29
7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial Ekonomi 2.1.1 Perubahan Sosial Ekonomi Perubahan sosial ekonomi yang terjadi dalam masyarakat tidak terlepas dari pengaruh alam, pengaruh manusia, dan pengaruh produksi. Ketiga faktor ini menyebabkan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial. Menurut Hartomo, dkk (2008:285) mengatakan bahwa “Di dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dengan peristiwa-peristiwa ekonomi, atau peristiwa-peristiwa ekonomi selalu timbul di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan di satu pihak kebutuhan manusia tidak terbatas dilain pihak alat pemuas kebutuhan manusia terbatas adanya”. Sementara itu Hatta (1985:12) mengatakan bahwa “Dalam masa ekonomi pertama pengaruh alamlah yang terbesar. Dalam masa kedua tenaga manusia yang terutama. Dan dalam masa ketiga kapital yang menguasai produksi”. Selain itu menurut Soetomo (1995:174-175) mengatakan bahwa Perkembangan peradaban manusia mempengaruhi hadirnya masalah lingkungan hidup yang berkaitan dengan perubahan cara manusia dalam memanfaatkan alam. Pada masa awal peradabannya, manusia memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan alam apa adanya sebatas yang disediakan alam. Pada perkembangan berikutnya kemudian orang memulai membudidayakan lingkungan alam misalnya dengan bercocok tanam, beternak, yang selanjutnya merubah sumber alam sebagai bahan mentah menjadi bahan jadi melalui industri. Perubahan perlakuan manusia terhadap alam sejalan dengan kenyataan bahwa manusia tidak menyukai status quo dan cenderung tidak puas dengan apa yang dapat dicapai saat ini. Menurut Leirissa, dkk (2012:3-4) sistem mata pencaharian hidup selalu mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan alam, iklim dan bentuk fisik manusia serta perkembangan peradaban. Mata pencaharian hidup

BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

  • Upload
    lethuy

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial Ekonomi

2.1.1 Perubahan Sosial Ekonomi

Perubahan sosial ekonomi yang terjadi dalam masyarakat tidak terlepas dari

pengaruh alam, pengaruh manusia, dan pengaruh produksi. Ketiga faktor ini

menyebabkan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial. Menurut Hartomo, dkk

(2008:285) mengatakan bahwa “Di dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas

dengan peristiwa-peristiwa ekonomi, atau peristiwa-peristiwa ekonomi selalu

timbul di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan di satu pihak

kebutuhan manusia tidak terbatas dilain pihak alat pemuas kebutuhan manusia

terbatas adanya”. Sementara itu Hatta (1985:12) mengatakan bahwa “Dalam masa

ekonomi pertama pengaruh alamlah yang terbesar. Dalam masa kedua tenaga

manusia yang terutama. Dan dalam masa ketiga kapital yang menguasai

produksi”.

Selain itu menurut Soetomo (1995:174-175) mengatakan bahwa

Perkembangan peradaban manusia mempengaruhi hadirnya masalah

lingkungan hidup yang berkaitan dengan perubahan cara manusia dalam

memanfaatkan alam. Pada masa awal peradabannya, manusia memenuhi

kebutuhan dengan memanfaatkan alam apa adanya sebatas yang disediakan

alam. Pada perkembangan berikutnya kemudian orang memulai

membudidayakan lingkungan alam misalnya dengan bercocok tanam,

beternak, yang selanjutnya merubah sumber alam sebagai bahan mentah

menjadi bahan jadi melalui industri. Perubahan perlakuan manusia terhadap

alam sejalan dengan kenyataan bahwa manusia tidak menyukai status quo

dan cenderung tidak puas dengan apa yang dapat dicapai saat ini.

Menurut Leirissa, dkk (2012:3-4) “sistem mata pencaharian hidup selalu

mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan alam, iklim dan bentuk

fisik manusia serta perkembangan peradaban. Mata pencaharian hidup

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

8

prasejarah meliputi berburu, meramu, mencari ikan dan bercocok tanam.

Pada masa tersebut penghidupan terpusat pada mempertahankan diri di

tengah-tengah alam yang serba penuh tantangan dengan kemampuan

masyarakat yang masih terbatas. Pengumpulan pangan menjadi kegiatan

pokok sehari-hari. Penangkapan ikan atau perikanan sebagai unsur

terpenting dikemudian hari dalam rangka ekonomi pengumpulan pangan

biasanya terdapat suku-suku bangsa yang berdiam di pulau-pulau dan

berhadapan dengan pantai. Dikemudian hari pula di tempat-tempat tertentu

di dunia, perikanan lazim dilakukan dalam kombinasi dengan pertanian.

Sedangkan meramu dan berburu sebagai unsur yang dominan sejak masa

prasejarah pada akhir abad ke-19 baru mulai menghilang dari banyak tempat

di dunia”.

Selain itu menurut Harsojo (1999:210-211) Mata pencaharian hidup pada

masyarakat bersahaja dapat dibagi dalam dua kategori :

a) Mata pencaharian hidup yang intinya bersifat mengumpulkan bahan-bahan

makanan yang sudah disediakan oleh alam.

b) Mata pencaharian hidup yang intinya menghasilkan produksi artinya

masyarakat mengelolah alam sebagaimana adanya dan menghasilkan

kebutuhan untuk hidup. Kemudian setelah suatu masyarakat berkembang

sampai pada tingkat memproduksikan kebutuhan hidupnya, dan masyarakat

tidak usah selalu berpindah-pindah tempat tinggalnya, diusahakan pula

peternakan dan berkembang pula kerajinan tangan yang sederhana.

Sedangkan Sondang P. Siagian (2004:64-65) mengungkapkan bahwa

dalam perjalanan sejarah, kebutuhan manusia mengalami perubahan dalam

arti kompleksitasnya maupun cara-cara yang digunakan untuk

memuaskannya. Semata-mata dilihat dari sudut ini, dapat diidentifikasikan

tiga tahap utama perkembangan dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Hidup Mengembara dan ketergantungan pada alam.

2. Hidup menetap dan penguasaan alam.

3. Era industri.

Pada masyarakat “kuno” atau “primitif” kebutuhan manusia dapat

dikatakan pada umumnya masih sangat sederhana dan menampakkan

diri terutama pada kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang pada

dasarnya bersifat kebendaan. Akan tetapi dalam kehidupan manusia

“primitif” itu sekalipun sudah terjadi pembagian tugas antara

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

9

kelompok tertentu, misalnya satu keluarga, karena ada yang bertugas

mencari bahan makanan umpamanya dengan berburu, menyediakan

tempat berteduh, meskipun hanya dengan pemanfaatan gua di kaki

gunung dan lain sebagainya.

Perkembangan kedua ialah karena dinamikanya, manusia semakin

“maju” dan semakin “beradab”. Gaya hidup manusia pun berubah,

dari manusia yang mempertahankan eksistensinya menggantungkan

diri pada alam kemudian berubah menjadi masyarakat yang tidak lagi

hidup mengembara, melainkan menetap dan pemuasan kebutuhannya

dilakukan melalui “penaklukan dan penguasaan alam”, antara lain

dengan bertani dan beternak. Tempat berteduhnya pun di bangun

sendiri. Demikian perkembangan dan teknologi, manusia tiba pada

apa yang sering disebut “era modern”.

Perkembangan utama ke tiga ialah bahwa dilihat dari usaha manusia

untuk memuaskan berbagai kebutuhannya yang semakin menonjol

adalah lahirnya revolusi industri di inggris.

Lebih lanjut Sondang P. Siagian (2004:65-66) mengungkapkan bahwa

telah umum diketahui bahwa banyak faktor yang pendorong lahirnya

revolusi industri tersebut seperti :

a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang antara lain

berakibat pada berbagai penemuan seperti ditemukannya mesin uap

oleh James Watt yang pada gilirannya memungkinkan pendirian

pabrik-pabrik yang digerakkan oleh mesin untuk memproduksi

berbagai jenis barang yang dibutuhkan oleh manusia.

b) Tuntutan yang bersifat kuantitatif atas pemuasan berbagai kebutuhan

primer manusia seperti sandang, pangan dan perumahan.

c) Bertambah dan berkembangnya “budaya uang” menggantikan

“budaya barter” yang sebelumnya mendominasi cara pemuasan

kebutuhan seseorang.

d) Jumlah manusia semakin banyak dan menghuni berbagai bumi ini.

e) Tingkat pendidikan para anggota masyarakat yang semakin tinggi.

Sementara itu Soerjono Soekanto (2002:313-314) secara sosiologis, agar

suatu revolusi dapat terjadi, maka harus dipenuhi syarat-syarat tertentu,

antara lain:

a) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. di

dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan

harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan

keadaan tersebut.

b) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap

mampu memimpin masyarakat tersebut.

c) Pemimpin mana dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat

untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi

menjadi program dan arah gerakan.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

10

d) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada

masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya

kongkrit dan dapat dilihat oleh masyarakat. Disamping itu diperlukan

juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan sesuatu ideologi

tertentu.

e) Harus ada “momentum”, yaitu saat dimana segala keadaan dan faktor

sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila

“momentum” keliru, maka revolusi dapat gagal.

Selain itu menurut Hartomo, dkk (2008:26) aktivitas dari kelompok manusia

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) Kebutuhan social; (b) Kebutuhan

ekonomis dan politis; (c) Keadaan tingkat kebudayaan penduduk; dan (e) Keadaan

lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Maka Tom Gunadi (1990:215)

mengatakan bahwa usaha-usaha perbaikan pada salah satu aspek kehidupan itu

dalam hal ini, ekonomi hanya mungkin dilakukan dengan berhasil bila aspek-

aspek lain, yaitu sosial-politik, juga diusahakan dapat menunjang usaha perbaikan

itu dan memanfaatkan hasilnya. Sebaliknya, perbaikan ekonomi yang mantap

seharusnya memberi pengaruh positif pada kehidupan sosial dan politik serta

mengangkat manusia pada tingkat kebudayaan, termasuk moral dan intelektual,

yang tinggi. Karena itu sering dikatakan perlunya usaha-usaha yang bersifat

integral dalam pembangunan.

Selanjutnya Bachrawi (2004:8) mengungkapkan bahwa “pembangunan

merupakan suatu proses transformasi yang mendalam. Perjalanan waktu ditandai

oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi

maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan”.

Sementara Abdul Syani (1995:83) mengungkapkan bahwa konteks sosiologis,

perubahan berarti suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

11

dengan keadaan sebelumnya. Perubahan bisa berupa kemunduran dan bisa juga

berupa kemajuan (progress),

Menurut Astrid (dalam Abdul Syani 1995:103) mengatakan bahwa

“perubahan itu adalah suatu perkembangan. Ia menjelaskan bahwa development

atau perkembangan adalah perubahan-perubahan yang tertuju pada kemajuan

keadaan dan hidup masyarakat, kemajuan-kemajuan tersebut dimaksudkan untuk

dinikmati oleh individu-individu dalam masyarakat”.

Lebih lanjut Abdul Syani (1995:88) menjelaskan bahwa proses perubahan

masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari

seluruh norma-norma sosial, yang lama menjadi pola perilaku dan seluruh norma-

norma sosial yang baru secara seimbang, berkemajuan, dan berkesinambungan.

Pola-pola kehidupan masyarakat lama yang dianggap sudah usang diganti dengan

pola-pola kehidupan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa

mendatang.

Agar dapat memperjelas tentang perubahan sosial, maka selanjutnya perlu

disajikan sejumlah definisi dari perubahan sosial dari beberapa ahli antropologi

dan sosiologi, di antaranya, yang dikutip dalam Soerjono Soekanto (2006:262-

263) adalah sebagai berikut.

1. Wiliam F. Ogdurn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan

sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial,

yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material

terhadap unsur-unsur immaterial.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

12

2. Kingsley Davis, Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan

kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup semua bagian kebudayaan

termasuk didalamnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan

seterusnya., maupun perubahan-perubahan dalam betuk serta aturan-aturan

organisasi sosial.

3. Maclver, perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan-

perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai

perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

4. Gillin dan Gillin, mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-

perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk,

ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru

dalam masyarakat.

5. Selo Soemardjan, perubahan-perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan

di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk

di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-

kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada

lembaga-lembaga kemasyarakatn sebagai himpunan pokok manusia, yang

kemudian memengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

2.1.2 Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial Ekonomi

Secara umum terjadinya perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat, tentu

diperlukan pengetahuan berkaitan dengan apa yang menyebabkan terjadinya

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

13

perubahan itu. Menurut Soerjono Soekanto (2006:275-282) menjelaskan bahwa

pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut

yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang terletak di luar. Sebab-

sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut.

1. Bertambahnya atau berkurangnya jumlah penduduk.

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan

struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Misal,

orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah,

bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.

Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari

desa ke kota atau dari daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan

penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya, dalam pembagian kerja dan

stratifikasi sosial, yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Perpindahan penduduk telah berlangsung beratus-ratus ribu tahun lamanya di

dunia ini. Hal itu sejajar dengan bertambah banyaknya manusia penduduk

bumi ini. Pada masyarakat-masyarakat yang mata pencaharian utamanya

berburu, perpindahan sering dilakukan, yang tergantung dari persediaan

hewan-hewan buruannya. Apabila hewan-hewan tersebut habis, mereka akan

berpindah ke tempat-tempat lainnya.

2. Penemuan-penemuan Baru.

Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam

jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi atau invention.

Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

14

yang tersebar ka lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan

baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang

bersangkutan.

Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan

dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention.

Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu

alat, ataupun yang berupa gagasan, yang diciptakan oleh seorang individu atau

serangkaian ciptaan para individu. Discofery baru akan menjadi invention kalau

masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu.

Apabila ditelaah lebih lanjut perihal penemuan-penemuan baru, terlihat ada

beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu

pendorong tersebut antara lain:

a. Kesadaran-kesadaran individu akan kekurangan dalam kebudayaannya

b. Kualitas ahli-ahli dari suatu kebudaayan

c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya

kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Di antara orang-orang tersebut

banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai sesuatu hal

yang harus diterima saja. Orang lain mungkin tidak puas dengan keadaan,

tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang

kemudian menjadi pencipta-pencipta baru tersebut.

Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya

penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu karya

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

15

merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-kemungkinan ciptaan

baru.sering kali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal yang baru

diberikan hadiah atau tanda jasa atas jerih payahnya. Ini juga merupakan

pendorong bagi mereka untuk lebih bergiat lagi. Perlu diketahui bahwa

penemuan baru dalam kebudayaan rohaniah dapat pula menyebabkan

terjadinya perubahan-perubahan. Khusus penemuan-penemuan baru dalam

kebudayaan jasmaniah atau kebendaan menujukkan adanya berbagai macam

pengaruh pada masyarakat.

3. Pertentangan (Conflict) Masyarakat.

Pertentangan (conflict) mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan

sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara

individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.

Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala

kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu

walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul

pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya,

yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan.

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Revolusi yang terjadi di Rusia, oktober 1971 telah menyulut terjadinya

perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk

kerajaan yang absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan

pada doktrin marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

16

negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang

mendasar.

Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-

sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, diantaranya sebagai berikut.

1. Sebab-sebab yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar

Manusia

Terjadinya gempa bumi, topan, dan lain-lain mungkin menyebabkan

masyarakat-masyarakat yang mendiami suatu daerah-daerah tersebut terpaksa

harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami

tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan

alam yang baru tersebut. Kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya

perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Bagi suatu

masyarakat yang mula-mula hidup dari berburu, kemudian menetap di suatu

daerah pertanian, perpindahan itu akan melahirkan perubahan-perubahan dalam

diri masyarakat tersebut, misalnya timbul lembaga kemasyarakatan baru yaitu

pertanian.

Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan

oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Misalnya penggunaan tanah

secara semborono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah,

penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali. Dan lain sebagainya.

2. Peperangan.

Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

17

kebudayaannya pada negara yang kalah. Contohnya adalah negara-negara yang

kalah dalam perang dunia kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam

lembaga kemasyarakatannya. Negara-negara yang kalah dalam perang dunia

kedua seperti jerman dan jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam

masyarakat.

3. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu mungkin

terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya.

Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai

kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-

masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima

pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

Namun, apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat komunikasi massa, ada

kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari

masyarakat pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Sementara itu, pihak lain

hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan

pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak

karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan

pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut akulturasi.

Kebudayaan masyarakat lain yang masuk dan mempengaruhi, sekaligus

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat,

biasanya tingkat kebudayaannya lebih tinggi tingkatannya walaupun akhirnya

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

18

berpadu dengan menghasilkan kebudayaan baru. Perpaduan atau percampuran

kebudayan tersebut dinamakan akulturasi.

Selain itu menurut Usman Pelly (dalam Nasrudin, 2011:26) mengatakan

bahwa perubahan terjadi karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal

antara lain: (1) pengetahuan masyarakat semakin luas sehingga menggunakan

teknologi maju yang kemudian mengubah kehidupannya, (2) jumlah penduduk

yang semakin banyak sehingga terjadi persaingan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan baru dalam kehidupan

yang bersifat individual, (3) pertentangan (konflik) dalam nilai dan norma-norma,

politik, etnik, dan agama juga dapat menimbulkan perubahan sosial budaya.

Faktor eksternal yang berasal dari pengaruh kebudayaan lain juga menjadi

pencetus terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini terjadi karena adanya kontak

langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya sehingga

menyebabkan saling mempengaruhi.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Ekonomi

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial

ekonomi dapat di kelompok menjadi dua yaitu faktor pendorong dan faktor

penghambat. Oleh karena itu, Menurut Soerjono Soekanto (2006:283)

mengatakan bahwa “di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan,

terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-

faktor tersebut adalah sebagai berikut.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

19

1. Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Perubahan Sosial

a. Kontak dengan budaya lain

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah

salah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada

individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses

tersebut, manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang

telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah

diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat

luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati kegunaannya. Proses

tersebut merupakan pendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan

memperkaya kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia.

Ada dua tipe difusi, yaitu pertama difusi intramasyarakat (intrasociety

diffusion), dan kedua difusi antarmasyarakat (inter-society diffusion). Difusi

intra masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:

1) Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan;

2) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang mempengaruhi diterimanya

atau tidak diterimanya unsur-unsur yang baru;

3) Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan

besar tidak akan diterima;

4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu

yang baru tadi akan memengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan

mudah diterima atau tidak;

5) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

20

Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor pula, yaitu antara

lain:

1) Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut;

2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan kemanfaatan penemuan baru

tersebut;

3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut;

4) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur

penemuan baru tersebut;

5) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini;

6) Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.

b. Sistem pendidikan formal yang maju.

Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan individu. Pendidikan

memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,terutama dalam membuka

pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berfikir

secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir

secara objektif, yang mana memberikan kemampuan untuk menilai

apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan zaman atau tidak.

c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk

maju.

Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat

merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah nobel

misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

21

yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan yang tertentu,

walaupun masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.

d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation),

yang bukan merupakan delik

e. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification)

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas

atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas

dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin

akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai

status lebih tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian

rupa sehingga seseorang merasa berkedudukan sama dengan orang atau

golongan lain yang dianggap lebih tinggi dengan harapan agar

diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifikasi terjadi di

dalam hubungan superordinasi-superordinasi. Pada golongan yang

berkedudukan lebih rendah, acap kali terdapat perasaan tidak puas

terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi

disebut status-anxiety menyebabkan seseorang berusaha untuk

menaikkan kedudukan sosialnya.

f. Penduduk yang heterogen

Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang

mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan

seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

22

mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan demikian menjadi

pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

g. Ketidakpuasaan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat

berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

h. Orientasi ke masa depan

i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki

hidupnya

2. Faktor-faktor yang Menghalangi Terjadinya Perubahan Sosial

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui

perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang

mungkin akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Hal itu juga

menyebabkan para warga masyarakat terkukung pola-pola pemikirannya

oleh tradisi.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Hal ini memungkinkan disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan

tertutup atau mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.

c. Sifat masyarakat yang sangat tradisonal

Suatu sikap masyarakat yang mengagung-agungkan tradisi dan masa

lampau serta anggapa bahwa tradisi secara mutlak tak dapat diubah

menghambat jalannya proses perubahan. keadaan tersebut akan menjadi

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

23

lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan

konservatif.

d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau

vested interests

Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan, pasti akan ada

sekelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-perubahan.

misalnya dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang

mengalami transisi. Dalam hal yang terakhir, ada golongan-golongan dalam

masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu

mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sukar sekali

bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses

perubahan.

e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu

kebudayaan bersifat sempurna. Beberapa perkelompokkan unsur-unsur

tertentu mempunyai derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar

dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-

perubahan pada aspek-aspek tertentu masyarakat.

f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup

Sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah

bangsa-bangsa barat. Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari

barat karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit

selama penjajahan. Kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

24

barat, sehingga prasangka kian besar lantaran khawatir bahwa melalui

unsur-unsur tersebut penjajahan bisa masuk lagi.

g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah biasanya

diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang

sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

h. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat

di dalam memenuhi segala kebutuhan pokonnya. Apabila kemudian ternyata

pola-pola perilaku tersebut efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan

pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup

bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara

berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah.

i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin di perbaiki.

2. 2 Konsep Dasar Tentang Masyarakat

2.2.1 Pengertian Masyarakat

Istilah masyarakat terlalu banyak digunakan dengan berbagai konteks,

misalnya masyarakat agraris, masyarakat kota, masyarakat petani, masyarakat

agama, dan lain sebagainya. Menurut Abdul Syani (1995:83) mengungkapkan

bahwa istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang-

orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk

mencapai tujuan bersama. Selain itu menurut Koentjaraningrat (2002:146) bahwa

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

25

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan terikat oleh suatu rasa

identitas bersama.

Sementara Antonius, dkk, (2003:31) menjelaskan bahwa tidak semua

kelompok orang disebut sebagai masyarakat, kecuali hal-hal berikut terdapat di

dalamnya:

a) Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari

kelompok yang bersangkutan.

b) Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota

lainnya.

c) Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama,

kepentingan yang sama, tujuan dan cita-cita yang sama, dan sebagainya.

d) Memiliki struktur, nilai dan norma serta pola perilaku yang memiliki

kesamaan.

e) Memiliki sistem sosial, seperti kekerabatan, rukun tangga, rukun warga

serta nama-nama lain yang kurang lebih sama dengan itu.

f) Mengalami suatu proses perubahan yang akan mempengaruhi anggota,

secara langsung atau tidak langsung.

Berikut ini para ahli terkemuka mendefinisikan masyarakat yang dikutip

dalam (Abdul Syani, 1995:46 dan Harsojo, 2006:12) antara lain sebagai berikut.

1. Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin menamakan masyarakat sebagai

kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tardisi,

sikap dan perasaan persatuan yang sama.

2. Menurut Auguste Comte masyarakat merupakan kelompok-kelompok

makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

26

hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan

yang tersendiri.

3. Menurut Hassan Shadily mendefinisikan masyarakat sebagai golongan

besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya

bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama

lain.

4. Menurut Ralph Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap

kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,

sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang

dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

5. Menurut Maclver dan Page bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari

cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu-membantu yang

meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dan

pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks

yang selalu berubah, atau jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai

masyarakat.

6. S.R. Steinmentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai

kelompok manusia terbesar yang meliputi pengelompokan manusia yang

lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur.

Mengingat defenisi-defenisi masyarakat tersebut di atas, maka Abu Ahmadi

(1986:57) menyimpulkan bahwa masyarakat harus mampunyai syarat-syarat

sebagai berikut:

a) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan

binatang.

b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah

tertentu.

c) Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk

menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

2.2.2 Ciri-ciri Masyarakat

Menurut Munandar (2008:131) mengatakan bahwa ciri-ciri masyarakat itu

ialah Adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya sistem

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

27

hubungan, ikatan atas dasar kepentingan bersama, tujuan dan bekerja bersama,

ikatan atas dasar kepentingan bersama, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya,

rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepadensi, adanya norma-norma dan

kebudayaan.

Selain itu ciri-ciri masyarakat dalam suatu bentuk kehidupan bersama

menurut Soerjono Soekanto (2006:22) adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu

sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk

menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara

teoritis, angka minimunnya adalah dua orang yang akan hidup bersama.

b. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan dari manusia tidaklah

sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi,

meja, dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka

akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-

cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-

keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.

Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan

timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia

dalam kelompok tersebut.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok

merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

28

Sedangkan Betrand (dalam Abdul Syani 1995:84) menyebutkan tiga ciri

masyarakat, yaitu: Pertama, pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu

yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu tersebut harus mempunyai

hubungan yang melahirkan kerjasama diantara mereka, minimal pada suatu

tingkat interaksi. Ketiga, hubungan individu-individu itu sedikit banyak harus

permanen sifatnya.

2.2.3 Faktor-faktor Terbentuknya Masyarakat.

Masyarakat terbentuk karena adanya individu demikian pula setiap individu

dapat mengaktualisasikan dan bersosialisasi sebagai makhluk sosial maka

diperlukan masyarakat.

Menurut Hassan Shadily (dalam Abdul Syani1995:49) manusia akan

tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat karena didorong oleh

beberapa faktor, yaitu:

1. Hasrat yang berdasar naluri (kehendak biologis yang di luar penguasaan

akal) untuk mencari teman hidup, pertama untuk memenuhi kebutuhan

seksual yang sifatnya biologis sebagaimana terdapat pada semua

makhluk hidup.

2. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama,

yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga dapat

berlindung bersama-sama dan dapat memenuhi kebutuhan kehidupan

sehari-hari dengan usaha bersama. Keadaan demikian ini juga akhirnya

mendorong setiap individu (manusia) untuk tidak terlepas hadup

bermasyarakat.

3. Aristoleles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu

mahkluk sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan, atau sedikitnya

mencari teman untuk hidup bersama, lebih suka dari pada hidup sendiri.

4. Menurut Bergson, bahwa manusia ini hidup bersama bukan oleh karena

persamaan, malainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat,

kedudukan dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa kenyataan hidup baru

terasa dengan perbedaan antara manusia masing-masing itu dalam

kehdupan bergolongan.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

29

Selain itu Abdul Syani (1995:51) “Terbentuknya masyarakat dapat pula

didorong oleh kekuatan faktor sosial, yaitu toleransi, tolong menolong.

Toleransi merupakan sikap bersedia untuk mengalah atau menerima ide dan

pendirian pihak lain untuk suatu kompromi. Sebagai mahkluk sosial,

manusia dilahirkan sesudah mempunyai dua hasrat pokok, yaitu: (1) hasrat

untuk hidup bersama dengan manusia lain; (2) hasrat untuk bersatu dengan

suasana alam sekitarnya”.

2. 3 Masyarakat Tradisional

Menurut Subandi (2009:31) mengartikan bahwa masyarakat tradisional

sebagai suatu masyarakat yang:

a. Struktur fungsi produksi yang terbatas, cara-cara memproduksi yang

relatif primitif dan sikap masyarakat serta cara hidupnya yang sangat

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh cara pemikiran yang

bukan rasional, tetapi oleh kebiasaan yang berlaku secara turun-temurun.

Tingkat produksi yang dapat dicapai masih sangat terbatas, karena ilmu

pengetahuan dan teknologi modern belum ada atau belum digunakan

secara sistematis dan teratur.

b. Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas perpekerja masih

sangat terbatas. Oleh sebab itu sebagain besar dari sumber-sumber daya

masyarakat di gunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Dalam

sektor ini struktur sosialnya sangat bersifat hierarkis, sehingga mobilitas

secara vertikal dalam masyarakat sedikit sekali.

c. Kegiatan politik dan pemerintahan terdapat di daerah-daerah dan di

pegang oleh tuan-tuan tanah berkuasa. Kebijakan-kebijakan dari

pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di

berbagai daerah tersebut.

Selain menurut Pasaribu, dkk (1982:141) mengatakan bahwa dalam

masyarakat tardisional pada umumnya sosial budaya dikuasai tradisi, adat dan

kepercayaan bukan dikuasai oleh hukum dan perundang-perundangan. Lapisan

yang ada dalam masyarakat akan tetap untuk selamanya, anak cucu seseorang

pada suatu lapisan masyarakat, akan mengikuti status orang tua dan nenek

moyangnya.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

30

2. 4 Masyarakat Transisi

Menurut Pasaribu, dkk (1982:146-147) menjelaskan bahwa Dalam

masyarakat transisi pengaruh kebudayaan barat dianggap sebagai penyebab

timbulnya proses transisi kebudayaan barat yang datang menyentuh

masyarakat tradisional kerapkali melalui penduduk wilayah lalu menembus

pola-pola kehidupan dikalangan masyarakat tradisional menuju modernisasi.

Dalam sejarah kolonial dapat diamati dua jalan proses penebusan tersebut

yaitu: Pertama, penguasa kolonial untuk kepentingan sendiri melaksanakan

kebijaksanaaan-kebijaksaanaan yang langsung dirasakan oleh penduduk

setempat seperti antara lain pembuatan pelabuhan-pelabuhan, jalan-jalan

raya dan jembatan, kereta api, alat-alat komunikasi perkantoran dengan cara

administrasi barat. Penembusan melalui media teknologi ini mempunyai

pengaruh besar dalam penumbuhan dalam pemasaran hasil rakyat,

pembukaan daerah-daerah yang terisolir, timbulnya mata pencaharian baru,

pengalaman-pengalaman baru dalam berbagai bidang yang dulu tidak

dikenal, peralatan-peralatan baru dan menambah pergaulan masyarakat,

komunikasi dan pos serta media umum lainnya. Kedua, akibat makin

banyak orang-orang pribumi mengenal ide-ide dan metode barat melalui

pendidikan, pergaulan maupun media lainnya, sebagain dari meraka mulai

menentang konsep kolonialisme sendiri. Nilai-nilai hak asasi manusia

dalam hukum, pergaulan, politik dan ekonomi, mulai diresapinya yang

selama ini menjadi idam-idaman. Dari pendidikan dan latihan mereka

mendapat kemahiran dan keterampilan baru yang juga ingin digunakannya.

2. 5 Masyarakat Modernisasi

Menurut Pasaribu, dkk (1982:146) menjelaskan bahwa “Masyarakat

modern (futurist, developmentalis) berusaha agar anggota masyarakat

mempunyai pendidikan yang cukup tinggi-akademis. Pengamatan

menunjukkan bahwa golongan ini (1) mempunyai pandang luas-objektif

sebagai hasil yang diperoleh dari pendidikan di luar negeri. Tetapi sering

mereka lupa bahwa kondisi luar negeri tidak sama dengan kondisi dalam

negeri sehingga hal-hal yang berlaku di luar negeri. Diperlukan adaptasi dari

ilmu yang dipelajari. (2) dapat berantisipasi kemasa datang sebagai akibat

pengetahuan yang mereka miliki. Itulah sebabnya mereka dapat membuat

perencanaan yang menyeluruh. (3) perbaikan dilakukan dengan

mengintroduser norma sosial yang baru yang dapat menjawab tantangan

masa datang. Pengetahuan yang begitu luas serta pengalaman yang mereka

peroleh membuat mereka tidak sabar sehingga tidak jarang mengambil jalan

pintas dalam merubah masyarakat.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

31

Sidi Gazalba (1983:235) mengungkapkan bahwa ciri-ciri manusia modern

sebagai berikut:

1. Siap-sedia untuk pengalaman baru dan keterbukaan terhadap inovasi dan

perubahan. Manusia tradisonal tidak suka menerima ide-ide baru, cara

merasa dan bertindak baru.

2. Pandangannya terhadap anggapan umum lebih demokratik, sadar akan

keragaman sikap dan anggapan.

3. Memandang kepada masa sekarang dan yang akan datang lebih daripada

masa lampau.

4. Perencanaan; manusia modern berorientasi dan terlibat dengan

perencanaan dan pengorganisasian dan percaya kepadanya sebagai cara

menangani kehidupan

5. “Efficacy” (Kemujaraban); mempercayai bahwa manusia dapat belajar

banyak sekali untuk menguasai lingkungannya guna kepentingan dan

tujuannya; ia lebih menguasai lingkungannya daripada lingkungannya

menguasainya.

6. Dapat memperhitungkan; ia percaya bahwa dunia ini dapat

diperhitungkan, bahwa orang-orang dan lembaga-lembaga lain di

sekelilingnya dapat diandalkan untuk memenuhi atau melakukan

kewajiban dan tanggungjawabya. Artinya ia mempercayai dunia yang

diatur oleh hukum di bawah kontrol manusia.

7. Martabat; ia sadar akan martabat orang-orang lain dan memperlihatkan

penghargaannya kepadanya. Hal ini jelas melalui sikapnya terhadap

wanita dan kanak-kanak.

8. Ia lebih percaya kepada ilmu dan teknologi, sekalipun dalam bentuknya

yang sederhana.

9. Keadilan yang terbagi; ia percaya bahwa hak itu menurut kewajiban dan

tidak menurut sekehendak hati, atau keistimewaan-keistimewaan

daripada orang yang tidak ada hubungan dengan sumbangan yang

diberikannya.

2. 6 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Soerjono Soekanto (2006:136-140) menjelaskan banwa dalam masyarakat

yang modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat

perkotaan rural community, dan urban community. Perbedaan tersebut sebenarnya

tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena

dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

32

pengaruh dari kota. Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh dari kota

secara relatif tidak ada. Pembedaan antara masyarakat pedesaan dengan

masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual. Agak sulit untuk

memberikan batasan apa yang dimaksudkan dengan perkotaan karena adanya

hubungan antara kosentrasi penduduk dengan gejala gejala sosial yang dinamakan

urbanisme.

Lebih lanjut Soerjono Soekanto (2006:136-140) mengungkapkan

masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat

sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat

kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta

mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya

atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai

masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung

jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam

masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

a. Warga pedesaan memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam

ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan

lainnya.

b. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan.

c. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian.

d. Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya

memegang peranan penting.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

33

e. Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat

informal.

f. Kehidupan keagamaan lebih kental.

g. Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota.

Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang

tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “kota” lebih ditekankan

pada sifat serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan

keagamaan di desa.

b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang lain. Hal yang penting disini adalah manusia

perorangan atau individu.

c. Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan mempunyai

batas-batas yang nyata.

d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih

banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa karena sistem

pembagian kerja yang tegas tersebut diatas.

e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,

menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada

faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

34

f. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor

waktu, sehingga pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting,

untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan individu seorang individu.

g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena

kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

2. 7 Masyarakat Pesisir

Menurut Maria, dkk (2012:12) menjelaskan bahwa “Masyarakat pesisir

memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan kelompok masyarakat

yang lain. Sebagaimana lazimnya, suatu komunitas memiliki nilai budaya

tersendiri yang dipahami oleh masyarakatnya dalam membentuk tindakan sehari-

hari. Faktor ekologi sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan sehari-

hari.

Pada konteks sosiologis, menurut Hasanuddin (dalam Maria, dkk 2012:13)

mengatakan bahwa “Penduduk atau masyarakat yang menghuni kawasan pesisir,

ditilik dari besaran populasi, perbedaan mata pencaharian dan sumber

penghidupan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis satuan sosial yang

kerapkali menjadi satuan administrasi pemerintahan, yaitu: (1) desa pesisir tipe

bahan makanan, yaitu desa-desa yang sebagian besar atau seluruh penduduknya

bermatapencaharian sebagai petani sawah; (2) desa pesisir tipe tanaman industri,

yaitu desa-desa yang sebagian besar atau seluruh penduduknya

bermatapencaharian sebagai petani tanaman industri; (3) desa pesisir tipe

nelayan/empang/tambak, yaitu desa-desa yang sebagian besar atau seluruh

Page 29: BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Konsep Dasar Perubahan Sosial ...eprints.ung.ac.id/2875/6/2013-1-87201-231409106-bab2... · berpindah ke tempat-tempat lainnya. 2. Penemuan-penemuan Baru

35

penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak, dan pembudidaya

perairan; dan (4) desa pesisir tipe niaga dan transportasi, yaitu desa-desa yang

sebagian besar atau seluruh penduduknya bermatapencaharian sebagai pedagang

antar pulau dan penyedia jasa transportasi antar wilayah (laut).

Selain itu menurut Jony Purba (2005:36) mengungkapkan bahwa golongan

masyarakat pesisir yang dianggap paling banyak memanfaatkan hasil laut dari

potensi lingkungan perairan dan pesisir untuk kelangsungan hidupnya.

Masyarakat-masyarakat telah bermukim secara tetap di daerah-daerah yang

mudah mengalami kontak-kontak dengan masyarakat-masyarakat lain. Sistem

ekonomi mereka tidak dapat dikategorikan masih berada pada tingkat substansi

sebaliknya sudah masuk kesistem perdagangan, karena hasil laut yang mereka

peroleh tidak dikonsumsi sendiri, tetapi didistribusikan dengan imbas ekonomis

kepada pihak-pihak lain. Sungguhpun hidup dengan memanfaatkan sumberdaya

perairan, namun sebenarnya mereka lebih banyak menghabiskan kehidupan sosial

budayanya di daratan.