dalam bentuk kalimat berdasarkan konsep yang sama”. Kegiatan tersebut

dilakukan dengan cara menghubungkan ide seseorang dengan ide orang lain

dalam sebuah kegiatan berpasangan atau kegiatan berkelompok. Teknik kalimat

berantai mengacu pada teori pengetahuan tentang kalimat dan organisasi konsep

sebuah kalimat. Sebuah kalimat akan terangkai dengan kalimat berikutnya karena

siswa telah memiliki organisasi konsep kalimat tersebut. Teknik kalimat berantai

ini berbentuk permainan, maka diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa

dalam menulis karangan.

Teori di atas sesuai dengan pendapat Ekoati (2008:2) bahwa

Teknik kalimat berantai dikemas dalam permainan yang dapat membangkitkan kreativitas siswa. Dalam permainan ini, setiap siswa harus melanjutkan kalimat yang ditulis teman kelompoknya dengan menuliskan kalimat-kalimat yang mempunyai konsep sama. Maksud dari pendapat tersebut adalah setiap siswa harus mencari kalimat-

kalimat yang tidak menyimpang dengan judul atau tema yang telah ditetapkan.

Jika siswa menuliskan kata kunci profesi, maka jaringan kata lain yang muncul

Page 33: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

40

adalah guru, dokter, pengusaha, dan contoh profesi lainnya bukan kata kucing,

ayam atau singa.

Santosa dkk (2005:6,19) berpendapat bahwa teknik kalimat berantai dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah lima sampai sepuluh orang per kelompok, siswa pertama bertugas menuliskan sebuah kalimat, kemudian kertas diserahkan kepada siswa kedua yang akan menambahkan sebuah kalimat lagi dan seterusnya sampai semua siswa dalam setiap kelompok sudah menambahkan masing-masing sebuah kalimat.

Dalam pembelajaran bahasa Jerman teknik kalimat berantai disebut juga

dengan teknik permainan Satzschlange. Pendapat yang telah dijelaskan di atas

diperkuat oleh teori Kast (1999:36) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan

permainan Satzschlange (kalimat berantai) adalah sebagai berikut:

“Die Übung kann in Partnerarbeit und Kleingruppen gemacht werden (bis etwa fünf/sechs Schüler pro Gruppe). Wichtig ist auch hier, dass jeder Schüler mit einem Blatt beginnt und die Blätter von einem Schüler zum anderen wandern. Jeder schreibt den Anfang einer Geschichte, die ihm oder ihr gerade einfällt. Jeder Schüler schreibt maximal einen Satz und das erste Wort des folgendes Satzes”.

Maksud dari teori di atas adalah latihan untuk permainan ini dapat

dilakukan dengan teman kerja dan dalam kelompok kecil (antara lima sampai

enam siswa per kelompok). Hal yang perlu diperhatikan dalam permainan ini

adalah setiap siswa memulai dengan satu lembar dan secara bergantian lembaran-

lembaran tersebut bergilir dari satu siswa ke siswa yang lain. Setiap siswa

menuliskan bagian awal dari suatu cerita yang terlintas dalam pikiran mereka.

Setiap siswa menuliskan maksimal satu kalimat dan kata pertama untuk kalimat

berikutnya.

Page 34: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

41

Teori di atas senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Astuti

(2008:5) bahwa teknik kalimat berantai dapat dilaksanakan dengan aturan main

sebagai berikut:

1) Kelas dibagi menjadi empat sampai enam kelompok. Cara pembagian

kelompok dapat dilakukan secara bebas tergantung keinginan guru. Namun

dalam penelitian ini siswa dibagi ke dalam kelompok berdasarkan nilai hasil

tes awal. Siswa yang mendapatkan nilai yang tertinggi maka mempunyai

kesempatan untuk menjadi ketua kelompok dan siswa yang lain dapat memilih

masuk ke kelompok yang diinginkan. Hal tersebut bertujuan agar ketua dapat

menjadi tutor di dalam kelompok.

2) Seorang pengajar menentukan tema yang akan dijadikan karangan. Tema yang

dipilih pengajar dalam permainan ini harus berdasarkan silabus yang ada.

Penelitian ini menggunakan tema Reisen und Freizeit (wisata dan waktu

luang) karena dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa

SMA kelas tiga.

3) Pengajar menuliskan beberapa kata bantu dalam bentuk kalimat tanya. Kata

bantu tersebut harus dikembangkan oleh setiap kelompok menjadi sebuah

karangan yang utuh. Pengembangan kata bantu merupakan salah satu aspek

penilaian karangan.

4) Setelah menentukan judul yang sesuai dengan tema, siswa menuliskan kalimat

pertama sebagai kata kunci dalam karangan. Dalam kegiatan ini setiap siswa

harus mencurahkan ide-ide dalam bentuk kalimat.

Page 35: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

42

5) Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara berantai

melanjutkan dengan kalimat-kalimat berikutnya menjadi sebuah paragraf

hingga selesai. Kalimat-kalimat yang dituliskan secara berantai ini tetap harus

memperhatikan tema, penempatan pola dan struktur kalimat yang benar.

6) Setelah waktu berakhir, siswa mempresentasikan hasil karangan kelompoknya

masing-masing. Dalam penelitian ini hasil karangan dipresentasikan dengan

cara guru mengambil salah satu hasil kerja kelompok dan meminta kelompok

tersebut menuliskan hasil karangannya di papan tulis. Kemudian kelompok

lain mengoreksi hasil karangan tersebut. Setelah itu, setiap kelompok saling

menukar hasil kerja untuk dikoreksi silang.

7) Sebagai bahan evaluasi, hasil kerja yang telah dikoreksi oleh kelompok lain

dikembalikan lagi ke kelompok masing-masing. Setelah itu, guru meminta

setiap kelompok untuk mengecek ulang hasil koreksian dari kelompok lain.

Jika masih terdapat kesalahan (misalnya sesuatu yang benar tapi disalahkan)

maka kelompok yang mengoreksi akan dikurangi poinnya.

Setiap teknik pembelajaran yang dikerjakan baik secara individu maupun

berkelompok memiliki kelebihan masing-masing. Menurut Faistauer (Kast,

1999:134) kelebihan dari teknik pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok adalah sebagai berikut:

1) Der Schreibprozeβ in Gruppen erleichtert das Schreiben für jedes einzelne

Gruppenmitglied. Maksudnya adalah proses menulis yang dilakukan secara

berkelompok dapat memudahkan setiap anggota kelompok untuk menulis.

Page 36: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

43

2) In der Gruppe wird gemeinsam festgelegt, worum es gehen soll, was

geschrieben wird. Hal tersebut berarti bahwa dalam kelompok ditetapkan

secara bersama-sama, mengenai apa yang seharusnya ditulis.

3) Die Arbeit in der Gruppe wird interaktiv durchgefürt, das Wissen und Können

aller Teilnehmer summiert sich, die sprachliche Kompetenz des einzelnen wird

ausgeglichen. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa kerja kelompok

dilakukan secara interaktif, pengetahuan dan kemampuan semua peserta

digabungkan, kompetensi bahasa dari setiap individu diselaraskan.

4) In einer Gruppe können die Lernenden ihre unterschiedlichen Ideen

einbringen, eigene Ideen entzünden sich an den Ideen der anderen. Maksud

dari konsep tersebut adalah dalam sebuah kelompok setiap pembelajar dapat

mengemukakan ide yang berbeda-beda, ide sendiri didiskusikan dengan ide

orang lain.

5) Das Schreiben in der Gruppe fördert neben dem sprachlichen auch das

soziale Lernen, es erfordert Eingehen auf die Argumente anderer,

Diskussionsbereitschaft, Toleranz. Hal tersebut berarti bahwa menulis dalam

kelompok memajukan pembelajaran sosial disamping pembelajaran bahasa,

dalam kegiatan menulis setiap siswa dituntut untuk menerima pendapat orang

lain, harus memiliki kesediaan untuk berdiskusi dan sikap toleransi.

6) Das Schreiben in der Gruppe macht den meistens Spaβ, die Erfahrung, dass

der Text in der gemeinsamen Arbeit inhaltlich interessanter und sprachlich

besser wird, erhöht die Motivation. Konsep tersebut berarti bahwa menulis

dalam kelompok biasanya membuat senang, pengalaman bahwa isi teks yang

Page 37: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

44

dikerjakan secara bersama-sama akan menjadi lebih menarik secara isi dan

secara bahasa akan lebih baik, dapat meningkatkan motivasi.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ekoati (2008:3) bahwa kelebihan

dari teknik pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok khususnya dalam

penggunaan teknik kalimat berantai adalah siswa mampu mendapatkan ide lebih

mudah dengan mengikuti kegiatan kalimat berantai, siswa juga mampu

mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah teks atau karangan, teknik ini

menumbuhkan kegembiraan dalam belajar, ganjaran bagi kelompok yang mampu

membuat karangan dengan bagus dapat dirasakan secara langsung. Disamping itu,

kalimat berantai juga memiliki kelemahan diantaranya terkadang waktu melebihi

dari ketentuan yang telah ditetapkan dan dorongan hanya untuk mendapat

penghargaan bukan untuk belajar.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik kalimat

berantai menerapkan teori organisasi konsep untuk pembelajaran menulis

karangan. Dengan satu topik atau tema, setiap siswa dapat mengaktifkan konsep

yang tersimpan dalam memori untuk mencari kalimat-kalimat yang mempunyai

konsep yang sama. Jika kosakata yang teroganisir dalam memori siswa dikelola

dengan baik kemudian disusun menjadi paragraf maka siswa dapat membentuk

sebuah karangan dengan memperhatikan pemilihan kalimat.

Page 38: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

45

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat disusun kerangka berpikir

mengenai efektivitas penggunaan teknik kalimat berantai dalam pembelajaran

menulis. Pada kajian pustaka telah dijelaskan bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan berpikir untuk menghasilkan sebuah tulisan baik berupa karangan, surat

atau catatan harian sebagai ungkapan pikiran dan perasaan kepada orang lain atau

kepada dirinya sendiri.

Namun dalam pembelajaran bahasa Jerman seringkali siswa mengalami

kesulitan dalam menulis. Kesulitan siswa dalam menulis karangan berbahasa

Jerman disebabkan oleh faktor seperti penggunaan teknik pembelajaran yang

masih monoton. Hal tersebut mengakibatkan kreativitas siswa dalam menulis

tidak berkembang. Oleh karena itu, seorang pengajar sebaiknya lebih kreatif dan

inovatif dalam menciptakan teknik pembelajaran sehingga dapat menarik

perhatian siswa dalam pembelajaran menulis.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih siswa

dalam menulis karangan adalah teknik kalimat berantai. Teknik pembelajaran ini

merupakan suatu bentuk permainan yang dilakukan secara berkelompok. Dalam

permainan ini setiap siswa harus melanjutkan kalimat yang ditulis oleh teman

sekelompoknya dengan menuliskan kalimat-kalimat yang mempunyai konsep

sama. Selain menyenangkan dan dapat menarik perhatian siswa, penggunaan

teknik kalimat berantai dalam pembelajaran bahasa Jerman juga dapat

memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan

sehingga siswa dapat menyusun sebuah karangan dengan mudah.

Page 39: BAB II Hakikat Pembelajarana-research.upi.edu/operator/upload/s_jrm_0706044_bab_ii.pdf · A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan selalu dikaitkan dengan persoalan kurikulum karena kurikulum

46

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini, yakni penggunaan teknik kalimat

berantai efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan berbahasa

Jerman.