39
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka dijelaskan beberapa hasil penelitian sejenis yang terdahulu. Kajian pustaka ini digunakan untuk menghindari terjadinya duplikasi suatu penelitian. Selain itu juga sebagai dasar atau pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya. Hasil-hasil penelitian yang digunakan adalah penelitian yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur kota pada PNPM Mandiri Perkotaan secara umum. 2.1.1 Penelitian Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat di Tinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sasrodirjan Kabupaten Pekalongan Penelitian Zaki Mubarak (2010) tentang Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat di Tinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sasrodirjan Kabupaten Pekalongan lebih focus mengkaji implementasi pengembangan kapasitas masyarakat dari sikap dan cara pandang masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat serta mengkaji derajat keberdayaan masyarakat di Desa Sastrodirjan. Hasil penelitian dapat disimpulkan persamaan dengan penelitian ini adalah diketahui bahwa kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat di Desa Sastrodirjan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan telah berhasil mengubah tingkat kesadaran masyarakat serta meningkatkan pemahamannya untuk berperan dalam pembangunan di komunitasnya. Temuan lain yang didapatkan dalam penelitian Zaki adalah perubahan kesadaran masyarakat tidak berhubungan dengan usia responden, tingkat pendidikan dan perannya dalam PNPM Mandiri Perkotaan, namun memiliki hubungan dengan jenis kelamin, dimana peran dan keterlibatan perempuan masih rendah dan belum cukup optimal dalam mendukung pembangunan di tingkat komunitas. Masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka dijelaskan beberapa hasil penelitian sejenis yang

terdahulu. Kajian pustaka ini digunakan untuk menghindari terjadinya duplikasi

suatu penelitian. Selain itu juga sebagai dasar atau pedoman untuk melakukan

penelitian selanjutnya. Hasil-hasil penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur kota

pada PNPM Mandiri Perkotaan secara umum.

2.1.1 Penelitian Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat di Tinjau dari Proses

Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan di

Desa Sasrodirjan Kabupaten Pekalongan

Penelitian Zaki Mubarak (2010) tentang Evaluasi Pemberdayaan

Masyarakat di Tinjau dari Proses Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM

Mandiri Perkotaan di Desa Sasrodirjan Kabupaten Pekalongan lebih focus mengkaji

implementasi pengembangan kapasitas masyarakat dari sikap dan cara pandang

masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat serta mengkaji derajat keberdayaan

masyarakat di Desa Sastrodirjan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan persamaan dengan penelitian ini

adalah diketahui bahwa kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat di Desa

Sastrodirjan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan telah

berhasil mengubah tingkat kesadaran masyarakat serta meningkatkan

pemahamannya untuk berperan dalam pembangunan di komunitasnya.

Temuan lain yang didapatkan dalam penelitian Zaki adalah perubahan

kesadaran masyarakat tidak berhubungan dengan usia responden, tingkat pendidikan

dan perannya dalam PNPM Mandiri Perkotaan, namun memiliki hubungan dengan

jenis kelamin, dimana peran dan keterlibatan perempuan masih rendah dan belum

cukup optimal dalam mendukung pembangunan di tingkat komunitas. Masyarakat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

9

Desa Sastrodirjan telah menyadari konsep pemberdayaan dan mengerti untuk

menggunakannya bagi kepentingan komunitasnya, namun untuk menuju tahapan

pembiasaan masih membutuhkan pembelajaran yang lebih banyak sehingga mereka

benar-benar siap untuk bertangggungjawab secara penuh dalam pengelolaan

pembangunan komunitasnya.

Masyarakat juga telah siap untuk melanjutkan program pemberdayaan

yang selama ini telah berjalan, meskipun secara mandiri hal tersebut belum dapat

dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dan masih membutuhkan pendampingan yang

intensif dari pihak luar serta bantuan pendanaan secara kontinyu.namun secara

umum penelitian Zaki Mubarak hanya focus mengukur tingkat pengembangan

kapasitas masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan program,

penelitian tidak menggali lebih jauh sejauh mana peningkatan kapasitas dapat

mempengaruhi peningkatan efektivitas pembangunan infrastruktur kota yang

direncanakan oleh masyarakat. Namun dari hasil penelitian tidak dibahas lebih jauh

sejauh mana pengaruh partisipasi, dan kegiatan swakelola masyarakat terhadap

pembangunan infrastruktur kota.

2.1.2 Penelitian Partisipasi Masyarakat pada Pembangunan Prasarana

Lingkungan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(PPMK) di Kelurahan Marunda Jakarta Utara

Penelitian Sutami (2009) tentang Partisipasi Masyarakat pada

Pembangunan Prasarana Lingkungan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Marunda Jakarta Utara, menyatakan pertumbuhan

kota yang cepat secara langsung berdampak pada pembangunan infrastruktur dasar

dan pelayanan publik yang tentunya memerlukan pembiayaan yang sangat besar.

Hal ini menuntut pemerintah kota untuk melakukan efesiensi dan efektifitas dalam

pembiayaan pembangunan, karena keterbatasan pemerintah kota dalam

menyediakan dana pembangunan, termasuk menetapkan sektor-sektor yang dapat

diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat sebagai bentuk partisipasi.

Hasil penelitian Sutami dapat disimpulkan persamaan dengan penelitian

ini adalah bahwa dalam PPMK sebagai salah satu program penanggulangan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

10

kemiskinan perkotaan membawa konsep yang berbeda dengan program sebelumnya,

yaitu melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang menekankan pada aspek

partisipasi dan kemandirian sehingga tercapai pembangunan berkelanjutan dalam 3

aspek kehidupan yaitu ekonomi, sosial dan fisik lingkungan (Tridaya).

Hasil penelitian Sutami (2009) menunjukkan adanya antusiasme

keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan prasarana lingkungan

dalam berbagai bentuk. Keikutsertaan masyarakat pada setiap tahapan

pembangunan prasarana lingkungan menunjukkan bahwa responden sudah

melakukan kerjasama yang baik dengan pemerintah sebagai penggagas adanya

program PPMK. Indikasi adanya kerjasama ini, menunjukkan bahwa bentuk

partisipasi masyarakat telah berada pada tingkat kemitraan (partnership), sedang

keberadaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan

Marunda Jakarta Utara berada pada tingkat therapy.

Hasil Rekomendasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah pelibatan

seluruh masyarakat dalam pembangunan prasarana lingkungan tanpa memandang

perbedaan kondisi sosial ekonomi, dan peningkatan intensitas sosialisasi Program

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) oleh pemerintah agar program ini

berada pada tingkat kemitraan (partnership), dimana pada tingkat ini partisipasi

masyarakat memiliki kekuatan untuk bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan

dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Dari uraian

penelitian tersebut dapat dibedakan dengan penelitian ini adalah penelitian hanya

focus mengukur partisipasi masyarakat dalam program PPMK, yang baru pada

tingkat Therapy belum mencapai tingkat partnership. Penelitian belum membahas

lebih jauh, apakah peningkatan kapasitas kelembagaan dan kegiatan swakelola ada

pengaruhnya dalam pemberdayaan masyarakat.

2.1.3 Penelitian Pembangunan Wilayah Permukiman Dengan Pemberdayaan

Masyarakat (studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya)

Penelitian Wiwik Widyo W., Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP - ITATS

(2004) menunjukan bahwa pembangunan permukiman diusahakan agar bersifat

partisipatoris dan demokratis serta berbasis pada masyarakat dengan lebih menitik

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

11

beratkan pada model buttom up sesuai dengan Habitat Agenda bahwa

‘kebijaksanaan pembangunan dewasa ini tidak lagi melalui proses satu arah,

melainkan harus ditempuh melalui dua arah yaitu dari atas ke bawah (top down –

buttom up) dan sebaliknya’. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa orang yang

paling tahu kebutuhan dan problema riil yang dihadapi masyarakat adalah warga

masyarakat itu sendiri.Dengan demikian maka diharapkan masyarakat tidak hanya

menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat

dalam pembangunan adalah mewujudkan masyarakat sebagai pelaku penentu serta

pusat kegiatan dalam proses pelaksanaan pembangunan, dengan memobilisasi

masyarakat melalui keikutsertaannya sejak perencanaan, pembangunan,

pengoperasian dan pemeliharaan dari hasil-hasil pembangunan melalui azas :

1. Memampukan ; mengupayakan akses masyarakat ke arah berbagai sumber

kunci antara lain fasilitas pendanaan, teknologi, perijinan, penguasaan lahan.

2. Pemerataan ; menjamin tersedianya kesempatan dalam memanfaatkan dan

meraih peluang.

3. Partisipatif ; perwujudan peran serta aktif dan nyata dari setiap pelaku

pembangunan dalam menjalankan kegiatan yang dilandasi oleh tekad yang

telah disepakati bersama.

4. Kemitraan ; membangun prinsip-prinsip kemitraan antara pelaku

pembangunan.

Wiwik Widyo W. (2004) menyimpulkan bahwa pendekatan

pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui konsep Tribina (bina manusia, bina

usaha dan bina lingkungan), yang sasarannya adalah untuk :

1. Memberikan iklim yang mendorong tumbuhnya potensi masyarakat dalam

pembangunan.

2. Memberikan akses/kemudahan kepada masyarakat untuk meningkatkan

kehidupan sosial ekonominya dengan memberikan stimulan yang diperlukan.

3. Pola pembangunan dengan keberpihakan kepada kepentingan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dengan konsep Tribina dengan bertitik tolak

“masyarakat sebagai pelaku pembangunan bukan penerima hasil pembangunan”.

Sehingga pembangunan yang berorientasi dari, oleh dan untuk masyarakat, akan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

12

membuka peluang sebesar-besarnya bagi warga masyarakat untuk dapat berkreasi,

berinovasi dan menyalurkan aspirasinya, sehingga dengan peluang tersebut

diharapkan dapat membangkitkan keswadayaan masyarakat. Perubahan-perubahan

ini sesuai dengan keputusan Menpera Nomor : 06/KPTS/1994 tanggal 13 September

1994, tentang pedoman umum pembangunan permukiman bertumpu pada kelompok

yang secara garis besar menekankan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.

2.1.4 Penelitian Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Umum

Tata Ruang Kota Pati

Penelitian Suciati (2006) menunjukan pendekatan baru dalam penataan

ruang menuntut pemerintah berperan dalam menggali dan mengembangkan visi

secara bersama antara Pemerintah dan kelompok masyarakat di daerah dalam

merumuskan wajah ruang di masa depan, standar kualitas ruang,dan aktivitas yang

diinginkan atau dilarang pada suatu kawasan yang direncanakan. Perencanaan tata

ruang kota yang melibatkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan cara melakukan

penjaringan aspirasi masyarakat dan seminar rancangan rencana bersama

masyarakat. Meskipun begitu, masih juga dijumpai permasalahan penyimpangan

terhadap pemanfaatan rencana tata ruang. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk melakukan kajian bentuk dan tingkat partisipasi

masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam proses penyusunan

rencana umum tata ruang Kota Pati.

Hasil kajian penelitian menunjukkan persamaan dengan penelitian ini

adalah bahwa kebijakan penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati pada

prakteknya ternyata terdapat beberapa perbedaan dengan normatifnya. Bentuk

partisipasi masyarakat didominasi oleh bentuk sumbangan masukan/saran/ usul dan

sumbangan informasi/ data. Tingkat partisipasi masyarakat menurut tipologi

Arnstein masuk dalam kategori Consultation (konsultasi), yang merupakan tangga

keempat dari delapan tangga partisipasi masyarakat dari Arnstein atau termasuk

dalam derajad tokenisme/ penghargaan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode partisipasi

masyarakat dalam penyusunan rencana umum tata ruang Kota Pati, baru merupakan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

13

sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, karena tuntutan

desentralisasi dalam otonomi daerah yang menghendaki pemerintah berperan

bersama stakeholder lain dalam perencanaan pembangunan.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah tujuan

pemberdayaan masyarakat sangat erat kaintannya dengan partisipasi, peningkatan

kapasitas, dan kegiatan swakelola yang belum diteliti lebih jauh oleh penulis

sebelumnya.

Penelitian terdahulu yang telah diuraikan, masih focus pada

pemberdayaan masyarakat dari sisi kapasitas dan kemandirian masyarakat,

partisipasi, kesewadayaan, serta perubahan dari dinamika pendekatan masyarakat,

belum ditemukan penelitian yang membahas lebih mendalam yang berkaitan

dengan pemberdayaan masyarakat lebih luas yang dilakukan secara berkaitan dalam

pembangunan infrastruktur kota.

2.1.5 Penelitian Pendekatan Partisipatif Dalam Pembangunan Proyek

Infrastruktur Perdesaan di Indonesia.

Penelitian (Andi Asnudin, 2010) menguraikan bahwa pembangunan,

infrastruktur kota berhasil apabila masyarakat mampu berpartisipasi yaitu: mampu

merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting

dalam pembangunan, mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan masyarakat

dalam membangun, pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat, serta jangkauan pembangunan menjadi luas, meskipun

dengan dana yang terbatas, dan tidak menciptakan ketergantungan masyarakat

terhadap pemerintah.

Dari hasil penelitian dapat diuraikan persamaanya dengan penelitian ini

adalah penelitian lebih detail membahas isu-isu dalam mekanisme pemberdayaan

yang perlu diperhatikan, antara lain : membutuhkan waktu yang lebih lama

dibanding dengan mekanisme yang tidak partisipatif, ketepatan dalam memilih

representasi masyarakat, minoritas harus tetap terlindungi kepentingannya.

Siklus proyek terdiri atas beberapa rangkaian kegiatan yaitu: lahirnya

suatu gagasan yang muncul dari suatu kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

14

kelayakan (feasibility study), memutuskan untuk dibangun dan membuat penjelasan

(penjabaran) yang lebih detail tentang rumusan kebutuhan tersebut (briefing),

menuangkannya dalam bentuk rancangan awal (preliminary design), dan rancangan

yang lebih detail dan pasti (detail design), persiapan administrasi untuk pelaksanaan

pembangunan dengan memilih calon pelaksana (procurement), melaksanakan

pembangunan di lokasi yang telah disediakan (construction) dan mempersiapkan

penggunaan bangunan tersebut (start up), serta bangunan siap digunakan dan

dilakukan pemeliharaan (operation and maintenance).

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu alur pikir peneliti mulai dari awal

dalam menemukan tema-tema penelitian hingga dilakukannya penelitian tersebut.

Sedangkan konsep merupakan dasar pemikiran yang dijadikan acuan dalam

melakukan suatu penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka berpikir disini merupakan tahapan-tahapan suatu penelitian

mulai dari survei lapangan, kemudian proses menemukan fokus/masalah penelitian,

merumuskan tujuan dan sasaran penelitian, menentukan teori-teori yang akan

digunakan sebagai dasar terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, tahap

mengumpulkan data, kemudian menganalisis data, hingga memperoleh suatu hasil

penelitian, dan terakhir merumuskan kesimpulan, rekomendasi studi dan saran.

gambar 2.1 . Diagaram kerangka berpikir dalam penelitian dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

15

Gambar 2.1 Diagram kerangka berpikir

Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2018

Survei Lapangan

Konteks Studi :

1. Konsep Pengembangan

Pemberdayaan Masyarakat

2. Infrastruktur Perkotaan

3. Peningkatan Kapasitas

4. PNPM Mandiri Perkotaan

Judul :

Model Pengembangan Pemberdayaan

Masyarakat pada Pembangunan

Infrastruktur Perkotaan di Bali

(studi : PNPM Mandiri Perkotaan

Kecamatan Denpasar Timur

Rumusan Masalah :

1. Pembangunan infrastruktur perkotaan apa saja

yang telah dibangun pada PNPM Mandiri

Perkotaan Kecamatan Denpasar Timur ?

2. Bagaimana tingkat pemberdayaan masyarakat

dalam pembangunan infrastruktur perkotaan

pada PNPM Mandiri Perkotaan Kecamatan

Denpasar Timur ?

3. Bagaimana tanggapan para pelaku pembangunan

infrastruktur kota pada kegiatan PNPM Mandiri

Perkotaan terhadap peningkatan kapasitas dalam

pembangunan Infrastruktur kota?

4. Bagaimanakah konsep pengembangan

pemberdayaan masyarakat yang tepat dalam

pembanguann infrastruktur perkotaan pada

PNPM Mandiri Perkotaan Kecamatan Denpasar

Timur?

Data dan Analisis :

1. Studi Literatur

2. Survei Lapangan

Tabulasi Data

Analisis Data

Metodologi Penelitian

Landasan Teori

Hasil Penelitian, Kesimpulan

dan Saran

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

16

2.3 Konsep

Konsep merupakan dasar pemikiran yang dijadikan sebagai acuan dalam

melakukan suatu penelitian, sehingga nantinya tidak menyimpang dari lingkup

penelitian yang akan dilakukan. Konsep juga digunakan untuk menyamakan

persepsi dari peneliti kepada pembaca mengenai topik penelitian. Beberapa konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.3.1 Pemberdayaan Masyarakat

Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititik beratkan pada

memulihkan dan melembagakan kembali kapital sosial yang dimiliki masyarakat,

yakni dengan mendorong masyarakat agar mampu meningkatkan kepedulian dan

kesatuan serta solidaritas sosial untuk bahu-membahu dan bersatu-padu

menanggulangi masalah pembangunan Infrastruktur dasar perkotaan, mengurangi

kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan bertumpu pada

nilai universal kemanusiaan, kemasyarakatan dan pembangunan berkelanjutan. Oleh

karena itu, siklus pelaksanaan program PNPM-Mandiri Perkotaan adalah siklus

kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat di desa/kelurahan

setempat. Peran pendampingan pihak luar (fasilitator dan pemerintah daerah),

hanyalah sebagai pendamping pembelajaran agar inisiatif, prakarsa, komitmen,

kepedulian, motivasi, keputusan dan ikhtiar dari masyarakat berbasis pada nilai-nilai

luhur dan kebutuhan masyarakat (PTO PNPM-Mandiri Perkotaan, 2012).

Tahapan awal pelaksanaan program di lokasi baru, para pendamping

(fasilitator, konsultan dll), berkewajiban melakukan proses pembelajaran masyarakat

agar mereka mampu melakukan tahapan kegiatan PNPMM Perkotaan di wilayahnya

atas dasar kesadaran kritis terhadap substansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan

itu harus dilakukan.

Tahapan berikutnya, siklus pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sepenuhnya

dan dilembagakan oleh masyarakat sendiri secara berkala dengan difasilitasi

pendamping yang dititik beratkan pada menjaga koridor-koridor kesesuaian dengan

nilai luhur, transparansi dan akuntabilitas. Inti kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di

masyarakat kelurahan/desa adalah proses menumbuhkembangkan kemandirian dan

keberlanjutan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dari, oleh dan untuk

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

17

masyarakat, melalui proses pembelajaran dan pelembagaan nilai-nilai universal

kemanusiaan (value based development), prinsip-prinsip universal kemasyarakatan

(good governance), serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable

development).

Tahapan pelaksanaan kegiatan ini mencakup serangkaian kegiatan yang

terdiri dari siklus rembug kesiapan masyarakat dan kerelawanan, refleksi

kemiskinan, pemetaan swadaya berorientasi IPM-MDGs, pembentukan BKM,

perencanaan partisipatif menyusun PJM Pronangkis dan pelaksanaan program

penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat dengan stimulan BLM oleh KSM.

Semua tahapan siklus tesebut semestinya bukan hanya terjadi ketika ada fasilitator

PNPM-Mandiri Perkotaan, akan tetapi menjadi siklus yang terus berulang setiap

tahun sebagai daur program penanggulangan kemiskinan di kelurahan/desa sehingga

kegiatan penanggulangan kemiskinan akan berkelanjutan. Pada gambar 2.2

gambaran siklus pemberdayaan masyarakat pada PNPM Mandiri dapat dilihat

sebagai berikut :

Gambar. 2.2 Siklus Pemberdayaan Masyarakat pada PNPM

Mandiri Perkotaan

Sumber : Petujuk Teknis Operasional PNPM-Mandiri Perkotaan,2011

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

18

Latar belakang permasalahan penelitian, Kecamatan Denpasar Timur

memperoleh program PNPM Mandiri Perkotaan untuk pembangunan infrastruktur

sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2014. Dari hasil program sudah banyak yang

dapat dibangun selama periode tersebut terutama pembangunan infrastruktur dasar

perkotaan yaitu jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, jembatan, dan sarana

pendidikan dan kesehatan.

Permasalahan yang banyak terjadi pada pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan di Denpasar Timur yaitu masalah pemberdayaan masyarakat,

berkurangnya peningkatan kapasitas masyarakat dan kemandirian masyarakat dalam

pembangunan infrasruktur kota. Aspek-aspek inilah yang nantinya akan diteliti pada

PNPM Mandiri Perkotaan di Denpasar Timur.

2.3.2 Infrastruktur Perkotaan

Infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial

dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur

juga dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar,

peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk

berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat menunjuk pada suatu

keberlangsungan dan keberlanjutan aktivitas masyarakat dimana infrastruktur fisik

mewadahi interaksi antara aktivitas manusia dengan lingkungannya (Grigg, 2000).

Suripin (2007) menyatakan bahwa:"Infrastructure (perkotaan) adalah

bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang

dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan aset fisik yang

dirancang dalam system sehingga mampu memberikan pelayanan prima pada

masyarakat. Sebagai suatu sistem, komponen infrastruktur pada dasarnya sangat luas

dan sangat banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan

sifat dan karakternya".

AGCA (Associated General Contractor of America), mendefinisikan

infrastruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh Pemerintah

setempat, Pemerintah Daerah maupun Pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

19

pengusaha. Menurut Chapin (1995), guna lahan harus memiliki akses terhadap

jaringan umum dan struktur umum serta pelayanan umum .

Struktur umum disini disebut dengan infrastruktur, fasilitas umum atau

terkadang disebut sebagai fasilitas pelayanan umum. Secara umum istilah

infrastruktur biasanya berhubungan dengan air bersih, fasilitas air limbah, jalan raya,

dan transportasi umum, sementara fasilitas umum berhubungan dengan sekolah,

taman, dan fasilitas lain yang sering dikunjungi masyarakat. Terkadang fasilitas

umum dapat digunakan secara bergantian dengan infrastruktur untuk menunjukan

segala sesuatu yang terkandung dalam bangunan umum baik secara fisik maupun

sistem pelayanannya. Kita sering menggunakan istilah fasilitas umum (community

facility) guna mempersatukan keduanya, infrastruktur dan struktur dan tempat

dimana pelayanan masyarakat dilakukan.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur

merupakan fasilitas-fasilitas publik yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta

merujuk pada sistem fisik seperti jaringan jalan, air bersih, drainase, telekomunikasi,

listrik, limbah, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan

ekonomi.

Penelitian ini nantinya akan dianalisis mengenai pembangunan

infrastruktur kota dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat pada PNPM

Mandiri Perkotaan di Denpasar Timur.

2.4 Landasan Teori

2.4.1 Pemberdayaan Masyarakat

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pemberdayaan menurut arti

secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan membuat berdaya, yaitu kemampuan

untuk melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau

upaya. Foy (1994) dalam beberapa kajian mengenai pembangunan komunitas,

pemberdayaan masyarakat sering dimaknai sebagai upaya untuk memberikan

kekuasaan agar suara mereka didengar guna memberikan kontribusi kepada

perencanaan dan keputusan yangmempengaruhi komunitasnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

20

Sumaryadi (2005:105). Memberdayakan orang lain pada hakikatnya

merupakan perubahan budaya, sehingga pemberdayaan tidak akan jalan jika tidak

dilakukan perubahan seluruh budaya organisasi secara mendasar. Perubahan budaya

sangat diperlukan untuk mampu mendukung upaya sikap dan praktik bagi

pemberdayaan yang lebih efektif.

Hakikat pemberdayaan berkaitan dengan otonomi yaitu : meletakkan

landasan pembangunan yang tumbuh dan berkembang dari rakyat, diselenggarakan

secara sadar dan mandiri oleh rakyat, sehingga dalam program pembangunan

masyarakat tidak lagi dianggap sebagai objek dari pembangunan, tetapi menjadi

subjek/pelaku dari pembangunan (Sumaryadi, 2005: 84)

Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat adalah

perumusan program yang membuat masyarakat tidak semata-mata berkedudukan

sebagai konsumen program, tetapi juga sebagai produsen karena telah ikut serta

terlibat dalam proses pembuatan dan perumusannya, sehingga masyarakat merasa

ikut memiliki program tersebut dan mempunyai tanggungjawab bagi

keberhasilannya serta memiliki motivasi yang lebih bagi partisipasi pada tahap -

tahap berikutnya (Soetomo, 2006).

Pembangunan partisipatoris harus dimulai dari orang-orang yang paling

mengetahui sistem kehidupan mereka sendiri karena pada pendekatan ini mereka

harus senantiasa menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang

mereka miliki, dan memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat

mengembangkan diri, untuk itu diperlukan suatu perombakan dalam seluruh praktik

dan pemikiran serta pola-pola bantuan pembangunan yang telah ada (Buch-Hansen

dalam Sumaryadi, 2005: 88).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara umum pemberdayaan

masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan

kemampuan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat

danmartabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggungjawabnya

selakuanggota masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan, diharapkan

masyarakatmemiliki budaya yang proaktif untuk kemajuan bersama, mengenal diri

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

21

danlingkungannya serta memiliki sikap bertanggung jawab dan memposisikan

dirinya sebagai subjek dalam upaya pembangunan di lingkungannya.

Rubin dalam Sumaryadi (2005: 94-96) mengemukakan 5 prinsip dasar

dari konsep pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat memerlukan break-even dalam setiap kegiatan

yang dikelolanya, meskipun orientasinya berbeda dari organisasi bisnis,

dimana dalam pemberdayaan masyarakat keuntungan yang diperoleh

didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan

lainnya.

2. Pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik

dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan.

3. Dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, kegiatan pelatihan

merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik.

4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan

sumber daya, khususnya dalam hal pembiayaan baik yang berasal dari

pemerintah, swasta maupun sumber-sumber lainnya.

5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai

penghubung antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan

kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.

Pemahaman mengenai konsep pemberdayaan tidak bisa dilepaskan dari

pemahaman mengenai siklus pemberdayaan itu sendiri, karena pada hakikatnya

pemberdayaan adalah sebuah usaha berkesinambungan untuk menempatkan

masyarakat menjadi lebih proaktif dalam menentukan arah kemajuan dalam

komunitasnya sendiri. Artinya program pemberdayaan tidak bisa hanya dilakukan

dalam satu siklus saja dan berhenti pada suatu tahapan tertentu, akan tetapi harus

terus berkesinambungan dan kualitasnya terus meningkat dari satu tahapan

ketahapan berikutnya.

Menurut Wilson (1996) terdapat 7 tahapan dalam siklus pemberdayaan

masyarakat. Tahap pertama yaitu keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah

menjadi lebih baik. Pada tahap kedua, masyarakat diharapkan mampu melepaskan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

22

halangan-halangan atau factor-faktor yang bersifat resistensi terhadap kemajuan

dalam dirinya dan komunitasnya.

Pada tahap ketiga, masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan

tambahan dan merasa memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya dan

komunitasnya. Tahap keempat lebih merupakan kelanjutan dari tahap ketiga yaitu

upaya untuk mengembangkan peran dan batas tanggungjawab yang lebih luas, hal

ini juga terkait dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih

baik.

Pada tahap kelima ini hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai

kelihatan, dimana peningkatan rasa memiliki yang lebih besar menghasilkan

keluaran kinerja yang lebih baik .Pada tahap keenam telah terjadi perubahan

perilaku dan kesan terhadap dirinya, dimana keberhasilan dalam peningkatan kinerja

mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya.

Pada tahap ketujuh masyarakat yang telah berhasil dalam

memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang lebih besar guna

mendapatkan hasil yang lebih baik. Siklus pemberdayaan ini menggambarkan proses

mengenai upaya individu dan komunitas untuk mengikuti perjalanan kearah prestasi

dan kepuasan individu dan pekerjaan yang lebih tinggi.

Model pemberdayaan adalah salah satu bentuk alat analisis yang bisa

digunakan untuk mengukur derajat keberdayaan suatu masyarakat. Pendekatan

analisis yang digunakan oleh Fujikake (2008) dalam pemberdayaan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu mencoba memahami pencapaian

pemberdayaan dari pandangan masyarakat sebagai pelaksana program.

Pendekatan ini mencoba memahami hubungan antara tanggapan

masyarakat dengan tujuan pemberdayaan itu sendiri untuk kemudian dituangkan

dalam gambar-gambar dan skema-skema konsep tertentu. Model yang

dikembangkan Fujikake telah dipraktikkan dalam mengevaluasi pemberdayaan

perempuan di sebuah desa di Paraguay (Fujikake,2008) mengembangkan empat

langkah dalam mengevaluasi pemberdayaan. Tahap pertama adalah melihat

perubahan masyarakat dari tingkat kesadarannya. Hasil dari analisis mengenai

perubahan tingkat kesadaran ini dituangkan dalam grafik yang menggambarkan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

23

tingkat perubahan kesadaran yang diklasifikasikan menjadi 3 yaitu “sangat baik”,

“telah berubah”, dan “tidak seperti sebelumnya. Dalam gambar 2.3 tiga tipe hasil

pemberdayaan dapat diuraikan menjadi tiga tipe sebagai berikut :

Gambar. 2.3 Tiga Tipe Hasil Pemberdayaan

Sumber: Fujikake, 2008

Tahap kedua dalam evaluasi pemberdayaan yang dikembangkan Fujikake

adalah menilai tanggapan masyarakat dan praktik pemberdayaan yang didasarkan

pada penilaian terhadap 12 indikator yang merupakan sub-project dari proses

pemberdayaan itu sendiri. Kedua belas indikator tersebut yaitu tingkat partisipasi,

pengemukaan opini, perubahan kesadaran, pengambilan tindakan, kepedulian dan

kerjasama, kreativitas, menyusun tujuan baru, negosiasi, kepuasan, kepercayaan diri,

keterampilan manajerial, dan pengumpulan keputusan. Untuk evaluasi

pemberdayaan dengan 12 indikator pada gambar 2.4 dapat digambarkan sebagai

berikut :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

24

Gambar.2.4 Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat

Menggunakan 12 Indikator

Sumber: Fujikake, 2008

Tahap ketiga adalah mengelompokkan dan menghubungkan antar

indikator yang telah dianalisis pada model - model pada tahap sebelumnya. Hasil

analisis pada tahap ini adalah grafik keterkaitan antar elemen ini dalam

pemberdayaan, yaitu ekonomi, sosial dan budaya, kesadaran dan mobilitas. Pada

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

25

gambar 2.5 empat elemen inti pemberdayaan masyarakat dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar. 2.5 Empat Elemen Inti Pemeberdayaan Masyarakat

Sumber: Fujikake, 2008

Tahap ke-empat adalah mengukur tingkatan pencapaian pemberdayaan

itu sendiri, apakah pengaruh dari proses pemberdayaan itu hanya pada tataran lokal,

regional atau nasional. Alshop dan Heinshon (2005) menjabarkan tingkatan

pemberdayaan menjadi tiga yaitu: local level, intermediary level, dan macro level.

Fujikake (2008) menggolongkan tingkatan pemberdayaan menjadi tiga yaitu micro

level (desa), meso level (kota/wilayah), dan macro level (nasional). Hasil dari

analisis ini digambarkan dalam grafik tingkatan pemberdayaan, yang disebut sebagai

model Fujikake 4. Gambar 2.6 tingkat pemeberdayaan masyarakat dapat diuraikan

tingkatannya sebagai berikut :

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

26

Gambar. 2.6 Tingkat Pemberdayaan Masyarakat

Sumber: Fujikake, 2008

Suharsimi Arikunto (2002: 13) mende-finisikan evaluasi dalam

pemberdayaan masyarakat dengan lebih dahulu menjelaskan tentang mengukur dan

menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang

bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil sesuatu keputusan terhadap sesuatu

dengan ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan mengadakan evaluasi

meliputi kedua langkah diatas, yaitu mengukur dan menilai. Dengan demikian

evaluasi adalah menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu).

Evaluasi menurut rumusan Daniel Stufflebean (dalam Suharsimi

Arikunto, 2002) : adalah sebagai suatu proses dimana kita mengupayakan sejumlah

informasi yang berkaitan dengan jenis keputusan yang akan diambil, mengumpulkan

dan melengkapi informasi yang berguna dan dipelukan untuk pengambilan

keputusan. Jadi evaluasi : adalah proses dengan kegiatan-kegiatan yang berke-

lanjutan atau bertahap dimana digunakan berbagai pendekatan metoda dan teknik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

27

2.4.2 Infrastruktur Perkotaan

Menurut Grigg (2000), infrastruktur merupakan pendukung utama

fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat. Sistem infrastruktur juga dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas

atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun

dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi

masyarakat menunjuk pada suatu keberlangsungan dan keberlanjutan aktivitas

masyarakat dimana infrastruktur fisik mewadahi interaksi antara aktivitas manusia

dengan lingkungannya.

Todaro (2000) menjelaskan kaitan infrastruktur dengan pembangunan

ekonomi bahwa tercakup dalam pengertian infrastruktur adalah aspek fisik dan

finansial yang terkandung dalam jalan raya, kereta api, pelabuhan laut dan bentuk

bentuk sarana transportasi dan komunikasi ditambah air bersih, listrik dan pelayanan

publik lainnya. Penelitian Ramirez dan Esfahani (1999) menunjukan bahwa

infrastruktur mempunyai dampak kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil studi

ini mendukung apa yang ditemukan oleh Aschauer (1989) bahwa infrastruktur

secara statistik signifikan mempengaruhi Output.

Zamzami (2014) yang menyimpulakn bahwa infrastruktur jalan

menunjukan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta

penelitian yang dilakukan oleh Patricio J.(1994) yang menunjukan bahwa

infrastruktur memiliki efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

di Spanyol. Infrastruktur jalan sebagai salah satu infrastruktur pengangkutan

berperan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, karena ketersedian jalan akan

meminimalkan modal sehingga proses produksi, distribusi serta jasa akan lebih

efektif dan efisien.

Suripin (2007) menyatakan bahwa:"Infrastructure (perkotaan) adalah

bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang

dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan aset fisik yang

dirancang dalam system sehingga mampu memberikan pelayanan prima pada

masyarakat. Sebagai suatu sistem, komponen infrastruktur pada dasarnya sangat luas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

28

dan sangat banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan

sifat dan karakternya".

AGCA (Associated General Contractor of America), mendefinisikan

infrastruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh Pemerintah

setempat, Pemerintah Daerah maupun Pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para

pengusaha. Menurut Chapin (1995), guna lahan harus memiliki akses terhadap

jaringan umum dan struktur umum serta pelayanan umum .

Struktur umum disini disebut dengan infrastruktur, fasilitas umum atau

terkadang disebut sebagai fasilitas pelayanan umum. Secara umum istilah

infrastruktur biasanya berhubungan dengan air bersih, fasilitas air limbah, jalan raya,

dan transportasi umum, sementara fasilitas umum berhubungan dengan sekolah,

taman, dan fasilitas lain yang sering dikunjungi masyarakat. Terkadang fasilitas

umum dapat digunakan secara bergantian dengan infrastruktur untuk menunjukan

segala sesuatu yang terkandung dalam bangunan umum baik secara fisik maupun

sistem pelayanannya. Kita sering menggunakan istilah fasilitas umum (community

facility) guna mempersatukan keduanya, infrastruktur dan struktur dan tempat

dimana pelayanan masyarakat dilakukan.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur

merupakan fasilitas-fasilitas publik yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta

merujuk pada sistem fisik seperti jaringan jalan, air bersih, drainase, telekomunikasi,

listrik, limbah, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan

ekonomi.

Adapun elemen dasar lingkungan perumahan menurut Dirjen Cipta

Karya, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam infrastruktur fisik, antara lain:

1. Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi bagian jalan

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah atau air serta di atas permukaan air. (Adji Adisasmita, 2012 : 79).

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

29

Dalam suatu kota, pola jaringan jalan biasanya terbentuk melalui proses yang sangat

panjang dan merupakan bagian atau kelanjutan dari pola yang ada sebelumnya.

(Rinaldi Mirsa, 2011 : 54).

Ketentuan-ketentuan berkaitan dengan sistem perencanaan jaringan jalan

adalah sebagai berikut: (Adji Adisasmita, 2012 : 91).

a) Secara umum sistem jaringan jalan dalam suatu kawasan harus

menunjukkan adanya pola jaringan jalan yang jelas antara jalan-jalan

utama dengan jalan kolektor/lokalnya, sehingga orientasi dari

kawasan-kawasan fungsional yang ada dapat terstruktur.

b) Fungsi penghubung dalam peranan jaringan jalan pada suatu kawasan

ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

c) Penataan ruang jalan dapat sekaligus mencakup ruang-ruang antar

bangunan dan termasuk untuk penataan elemen lingkungan,

penghijauan, dan lain-lain.

d) Pemilihan bahan pelapis jalan dapat mendukung pembentukan

identitas lingkungan yang dikehendaki, dan kejelasan kontinuitas

pedestrian.

Jalan disini adalah jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung

antar desa/kelurahanatau ke lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai

hunian/perumahan, serta juga berfungsisbagai penghubung desa/kelurahan ke pusat

kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya(kecamatan/kabupaten/kota) oleh karena itu

dalam merencanakan jalan diperlukanpemilihan teknologi dan jenis kosntruksi yang

tepat. Untuk perencanaan standar teknis jalan mengacu pada Pedoman Teknis

PembangunanJalan yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang sudah

ada, seperti Pedoman Sederhana Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan

yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Puslitbang Dep. PU,

1996. Tabel 2.1 berikut adalah pemilihan teknologi dan Jenis Konstruksi Jalan :

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

30

Tabel 2.2 Jenis Teknologi dan Konstruksi Jalan

Tabel Kriteria Pemilihan Teknologi & Jenis Konstruksi Jalan

Jenis

Perkerasan

Penggunaan Keuntungan Kerugian

Tanah Pembukaan Jalan

Baru

-Mudah

pelaksanaannya

bila medannya

tidak berat;

-Relatif murah

-Mudah tererosi,

sehingga perlu

perkuatan didaerah

yang jelek / stabilisasi

Telford/

Makadam

-Pada daerah datar

& berbukit-bukit;

-Kondisi tanah

dasar lunak &

keras;

-Daerah Tanjakan /

Turunan;

-Peningkatan Jalan

Tanah

-Relatif Mudah

dikerjakan

-Konstruksi lebih

kuat dari Sirtu

-Mudah

perbaikannya

Tidak semua desa

mudah mendapatkan

batu belah

Sirtu -Daerah dataran

rendah yang datar

tidak berbukit-

bukit dan daerah

pantai;

-Peningkatan Jalan

Tanah

-Mudah

pelaksanaannya;

-Material relatif

mudah diperoleh;

-Relatif Murah

-Mudah tererosi

Aspal -Peningkatan dari

Jalan Telford/Sirtu

-Daerah

Tanjakan/Turunan

>12%

Permukaan lebih

halus/baik dari

Jalan Telford/Sirtu

(Lebih Awet &

Nyaman)

-Relatif Mahal;

-Perawatan sulit

-Perlu pengawasan

tinggi;

-Sedikit menyerap

Tenaga Kerja

Beton/

Rabat

Beton

-Jenis Tanah

Labil/Mudah

pecah/lembek;

-Pada tanjakan;

-Singkapan batu

-Awet

-Mudah

perlaksanaannya

-Mudah

perbaikannya

-Banyak menyerap

tenaga kerja

-Relatif Mahal

-Perlu pngawasan

Paving

Blok

-Jalan Lingkungan;

-Trotoar

/Pertamanan;

-Tempat

Parkir/Terminal

Bus

-Awet

-Mudah dalam

pemasangan dan

pemeliharaannya

-Ukuran paving

lebih terjamin

-Memperindah

-Relatif Mahal

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

31

permukaan

tanah/lingkungan

-Mudah

ketersediaan bahan

-Ramah

Lingkungan

Sumber : Balibang PU, 1996

2. Prasarana Jembatan

Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi di atas sungai atau jurang

yang digunakan sebagai prasarana lalu lintas darat.Tujuan dari pembangunan

jembatan di sini adalah untuk sarana penghubung pejalan kaki atau lalu-lintas

kendaraan ringan. Konstruksinya sederhana, dengan mempertimbangkan

sumberdaya setempat (tenaga kerja, material, peralatan, teknologi) sehingga mampu

dilaksanakan oleh masyarakat setempat.

Jembatan yang dibangun dalam program ini adalah jembatan yang

melengkapi sistem lalulintas ekonomi dan transportasi masyarakat :

1) Jembatan pada jalan desa/kelurahan yang menghubungkan desa/kelurahan

dengan wilayah desa/kelurahan lain sebagai prasarana perhubungan ekonomi

dan social masyarakat;

2) Jembatan pada jalan desa/kelurahan yang menghubungkan pusat-pusat

kegiatan ekonomi (seperti pasar, TPI, dll) ke outlet (jalan poros

desa/kelurahan/jalan dengan fungsi yang lebih tinggi/dermaga);

3) Jembatan pada jalan desa/jalan lingkungan yang menghubungkan

RW/dusun/perkampungan dengan pusat pemerintahan, pusat kegiatan

ekonomi, produksi, outlet;

4) Jembatan pada jalan desa/jalan lingkungan yang menghubungkan

desa/kelurahan dengan pusat kegiatan produksi (seperti pertanian,

perkebunan).

Pembangunan jembatan baik berupa pembangunan baru, peningkatan

atau rehabilitasiJembatan Kayu, Jembatan Gelagar Besi, Jembatan Beton dan

Jembatan Gantunghendaknya mempertimbangkan kriteria-kriteria, pemilihan Jenis

Konstruksi Jembatan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

32

3. Draenase Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum (PTP Kegiatan Infrastruktur Perkotaan,

Dirjen Cipta Karya, 2008). Drainase permukiman merupakan sarana atau prasarana

dipermukiman untuk mengalirkan air hujan dari suatu tempat ketempat lain agar

lingkungan perumahan bebas dari genangan air. Hal ini sering ditunjukan dengan

terjadinya air yang meluap dari saluran drainase bahkan banjir dapat terjadi yang

mengganggu aktivitas masyarakat. Ketentuan umum pembangunan drainase

permukiman adalah :

1) Drainase permukiman yang dibangun pada proyek ini harus terintegrasi

dengan sistem/jaringan drainase yang sudah ada atau harus sampai pada

tempat pembuangan air (saluran drainase/sungai/laut).

2) Pembangunan drainase diusahakan mengindari perlintasan dengan bangunan

yang telah ada, namun bila terpaksa maka desain dan pelaksanaannya wajib

mendapat persetujuan dari instansi pengelola bangunan tersebut. Misalnya

melintasi jalan kab/provinsi/nasional, irigasi teknis, jaringan/bangunan

listrik, telepon, dll.

3) Prioritas pembangunan drainase dengan urutan : perbaikan/peningkatan

drainase lama karena kapasitas/fungsinya sudah berkurang dan

pembangunan baru.

Air hujan yang masuk kesaluran air hujan adalah air hujan yang tidak

tercemar dan bukan air limbah. Jenis drainase disini dapat meliputi saluran air hujan

dan sumur resapan di permukiman.

4. Prasarana Bangunan Gedung

Kementerian Pekerjaan Umum (PTP Kegiatan Infrastruktur Perkotaan,

Dirjen Cipta Karya, 2008). Prasarana bangunan gedung terdiri dari gedung sarana

kesehatan, sarana pendidikan, rumah dan pasar. Untuk detailnya dijelaskan sebagai

berikut :

1) Prasarana Kesehatan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

33

Prasarana kesehatan yang dimaksud disini adalah prasarana dan saran

untuk menunjang pelayanan kesehatandasar bagi masyarakat, melalui upaya

kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM).Kegiatan UKBM yang dikembangkan

dalam program ini antara lain adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos bersalin desa (Polindes),

dalam cakupan layanan wilayah kelurahan/desa.

Lingkup pembangunan sarana/prasarana kesehatan dasar disini

hanyalah mencakuppenyediaan fisik/bangunan sederhana termasuk meubelair yang

diperlukan, tetapi tidaktermasuk penyediaan tenaga/peralatan medis, transportasi,

komunikasi dan obat-obatan.Prioritas pemilihan pembangunan prasarana kesehatan

dasar adalah sebagai berikut:

a) Rehabilitasi/perbaikan bangunan yang telah ada karena fungsi bangunan

berkurang;

b) Peningkatan bangunan yang telah ada agar mampu mendukung

penyelenggaraan kegiatan utama sesuai fungsi organisasinya, misalnya

gedung Polindes yang ada dikembangkan menjadi Poskesdes.

c) Kelurahan/desa yang telah memiliki kelembagaan/kepengurusan tetapi

belum memiliki bangunan/masih menumpang pada bangunan lain dalam

menjalankan kegiatan utama sesuai fungsinya;

d) Kegiatan yang dilaksanakan harus dikoordinasikan dengan pemerintah

desa/kelurahan dan instansi teknis kesehatan setempat.

e) Pembangunan Poskesdes tidak diprioritaskan bagi Desa/kelurahan yang

terdapat sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit).

Persyaratan teknis bangunan mengacu pada standar teknis bangunan

gedung sederhana tahan gempa yang ditetapkan Kementerian PU sedangkan terkait

dengan kebutuhan ruangan bangunan mengacu pada standar teknis yang ditetapkan

oleh Kementerian Kesehatan.

2) Poskesdes (Pusat Kesehatan Desa)

Poskesdes dikelola oleh masyarakat yang dalam hal ini kader, relawan

dengan bimbingantenaga kesehatan.Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan di Poskesdesminimal seorang Bidan.Pembinaan Poskesdes dilaksanakan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

34

secara terpadu dengan lintassektor.Pembinaan teknis medis secara periodik

dilakukan oleh Puskesmas, sedangkanhal-hal non teknis medis dilakukan oleh

Pemerintah Desa/Kelurahan dan lintas sektor ditingkat Kecamatan.

3) Posyandu

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat melalui

musyawarah pada saatpembentukan Posyandu.Pengurus Posyandu sekurang-

kurangnya terdiri dari pembina, seorang ketua, seorang sekertaris dan seorang

bendahara ditambah dengan kader posyandu yang selanjutnya ditetapkan oleh

Lurah/Kades.Susunan pengurus bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan permasalahan setempat.Lokasi pembangunan

posyandu sebaiknya ditempat yang relatif datar dan ditengah – tengah lingkungan

sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

4) Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan yang dimaksud disini adalah prasarana dan saran

untuk menunjang pelayanan pendidikan dasar bagi masyarakat yang dikelola oleh

masyarakat/pemerintah, tetapi tidak termasuk prasarana pendidikan dasar yang

dikelola oleh swasta/yayasan.Pembangunan sarana/prasarana pendidikan dasar yang

dikembangkan dalam program ini antara lain adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia

Dini), Taman Kanak-kanan (TK), Rehabilitasi bangunan Sekolah Dasar/sederajat,

termasuk meubeler (seperti meja,bangku, papan tulis) tetapi tidak termasuk tenaga

pengajar dan buku-buku pelajaran. Prioritas pemilihan pembangunan prasarana

pendidikan dasar adalah :

a) Rehabilitasi/perbaikan bangunan pendidikan dasar yang telah ada karena

fungsi bangunan berkurang;

b) Peningkatan bangunan yang telah ada agar mampu mendukung

penyelenggaraan kegiatan utama sesuai fungsinya, misalnya penambahan

ruangan belajar/ruang guru termasuk fasilitas sanitasi.

c) Pembangunan baru untuk PAUD, TK termasuk fasilitas bermain, terutama

bagi kelurahan yang telah memiliki kelembagaan/kepengurusan tetapi belum

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

35

memiliki bangunan/masih menumpang pada bangunan lain dalam

menjalankan kegiatan utamanya.

d) Pembangunan baru untuk PAUD, TK termasuk fasilitas bermain, bagi

kelurahan yang belum memiliki kelembagaan/kepengurusan tetapi bersedia

membentuk pengelola pemanfaatan & pemeliharaan bangunan segera setelah

usulan kegiatan disetujui.

Seluruh pembangunan prasarana pendidikan yang dibangun disini harus

dikoordinasikan dan tidak bertentangan dengan kebijakan/perencanaan umum dari

pemerintah desa/kelurahan dan dinas/sektor Pendidikan dan Kebudayaan di daerah

setempat.Persyaratan teknis bangunan mengacu pada standar teknis bangunan

gedung (sederhana) tahan gempa atau untuk rehabilitasi SD mengacu pada standar

teknis bangunan SD tahan gempa yang ditetapkan Departemen PU sedangkan terkait

dengan kebutuhan ruangan dan kelengkapan fasilitas bangunan mengacu pada

standar teknis yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

5) Prasarana Perumahan dan Permukiman

Pembangunan prasarana perumahan yang didanai dari PNPM Mandiri

Perkotaan adalah merupakan kegiatan pembangunan rumah yang diperuntukkan

bagi keluarga miskin dikelurahan PNPM MP yang memiliki hak atas tanah dan

memiliki rumah yang tidak layak huni bila dilihat dari aspek kesehatan, kenyamanan

dan keamanan penghuninya.

Pembangunan rumah ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu,

pertama rehabilitasi dan kedua pembangunan baru, penentuan kategori ini

didasarkan pada hasil survey yang dilaksanakan sebelumnya. Oleh karena itu

besaran alokasi pagu dana Bantuan Dana Langsung Tunai PNPM Mandiri Perkotaan

untuk rehabilitasi dan pembangunan baru rumah layak huni maksimum sebesar Rp.

15 juta per unit, Dana yang berasal dari BLM PNPM Mandiri Perkotaan tersebut

merupakan stimulan bagi masyarakat untuk merehab/membangun konstruksi rumah

yang sudah direncanakan dan disepakati bersama.

2.4.3 Pengembangan Kapasitas Masyarakat

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

36

Pengembangan masyarakat sejatinya merupakan proses, dan aspek

terpenting dari integrasi proses tersebut adalah melibatkan masyarakat itu sendiri.

Proses pengembangan masyarakat harus menjadi sebuah proses yang

dimiliki,dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri karena masyarakat

sendirilah yang mengerti akan kebutuhan, potensi, dan sumber daya yang mereka

miliki. Inti dari pengembangan masyarakat adalah proses peningkatan kesadaran

masyarakat itu sendiri. Salah satu aspek dari peningkatan kesadaran adalah

terbukanya peluang-peluang untuk tindakan menuju perubahan.

Milen (2004) mendefenisikan kapasitas sebagai kemampuan individu,

organisasi atau sistem untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya secara

efektif, efisien dan terus-menerus. Sedangkan Morgan merumuskan pengertian

kapasitas sebagai kemampuan, keterampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai,

hubungan, perilaku, motivasi, sumber daya, dan kondisi-kondisi yang

memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan kerja/ sektor, dan sistem yang

lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan mencapai tujuan

pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu. Lebih lanjut, Milen

melihat capacity building sebagai tugas khusus, karena tugas khusus tersebut

berhubungan dengan faktor-faktor dalam suatu organisasi atau sistem tertentu pada

suatu waktu tertentu.

Pendapat Grindle (1997), pengembangan kapasitas (capacity building)

merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengembangkan suatu ragam strategi

meningkatkan efisiensi, efektivitas dan responsivitas kinerja pemerintah. Yakni

efisiensi, dalam hal waktu (time) dan sumber daya (resources) yang dibutuhkan

guna mencapai suatu outcomes; efekfivitas berupa kepantasan usaha yang dilakukan

demi hasil yang diinginkan; dan responsivitas merujuk kepada bagaimana

mensikronkan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tersebut.

Menurut Morrison (2001), bahwa Capacity Building (Pengembangan

Kapasitas) adalah serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas, dan responsifitas dari kinerja. Lebih lanjut Morrison mengatakan bahwa :

Capacity Building adalah pembelajaran, berawal dari mengalirnya kebutuhan untuk

mengalami suatu hal, mengurangi ketidaktahuan dan ketidakpastian dalam hidup,

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

37

dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk beradaptasi menghadapi

perubahan.

Ife dan Tesoriero (2008), menyatakan peningkatan kapasitas dan

kesadaran itu dapat dicapai melalui beberapa strategi, diantaranya melalui kebijakan

dan perencanaan, aksi sosial dan politik, dan melalui pendidikan dan penyadaran.

Pemberdayaan melalui pendidikan dan penyadaran menekankan pentingnya suatu

proses edukatif atau pembelajaran (dalam pengertian luas) dalam melengkapi

masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka, sehingga masyarakat

memiliki gagasan-gagasan, pemahaman, kosakata, dan keterampilan bekerja menuju

perubahan yang efektif dan berkelanjutan.

Dalam pengembangan kapasitas di suatu komunitas masyarakat, harus

disadari bahwa setiap masyarakat berbeda-beda. Mereka memiliki karakteristik

budaya, geografi, sosial, politik, dan demografi yang unik, sehingga pengalaman

pengembangan kapasitas di suatu komunitas masyarakat belum tentu dapat berjalan

di masyarakat yang lain bahkan sangat beresiko mengalami kegagalan dan

melemahkan pengalaman orang-orang dari masyarakat tersebut karena hal itu bukan

proses yang cocok untuk mereka.

Tujuan pengembangan masyarakat adalah membangun kembali

masyarakat sebagai tempat pengalaman penting manusia, untuk memenuhi

kebutuhan manusia, dan membangun kembali struktur-struktur negara dalam hal

kesejahteraan, ekonomi global, birokrasi, elite profesional, dan sebagainya yang

selama ini kurang berperikemanusiaan dan sulit diakses.

Tujuan dari sebuah usaha pengembangan masyarakat dikatakan berhasil

apabila proses yang dilaksanakan menuju ke arah pencapaian tujuan. Berdasarkan

kajian mengenai ruang lingkup pemberdayaan masyarakat, diketahui bahwa

pemberdayaan masyarakat harus dilaksanakan baik pada tataran sistem,

kelembagaan dan individu. Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan kapasitas

dalam upaya untuk mengembangkan masyarakat juga harus dilakukan pada tataran

yang sama, yaitu pada tataran sistem, kelembagaan dan individu.

Peningkatan kapasitas dalam tataran sistem meliputi usaha yang bersifat

luas dan banyak menekankan keterlibatan pemerintah dan pemegang kekuasaan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

38

lainnya terutama dalam mengembangkan sebuah sistem pembangunan yang

berpihak kepada masyarakat. Dalam lingkup komunitas, proses peningkatan

kapasitas adalah pada tataran kelembagaan komunitas dan pada tataran individu

masyarakat. Peningkatan kapasitas kelembagaan berarti usaha untuk meningkatkan

peran dan mengembangkan tata kelembagaan di tingkat masyarakat yang mampu

mewadahi setiap gagasan, usulan dan aspirasi dari masyarakat untuk kemajuan

dalam komunitasnya. Peningkatan kapasitas kelembagaan ini meliputi usaha

penyadaran masyarakat untuk menyusun norma-norma dan aturan-aturan yang

menyangkut pola perilaku masyarakat yang mana keluaran dari usaha ini adalah

terbentuknya lembaga-lembaga berbasis komunitas untuk pembangunan dalam

lingkungannya. Peningkatan kapasitas juga meliputi usaha untuk meningkatkan

kemampuan manajerial dan berorganisasi masyarakat dalam upaya mewujudkan tata

kelembagaan yang lebih partisipatif dan transparan.

Peningkatan kapasitas individu lebih condong pada usaha untuk

meningkatkan kemampuan individu-individu masyarakat agar mereka mampu

memanfaatkan semua potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya untuk dapat

dimanfaatkan demi kemajuan masyarakat sekitarnya. Upaya peningkatan kapasitas

individu ini meliputi usaha-usaha pembelajaran baik dari ranah pengetahuan, sikap

atau penyadaran kritis dan keterampilannya. Pemahaman mengenai pengembangan

masyarakat sebagai sebuah proses juga harus diikuti dengan usaha peningkatan

kapasitas yang terus menerus.

Keluaran dari proses pengembangan masyarakat bukanlah suatu kondisi

yang berhenti pada sebuah titik tertentu saat tujuan pengembangan itu dinyatakan

tercapai, namun keluarannya harus berupa siklus yang terus menerus dan

berkelanjutan, karena kondisi dan dinamika masyarakat terus berkembang dan

ketika usaha peningkatan kapasitas telah mencapai suatu tingkatan tertentu,

makaakan muncul tantangan-tantangan baru yang lebih kompleks dan lebih berat.

Dalam siklus pengembangan masyarakat, proses peningkatan kapasitas dilakukan

secara berulang-ulang sehingga kesadaran terhadap pembangunan akan menjadi

budaya dan bagian dari masing-masing individu dalam masyarakat. Elemen-elemen

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

39

dalam pengembangan kapasitas merupakan hal-hal yang harus dilaksanakan dalam

mencapai kondisi kapasitas masyarakat yang berkembang.

Garlick dalam McGinty (2003) menyebutkan lima elemen utama dalam

pengembangan kapasitas sebagai berikut:

1. Membangun pengetahuan, meliputi peningkatan keterampilan, mewadahi

penelitian dan pengembangan, dan bantuan belajar

2. Kepemimpinan

3. Membangun jaringan, meliputi usaha untuk membentuk kerjasama dan

aliansi

4. Menghargai komunitas dan mengajak komunitas untuk bersama-sama

mencapai tujuan

5. Dukungan informasi, meliputi kapasitas untuk mengumpulkan, mengakses

dan mengelola informasi yang bermanfaat

Bartle (2007) menjabarkan elemen-elemen dalam pengembangan

kapasitas masyarakat secara lebih detil menjadi enam belas aspek, yaitu:

1. Altruism, yaitu mengutamakan kepentingan umum.

2. Common values atau kesamaan nilai dalam bermasyarakat, yaitu masyarakat

memiliki kesamaan peran dalam mengusulkan ide.

3. Communal service atau layanan masyarakat.

4. Communication atau komunikasi

5. Confidence atau percaya diri

6. Context atau Keterkaitan (politik dan administratif)

7. Information atau Informasi

8. Intervention atau rintangan

9. Leadership atau kepemimpinan

10. Networking atau jaringan kerja

11. Organization atau organisasi

12. Political power atau kekuatan politik

13. Skills atau keterampilan dan keahlian

14. Trust atau Kepercayaan

15. Unity atau Keselarasan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

40

16. Wealth atau kekayaan

2.4.4 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

Petunjuk Teknis PNPM Mandiri Perkotaan (Dirjen Cipta Karya, 2008).

PNPM Mandiri Perkotaan merupakan kegiatan lanjutan dari Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun

1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat

dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan.

Program ini termasuk salah satu program strategis karena menyiapkan

landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang

representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social

capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat

jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam

kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

Visi kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan adalah terciptanya masyarakat

yang berdaya yang mampu menjalin sinergi dengan pemerintah daerah serta

kelompok peduli setempat dalam rangka menanggulangi kemiskinan dengan efektif,

secara mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan misi kegiatan PNPM Mandiri

Perkotaan adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat

miskin, untuk menjalin kerjasama sinergis dengan pemerintah daerah dan kelompok

peduli lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan, melalui pengembangan

kapasitas, penyediaan sumber daya, dan melembagakan budaya kemitraan antar

pelaku pembangunan.

Uraian visi dan misi tersebut dapat kita pahami bahwa pengembangan

kapasitas merupakan salah satu aspek dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk

mencapai tujuan utama yaitu menanggulangi kemiskinan.

Tujuan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah :

1. Mewujudkan masyarakat “Berdaya” dan “Mandiri”, yang mampu mengatasi

berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

41

2. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model

pembangunan partisipatif yang berbasis kemitraan dengan masyarakat dan

kelompok peduli setempat

3. Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan

masyarakat untuk optimalisasi penanggulangan kemiskinan d. Meningkatkan

capaian manfaat bagi masyarakat miskin untuk mendorong peningkatan IPM

dan pencapaian sasaran MDGs

Sasaran pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah:

1. Terbangunnya lembaga kepemimpinan masyarakat (BKM) yang aspiratif,

representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya

partisipasi serta kemandirian masyarakat

2. Tersedianya PJM Pronangkis sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi

berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan

sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka

pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan

berkelanjutan

3. Meningkatnya akses terhadap pelayanan kebutuhan dasar bagi warga miskin

dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan

pencapaian sasaran MDGs

Petunjuk teknis partisipatif (Dirjen Cipta Karya, 2008). Pendekatan yang

digunakan dalam pencapaian tujuan dari pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

adalah sebagai berikut:

1. Melembagakan pola pembangunan partisipatif yang berorientasi masyarakat

miskin dan berkeadilan, melalui pembangunan lembaga kepemimpinan

masyarakat (BKM) yang representatif, akuntabel, dan mampu menyuarakan

kepentingan masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan dan

Perencanaan Partisipatif dalam menyusun PJM-Pronangkis berbasis pada

peningkatan IPM MDGs

2. Menyediakan stimulan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatan

penanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakat dan

membuka kesempatan kerja, melalui pembangunan sarana/prasarana

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

42

lingkungan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan

ekonomi lokal dengan prasyarat tertentu, memperkuat keberlanjutan

program dengan menumbuhkan rasa memiliki di kalangan masyarakat

melalui proses penyadaran kritis, partisipatif, pengelolaan hasil-hasilnya, dan

lainnya

3. Meningkatkan kemampuan perangkat pemerintah dalam perencanaan,

penganggaran, dan pengembangan paska program

4. Meningkatkan efektifitas perencanaan dan penganggaran yang lebih

berorientasi pada masyarakat miskin dan berkeadilan

Petunjuk teknis pengembangan KSM ( Dirjen Cipta Karya, 2008).

Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui suatu lembaga

kepemimpinan masyarakat yang mengakar, representatif dan dipercaya disebut

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (secara generik disebut Badan Keswadayaan

Masyarakat atau disingkat BKM), yang dibentuk melalui kesadaran kritis

masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai

kemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial (social capital) kehidupan

masyarakat.

BKM ini diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin

dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi

upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri

dan berkelanjutan, mulai dari proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan,

proses penyusunan program, pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan

pemeliharaan. BKM bersama masyarakat bertugas menyusun Perencanaan Jangka

Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (yang kemudian lebih dikenal

sebagai PJM Pronangkis) secara partisipatif, sebagai prakarsa masyarakat untuk

menanggulangi kemiskinan di wilayahnya secara mandiri.

Atas fasilitasi pemerintah dan prakarsa masyarakat, BKM-BKM ini

mulai menjalin kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan kelompok peduli

setempat. BKM memiliki unit pelaksana di bawahnya, yaitu Unit Pelaksana Sosial,

Unit Pelaksana Lingkungan dan Unit Pelaksana Keuangan.Unit-unit pelaksana ini

berada di bawah BKM dan bertanggung jawab kepada BKM.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

43

BKM juga bertanggungjawab untuk menjamin keterlibatan semua lapisan

masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk

pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan

khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya. Lembaga-

lembaga partisipatif lainnya yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), yang

dibentuk di tingkat komunitas atau masyarakat untuk melakukan agenda kegiatan

secara langsung.KSM ini dapat dibentuk oleh siapa saja atau kelompok masyarakat

apabila diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu yang dianggap perlu

bagi pembangunan dalam komunitas tersebut.

KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim

fasilitator terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan kebersamaan (common

bond) dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini bukan hanya sekedar

pemanfaat pasif melainkan sekaligus sebagai pelaksana kegiatan terkait dengan

penangulangan kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM melalui

berbagai dana yang mampu digalang (Petunjuk Teknis KSM,2008).

Petunjuk teknis perencanaan infrastruktur perkotaan (Dirjen Cipta Karya,

2008). Bantuan untuk masyarakat dalam kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

diwujudkan dalam bentuk bantuan pendampingan dan bantuan dana.

1) Bantuan Pendampingan

Bantuan pendampingan ini diwujudkan dalam bentuk penugasan konsultan

dan fasilitator beserta dukungan dana operasional untuk mendampingi dan

memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan

program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di kelurahan masing

asing.

2) Bantuan Dana

Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana BLM (dana bantuan langsung

masyarakat). BLM ini bersifat stimulan dan sengaja disediakan untuk

memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dengan mencoba

melaksanakan sebagian rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

44

Dana bantuan Langsung masyarakat dapat digunakan untuk kegiatan

kegiatan yang termasuk dalam komponen-komponen kegiatan lingkungan,

komponen kegiatan sosial, dan kompoonen kegiatan keuangan.

2.5 Model Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang, kemudian dilakukan langkah

berikutnya yaitu pendekatan konsep pengembangan pemberdayaan masyarakat pada

pembangunan infrastruktur kota dalam PNPM Mandiri Perkotaan Denpasar Timur.

Penelitian tersebut nantinya dapat mengetahui atau menjawab dari rumusan masalah

dan tujuan penelitian seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Model penelitian

secara detail dijabarkan pada gambar 7, dalam alur model penelitian sebagai berikut

:

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka

Gambar. 2.7 Alur Model Penelitian

Sumber: Analisa Penulis 2018

Model Pengembangan

Pemberdayaan Masarakat

pada Pembangunan

Infrastruktur Kota di Bali

( Studi : Program

Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri

Perkotaan Kec. Denpasar

Timur)

Hasil Pembangunan Infrastruktur

Perkotaan :

• Prasarana Jalan

• Draenase Permukiman

• Prasarana Jembatan

• Prasarana Pembagunan

Gedung

• Prasarana Kesehatan

• Prasarana Pendidikan

• Prasarana Permukiman dan

Perumahan

(Hasil Kegiatan PNPM Mandiri

Perkotaan/Kotaku, 2016 )

Evaluasi Peningkatan Kapasitas

Pelaku dan Masyarakat dalam

Pembangunan Infrastruktur Kota

(PTO PNPM Mandiri Perkotaan, 2011)

KESIMPULAN

DAN SARAN

Hasil dan Pembahasan Penelitian

berdasarkan Landasan Teori dan Pedoman

Teknis Operasional (PTO) Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan

Evaluasi Pembangunan Infrastruktur

Perkotaan Pada PNPM Mandiri

Perkotaan di Denpasar Timur

PTO PNPM Mandiri Perkotaan, 2011

Konsep Pemberdayaan Masyarakat

dalam Pembangunan Infrastruktur Kota

(Fujikake, 2008 & PTO PNPM Mandiri

Perkotaan/Kotaku, 2017 )

Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat

Menggunakan 12 Indikator

(Fujikake, 2008)

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN … · 2019. 1. 10. · 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka