49
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi dan arah tubuh atau bagian tubuh dengan cepat. Sedangkan menurut beberapa ahli lainnya, agility didefinisikan sebagai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Faktor heriditer atau genetik merupakan faktor utama pada tingkat agility seseorang. Agility juga tergantung pada kekuatan otot, kecepatan, koordinasi, dan keseimbangan dinamik (Miller, 2010). Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Pendapat para ahli bahwa agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Agility terdiri pada beberapa komponen yaitu kekuatan otot, kecepatan, koordinasi, dan keseimbangan dinamik (Mark,2010). Agility merupakan hal dasar yang dimiliki tubuh baik untuk beraktivitas fungsional, kemampuan dalam berolahraga seperti kemampuan untuk gerak cepat dan berhenti mendadak, perubahan arah dengan cepat, efisien dan penyesuaian gerak kaki pada tubuh atau bagian tubuh pada saat melakukan aktivitas olahraga. Setiap individu dengan agility yang baik memiliki kesempatan lebih baik untuk sukses dalam aktivitas fisik dibandingkan dengan individu dengan agility yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Agility

Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu

kemampuan merubah posisi dan arah tubuh atau bagian tubuh dengan cepat.

Sedangkan menurut beberapa ahli lainnya, agility didefinisikan sebagai

kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan

bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Faktor heriditer atau genetik

merupakan faktor utama pada tingkat agility seseorang. Agility juga tergantung

pada kekuatan otot, kecepatan, koordinasi, dan keseimbangan dinamik (Miller,

2010).

Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan

cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Pendapat para

ahli bahwa agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Agility

terdiri pada beberapa komponen yaitu kekuatan otot, kecepatan, koordinasi, dan

keseimbangan dinamik (Mark,2010).

Agility merupakan hal dasar yang dimiliki tubuh baik untuk beraktivitas

fungsional, kemampuan dalam berolahraga seperti kemampuan untuk gerak cepat

dan berhenti mendadak, perubahan arah dengan cepat, efisien dan penyesuaian

gerak kaki pada tubuh atau bagian tubuh pada saat melakukan aktivitas olahraga.

Setiap individu dengan agility yang baik memiliki kesempatan lebih baik untuk

sukses dalam aktivitas fisik dibandingkan dengan individu dengan agility yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

10

buruk. Dikatakan demikian karena agility sendiri merupakan aspek dari beberapa

kondisi fisik yang harus dimiliki untuk meningkatkan performa dan menghindari

individu dari cidera (Jay, 2011).

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Agility

Agility merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan otot, kecepatan

reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuskular. Dengan kata

lain faktor –faktor yang mempengaruhi agility ialah kecepatan, kekuatan otot,

keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular.

1. Kekuatan otot

Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan

dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis. Kekuatan

otot juga dapat diartikan sebagai kekuatan maksimal otot yang ditunjang oleh

cross-sectional otot yang merupakan kemampuan otot menahan beban maksimal

pada aksis sendi (Carolyn, 2007).

Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan tegangan memerlukan suatu tenaga

atau kekuatan. Kekuatan mengarah kepada output tenaga dari kontraksi otot dan

secara langsung berhubungan dengan jumlah tension yang dihasilkan oleh

kontraksi otot, sehingga meningkatnya kekuatan otot berupa level tension,

hipertropi, dan rekruitment serabut otot. Karena kekuatan merupakan salah satu

komponen dari kecepatan, maka semangkin besar kekuatan dalam melakukan

suatu gerakan, semangkin besar pula tenaga eksplosif yang terjadi sehingga akan

mampu mingkatkan agility (Carolyn, 2007).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

11

2. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk menggerakan sendi-sendi dalam

jangkauan gerakan penuh dan bebas. Keluwesan otot dan kebebasan gerak

persendian sering dikaitkan dengan hasil pergerakan yang terkoordinasi dan

efisien. Kelenturan diarahkan kepada kebebasan luas gerak sendi atau ROM.

Fleksibilitas juga faktor penting yang mempengaruhi agility. Semangkin lentur

jaringan otot atau jaringan yang secara bersama-sama bekerja seperti sendi,

ligament, dan tendon akan di dapat peningkatan agility (Carolyn, 2007).

3. Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis

secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan

untuk menempuh sesuatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan

tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan adalah keterampilan dan kemampuan yang

dibutuhkan untuk mencapai kecepatan pergerakan tinggi. Kecepatan tergantung

dari faktor yang mempengaruhinya, yaitu kekuatan, waktu reaksi (reaction time),

dan fleksibilitas. (Larry, 2004).

4. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan

tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi. Keseimbangan adalah kemampuan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

12

untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika posisi

tegak (Davies, 2004).

Selain itu keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh

dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta

menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan melibatkan berbagai

gerakan di setiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskletal dan

bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang

tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan

efisien. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi atau

interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk

proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lainnya) yang

dimodifikasi atau diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,

cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan

eksternal (Thomas, 2005).

A. Komponen – Komponen Pengontrol Keseimbangan

1) Sistem Informasi Sensori

Sistem informasi sensori meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Keseimbangan akan

terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada

titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh

selama melakukan gerak statik atau dinamik. Dengan informasi visual, maka

tubuh dapat menyesuaikan atau berinteraksi terhadap perubahan pada

lingkungan aktivitas sehingga memberi kerja otot yang sinergis untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh. Komponen vestibular merupakan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

13

sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala,

dan gerak bola mata. Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga

membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot

postural (Bryant, 2002).

2) Respon – Respon Otot Yang Sinergis (Postural Muscles Response

Synergies)

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak

dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan

keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada

ekstremitas atas maupun bahwa berfungsi mempertahankan postur saat berdiri

tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan

jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari

perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh. Kerja otot

yang sinergis berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan

kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakuakan fungsi

gerak tertentu (Kevin, 2000).

3) Kekuatan Otot

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan

beban baik berupa beban eksternal (external force) maupun beban internal

(internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem

neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

14

otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semangkin banyak serabut otot

yang teraktifasi, maka semangkin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot

tersebut. Kekuatan otot kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan

otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan

gaya grvitasi serta beban eksternal lainnya secara terus menerus

mempengaruhi posisi tubuh (Kumar, 2004).

4) Kemampuan adaptasi (Adaptive System)

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran

motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik

lingkungan.

5) Lingkup Gerak Sendi (Joint Range Of Motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan

gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan tinggi

(Carolyn, 2007).

B. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan

Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi keseimbangan adalah:

1) Pusat Gravitasi (Center Of Gravity – COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua objek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat ditengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada

tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

15

selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbangan. Pada

manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat.

Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang

diantara depan dan belakang vertebrae sakrum ke dua. Derajat stabilisasi

tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: ketinggian dari titik pusat

gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran tumpu, lokasi garis gravitasi dengan

bidang tumpu, serta berat badan (John, 2008).

2) Garis Gravitasi (Line Of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui

pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat

gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh

(John, 2008).

3) Bidang Tumpu (Base Of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu,

tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya

area bidang tumpu. Semangkin bessar biddang tumpu, semangkin tinggi

stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding

berdiri dengan satu kaki. Semangkin dekat bidang tumpu dengan pusat

gravitasi, maka stabilitas tubuh mangkin tinggi (John, 2008).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

16

5. Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan respon

kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsangan. Karena melalui

rangsangan (stimulus) reaksi tersebut mendapat sumber dari: pendengaran,

pandangan (visual), rabaan maupun gabungan antara pendengaran dan rabaan.

Neurofisiologis melibatkan potensiasi perubahan karakteristik kekuatan kecepatan

komponen kontraktil otot disebabkan oleh bentangan aksi otot konsentris dengan

menggunakan reflex regang. Reflex regang adalah respon paksa tubuh untuk

stimulus eksternal yang membentang otot (Nenggala, 2007).

6. Koordinasi Neuromuscular

Merupakan kemampuan untuk mengintegrasi indera (visual, auditori, dan

proprioceptive untuk mengetahui jarak pada posisi tubuh) dengan fungsi motorik

untuk menghasilkan akurasi dan kemampuan bergerak. Selain itu masih terdapat

faktor – faktor lain yang mempengaruhi agility yaitu:

a) Usia : The Shuttle Run 30 feet, menunjukan bahwa anak laki-laki rata-rata

mangkin bertambah baik mulai usia 12 tahun, sedang anak wanita tidak lagi

bertambah baik setelah usia 13 tahun.

b) Jenis Kelamin : Anak pria memperlihatkan kelincahan yang lebih baik dari

pada wanita sebelum mereka mencapai usia pubertas. Setelah pubertas

perbedaan tersebut lebih mencolok.

c) Berat Badan : Berat badan yang berlebihan secara langsung akan mengurangi

kelincahan. Dimana berat badan yang berlebihan cenderung mengakibatkan

muscle imbalance di bagian trunk.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

17

d) Kekelahan : Kelelahan dapat mempengaruhi kelincahan, karena orang yang

lelah akan menurun kecepatan lari dan koordinasinya.

2.1.2 Agility Pada Remaja

Pada remaja kemampuan berkembang secara fisik masih sangat baik.

Waktu utama untuk pertumbuhan otot yang optimal adalah pada akhir masa

remaja antara usia 18-19 tahun dan sepanjang usia 20 tahun. Pada kisaran ini

kadar testosteron berada pada puncaknya yang disebut dengan masa pubertas.

Pada usia ini remaja sudah memiliki komponen kebugaran yang bersifat

keterampilan seperti; koordinasi, kecepatan, ketepatan, daya ledak, dan agility.

Komponen yang terdapat dalam agility yang harus dimiliki oleh remaja adalah

kekuatan otot, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, dan koordinasi

neuromuskular. Manfaat agility pada remaja pada umumnya memfasilitasi

gerakan-gerakan dengan segala kelincahan yang dimilikinya pada usia produktif

seorang remaja (Mark, 2010).

Pengukuran Agility pada remaja dengan tes right-boomerang run, di

kategorikan menjadi 5 tingkatan seperti pada tabel dibawah ini (Tomchuk, 2011).

Table 2.1

Nilai Tingkat Agility (dalam detik) menggunakan Right-Boomerang Run Test.

Tingkat kinerja Skor (detik)

Laki-laki Perempuan

Tingkat tinggi ≤ 10.79 ≤ 12.60

Lanjutan menengah 11.49 – 10.80 12.99 – 12.61

Menengah 12.60 – 11.50 14.59 - 13.00

Lanjutan pemula 13.90 – 12.61 15.99 – 14.60

Pemula ≥ 13.91 ≥ 16.00

Sumber : Pratical Measurement

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

18

2.2 Fisiologi Otot Rangka

Otot skeletal mempunyai 4 karakter yaitu, eksitabilitas, kontraktilitas,

ekstensibilitas, elastisitas. Empat karakter ini membuat otot skeletal dapat

merespon stimulus dari impuls saraf, dapat berkontraksi dengan memendekkan

ukurannya, dapat terulur dan kembali ke bentuk dan panjang semula setelah

memendek atau memanjang. Kontraksi yang terjadi pada otot ini adalah kontraksi

yang disadari. Fungsinya adalah sebagai penggerak tubuh, mempertahankan dan

memelihara postur, dan memproduksi panas (Guyton, 2006).

Gambar. 2.1. Struktur Otot Skeletal

Sumber: Hansen John T & Bruce M Koeppen (2002), Netter’s Atlas of

Human Physiology

Otot skeletal melekat pada tulang melalui tendon yang terdiri dari jaringan

ikat, jaringan ikat ini juga menyelubungi seluruh otot yang disebut sebagai

epimisium. Satu bagian dari otot skeletal terdiri dari banyak fasikulus yang

dibungkus oleh jaringan ikat yang bernama perimisium. Fasikulus sendiri terdiri

dari banyak serabut otot, atau sel otot yang juga diselubungi oleh jaringan ikat

yang disebut endomisium (John, 2002).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

19

Sel otot disusun oleh banyak myofibril yang terbuat dari molekul protein

panjang yang disebut miofilamen. Ada dua jenis miofilamen dalam miofibril,

yaitu miofilamen tebal dan miofilamen tipis. Miofilamen tebal berwarna lebih

gelap dari miofilamen tipis sehingga otot skeletal disebut juga otot lurik karena

dalam pandangan mikroskopik terlihat susunan kedua miofilamen tadi yang

berbeda warna dan membentuk pola lurik (John, 2002).

Miofilamen tebal dan miofilamen tipis membentuk sebuah subunit yang

saling bersambung dalam miofilamen yang disebut sebagai sarkomer, Dalam

sebuah sarkomer thin miofilamen terletak di pinggir mengapit miofilamen tebal.

Sehingga dalam pandangan mikroskopik tampak daerah pinggir sarkomer lebih

terang dengan tengah yang yang berwarna lebih gelap, daerah terang disebut

dengan I-band dan daerah gelap disebut dengan A-band. Pada tengah tengah I-

band tampak garis gelap yang memisahkan dua sarkomer yang diberi nama Z-

Line. Jadi sarkomer merupakan daerah antara dua Z-line (John, 2002).

Gambar 2.2 Struktur Myofilamen, Thick and Thin Myofilamen

Sumber: Hansen John T & Bruce M Koeppen (2002), Netter’s Atlas of Human

Physiology

Sel otot diselubungi oleh membran yang bernama sarkolemma, yang seperti

neuron, memiliki potensial membran. Impuls yang berasal dari neuron akan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

20

berjalan juga ke sarkolemma yang mengakibatkan sel otot untuk berkontraksi.

Sarkolemma mempunyai lubang didalam strukturnya yang disebut tubulus

melintang, tubulus melintang masuk ke dalam sel otot keseluruh miofibril tanpa

menembusnya dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sarkolemma

kedalam sel terutama pada struktur lain dalam sel yang menyelubungi myofilamen

yang disebut sarkopasmik retikulum (Guyton, 2006).

Tubulus melintang mempunyai lubang yang berhubungan dengan

sarkoplasmik retikulum untuk menghantarkan impuls. Sarkoplasmik retikulum

mempunyai fungsi utama sebagai gudang penyimpanan ion kalsium. Antara

Sarkoplasmik retikulum dengan sitoplasma sel otot yang disebut sarkoplasma,

terjadi mekanisme pemompaan kalsium. Apabila otot dalam kondisi relaks maka

ada penumpukan ion kalsium yang sangat tinggi dalam sarkoplasmik retikulum

dan sebaliknya konsentrasi ion kalsium dalam sarkoplasma rendah (Guyton,

2006).

Ketika impuls dari saraf datang pada membran sarkoplasmik retikulum maka

terjadi pembukaan membran yang memungkinkan ion kalsium untuk melewatinya

menuju pada sarkoplasma yang akan mempengaruhi miofibril untuk berkontraksi.

Miofilamen tebal merupakan komposisi dari sebuah protein yang disebut

miosin. Sebuah miosin mempunyai ekor yang mempunyai kepala yang keluar dari

filamen, yang nantinya membentuk sebuah cross-bridges dengan molekul aktin

dari miofilamen tipis. (Guyton, 2006).

Kepala miosin tersebut mempunyai dua tempat tautan yaitu, ATP Binding

Site, dan Actin Binding Site. Ketika kepala ini bertemu dengan molekul aktin

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

21

dalam miofilamen maka akan terjadi pergesaran miosin yang mengakibatkan sel

otot berkontraksi .

Miofilamen tipis sendiri terdiri dari 3 komponen protein, yaitu aktin,

tropomiosin dan troponin. Aktin berupa bulatan yang lonjong yang saling

bergandengan membentuk dua rantai actin yang panjang dalam miofilamen tipis,

tropomiosin seperti benang yang membelit rantai aktin, ujung dari masing-masing

tropomiosin adalah molekul troponin.

Pada otot yang relaks maka molekul miosin menempel pada benang molekul

tropomiosin, ketika ion kalsium mengisi troponin maka akan mengubah bentuk

dan posisi troponin, perubahan ini membuat molekul tropomiosin terdorong dan

menjadikan kepala miosin bersentuhan dengan molekul aktin. Persentuhan ini

akan menjadikan kepala miosin bergeser. Selama pergeseran ini kepala miosin

menempel erat pada aktin sehingga mendorong aktin untuk bergerak.

Pada akhir gerakan ATP masuk dalam cross bridges dan memecah ikatan

antara miosin dan aktin. Kepala miosin akan bergerak kembali kebelakang, pada

saat bergerak ke belakang ATP dipecah sebagai ADP + P dan kepala miosin

kembali berikatan dengan molekul aktin yang lain, ikatan ini membuat terjadinya

lagi gerakan aktin terdorong oleh kepala miosin.

Selama ion kalsium mengisi troponin maka proses ini akan terjadi berulang,

tampak bahwa miofilamen tebal dan tipis seperti bergeser satu sama lain, pada

saat terjadi geseran maka jarak antara dua Z-line dalam sarkomer akan memendek,

akibatnya miofibril akan memendek dan seluruh sel otot akan memendek dan otot

akan tampak berkontraksi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

22

Otot skeletal akan relaks bila tidak ada impuls saraf melalui motor end plates,

ketiadaan impuls mengakibatkan tak ada ion kalsium yang masuk ke sitoplasma

sel karena pintu untuk kalsium masuk menjadi tertutup, dan kalsium akan kembali

mengalir masuk dalam sarkoplasmik retikulum, aliran ini akan menjadikan posisi

troponin kembali normal sehingga posisi tropomiosin kembali normal dan

memutuskan hubungan antara kepala miosin dengan aktin. Ketika kepala miosin

tak lagi berhubungan dengan aktin maka tak ada pergeseran molekul yang terjadi

dan otot kembali relaks.

Pada kejadian lain, ketika kontraksi otot berlangsung dalam waktu yang

lama, maka terjadi penurunan jumlah ATP yang dibutuhkan untuk menggeser

molekul-molekul tadi bergeser. Walaupun kepala miosin masih menempel pada

aktin, karena konsentrasi ion kalsium masih cukup untuk menggerakkan troponin,

namun tak ada pergeseran yang terjadi karena ketiadaan energi untuk

menggerakkan. Kejadian ini disebut muscle fatigue.

Pada kondisi relaks pada otot tetap terjadi tegangan pada sel otot yang

menjaga postur tubuh. Ini merupakan sebuah bentuk refleks pusat yang mengatur

agar ketegangan otot memadai berdasarkan impuls dari saraf propioseptor otot

tanpa menimbulkan gerakan.

Kontraksi otot skeletal berawal dari impuls elektrik yang berasal dari saraf

motorik. Komunikasi antara sistem saraf dengan otot menggunakan sebuah ikatan

yang disebut neuromuscular junction. Hubungan antar dua sel ini seperti

hubungan sinapsis antara dua neuron. Ketika impulse masuk ke ujung saraf (end

plate), neurotransmitter (asetilkoline) dilepaskan ke neuromuscular junction dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

23

masuk ke dalam membran sel otot (sarkolemma) yang akan meningkatkan

permeabilitas membran terhadap natrium (Na+), natrium akan menyebar melalui

tubulus melintang ke arah sarkoplasmik retikulum dan menyebabkan potensial

membran menjadi negatif dan memungkinkan kalcium untuk masuk dari

sarkoplasmik retikulum ke dalam sarkoplasma yang akan menjadikan sel otot

untuk berkontraksi (Guyton, 2006).

Gambar 2.3 Neuromuscular junction

Sumber: Hansen John T & Bruce M Koeppen (2002), Netter’s Atlas of

Human Physiology

Ada dua tipe kontraksi otot skeletal, yaitu isotonik dan isometrik. Kontraksi

Isotonik terdiri dari dua macam jenis kontraksi yang disebut konsentrik dan

eksentrik. Kontraksi konsentrik terjadi bila kontraksi membuat otot memendek

dan dapat menggerakkan sendi. Kontraksi eksentrik lebih berupa kontraksi otot

pada saat memanjang untuk menahan beban. Kontraksi isometrik adalah kontraksi

otot tanpa disertai perubahan panjang otot (Guyton, 2006).

Kontraksi otot skeletal dapat menghasilkan kekuatan yang bervariasi, variasi

ini tergantung dari berapa banyak motor unit yang teraktivasi. Motor unit adalah

kombinasi antara motor neuron dan sel otot yang disarafinya. Di dalam struktur

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

24

otot skeletal ada banyak sekali motor unit. Semakin banyak jumlah motor unit

yang terstimulsi akan semakin menguatkan kontraksi otot (Guyton, 2006).

2.3 Anatomi dan Biomekanik

2.3.1 Anatomi dan Biomekanik Sendi Lutut

Secara anatomi sendi lutut adalah sendi terbesar pada tubuh manusia.

Sendi ini termasuk jenis synovial hinge joint dengan gerakan yang terjadi

fleksi dan ekstensi. Fungsi dari sendi lutut itu sendiri adalah mempertahankan

tegaknya tubuh, stabilisasi serta meredam tekanan. Karena struktur dan

fungsinya yang kompleks, maka sendi lutut memiliki susunan anatomi dan

biomekanik yang berbeda, sesuai dengan struktur pembentuknya. Fungsi

utama dari knee joint adalah membentuk sikap tubuh, gerak “weight transfer”,

melompat, mendorong, menarik.

A. Struktur Tulang

Sendi lutut dibentuk oleh tiga tulang yaitu tulang femur, tibia, dan patella.

1) Tulang femur: tulang femur merupakan tulang terpanjang dan terbesar

dalam tubuh manusia yang bertugas meneruskan berat tubuh dari

tulang coxae ke tibia sewaktu kita berdiri. Bagian proksimal dari

tulang ini terdiri dari caput femoris yang bersendi dengan acetabullum,

collum femoris dan dua trochanter major. Ujung distal tulang femur

berakhir menjadi dua condylus yaitu epicondylus medialis dan

epicondylus lateralis yang bersendi dengan tibia.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

25

2) Tulang tibia: tulang tibia merupakan tulang kuat satu-satunya yang

menghubungkan antara femur dengan pergelangan kaki dan tulang

kaki, serta merupakan tulang penyangga beban. Bagian proksimal

tulang ini bersendi dengan condylus femur dan bagian distal

memanjang ke medialis membentuk malleolus medialis yang bersendi

dengan talus.

3) Tulang patella: patella merupakan tulang sesamoid terbesar pada tubuh

manusia. Tulang ini berbentuk segitiga yang basisnya menghadapi ke

proximal dan apex/puncaknya menghadap ke distal. Tulang ini

mempunyai dua permukaan, yang pertama menghadap ke sendi (facies

articularis) dengan femur dan yang kedua menghadap ke depan (facies

anterior). Facies anterior dapat dibagi menjadi tiga bagian dan

bergabung dengan tendon quadriceps. Pada sepertiga atas merupakan

tempat perlekatan tendon quadriceps, pada sepertiga tengah merupakan

tempat beradanya saluran vascular dan pada sepertiga bawah termasuk

apex merupakan tempat awal ligamentum patella.

gambar 2.4 knee

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00221

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

26

B. Articulatio Knee Joint

Sendi lutut atau knee joint dibentuk oleh tiga persendiaan, yaitu :

tibiofemoral joint, patellofemoral joint, dan proksimal tibiofibular joint yang

ditutupi oleh kapsul sendi.

1) Tibiofemoral joint merupakan sendi dengan jenis synovial hinge joint

yang mempunyai 2 derajat kebebasan gerak, dibentuk oleh condylus

femoris dan mempunyai permukaan tidak rata yang dilapisi oleh tulang

rawan yang tebal dan meniscus.

2) Patellofemoral joint merupakan sendi dengan jenis modified plane joint

dan terletak diantara tulang femur dan patella. Sendi ini berfungsi

membantu mekanisme kerja dan mengurangi friction quadriceps.

C. Jaringan spesifik pada sendi lutut

1) Ligamen

Fungsi stabilisasi pasif sendi lutut dilakukan oleh ligamen. Ligamen-

ligamen yang terdapat pada lutut adalah :

a. Ligamen cruciatum anterior membentang dari bagian anterior

fossa intercondyloid tibia melekat pada bagian lateral condylus

femur yang berfungsi untuk mencegah gerakan slide tibia ke

anterior terhadap femur, mencegah hiperekstensi lutut dan

membantu saat rolling dan gliding sendi lutut.

b. Ligamen cruciatum posterior merupakan ligamen berbentuk kipas

membentang dari bagian posterior tibia ke bagian depan atas dari

fossa intercondyloid tibia melekat pada bagian luar depan condylus

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

27

medialis femur. Ligamen ini berfungsi mengontrol gerakan slide

tibia kebelakang terhadap femur, mencegah hiperekstensi lutut dan

memelihara stabilitas sendi lutut.

c. Ligamen collateral medial merupakan ligamen yang lebar, datar

dan membranosus bandnya terletak pada sisi tengah sendi lutut.

Ligamen ini terletak diposterior permukaan medial sendi

tibiofemoral. Ligamen collateral medial menegang pada gerakan

penuh ROM ekstensi lutut. Ligamen ini berfungsi mejaga gerakan

ekstensi dan mencegah gerakan ke arah luar.

d. Ligamen collateral lateral merupakan ligamen kuat dan melekat di

atas ke belakang epicondylus femur dan dibawah permukaan luar

caput fibula. Ligamen ini berfungsi mengawasi gerakan ekstensi

dan mencegah gerakan ke arah medial. Dalam gerak fleksi lutut

ligamen ini melindungi sisi lateral lutut.

e. Ligamen patellaris merupakan ligamen kuat dan datar yang

melekat pada lower margin patella dengan tuberositas tibia dan

melewati bagian depan atas patella dan serabut superficial yang

berlanjut pada pusat serabut pada tendon quadriceps femoris.

f. Ligamen popliteal oblique menutupi bagian belakang sendi dan

melekat di atas upper margin fossa intercondyloid dan permukaan

belakang femur dan dibawah margin posterior caput tibia. Bagian

tengah terpadu dengan otot gastrocnemius. Ligamen ini berfungsi

mencegah hiperekstensi lutut.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

28

g. Ligamen transversal merupakan ligamen yang pendek dan tipis dan

berhubungan dengan margin convex depan meniscus lateral dan

ujung depan meniscus medial. Selain itu terdapat tractus illiotibial

yang berfungsi seperti ligamen yang menghubungkan crista iliaca

dengan condylus latelar femur dan tuberculum lateral tibia. Pada

sendi lutut tractus illiotibial berfungsi untuk stabilisasi ligamen

antara condylus lateral femur dengan tibia.

Gambar 2. 5 Ligamen Of Knee Joint

http://www.webmd.com/pain-management/knee-pain/picture-of-

the-knee

2) Meniscus

Meniscus merupakan struktur yang mengelilingi fibrocartilage pada

permukaan articularis caput tibia. Pada bagian perifer meniscus relatif

lebih tebal dan pada bagian dalam sedikit tipis. Meniscus terdiri dari

jaringan penyambung dengan bahan-bahan serabut collagen yang juga

mengandung sel-sel seperti tulang rawan.

Meniscus dibagi menjadi dua bagian yaitu meniscus medial dan

meniscus lateral. Meniscus lateral berbentuk seperti huruf O yang

berada lebih dekat dengan facetsarticularis, pusat sendi dan terkait

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

29

dengan eminenceintercondyloid. Meniscus medial berbentuk seperti

huruf C, yang letaknya lebih luas ke belakang dan terkait pada

fossaintercondyloid.

Fungsi meniscus adalah membantu mengurangi tekanan femur di atas

tibia, menambah elastisitas sendi, menyebar tekanan pada cartilago

sehingga menurunkan tekanan antara dua condylus, mengurangi

friction selama gerakan serta membantu ligamen dan capsul sendi

dalam mencegah hiperekstensi sendi.

D. Otot- Otot Knee Joint

Otot-otot lutut dibsgi dalam dua group otot yaitu group otot ektensor dan

group otot fleksor.

1. Group otot ekstensor yaitu M.Quadriceps:

a) M. Rectus Femoris

Origo: ada dua tendon satu melekat di SIAS, satu lagi melekat

dicekungan diatas acetabulum.

Insersio: permukanaan patella sampai ke tuberositas tibie.

Inervasi: N.Femoralis (L2)

b) M.Vastus Medialis

Origo : Interochanter line, line aspira, medial supracondilair line

femur.

Insertio: melekat ditepi lateral patella dan melewati ligamentum

patella sampai ankle tuberositas tibia.

Inervasi: N. femoralis (L2-L4)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

30

c) M.Vastus Intermedius

Origo: permukaan anterior dan lateral 2/3 atas femur.

Insersio: Permukaan lateral dan melalui ligamentum patella sampai

tuberositas tibie.

Inervasi: N femoralis (L2-L4)

d) M. Vastus Lateralis

Origo: Trochanter major femur, introchanter line, line aspira,

tuberositas gluteal.

Insersio: melekat ditepi lateral patella dan melewati ligamentum

patella sampai ankle tuberositas tibia

Inervasi: N. Femoralis (L2-L4)

2. Group Otot Fleksor yaitu M. Hamstring terdiri dari:

a) Biceps Femoris

Origo; long head: tuberositas ichial

Short head: lateral lip linea aspira femur dan lateral intermuskular

femur.

Insersio: melekat disisi lateral caput fibula dan dengan melalui

serabut kecil melekat di condilus lateral tibie.

Inervasi: cabang tibialis N. Ischiadicus (L5,S1,S2)

b) M. Senitendineus

Origo: melekat dicekungan medial distal tuber ichiadikum

Insersio: pada bagian proksimal facies medialis facia cruris

profunda dan terletak disebelah tendo m.sartorius.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

31

Inervasi: cabang tibialis N. Ischiadikus (l5,S1,S2)

c) M. semimembranosus

Origo: dibagian proksimal dan permukaan luar tuberositas

ischiadikum

Insersio: Kondilus medialis tibie

Inervasi: cabang tibial N. Ischiadikus (L5,S1,S2)

3. Kelompok Otot Pes Anserinus

a) M. Sartorius: berasal dari spina illiaca anterior dan berjalan miring

melewati paha dalam facianya menuju ke pes anserinus superficial

dan diletakan pada fascia cruralis dan medialis terhadap tuberositas

tibia. M Sartorius bekerja pada dua sendi, sebagai fleksor pada

sendi lutut dan bila lutut fleksi, bersama-sama dengan otot lain pes

anserinus berfungsi sebagai rotator medialis tungkai bawah. Selain

itu juga sebagai fleksor pada sendi panggul. Berdasarkan jalannya

otot tersebut juga berfungsi sebagai rotator lateralis pada sendi

panggul. M. Sartorius dipersarafi oleh N. femoralis (L2-L3)

b) M. Gracillis: Hanya kelompok otot-otot adductor bekerja pada dua

sendi, otot ini membentang sampai sejauh fascies medialis tibia

yang berinsersio bersama dengan m.semitendinosus dan

m,Sartorius sebagai pes anserinus superficialis otot ini terletak

paling medialis langsung dibawah permukaan dan bila paha

adduksi tampak jelas gambaran lengkungannya dibawah kulit. Bila

lutut dilakukan ekstensi m.gracillis bekerja sebagai adductor paha

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

32

dan fleksor sendi panggul begitu juga dapat melakukan fleksi sendi

lutut. Pada daerah pes anserinus di antara tiga tendo insertion otot

tersebut dan tibia selalu terdapat bursa yaitu bursa anserina. M.

gracillis dipersarafi oleh N.Obturatorius r.anterior (L2-L4)

c) M. semitendinous: berasal dari tuber ischiadicum dan berjalan ke

fascies medialis tibia bersama-sama dengan m.gracilis dan

m.sartorius untuk bergabung dengan pes anserinus supereficialis.

Disini juga terdapat bursa anserine diantara permukaan tibia dan

terdapat perlekatan paada pes anserinus. Otot ini bekerja pada dua

sendi, ekstensi pada sendi panggul dan fleksi pada sendi lutut dari

rotasi medialis tungkai bawah.

d) M. tensor fascia latae: berasal dari daerah spina illiaca anterior

superior dan membentang kedistal sampai trochanter major terus

ke tractus illiotibialis, berinsertio pada condylus lateralis tibia. Otot

menekan caput femoralis ke acetabulum. Otot ini juga sebagai

fleksor, rotator medialis dan abductor, serta membantu berkas-

berkas anterior m.gluteus medius dan m.gluteus minimus. M.tensor

fascia latae dipersarafi oleh N.Gluteus Superior (L4-L5)

e) M. gstrocnemius: Berasal dari bagian proksimal condylus medialis

femoris dengan caput medial dan caput lateral disebelah proksimal

condylus lateralis femoris. Beberapa serabut dari caput medial dan

caput lateral juga berasal dari capsula articularis sendi lutut. Kedua

caput tersebut berjalan kedistal, membentuk batas inferior fossa

poplitea dan bergabung dengan tendo m.soleus. otot-otot tersebut

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

33

berinsertio pada calcanei. Pada saat lutut fleksi m. gastrocnemius

memendek. Oleh karena itu m.gastrocnemius sangat penting pada

proses berjalan yang tidak hanya berperan mengangkat tumit juga

pada fleksi lutut.

E. Osteokinematik dan Artrokinematik lutut

1) Ostekinematik

Osteokinematik adalah gerak sendi yang dilihat dari gerak tulang saja.

Pada osteokinematik gerakan yang terjadi berupa gerak rotasi ayun, rotasi

putar, dan rotasi spin. Sendi tibiofemoral merupakan sendi synovuial hinge

(sendi engsel) dengan dua derajat kebebasan gerak rotasi ayun dan spin

sebagai gerak fisiologis. Fleksi-ekstensi terjadi pada bidang sagital di

sekitar axis medio-lateral dengan gerak rotasi ayun. Eksternal rotasi-

internal rotasi terjadi pada bidang ternasversal di sekitar axis vertical

(longitudinal) dengan gerak rotasi spin pada posisi kaki menekuk.

Ketidaksesuaian sendi tibiofemoral dikombinasikan dengan aktifitas otot

dan penguluran ligament akan menghasilkan gerakan rotasi secara

otomatis. Gerak rotasi yang terjadi secara otomatis. Gerak rotasi yang

terjadi secara otomatis ini terdapat secara primer pada gerak ektensi penuh

sebagai gerak perhentian dari kondilus lateral yang lebih panjang.

Pada ekstensi terakhir terjadi rotasi eksternal tibia yang dikenal closed

rotation phenomen. Disamping itu juga terjadi gerak valgus. ROM pasif

gerak fleksi umumnya sekitar 130°-140°. Hiperekstensi berkisar 5°-10°

dalam bats normalnya. Gerak rotasi yang terbesar terjadi pada posis lutut

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

34

fleksi 90°, dimana lateral rotasinya sebesar 45° dan medial rotasi sebesar

15°.

2) Artrokinematik

Arthokinematik adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi.

Pada arthokinematik gerakan yang terjadi berupa gerak roll dan slide. Dari

kedua gerak tersebut dapat diuraikan lagi menjadi gerak traksi-kompresi,

translasi, dan spin. Asimetri dari sendi tibiofemoral dan kenyataan bahwa

permukaan sendi pada femur lebih dari pada tibia (saat kondisi weigh

bearing). Condylus femoral harus melakukan gerakan rolling kea rah

posterior dan sliding kea rah anterior. Pada gerak ekstensi, condylus

femoralis rolling kea rah anterior dan sliding kea rah posterior. Pada akhir

gerak ekstensi, gerakan dihentikan pada condylus femoralislateral, tapi

sliding pada condylus medial tetap berlanjut untuk menghasilkan

penguncian sendi.

Pada gerak aktif non weight bearing permukaan sendi p[ada tibia

concave melakukan gerak slide pada condylus femoral yang conceks

dengan arah gerakan searah sumbu tulang tibia. Condylus tibia melakukan

gerak slide kea rah posterior pada condylus femoral saat fleksi. Selama

ekstensi dari gerak full fleksi condylus tibia bergerak kea rah anterior pada

condylus femoral. Patella bergeser ke arah superior saat ekstensi, dan

bergeser ke inferior saat fleksi. Beberapa gerak rotasi patella dan tilting

yang terjadi berhubungan dengan gerak sliding saat fleksi dan ekstensi.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

35

Artrokinematik adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi.

Pada artrokinematik gerakan yang terjadi berupa gerak roll and slide. Dari

kedua gerak tersebut dapat diuraikan lagi menjadi gerak traksi – kompresi,

translasi, dan spin.

Incongruence dari sendi tibiofemoral dan kenyataan bahwa permukaan

sendi pada femur lebih besar daripada tibia (saat kondisi weight bearing).

Condylus femoral harus melakukan gerak rolling dan sliding untuk tetap

berada diatas tibia. Pada gerak fleksi dengan weight bearing, condylus

femoris rolling ke arah posterior dan sliding ke arah anterior. Pada gerak

ekstensi condylus femoralis rolling ke arah anterior dan sliding ke arah

posterior, gerakan dihentikan condylus femoralis lateral, tapi sliding pada

condylus medial tetap berlanjut untuk menghasilkan penguncian sendi.

Pada gerakan aktif non weight bearing, permukaan sendi pada tibia

yang concave melakukan gerak slide pada condylus femoral yang conveks

dengan arah gerakan searah sumbu tulang tibia. Condylus tibia melakukan

gerak slide ke arah posterior pada condylus femoral saat fleksi. Selama

ekstensi dari gerak full fleksi condylus tibia bergerak ke arah anterior pada

condylus femoral. Patella bergeser ke arah superior saat ekstensi, dan

bergeser ke inferior saat fleksi. Beberapa gerak rotasi patella dan tilting

yang terjadi berhubungan dengan gerak sliding saat fleksi dan ekstensi.

2.3.2 Anatomi Dan Biomekanik Ankle And Foot Joint

Regio ankle and foot joint merupakan struktur yang komplek dan

yang paling dinamis pada tubuh manusia. Ankle and foot joint bergerak

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

36

bersama-sama dengan anggota tubuh lainnya selama berdiri dan berjalan.

Talus merupakan mekanisme kunci pada puncak kaki, terdiri dari bagian

corpus, colum dan caput. Bagian superior dan pinggir corpus berfungsi

menyokong dan berartikulasi dengan tibia dan fibula.

A. Osteologi

Ankle and foot dibentuk oleh ujung distal sebagai “garpu” bersendi

langsung dengan:

1) Os tallus (sendi paling atas)

2) Os calcaneus

3) Os Navicularis

4) Os Cuboideus

5) Os cuneiforme lateral, middle, dan medial

6) Ossa metatarsal (5 buah)

7) Ossa Phalageal (14 buah)

Dua arcus pada pergelangan kaki yaitu arcus longitudinal dan arcus

transversal:

1) Arcus longitudinal: merupakan kontinum dari calcaneus dan caput

metatarsal.

2) Arcus transversal: bagian proksimal dibatasi os cuboideum, lateral

cuneiforme lebih cekung dan pada bagian distal oleh caput

metatarsalia yang lebih datar.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

37

B. Otot Pada Ankle Joint

1) M. gastrocnemius

Berasal dari bagian proksimal condylus medialis femoris dengan caput

medial dan dengan caput lateral disebelah proksimal condylus lateralis

femoris. Beberapa serabut dari caput medial dan caput lateral juga

berasal dari capsula articularis sendi lutut. Kedua caput tersebut

berjalan ke distalis, membentuk batas inferior fossa poplitea dan

bergabung dengan tendo m.soleus, otot-otot tersebut berinsertio pada

tuber calcanei. Fungsinya untuk plantar fleksi pedis, fleksi cruris serta

cendrung untuk supinasi pedis.

2) M. soleus

Berasal dari caput fibula dan sepertiga atas facies dorsalis fibula, dari

linea musculi solei pada tibia dan dari arcus tendineus antara caput

fibula dan tibia yaitu arcus tendineus musculi solei terletak di distalis

m.popliteus. ujung tendo besar otot bersatu dengan ujung tendo

m.gastrocnemius dan berinsertio pada tubercalcanei sebagai tendo

calcaneus (achilles tendon). Fungsinya untuk plantar fleksi pedis.

3) M. tibialis anterior

Berasal dari daerah yang lebar yaitu facies lateralis tibia, membrane

interossea dan fascia cruris. Otot ini mempunyai venter tiga sisi yang

berakhir pada tendo yang berjalan dibawah retinaculum musculorum

extensorum superior dan retinaculum musculorum extensorum inferior

dan dibungkus oleh selubung synovial. Otot ini berinsertio pada facies

plantaris os cuneiforme medial dan os metatarsal pertama. Otot ini di

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

38

innervasi oleh n. peroneus (fibularis) profundus L4-L5. Fungsinya

untuk dorsal fleksi dan supinasi (adduksi dan inverse) pedis.

4) M. tibialis posterior

Berasal dari membrane interossea dan permukaan tibia yang

berhubungan dengan fibula. Tendo turun ke bawah pada sulcus

malleolus di belakang malleolus medial dalam selubung synovial di

antara sustenaculum tali dan tuberositas ossis navicularis dan sampai

ke telapak kaki. Otot ini dibagi atas dua bagian. Yang tebal adalah pars

medial melekat pada tuberositas ossis navicularis, sedangkan bagian

lateral merupakan bagian lemah, berinsertio pada ketiga tulang

cuneiforme. Insertio otot ini dapat memanjang sampai ke basis ossa

metatarsalia II, III, dan IV. Otot ini di innervasi oleh N. tibialis (L4-

L5). Fungsinya untuk supinasi (adduksi dan inverse) dan plantar fleksi

pedis.

5) M. peroneus longus

Berasal dari capsula articularis sendi tibiofibularis, caput fibula dan

bagian proksimal fibula. Otot ini berakhir berupa tendo panjang yang

berjalan dibelakang malleolus lateralis melewati alur dibelakang

malleolus fibularis di dalam selubung synovial bersama dengan tendo

m.peroneus brevis, berjalan dibawah retinaculum musculorum

perineum superius. Tendo m.peroneus longus membentang ke distal

trochlea peroneal calcanei dalam suatu lekukan selubung synovial

bersama yang difikasai oleh retinaculum perineum inferius, menyilang

facies plantaris ke tuberositas ossis metatarsalis primi dan os

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

39

cuneiforme medial. Tendo ini mencapai tempat insertion dengan jalan

melalui sulcus tendinitis musculi peronei longi ossis cuboidei di dalam

saluran fibrosa yang berjalan dari sisi lateralis di belakang tuberositas

ossis metatarsalis quinti miring kea rah pinggir medialis kaki. Di

dalam saluran ini pada telapak kaki selubung synovial lain menutupi

tendo. Oleh karena cara jalan tendo tersebut hingga fungsinya mirip

dengan tali haluan (kummer) dan menyangga arcus transversalis pedis.

Tendo ini menekan pinggir medialis kaki dan bersama-sama dengan

m.peroneus brevis, merupakan pronator yang paling kuat. Otot ini di

innervasi oleh N.peroneus (fibularis) superficialis (L5-S1). Fungsi

untuk pronasi (abduksi dan eversi) dan plantar fleksi pedis.

6) M. peroneus brevis

Berasal dari facies lateralis fibula. Tendo otot ini bersama-sama

dengan tendo m. peroneus longus berjalan dalam selubung synovial

yang sama pada sulcul tendinis musculi peronei longi, dibawah

retinaculum musculorum superius. Pada facies lateralis calcanei, tendo

otot ini terfiksasi bagian proksimalisnya yaitu di atas trochlea

peronealis calcanei oleh retinaculum musculorum perineum inferius di

mana terdapat evaganasi selubung synovial bersama yang

membungkus tendon. Tendon ini melekat pada tuberositas ossis

metatarlis quinti. Otot ini bekerja seperti m.peroneus longus. Otot ini

innervasi oleh N.Peroneus (fibularis) superficialis L5-S1. Fungsinya

untuk pronasi (abduksi dan eversi) dan plantar fleksi pedis.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

40

C. Tendon

Pada daerah dorsum pedis selubung synovial terdapat tendom musculus

tibialis anterior, ekstensor hallucis longus dan ekstensor digitorum lobgus.

Tendon-tendon dan selubung tendon pada daerah ini terkait pada tempatnya

oleh retinaculum musculorum ekstensor inferior. Pada sisi lateral os tarsal di

daerah trochlea peroneal os calcaneus terdapat selubung tendon peroneal

bersama untuk musculi peronei. Tendon musculus peroneus longus

meninggalkan selubung tendon synovial dan melanjutkan diri menyilang di

daerah plantaris di dalam selubungnya sendiri. Selubung tendon bersama

untuk musculi peronei tefiksasi pada tempatnya oleh retinaculum musculus

peroneus superior dan retinaculum musculus peroneus inferior. Tendon-

tendon otot-otot fleksor terletak pada sisi medial di belakang malleolus

medial. Selubung-selubung tendonnya berjalan di bawah retinaculum

musculus fleksor pedis (ligamentum lacinatum) yang terdiri dari lapisan

superficial, memperkuat fascia cruris dan lapiasan profunda. Dibawah lapisan

ini lewat tiga tendon masing-masing terbungkus oleh selubung sinovialnya

sendiri diantaranya musculus tibialis posterior, fleksor digitorum longus dan

fleksor hallucis longus.

Pada bagian plantaris terdapat lima selubung tendon sesuai dengan jari

masing-masing. Selubung ini tidak berhubungan satu dengan yang lain dan

diperkuat oleh selunbung fibrosa yang masing-masing terdiri dari berkas-

berkas seranut sirkular dan terletak pada daerah sendi. Pars cruciform diantara

sendi-sendi dan persilangan kumpulan serabut-serabut jaringan penyambung.

Pada bagian rongga tengah facies plantaris tidak ditemui selubung tendon.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

41

D. Ligament

Ligament pada ankle joint dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu

ligament talonaviculare, ligament talocalcaneum lateral, ligament

talocalcaneum medial dan ligament talocalcaneum posterior, ligament tarsi

dorsal termasuk ligament bifurcatum dengan serabut ligament

calcaneonavicular dancalcaneocuboid, ligament intercuneiform dorsal,

ligament cuboidonaviculare dorsal, ligament cuneonavicular dorsal dan

ligament calcaneocuboid dorsal.

Ligament tarsi plantaria menghubungkan masing-masing ossa tarsi pada

permukaan plantaris. Ligament tersebut meliputi ligament plantar longum

yang berjalan dari tuberositas calcanei ke cuboid dan ossi metatarsal.

Ligament calcaneinavicular plantar atau spring ligament sangat penting untuk

stabilisai kaki. Pars medial ligament plantar longum, ligament

calcanecuboideum plantar merupakan bagian yang sangat penting. Selain itu

juga terdapat ligament cuneonavicular plantar, ligament cuboideonavicular

plantar, ligament intercuneiform plantar, ligament cuneocuboid plantar dan

ligamenta interossea yaitu ligament intercuneiform interossea. Pada ligament

antara tarsal dan metatarsal terdapat ligament tarsometatarso dorsal, ligament

tarsometatarso plantar dan ligament cuneometatarso dorsal, ligament

tarsometatarso plantar dan ligament cuneometatarsal interossea. Diantara ossa

metatarsalia terdapat ligament metatarsal interossea dorsal dan plantar yang

terletak pada basis metatarsal.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

42

E. Arthrokinematik dan Osteokinematik

1) Talocrurale joint (Ankle Joint)

Sendi ini dibentuk oleh cruris (tibia dan fibula) dan os. Talus,

permukaan sendi talus yang berbentuk silinder, yang juga disebut

gulungan talus. Ankle fork terdiri dari ujung-ujung distal tibia dan fibula,

yang dijaga sehingga tetap bersatu oleh dua ligamentum yang kuat, yaitu

ligamentum tibiafibulare anterior dan posterior. Talocrurale joint secara

fungsional dapat dianggap sebagai hinge joint.

Gerakan-gerakan yang memungkinkan adalah fleksi dorsal dan fleksi

plantar. Tiga ligamentum yang kuat yang secara bersamaan membentuk

huruf T berjalan dari malleolus lateralis adalah ligamentum talo fibulare.

Demikian pula terdapat ligamentum pada sisi medial yang berjalan dari

malleolus medialis adalah ligamentum tibiotalar anterior, posterior,

ligamentum tibiocalcaneale dan ligamentum tibionaviculare yang

membentuk satu kesatuan yangdisebut ligamentum deltoideum. Bila kaki

dalam posisi sudut 90° (posisi netral), maka besar fleksi plantar kira-kira

90°. Kira-kira separuh dari fleksi plantar (45°) terjadi di dalam talocrurale

joint, fleksi dorsal sebesar 20°. Gerakan fleksi plantar ditahan oleh

ligamentum – ligamentum yang berjalan dari malleoli bagian depan ke

punggung kaki, yaitu ligamentum talo fibulare anterior, ligamentum

tibiotalar anterior dan ligamentum posterior tetapi terutama oleh tendon

Achilles.

Osteokinematik berupa gerak plantar fleksi dengan lingkup gerak sendi

antara 40-50° dengan hard end feel, sedamhkan gerak dorsal fleksi ROM

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

43

antara 20-30° dengan elastic end feel. Gerakan plantar fleksi ditahan oleh

ligamentum-ligamentum yang berjalan dari malleolus bagian depan

kepunggung kaki, yaitu ligamentum tallofibular anterior, ligamentum

tibiotalar anterior dan ligamentum posterior.

Arthrokinematik gerakan traksi terhadap talus ke arah distal, dan

tranlasi untuk gerakan dorsal flexion kea rah posterior dan untuk plantar

flexion kea rah anterior.

2) Talocalcanel Joint (Sub Talar Joint)

Talocalcanel joint merupakan sendi yang terletak antara talus dan

calcaneus. Gerakan yang terjadi adalah gerak varus dan gerak valgus.

Semangkin besar posisi kaki dalam fleksi plantar, semangkin besar

kemiringan varusnya. Osteokinematik gerakan yang terjadi abduksi

(Valgus) dan adduksi dengan ROM keduanya hard end feel.

Arthrokinematik gerakan traction calcaneus kea rah distal terhadap os

talus.

3) Intertarsal joint

Intertarsal joint merupakan non axial joint yang bersendi antara tulang

tarsal dan hanya menghasilkan gerakan slide. Intertarsal joint atas 5 sendi

yaitu:

a) Talocalcaneo navicular joint: memiliki cekungan permukaan sendi

yang kompleks, termasuk jenis plane joint. Diperkuat oleh

ligament plantar calcaneonavicular

b) Calcaneocuboid joint: merupakan plan joint(sendi datar). Bersama

talonavicular membentuk tranvers tarsal joint. Diperkuat oleh

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

44

ligament spring, ligament dorsa navicular, ligament bifurcatum,

ligament calcaneocuboid, ligament plantar calcaneocuboid

c) Caneo navicular joint: navicular bersendi dengan cuniforme I,II,III

yang berbentuk cancave. Cuniforme bagian plantar berukuran lebih

kecil sehingga bersama cuboid membentuk arcus transverse. Gerak

utama plantar dan dorsal fleksi. Saat plantar fleksi terjadi gerak

luncur cuneiform eke plantar.

d) Cuboideonavicular joint: cuniforme III dan merupakan sendi

utamanya, berupa plane joint. Gerak yang terjadi adalah inverse

dan eversi. Saat inverse cuboid translasi ke plantar medial terhadap

cuneiforme III.

e) Intercuneiform joint: bersama navicular membentuk arcus

transverse, saat gerakan pronasi-supinasi atau inverse-eversi terjadi

pengurangan dan penambahan pada arcus. Arthrokinematiknya

berupa translasi antar tulang tarsal.

4) Tarso Metatarsal joint

Cuneiforms I – II – III bersendi dengan metatarsal I – II – III, cuboid

bersendi dengan metatarsal IV – V. Metatarsal II ke proximal sehingga

bersendi juga dengan cuneiforme I & III, sehingga sendi ini paling stabil

dan geraknya sangat kecil. Gerakan pada sendi ini plantar dan dorsal

fleksi. Osteokinematik pada plantar flexion terjadi peningkatan arcus. MT

I gerak roll slide ke plantar lateral MT III – IV – V roll slide ke

ventromedial. Arthrokonematic traksi gerak MT ke distal (translasi

searah).

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

45

5) Metatarsophalangeal joint

Distal metatarsal convex dan basis phalageal concave membentuk

sendi ovoid-hinge. Dengan gerakan flexion-extension dan abduction-

adduction. MLPP = Extension 11°, CPP= Full Extension. Gerak

translation searah gerak angular, traction selalu kearah distal searah axis

longitudinal phalang dan dengan elastic endfeel.

6) Proksimal dan distal interphalangeal joint

Caput proximal phalang convex dan basis distal phalangeal concave

membentuk sendi hinge. Gerak fleksi-extension. MLPP = Flexion 10°,

CPP = Full Extension. Gerak translation searah gerak angular, traction

selalu searah axis longitudinal phalang.

2.4 Lari (Running)

Sebelum membahas tentang analisa gerak pada saat berlari, akan membahas

tentang analisa pada gerak berjalan dahulu, karena lari merupakan gerakan yang

hamper sama dengan berjalan.

Pada gerakan berjalan ada beberapa tahap yang harus dilalui, yang disebut

dalam satu siklus. Dalam satu siklus berjalan terdiri dari fase melayang (swing

phase) yang terdiri dari akselerasi, mid swing dan deselerasi dan fase menapak

(support phase yang terdiri dari heel strike, mid stance,dan toe off) (David, 2002).

Satu siklus adalah dari heel strike kaki kanan sampai hell strike kaki kiri. Jadi

siklus dibentuk oleh dua langkah. Pada aktivitas berjalan, fase menapak adalah

60% dan fase melayang adalah 40%.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

46

Pada gerakan berlari pada prinsipnya sirkulasi berlari sama dengan siklus

berjalan, akan tetapi pada berlari fase menapak adalah 40% dan fase melayang

60%. Sedangkan kecepatan berlari ditentukan oleh panjang langkah dan frequensi

langkah (jumlah langkah yang diambil dalam setiap unit waktu).

Gambar 2.6 Fase Berjalan

Sumber: http://www.lookfor diagnosis.com

Pada dasarnya fase berjalan dan fase berlari memiliki analisa kinesiology yang

sama, hanya pada saat berlari, fleksi hip lebih besar daripada berjalan. Juga pada

saat berlari lutut dalam posisi fleksi yang lebih besar dari pada berjalan dan tidak

pernah ekstensi penuh. Dan dalam pergelangan kaki saat berlari, waktu toe off

posisi kearah plantar fleksi lebih besar dari pada berjalan. Pada aktivitas berlari

pada fase melayang maka hamper semua otot berkontraksi untuk melakukan

gerakan tersebut (David, 2002).

Lari merupakan gerak darat yang memungkinkan manusia dan hewan lain

untuk bergerak cepat dengan berjalan kaki. Ini didefinisikan dalam istilah

olahraga sebagai gaya berjalan dimana titik-titik biasa selama siklus berjalan

dengan kaki berpijak di tanah. Hal ini berbeda dengan berjalan, dimana satu kaki

selelu bersentuhan dengan tanah, dan satu kaki digunakan sebagian besar lurus

dan pusat gravitasi (Biwer,2003). Lalu kaki kiri menapak dan sebelum kaki kanan

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

47

menapak, kaki kiri telah melakukan gerakan mendorong juga. Demikian

dilakukan terus menerus secara continue. Bila pada saat berjalan hanya terdapat 2

kondisi melangkah dan menapak. Maka pada saat berlari terdapat 3 kondisi, yaitu

melangkah, melayang dan menapak (David, 2002).

2.5 Latihan Eksentrik

Latihan eksentrik merupakan latihan yang melibatkan prestreching otot,

sehingga mengaktifkan Stretch shortening cycle. Prinsip Stretch shorten cycle

dapat digunakan untuk meningkatkan latihan dalam olahraga dimana latihan ini

membutuhkan kekuatan otot secara maksimal dalam jumlah waktu yang minimum

dengan menggunakan propioseptor dan elastis otot untuk menghasilkan kekuatan

yang maksimal. Pada otot cendrung memiliki sifat elastis ketika terulur dengan

cepat seperti karet gelang. Artinya semangkin cepat otot berkontraksi secara

eksentrik, maka semangkin besar pula stretch reflex yang dihasilkan. Kontraksi

eksentrik-konsentrik ini bekerja secara berpasangan sebagai perangsang

propioseptif untuk memfasilitasi peningkatan muscle reqruitment pada waktu

yang minimum atau pada waktu yang singkat. Sehingga peningkatan dalam

system neuromuscular memungkinkan seseorang atau atlit untuk mengontrol

kontraksi ototnya menjadi lebih baik (William, 2007).

Stretch shorten cycle (SSC) memiliki kemampuan penyimpanan energi dari

Series Elastic Componen (SEC) dan stimulasi reflex peregangan untuk

memfasilitasi peningkatan yang maksimal dalam perekrutan otot di atas jumlah

minimal waktu.SSC melibatkan tiga tahap yaitu Serial Elastic Componet (SEC),

Contractil Component (CC), Pararel Elastic Component (PEC). Sementara tabel

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

48

menggambarkan peristiwa individu SSC mekanik dan neurologis setiap tahap,

penting untuk mengingat bahwa semua peristiwa yang tercantum tidak selalu

terjadi dalam fase tertentu, yaitu beberapa peristiwa dapat bertahan lebih lama

atau mungkin membutuhkan waktu lebih sedikit dari yang diperbolehkan dalam

tahap tertentu, tahap 1 adalah fase eksentrik, yang melibatkan preloading

kelompok otot agonis.

Selama fase ini, SEC sebagai elastic energy, dan spindle otot distimulasi.

Sebagai otot spindle yang membentang, mereka mengirim sinyal ke akar ventral

medulla spimasil melalui serat aferen saraf tipe Ia. Tahap 2 adalah waktu antara

fase eksentrik dan kosentrik dan disebut fase amortisasi atau transisi. Ini adalah

waktu dari akhir fase eksentrik dengan dimulainya aksi otot konsentris (Thomas,

2005).

Faktor yang mempengaruhi stretch shorten cycle adalah daya recoil dan

stretch reflex. Daya recoil merupakan suatu kemampuan untuk kembali ke posisi

awal setelah melakukan penguluran atau pengembangan. Dimana pada latihan

eksentrik stretch reflex yang merangsang dan mengaktifkan peregangan

monosynaptic.

Pada kontraksi eksentrik aktivitas kontraktil melawan peregangan hal ini

dilihat ketika otot quadriceps dan gastroc menurunkan beban selama tindakan ini

serat-serat otot memanjang tetapi tetap berkontraksi melawan peregangan,

ketegangan ini menahan berat badan. Sehingga selama kontraksi eksentrik

kekuatan otot yang dihasilkan dari otot lebih tinggi bila dibandingkan dengan

kontraksi isometrik dan kontraksi konsentrik. Peningkatan kekuatan otot dan

tenaga seperti halnya hipertropi. Hipertropi ini (setara dengan peningkatan area

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

49

cross-sectional), secara luas dipercaya sebagai penyebab utama perubahan protein

otot skelet dari serabut otot. Namun, karena respon yang bersamaan pada aktifitas

fibroblastik selama latihan eksentrik, hipertropi yang ada mungkin disebabkan

oleh peningkatan ketebalan atau densitas fascia dan komponen elastik seri (SEC)

dalam otot. Oleh karena itu, latihan tipe eksentrik mungkin tidak menyebakan

efek pembesaran ukuran otot (William, 2007).

Pada latihan eksentrik terjadi ketegangan yang dihasilkan dari jembatan silang

meningkat sehingga komponen elastiknya bertambah kuat ini disebabkan karena

memanjangnya leher dari molekul myosin (Hans, 2014)

Pada kontraksi eksentrik pembuluh darah dalam keadaan yang bebas sehingga

memungkinkan nutrisi dan suplai oksigen jadi tercukupi. Dalam latihan eksentrik

ada tiga faktor penting yang saling berhubungan secara sirkuler yaitu gaya otot

(muscle force), kecepatan gerak (speed of movement), dan derajat penguluran

muskulotendinogen (degree of musculotendinous stretch). Pada latihan eksentrik

efek prestretch ini sering digunakan dalam aktivitas fungsional (Hans, 2014)

Latihan eksentrik memerlukan oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan

aktifitas konsentrik. Pengambilan oksigen perunit dari aktifitas otot secara

konsisten menunjukkan penurunan sebagai hasil dari latihan dengan tipe

eksentrik. Davies dan Barnes menyimpulkan bahwa efek latihan disebabkan oleh

adaptasi sistem otot dan bukan merupakan akibat dari perubahan sistem

pernapasan. Selama steady stage pengambilan oksigen untuk kerja selama 4

menit, intensitas tinggi dari kinerja hampir setara dengan intensitas rendah pada

konsentrik (Hans, 2014).

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

50

Tidak ditemukannya konsentrasi laktat dalam darah pada aktifitas eksentrik

menunjukkan bahwa aliran darah tetap adekuat selama latihan eksentrik yang

melelahkan. Karena pengaruh mekanik selama latihan eksentrik yang benar-benar

menyebabkan pekerjaan dikerjakan di dalam otot, sebagai lawannya oleh otot,

perpindahan energi bertanggung jawab pada suatu peningkatan suhu tubuh. Suhu

internal ini selama latihan eksentrik tetap lebih rendah dibandingkan dengan

latihan konsentrik hal ini mungkin disebabkan karena kebutuhan darah otot yang

lebih rendah. Dengan menggunakan mode isotonik, peningkatan kekuatan

eksentrik dilihat dari meningkatnya kecepatan gerakan.

Konsep utama yang mempengaruhi pusat kontrol mekanisme neuromuskular

terpisah menjadi tiga, tetapi mungkin saling terkait, yaitu:

a. Perubahan aktifitas mekanoreseptor (reflex tendon).

b. Perubahan pada myoelektrik dan neural aktivitas dan perekrutan otot.

c. Perubahan respon viskoelstik.

Pada eksentrik, sistem saraf (CNS) mengatur mekanisme proteksi selama

beban maksimum yang mencegah ruptur otot komplit. Hubungan tekanan-

kecepatan akan menampilkan sebuah kestabilan yang diikuti dengan hilangnya

kekuatan secara tiba-tiba. Peran penting dari latihan eksentrik pada sistem

neuromuskular yang didukung ada dua mekanisme yaitu:

a. Penumpukan tenaga putaran adalah bukti bahwa hanya selama beban eksentrik

berlangsung disfungsi biomekanik dan nyeri dapat diabaikan.

b. Respon yang sukses pada latihan eksentrik yang hanya dalam dua sampai

empat minggu terkait dengan waktu adaptasi neuromuskular sebagai kebalikan

dari hipertropi dan perubahan morfologis otot.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

51

Sebagai faktor terakhir pada kontrol neuromuskular, kecepatan mungkin

dapat diubah oleh perubahan level ambang rangsang GTO (gongli tendon organ).

Kekuatan viskoelastik diartikan sebagai level yang dihasilkan dari ketegangan otot

per unit beban stretch yang meningkat selama respon eksentrik otot. Formasi

crossbride akan meningkatkan kekuatan otot, sementara elongasi akan cendrung

meningkatkan tegangan dari sebuah otot yang teraktifasi dengan kuat (William,

2007).

2.6 Latihan Plyometric

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan reaksi rangsangan syaraf

terhadap peningkatan kemampuan reaktif dan sistem neuromuskular. Latihan

plyometric ini melibatkan prestretching otot, sehingga mengaktifkan stretch-

shorthening cycle. Adaptasi plyometric terhadap prinsip stretch-shorthening dapat

digunakan untuk meningkatkan latihan dalam olahraga. Pada otot cenderung

memiliki sifat elastis ketika terulur dengan cepat seperti karet gelang, artinya

semangkin cepat otot berkontraksi secara eksentrik, maka semangkin besar pula

stretch reflex yang dihasilkan. Kontraksi eksentrik-kosentrik ini bekerja secara

berpasangan sebagai perangsang propioseptif untuk meningkatkan muscle

reqruitment pada waktu minimum atau pada waktu yang singkat. Sehingga

peningkatan sistem neuromuskular memungkinkan seseorang atau atlit

mengontrol kontraksi ototnya menjadi lebih baik (William, 2007).

Sewaktu terjadi stretch (eksentrik) merupakan kontraksi dimana untuk

mempersiapkan jaringan kontaktil untuk dapat melakukan kontraksi secara

konsentrik (shorthening). Hal ini merangsang dan mengaktifkan terjadinya

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

52

peregangan monosynaptic. Muscle spindle, panjang otot dan kecepatan

peregangan mengirimkan informasi ke sistem saraf pusat (SSP) yang kemudian

yang kemudian rangsangan ini dikirim ke otot untuk dapat memfasilitasi kontaksi

otot secara konsentrik (shorthening reflex) dari kontraksi eksentrik (stretch

reflex). Fungsi utama dari musle spindle sebagai reseptor regangan. Stretch refleks

memerlukan respon dari sistem sensomotorik yang dibawa langsung dari saraf

sensorik afferent pada muscle spindle ke sumsum tulang belakang untuk

melakukang kontak dengan saraf motorik untuk dapat merespon otot untuk

berkontraksi konsektrik dengan cepat (Thomas, 2005).

Gambar 2.7: Passive Stretch reflex.

Sumber: Fitness Weight Training, Thomas R. 2005

Muscle spindle (perut otot), golgi tendon organ (GTO) dan persendian

merupakan komponen utama pada propiosepsi. Reseptor stimulus ini dapat

digunakan akibat dari fasilitasi, inhibisi, dan modulasi dari otot agonis dan

antagonis. Muscle spindle dan golgi tendon organ (GTO) sebagai penyedia dasar

propioseptif untuk latihan plyometric.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

53

Gambar 2.8 : Muscle Spindle

Sumber: Theraupeutic Exercise for Physical Therapy Asistants, 2007

Golgi tendon organ (GTO) sangat sensitif dengan tegangan yang berada

pada persimpangan antara tendon dengan otot pada bagian distal dan proksimal.

Hal ini disusun dengan serat otot ekstrafursal dan maka dari itu menjadi aktif

dengan peregangan. Tidak sama dengan GTO memiliki penghambat pengaruh

pada otot. Selama terjadi aktivitas dimana rangsangan dikirim ke spinal cord.

Disebabkan inhibisi oleh α motor neuron yang mengkontraksikan otot dan

disinergiskan serta dibatasi oleh kekuatan yang dihasilkan. Ini berdasarkan prinsip

pada GTO yaitu mekanisme protektif akibat kontraksi ataupun terulur yang

berlebihan. Karena GTO setidaknya menggunakan satu interneuron dalam siklus

sinaptik, hambatan yang terjadi memerlukan lebih dari sekedar rangsangan

monosinaptik dari tipe saraf Ia (Bryant, 2002).

Power akan meningkat ketika kekuatan otot dan proses stretch-shorthening

cycle berlangsung dengan cepat sehingga menghasilkan agility yang baik pada

tubuh. Bentuk latihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

dalam peningkatan agility, yaitu box jump, knee tuck jump, dan bouding.

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

54

2.7 Mekanisme Latihan Eksentric M.Gastrocnemius dan Latihan Plyometric

pada peningkatan Agility

Otot gastroknemius atau juga dikenal sebagai leg triceps ini memiliki dua kepala.

Kedua kepala gastrocnemius berorigo pada condylus femoralis. Otot gastrocnemius

berinsertio pada calcaneus dan membentuk tendon Achilles. Dari belakang, kepala

lateral yang terletak lateral tungkai. Kepala medial terletak pada bagian medial

tungkai. Kedua kepala ini bergabung untuk membentuk muscle belly. Serat otot

gastrocnemius sebagian besar fast-twitch fibers. Fast-twitch fibers dapat aktif

berkontraksi dan dalam melakukan gerakan eksplosif dalam waktu yang singkat,

sehingga gastrocnemius yang paling aktif selama gerakan-gerakan seperti melompat

atau berlari. Tendon dari gastrocnemius adalah tendon Achilles. Gastronemius

melewati dua sendi yakni lutut dan pergelangan kaki. Sehingga otot ini berkoordinasi

dengan otot-otot lain untuk bergerak pada masing-masing sendi.

Latihan eksentrik merupakan latihan yang melibatkan prestreching otot, sehingga

mengaktifkan strectch shortening cycle. Prinsip stretch shorten cycle dapat digunakan

untuk meningkatkan latihan dalam olahraga dimana latihan ini membutuhkan

kekuatan otot secara maksimal dalam jumlah waktu yang minimum dengan

menggunakan propioseptor dan elastis otot untuk menghasilkan kekuatan yang

maksimal. Pada otot cendrung memiliki sifat elastis ketika terulur dengan cepat

seperti karet gelang, artinya semangkin cepat otot berkontraksi secara eksentrik, maka

semangkin besar pula stretch reflex yang dihasilkan. Kontraksi eksentrik-konsentrik

ini bekerja secra berpasangan sebagai perangsang propioseftif untuk memfasilitasi

peningkatan muscle reqruitment pada waktu yang minimum atau pada waktu yang

singkat. Sehingga peningkatan dalam sistem neuromuscular memungkinkan

seseorang atau atlit untuk mengontrol kontraksi ototnya menjadi lebih baik.

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

55

Latihan plyometric ialah latihan yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan

otot, kecepatan, dan fleksibilitas. Meningkatnya kekuatan otot, kecepatan, dan

fleksibilitas dikarenakan muscletendinous unit teregang, dalam tindakan eksentrik

otot, Siries Elastic Component (SEC) bertindak seperti pegas dan terus memanjang,

ketika muscletendinous teregang disaat bersamaan energi elastis tersimpan. Jika otot

mulai konsentrik tindakan segera untuk berkontribusi untuk memproduksi kekuatan

secara total dengan cara alami. Apabila muscletendinous teregang secara terus

menerus akan mengakibatkan meningkatnya kekuatan otot, dengan meningkatnya

kekuatan otot alkan mempengaruhi kecepatan dan fleksibilitas, selain itu model

neurofisiologis melibatkan potentiation (merubah karekteristik tekanan, peningkatan

kecepatan komponen jaringan kontraktil otot, akibat dari penguluran konsentrik otot

oleh karena stretch reflek). Stretch reflek adalah respon voluntary tubuh terhadap

stimulasi eksternal dari peregangan otot. Komponen utama reflex dari latihan ini

adalah aktivitas muscle spindle. Muscle spindle adalah organ propioseptive yang

sensitif berdasarkan tingkat dan besarnya stretch. Ketika terjadi quick stretch aktivitas

muscular terjadi akan mengakibatkan terjadinya peningkatan reflex. Selama latihan

plyometric, muscle spindle terstimulasi oleh rapid stretch, sehingga terjadi reflexive

muscle. Respon reflex ini berpotensi atau meningkatkan aktivitasdari otot agonis.

Karena itu peningkatan beban dapat meningkatkan prokduktivitas otot.

Kemampuan otot gastrocnemius berkontraksi dengan cepat dalam menggerakan

plantar fleksi pada pergelangan kaki akan memberikan daya ledak serta power yang

maksimal sehingga kemampuan agility akan meningkat.

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

56

2.8 Mekanisme Latihan Eksentrik M.Quadriceps dan Latihan Plyometric

pada peningkatan Agility

Otot quadriceps femoris adalah sekumpulan otot besar dan merupakan salah satu

otot yang kuat di tubuh manusia serta ikut menjaga stabilitas sendi lutut. Karena otot

quadriceps femoris merupakan penstabil utama sendi lutut (primary stabilizer), maka

jika terjadi kelemahan pada kelompok otot ini dapat meningkatkan risiko terjadinya

cedera lutut. Otot ini merupakan slah satu otot penting dalam berjalan dan berlari,

yang merupakan kemampuan agility (Hans ,2014).

Latihan eksentrik merupakan latihan yang melibatkan prestreching otot, sehingga

mengaktifkan strectch shortening cycle. Prinsip stretch shorten cycle dapat digunakan

untuk meningkatkan latihan dalam olahraga dimana latihan ini membutuhkan

kekuatan otot secara maksimal dalam jumlah waktu yang minimum dengan

menggunakan propioseptor dan elastis otot untuk menghasilkan kekuatan yang

maksimal. Pada otot cendrung memiliki sifat elastis ketika terulur dengan cepat

seperti karet gelang, artinya semangkin cepat otot berkontraksi secara eksentrik, maka

semangkin besar pula stretch reflex yang dihasilkan. Kontraksi eksentrik-konsentrik

ini bekerja secra berpasangan sebagai perangsang propioseftif untuk memfasilitasi

peningkatan muscle reqruitment pada waktu yang minimum atau pada waktu yang

singkat. Sehingga peningkatan dalam system neuromuskular memungkinkan

seseorang atau atlit untuk mengontrol kontraksi ototnya menjadi lebih baik.

Latihan plyometric ialah latihan yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan

otot, kecepatan, dan fleksibilitas. Meningkatnya kekuatan otot, kecepatan, dan

fleksibilitas dikarenakan muscletendinous unit teregang, dalam tindakan eksentrik

otot, Siries Elastic Component (SEC) bertindak seperti pegas dan terus memanjang,

ketika muscletendinous teregang disaat bersamaan energi elastis tersimpan. Jika otot

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility...9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agility Agility didefinisikan sebagai kemampuan manuver dari tubuh, yaitu kemampuan merubah posisi

57

mulai kosentrik tindakan segera untuk berkontribusi untuk memproduksi kekuatan

secara total dengan cara alami. Apabila muscletendinous teregang secara terus

menerus akan mengakibatkan meningkatnya kekuatan otot, dengan meningkatnya

kekuatan otot akan mempengaruhi kecepatan dan fleksibilitas, selain itu model

neurofisiologis melibatkan potentiation (merubah karekteristik tekana, peningkatan

kecepatan komponen jaringan kontraktil otot, akibat dari penguluran consentrik otot

oleh karena stretch reflex). Stretch reflex adalah respon voluntary tubuh terhadap

stimulasi eksternal dari peregangan otot. Komponen utama reflek dari latihan ini

adalah aktivitas muscle spindle. Muscle spindle adalah organ propioseptive yang

sensitive berdasarkan tingkat dan besarnya stretch. Ketika terjadi quick stretch

aktivitas muskular terjadi akan mengakibatkan terjadinya peningkatan reflex. Selama

latihan plyometric, muscle spindle terstimulasi oleh rapid stretch, sehingga terjadi

reflexive muscle. Respon reflex ini berpotensi atau meningkatkan aktivitas dari otot

agonis. Karena itu peningkatan beban dapat meningkatkan produktivitas otot.

Dengan latihan ini waktu yang diperlukan untuk memberikan respon kinetik atas

suatu stimulus atau rangsangan cepat, yang mengakibatkan terjadinya kecepatan

dalam melakukan gerakan. Kemampuan otot quadriceps berkontraksi dengan cepat

untuk menggerakan sendi lutut akan menberikan power yang maksimal yang akan

meningkatkan kemampuan agility.