BAB II HAP+PEB

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    1/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Preeklampsia

    2.1.1 Definisi

    Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah umur kehamilan

    20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Kelainan ini dianggap berat jika

    tekanan darah dan proteinuria meningkat secara bermakna atau terdapat

    tanda-tanda kerusakan organ (termasuk gangguan pertumbuhan janin).

    Preeklampsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menjadi

    ante, intra dan postpartum.1

    2.1.2 Epidemiologi

    i !ndonesia Preeklampsi berat (P"#) merupakan salah satu penyebab

    utama kematian maternal dan perinatal. Preeklamsia terjadi pada kurang

    lebih $% dari semua kehamilan, 10% pada kehamilan anak pertama dan

    20&2$% pada perempuan hamil dengan ri'ayat hipertensi sebelum hamil.

    etiap tahun sebanyak 2$0 ribu ibu hamil di merika menderita hipertensi

    atau $&10%. pada suatu penelitian ditemukan sebanyak *.+1 kasus

    (1,$1%) ibu hamil dari semua sampel perempuan yang berusia 1$-$

    tahun, didapatkan prealensi hipertensi pada ibu hamil sebesar 1.02 kasus

    (12,/%). ari 1.02 kasus ibu hamil dengan hipertensi, ditemukan 12$

    kasus (11,*%) didiagnosis hipertensi oleh petugas kesehatan. an dari

    sebaran hipertensi di +2 proinsi di !ndonesia, presentase ibu hamil dengan

    hipertensi terbanyak pada pro. umatera selatan (1*,0%).

    2.1.3 Klasifikasi

    ari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi

    preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Pembagian preeklampsi

    menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas

    berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia

    ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma.1

    2.2 Preeklampsia Bera

    +

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    2/16

    2.1.1 Definisi

    Preeklampsia pada kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tekanan

    darah sistolik 10 mmg dan tekanan darah diastolik 110 mmg

    disertai proteinuria lebih $ g2 jam atau kualitati3 +4. 1,5

    2.1.2 Eiologi1

    6enurut 7'ei3el 8 Preeclampsia, the disease theories, Penyebab

    pasti preeklampsia masih belum diketahui jelas. 9etapi terdapat beberapa

    3aktor-3aktor prediposisi yang mempengaruhi terjadinya Preeklampsia

    yaitu8

    1. Primigraida atau nullipara, t'olterutama umur reproduksi

    ekstrem, yaitu 1* tahun dan umur +$ tahun ke atas.

    2. 6ultigraida dengan kondisi klinis 8

    Kehamilan ganda dan hidrops 3etalis

    Penyakit askular termasuk hipertensi esensial kronik dan 6

    Penyakit-penyakit ginjal

    + iperplasentosis 8 mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops 3etalis, bayibesar, 6.

    :i'ayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia

    2.1.3 Paofisiologi

    ipotesa 3aktor-3aktor etiologi preeklampsia bisa diklasi3ikasikan

    berdasarkan teori-teori berikut, antara lain18

    a. 9eori kelainan askularisasi plasenta

    Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi inasi

    tro3oblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis. !nasi tro3oblas juga

    memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks

    menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi

    dan dilatasi. istensi dan asodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi

    dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi askular, dan

    peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. kibatnya, aliran

    darah ke janin cukup banyak dan per3usi jaringan juga meningkat,

    4

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    3/16

    sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini

    dinamakan ;remodeling arteri spiralis

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    4/16

    Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini

    dihubungkan dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen

    plasenta yang tidak sempurna.1

    Pada perempuan hamil normal, respons imun tidak menolak adanya

    ;hasil konsepsi< yang bersi3at asing. al ini disebabkan adanya human

    leukocyte antigen protein ? (=-?), yang berperan dalam modulasi

    respons imun, sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi (palsenta).

    danya =-? pada plasenta dapat melindungi tro3oblas janin dari lisis

    dan mempermudah inasi sel tro3oblas ke dalam jaringan desidua ibu.

    Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi

    =-? , yang dapat menghambat inaasi tro3oblas ke dalam desidua

    sehingga dapat pula menghambat dilatasi artei spiralis.1

    d. 9eori ?enetik

    da 3aktor keturunan dan 3amilial dengan model gen tunggal.

    ?enotipe ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan

    secara 3amilial jika dibandingkan dengan genotipe janin.1

    2.1.! "am#aran klinik1

    Perubahan sistem dan organ pada preeklampsia. Aaitu18

    1. >olume plasma

    Pada hamil normal olume plasma meningkat dengan bermakna guna

    memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan normal nya terjadi pada

    umur kehamilan +2-+ minggu. ebaliknya pada preeklampsia terjadi

    penurunan olume plasma antara +0% - 0% dibanding hamil normal

    disebut hipoolemia. ipoolemia ini diimbangi dengan asokontriksi,

    sehingga terjadi hipertensi. >olume plasma yang menurun memberi

    dampak yang luas pada organ-organ penting.

    2. ipertensi

    Pada preeclampsia peningkatan reaktiitas askuler dimulai umur

    kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester

    !!. 9ekanan darah yang tinggi pada preeklampsi bersi3at labil. 9ekanan

    6

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    5/16

    darah menjadi normal beberapa hari pascapersalinan, kecuali preeclampsia

    berat kembalinya dapat terjadi 2 & minggu pascapersalinan. 9imbulnya

    hipertensi adalah akibat asospasme menyeluruh dengan ukuran tekanan

    darah 1050 mmg selang jam.

    +. Bungsi ginjal

    a. Perubahan 3ungsi ginjal disebabkan beberapa hal-hal berikut8

    6enurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipoolemia sehingga

    terjadi oliguria , bahkan anemia

    Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya

    permeabilitas membrane basalis sehingga terjadi kebocoran dan

    mengakibatkan proteinuria.

    9erjadi glomerular capillary endotheliosis akibat sel endotel

    glomerular membengkak disertai deposit 3ibril

    ?agal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.

    9erjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat asospasme

    pembuluh darahb. Proteinuria

    c. sam urat serum, umumnya meningkat $ mgcc. al ini

    disebabkan oleh hipoolemia, yang menimbulkan menurunnya aliran

    ginjal dan mengakibatkan menurunnya in3iltrasi glomerulus sehingga

    menurunnya sekresi asam urat.

    d. Kreatinin, pada preeklampsia meningkat 1 mgcc. al ini

    disebabkan oleh hipoolemia

    e. Cliguria dan anuria

    9erjadi karena hipoolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun

    yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria), bahkan dapat

    terjadi anuria.

    . "lektrolit

    Kadar elektrolit total menurun pada 'aktu hamil normal. Pada

    preeklampsia kadar elektrolit total sama seperti hamil normal. Kadar

    7

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    6/16

    natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal,

    yaitu sesuai dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.

    $. ematologik

    Perubahan hematologik disebabkan oleh hipoolemia akibat

    asospasme, hipoalbuminemia hemolisis mikroangiopatik akibat spasma

    arteriole dan hemolisis akibat kerusakan endotel arteriole. Perubahan

    tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat hiperolemia,

    peningkatan iskositas darah, trombositopenia, dan gejala hemolisis

    mikroangiopati.

    . epar

    Perubahan pada hepar ialah asospasme, iskemik dan perdarahan. #ila

    terjadi perdarahan pada sel periportal lobus peri3er, akan terjadi nekrosis

    sel hepar dan peningkatan enDim herpar.

    /. Eanin

    Preeklampsia memberikan pengaruh buruk pada janin yang

    disebabkan oleh menurunnya per3usi utero plasenta, hipoolemia,

    asospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.

    *. Feurologik

    Fyeri kepala disebabkan hiperper3usi otak, sehingga menimbulkan

    asogenik edema

    kibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan

    isus, dengan gejala 8 pandangan kabur, skotomata, ablasio retina

    2.1.$ Diagnosis1

    iagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria preeklampsia berat bila

    ditemukan satu atau lebih gejala diba'ah ini.

    a. 9ekanan darah sistolik 10 mmg dan tekanan darah diastolik 110

    mmg.

    a. Proteinuria lebih $ g2 jam atau kualitati3 +4

    b. Cliguria, yaitu produksi urin kurang dari kurang dari $00 cc2 jam

    disertai kenaikan kadar kreatinin darah

    8

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    7/16

    c. ?angguan isus dan serebralG penurunan kesadaran, nyeri kepala,

    skotoma dan pandangan kabur

    d. "dema paru-paru dan sianosis

    e. emolisis mikroangiopatik

    3. danya sindroma "==P

    9rombositopenia berat8 H 100.000 selmm+atau penurunan trombosit

    dengan cepat

    ?angguan 3ungsi hepar (kerusakan hepatoselular)8 peningkatan kadar

    alanin

    Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat

    2.2.%. Pemeriksaan pen&n'ang

    Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosa adalah8

    1. arah rutin ("ritrosit, leukosit, trombosis, b, t, =")

    2. Bungsi hati (?C9?P9, bilirubin, protein serum, aspartat

    aminotrans3erase

    +. Bungsi ?injal (Ireum dan kreatinin)

    . :ontgen atau J9 scan otak untuk mengetahui sudah terdapat edema atau

    tidak

    9

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    8/16

    ?ambar 8 penilaian klinik hipertensi dalam kehamilan

    2.1.% Komplikasi

    Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Isaha utama

    ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan

    eklampsia. #iasanya komplikasi yang tersebut di ba'ah ini terjadi pada

    preeklampsia berat dan eklampsia.*

    a. !bu 8 "==P syndrome, perdarahan otak, gagal ginjal,

    hipoalbuminemia, ablatio retina, edema paru, solusio plasenta,

    hipo3ibrinogenemia, hemolisis

    b. Eanin atau bayi 8 !ntrauterine gro'th restriction (!I?:) atau

    pertumbuhan janin terhambat, kelahiran premature, dan ga'at janin.

    10

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    9/16

    2.1.( Penaalaksanaan

    9ujuan dasar penatalaksanaan untuk kehamilan dengan penyulit

    preeclampsia adalah/

    a. 6encegah terjadinya preeklampsia berat dan eklampsia

    b. 9erminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan

    janinnya

    c. 6elahirkan janin hidup

    d. Pemulihan sempurna bagi kesehatan ibu.

    Penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan

    pengobatan obstetrik, penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan

    bayi pada saat yang optimal, yaitu sebeum janin mati dalam kandungan,

    akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus.5

    Penaalaksanaan preeklampsia #era

    1. Pera)aan Akif1

    Aaitu kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk

    stabilisasi ibu dengan pemberian pengobatan medikamentosa.

    a. Indikasi(salah satu atau lebih) 8

    a. !bu

    1) danya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia

    2) Kegagalan terapi medikamentosa 8

    1) setelah jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa terjadi

    kenaikan tekanan darah yang persisten

    2) setelah 2 jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa tidak

    ada perbaikan

    gangguan 3ungsi hepar

    gangguan 3unsi ginjal

    dicurigai terjadi solusio plasenta

    timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, perdarahan

    b. Eanin

    Isia kehamilan +/ minggu atau lebih

    11

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    10/16

    danya tanda-tanda ga'at janin

    9imbulnya oligohidramnion

    danya tanda !ntrauterine gro'th restriction (!I?:) atau

    pertumbuhan janin terhambat

    c. =aboratorium

    danya "==P syndrome (hemolisis dan peningkatan 3ungsi

    hepar, trombositopenia).

    #. Pengo#aan medisinal:encana terapi medikamentosa dengan pemberian obat-obatan

    pada pasien preeklampsia berat yaitu 8

    a. egera masuk rumah sakit

    b. 9irah baring miring ke kiri secara intermiten. 9anda ital diperiksa

    setiap +0 menit, re3leks patella setiap jam.

    c. !n3us de@trose $% dimana setiap 1 liter diselingi dengan in3us :=

    (0- 12$ ccjam) $00 cc.

    d. Pemberian obat anti kejang 8 magnesium sul3at

    e. iuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,

    payah jantung kongesti3 atau edema anasarka. iberikan 3urosemid

    injeksi 0mgim.

    3. nti hipertensi

    iberikan jika tekanan darah sistolik lebih 10 mmg, diastolic

    lebih 110 mmg atau 6P lebih 12$ mmg. asaran pengobatan

    adalah tekanan diastolis kurang 10$ mmg (bukan kurang 50

    mmg) karena akan menurunkan per3usi plasenta.

    Eenis obat 8 ni3edipin 10-20 mg oral, diulangi setelah +0 menit

    g. Pemberian 6agnesium ul3at

    1) Jara pemberian magnesium sul3at 8

    Jara Prichard 8 loading dose 6go 0% * g !6 (g boka, g

    boki),dilanjutkan dosis pemeliharaan g jam jika syarat terpenuhi

    12

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    11/16

    2) yarat-syarat pemberian 6gC 8

    9ersedia antidotum 6gC yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram

    (10% dalam 10 cc) diberikan intraenous dalam + menit.

    :e3leks patella positi3 kuat

    Brekuensi pernapasan lebih 1 kali per menit.

    Produksi urin lebih 100 cc dalam jam sebelumnya (0,$

    cckg##jam).

    +) 6gC dihentikan bila 8

    da tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi,

    re3leks 3isiologis menurun, 3ungsi jantung terganggu, depresi P,

    kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena

    kelumpuhan otot-otot pernapasan karena ada serum 10 I

    magnesium pada dosis adekuat adalah -/ m"Lliter. :e3leks

    3isiologis menghilang pada kadar *-10 m"Lliter. Kadar 12-1$

    m"L terjadi kelumpuhan otot-otot pernapasan dan lebih 1$m"Lliter terjadi kematian jantung.

    #ila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sul3at 8

    1. entikan pemberian magnesium sul3at

    2. #erikan calcium gluconase 10% 1 gram (10% dalam 10 cc)

    secara !> dalam 'aktu + menit.

    +. #erikan oksigen.

    . =akukan pernapasan buatan. 6agnesium sul3at dihentikan juga bila setelah jam pasca

    persalinan sudah terjadi perbaikan (normotensi3).

    *. Pengelolaan +#serik

    ebelum melakukan pengakhiran kehamilan sebaiknya ealuasi

    keadaan ibu dan janin. Keadaan ibu dan janin mempengaruhi cara

    13

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    12/16

    terminasi kehamilan. Jara terminasi kehamilan tergantung apakah

    penderita sudah inpartu atau belum.

    1) #elum inpartu 8

    !nduksi persalinan 8 amniotomi, drip oksitosin dengan syarat skor

    #ishop $

    J bila 8 syarat drip oksitosin tidak terpenuhi, 2 jam sejak drip

    oksitosin belum masuk 3ase akti3.Pada primipara cenderung section

    caesarea

    2) !npartu 8

    Kala ! 8

    Base laten tunggu jam tetap 3ase laten sectio caesarea

    Base akti3 8 - amniotomi, tetes pitosin jam pembukaan tidak

    lengkapsectio caesarea

    Kala !! 8 Pada persalinan peraginam, kala !! dapat diberi

    kesempatan partus spontan bila diperkirakan dengan mengejan tidak

    terlampau kuat, janin dapat lahir. #ila tidak, persalinan diselesaikandengan ekstraksi akum atau 3orsep. Intuk kehamilan H +/ minggu,

    bila memungkinkan terminasi ditunda 2M2 jam untuk maturasi paru

    janin.

    2. Pera)aan Konser,aif1

    Pengobatan konserati3 adalah tetap mempertahankan kehamilan

    bersamaan dengan terapi medikamentosa.

    a. Indikasi -

    #ila kehamilan preterm kurang dari +/ minggu tanpa disertai tanda

    tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik.

    #. Pengo#aan medisinal -

    ama dengan pera'atan medisinal pada pengelolaan akti3.

    *. Pengo#aan o#seri -

    1) elama pera'atan konserati3 8 obserasi dan ealuasi sama

    seperti pera'atan akti3 hanya disini tidak dilakukan terminasi.

    14

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    13/16

    2) 6gC dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda

    preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 2 jam.

    +) #ila setelah 2 jam tidak ada perbaikan maka dianggap

    pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.

    ) #ila sebelum 2 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih

    dahulu 6gC 20% 2 gram intraenous.

    d. Penderia dip&langkan #ila

    1) Penderita kembali ke gejala-gejala atau tanda-tanda

    preeclampsia ringan dan telah dira'at selama + hari.

    2) #ila selama + hari tetap berada dalam keadaan preeklampsia

    ringan 8 penderita dapat dipulangkan dan dira'at sebagai

    preeklampsia ringan (diperkirakan lama pera'atan 1-2 minggu).

    2.1. Pen*ega/an

    Pencegahan dapat dilakukan dengan FJ yang teratur dan teliti dapat

    menemukan tanda-tanda dini preeklampsia serta pemeriksaan pada janin

    untuk mencegah terjadinya risiko bayi yang dilahikran dengan ##=:.

    Penerangan tentang man3aat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan.

    !stirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan

    sehari-hari dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.

    iet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan

    berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Intuk kehamilan N +/

    minggu segera dilakukan terminasi kehamilan.*

    2.1.0 Preeklampsia onse dini dan onse lam#a

    Preeclampsia juga dibagi menjadi onset dini dan onset lambat.

    #erdasarkan onset JC? (merican Jollege o3 Cbsterti dan ?inekologi)

    diklasi3ikasikan preeklamsia dalam dua kelompok 8 preeklampsia onset

    dini yaitu terjadi sebelum kehamilan ke-+ minggu, dan preeklampsia

    onset lambat yaitu terjadi setelah kehamilan + minggu.$

    15

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    14/16

    aat ini penelitian mulai menemukan jika onset dini dan onset lambat

    preeklampsia memiliki pato3isiologis berbeda yang menunjukkan pada

    onset dini preeklampsia sering dihubungkan dengan morbiditas dan

    mortalitas perinatal dan maternal yang lebih tinggi, karena pada onset dini

    preeklampsia ditemukan gangguan per3usi uteroplasenta (peningkatan

    resistensi aliran uteroplasenta), sementara onset lambat preeklampsia

    sering dihubungkan dengan 3aktor maternal seperti obesitas pada 'anita

    hamil.10

    Cnset dini dan onset lambat preeklampsia memiliki perbedaan

    etiologi sehingga mani3estasi klinisnya berbeda. Pada onset lambat

    preeklampsia dihubungkan dengan pertumbuhan janin yang baik tanpa

    adanya tanda-tanda gangguan pertumbuhan janin dengan gambaran

    elosimetri doppler arteri uterina yang normal atau sedikit meningkat,

    dimana tidak terdapat gangguan aliran darah umbilikus dan lebih beresiko

    pada 'anita dengan plasenta yang besar dan luas. Cnset dini preeklampsia

    sering menimbulkan kasus dengan klinis yang berat, yaitu dihubungkan

    dengan adanya inasi tro3oblast yang abnormal pada arteri spiralis

    sehingga menimbulkan perubahan aliran darah di arteri subplasenta,

    peningkatan resistensi aliran darah dan arteri umbilikal serta adanya tanda-

    tanda gangguan pertumbuhan janin.11

    2.2 emoragi* Ane Par&m

    2.2.1 Definisi

    Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah

    kehamilan 2* minggu. #iasanya lebih banyak dan berbahaya daripada

    perdarahan kehamilan sebelum 2* minggu.

    Perdarahan antepartum dapat berasal dari 8

    a. Kelainan plasenta

    Plasenta Preia, solusio plasenta (abruptio plasenta) atau perdarahan

    ante partum yang belum jelas sumbernya, seperti 8

    - insersio elamentosa

    16

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    15/16

    - ruptura sinus marginalis

    - plasenta sirkumalata

    b. #ukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya

    kelainan seriks dan agina (erosio, polip, arises yang pecah) dan

    trauma.

    2.2.2 Plasena Pre,ia

    Plasenta preia adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen

    ba'ah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari

    ostium uteri internum.

    ejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya

    segmen ba'ah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang

    berimplantasi di segmen ba'ah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan

    segmen ba'ah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Cstium yteri

    yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa

    mengubah luas pembukaan seriks yang tertutup oleh plasenta. Benomena

    ini berpengaruh pada derajat atau klasi3ikasi dari plasenta preia ketika

    pemeriksaan dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa

    intranatal, baik dengan ultrasonogra3i maupun pemeriksaan digital. Cleh

    karena itu pemeriksaan I? perlu diulang secara berkala dalam asuhan

    antenatal maupun intranatal

    2.2.3 Klasifikasi

    1. Plasenta preia totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh

    ostium uteri internum

    2. Plasenta preia parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium

    uteri internum

    +. Plasenta preia marginalis adalah plasenta yang tepinya berada di pinggir

    ostium uteri internum

    . Plasenta letak rendah adalah apabila plasenta mengadakan implantasi pada

    segmen ba'ah terus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan

    lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira + atau cm di atas pinggir

    pembukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

    17

  • 7/24/2019 BAB II HAP+PEB

    16/16

    18