Upload
vuongdang
View
231
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di
dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama(Friedman M. M., 1998)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall &
Logan,1986 dalam Friedman, 1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Dep Kes R.I, 1998).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
2
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Struktur Keluarga.
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu
atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas,
selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan
balik, melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
3
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang
tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c. Struktur kekuatan.
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual)
dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain ke arah positif.
d. Nilai-nilai keluarga.
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
3. Tipe Keluarga.
Tipe keluarga menurut Friedman(1998):
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi
atau keduanya.
4
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di
dalamnya seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (estended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek, nenek, paman, bibi).
4. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998)
adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.
5. Fungsi keluarga.
Friedman (1998) membedakan fungsi keluarga menjadi lima yaitu :
a. Fungsi Afektif (The affective function) : Fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social
placement fungtion) : Fungsi pengembangan dan tempat melatih
5
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi (reproductive function) : Fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care
function) : Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi
ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
B. Tahap Perkembangan Keluarga Mengasuh Anak (Child bering)
1. Pengertian
Tahap perkembangan keluarga tahap 2 (Child bering) adalah tahap
perkembangan keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama
hingga bayi berusia 30 bulan. Pada tahap ini antara suami dan istri
memiliki perubahan peran yang bisa menimbulkan masalah dalam
keluarga. Masalah tersebut muncul karena keluarga dalam hal ini
suami dan istri kurang memiliki persiapan untuk menjadi orang tua.
2. Tugas perkembangan keluarga mengasuh anak
Menurut Duval (1998) tugas perkembangan keluarga mengasuh anak
adalah :
6
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek.
3. Masalah-masalah utama pada tahap mengasuh anak.
Masalah kesehatan utama pada tahap 2 menurut Friedman (1998)
adalah
a. Masalah transisi peran orang tua
Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan
lahirnya anak, dimana pasangan berhubungan satu sama lain baik
sebagai suami ataupun sebagai orang tua. Kedatangan bayi dalam
rumah tangga menciptakan perubahan bagi setiap anggota
keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Keseimbangan keluarga
berubah, setiap anggota keluarga memangku peran yang baru dan
memulai hubungan yang baru, seorang istri tidak hanya berperan
sebagai istri saja tetapi juga berperan sebagai seorang ibu, begitu
juga dengan seorang suami memiliki peran baru sebagai seorang
ayah, dengan kata lain keduanya berperan sebagai orang tua.
Perubahan yang tiba-tiba bagi sebagian orang merupakan
pengalaman yang penuh arti, walaupun begitu masalah perubahan
7
peran sering terjadi karena kebanyakan orang sekarang tidak
disiapkan menjadi orang tua(Friedman M. M., 1998).
b. Masalah perawatan dan pengasuhan bayi
Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan
fungsi dalam organisasi keluarga, fungsi suami istri harus
dibedakan untuk memenuhi tuntutan baru perawatan dan
pengasuhan bayi. Peran yang paling penting bagi perawat
keluarga pada keluarga mengasuh anak adalah mengkaji peran
sebagai orang tua yaitu bagaimana orang tua berinteraksi dengan
bayi dan bagaimana merawatnya.
Perawatan dan pengasuhan yang baik pada bayi sangat
mempengaruhi muncul atau tidaknya masalah kesehatan, bagi
orang tua baru yang belum siap menjadi orang tua sering kali
mendapatkan konflik dengan munculnya masalah kesehatan pada
bayi. Masalah- masalah kesehatan yang sering muncul
diantaranya masalah tumbang bayi, masalah pemberian ASI
eksklusif dan masalah kesehatan seperti ISPA.
1) Tumbuh kembang bayi usia 1-4 bulan
a) Periode pertumbuhan
Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan
perubahan barat badanpada usia ini, bila gizi anak baik
maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000
gram/bulan sedangkan pertumbuhan tinggi badan akan
8
stabil tidak mengalami kecepatan, perkembangan dapat
diliha dari motorik kasar, halus, bahasa dan adaptasi sosial
b) Periode perkembangan
Perkembangan motorik kasar pada bayi 1-4 bulan
yaitu memiliki kemampuan mengangkat kepala saat
tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,
dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk
dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol
kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring
terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi
lengan dan tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk
merangkak.
Perkembangan motorik halus pada bayi 1-4 bulan
yaitu dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk
memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi,
mencoba memegang benda ke dalam mulut, memegang
benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki,
memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda di
tangan walaupun hanya sebentar.
Pada perkembangan bahasa ditandai dengan adanya
kemampuan bersuara dan tersenyum, dapat berbunyi huruf
hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata
9
ooh/aah, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau
bereaksi dengan mengoceh.
Perkembangan adaptasi sosial yaitu bayi usia 1-4
bulan mulai untuk mengamati tangannya, tersenyum
spontan dan membalas senyuman bila diajak tersenyum,
mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia,
waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu
terjaga, membentuk siklus tidur bangun, menangis
menjadi sesuatu yang beda, membedakan wajah- wajah
yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah-
wajah yang dikenal, diam saja jika ada orang
asing.(Hidayat, 2008).
2) Pemberian ASI eksklusif
Masalah ini sering muncul karena ibu yang sedang menyusui
anaknya bekerja diluar rumah, pemberian ASI eksklusif pada
bayi sangatlah penting karena selain mengandung zat gizi
untuk pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan bayi juga
bisa menambah kedekatan antara ibu dan bayi sehingga dapat
memepererat hubungan keluarga.
a) Pengertian ASI eksklusif.
10
ASI Eksklusif adalah ASI (Air Susu Ibu) yang diberikan
kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau
cairan lain. (Kristiasari, 2009)
b) Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya,
mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai
substansi yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang
membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI
tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar
dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan
ibu yang bayinya cukup bulan. Dengan demikian
pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai dengan
tuanya kehamilan. Komposisi ASI tidak sama dari waktu
ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi. Komposisi
ASI dibedakan menjadi 3 macam :
(a) Kolostrum.
adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai
hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan
cairan yang agak kental berwana kekuning kuningan,
lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya
agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-
sel epitel.
(b) ASI masa transisi (foremilk).
11
ASI yang menghasilkan mulai hari keempat sampai
hari kesepuluh. ASI transisi berwarna putih bening
dengan susunan yang disesuaikan dengan kebutuhan
bayi, dan kemampuan mencerna usus bayi.
(c) ASI mature.
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai
seterusnya. Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan
perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima
susunan ASI sempurna.
Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI
Kandungan Kolostrum Transisi Asi mature
Energi (Kg kla)
Laktosa (gr/100
ml)
Lemak (gr/100ml)
Protein (gr/100ml)
Mineral
(gr/100ml)
Imunoglobulin :
Ig A (mg/100ml)
Ig G (mg/100ml)
Ig M (mg/100ml)
Lisosim(mg/100)
Laktoferin
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3
335,9
5,9
17,1
14,2-16,4
420-520
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-
-
-
-
-
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270
12
Tabel 2.2 Pebedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu
formula
Komposisi/100ml ASI matur Susu sapi Susu formula
Kalori
Protein
Lactalbumin(%)
Kasein (%)
Air(ml)
Lemak(gr)
Karbohidrat
Ash (gr)
Mineral :
Na
K
Ca
P
Mg
Fe
Zn
Vitamin:
A (iu)
C (mg)
D (iu)
E (iu)
Thiamin (mg)
Ribovlavin (mg)
Niachin (mg)
75
1,2
80
20
87,1
4,5
7,1
0,21
16
53
33
14
4
0,05
0,15
182
5
2,2
0,08
0,01
0,04
0,2
69
3,5
18
82
87,3
3,5
4,9
0,72
50
144
128
93
13
Trance
0,04
140
1
42
0,04
0,04
0,03
0,17
67
1,5
60
40
90
3,8
6,9
0,34
21
69
46
32
5,3
1,3
0,42
210
5,3
42
0,04
0,04
0,06
0,7
13
Ph
Bacteria iontent
Alkaline
Sterile
Acid
Nonsterile
Acid
Sterile
(Kristiasari, 2009)
c) Manfaat Pemberian ASI eksklusif.
14
Menyusui mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,
keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi
yang paling sempurna ASI mudah dicerna dan diserap
karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat
mencegah terjadinya penyakit infeksi lantaran
mengandung zat penangkal penyakit yaitu immuno
globulin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada
bayi, murah, serta bersih
Bagi ibu menyusui dapat mendatangkan keuntungan
yaitu mencegah perdarahan setelah persalinan,
mempercepat mengecilnya rahim, mencegah kanker
payudara, metode keluarga berencana sementara. Dari
tinjauan psikologis kegiatan menyusui akan membantu ibu
dan bayi untuk membentuk tali kasih
Dengan pemberian ASI eksklusif, ibu bisa
menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula,
yang sebenarnya tidak lebih baik dari ASI
eksklusif.(Prasetyono, 2009)
d) Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai
dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI(Kristiasari, 2009).
15
Laktasi merupakan bagian dari siklus reproduksi
mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai
tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun
secara baik dan benar serta anak mendapat kekebalan
tubuh secara alami. ASI diproduksi oleh organ reproduksi
wanita yaitu payudara.
e) Masalah Dalam Laktasi
(1) Kesehatan umum ibu
Kesulitan dapat timbul ketika ibu berada dalam kondisi
tidak sehat. Pemberian ASI akan menimbulkan tuntutan
pada tubuh ibu dan hanya mereka yang terganggu
kesehatannya yang tidak mampu melaksanakan
kewajiban ini. Pemberian ASI pada bayi tidak
diperbolehkan pada ibu yang mengalami tuberkolusia
aktif, diabetes tidak stabil yang tergantung insulin, HIV
aids, kelainan psikiatrik, ketergantungan obat.
(2) Puting yang retak-retak
Puting retak-retak terasa nyeri. Keretakan tersebut
dapat terjadi karena mulut bayi yang tidak memegang
puting dengan benar, penghisapan puting terlalu kuat,
penggunaan pompa yang salah saat memeras ASI.
16
Puting harus diinspeksi setiap hari dengan
penerangan yang baik untuk memastikan bahwa puting
benar-benar sehat. Bila terjadi kelainan seperti puting
retak, maka harus dilakukan perbaikan posisi menyusui
dan pengistirahatan puting selama 24 jam. Puting di
panasi dengan cahaya matahari atau cahaya lampu.
(3) Puting masuk ke dalam
Jika puting yang datar masuk ke dalam tidak ditemukan
selama kehamilan, laktasi akan sulit dilaksanakan,
khususnya selama hari ke 3 dan ke 4 ketika payudara
yang mengalami distensi menarik puting ke dalam dan
membuatnya lebih mendatar. Pompa patudara dapat
membantu menarik puting ke depan sebelum
pemberiian ASI
(4) Mastitis infeksi
Mikrorganisme yang menyebabkan adalah
Staphylococcus aureus yang memasuki payudara lewat
fisura pada puting. Ibu yang menderita mastitis infeksi
akan jatuh sakit dan mengalami demam dengan nyeri
tekan serta payudara akan terlihat kemerahan.
17
Mastitis adalah peradangan pada payudara.Cara
yang dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah
kompres hangat, pemberian antibiok, rangsang
oksitosin dengan stimulasi puting susu.
Sampel ASI dari daerah yang sakit diperah dan
dikirim untuk pemeriksaan kultur serta tes sensitivitas.
Terapi antibiotik yang biasanya metasilin. Payudara
yabg sakit disangga dengan BH yang kencang
(5) Kurang informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula lebih
baik dari pada ASI eksklusif, hal itu dikarenakan
kurang nya pengetahuan dan informasi. Apalagi saat ini
banyak sekali iklan susu formula yang bermunculan,
sehingga para ibu muda yang kurang informasi
terpengaruh iklan tersebut.
(6) Sindrome ASI Kurang.
Tanda-tanda ASI kurang adalah bayi tidak puas setelah
selesai menyusu, sering sekali menyusu,menyusu
dalam waktu yang lama, bayi sering menangis atau bayi
menolak menyusui, tinja bayi keras, payudara tidak
membesar selama kehamilan, berat badan bayi
meningkat kurang dari rata-rata 500 gr per bulan, BB
lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali, bayi
18
ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam,
cairan urine pekat, bau dan warna kuning
(7) Bayi bingung puting.
Bingung puting adalah suatu keadaan yang terjadi
karena bayi mendapat susu formula dalam botol
berganti-ganti dengan menyusu pada ibu.peristiwa ini
terjadi karena mekanisme menyusu pada puting
berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol.
(8) Ibu yang bekerja.
Seringkali alasan pekerjaan membuat seeorang (ibu)
berhenti menyusui. Ibu yang bekerja lebih memilih
susu formula sebagai pengganti ASI karena kurangnya
pengetahuan mengenai pentingnya ASI eksklusif.
(a) Cara Memberikan ASI Eksklusif pada Ibu yang
Bekerja
Cara memberikan ASI pada ibu bekerja yaitu susui
bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja,
minimal 2 jam sekali, susuilah bayi sebelum
berangkat bekerja dan segera setelah ibu tiba
dirumah, terutama pada malam hari dan selam libur
dirumah, selama ditempat kerja, ASI harus
dikeluarkan, lalu dimasukkan kedalam tempat
tempat ( wadah ) yang bersih dan tertutup kemudian
19
disimpan dilemari es atau termos es. ASI ini di bawa
pulang, simpan lagi dalam lemari es dan di berikan
oleh pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya.
Suapkan ASI tersebut dengan sendok kecil.Suhu
penyimpanan lemari pendingin bermacam-macam
kolostrum disimpan pada suhu 27 - 32° C dapat
bertahan selama 12 jam, sedangkan ASI bisa
disimpan berveriasi pada suhu 19 - 25° C dapat
bertahan 4 – 8 jam, bila ASI disimpan dalam lemari
es pada suhu 0 – 4° C akan tahan selama 1 – 2 hari,
penyimpanan ASI didalam lemari pembeku ( freezer
) satu pintu ASI bertahan selama 2 bulan,ASI
disimpan dalam freezer 2 pintu bertahan selama 4
bulan, Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum
dan makan – makanan yang bergizi agar ASI lancar.
(b) Cara Mengeluarkan ASI dengan Tangan
Cara mengeluarkan ASI dengan tngan yaitu mencuci
tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk
menampung ASI, condongkan badan kedepan dan
sangga payudara dengan tangan, letak ibu jari pada
batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk
pada batas areola mamae bagian bawahnsehingga
berhadapan, letakkan kedua jari ini kedalam ke arah
20
dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi,
pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan
sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang
berada di dalam sinus lactiferous, ulangi gerakan
tekan , pijat dan lepas beberapa kali, setelah
pancaran ASI kurang , pindahkan posisi ibu jari dan
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari
batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan,
lakukan berulang ulang sehingga ASI akan terperah
dari semua bagian payudara, jangan memijat atau
menarik puting susu, karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
(9) Puting susu lecet
Puting susu yang lecet pasti terasa nyeri, hal
tersebut bisa disebabkan karena posisi menyusu yang
salah, namun bisa disebabkan karena dermatitis.(Farrer,
2001)
f) Tanda Bayi Cukup ASI
Tanda bayi cukup ASI adalah jumlah buang air
kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali, warna seni
biasanya tidak berwarna kuning pucat, bayi sering BAB
berwarna kekuningan berbiji, bayi kelihatanya puas ,
21
sewaktu waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan
cukup, bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam,
payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui,
ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali
bayi mulai menyusu, ibu dapat mendengar suara menelan
yang pelan ketika bayi menelan ASI, bayi bertambah berat
badannya.(Prasetyono, 2009)
22
Tahap perkembangan keluarga
Tahap
keluarga
mengasuh
anak
Tahap
keluarga
prasekolah
Tahap
keluarga
anak
sekolah
Tahap
keluarga
remaja
Tahap
keluarga
dewasa
awal
Tahap
keluarga
dewasa
akhir
Tahap
keluarga
lansia
Masalah
perawatan
dan
pengasuhan
bayi
Masalah
imunisasi
Masalah
keluarga
berencana
Tumbuh
kembang
bayi
ASI
eksklusif
Masalah
kesehatan
pada bayi
(ISPA)
Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah
Ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan
Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Tahap
keluarg
a baru
menika
h
Masalah
transisi
peran
orang tua
g) Pathways
23
3) ISPA (Infeksi Saluran pernafasan Akut)
a) Pengertian.
ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
pada saluran pernafasan ditandai dengan demam dan
disertai satu atau lebih reaksi sistemik, seperti menggigil/
kedinginan sakit kepala, malaise, dan anoreksia; kadang
pada anak- anak ada gangguan gastrointestinal (Depkes RI,
2005).
ISPA adalah infeksi yang menyerang sistem
pernafasan, baik sistem pernafasan atas ataupun bawah
(parenkim paru) yang berlangsung hingga 14 hari (IDAI,
2008)
(Friedman M. M., 1998)
24
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut atau ISPA adalah penyakit akut
yang menyerang saluran pernafasan baik saluran pernafasan
atas ataupun bawah yang ditandai dengan demam disertai
satu atau lebih reaksi seperti.
b) Etiologi
Menurut (Ikatan Dokter Anak Indonesia,2008 )terdapat
banyak faktor yang mendasari perjalanan penyakit ISPA
pada anak. hal ini berhubungan dengan pejamu, agen
penyakit dan lingkungan. Faktor tersebut sebagai berikut :
(1) Status gizi
Status gizi anak merupakan faktor penting timbulnya
pneumonia. Gizi buruk merupaka faktor predisposisi
terjadinya ISPA pada anak, hal ini dikarenakan adanya
gangguan respon imun. Vitamin A sangat berhubungan
dengan beratnya infeksi.
(2) Pemberian ASI
Terdapat penelitian menunjukkan hubungan antara
pemberian ASI dengan terjadinya ISPA. ASI
mempunyai nilai proteksi terhadap pnemonia, terutama
selama 1 bulan pertama. Bayi yang tidak pernah diberi
ASI lebih rentan mengalami ISPA dibanding dengan
bayi yang diberi ASI eksklusif.
25
(3) Berat Badan Bayi Rendah
Berat badan lahir memiliki peran penting terhadap
kematian akibat ISPA. Di negara berkembang, kematian
terhadap pneumonia berhubungan dengan BBLR
diperkirakan sebanyak 22%.
(4) Imunisasi
Campak, pertusis dan dipteri meningkatkan resiko
terkena ISPA dan memperberat ISPA, tetapi sebenarnya
hal ini dapat dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak
cukup efektif dan dapat mencegah kematian hingga
25%.
(5) Pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan
keadaan sosial ekonomi dan juga berkaitan dengan
pengetahuan orang tua. Kurangnya pengetahuan
menyebabkan sebagian kasus ISPA tidak diketahui oleh
orang tua dan tidak diobati.
(6) Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan
dan faktoe-faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan
penerimaan layanan kesehatan. Anak yang berasal dari
keluarga dengan status sosial ekonomi rendah
26
mempunyai resiko lebih besar mengalami episode
ISPA.
(7) Penggunaan fasilitas kesehatan
Angka kematian anak penderita ISPA yang tidak
diobati diperkirakan 10-20%. Penggunaan fasilitas
kesehatan sangat berpengaruh pada tingkat keparahan
ISPA. Di sebagian negara berkembang, pemanfaatan
fasilitas kesehatan rendah.
(8) Lingkungan
(a) Polusi udara
Studi epidemologi di negara berkembang
menunjukkan bahwa polusi udara, baik dari dalam
maupun dari luar rumah, berhubungan dengan
beberapa penyakit termasuk ISPA. Hal ini berkaitan
dengan konsentrasi polutan lingkungan yang dapat
mengiritasi saluran respiratori. Orang tua yang
merokok menyebabkan anaknya rentan terhadap
pneumonia. Risiko mengalami ISPA bawah pada
anak dengan durasi pemberian ASI yang singkat
oleh ibu perokok dibanding dengan anak dengan
durasi pemberian ASI yang lama oleh ibu
nonperokok 2,2%.
27
(b) Bencana Alam
Bencana alam seperti tsunami dapat
menyebabkan peningkatan kasus dan kematian
akibat ISPA, khususnya pneumoni. Pneumoni yang
ditimbulkan adalah pneumoni akibat masuknya
cairan dan benda asing kedalam saluran pernafasan.
Selain itu juga menyebabkan pneumoni pada anak-
anak selama berada ditempat pengungsian , karena
kepadatan tempatt tinggal dan keadaan lingkungan
kurang baik.
c) Tanda dan Gejala ISPA
Menurut Depkes RI (2002), tanda dan gejala klasifikasi
penyakit ISPA dibagi berdasarkan jenis dan derajat
keparahanya yang digolongkan dalam 2 kelompok umur
yaitu : bayi umur kurang dari 2 bulan dan umur 2 bulan
sampai dengan umur 5 tahun.
(1) Bayi umur kurang 2 bulan.
Untuk bayi umur kurang dari 2 bulan, tanda dan gejala
penyakit ISPA digolongkan menjadi dua Klasifikasi
penyakit: Pneumonia berat : batuk atau juga disertai
kesulitan bernafas, nafas sesak/penarikan dinding dada
28
sebelah bawah kedalam (severe care indrowing), dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet. Klasifikasi yang
kedua yaitu bukan Pneumonia (batuk pilek) : tidak ada
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada
nafas cepat umur 2 bulan sampai umur <12 bulan,
kurang 50 kali permenit > umur 1 tahun sampai 5 tahun
kurang 40 kali permenit, kadang disertai demam.
(2) Anak umur 2 bulan sampai umur 5 tahun.
Tanda dan gejala ISPA untuk anak yang berumur 2
bulan sampai 5 tahun digolongkan menjadi 3 klasifikasi
penyakit yaitu :
(a) Pneumonia berat : batuk atau juga disertai kesulitan
bernafas, nafas sesak/penarikan dinding dada sebelah
bawah kedalam (severe care indrowing), dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet.
(b) Pneumonia : berupa retraksi (penarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam saat bernafas, bersama
dengan peningkatan frekwensi nafas) perkusi pekak,
fremitur melemah, suara nafas melemah dan ronki.
(c) Bukan Pneumonia (batuk pilek) : tidak ada tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada
nafas cepat umur 2 bulan sampai <12 bulan kurang
29
50 kali permenit, > umur 1 tahun sampai 5 tahun
kurang 40 kali, kadang disertai demam.
d) Klasifikasi ISPA Menurut Depkes RI (2000) dibagi menjadi
3 yaitu:
(1) ISPA Ringan
Tanda dan gejala : Batuk pilek, demam, tidak ada nafas
cepat 40 kali permenit, tidak ada tarikan dinding dada
ke dalam.
(2) ISPA Sedang
Tanda dan gejala : Sesak nafas, suhu lebih dari 39°C,
bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.
(3) ISPA Berat
Tanda dan gejala : Kesadaran menurun, nadi cepat/tidak
teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari
membiru (sianosis).
e) Penatalaksanaan ISPA
Pencegahan dan penatalaksanaan ISPA menurut Depkes RI,
2007 meliputi langkah dan tindakan sebagai berikut :
(1) Upaya pencegahan
Pencegahan dapat di lakukan dengan :
(a) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
(b) Imunisasi
(c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkunga.
30
(d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita
ISPA
(e) Pengobatan segera
(2) Pengobatan dan perawatan
(a) Meningkatkan istirahat minimal 8 jam per hari
(b) Meningkatkan makanan bergizi.
(c) Bila demam beri kompres
(d) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang
hidung dengan sapu tangan yang bersih
(e) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang
cukup tipis tidak terlalu ketat
(f) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan
ASI bila anak tersebut masih menyusui.
(3) Pengobatan pada ISPA antara lain :
(a) Pneumonia berat: dirawat dirumah sakit, diberikan
antibiotik melalui jalur infus, diberikan oksigen dan
sebagainya.
(b) Pneumonia: diberi obat antibiotik melalui mulut.
Pilihan obatnya Kontrimoksasol, jika terjadi alergi/
tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin,
Ampisilin.
(c) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antobiotik.
Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat
31
digunakan obat tadisional atau obat batuk lain yang
tidak mengandung zat yang merugikan.
(d) Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya
bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah
bening di leher, dianggab sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus
diberi antibiotik selama 10 hari.
(4) Perawatan ISPA di rumah.
(a) Untuk perawatan ISPA di rumah ada beberapa hal
yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi
anaknya yang menderita ISPA yang antara lainnya :
(b) Mengatasi panas ( demam )
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 bulan demam
diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres, bayi di bawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk.
(c) Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat yang aman yaitu dengan
ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok the
dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok the,
diberikan tiga kali sehari.
32
(d) Pemberian makanan.
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit
tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya,
lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi
yang menyusui tetap diteruskan.
(e) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut
yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak
dengan demam. Jika pilek, bersikan hidung yang
berguna untuk mempercepat kesenambungan dan
meng-hindari komplikasi yang lebih parah.
(f) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu
yang berventilasi cukup, tidak berasap. Apabila
selama perawatan dirumah keadaan anak mem-buruk
maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau
petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat
obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar
obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar
selama 5 hari penuh dan untuk penderita yang
mendapat antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari
anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk
pemeriksaan ulang (Depkes RI, 2007).
33
(5) Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan pada ISPA
Kegiatan yang dapat dilakukan kader kesehatan pada
ISPA adalah:
(a) Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal
penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta
penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal
tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya
menderita penyakit.
(b) Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus
batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet
parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk
putih.
(c) Merujuk kasus pneumonia berat ke puskesmas/rumah
sakit terdekat.
(d) Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi
kader-kader di daerah-daerah yang terpencil (atau bila
cakupan layanan puskesmas tidak menjangkau daerah
tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-
kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik
kontrimoksasol.
(e) Mencatat kasus yang ditolang dan dirujuk. Diadaptasi
dari
34
f) Anatomi Fisiologi
www./ISPA/(Infeksi/Saluran/Pernafasan/Akut).
Susunan pernafasan dapat dibagi dalam traktus bagian
dalam traktus bagian atas dan bawah. Traktus respiratori bagian
atas dan traktus respiratori bagian bawah terdiri dari trakea,
bronchi, bronchioles dan alveoli.
(1) Traktus respiratorius bagian atas
(a) Hidung
35
Bagian interior dari hidung dibagi dalam
paruhan kiri dan kanan oleh septumnasi. Setiap
paruhan di bagi secara tidak lengkap menjadi 4
daerah yang mengandung saluran nasal yang berjalan
kebelakang, mengarah pada nasofaring. Area tepat
pada dalam lubang hidung dilapisi oleh kulit yang
mengandung rambut yang kasar. Sisa dari interior
dilapisi oleh membran mukosa.
Fungsi dari hidung adalah membawa udara
dari dan keparu dan menghangatkan udara saat di
inspirasi. Bulu di dalam lubang hidung dan silia yang
melapisi membran mukosa bertindak untuk
menganggkat debu dan benda asing dari udara.
Jika terjadi infeksi, efek lokal utama adalah
iritasi dari sel mukus yang menyebabkan produksi
mukus yang berlebih, pembengkakan dari membran
mukosa akibat edema lokal dari pembuluh darah.
Pada awalnya jika terjadi infeksi virus, sekret jernih,
tetapi jika terdapat invasi sekunder bakteri sekret
menjadi kekuning-kuningan atau kehijauan akibat
adanya pus.
(b) Laring
36
Terletak didepan dari faring dan diatas permukaan
dari trakhea. Terutama terdiri dari tulang rawan tiroid
dan cocoid, dan tujuh tulang rawan lain yang
menghubungkan secara bersama oleh membrana.
Pada bagian atas tempat masuk ke laring terdapat
struktur tulang rawan tergantung disebut epiglotis,
yang mengawal glotis selama menelan, mencegah
makanan masuk laring dan trakea. Bagian interior
laring mengandung dua lipatan membrana mukosa
yang berentang melintasi rongga dari laring dari
bagian tengah tulang rawan tiroid ke tulang rawan
arytenoid yang disebut pita suara. Selama pernafasan
biasanya pita suara terletak dalam jarak tertentu dari
garis tengah dan udara respirasi melintas secara
bebas diantaranya tanpa menimbulkan vibrasi.
Selama inspirasi dalam yang dipaksakan pita suara
berada dalam keadaan lebih abduksi, sementara
selama brbicara atau menyanyi pita suara dalam
keadaan adduksi. Perubahan ini dipengaruhi oleh
otot-otot kecil. Pada bayi berusia 4 bulan, pita suara
lebih pendek dibanding orang dewasa.
Laring berfungsi sebagai alat respirasi, saat
ada makanan masuk laring secara otomatis akan
37
menutup agar makanan tidak masuk dalam saluran
pernafasan. Reflek penutupan ini tergantung pada
koordinasi neuromuskular yang kemungkinan tidak
nekerja secara penuh pada bayi 4 bulan, sehingga
mengarah pada spasme.
(2) Traktus respiratori bagian bawah
Struktur yang mebentuk traktus respiratori bagian bawah
adalah trakea bronki, dan bronkioles serta paru-paru
(a) Trakea, bronki, bronkioles.
Trakea, bronki, bronkioles merupakan tuba yang
mengalirkan udara ke dalam dan keluar paru-paru.
Trakea dimulai pada bagiian bawah dari laring dan
melintas dibelakang sternum kedalam toraks. Trakea
merupaka tuba membranosa fleksibel, kaku karena
adanya cincin tidak lengkap yang bespasi secara
teratur. Tuba dilapisi oleh membrana mukosa,
epitelium besilia. Trakea dibagi mejadi cabang yang
memasuki paru-paru yaitu bronki atau bronkus,
bronki sendiri terbagi atas cabang yang tidak
terhitung dengan ukuran yang secara progresif
berkurang hingga hingga cabang mempunyai
penampang yang sempit disebut bronkioles.
(b) Paru-paru
38
Secara anatomi, unit dasar dari struktur
paru-paru dipertimbangkan oleh lobulus sekunder.
Lobulus ini membentuk masing-masing paru-paru.
Setiap lobulus mertupakan miniatur dari paru-paru
dengan percabangan bronkial dan sirkulasi
tersendiri.setiap bronkiolus berterminasi kedalam
suatu alveolus. Alveolus terdiri atas sel epitel tipis
datar dan disinilah terjadi pertugaran gas.
Apeks dari paru-paru mencapai daerah tepat
diatas clavicula dan dasarnya brtumpu pada
diafragma. Kedua paru-paru dibagi kedalam lobus,
lobus paru-paru kana berjumlah 3 dan paru kiri
dibagi 2. Nutrisi dibawa pada jaringa paru-paru oleh
darah melalui arteri bronkial, darah kembali dari
jaringan paru-paru melalui vena bronkial.
Paru-paru disulpai dengan darah
deoksigenasi oleh arteri pulmonalis yang datang
dari ventrikel kanan. Arteri membagi diri menjadi
kapiler yang terletak dan mengelilingi pada dinding
alveoli. Dinding alveoli maupun kapiler sangat tipis
dan disinilah terjadi pertukan gas pernapasan.
Paru- paru dilapisi oleh selaput yang
dinamakan pleura, pleura yang menutupi permukaan
39
paru-paru disebut pleura viseralis dan yang melapisi
permukaan dalam dari dinding toraks dan bagian
dari diafragma disebut pleura parietalis. Kedua
permukaan licin dan dibasahi dengan cairan serosa,
cairan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan saat
bernafas.
Fungsi paru-paru adalah ventilasi, yaitu
memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengalirkannya ke dalam darah serta mengeluarkan
udara yang mengandung karbondioksida dari dalm
darah.
Pada seorang dewasa saat pernafasan yang
tenang bernafas 6-7 liter udara per menit dengan
pernapasan 12-14 kali permenit. Jumlah udara yang
diinspirasi atau diekspirasi saat pernapasan 500 ml
(udara tidal). Pada saat istirahat seorang dewasa
menggunakan sekitar 250 ml oksigen per menit dan
mengekspirasi 200 ml karbondioksida per menit.
Pada latihan berat, volume ventilasi paru-paru dapat
melebihi 80 liter per menit dan penggunaan oksigen
dapat meningkat diatas 3,5 liter per menit.
Nilai pada bayi berbeda. Saluran pernafasan
memiliki penampang yang relatif lebih besar, dan
40
ruang anatomis secara proporsional lebih besar. Iga-
iga hampir horizontal pada saat istirahat dan
inspirasi tidak dapat lebih meningkatkannya.
Inspirasi terutama diagfragmatik dan setiap hal yang
menghambat gerakan ini akan menyebabkan
kesukaran bernafas. Faktor ini menyebabkan
pernafasan bayi kurang efisien dibandingkan pada
dewasa dan peningkatan ventilasi alveolar dicapai
dengan meningkatkan kecepatan pernapasan (18- 40
kali per menit) yang memerlukan masukan oksigen
yang tinggi. Kebutuhan oksigen basal yang
dibutuhkan saat lahir adalah 23 ml per menit.
Dengan umur yang meningkat kecepatan per menit
menurun dan kebutuhan oksigen basal meningkat.
volime tidal pada bayi 1-4 bulan 18 ml, kapasitas
paru-paru 1.200 – 1.399 ml.
Pada bayi 4 bulan respon fisiologis susunan
pernafasan sudah matang, namun jumlah bronkiolus
dan alveolus belum lengkap dan meningkat
sepanjang masa kanak-kanak dan pubertas.
Perbedaan anatomis dari saluran pernafasan dan
vaskularisasi paru-paru pada berbagai kelompok
41
umur menimbulkan dalam respon terhadap
rangsang.
Pada umur 4-5 bulan ditemukan cukup otot
polos untuk menimbulkan penyempitan saluran
pernapasan sebagai respon terhadap rangsang
iritasi.(Sacharin, 1994).
g) Patofisiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan oleh
mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus dan riketsia
bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus,
stafilikokus, pnemokokus, hemorilus, bordetelle,
adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara
lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus,
pikornavirus, mikoplasma, herpes virus dan lain – lain.
Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran
pernafasan, mereka menginfeksi mukosa hidung, trachea
dan bronkus.
Semua jenis infeksi mengakibatkan respon imun dan
peradangan sehingga terjadi pembengkakan dan edema
jaringan yang terinfeksi. Reaksi peradangan menyebabkan
meningkatnya pembentukan mukus yang berperan
menimbulkan gejala ISPA yaitu hidung tersumbat, sputum
berlebih dan pilek. (Corwin, 2001).
42
Batuk merupakan reflek protektif yang timbul akibat
iritasi ataupun infeksi saluran nafas. Rangsang yang
biasanya menimbulkan batuk adalah rangsang mekanik,
kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda-benda
asing merupakan penyebab utama batuk. (Price, 2006).
Asap rokok mengganggu efektifitas sebagian
mekanisme pertahanan respirasi. Kandungan rokok
merangsang pembentukan mukus dan menurunkan
pergerakan silia. Dengan demikian terjadi penimbunan
mukus dan peningkatan resiko pertumbuhan bakteri. Pada
perokok pasif terutama bayi dan anak-anak lebih rentan
terkena ISPA, bahkan menimbulkan gejala yang dramatis
karena saluran nafas bayi jauh lebih sempit sehingga
resistensi terhadap arus udara tinggi, walaupun
pembengkakan dan sumbatan jalan nafas tidak mencolok.
(Corwin, 2001).
Bakteri dapat berkembang dengan mudah dalam
mukosa yang sudah terserang virus, infeksi bakteri sekunder
ini menyebabkan terbentuknya nanah dan memperburuk
penyakit. Kadang – kadang infeksi ini menyebar ke bawah
laring dan menyebabkan radang paru-paru (pneumonia).
Bila menyerang laring dan saluran nafas bagian bawah
sangat berbahaya karena pipa-pipa ini menjadi lebih sempit
43
dan lebih mudah tersumbat. Pada bayi dan anak lebih rentan
terkena penyakit ini karena respon imunitas masih belum
berkembang dengan baik.(Price, 2006).
Tetapi jika laring, bronkus dan bronkiolus tersumbat
udara tidak dapat masuk ke dalam alveoli dan keadaan ini
akan membuat sakit lebih parah terjadinya akumulasi secret
di bronkus dan alveolus dapat menimbulkan sesak nafas
dengan tanda-tanda wheezing, terdapat tarikan dinding
dada ke dalam, pernafasan cepat dan cuping hidung
kembang kempis. Hal tersebut merupakan mekanisme untuk
memperoleh oksigen yang cukup untuk tubuh. Kadang-
kadang infeksi menyebar ke telinga tengah dan
menyebabkan peradangan telingga bagian tenggah (otitis
media) (Price, 2006).
44
Infeksi mikroorganisme(bakteri, virus)
bronkusFaring
Proses
inflamasi
hipertermi
Peningkatan
sekret
Obstruksi
bronkiolus
Udara
terperangkap
PAO2 rendah
PCO2 tinggi
Gangguan
pertukaran
gas
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Iritasi jalan
Batuk
Nyeri telan
Sulit
makan
Perubahan Nutrisi
Kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko
terjadi
penularan
Resiko
terjadi
komplikasi
Percikan
dahak
h) Pathways
46
Masalah pemberian imunisasi bisanya muncul karena orang tua
baru tidak memiliki kesiapan yang matang menjadi orang tua,
salah satu faktor prndukung adalah kurangnya pengetahuan orang
tua mengenai pentingnya imunisasi.(Friedman M. M., 1998)
d. Masalah keluarga berencana.
Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat
pemeriksaan setelah postpartum 6 minggu. Orang tua kemuadian
harus didorong secara terbuka untuk mendiskusikan jarak
kelahiran dan perencanaan. Mengingat meningkatnya tuntutan-
tuntutan keluarga dan pribadi yang dibawakan oleh bayi, orang
tua perlu menyadari bahwa kehamilan dengan jarak yang rapat
sering dapat berbahaya bagi ibu, ayah, saudara bayi dan unit
keluarga.(Friedman M. M., 1998)
C. Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap Mengasuh Anak menurut Friedman:
1. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998).
a. Identifikasi Data
Mengidentifikasi data secara khusus fokusnya pada upaya
mengenal keluarga dan seluruh anggota keluarga, serta upaya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang penting. Data
yang diperlukan meliputi :
47
1) Nama-nama anggota keluarga
2) Alamat dan nomor telpon
3) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggoata keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman
dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya
terdiri dari penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya
atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut
tetapi tidak tinggal dalam ruamah tnagga yang sama. Pada
komposisi keluarga, pencataatan dimulai dari anggota keluarga
yang sudah dewasa kemidian diikuti anak sesuai dengan urutan
usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut dimasukkan dalam bagian akhir
dari komposisi keluarga.
Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram
keluarga atau pohon keluarga. Genogram merupakan sebuah
diagram yang menggambarkan pohon keluarga dan merupakan
pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan serta
sumber-sumber keluarga. Genogram keluarga memuat informasi
tentang tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing/
orang tua keluarga inti). Genogram juga dapat menentukan tipe
dari keluarga.
4) Tipe bentuk keluarga
48
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam
satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan
genogram dalam keluarga.
5) Latar belakang budaya keluarga
Pengkajian terhadap kultur/ kebudayaan keluarga meliputi :
a) Identitas suku bangsa
b) Jaringan sosial keluarga
c) Tempat tinggal keluarga
d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,budaya, rekreasi dan
pendidikan.
e) Bahasa yang digunakan sehari-hari
f) Kebiasaan diit dan berpakaian
g) Dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)
h) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga
i) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan
praktisi
j) Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu
wilayah
6) Identifikasi keluarga
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga,
seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan,
kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam
kehidupan keluarga.
49
7) Status kelas sosial
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya
hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya
hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi
dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi
kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-
sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik.
Status sosial keluarga dapat ditentukan berdasarkan tingkat
pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga.
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan rekreasi keluaraga yang dilakukan pada waktu luang.
Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktivitas rekreasi
pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi
tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu
luang untuk melakukan kegiatan bersama.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (1998), Riwayat keluarga mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
50
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, pencegahan terhadap penyakit , sumber
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat
perkembangan dan kejadian atau pengalaman-pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan)
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat
kesehatan seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam
dengan kedua orang tua).
c. Lingkungan Keluarga
Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
1. Karakteristik rumah
Diidentifikasi dengan :
51
a) Tipe tempat tinggal
(rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
b) Gambaran kondisi rumah
Interior rumah : jumlah ruangan, tipe kamar, jumlah
jendela, keadaan ventilasi, dan penerangan (sinar
matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya,
jenis lantai, konstruksi bangunan, keamanan lingkungan,
kebersihan dan sanitasi rumah,jenis septic tank, jarak
sumber air minum dengan septic tank, keadaan dapur,
sumber air minum yang digunakan. Perlu dikaji pula
perasaan subjektif keluarga mengenai keadaan rumah,
identifikasi teritorial dan pengaturan privacy dalam
keluarga.
c) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
yang lebih luas.
1) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi tipe
lingkungan komunitas, tipe tempat tinggal, budaya
yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum
2) Karakteristik demografi
Meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan
demografis yang sedang berlangsung.
3) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas umum lainya seperti pasar, apotek dll
52
4) Bagaimana fasilitas mudah diakses
(a) Tersedianya transportasi umum untuk digunakan
keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada
(b) Insiden kejahatan yang ada disekitar lingkungan
d) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga
berpindah tempat tinggal, berapa lama berada di tempat
tinggal tersebut, transportasi yng digunakan jika keluarga
ingin bepergian.
e) Perkumpulan keluarga dan dan interaksi dengan
masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga interaksi dengan masyarakat
f) Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga
membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-
aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang
sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu
hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
53
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga
lain yang terkait (ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan
kesehatan).
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan
pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun
non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (
keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi
orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem
kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang
berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya
keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
54
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga.
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a) Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan
gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten
dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran
dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara
kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b) Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas
yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan
peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering
dilakukan secara konsisten
55
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada
tidaknya peran disfungsional serta bagaimana
dampaknya terhap anggota keluarga
c) Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi
anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,
memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model
peran bagi pasangan dan sebagai orang tua.
d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar
belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran
formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran.
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap
struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur
peran.
4. Nilai-Nilai Keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut
Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga.
56
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem
keluarga
d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting
nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut
sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga.
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1) Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi:
a) Pola kebutuhan keluarga
(1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota
keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu
menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
(2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau
keinginan masing-masing anggota keluarga.
b) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
57
(1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota
keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling
mendukung
(2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan
intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang
ditunjukkan keluarga.
c) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang
perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga
memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga
2) Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a) Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku
sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi
dan ketergantungan dalam keluarga
b) Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c) Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan
anak
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat
masalah dalam membesarkan anak
58
g) Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan
anak.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi:
a) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya.
(1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan
kesehatan
(2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
(3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau
perubahan penting yang berhubungan ddengan
masalah kesehatan yang dihadapi.
(4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
(5) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
(6) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit.
(7) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara
lingkungan
(8) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
59
a) Berapa jumlah anak.
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga.
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi Ekonomi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan.
b) sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
a) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang
dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang
dialami oleh keluarga.
b) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang
dihadapi.
c) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi
koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe
60
masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
d) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.
Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :
kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos
keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan
otoritarisme.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan seluruh anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga
terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko maupun
potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara
mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda
dan gejala (PES).
Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial atau
wellness.
61
a. Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi
pada saat pengkajian di keluarga.
b. Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi pada
pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual bila tidak
diulakukan pencegahan dengan cepat.
c. Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat
fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan
sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat
dirumuskan tanpa disertai etiologi.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil
pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan, melakukan perawatan, memodifikasi
lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Khusus untuk diagnosis
keperawatan potensial (sejahtera/”wellness”) boleh menggunakan
etiologi atau tidakmenggunakan etiologi.
3. Penetapan Prioritas Masalah
Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih
dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu
menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang
ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan keluarga.
Proritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam
62
merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan
skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing – masing kriteria
memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran atau
alasan penentuan skala tersebut.
a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko
(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai
dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah
pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
b. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala
mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan
bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan
(pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan tindakan untuk
(menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam
bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat
(pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya
masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat
dan sokongan masyarakat).
c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dijegah dengan skala skor
tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.
Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari masalah yang
berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya masalah
(waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan
63
yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok
yang sangat peka menambah potensiuntuk mencegah masalah.
d. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor
2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan
bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi kelurga dalam
melihat masalah yang ada.
4. Diagnosa Keperawatan yang mungkin Muncul
a. Ketidakefektifan Menyusui
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
e. Hipertermi.
f. Resiko terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang
lain.(Carpenito, 2006)
5. Fokus Intervensi
a. Ketidakefektifan menyusui
1. Aspek kognitif
a) Berikan penjelasan dan penyuluhan mengenai pengertian
ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif,nutrisi ibu
menyusui,teknik menyusui yang benar
b) Berikan penjelasan pada keluarga mengenai pemberian
ASI eksklusif pada ibu bekerja
2. Aspek afektif
64
a) Berikan motivasi kepada keluarga untuk memberikan
ASI eksklusif kepada bayi
3. Aspek psikomotor
a) Mengajarkan kepada keluarga cara memeras ASI dengan
tangan yang benar,cara menyimpan ASI di dalam lemari
pendingin, dan cara memberikan pada bayi setelah
disimpan di lemari pendingin
b) Mengajarkan pada keluarga teknik menyusui yang benar
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Aspek kognitif
Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan pada keluarga
pengertian nutrisi pada ibu menyusui, pentingnya nutrisi
pada ibu menyusui karena dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan bayi
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga tentang cara pencegahan dan
perawatan pada anggota keluarga dengan masalah
pemberian nutrisi ibu menyusui
3. Aspek afektif
a) Berikan penjelasan pada keluarga mengenai akibat
kekurangan nutisi pada ibu menyusui
b) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan gizi yang
cukup pada ibu menyusui.
65
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
1. Aspek kognitif
Beri penjelasan pada orang tua mengeanai tumbuh
kembang pada bayi dan tugas perkembangan sesuai
kelompok usia
2. Aspek Psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga merawat anak dengan
keterlambatan pertumbuhan dengan memberikan nutrisi
yang cukup, meningkatkan rangsangan dengan mainan
pada anak, beri waktu istirahat cukup, libatkan anak sakit
dalam permainan.
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Aspek kognitif
Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada
keluarga tentang mengenai pengertian, tanda gejala serta
faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA,
berikan penjelasan kepada keluarga komplikasi, jenis dan
manfaat fasilitas kesehatan.
2. Aspek afektif
Motivasi keluarga untuk melakuka perawatan pada anggota
keluarga dengan masalah ISPA, motivasi keluarga
mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada
3. Aspek psikomotor
66
Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
pada keluarga Seperti banyak istirahat dalam kamar yang
memiliki sirkulasi udara yang bersih dan bebas dari debu
ataupun asap, Jika terjadi iritasi pada hidung dan ingus
sampai mengering tetesi hidung dengan air garam, untuk
membasahi lendir, berikan inhalasi dengan memberikan
uap panas untuk melancarkan jalan nafas, berikan minum
air hangat, ajarkan batuk efektif dan beri tahu keluarga
untuk memberikan obat tradisional yaitu sari air jeruk nipis
yang diperas kemudian dicampur dengan kecap dan
diminumkam 2 kali dalam sehari, ajarkan keluarga untuk
memelihara dan memodifikasi lingkungan sehat pada
keluarga seperti : rumah setiap hari harus dibersihkan,
jendela rumah setiap hari harus dibuka agar sinar matahari
dapat masuk dan sirkulasi udara dapat berlangsung dengan
baik, lantai harus kering dan tidak berdebu, asap rokok
tidak boleh terkumpul di dalam rumah.
e. Hipertermi.
1. Aspek kognitif
Beri penjelasan keluarga tentang hipertermia merupakan
salah satu tanda dan gejala penyakit ISPA. Hipertermi
merupakan suatu kenaikan suhu tubuh lebih dari normal (36-
37 C) dan disebabkan adanya kuman yang masuk ke dalam
67
tubuh. Hipertermi menyebabkan penderita akan kekurangan
cairan dan menurunya nafsu makan.
2. Aspek psikomotor
Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang mengalami hipertermi yaitu
mengompres dengan menggunakan air dingin atau air panas
di daerah dahi dan ketiak, dan menganjurkan kepada
keluarga untuk pemberian minum yang banyak jika suhu
masih panas keluarga harus membawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Aspek afektif
Anjurkan kepada keluarga untuk memperbaiki dan
meningkatkan gizi klien dengan cara pemberian makanan
yang mengandung TKTP. Memberikan ASI secara eksklusif
untuk bayi yang belum mendapatkan makanan tambahan.
f. Resiko terjadi penularan
1. Aspek kognitif
Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada
keluarga tentang bagaimana caranya penularan penyakit
ISPA dan berikan penjelasan kepada keluarga tentang
pentingnya pemberian imunisasi lengkap pada waktunya.
2. Aspek psikomotor
68
Mengajarkan kepada keluarga untuk memberikan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit agar tidak terjadi
penularan pada anggota keluarga yang lain yaitu penderita
tidur terpisah dengan anggota keluarga yang lain, keluarga
melarang pasien untuk tidak meludah di sembarang tempat
dan bila penderita batuk usahakan untuk menutup mulutnya.
3. Aspek afektif
Anjurkan kepada keluarga untuk menjauhkan anak dari
penderita ISPA dan motivasi keluarga untuk tidur terpisah
dengan anggota keluarga yang sakit agar tidak tertulis