21
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori akan diuraikan tentang pembelajaran Examples non Examples yang berisi tentang Model pembelajaran Examples non Examples, pengertian Examples non Examples, dan sintaks Examples non Examples. Kaitan antara pembelajaran Examples non Examples dengan hasil belajar serta kelemahan dan kelebihan dari Examples non Examples. Selain Examples non Examples juga akan diuraikan tentang hasil belajar, pentingnya penilaian hasil belajar, prinsip penilaian hasil belajar, pengukuran hasil belajar dan factor yang mempengaruhi hasil belajar dan yang terakhir akan diuraikan tentang Ilmu Pengetahuan Alam. 2.1.1 Examples non Examples Afrisanti Lusita (2010) mengemukakan bahwa Examples non Examplesadalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh- contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan. Examples non Examples adalah salah satu teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam Examples non Examples komponen utama adalah digunakannya media gambar dalam mendukung proses pengajaran. Model ini terdiri atas dua komponen yaitu Examples non Examples. Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non Examples merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga peserta didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajaribdiluar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Examples non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam kajian teori akan diuraikan tentang pembelajaran Examples non

Examples yang berisi tentang Model pembelajaran Examples non Examples,

pengertian Examples non Examples, dan sintaks Examples non Examples. Kaitan

antara pembelajaran Examples non Examples dengan hasil belajar serta kelemahan

dan kelebihan dari Examples non Examples. Selain Examples non Examples juga

akan diuraikan tentang hasil belajar, pentingnya penilaian hasil belajar, prinsip

penilaian hasil belajar, pengukuran hasil belajar dan factor yang mempengaruhi

hasil belajar dan yang terakhir akan diuraikan tentang Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1 Examples non Examples

Afrisanti Lusita (2010) mengemukakan bahwa Examples non

Examplesadalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-

contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan.

Examples non Examples adalah salah satu teknik yang dapat digunakan

oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam Examples non Examples

komponen utama adalah digunakannya media gambar dalam mendukung proses

pengajaran. Model ini terdiri atas dua komponen yaitu Examples non Examples.

Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar

yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non Examples merupakan

contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga peserta didik dituntut untuk

mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar.

Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep

yang kita pelajaribdiluar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui

definisi konsep itu sendiri. Examples non Examples adalah taktik yang dapat

digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

9

Examples dan non Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta

siswa untuk mengklafikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.

Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu

materi yang sedang dibahas, sedangkan non Examples memberikan gambaran

akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Examples non Examples

Pengertian Model pembelajaran Examples non Examples adalah model

pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk dianalisis oleh siswa dan

menghasilkan deskripsi singkat dari suatu materi pelajaran menekankan

kemampuan siswa untuk menganalisis sebuah konsep dari contoh dan non contoh

yaitu dari materi yang dibahas dan bukan contoh dari suatu materi yang akan

dibahas.

Penggunaan model pembelajaran Examples non Examplesini lebih

menekankan pada konteks analisis siswq. Biasa yang lebih dominan digunakan

dikelas tinggi, namun juga digunakan dikelas tinggi dengan menggunakn aspek

psikologis dan tingkat perkembangan siswa dikelas rendah seperti: kemampuan

berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan

berinteraksi dengan siswa lainnya. Model pembelajaran Examples non

Examplesmenggunakan gambar dapat juga melalui OHP, Proyektor, ataupun yang

paling sederhana adalah poster. Gammbar yang kita gunakan haruslah jelas dan

kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada dibelakang dapat juga

melihat dengan jelas.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

10

2.1.1.2 Keuntungan Model Pembelajaran Examples non Examples

Menurut Buehl (Depdinas, 2007:219) mengemukakan keuntungan Model

Examples non Examples, yaitu:

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk

memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih

kompleks.

2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (Penemuan), yang mendorong

mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman

dari Examples dan non Examples.

3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karateristik

dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang

dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu

karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.

2.1.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples non Examples

a) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Examples non

Examples dalam Afrisanti Lusita (20011:83) adalah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP/In

Focus.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa yang untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.

6. Mulai dari dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

11

Kebaikan Model Examples non Examples adalah:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar

2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

Kekurangan Model Examples non Examples adalah:

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

2. Memakan waktu yang lama

b) Langkah-langkah pembelajaran Examples non Examples dalam Agus

Suprijono (2011:125) adalah sebagai berikut:

1. persiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan

kompetensi

2. Sajikan gambar ditempel atau pakai OHP

3. Dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian

4. Diskusi kelompok mengenai gambar yang disajikan

5. Presentasi hasil kelompok

6. Bimbingan kesimpulan

7. Evaluasi

8. Refleksi

Berdasarkan langkah-langkah model Examples non Examples dalam

pembelajaran yang dijelaskan oleh kedua ahli secara keseluruhan belum

dikelompokan tentang kegiatan pada tahap persiapan, pada tahap pelaksanaan

dimana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Untuk tahap persiapan sudah jelas dari kedua pendapat bahwa pada tahap

ini merupakan pemilihan alat peraga yang akan digunakan yang sesuai dengan

materi dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap pelaksanaan

meliputi keterampilan siswa dalam menganalisa sebuah konsep dengan

menggunakan media gambar. Langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dengan struktur dan

terencana yaitu sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

12

Tahap persiapan, meliputi:

a. Memilih SK, KD dan Indikator sesuai dengan kurikulum yang

digunakan

b. Menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi, menyiapkan

instrument dalam format RPP

c. Mempersiapkan alat peraga sesuai materi pembelajaran

Tahap pelaksanaan, meliputi:

a. Kegiatan Awal

1. Guru memberi salam, berdoa, dan mengabsen siswa

2. Pengkondisian kelas dan memberikan apersepsi dan motivasi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

5. Guru membagikan gambar kepada masing-masing kelompok

b. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

2. Guru memberikan gambar-gambar kepada kelompok untuk dianalisi

3. Guru meminta siswa berdiskusi

4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan membacakan

hasil diskusi didepan kelas

5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan dari hasil kegiatan diskusi

yang telah dilakukan

6. Mulai dari computer/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang

telah dilakukan

2. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran

3. Siswa mengerjakan evaluasi

4. Guru menutup pembelajaran

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

13

2.1.2 Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu yang diadakan,

diciptakan, dibuat, dan dijadikan dengan usaha pikiran. Hasil belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan hasil tes atau angka yang diberikan oleh

guru. Winkel (2004:34) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap

atau tingkah laku anak melalui proses belajar. Suprijono (2009:5) menyatakan

bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar siswa menurut Sudjana

(2011:3) pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai

hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotoris. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Horward Kingsley dalam Sudjana (2011:22) membagi tiga macam hasil

belajar yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan

cita-cita. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009:5) hasil belajar dapat

berupa: (a) Infomasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik

terhadap ransangan spesifik. (b) Keterampilan Intelektual yakni kemampuan

mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan

kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. (c) Strategi kognitif

yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah. (d) Keterampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani. (e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

14

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka

intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas

belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh

pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2003:54) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar digolongkan menjadi dua. Dua factor tersebut akan dijelaskan dengan

penjelasan sebagai berikut:

a) Faktor-faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor intern ini

terbagi menjadi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan

faktor kelelahan.

1. Faktor Jasmaniah

Pertama adalah faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik

segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan

seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kedua adalah cacat

tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna

mengenai tubuh.

2. Faktor Psikologis

Sekurangnya ada tujuh yang tergolong ke dalam factor psikologis yang

mempengaruhi belajar. Faktor-faktoritu adalah: (a) Intelegensi yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

efektif, menggunakan konsep-konseop yang abstrak secara efektif, mengetahui

relasi dan mempelajarinya dengan cepat. (b) Perhatian yaitu keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan

objek. (c) Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

15

mengenang beberapa kegiatan. (d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. (e)

Motif harus diperhatikan agar dapat belajar dengan baik harus memiliki motif

atau dorongan untuk berfikir dan memusatkan perhatian saat belajar. (f)

Kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan seseorang. (g) Kesiapan adalah

kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

3. Faktor Kelelahan

Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat praktis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b) Faktor-faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini

meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat yaitu dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara

orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, ralasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar

memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Sekolah harus menciptakan suasana

yang kondusif bagi pelajaran, hubungan dan komunikasi perorang disekolah

berjalan baik, kurikulum yang sesuai, kedisplinan sekolah, gedung yang nyaman,

metode pembelajaran aktif-interaktif, pemberian tugas rumah dan sarana

penunjang cukup memadai seperti perpustakaan sekolah dan sarana yang lainnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

16

3. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Pengaruh ini karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ini meliputi: (a) Kegiatan siswa

dalam masyarakat yaitu misalnya siswa ikut dalam organisasi masyarakat,

kegiatan-kegiatan social, keagamaan dan lain-lain, belajar akan terganggu, lebih-

lebih jika jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. (b) Multi media

misalnya: TV, Radio, Bioskop, Surat kabar, Buku-buku, Komik dan lain-lain. (c)

Teman bergaul, (d) Bentuk kehidupan masyarakat.

Dari uraian yang dikemukakan oleh Slameto, maka salah satu factor yang

dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor ekstern yaitu faktor yang berasal

dari sekolah diantaranya adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dikelas.

2.1.2.2 Pentingnya Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar penting dilakukan, karena penilaian hasil belajar

menurut Sudjana (2011:3) berfungsi sebagai: (a) Alat untuk mengetahui tercapai

tidaknya tujuan pembelajaran. (b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar

mengajar. (c) Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada

para orang tuanya. Sejalan dengan fungsi penelitian diatas maka tujuan dari

penilaian hasil belajar adalah untuk:

a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui

kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata

pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskrisian kecakapan tersebut dapat

diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran

disekolah,dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan

yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa

kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

17

c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta

strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang

dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa

semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang

diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan

program tersebut.

d) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi

pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

2.1.2.3 Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip

penilaian. Prinsip penilaian yang dimaksud menurut Sudjana (2011:8) antara lain

adalah sebagai berikut:

a) Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas abilitas yang harus

dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.

b) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses

pembelajaran. Artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat

proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

c) Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang

diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek

kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi secara seimbang.

d) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil

penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan

program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,

dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

18

2.1.2.4 Pengukuran Hasil Belajar

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam menurut

Sudjana (2011:5) yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian

diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Dalam penilaian ini

penilaian yang dilakukan adalah penilaian formatif yaitu penilaian yang

dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar

dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan

secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ada tes tulisan (menuntut jawaban

secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk

perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang

dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian

mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, dan lain-lain.

2.1.3 Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Samatowa (2010:1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tau sains

dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences,

yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia,

geologi,mineralogy, meteorology, dan fisika sedangkan life sciences meliputi

biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, dan seterusnya). Ilmu pengetahuan alam

merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural sciences,

artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan alam atau bersangkut

paut dengan alam. Sciences artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) atau sciences dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang di ala mini.

Srini M. Iskandar (1997:2) dalam bukunya berpendapat, kata-kata “ Ilmu

Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “ Nature

Science” secara singkat disebut “ Sciences”. Natural artinya alamiah,

berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sciences itu secara

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

19

harfiah dapat disebut sebagai Ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehinga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi eserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yng mempelajari

tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan

pemgetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.

Sedangkan IPA menurut Fisher dalam Widyastyanto (2012:1) dalah salah satu

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalamnya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Depdiknas (2006:13) menyatakan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam berfungsi untuk: (1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan

perangkai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatan melalui lingkungan sehari-hari. (2) Mengembangkan keterampilan

proses. (3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna untuk

meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. (4) Mengembangkan kesadaran tentang

adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan Ilmu

Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna

dalam rangka kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya

ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

20

Menurut Depdiknas (2006:13) mata pelajaran IPA/SDMI bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI menurut Depdiknas (2006:14) secara

garis besar terinci menjadi empat kelompok yaitu:

1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

gas.

3. Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

21

2.1.3.1 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Markhrus, dkk (2008:5) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh kemampuan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang

diajarkan dari kelas I sampai kelas VI. Mata pelajaran IPA bersifat pengetahuan,

melalui pengamatan keterampilan mengenai berbagai jenis perangai lingkungan

alam serta lingkungan buatan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang di dalam

penggunaannya secara umum terlintas pada gejala-gejala alam.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanatkan bahwa mata

pelajaran IPA di SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan

mengapresiasi ilmu pengetahuan, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan

berperilaku kreatif, kritis, dan mandiri. Dengan demikian pendidikan IPA di

sekolah dasar harusmerupakan proses penguasaan konsep dan manfaat sains

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

22

dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain IPA juga merupakan bekal dasar harus

merupakan bekal dasar untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar merupakan fondasi bagi

pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, proses awal ini harus benar-benar kuat.

2.1.3.2 Fungsi Pembelajaran IPA di SD

Fungsi pengajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut (Tn, 2001:3).

1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan

alam dan lingkungan buatan dalam kaitanya dengam pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan keterampilan proses.

3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang

saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi, dengan keadaan

lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengembangkan keterampilan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari, maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang

lebih tinggi.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu

kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan

penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan

masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum

KTSP relative sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasib Kompetensi

(KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terinci lingkup materi yang terdapat

dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

(2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: Cair, padat, dan gas.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

23

(3) Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta meliputi: Tanah,

bumi, tata surya, benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksnaan

pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah

diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2.1.3.3 Hasil Belajar IPA

Iskandar (2001:12) , Menarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPA berupa

fakta-fakta, hokum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil belajar

IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, cara kerja memperoleh itu disebut

proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berpikir.

Beberapa pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan

proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk angka-

angka seperti yang dapat dilihat dari nilai rapot. Hasil belajar juga diartikan

sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapakn.

1) Pembelajaran IPA

Suyitno (2004:2) Menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta

antara siswa dengan siswa. Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan

atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek

mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar,

dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan social.

Menurut Iskandar (2001:2-3) Hakikat pembelajaran IPA terdiri dari:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

24

a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan

teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-

benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara

objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.

Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep

dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.

b. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para

ilmuwan diantaranya adalah:

a) Mengamati

b) Mengukur

c) Menarik kesimpulan

d) Mengendalikan variabel

e) Membuat Grafik dan Tabel Data

f) Membuat Defini Operasional

g) Melakukan Eksperimen

c. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap

IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuan

sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai

hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu:

a) Objektif terhadap fakta

b) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

c) Bersifat hati-hati

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

25

d) Berhati terbuka

e) Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat

f) Ingin menyelidiki

Pembelajaran IPA dapat didefinisikan yaitu sebagai ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA

merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan

manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep

pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu

model pembelajaran yang bisa membuat anak merasa tertarik yaitu dengan

menerapkan Model Pembelajaran Examples non Examples dengan materi proses

pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05

Salatiga.

2) Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan PERMEN No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

26

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Tujuan yang tertuang dalam PERMEN NO. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi dirumuskan untuk mencapai kompetensi Lulusan yang memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Dapat melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan

hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

2) Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan

tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya dan interaksi antara mahluk

hidup dengan lingkungannya.

3) Memahami bagian-bagian tubuh manusia, hewan dan tumbuhan serta

fungsinya dan perubahan pada mahluk hidup.

4) Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunannya,

perubahan wujud benda dan kegunaannya.

5) Memahami berbagai bentuk energy, perubahan dan kemanfaatannya.

6) Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan

permukaan bumi dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Adi Kusuma, Sofyan, 2011; dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model

Examples non Examplesterhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Blotongan

03 kecamatan Sidorejokota Salatiga semester II Tahun pelajaran 2010/2011”.

Program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu

79,75 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

kelompok control yaitu 67.63. dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh

nilai sig. 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

27

siswa kelas III SD Negeri Blotongan 03 dengan menggunakan Model Examples

non Examples dengan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Negeri Blotongan

dengan model ceramah, maka treatment yang diberikan dapat berpengaruh

signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, penggunaan alat

metode Examples non Examples pada dasarnya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa secara berkah. Hal itu menunjukan adanya perubahan pada hasil belajar

siswa dengan ketuntasan belajar siswa yang menyajikan materi pembelajaran guru

dengan menggunakan model Examples non Examples. Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan sebelum peneliti muncul suatu pertanyaan apakah penggunaan alat

peraga pada pembelajaran itu menunjukan perubahan yang signifikan karena yang

dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara

bertahap (bersiklus) sampai benar-benar meningkat, oleh karena itu peneliti akan

melakukan penelitian eksperiment dan pengujian apakah terdapat pengaruh yang

signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model Examples non

Examples dalam penelitian ekperimen.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada proses belajar mengajar IPA di SDN Kutowinangun 05 pada

umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional ( ceramah )

dimana guru hanya menyampaikan materi tanda adanya keterlibatan atau unjuk

kerja siswa dari siswa kemudian memberikan soal kepada siswa. Pembelajaran

seperti mengakibatkan siswa pasif, bosan, jenuh dan terlebih siswa jarang

memperhatikan guru tetapi malah bercanda dengan teman sebangkunya, tidak

dapat dipungkiri hasil belajar siswapun rendah dan belum mencapai KKM. Dalam

upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar diperlukan model dengan

menggunakan model pembelajaran Examples non Examples, model ini dapat

memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain

secara berkelompok sehingga siswa lebih aktif, tidak merasa bosan, serta lebih

focus untuk mengikuti pembelajaran. Melalui model pembelajaran Examples non

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15903/2/T1_292010308_BAB II... · hasil diskusi didepan kelas 5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan

28

Examples siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok

sehingga siswa lebih aktif, tidak merasa bosan serta lebih focus untuk mengikuti

pembelajaran. Memiliki model pembelajaran Examples non Examples siswa dapat

bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok untuk mengerjakan tugas

yang diberikan guru setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas dan siswa akan manangkap pembelajaran dengan lebih mudah. Jika

model pembelajaran Examples non Examples ini diterapkan dan berhasil maka

hasil belajar siswapun akan mengalami peningkatan.

Meskipun dengan menggunakan mosel pembelajaran Examples non

Examples sudah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Kutowinangun 05 masih perlu adanya pemantapan yang harus dilakukan. Untuk

memantapkannya yaitu dengan memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), alat peraga, serta melengkapi materi dan menyempurnakan proses

pembelajaran dikelas untuk mendapatkan peningkatan yang lebih baik lagi.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran

Examples non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5

SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.