Upload
others
View
45
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pariwisata dan Agrowisata
Pariwisata sebagai sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait di bidang
tersebut yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
obyek dan daya tarik sebuah obyek atau destinasi wisata (UU RI tentang
kepariwisataan No 10 Tahun 2009).
Kepariwisataan menurut Yoeti (1995 : 109), terdapat beberapa faktor
penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata.
Faktor-faktor yang dimaksud antara lain :
1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu
2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
3. Dalam perjalanan harus selalu dikaitkan dengan rekreasi atau tamasya
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
Pariwisata merupakan kebutuhan sekunder yang oleh sebagian manusia
dianggap sebagai kebutuhan primer, karena dianggap mampu melepaskan diri dari
kejenuhan dan merasakan kepuasan.
8
Pendit (2002:33) mengatakan bahwa kepariwisataan juga dapat
memberikan dorongan langsung kepada kemajuan-kemajuan pembangunan dan
perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan
setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, proyek sarana budaya dan
kelestarian lingkungan, dan sebagainya yang semuanya dapat memberikan
keuntungan dan kesenangan baik bagi wisatawan dalam lingkungan wilayah yang
bersangkutan, maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar.
Sugiama (2011) mengungkapkan bahwa pariwisata rangkaian aktivitas,
dan penyediaan layanan baik untuk kebutuhan atraksi wisata, transportasi
akomodasi dan layanan lain yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
perjalanan seseorang atau sekelompok orang. Perjalanan yang dilakukan hanya
untuk sementara waktu saja meninggalkan tempat tinggalnya dengan maksut
beristirahat, berbisnis atau untuk maksut lainnya. Pariwisata dapat disimpulkan
menjadi kegiatan seseorang untuk melepas kejenuhan dan menikmati fasilitas dan
layanan yang dibutuhkan selama berada pada tempat tertentu yang bukan tempat
tinggalnya.
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris,
agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti patiwisata /
kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian dalam arti luas
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa,
2005:11). Menurut Sutjipta (2001), agrowisata merupakan salah satu bentuk
kegiatan dengan sistem yang terpadu dan terarah dalam pengembangan sektor
9
pariwisata dan pertanian yang berhubungan dengan upaya melestarikan
lingkungan dan mensejahterakan petani.
R.S. Damardjati (1995:5) mengatakan bahwa yang dimaksut dengan
agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau
perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa
sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis jenis tumbuhan yang
dibudidayakan telah menimbulkan motivasi serta daya tarik wisatawan untuk
mengunjunginya. Aspek aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas , cara
budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek
kesejahteraan, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.
2.1.2 Motivasi
Motivasi mempunyai kata dasar “motif” yang berarti dorongan atau
rangsangan yang ada pada dalam diri seseorang. Uno (2007) mengungkapkan
bahwa motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri
seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat serta minat, dorongan serta
kebutuhan, harapan serta cita-cita, penghargaan serta penghormatan. Motivasi
menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).
2.1.3 Objek Wisata
Daya tarik wisata diartikan juga sebagai objek wisata namun sesuai
peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata objek wisata sudah tidak relevan
untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan. Pengertian obyek dan daya
10
tarik wisata menurut Marpaung (2002:78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan
fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Yoeti (1996), mengemukakan
bahwa suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (DTW) yang baik, harus
mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni:
1. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya
sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang berbeda
dengan tempat-tempat lain (mempunyai keunikan tersendiri).
2. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat sesuatu
yang menarik dan menjadi ciri khas tempat wisata untuk dibeli, seperti
cinderamata untuk dibawa pulang ke daerah masing masing. Suatu objek
wisata harus mempunyai fasilitas untuk dapat berbelanja yang menyediakan
souvenir maupun kerajinan tangan lainnya..
3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu aktivitas
yang dapat dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang
berkunjung merasa betah di tempat tersebut.
2.1.4 Potensi Wisata
Potensi wisata merupakan suatu keunikan yang dimiliki oleh suatu daerah
tertentu yang jika dikembangkan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan. Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa daya tarik atau atraksi wisata
merupakan segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung
disuatu daerah tujuan wisata, seperti :
11
1. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati
dan memberikan kepuasan kepada wisatawan.
2. Budaya (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang
berasal dari seni dan kreasi manusia.
3. Buatan Manusia (Man made), yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya
manusia, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda
sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara manusia.
4. Manusia (Human being), yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia yang
khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi
objek wisata.
2.1.5 Wisatawan
Wisatawan pada umumnya adalah pengunjung yang singgah sementara di
suatu daerah atau tempat yang dikunjungi. Pengertian pengunjung atau visitor
menurut The International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan
World Tourism Organization (WTO) adalah seseorang yang melakukan
perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat kediamannya dengan
tujuan utama kunjungan selain alasan untuk melakukan kegiatan yang
menghasilkan upah.
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan,
wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan
pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
12
perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat tidak menetap
untuk menikmati objek serta daya tarik destinasi wisata.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 pengertian wisata
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata dalam jangka waktu tidak
lama atau hanya menetap.
2.1.6 Daya Tarik dan Daya Dorong Wisatawan
Tujuan wisatawan pergi berwisata pada umumnya adalah mendapat
kepuasan atau kesenangan pada objek wisata yang dikunjungi.Wisatawan yang
datang disuatu tempat sangat ditentukan oleh motivasi dan adanya suatu
keinginan. Kuatnya faktor faktor penarik dan faktor faktor pendorong dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan perjalanan wisata. Faktor
penarik dan pendorong merupakan faktor internal serta faktor eksternal yang
memicu wisatawan untuk mengambil suatu keputusan dalam melakukan
perjalanan wisata. Faktor-faktor pendorong dan penarik ini merupakan faktor
internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan
dalam melakukan perjalanan. Fakor pendorong umumnya bersifat sosial
psikologis, merupakan person specific motivaton (Pitana dan Gayatri 2005:66).
Faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan digunakan untuk menjelaskan
keinginan atau alasan wisatawan untuk pergi berwisata yang berkaitan dengan
motif, kebutuhan dan kepentingan wisatawan (Alghamdi 2007:46)
13
Menurut Ryan (1991), dari kajian literaturnya menemukan berbagai faktor
pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata seperti dibawah ini:
1. Escape. Keinginan melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan
menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape di atas.
3. Play. Menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan
pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari
berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bonds. Mempererat keharmonisan dalam keluarga,
khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations). Keakraban
hubungan keluarga ini terjadi di antara anggota keluarga yang sedang melakukan
perjalanan secara bersamaan, karena kebersamaan jarang didapatkan dalam
suasana kerja sehari-hari di negara industri.
5. Prestige. Menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang juga
merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.
6. Social interaction. Melakukan sebuah interaksi sosial dengan rekan, atau
masyarakat sekitar yang dikunjungi.
7. Romance. Rasa ingin bertemu dengan orang yang senantiasa membuat hati
tenang dan nyaman dan menimbulkan suasana romantis
8. Educational Opportunity. Keinginan dalam melihat hal baru, mempelajari
orang lain serta daerah lain, atau mengetahui kebudayaan etnis tertentu.
14
9. Self-Fulfilment. Keinginan untuk menemukan jati diri (self-discovery), karena
biasanya bisa ditemukan saat kita menemukan daerah yang asing atau baru.
10. Wish Fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama di
cita citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa
melakukan perjalanan, hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius,
sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.
Berdasarkan pendapat diatas terdapat sepuluh faktor pendorong seseorang
melakukan wisata , jika disesuaikan dengan kondisi pada Agrowisata Kampung
Coklat maka beberapa faktor pendorong seseorang antara lain escape, rilexation,
strengthening family bonds, dan educational opportunity/knowledge. Melakukan
perjalanan wisata merupakan salah satu cara seseorang dalam mengisi waktu
luang atau hanya sekedar ingin mencari kesenangan. Pariwisata juga merupakan
salah satu pilihan untuk melepaskan diri dari kebosanan setelah melakukan
rutinitas sehari hari. Memilih objek wisata yang akan dikunjungi biasanya atas
dasar motivasi atau dorongan dari dalam diri untuk melakukan perjalanan wisata.
Menurut Morrisan (2007:68) motivasi merupakan kebutuhan dan keinginan yang
merupakan faktor pendorong untuk melakukan perjalanan. Keputusan berkunjung
wisatawan yaitu bagaimana wisatawan memandang suatu masalah atau kebutuhan
dan bagaimana motivasi yang muncul dalam dirinya.
Keterangan diatas menyebutkan bahwa faktor pendorong merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi seseorang dalam hal bertindak seperti
melalukan suatu perjalanan wisata, selain faktor pendorong ada faktor yang juga
mempengaruhi wisatawan melakukan perjalanannya yaitu faktor penarik. Faktor
15
penarik ini merupakan faktor internal yang ada didalam lokasi objek wisata atau
potensi yang dimiliki oleh suatu objek wisata sehingga wisatawan ingin
melakukan perjalanan di objek wisata tersebut.
Menurut Weaver & Lowton dalam Giva Pavule (2006:27) faktor penarik
didefinisikan sebagai sesuatu kekuatan yang dapat membantu untuk merangsang
sebuah produk wisata dengan menarik konsumen kepada suatu destinasi tertentu,
sub faktor yang termasuk dalam faktor penarik adalah:
1. Aksesibilitas. Sarana dan infrastuktur yang baik seperti transportasi, telepon
umum, ketertiban jalan raya, trotoar untuk pejalan kaki dan lain-lain dapat
menjadi faktor penarik utama bagi wisatawan dalam memilih negara destinasi.
2. Ketersediaan jasa atau service. Kesuksesan suatu produk pariwisata seringkali
bergantung pada ketersediaan atas fasilitas-fasilitas jasa, seperti akomodasi,
makanan dan minuman, travel agency, Souvenir, iklan mediamasa dan lain-lain.
3. Budaya. Berdasarkan Mc Intosh (1977) salah satu dari empat motivasi
berpergian adalah budaya, yang berarti keinginan untuk memperoleh pengetahuan
negara lain seperti musik, seni, tari, cerita rakyat dan agama.
4. Stabilitas politik dan keamanan. Stabilitas politik dan keamanan suatu daerah
atau negara merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
negara destinasi.
5. Ketersediaannya atraksi. Kemampuan suatu destinasi untuk menarik konsumen
bergantung oleh beberapa faktor, seperti kualitas, kuantitas, keanekaragaman,
keunikan dari suatu atraksi atau hiburan dalam Weaver & Lowton dalam Pavule
Giva (2006: 27).
16
Teori yang telah diungkap oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor pendorong dan faktor penarik merupakan faktor utama yang dapat
mempengaruhi wisatawaan untuk melakukan perjalanan wisata atau keputusan
berkunjung.
2.1.7 Keputusan Berkunjung Wisatawan
Perjalanan wisata pada dasarnya dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
merupakan hal yang mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata,
karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walaupun
motivasi seringkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. (Pitana
dan Gayatri 2005:58). Kunjungan wisata adalah istilah yang sering digunakan
untuk orang yang sedang berkunjung terhadap suatu objek wisata, dalam dunia
pemasaran kunjungan wisata juga berarti sama dengan keputusan pembelian, yaitu
mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan.
Keputusan berkunjung wisatawan terhadap suatu objek wisata pada
dasarnya sangat berkaitan dengan perilaku konsumen, menurut Mangkunegara
(2003) Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial
yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya
dengan produk, pelayanan, dan sumber sumber lainnya. David L Loudon dan
Albert J. Della Bitta (1984: 6) dikutip oleh Mangkunegara (2002: 3) dalam
bukunya Perilaku Konsumen mengemukakan bahwa: “Consumer behavior may be
defined as decision process and physical activity individuals engage in when
evaluating, acquairing, using or disposing og goods and service” yang berarti
17
bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan dan
aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa).
Kesimpulan dari dua pendapat diatas yakni bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan
menggunakan barang barang yang dapat dipengarhi oleh lingkungannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) Keputusan pembelian adalah
membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada. Keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak serta merta langsung
memutuskan, menurut Kotler dan Armstrong (2008) ada lima tahapan proses
keputusan pembelian, yaitu :
Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian, Kotler dan
Armstrong (2008)
Keterangan :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan
internal contoh lapar dan haus dan naik ke tingkat maksimum yang akhirnya
menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal,
sehingga memicu pemikiran untuk melakukan pembelian.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Kepuasan Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
18
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang merasa membutuhkan akan senantiasa mencari suatu
informasi sampai benar benar mendapatkan apa yang ingin diketahuinya.
3. Evaluasi Alternatif
Menilai alternatif yang ada, disini mungkin pula dinilai dari merek mana yang
lebih baik, bagaimana kekuatannya, keuntungan dari barang tersebut, manfaat dan
lain sebagainya. Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara
sadar dan rasional, konsumen melihat produk sebagai kumpulan sifat-sifat dan
ciri-ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam membatasi manfaat
yang dicari dan dalam memuaskan kebutuhan tersebut.
4. Keputusan Pembelian
Evaluasi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan
pembelian dan selanjutnya menilai alternatif yang ada maka dapatlah diambil
keputusan membeli atau tidak membeli barang. Kotler dan Keller (2006)
menjelaskan bahwa ada enam dimensi dalam pengambilan keputusan pembelian
konsumen yaitu :
- Keputusan produk yang dipilih
- Keputusan merek yang dipilih
- Keputusan toko yang dipilih
- Keputusan mengenai jumlah
- Keputusan mengenai waktu pembelian yang dipilih
- Keputusan mengenai cara pembayaran
5. Perilaku Pasca Pembelian
19
Perilaku setelah melakukan pembelian biasanya akan timbul semacam
perilaku lain dari individu, hal ini sangat dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak
puasan setelah melakukan pembelian. Menurut Kotler (2008:129) bahwa
keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan untuk membeli tersebut
mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen yang meliputi :
1. Keputusan mengenai jenis produk : Konsumen memilih produk yang akan
dibeli.
2. Keputusan mengenai bentuk produk : Konsumen memilih membeli produk
dengan bentuk tertentu.
3. Keputusan mengenai merek : Konsumen menentukan tentang merek apa
yang ingin dibeli.
4. Keputusan mengenai penjualnya : Konsumen menentukan bahwa ia akan
membeli suatu produk tersebut.
5. Keputusan mengenai jumlah produk : Konsumen menentukan tentang
berapa banyak jumlah produk yang akan dibeli.
6. Keputusan mengenai waktu pembelian : Konsumen menentukan kapan ia
harus melakukan suatu pembelian.
7. Keputusan mengenai cara pembayaran : Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang metode atau cara pembelian produk yang akan dibeli,
apakah melakukan pembelian secara tunai atau kredit.
Penelitian ini yang dijadikan variabel penelitian sesuai dengan keadaan di
lapangan dalam variabel Y keputusan berkunjung wisatawan pada agrowisata
20
kampong coklat yaitu semua proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan
masalah , pencarian informasi, evaluasi alternatif , pembelian serta perilaku pasca
pembelian konsumen.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu akan memaparkan landasan penelitian terdahulu
yang relevan sebagai dasar pedoman pada penelitian ini. Penelitian terdahulu
digunakan sebagai tolak ukur dan acuan peneliti untuk menyelesaikan dan
memperkaya bahan kajian untuk penelitian ini. Hasil-hasil penelitian yang
dijadikan tolak ukur tidak terlepas dari topik penelitian yaitu tentang keputusan
wisatawatan dalam berkunjung.
Penelitian pertama dilakukan oleh Epi Syahadat (2005). Tujuan penelitian
yaitu mengetahui besarnya pengaruh faktor pelayanan, sarana prasarana,
ODTWA, dan keamanan secara bersama-sama (simultan) terhadap jumlah
kunjungan di TNGP dan untuk mengetahui faktor mana di antara keempat faktor
tersebut di atas yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap jumlah
kunjungan wisata. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah
accidental sampling yang dilakukan secara acak sederhana. Metode analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regresion
Analisys). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sarana prasarana, faktor
obyek dan daya tarik wisata alam, dan faktor keamanan secara bersama-sama
(simultan) mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengunjung akan tetapi tidak
secara nyata (tidak signifikan) di Taman Nasional Gede Pangrango, dari keempat
faktor tersebut secara parsial faktor keamanan mempunyai pengaruh yang
21
signifikan (nyata) dan dominan terhadap jumlah pengunjung di Taman Nasional
Gede Pangrango.
Penelitian kedua dilakukan oleh Danu Hermansyah, Bagja Waluya
(2012). Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh temuan tentang gambaran
faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan, untuk memperoleh temuan tentang
gambaran keputusan berkunjung wisatawan dan untuk memperoleh temuan
tentang seberapa besar pengaruh faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan.
Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah accidental sampling
yang dilakukan secara acak. Metode analisis data yang digunakan adalah
Analisis jalur, analisis jalur merupakan suatu teknik pengembangan dari regresi
linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pendorong yang
terdiri dari escape motives, family and friends togetherness, knowledge, dan
enjoying natural resources yang memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
keputusan berkunjung wisatawan nusantara dalam mengunjungi daya tarik wisata
Kebun Raya Bogor yaitu escape motives sedangkan terdapat satu sub variabel
yang memiliki pengaruh tidak signifikan yaitu relaxation.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Alfattory Rheza syahrul (2015). Tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh daya tarik fasilitas dan
aksesibilitas terhadap kunjungan wisatawan asing ke Aloita Resort di Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dengan
accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan atau
acak. Metode analisis data menggunkan analisis jalur. Hasil penelitian
menunjukan bahwa daya tarik (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
22
wisatawan asing berkunjung. Fasilitas (X2) berpengaruh signifikan terhadap
wisatawan asing untuk berkunjung dan aksesibilitas (X3) berpengaruh signifikan
terhadap keputusan wisatawan asing berkunjung .
Penelitian keempat dilakukan oleh Mukiroh, HP. Diyah Setiyorini (2012).
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh temuan tentang
gambaran faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan, untuk memperoleh
temuan tentang gambaran keputusan wisatawan dan untuk menperoleh temuan
seberapa besar pengaruh faktor-faktor penarik kepariwisataan. Teknik
pengambilan sample dalam penelitian ini accidental sampling. Metode analisis
data menggunkan analisis jalur, analisis ini digunakan untuk menentukan berapa
besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, baik pengaruh langsung
maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia yang terdiri aksesibilitas,
ketersediaan jasa atau service, budaya, stabilitas politik dan keamanan serta
ketersediaanya atraksi wisata dinilai cukup tinggi dalam mempengaruhi tingkat
keputusan berkunjung ke Kota Pekanbaru yaitu sebesar 64%. Presentase tersebut
menunjukan bahwa faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia
dapat di jadikan sebagai alat ukur untuk menyusun strategi pemasaran pariwisata
Pemerintah Kota Pekanbaru.
Penelitian kelima dilakukan oleh Herdi Jayakusumah (2011). Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan keputusan dalam pembelian teh celup sariwangi. Teknik
pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling.
23
Metode analisis data menggunakan analisis faktor dengan uji validitas dan
reabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 variabel yang dianalisa
dengan model analisis faktor yang merupakan faktor faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian teh celup sariwangi. Faktor faktor tersebut terdiri dari 8
faktor yaitu faktor psikologis dengan eigen value 5.058, faktor produk dengan
eigen value 3.218, faktor sosial dengan eigen value 2.200, faktor distribusi dengan
eigen value 1.653, faktor harga dengan eigen value 1.359, faktor promosi dengan
eigen value 1.292, faktor individu dengan eigen value 1.216, faktor pelayanan
dengan eigen value 1.128.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai
skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini, dalam kerangka
pemikiran ini peneliti akan coba menjelaskan masalah pokok penelitian,
penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini.
Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dalam mengisi waktu luang
dengan tujuan utama yaitu mencari kesenangan, pada dasarnya seseorang ingin
pergi ke suatu objek wisata karena ada kejenuhan dalam dirinya.Wisatawan
berkunjung pada objek wisata tertentu karena menurutnya objek wisata tersebut
mempunyai daya tarik yang mampu memberikan rasa puas dan bahagia tersendiri.
Keputusan wisatawan berkunjung tidak hanya adanya daya tarik dari objek wisata
tapi adanya daya dorong yang ada dalam diri wisatawan yang memotivasi untuk
berkunjung ke objek wisata tersebut.
24
Variabel yang digunakan berdasarkan kondisi objek penelitian untuk
mengetahui daya tarik objek wisata tersebut berupa aksesbilitas, atraksi dan
jasa/servis sedangkan variabel yang digunakan untuk mengetahui daya dorong
seorang wisatawan yaitu Escape, Relaxation, strengthening family bonds, dan
Educational opportunity/knowledge. Daya tarik merupakan satu hal yang sangat
diperlukan bagi objek wisata sebagai bahan pertimbangan bagi wisatawan
berkunjung, adanya daya tarik akan memancing daya dorong , motivasi atau
keinginan diri untuk wisatawan mengambil sebuah keputusan.
25
Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Agrowisata Kampung Coklat Kademangan
Kabupaten Blitar
Penilaian Wisatawan
Daya Tarik
- Aksesbilitas
- Atraksi
- Jasa/Service
Giva Pavule (2006:27)
Daya Dorong
- Escape
- Relaxation
- Strengthening Family Bonds
-Educational Opportuniyu
Ryan dalam I Gde Pitana (2005 : 67-68)
Keputusan Wisatawan
Motivasi Berwisata
26
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dikemukakan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Diduga daya dorong berperan dalam keputusan wisatawan dalam
berwisata ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.
2. Diduga daya torong berperan dalam keputusan wisatawan dalam berwisata
ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.
Diduga bahwa Daya Tarik dan Dorong berperan dalam keputusan wisatawan
dalam berwisata ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.