Upload
tranque
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KONSEP DASAR
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga.( Friedman, 1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Dep Kes R.I, 1998).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman(1998) :
a. Tipe Keluarga Tradisional
9
1) Keluarga inti
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama
a) Keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama
b) Keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang
tua tiri
2) Pasangan inti
Terdiri dari suami istri tanpa anak atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka
a) Karier tunggal
b) Keduanya berkarier dibedakan menjadi karier istri terus
berlangsung dan karier istri terganggu
3) Keluarga dengan orang tua tunggal
Adalah satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari
perceraian, ditinggal atau pisah
a) Bekerja atau berkarier
b) Tidak bekerja
4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian
5) Keluarga besar 3 generasi
6) Pasangan usia pertengahan atau lansia
suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal diruamah (anak
sudah kuliah, bekerja, atau kawin).
10
7) Jaringan keluarga besar
Dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer atau anggota
keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis dan dalam sistem presiprokal atau tukar menukar
barang dan jasa.
2. Tipe keluarga non tradisional
a. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah (biasanya
terdiri dari ibu dan anak saja)
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah
c. Pasangan kumpul kebo
d. Keluarga Gay atau lesbian adalah pasangan yang berjenis
kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
dari satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara
bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki
pengalaman yang sama
3. Tahap dan Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (1998).
a. Tahap I (Keluarga pemula)
Tahap ini dimulai ketika terjadi sebuah pernikahan antara 2 orang
insan yaitu laki-laki dan perempuan.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
11
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
b. Tahap II (Keluarga yang sedang mengasuh anak)
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek
c. Tahap III (Keluarga dengan anak usia prasekolah)
Tahap ketiga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain
12
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(Hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dad anak) dan
di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)
Tahap ke empat dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun mulai
masuk sekolah dasar dan dan berakhir pada usia 13 tahun,
merupakan awal dari masa remaja.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V ( Keluarga dengan anak remaja)
Dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun. Tahap ini
berlangsung 6-7 tahun, meskipun tahap ini lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga umur 19 atau 20 tahun.
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
13
f. Tahap VI (Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir hingga anak terakhir meninggalkan rumah (rumah
kosong).
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Memperluas siklus kelearga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun isteri
g. Tahap VII (Orang tua usia pertengahan)
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang saling memuaskan
dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Tahap VIII (Keluarga dalam masa pensiun dan lansia)
Dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan pensiun terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
ketika pasangan lain meninggal.
14
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahamieksistensi mereka ( Penelaahan
dan integrasi hidup.
7) Fungsi keluarga
4. Friedman (1998) membedakan fungsi keluarga menjadi lima yaitu :
a. Fungsi afektif
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga dalam bentuk dukungan dan perlindungan psikologi bagi
anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang di alami individu
sebagai hasil dari interaksi social dari lahir sampai mati. Keluarga
sebagai tempat individu melakukan sosialisasi untuk belajar.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota
keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan
fisik, mental dan spiritual dengan cara memelihara dan merawat
15
anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang pangan papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis tidak hanya dirujukkan untuk meneruskan
keturunan tapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk
kelanjutan generasi selanjutnya.
B. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah
1. Pengertian
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki saudara, anak perempuan-saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda (Duvall dan Miller,
1985).
2. Tugas-tugas perkembangan keluarga.
Perlunya anak-anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk
mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan kebutuhan orang tua untuk
16
memiliki privasi mereka sendiri menjadikan perumahan dan ruang
yang adekuat sebagai masalah utama, karena tahap ini kecelakaan
menjadi penyebab utama kematian dan cacat. Berikut ini adalah
sebagai tugas-tugas perkembangan keluarga:
a.Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintergrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
(Duvall dan Miller, 1985)
3. Masalah-masalah Kesehatan
Banyak sekali masalah kesehatan yang telah diidentifikasi
sepanjang pembahasan kita tentang keluarga dengan anak usia
prasekolah. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, masalah kesehatan
fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang lazim pada
anak dan jatuh, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan-kecelakaan
yang lain yang terjadi selama usia prasekolah.
Masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah
hubungan perkawinan.Beberapa studi mencoba meneliti
menurunnyakepuasan yang dialami oleh banyak pasangan selama
17
tahun-tahun ini dan perlunya penanganan terhadap masalah ini untuk
memperkokoh dan memberikan semangat lagi pada unit yang vital
ini.Masalah-masalah lain yang penting adalah persaingan di antara
kakak-adik, keluarga berencana, kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan, masalah-masalah pengasuhan anak seperti membatasi
lingkungan (disiplin), penganiayaan, dan menelantarkan anak,
keamanan dirumah, dan masalah-masalah komunikasi keluarga.
Strategi-strategi promosi kesehatan umum berhubungan erat
selama tahap ini, karena tingkah laku gaya hidup yang dipelajari
selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan konsekuensi-
konsenkuensi jangka pendek dan jangka panjang. Pendidikan
kesahatan keluarga diarahkan pada pencegahan masalah-masalah
kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan obat-obatan dan
alkohoh, seksualitas manusia, keselamatan, diet dan nutrisi, olah raga,
dan penanganan stress/dukungan sosial.
Tujuan utama bagi perawat yang bekerja dengan keluarga dan
anak usia prasekolah adalah membantu mereka membentuk gaya
hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual,
emosional, dan social secara optimal (Wilson, 1088).
18
C. KONSEP KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 hari atau 9 bulan 7 hari,
dihitung dari hari pertama haid terakhir( Saiffuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan post matur (Manuaba, 2005).
2. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda tanda kehamilan tidak pasti
1. Amenorea (tidak dapat haid) . Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil idak dapat haid lagi. Penting diketaui
tanggal hari pertama haid terakhit,supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2. Nousea ( enek ) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya
terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis.Sering terjadi pada pagi hari,tetapi tidak
terlalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness.
3. Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu).Mengidam sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
19
4. Pingsan. Dianjurkan untuk tidak pergi ketempat tempat ramai
pada bulan-bulan kehamilan.Hilang sesudah kehamilan 16
minggu .
5. Anoreksia (tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama
terjadi anoreksia, tetapi setelah itu selera makan timbul lagi.
6. Sering kening terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan.
7. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid.
8. Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
Terutama pada pipi hidung dan dahi kadang-kadang tampak
deposit pigmentyang berlebihan dikenal sebagai chloasma
gravidarum. Aroela mamae juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigment yang berlebih . Daerah leher
menjadi hitam. Demikian pula linea albadi garis tengah
abdomen menjadi hitam (linea griea).Pigmentasi ini terjadi
karena pengaruh dari hormon kortiko – steroid plasenta yang
meransang melanofor dan kulit.
9. Epulis adalah suatu hiper trofi papilla ginggivae, sering terjadi
pada triwulan pertama .
10. Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genetalia eksterna , fosa poplitea, kaki dan betis. Pada
20
multi grafida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama.(Wiknjosastro,2005)
b. Tanda pasti kehamilan
1. Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta garak
janin.
2. Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ). Dengan
stetoskop Laennec BJJ terdengar pada kehamilan 18-20
minggu. Dengan alat Doppler BJJ terdengar pada kehamilan 12
minggu.
3. Dengan ultrasonogravi(USG) atau scanning dapat dilihat
gambaran janin.
4. Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap
janin(Arif, 2000).
3. Masa kehamilan
a. Triwulan pertama
Minggu ke 1
1. Calon ibu
Idealnya calon ibu brada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan
seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak
perlu suda seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubu basal
akan sedikit meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara
21
36,6°C dan berangsur-angsur akan meningkat. Konsultasi genetik
bisa dilakukan dengan dokter kandungan untuk mengetahui
apakah adanya riwayat penyakit menurun dalam keluarga seperti
hemo fili, fibrosis kistik atau berbeda tipe golongan darah rhesus.
Minggu ke 2
2. Calon ibu
Masa fertilisasi atau pembuahan dimana berjuta-juta sperma
pasangan akan masuk ke vagina dan mencai tuba falopi. Beberapa
ratus sperma akan menuju sel telur sambil mengeluarkan enzim
yang membuat salah satu sperma berhasil menembus lapisan
pelindung sel telur yang matang. Pada saat ini terjadi perubahan
kimiawi yang mencegah sperma lain memasuki sel telur. Tubuh
sperma yang berhasil masuk sel telur akan terurai dan inti sel
yang membawa kode genetik akan menyatu dengan kode genetik
sel telur yang telah dibuahi.
3. Janin bayi
Jenis kelamin bayi pada masa ini ditentukan oleh 46 kromosom
yang menyusun karakteristik genetiknya. Sel sperma dan sel telur
membawa kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya
memiliki kromosom X, namun sel sperma membawa kromosom
X atau Y. Bila sperma yang membuahi sel telur membawa
kromosom X maka akan membentuk seorang bayi perempuan.
Lain halnya bila yang membuahi sel telur adalah sel sperma yang
22
membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki lah yang akan
terbentuk. Pada hal ini, calon ayah lah yang sebenarnya
menentukan jenis kelamin bayi.
Sel telur yang telah dibuahi akan membelah 2 sel, kemudian 4 sel
dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan
tuba falopi menuju rahim. Saat ini, dengan perkiraan kasar
terdapat 30 sel hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut
dinamakan morula, dari bahasa latin yang berarti anggur.
Minggu ke3
1) Calon ibuKira-kira 7 hari setelah fertilisasi, morula akan tertanam
dilapisan dalam rahim (endometrium). Secara formal hal ini dapat
dikatakan sebagai suatu kehamilan. Kelompok sel tersebut akan
semakin matang dan mejadi blastokista, substansi yang akan
menstimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu
termasuk terhentinya siklus menstruasi
2) Janin Bayi
Selama minggu-minggu awal kehamilan, bayi akan berkembang
pesat. Setiap hari pasti akan terjadi perubahan besar. Hanya
dalam waktu 7 hari, sebuah sel akan menjadi suatu kelompok
berisi ratusan sel. Walau secara kasat mata bahkan dengan
bantuan mikroskop tetep sulit dilihat, sel-sel ini telah mengatur
dirinya sendiri dengan benar. Sebagian membentuk embrio,
sedangkan yang lain menjadi struktur penyokong yang memberi
23
nutrisi kepada embrio. Bagaimana hal ini menjadi suatu misteri
bagi para ahli.
Minggu ke 4
1) Calon ibu
Meskipun kehamilan bisa diketahui sendiri, namun tes dara yang
mampu membuktikan kehamilan secara akurat, terutama pada
minggu-minggu ini. Hal ini disebabkan adanya blastokista yang
akan mengeluarkan sejumlah hormon kehamilan (Human
Chorionic Gonadotropihin/hCG). Hormon ini dapat terdeteksi
dalam darah. Urin juga dapat digunakan untuk men-tes hormon ini,
namun hasilnya tidak seakurat tes darah.
2) Janin bayi
Pada minggu ini blastokista yang tadinya tadinya berbentuk seperti
bola mulai berubah menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan
menjadi 3 jenis lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan
yaitu :
1. Endoderm : lapisan terdalam yang akan membentuk paru-paru,
hati, sistem pencernaan dan pankreas
2. Mesoderm : lapisan tengah yang akan membentuk tulang, otot,
ginjal, pembulu darah dan jantung
3. Ektoderm : lapisan ter luar yang akan membentuk kulit,
rambut, lensa mata, email gigi dan sistem saraf
24
Keseluruhan sel dalam setiap jaringaakan bergerak mengelilingi
untuk menuju tempat masing-masing dan bentuk bakal kepala
embrio akan meruncing seperti tetesan air mata.
Minggu ke5
1) Calon ibu
Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3
minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore)
ini juga bisa disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan
perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat manaksir perkiraan
hari persalilan dihitung semenjak hari pertama siklus menstruasi
terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal
lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau
biasa disebut morning sickness, perubahan selera makan,
perubahan pada payudara dan kelelahan.
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang terkenal sebagai
triwulan, yaitu:
(a) Triwulan I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke 13.
Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada
masa ini resiko keguguran juga termasuk tinggi.
(b) Triwulan II : berlangsung dari miknggu ke 14 hingga minggu
kehamilan ke 27
25
(c) Triwulan III : berlangsung dari minggu ke 28 hingga masa
kelahiran
2) Janin bayi
Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki bentuk
yang lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan
kiri, serta depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu
celah melengkung yang akan membentuk setruktur seperti tabung
silinder yang disebut neural tube (tabung saraf). Dalam
perkembangannya, pada tabung ini akan terbentuk sumsum tulang
belakang dan otak. Bagian atas dari tabung tersebut akan meluas
dan mendatar untuk membentuk otak depan. Selain itu dibagian
pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang merupakan bakal
jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu darah
rudimenter (pembulu darah yang belum sempurna).
Minggu ke 6
1) Calon ibu
Pada saat ini banyak wanita yang menghubungkan kehamilan
dengan timbulnya keluhan, khususnya nausea (pusing dan mual).
Biasanya para ibu saat ini merasa lebih mudah tersinggung dan
lelah dari pada sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan hormon progesteron. Biasanya istirahat yang cukup
akan membantu relaksasi dalam menghadapi hal-hal tersebut.
26
2) Janin bayi
Tabung saraf disepanjang tulang belakang telah menutup. Disalah
satu ujaungnya telah terbentuk bakal otak yang akan mengisi
tulang tengkorak. Sementara itu terdapat 2 buah piringan pigmen
kecil yang membentuk setruktur seperti mangkok dikedua sisi
kepalanya. Bagian ini disebut vesikel optikus yang merupakan
bakal mata.
Walaupun jantung bayi pada awalnya hanya berupa tabung kecil,
namun pada tahap ini bakal jantung telah berdenyut dan tidak akan
perna berhenti hingga akhir hidup. Bakal kaki dan tangan juga
mulai terlihat, demikian pula tulang ekor akan makin terlihat jelas
di tahap ini.
Minggu ke 7
1) Calon ibu
Lima minggu setelah konsepsi, dinding rahim melunak sehingga
mempermuda penanaman blastosit. Pada saat ini serviks (mulut
rahim mulai melunak). Perubahan yang terjadi diorgan dalam lain
adalah penebalan lendir serviks yang akan menggumpal
membentuk sumbat (plug) dalam saluran mulut rahim. Nantinya
lendir ini akan dikeluarkan sesaat sebelum proses persalinan, yaitu
saat serviks mulai membuka (hal ini disebut show).
27
2) Janin bayi
Diminggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah,dan kaki bayi.
Saluran pemcernaan janin mulai terbentuk dan usus depan telah
terlihat. Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan
menghilang di minggu ke 10 atau ke 11. Paru-paru juga mulai
berkembang sementara itu tali pusar akan berkembang setelah
plasenta dewasa. Selain itu akan terbentuk pula bakal wajah,
sedikit pigmentasi pada iris mata dan lubang pada mulutnya.
Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal lengan
justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu.
Minggu ke 8
1) Calon ibu
Walaupun rahim mulai membesar, prubahan ini biasanya belum
terlihat dari luar. Yang lebih dahulu mendeteksi perubahan ini
secara umum adalah dokter. Dokter akan merabah pembesaran
saat melakukan pemeriksaan panggul. Biasanya ukuran baju sang
ibu mulai membesar karena pinggang terasa mulai adanya
pengetatan akibat membesarnya janin yang tumbuh.
2) Janin bayi
Pada ujung-ujung tubuh yang sedang berkembang, mulai terbentuk
bakal jari tangan dan kaki, sedangkan bakal lengan akan sedikit
fleksi (membengkok) pada bagian pergelangan dan siku. Pada
bagian sisi dan lehernya nampak bakal telinga luar yang mulai
28
tumbuh, begitu pula halnya bakal bibir atas dan ujung hidung pada
wajahnya. Bakal mata janin masi saling berjauhan satu sama lain,
namun bakal kelopak mata mulai terbentuk mengintarinya. Dalam
tubuh janin, usus halus akan tampak panjang sekali sehingga
rongga perut tidak mampu menampung. Beberapa akan menonjol
ketali pusar janin yang disebut hernia (penonjolan) fisiologik.
Minggu ke 9
1) Calon ibu
Pada saat ini hormon kehamilan hCG sedang berada di posisi
puncak sehingga sang ibu akan mengalami beberapa perubahan.
Kulit wajah sang ibu akan terasa lebih halus dan kencang walau
mungkin berjerawat pula. Rambut sang ibu akan terasa lebih
kering dan payudara akan terlihat sedikit mengencang, kadang-
kadang padat, nyeri bilah di tekan. Pada saat ini pula cairan keluar
dari vagina dalam jumlah bervariasi.
2) Janin bayi
Punggung bayi pada saat ini akan sedikit menegak dan tulang
ekornya akan sedikit memendek. Proporsi kepalah masi lebih
besar dari anggota tubuh lainnya dan baagian kepala masih
menekuk kearah dada. Kedua mata bayi telah berkembang dengan
baik namun masih ditutupi oleh membran kelopak. Selain itu bayi
sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil setelah otot-ototnya
mulai berkembang dan perubahan ini dapat dilihat melalui USG.
29
Anggota badan lainnya juga mulai berkembang, seperti
perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat dari pada tungkai
dan jari kaki. Pada tahap ini, telapak tangn janin telah memiliki
batas jari tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah
satu sama lain.
4. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun
menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamiln
ektopik, uteru akan membesar pula, karena pengaruh hormon-
hormon itu. Begitu pula endometrium menjadi desidua.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir
kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama
kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada
kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada
akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti
telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan
sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis,
30
apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan
pertama membuat ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini
dikenal dalam obstetri sebagai tanda hegar.
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Akbat kadar estrogen yang meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks
menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan
ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan
ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks
tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat
partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus
uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah. Sesudah
partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui
sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan
kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
31
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik,.
c. Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-
alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai
dapat mengakibatkan kematian.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan
16 minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Eperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon
relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal.
Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin
pada awal kwhamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat
ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin
32
mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga term.
e. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu.
Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan
progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
pula dan menimbulakan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan
demikian mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di
bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak i sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma
menjadi lebih besar. Papila mamma akan membesar, lebih tegak,
dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mamma karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas
menonjol di permukaan areola mamma. Pada kehamilan 12
minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
33
f. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat
lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Volume darah ibu adalm kehamilan bertambah secara fisiologik
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan
32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih
besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih
rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanitahamil mempunyai hemoglobin total
lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan
itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung
akan meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan
peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya
isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ±
15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah.
34
g. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi
karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita
hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas
meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2
arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah
melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan
sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita
yang memperhatikan penampilan badannya.
h. Traktus Digetivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena
retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron.
Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi
regorgitasi isilambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada
(heathburn). Sekresi isilambungberkurang dan makanan lebih lama
berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak,
tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan
salah satu keluhan utamawanita hamil.
35
i. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar, ehingga timbul sering
kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan,
kepala janin mulai tuun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul
lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping
itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju
filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi
tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti
urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang
dikeluarkan.
j. Sistem Integumen
Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH), pengaruh
lobus hipofisis anterior , dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum lividae atau
alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, dan pipi (chloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang. Perubahan kondisi kulit yang berubah terbalik dari
keadaan semula, yang biasanya (pada saat belum hamil) kulit
kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya.
36
Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormone didalam tubuh
ibu hamil. Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena
adanya perubahan
k. Metabolisme dalam kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan
pada trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan,
dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup
hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulang-tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester
terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-
2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam
badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium
dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi
hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-
oksidase (histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak
hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini
37
mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16
minggu dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah
enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase
ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38
minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg
rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam
kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor
(Wiknjosastro, 2005).
5. Adaptasi Psikologis Pada Ibu Hamil
a. Trimester pertama;
Ragu-ragu akan kehamilannya, ambivalen (konflik perasaan) dan lebih
banyak berfokus pada diri sendiri. Pada trimester ini, adanya perasaan
tidak nyaman akibat perasaan mual, muntah, dan keletihan sering kali
keinginan seksual menurun.
b. Trimester kedua
1) Adanya pergerakan bayi, ibu menjadi yakin dengan keberadaan
bayinya, dan ibu merasa percaya akan segera mempunyai bayi.
2) Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya dia merasa lebih
baik daripada trimester I dan belum terganggu aktivitasnya.
38
3) Perubahan ukuran tubuh untuk beberapa orang menyebabkan
perubahan body image atau pandangan terhadap gambaran diri yang
negative.
c. Trimester ketiga
1) Persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan ibu. Ibu menanyakan
tentang tanda-tanda persalinan kepada teman atau saudaranyayang
telah mengalami proses persalinan.
2) Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan merasa tidak
nyaman menghadapi hari-hari menjelang persalinan.
3) Ibu menyiapkan pakaian, tempat untuk bayi, dan merencanakan
perawatannya (Hidayati, 2009).
6. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia
ekterna dan genetalia interna.
(Sobotta, 2006)
39
a. Genitalia Eksterna
1) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
2) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi
satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah
kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.
3) Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi
vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat
pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral
4) Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora
adalah vestibulum.
5) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio
minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam
vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus
vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
40
6) Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda
ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
7) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul
yang ditutupi oleh kulit perineum.
(Sobotta, 2006)
b. Genetalia Interna
1) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya
41
dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara
introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9
cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah
dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis
antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut
miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan
ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm. Berat 50
gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
b) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
c) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri
internum.
42
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
(1) Endometrium
(2) Myometrium
(3) Parametrium
3) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus
4) Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak
lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus.
Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi
pada ovum.
Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan
kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada
ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi
agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).
D. KONSEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
43
kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir
selama 10 minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida
mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya
pada 1 dari 1.000 kehamilan.
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic pada otak,
jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain
yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
b. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi
c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro,
2005).
44
3. Patofisiologis
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu jug adapt
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma
Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai
diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005)
4. Manifestasi Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
45
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam
3 tingkatan:
a. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. nadi meningkat sekitar
100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang,
lidah mongering dan mata cekung.
b. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan
menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi
oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan,
karena pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat
ensefalopati werniche yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia,
gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil, tekanan
darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai
dengan: ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin
tinggi dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat
46
kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2005).
5. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga
mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan
kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli
dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera dilakukan (Wiknjosastro, 2005).
6. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara :
a. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
47
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
g. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro,
2005).
7. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan:
a. Obat – obatan; Sedativa : Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6
atau B – kompleks, Anti histamine : dramamin, avomin, Anti emetik
(pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan
atau minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja
gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan
c. Terapi psikologika; perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
48
d. cairan parenteral; cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat
ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan
berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
e. Menghentikan kehamilan; Bila keadaan memburuk dilakukan
pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis
adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan
keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
f. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai
koma, terjadi gangguan jiwa.
g. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran
penglihatan.
h. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun. (Wiknjosastro, 2005).
8. Komplikasi
Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan
mental, serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus. (Arif, 2000).
49
9. Prognosis
Dengan penanganan yang baik, proknosis sangat memuaskan namun pada
tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
E. Asuhan keperawatan keluarga tahap III (mengasuh anak prasekolah) menurut
Friedman :
1. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998).
a. Identifikasi Data
Mengidentifikasi data secara khusus fokusnya pada upaya mengenal
keluarga dan seluruh anggota keluarga, serta upaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang penting. Data yang diperlukan
meliputi :
1) Nama-nama anggota keluarga
2) Alamat dan nomor telpon
3) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggoata keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam
bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari
penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya atau keluarga
fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak
tinggal dalam ruamah tnagga yang sama.
50
Pada komposisi keluarga, pencataatan dimulai dari anggota
keluarga yang sudah dewasa kemidian diikuti anak sesuai dengan
urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut dimasukkan dalam bagian akhir dari
komposisi keluarga.
Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga
atau pohon keluarga. Genogram merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan pohon keluarga dan merupakan pengkajian
informatif untuk mengetahui keluarga dan serta sumber-sumber
keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas
generasi ) dan horisontal (dalam generasi yang sama) dan dapat
membantu kita berpikir secara sistematis tentang suatu peristiwa
dalam keluarga diliat dari hubungan keluarga dengan pola
penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis mengenai apa yang
sedang terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat
informasi tentang tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-
masing/ orang tua keluarga inti). Genogram juga dapat menentukan
tipe dari keluarga.
4) Tipe bentuk keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam
satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan
genogram dalam keluarga.
51
5) Latar belakang budaya keluarga
Pengkajian terhadap kultur/ kebudayaan keluarga meliputi :
a) Identitas suku bangsa
b) Jaringan sosial keluarga
c) Tempat tinggal keluarga
d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,budaya, rekreasi dan
pendidikan.
e) Bahasa yang digunakan sehari-hari
f) Kebiasaan diit dan berpakaian
g) Dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)
h) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga
i) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan
praktisi
j) Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah
6) Identifikasi keluarga
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa
aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan
dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan
keluarga.
7) Status kelas sosial
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup
keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup
keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan
52
lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial
keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber dalam
keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Status sosial
keluarga dapat ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan
keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga.
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan rekreasi keluaraga yang dilakukan pada waktu luang.
Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktivitas rekreasi pada
waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat
wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang
untuk melakukan kegiatan bersama.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (1998), Riwayat keluarga mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhiMenjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga
53
yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, pencegahan terhadap penyakit , sumber
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat
perkembangan dan kejadian atau pengalaman-pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat
kesehatan seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam
dengan kedua orang tua).
c. Lingkungan Keluarga
Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
1. Karakteristik rumah
Diidentifikasi dengan :
a) Tipe tempat tinggal
(rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
54
b) Gambaran kondisi rumah
Interior rumah : jumlah ruangan, tipe kamar, jumlah
jendela, keadaan ventilasi, dan penerangan (sinar
matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya,
jenis lantai, konstruksi bangunan, keamanan lingkungan,
kebersihan dan sanitasi rumah,jenis septic tank, jarak
sumber air minum dengan septic tank, keadaan dapur,
sumber air minum yang digunakan. Perlu dikaji pula
perasaan subjektif keluarga mengenai keadaan rumah,
identifikasi teritorial dan pengaturan privacy dalam
keluarga.
c) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
yang lebih luas.
1) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi tipe
lingkungan komunitas, tipe tempat tinggal, budaya
yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum
2) Karakteristik demografi
Meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan
demografis yang sedang berlangsung.
3) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas umum lainya seperti pasar, apotek dll
55
4) Bagaimana fasilitas mudah diakses
(a) Tersedianya transportasi umum untuk digunakan
keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada
(b) Insiden kejahatan yang ada disekitar lingkungan
d) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga
berpindah tempat tinggal, berapa lama berada di tempat
tinggal tersebut, transportasi yng digunakan jika keluarga
ingin bepergian.
e) Perkumpulan keluarga dan dan interaksi dengan
masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga interaksi dengan masyarakat
f) Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga
membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-
aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang
sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu
hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
56
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga
lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan
kesehatan).
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan
pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun
non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (
keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi
orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem
kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang
berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya
keluarga terhadap putusan tersebut.
57
3. Struktur Peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga.
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a) Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan
gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten
dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran
dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara
kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b) Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas
yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan
peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering
dilakukan secara konsisten
58
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada
tidaknya peran disfungsional serta bagaimana
dampaknya terhap anggota keluarga
c) Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi
anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,
memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model
peran bagi pasangan dan sebagai orang tua.
d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar
belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran
formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran.
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap
struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur
peran.
4. Nilai-Nilai Keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut
Friedman adalah :
59
a) Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga.
b) Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c) Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem
keluarga
d) Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting
nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut
sistem nilai.
e) Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f) Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga.
g) Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1) Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi:
a. Pola kebutuhan keluarga
1. Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota
keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
2. Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau
keinginan masing-masing anggota keluarga.
60
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
(1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota
keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling
mendukung
(2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan
intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang
ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang
perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga
memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga
2) Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol
perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta
serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan
anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
61
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat
masalah dalam membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan
perkembangan anak.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi:
a) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya.
(1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan
kesehatan
(2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
(3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau
perubahan penting yang berhubungan ddengan
masalah kesehatan yang dihadapi.
(4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
(5) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
(6) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit.
(7) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara
lingkungan
(8) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan.
62
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
a. Berapa jumlah anak.
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga.
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi Ekonomi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan.
b) sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
a) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang
dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang
dialami oleh keluarga.
b) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang
dihadapi.
63
c) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi
koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe
masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
6 Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.
Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :
kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos
keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan
otoritarisme.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan seluruh anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga
terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko maupun
potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara
mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda
dan gejala (PES).
64
Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial atau
wellness.
a. Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi
pada saat pengkajian di keluarga.
b. Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi pada
pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual bila tidak
diulakukan pencegahan dengan cepat.
c. Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat
fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan
sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat
dirumuskan tanpa disertai etiologi.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil
pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk
diagnosis keperawatan potensial (sejahtera/”wellness”) boleh
menggunakan etiologi atau tidakmenggunakan etiologi.
3. Penetapan Prioritas Masalah
Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih
dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu
menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang
ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan keluarga
65
( Bailon dan Maglaya, 1978) Proritas masalah adalah penentuan
prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian maslah
keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini memiliki empat
kriteria, masing – masing kriteria memiliki skor dan bobot yang
berbeda disertai dengan pembenaran atau alasan penentuan skala
tersebut.
a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko
(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai
dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah
pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
b. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala
mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan
bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan
(pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan tindakan untuk
(menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam
bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat
(pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya
masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat
dan sokongan masyarakat).
c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dijegah dengan skala skor
tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.
Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari masalah yang
berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya masalah
66
(waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan
yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok
yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
d. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor
2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan
bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi kelurga dalam
melihat masalah yang ada.
4. Diagnosa Keperawatan yang mungkin Muncul:
a. Kurangnya pengetahuan.
b. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit.
c. Kenaikan suhu tubuh.
d. Resiko kerusakan integritas kulit.
e. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
(Carpenito, 2006)
5. Fokus Intervensi
a. Kurangnya pengetahuan
1. Aspek kognitif
a) Berikan penjelasan dan penyuluhan mengenai pengertian
kehamilan dan pengertian hiperemesis gravidarum.
b) Berikan penjelasan pada keluarga mengenai perlunya
makanan bergizi pada ibu hamil.
67
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga cara mencegah
apabila merasa mual muntah, memberikan cara memasak
makanan yang sehat dan bersih, memberikan cara
memodifikasi makanan saat memasak atau penyajian agar
nafsu makan bertambah.
b. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit
1. Aspek kognitif
Beri penjelasan pada keluarga apabila tubuh kekurangan
cairan, penyebab dan tanda gejala yang muncul.
2. Aspek psikomotor.
Mengajarkan pada keluarga tentang mengatasi apabila tubuh
kekurangan cairan.
3. Aspek afektif
Anjurkan pada keluarga untuk mencegah agar tubuh tidak
kekurangan cairan.
c. Kenaikan suhu tubuh.
1. Aspek kognitif
Beri penjelasan keluarga tentang hipertermia merupakan
salah satu tanda dan gejala masalah hiperemesis
gravidarum. Hipertermi merupakan suatu kenaikan suhu
tubuh lebih dari normal (36-37 C) dan disebabkan adanya
68
kuman yang masuk ke dalam tubuh. Hipertermi
menyebabkan penderita akan kekurangan cairan dan
menurunya nafsu makan.
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang mengalami hipertermi yaitu
mengompres dengan menggunakan air dingin atau air panas
di daerah dahi dan ketiak, dan menganjurkan kepada
keluarga untuk pemberian minum yang banyak jika suhu
masih panas keluarga harus membawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Aspek afektif
Anjurkan kepada keluarga untuk memperbaiki dan
meningkatkan gizi klien dengan cara pemberian makanan
yang mengandung TKTP.
d. Resiko kerusakan intergritas kulit
1. Aspek kognitif
Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada
keluarga tentang bagaimana caranya agar tidak terjadi
kerusakan integritas kulit.
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga untuk memberikan perawatan
pada anggota keluarga yang mengalami masalah hiperemesis
69
gravidarum agar tidak terjadi masalah pada kesehatan
kulitnya dengan cara memperbanyak makanan yang
mengandung vitamin.
3. Aspek afektif
Anjurkan kepada keluarga untuk menjauhkan ibu hamil dari
hiperemesis gravidarum dan motivasi keluarga untuk
melakukan pencegahan agar tidak terjadi masalah pada
kesehatan kulitnya selama kehamilan.
4. Aspek kognitif
Berikan penjelasan kepada keluarga tentang penyebab
terjadinya kerusakan integritas kulitatau akibat dari
hiperemesis gravidarum, serta bagaimana cara-cara
perawatan hiperemesis gravidarum.
5. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga cara pencegahan dan
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah
hiperemesis gravidarum agar tidak bertambah berat.
6. Aspek afektif
Anjurkan kepada keluarga untuk selalu memberikan obat
tradisional dan pemberian obat secara medis serta motivasi
keluarga untuk memperbaiki sanitasi lingkungan rumah, dan
rutin memeriksakan kesehatan kehamilannya.
70
e. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Aspek kognitif
a) Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan pada
keluarga tentang pentingnya nutrisi dan pemberian
makanan bergizi untuk ibu hamil dan menjaga ketahana
daya tubuh bagi anak.
b) Ajarkan pada keluarga untuk menyajikan makanan
dalam bentuk menarik dan berikan makanan sedikit-
sedikit tetapi sering.
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga tentang cara pencegahan dan
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
hiperemesis gravidarum agar tidak bertambah berat.
3. Aspek afektif
Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makanan yang
mengandung TKTP, serta anjurkan kepada keluarga untuk
membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat jika
keluarga ada yang sakit.
71
1. Pathways
(Wiknjosastro, 1999:2)
Kehamilan
Perubahan fisiologis Perubahan Psikologis
Hormon HCG estrogen
Motilitas lambung dan usus
Kembung dan produksi gas
Mual dan muntah
Cairan elektrolit keluar
Tugor kulit menurun/jelek
Resiko kerusakan integritaskulit
Krisis Kurang informasi
Ancaman kehilangan janin
Cemas
Kurang pengetahuan
Intake tubuh yang tidakadekuat
BB turunBB turun
Lemah
Intoleransi
Kurangnyapemenuhan
kebutuhan nutrisi
Kurang volume cairan danelektrolit
Peningkatan suhu tubuh