26
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1. Pengertian Perancangan Kata perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran -an. Sehingga terbentuklah kata perancangan. Perancangan dapat diartikan proses, cara pembuatan, merancang, merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:972). Pengertian perancangan menurut bahasa: a. Designose, dari bahasa Latin yang artinya menandai, memisahkan. Maksudnya untuk memberi citra pada obyek tertentu. b. Designare, dari bahasa Perancis yang artinya menandai, memisahkan. Maksudnya meghilangkan kesimpangsiuran. c. Design, dari Bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru. 2. Proses Perancangan Perancangan meliputi proses pemrograman, perencanaan dan perancangan. Dalam proses pemrograman terjadi penetapan hal-hal yang menjadi tujuan,

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Perancangan

1. Pengertian Perancangan

Kata perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapatkan

awalan per- dan akhiran -an. Sehingga terbentuklah kata perancangan. Perancangan

dapat diartikan proses, cara pembuatan, merancang, merencanakan segala sesuatu

sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:972).

Pengertian perancangan menurut bahasa:

a. Designose, dari bahasa Latin yang artinya menandai, memisahkan.

Maksudnya untuk memberi citra pada obyek tertentu.

b. Designare, dari bahasa Perancis yang artinya menandai, memisahkan.

Maksudnya meghilangkan kesimpangsiuran.

c. Design, dari Bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana,

menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.

2. Proses Perancangan

Perancangan meliputi proses pemrograman, perencanaan dan perancangan.

Dalam proses pemrograman terjadi penetapan hal-hal yang menjadi tujuan,

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

kebutuhan dan perhatian dan kemudian masuk ke dalam proses perencanaan yang di

dalam prosesnya masalah umum diubah menjadi masalah standar yang mudah

dipecahkan. Proses-proses perancangan menurut Kotler dan Andreasen (1995) antara

lain:

a. Menentukan objektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang

memerlukan peran pemasaran strategis.

b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukkan

oleh pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebiih besar.

c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari

organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau me-

nyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisis lingkungan eksternalnya.

d. Menentukan misi, objektif dan tujuan spesifik pemasaran untuk periode

perencanaan yang akan datang.

e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik.

f. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang perlu dalam fungsi

pemasaran agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipastikan.

g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam

masa perencanaan, termasuk kegiatan dan tugas tanggung jawab tertentu.

h. Menetapkan patokan untuk mengukur hasil sementara dan hasil akhir program.

i. Melaksanakan program yang telah direncanakan.

j. Mengatur kinerja dan mengatur strategi pokok, rincian taktis atau keduanya

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

jika diperlukan.

B. Tinjauan tentang Identitas Visual dan Promosi

1. Identitas Visual

Identitas Visual yang dimaksud dalam hal ini mengacu kepada proses

pembentukan sebuah identitas perusahaan, dalam hal ini mengambil SCCN sebagai

subjek penelitian, yang dibuat secara visualisasi memilki unsur dari program itu

sendiri. Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai corporate

visual identity atau corporate identity adalah elemen yang terlihat dari sebuah merek,

seperti warna, dan bentuk, yang merangkum dan menyampaikan makna simbolik

yang tidak bisa disampaikan melalui kata-kata saja. Pada dunia korporasi memiliki

makna lebih luas, dapat termasuk unsur-unsur seperti arsitektur bangunan, skema

warna, dan kode aturan pemakaian.

Identitas visual perusahaan (corporate visual identity) digunakan untuk

mengkomunikasikan keberadaan sebuah korporasi, organisasi, institusi ataupun

golongan, dengan menggunakan nama, lambang, tipografi, warna dan semboyan

(tagline/slogan) di berbagai jenis media agar dapt diterima oleh target audiens.

Identitas adalah bagian penting dari teka-teki merek bagi sebagian besar bisnis dan

membantu untuk mengaktifkan respons pelanggan.

Identitas adalah aspek visual yang membentuk bagian dari keseluruhan merek.

Identitas merupakan perwajahan suatu perusahaan dalam bentuk visual seperti

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

penggunaan warna, gambar, tipografi, dsb. Identitas biasanya mengacu kepada guide

line atau pedoman yang dirancang khusus sebagai panduan dalam menggambarkan

perusahaan dalam bentuk visual. Contoh dari identitas biasa terdiri dari beragam

perangkat visual seperti desain stationery, flyer, brosur, website, seragam, papan

nama, dan berbagai perangkat lain yang tergolong ke dalam bentuk visual.

a. Pengertian Corporate Identity

Secara riil corporate identity dapat diwujudkan berupa kultur organisasi,

perusahaan atau kepribadian dari organisasi, perusahaan tersebut agar masyarakat

mengetahui, mengenal, merasakan, dan memahami filosofi-filosofi perusahaan,

organisasi tersebut (Balmer, 1995).

Corporate identity atau identitas perusahaan adalah suatu yang berhubungan

dengan ciri khusus dari sebuah perusahaan atau organisasi seperti logo, kartu nama,

kop surat, amplop, stempel, name tag dan lainnya yang menjelaskan tentang

perusahaaan / organisasi tersebut. Logo merupakan bentuk visual yang paling umum

untuk mengenali / mengidentifikasikan sebuah lembaga / perusahaan.

Pencerminan dari jati diri sebelum perancangan logo/organisasi. Untuk itu, dalam

membuat logo terlebih dahulu harus mengetahui dengan ketentuan serta elemen

penting, seperti : nama, simbol, warna, bentuk dan jenis teks yang digunakan.

(Syahril Iskandar, 2007:35)

b. Fungsi dan Tujuan dari Corporate Identity

Pembentukan corporate identity penting dalam dunia bisnis yaitu untuk

membangun interaksi dan image bisnis sesuai dengan keinginan pemilik bisnis.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Umumnya, corporate identity dimanifestasikan melalui merek-merek dagang,

pembentukan logo, ataupun seragam karyawan.

Bahkan saat ini, corporate identity juga dibangun melalui warna-warna dan

desain khusus yang digunakan pada suatu tempat usaha. Oleh karena luasnya cara

yang dapat dilakukan untuk membangun corporate identity, dapat dibagi dalam

beberapa kategori yaitu :

1) Corporate visual : pembangunan image bisnis melalui logo, seragam, dan

segala sesuatu bersifat visual.

2) Corporate communication : citra perusahaan yang dibangun melalui promosi,

public relations, informasi, dan lain sebagainya.

3) Corporate behavior : pembentukan citra perusahaan melalui nilai-nilai internal,

norma-norma, dan lain sebagainya. (Alfa Hartoko, 2010:10)

Tujuan perancangan corporate identity ini adalah agar masyarakat lebih

mengenal atau memahami pribadi perusahaan dan menjaga hubungan baik. Untuk

mencapai tujuan perancangan komunikasi visual corporate identity adalah dengan

cara mengaplikasikan corporate identity pada segala kebutuhan sarana yang

menunjang kegiatan perusahaan. Corporate identity mencakup dari logo perusahaan,

stationery, profil perusahaan, materi profil promosi cetak, seperti brosur, spanduk,

POP (Point of Purchase), packaging / kemasan produk dan segala bentuk promosi

yang mempresentasikan bisnis itu sendiri.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

2. Promosi

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang artinya

mengembangkan atau meningkatkan. Jika dihubungkan dengan bidang penjualan,

maka promosi memiliki pengertian yaitu; sebagai alat untuk meningkatkan omzet

penjualan. Untuk meningkatkan omzet penjualan salah satu caranya adalah dengan

melakukan strategi pemasaran yang tepat melalui promosi.

E. Jerome Mc Carthy pertama kali memperkenalkan konsep dasar 4P dalam

bauran pemasaran yang kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler (2005). Strategi

pemasaran yang dilakukan secara konseptual ini sering disebut marketing mix yaitu:

- Product (produk)

- Price (harga)

- Promotion (promosi)

- Place (tempat)

Promosi merupakan bauran komunikasi pemasaran pada umumnya dibagi

menjadi lima hal utama antara lain:

- Periklanan

- Pemasaran langsung

- Penjualan perseorangan (personal selling)

- Publisitas (publicity)

- Promosi Penjualan (sales promotion)

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

a. Pengertian dan Manfaat Promosi

Promosi pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk

menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran untuk

memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah

tentang keberadaannya untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang

untuk bertindak dalam hal membeli (Fandy Tjiptono, 1995:200).

Menurtu Kamus Istilah Periklanan Indonesia pengertian promosi adalah “Usaha

komunikasi yang menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen. Untuk

komunikasi tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri atas periklanan

publisitas, humas, dan proyek-proyek khusus seperti door to door (pintu ke pintu),

direct mail (iklan pos langsung), sampling (pemberian contoh)”.

Inti dari kegiatan promosi adalah manfaat, atau alasan mengapa calon pembeli

harus membeli produk jasa yang kita tawarkan. Manfaat yang dimiliki setiap produk

atau jasa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1) Fungsi, yaitu apa yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut

2) Citra, yaitu gaya, prestige dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut

3) Manfaat ekstra yaitu manfaaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau

jasa tersebut (Julian Cummins, 1991:12)

Strategi promosi merupakan strategi iklan, sedangkan iklan adalah bagian dari

bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang

menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media,

seperti yang dikatakan oleh Frans Jefkins dalam Advertising is Aims to Persuade

People to Buy. (Rhenald Kasali, 1995:9)

b. Media Promosi

Pengertiaan media promosi menurut Kamus istilah Periklanan Indonesia adalah

sarana berupa ruang dan waktu untuk pemasangan iklan di media cetak maupun di

media elektronik. Media mempunyai peran penting dan strategis bagi kegiatan

promosi dan periklanan. Lewat media pulalah suatu pesan dapat diwujudkan dan

disampaikan sehingga dapat ditangkap panca indera konsumennya. Dalam

penyampaiannya promosi membutuhkan media efektif dan efisien agar maksud dan

tujuannya dapat tersampaikan dengan baik.

Dalam periklanan media penyampaian pesan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Media Lini Atas (Above the Line Media)

Pada media lini atas biro iklan memungut pembayaran berupa komisi atas

dimuat iklan di berbagai media tersebut (Rhenald Kasali, 1995:23). Media

lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, media

elektronik, serta media luar ruang. Media ini juga menggunakan organisasi

biro iklan untuk membantu mempublikasikan pesan atau iklan yang

disampaikan pada target audiens. Media lini atas terbagi menjadi:

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

a) Media Cetak

Media cetak adalah sutu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual. Media ini terdiri dari lembaran-lembaran dengan sejumlah kata,

gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utama media

cetak adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak adalah suatu

dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa

yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata,

gambar, foto, dan sebagainya (Rhenald Kasali, 1995:99). Dalam

pengertian ini media cetak yang digunakan sebagai media untuk

periklanan dibatasi pada surat kabar dan majalah.

b) Media Luar Ruang

Iklan luar ruang (outdoor) adalah bentuk iklan yang paling tua. Bukti-bukti

penggunaannya yang pertama telah ditemukan pada reruntuhan

peninggalan bangsa Yunani dan Romawi. Iklan outdoor terdiri dari poster-

poster dalam berbagai ukuran, dan papan-papan yang bercat, entah itu

terbuat dari besi, kayu, atau bambu serta dihias dan dipajang di jalan-jalan

atau tempat-tempat terbuka atau yang sekiranya cukup strategis untuk

dilihat sebanyak mungkin orang yang lewat (Frank Jefkins, 1995:127).

Fungsi utama dari iklan media ini adalah sebagai pengingat. Media luar

ruang terdiri dari billboard, baliho, spanduk, banner, umbul-umbul, poster

outdoor, wraping building, dan sebagainya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

c) Media Transportasi

Iklan transportasi terdiri dari iklan-iklan luar ruang yang wujud fisiknya

sama namun khusus dipasang di sisi luar atau sebelah dalam kendaraan

atau instrumen transportasi yang selalu merupakan tempat yang bergerak

(bus, kereta api, kapal laut, pesawat terbang, dll), atau di tempat yang

menjadi pangkalan atau persinggahan alat transportasi (stasiun, terminal,

bandara, atau pelabuhan laut). (Frank Jefkins, 1996:127).

2) Media Lini Bawah (Below the Line Media)

Media lini bawah merupakan media-media yang tidak memberi komisi dan

pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen

keuntungan (Frank Jefkins, 1995:86). Media lini bawah dapat berupa direct

mail, pameran-pameran, perangkat-perangkat peragaan (display) di tempat

penjualan langsung (point-of-sale), serta selebaran pengumuman penjualan

dan berbagai media lainnya (brosur, katalog, folder, stiker, tiket, kalender,

merchandise, dll).

C. Tinjauan tentang Program “Solo Creative City Network (SCCN)”

Creative City Network atau Jaringan Kota Kreatif (CNN) lahir dari inisiatif

Aliansi Global untuk Keanekaragaman Budaya, yang diselenggarakan oleh

UNESCO pada bulan Oktober 2004. CNN bertujuan untuk membawa mitra publik,

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

swasta serta masyarakat sipil bersama-sama untuk berkontribusi terhadap

pengembangan industri kreatif dan menghasilkan bentuk-bentuk baru kerjasama

internasional. (Wikipedia)

Salah satu pengembangan program UNESCO yaitu di bidang Keragaman Budaya,

untuk meningkatkan potensi kreatif, sosial dan ekonomi dari industri budaya yang

dimiliki oleh pelaku lokal.

Jaringan Kota Kreatif menyusun tujuh jaringan tematik yang dapat dipilih oleh

suatu Kota, yaitu:

- Cinema (Sinema / Film)

- Craft and Folk Art (Kerajinan tangan atau kerajinan lokal)

- Design (Desain)

- Gastronomy

- Literature

- Media Arts (Seni media)

- Music (Musik)

Charles Landry, pendiri Think Tank Comedia di Inggris, menelurkan istilah Kota

Kreatif dengan bukunya The Creative City: A Toolkit for Urban Innovators. Baginya,

Kota Kreatif adalah “kota yang menciptakan lingkungan yang mendukung orang

untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasi dalam

memanfaatkan kesempatan dan masalah kota, mengubah kesempatan menjadi

pemecahan.”

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Sebuah kota dikatakan dapat mengembangkan kreativitas apabila memiliki

berbagai pelaku budaya di seluruh rantai industri kreatif, di sektor yang mereka

pilih dapat menciptakan sinergi yang mengoptimalkan potensi mereka tidak

berdampak pada industri budaya lokal tetapi dapat menjadi pintu gerbang ke

pasar internasional.

Gambar 2. diagram 16 subsektor lingkup industri kreatif di Indonesia

UNESCO dalam prosedur pengajuan Creative City Network menyebutkan

kriteria kota desain yakni :

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

a.) Adanya industri desain yang sudah mapan

b.) Cultural Landscape. Segala fenomena yang berhubungan dengan aktivitas

manusia dengan lingkungan seperti: arsitektur, perencanaan kota, ruang publik,

monumen, transportasi, signage dan sistem informasi.

c.) Sekolah dan pusat penelitian desain.

d.) Kelompok kelompok penelitian bagi perancang dan pencipta dengan kegiatan

yang berkesinambungan pada tingkat lokal / nasional.

e.) Pengalaman dalam penyelenggaraan pekan raya, acara dan pameran yang

didedikasikan untuk desain.

f.) Kesempatan bagi perancang lokal dan perencana kota untuk pemanfaatan bahan

bahan kandungan lokal.

g.) Industri kreatif berbasis desain, seperti arsitektur, interior, fashion dan tekstil,

perhiasan dan aksesori, interaktif desain, desain perkotaan, desain yang

berkelanjutan.

(UNESCO designated procedure 2015)

Gambar 3. logo the creative cities network in design

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Kota-kota di seluruh dunia yang sudah mendapat pengakuan dari UNESCO dan

tergabung dalam The Creative Cities Network in Design di antaranya:

- Graz city of design

- City of design Kobe

- Seoul city of design

- Montréal city of design

- Saint-Etienne city of design

- Shanghai city of design

Kemenparekraf pada akhir tahun 2012 memilih tiga kota diajukan ke UNESCO

untuk masuk jaringan kota kreatif dunia.

Gambar 4. logo kota kreatif Indonesia; Jogja-Solo-Pekalongan-Bandung

1. Solo Creative City Network (SCCN)

Inisiasi Kota Solo sebagai bagian kota kreatif UNESCO pertama kali

diajukan pada sosialisasi oleh Kemenparekraf melalui Direktorat Pengembangan

Zona Kreatif pada tanggal 8 - 9 November 2012, yang dilanjutkan dengan Workshop

pengisian Dosier tanggal 21 November 2012 dengan narasumber Prof. Dr. Yuwana

Marjuka. Ini dipandang sebagai momentum yang baik untuk bersama membangun

kota Solo secara lebih kreatif, sesuai pola kebijakan pemerintah kota yang telah ada.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Sejak Solo dicalonkan menjadi salah satu dari tiga kota kreatif, tim penyusun

Dosier dibentuk. Tim juga melakukan pemetaan potensi kota, menentukan alur pikir,

membentuk tim pendukung data, visual, komunikasi, perwajahan, serta penyiapan

lembaga penyangga (SCCN). komunikasi dilakukan kepada tokoh senior untuk

mendapat dukungan dan arahan dari P. Puthut H Pramono, Prof. Dharsono, ST.

Wiyono, dan Prof. Supanggah. Tim dibentuk berdasarkan kompetensi terbaik yang

dimiliki kota ini, baik dari kalangan profesi maupun akademisi dari Institut Seni

Rupa Indonesia (ISI), Universita Negeri Sebelas Maret (UNS), serta Universita

Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Tim dosier melakukan diskusi bersama Kasubdir Pengembangan Zona Kreatif

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di ruang Kepala Dinas Kebudayaan

dan pariwisata Surakarta dengan hasil:

- Penetapan Solo sebagai Kota Kreatif dapat dilakukan sebelum 16 Februari bila

Tim Solo sudah dapat menyelesaikan dasar ajuannya.

- SCCN didorong untuk menyiapkan konsep kegiatan Kreatif berskala nasional

dan melakukan presentasi di depan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

- Melakukan kunjungan ke Omah Sinten, workshop Jalan Kayu, Rempah Omah

Karya dan Kampung Batik Laweyan.

- Rapat di Disbudpar membahas konsep kelembagaan SCCN maupun gambaran

kepengurusannya, untuk dikonsultasikan / diajukan ke walikota.

Visi dan Misi dari pembentukan dosier SCCN ini adalah :

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

VISI

“To be an independent and professional body for keeping sustainability of Solo

as creative culture-based design city”

Menjadi lembaga independen dan profesional guna menjaga keberlangsungan

Solo sebagai kota kreatif berlandaskan desain.

MISI

1. Mengindentifikasi, mengembangkan dan merealisasikan keberadaan Solo

sebagai:

- The Spirit of Java

- Eco Cultural City

- Solo Past is Solo Future

- Wareg, Waras, Wasis, Papan, Mapan

2. Menggerakkan seluruh elemen masyarakat dan stakeholder pembangunan

untuk konsisten terhadap visi kreatif Kota Solo

3. Menjadi mitra pemerintah kota dan stakeholder pembangunan di Solo dalam

pengembangan Solo sebagai Kota Kreatif

Kegiatan jangka pendek:

1. Merumuskan proposal pengajuan Solo sebagai Kota Kreatif ke UNESCO

melalui Kemenparekraf - Team Kecil

2. Membentuk Komisi atau Team Advokasi–Formatur SCCN

3. Penyediaan Sekretariat SCCN

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

4. Penyusunan database aset-aset kreatif Solo

5. Sosialisasi Solo Creative City ke masyarakat

6. Pengembangan jejaring dan konsolidasi stakeholder

(dokumen tim dosier SCCN)

D. Tinjauan tentang Kota Solo

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi

Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan

penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di

sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terkenal di Pulau Jawa,

Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan

Mataram yang dipecah pada tahun 1755.

1. Sejarah

Eksistensi kota ini dimulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan

kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi,

keraton mulai ditempati pada tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah

kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua administrasi.

Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berstatus sebagai

daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta (DIS).

Selanjutnya, karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan,

penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1945

pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja

Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati

Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi

pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi

tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta (Residentie

Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km². Tanggal 16 Juni diperingati sebagai hari

jadi Kota Solo era modern.

Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta

menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Semenjak berlakunya UU

Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan

daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.

2. Kondisi Geografis

Kota Surakarta secara geografis berada pada jalur strategis lalu lintas ekonomi

perdagangan maupun kepariwisataan di antara Yogyakarta - Solo (Surakarta) -

Semarang (Joglo Semar) - Surabaya - Bali. Dengan luas wilayah administratif

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

sebesar 4.404,06 ha, terbagi ke dalam 5 wilayah kecamatan dan 51 wilayah

kelurahan, yang secara keseluruhan telah menjadi wilayah perkotaan.

Secara regional Kota Surakarta merupakan kota metropolitan yang didukung

oleh 6 (enam) wilayah hinterland yang dikenal dengan nama Kawasan Soloraya atau

Kawasan SUBOSUKAWONOSRATEN (Kota Surakarta, Kab. Boyolali, Kab.

Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Wonogiri, Kab. Sragen, dan Kab. Klaten).

Dalam area kerjasama antar tujuh kabupaten/kota ini, Kota Surakarta menjadi hub

bagi daerah hinterland-nya. Kota Surakarta juga sering disebut sebagai pusat

pertumbuhan untuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yang memiliki potensi

ekonomi yang sangat tinggi, khususnya di bidang industri, perdagangan, pariwisata,

dan jasa lainnya.

Secara astronomis Kota Surakarta (Sala) terletak antara 110º 45`15” s/d 110º

45`35” Bujur Timur dan antara 7º 36` 00” s/d 7º 56` 00” Lintang Selatan, dengan

luas kurang lebih 4.404,0593 Ha. Secara geografis Kota Surakarta terletak di antara

Gunung Lawu di sebelah timur dan Gunung Merapi di sebelah barat serta dilintasi

oleh Sungai Bengawan Sala. Peta wilayah Kota Surakarta, selengkapnya dapat

dilihat pada gambar berikut

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Gambar 5. Peta wilayah Kota Surakarta

Sumber : Bappeda Kota Surakarta (2010) dalam Surakarta Dalam Angka 2009

.

3. Sumber Daya Kota Surakarta

Sama dengan karakter/sifat perkotaan lainnya di Indonesia, kontribusi sektor

tersier dan sekunder lebih dominan dibandingkan dengan kontribusi dari sektor

primer. Struktur perekonomian Kota Surakarta ditopang oleh sektor jasa

perdagangan/retail, jasa wisata (hotel, restoran, budaya, dan hiburan), dan jasa

pendidikan. Struktur perekonomian ini dapat dilihat dari indikator kontribusi sektoral

dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta. Kuatnya sektor

tersier dalam struktur PDRB, tidak lepas dari sumber daya Kota Surakarta yang

diuntungkan dari aspek lokasi sebagai sumber daya strategis Kota Surakarta. Secara

umum sektor unggulan yang ada di Kota Surakarta, dengan masing-masing

klasterrnya per kecamatan dijelaskan sebagai berikut:

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

1. Kecamatan Laweyan, sektor unggulannya berupa batik, tekstill, garmen,

mebel, kaca ukir, sangkar burung dan shuttlecock dengan jasa pendukung

adalah pendidikan, biro travel, tempat wisata, kesenian daerah dan

perhotelan.

2. Kecamatan Serengan, sektor unggulannya berupa industri makanan dan

minuman, pakaian tradisional, batik dan tekstil serta aksesoris antik

dengan jasa pendukungnya adalah berupa rumah penginapan dan kerajinan

pembuatan letter.

3. Kecamatan Pasar Kliwon, sektor unggulannya berupa kerajinan dan batik

kayu, pakaian (sandal dan sepatu), makanan dan minuman dengan jasa

pendukung berupa travel biro, kesenian tradisional dan jasa sablon.

4. Kecamatan Jebres, sektor unggulannya berupa meubel, batik tekstil dan

garmen, produk hiasan berupa mosaik bulu ayam. Dan jasa pendukung

berupa hotel, jasa kursus, internet dan gedung olah raga.

5. Kecamatan Banjarsari, sektor unggulannya berupa minuman tradisional

(jamu, meubel, sangkar burung, batik tekstil serta makanan dan minuman.

Dan jasa pendukungnya adalah berupa biro travel dan penginapan / hotel.

4. Tata pemerintahan

Pemerintahan di Kota Surakarta diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) terdiri dari 15 dinas, 4 badan, 8 kantor, 4 bagian Sekretariat Daerah,

1 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan 5 kantor kecamatan.

Penyelenggaraan pemerintahan umum mengacu pada peningkatan pelayanan kepada

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

masyarakat. Penyelengaraan pelayanan publik yang akuntabel, transparan dan adil

mendasarkan pada prinsip−prinsip penyelenggaraan pelayanan publik.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, bagan organisasi

perangkat daerah di Kota Surakarta, seperti dapat dilihat pada gambar berikut. Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik, di Kota Surakarta dilakukan penguatan

standar pelayanan melalui ISO 9001:2000 bagi sekolah-sekolah dan ISO 9001:2008

bagi kecamatan, puskesmas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

Gam

bar 6

. bag

an o

rgan

isas

i per

angk

at d

aera

h di

kot

a Su

raka

rta

Sum

ber :

Per

atur

an D

aera

h K

ota

Sura

karta

N0.

6 T

ahun

200

8

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

5. Visi, Misi dan Tujuan

VISI

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 menyebutkan bahwa

visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

perencanaan.

Visi Kota Surakarta sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025 adalah: SURAKARTA KOTA

BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

MISI

Misi menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya Pasal 1 angka 13 adalah rumusan

umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi

Kota Surakarta sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota

Surakarta Tahun 2005 – 2025 adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

2. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Pelayanan Umum

3. Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban

4. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Mantap

5. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

6. Mewujudkan Perlindungan Sosial

7. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang cukup

dan berkualitas

TUJUAN

Tujuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor: 2

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta

Tahun 2005 – 2025, yang menjadi fokus pelaksanaan tahun kedua RPJP Daerah Kota

Surakarta, selama tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas;

2. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Pelayanan Umum;

3. Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban;

4. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Mantap;

5. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat;

6. Mewujudkan Perlindungan Sosial; dan

7. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Perkotaan.

6. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pelaksanaan pembangunan dalam lima tahun perlu diatur pentahapan dan

prioritasnya. Prioritas pembangunan tidak lain merupakan penjabaran atas misi

RPJM Daerah Kota Surakarta yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2010-

2011. Prioritas pembangunan di Kota Surakarta, adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan ekonomi kerakyatan, yang mencakup pengembangan sektor

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Perancangan 1 ... · Identitas Visual atau dalam bahasa periklanan juga disebut sebagai orporate c visual identity atau c orporate identity

riil, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), dan pasar

tradisional.

2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya jawa.

3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi jawa.

4. Perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan.

5. Perluasan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

6. Penciptaan lapangan kerja dan jiwa wirausahawan baru.

7. Penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mendukung perluasan

lapangan kerja.

8. Peningkatan sarana prasarana kota untuk mendukung: (i) aksesibilitas publik;

(ii) bebas lingkungan kumuh dan hunian liar; (iii) pengembangan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) mengarah pada kota dalam hutan; dan (iv) pengelolaan

persampahan.

9. Pengembangan brand image kota sebagai eco-cultural city.

(sumber : RPJM Kota Surakarta tahun 2010-2015)