20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecerdasan Spasial Pencetus teori multiple intelligence (kecerdasan jamak) Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, atau menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat (Gardner, 2003:22). Menurut Gardner kecerdasan bukanlah kemampuan yang sudah ada sejak lahir dan akan tetap sepanjang hidup yang tidak dapat dikembangkan. Kecerdasan selalu dapat dikembangkan lewat pembelajaran dan seorang guru mempunyai peran untuk membantu perkembangan kecerdasan anak. Kecerdasan anak yang sudah tinggi dapat dimaksimalkan, sedangkan kecerdasan anak yang masih rendah dapat dibantu untuk 6

BAB II kecerdasan spasial terhadap kemapuan gambar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan

Citation preview

17

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kecerdasan SpasialPencetus teori multiple intelligence (kecerdasan jamak) Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah, atau menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat (Gardner, 2003:22). Menurut Gardner kecerdasan bukanlah kemampuan yang sudah ada sejak lahir dan akan tetap sepanjang hidup yang tidak dapat dikembangkan. Kecerdasan selalu dapat dikembangkan lewat pembelajaran dan seorang guru mempunyai peran untuk membantu perkembangan kecerdasan anak. Kecerdasan anak yang sudah tinggi dapat dimaksimalkan, sedangkan kecerdasan anak yang masih rendah dapat dibantu untuk ditingkatkan sehingga dapat digunakan dalam menghadapi persoalan hidup yang lebih baik.Amstrong dalam Musfiroh (2005:62) berpendapat bahwa anak yang cerdas dalam visual spasial memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk, ruang dan bangunan, memiliki kemampuan membayangkan sesuatu dan melahirkan ide secara visual dan spasial (dalam bentuk gambar). Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial berkaitan dengan kemampuan menagkap warna, arah, ruang secara akurat. Sebagaimana dikemukakan Armstrong bahwa Anak yang cerdas dalam visual spasial memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang dan bangunan (Musfiroh, 2004: 67). Sedangkan menurut Indra anak yang memiliki kemampuan spasial dapat mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda, dan mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah obyek (Musfiroh, 2004:67). Kecerdasan visual spasial meliputi kemampuan-kemampuan untuk mempresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Kecerdasan spasial sebagai sekumpulan kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan pemilihan, pemahaman dimana proyeksi visual, imajinasi mental pemahaman ruang, manipulasi imajinasi, serta pengandaan imajinasi nayat maupun imanjinasi dalam diri/abstrak (Agustin, 2006:35). Menurut Howard Gadner menguraikan deskripsi tentang kecerdasan spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Agustin, 2006).Menurut Abdurrahman (dalam Apriani, 2007:56 ) ada lima jenis kemampuan visual spasial, yaitu:a. Hubungan keruangan (spatial relation)Menunjuk persepsi tentang posisi berbagai objek dalam ruang. Dimensi fungsi visual ini mengimplikasikan persepsi tentang tempat suatu objek atau symbol (gmabar, huruf, dan angka) hubungan ruangan yang menyatu dengan sekitarnya.b. Diskriminasi visual (visual discrimination)Menunjuk pada kemampuan membedakan suatu objek dari objek yang lain. Misalkan membedakan antara gambar balok dan kubus.c. Diskriminasi bentuk latar belakang (figure-ground discrimination)Menunjuk pada kemampuan membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilinginya. Anak memiliki kekurangan dalam bidang ini tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu objek karena sekeliling objek tresebut ikut mempengaruhi perhatiannya.d. Visual clouser Menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu objek, meskipun objek tersebut tidak diperhatikan secara keseluruhan dengan hanya mengidentifikasinya berdasar ciri-ciri khusus bentuk benda yang kemudian dapat divisualisasikan kembali menjadi objek yang dimaksud.

e. Mengenal objek (object recognition) Menunjukan pada kemampuan mengenal sifat berbagai objek pada saat mereka memandang . Pengenalan tersebut mencakup berbagai bentuk geometri, huruf, angka dsb.Ciri khusus dari kecerdasan spasial adalah pemahaman tentang arah, serta berpikir dan merencanakan sesuatu dalam tiga dimensi. Sedangkan ciri umum dari kecerdasan spasial adalah 1) sangat senang bermain dengan bentuk dan ruang, seperti puzzle dan balok, 2) tidak mengalami kesulitan membaca peta, 3) lebih tertarik pada gambar dari pada tulisan, 4) peka terhadap warna, 5) suka fotografi atau videografi, 6) mampu membayangkan sebuah benda dilihat dari berbagai sudut, 7) imajinatif (suka membayangkan), 8) pandai menggambar.B. Model Pembelajaran1. Pengertian model pembelajaranDalam proses pembelajaran dikenal istilah model pembelajaran. Dalam proses pembelajar dibutuhkan model pembelajaran supaya pembelajaran lebih efektif . Menurut Sudrajat (2008) Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.Gunter et al (1990) mendefinisikan an instructional model is a step-by-step procedure that leads to specific learning outcomes. Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999).2. Model Pembelajaran Project Based LearningPembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning ( PBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Isriani dan Dewi, 2012: 127). Menurut Mahanal (2009: 2) pembelajaran PBL secara umum memiliki pedoman langkah: planning (perencanaan), creating (mencipta atau implementasi), dan processing (pengolahan).a. Karakteristik project based learning Menurut Thomas dalam (Isriani, 2012:127-128) fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengontruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. b. Prinsip-prinsip Project Based LearningAda lima prinsip pembelajaran berbasis proyek menurut Thomas seperti dikutip Wena (2011, dalam Isriani, 2012: 128), antara lain:1) Prinsip sentralisPrinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum.2) Prinsip pertanyaan pendorong Prinsip ini merupakan external motivation yang mampu menggugah kemandiriannya dalam mengajarkan tugas-tugas pembelajaran3) Prinsip otonomMerupakan prinsip yang mengacu pada kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.4) Prinsip realistisPrinsip ini mengatakan bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah.3. Keuntungan Project Based LearningMenurut Moursund seperti dikutip Wena, 2011 (dalam Isriani, 2012: 130-131) beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek, antara lain sebagai berikut:a. Increased motivationPembelajaran berbasis proyek terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.b. Increased problem-solving abilityPembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat komplek.c. Improved library research skillsDengan pembelajaran berbasis proyek keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.d. Increased collaborationSiswa dapat mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi dan kerjasama.e. Increased resource management skillsPembelajaran berbasis proyek memberikan siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.C. Prestasi Belajar Ranah Psikomotorik1. Pengertian Prestasi BelajarSebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 787). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. 2. Pengertian Prestasi Belajar Ranah PsikomotorikRanah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang pencapainnya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dan tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotorik menyangkut kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif (Kunandar, 2013: 249). Instrumen yang dikembangkan dalam penilaian kompetensi keterampilan ini menggunakan penilaian kinerja atau unjuk kerja (performance). Penilaian perbuatan atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk prilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik (Kunandar,2013:257). Indikator aspek psikologis motorik menurut Samson sebagai berikut (Kasmadi dan Nia, 2014:41):a. Persepsi menurut kamus bahasa indonesia adalah penglihatan, sisi pandang, tanggapan/daya paham. Elfiky mengatakan sebagai referensi rasional yan tersimpan dalam file-file pada memori otak berdasarkan pengalaman yang ditemui seseorang, berisi pengetahuan, norma, keterampilan dan prinsip. b. Kesiapan, bukan hanya fisik (state of being prepare) akan tetapi secara keseluruhan diri berkenaan dengan kesiapan secara fisik, mental, maupun emosional. Fisik berhubungan dengan keadaan ragawi, ditandai dengan sehat secara fisik. Mental berkaitan dengan jiwa, keadaan batin kapasitas ruhaniah. Emosional berkaitan dengan pertumbuhan sikap, serta kematangan perasaan.c. Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respon yang telah dipelajari, serta mendasari kebiasaan-kebiasaan (elementary).d. Respons terbimbing, berkenaan dengan perilaku meniru, coba-coba.e. Kemahiran, berkenaan dengan penampilan gerakan motorik, atau kompetensi diri (skillfulnes). Kata mahir merupakan kemampuan lebih atau diatas rata-rata pada bidang tertentu.f. Adaptasi, berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga ia mampu memodifikasi.g. Originasi, berkenaan menunjukkan penciptaan baru, idea pemikiran yang asli, atau konsep-konsep originalitas.Tabel 2.1Ciri-ciri Hasil Belajar Ranah PsikomotorikNoTingkatan Hasil BelajarCiri-ciri

1Perception1. Mengenal Objek melalui Pengamatan indrawi.2. Mengolah hasil pengamatan (dalam pikiran).3. Melakukan seleksi terhadap objek (pusat perhatian).

2Set1. Kesiapan mental untuk bereaksi.2. Kesiapan fisik untuk bereaksi.3. Kesiapan emosi atau perasaan untuk bereaksi.

3Guided Response1. Melakukan peniruan2. Melakukan coba-coba salah (trial and error).3. Pengembangan respons baru.

4Mechanism1. Mulai tumbuh perfomance skill dalam berbagai bentuk.2. Respons-respons baru muncul dengan sendirinya.

5Complex overt ResponseSangat terampil yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya.

6Adaptation1. Pengembangan keterampilan individu untuk gerakan yang dimodifikasi.2. Kemampuan untuk menghadapi problem solving.

7OriginizationMampu mengembangkan kreativitas gerakan-gerakan baru untuk menghadapi bermacam-macam situasi atau problema-problema yang spesifik.

(Sumber : Edward Norman Gronlund(1981) diadopsi dari Kunandar, 2013:255)3. Faktor faktor yang mempengarui prestasi belajar Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktorfaktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat. Menurut Ahmad (1998:72), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut :

a. Faktor internalFaktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :1) Faktor intelegensiIntelegensi dalarn arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi.2) Faktor minatMinat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.3) Faktor keadaan fisik dan psikisKeadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.

b. Faktor eksternal1) Faktor guruGuru sebagai tenaga berpendidikan rnemiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar rnengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelalaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan gaya memirnpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat rnenunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.2) Faktor lingkungan keluargaLingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.3) Faktor sumber-sumber belajarSalah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media/ alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang setelah menempuh proses balajar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya faktor internal dan faktor eksternal seperti yang tertera di atas. Yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah minat belajar yang termasuk dalam faktor minat, kecerdasan emosional dan kemampuan spasial yang termasuk dalam faktor intelegensi tergolong faktor internal.D. HipotesisPengaruh antara kemampuan spasial terhadap proses belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 1 Nganjuk tahun ajaran 2014/2015.

6