Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Bab
Bab ini membahas landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam
penelitian ini. Uraian pada bagian ini akan menjelaskan konsep manajemen
strategik yang meliputi pengertian manajemen strategik, manfaat manajemen
strategik, tahap-tahap manajemen strategik beserta alat yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis strategik yakni analisis SWOT dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini sehingga dapat
digunakan sebagai bahan referensi.
2.2 Landasan Teori
Untuk memperkuat analisis terhadap masalah penelitian, peneliti
melakukan kajian pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori
yang akan digunakan sebagai landasan penelitian. Adapun teori-teori yang
relevan adalah sebagai berikut:
2.2.1 Konsep Manajemen Strategik
Dalam menentukan strategi bisnis sangat penting untuk
memahami konsep manajemen strategik. Pemilik usaha harus dapat
mengerti strategi apa yang paling cocok untuk diterapkan dalam bisnis
yang sedang dijalankan. Konsep manajemen strategik memegang
peranan penting terhadap keberhasilan formulasi dan implementasi
strategi.
10
2.2.1.1 Pengertian Manajemen Strategik
Pengertian manajemen strategik dikemukakan oleh Fred
R. David (2016) bahwa manajemen strategik dapat didefinisikan
sebagai seni dan sains dalam memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi dapat memperoleh
tujuannya. Tujuan manajemen strategik adalah untuk menemukan
dan menciptakan kesempatan yang baru serta berbeda untuk masa
mendatang, perencanaan jangka panjang, dan mencoba untuk
mengoptimalisasi tren esok berdasarkan tren saat ini.
Menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen
(2009), “ Strategic Management is that a set of managerial
decisions and actions that determines the long run performance
of a corporation.” Artinya, manajemen strategik adalah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Pendapat sejenis
dikemukakan oleh Pearce II & Robinson Jr. (2013) bahwa
manajemen strategik didefinisikan sebagai suatu rangkaian
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dr. H. Rachmat (2014) dalam bukunya Manajemen
Strategik memaparkan definisi manajemen strategik masing-
masing menurut:
11
1. Prof. Dr. Sodang P. Siagian pada tahun 2000 menjelaskan
bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi.
2. Barney pada tahun 1997 mengartikan manajemen strategik
sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi, sedangkan
strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan
organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
3. Grant pada tahun 1995 memahami strategi sebagai
keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya
untuk menciptakan posisi menguntungkan. Dengan kata lain,
manajemen strategik terlibat dengan pengembangan dan
implementasi strategi dalam kerangka pengembangan
keunggulan bersaing.
Berdasarkan definisi di atas, bila dikaitkan dengan
terminologi “manajemen” maka manajemen strategik dapat pula
didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan
tindakan strategik perusahaan dengan tujuan untuk mencapai
tujuan organisasi atau keunggulan kompetiti (Solihin, 2012).
Pada hakikatnya, manajemen strategik adalah proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah pada
12
pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu
perusahaan mencapai tujuannya. Manajemen strategik berkaitan
dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan,
dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam praktik.
Manajemen strategik dapat dipandang sebagai hal yang
mencakup tiga macam elemen utama. Pertama, analisis strategik
dimana penyusun strategi yang bersangkutan berupaya untuk
memahami posisi strategik organisasi yang bersangkutan. Kedua,
pilihan strategik yang berhubungan dengan perumusan aneka
macam arah tindakan, evaluasi, dan pilihan antara mereka.
Ketiga, implementasi strategi yang berhubungan dengan
merencanakan bagaimana pilihan strategi dapat dilaksanakan.
Ketiga macam pendekatan model dasar dari proses manajemen
strategik dirangkum dalam gambar berikut:
Gambar 2.1
Sebuah Model Dasar Dari Proses Manajemen Strategik
Pilihan Strategik
Analisis Strategik
Implementasi Strategi
13
2.2.1.2 Manfaat Manajemen Strategik
Menurut Fred R. David (2016) manajemen strategik
menjadikan organisasi lebih proaktif dari pada reaktif dalam
membentuk masa depannya, manajemen strategik menjadikan
organisasi untuk memulai dan mempengaruhi aktivitas (bukan
hanya merespon) dan oleh karena itu dapat mengendalikan
nasibnya sendiri. Berdasarkan sejarah, manfaat utama dari
manajemen strategik adalah membantu organisasi untuk
memformulasi strategi yang lebih baik melalui penggunaan
pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional terhadap
berbagai pilihan strategik. Adapun manfaat keuangan dan non-
keuangannya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Keuangan
Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang
menggunakan konsep manajemen strategik lebih
menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi yang
tidak menggunakan konsep manajemen strategik. Perusahaan
yang menggunakan konsep manajemen strategik menunjukan
peningkatan signifikan dalam penjualan, tingkat keuntungan,
dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa
aktivitas perencanaan sistematis. Perusahaan berkinerja tinggi
cenderung melakukan perencanaan sistematis untuk
mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi di masa depan
14
dalam lingkungan internal dan eksternal. Perusahaan dengan
sistem perencanaan yang mencerminkan teori manajemen
strategik secara umum menunjukan kinerja keuangan jangka
panjang yang superior dibandingkan dengan industrinya.
2. Manfaat Non-Keuangan
Selain membantu perusahaan menghindari kegagalan
keuangan, manajemen strategik menawarkan keuntungan
berwujud lainnya, seperti meningkatnya kesadaran atas
ancaman eksternal, pemahaman yang meningkat akan strategi
pesaing, produktivitas karyawan yang meningkat,
berkurangnya resistensi terhadap perubahan, dan pemahaman
yang lebih jelas dari hubungan kinerja-imbalan. Manajemen
strategik meningkatkan kemampuan pencagahan masalah oleh
organisasi karena membuat interaksi di antara manajer pada
semua tingkatan divisi dan fungsi. Perusahaan yang telah
melatih karyawan dan manajernya, berbagi tujuan organisasi
dengan mereka, memberdayakan mereka untuk membantu
meningkatkan produk atau jasa, dan mengakui kontribusi
mereka, dapat mengandalkan mereka untuk membantu
perusahaan karena interaksi ini.
Selain memperkuat manajer dan karyawan, manajemen
strategik sering kali memberikan keteraturan dan kedisiplinan
untuk perusahaan yang sedang kesulitan. Hal tersebut menjadi
15
awal dari sistem manajerial yang efektif dan efisien. Manajemen
strategik dapat memperbarui keyakinan dalam strategi bisnis saat
ini atau menunjukkan adanya kebutuhan untuk tindakan
perbaikan. Proses manajemen strategik menyediakan dasar untuk
mengidentifikasi dan merasionalisasi kebutuhan perubahan untuk
semua manajer dan karyawan perusahaan, ini akan membantu
mereka melihat perubahan sebagai kesempatan, bukan sebagai
ancaman.
Manfaat manajemen strategik dikemukakan oleh Pearce II
& Robinson Jr. (2013):
1. Kegiatan perumusan strategi memperkuat kemampuan
perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah. Manajer
yang mendorong perhatian bawahannya kepada kegiatan
perencanaan akan terbantu dalam mengawasi dan
memprediksi tanggung jawab oleh bawahan yang mengetahui
kebutuhan akan manajemen strategik.
2. Keputusan strategik berbasis kelompok kemungkinan besar
akan dipilih dari alternatif terbaik yang ada. Proses manajemen
strategik menghasilkan keputusan yang lebih baik karena
interaksi kelompok akan menghasilkan variasi strategi yang
lebih banyak dan prediksi yang didasarkan pada sudut pandang
khusus dari anggota-anggota kelompok untuk meningkatkan
proses penyaringan pilihan.
16
3. Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi
meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan antara
produktivitas dengan imbalan pada setiap rencana strategik
sehingga hal ini akan meningkatkan motivasi mereka.
4. Kesenjangan dan tumpang tindih kegiatan antar individu dan
kelompok akan berkurang dan partisipasi dalam perumusan
strategi akan memperjelas perbedaan peran.
5. Resistensi terhadap perubahan akan berkurang. Meskipun
peserta dalam perumusan strategi tidak akan lebih senang
dengan keputusan yang mereka ambil sendiri dibandingkan
dengan keputusan yang diambil secara otoriter, kesadaran
lebih besar terhadap parameter yang membatasi pilihan yang
teredia membuat mereka lebih mungkin menerima keputusan
tersebut.
Sedangkan manfaat yang diperoleh organisasi jika
menerapkan manajemen strategik menurut Wahyudi (1996)
yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4. Mengindentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi
dalam lingkungan yang semakin beresiko.
17
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa
datang.
6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat
dikurangi.
2.2.1.3 Tahap-tahap Manajemen Strategik
Menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen
(2009), tahap manajemen strategik meliputi empat elemen dasar,
yaitu pengamatan lingkungan (environmental scanning),
perumusan strategi (strategy formulation), implementasi strategi
(strategy implementation), dan evaluasi dan pengendalian
(evaluation and control). Berikut ini merupakan penjelasan
elemen-elemen tersebut:
1. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan meliputi monitoring, evaluasi
dan mengumpulkan informasi dari lingkungan eksternal dan
internal dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor
strategik. Upaya paling sederhana untuk melakukan
pengamatan lingkungan adalah melalui analisis SWOT.
18
Prof. Dr. Sodang P. Siagian (2000) menjelaskan bahwa
analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang
ampuh apabila digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula
secara luas bahwa “SWOT” merupakan akronim untuk kata-
kata strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities
(peluang) dan threats (ancaman).
Fredy Rangkuti pada tahun 1997 yang dikutip dari
buku Manajemen Strategik Rachmat (2014), juga
memaparkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau
interaksi antar unsur internal yaitu kekuatan dan kelemahan,
terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Dari pengertian tersebut, Rachmat (2014) menjelaskan satu
persatu, yaitu:
a. Strength ( Kekuatan) adalah situasi atau kondisi kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
b. Weakness (Kelemahan) adalah situasi atau kondisi
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
c. Opportunities (Peluang) adalah situasi atau kondisi
peluang di luar organisasi dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi di masa depan.
19
d. Threats (Ancaman) adalah situasi ancaman bagi
organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.
2. Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah pengembangan rencana
jangka panjang untuk mengelola secara efektif peluang dan
ancaman lingkungan eksternal dengan mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan (SWOT) perusahaan. Formulasi
strategi mencakup kegiatan mendefinisikan visi dan misi
perusahaan, menetapkan tujuan yang ingin dicapai,
mengembangkan strategi dan pengaturan pedoman kebijakan
perusahaan. Setelah mengetahui ancaman yang dihadapi
perusahaan, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,
selanjutnya dapat dirumuskan strategi perusahaan. Perumusan
strategi meliputi menentukan visi dan misi perusahaan,
menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan
strategi dan penetapan pedoman kebijakan. Berikut ini
merupakan penjelasannya:
a. Visi
Solihin (2012) menjelaskan visi dibuat oleh
perusahaan terutama untuk menjawab pertanyaan “what
will our business be?” atau pertanyaan “what do we want
20
to become?”. Pernyataan visi menunjukkan arah strategis
perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa
mendatang sehingga akan menuntun pengerahan sumber
daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan
tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki
kaitan yang sangat erat dengan misi perusahaan, dalam
arti arah strategis yang dinyatakan di dalam visi masih
berada dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh
perusahaan. Sebagai contoh visi perusahaan Microsoft
dirmuskan sebagai berikut,”A computer on every desk and
in every home, running Microsoft software…with a strong
commitment to Internet-related technologies that expand
the power ad reach of the PC and its users”. Sedangkan
visi perusahaan Disneyland dinyatakan sebagai berikut
“To be happiest place on earth”. Visi yang dinyatakan
oleh Microsoft terkait dengan misi perusahaan Microsoft
sebagai perusahaan yang menghasilkan software
komputer. Demikian pula visi yang dinyatakan oleh
Disneyland memiliki keterkaitan dengan misi perusahaan
Disneyland yang mengelola berbagai tempat rekreasi di
berbagai belahan dunia. Visi dan misi secara bersama-
sama menunjukkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan
di masa yang akan datang dan arah strategis
21
pengembangan usaha perusahaan. Dalam contoh di atas
menjadi market leader untuk usaha komputer bagi
Microsoft yang digambarkan dalam frase kalimat “A
computer on every desk and in every home, running on
Microsoft software” atau menjadi market leader untuk
tempat rekreasi bagi Disneyland yang dinyatakan dalam
frase kalimat “To be happiest place on earth”. Visi yang
jelas akan menjadi landasan bagi pembangunan arah
usaha perusahaan yang komprehensif.
b. Misi
Misi yaitu tujuan atau alasan berdirinya suatu
organisasi. Pernyataan misi yang disusun dengan baik
akan mengidentifikasikan tujuan mendasar dan unik yang
membedakan suatu perusahaan dengan perusahan lain dan
mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaan dalam
produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani. Misi
yang disusun oleh perusahaan mengacu pada visi suatu
perusahaan.
Menurut Peter Drucker dalam buku Fred R. David
(2016) yang sering kali disebut bapak manajemen modern
menanyakan pertanyaan, “Apakah bisnis kita?”
merupakan sinonim dari “Apakah misi kita?”. Misi adalah
pernyataan abadi dari tujuan yang membedakan satu
22
organisasi dengan perusahaan lain yang sejenis.
Pernyataan misi adalah deklarasi organisasi dalam hal
“alasan keberadaan”. Penyataan misi yang jelas penting
untuk menetapkan tujuan dan memformulasikan strategi
secara efektif. Penyataan misi mengungkapkan ingin
menjadi apa organisasi dan siapa yang ingin dilayaninya.
Lebih lanjut menurut Peter Drucker pernyataan
misi lebih dari pernyataan detail spesifik karena dua
alasan utama. Pertama, penyataan misi yang baik
memungkinkan dihasilkannya dan dipertimbangkannya
sejumlah tujuan dan strategi tanpa melemahkan kreatifitas
manajemen. Pernyataan misi yang terlalu spesifik dapat
membatasi potensi pertumbuhan kreatif perusahaan.
Namun, pernyataan yang terlalu umum dapat menjadi
disfungsional. Sebagai contoh pernyataan misi Apple
Computer sebaiknya tidak membuka kemungkinan untuk
diversifikasi kedalam bisnis pemrosesan makanan.
Kedua, pernyataan misi perlu bersifat luas untuk
merekonsiliasi perbedaan secara efektif diantara, dan juga
menarik bagi berbagai pemangku kepentingan. Oleh
karena itu, pernyataan misi sebaiknya bersifat
reconciliatory. Pemangku kepentingan meliputi
karyawan, manajer, pemegang saham, pelanggan,
23
pemasok, distributor, kreditur, pemerintah, serikat
pekerja, pesaing, aktifis lingkungan dan public secara
umum. Dengan demikian karakteristik pernyataan misi
yang baik menurut Drucker adalah:
1) Lingkupnya luas, tidak termasuk jumlah, angka,
presentase, rasio, atau tujuan moneter
2) Panjangnya kurang dari 250 kata
3) Menginspirasi
4) Mengidentifikasi kegunaan produk perusahaan
5) Mengungkapkan bahwa perusahaan bertanggung
jawab pada masyarakat
6) Mengungkapkan bahwa perusahaan bertanggung
jawab pada lingkungan
7) Mencakup 9 komponen pelanggan, produk atau jasa,
pasar, teknologi, perhatian akan
ketahanan/pertumbuhan/laba, filosofi, konsep diri,
perhatian atas citra publik, perhatian untuk karyawan.
8) Reconciliatory
9) Terus menerus
c. Tujuan
Tujuan adalah hasil akhir aktifitas perencanaan.
Tujuan merumuskan apa yang akan dirumuskan dan
kapan akan diselesaikan dan sebaiknya diukur jika
24
memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan
merupakan hasil dari penyelesaian misi. Beberapa bidang
di mana perusahaan perlu membuat sasaran dan tujuan
adalah:
1) Profitabilitas (laba bersih)
2) Efisiensi (biaya rendah, dsb)
3) Pertumbuhan (kenaikan asset total, penjualan, dsb)
4) Kekayaan pemegang saham (deviden ditambah
apresiasi atau kenaikkan harga saham)
5) Penggunaan sumber daya (ROE atau ROI)
6) Reputasi (diperhitungan sebagai perusahaan
‘terkenal’)
7) Kontribusi untuk karyawan (keamanan kerja, upah)
8) Kontribusi untuk lingkungan (membayar pajak,
partisipasi dalam amal, meyediakan produk atau jasa
yang diperlukan)
9) Kepemimpinan pasar (pangsa pasar)
10) Kepemimpinan teknologi (inovasi, kretifitas)
11) Kelangsungan hidup (menghindari kebangkrutan), dan
atau
12) Kebutuhan pribadi manajemen puncak (menggunakan
perusahaan untuk tujuan pribadi seperti, menyediakan
pekerjaan untuk keluarga)
25
Lebih lanjut Solihin (2012) menjelaskan tujuan
berbeda dengan misi. Misi merupakan hasil akhir yang
ingin dicapai perusahaan dan memiliki horizon waktu
yang sangat panjang untuk mencapainya. Selain itu, misi
perusahaan dinyatakan secara kualitatif, lebih
menunjukkan sifat (the nature of things) dari pada ukuran
(the measure of things). Sedangkan tujuan merupakan
hasil akhir yang ingin dicapai perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dan dinyatakan secara kuantitatif (lebih
menunjukkan the measure of things).
Sebagai contoh Rubbermaid Inc, pembuat prabot
rumah tangga, mainan, mabel outdoor, dan produk-
produk kantor membuat tujuan bahwa penjualan dan
pendapatan akan meningkat sebesar 15% setiap tahun.
Untuk menekankan betapa pentingnya pengembangan
produk baru dalam persaingan pasar yang ketat juga
ditetapkan tujuan bahwa 30% dari pendapatan tahunan
berasal dari produk yang dikenalkan dalam 5 tahun
terakhir.
d. Strategi
Strategi perusahaan merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan
akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan
26
memaksimalkan keunggulan kompetitf dan
meminimalkan keterbatasan kemampuan bersaing.
Menurut Porter, strategi memungkinkan
organisasi untuk memperoleh keunggulan bersaing dari
tiga dasar yang berbeda yaitu kepemimpinan biaya,
diferensiasi dan fokus. Porter menamakan dasar-dasar ini
sebagai strategi generik. Penjelasan untuk ketiga strategi
generik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Biaya (cost leadership)
Kepemimpinan biaya menekankan
memproduksi produk terstandarisasi pada biaya per
unit rendah untuk konsumen yang sensitif harga. Ciri
strategi kepemimpinan biaya adalah perusahaan lebih
memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan
cara memfokuskan harga jual produk yang murah,
sehingga biaya produksi, promosi ataupun riset dapat
ditekan.
Dua tipe alternatif strategi kepemimpinan biaya
dapat didefinisikan. Tipe 1 adalah strategi biaya rendah
yang menawarkan produk atau jasa ke pelanggan yang
luas pada harga termurah yang tersedia di pasar. Tipe 2
adalah strategi nilai-terbaik yang menawarkan produk
atau jasa ke pelanggan yang luas pada harga terbaik
27
yang tersedia di pasar, strategi nilai terbaik bertujuan
untuk menawarkan pelanggan sejumlah produk atau
jasa pada harga terendah yang tersedia dibandingkan
dengan produk pesaing dengan atribut yang sama. Baik
strategi Tipe 1 maupun Tipe 2 menargetkan pasar yang
besar.
2) Diferensiasi (differentiation)
Tipe 3 strategi generik Porter adalah
diferensiasi. Strategi diferensiasi yang bertujuan pada
memproduksi produk atau jasa yang dipertimbangkan
unik dalam industri dan diarahkan pada konsumen
yang relatif tidak sensitif harga. Oleh karena itu strategi
diferensiasi cirinya adalah perusahaan mengambil
keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial
terhadap suatu produk atau jasa yang unggul untuk
membedakannya dari produk yang lain. Dengan
demikian, diharapkan calon konsumen membeli
dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu.
3) Fokus (focus)
Fokus berarti memproduksi produk dan jasa
yang memenuhi kebutuhan kelompok kecil konsumen.
Perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar
yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan
28
menggunakan strategi kepemimpinan biaya
menyeluruh atau diferensiasi. Dua tipe alternative
strategi fokus adalah Tipe 4 dan Tipe 5. Tipe 4 adalah
strategi fokus biaya-rendah yang menawarkan produk
atau jasa ke sejumlah kecil (kelompok kecil) pelanggan
pada biaya terendah yang tersedia di pasar. Tipe 5
adalah strategi fokus nilai terbaik yang menawarkan
produk atau jasa ke sebagian kecil konsumen pada
harga terbaik yang tersedia di pasar. Terkadang disebut
“diferensiasi terfokus”, strategi fokus nilai terbaik
bertujuan untuk menawarkan sebagian kecil grup
konsumen produk atau jasa yang memenuhi selera dan
permintaan mereka lebih baik daripada produk
pesaing. Baik Tipe 4 maupun Tipe 5 menargetkan
pangsa kecil. Namun perbedaannya adalah strategi
Tipe 4 menawarkan produk atau jasa pada kelompok
kecil dengan harga terendah, sementara Tipe 5
menawarkan produk atau jasa ke kelompok kecil
dengan harga lebih tinggi, namun dipenuhi dengan
fitur-fitur, sehingga penawaran dianggap sebagai nilai
terbaik.
29
e. Kebijakan
Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk
pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan.
Kebijakan perusahaan merupakan pedoman luas yang
menghubungkan perumusan strategi dan implementasi.
Sebagai contoh CEO General Electric, Jack Welch
menegaskan bahwa misi GE menjadi nomer satu atau
nomer dua dimana pun GE bersaing. Kebijakan GE
menyediakan pedoman untuk memperoleh dan
melepaskan lini produk. Jika produk barang atau jasa yang
diusulkan atau yang sudah ada pada saat ini tidak memiliki
kemampuan untuk mendominasi pasar maka usaha-usaha
yang dilakukan perlu bergeser ke produk yang lain. Di
Walt Disney Corporation, kebijakan menekankan pada
usaha yang terus menerus untuk menemukan dan
menciptakan sesuatu yang unik dan cocok dengan budaya
Disney.
Fred R. David (2016) menjelaskan kebijakan
mencakup pedoman, aturan, dan prosedur yang dibuat
untuk mendukung usaha untuk mencapai tujuan yang
dinyatakan. Kebijakan adalah pedoman dalam pembuatan
keputusan dan menangani situasi yang berulang dan
terjadi kembali. Kebijakan sering kali dinyatakan dalam
30
istilah manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,
produksi atau operasi, R&D, dan aktifitas sistem
informasi manajemen.
3. Implementasi Strategi
Implementasi strategi yaitu proses manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses
tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara
menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari
organisasi yang bersangkutan. Berikut ini merupakan
penjelasannya:
a. Program
Program yaitu penyataan aktifitas atau langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali
pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan,
perubahan budaya internal perusahaan atau awal
penelitian baru.
b. Anggaran
Anggaran yaitu program yang dinyatakan dalam
bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan
secara terperinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
31
c. Prosedur
Prosedur kadang-kadang disebut Standard
Operating Procedures (SOP), yaitu sistem langkah-
langkah atau teknik-teknik yang berurutan
menggambarkan secara terperinci cara suatu tugas atau
pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci
berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk
menyelesaikan program-program perusahaan.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian, yaitu membandingkan
antara kinerja perusahaan dengan hasil yang diharapkan
perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktifitas. Fred
R. David (2016) menyatakan bahwa evaluasi strategi adalah
tahapan final dalam manajemen strategik. Proses manajemen
strategik dapat menghasilkan keputusan yang memiliki
konsekuensi jangka panjang secara signifikan. Keputusan
strategi yang salah dapat mengakibatkan kerugian dan untuk
memperbaiki kesalahan tersebut merupakan hal yang sulit.
Kebanyakan ahli strategi sepakat bahwa evaluasi strategi
sangat penting untuk kelangsungan organisasi, evaluasi antar
waktu dapat memberikan peringatan dini pada manajemen atas
masalah potensial sebelum situasi menjadi kritis. Evaluasi
strategi meliputi tiga aktifitas dasar yaitu:
32
a. Memeriksa dasar strategi perusahaan.
b. Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil
aktual.
c. Mengambil koreksi untuk memastikan kinerja sesuai
rencana.
2.3 Penelitian Terdahulu
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini akan
menjadi salah satu acuan penulis. Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan
sebagai bahan referensi tidak terlepas dari topik penelitian ini yaitu mengenai
manajemen strategic bisnis beras organik. Berikut ini merupakan penelitian
terdahulu yang berusaha mengupas pembahasan mengenai topik serupa antara
lain:
Hidayat (2011) dalam “The Development Of Organic Rice Farming In
Indoneisa” menulis bahwa sejak 2001, Indonesia telah mempromosikan
pengembangan pertanian organik dengan slogan ‘Go Organic 2010’. Indonesia
mempunyai ambisi untuk menjadi salah satu pemain utama di pasar pertanian
organik dunia. Permintaan akan produk-produk pertanian organik diharapkan
untuk meningkat di masa mendatang. Lebih lanjut, pasar pertanian organik
dunia yang bertumbuh akan menciptakan peluang untuk meningkatkan
pendapatan petani dan kesejahteraan di daerah pedesaan, sekaligus menjaga
keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan. Kementerian Pertanian
merencanakan dan memprogramkan pengembangan pertanian organik bersama
dengan program revitalisasi pertanian, dimana peningkatan kualitas, nilai
33
tambah, efisiensi sistem produksi, dan keberlanjutan lingkungan menjadi
tujuan-tujuan utamanya. Pasar domestik untuk produk organik bertumbuh dna
kecenderungan ini akan berlanjut. Novianty da Andoyo (2006) menyebutkan
bahwa pasar potensial untuk produk-produk organik di Indonesia sekitar 37%
dari jumlah penduduk, yakni kelompok masyarakat berpenghasilan menengah
dan kelas menengah atas yang terutama tinggal di perkotaan. Pada tahun 2008,
konsumen beras organik sekitar 1.07% dari penduduk Indonesia. Diperkirakan
dalam waktu sepuluh tahun, jumlah konsumen sekitar 12.9 juta atau 5.02% dari
penduduk Indonesia. Estimasi ini berdasarkan data sisi penawaran.
Pratama (2017) dalam “Strategi Pengembangan Perusahaan Pengolahan
Beras Organik (Studi Kasus Eka Farm Yogyakarta)” menemukan bahwa
berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal didapatkan
beberapa poin yang telah menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
bagi Eka Farm. Keseluruhan faktor kunci baik internal maupun eksternal
tersebut digunakan sebagai acuan dalam merumuskan rancangan arsitektur
strategi pengembangan pengolahan beras organik Eka Farm. Terdapat beberapa
alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan pengembangan Eka
Farm, yaitu meningkatkan kerjasama dengan pemasok beras organik,
melakukan pengembangan produk, melakukan pengembangan pasar,
membangun gudang di lokasi potensial, melakukan penambahan karyawan,
menambah jumlah investor, melakukan pembangunan pabrik dan gudang baru,
melakukan diversifikasi kosentrik, melakukan integrasi ke belakang,
mengencarkan edukasi tentang beras organik pada masyarakat, melakukan
34
kontrak kerjasama dengan penyedia jasa ekspedisi. Berdasarkan hasil
rancangan arsitektur strategi pengembangan Eka Farm untuk mewujudkan
sasaran yang telah ditetapkan, maka harus dilakukan program kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus dan program kegiatan yang dilakukan secara
bertahap dalam kurun waktu 2017-2027. Peneliti juga mengutip data dari
pertanian sehat Indonesia pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa beras
organik memiliki permintaan yang lebih besar daripada penawaran setiap
tahunnya.
Hasil penelitian Sulistyana (2014) dalam “Konsumsi Beras Organik
Pada Tingkat Rumah Tangga Di Kota Yogyakarta” menyimpulkan sebanyak
51,43% rumah tangga mengkonsumsi beras organik sebesar 21-40 kg per
bulan, dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 5-7 orang. Sebanyak 60%
responden memilih agen distributor sebagai tempat utama pembelian beras
organik. Sebanyak 88,57% respnden menyebutkan alasan kesehatan sebagai
faktor utama dalam mengkonsumsi beras organik dan 85,71% responden
merasa puas mengkonsumsi beras organik. Sebanyak 40% konsumen
mengkonsumsi beras organik varietas mentik wangi yang mempunyai
karakteristik warna beras putih, tingkat kebersihan beras bersih, aroma beras
wangi, tekstur beras kesat dengan presentase beras patah sedikit (10-20%), rasa
nasi manis, tingkat kepulenan pulen, aroma nasi sangat wangi dan ketahanan
nasi lebih awet (tidak cepat basi). Faktor-faktor konsumsi beras organik
dipengaruhi secara positif oleh harga beras non-organik, harga mie instan,
faktor kesehatan dan secara negatif oleh harga tempe dan harga tahu. Beras non-
35
organik dan mie instan merupakan barang substitusi dari beras beras organik,
sedangkan tempe dan tahu merupakan barang komplementer dari beras organik.
Damayanti (2013) dalam “Konsumsi Beras Organik Tingkat Rumah
Tangga Di Kabupaten Sleman” menemukan perilaku konsumen beras organik
yaitu sebanyak 92.5% pengambil keputusan dalam mengkonsumsi beras
organik sebagian besar ditentukan oleh istri, sebanyak 32.2% sumber informasi
utama mengenai beras organik adalah media elektronik yang sebagian besar
berasal dari internet, sebanyak 80% konsumen memilih alasan kesehatan
sebagai alasan utama dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi beras
organik, sebanyak 57.5% konsumen beras organik memilih agen atau
distributor sebagai tempat utama pembelian beras organik, sebanyak 35%
alasan utama pemilihan tempat pembelian beras organik adalah dikarenakan
pelayanan yang baik, sebanyak 67.5% intensitas konsumen mengkonsumsi
beras organik sebagian besar secara terus menerus dan sebanyak 50% konsumsi
rumah tangga beras organik per bulan adalah sebanyak 10-20 kg. Faktor-faktor
konsumsi beras organik dipengaruhi secara positif oleh jumlah anggota
keluarga, harga beras non-organik, harga jagung dan secara negatif oleh harga
beras organik. Konsumen beras organik pada tingkat rumah tangga di
Kabupaten Sleman sebanyak 22.5% mengkonsumsi beras organik varietas
pandan wangi dengan merk JOL yang mempunyai karakteristik warna beras
putih kusam, tingkat kebersihan cucian beras agak bening, aroma beras wangi,
tekstur beras terasa kesat, dengan presentase patah sedikit (11-20%), rasa nasi
36
agak manis, tingkat kepulenan sangat pulen, aroma nasi wangi dan ketahanan
nasi lebih awet (tidak cepat basi).
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti ditinjau dari objek
penelitian, tujuan penelitian maupun metode penelitiannya. Penelitian yang
dilakukan Pratama (2017) merumuskan strategi pengembangan perusahaan
pengolahan beras organik dengan objek penelitian adalah Eka Farm namun di
penelitian ini, objek peneliti yaitu Murni Organik. Sedangkan penelitian
Sulistyana (2014) dan Damayanti (2013) bertujuan meneliti pola perilaku
konsumsi beras organik, maka di penelitian ini peneliti tidak hanya meneliti
pola perilaku konsumsi saja namun juga akan merumuskan strategi
pengembangannya.