51
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar Sukmadinata (2005: 233) menyatakan bahwa "Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan praktik. Bimbingan atau pedoman memiliki dua makna, yaitu pedoman umum yang memiliki makna yang sama untuk mendidik atau menanamkan nilai, mengembangkan moral, mengarahkan siswa untuk menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan secara khusus disebut sebagai upaya atau program yang membantu untuk mengoptimalkan pengembangan siswa. Panduan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah, serta dorongan untuk pengembangan potensi siswa. " Prayitno dan Amti (2004: 99) menyatakan bahwa “Bimbingan adalah proses bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang terampil kepada satu atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, dan orang dewasa, sehingga orang-orang dibimbing untuk menguraikan kemampuannya secara mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan fasilitas yang ada dan dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku.”

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bimbingan Belajar

a. Pengertian Bimbingan Belajar

Sukmadinata (2005: 233) menyatakan bahwa "Pendidikan

dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan praktik.

Bimbingan atau pedoman memiliki dua makna, yaitu pedoman umum

yang memiliki makna yang sama untuk mendidik atau menanamkan

nilai, mengembangkan moral, mengarahkan siswa untuk menjadi orang

baik. Sedangkan makna bimbingan secara khusus disebut sebagai upaya

atau program yang membantu untuk mengoptimalkan pengembangan

siswa. Panduan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah, serta

dorongan untuk pengembangan potensi siswa. "

Prayitno dan Amti (2004: 99) menyatakan bahwa “Bimbingan

adalah proses bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang terampil

kepada satu atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, dan orang

dewasa, sehingga orang-orang dibimbing untuk menguraikan

kemampuannya secara mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan fasilitas yang ada dan dapat dikembangkan, berdasarkan

norma-norma yang berlaku.”

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

13

Fungsi bimbingan belajar adal empat macam, yaitu:

1) Preservatif: memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik

dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.

2) Preventif: mencegah sebelum terjadi masalah.

3) Kuratif: mengusahakan dalam pembentukan dalam mengatasi

masalah.

4) Rehabilitasi: mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah

diadakan treatment yang memadai (Ahmadi dan Supriono, 2004:

117).

Hamalik (2004: 200), menyatakan bawha “Program bimbingan

dalam rangka proses belajar mengajar memiliki daya guna. Alasannya,

pelayanan dan pengakomodiran terhadap perbedaan individual

berpengaruh terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

Bimbingan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik,

sehingga dapat mendorong pendidik untuk menggunakan bermacam-

macam tes sesuai dengan kebutuhan individu, sekaligus berguna untuk

melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik agar mengenali

dirinya sendiri, mendapatkan pendidikan yang serasi, serta dalam rangka

memberikan gambaran seperti apa dunia yang dihadapinya dimasa yang

akan datang. Selain itu, bimbingan belajar bertujuan agar peserta didik

mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, menyiapkan

kehidupan yang efektif, dan berkembang secara optimal.”

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

14

Prinsip-prinsip belajar harus dipahami dan diterapkan agar

belajar dapat berjalan lebih optimal. Prinsip-prinsip belajar tersebut

meliputi (1) Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas, (2) Proses

belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematik,

(3) Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar

dengan hafalan, (4), Belajar merupakan proses yang kontinu, (5) Belajar

memerlukan kemampuan yang kuat, (6) Keberhasilan belajar ditentukan

oleh banyak faktor. (7) Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil

daripada belajar secara terbagi-bagi, (8) Proses belajar memerlukan

metode yang tepat, (9) Belajar memerlukan kesesuaian antara guru

dengan murid, (10) Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap

intisari pelajaran itu sendiri (Hakim, 2000: 2-10).

Kegiatan pembelajaran diperlukan suatu periode waktu tertentu

bagi anak untuk secara penuh memahami suatu konsep pada saat

pertama kali diajarkan. Guru perlu menyadari keadaan anak dalam

tahapan bealajar dalam merancang kegiatan pembelajaran. Ada empat

tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Perolehan. Pada tahapan ini

anak terbuka pada tahapan baru tetapi belum secara penuh

memahaminya. Anak masih memerlukan banyak dorongan dan

pengaruh dari guru untuk menggunakan pengetahuan tersebut, (2)

Kecakapan. Pada tahap ini anak mulai memahami pengetahuan atau

keterampilan tetapi masih memerlukan banyak latihan, (3)

Pemeliharaan. Anak dapat memelihara atau mempertahankan suatu

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

15

kinerja taraf tinggi setelah pembelajaran langsung dan ulangan

penguatan dihilangkan, (4) Generalisasi. Anak telah memiliki dan

menginternalisasikan pengetahuan yang dipelajari sehingga ia dapat

menerapkan ide dalam berbagai situasi (Abdurrahman, 2003: 90).

b. Manfaat Bimbingan Belajar

Manfaat bimbingan belajar menurut Suherman dalam Astamie

(2015: 22) meliputi (1) Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan

kondusif yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya

secara optimal, (2) Terperhatikannya karakteritik pribadi siswa secara

utuh yang akan menjadi dasar bagi yang bersangkutan untuk

menempatkan dirinya ada posisi yang tepat, (3) Dapat mereduksi dan

mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan belajar yang pada

gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.

Berikut ini manfaat bimbingan belajar menurut Sukardi dan

Kusmawati (2008: 13-14) meliputi (1) Pemantapan sikap dan kebiasaan

belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari

informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru,

mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas

pelajaran dan menjalani program penilaian hasil belajar (2) Pemantapan

disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok,

(3) Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah, (4)

Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan

budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

16

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan

pribadi, dan (5) Orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan

tinggi.

Siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah

biasanya memiliki alasan tersendiri mengapa mengikuti bimbingan

belajar seperti kesulitan dalam belajar di sekolah ataupun masalah

belajar lainnya. Menurut Sriyanti (2013: 147), faktor-faktor penyebab

timbulnya kesulitan belajar bersumber dari beberapa ranah, yaitu: (1)

Kesulitan belajar yang bersumber dari ranah kognitif (ranah cipta),

antara lain karena rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi anak didik,

(2) Bersumber dari ranah afektif (ranah rasa) antara lain emosi labil,

pembentukan sikap yang salah, perasaan bersalah yang berlebihan dan

tidak mempunyai gairah hidup, (3) Bersumber dari aspek psikomotor

antara lain seperti terganggunya organ psikomotor pada tangan-kaki,

penghilatan dan pendengaran sehingga gerak motoriknya menjadi

terganggu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat

bimbingan belajar yaitu siswa dapat mengembangkan potensinya secara

optimal dan dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pemberian bimbingan

belajar kepada siswa dimaksudkan agar siswa dapat menemukan

pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat diterapkan dalam

kehidupannya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

17

c. Lembaga Bimbingan Belajar

Pendidikan non-formal (di luar sekolah), belajar non-sekolah

yang disadari oleh sumber maupun pelajar dengan maksud untuk

mempromosikan terjadinya peristiwa belajar. Definisi pendidikan non-

formal memakai aspek-aspek non-sekolah yang artinya aktivitasnya

tidak sama dengan instruksi dalam kelas yang biasa dan tidak sama pula

dengan serentengan aktivitas yang normal dilakukan oleh sekolah.

Pendidikan non-formal merupakan aktivitas yang terorganisir dengan

maksud mencapai seperangkat tujuan belajar tertentu. Kriteria-kriteria

ini mengeluarkan beberapa aktivitas pendidikan yang dalam literatur

termasuk dalam pendidikan non-formal, tetapi batasan-batasan yang

dikemukakan dengan suatu definisi akan menolong perencana

menentukan batasan ruang lingkup aktivitas yang harus

dipertanggungjawabkan (Suherman, 2012: 12).

Firdaus (2015: 1), menyatakan bahwa “Menjamurnya lembaga

pendidikan non-formal (lembaga bimbingan belajar) saat ini

menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan dari stakeholder (pengguna jasa

layanan pendidikan) meningkat tajam. Lembaga pendidikan non-formal

yang hampir menyamai sekolah formal jika dilihat dari antusias para

siswa yaitu lembaga bimbingan belajar (bimbel). Bimbel sangat diminati

oleh siswa dan orang tua siswa, karena bimbel dirasakan para siswa

dapat memberikan energi motivasi belajar dan bagi orang tua bimbel

juga sangat membantu mereka yang sibuk bekerja agar anak mereka

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

18

ketika diberikan tugas dari sekolah yang dirasa berat bagi orang tua

untuk menyelesaikannya maka bimbel sebagai solusi bagi pendidikan

anak.”

Siswa yang memilih menggunakan jasa lembaga bimbingan

belajar ini pada dasarnya adalah mencari kenyamanan dalam belajar

sehingga mereka bisa fokus. Perbedaan metode pengajaran dari setiap

lembaga bimbingan belajar sebenarnya tidak terlalu jauh, sehingga

dengan lembaga bimbingan belajar apa saja asalkan anak yang

mengikuti lembaga belajar itu serius maka tidak berpengaruh pada di

mana siswa mengikuti lembaga bimbingan belajar. Yang terpenting

adalah ketika mereka mengikuti lembaga bimbingan belajar, tujuan

mereka meningkatkan prestasi dapat tercapai (Nugroho, 2016:7).

Sementara itu, Eriany dkk, (2014: 13), menyatakan bahwa

“Siswa yang mengikuti program bimbel banyak dipengaruhi oleh faktor

intrinsik. Besarnya faktor tersebut ada kemungkinan disebabkan oleh

adanya rasa ketakutan menghadapi ujian, kurang adanya rasa percaya

diri, serta harapan yang tinggi untuk diterima ditingkat pendidikan yang

lebih tinggi. Namun demikian, peranan orang tua maupun teman dan

orang lain juga tidak bisa diabaikan meskipun sedikit.”

Persamaan antara pendidikan non-formal (Lembaga Bimbingan

Belajar) dengan pendidikan formal meliputi (1) Memiliki jam pelajaran

tertentu, (2) Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan programnya, (3)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

19

Diselenggarakan oleh pemerintah atau pihak swasta, (4) Materi

pendidikan diprogram secara tertentu (Suherman, 2012:51).

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

J.B Situmorang dan Winarno (2008: 17) menyatakan bahwa

“Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan

kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

ditampilkan melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan

suatu program pendidikan.” Menurut Echols dan Shadly (Jejen Musfah,

2012: 27) bahwa “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku,

dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan

sumber belajar.” Sementara itu Jamil Suprihatiningkrum (2014: 97)

menyatakan bawha “Pengertian dasar kompetensi (competency) yaitu

kemampuan atau kecakapan.”

Suyanto dan Asep Jihad (2013: 39) menyatakan bahwa

“Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang

dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan

tersebut yang dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan,

seseorang harus memiliki kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap

dan ketrampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya.” Sementara

menurut pernyataan dari Jejen Musfah (2012: 28) bahwa “Seseorang

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

20

disebut kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, ketrampilan dan

sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan

dan/atau diakui oleh lembanganya/pemerintah.”

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.”

Mulyasa (2013: 17) menyatakan bahwa “Hakekatnya standar

kompetensi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan

profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan

tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya,

sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.”

Bernawi Munthe (2009: 29) mengemukakan beberapa unsur atau

elemen yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu (1)

Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran di bidang kognitif. Misalnya,

seorang guru mengetahui cara melaksanakan kegiatan identifikasi,

penyuluhan, dan proses pembelajaran terhadap warga belajar, (2)

Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang

dimiliki siswa. Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakan

kegiatan harus memiliki pemahaman yang baik tentang keadaan dan

kondisi warga belajar di lapangan, sehingga dapat melaksanakan

program kegiatan secara baik dan efektif, (3) Keterampilan (skill), yaitu

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

21

kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan yang dimiliki oleh guru

untuk menyusun alat peraga pendidikan secara sederhana, (4) Nilai

(value), yaitu suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis

telah menyatu dalam diri individu, dan (5) Minat (interest), yaitu

keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan yang

berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru yang baik selalu

tertarik kepada warga belajar dalam hal membina dan memotivasi

mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang sebaiknya dapat dilakukan seorang guru dalam

melaksanakan pekerjaannya. Guru dituntut untuk profesional dalam

menjalankan perannya sebagai pengajar dimana guru harus bisa

menyesuaikan apa yang dibutuhkan masyarakat dan jaman dalam hal

ini yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

berkembang.

b. Jenis-jenis Kompetensi Guru

Charles (E. Mulyasa, 2013: 25) mengemukakan bahwa

“Competency as rational performance which satisfactorily meets the

objective for a desired condition.” Artinya bahwa kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

22

Sudjana (Abdul Hadis dan Nurhayati, 2012: 19-20)

mengemukakan bahwa “Kompetensi yang harus dikuasai dan diterapkan

oleh guru profesional dalam membelajarkan siswa atau peserta didik di

kelas ialah mencakup menguasai bahan atau materi pelajaran, mengelola

program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau

sumber belajar, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi

belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa, mengenal fungsi dan

layanan bimbingan dan konseling, mengenal dan menyelenggarakan

administrasi sekolah, serta memahami dan menafsirkan hasil penelitian

guna keperluan pengajaran.

Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 Pasal 10

ayat 1 Dan Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 28 ayat 3 bahwa

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional:

1) Kompetensi Pedagogik

Pedagogik menurut Marselus R.Payong (2011: 28-29) secara

etimologis kata pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani, paedos

dan agagos (paedos=anak dan agage = mengantar atau

membimbing) karena itu pedagogi berarti membimbing anak. Tugas

membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik. Oleh sebab

itu, pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik

untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan

matang.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

23

J.B Situmorang dan Winarno (2008: 23) mengemukakan

bahwa “Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan teknis

dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, pengajar dan

pembimbing. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru

yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan

pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara

substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru

dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu

kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu,

membimbing dan memimpin peserta didik. Selain itu, dalam

kompetensi ini seorang guru harus mampu: (1) Menguasai

karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

emosional, dan intelektual., (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) Mengembangkan

kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu, (4) Menyelenggarakan pembelajaran

yang mendidik, (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (6) Memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

24

potensi yang dimiliki, (7) Berkomunikasi secara efektif, empatik,

dan santun dengan peserta didik, (8) Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, dan (9) Melakukan

tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Imam

Wahyudi, 2012: 22).

Rohmat (2013:79) menyebutkan bahwa “Kompetensi

pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik. Perencanaan dan

peleksanaan pembelajaran, evaluasi belajar dan penggembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.”

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran yang

berhubungan dengan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan

atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,

pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemahaman

teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Lebih lanjut dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang

Standar Pendidik dan Kependidikan dikemukakan bahwa

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

25

kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurangkurangnya meliputi

hal-hal yaitu (1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

(kemampuan mengelola pembelajaran), (2) Pemahaman terhadap

peserta didik, (3) Perancangan pembelajaran, (4) Pelaksanaan

pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (5), Pemanfaatan

teknologi pembelajaran, (6) Evaluasi hasil belajar, (7)

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya (Jamil Suprihatiningkrum, 2014: 101-103).

Jadi, harapannya guru dapat memiliki kompetensi pedagogik

yang baik sehingga dapat menyusun rancangan pembelajaran dan

melaksanakannya.

2) Kompetensi Kepribadian

J.B Situmorang dan Winarno (2008: 21) mengemukakan

bahwa “Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal

yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif

dan wibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia. Kepribadian guru sangat kuat pengaruhnya terhadap tugasnya

sebagai pendidik. Kewibawaan guru ada dalam kepribadiannya. Sulit

bagi guru mendidik peserta didik untuk disiplin kalau guru yang

bersangkutan tidak disiplin. Peserta didik akan menggugu dan

meniru gurunya sehingga apa yang dikatakan oleh guru seharusnya

sama dengan tindakannya. Guru yang jujur dan tulus dalam

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

26

menjalankan tugasnya sebagai pendidik berbeda dengan guru yang

mengajar karena tidak ada pekerjaan lain. Peserta didik dengan

mudah membaca hal tersebut.”

Mulyasa (2007:117) mengemukakan bahwa “Kompetensi

Kepribadian adalah kemampuan yang melekat dalam diri pendidik

secara mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan

bagi anak didik, dan berakhlak mulia.” Menurut Stori (2011: 25)

mengemukakan bahwa “Kompetensi kepribadian adalah kompetensi

yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak

harus memiliki nilai- nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku

sehari-hari.”

Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10

bahwa kompetensi kepribadian guru sekurang-kurangnya mencakup

kepribadian yang: mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,

berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan

masyarakat. Manusia merupakan agen dan tujuan dalam proses

pembangunan paripurna dalam suatu bangsa.

Permendiknas No.16 Tahun 2007 bahwa Kemampuan dalam

standar kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama yakni: (1)

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasional Indonesia, (2) Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik

dan masyarakat, (3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

27

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, (4) Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri, (5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Simpul dari pendapat tersebut bahwa kompetensi kepribadian

merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan

kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung

pelaksanaan tugas. Faktor yang terpenting dari seorang guru adalah

kepribadiannya. Karena dengan kepribadian itulah seorang guru bisa

menjadi seorang pendidik dan pembina bagi anak didiknya, atau

bahkan sebaliknya. Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak,

sulit dilihat dan tidak bisa diketahui secara nyata, yang dapat

diketahui hanyalah penampilan dari segi luarnya saja. Misalnya

dalam ucapannya, tindakannya, dan lain-lain.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya pengertian lain, terdapat kriteria lain kompetensi yang

harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam konteks ini seorang guru

harus mampu: (1) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak

diskriminatif, karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi, (2)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

28

Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat, (3)

Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah Republik

Indonesia, (4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan

profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain (Imam

WahyudI, 2012: 25).

Guru merupakan makhluk sosial, yang dalam kehidupannya

tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan

lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kompetensi

sosial memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang

tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan

yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. dengan demikian guru

diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di

masyarakat dan lingkungannya, sehingga mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua dan wali peserta didik serta masyarakat

sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Wahyudi (2012: 34), mengemukakan bahwa “Kompetensi

profesional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

29

Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan khusus yang

sadar dan terarah kepada tujuan-tujuan tertentu.”

Janawi (2011: 48), mengemukakan bahwa “Kompetensi

profesional merupakan kemapuan dasar tenaga pendidik. Ia akan

disebut profesional, jika ia mampu menguasai keahlian dan

keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran.”

Kompetensi profesional adalah profil kemampuan

penampilan mengajar tenaga edukatif. Dimensi kompetensi

profesional meliputi : (a) penguasaan bahan ajar; (b) mengelola

program belajar mengajar; (c) mengelola kelas; (d) menggunakan

media dan sumber yang meliputi; dan (e) menggunakan micro

teaching dalam program pengalaman lapangan (Riduwan, 2008 :

192).

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang

berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan substansi isi

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan

yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah

wawasan keilmuan sebagai guru. Karakteristik guru yang dinilai

kompetensi secara profesional adalah mampu mengembangkan

tanggung jawab dengan baik, mampu melaksanakan peran dan

fungsinya dengan baik, mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan

pendidikan sekolah, mampu melaksanakan peran dan fungsinya

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

30

dalam pembelajaran dalam kelas (Jamil Suprihatiningkrum, 2014:

113).

Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan

seperti Soediarto, sebagai seorang guru agar mampu menganalisis,

mendiagnosis dan memprognisis situasi pendidikan. Guru yang

memiliki kompetensi profesional perlu menguasai, antara lain:

disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan

ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa,

pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, pengetahuan

serta penguasaan metode dan model mengajar, penguasaan terhadap

prinsip-prinsip teknologi pembelajaran dan pengetahuan terhadap

penilaian serta mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran

proses pendidikan.

Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan

seperti Soediarto menuntut dirinya sebagai seorang guru agar

mampu menganalisis, mendiagnosis, dan memprognosis situasi

pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu

menguasai antara lain : (a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber

bahan pelajaran, (b) bahan ajar yang diajarkan, (c) pengetahuan

tentang karakteristik siswa, (d) pengetahuan tentang filsafat dan

tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan

model mengajar, (f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi

pembelajaran, (g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

31

merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan (Uno,

2007 : 64).

Adapun dalam kompetensi ini seorang guru hendaknya

mampu untuk: (1) Menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ditempuh, (2)

Menguasai standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang ditempuh, (3)

Mengembangkan materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif,

(4) Mengembangkan keprofesionalan serta berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif, (5) Memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri

(Janawi, 2011 : 48).

Kompetensi profesional merupakan aktivitas peningkatan

kompetensi profesional yang meliputi kualifikasi akademik,

pendidikan dan pelatihan, workshop, pengalaman mengajar,

keikutsertaan dalam forum ilmiah, prestasi yang meliputi prestasi

akademik, karya pengembangan profesi, penghargaan yang diterima

yang relevan dengan pendidikan.

Berdasarkan standar kompetensi di atas dapat disimpulkan

bahwa guru harus memiliki kemampuan untuk menguasai

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi

profesional. Adapun indikator profesional guru sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya yang meliputi (1) kualifikasi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

32

akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar,

(4) perencanaan dan pelaksanaan mengajar, (5) penilaian atasan dan

pengawas, (6) prestasi akademik, (7) pembimbingan dalam prestasi

siswa, (8) karya pengembangan profesi, (9) keterlibatan dalam

penyusunan evaluasi, (10) keikutsertaan dalam forum ilmiah (11)

pengalaman dalam pengurusan organisasi, (12) peran dalam aktivitas

masyarakat, (13) penghargaan yang relevan dengan pendidikan.

c. Peningkatan Kompetensi Guru

Peningkatan kompetensi guru dapat dilaksanakan melalui

berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Jenis-jenis

pendidikan dan latihan yang sering dilaksanakan untuk meningkatkan

kompetensi guru, antara lain sebagai berikut ini (Raharjo, 2013: 24-27).

1) Inhouse training (IHT)

Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan

pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan

kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal,

tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada

guru lain yang belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini

diharapkan dapat lebih menghemat waktu dan biaya. Pelatihan

dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara

internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan

untuk menyelenggarakan pelatihan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

33

2) Program magang

Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanakan di

industri/institusi yang relevan dalam rangka meningkatkan

kompetensi professional guru.

3) Kemitraan sekolah

Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau tempat mitra

sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan

bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat

dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi profesionalnya. Pelatihan melalui

kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama dengan institusi

pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.

4) Belajar jarak jauh

Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa

menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat

tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan

sejenisnya,

5) Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus

Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan

lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan

disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut

dan tinggi.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

34

6) Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya.

Melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa

kemampuan seperti menyusun karya ilmiah, merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain.

7) Pembinaan internal oleh sekolah

Dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang

memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas

mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan

rekan sejawat dan sejenisnya.

8) Pendidikan lanjut

Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat

dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam

maupun luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan

pendidikan lanjut akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat

membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi guru.

Di samping kegiatan-kegiatan diklat sebagaimana disebutkan di

atas, kegiatan-kegiatan non-diklat yang dapat dilaksanakan untuk

mewujudkan peningkatan kompetensi guru, antara lain sebagai berikut:

(Raharjo, 2013: 27-28).

1) Diskusi masalah pendidikan

Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik

sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

35

2) Seminar

Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan

publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan

profesi guru dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan

ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara

ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

3) Workshop

Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang

bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun

pengembangan karirnya.

4) Penelitian

Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian

tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam

rangka peningkatan mutu pembelajaran.

5) Penulisan buku/bahan ajar

Bahan ajar yang dibuat guru dapat berbentuk diktat, buku

pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.

6) Pembuatan media pembelajaran

Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat

peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik

(animasi pembelajaran).

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

36

7) Pembuatan karya teknologi/karya seni

Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya

teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat dan atau pendidikan

dan karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh

masyarakat.

3. Dukungan Orangtua

a. Pengertian Terhadap Dukungan Orang Tua

Rahman (2002: 97-98), mengemukakan bahwa “ Dukungan

orang tua sangat penting bagi individu dalam menjalani kehidupannya.

Anak dapat hidup karena pemeliharaan dan dukungan orang tua. Orang

tua yang tidak memberikan kehidupan bagi anak maka sulit bagi anak

untuk bertahan hidup. Sebelum anak sampai pada tingkat kemandirian

maka orang tuanyalah yang bertanggung jawab terhadap kehidupan

anak, sekaligus menyiapkan anak untuk dapat mandiri baik secara fisik

material maupun mental spiritual.”

Memberi dukungan (supporting) artinya selalu memberi

pertimbangan (consideration), penerimaan (recievement) dan perhatian

(attention) terhadap kebutuhan dan keinginan para siswa (Sam Deep &

Lyle Sussman) (Sahlan, 2009: 148). Sedangkan Kathryn Geldard &

David Geldard (2013: 212) menyatakan bahwa dukungan melibatkan

upaya membantu anak-anak merasa aman, dihormati dan bernilai, saat

mereka mengeksplorasi perasaan khawatir dan rasa takut. Dalam hal ini

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

37

dukungan orang tua menjadi sangat penting dalam meningkatkan

kemampuan anak.

Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 dikatakan

bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.”

Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah dan menjadi

hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya untuk memelihara dan

mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kesadaran orang tua akan

dukungan dalam mendidik dan membina anak secara terus menerus

perlu dikembangkan, anak juga perlu dibekali teori-teori pendidikan

khusunya teori pendidikan agama. Kewajiban orang tua mendidik anak

ini terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri.

Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 45 Ayat 2

bahwa “Kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila

perkawinan antara keduanya putus karena sesuatu hal. Maka anak ini

kembali menjadi tanggung jawab orang tua.” Orang tua adalah kunci

utama keberhasilan anak. Orang tualah yang pertama kali dipahami anak

sebagai orang yang memiliki kemampuan luar biasa di luar dirinya. Dan

dari orang tuanyalah anak pertama kali mengenal dunia. Melalui mereka

anak mengembangkan seluruh aspek pribadinya (Rahman, 2002: 95-96).

Daradjat, dkk., (2006: 35) mengemukakan bahwa “Pendidikan

dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

38

pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena

secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami

membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat

adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal

balik antara orang tua dan anak.”

Cara ayah itu melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh

pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-

lebih bagi anak yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila

ia mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya. Pengaruh ayah

terhadap anaknya besar pula. Di mata anaknya ia seorang yang tertinggi

gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya

(Daradjat, dkk., 2006: 35-36).

Dukungan orang tua merupakan sistem dukungan sosial yang

terpenting di masa remaja. Menurut Cobb dalam Sarafino

(Nurohmatulloh, 2016: 450), dukungan orang tua merupakan bagian dari

dukungan sosial. Dapat diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang

atau kelompok lain.

Menurut Elis, Thomas dan Rollins (Sri Lestari, 2012: 59-60)

dukungan orang tua sebagai interaksi yang dikembangkan oleh orang tua

yang dicirikan oleh perawatan, kehangatan, persetujuan, dan berbagai

perasaan positif orang tua terhadap anak. Dukungan orang tua kepada

anak dapat berupa dukungan emosi dan dukungan instrumental (Van

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

39

Beest & Baerveldt, 2009; Young dkk., 2005). Orang tua melalui

pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi bagi pengembangan

pribadi anak. Orang tua memberi peranan penting dalam tahap belajar

anak yaitu berupa dukungan atau support.

Bentuk dukungan instrumental orang tua misalnya penyediaan

sarana dan prasarana bagi pencapaian prestasi atau penguasaan

kompetensi. Dukungan orang tua yang baik adalah yang berupa

dukungan otonom (autonomy support) dan bukan dukungan direktif

(directive support). Dalam dukungan otonom orang tua bertindak

sebagai fasilitator bagi anak untuk menyelesaikan masalah, membuat

pilihan dan menentukan nasib sendiri. Dalam dukungan direktif orang

tua banyak memberikan instruksi, mengendalikan, dan cenderung

mengambil alih (Sri Lestari, 2012: 60).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

dukungan orang tua dalam penelitian ini adalah suatu pengamatan atau

tanggapan yang diberikan terhadap orang tua dalam memenuhi

kebutuhan dasar sebagai wujud pemberian rasa aman, perhatian serta

rasa kasih sayang. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang

penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Ibu

merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula

menjadi temannya dan yang mula-mula dipercayainya. Apapun yang

dilakukan ibu dapat dimaafkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan.

Dengan memahami segala sesuatu yang terkandung di dalam hati

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

40

anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih sayang,

dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.

b. Jenis-jenis Dukungan Orang tua

Friedman (2008: 18) menjelaskan bahwa orang tua memiliki

beberapa jenis bentuk dukungan, yaitu:

1) Dukungan informasional

Orang tua berfungsi sebagai sebuah kolektor (pengumpul)

dan disseminator (penyebar) informasi tentang berbagai hal.

Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

untuk digunakan mengungkapkan dan menyelesaikan suatu masalah.

Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu

pemahaman karena informasi yang diberikan dan dapat

menyumbangkan sugesti dan aksi pada individu. Aspek-aspek

dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan

pemberian informasi.

2) Dukungan penilaian

Orang tua bertindak sebagai suatu bimbingan yang bersifat

umpan balik, membimbing dan menengahi dalam proses pemecahan

masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota orang tua

yang diantaranya memberikan support (dukungan), perhatian, dan

penghargaan.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

41

3) Dukungan instrumental

Orang tua merupakan sebuh sumber pertolongan praktis dan

konkret, yang mengusahakan untuk menyediakan fasilitas dan

perlengkapan yang dibutuhkan masing-masing anggota orang tuanya.

4) Dukungan emosional

Orang tua sebagai tempat yang aman dan damai untuk

beristirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan

yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Adapun mekanisme dalam hal membangun dukungan orang

tua menurut Cochen dan McKay (2008), yaitu :

1) Dukungan Nyata

Meskipun sebenarnya setiap orang dapat memberikan

dukungan dalam bentuk uang dan perhatian, dukungan nyata

merupakan paling efektif bila dihargai oleh penerima dengan baik.

Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan

ketidakteraturan dan ketidakterimaan yang tidak baik akan benar-

benar menambah tekanan dan stress individu dalam kehidupan

orang tua. Bentuk dari dukungan nyata ini antara lain seperti

perhatian dan material.

2) Dukungan pengharapan

Kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu

akan ancaman. Mengharapkan individu pada orang yang sama telah

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

42

mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan nasihat dan

bantuan. Dukungan pengharapan juga dapat membantu

meningkatkan strategi individu dengan menyarankan strategi-strategi

alternatif yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan

mengajak orang berfokus pada aspek-aspek yang lebih positif dari

situasi tersebut.

Dukungan dapat diberikan dari siapa saja, diantaranya oleh

dukungan kerabat, tenaga kesehatan, tetangga/lingkungan, teman,

organisasi keagamaan, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Namun

karena adanya faktor keintiman sesama anggota orang tua maka

dukungan orang tua bisa menjadi motivasi yang besar dalam upaya

penrubahan perilaku termasuk perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut anak (Bobak, 2005: 85).

Dukungan orang tua mengacu kepada dukungan sosial yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diadakan untuk orang tua yang dipandang oleh anggota keluarga

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial orang tua

dapat berasal dukungan sosial internal, seperti dukungan suami atau

isteri serta dukungan saudara kandung, atau dukungan orang tua

eksternal seperti kerabat, sepupu, dan sebagainya (Friedman, 2008:

19).

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

43

c. Indikator Persepsi Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua merupakan komponen penting dalam

pendidikan anak. Hal ini menuntut adanya kontak secara langsung yang

dapat diwujudkan dalam bentuk dukungan orang tua pada anaknya.

Menurut House dalam Smet (Maulida & Dhania, 2012: 4), ada

empat jenis atau dimensi dukungan sosial yaitu: 1) Dukungan emosional

yaitu dukungan yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik,

penegasan). 2) Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi

lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif seseorang, dorongan maju

atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan

perbandingan positif seseorang dengan orang lain. 3) Dukungan

instrumental yaitu dukungan yang mencakup bantuan langsung dalam

bentuk bantuan keuangan atau bantuan praktis. 4) Dukungan informatif

yaitu dukungan yang mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,

saran-saran atau umpan balik.

Perwujudan suatu keluarga/ rumah tangga yang dapat

dikategorikan sebagai keluarga yang sehat dan bahagia, yang amat

penting bagi tumbuh kembangnya seorang anak ada enam kriteria.

Keenam kriteria tersebut adalah: (1) kehidupan beragama dalam

keluarga; (2) mempunyai waktu untuk bersama; (3) mempunyai pola

komunikasi yang baik bagi sesama anggota keluarga (ayah-ibu-anak);

(4) saling menghargai satu dengan lainnya; (5) masing-masing anggota

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

44

keluarga merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok; dan

(6) bila terjadi suatu permasalahan dalam keluarga mampu

menyelesaikan secara positif dan konstruktif (Hawari, 2006: 174-175).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa indikator-indikator dukungan orang tua terdiri dari:

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,

dan dukungan informasi.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Hetika (2008: 23 ) menyatakan bahwa “Prestasi Belajar

adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian

atau kumpulan pengetahuan.” Sedangkan Harjati (2008: 43 )

menyatakan bahwa “Prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan

dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol

untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam

waktu tertentu.”

Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan,

dikerjakan, diusahakan dan sebagainya (Badudu dan Mohammad,

2001:1088). Prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2006: 151). Syaiful Bahri

Djamarah juga mendefinisikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil

evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

45

yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi dari pembelajaran,

misalnya rapor atau hasil ulangan siswa (Sardiman, 2004: 38).

Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai

siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama

dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru

untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil

belajar siswa. Diantara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka

ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru disekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran, karena itu unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri

dari hasil belajar dan nilai siswa (Tu’u, 2004: 76).

Prestasi belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap

hasil belajar. Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi

jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gagne dalam Nana

Sudjana, (2005: 22) membagi lima macam hasil belajar, yaitu invormasi

verbal, keteramilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan

motoris. Konsep Gagne pada dasarnya sesuai dengan konsep taksonomi

Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Nana Sudjana (2005: 23) menjelaskan bahwa “Hasil belajar

dalam ranah kognitif berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Belajar afektif berhubungan dengan sikap

dan nilai.” Lima jenis hasil belajar afektif menurut Nana Sudjana (2005:

30) adalah reciving atau attending, responding, valuing, organisasi, dan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

46

karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Hasil belajar psikomotorik

dilihat dari skill dan aktivitas siswa. Hasil belajar psikomotorik menurut

Nana Sudjana (2005: 31) merupakan tahap kelanjutan dari belajar

afektif, sehingga aktivitas yang muncul merupakan kelanjutan dari sikap

(afektif) seperti segera memasuki kelas saat guru datang, mencatat

bahan pelajaran, membaca buku referensi, latihan mengerjakan soal,

mampu bergaul, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah sebagai penilaian hasil usaha kegiatan

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

oleh siswa selama proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.

Hasil pengukuran dari belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka,

huruf, simbol, maupun kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa

selama proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha

sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara

optimal. Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena

ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses

belajar. Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa, faktor-faktor yang

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

47

mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan

menjadi tiga macam, yaitu: (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 138-146).

1) Faktor-faktor stimulus belajar, yaitu segala hal diluar individu itu

untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal

ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan

eksternal yang harus diterima dan dipelajari oleh pelajar.

2) Faktor-faktor metode belajar. Metode belajar yang dilakukan oleh

guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh pelajar.

Metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti

bagi proses belajar.

3) Faktor-faktor individual. Faktor-faktor ini terdiri dari kematangan,

faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman

sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi

kesehatan rohani, dan motivasi.

c. Macam-macam Prestasi Belajar

Pemaknaan menyeluruh prestasi belajar bukan hanya merupakan

hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang dimiliki

siswa yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

48

Menurut Bloom dkk yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2019: 78),

mengkategorikan prestasi belajar kedalam tiga ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, meliputi kemampuan pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif, meliputi prilaku penerimaan, sambutan, penilaian,

organisasi dan karakterisasi.

3) Ranah psikomotorik meliputi kemampuan motorik berupa persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,

penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Penilaian prestasi belajar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1) Dasar psikologis. Dalam setiap usaha manusia pada umumnya selalu

dibutuhkan penilaian terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan,

yang berguna sebagai bahan orientasi untuk menghadapi usaha-

usaha yang lebih jauh secara psikologis. Setiap orang selalu butuh

mengetahui sampai sejauh manakah dia berjalan menuju kepada

tujuan yang ingin atau harus dicapai.

2) Dasar didaktis. Dasar ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: segi

anak didik (pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah

dicapai pada umumnya berpengaruh pada pekerjaan artinya

menyebabkan prestasi belajar yang selanjutnya itu lebih baik).

Ditinjau dari segi guru (menilai hasil atau kemajuan murid-muridnya

sekaligus menilai hasil-hasil usaha sendiri, dengan mengetahui hasil-

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

49

hasil usaha muridnya itu guru menjadi tahu seberapa jauh dan dalam

hal mana dia berhasil serta dalam hal mana dia gagal).

3) Dasar administratif. Penilaian yang rumusnya berwujud raport.

Penilaian ini bermanfaat bagi guru karena dapat membantu

menjawab masalah-masalah penting mengenai siswanya dalam

prosedur mengajarnya bahkan memberikan inti laporan tentang

kemajuan murid-muridnya kepada orang tua mereka masing-masing

(Suryabrata, 2014: 17).

5. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

Peserta didik sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat

meningkatkan kualitas dirinya untuk kemajuan bangsanya. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan disekolah. Sebagaimana

yang tercantum pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa fungsi dan tujuan Pendidikan

Nasional yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan, membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertangung jawab”.

Untuk mewujudkan isi Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

tersebut membutuhkan proses yang panjang dan berkesinambungan. Dalam

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

50

hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi atau lemabaga yang

dipandang paling tepat untuk membantu dalam mewujudkannya peserta

didik yang memiliki kemampuan dan watak yang sesuai dengan cita-cita

UUD 1945. salah satu langkah yang diambil oleh lembaga pendidikan yaitu

dengan meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di sekolah.

Adapun langkah yang dilakukan guna meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan ialah melalui upaya penyelenggarakan ujian Nasional

yang baik, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) yang bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) menyelenggarakan ujian Nasional sebagai bentuk evaluasi

pendidikan Nasional. Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No. 75 Tahun 2009 yang bahwasannya “Ujian

Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan

penilaian kompetensi peserta didik secara Nasional pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah”.

Siswa dikatakan tercapai apabila telah mencapai standar nilai yang

telah ditetapkan (Djamarah dan Zain, 2010:107). Berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 (2017: 5)

tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar

oleh Satuan Pendidikan, Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah

kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran

tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.

Nilai Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Nilai UN adalah nilai yang

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

51

diperoleh peserta didik melalui UN. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

dilakukan melalui UN.

Pelaksanaan ujian nasional dilakukan melalui ujian nasional berbasis

komputer (UNBK). Dalam hal UNBK tidak dapat dilaksanakan maka ujian

nasional dilaksanakan berbasis kertas (Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017: 9). Ujian Nasional Berbasis Komputer

(UNBK) adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kelemahan ujian nasional berbasis kertas. Adapun kelemahan dari ujian

nasional berbasis kertas menurut PUSPENDIK (2015: 5) diantaranya adalah

bentuk soal yang digunakan pada saat ujian sulit untuk dibuat bervariasi,

tampilan soal terbatas, hanya dua dimensi, diperlukan banyak kertas dan

biaya penggandaan yang cukup besar, pengamanan kerahasiaan soal relatif

sulit dan memerlukan biaya cukup besar, pengolahan hasil memerlukan

waktu yang relatif lama.

UNBK disebut juga Computer Based Test (CBT), yaitu sistem

pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media

ujiannya. Pelaksanaan UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis

kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara

online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala

Lumpur (Maulidya, 2017: 19).

Menurut Nizam, (Kepala Pusat Penelitian Pendidikan) beberapa

manfaat yang diperoleh dengan UNBK antara lain:

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

52

a. Minimnya kemungkinan soal yang terlambat datang, tertukar, dan

ketidakjelasan hasil cetak soal.

b. Proses pengumpulan dan penilaian jauh lebih mudah.

c. Hasil ujian nasional dapat diumumkan jauh lebih cepat.

d. UNBK mendorong terwujudnya efektifitas, efisiensi, dan transparansi

penyelenggaraan UN (Kemendikbud, 2016).

Penelitian ini meneliti tentang UNBK untuk siswa kelas XII SMA

(kelas akhir) tahun 2017/2018. Jadwal pelaksanaan UNBK pada tanggal 9-

12 April 2018. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia,

Matematika, Bahasa Inggris, dan satu mata pelajaran jurusan yang diujikan

yang disesuaikan masing-masing sekolah.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu baik berupa tesis maupun jurnal

penelitian tentang lembaga bimbingan belajar, kompetensi guru, dan

dukungan orang tua dengan SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dalam

Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sebagai

berikut:

Fathur & Syamsu (2014) dalam jurnal penelitian berjudul “Pengaruh

Dukungan Orang Tua dan Fasilitas Belajar di Sekolah terhadap Prestasi

Belajar Ekonomi melalui Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Ungaran” memperoleh hasil penelitian persamaan regresi Y1 = 32,466+

0,264X1 + 0,323X2 + 𝑒1 dan Y2 = 41,747 + 0,402X1 +0,406X2+ 0,45Y1+

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

53

𝑒. Hasil análisis jalur menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung (DO-

PB), (FB-PB), (MB-PB), dan pengaruh tidak langsung (DO-MB-PB) dan

(FB-MB-HB).

Andi & Babay (2014), dalam jurnal penelitian berjudul “Pengaruh

Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pondok Pesantren

Madrasah Aliyah Al-Utrujiyyah Kota Karang” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan adanya pengaruh yang ditimbulkan dari

elaksanaan bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mencapai

tujuan tersebut, penulis menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner

dan wawancara sebagai metode utama dalam pengumpulan data. ada proses

analisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dengan

bimbingan belajar sebagai variabel independen dan prestasi belajar sebagai

variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah bimbingan belajar memiliki

pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukri Indra dengan judul “pengaruh

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi

belajar PAI pada siswa SMK Famako Medika Plus Caringin – Bogor Tahun

ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara

parsial kompetensi pedagogik berpengaruh secara signifikan terhadap pretasi

belajar PAI pada siswa SMK Fatmako Medika Plus Caringin – Bogor Tahun

ajaran 2014/2015”. Secara parsial kompetensi profesional berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Fatmako Medika

Plus Caringin – Bogor Tahun ajaran 2014/2015”. Secara simultan bahwa

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

54

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional keduanya berpengaruh

secara signifikan terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Fatmako

Medika Plus Caringin – Bogor Tahun ajaran 2014/2015”.

Larasati Budi Sinarahwulan (2018) dengan judul “Evaluasi Usability

Sistem Computer-Based Test (CBT) Pada SMA Negeri 1 Bojonegoro)”.

Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Hasil analisis menunjukkan

bahwa sistem CBT SMA Negeri 1 Bojonegoro belum sesuai dengan harapan

pengguna dikarenakan rata-rata hasil analisis kesenjangan antara kepentingan

dan kinerja adalah sebesar -0,83 atau <0. Dari hasilanalisis kuadran, dapat

ditentukan rekomendasi perbaikan berdasarkan HHS Usability Guidelines.

Rekomendasi perbaikan untuk sistem CBT dilakukan untuk item-item

pernyataan yang termasuk pada kuadran A (prioritas utama), C (prioritas

rendah), dan D (berlebihan).

Arif Nur Hidayat (2016) dengan judul “Implementasi Ujian Nasional

Berbasis Komputer atau Computer Based Test (CBT) di SMA Negeri 1

Wonosari”. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian

menunjukkan sebagai berikut: (1) implementasi ujian nasional berbasis

komputer atau Computer Based Test (CBT) di SMA N 1 Wonosari secara

rinci antara lain: (a) tahap persiapan meliputi kegiatan sosialisasi UN CBT,

pendataan sekolah, verifikasi infrastruktur, penetapan sekolah, penetapan

jadwal UN CBT, (2) tahap pengelolaan yang dilakukan meliputi kegiatan

pengelolaan personalia UN CBT di SMA N 1 Wonosari, pengelolaan sarana

dan prasarana UN CBT di SMA N 1 Wonosari, pengelolaan peserta didik UN

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

55

CBT di SMA N 1 Wonosari dan pengelolaan sistem UN CBT. (c) tahap

pelaksanaan yang dilakukan meliputi kegiatan pelaksanaan pra ujian,

pelaksanaan ujian resmi dan pengolahan hasil pengerjaan siswa. (2) hambatan

pelaksanaan UN CBT di SMA N 1 Wonosari ada 2 kelompok yaitu hambatan

teknis dan non teknis. Hambatan teknis antara lain terjadi pemadaman listrik,

kekurangan ruang untuk ruang server sekolah, spesifikasi komputer server

sekolah tidak sesuai dengan kriteria persyaratan UN CBT dan siswa yang

mengikuti ujian susulan. Hambatan non teknis adalah mental peserta didik

yang terganggu karena dijadikan bahan ujicoba dalam pelaksanaan UN CBT

pada tahun 2015.

Bagus Hutomo Nugrahanto (2017) dengan judul “Analisis Kesiapan

Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMA N 1 Kendal Tahun

2017”.Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian

menunjukkan (1) Fasilitas Laboratorium komputer dari tahun ke tahun selalu

mengalami peningkatan jumlah komputer dengan pembangunan satu

laboratorium komputer. (2) Siswa percaya diri dan optimis terhadap UNBK

karena di SMA N 1 Kendal sudah memberikan latihan simulasi menggunakan

LMS (learning management system) yang serupa dengan UNBKresmi. (3)

Untuk meningkatkan motivasi peserta didik, Guru memberikan treatment

dengan implementasi media komputer dalam pembelajaran melalui penugasan

menggunakan e-learning (4) Beberapa hal yang mempengaruhi

tingkatkesiapan sekolah yaitu proses sinkronisasi soal yang terkadang

terrhambat pada saat pengunduhan soal dari pusat.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

56

Indahyana Putri Manafe (2017) dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) (Studi di SMP Negeri 1

Salatiga)”. Pascasarjana Universitas Satya Wacana Salatiga. Berdasarkan

penelitian di SMP Negeri 1 Salatiga yang baru pertama kalinya melaksanakan

UNBK pada tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa : (1) Evaluasi pada aspek

konteks dapat dikatakan sudah baik dikarenakan tujuan pelaksanaan UNBK

sudah sesuai dengan lingkungan sekolah dan menjawab kebutuhan yang

belum terpenuhi. (2) Evaluasi pada aspek input dapat dikatakan sudah baik

dikarenakan sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM), rencana

strategi dan prosedur pelaksanaan UNBK sudah sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh BSNP. (3) Evaluasi pada aspek proses juga dapat dikatakan

sudah baik dikarenakan pemanfaatan sarana dan prasarana, strategi UNBK,

kinerja petugas pelaksana UNBK dan prosedur UNBK sudah sesuai dengan

sarana dan prasarana, rencana strategi, petugas pelaksana UNBK dan prosedur

pelaksanaan UNBK yang ada pada aspek input dan sudah dimanfaatkan

dengan baik sehingga memberikan kelancaran dalam pelaksanaan UNBK dan

peserta didik merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal ujian, lebih aman,

lebih nyaman, dan lebih transparan. (4) Evaluasi pada aspek produk juga dapat

dikatakan sudah baik. Hal ini ditunjukkan melalui (a) Surat Keputusan

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

menetapkan SMP Negeri 1 Salatiga sebagai sekolah Rujukan Tingkat SMP

pada tahun 2016 di kota Salatiga, (b) anggaran biaya yang dikeluarkan dalam

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

57

pelaksanaan UNBK pada tahun 2016 lebih rendah daripada pelaksanaan

UNPBT pada tahun 2015, (c) berdasarkan wawancara dengan beberapa guru

SMP Negeri 1 Salatiga ditemukan bahwa pihak sekolah merasa puas dengan

pelaksanaan UNBK dibandingkan dengan UNPBT dikarenakan memberikan

kemudahan bagi pihak sekolah yaitu lebih murah, lebih mudah, lebih

transparan dan berintegritas.

Figen Eres (2016), dalam jurnal penelitian berjudul “Competencies of

Teachers Regarding School–Parent Relations: A Case of Antalya.” Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menentukan kompetensi guru kelas dan guru

cabang tentang hubungan sekolah-orang tua menurut pendapat kepala sekolah

dan pengawas. Penelitian ini didasarkan pada model survei. Populasi

penelitian ini terdiri dari kepala sekolah yang bekerja di sekolah dasar dan

menengah negeri di distrik pusat provinsi Antalya, Turki, bersama dengan

pengawas pendidikan yang bekerja di provinsi Antalya. Kepala sekolah dipilih

dengan metode cluster sampling dan pengawas dipilih dengan metode acak.

Untuk memecahkan sub-masalah penelitian; rata-rata aritmatika dan standar

deviasi dihitung dan uji Mann Whitney U dan Kruskall Walls diterapkan.

Sesuai dengan temuan penelitian; para peserta berpikir bahwa guru kelas lebih

berkualitas dan mampu daripada guru cabang. Direkomendasikan bahwa

program pelatihan dalam jabatan diselenggarakan untuk meningkatkan

kualifikasi guru dalam komunikasi dan kerja sama keluarga-sekolah, dan

bahwa program pendidikan umum diselenggarakan dalam kaitannya dengan

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

58

dampak keluarga dan masyarakat terhadap pendidikan sebagai sarana untuk

menyediakan kesadaran untuk kelompok sasaran.

Manilyn, et. al., (2017), dalam jurnal penelitian tentang “Teachers’

Qualification, Facilities and Competencies of The Grade 7 Students In

Technology Livelihood Education of San Vicente National High School: Basis

For Intervention Program” Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualifikasi

guru, fasilitas, dan kompetensi siswa kelas 7 dalam Pendidikan Mata

Pencaharian Teknologi di Sekolah Menengah Nasional San Vicente

khususnya dalam bidang memasak dan hortikultura. Secara khusus, penelitian

ini mencakup profil siswa dan guru dan masalah yang dihadapi pada

ketersediaan fasilitas dan peralatan. Metode penelitian deskriptif digunakan

untuk mencapai tujuan penelitian dimana kuesioner survei digunakan untuk

mengidentifikasi kekuatan siswa berdasarkan kualifikasi guru, peralatan dan

alat yang tersedia dan pencapaian dalam masakan dan hortikultura. Temuan

umum mengungkapkan bahwa ada lebih banyak siswa perempuan daripada

siswa laki-laki yang terdaftar di Kelas 7 di Sekolah Menengah Nasional San

Vicente. Pada profil guru, guru-guru yang menangani TLE adalah perempuan,

semuanya adalah LET pass, pemegang Sertifikat II Nasional dan telah

menyelesaikan persyaratan akademis mereka untuk mendapatkan gelar

Master. Dalam hal fasilitas, alat dan peralatan, ada daerah yang memiliki

persentase minimal dari alat dan peralatan yang tersedia. Namun, terungkap

bahwa ada cukup banyak fasilitas untuk memasak dan hortikultura. Di sisi

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

59

lain, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa ada faktor-faktor tertentu

yang mempengaruhi tingkat kompetensi siswa di Cookery dan Hortikultura.

Krishna (2011), dalam jurnal penelitian berjudul “The Impact of

Parental Involvement on Student Achievement.” Studi ini meneliti aspek-aspek

keterlibatan orang tua yang mengarah pada prestasi akademik siswa. Studi ini

akan memberikan sekolah dan kabupaten dengan data objektif yang akan

memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi strategi

spesifik dan efektif untuk meningkatkan keterlibatan orang tua. Peneliti

mengeksplorasi teori modal sosial, teori modal budaya, teori reproduksi sosial

dan model Joyce Epstein dari enam domain keterlibatan orang tua.

Menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti menyelidiki korelasi antara

keterlibatan orang tua dan prestasi siswa, serta dampak keterlibatan orang tua

pada prestasi siswa. Temuan menunjukkan bahwa mengidentifikasi hambatan

organisasi, mengidentifikasi kemungkinan strategi yang efektif untuk

mengatasi hambatan organisasi, dan membangun kemitraan yang efektif dan

kolaboratif antara sekolah dan rumah memiliki dampak besar pada

keterlibatan orang tua, dan dapat menyebabkan peningkatan prestasi siswa.

Implikasi untuk semua pemangku kepentingan dan rekomendasi untuk

penelitian masa depan ditawarkan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas bahwa penelitian ini

belum pernah diadakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Terdapat kesamaan

variabel penelitian tetapi tidak semua sama. Perbedaan dengan penelitian

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

60

terdahulu terletak pada variabel penelitian, waktu, dan tempat serta jumlah

responden.

C. Kerangka Teoritik

Ujian Nasional berbasis komputer adalah salah satu alternatif yang dapat

dilakukan untuk mengatasi kelemahan ujian Nasional berbasis kertas. Adapun

kelemahan dari ujian Nasional berbasis kertas yaitu bentuk soal yang

digunakan pada saat ujian sulit untuk dibuat bervariasi tampilan soal terbatas,

hanya dua dimensi; diperlukan banyak kertas dan biaya penggandaan yang

cukup besar; pengamanan kerahasiaan soal relatif sulit dan memerlukan biaya

cukup besar; pengolahan hasil memerlukan waktu yang relatif lama.

Siswa kelas XII SMA (kelas akhir) melakukan berbagai macam cara

untuk meningkatkan kualitas belajar dan pemahaman ilmu mereka dalam

rangka menghadapi ujian kelulusan atau UNBK. Selain belajar di sekolah,

siswa juga belajar secara mandiri di rumah atau mengikuti berbagai bimbingan

belajar di luar sekolah. Keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar tambahan

diharapkan memberikan pengaruh positif atau manfaat bagi prestasi belajar

mereka dalam menghadapi UNBK. Maka dari itu digambarkan skema

kerangka teori pendekatan masalah sebagai berikut:

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

61

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Keterangan:

1. Variabel dependen (Y) : Prestasi belajar UNBK.

2. Variabel independen (X) : Lembaga Bimbingan Belajar (X1) Kompetensi Guru

(X2), dan Dukungan Orangtua (X3)

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh singifikan lembaga bimbingan belajar terhadap

Prestasi Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer

(UNBK) di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

H2 : Terdapat pengaruh singifikan kompetensi guru terhadap Prestasi siswa

dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA

Muhammadiyah 1 Karanganyar.

H3 : Terdapat pengaruh singifikan dukungan orang tua terhadap Prestasi siswa

dalam menhadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA

Muhammadiyah 1 Karanganyar.

H4 : Terdapat pengaruh singifikan lembaga bimbingan belajar, kompetensi

guru, dan dukungan orang tua terhadap Prestasi siswa dalam menghadapi

Lembaga Bimbingan

Belajar (X1)

Kompetensi Guru (X2)

Dukungan Orangtua (X3)

Prestasi Belajar UNBK (Y)

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bimbingan Belajareprints.ums.ac.id/81748/5/5. BAB II.pdf · melakukan penelitian terhadap peserta didik. Program bimbingan merupakan bantuan

62

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Muhammadiyah 1

Karanganyar.