13
4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa atau bahkan jika bahasa tidak ada, manusia pun tidak ada. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa yang harus dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sedari usia dini dijenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) kepada anak. Selain itu, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Sejalan dengan itu, Mulyasa (2003:89), menyatakan bahwa kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karua sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses. Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) berupa mata pelajaran yang mulai diajarkan pada jenjang kelas rendah hingga kelas tinggi. Pembelajaran bahasa di SD dan MI diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa, membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Bahasa

Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat

penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa

atau bahkan jika bahasa tidak ada, manusia pun tidak ada. Bahasa Indonesia

adalah bahasa pemersatu bangsa yang harus dikuasai oleh setiap warga negara

Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan dasar-dasar

berbahasa yang baik sedari usia dini dijenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)

kepada anak. Selain itu, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Sejalan dengan itu,

Mulyasa (2003:89), menyatakan bahwa kurikulum 2004, yakni Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis,

sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam

berbagai aspek kehidupan serta mengembangkan sikap menghargai bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karua sastra Indonesia.

Pembelajaran bahasa di SD menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses. Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) berupa mata pelajaran yang

mulai diajarkan pada jenjang kelas rendah hingga kelas tinggi. Pembelajaran

bahasa di SD dan MI diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa, membantu siswa

mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

5

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada

dalam dirinya.

2.2 Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

Sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa memiliki peran sentral dalam

perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.

Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah pada bagian D. Ruang

Lingkup, dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat aspek yaitu sebagai berikut.

a) Mendengarkan

Seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau

suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, kotbah,

pidato, pembicaraan nara sumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta

perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta

mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengar hasil sastra

berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair

lagu, pantun, dan menonton drama anak.

b) Berbicara

Seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan,

dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman,

keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri,

kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran,

peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan, serta mengapresiasi dan berekspresi

sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

6

cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama

anak.

c) Membaca

Seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf berbagai teks

bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedi, serta

mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra

berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair

lagu, pantun pantun dan drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan

menumbuhkan budaya membaca.

d) Menulis

Seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas

dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda

baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat

majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis

hasil sastra berupa cerita dan puisi. Komponen menulis juga diarahkan untuk

menumbuhkan kebiasaan menulis.

2.3 Hasil Belajar

Menurut (Anni, 2006: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh dari pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-

aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar. Maka dari itu proses belajar sepatutnya dilakukan secara aktif melalui

berbagai kegiatan, seperti mengalami, melakukan, mencari dan menemukan,

keaktifan siswa merupakan syarat utama untuk memperoleh hasil belajar yang

baik. Sedangkan menurut Wingo (1970) dalam Sumiati dan Asra, (2009:41) hasil

belajar sepatutnya menjangkau banyak segi, meliputi pengetahuan dan

pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan

menerapkan dan menjabarkan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan

suatu konsep, menyenangi dan memberi respon positif terhadap suatu yang

dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

7

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku dari aktivitas dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Maka

dari itu guru dituntut untuk dapat menerapkan inovasi dalam pembelajaran dengan

memilih model pembelajaran yang tepat agar mencapai tujuan yang diharapkan.

2.4 Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)

Dalam pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada

berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang

menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah pembelajaran dapat dilakukan

melalui berbagai cara, melalui diskusi kelas, Tanya jawab antara guru dan peserta

didik, penemuan dan inkuiri. Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan

baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton,

melainkan memilih variasi lain yang sesuai.

Bermain peran merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh. Hasil

penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa

bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif

dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran diarahkan pada pemecahan

masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut

kehidupan peserta didik.

Manusia merupakan makhluk sosial dan individual, yang dalam hidupnya

senantiasa berhadapan dengan manusia lain atau situasi di sekelilingnya. Mereka

berinteraksi, berinterdepedensi dan pengaruh mempengaruhi. Sebagai individu

manusia memiliki pola yang unik dalam berhubungan dengan manusia lain. Ia

memiliki rasa senang, tidak senang, percaya, curiga, dan ragu terhadap orang lain.

Namun perasaan tersebut diarahkan juga pada dirinya. Perasaan dan sikap

terhadap orang lain dan dirinya itu mempengaruhi pola respon individu terhadap

individu lain atau situasi di luar dirinya. Karena senang dan penasaran ia

cenderung mendekat. Karena tidak senang dan curiga ia cenderung menjauh.

Manipestasi tersebut disebut peran. Peran dapat didefinisikan sebagai suatu

rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang

ditunjukkan oleh individu terhadap individu lain. Peran yang dimainkan individu

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

8

dalam hidupnya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap dirinya dan

terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk dapat berperan dengan baik, diperlukan

pemahaman terhadap peran pribadi dan orang lain. Pemahaman tersebut tidak

terbatas pada tindakan, tetapi pada faktor penentunya, yakni perasaan, persepsi

dan sikap.

Bermain peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya

sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan

nilai yang mendasarinya. Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha

untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi

masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah

peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat.

Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui

peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran

tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Selama pembelajaran berlangsung,

setiap pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang,

dan peran lainnya. Pemeranan tenggelam dalam peran yang dimainkannya

sedangkan pengamat melibatkan dirinya secara emosional dan berusaha

mengidentifikasikan perasaan dengan perasaan yang tengah bergejolak dan

menguasai pemeranan. Pada pembelajaran bermain peran, pemeranan tidak

dilakukan secara tuntas sampai masalah dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan

untuk mengundang rasa kepenasaran peserta didik yang menjadi pengamat agar

turut aktif mendiskusikan dan mencari jalan ke luar. Dengan demikian, diskusi

setelah bermain peran akan berlangsung hidup dan menggairahkan peserta didik.

Hakekat pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional

pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui

bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat (1)

mengeksplorasi perasaannya; (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan

persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan

masalah yang dihadapi; dan (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang

diperankan melalui berbagai cara. Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip

tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan pembelajaran. Prinsip dalam

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

9

kegiatan belajar adalah bahwa peserta didik memiliki kebutuhan belajar,

memahami teknik belajar, dan berperilaku belajar. Prinsip dalam kegiatan

membelajarkan bahwa pendidik menguasai metode dan teknik pembelajaran,

memaham materi atau bahan belajar yang cocok dengan kebutuhan belajar, dan

berperilaku membelajarkan peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan

dalam langkah operasional kegiatan pembelajaran, sebagai wujud interaksi dukasi

antara pendidik dengan peserta didik dan/atau antar peserta didik. Pendidik

berperan untuk memotivasi, menunjukkan, dan membimbing peserta didik supaya

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan peserta didik berperan untuk

mempelajari, mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan

taraf hidup dengan berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia

kehidupannya.

Beberapa ahli telah membahas tentang strategi bermain peran. Menurut

Joyce dan Weil (2000) dalam Muhammad Faiq (2013), bermain peran (role

playing) adalah strategi pengajaran yang termasuk ke dalam kelompok model

pembelajaran sosial (social models). Strategi ini menekankan sifat sosial

pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku kooperatif dapat merangsang

siswa baik secara sosial maupun intelektual. Sejalan dengan itu, Jill Hadfield

(1986) dalam Muhammad Faiq (2013), menyebutkan bahwa strategi bermain

peran (role playing) adalah suatu permainan gerak yang didalamnya ada tujuan,

aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing murid

dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran

terjadi di dalam kelas.

1) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Bermain Peran (role

playing)

a. Kelebihan strategi bermain peran (role playing)

Bermain peran adalah strategi mengajar yang memiliki beberapa kelebihan

baik bagi siswa maupun bagi guru.

b. Strategi bermain peran dapat meningkatkan minat siswa

Poorman (2002), menyebutkan bahwa menurut hasil penelitian, strategi

bermain peran dapat meningkatkan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran dan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

10

materi pelajaran, sehingga dengan demikian juga dapat meningkatkan pemahaman

terhadap konsep-konsep yang sedang dibelajarkan kepada mereka. Apalagi untuk

mempersiapkan pembelajaran dengan strategi ini mereka harus terlebih dahulu

melakukan studi tentang karakter atau tokoh yang akan diperankan atau dibuat

skenarionya.

Fogg (2001) menyatakan bahwa pada kelas-kelas sejarah dimana para guru

menjadi bosan dengan pembelajarannya dan menunjukkan kurangnya keterlibatan

siswa dalam pembelajaran dapat diperbaiki dengan penerapan strategi bermain

peran. Dari hasil pengamatan Fogg, siswa menjadi lebih tertarik dengan bahan

pembelajaran yang diberikan.

c. Strategi bermain peran (role playing) dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam pembelajaran

Sebagaimana diketahui, siswa bukanlah botol kosong yang dengan serta-

merta menerima ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Mereka harus

terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran baik secara hands on maupun

minds on.

Berdasarkan penelitian Poorman (2002), siswa yang diwawancarai

mengatakan bahwa dengan strategi bermain peran yang dilaksanakan oleh guru,

membuat mereka ingin terlibat aktif melakukan sesuatu dalam pembelajaran.

Hal ini senada sebagaimana yang diteliti Fogg (2001) bahwa pembelajaran yang

menggunakan strategi bermain peran meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar.

d. Strategi bermain peran (role playing) dapat mengajarkan siswa untuk

berempati dan memahami suatu hal melalui berbagai sudut pandang

Suatu kegiatan belajar yang menggunakan strategi bermain peran ternyata

dapat mengajarkan siswa untuk berempati. Tentu saha kelebihan ini dapat dengan

mudah kita maklumi karena strategi bermain peran sangat melibatkan emosi

siswa. Ini adalah suatu hal yang sangat positif terkait domain afektif.

Dengan memainkan suatu peran tertentu, mereka akan memahami

bagaimana posisi seseorang yang diperankannya. Dengan strategi bermain peran

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

11

mereka tidak akan dengan mudahnya menghakimi seseorang atau suatu masalah,

kecuali dengan terlebih dahulu melihatnya dari berbagai sudut pandang.

e. Strategi bermain peran memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memerankan tokoh yang barangkali dikenal dalam kehidupannya sehari-hari.

Dengan bermain peran siswa akan dapat mengalami dan merasakan

bagaimana menjadi seorang tokoh yang mungkin familiar dalam kehidupan

mereka. Hal ini akan membuat mereka menjadi lebih peka terhadap masalah-

masalah yang ada di sekitarnya, meningkatkan keterampilan interpersonal, dan

tentu saja dapat meningkatkan keterampilan komunikasi.

f. Strategi bermain peran dapat diterapkan dalam berbagai setting

Bermain peran dapat diterapkan dalam setting yang sangat bervariasi,

termasuk di dalam ruang kelas standar. Selain itu bermain peran dapat dilakukan

siswa secara individual maupun secara berkelompok.

2) Kelemahan strategi bermain peran (role playing) :

a. Strategi bermain peran membutuhkan kerja keras semua pihak yang terlibat

Mempersiapkan pembelajaran dengan strategi bermain peran kadangkala

memerlukan kerja keras dari guru maupun siswa, atau bahkan pihak lain yang

mungkin dilibatkan. Akan tetapi, semuanya ini akan impas dengan motivasi yang

akan dimiliki siswa serta penguasaan terhadap konsep yang dibelajarkan pada

mereka.

b. Alokasi waktu menjadi isu penting

Persiapan pelaksanaan strategi bermain peran tentunya membutuhkan

alokasi waktu yang relatif lebih banyak ketimbang strategi lainnya. Hal ini wajar

karena ada banyak hal yang harus dilakukan baik oleh guru maupun siswa

sebelum dan saat melaksanakan pembelajaran dengan strategi ini.

3) Langkah-langkah strategi bermain peran (role playing)

Langkah yang dapat dilakukan guru untuk melaksanakan strategi bermain

peran terdiri dari :

a. Menentukan tujuan pembelajaran

Pada tahap ini guru menentukan apa tujuan pembelajaran yang hendak

dicapainya melalui strategi bermain peran (role playing) ini. Kemudian ini juga

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

12

menentukan detil apa yang harus dilakukannya saat pembelajaran nanti. Hal

ini sebenarnya tergantung sepenuhnya pada alasan mengapa guru ingin

memasukkan startegi bermain peran (role playing) latihan dalam kegiatan

pembelajarannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini dapat

dideskripsikan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut; (1) Topik apa yang guru ingin

ajarkan?; (2) Berapa alokasi waktu yang tersedia/disediakan?; (3) Apa yang guru

harapkan dari siswa setelah kegiatan strategi bermain peran selesai, apakah dalam

bentuk penelitian, laporan, presentasi?; (4) Apakah guru ingin siswa bermain

peran secara terpisah atau bersama-sama?; (5) Apakah guru ingin memasukkan

sebuah elemen konflik dalam skenario?;

b. Memilih konteks dan peran, serta menulis skenario

Pada tahap ini guru, sebaiknya bersama-sama siswa memilih konteks dan

peran yang akan dimainkan, dan tentunya juga menulis skenario. Guru dapat pula

mempertimbangkan memilih dan mengadaptasi materi (skenario) yang lainnya

telah disiapkan oleh guru lain (bila sudah tersedia). Jika guru menulis sendiri,

maka guru harus mencari inforimasi latar belakang masing-masing karakter atau

lebih baik lagi jika siswa juga membantu mengumpulkan informasi tersebut

melalui studi kepustakaan atau sumber lain seperti internet.

c. Latihan pendahuluan

Beberapa siswa kemudian dipilih atau mengajukan diri untuk menjadi

pemeran dari tokoh-tokoh atau karakter dalam skenario tersebut. Mereka

kemudian berlatih untuk memerankan tokoh-tokoh itu sesuai dengan

penafsirannya di bawah bimbingan guru. Latihan dilakukan beberapa hari

sebelum tampil di depan kelas.

d. Kegiatan pembelajaran/pelaksanaan peragaan

Saat kegiatan pembelajaran guru menampilkan siswa-siswa yang telah

berlatih memerankan karakter atau tokoh-tokoh dalam skenario pada beberapa

hari sebelumnya. Sementara pertunjukan bermain peran dilakukan oleh beberapa

siswa, siswa lainnya di dalam kelompok-kelompok mengamati dan mencermati

lakon yang dimainkan. Mereka mendiskusikan kandungan dari permainan yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

13

ditampilkan. Hal-hal yang guru harapkan akan didiskusikan siswa dapat dipadu

melalui lembar kerja (LKS).

e. Mendiskusikan kesimpulan

Setelah kegiatan peragaan peran oleh siswa-siswa di depan kelas, maka

setiap kelompok dapat membahasnya pada diskusi kelas. Tentu saja kegiatan ini

dilakukan dengan panduan dan fasilitasi oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Setiap kelompok kemudian mengajukan

kesimpulannya dan guru kemudian memberikan umpan balik dan kesimpulan

secara umum.

f. Penilaian

Penilaian dapat dilakukan terhadap bagaimana siswa memerankan karakter

atau tokoh dalam skenario. Untuk siswa yang menonton peragaan, dapat dinilai

dari kemampuan mereka menginterpretasikan skenario yang telah disajikan.

Kemudian bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dalam

mengkomunikasikan isi dari skenario yang ditampilkan. Penilaian dapat pula

dilakukan dengan meminta mereka menulis sebuah tulisan pendek yang sifatnya

reflektif. Dan tentu saja, penilaian mengacu kepada tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat dicapai siswa melalui kegiatan bermain peran (role playing)

tersebut.

2.5 Penelitian yang relevan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

telah banyak dilakukan oleh pakar peneliti dan praktisi-praktisi pendidikan untuk

memperbaiki proses dan hasil belajar. Berikut ini, peneliti menyertakan beberapa

hasil penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan perbaikan pembelajaran

bahasa indonesia dan penggunaan media atau model pembelajaran. Hal itu

dilakukan sebagai rujukkan kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

Berdasarkan penelitian Linggar Wijayanti (2012), upaya peningkatan hasil

belajar belajar bahasa Indonesia melalui metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik pada siswa kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara

Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

14

penerapan model pembelajaran role playing mampu meningkatkan aktivitas dan

pemahaman kelas V SDN 2 Panggang.

Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa dari kondisi awal skor rata-rata

60,60, Siklus I 78,23, Sikus II 94,38. Peningkatan hasil belajar pada kondisi awal

ke Siklus I sebesar 100% dan dari Siklus I ke Siklus II 100%. Dengan nilai

maksimal Siklus I 100 dan minimalnya 71, dan Siklus II dengan nilai maksimal

100 dan minimal 86.

Memperhatikan hasil penelitian pendahulu tentang penggunaan model

pembelajaran bermain peran (role playing), diyakini siswa memiliki pemahaman

serta kemampuan yang lebih baik, serta nilai diatas KKM sehingga siswa menjadi

lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian siswa akan

memperoleh hasil belajar yang semakin baik pula.

2.6 Kerangka Berpikir

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswanya, misalnya dengan memilih strategi,

pendekatan dan model belajar serta penggunaan media dan sumber belajar. Hal ini

dilakukan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan maksimal.

Salah satu model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing). Dalam model

pembelajaran bermain peran (role playing) ini, siswa tidak hanya dilatih untuk

dapat berbicara dengan baik dan benar tapi juga siswa diajak untuk

mengembangkan keterampilannya dan sikap dalam memecahkan suatu masalah.

Dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing), siswa

dilatih untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya serta aktif dalam proses

pembelajaran sehingga diharapkan semua siswa paham terhadap materi yang

disampaikan dan diajarkan.

Dari uraian tersebut dan beberapa kajian teori serta hasil penelitian yang

relevan, maka penulis memiliki pendapat atau gagasan yang disampaikan dalam

bentuk bagan alur pikir sebagai berikut:

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

15

2.7 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dengan

penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang. Sebagai tolok

ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah nilai siswa 80% mencapai

KKM.

Kondisi awal

Tindakan

Guru:

Menggunakan

metode ceramah

Diduga melalui penerapan model

pembelajaran bermain peran (role

playing) pada mata pelajaran bahasa

Indonesia dapat meningkatkan hasil

belajar siswa

Siklus I :

Penerapan model pembelajaran

bermain peran (role playing)

dengan materi pokok Persoalan

Faktual.

Menerapkan

Model Bermain

Peran (Role

Playing)

Siswa:

Hasil belajar siswa belum

mencapai KKM (65)

Siklus II :

Penerapan model pembelajaran bermain

peran (role playing) dengan materi pokok

Drama Pendek.

Kondisi akhir

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa · 2.1 Hakikat Bahasa . Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak

16

2.8 Hipotesis Penelitian

Dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan landasan teori, maka

hipotesis penelitian ini adalah “Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia dapat ditingkatkan dengan menggunakan Model Pembelajaran Bermain

Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas V SDN 03 Ngajaran Tuntang Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015”.