47
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut Gerlach & Ely 1971 dalam (Arsyad, 2013:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sejalan dengan Heinch dkk 1982 dalam (Arsyad, 2013:3) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran Audio Visual

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut Gerlach & Ely

1971 dalam (Arsyad, 2013:3) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.

Sejalan dengan Heinch dkk 1982 dalam (Arsyad, 2013:3)

mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto radio,

rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan

sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

9

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran.

Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Menurut

sadiman 1993:6 dalam (Kustandi & Sutjipto, 2013:7) mengemukakan

bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media

adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada

sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan

instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses

belajar (Kustandi & Sutjipto, 2013:7).

Namun demikian, menurut (Wina Sanjaya, 2011: 204) media

bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang

memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach dan Ely

(1980: 244) dalam (Wina Sanjaya, 2011:204) menyatakan: “A medium,

conceived is any person, material or event that establishs condition

which enable the learner to acquire knowlodge, skill and attitude”.

Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan,

peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisiyang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam

pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide,

bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber

belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

10

karyawisata, semulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk

mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.

Sedangkan menurut (Rusman, 2013:60) Media pembelajaran

adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan

pesan pembelajaran. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai

media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita,

gambar bergerak atau tidak, tulisan, dan suara yang direkam.

Sejalan dengan (Rusman, 2013:60) bahwa menurut Sanjaya

dalam skripsi (Afianti, 2014:7) media pembelajaran adalah seluruh alat

dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti,

radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu Rossi

menyatakan alat-alat seperti radio, dan televisi apabila digunakan dan

program untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau

elektronis untuk menangkap, memoproses, dan menyusun kembali

informasi visual dan verbal (Kustandi & Sutjipto, 2013:7).

Dari pendapat-pendapat tersebut maka peneliti menyimpulkan

bahwa media pembelajaran merupakan semua yang berperan langsung

seperti guru, lingkungan, alat-alat untuk disampaikan kepada penerima

pesan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

11

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

a. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis

dalam pembelajaran. Seringkali terjadi banyaknya siswa yang tidak

atau kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan guru

atau pembentukan kompetensi yang diberikan pada siswa

dikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Menurut (Rusman, 2013:175) Ada beberapa fungsi media

pembelajaran dalam pembelajaran diantaranya:

1) Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat

memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan

atau materi pelajaran kepada para siswa, sehingga inti materi

pelajaran secara utuh dapat disampaikan pada para siswa. Di

samping itu, melalui alat bantu belajar ini memungkinkan siswa

belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori & kinestetiknya. Dampak pada siswa lain dalam kelas

diharapkan dapat memberikan stimulus, mempersamakan

pengalaman dan pemahaman objek pesan yang disampaikan dalam

pembelajaran.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

12

2) Sebagai komponen dari subsistem pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana di

dalamnya memiliki sub-sub komponen diantaranya adalah

komponen media pembelajaran. Dengan demikian, media

pembelajaran merupakan subkomponen yang dapat mentukan

keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran.

3) Sebagai pengarah dalam pembelajaran.

Salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai

pengarah pesan atau materi apa yang akan disampaikan, atau

kompetensi apa yang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.

Banyak pembelajaran tidak mencapai hasil prestasi belajar siswa

dengan baik karena tidak memiliki atau tidak optimalnya alat bantu

yang digunakan dalam pembelajaran.

4) Sebagai permainan atau mebangkitkan perhatian dan motivasi

siswa.

Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan

motivasi siswa dalam belajar, karena media pembelajaran dapat

mengakomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar, karena

media pembelajaran dapat mengakomodasi semua kecakapan siswa

dalam belajar. Media pembelajaran dapat memberikan bantuan

pemahaman pada siswa yang kurang memiliki kecakapan

mendengar atau melihat atau yang kurang memiliki konsentrasi

dalam belajar. Dapat pula alat bantu pembelajaran ini menimbulkan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

13

gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber

belajar.

5) Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.

Secara kualitas dan kuantitas media pembelajaran sangat

memberikan kontribusi terhadap hasil maupun proses pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam penggunaan media pembelajaran harus

memerhatikan rambu-rambu mekanisme media pembelajaran.

6) Mengurangi terjadinya verbalisme.

Dalam pembelajaran sering terjadi siswa mengalami

verbalisme karena apa yang diterangkan atau dijelaskan guru lebih

bersifat abstrak atau tidak ada wujud, tidak ada ilustrasi nyata atau

salah contoh, sehingga siswa hanya bisa mengatakan tetapi tidak

memahami bentuk, wujud atau karakteristik objek. Dengan

demikian, media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat yang

efektif dalam memperjelas pesan yang disampaikan.

7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

Sering terjadinya dalam pembelajaran menjelaskan objek

pembelajaran yang memerlukan alat bantu untuk menjelaskan,

mendekatkan pada objek yang dimaksud.

Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting

dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama

membantu siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

14

dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode dan media

pembelajaran. Kedua hal ini saking berkaitan satu sama lain.

Pemilihan suatu metode akan menentukan media

pembelajaran tidak serta merta digunakan dalam proses

pembelajaran, perlu analisis terlebih dahulu sebelum media

pembelajaran dipakai dalam proses pembelajaran.

Menurut Hamalik (2008: 49) dalam (Rusman, 2013:171)

fungsi media pembelajaran, yaitu:

1) Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

2) Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem

pembelajaran.

3) Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk

mempertinggi mutu pendidikan.

Selain itu, menurut Kemp & Dayton (1985: 28) dalam

(Rusman, 2013:20) fungsi utama media pembelajaran adalah:

1) Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik

drama atau hiburan.

2) Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian

informasi di hadapan sekelompok siswa.

3) Memberi intruksi, informasi yang terdapat dalam media harus

melibatkan siswa.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

15

Pembelajaran media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu dalam penyampaian pesan dan

isi pelajaran serta memberikan makna yang lebih dari proses

pembelajaran sehingga memotivasi peseta didik untuk

meningkatkan proses belajarnya (Rusman, 2013:171).

Menurut Kemp dan Dayton (1985:28) dalam (Kustandi,

2013:20) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama

apabila media itu digunakan untuk perorangan kelompok, atau

kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal sebagai berikut:

1) Memotivasi minat atau tindakan

2) Menyajikan informasi

3) Memberi instruksi

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat

direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk

tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam

rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan

bentuk penyajian bersifat sangat umum, berfungsi sebagai

pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.

Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik

motivasi.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut (Latief, 2013:165) banyak manfaat yang dapat

diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran, yaitu:

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

16

1) Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih

jelas, menarik, konkret dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata

tertulis atau lisan belaka (verbalistis).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra. Misalnya,

objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas,

gambar, film, atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi

di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video,

dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain.

3) Meninkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.

4) Menimbulkan kegairahan dan memotivasi dalam belajar.

5) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa

dengan lingkungan dan kenyataan.

6) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

7) Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi yang sama

bagi siswa.

3. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam (Kustandi & Sutjipto,

2013:12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk

mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh

media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

17

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau

objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali

dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket

komputer, compact disk dan film. Suatu objek yang telah diambil

gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera dengan

mudah dapat direproduksi, bisa kapan saja diperlukan. Dengan ciri

fikstatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau

objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa

mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan

waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong,

kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat, suatu kejadian juga

dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu

rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi kimia dapat

diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

18

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu,

misalnya rekaman video, file komputer dapat disebar ke sluruh

penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi

direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat diproduksi

seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai

tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat.

Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau

hampir sama dengan aslinya. (Kustandi & Sutjipto, 2013:12).

4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam menentukan maupun memilih media pembelajaran,

seorang guru harus mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai acuan

dalam mengoptimalkan pembelajaran. Menurut (Rusman, 2013:175)

Prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:

a. Efektivitas

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada

ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian

tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi. Guru harus

dapat berusaha agar media pembelajaran yang diperlukan untuk

membentuk kompetensi secara optimal dapat digunakan dalam

pembelajaran.

b. Relevansi

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

19

Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan

tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembangan

siswa, serta dengan waktu yang tersedia.

c. Efesiensi

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-

benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biasa

tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan

penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian

hanya memerlukan sedikit tenaga.

d. Dapat digunakan

Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat

digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat

menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

e. Kontekstual

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus

mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa.

Alangkah baiknya jika mempertimbangkan aspek pengembangan

pada pembelajaran life skills.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan

media, di antaranya:

a. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif, atau psikomotor.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

20

Perlu dipahami tidak ada satu pun media yang dapat dipakai cocok

untuk semua tujuan. Setiap media memiliki karakteristik tertentu,

yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

pemakaiannya.

b. Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. Artinya

pemilihan media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru

atau sekadar selingan dan hiburan, melainkan harus menjadi bagian

integral dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa.

c. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada

media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok

untuk siswa yang lain.

d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya

dan kemampuan guru. Oleh sebab itu, guru perlu memahami

karakteristik serta prosedur penggunaan media yang dipilih.

e. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas

dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.

Selain pertimbangan di atas, untuk memilih media dapat

menggunakan pola seperti yang lain. Sejumlah pertimbangan dalam

memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu

kata ACION, yaitu akronim dari; access, Cost, Technology,

interactivity, Organization, dan novelty.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

21

a. Access

Kemudian akses menjadi pertimbangan pertama dalam

memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia,

mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid. Misalnya, kita ingin

menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih

dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet atau tidak.

Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid

diizinkan untuk menggunakannya.

b. Cost

Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media

yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal.

Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek

manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit Cost

dari sebuah media akan semakin menurun.

c. Technology

Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu, tetapi

kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah

menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media

audiovisual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada jaringan

listrik, apakah voltase listriknya memadai.

d. Interactivity

Media yang baik adalah yang dapat memunculkan

komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

22

pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

e. Organization

Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan

organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah mendukung?

Bagaimana pengorganisasiannya.

f. Novelty

Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi

pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan

menarik bagi siswa.

5. Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran sangatlah penting. Diperlukan

pengetahuan wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru untuk dapat

melaukannya dengan tepat, sehingga media yang diambil sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan anak. Pada dasarnya pertimbangan untuk

memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi

kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.

Menurut Sadiman (1993) dalam (Latief, 2016:155) mengatakan,

bila media itu sesuai pakailah,”If medium fits, use it”! “ Dan, yang

menjadi pertanyaannya adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian

tersebut. Beberapa factor perlu dipertimbangkan, misalnya : tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis

rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

23

seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat dan

luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada

akhirnya harus diterjemahkan dalam norma atau kriteria keputusan

pemilihan.

Penetapan rambu-rambu dan kriteria untuk pemilhan media

pembelajaran merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan

bersama. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar dapat menyediakan

berbagai media pembelajaran yang tepat dan berdaya guna tinggi.

Beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

media pembelajaran tersebut di antaranya:

a. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan pemakai yang dilayani serta mendukung tujuan

pembelajaran.

b. Media pembelajaran yang dipillih perlu didasarkan atas asas

manfaat, untuk ada dan mengapa media pembelajaran tersebut

dipilih.

c. Pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda baik

berada pada sudut pandang pemakai (guru, anak) maupun dari

kepentingan lembaga. Dengan demikian, kepentingan kedua belah

pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala

kepentingan masing-masing ada yang kurang selaras.

d. Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada kajian

edukatif dengan memerhatikan kurikulum yang berlaku, cakupan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

24

bidang pengembangan yang dikembangkan, karakteristik peserta

didik serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan

pengembangan pendidikan dalam arti luas.

e. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan

kualitas yang telah ditentukan antara lain relevansi dengan tujuan,

persyaratan fisik, kuat dan tahan lama, sesuai dengan dunia anak,

sederhana, atraktif, dan berwarna, terkait dengan aktivitas bermain

anak serta kelengkapan yang lainnya.

f. Pemilihan media pembelajaran hendaknya memerhatikan pula

keseimbangan koleksi (well rounded collection), termasuk media

pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai dengan kurikulum

baik untuk kegiatan pembelajaran maupun media pembelajaran

penunjang untuk pembinaan bakat, minat, dan keterampilan yang

terkait.

Sejalan menurut (Hosnan, 2014:120) guru akan lebih mudah

mempertimbangkan kriteria-kriteria media yang baik dengan

mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media. Adapun beberapa kriteria

pemilihan media, sebagai berikut.

a. Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan

pengajaran.

b. Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan

kemampuan dan daya nalar siswa.

c. Media yang digunakan hendaknya bisa digunakan sesuai fungsinya.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

25

d. Media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya

alat/bahannya memang tersedia, baik dilihat dari waktu untuk

mempersiapkan maupun untuk mempergunakannya.

e. Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa.

f. Persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan

biaya yang tersedia.

g. Kondisi fisik lingkungan kelas harus mendukung. Oleh karena itu,

perlu diperhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat

merencanakan penggunaan media, seperti bisa tidaknya kelas

digelapkan jika memakai LCD, ada tidaknya aliran dan stop contact

listrik, dan sebagainya.

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang

baik, demikian pula media yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran perlu direncanakan dengan baik. Heinich (1982) yang

dikutip Sugyar dkk (2009) mengemukakan model perencanaan

penggunaan media yang efektif, sebagai berikut.

a. Menganalisis karakteristik kelompok sasaran (analyze learner

characteristics). Analisis ini didasarkan pada jenjang

pendidikan, jenis kelamin, latar belakang social dan ekonomi,

serta karakteristik khusus yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap awal.

b. Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran (stae

objectives), yaitu perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

26

keterampilan, atau sikap) yang diharapkan siswa menguasai

kompetensi setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan ini akan

memngaruhi pemilihan media dan lengkah-langkah penyajian

serta kegiatan belajar.

c. Memillih. Memodifikasi, atau merancang (select or modify

media) dan mengembangkan materi dan media yang tepat.

Kesesuaian materi dan media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran, maka keduanya digunakan untuk menghemat

waktu, tenaga, dan biaya. Bilamana materi dan media yang

tersedia tidak cocok dengan tujuan atau tidak sesuai dengan

sasaran partisipan, materi dan media dengan tepat, diperlukan

persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk

menggunakannya. Di samping praktik dan latihan

menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti

tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti

meja peralatan, listrik, layar dan lain-lainnya harus dipersiapkan

sebelum penyajian.

d. Meminta tanggapan dari siswa (require learner response). Guru

sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan

umpan balik mengenai kefektifan proses pembelajaran. Dengan

demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih

besar.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

27

e. Mengevaluasi proses belajar (evaluate). Tujuan utama evaluasi

di sini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa

mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan,

dan guru sendiri (Sumantri, 2016:304).

6. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan yang terdiri dari atas media yang

dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang

biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.

b. Media Audio

Media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang

dapat nerangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para

peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contoh dari media

audio ini adalah program kaset suara dan program radio.

c. Media Audio Visual

Media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau

biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio

visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi

instruksional, dan program slide suara (sound slide).

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

28

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio

dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,

tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam

media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,

gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti

media grafis.

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain

mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar

yang dapat yang dapat dilihat, seperti rekaman video,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih

menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang

pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

ke dalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak

seperti radio dan televise. Melalui media ini siswa dapat

mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual

secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

29

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain

sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi

ke dalam:

a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang

demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film

projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head

Projektor (OHP) untuk memproyeksikan transparansi.

Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media

semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto,

lukisan, radio, dan lain sebagainya.

7. Media Audio Visual (Video)

Menurut Shanti:2010 dalam (Christian, 2013:5) media audio

visual adalah media yang menjadi perantara atau penyampai informasi

yang mempunyai unsur suara, gambar, warna, gerakan dan cahaya.

Bahan pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan bahan

pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk

menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan lewat media audio visual,

peserta didik lebih termotivasi dan dapat melihat, mendengar,

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

30

mengingat dan mengaplikasikan dengan baik selain yang disampaikan

atau didemostrasikan oelh pendidik.

Sedangkan menurut (Kustandi & Sutjipto, 2013:103) Media

audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan

terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan, seperti tape

recorder, maka hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan, karena

tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam

kembali. Di samping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari

materi lebih banyak, materi audio visual dapat digunakan untuk:

a. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa

yang telah didengar.

b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan

mengungkapkan pendapat-pendapat para ahlli yang berada jauh dari

lokasi.

c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.

d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan

belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.

Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video

pembelajaran. Arsyad (2004: 36) dalam (Rusman, 2013:218)

mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang

disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi

sebuah alur, dengan pean-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

31

pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan media

tersebut.

Menurut (Mukhtar Latief, 2013:154) media proyeksi dia (audio-

visual) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti

menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya adalah pada

media grafis dapat berinteraksi secara langsung dengan pesan media

bersangkutan, sedangkan pada media proyeksi diam terlebih dahulu

harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran,

ada kalanya media ini disertai dengan rekaman audio, tetapi ada pula

yang hanya visual saja. Bebrapa jenis media proyeksi diam antara lain:

film, bingkai, film rangkai, media transparansi, proyektor tak tembus

pandang, mikrofis, film, film gelang, televise, video, permainan (game),

dan simulasi.

8. Kelebihan dan Kekurangan Media Video

a. Media video memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh

siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan

kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi

sikap siswa.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

32

Menurut (Pramono, 2008: 9), media video memiliki banyak

kelebihan, antara lain:

1) Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau

kejadian.

2) Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain, seperti teks atau

gambar, video dapat memperkaya pemaparan.

3) Penggunaan dapat melakukan replay pada bagian-bagian

tertentu untuk gambaran yang lebih focus.

4) Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku.

5) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat

menyampaikan pesan dibandingkan dengan media teks.

Kelebihan video lain dikemukakan oleh Heinich, Molenda,

Russel (1993: 202) sebagai berikut.

1) Bergerak, sifat-sifat yang nyata pada video dalam proses

pembelajaran, adalah kemampuannya untuk memperlihatkan

gerakan-gerakan. Hal ini membuat video lebih menguntungkan

dari media lain.

2) Proses, video dapat menyajikan suatu proses dengan lebih tepat

guna (efektif) dibanding media lain.

3) Pengamatan yang baik, video memungkinkan adanya

pengamatan yang baik terhadap suatu keadaan/peristiwa yang

berbahaya bila dilihat secara langsung, dapat dilihat/diamati

secara baik dan meyakinkan.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

33

4) Kemampuan belajar, menurut hasil penelitian terbukti bahwa

video sangat berguna untuk mengajarkan keterampilan, karena

kemungkinan adanya pengulangan sehingga suatu

keterampilan bias dipelajari secara berulang-ulang juga.

5) Dramatisasi, kemampuan video untuk mendramatisasi

peristiwa-peristiwa dan situasi yang membuatnya cocok bagi

pembelajaran dalam bidang ilmu-ilmu social dan masalah-

masalah kemanusiaan.

6) Domain efektif, karena memiliki dampak emosional yang

tinggi/besar, video sangat cocok untuk mengajarkan masalah-

masalah yang menyangkut domain efektif.

7) Memcahkan masalah (problem solving), suatu episode video

dapat digunakan secara tepat guna dalam situasi pembelajaran

yang menekankan pada proses pemecahan masalah.

8) Pemahaman budaya, Kita dapat mengembangkan suatu saluran

penghargaan untuk budaya lain dengan melihat lukisan video

dan film tentang kehidupan sehari-hari masyarakat lain.

9) Pemahaman yang sama, dengan mengamati program video atau

film together, suatu kelompok yang berlainan dapat

membangun suatu basis bersama untuk mendiskusikan suatu

masalah dengan kecenderungan yang sama.

10) Media video memiliki beberapa kelemahan antara lain:

a) Jangkauannya terbatas

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

34

b) Sifat komunikasinya satu arah

c) Gambarnya relative kecil

d) Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat

kerusakan atau gangguan magnetik.

Selain itu, keterbatasan lain yang dimiliki oleh media video

adalah:

1) Keterbatasan daya rekam tidak akan dapat dipakai ulang lagi

untuk diganti isinya.

2) Biaya pengembangan untuk menyiapkan format piringan video

ini relative memerlukan biaya yang cukup besar (Rusman,

2013:220).

B. Kreativitas Siswa

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti satu kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya.

Penambahan huruf akhir ‘itas’ pada kata ‘kreatif’ menjadi petunjuk

perubahan arti kata, dari semula kata kerja menjadi kata sifat. Sehingga,

istilah kreativitas berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan

kemampuan seseorang untuk menemukan atau menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda dari bentuk yang sebelumnya ada atau sudah

diketahui (Jasa Ungguh Muliawan, 2016:2).

Menurut (Mutiah, 2010:44) kreativitas merupakan dimensi

kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

35

dan seni. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan

gagasan, pemikiran, konsep dana atau langkah-langkah baru pada diri

seseorang. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan

perannya sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi

pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif dan inovatif.

Menurut (Martini, 2013:74) kreativitas merupakan aktivitas mental

karena berkaitan dengan pemahaman manusia terhadap lingkungannya

secara terus-menerus dengan penuh ketekunan dan kesabaran yang

menghasilkan berbagai ide, temuan, cara-cara baru, dan berbagai

tindakan yang merupakan terobosan bagi suatu perubahan yang sangat

bernilai dan bermakna bagi manusia dalam mengembangkan, mengatur,

dan mengendalikan lingkungannya sehingga memberikan manfaat bagi

kehidupan manusia dan lingkungannya.

Sejalan dengan menurut Supardi 1994 dalam (Rachmawati &

Kurniati, 2011:13) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan

maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

Definisi selanjutnya diutarakan oleh Chaplin (1989),

mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan

bentuk baru dalam seni, atau dalam permesinan, atau dalam

memecahkan masalah-masalah dengan metode baru.

Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa kreativitas

adalah kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

36

menerapkannya dalam pemecahan masalah (Rachmawati & Kurniati,

2011:14).

Ngalimun (Utami Munandar, 2013: 45) dalam jurnal (Hapsari dkk,

2015:1) mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir serta

kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan. Menurut Harris dalam

jurnal (Nisa, 2011 Vol. 1: 38) kreativitas adalah suatu kemampuan

untuk membayangkan atau menciptakan suatu yang baru;

kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan

mengkombinasikan, mengubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah

ada; suatu sikap, yaitu kemauan untuk menerima perubahan dan

pembaharuan, bermain dengan ide dan memiliki fleksibilitas dalam

pandangan; suatu proses, yaitu proses bekerja keras dan terus menerus

sedikit demi sedikit untuk membuat perubahan dan perbaikan terhadap

pekerjaan yang dilakukan.

Feldman (dalam Craft, 2005) dalam jurnal (Hurriyati & Marwani,

2013 Vol. 1: 41) mendefinisikan kreativitas adalah: “the achievement of

something remarkable and new, something which transforms and

changes a field of endeavor in a significant way …the kinds of things

that people do that change the world.” Menurut Munandar dalam

(Akbar, 2001) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang

ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

37

dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya. Kelancaran, Fleksibilitas, Orisinalitas, dan elaborasi

merupakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan

berpikir seseorang, semakin kreatif seseorang, ciri-ciri tersebut

makin dimiliki.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan karya yang

imajinatif, berinovasi dengan menggunakan metode yang berbeda yang

berdaya guna dalam berbagai bidang.

2. Aspek-aspek Kreativitas

a. Aspek Kognitif

Kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir adalah salah

satu aspek berpengaruh terhadap munculnya kretivitas seseorang.

Kemampuan berpikir yang dapat menghasilkan kreativitas adalah

kemampuan berpikir devergen, yaitu kemampuan untuk

menghasilkan berbagai alternative dalam pemecahan masalah atau

dalam menghasilkan produk baru. Kemampuan berpikir ini

merangkai kemampuan dalam mensintesis, menganalisis,

mengevaluasi, dan mengaplikasikan berbagai informasi yang

menghasilkan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah atau

memperoduk kreasi baru.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

38

b. Aspek Intuitif dan Imajinatif

Kemampuan intuitif dan imajinatif yang ada di alam bawah

sadar dalam mengolah informasi secara holistik merupakan aktifitas

yang dilakukan oleh belahan otak bagian kanan yang menghasilkan

kreativitas.

c. Aspek Kepekaan dalam Penginderaan

Kreativitas dipengaruhi oleh kepekaan dalam penginderaan.

Kemampuan dalam menggunakan pancaindera secara peka.

Kepekaan ini menghasilkan seseorang dapat menemukan sesuatu

yang tidak dapat dilihat atau tidak disadari oleh orang lain.

d. Aspek Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi berkaitan dengan keuletan, kesabaran,

dan ketabahan dalam menghadapi ketidak pastian, dalam

menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan aktivitas

yang menghasilkan kreativitas (Jumaris, 2013:80)

3. Karakteristik Kreativitas

Guilford (Sternberg dan Wiliams, 2012: 5) (Jumaris, 2013:81)

menjelaskan bahwa kreativitas adalah hasil kerja dari perpaduan antara

berpikir divergen, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif. Perpaduan

dari ketiga bentuk kemampuan berpikir tersebut duwujudkan dalam

bentuk kemampuan untuk menyeimbangkan kemampuan mensintesis,

menganalisis, dan menerapkan berbagai informasi yang terkumpul

untuk memecahklan masalah yang sedang dihadapi. Oleh sebab itu,

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

39

kreativitas dapat diidentifikasikan melalui fleksibility atau kelenturan,

fluensy atau kelancaran, dan orginility atau keaslian serta sensitity atau

kepekaan dalam merespon situasi yang mengandung masalah.

a. Flexibility adalah kemampuan dalam memilah berbagai

konfigurasi informasi yang berkaitan dengan klasifikasi, relasi

dan sistem yang berbeda-beda dan mensintesisnya ke dalam

berbagai alternatif untuk memecahkan masalah atau

menghasilkan sesuatu yang baru.

b. Fuency adalah kemampuan menjelaskan hasil yang diperoleh

dari berbagai alternatif yang digunakan dalam memecahkan

masalah.

c. Originality adalah kemampuan untuk menghasilkan berbagai

transformasi informasi secara orisinil ke dalam berbagai bentuk

penerapan yang sesuai dengan pemecahan masalah yang belum

dilakukan sebelumnya.

d. Elaboration adalah bentuk perluasan dari suatu informasi yang

diterima sehingga menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan

apa yang telah ada sebelumnya.

e. Sensitivity adalah kemampuan dalam mengevaluasi berbagai

ketidaksesuaian atau berbagai ketimpangan yang ada. Hasil

evaluasi tersebut digunakan untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

40

4. Jenis-jenis Kreativitas

Menurut (Muliawan, 2016:5) bahwa menurut jenisnya terbagi

dalam 3 kategori mendasar, yaitu kreativitas motorik, kreativitas

imajinatif, kreativitas intelektual, dan kreativitas gabungan.

a. Kreativitas Motorik

Kreativitas motorik adalah salah satu jenis kreativitas yang

banyak didominasi oleh kemampuan gerak refleks motorik

seseorang. Kemampuan kreativitas yang tercipta secara alami dalam

bentuk gerakan-gerakan tubuh. Misalnya gerak lentur penari balet

atau kombinasi gerak unik pantomim (seni gerak tanpa suara).

Kreativitas motorik dapat pula berwujud penciptaan bentuk melalui

keterampilan dan ketangkasan tangan semisal membuat kerajinan

tangan atau desain seni rupa berbentuk patung dan ukir-ukiran

dengan motiv tertentu.

b. Kreativitas Imajinatif

Kreativitas imajinatif adalah jenis kreativitas yang

berhubungan dengan kemampuan berimajinasi dalam diri

seseorang. Kemampuan berkhayal dan berimajinasi dalam diri

seseorang. Kemampuan berkhayal dan berimajinasi menjadi unsur

dominan sebagai sumber utama jenis kreativitas yang dihasilkannya.

Kreativitas imajinatif merupakan salah satu jenis kreativitas yang

paling unik, indah dan bisa dibilang istimewa.

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

41

Kreativitas imajinatif tidak memiliki pola yang tetap bersifat

bebas, dan cenderung meluas menjangkau wilayah-wilayah yang

tidak bisa dijangkau realitas kenyataan. Bentuknya sangat beragam.

Dari yang paling unik dan ganjil sampai yang paling indah dan

menakjubkan. Dari segala yang ‘ada’ sampai segala yang ‘tidak

ada’. Kreativitas imajinatif merupakan kreativitas murni yang paling

menonjol dan membedakan jenis kreativitas ini dengan kreativitas

yang lain. Dalam dunia imajinasi, apapun dapat terwujud dan

diwujudkan dalam bentuk nyata. Meskipun hanya berbentuk

gambar. Bentu benda ataupun yang dada di dalam dunia nyata.

c. Kreativitas Intelektual

Kreativitas intelektual adalah salah satu jenis kreativitas

yang didominasi pembentukannya oleh kemampuan akal pikir dan

rasionalitas manusia. Selain bersifat imajinatif, kreativitas

intelektual biasanya dapat diwujudkan dalam bentuk nyata. Tidak

sepenuhnya bebas seperti wujud yang ada dalam kreativitas

imajinatif. Kreativitas intelektual merupakan satu-satunya penyebab

ilmu pengetahuan manusia tidak melaju melampaui batas-batas

hukum alam. Contoh paling nyata dari kreativitas intelektual adalah

terciptanya teknologi, mulai dari teknologi sederhana semisal

sepeda, sampai pada teknologi supercanggih pesawqat ruang

angkasa.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

42

d. Kreativitas Gabungan

Kreativitas gabungan adalah jenis yang tidak hanya

didominasi oleh unsur/elemen tertentu, tetapi merupakan gabungan

dari dua atau tiga unsur/elemen sebelumnya, yaitu unsur motorik,

imajinasi dan intelektual. Kreativitas gabungan pada level dasar

merupakan bentuk kreativitas umum yang dimiliki oleh setiap

manusia. Oleh sebab itu dianggap sebagai potensi/kemampuan

bawaan. Sedangkan pada level tinggi, kreativitas gabungan menjadi

kemampuan istimewa yang dimiliki seseorang.

5. Ciri Kreativitas

Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami

ciri-cirinya. Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi

oerkembangan kreativitas hanya mungkin dilakukan jika kita

memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan iklim

lingkungan yang mengitarinya.

Supardi (1994) dalam (Rachmawati, 2017:15) mengatakan

bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori,

kognitif dan nonkognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinalitas,

fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri nonkognitif

diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Sedangkan

mengenai 24 ciri kepribadian yang ditemukannya dalam berbagai studi,

adalah sebagai berikut:

a. Terbuka terhadap pengalaman baru.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

43

b. Fleksibel dalam berpikir.

c. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.

d. Mengahargai fantasi.

e. Tertarik pada kegiatan kreatif.

f. Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain.

g. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

h. Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.

i. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.

j. Percaya diri dan mandiri.

k. Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas.

l. Tekun dan tidak mudah bosan.

m. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.

n. Kaya dan inisiatif.

o. Peka terhadap situasi lingkungan.

p. Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu.

q. Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.

r. Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistic, dan

mengandung teka-teki.

s. Memiliki gagasan yang orisinal.

t. Mempunyai minat yang luas.

u. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan

konstruktif bagi pengembangan diri.

v. Kritis terhadap pendapat orang lain.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

44

w. Senang mengajukan pertanyaan yang baik.

x. Memiliki kesadaran etika-moral dan estetika yang tinggi.

6. Pengembangan Kreativitas Imajinatif Melalui Menciptakan

Produk (Hasta Karya)

Menurut (Kandahdjaja:1) Imajinasi merupakan kemampuan

yang dimiliki manusia untuk mempelajari sesuatu, dan menciptakan

suatu ide yang baru. Imajinasi juga memungkinkan manusia untuk

menciptakan alternatif-alternatif dari kenyataan yang ada, sehingga

imajinasi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah proses

kreasi dan proses pembelajaran.

Pada dasarnya hasil karya anak yang dibuat melalui aktivitas

membuat, menyusun atau mengkontruksi ini akan memberikan

kesempatan bagi anak untuk menciptakan benda buatan mereka sendiri

yang belum pernah mereka temui, ataupun mereka membuat modifikasi

dari benda yang telah ada sebelumnya. Apa pun yang dibuat oleh anak

akan membantu mereka menjadi lebih kreatif dan semangat untuk

menemukan sesuatu yang baru (Rachmawati & Kurniati, 2011).

Pengembangan kreativitas imajinatif pada anak melalui kegiatan

hasta karya ini memiliki posisi penting dalam berbagai aspek

perkembangan anak. Tidak hanya kreativitas yang akan terfasilitasi

untuk berkembang dengan baik, tetapi juga kemampuan kognitif anak.

Dalam kegiatan hasta karya setiap anak akan menggunakan

imajinasinya untuk membentuk suatu bangunan atau benda tertentu

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

45

sesuai dengan khayalannya. Dalam pembuatannya pun mereka

menggunakan berbagai bahan yang berbeda. Setiap anak bebas

mengekspresikan kreativitasnya, sehingga kita akan memperoleh hasil

yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya.

Kemampuan imajinasi menduduki tempat pertama sebagai unsur

dasar pembentukan kreativitas. Posisinya hampir bisa dikatakan tidak

tergantikan dibandingkan unsur yang lain. Kemampuan berimajinasi itu

sendiri dalam dataran formal terbagi menjadi dua. Imajinasi rasional dan

imajinasi fiktif.

Imajinasi rasional adalah imajinasi yang memiliki karakteristik

ilmiah. Imajinasi yang didasarkan pada pembenaran atau atau kebenaran

logika akal sehat. Imajinasi ilmiah dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya melalui serangkaian uji coba eksperimen di lapangan.

Sedangkan imajinasi fiktif adalah imajinasi yang tidak memiliki

karakteristik ilmiah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya secara empiris. Imajinatif fiktif murni berada dalam

kawasan daya khayal dan imajinasi manusia. Bersifat abstrak dan tidak

pernah terbukti keberadaannya sebagai suatu bentuk fakta realita dalam

dunia nyata. Kecuali sebatas duplikasi rekayasa.

Kretaivis sebagai satu bentuk hasil cipta, rasa dan karsa manusia

berdasarkan asal-usul pembentukan sebagian besar didominasi oleh

kekuatan imajinasi. Bahkan objek tertentu sulit dibedakan. Mana yang

masuk kategori imajinasi rasional dan mana imajinasi fiktif.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

46

Penyebabnya jelas. Kemampuan mencipta motoric manusia sudah

mencapai level tertinggi dibadingkan makhluk lain selain dirinya.

Dalam hal ini unsur imajinasi menjadi penyebab tunggal keindahan

perbedaan dan keunikan kreativitas hasil cipta, rasa, dan karsa manusia

dimana kekuatan imajinasi mampu menggabungkan, memadukan dan

bahkan memodifikasi banyak hal yang tidak bisa dilakukan unsur lain.

Termasuk kemampuan mencipta motoric maupun intelektual manusia.

(Muliawan, J.U, 2016:21-24)

C. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

Pendidikan seni budaya dan prakarya diberikan pada siswa sekolah

dasar agar tetap menumbuhkan rasa kecintaan siswa terhadap seni budaya

Indonesia. Rasa kecintaan ini dapat menimbulkan minat, kreativitas, dan

apresiasi anak terhadap seni dan budaya bangsa. PP No. 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan seni

budaya meliputi berbagai aspek kehidupan. Kompetensi dasar muatan lokal

yang berkenaan dengan seni, budaya, dan keterampilan diintegrasikan ke

dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Pendidikan seni

budaya memposisikan siswa sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif

sekaligus memiliki kecerdasan intelektual.

Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar bertujuan untuk

mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik

dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan

psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara positif,

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

47

sehingga individu lebih memahami budaya sebagai salah satu tujuan dari

pendidikan (Permen No. 57 Tahun 2014). Tujuan pembelajaran seni dapat

tercapai jika guru memiliki kompetensi dan persepsi yang baik dalam

pelaksanaan pembelajaran seni. Pendidikan seni dan budaya dapat dijadikan

sebagai media alternatif dalam masa pendampingan melalui aktivitas kreatif

anak berkebutuhan khusus yang bertujuan selain menghasilkan sebuah

karya seni yang estetis juga sebagai sarana katarsis atau proyeksi anak

berkebutuhan khusus dalam keinginan untuk mencoba mengungkap

perasaan terdalamnya yang selama ini sulit diungkapkan (Mareza, 2017).

D. Batik Teknik Ikat Celup

Menurut Anita Chairul (2013: 83) dalam (Midiah Astusi 2014: 7),

batik adalah sehelai kain yang dibuat secara tradisional yang didalamnya

terkandung doa, harapan tuntunan, dan tatanan dalam kehidupan manusia.

Hamzuri (1994: VI), menegaskan kembali bahwa batik adalah lukisan atau

gambar pada mori (kain berkolin) yang dibuat dengan menggunakan alat

bernama canting atau kuas, membatik menghasilkan barang batikan berupa

macam-macam motif dan mempunyai sifat-sifat khusus dengan melalui

proses pelilinan, pewarnaan, pelodoran (menghilangkan lilin).

Salah satu metode atau teknik membatik yang cukup sederhana

namun memiliki nilai keunikan yang tinggi adalah dengan teknik celup dan

ikat (tie-dyed). Teknik ini menghasilkan motif pewarnaan yang unik pada

kain batik. Jadi keunikannya tidak pada gambaran canting pada kain batik,

namun pola atau cara menahan warna pada kain batik. (Wardhana, 2016)

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

48

Ada dua teknik membuat batik ikat celup atau jumputan, yang

pertama teknik ikat, dan yang kedua teknik jahitan . Teknik ikatan adalah

bagian yang ikat kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna,

sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya. Sementara

teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan

menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan

benang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin.

Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke

kain, benang yang dipakai sebaiknya benangyang tebal dan kuat seperti

benang plastik/sintesis, benang jins, atau benang sepatu. (Setiawati &

Ningsih, 2017)

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan proses komunikasi diantara pembelajar,

pengajar, dan bahan ajar (Sanaky, 2011: 3). Pembelajaran juga merupakan

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010: 57). Sedangkan menurut

Dimyati dan Mudjiono (1999:157), pembelajaran adalah proses yang

diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan

sikap. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan

bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat

belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing,

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

49

motivator, dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar. Peran yang

seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat

berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar.

Dalam proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang sangat

penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Unsur-unsur ini

sangat berkaitan karena penentuan metode mengajar akan mempengaruhi

media pembelajaran yang digunakan meskipun masih banyak hal yang

harus diperhatikan dalam memilih media, seperti tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, dan karakteristik siswa.

Media pembelajaran merupakan bahan dan alat maupun metode atau

teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan

penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam

menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar

pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan

kepada siswa. Sehingga dengan melalui media tersebut siswa diharapkan

untuk bisa belajar dengan kondusif serta dapat berkembang daya

kreativitasnya, salah satunya dengan melalui media pembelajaran. Melalui

media pembelajaran media audio visual inilah siswa kreatif, di mana siswa

mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep dana atau langkah-langkah

baru pada diri seseorang.

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

50

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa sumber dari

penelitian lain yang terdapat kaitannya dalam penulisan penelitian penulis,

dengan maksud sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan selanjutnya.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Leni Sri Suryani, jurusan PGMI, FITK IAIN

Syekh Nurjati Cirebon judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio

Visual terhadap Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS Materi

Peristiwa Proklamasi di SDN Rajagaluh Kidul II Kabupaten

Majalengka.”

PEMBELAJARAN

GURU

SISWA

MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL (VIDEO)

KREATIVITAS SISWA

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

51

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil angket

tentang penggunaan media audio visual dengan rata-rata prosentasenya

adalah (47,1%) dan hasil angket tentang motivasi belajar terhadap

penggunaan media audio visual rata-rata (65,5%), sehingga mengalami

peningkatan sebesar (18,4%). dari analsis juga didapatkan nilai r hitung

sebesar 0,568, nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara media audio visual dengan motivasi belajar materi peristiwa

proklamasi di SDN Rajagaluh Kidul II Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual menunjukkan

bahwa berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

2. Penelitian yang berkaitan dengan Media Pembelajaran Audio Visual

adalah peneliti yang dilakukan oleh Eka Fitri 2015 dari jurusan PAI

FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul Pengaruh

Media Pembelajaran Audio-Visual terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

X pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islam Soerjo Alam Ngajum

Malang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Penerapan media

pembelajaran audio-visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Islam Soerjo Alam

Ngajum Malang adalah sedang sebesar 56,52%. Artinya, dalam proses

belajar-mengajar Pendidikan Agama Islam siswa sangat antusias dan

dapat menerima proses pembelajaran dengan menerapkan media

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

52

pembelajaran audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan akibat

penerapan media pembelajaran audio-visual pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam terhadap hasil belajar siswa.

3. Penelitian yang berkaitan dengan Media Audio Visual adalah penelitian

yang dilakukan oleh Qoriroh Andini dari Jurusan PGMI, FITK IAIN

Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media

Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di

kelas IV MI Hidayatul Muta’alimin Desa Sindangjawa Kec.

Dukupuntang Kab. Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

perhitungan koefisien regresi dihasilkan nilai konstanta 62,723 dengan

t hitung 8.536 dan nilai signifikansi 0,000. Koefisien penggunaan media

audio visual adalah 2,249 dengan t hitung 3,715 dan nilai signifikansi

0,000, di mana jika t table dicari dengan α= 0,05 dan (df) n-k-1 atau 34

– 2 – 1 = 31, jadi t table = 2,03951 maka dapat dilihat nilai signifikan

sebesar 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung

(8,536) lebih besar dari t table (2,03951) maka Ho ditolak. Dan

diketahui pada uji determinasi nilai Square sebesar 0,695 (kuadrat dari

koefesien korelasi 0,834). R Square disebut koefisien determinan yang

dalam hal ini 69,5%. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa 69,5%

hasil belajar dipengaruhi oleh media audio visual sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh factor lain.

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

53

4. Penelitian lain yang berkaitan dengan Media Audio Visual adalah

penelitian yang dilakukan oleh Luvita Duri Igustiyan FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Pengaruh Media Audio Visual

terhadap Keterampilan Menulis Karangan pada Siswa Kelas V SD

Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun 2014/2015. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh media audio visual terhadap keterampilan

menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Subyek

penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara yang

berjumlah 40 siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis hasil uji

statistic diperoleh nilai t hitung sebesar 2,827 dengan p = 0,007. Oleh

karena nilai p < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa media audio

visual berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa

kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015

Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis

yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual terhadap

Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di

kelas III MI Al-Hidayah GUPPI Kota Cirebon” yakni terdapat pada

variabel Y kreativitas siswa, bahwa melalui media pembelajaran audio

visual seorang guru tidak hanya mengajar saja, tetapi perlunya inovasi

baru untuk mendapatkan hasil dari pembelajaran melalui sebuah karya

yang menghasilkan kreativitas. Kreativitas merupakan dimensi dan seni.

Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan perannya sebagai

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran Audio Visual 1

54

dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta

didik yang sehat, produktif dan inovatif. Melalui media pembelajaran

audio visual yang ditampilkan, membuat batik bertujuan untuk

mengetahui kretavitas siswa. Metode yang digunakan peneliti dalam

membuat batik adalah teknik ikat celup, dari hasil karya tersebut peneliti

dapat mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran audio

visual terhadap kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya dan

prakarya di kelas III MI Al-Hidayah GUPPI Kota Cirebon.