24
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian lanjut usia Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini memerlukan perhatian khusus di abad 21 nanti, mengingat bahwa selain jumlahnya meningkat dengan cepat, mereka juga secara potensial dapat menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi kelompok penduduk lainya. Menurut Undang- Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 19 ayat 1 “ Manusia usia lanjut (Growing Old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan”. Lanjut usia adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Depkes RI. 2001). 2.1.2 Batasan batasan Umur Lansia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ( Nugroho 2000). a. Usia pertengahan (midlle age) kelompok 45-59 tahun. b. Lanjut usia (Elderly) antara 60 74 tahun. c. Lanjut usia tua (Old) antara 75 90 tahun. d. Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian lanjut usia

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.

Kelompok ini memerlukan perhatian khusus di abad 21 nanti, mengingat bahwa selain

jumlahnya meningkat dengan cepat, mereka juga secara potensial dapat menimbulkan

permasalahan yang akan mempengaruhi kelompok penduduk lainya.

Menurut Undang- Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 19 ayat 1 “

Manusia usia lanjut (Growing Old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan

aspek kehidupan termasuk kesehatan”.

Lanjut usia adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau

lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal

tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Depkes RI.

2001).

2.1.2 Batasan – batasan Umur Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ( Nugroho 2000).

a. Usia pertengahan (midlle age) kelompok 45-59 tahun.

b. Lanjut usia (Elderly) antara 60 – 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (Old) antara 75 – 90 tahun.

d. Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Menurut Koesoenoto Setyonegoro ( Nugroho 2000).

a. Usia dewasa muda (Elderly adulthood) yaitu usia sekitar 18 tahun atau 20 tahun

sampai 25 tahun.

b. Usia dewasa penuh (Middle Years) atau maturitas yaitu usia 25 tahun sampai 60

tahun atau 65 tahun.

c. Lanjut usia (Geriatric Age) yaitu usia lebih dari 65 tahun atau 70 tahun, dalam hal

ini dibagi untuk usia :

1. Usia 70 – 75 tahun (young old)

2. Usia 75 – 80 tahun ( old)

3. Usia lebih dari 80 tahun (very old)

2.1.3 Teori-teori Proses Menua (Darmodjo 1999)

a) Teori Genetik Clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesssies

tertentu. Tiap spesies didalam inti selnya mempunyai jam genetic yang telah diputar

menurut replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan

replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita

akan meninggal dunia meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit

akhir.

b) Mutasi Somatic (Teory Error Catastrope).

Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat

memperpendek umur sebaliknya untuk menghindari terkenanya radiasi atau tercemar

zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik dapat memperpanjang umur.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel somatic akan

menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.

c) Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh

Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya

sendiri (Self recognition).

Jika mutasi somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan

sel maka hal ini dapat menyebabkan system imun tubuh menganggap sel yang

mengalami perubahan sel tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya.

Perubahan inilah yang menjadi dasar peristiwa autoimun.

d) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas atau

kelompok atom mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti

karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan se-sel tidak bisa regenerasi.

e) Teori Menua Akibat Metabolisme

Pada tahun 1935 Mc. Kay et.al memperlihatkan bahwa pengurangan intake

kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur

karena penurunan jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya

salah satu atau beberapa proses metabolisme.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penuaan (Pujiastuti 2003)

Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hati-hati dalam

mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis (fisiological

Aging), di harapkan mereka tua dalam keadaan sehat (healthy aging). Ada faktor-faktor

resiko yang mempengaruhi penuaan seseorang, yaitu:

a. Faktor Endogen

Faktor endogen yaitu faktor bawaan (faktor keturunan) yang berbeda pada setiap

individu. Faktor inilah yang mempengaruhi perbedaan efek menua pada setiap ondividu,

dapat lebih cepat atau lebih lambat.

Perbedaan tipe kepribadian dapat juga memicu seseorang lebih awal memasuki

masa lansia. Kepribadian yang selalu ambisius, senantiasa dikejar-kejar tugas, cepat

gelisah, mudah tersinggung, cepat kecewa dan sebagainya, akan mendorong seseorang

cepat stres dan frustasi. Akibatnya, orang tersebut mudah mengalami berbagai penyakit.

b. Faktor Eksogen

Faktor eksogen yaitu faktor luar yang dapat mempengaruhi penuaan. Biasanya

faktor lingkungan, sosial budaya dan gaya hidup. Misalnya diet atau asupan gizi,

merokok, polusi, obat-obatan maupun dukungan sosial. Faktor lingkungan dan gaya

hidup berpengaruh luas dalam menangkal proses penuaan (Puji Astuti, 2003).

2.1.5 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Konsep lansia tentang kesehatan

umumnya tergantung pada persepsi pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karena itu

lansia yang terlibat dalam aktivitas kehidupan sehari – hari biasanya menganggap dirinya

sehat, sedangkan mereka yang aktivitasnya terbatas karena kerusakan fisik, emosional

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

atau sosial mungkin merasa dirinya sakit. Perubahan fisiologi bervariasi pada setiap

orang tetapi pada kecepatan yang berbeda dan bergantung keadaan dalam kehidupan

(Potter & Perry).

a. Perubahan Fisik

1) Sel

a). Lebih sedikit jumlahnya

b). Lebih besar ukurannya

c). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.

d). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati.

e). Jumlah sel otak menurun.

f). Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 – 10 %

2. Sistem Persarafan

a) Cepatnya menurun hubungan persarafan

b) Lambat dalam responden waktu untuk bereaksi, khususnys dalam Stres.

c) Mengecilnya saraf panca indra.

d) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf

penciuman dan rasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya

ketahanan terhadap dingin.

e) Kurangnya sensitive terhadap sentuhan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

3. Sistem Pendengaran

a) resbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya)

dengar pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada

yang tinggi, suara yang tidak jelas 50 % terjadi pada usia diatas 65 tahun .

b) Membran timpani menjadi atropi

c) Terjadi pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya

keratin.

d) Pendengaran menurun pada lansia yang menderita penyakit.

4. Sistem Penglihatan

a) Sfingter pupil timbul skerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

c) Kekeruhan pada lensa menjadi katarak, menyebabkan gangguan.

d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan

lebih lambat, dan susah melihat pada keadaan gelap.

e) Hilangnya daya akomodasi.

f) Menurunnya lapang pandang.

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau

5. Sistem Kardiovaskuler

a) Elastisitas dinding aorta menurun

b) Katup jantung menjadi menebal

c) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya.

d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya

resistensi dari pembuluh darah perifer.

6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

a) Tempratur tubuh menurun secara fisiologik, akibat metabolis yang menurun.

b) Keterbatasan refleks meninggi dan tidak dapat memproduksi Panas yang

banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

7. Sistem Respirasi.

a) Paru – paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat menarik

napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan

kedalaman bernafas menurun.

b) Menurunnya aktivitas dari silia.

c) Kemampuan untuk batuk berkurang

8. Sistem Gastrointestinal.

a) Kehilangan gigi

b) Indra pengecap menurun, hilangnya sensitifitas dari pengecap terutama

rasa asin

c) Lambung ; sensitifitas lapar menurun Peristaltik menurun dan biasanya

timbul konstipasi.

9. Sistem Genitourinari

a) Ginjal

Ginjal merupakan alat mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,

melalui urin darah yang masuk disaring oleh satuan unit terkecil yang

disebut Nefron, nefron akan mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya:

kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun,

proteinuria (biasanya + 1), nilai ambang ginjal terhadap glukosa

meningkat.

b) Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, frekuensi buang air seni meningkat,

vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga

meningkatnya resistensi urin.

c) Pembesaran prostat.

d) Atrofi Vulva.

10. Sistem Endokrin

a) Produksi hampir semua hormon menurun

b) Menurunnya aktivitas tiroid.

c) Menurunnya produksi aldosteron.

d) Menurunnya sekresi hormon kelamin; estrogen, progesterone dan testeron.

11. Sistem Kulit

a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

b) Permukaan kulit kasar dan bersisik.

c) Menurunnya respon terhadap trauma.

d) Gangguan pigmentasi kulit.

e) Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu.

f) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vasikularisasi.

g) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

h) Kuku menjadi pudar kurang bercahaya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

i) Kelenjar keringat berkurang dan fungsinya.

12. Sistem Muskulosletal

a) Tulang kehilangan densyti ( cairan ) dan makin rapuh.

b) Kifosis.

c) Discus invetebralis menipis dan menjadi pendek.

d) Persendian membesar dan menjadi kaku.

e) Tondon mengerut dan mengalami skelorosis.

f) Atrofi serabut otot, sehingga pergerakan menjadi lambat, tremor

b. Perubahan Psikososial

1). Pensiun

Pensiun sering dikaitkan secara salah dengan kepasifan dan pengasingan.

Dalam kenyataannya, pensiun adalah tahapan kehidupan yang dicirikan oleh

adanya transisi dan perubahan peran yang dapat menyebabkan stres psikososisl

2). Isolasi social

Banyak lansia mengalami isolasi sosial yang meningkat sesuai dengan

usia. Tipe isolasi yaitu sikap, penampilan, perilaku dan geografi. Beberapa lansia

mungkin dipengaruhi oleh keempat tipe tersebut tetapi yang lain hanya

dipengaruhi oleh satu tipe (Ebersole dan Hess, 1990).

3). Isolasi Sikap

Isolasi sikap terjadi karena nilai pribadi atau budaya. Lansiaisme adalah

sikap yang berlaku yang menstigmatisasi lansia. Suatu bias yang menentang dan

menolak lansia. Karena itu isolasi sosial terjadi ketika lansia tidak secara mudah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

diterima dalam interaksi sosial. Seiring lansia semakin ditolak, harga diri pun

berkurang sehingga usaha bersosialisasi berkurang

4). Isolasi penampilan

Diakibatkan oleh penampilan yang tidak dapat diterima atau karena faktor

lain termasuk dalam penampilan diri sendiri pada orang lain antara lain adalah

citra tubuh, higiene tanda penyakit yang terlihat dan kehilangan fungsi ( Ebersole

dan Hess,1990 )

5). Isolasi perilaku

Diakibatkan oleh perilaku yang tidak dapat diterima pada semua

kelompok usia terutama pada lansia, perilaku yang tidak diterima menyebabkan

seseorang menarik diri. Perilaku yang biasanya dikaitkan dengan pengisolasian

pada meliputi konfusi, demensia, inkontinensi.

6). Isolasi Geografis

Terjadi karena jauh dari keluarga, umumnya anak hidup sangat jauh dari

orang tuanya.

2.2 Kajian tentang Kualitas Hidup

Kualitas hidup suatu kajian atau telaahan yang melibatkan berbagai sudut pandang

yang tidak hanya melibatkan status fungsional dan beratnya gejala tetapi juga

menyangkut pemahaman tentang perkembangan mental (psikologi), sosiokultural, etika

dan spiritual (Luccenotte, hal 341).

Kualitas hidup merupakan salah satu bagian dari status fungsional lanjut usia itu

sendiri, yang menekankan sejauh mana dampak penyakit medis pada lansia dan

merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

sebagai alat untuk menilai hasil dari sebuah perawatan atau menyeimbangkan faktor-

faktor resiko dan manfaat dari sebuah pilihan pengobatan (Munawirah, 2006).

Ada 3 kategori pokok yang berkaitan dengan kualitas, hidup yaitu fisik yang baik,

psikologis yang baik, dan dukungan sosial (Everett & Keff, 2001).

Untuk mendapatkan kualitas hidup yang optimal sebagai ciri khas kualitas hidup

lansia maka diperlukan pemberdayaan pada aspek fisik, mental dan psikososial antara

lain:

2.2.1 Kemandirian

Menurut Scheuder, kemandirian meliputi kemandirian mengurus diri sendiri,

kemandirian dosmetik berupa kemandirian untuk memasak, mencuci pakaian, belanja,

atau pekerjaan rumah lainnya serta. kemandirian sosial. dan finansial yang berupa

kemandirian untuk berperan dimasyarakat dan menghasilkan uang.

Kemandirian di dalam mengurus diri sendiri dapat dinilai dari kemampuannya

melakukan. aktivitas sehari-hari tanpa pengawasan, pengarahan. atau bantuan. Orang

lain, seperti mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet dan melakukan sendiri aktivitas

disana, berpindah tempat (berpindah dari lantai ke kursi, dari kursi ke tempat tidur,

berjalan,.naik dan turun tangga, dapat mengontrol buang air besar dan kecil (tidak beser),

dan dapat makan sendiri dengan baik (misalnya makanan tidak berserakan disekitarnya).

Salah satu kriteria orang mandiri adalah dapat mengaktualisasikan dirinya (self

actualized) tidak menggantungkan kepuasan-kepuasan utama pada lingkungan dan

kepada orang lain. Mereka lebih tergantung pada potensi-potensi mereka sendiri bagi

perkembangan dan kelangsungan pertumbuhannya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Untuk menentukan kemampuan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sering

digunakan indeks Katz dan indeks Barthel. Pada indeks Katz tentang aktivitas kehidupan

sehari-hari, ini digunakan untuk mengukur kemampuan mandiri pasien untuk mandi,

berpakaian, toileting, berpindah tempat, mempertahankan kontinensia dan makan. Indeks

ini membentuk suatu kerangka kerja untuk mengkaji kemampuan hidup mandiri pasien

atau bila ditemukan terjadi penurunan fungsi, maka akan disusun titik-titik fokus

perbaikannya. Sedangkan indeks Barthel, sering juga digunakan untuk mengkaji

kemampuan pasien merawat diri mereka sendiri, namun ditekankan untuk jumlah

bantuan fisik yang akan diberikan (Gallo at all, 1998).

2.2.2 Mobilitas

Mobilitas yang baik diperoleh dengan melakukan latihan fisik yang berguna untuk

menjaga agar fungsi sendi-sendi dan postur tubuh tetap baik. Latihan ini dilakukan secara

bertahap, disesuaikan dengan kemampuan lansia. Misalkan berdiri dengan mengangkat

satu tungkai ke depan dan ke samping.

2.2.3 Komunikasi

Komunikasi yang baik dapat dilatih dengan mengetahui orientasi (mengetahui

identitas diri, di mana berada, waktu sekarang dan situasi), meningkatnya perhatian dan

kalkulasi, melatih daya ingat dan kemampuan bahasa.

2.2.4 Penyesuaian alat

Lansia dengan keterbatasan fisik dan mental akan lebih mudah terjatuh di dalam

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Agar lansia tidak mudah terjatuh ada

beberapa hal yang berperan dalam lingkungan yaitu permukaan lantai, penerangan lampu,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

tangga, kamar mandi, tempat tidur, kursi dan rak. Rintangan keamanan di daerah tersebut

harus dikenali dan dihilangkan.

2.2.5 Kegemaran

Agar memberikan gairah ingin tetap hidup sehat pada lansia perlu dilakukan upaya-

upaya untuk mengisi kehidupan mereka, misalnya membaca, mendengarkan ceramah

agama, mendengarkan musik, menonton televisi, olahraga ringan bersama, dan lain-lain

sesuai dengan hobi para lansia (www.waspada.co.id, 2012).

Untuk dapat mengukur kualitas hidup lansia diperlukan kombinasi penilaian faktor

fisik, psikologi dan sosial lansia. Terdapat banyak cara untuk mengukur kualitas hidup

yaitu pengukuran kognitif, pengukuran status fungsional, pengukuran terhadap penyakit

yang spesifik dengan gejala yang berat atau pengukuran global. Skala pengukuran

kualitas hidup berguna khususnya sebagai pedoman membuat keputusan tentang

bagaimana menangani kelompok pasien. Sebagai contoh pengukuran kualitas hidup

dengan menggunakan pengukuran fungsi atau pengukuran global dapat memberikan

informasi hasil yang signifikan dari sebuah percobaan klinik atau membawa kualitas

perawatan menjadi fasilitas berkelanjutan. Pengukuran kualitas hidup dapat berguna juga

dalam praktek klinik, skala pengukuran kualitas hidup dapat membantu. untuk menilai

efek keseluruhan dari perawatan pada lansia (Munawirah, 2006).

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia

2.6.1 Aktivitas fisik

Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.

sehingga dapat terjadi kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan lain

sehingga tubuh "mati" sedikit demi sedikit, karena pengalaman usia maka fungsi organ

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

tubuh berusia lanjut akan mengalami penurunan. Penurunan fungsi organ ini

menyebabkan para lansia menjadi lamban dan terganggu dalam melakukan aktivitas.

Aktivitas dasar harian adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh lansia seperti

berpakaian dan mandi. Instrumen aktivitas kehidupan sehari-hari yang bersifat kompleks

seperti mempergunakan pesawat telepon, memelihara rumah dan pengaturan keuangan

(Gallo at all, 1998).

Menurut Fried (1994), kesulitan-kesulitan dalam aktivitas pada lansia dapat

dikelompokkan yaitu :

1. Aktivitas yang berkaitan dengan mobilitas dan pelatihan, seperti berjalan.

2. Tugas-tugas yang kompleks seperti membayar rekening dan berbelanja.

3. Aktivitas perawatan diri, seperti Toileting.

4. Aktivitas ekstremitas seperti menggenggam dan menggapai.

Penelitian Boedhi-Darmojo (1992), menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

lansia berbanding positif langsung dengan tingkat kesehatan mereka. la juga

berkesimpulan bahwa pendidikan yang smakin. tinggi dapat menghasilkan

kemandirian yang makin mantap. L.ansia dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih

banyak terkait dengan pengaturan aktivitas, sehingga ketergantungannya terhadap

orang lain lebih rendah.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik lanjut usia

sehingga dapat mengarah pada kemunduran fisik antara, lain:

1. Aktivitas fisik yang rendah

2. Kebiasaan merokok dan minum. Alcohol

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

3. Peningkatan usia

4. Status sosial ekonomi rendah yang meliputi pendapatan dan pendidikan.

5. Status kesehatan rendah.

6. Penggunaan obat-obatan

7. Kurangnya kontak social

8. Riwayat penyakit kronis

9. Gangguan kognitif dan depresi

10. Gangguan penglihatan dan pendengaran.

b. Aspek Sosial

Anggota masyarakat yang lebih tua merupakan. sumber nasehat dan restu serta

sangat dihormati dalam upacara, dalam pergaulan sehari-hari membantu Tugas-tugas

lain Yang biasa mereka lakukan adalah momong cucu (54,4 %), memasak (58,6 %),

bersih-bersih rumah (59,3 %), mencuci piring (53,1 %), jahit menjahit (18,3 %o), dan

sebagainya (Boedi Darmojo, 2006).

Pada umumnya para lanjut usia adalah para pensiunan atau mereka yang kurang

produktif lagi. Orang yang mengalami pensiun mempunyai ketergantungan sosial

finansial, selain itu juga akan kehilangan prestise, kewibawaan, peranan-Peranan sosial

dan sebagainya. Keadaan ini akan memberikan rasa stress pada orang yang lanjut usia.

Bagi seseorang Yang mempersiapkan masa pensiun yang cukup baik seperti investasi

(tabungan), bisnis sewa, sokongan dari pemerintah atau swasta tentunya akan memiliki

ketergantungan sosial finansial yang rendah.

c. Aspek Psikologi

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Seorang yang telah memasuki masa lansia, kondisi kesehatan kejiwaannya

semakin menurun. Karena semakin menurunnya kesehatan kejiwaan seorang lansia maka

akan mengalami fase yang sangat sulit ketika perkembangan seorang lansia tidak selaras

dengan keadaan orang lain. Salah satu kesehatan fisik yang menurun adalah menurunnya

kemampuan mendengar dan melihat bagi orang yang lanjut usia. Keadaan ini akan

mempengaruhi aspek menangkap isi pembicaraan dan lambannya memahami informasi

lewat tulisan, maka ini tentunya akan menimbulkan perasaan mudah tersinggung, tersisih,

dan kurang percaya diri.

Faktor - faktor mempengaruhi kondisi psikologis lansia adalah :

1. Kesepian

Kesepian biasanya, dialami oleh seseorang lanjut usia pada saat meninggalnya

pasangan hidup atau teman dekat. Terutama dirinya. sendiri mengalami

penurunan status kesehatan, misalnya menderita penyakit fisik berat, gangguan

mobilitas atau gangguan sensorik terutama gangguan pendengaran.

2. Duka cita

Periode duka cita merupakan periode yang sangat rawan bagi seorang

penderita lanjut usia. Meningggalnya pasangan hidup, seorang teman dekat

atau bahkan seekor hewan yang sangat disayangi bisa. mendadak memutuskan

ketahanan jiwa yang rapuh dari seorang lansia.

3. Depresi

Depresi merupakan afektif yang biasanya terjadi pada lansia. Depresi dapat

merusak kualitas hidup, meningkatkan resiko bunuh diri dan menjadi menutup

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

diri. Orang yang menderita depresi tidak bisa mengontrol penyakitnya dan

hanya bisa ditolong oleh profesional kesehatan.

2.2.7 Pengukuran kualitas hidup lanjut usia

a. Kemandirian

Kehilangan fungsi pada usia lanjut merupakan tahap akhir berbagai penyakit yang

dialami usia lanjut. Dampaknya adalah penurunan aktivitas sehari - hari mulai dari

bangun pagi, tidur, mandi, mencuci, berpindah tempat, mengatur keuangan, mengatur

diri sendiri yang tidak segesit pada waktu. muda. Oleh karena itu diperlukan

pengkajian secara holistik dan komprehensif Pengkajian - ini diperlukan untuk

mengetahui tingkat kualitas hidup lansia sehingga, mampu mempertahankan fungsi

yang ada dan memperluas harapan hidup

Pengkajian status fungsional yang sering dipergunakan adalah indeks katz. Indeks

ini memfokuskan diri pada enam aktivitas dasar yaitu :

1. Bathing

2. Dressing

3. Transfering

4. Kontinence

5. Feedings

6. Toileting

Walaupun fokusnya pada enam aspek dasar aktivitas lansia alat ini dapat

menentukan tingkat kemandirian lansia dalam kehidupan sehari - hari. Penentuan.

kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien,

menumbuhkan perubahan intervensi yang tepat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Pengkajian berdasarkan Indeks Barthel adalah penilaian didasarkan pada

tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas fungsional. Pengukuran

meliputi sepuluh kemampuan sebagai berikut.

KEMANDIRIAN

NO AKTIFITAS NILAI KD

BANTUAN MANDIRI

1. Makan 5 10

2. Berpidah dari kursi roda ke

tempat tidur

5-10

15

3. Kebersihan diri, mencuci

muka, menyisir, mencukur,

dan menggosok gigi.

0

5

4. Aktifitas di toilet (

menyemprot, mengelap )

5

10

5. Mandi 0 5

6. Berjalan di jalan yang datar (

jika tidak mampu berjalan

lakukan dengan kursi roda )

10

15

7. Naik turun tangga 5 10

8. Berpakaian 5 10

9. Mengontrol BAB 5 10

10. Mengontrol BAK 5 10

JUMLAH 100

NILAI ADL :

0-20 : ketergantungan penuh

21-61 : ketergantungan berat

62-90 : ketergantungan sedang

91-99 : ketergantungan ringan

100 : mandiri

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

b. Status Mental

Kuntjoro (2002) mengatakan pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka

ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi

proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga

menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara fungsi

psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak

seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan.

Kuntjoro (2002) mengatakan bahwa pada lansia dapat timbul gangguan

keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan

/kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak,

misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental mencakup penurunan

kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial,

perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan perubahan dalam peran sosial di

masyarakat.

Salah satu tes mental yang populer adalah tes mini mental yang dikembangkan

oleh Folstein pada tahun 1975. Tes mental mini (TMM) ini merupakan suatu metode

untuk menentukan fungsi mental kognitif baik praktek klinik maupun untuk penelitian

( Jurnal Medika, September, 2004 Hal 564 ). Instrumen tes mini mental ini terdiri dari

5 pertanyaan yaitu.

1) Orientasi

2) Registrasi

3) Perhatian / kalkulasi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

4) Mengingat

5) Bahasa

Nilai kemungkinan yang paling tinggi adalah 30 dan nilai yang kurang dari 21

di Indikasikan mengalami kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih

lanjut (Leukenotte, hal 37).

Aktivitas kegiatan lansia, seperti mandi, ke WC, kerja ringan, ke toilet, ke

pasar, membersihkan tempat tidur, tanpa bantuan siapapun. sangat dipengaruhi oleh

salah satu. faktor yaitu " Demensia " ( Nugroho, 2000).

Demensia adalah suatu sindrom yang di karakteristikkan dengan adanya

kehilangan kapasitas intelektual, melibatkan tidak hanya ingatan, namun juga

kognitif, bahasa, kemampuan visiopasial dan kepribadian. Kelima komponen ini tidak

selamanya terganggu semua, namun pada. sebagian kasus kelima komponen ini

terganggu dalam derajat yang bervariasi (Gallo, 1998).

Secara medis gangguan mental kognitif seringkali tidak mampu dikenali oleh

secara profesional dalam dunia kedokteran. Diperkirakan dalam dunia kedokteran 30

%-80% usia lanjut tidak mampu terdiagnosis oleh Dokter. Tes yang sering

dipergunakan. dalam mendeteksi adanya demensia adalah Tes status mental.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Status Mental

Item Tes Nilai Max

1. Orientasi

Sekarang (tahun) (musim) (bulan) (tanggal) (hari ) apa?

Kita berada di mana? ( Negara ) (propinsi ) (kota ) (rumah ),

(lantai/ kamar ) ?

5

2. Registrasi

Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda 1

detik, pasien disuruh mengulangi ketiga narna benda tersebut

dengan benar dan catat jumlah pengulanga

3

3. Atensi Kalkulasi

Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.

Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata

" WAHYU " (Nilai diberikan pada huruf yang benar sebelum

kesalahan misalnya uyahw = 2 nilai)

5

4. Mengingat Kembali (recall)

Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas

3

5. Bahasa

Pasien disuruh menyebutkan nama benda, yang ditunjukkan

(pensil, buku)

2

6. Pasien disuruh mengulang kata-kata: "namun", "tanpa”, "bila". 1

7. Pasien disuruh melakukan perintah: "ambil kertas dengan tangan

anda, lipatlah menjadi 2 dan letakkan di lantai

3

8. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah "pejamkan

mata anda”

1

9. Pasien disuruh menulis dengan spontan 1

10. Pasien disuruh menggambarkan bentuk yang diperlihatkan 1

Jumlah 30

Penilaian :

22,6-30 : intelek utuh

15,1-22,5 : gangguan intelek ringan

7,6-15 : gangguan intelek sedang

0-7,5 : gangguan intelek berat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

c. Dukungan Sosial

WHOQOL membagi domain hubungan sosial pada tiga bagian, yaitu:

1) Hubungan perorangan

Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan

dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada

kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain

secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi pengalaman

baik senang maupun sedih dengan orang yang dicintai. (WHO, 1998).

2) Dukungan sosial

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan

tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang

individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu

tergantung pada dukungan di saat sulit (WHO, 1998).

3) Aktivitas seksual

Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana individu

dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO, 1998).

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

Pengukuran kondisi sosial usia lanjut dapat mempergunakan metode apgar Keluarga

menurut hasiya D ( 2008 ) yaitu dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

No Pertanyaan Ya Tidak

I Apakah Bapak/ibu merasa puas apabila keluarga

menolong, saat terjadi hal - hal yang menyulitkan

2 Apakah Bapa/ibu merasa puas apabila keluarga

membicarakan hal-hal dan masalah - masalah

yang ada kaitannya dengan bapak/ibu

3 Apakah bapak/ibu merasa puas dengan kenyataan

bahwa keluarga menerima dan mendukung

kegiatan bapak/ibu

4 Apakah bapak.ibu merasa puas melihat cara

keluarga anda mengekpresikan dan respon -

respon mereka terhadap emosi bapak/ibu.

5 Apakah bapak/ibu merasa puas atas cara keluarga

yang mengbabiskan waktu bersama – sama

1. Skor

Nilai 0 untuk jawaban tidak

Nilai l untuk jawaban ya

2. Penilaian

0-2,5 Kurang Tersedia

2,6-5 Tersedia

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/1761/6/2012-2-14201-841408004-bab2... · Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada DNA sel

2.2.Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, akan diketahui gambaran kualitas hidup lansia yang dilihat

berdasarkan : tingkat kemandirian, dukungan sosial dan status kognitif lansia yang meliputi

kemandirian, status mental dan dukungan sosial serta Keseluruhan variabel dapat

digambarkan dalam suatu kerangka sebagai berikut

Keterangan :

: variabel yang diteliti

Kemandirian

Status mental

Status mental

Kualitas hidup