21
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha Ekonomi. Usaha jika diartikan secara general merupakan setiap aktivitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan sangat bergantung dengan dimana istilah usaha digunakan. Menurut Nana Supriatna, usaha merupakan aktivitas atau pun kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh manusia dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam dunia atau pun aktivitas ekonomi, usaha sering kali diartikan sebagai sebuah bisnis. Dalam hal ini, usaha merupakan setiap upaya yang dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang melakukan aktivitas usaha atau pun bisnis biasanya disebut dengan pebisnis atau pun pengusaha. 1 Dari paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut dengan usaha ekonomi adalah suatu aktivitas atau upaya yang dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan perekonomian dengan memperoleh pendapatan atau penghasilan. 1 Adzkira Ibrahim, Pengertian Usaha Dalam Berbagai Bidang, https://pengertian-usaha-dalam- berbagai-bidang/, diakses pada pukul 20.15 tanggal 27 Oktober 2018.

BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Usaha Ekonomi

1. Pengertian Usaha Ekonomi.

Usaha jika diartikan secara general merupakan setiap aktivitas yang

dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan

secara khusus, istilah usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan

sangat bergantung dengan dimana istilah usaha digunakan.

Menurut Nana Supriatna, usaha merupakan aktivitas atau pun

kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh manusia dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam dunia atau pun aktivitas ekonomi, usaha sering kali diartikan

sebagai sebuah bisnis. Dalam hal ini, usaha merupakan setiap upaya yang

dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang

melakukan aktivitas usaha atau pun bisnis biasanya disebut dengan

pebisnis atau pun pengusaha.1

Dari paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut

dengan usaha ekonomi adalah suatu aktivitas atau upaya yang dilakukan

untuk dapat memenuhi kebutuhan perekonomian dengan memperoleh

pendapatan atau penghasilan.

1 Adzkira Ibrahim, Pengertian Usaha Dalam Berbagai Bidang, https://pengertian-usaha-dalam-

berbagai-bidang/, diakses pada pukul 20.15 tanggal 27 Oktober 2018.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

15

2. Jenis Usaha Ekonomi Dalam Pariwisata

Menurut Bagyono, usaha jasa pariwisata suatu usaha bisnis yang

kegiatan utamanya meliputi menjual jasa-jasa pariwisata kepada

wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan mengklasifikasikan usaha pariwisata yakni terdiri dari:

a. Daya tarik wisata, yaitu merupakan segala sesuatu yang mempunyai

keunikan, kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman,

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau kunjungan para wisatawan.

b. Kawasan pariwisata, merupakan usaha yang kegiatannya membangun

dan mengelola kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi

kebutuhan pariwisata.

c. Jasa transportasi wisata, yakni merupakan usaha khusus yang

menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.

d. Jasa perjalanan pariwisata, yakni merupakan usaha biro perjalanan

wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata

meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan atau jasa

pelayanan dan menyelenggarakan pariwisata.

e. Jasa makanan dan minuman, yakni merupakan usaha jasa penyediaan

makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan

perlengkapan untuk proses pembuatan dapaat berupa restoran, kafe,

rumah makan, dan warung-warung makanan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

16

f. Penyediaan akomodasi, yakni merupakan usaha yang menyediakan

pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan

pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel,

vila, pondok wisata , dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk

tujuan pariwisata.

g. Jasa informasi pariwisata, yakni merupakan usaha yang menyediakan

data, berita, feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai

kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan cetak atau

elektronik.

h. Jasa konsultan pariwisata, merupakan usaha yang menyediakan sarana

dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan

usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang kepariwisataan.2

B. Wisata Religi

1. Pengertian Wisata Religi.

Dalam kesejarahannya, pariwisata dalam tradisi Islam dimulai dari

kemunculan Islam sebagai agama universal, yaitu ketika dikenal konsep

ziyarah, yang secara harfiah artinya berkunjung. Dari budaya ziyarah,

lahir berbagai bentuk pranata sosial Islam yang dibimbing oleh etika dan

hukumnya. Selanjutnya, lahir konsep dhiyah, yaitu tata kerama berkunjung

yang mengatur etika dan tata keramaserta hukum hubungan sosial antara

2Muchlisin Riadi, Pengertian dan Jenis Usaha Pariwisata,

https://www.kajianpustaka.com/2015/06/pengertian-dan-jenis-usaha-pariwisata.html, diakses pada

pukul 18.12 tanggal 27 Oktober 2018.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

17

tamu (dhaif) dengan tuan rumah (mudhif). Konsep ziayarah tersebut pun

mengalami perkembangan dan melahirkan berbagai bentuknya.3

Wisata religi yang dimaksudkan disini lebih mengarah kepada

wisata ziarah. Secara etimologi ziarah berasal dari bahasa Arab yaitu

zaaru, yazuuru, Ziyarotan. Secara harfiah ziarah dapat berarti kunjungan,

baik kepada orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,

namun secara teknis dalam aktivitas pemahaman masyarakat, kunjungan

kepada orang yang telah meninggal melalui makam tertentu, seperti

makam nabi, sahabat, para wali, pahlawan, orang tua, kerabat, kunjungan

ketempat-tempat yang dianggap keramat dan bersejarah, dan lain-lain.

Kegiatannya pun lazim disebut dengan ziarah kubur.4

Dalam Islam, ziarah kubur dianggap sebagai perbuatan sunah yaitu

apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak

berdosa. Praktik ziarah sebenarnya telah ada sebelum Islam, namun

dilebih-lebihkan sehingga Rasulullah sempat melarangnya Tradisi ini pun

dihidupkan kembali bahkan dianjurkan untuk mengingat kematian.5

Dalil-dalil tentang ziarah kubur :

ل عنم مارب بمن دثر ث نا معر ف بمن واص ث نا أحمد بمن يونس حد حد عليمه وسلم عنم ابمن ب ريمدة عنم أبيه قال قال رسول الل صلى الل

تكمم عنم زيرة ا تذمكرة ن هي م .المقبور ف زوروها فإن ف زيرت

3Juhaya s. Pradja, Ekonomi Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 139.

4Irwan Suhada, Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual (Jakarta: Buku Kompas, 2006), 3.

5Ridwan Widagdo dan Sri Rokhlinasari, “Dampak Keberadaan Pariwisata Religi terhadap

Perkembangan Ekonomi Masyarakat Cirebon”,Al-Amwal,Volume 9 No 1, (2017), 62-63.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

18

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah

menceritakan kepada kami Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin

Ditsar dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah melarang kalian

menziarahi kuburan, sekarang berziarahlah ke kuburan, karena dalam

berziarah itu terdapat peringatan (mengingatkan kematian)”.6

Wisata ziarah (wisata pilgrim) adalah jenis wisata yang dikaitkan

dengan agama, kepercayaan dan adat istiadat dalam masyarakat. Wisata

ziarah (wisata pilgrim) dilakukan baik perseorangan maupun rombongan

agar berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang suci atau

orang-orang terkenal dan pimpinan yang diagungkan. Tujuannya adalah

untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan dan ketentraman.7

2. Tujuan dan Fungsi Wisata Religi.

a. Tujuan Wisata Religi

Tujuan wisata religi mempunyai makna yang dapat dijadikan sebagai

pedoman untuk menyampaikan syiar Islam di seluruh dunia, dijadikan

sebagai pelajaran, untuk mengingat ke-Esaan Allah. Mengajak dan

menuntun manusia supaya tidak tersesat kepada syirik atau mengarah

kepada kekufuran.8

b. Fungsi Wisata religi

Wisata religi dilakukan dalam rangka mengambil ibrah atau pelajaran

dan ciptaan Allah atau sejarah peradaban manusia untuk membuka hati

sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia ini tidak

6Abi Daud Sulaiman bin al-As’as al-Sijistani al-Azdi, Sunan Abi Daud (Beirut: Dar Ibnu Hazm,

1997), juz III kitab Jenazah bab Ziarah kubur nmr 2816, 362. 7A. Hari Karyono, Kepariwisataan (Jakarta: Gramedia, 1997), 199.

8Arifin Rustan, Ziarah Wali Spiritual Sepanjang Masa (Yogyakarta: Pustaka Timur, 2007), 10

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

19

kekal. Wisata pada hakikatnya adalah perjalanan untuk menyaksikan

tanda-tanda kekuasaan Allah, implementasinya dalam wisata kaitannya

dengan proses dakwah dengan menanamkan kepercayaan akan adanya

tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti ditunjukkan berupa ayat-

ayat dalam Al-Qur’an. Wisata religi juga dapat memberikan sebuah

manfaat, yaitu menambah nilai spiritual diantaranya sebagai berikut:

a. Mendekatkan diri kepada Allah.

b. Melepas kepenatan dan kejenuhan.

c. Menambah ilmu pengetahuan

d. Menyegarkan dahaga spiritual

e. Meningkatkan kualitas diri.9

3. Dampak Pariwisata

Pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

wisatawan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat

sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.

Pariwisata memiliki beberapa keuntungan bagi perekonomian pada

masyarakat sekitarnya, karena beberapa hal sebagai berikut:

1) konsumen datang ke tempat tujuan, sehingga memberikan kesempatan

untuk menjual barang dan jasa, seperti cendera mata, makanan dan

minuman, dan jasa transportasi

2) pariwisata memberikan kesempatan untuk melakukan diversifkasi

perekonomian masyarakat lokal

9Edi Subarkah, “Inilah Manfaat Mengunjungi Objek Wisata Religi”, KeluargaSamawa on line,

http://ww.keluargasamawa.com, 9 Desember 2016, diakses tanggal 19 Maret 2018.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

20

3) pariwisata menawarkan kesempatan kerja yang lebih intensif.

Hal ini didukung hasil penelitian World Tourism Organization

yang menyatakan pariwisata sebagai suatu industri berperan dalam

menciptakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung. Di

mana dampak-dampak itu dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Dampak Ekonomi Pariwisata

1. Menghasilkan Pendapatan Bagi Masyarakat

Setiap kegiatan wisata menghasilkan pendapatan, khususnya bagi

masyarakat setempat. Pendapatan itu dihasilkan dari transaksi antara

wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan

oleh wisatawan. Pengeluaran wisatawan terdistribusi tidak hanya ke

pihak-pihak yang terlibat langsung dalam industri pariwisata seperti

penginapan, restoran atau warung makan, biro perjalanan wisata, dan

pemandu wisata. Distribusi pengeluaran wisatawan juga diserap ke sektor

pertanian, sektor industri kerajinan, sektor angkutan, sektor komunikasi,

dan sektor lain yang terkait.

2. Menghasilkan Lapangan Pekerjaan

Pariwisata merupakan industri yang menawarkan beragam

jenis pekerjaan kreatif sehingga mampu menampung jumlah tenaga

kerja yang cukup banyak. Sebagai contoh wisatawan yang datang ke

makam wali songo dapat memberikan pendapatan bagi penjual makan

minum, penyewa tikar, tukang ojek atau becak, dan pekerja lain.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

21

3. Meningkatkan Struktur Ekonomi

Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata

membuat struktur ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat

bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri wisata.

4. Mendorong Aktivitas Wirausaha (Interpreneurships)

Adanya kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke dinasti

wisata mendorong masyarakat untuk menyediakan kebutuhannya

dengan membuka usaha atau wirausaha. Pariwisata membuka peluang

untuk berwirausaha dengan menjajakan berbagai kebutuhan wisatawan

baik produk barang maupun produk jasa.10

b) Dampak Sosial

Objek wisata religi mempunyai pengaruh sosial terhadap

masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran

menjadi tidak pengangguran lagi (punya pekerjaan).

b. Membuka peluang usaha, yang tadinya tidak punya usaha akhirnya

memiliki usaha sendiri seperti punya warung makan, toko souvenir,

menyewakan kamar mandi, dan sebagainya.

c. Meningkatnya pendidikan bagi masyarakat. Adanya pekerjaan bagi

masyarakat, berarti menambah penghasilan orang tua, dengan demikian

anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

d. Bisa menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi bagi

masyarakat sekitar.

10

Ismayati, Pengantar pariwisata (Jakarta: Kompas Gramedia,2014), 181-202

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

22

4. Wisata Religi Sebagai Penggerak Ekonomi Maupun Spiritual

Studi mengenai wisata religi sangat erat kaitanya dengan aspek

sosial ekonomis sehingga dapat membangun semangat kewirausahaan

dalam jasa wisata religi. Disamping menjadi mesin penggerak ekonomi,

pariwisata juga merupakan suatu wahana yang menarik untuk dapat

mengurangi angka pengangguran.

Wisata ziarah atau bisa disebut dengan wisata religius yang dalam

UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dapat dikategorikan

kedalam wisata budaya yang merupakan salah satu pintu masuk atau

sektor rill yang relevan dalam upaya memperkenalkan warisan sosial,

budaya, bahkan agama serta kearifan lokal lainya.

Kehadiran agama dan perannya dalam masyarakat bukan hanya

memberikan dimensi pengkayaan rohani dan kedamaian hidup, melainkan

juga sanggup mendatangkan para wisatawan, baik dari dalam maupun dari

luar negri. Dan dari situ pula agama berperan menambah pemasukan

devisa negara. Ini berati, semakin kentalnya kehidupan beragama di suatu

daerah, akan membuat daerah tersebut menjadi semakin unik dan penuh

daya tarik bagi kepariwisataan. Peran agama pun akhirnya bukan cuma

sekedar penting atau strategis, namun dapat menjadi penentu karena

mempunyai fungsi sebagai daya tarik bagi kepariwisataan.11

Di Indonesia termasuk di Jawa Timur terdapat begitu banyak objek

wisata-wisata religius diantaranya berupa makam wali, tokoh atau pemuka

11

Ahmad Zacky Siradj, Pariwisata dan Indonesia Yang Dicita-Citakan, (Jakarta: Yayasan Citra

Pariwisata Indonesia, 1997), 181.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

23

agama, petilasan (nampak tilas), situs-situs dan lain sebagainya dengan

penuh makna dan dapat dijadikan media untuk refleksi dan kontemplasi

atas kehidupan dan sejarah yang belum banyak mendapatkan pehatian

masyarakat sekitar, sentuhan stakeholder dan pemerintah daerah setempat,

penduduk yang terlibat dalam jasa pemanduan.

Wisata religi jangan sampai hanya menjadi aktivitas yang

berdimensi rekreatif maupun semata-mata berdimensi ekonomis dan

berorientasi profit saja bagi para penyelenggara jasa wisata. Wisata religi

harus menjadi medium bagi pemunculan kesadaran terhadap penghargaan

setiap khasanah budaya dan sejarah. Wisata religi sebagai bagian dari

aktivitas dakwah harus mampu menawarkan wisata baik pada obyek

daerah tujuan wisata bernuansa agama maupun umum, mampu

menggugah kesadaran masyarakat akan kemahakuasaan Allah SWT dan

kesadaran agama. Wisata harus dikembangkan tidak sekadar sebagai

pendukung relaksasi psikologis, namun obyek wisata harus dikelola juga

dalam rangka relaksasi psikologis sekaligus spiritual.12

C. Kesejahteraan Masyarakat

1. Pengertian kesejahteraan

Kesejahteraan mempunyai arti aman sentosa, makmur atau selamat

(terlepasnya dari berbagai macam gangguan, kesukaran dan sebagainya).

12

Anasom, “Wisata Religi Sebagai Alternatif Kegiatan Dakwah Masyarakat Modern” Dewaruci

Jurnal Dinamika Islam dan Budaya, JawaEdisi 17, Januari-Juni 2009, Pusat Pengkajian Islam dan

Budaya Jawa (PPIBJ), 58-60.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

24

Kesejahteraan merupakan terpenuhinya semua kebutuhan yang berkaitan

dengan sandang, pangan, dan papan.13

Di Indonesia, konsep kesejahteraan telah lama dikenal. Ia ada

dalam sistem ketatanegaraan yaitu, pada Undang-Undang RI Nomor 6

tahun1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial,

merumuskan kesejahteraan sosial sebagai :

“Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun

spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap

warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan jasmaniah, rohaniyah, dan sosial sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak

atau kewajiban manusia dengan pancasila.”

Dengan demikian, kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna

yang relatif berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan

sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan jasmaniyah, rohaniyah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga

kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang

menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir

untuk mencapai kondisi sejahtera.

Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai

kondisi (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala

13

Abdul Mannan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam (Yogyakarta: PT Dana bhakti Wakaf, 1997),

54.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

25

bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti

makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan.14

Kesejahteraan masyarakat adalah kesejahteraan dalam konteks

bermasyarakat, kesejahteraan diartikan sebagai bantuan keuangan atau

lainnya kepada individu atau keluarga dari organisasi swasta dan negara

atau pemerintah dikarenakan kesulitan dalam memnuhi kebutuhan

hidupnya.

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan kesejahteraan adalah suatu kondisi terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup baik baik berupa hal materil dan non materil sehingga

dapat tercipta sebuah kehidupan yang harmonis, aman dan tentram dalam

suatu masyarakat.

2. Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Indikator kesejahteraan masyarakat mencangkup beberapa

komponen ekonomi seperti ketersediaan makanan, kesehatan, pakaian,

tempat tinggal, usaha dan pekerjaan. Berikut uraian tentang komponen

ekonomi diatas:

a. Makanan dan kesehatan

Ketahanan pangan diamati dari tiga dimensi yaitu dimensi

sasaran rasional, dimensi waktu atau musim, dimensi sosial ekonomi

pangan. Pencapaian ketahanan pangan dapat dilihat dari ketersediaanya

14

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), hlm 2-3.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

26

makanan, produksi makanan, konsumsi makanan, konsumsi gizi dan

status gizi.

Ketahanan pangan adalah kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pangan anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu, dan

ragam sesuai budaya setempat dari waktu kewaktu agar hidup sehat

dan produktif.

Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat mutlak

untuk dapat bekerja produktif, menghasilkan pendapatan yang akan

digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,

keterjaminan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam

keterjaminan sosial.

b. Pakaian dan tempat tinggal

Pakaian dan tempat tinggal merupakan kebutuhan untuk

meminimalkan resiko perubahan lingkungan yang akan berdampak

pada gangguan kesehatan. Disamping itu, pakaian dan tempat tinggal

juga merupakan wahana untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan

sosial psikologis keluarga dan anggota.

c. Pekerjaan dan usaha

Kerja merupakan salah satu sumber utama dalam pendapatan

masyarakat. Tidak adanya pekerjaan dapat menjadi problem utama

dalam mensejahterakan keluarga. Selain itu membuka lapangan

pekerjaan juga memberi solusi bagi diri sendiri dan anggota

masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

27

Keterjaminan kerja dan usaha dapat diartikan sebagai

kemampuan masyrakat untuk menjaga ketersediaan lapangan

pekerjaan dan mmeberikan kesempatan berusaha bagi anggota

keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya. 15

Kesejahteraan tidak hanya menyangkut kemakmuran saja,

melainkan juga secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang

berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan

ketentraman hidup.

Tingkat kesejahteraan manusia terdiri dari beberapa pemenuhan

kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat kesejahteraan dasar

Tingkat kesejahteraan dasar adalah terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia secara fisiologi. Misalkan: kebutuhan pangan, sandang,

dan papan.

b. Tingkat kesejahteraan menengah

Tingkat kesejahteraan menengah adalah terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia dan kebutuhan sekundernya. Misalkan: kebutuhan

pendidikan, kendaraan, lemari es, dan lain-lain.

c. Tingkat kesejahteraan atas

Tingkat kesejahteraan atas adalah terpenuhinnya kebutuhan primer

dan sekunder dengan kebutuhan akan aktualisasi diri, kebanggaan

(prestige) dan kebutuhan akan eksistensi diri.

15

Pusat Kajian Administrasi Internasional, Kajian Analisis Kebijakan Sistem Kesejahteraan

Ekonomi Menuju Masyarakat Mandiri (jakarta: LAN, 2006), 5.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

28

Sedangkan untuk mengukur tingakat kesejahteraan, peneliti

mengambil indikator dan kriteria kesejahteraan menurut Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan melihat beberapa kriteria

kesejahteraan yang dicantumkan oleh Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN), maka ia semakin dikategorikan tidak

sejahtera. Sebaliknya, semakin ia memiliki kriteria yang dicantumkan

maka ia akan semakin dekat dengan kategori sejahtera.

Indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan BKKBN

berdasarkan aspek tahapan keluarga sejahtera, terdiri dari:16

(Agama,

pangan, Sandang, Papan, Kesehatan, Pendidikan, Keluarga berencana,

Tabungan, Interaksi dalam keluarga, interaksi dalam lingkungan,

informasi dan peranan dalam masyarakat.)

Berdasarkan dari indikator dan kriteria tersebut, ditetapkan menjadi

lima tahapan:

a. Keluarga Pra Sejahtera

Tahap keluarga Pra sejahtera diartikan sebagai ketidakmampuan dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan

agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Dengan indikator:

1. Makan dua sekali atau lebih

2. Memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja, sekolah,

dan bepergian.

16

Pedoman Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga: Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik (jakarta: Direktorat Pelaporan dan

Statistik, 2006), 4.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

29

3. Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai, dan dinding yang

baik.

4. Melaksanakan ibadah

5. Apabila keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

b. Keluarga sejahtera tahap 1

Keluarga sejahtera tahap 1 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal, dengan indikator :

1. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing anggota

keluarga

2. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali atau lebih

3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan

dinding yang baik

4. Bila anggota sakit dibawa ke sarana kesehatan

5. Bila pasanagan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan

kontrasepsi

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah

c. Keluarga sejahtera tahap II

Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yang disamping telah

memenuhi kriteria keluarga sejahtera tahap I, harus pula dengan

memenuhi kebutuhan psikologinya, dengan indikator:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah agama sesuai agama dan

kepercayaan masing-masing

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

30

2. Paling kurang seminggu sekali seluruh anggota keluarga makan

daging/ikan/telur.

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun.

4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2

untuk setiap penghuni

rumah.

5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

6. Ada seseorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk

memperoleh penghasilan

7. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.

8. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menggunakan

alat/obat kontrasepsi

d. Kesejahteraan tahap III

Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah memenuhi

syarat keluarga tahap I dan II, dan dapat pula memenuhi syarat

kebutuhan pengembangan keluarga, dengan indikator:

1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama

2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau

barang

3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

31

4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggal

5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar, majalah, TV, dan

iinternet

e. Keluarga sejahtera tahap III Plus

Keluarga sejahtera tahap III Plus adalah keluarga yang telah memenuhi

kriteria keluarga sejahtera tahap I, II, III, dan dapat pula memenuhi

syarat kebutuhan aktualisasi diri, dengan indikator:

1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan

materiil untuk kegiatan sosial

2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan

sosial/yayasan/institusi masyarakat

3. Kesejahteraan Dalam Pandangan Islam

Kesejahteraan atau kemaslahatan umat manusia dalam pandangan

Islam pada dasarnya dapat dilaksanakan atau diwujudkan dengan cara

menjaga lima (5) misi Islam, yaitu memelihara agama (ad-dien),

memelihara jiwa (nafs), memelihara akal (aql), memelihara keluarga atau

keturunan (nash), dan memelihara harta atau kekayaan (maal), atau yang

disebut dengan Maqasid Syari’ah. Maqasid Syari’ah terdiri dari dua kata

yaitu Maqasid dan Syari’ah. Maqasid berati kesengajaan atau tujuan,

Maqasid merupakan bentuk jama’ dari Maqsud yang berasal dari suku kata

qashada yang dikehendaki dan dimaksudkan. Sedangkan Syari’ah secara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

32

bahasa berati jalan menuju sumber air, jalan menuju sumber air dapat juga

diartikan dengan berjalan menuju sumber pokok kehidupan.17

Kesejahteraan merupakan tujuan utama dari Ekonomi Islam, yaitu

untuk merealisasikan tujuan manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia

dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat. Hal ini

dalam kesejahteraan ekonomi tidak terlepas dari konsep falah, karena

konsep ini bersifat dunia akhirat. Dalam kehidupan dunia falah mencakup

tiga pengertian, yaitu: kelangsungan hidup, kebebasan dari kemiskinan,

serta kekuatan dan kehormatan. Sementara untuk kehidupan akhirat, falah

mencangkup pengertian, yaitu: keberlangsungan hidup yang abadi,

kesejahteraan abadi, dan kemuliaan abadi.18

Kesejahteraan dalam pandangan Islam bukan hanya dinilai dengan

ukuran materi saja, tetapi juga dinilai dengan ukuran non material, seperti:

terwujudnya keharmonisan sosial, indikator sejahtera dalam Islam merujuk

pada Al-Qur’an Surat Al-Quraisy ayat 3-4 yang berbunyi:

(4)طمعمهمم منم جوع وآمن همم منم خومف الذي أ ( 3) ف لمي عمبدوا رب هذا المب يمت

Artinya : “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini

(Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk

menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.19

17

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), 279 18

Ahmad Syakur, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Kediri: Stain Kediri Press, 2011), 38 19

Departemen Agama RI, AL-Qur’an Dan Terjemahanya: Edisi Tahun 2002, (Jakarta: CV Darus

Sunnah, 2013), hal 603

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

33

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa indikator kesejahteraan dalam

Al-Qur’an ada tiga, yaitu:

a. Pertama, menyembah Allah (Ibadatulloh), indikator ini mengandung

makna bahwa proses kesejahteraan masyarakat harus didahului dengan

pengembangan tauhid, sehingga sebelum masyarakat sejahtera secara

fisik terlebih dahulu dan yang paling utama adalah benar-benar

menjadikan Allah sebagai pelindung, pengayon, dan penolong, semua

aktifitas kehidupan masyarakat terbingkai dalam aktifitas ibadah.

Dalam ajaran Islam prinsip tauhid merupakan hal yang paling asasi dan

esensial, ia tidak boleh terlepas dalam keyakinan setiap muslim yang

mengaku bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah, kecuali Allah

semata dan Muhammad utusan-Nya.20

b. Kedua, menghilangkan lapar atau pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan

indikator ini, hidup sejahtera adalah hidup dalam kondisi dimana

terpenuhinya semua kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan,

dan papan.

c. Ketiga, menghilangkan rasa takut atau jaminan (stabilitas) keamanan.

Hidup sejahtera berati hidup dalam kondisi aman, nyaman, dan

tentram. Jika tindak kriminal seperti perampokan, pemerkosaan, bunuh

diri, dan kasus-kasus lainnya masih terjadi dalam komunitas

masyarakat, maka komunitas tersebut belum bisa disebut sejahtera.

Dengan demikian, pembentukan pribadi yang shaleh dan pembuatan

20

Kaelany H.D, Islam dan Aspek-aspek Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 42

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Ekonomi 1. Pengertian Usaha

34

sistem yang mampu menjaga kasalehan setiap orang merupakan hasil

integral dari proses mensejahterakan rakyat.

Inilah tiga indikator kesejahteraan yang digariskan dalam Islam

(Al-Qur’an), hidup sejahtera dimulai dari kesejahteraan individu masing-

masing yang mempunyai tauhid yang kuat, tercukupinya semua kebutuhan

dasar , dan jika semua kebutuhan itu terpenuhi, maka akan tercipta suasana

aman, nyaman, dan tentram.21

21

Ibid., 47.