32
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik Kata plyometric berasal dari kata Yunani plythyeln yang berarti untuk meningkatkan atau membangkitkan, atau dapat pula diartikan dari kata “plio” dan “metric” yang artinya more & measure, respectively yang artinya penguluran (Radcliffe and Farentinos, 1985: 1). Istilah plyometric yang diterapkan untuk latihan berasal dari Eropa yang dikenal pertama kali sebagai latihan loncat (Donald A Chu, 1992: 1). Pliometrik adalah salah satu metode untuk mengembangkan eksplosif power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi sebagian besar atlet (Radcliffe and Farentinos, 1985: 1). Prinsip metode latihan pliometrik adalah otot selalu berkontraksi baik pada saat memanjang (eccentric) maupun memendek (concentric). latihan pliometrik bermanfaat untuk meningkatkan reaksi syaraf otot, eksplosif, kecepatan dan kemampuan untuk membangkitkan gaya (tenaga) ke arah tertentu. Latihan pliometrik menunjukkan karakteristik kekuatan penuh dari kontraksi otot dengan respon yang sangat cepat, beban dinamis (dynamic loading) atau penguluran otot yang sangat rumit (Radcliffe and Farentinos, 1985: 111). Menurut Chu (2000: 6) pliometrik mempunyai keuntungan, memanfaatkan gaya dan kecepatan yang dicapai dengan percepatan berat badan melawan gravitasi, hal ini menyebabkan gaya kecepatan dalam latihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pliometrik

1. Pengertian Pliometrik

Kata plyometric berasal dari kata Yunani plythyeln yang berarti untuk

meningkatkan atau membangkitkan, atau dapat pula diartikan dari kata “plio”

dan “metric” yang artinya more & measure, respectively yang artinya

penguluran (Radcliffe and Farentinos, 1985: 1). Istilah plyometric yang

diterapkan untuk latihan berasal dari Eropa yang dikenal pertama kali sebagai

latihan loncat (Donald A Chu, 1992: 1).

Pliometrik adalah salah satu metode untuk mengembangkan eksplosif

power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi

sebagian besar atlet (Radcliffe and Farentinos, 1985: 1). Prinsip metode

latihan pliometrik adalah otot selalu berkontraksi baik pada saat memanjang

(eccentric) maupun memendek (concentric). latihan pliometrik bermanfaat

untuk meningkatkan reaksi syaraf otot, eksplosif, kecepatan dan kemampuan

untuk membangkitkan gaya (tenaga) ke arah tertentu.

Latihan pliometrik menunjukkan karakteristik kekuatan penuh dari

kontraksi otot dengan respon yang sangat cepat, beban dinamis (dynamic

loading) atau penguluran otot yang sangat rumit (Radcliffe and Farentinos,

1985: 111). Menurut Chu (2000: 6) pliometrik mempunyai keuntungan,

memanfaatkan gaya dan kecepatan yang dicapai dengan percepatan berat

badan melawan gravitasi, hal ini menyebabkan gaya kecepatan dalam latihan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

8

pliometrik merangsang berbagai aktivitas olahraga seperti meloncat, berlari

dan melempar lebih sering dibandingkan dengan latihan beban atau dapat

dikatakan lebih dinamis atau eksplosive.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latihan

pliometrik adalah bentuk latihan explosive power dengan karakteristik

menggunakan kontraksi otot yang sangat kuat dan cepat, yaitu otot selalu

berkontraksi baik saat memanjang (eccentric) maupun saat memendek

(concentric) dalam waktu cepat, sehingga selama bekerja otot tidak ada waktu

relaksasi.

Latihan pliometrik akan mendapatkan hasil yang baik jika dilakukan

dengan sempurna dan intensitas tinggi. Latihan yang intensif yaitu proses

latihan harus semakin berat dengan cara menambah beban kerja, jumlah

repetisi gerakan dan intensitas gerak. Proses latihan demikian disebut outer

load. Outer load diatur dengan program latihan yang dikontrol oleh para

pelatih dan atletnya sendiri. Dalam menyusun program latihan yang

menggunakan outer load maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut

(Nossek, 1995: 17):

1. Jenis-jenis latihan yang bervariasi

2. Volume beban

3. Densitas beban

4. Durasi beban

Dalam melakukan latihan tidak hanya memperhatikan otot load saja

tetapi juga harus memperhatikan masalah inner load. Inner load tampak pada

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

9

bentuk perubahan-perubahan atau yang diekspresikan sebagai adaptasi dari

suatu organisme terhadap outer load (Nossek, 1995: 16). Adapun perubahan

adaptasi tersebut diantaranya adalah:

1) Morfologis (structural): seperti otot-otot lebih besar dan volume jantung

lebih besar.

2) Fisiologis dan biokimia (fungsional): seperti sirkulasi darah lebih baik,

kapasitas vital paru-paru lebih tinggi dan proses metabolisme lebih efektif.

3) Psikologis: seperti adaptasi terhadap situasi-situasi ketegangan dalam

latihan dan pertandingan, konsentrasi pada tugas-tugas olahraga yang

berbeda dan penanggulangan frustasi.

Spesialisasi merupakan bagian pokok yang diminta untuk mencapai

keberhasilan dalam olahraga. Untuk dapat berprestasi seseorang harus

memilih satu cabang olahraga yang akan ditekuni. Spesialisasi yang

dimaksud adalah latihan yang khusus dalam satu cabang olahraga, yang

mengarah pada perubahan-perubahan morfologi dan fungsional yang

dikaitkan dengan spesifikasi satu cabang olahraga. Dalam latihan pliometrik

spesialisasi yang harus diterapkan yaitu:

a. Kekhususan Kelompok Otot yang Dilatih

Dalam latihan pliometrik pengelompokannya berdasarkan fungsi

anatomi dan hubungannya dengan gerakan yang akan dilakukan, sehingga

pada saat latihan berdasarkan otot yang terlibat dan bagaimana

hubungannya dengan gerakan yang akan dilakukan dalam olahraga.

Berdasarkan kelompok otot yang dilatih dapat dibedakan menjadi tiga

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

10

yaitu: kelompok otot anggota gerak bagian bawah, kelompok otot anggota

gerak bagian tengah dan kelompok otot anggota gerak bagian atas. Tiga

kategori tersebut secara fungsional saling berhubungan dan merupakan

bagian dari power chain (rangkaian power) manusia.

b. Kekhususan Energi Utama yang Digunakan

Pliometrik merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat, yaitu

gerakan yang sangat eksplosif. Dengan demikian perlu energi ATP-PC

yang bisa memenuhi, walaupun tidak lepas dari sistem energi yang

lainnya.

c. Kekhususan Pada Pola Gerak Latihan

Pola gerak dalam latihan pliometrik sangat khusus, tetapi mempunyai

spectrum yang luas dalam kegiatan olahraga. Gerakan pliometrik sebagian

besar mengikuti konsep power chain dan sebagian besar latihan khusus

melibatkan otot bawah, karena gerakan pada kelompok otot ini benar-

benar mempunyai keterlibatan yang sangat besar dalam semua gerakan

olahraga.

Pengorganisasian latihan pliometrik mengikuti konsep rangkaian

power. Sebagian besar latihan adalah khusus gerakan tungkai dan pinggul,

karena kelompok otot ini merupakan pusat power gerakan olahraga.

2. Bentuk-Bentuk Latihan Pliometrik

Terdapat bermacam-macam bentuk latihan pliometrik. Menurut

Radcliffe dan Farentinos (1985: 109) bentuk latihan pliometrik dapat

meningkatkan explosive power dengan pembagian latihan untuk

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

11

meningkatkan leg dan hip (Bound, Hop, Jump, Leap, Skips dan Ricochets),

trunk (kips, swings, twists, flexion, dan extention) dan upper body (presses,

swings, dan throws).

Menurut Bompa (1994: 112) bentuk latihan pliometrik dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

a. Latihan dengan intensitas rendah (low impact).

b. Latihan dengan intensitas tinggi (High impact)

Latihan dengan intensitas rendah meliputi:

1) Skipping

2) Rope jump

3) Lompat (jump) rendah dan langkah pendek

4) Loncat-loncat (hops) dan lompat-lompat

5) Melompat di atas bangku atau tali setinggi 25-35 cm

6) Melempar ball medicine 2-4 kg

7) Melempar bola tenis/baseball (bola yang ringan)

Sedangkan latihan dengan intensitas tinggi (high impact) meliputi:

a. Lompat jauh tanpa awalan (standing broad/long jump)

b. Triple jump (lompat tiga kali)

c. Lompat (jump) tinggi dan langkah panjang

d. Loncat-loncat dan lompat-lompat

e. Melompat di atas bangku atau tali setinggi 35 cm

f. Melempar bola medicine 5-6 kg

g. Drop jump dan reaktif jump

h. Melempar benda yang relatif berat

Gerakan pliometrik lebih banyak menggunakan kontraksi esentrik dan

konsentrik dibanding dengan isometrik. Kontraksi esentrik adalah tindakan

melepas dimana otot mengembang dan dicirikan dengan jenis negatif.

Kontraksi konsentrik adalah tindakan yang berganti-ganti dimana oto-otot

memendek dengan cara yang positif. Konsentrik isometrik adalah gerakan

meregang dengan meniadakan panjang otot.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

12

Latihan pliometrik akan efektif apabila pelatih dapat menyusun

periodisasi latihan yang tepat. Di sini pelatih perlu memandu antara frekuensi,

volume, intensitas beserta pengembangannya. Perpaduan tepat dengan

program latihan akan menghasilkan penampilan maksimal. Dengan porsi

yang tepat, pliometrik efektif sebagai physical maintenance dalam kompetisi.

Bentuk latihan pliometrik yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah tumpuan satu kaki dan dua kaki. Keduanya mempunyai kelebihan

penekanan pada daya ledak otot tungkai yang diperlukan oleh pemain

sepakbola untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan loncatan

vertical.

Ada beberapa syarat untuk melakukan latihan pliometrik agar mendapat

hasil yang maksimal dan dapat menghindari terjadinya cidera yaitu:

a) Ada pelatih yang mengontrol latihan

b) Harus sudah latihan kekuatan minimal 3 bulan

c) Memiliki kekuatan otot yang baik

d) Melakukan pemanasan sebelum latihan

e) Memulai latihan dari yang rendah meningkat ke tinggi

f) Mendarat dengan halus tanpa adanya hentakan keras

g) Memanfaatkan istirahat antar set

h) Menggunakan sepatu yang ber sol tebal dan empuk

i) Mencari landasan yang tidak keras

j) Menghentikan latihan jika terjadi pusing atau cidera

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

13

2. Pliometrik Tumpuan Dua Kaki

Radcliffe dan Farentinos (1985: 34) latihan ini mengembangkan

kecepatan dan power untuk otot-otot tungkai dan pinggul, khususnya kerja

otot-otot gluteal, hamstrings, quadriceps dan gastrocnemius dengan

kecepatan yang tinggi dan penuh tenaga, latihan ini bermanfaat untuk

mengembangkan kecepatan dan daya ledak yang diperlakukan pada saat lari.

Metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki adalah suatu

gerakan lompat tegak ke depan dengan kedua lutut dilipat. Pastikan kedua

lutut mendekati dada. Tolakan dengan kedua kaki dan mendarat juga dengan

kedua kaki, begitu kaki menyentuh tanah secepatnya meloncat lagi. Pelatihan

double leg speed hop ini melibatkan otot-otot gluteals, hamstrings,

quadriceps dan gastrocnemius (Furqon dan Doewes, 2002).

Gambar 1. Double Leg Bound

3. Pliometrik Tumpuan Satu Kaki

Radcliffe dan Farentinos (1985: 35) latihan ini hampir sama dengan

latihan tumpuan dua kaki, tetapi hanya dilakukan dengan satu kaki. Latihan

memerlukan beban lebih untuk pinggul, tungkai, dan punggung bagian

bawah, dan juga melibatkan otot-otot yang menyeimbangkan lutut dan ankle.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

14

Metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki Saat melakukan

salah satu kaki membentuk sudut 90 derajat, kemudian lompat setinggi

mungkin dan mendarat dengan kaki yang sama. Usahakan agar kaki

penyeimbang tidak menyentuh tanah. Mendaratlah dengan salah satu kaki

sebagai penyangga badan dan kemudian lompat lagi dengan posisi semula.

Sedangkan anatomi gerakan pliometrik tumpuan satu kaki menurut

Radcliffe & Farentinos (1985: 13) yaitu:

a. Fleksi paha, melibatkan otot-otot sartorius, illacus dan gracilis.

b. Ekstensi lutut, melibatkan otot-otot tensor fasciae latae, vastus lateralis,

medialis, intermedius dan rectus femoris.

c. Ekstensi paha dan fleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femoris,

semitendinosus dan semimembranosus serta juga melibatkan otot-otot

gluteus maximus dan minimus.

d. Fleksi lutut dan kaki, melibatkan otot gastrocnemius, peroneus dan soleus.

e. Aduksi dan abduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus maximus dan

minimus dan adductor longus, brevis, magnus, minimus dan hallucis.

Pelaksanaan latihan pliometrik tumpuan satu kaki menurut M. Furqon

H. & Muchsin Doewes (2002: 35) sebagai berikut:

1) Posisi awal: Ambillah posisi sikap berdiri seperti pada latihan pliometrik

tumpuan dua kaki, tetapi hanya menggunakan satu tungkai dalam posisi

selama berlatih dan jagalah keseimbangan.

2) Pelaksanaan: mulailah latihan seperti pada latihan pliometrik tumpuan dua

kaki, tetapi dengan satu tungkai. Pada saat di atas atau di udara kedua lutut

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

15

dilipat. Jika tumpuan atau tolakan menggunakan kaki kanan, maka pada

saat mendarat juga menggunakan kaki kanan. Lakukan 2-4 set, jumlah

ulangan 8-12 kali untuk tiap kaki, dan waktu istirahat kira-kira 2 menit di

antara set.

Gambar 2. Single Leg Bound

Latihan pliometrik merupakan bentuk-bentuk latihan yang menekankan

pada pola gerak tubuh bagian bawah, artinya latihan pliometrik merupakan

salah satu bentuk latihan yang berguna untuk meningkatkan atau

mengoptimalkan kinerja power tungkai

B. Hakikat Latihan

1. Pengertian Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005: 5) istilah latihan berasal dari bahasa

Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice,

exercises, dan training. Latihan berasal dari kata practice adalah aktivitas

untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan

menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan

cabang olahraga. Latihan berasal dari kata exercises adalah perangkat utama

dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

16

organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam

penyempurnaan geraknya. Latihan berasal dari kata training adalah

penerapan dari suatu peencanaan untuk meningkatkan kemampuan

berolahraga yang berisikan materi teori, praktek, metode dan aturan

pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Menurut

Bompa (1994: 3) pengertian latihan yaitu:

Latihan adalah suatu proses yang dinyatakan dengan kata lain

periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet

tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi. Selain itu,latihan

merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk mempersiapkan

diri dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu.

Perlombaan adalah puncak dari proses berlatih melatih dalam

olahraga, dengan harapan agar atlet dapat berprestasi optimal. Untuk dapat

meraih prestasi atau hasil yang optimal memerlukan proses berlatih melatih

yang panjang dengan pembinaan yang baik. Menurut M. Furkon (1995: 3)

mengatakan bahwa:

Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain,

periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun, sampai atlet

tesebut mencapai standar penampilan tertinggi. Oleh karena itu

proses pembinaan dilakukan sejak dini mungkin agar sasaran yang

diharapkan pada kejuaraan tertentu dapat tercapai dan atlet dapat

menampilkan puncak prestasi yang dimilikinya.

Menurut Harsono (1988: 98) mengatakan bahwa:

Agar prestasi dapat meningkat, latihan haruslah berpedoman pada

teori serta prinsip latihan yang benar dan sudah dapat diterima secara

universal. Tanpa berpedoman pada prinsip latihan serta teori yang

benar, latihan sering kali menjurus ke praktek mala-latihan (mal-

pratice) dan latihan yang tidak sistematis dan metodis sehingga

peningkatan prestasi sukar dicapai.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

17

Metode latihan merupakan prosedur dan cara yang direncanakan

mengenai jenis-jenis latihan dan penyesuaiannya berdasarkan kadar

kesulitan, kompleksitas, dan beratnya beban (M. Furqon, 1995: 5). Dari

beberapa definisi di atas maka metode latihan adalah suatu cara atau

prosedur yang merencanakan mengenai jenis-jenis latihan dan

penyesuaiannya berdasarkan tingkat kesulitan dan kompleksitas dari latihan

yang berpedoman pada teori serta prinsip latihan yang benar dan yang sudah

diterima secara universal agar prestasi atlet dapat meningkat.

Tujuan dari latihan secara umum adalah untuk membantu para

pembina, pelatih, dan guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki

kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu mengungkap

potensi olahragawan dalam mencapai puncak prestasi. Sedangkan sasaran

latihan secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan

olahragawan dalam mencapai puncak prestasi. Rumusan tujuan dan sasaran

latihan dapat bersifat untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk

yang jangka panjang merupakan sasaran dan tujuan yang akan datang dalam

satu tahun ke depan atau lebih. Tujuan utamanya adalah untuk pengayaan

keterampilan berbagai gerak dasar dan dasar gerak serta dasar-dasar teknik

yang benar. Tujuan dan sasaran jangka pendek adalah waktu persiapan yang

dilakukan kurang dari satu tahun. Sasaran dan tujuan utamanya langsung

diarahkan pada peningkatan unsur-unsur yang mendukung kinerja fisik, di

antaranya kekuatan, kecepatan, ketahanan, power, kelincahan, kelentukan,

dan keterampilan teknik cabang olahraga. Biasanya setiap interval tiga

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

18

sampai empat minggu latihan telah berjalan, selalu dilakukan pemantauan

pencapaian hasil latihan. Dengan demikian setiap sesi latihan harus

mempunyai sasaran dan tujuan yang nyata dan terukur. Hal ini dimaksudkan

bagi olahragawan agar selalu termotivasi untuk giat berlatih. Sedangkan

bagi pelatih proses pemantauan sebagai sarana umpan balik (feed-back) dari

proses latihan, apakah program latihan yang disusun dan dilaksanakan

berjalan efektif atau tidak, sehingga bila terjadi penyimpangan tujuan dan

sasaran dapat segera dibenahi (Sukadiyanto, 2005: 8). Menurut Fox (1993:

288), sedangkan suatu mekanisme latihan dengan prosedur yang baik adalah

dimulai latihan peregangan (stretching), kemudian latihan inti, dan diakhiri

dengan latihan peregangan (cooling-down).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan

suatu cara untuk membantu atlet agar mendapatkan prestasi dengan

memperhatikan sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Di dalam suatu

latihan terdapat mekanisme latihan dan prosedur yang baik, yaitu dimulai

dengan latihan stretching, latihan inti, dan cooling-down.

2. Prinsip-Prinsip Latihan

Pada dasarnya latihan yang dilakukan pada setiap cabang olahraga

harus mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Proses latihan

yang menyimpang sering kali mengakibatkan kerugian bagi atlet maupun

pelatih. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek

fisiologis dan psikologis olahragawan, dengan memahami prinsip-prinsip

latihan akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas latihan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

19

Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa (1994: 29-48) adalah sebagai

berikut: (1) prinsip partisipasi aktif mengikuti latihan, (2) prinsip

pengembangan menyeluruh, (3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individual,

(5) prinsip bervariasi, (6) model dalam proses latihan, dan (7) prinsip

peningkatan beban.

Selanjutnya Sukadiyanto (2005: 12) menjelaskan prinsip-prinsip

latihan yang menjadi pedoman agar tujuan latihan dapat tercapai, antara

lain: (1) prinsip kesiapan, (2) individual, (3) adaptasi, (4) beban lebih, (5)

progresif, (6) spesifik, (7) variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9)

latihan jangka panjang, (10) prinsip berkebalikan, (11) tidak berlebihan, dan

(12) sistematik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

prinsip latihan pada dasarnya mencakup prinsip spesifikasi, sistem energi,

dan prinsip overload. Prinsip spesifikasi berarti memiliki kekhususan sistem

energi meliputi penggunaan energi, dan prinsip overload yang berkaitan

dengan intensitas, frekuensi, dan durasi.

3. Tujuan dan Sasaran Latihan

Menurut Bompa (1994: 5) bahwa tujuan latihan adalah untuk

memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun kinerja atlet, dan diarahkan

oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum dalam latihan. Rumusan,

tujuan dan sasaran latihan dapat bersifat untuk jangka panjang maupun

jangka pendek. Untuk tujuan jangka panjang merupakan sasaran dan tujuan

yang akan datang dalam satu tahun kedepan atau lebih. Sedangkan tujuan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

20

dan sasaran latihan jangka pendek adalah waktu untuk persiapan kurang dari

satu tahun.

Sukadiyanto (2005: 9) lebih lanjut menjelaskan bahwa sasaran dan

tujuan latihan secara garis besar antara lain: (a) meningkatkan kualitas fisik

dasar secara umum dan menyeluruh, (b) mengembangkan dan

meningkatkan potensi fisik yang khusus, (c) menambah dan

menyempurnakan tehnik, (d) mengembangkan dan menyempurnakan

strategi, tehnik dan pola bermain, (e) meningkatkan kualitas dan

kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

Berdasarkan beberapa pendapat pada penjelasan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran latihan dibagi menjadi dua, yaitu

tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek. Untuk mewujudkan

sasaran dan tujuan memerlukan latihan tehnik, taktik, fisik dan mental.

Prinsip-prinsip latihan yang dikemukakan disini adalah prinsip yang

paling mendasar, akan tetapi penting dan yang dapat diterapkan pada setiap

cabang olahraga serta harus dimengerti dan diketahui oleh pelatih maupun

atlet.

Menurut Harsono (1988: 102-122) untuk memperoleh hasil yang

dapat meningkatkan kemampuan atlet dalam perencanaan program

pembelajaran harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar latihan, yaitu: (1)

prinsip beban lebih (over load principle), (2) prinsip perkembangan

menyeluruh (multilateral development), (3) prinsip kekhususan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

21

(spesialisasi), (4) prinsip individual, (5) intensitas latihan, (6) kualitas

latihan, (7) variasi latihan, (8) lama latihan, (9) prinsip pulih asal.

Prinsip beban lebih (over load principle) adalah bahwa beban latihan

yang diberikan kepada atlet harus diberikan berulang kali dengan intensitas

yang cukup. Jika latihan dilakukan secara sistematis maka diharapkan tubuh

atlet dapat menyesuaikan diri semaksimal mungkin kepada latihan yang

diberikan, serta dapat bertahan terhadap hal yang ditimbulkan oleh latihan

tersebut baik stress fisik maupun stress mental. Jadi beban kerja dan

tantangan-tantangan yang diterima masih berada dalam batas-batas

kemampuan manusia untuk mengatasinya, dan tidak terlalu menekan

sehingga menimbulkan ketegangan yang berlebihan selama itu pula proses

perkembangan fisik maupun mental manusia masih mungkin tanpa

merugikan mereka (Harsono, 1988: 104).

Prinsip kekhususan (spesialisasi) mempunyai pengertian apapun

cabang olahraga yang diikutinya, tujuan serta motif atlet biasanya adalah

untuk melakukan spesialisasi dalam cabang olahraga tersebut, oleh karena

itu spesialisasi memperoleh kesuksesan dan menonjol dalam cabang

olahraga tersebut.

Spesialisasi juga berarti mencurahkan segala kemampuan, baik fisik

maupun mental pada satu cabang olahraga tersebut (Harsono, 1988: 109).

Prinsip individual mengharuskan seluruh konsep latihan disusun sesuai

dengan kekhasan setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai. Faktor-

faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

22

belakang pendidikan, tingkat kesegaran jasmaninya dan cirri-ciri

psikologinya semua harus ikut dipertimbangkan dalam mendisain latihan

bagi atletnya. Jadi kesimpulannya adalah bahwa latihan memangharus

direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu agar latihan tersebut

dapat menghasilkan hasil yang terbaik (Harsono, 1988: 113).

Intensitas latihan adalah suatu jatah latihan yang harus dilakukan

seseorang atlet menurut program yang ditentukan (Sajoto, 1988: 113).

Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut nadi dengan

rumus Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220-umur (dalam tahun).

Kualitas laihan adalah apabila latihan atau drill-drill yang dilakukan

memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atlet, apabila koreksi-koreksi

yang konstruktif sering diberikan dan pengawasan diberikan oleh pelatih

sampai ke detail-detail gerakan dan apabila prinsip-prinsip over load

diterapkan baik segi fisik maupun mental (Harsono, 1988: 119).

Variasi dalam latihan diberikan untuk mencegah kemungkinan

timbulnya kebosanan berlatih sehingga pelatih harus kreatif dan pandai-

pandai mencari dan menerapkan variasi dalam latihan. Variasi latihan yang

di kreasi dan diterapkan secara cerdik akan dapat menjaga terpeliharanya

fisik maupun mental atlet sehingga timbulnya kebosanan berlatih sejauh

mungkin dapat terjadi dalam penelitian ini variasi latihan yang dilakukan

(Harsono, 1988: 121).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

23

4. Durasi Latihan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lama latihan selama 16

kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk melaksanakan pretest dan

pertemuan yang terakhir (ke-16) untuk melaksanakan posttest. Frekuensi

adalah berapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam

satu minggunya (Sajoto, 1993: 137). Dalam menentukan frekuensi latihan

harus benar-benar menentukan batas-batas kemampuan seseorang, karena

bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari

batas kemampuannya. Apabila frekuensi latihan yang diberikan berlebihan

akibatnya bukan percepatan hasil yang diperoleh tetapi dapat menyebabkan

sakit yang berkepanjangan.

Menurut Fox dan Metheus dalam Sajoto (1988: 138) dikemukakan

bahwa frekuensi latihan 3-5 kali per minggu adalah cukup efektif.

Sedangkan menurut Brooks dan Fahey dalam Sajoto (1993: 138)

mengemukakan bahwa latihan hendaknya dengan frekuensi antara 3-5 kali

per minggu dengan waktu latihan antara 20-60 menit dalam intensitas tidak

terlalu tinggi.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas peneliti dalam

memberikan latihan menggunakan frekuensi 3 kali dalm seminggu dengan

waktu setiap latihan 90 menit.

C. Power

Power adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam suatu

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

24

gerakan yang utuh (Suharno, 1981: 23-24). Power merupakan hasil kali dari

kekuatan dan kecepatan, sehingga semua bentuk latihan pada komponen

biomotor kekuatan dapat dijadikan sebagai bentuk latihan power.

Perbedaannya adalah beban untuk latihan power harus lebih ringan dan

dilakukan dengan irama yang cepat, oleh karena wujud gerak dari power

adalah eksplosif.

Power adalah hasil kali dari kekuatan dan kecepatan, atau merupakan

bentuk kekuatan eksplosif (Sukadiyanto, 1997: 65). Senada dengan pendapat

tersebut, Harsono, (1988: 200) menyatakan bahwa power adalah kemampuan

otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dengan waktu yang sangat cepat.

Pendapat lain mengatakan bahwa power adalah gabungan antara kekuatan dan

kecepatan yang artinya diproduksi gerakan dengan tenaga sebesar mungkin

dengan waktu yang secepat mungkin.

Menurut Gardner (1995: 265) bahwa:

Anggota bagian tubuh bagian bawah dihubungkan dengan badan oleh

sebuah gelang sendi yang terdiri dari tiga bagian yaitu tungkai atas,

tungkai bawah, serta kaki. Otot dipaha meliputi belakang, sisi medial

paha, bagian depan. Paha belakang terdiri dari biceps femoris,

semitendinosus dan semimembranosus, sisi medial paha meliputi

pektineus, adductor longus, adductor brevis, adductor magnus, grasilis

dan ebturator eksternus, sedangkan otot bagian depan paha meliputi

iliopsoas, quadriceps femoris dan Sartorius.

Sedangkan menurut Gardner (1995: 330-335),

Otot tungkai bagian bawah dibagi menjadi tiga bagian yaitu tungkai

bawah bagian depan, tungkai bagian bawah lateral dan betis. Otot bagian

depan tungkai bawah adalah tibialis anterior, ekstensorslusing longus,

proneis tensus. Bagian lateral tungkai bawah meliputi proneus,ongus,

proneus brevis. Sedangkan betis terdiri dari gastroknemius dan soleus.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

25

Berdasarkan beberapa definisi dan pengertian di atas, dapat dikatakan

bahwa power otot tungkai adalah kemampuan dari otot-otot tungkai untuk

mengatasi tahan beban dengan kecepatan tinggi. Power ditentukan oleh banyak

sedikitnya myofibril otot putih, kecepatan kontraksi otot, banyak sedikitnya

ATP dalam otot dan koordinasi gerakan. Selanjutnya power otot tungkai yang

merupakan perpaduan atau kombinasi antara kecepatan dan kekuatan untuk

mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi,

daya ledak atau power otot tungkai dapat diukur dengan menggunakan vertical

jump test.

Berikut adalah contoh susunan menu program latihan untuk

meningkatkan power oleh Sukadiyanto (2002: 96):

Intensitas : 30%-60% dari kekuatan maksimal RM

Volume : 3 set/sesi

Repetisi : 15-20 repetisi

Recovery : 1: 4

Interval : 1: 6

Irama : secepat mungkin (eksplosif)

Frekuensi : 3x/minggu

D. Pengukuran Power Otot Tungkai

Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, merupakan

dasar dalam setiap melakukan bentuk aktifitas. Power juga sering diartikan

sebagai daya ledak yang mempunyai makna kemampuan untuk mengeluarkan

kekuatan maksimal dalam waktu relatif singkat. Pengukuran power cukup

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

26

banyak, salah satunya dengan menggunakan vertical jump test dengan satuan

Cm, pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali dan diambil yang terbaik. Dalam

penelitian ini untuk mengukur power tungkai menggunakan tes lompat

tegak/vertical jump (Harsuki, 2003: 339).

1. Alat dan Fasilitas

a. Papan vertical jump

b. Serbuk kapur atau bedak

c. Pembersih atau penghapus

d. Dinding yang rata

e. Alat tulis

2. Pelaksanaan

a. Langkah 1: testi berdiri tegak menyamping di depan papan vertival jump

dengan menjulurkan salah satu tangan ke atas setinggi mungkin dengan

telapak tangan menghadap ke dinding, sedangkan kedua telapak kaki

tetap melekat di lantai (tumit tidak terangkat). Bagi yang tidak kidal,

lengan kanan yang dijulurkan tetapi bagi yang kidal maka lengan kiri

yang dijulurkan, tinggi raihan dicatat.

b. Langkah 2: testi mengambil awalan meloncat dengan menekuk kedua

lutut, lengan tetap dijulurkan ke atas lalu secara eksplosif meloncat

setinggi-tingginya ke atas dan kemudian lengan yang menyamping

tembok berusaha meraih papan vertical jump pada titik tertinggi

loncatan. Ketelitian pengukuran sampai cm terdekat.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

27

c. Langkah 3: testi masing-masing melakukan sebanyak 2 kali loncatan dan

hasilnya dicatat.

d. Langkah 4: skor loncatan adalah selisih antara tinggi raihan pada waktu

meloncat dengan tinggi raihan pada waktu berdiri.

3. Testor

Jumlah testor sebanyak tiga orang yaitu: pengawas dua orang bertugas

mengamati dan mengawasi. Pencatat hasil satu orang yang bertugas

mencatat hasil yang dicapai oleh atlet.

Selain dapat menggunakan bentuk latihan pada komponen biomotor

kekuatan dan kecepatan, latihan untuk meningkatkan power dapat dilakukan

dengan menggunakan plyometrics dan weight training. Prinsip metode

latihan plyometrics dan weight training adalah otot selalu kontraksi baik

pada saat memanjang (eccentric) maupun pada saat memendek (concentric).

E. Sepakbola

1. Pengertian Sepakbola

Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

sebelas orang di atas lapangan yang berbentuk persegi panjang. Sepakbola

merupakan permainan tim, Sepakbola merupakan olahraga Tim, dibutuhkan

kerjasama yang baik, kemampuan individu yang baik supaya menjadi Tim

yang handal. Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung

untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan (mencetak gol).

Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya

dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

28

pemenang jika hasilnya seri). Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan

ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh

bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

Menurut Agus Salim (2008: 10), bahwa

Pada dasarnya permainan sepakbola adalah olahraga yang memainkan

bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utamanya dalam permainan

ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang

tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Untuk bisa membuat gol kalian harus tangkas, sigap, cepat

dan baik dalam mengontrol bola.

Sedangkan menurut Abdul Rokhim (2008: 1 2), bahwa

Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental,

pemain diharuskan melakukan gerakan yang terampil dibawah kondisi

pemain yang waktunya terbatas, fisik dan mental sambil menghadapi

lawan, pemain harus berlari beberapa mil dalam satu pertandingan,

setiap pemain harus memahami teknik permainan individu, kelompok

dan beregu.

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia.

Sepakbola adalah olahraga yang dimainkan oleh dua kelompok berlawanan

yang masing-masing berjuang untuk memasukan bola ke gawang kelompok

lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, karenanya

kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan (Mimin US: 2).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola

merupakan olahraga permainan yang sangat digemari oleh masyarakat

umum di seluruh dunia sehingga sepakbola merupakan olahraga yang sangat

popular. Sepakbola adalah olahraga yang dilakukan dengan kaki untuk

menendang bola, bola diperebutkan oleh dua kelompok yang masing-

masing terdiri sebelas orang, sepakbola diperlukan teknik yang baik karena

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

29

sepakbola merupakan permainan yang menantang fisik dan mental. Tujuan

permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang

lawan untuk menentukan pemenang dan merebut bola dari lawan dan

menjaga gawang dari serangan lawan. Olahraga ini membutuhkan alat

seperti sepatu bola sebagai alat untuk menendang dan bola tending sebagai

obyek tendangan. Permainan sepakbola dilakukan di lapangan terbuka dan

diberi gawang sebagai tempat untuk memasukkan bola dan menentukan

pemenang.

2. Peraturan Sepakbola

Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga atau permainan

yang paling digemari di seluruh penjuru dunia. Sepak bola merupakan

permainan di mana terdapat dua tim dari 11 pemain (salah satunya adalah

penjaga gawang) mencoba untuk memasukkan bola ke gawang lawan.

Pemain dikatakan mencetak gol ketika mereka berhasil memasukkan bola

ke dalam gawang lawan (telah melewati garis gawang). Permainan sepak

bola ini dikendalikan oleh satu Wasit di lapangan dan empat asisten wasit, 2

ditempatkan pada touchlines berlawanan, dan 2 lagi ditempatkan di dekat

tiap gawang. Terdapat beberapa dasar-dasar peraturan sepak bola,

diantaranya sebagai berikut:

a. Ukuran Lapangan

Secara umum lapangan yang digunakan dalam permainan

sepakbola memiliki ukuran panjang 90-120 meter, lebar 45-90 meter,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

30

tinggi gawang 2,4 meter, lebar gawang 7,3 meter, titik tengah pinalti 11

meter.

b. Bola

Dalam aturan sepak bola menyatakan bahwa untuk ukuran bola

harus memiliki diameter 68-70 sentimeter dan berat antara 410-450

gram.

c. Jumlah Pemain

Jumlah pemain yang berhak berada di lapangan maksimal hanya 11

orang, 3 orang pergantian pemain, serta hanya 5 atau 7 atau 9 pemain

yang berhak berada di bench.

d. Perengkapan pemain

Pada dasarnya aturan sepak bola mengatakan bahwa seorang

pemain harus memakai baju atau seragam (jersey), sepatu, bantalan

tulang kering, celana pendek dan kaus kaki serta kedua tim harus

memiliki peralatan yang berbeda sehingga mereka dapat dibedakan di

lapangan.

e. Offside

Secara garis besar offside terjadi ketika seorang pemain yang

menerima umpan berada di belakang pemain terakhir lawan tepat saat

umpan dilepaskan oleh rekannya tepat ke pemain tersebut atau tidak ke

arah pemain tersebut dan pemain tersebut mengejar bola hasil umpan dari

rekannya tersebut.

f. Pelanggaran

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

31

Dalam peraturan sepak bola, pelanggaran dapat terjadi ketika

seorang pemain mencoba untuk mendapatkan bola dari lawannya dengan

menendang atau mendorong lawannya baik itu karena kesengajaan

ataupun tidak disengaja. Pelanggaran pun banyak tingkatannya, seorang

pemain yang melakukan pelanggaran keras dapat dikenakan kertu kuning

bahkan kartu merah oleh wasit.

g. Tendangan Bebas

Ketika sebuah tendangan bebas dilakukan pemain dari tim lawan

harus minimal 9,15 meter dari posisi dimana tendangan bebas akan

terjadi. Begitu juga pemain yang menendang bola tidak boleh menyentuh

bola hasil tendangannya sebelum bola tersebut menyentuh rekannya atau

pemain lawan terlebih dahulu.

h. Tendangan Penalti

Penalti dapat diberikan jika pemain lawan melakukan pelanggaran

atau handball di dalam kotak 18 meter (biasa disebut dengan kotak

penalti). Namun, tidak semua kesalahan di dalam kotak penalti dihukum

dengan tendangan penalti, sebagai contohnya, jika salah satu pemain dari

tim yang menerima serangan memberikan operan bola langsung kepada

penjaga gawang dengan menggunakan kaki dan penjaga gawang

menangkapnya langsung dengan tangan di dalam kotak penalti, maka

wasit akan memberikan tendangan bebas tidak langsung tepat di tempat

kesalahan tersebut terjadi kepada tim lawan. Selain itu, sebelum

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

32

penendang penalti melepaskan tendangan, pemain lainnya dilarang

memasuki kotak penalti terlebih dahulu.

i. Lemparan Ke Dalam (Throw In)

Dalam peraturan sepak bola metode melemparkan harus mengikuti

beberapa aturan yang ketat, jika tidak wasit akan memberikan

kesempatan lemparan ke dalam untuk tim lain. Pemain yang mengambil

lemparan harus tetap berdiri di luar garis samping, dengan telapak kaki

tetap menjejak di tanah dan lemparan harus dilakukan dengan bola di atas

kepala pelempar itu.

j. Goal Kick

Goal kick merupakan salah satu peraturan sepak bola yang lebih

kita kenal dengan tendangan gawang harus dilakukan sesuai dengan

aturan yang ada, aturan mengenai tendangan gawang menyatakan bahwa

tendangan harus cukup kuat untuk melewati area penalti. Jadi setiap

pemain yang mengambil tendangan gawang (umumnya penjaga gawang),

harus menendang bola kepada rekannya yang berada di luar dari kotak

penalti.

Gambar 3. Lapangan Sepakbola

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

33

Peraturan sepakbola di atas merupakan sebagian kecil dari sekian

banyak peraturan-peraturan dalam sepakbola.

F. PS PADMA

PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di

Jl.Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

Lapangan Klebengan Sleman, Yogyakarta. PS PADMA masuk dalam anggota

PSS pada tanggal 16 Oktober 1982 dengan mengikuti kompetisi awal di divisi

II Sleman, hanya dalam 2 tahun PS PADMA dapat naik tahta sampai ke divisi

utama Sleman dengan prestasi yang membanggakan. Pada tahun 1983 PS

Padma masuk ke divisi I dan pada tahun 1984-1985 PS Padma masuk dalam 4

besar pada divisi I sehingga otomatis dapat naik ke level tertinggi di Sleman

yaitu divisi utama. Prestasi yang diraih oleh PS PADMA yaitu pada tahun 1985

dengan menjuarai Dagaran Cup dan pada 1986-1990 selalu mendapat tempat di

4 besar divisi utama, tetapi setelah berjalannya waktu dan bergantinya para

pemain PS PADMA prestasi turun sehingga pada tahun 1995-2000 turun level

ke divisi I Sleman dan pada tahun 2000-sekarang PS PADMA turun ke divisi II

Sleman, tahun ini PS PADMA berteket dapat menaikkan level di divisi I dan

divisi utama Sleman. Kepengurusan PS PADMA:

Ketua umum : Nurwoto

Ketua harian : Beny Sugito

Sekretaris : Sudianto

Bendahara : Beny Sugito

Humas : Maput dan Sayono

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

34

Pelatih : Hartono

G. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dhanik Fahrizal (2002) berjudul: “Pengaruh

Latihan Pliometrik dengan Tumpuan Dua Kaki Secara Bersamaan Dan

Bergantian Terhadap Peningkatan Power Tungkai”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan tehnik tes. Sampel

yang digunakan adalah para atlet tae kwon do di Dojang Gapensi Bantul

sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara pre-test dan post-test kelompok latihan pliometrik baik

dengan dua kaki bersamaan maupun dengan dua kaki yang bergantian.

Kelompok latihan pliometrik baik dengan dua kaki bersamaan memiliki

nilai p = 0,002 dan kelompok latihan pliometrik dengan dua kaki bergantian

memiliki nilai p = 0,001.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ad Pamungkas (2010) berjudul: “Pengaruh

Latihan Plyometric Jumps In Place Dan Long Jumps Terhadap Tinggi

Loncatan Pada Atlet Remaja Putra Klub Bola Voli Sleman Utara”. Dengan

hasil penelitian sebagai berikut: bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara latihan plyometric jump in place dan long jump terhadap tinggi

loncatan atlet bolavoli remaja dengan t hitung= -3,067 lebih kecil dari t

tabel= 1,761 atau p= 0,018>ɑ=0,05. Sedangkan latihan plyometric longs

jump lebih baik dibanding latihan plyometric jumps in place dengan rerata

hasil posttest 46,3125 lebih baik dalam meningkatkan kemampuan tinggi

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

35

loncatan atlet bolavoli remaja dari pada patihan plyometric jumps in place

dengan rerata hasil posttest 45,2500.

3. Penelitian yang dilakukan Jendra Giri Prasetyo (2010) berjudul: “Pengaruh

Latihan Pliometrik Double Leg Bound Terhadap Hasil Jauh Tendangan Bola

Pada Siswa SD N 3 Garung yang Mengikuti Ekstrakulikuler Sepakbola”.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan analisis data dan

pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

“terdapat pengaruh latihan pliometrik double leg bound terhadap hasil

jauhnya tendangan bola pada siswa SD N 3 Garung yang mengikuti

ekstrakulikuler sepakbola sebesar 6.2%”.

H. Kerangka Berfikir

Latihan merupakan proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas

fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

metode latihan menjadi sangatlah penting bagi seorang pelatih. Latihan

menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan program yang baik dan

disesuaikan dengan sumber energi dominan yang terdapat dalam cabang

olahraga tertentu. Dari kedua metode mempunyai kesamaan, yaitu melatih otot

tungkai, akan tetapi pada latihan pliometrik beberapa yang berlawanan terlatih

bersamaan.

Power merupakan hasil perpaduan dari komponen dasar biomotor yang

sangat penting dalam olahraga sepakbola untuk melakukan gerakan lari

maupun loncat baik dalam berlatih maupun berlomba. Power merupakan hasil

dari kekuatan dan kecepatan yang dilakukan dalam satu gerakan yang utuh

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

36

dengan melibatkan kemampuan otot untuk mengatasi tahanan atau beban.

Hubungan sepakbola dengan serangkaian gerak lari maupun lompat terdapat

satu atau beberapa bagian yang sangat memerlukan power atau daya ledak dari

tubuh saat melakukan tumpuan atau dorongan,

Kemampuan meloncat tidak dapat dipisahkan dengan daya ledak otot

tungkai. Banyak metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

daya ledak (power) otot tungkai. Diantaranya adalah latihan pliometrik.

Pliometrik merupakan suatu metode untuk mengembangkan explosive power.

Latihan ini tepat untuk meningkatkan loncatan, kecepatan, dan kekuatan

maksimal.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

37

Gambar 4. Komponen Latihan Sepakbola

Sepak Bola

FISIK TEKNIK TAKTIK MENTAL

KELENTUKAN

KELINCAHAN

DAYA TAHAN

POWER

KEKUATAN

KECEPATAN

KOORDINASI

KESEIMBANGAN

REAKSI

KETEPATAN

PLIOMETRIK

LATIHAN BEBAN

TUMPUAN SATU

KAKI

TUMPUAN DUA

KAKI

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian …eprints.uny.ac.id/14375/13/13. Bab II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pliometrik 1. Pengertian Pliometrik ... Konsentrik isometrik

38

I. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (1991: 62) hipotesis penelitian dapat

diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbuktidan terkumpul berdasarkan pada kajian teori dan

kerangka berfikir. Dari kerangka berfikir di atas dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terhadap

peningkatan power tungkai atlet sepakbola.

2. Ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terhadap

peningkatan power tungkai atlet sepakbola.

3. Metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih efektif dalam

meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dari pada metode latihan

pliometrik dengan tumpuan dua kaki.