21
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Signaling Theory Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Signaling Theory membahas tentang naik turunnya harga di pasar, sehingga akan member pengaruh pada keputusan investor (Fahmi, 2012:103). Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham (Estriani, 2013). Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

  • Upload
    vanlien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Signaling Theory

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh

investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi. Signaling Theory membahas tentang naik turunnya harga di pasar,

sehingga akan member pengaruh pada keputusan investor (Fahmi, 2012:103).

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah

menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan

dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal

buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham (Estriani,

2013).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

15

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan

dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang

relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui

oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor

memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan

preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan

secara terbuka dan transparan (Nurrohman, 2013).

2.1.2 Investasi

PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004

(dalam Fahmi, 2012:3) menyatakan bahwa investasi adalah suatu aset yang

digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui

distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), untuk

apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi

seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Definisi lain

mengatakan investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber

dana yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa

yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Harapan keuntungan di masa yang akan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

16

datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan

keuntungan yang diharapkan yang sering disebut return.

Efektivitas dan efisiensi dalam suatu keputusan diperlukan ketegasan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang

investasi, kita perlu menentukan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Fahmi

(2012:3), tujuan investasi yaitu :

1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut,

2) Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan

(profit actual),

3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham,

4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

Setiap akan melakukan keputusan investasi, kita selalu saja memerlukan

proses. Proses tersebut akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan

ditempuh perusahaan. Secara umum proses manajemen investasi meliputi lima

langkah (Fahmi, 2012:6), sebagai berikut:

1) Menetapkan sasaran investasi

Penetapan sasaran berarti melakukan keputusan yang bersifat fokus atau

menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan.

2) Membuat kebijakan investasi

Tahap ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola dana yang

berasal dari saham, obligasi, dan lainnya untuk kemudian didistribusikan

ke tempat-tempat yang dibutuhkan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

17

3) Memilih strategi portofolio

Tahap ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak

perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Investasi aktif akan

selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya mencari

kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sementara

secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata atau dengan

perkataan lain berdasarkan reaksi pasar saja, tanpa ada sikap atraktif.

4) Memilih asset

Pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang nantinya akan

memberi imbal hasil yang tertinggi (maximal return). Imbal hasil disini

dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh perusahaan.

5) Mengukur dan mengevaluasi kinerja

Tahap ini menyangkut tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat

kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang

telah dilakukan selama ini telah benar-benar maksimal atau belum. Jika

belum, maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar tidak terjadi

kerugian kedepannya.

Investor selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik

risiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Risiko investasi dapat

diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara tingkat pengembalian

yang sesungguhnya (actual return) dan tingkat pengembalian yang diharapkan

(expected return). Menurut Halim (2013:43), risiko investasi dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) yaitu :

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

18

1) Risiko sistematis

Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang tidak dapat

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat memengaruhi pasar

secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing,

kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

2) Risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang dapat

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada

dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur

modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan

sebagaiannya.

2.1.3 Saham

Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikian modal/dana pada suatu

perusahaan; kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan,

disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya;

persediaan yang siap untuk dijual (Fahmi, 2012:85). Definisi lain mengatakan,

saham adalah tanda bukti keikutsertaan sebagai pemilik dalam suatu perusahaan

(Riyanto, 2011:240).

Fahmi (2012:86) menyatakan bahwa dalam pasar modal ada dua jenis

saham yang paling umum dikenal oleh publik, yaitu saham biasa (common stock)

dan saham istimewa (preferred stock).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

19

1) Saham biasa

Saham biasa (common stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu

perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan

sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa (RSUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right

issue (penjualan saham terbatas) atau tidak. Pemegang saham ini di akhir

tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.

2) Saham istimewa

Saham istimewa (preferred stock) adalah surat berharga yang dijual oleh

suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupian, dolar, yen, dan

sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap

dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).

Pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan

sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima. Menurut Fahmi (2012:88),

keuntungan memiliki saham adalah :

1) Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.

2) Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan pada saat

saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.

3) Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa (common

stock)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

20

2.1.4 Harga Saham

Harga saham merupakan nilai sekarang (present value) dari penghasilan-

penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang akan datang. Dalam

berinvestasi saham di pasar modal, hal penting yang perlu dilakukan oleh investor

adalah menganalisis saham. Menurut Husnan (2009:282), analisis saham

bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian

membandingkannya dengan harga pasar saham saat ini. Nilai intrinsik (NI)

menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.

Terdapat beberapa pedoman yang digunakan dalam menganalisis saham, antara

lain:

1) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

undervalued (harga saham terlalu rendah), dan sebaiknya investor

membeli atau menahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

2) Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut overvalued

(harga saham terlalu mahal), dan sebaiknya investor menjual saham

tersebut.

3) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar

harganya dan berada dalam kondisi yang seimbang.

Harga saham setiap waktu dapat berubah-ubah tergantung pada besarnya

penawaran dan permintaan investor akan saham tersebut. Menurut Fahmi

(2012:89), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga saham dapat

berfluktuasi, antara lain:

1) Kondisi mikro dan makro ekonomi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

21

2) Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan

usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office) dan kantor

cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik

maupun luar negeri.

3) Pergantian direksi secara tiba-tiba.

4) Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak

pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

5) Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara

menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

Prestasi kinerja perusahaan pada umumnya dicerminkan oleh harga

sahamnya. Menurut Jogiyanto (2003:88) Harga saham adalah harga yang terjadi

dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar

saat ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di

pasar bursa.

Harga saham dipengaruhi berbagai faktor, tingkat pengembalian ekuitas

pemilik (ROE) dan laba per lembar saham (EPS) adalah sebagian dari faktor-

faktor yang mempengaruhi harga saham. Kenaikan Return On Equity biasanya

diikuti kenaikan dari harga saham perusahaan (Teguh Pujo Mulyono,1995:74

dalam ericktus.blogspot.co.id, 2011). Weston dan Brigham (2001:26) salah satu

faktor yang mempengaruhi harga saham adalah Laba per lembar saham (Earning

per share). Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan

menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar

lembar saham (Earning per share) yang diberikan perusahaan akan memberikan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

22

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan

invesatsi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

Peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas modal

yang diinvestasikan para pemegang saham akan memberikan pengaruh positif

terhadap harga saham sampai pada batasan dimana tingkat pengembalian ekuitas

pemilik (ROE) dan laba per lembar saham (EPS) dapat memberikan informasi

mengenai kondisi perusahaan kepada investor. Maka dari itu, tingkat

pengembalian ekuitas pemilik dan laba per lembar saham menjadi alat ukur yang

digunakan oleh para investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan di masa

depan.

Weston dan Brigham ( 2001:26 ) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham adalah :

1) Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan

menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per

lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk

melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham

perusahaan akan meningkat.

2) Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan

obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

23

sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan

menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila

tingkat bunga mengalami penurunan.

b) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah

biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba

perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi

yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3) Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian

dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba

ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka

peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas

deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga

saham naik.

4) Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang

mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang

cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan

mempengaruhi harga saham perusahaan.

5) Tingkat Risiko dan Pengembalian

Apabila tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan

meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

24

semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian

saham yang diterima.

Alwi (2003,87) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain:

1) Faktor Internal (Lingkungan mikro)

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,

manajemen, dan struktur organisasi.

d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,

laporan divestasi dan lainnya.

e) Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya..

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

25

share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit

margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

2) Faktor eksternal (Lingkungan makro)

Diantaranya antara lain :

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan

perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

e) Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

2.1.5 Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah proksi dari rasio profitabilitas yang

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber dana yang

dimiliki untuk mampu memberikan laba atas sekuritas (Fahmi, 2012:99). Apabila

Return On Equity (ROE) meningkat maka akan mengakibatkan profitablitas

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

26

perusahaan meningkat, sehingga akan meningkatkan profitablitas yang dinikmati

oleh pemegang saham. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin

baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih (Husnan,

2009:331).

ROE banyak diamati oleh para pemegang saham dan para investor di pasar

modal yang ingin membeli saham perusahaan yang bersangkutan, kenaikan ROE

berarti terjadi kenaikan laba bersih pada perusahaan yang bersangkutan dan

menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan tersebut. ROE merupakan

indikator bagi para pemegang saham dan investor untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran

deviden, baik dividen tunai atau dividen saham (Sartono, 2010:122).

Seperti yang telah dijelaskan, salah satu alasan utama perusahaan

beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham,

ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka Return On Equity

(ROE) berhasil dicapai. Menurut Muhfiatun (2011), ROE merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba

bersih yang mana besar kecilnya laba bersih ini berdampak pada besar kecilnya

Earning Per Share yang akan diterima pemegang saham. Apabila penggunaan

utang yang dilakukan oleh perusahaa meningkat maka mengakibatkan total aktiva

perusahaan meningkat. Aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk

kegiatan operasional perusahaan yang tujuannya untuk menghasilkan laba. Maka

dengan meningatkan aktiva perushaan diharapkan laba yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut akan meningkat pula. Dengan meningkatnya laba maka akan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

27

mengakibatkan return atau pengembalian ekuitas (ROE) akan meningkat dan akan

mengakibatkan EPS meningkat.

Pada umumnya laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan

investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan berdasarkan Return On equity

(ROE), dimana ROE akan memberikan sinyal yang positif maupun sinyal negatif

pada pengungkapan laporan keuangan dan harga saham. Return On equity (ROE)

yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang

lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor bahwa perusahaan mampu

menghasilkan profitabilitas yang baik, yang pada akhirnya akan mengingkatkan

kompensasi terhadap manajemen. Laporan keuangan yang mengungkap besarnya

nilai Earning Per Share dapat memberikan sinyal positif atau negatif bagi

pemegang saham. Jika hasil Earning Per Share (EPS) periode sebelumnya

menghasilkan laba untuk setiap lembar sahamnya, maka akan memberikan sinyal

positif terhadap investor. Sedangkan, Earning Per Share (EPS) akan memberikan

sinyal negatif pada investor jika memperoleh kerugian untuk setiap lembar

sahamnya (Nurrohman,2013). Semakin tinggi Return On equity (ROE) suatu

perusahaan akan mengakibatkan semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan

keuangan tahunannya yang akan meningkatkan harga saham karena meningkatnya

keyakinan investor kepada perusahaan (Butarbutar,2011).

2.1.6 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan

kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

28

2012:97). Pemodal sering kali memusatkan perhatian pada laba per lembar saham

(Earning Per Share, EPS) dalam melakukan analisis. Angka EPS biasanya

disajikan paling bawah dalam laporan rugi laba, dan karenanya sering disebut

sebagai bottom line (Husnan, 2009:328). Meskipun beberapa perusahaan tidak

mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan

keuangannya, tetapi besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan rugi laba

perusahaan yaitu dengan membagi antara laba bersih dengan jumlah saham

perusahaan yang beredar (Tandelilin, 2010:374).

Faktor Penyebab kenaikan atau peningkatan Earning Per Share (EPS)

adalah sebagai berikut (Mustikawati, 2013) :

1) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

2) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

3) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

4) Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan

jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5) Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih

besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan Earning Per Share (EPS) dapat disebabkan karena

(Mustikawati, 2013) :

1) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

2) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

3) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

29

4) Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase

penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5) Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar

daripada persentase kenaikan laba bersih.

Digunakan Earning Per Share dalam penelitian ini karena Earning Per

Share (EPS) menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk

semua pemegang saham perusahaan, dapat dikatakan pula bahwa Earning Per

Share menunjukkan berapa besar return yang diperoleh investor atau pemegang

saham per lembar saham. Earning Per Share juga mampu memberikan informasi

kepada pihak luar (eksternal) seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan

laba untuk tiap lembar saham yang beredar.

Selain untuk menghitung seberapa jauh kemampuan perusahaan

menghasilkan laba untuk tiap lembar saham yang beredar, Earning Per Share

(EPS) dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi harga saham dan return

saham yang diperoleh satu tahun kedepan, dimana Earning Per Share (EPS) dapat

memberikan sinyal positif maupun sinyal negatif. Earning Per Share memberikan

sinyal positif jika hasil Earning Per Share (EPS) periode sebelumnya

menghasilkan laba untuk setiap lembar sahamnya. Sedangkan, Earning Per Share

(EPS) akan memberikan sinyal negatif pada investor jika memperoleh kerugian

untuk setiap lembar sahamnya (Nurrohman,2013).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

30

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian biasanya disusun dengan

menggunakan kalimat tanya (Sugiyono, 2013:93). Berdasarkan rumusan masalah

dan penelitian-penelitian terdahulu, maka didapat hipotesis sebagai berikut :

1) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Earning Per Share (EPS)

Pada umumnya laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari pemberian

kredit ataupun bunga yang dilakukan oleh perusahaan. Laba yang dihasilkan dari

penggunaan sumber dana yang dimiliki berhubungan dengan definisi ROE yang

menilai sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber dana yang

dimiliki untuk mampu memberikan laba pada perusahaan. ROE yang tinggi

mencerminkan perusahaan profitable dan akan memberikan sinyal yang positif

pada investor untuk berinvestasi pada perusahaan. Ketertarikan investor untuk

berinvestasi pada perusahaan akan mengakibatkan permintaan saham meningkat

pada saat ketersediaan saham tetap, sehingga harga saham akan meningkat. ROE

akan memberikan sinyal yang positif maupun sinyal negatif pada pengungkapan

laporan keuangan dan harga saham. Return On equity (ROE) yang tinggi akan

mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab

mereka ingin meyakinkan investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan

profitabilitas yang baik, yang pada akhirnya akan mengingkatkan kompensasi

terhadap manajemen. Laporan keuangan yang mengungkap besarnya nilai

Earning Per Share akan memberikan sinyal positif atau negatif bagi pemegang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

31

saham. Jika hasil Earning Per Share (EPS) periode sebelumnya menghasilkan

laba untuk setiap lembar sahamnya, maka akan memberikan sinyal positif

terhadap investor. Sedangkan, Earning Per Share (EPS) akan memberikan sinyal

negatif pada investor jika memperoleh kerugian untuk setiap lembar sahamnya

(Nurrohman,2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2013) mendapatkan hasil bahwa

Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS).

Hasil yang sama didapatkan juga oleh Pouraghajan (2013) dan Vedd et al. (2014)

yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh

positif terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi Return On Equity

(ROE) suatu perusahaan, maka semakin tinggi harga per lembar saham yang

dihasilkan.

H1 : Return On Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh positif

terhadap Earning Per Share (EPS).

2) Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Salah satu jenis rasio yang digunakan untuk megukur tingkat keuntungan

atau profitabilitas suatu perusahaan adalah Return On Equity (ROE). ROE

digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal

dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih. Menurut Chang et al.

(2012) ROE yang terus meningkat menunjukkan bahwa manajemen memberikan

pemegang saham keuntungan yang meningkat setiap tahun untuk investasi

mereka. Keuntungan yang meningkat akan menarik perhatian investor untuk

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

32

berinvestasi pada perusahaan tersebut dan hal ini akan mempengaruhi

meningkatnya harga saham. Begitu juga sebaliknya, apabila ROE menurun ini

akan mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut

dan akan mempengaruhi menurunnya harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Badjra (2014), Hutami (2012),

dan Hujran (2014) mendapatkan hasil bahwa Return On Equity (ROE)

berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang sama didapatkan juga oleh

Khan dan Kanwal (2011), Ratih et al. (2014), dan Hutauruk et al. (2014) yang

menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh positif

terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi Return On Equity (ROE)

suatu perusahaan, maka semakin tinggi harga saham yang dihasilkan.

H2 : Return On Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh positif

terhadap harga saham.

3) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur penilaian pasar suatu

perusahaan adalah Earning Per Share (EPS). Menurut Fahmi (2012:97), EPS

adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang

saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. EPS yang terus meningkat

menunjukan bahwa pasar menilai postif perusahaan tersebut. Penilaian positif

pada perusahaan akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi dan hal ini

akan mempengaruhi meningkatnya harga saham. Begitu juga sebaliknya, apabila

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

33

EPS menurun ini akan mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi dan akan

mempengaruhi menurunnya harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Bukit dan Achmad (2012), Manaje (2012)

serta Dewi dan Suaryana (2013) mendapatkan hasil bahwa Earning Per Share

(EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil yang sama didapatkan

juga oleh Sugiartiningsih (2004), Pasaribu (2008), Priatinah dan Prabandaru

(2012), Silviana dan Rocky (2013), serta Menike dan Prabath (2014) yang

menyatakan bahwa secara signifikan Earning Per Share berpengaruh positif

terhadap harga saham. Hal ini berarti, semakin tinggi Earning Per Share (EPS)

suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan.

H3 = Earning Per Share (EPS) secara signifikan berpengaruh positif

terhadap harga saham.

4) Peran Earning Per Share (EPS) dalam memediasi pengaruh Return

On Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Vedd et al. (2014) mengatakan bahwa Return On Equity (ROE)

merupakan salah satu prediktor yang paling signifikan berpengaruh positif

terhadap Earning Per Share (EPS). Penelitian yang dilakukan Hutauruk (2014),

menemukan bahwa Return On Equity (ROE) secara signifikan berpengaruh positif

terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Shehzad dan Aisha Ismail

(2014) menemukan hasil bahwa Earning Per Share (EPS) secara signifikan

berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian Wang et al. (2013)

menunjukan bahwa Return On Equity (ROE) yang tinggi akan mengakibatkan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... 2.pdf · cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri. 3) Pergantian direksi secara tiba-tiba

34

H2

H3 H1

H4

samakin tinggi pula harga saham suatu perusahaan yang sejalan dengan Earning

Per Share yang semakin tinggi karena Return On Equity (ROE) yang meningkat.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa meningkatnya Earning Per Share (EPS)

akan sejalan dengan semakin meningkatnya Return On Equity (ROE) yang secara

langsung akan mengakibatkan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

H4: Earning per share (EPS) mampu Memediasi Pengaruh Return On

Equity (ROE) terhadap Harga Saham.

Berikut disajikan model penelitian mengenai Peran Earning Per Share

(EPS) dalam Memediasi Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga

Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011-2013 dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Penelitian Peran Earning Per Share (EPS) dalam

Memediasi Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap

Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

Harga Saham

(Y1)

Return On Equity (ROE)

(X1)

Earning Per Share (EPS)

(X2,Y2,M)