52
8 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Entrepreneurship Berdasarkan pendapat Lambing & Charles (1999), entrepreneurship adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Setiap wirausahawan (entrepreneur ) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu: 1. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan sk ill ) 2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental) 3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri) 4. Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experiences ) Dalam bukunya Be a Smart and Good ENTREPRENEUR (2006, p21) Hendro & Chandra W.W mengatakan bahwa entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang. Hal – hal itu antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

 

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

 

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Entrepreneurship

Berdasarkan pendapat Lambing & Charles (1999), entrepreneurship adalah suatu

usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan

bisa dinikmati oleh banyak orang. Setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses

memilik i empat unsur pokok, yaitu:

1. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill)

2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental)

3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri)

4. Kreativ itas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk

menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experiences)

Dalam bukunya Be a Smart and Good ENTREPRENEUR (2006, p21) Hendro &

Chandra W.W mengatakan bahwa entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk

mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar

lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang.

Hal – hal itu antara lain:

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

 

• Pengetahuan (knowledge)

• Kemampuan (skill)

• Pengalaman (experiences)

• Jaringan (networking)

• Informasi – informasi yang didapat (information)

• Sumber – sumber yang ada (sources-uang, bakat, lingkungan, keluarga, dan lain –

lain)

• Waktu yang ada (time)

• Masa depan dan kesempatan (”future and opportunity”)

Entrepreneurship adalah proses, dimana diciptakan sesuatu yang berbeda yang

bernilai, dengan jalan mengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan, dimana orang

menanggung resiko finansial, psikologikal, serta sosial, dan orang yang bersangkutan

menerima hasil – hasil berupa imbalan moneter, dan kepuasan pribadi sebagai dampak

kegiatan itu. (Windardi, 2003,p172)

Entrepreneurship adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan

tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan

atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih

bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko,

kreativ itas dan inovasi serta kemampuan manajemen. (Dalimunthe, 2003)

(Drucker, 1985) mengartikan entrepreneurship sebagai semangat, kemampuan,

sikap, perilaku indiv idu dalam menangan usaha/kegiatan yang mengarah pada upaya

mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

10 

 

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau

memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk memperoleh keuntungan diperlukan

kreativ itas dan penemuan hal – hal baru. Entrepreneurship adalah proses yang

mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah produk yang bermanfaat bagi

masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi sang entrepreneur.

Dari definisi – definisi entrepreneurship diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

seorang entrepreneur adalah orang yang mampu untuk melihat suatu peluang dan

menciptakan sesuatu agar memilik i nilai (value) yang lebih dengan menyediakan

menyediakan produk yang lebih bermanfaat serta memperoleh suatu keuntungan dari

situ, setelah melalui resiko – resiko yang ada. Entrepreneur memilik i kemampuan untuk

mengelola sesuatu yang ada untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal

(baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang.

2.1.2 Minat

2.1.2.1 Definisi Minat

Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup

besar terhadap sikap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan

mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan (Hurigck, 1978).

(Gunarso, 1985), mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan

berhubungan dengan sikap, indiv idu yang berminat terhadap suatu objek akan

mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk

mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

11 

 

Woodworth dan Marquis (2001) berpendapat, minat merupakan suatu motif yang

menyebabkan indiv idu berhubungan secara aktif dengan objek yang menarik baginya.

Oleh karena itu minat dikatakan sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan

lingkungannya, kecenderungan untuk memeriksa, menyelidik i atau mengerjakan suatu

aktiv itas yang menarik baginya. Apabila indiv idu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini

disebabkan objek itu berguna untuk menenuhi kebutuhannya.

Kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian apabila disertai dengan

perasaan suka atau sering disebut dengan minat (Rustan, 1988). Minat tersebut apabila

sudah terbentuk pada diri seseorang maka cenderung menetap sepanjang objek minat

tersebut efektif baginya, sehingga apabila objek minat ter sebut tidak efektif lagi maka

minatnya pun cenderung berubah. Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang

dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek situasi ataupun ide – ide

tertentu yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari

objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang baik yang bersifat menetap atau yang

bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor

penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya (Marx,

1998).

Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu

maka akan menampilkan suatu perhatian, perasaan dan sikap positif terhadap sesuatu

hal tersebut. (Eysenck, et.al, 1992) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu

kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi pada objek, kegiatan dan

pengalaman tertentu, selanjutnya menjelaskan bahwa intensitas kecenderungan yang

dimilik i seseorang berbeda dengan yang lainnya, mungkin lebih besar intensitasnya atau

lebih kecil tergantung pada masing-masing orangnya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

12 

 

Menurut (Chaplin, 1995) minat merupakan suatu sikap yang kekal, mengikutsertakan

perhatian indiv idu dalam memilih objek yang dirasakan menarik bagi dirinya dan minat

juga merupakan suatu keadaan dari motivasi yang mengarahkan tingkah laku pada

tujuan tertentu. Sedangkan Witheringan (1985) menyatakan bahwa minat merupakan

kesadaran indiv idu terhadap suatu objek tertentu (benda, orang, situasi, masalah) yang

mempunyai sangkut paut dengan dirinya. Minat dipandang sebagai reaksi yang sadar,

karena itu kesadaran atau info tentang suatu objek harus ada terlebih dahulu daripada

datangnya minat terhadap objek tersebut, cukup kalau indiv idu merasa bahwa objek

tersebut menimbulkan perbeedaan bagi dirinya.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah suatu rasa suka,

dorongan atau ketertarikan dari dalam diri seseorang yang mengarahkannya kepada

objek yang diminatinya tersebut. Minat harus terlebih dahulu diawali dengan informasi

(dari lingkungan sekitarnya) terhadap suatu objek, yang kemudian bagi pribadi tersebut

dirasa dapat membawa suatu keuntungan (perbedaan) bagi dirinya.

2.1.2.2 Pengukuran Minat Entrepreneur

Menurut Super & Crites, yang dikutip oleh Sukardi (1998, p109) bahwa seseorang

yang mempunyai minat pada objek tertentu dapat diketahui dari pengungkapan/ucapan,

tindakan/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertanyaan.

1. Pengungkapan/Ucapan

Seseorang yang mempunyai minat menjadi entrepreneur akan diekspresikan (expressed

interest) dengan ucapan atau pengungkapan. Seseorang dapat mengungkapkan minat

atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya: seseorang yang berminat menjadi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

13 

 

entrepreneur kemudian mengatakan bahwa dia ingin membuka usaha jual beli barang

atau jasa.

2. Tindakan/Perbuatan

Seseorang yang mengekspresikan minatnya dengan tindakan/perbuatan berkaitan

dengan hal – hal berhubungan dengan minatnya. Seseorang yang memilik i minat

menjadi entrepreneur akan melakukan tindakan – tindakan yang mendukung usahanya

tersebut.

3. Menjawab Sejumlah Pertanyaan

Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau

urutan pilihannya untuk kelompok aktiv itas tertentu. Misalnya: Apakah anda tertarik

dengan entrepreneurship? Mengapa anda tertarik dengan bidang entrepreneurship?

Mulai kapan anda tertarik dengan di bidang entrepreneursip? Pertanyaan – pertanyaan

tersebut dapat dilakukan dengan angket atau wawancara.

2.1.3 Aspek Yang Mempengaruhi Minat Entrepreneur

Menurut Hendro & Chandra W.W (2006, p103-106), ada beberapa aspek yang

mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneur sebagai jalan

hidupnya, yaitu:

1. Indiv idual/personal factor

Merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan

ataupun keluarga. Contohnya:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

14 

 

a. Pengaruh masa kanak – kanak

b. Perkembangan saat dewasa

c. Perspektif atau cita – citanya

2. Suasana kerja

Lingkungan pekerjaan yang nyaman tidak akan menstimulus orang atau pik irannya untuk

berkeinginan menjadi pengusaha. Namun, bila lingkungan kerja tidak nyaman, maka hal

itu akan mempercepat seseorang memilih jalan kariernya untuk menjadi seorang

pengusaha.

3. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka hal itu juga semakin tidak begitu

berpengaruh terhadap keinginan dirinya untuk memilih pengusaha sebagai jalan

hidupnya. Rata – rata justru tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi yang

menstimulus seseorang untuk memilih karirnya menjadi seorang pengusaha.

4. Personality (kepribadian)

Ada banyak tipe kepribadian, seperti controller, advocator, analitic, dan fasilitator. Dari

tipe – tipe itu, yang cenderung mempunyai hasrat tinggi untuk memilih karier menjadi

seorang pengusaha adalah controller dan advocator, tetapi itu bukan sesuatu yang

mutlak, karena semua bisa asalkan ada kemauan.

5. Prestasi pendidikan

Rata – rata orang yang mempunyai prestasi yang tidak tinggi justru punya keinginan

yang lebih kuat untuk menjadi seorang pengusaha. Hal ini didorong oleh sesuatu

keadaan yang memaksa ia berpik ir bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

15 

 

terakhir untuk sukses, sedangkan untuk berkarir di dunia pekerjaan dirasakan sangat

berat, mengingat persaingan yang sangat ketat dan masih banyak para lulusan yang

berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan.

6. Dorongan keluarga

Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang

untuk mengambil keputusan berkarir sebagai entrepreneur, karena orangtua berfungsi

sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya.

7. Lingkungan dan pergaulan

Orang bilang bahwa untuk sukses, seseorang harus bergaul dengan orang yang sukses

agar tertular. Memang begitu adanya, karena bila anda bergaul dengan orang – orang

yang malas, maka anda lama – kelamaan juga akan menjadi malas. Begitu juga

sebaliknya.

8. Ingin lebih dihargai atau ”Self Esteem”

Posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah kariernya. Sesuai

dengan teori Maslow, setelah seseorang tepenuhi keinginan sandan, pangan, dan

papannya, maka kebutuhan yang ingin ia raih berikutnya adalah ”Self Esteem”, yaitu

ingin lebih dihargai.

9. Keterpaksaan dan keadaan

Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),

pensiun, dan menganggur atau belum bekerja, akan dapat membuat seseorang memilih

jalan hidupnya menjadi entrepreneur, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi

untuknya.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

16 

 

Mc Clelland (1995) yang dikutip oleh Utami (2007, p21-23) menggolongkan dua

aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor dari dalam diri indiv idu (interen), meliputi:

A. Motivasi

Keberhasilan kerja membutuhkan motif – motif untuk mendorong atau memberi

semangat dalam pekerjaan. Motif itu meliputi motif untuk kreatif dan inovatif yang

merupakan motivasi yang mendorong indiv idu mengeluarkan pemikiran yang

spontan dalam menghadapi suatu perubahan dengan memberi alternatif yang

berbeda dari yang lain. Motif yang lain yaitu motif untuk bekerja yang ada pada

indiv idu agar mempunyai semangat atau minat dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan serta menjalankan tugas dalam pekerjaan.

B. Pengalaman atau pengetahuan

Kebutuhan akan pengalaman merupakan pengetahuan yang harus dicari sebanyak

mungkin. Pengalaman merupakan pengetahuan atau ketrampilan yang dikuasai atau

diketahui sebagai akibat dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya selama

jangka waktu tertentu. Entrepreneur yang berpengalaman mengelola usaha

sebelumnya dapat melihat lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru.

C. Kepribadian

Kepribadian rapuh merupakan sesuatu yang negatif pengaruhnya terhadap

pekerjaan. Pribadi yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungan secara

baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

17 

 

2. Faktor-faktor dari luar dirinya (eksteren), meliputi:

A. Lingkungan keluarga

Keadaan keluarga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang dalam suatu

usaha. Ketegangan dalam kehidupan keluarga akan menurunkan gairah kerja dan

pekerjaan menjadi terganggu. Lingkungan keluarga yang harmonis dalam

berinteraksi akan menunjang kesuksesan serta mengarahkan tenaga kerjanya lebih

efisien.

B. Lingkungan tempat bekerja

Lingkungan tempat dimana seseorang manjalani usahanya mempunyai pengaruh

yang cukup penting dalam menjalankan usaha. Lingkungan ini dapat digolongkan

menjadi dua bagian yaitu:

1) Situasi kerja secara fisik

Situasi kerja dinilai sebagai sarana atau lingkungan tempat untuk memulai usaha.

Seorang entrepreneur dapat menciptakan pekerjaannya dalam situasi apapun

melalui bakat dan ketrampilan yang dimilik i. Namun yang utama bagi seorang

entrepreneur adalah dapat mencari peluang atau mengambil inisiatif agar

usahanya bisa maju.

2) Hubungan dengan mitra kerja

Hubungan dengan teman sejawat atau teman kerja merupakan mitra yang dapat

dijadikan pertimbangan untuk mewujudkan mimpi – mimpi. Selain itu dapat

bekerja sama dalam mendukung atau memotivasi untuk dapat menyelesaikan

konflik dengan baik merupakan sesuatu yang mendasar dalam pekerjaan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

18 

 

Menurut pendapat Riyanti (2003) yang dikutip oleh Utami (2007, p23-29)

menyatakan bahwa aspek – aspek yang mempengaruhi minat entrepreneurship adalah

sebagai berikut:

1. Aspek internal meliputi :

A. Demografi

Faktor demografi merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi seseorang

agar memilik i minat untuk menjadi entrepreneur. Kondisi demografi yang ada dalam

diri seseorang dapat dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi dalam

keberhasilan usaha. Faktor demografi ini meliputi: usia dimana usia kronologis

adalah usia ketika seseorang memulai karir sebagai entrepreneur.

Hurlock (1991) berpendapat bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan

proses perkembangan manusia. Faktor demografi yang lain yaitu pengalaman di

mana dalam menjalankan usaha merupakan pendorong terbaik keberhasilan,

terutama usaha baru itu berkaitan dengan pengalaman usaha sebelumnya.

Kebutuhan akan pengalaman tergantung dari diri pribadi bagaimana dapat mencari

atau mengelola pengalaman yang diperoleh. Entrepreneur yang berpengalaman

mengelola usaha sebelumnya dapat melihat lebih banyak jalan untuk membuka

usaha baru. Faktor demografi yang terakhir yaitu pendidikan karena pengetahuan

yang diperoleh dari pendidikan formal tersebut terkait langsung dengan bidang

usaha yang dikelola. Semakin banyak seseorang tertarik untuk belajar dalam dunia

pendidikan akan meningkatkan dalam usahanya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

19 

 

B. Kepribadian

Karakteristik kepribadian indiv idu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Seorang entrepreneur harus mempunyai jiwa pemimpin, siap mental untuk

menghadapi segala resiko dan tantangan dalam hidupnya.

Kepribadian yang matang untuk dapat menghadapi masalah dengan pik iran terbuka

adalah sikap yang baik bagi seorang entrepreneur. Kepribadian ini dibagi menjadi 2

aspek yaitu:

1) Tipe Kepribadian

a) Achiever (Seseorang yang berprestasi)

Entrepreneur yang bertipe achiever mempunyai ciri-ciri mempunyai

kebutuhan akan prestasi dimana seseorang mendapat prestasi atas

kemampuannya dalam persaingan, selalu ingin mengetahui hasil karyanya

secara nyata dan dapat mengelola saran dari orang lain. Seorang achiever

juga mempunyai komitmen pribadi yang kuat dalam arti entrepreneur tipe ini

mempunyai kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai pribadi

atau rasa kesetiaan terhadap usaha pribadi.

b) Supersales Person (Seorang ahli penjualan)

Tipe entrepreneur ini adalah mempunyai kemampuan berempati dengan

memahami secara lebih mendalam kebutuhan orang lain, membantu dan

mengerti perasaan orang lain, serta kemampuan memasarkan dengan

mempengaruhi orang lain untuk dapat tertarik pada pekerjaannya serta

memilik i kemampuan sosialisasi yang baik.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

20 

 

c) Real Managers (Seorang pemimpin)

Real Managers mempunyai ciri – ciri kebutuhan akan kepemimpinan yang

merupakan kemampuan mengambil keputusan dan mempengaruhi orang

lain melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan

menggerakkan orang – orang agar mempunyai kesadaran mengikuti

kehendaknya. Selain itu mempunyai kemampuan untuk bersaing yaitu

kemampuan untuk menggerakkan usaha, memperbaik i untuk mendapatkan

tempat atau kepercayaan yang lebih tinggi di masyarakat. Persaingan

tersebut tentunya dalam hal yang positif atau persaingan yang sehat, tidak

mengakibatkan pertentangan baru dan dapat mengendalikan dalam berbagai

situasi.

d) Expert Idea Generator (Ahli pengemuka ide / gagasan)

Tipe ini mempunyai karakteristik keinginan untuk berinovasi yaitu apabila

indiv idu dapat memecahkan masalah dan menemukan jalan keluarnya, dapat

mencari gagasan dalam waktu singkat, serta membuat perubahan dengan

cara baru. Disamping itu adanya keinginan untuk adaptif yaitu menyukai

gagasan – gagasan, mengatasi perubahan dalam jangka waktu panjang

melalui perbaikan dan peningkatan efisiensi secara terarah dan terencana.

2) Sifat – sifat / karakteristik entrepreneur

a) Pengendalian diri

Sifat ini penting bagi seorang usahawan karena merupakan pengendalian

atas kekuatan yang ada di dalam diri sendiri bukan oleh hal – hal di luar

dirinya. Misalnya kemampuan dan usaha yang indiv idu tersebut sudah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

21 

 

lakukan. Seorang entrepreneur percaya bahwa kesuksesan usahanya

tergantung pada kemampuan sendiri bukan dipengaruhi oleh faktor

keberuntungan atau nasib.

b) Tingkat kemandirian / ketidaktergantungan tinggi

Tingkat kemandirian yang tinggi sangat penting untuk seorang entrepreneur

untuk tidak tergantung pada orang lain dan bebas untuk berekspresi.

c) Pengambil resiko

Seorang yang menjadi entrepreneur harus siap untuk mengambil resiko akan

suatu kerugian yang dihadapi dan tidak mudah menyerah. Pandangan dalam

karir seharusnya melihat aspek positif dan negatif dengan tantangan yang

berupa kerja keras, dan resiko pekerjaan.

d) Kebutuhan untuk berprestasi

Selain dapat mengontrol lingkungannya indiv idu juga harus termotivasi

untuk berprestasi untuk melakukan sebaik – baiknya pekerjaan yang

membutuhkan informasi yang komplek.

e) Sikap keterbukaan tinggi

Sikap keterbukaan sangat diperlukan untuk dapat peduli, menghargai dan

membantu orang lain. Serta dapat membuka pik iran atau berbagi

pengalaman atau ide dengan orang lain.

f) Mempunyai kepercayaan diri tinggi

Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang harus dimilik i oleh seorang

entrepreneur. Keinginan untuk menonjolkan karyanya atau kemampuan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

22 

 

yang dimilik i tanpa malu atau rendah diri pada orang lain. Seorang

entrepreneur harus percaya bahwa kemampuan dan keahliannya layak untuk

dipublikasikan.

g) Berorientasi pada masa depan

Kekuatan untuk dapat mencapai tujuan adalah berpandangan positif ke

depan. Suatu pemikiran dengan tujuan untuk keberhasilan usaha dan selalu

memandang sesuatu yang akan dijalani bertujuan baik atau positif bagi

pribadi maupun orang lain.

h) Berorientasi pada tugas

Seorang entrepreneur selalu mengacu pada orientasi penyelesaian tugas dan

berusaha untuk tepat waktu. Tugas tersebut adalah menuntut kerja keras

dan kemauan usaha yang kuat untuk dapat menyelesaikannya agar dapat

memenuhi kebutuhan orang lain dan memberikan hasil yang memuaskan.

C. Motif Pribadi

Kekuatan motif pribadi merupakan pendorong yang penting atau diperlukan untuk

dapat memulai suatu usaha. Munculnya motif dari dalam indiv idu akan

mempengaruhi keberhasilan dalam meningkatkan suatu pekerjaan, oleh karena itu

diperlukan adanya motif atau minat yang benar benar kuat dari dalam pribadi. Motif

ini meliputi motif untuk kreatif yaitu motivasi yang ada dalam diri indiv idu untuk

mengeluarkan inisiatif – inisiatif dalam mengambil suatu tindakan yang bervariasi

dan motif untuk bekerja yang merupakan pendorong minat seseorang untuk

menyelesaikan pekerjaan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

23 

 

2. Aspek Eksternal, meliputi:

A. Lingkungan Keluarga

Kehidupan interaksi dalam keluarga tidak pernah akan lepas dari diri manusia. Suatu

keluarga akan menciptakan kondisi baik tidaknya suatu hubungan atau kegiatan

yang indiv idu lakukan. Keluarga yang mendukung akan memberikan proses

kelancaran usahanya. Kondisi sosial ekonomi keluarga juga menentukan seseorang

berkemauan untuk membuka suatu usaha baru guna memenuhi kebutuhan. Kondisi

sosial ekonomi mempengaruhi seseorang bekerja tergantung dari situasi ketika

seseorang tersebut akan mendirikan usaha. Apabila seseorang tersebut berkeinginan

keras membuka usaha maka faktor ekonomi tidak menjadi permasalahan yang besar.

B. Lingkungan kerja

Lingkungan geografi atau lingkungan kerja merupakan faktor yang menentukan

lingkungan fisik tempat bekerja serta keadaan masyarakat yang tepat untuk dapat

melakukan usaha. Adanya lingkungan yang dapat diajak kerja sama dengan baik

merupakan penguat indiv idu dalam menjalankan pekerjaan.

Menurut Helmi & Rista (2006), aspek – aspek yang mempengaruhi minat untuk

menjadi entrepreneur adalah:

1. Lingkungan keluarga dan masa kecil

Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai pengaruh lingkungan

keluarga terhadap pembentukan semangat entrepreneurship. Penelitian bertopik urutan

kelahiran menemukan bahwa anak dengan urutan kelahiran pertama lebih memilih untuk

menjadi entrepreneur. Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut. Selanjutnya

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

24 

 

pengaruh pekerjaan orangtua terhadap pertumbuhan semangat entrepreneurship

ternyata memilik i pengaruh yang signifikan.

2. Pendidikan

Faktor pendidikan juga tak kalah memainkan peran penting dalam pertumbuhan

semangat entrepreneur. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk

melanjutkan usahanya namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam

menjalankan usahanya.

3. Nilai – nilai personal

Faktor selanjutnya adalah nilai – nilai personal yang akan mewarnai usaha yang

dikembangkan seorang entrepreneur. Nilai personal akan membedakan ia dengan

pengusaha lain terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, pemasok

(supplier), dan pihak-pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasinya.

4. Pengalaman kerja

Pengalaman kerja tidak sekedar menjadi salah satu hal yang menyebabkan seseorang

untuk menjadi seorang entrepreneur. Pengalaman ketidakpuasan dalam bekerja juga

turut menjadi salah satu pendorong dalam mengembangkan usaha baru.

Menurut Matondang (2006, p17-18), faktor – faktor yang mendorong seseorang

menjadi entrepreneur, dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Confidence Modalities

Karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memilik i tradisi kuat dalam bidan

entrepreneurship, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja cukup menjiwai pekerjaan

semacam itu. Biasanya jenis usaha seperti ini akan diwariskan secara turun – temurun.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

25 

 

Dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk mengelola sebuah usaha dirasakan

bukan merupakan sesuatu hal yang baru, dikarenakan telah terbiasa sedari kecil. Hal ini

akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dalam mengelola usaha tersebut.

2. Emotion modalities

Karena memang sengaja sudah mempersiapkan diri untuk menjadi entrepreneur,

barangkali karena seringnya melihat peluang penghasilan yang tinggi, atau karena alasan

lain. Media – media elektronik, seperti televisi, radio, internet, surat kabar maupun buku

merupakan sumber informasi yang begitu berlimpah. Banyak dijumpai informasi –

informasi mengenai profil – profil pengusaha sukses jika saja mau mencarinya. Dengan

seringnya membaca profil pengusaha sukses dan kiat – k iat mereka dalam menjadi

entrepreneur, hal ini akan menumbuhkan jiwa entrepreneur dalam diri. Gambaran –

gambaran mengenai peluang usaha yang sukses ke depan juga merupakan salah satu

yang menyebabkan seseorang tertarik untuk menjadi entrepreneur.

Biasanya orang – orang seperti ini, dari awalnya, tidak berniat ingin bekerja kantor atau

lebih dikenal sebagai orang gajian. Jadi dari jauh – jauh hari sebelumnya, mereka telah

mempersiapkan diri untuk menjadi entrepreneur. Orang – orang yang mempunyai alasan

seperti ini besar kemungkinannya akan sukses. Karena mereka mencurahkan segenap

pengetahuan dan tenaganya bagi usaha yang dirintisnya (dibangunnya).

3. Tension Modalities

Karena berbagai faktor seakan – akan dipaksa oleh keadaan sehingga tidak memilik i

pilihan lain selain menjadi entrepreneur. Alasan seperti ini biasanya datang dari orang –

orang yang menjadikan usahanya sebagai usaha sampingan atau usaha “daripada”.

Maksudnya, mereka membangun suatu usaha bukan timbul dari keinginan sendiri tetapi

dari faktor keadaan ekonomi ataupun lainnya. Maka akan timbul istilah daripada tidak

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

26 

 

kerja lebih baik membuka usaha, ataupun usaha untuk mengisi waktu luang. Biasanya

usaha yang dijalankan seperti ini, tingkat kemungkinannya untuk berkembang sangat

kecil. Hal ini dikarenakan usaha tersebut tidak digeluti dengan sungguh – sungguh.

Usaha tersebut kemungkinan hanya akan jalan ditempat, ataupun mungkin mengalami

kebangkrutan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan juga pemikiran orang – orang yang

mengawali membuka usaha karena alasan tension modalities akan berubah. Hal ini dapat

disebabkan mendapat penghasilan yang tinggi dalam menjalankan usaha tersebut.

Sehingga akan timbul keinginan untuk lebih memajukan usaha yang sedang digelutinya.

Seseorang akan termotivasi akan sesuatu pasti disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain karena keuntungan – keuntungan yang mereka akan dapatkan setelah

melakukan kegiatan tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa selama pencapaian keuntungan

tersebut pasti akan mengalami banyak kendala yang dihadapi. Oleh karena itu sebelum

masuk pembahasan perlu adanya pengetahuan tentang keuntungan yang didapat dan

kendala yang akan dihadapi. Berikut ini adalah pembahasan tentang keuntungan dan

kendala (Zimmerer, 2001).

A. Keuntungan – keuntungan dalam bidang entrepreneurship

Sebelum mendirikan suatu bisnis baru setiap orang harus mempertimbangkan

keuntungan – keuntungan mendirikan usaha kecil. Keuntungan – keuntungan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Kesempatan untuk menciptakan tujuan sendiri

2. Kesempatan untuk membuat sebuah perbedaan

3. Kesempatan untuk mencapai potensi penuh

4. Kesempatan untuk mendapat keuntungan yang tak terbatas

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

27 

 

5. Kesempatan untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat

6. Kesempatan mengerjakan yang disukai

B. Kendala – kendala dalam bidang entrepreneurship

Kepemilikan bisnis kecil mempunyai banyak keuntungan tetapi juga akan muncul kendala

yang akan dihadapi oleh setiap entrepreneur. Oleh karena itu entrepreneur harus

mengantisipasi kendala yang dapat muncul sebagai berikut:

1. Ketidakpastian pendapatan

2. Resiko kehilangan seluruh investasi

3. Kerja lama dan kerja keras

4. Kualitas hidup rendah sampai bisnis mapan

5. Tingkat stres tinggi

6. Tanggung Jawab penuh

7. Putus asa

Dalam bukunya Be a Smart and Good ENTREPRENEUR, Hendro & Chandra W.W

(2006, p71) menyebutkan enam faktor penghalang untuk menjadi seorang entrepreneur:

1. Rasa ketakutan yang lebih besar dibandingkan kemampuan

2. Tidak mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan akan diri anda sendiri

3. Bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dan dari mana memulainya

4. Malas mencoba

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

28 

 

5. Tidak mempunyai modal, bukan hanya ”uang” saja

6. Selalu menunggu datangnya peluang emas, tidak membuat peluang sendiri

Selain itu, disebutkan juga lima alasan mengapa seseorang tidak ingin menjadi

entrepreneur:

1. Tidak mempunyai pengalaman

2. Tidak mempunyai modal

3. Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan

4. Tidak ada orang yang menuntun anda

5. Takut keluar dari ”zona nyaman”

Menurut Hendro & Chandra W.W (2006, p71), sebagian besar alasan – alasan dan

faktor yang menghambat seseorang menjadi seorang entrepreneur lebih berasal dari

pik iran persepsi, yang terus menghantui dan memperlemah keberanian untuk menjadi

seorang entrepreneur.

Menurut (Suryaman, 2006) yang mempengaruhi minat secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari

dalam diri indiv idu itu sendiri. Faktor – faktor intrinsik sebagai pendorong minat

entrepreneur antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, harga diri, dan

perasaan senang.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

29 

 

A. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun

barang. Entrepreneurship dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan

itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk menjadi entrepreneur.

B. Harga diri

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikarunia akal,

pik iran dan perasaan. Hal itu menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan

dihormati orang lain. Menjadi entrepreneur digunakan untuk meningkatkan harga diri

seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,

menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan minat

seseorang untuk menjadi entrepreneur.

C. Perasaan senang

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik

perasaan senang atau tidak senang (Ahmadi, 1992). Perasaan erat hubungannya

dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu

hal yang sama tidak sama antara orang yang satu dengan yang lain. Rasa senang

terhadap bidang entrepreneurship akan diwujudkan dengan perhatian, kemauan dan

kepuasan dalam bidang entrepreneur. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang

entrepreneur akan menimbulkan minat untuk menjadi entrepreneur.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

30 

 

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor – faktor yang mempengaruhi indiv idu karena pengaruh

rangsangan dari luar. Faktor – faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat menjadi

entrepreneur antara lain: lingkungan keluarga, peluang pendidikan/pengetahuan.

A. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu,

anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal

terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativ itas dapat

ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa.

Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus

diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk

bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Salah satu unsur kepribadian adalah

minat. Minat menjadi entrepreneur akan terbentuk apabila keluarga memberikan

pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktiv itas sesama anggota

keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Orangtua yang menjadi entrepreneur dalam bidang tertentu dapat menimbulkan

minat anaknya untuk menjadi entrepreneur dalam bidang yang sama pula.

B. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimilik i seseorang untuk melakukan apa yang

dinginkannya atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang

untuk menjadi entrepreneur akan menimbulkan minat seseorang untuk

memanfaatkan peluang tersebut. Sebenarnya banyak kesempatan yang dapat

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

31 

 

memberikan keuntungan di lingkungan kita. Kesempatan ini dapat diperoleh orang

yang berkemampuan dan berkeinginan kuat untuk meraih sukses.

C. Pendidikan

Pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan

untuk menjadi entrepreneur, juga keterampilan yang di dapat selama di perkuliahan

terutama dalam mata kuliah praktek.

Berdasarkan teori – teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek yang

mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur terbagi menjadi dua, yaitu internal

dan eksternal. Dikarenakan kesesuaian dengan responden, serta keterbatasan –

keterbatasan yang dimilik i oleh peneliti, pada penelitian ini, peneliti akan meneliti empat

aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur, yaitu: kepribadian,

motivasi, lingkungan keluarga, dan pendidikan.

1. Aspek Internal

A. Kepribadian

Kepribadian atau pribadi indiv idu adalah suatu karakteristik sikap dasar yang dimilik i

oleh tiap orang dalam hidupnya. Kepribadian menentukan seseorang dalam tiap

langkah hidupnya. Untuk memilih dan menjadi seorang entrepreneur yang sukses,

seseorang cenderung harus memilik i sifat atau kepribadian yang diperlukan untuk

menjadi seorang entrepreneur. Pernyataan kepribadian mempengaruhi minat

entrepreneur dikembangkan dari pendapat Hendro & Chandra W.W (2006), MC

Clelland (1995), Riyanti (2003), dan Helmi & Rista (2006).

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

32 

 

Berdasarkan dari teori – teori diatas, ada empat macam kepribadian penting yang

mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur yang akan dijadikan sebagai

indikator dalam penelitian ini, yaitu:

• Kepemimpinan

Dalam menjadi seorang entrepreneur, dibutuhkan suatu jiwa kepemimpinan dan

keberanian untuk memegang suatu tanggung jawab. Kepemimpinan adalah

suatu kemampuan untuk berani dan mau mengambil keputusan dan mempimpin

orang lain. Seorang pemimpin adalah seorang yang berani mengambil resiko dan

siap menanggung kerugian yang dapat terjadi. Kepemimpinan dikembangkan

dari teori Riyanti (2003), Zimmerer (2001), Hendro & Chandra W.W (2006),

Drucker (1985) dan Dalimunthe (2003).

• Percaya Diri

Untuk menjadi seorang entrepreneur, diperlukan rasa kepercayaan diri yang

tinggi, karena tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam bidang entrepreneurship.

Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan terhadap diri sendiri dan kemampuan

atau keahlian yang dimilik i dirinya untuk dapat mencapai suatu kesuksesan.

Kepercayaan diri diambil berdasarkan pernyataan teori Riyanti (2003), Zimmerer

(2001) dan Hendro & Chandra W.W (2006).

• Ekstrovert

Untuk menjadi entrepreneur, diperlukan hubungan interpersonal yang baik

dalam berhubungan dengan orang – orang lain. Seorang yang ekstrovert adalah

orang yang pandai dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga cenderung

mempunyai koneksi atau hubungan (network) yang luas. Tipe ini mempunyai

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

33 

 

kemampuan berempati dengan memahami secara lebih mendalam kebutuhan

orang lain serta kemampuan sosialisasi yang baik. Ekstrovert dikembangkan dari

pernyataan teori Hendro & Chandra W.W (2006) dan Riyanti (2003).

• Inovatif

Inovatif merupakan salah satu sifat yang harus dimilik i untuk menjadi

entrepreneur yang sukses. Orang yang inovatif berarti mampu menciptakan

sesuatu gagasan yang baru yang bernilai lebih baik atau value lebih. Orang yang

mampu untuk berpik ir secara kreatif untuk menghadapi segala perubahan serta

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memecahkan

suatu masalah dengan memberi alternatif yang berbeda. Seorang yang inovatif

juga mampu untuk melihat adanya suatu peluang bisnis yang tidak dapat dilihat

oleh orang lain. Inovatif dikembangkan berdasar dengan pendapat Lambing &

Charles (1999), Dalimunthe (2003), Drucker (1985), Riyanti (2003), Hendro &

Chandra W.W (2006) dan Suryaman (2006).

B. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang kuat yang berasal dari dalam diri sendiri untuk

mencapai suatu tujuan. Agar memilik i minat untuk menjadi entrepreneur, seseorang

harus mempunyai suatu tujuan yang bisa diperoleh oleh orang tersebut dengan

menjadi entrepreneur. Pernyataan motivasi mempengaruhi minat entrepreneur

dikembangkan berdasar pendapat dari Lambing & Charles (1999), Mc Clelland (1995),

Riyanti (2003), dan Zimmerer (2001).

Seseorang akan termotivasi terhadap sesuatu dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain karena keuntungan-keuntungan yang mereka akan dapatkan setelah

melakukan kegiatan tersebut. Berdasarkan dari teori – teori diatas, ada tiga macam

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

34 

 

motivasi penting yang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur yang akan

dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini, yaitu:

• Penghasilan

Penghasilan adalah sesuatu yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun

barang yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Entrepreneurship dapat memberikan pendapatan finansial yang tinggi sehingga

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keinginan untuk

memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minat seseorang untuk

menjadi entrepreneur. Penghasilan diambil dari teori menurut Windardi (2003),

Dalimunthe (2003), Drucker (1985), Zimmerer (2001) dan Suryaman (2006)

• Penghargaan (status sosial)

Manusia adalah mahluk yang mempunyai akal, pik iran dan perasaan. Hal itu

menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Dengan

menjadi entrepreneur, seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi,

dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain. Keinginan untuk

meningkatkan harga diri tersebut dapat menjadi motivasi yang dapat

meningkatkan minat seseorang untuk menjadi entrepreneur. Penghargaan

(status sosial) diambil berdasar pendapat Riyanti (2003), Hendro & Chandra

W.W (2006), Suryaman (2006), dan Zimmerer (2001).

• Rasa senang

Rasa senang adalah suatu bagian dari motivasi seseorang. Tanggapan perasaan

seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidak sama antara orang yang satu

dengan yang lain. Rasa senang terhadap bidang entrepreneurship akan

diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang

entrepreneur. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang entrepreneur akan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

35 

 

menimbulkan minat untuk menjadi entrepreneur. Rasa senang sesuai dengan

pendapat dari teori Zimmerer (2001) dan Suryaman (2006).

2. Aspek Eksternal

A. Keluarga

Keluarga merupakan salah satu interaksi yang utama dan pertama dalam kehidupan

manusia. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Dorongan keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan minat

dalam diri seseorang untuk mengambil keputusan berkarir sebagai entrepreneur.

Minat untuk menjadi entrepreneur akan terbentuk apabila keluarga memberikan

pengaruh positif terhadap minat tersebut.

Lingkungan keluarga sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi minat untuk

menjadi entrepreneur sesuai dengan pendapat dari Hendro & Chandra W.W (2006),

Mc Clelland (1995), Riyanti (2003), Helmi & Rista (2006), Matondang (2006), serta

Suryaman (2006) yang menyebutkan bahwa lingkungan keluarga merupakan aspek

yang sangat penting dalam pembentuk minat untuk menjadi entrepreneur.

Berdasarkan teori – teori diatas, pada penelitian ini akan diambil dua faktor yang

akan digunakan sebagai indikator dari lingkungan keluarga, yaitu:

• Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga sangatlah penting dalam keputusan seseorang untuk

menjadi entrepreneur. Lingkungan keluarga yang suportif dan mendukung,

dapat berperan dalam pembentukan minat untuk menjadi entrepreneur.

Pekerjaan keluarga atau orangtua juga dapat memilik i pengaruh terhadap

pertumbuhan semangat entrepreneurship. Karena orangtua juga dapat berfungsi

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

36 

 

sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya. Dukungan keluarga sebagai

salah satu aspek pembentuk minat entrepreneurship sesuai dengan pendapat

Hendro & Chandra W.W (2006), Riyanti (2003), Helmi & Rista (2006),

Matondang (2006), dan Suryaman (2006).

• Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

Kondisi sosial ekonomi keluarga juga menentukan minat seseorang untuk

menjadi entrepreneur. Lingkungan keluarga yang harmonis dalam berinteraksi

akan menunjang kesuksesan dan mengarahkan tenaga kerja yang lebih efisien.

Kondisi sosial ekonomi juga mempengaruhi k inerja seseorang dan keputusannya

untuk menjadi entrepreneur. Kondisi sosial ekonomi keluarga diambil dari

pernyataan teori Mc Clelland (1995), Riyanti (2003), dan Hendro & Chandra W.W

(2006).

B. Pendidikan

Pendidikan yang dimilik i seseorang memilik i pengaruh terhadap pengetahuan atau

keahlian yang dimilik i seseorang. Pendidikan tidak hanya mempengaruhi seseorang

dalam melanjutkan usaha yang akan dijalaninya namun juga membantu dalam

mengatasi masalah dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan pembahasan pada

bab 2.1.4, peranan pendidikan sangat berpengaruh terhadap minat untuk menjadi

entrepreneur. Universitas sebagai fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan

penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi

dalam mendirikan bisnis baru. Pihak universitas juga berperan menjadi pemberi

informasi tentang kesempatan apa yang akan didapat jika menjadi entrepreneur.

Dalam Binus University, pengajaran tentang entrepreneurship diberikan sebagai

salah satu kurikulum dalam pembelajaran perkuliahan (mata kuliah

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

37 

 

“Entrepreneurship” - J0692)  yang  diberikan  kepada  semua  mahasiswa  Binus

University   dari  semua  jurusan. Selain itu, Binus University juga membentuk div isi

Binus Entrepreneurship Center (BEC) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan

minat para mahasiswa Binus University untuk menjadi entrepreneur. BEC berperan

sebagai fasilitator yang menyediakan banyak progam – progam yang dapat

membantu para mahasiswa Binus University untuk menjadi entrepreneur. Pendidikan

sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi minat entrepreneurship diambil dari

teori Hendro & Chandra W.W (2006), Mc Clelland (1995), Riyanti (2003), Helmi &

Rista (2006), Suryaman (2006), dan Zimmerer (2001).

2.1.4 Peran Universitas Terhadap Minat Entrepreneur

Peranan universitas dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs,

merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan entrepreneurship. Ada

8 faktor pendorong pertumbuhan entrepreneurship, antara lain sebagai berikut

(Zimmerer, 2001, p12) :

1. Entrepreneur sebagai pahlawan

Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha sendiri

karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang entrepreneur dianggap sebagai

pahlawan dan sebagai model untuk diikuti. Sehingga status inilah yang mendorong

seseorang memulai usaha sendiri.

2. Pendidikan entrepreneurship

Pendidikan entrepreneurship sangat populer di banyak akademi dan universitas. Banyak

mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

38 

 

sehingga mendorong untuk belajar entrepreneurship dengan tujuan setelah selesai

kuliah dapat membuka usaha sendiri.

3. Faktor ekonomi dan kependudukan

Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun

sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk di suatu

negara sebagian besar pada kisaran umur diatas. Terlebih lagi, semakin banyak orang

menyadari bahwa dalam entrepreneurship tidak ada lagi pembatasan baik dalam hal

umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi, atau apapun juga dapat mencapai

sukses dengan memilik i bisnis.

4. Pergeseran ke ekonomi jasa

Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga menjadi populer di kalangan

para entrepreneur dan mendorong entrepreneur untuk mencoba memulai usaha sendiri

di bidang jasa.

5. Kemajuan teknologi

Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer pribadi, laptop, mesin fax,

printer berwarna, mesin penjawab telepon seseorang dapat bekerja di rumah seperti

layaknya bisnis besar. Pada jaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil

tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat – alat tersebut.

Sekarang komputer dan alat komunikasi ter sebut harganya berada dalam jangkauan

bisnis kecil.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

39 

 

6. Gaya hidup bebas

Entrepreneur sesuai dengan keinginan gaya hidup orang yang menyukai kebebasan dan

kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka tinggal dan jam kerja yang

mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap merupakan sasaran penting bagi

hampir semua entrepreneur, tetapi banyak prioritas lain seperti lebih banyak waktu

untuk keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih besar kemampuan

mengendalikan stres hubungan dengan kerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Hotel Hilton, 77% orang dewasa yang diteliti , menetapkan penggunaan lebih banyak

waktu dengan keluarga dan teman sebagai prioritas pertama. Menghasilkan uang berada

pada urutan kelima dan membelanjakan uang untuk membeli barang-barang berada

pada urutan terakhir.

7. E-Commerce dan The World Wide Web

Sejalan dengan pertumbuhan teknologi, perdagangan online juga semakin berkembang,

yang menciptakan banyak kesempatan bagi entrepreneur berbasis internet atau website.

Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet

sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor ini juga mendorong

pertumbuhan entrepreneur di beberapa negara.

8. Peluang internasional

Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil k ini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup negara

sendiri. Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu ke

peluang bisnis yang luar biasa bagi para entrepreneur yang bersedia menggapai seluruh

dunia. Kejadian dunia seperti tembok Berlin, revolusi di negara – negara Uni Soviet dan

hilangnya hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa,

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

40 

 

telah membuka sebagian besar pasar dunia bagi para entrepreneur. Peluang

internasional akan terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad ke–21.

Peranan universitas dijelaskan oleh beberapa pendapat para ahli bidang

entrepreneurship. Salah satunya dijelaskan oleh Thomas Zimmerer (2001) bahwa salah

satu faktor pendorong pertumbuhan entrepreneur adalah pendidikan entrepreneurship.

Selain itu, Douglas A.Gray juga menyarankan untuk memulai usaha sejak dini misalnya

pada waktu masih kuliah. Jadi, pihak universitas berperan menjadi pemberi informasi

tentang kesempatan apa yang akan didapat jika menjadi entrepreneur, serta

memberikan pendidikan entrepreneurship dan memberikan wadah bagi mahasiswa

dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas. Peranan

universitas sangat menentukan tercetaknya entrepreneur muda yang handal.

Menurut Yohnson (2003), faktor yang mendukung pembahasan ini adalah faktor

pendidikan entrepreneurship. Banyak universitas mempunyai suatu program khusus

dalam mempelajari bidang entrepreneurship sehingga ada suatu embrio young

entrepreneurs. Peranan universitas hanya sekedar menjadi fasilitator dalam memotivasi,

mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang

mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan serta karakter pendukung dalam

mendirikan bisnis baru.

Menurut Winarso (2003) Entrepreneurship ini dapat ditimbulkan atau dibentuk pada

diri seseorang melalui pendidikan atau pelatihan. Perguruan tinggi dinilai sebagai tempat

yang tepat untuk menyemaikan nilai – nilai entrepreneurship (kewirausahaan).

Pendidikan dan atau pelatihan entrepreneurship adalah proses pembelajaran konsep dan

skills untuk mengenali peluang-peluang yang orang lain tidak sanggup melihatnya, untuk

memilik i insight, self-esteem dan pengetahuan untuk bertindak sementara yang lain ragu

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

41 

 

– ragu. Termasuk di dalamnya belajar mengenali peluang dikaitkan dengan pemanfaatan

sumber daya untuk menghadapi resiko dan memprakarsai bisnis baru.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan entrepreneurship

yang diperoleh seseorang saat bangku kuliah, dapat sangat mempengaruhi minat dan

motivasi seseorang dalam menjadi seorang entrepreneur. Peran universitas sebagai

fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam

mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi dalam mendirikan bisnis baru. Pihak

universitas juga berperan menjadi pemberi informasi tentang kesempatan apa yang akan

didapat jika menjadi entrepreneur.

2.1.5 Metode Penelitian

2.1.5.1 Jenis Penelitian

Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic

research) dan penelitian terapan (applied research)

1. Penelitian dasar (basic research)

Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada

perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktiv itas. Penelitian dasar dikerjakan

tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah

pengetahuan umum dan pengertian – pengertian tentang alam serta hukum – hukumnya.

Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah – masalah praktika,

walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut.

Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawab masalah – masalah praktis tersebut.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

42 

 

2. Penelitian terapan (applied research)

Penelitian terapan (applied research, practical research) adalah penyelidikan yang hati –

hati, sistematik dan terus – menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk

digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai

suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.

Peneliti yang mengerjakan penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil

penelitiannya digunakan secara praktika. Peneliti – peneliti terapanlah yang akan

memerinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang – bidang

tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai harapan agar

dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik untuk keperluan

ekonomi, politik, maupun sosial. Penelitian terapan memilih masalah yang ada

hubungannya dengan keinginan masyarakat, serta untuk memperbaik i praktik – praktik

yang ada.

2.1.5.2 Jenis Metode Analisis

Analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang

bermanfaat dalam menjawab masalah statistik. Dalam desain riset, perlu direncanakan

dengan baik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data. Metode analisis yang

sering digunakan adalah:

1. Analisis kualitatif

Analisis data secara kualitatif bersifat memaparkan secara mendalam hasil riset melalui

pendekatan bukan angka atau nonstatistik. Contoh: pertanyaan yang diajukan kepada

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

43 

 

responden tentang rasa kentang goreng Chitato. Jawaban yang mungkin muncul adalah

“enak rasanya, renyah, dan sebagainya”

2. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam wujud angka.

Penggunaan angka memudahkan penginterpretasian hasil secara objektif. Contoh:

interval 1-2,4 sebagai kurang baik; 2,5-3,4 sebagai kategori sedang; dan 3,5-5 sebagai

sangat baik. Analisis kuantitatif yang paling banyak digunakan dalam praktek adalah

analisis statistik.

3. Metode analisis statistik

Statistik dalam prakteknya berhubungan dengan angka, sehingga bisa diartikan sebagai

numerical description oleh banyak orang. Dalam dunia usaha, statistik juga sering

diasosiasikan dengan sekumpulan data seperti pergerakan tingkat inflasi, biaya promosi

bulanan, jumlah pengunjung toko, dan sebagainya. Selain itu statistik digunakan untuk

berbagai analisis terhadap data, seperti melakukan peramalan (forecasting), melakukan

berbagai uji hipotesis dan kegunaan lainnya.

Dalam aplikasinya, metode analisis statistik dapat dibagi menjadi dua kelompok besar,

yaitu:

A. Statistik deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah

dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Statistik deskriptif merupakan

bidang ilmu statistika yang mempelajari cara – cara pengumpulan, penyusunan, dan

penyajian data suatu penelitian. Statistik deskriptif merupakan dasar pengambilan

keputusan bagi statistik inferensi.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

44 

 

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa

membuat kesimpulan atau hipotesis.

Statistik deskriptif dalam penelitian pada umumnya merupakan suatu proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan

diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama.

B. Statistik inferensi

Statistik inferensi bertujuan untuk menyediakan dasar peramalan, dan estimasi yang

digunakan untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan. Statistik inferensi

digunakan untuk mengukur parameter populasi melalui statistik, atau menguji

ukuran populasi melalui data sampel.

Statistik inferensial adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data yang telah terkumpul dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik ini akan lebih sesuai apabila data yang digunakan diambil dari populasi yang

jelas, dan teknik pengambilan sampel pada populasi dilakukan secara acak atau

random.

Statistik inferensial umumnya juga disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan

yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu bersifat peluang

(probability). Berdasarkan hasil pengujian terhadap sampel, kesimpulan dari data

sampel yang akan diberlakukan untuk populasi ini mempunyai peluang kesalahan

dan kebenaran yang akan dinyatakan dalam bentuk persentase. Misalnya bila

peluang kesalahan 5%, maka taraf kebenaran atau kepercayaan adalah 95%.

Peluang kesalahan ini disebut sebagai taraf signifikansi.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

45 

 

2.1.5.3 Skala Pengukuran

Skala pengukuran data terbagi menjadi empat macam, yaitu skala nominal, skala

ordinal, skala interval dan skala ratio.

1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala yang paling lemah diantara keempat skala pengkuran.

Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya bisa membedakan beda atau

peristiwa yang satu dengan yang lainya berdasarkan nama (predikat).

2. Skala Ordinal

Skala ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal. Pada skala ini sudah dapat

membeda – bedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lain yang diukur

dengan skala ordinal berdasarkan jumlah relatif beberapa karakteristik tertentu yang

dimilik i oleh masing – masing benda atau peristiwa. Pengukuran ordinal memungkinkan

segala sesuatu disusun menurut peringkatnya masing – masing.

3. Skala Interval

Skala ini lebih tinggi daripada skala ordinal. Apabila benda – benda atau peristiwa –

peristiwa yang diselidik i dapat dibeda – bedakan antara yang satu dan lainnya kemudian

diurutkan, dan bilamana perbedaan – perbedaan antara peringkat yang satu dan lainnya

mempunyai arti, maka skala interval dapat diterapkan. Skala interval memilik i sebuah

titik nol, tapi titik nol ini bisa dipilih secara sembarang, artinya bahwa titik nol tidak selalu

bernilai nol.

4. Skala Ratio

Skala ratio lebih tinggi daripada skala interval. Pada skala ratio, antara masing – masing

pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran – pengkuran

dengan skala rasio yang sudah sering digunakan, yakni pengukuran tinggi dan

pengukuran berat.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

46 

 

2.1.5.4 Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala yang umum digunakan dalam kuesioner dan

merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala

ini diambil dari nama Rensis L ikert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan

penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih

salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan

format seperti:

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala

dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa

karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata

sangat mirip.

Skala Likert merupakan metode yang mengukur baik tanggapan positif ataupun

negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk

kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan

"netral" tak tersedia.

Symonds (1933) menyatakan bahwa skala Likert dengan skala yang lebih besar tidak

selalu lebih reliabel dalam penelitian dibandingkan dengan skala yang kecil, dan lebih

merekomendasikan menggunakan jumlah poin yang lebih sedik it dalam penelitian,

terutama untuk peneliti yang masih pemula.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

47 

 

Skala Likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas

pertanyaan – pertanyaan. Dengan demikian, skala Likert sebenarnya bukan skala,

melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks

(Singarimbun & Effendi, 1995). Riduwan & Kuncoro (2008) juga menyatakan bahwa data

yang dihasilkan melalui skala Likert adalah data pada skala ordinal.

2.1.5.5 Uji Validitas dan Realibitas

Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah kuesioner,

yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenal suatu hal. Sebuah

kuesioner dapat disusun dengan pertanyaan yang bersifat terbuka atau pertanyaan

tertutup. Salah satu skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala

Likert.

Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan instrument kuesioner sebagai salah

satu alat ukur, ada dua syarat penting yang harus dipenuhi yaitu keharusan sebuah

kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner

tersebut. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran realibilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara:

• Repeated measure atau ukur ulang

Disini seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

48 

 

• One short atau sekali saja

Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil

pertanyaan lain.

Langkah menyusun kuesioner:

1. Menetapkan sebuah konstrak, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang akan

diukur.

2. Menetapkan faktor – faktor atau dimensi, yaitu mencoba menemukan unsur - unsur

yang ada pada suatu variabel.

3. Menyusun butir – butir pertanyaan, yaitu mencoba menjabarkan sebuah faktor lebih

lanjut dalam berbagai pertanyaan yang langsung berinteraksi dengan pengisi

kuesioner. Dalam setiap konstrak bisa terdiri dari beberapa faktor, dan setiap faktor

bisa terdiri dari beberapa butir pertanyaan, dengan catatan bahwa bisa juga setiap

faktor mempunyai jumlah butir yang tidak sama satu sama dengan yang lain.

Pengujian validitas dan realibilitas adalah proses menguji butir – butir pertanyaan

yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah

valid dan reliabel.

2.1.5.6 Teknik Pengambilan Sampel

Secara garis besar ada dua desain sampel utama, yaitu Desain Probabilitas dan

Desain Non-Probabilitas. Masing – masing kategori mempunyai sub – sub kategori yang

lebih kecil.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

49 

 

1. Desain Probabilitas:

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simple

random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratif ied

random sampling, dan cluster sampling.

A. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling)

Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen

(sejenis)

B. Teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (Stratified Random Sampling)

• Proporsional

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling

yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya adalah aspek

representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat – sifat yang membentuk

dasar unit – unit yang mengklasifikasikannya.

• Disproporsional

Strategi pengambilan sampel sama dengan proporsional. Bedanya ialah terletak

pada ukuran sampel yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampel yang

tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk kepentingan

pertimbangan analisis dan kesesuaian.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

50 

 

C. Teknik pengambilan sampel cluster

Strategi pengambilan sampel dilakukan dengan memilih unit – unit sampel dengan

menggunakan formulir tertentu sampel acak, unit akhir ialah kelompok – kelompok

tertentu, pilih kelompok – kelompok tersebut secara acak dan hitung masing –

masing kelompok.

2. Desain Non - Probabilitas:

Non Probability Sampling artinya setiap anggota populasi tidak memilik i kesempatan atau

peluang yang sama sebagai sampel.

A. Judgement /Purposive

Memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia atau

orang yang paling cocok untuk dijadikan responden berdasarkan pada pengetahuan

yang dimilik inya, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat

dipertanggungjawabkan.

B. Convenience / Accidental

Memilih unit – unit analisis dengan cara yang dianggap sesuai atau paling mudah

dilakukan oleh peneliti, tanpa memperhatikan pertimbangan lain. Penelitian ini

mengambil sampel dari siapa saja yang ditemui secara kebetulan tanpa membuat

target populasi terlebih dahulu.

C. Quota

Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memilik i

ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Tiap kuota harus memilik i

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

51 

 

ciri – ciri tertentu dan jumlah tiap quota sudah ditentukan dari awal sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

D. Teknik bola salju (Snowball)

Memilih unit – unit yang mempunyai karakteristik langka dan unit – unit tambahan

yang ditunjukan oleh responden sebelumnya. Jadi responden menunjuk orang yang

bisa untuk dijadikan responden selanjutnya

2.1.5.7 Tipe - Tipe Variabel

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh

peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi

2. Variabel Tergantung (Dependent Variable)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan

dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang diamati dan diukur

untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

3. Variabel Moderat (Moderate Variable)

Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk

menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel

bebas pertama dan variabel tergantung. Variabel moderat merupakan variabel yang

diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut

mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

52 

 

4. Variabel Kontrol (Control Variable)

Dalam penelitian, peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh

yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.

Suatu variabel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel

kontrol didefinisikan sebagai variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi

pengaruhnya. Jika tidak dikontrol, variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang

sedang dikaji.

5. Variabel Perantara (Intervening Variabel)

Variabel bebas, tergantung, control, dan moderat merupakan variabel – variabel konkrit.

Ketiga variabel, yaitu bebas, control, dan moderat tersebut dapat dimanipulasi oleh

peneliti dan pengaruh ketiga variabel tersebut dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya

dengan variabel perantara, variabel tersebut bersifat hipotetikal artinya secara konkrit

pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan

antara variabel bebas dan tergantung yang sedang diteliti. Oleh karena itu, variabel

perantara didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan

variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi.

Pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh – pengaruh variabel bebas dan variabel

moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian adalah dasar pemikiran dari penelitian yang

disintesiskan dari fakta – fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu,

kerangka berpik ir memuat teori, dalil atau konsep – konsep yang akan dijadikan dasar

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

53 

 

dalam pemikiran. Uraian dalam kerangka pemikiran menjelaskan hubungan dan

keterkatian antar variabel penelitian. Variabel – variabel penelitian dijelaskan secara

mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan

dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Kerangka berpik ir juga menggambarkan

alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia

mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Kerangka berpik ir dapat

disajikan dengan bagan yang menunjukan alur pik ir peneliti serta keterkaitan antar

variabel yang diteliti. (Riduwan, 2005, p34-35)

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dapat dibuat kerangka

pemikiran yang menunjukan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Penelitian ini

pada intinya adalah meneliti aspek – aspek yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa

untuk menjadi seorang entrerpeneur. Yang dimaksud dengan minat untuk menjadi

seorang entrepreneur adalah suatu ketertarikan atau dorongan dalam diri seseorang,

yang mendorong orang tersebut untuk berusaha untuk menjadi seorang entrepreneur.

Berdasarkan pendapat Super & Crites, yang dikutip oleh Suryaman (2006, p27),

seseorang yang mempunyai minat pada objek tertentu dapat diketahui dari

pengungkapan/ucapan, tindakan/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah

pertanyaan.

Terdapat berbagai aspek – aspek yang mempengaruhi minat seseorang untuk

menjadi entrepreneur. Aspek tersebut terbagai menjadi aspek internal dan aspek

eksternal. Berdasarkan pendapat Mc Clelland (1995), Riyanti (2003), Helmi & Rista

(2006), dan Suryaman (2006), dapat disimpulkan bahwa aspek internal yang

mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur antara lain: kepribadian, motivasi, dan

demografi. Sedangkan aspek eksternal antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan

kerja, dan pendidikan. Dari aspek – aspek tersebut, dikarenakan kesesuaiannya dengan

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

54 

 

responden penelitian dan keterbatasan – keterbatasan yang dimilik i oleh peneliti, pada

penelitian ini peneliti akan meneliti aspek - aspek kepribadian, motivasi, pendidikan dan

keluarga yang mempengaruhi minat mahasiswa Binus University untuk menjadi seorang

entrepreneur.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, hubungan – hubungan antar variabel

tersebut dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Literatur Review

Berikut hasil dari literature review atau penelitian – penelitian terdahulu yang sudah

pernah dilakukan oleh para peneliti lain yang relevan dengan judul dari penelitian ini.

1. Penghasilan

2. Penghargaan (status sosial)

3. Rasa senang

1. Mata kuliah entrepreneurship

2. Lingkungan universitas

1. Kepemimpinan

2. Percaya Diri

3. Ekstrovert

4. Inovatif

1. Dukungan keluarga

2. Kondisi sosial ekonomi

keluarga

Kepribadian (X1)

Motivasi (X2)

Pendidikan (X3)

Keluarga (X4)

M inat Entrepreneur (Y)

1. Pengungkapan

2. Tindakan

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

55 

 

Hasil penelitian dari Erlita Dhiah Utami (2007) yang berjudul: Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Berwiraswasta (Studi Deskriptif Pada Usahawan Rental Komputer di

Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor apa saja yang mempengaruhi minat berwiraswasta dan faktor apa yang paling

mempengaruhi minat berwiraswasta usahawan rental komputer. Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan studi populasi dengan

karakteristik pemilik rental komputer dan telah terdaftar sebagai anggota PERSEBA

(Persatuan Rental Sekaran Banaran). Metode penelitian dengan menggunakan angket

faktor – faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta, skala dan teknik wawancara

sebagai pelengkap. Analisis validitas menggunakan product moment dan reliabilitas

menggunakan Alpha Cronbach, sedangkan analisis data menggunakan statistik deskriptif

persentase. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata entrepreneur mempunyai minat

berwiraswasta pada kategori tinggi yaitu 76,45%. Faktor inovasi yang tertinggi

mempengaruhi minat berwiraswasta yaitu mencapai 83,27%. Selanjutnya kebutuhan

berprestasi dengan 82,66% pada taraf tinggi. Kemampuan berempati sebanyak 82,34%.

Faktor keempat yaitu kepercayaan diri dengan 81,38%. Kemudian faktor selanjutnya

yaitu sikap keterbukaan sebanyak 81,21%. Motif untuk bekerja memberi pengaruh

sebanyak 80,48%. Selanjutnya yaitu faktor komitmen pribadi dengan 79,52% dan

pengambil resiko pada tingkat persentase 79,44%. Wiraswasta yang memilih motif untuk

kreatif menunjukkan 78,63% pada kategori tinggi. Berikutnya 78,30% yaitu

pengendalian diri pada kategori tinggi. Kebutuhan akan kepemimpinan dengan 77,00%

pada kategori tinggi. Kemudian kemampuan memasarkan usaha menunjukkan 76,00%

yang berminat. Selanjutnya 75,16% yaitu kemampuan adaptif. Interaksi dalam keluarga

berpengaruh sebanyak 74,00%. Kemampuan bersaing menunjukkan persentase yang

tidak rendah pula dengan 73,11%. Sedangkan berorientasi pada tugas menunjukkan

73,00%. Rekan kerja sebanyak 71,45% pada kategori tinggi. Tingkat kemandirian

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

56 

 

mempengaruhi sebanyak 70,77% pada kategori tinggi, berorientasi masa depan

menunjukkan 69,95% pada taraf sedang. Kondisi fisik lingkungan 69,20% pada kategori

sedang. Serta yang terakhir yaitu kondisi sosial ekonomi menunjukkan 67,40% pada

kategori sedang.

Penelitian Maman Suryaman (2006) yang berjudul: Minat Berwirausaha Pada

Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang semester I, III, V, dan semester VII dengan jumlah 123

mahasiswa. Sampel diambil secara proportional random sampling dan dari populasi

sebanyak 123 mahasiswa diambil 25% atau 32 mahasiswa sebagai sampel penelitian.

Variabel penelitian ini yaitu minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Data diambil melalui metode angket. Data

yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptis persentase. Penelitian

menunjukan bahwa Seseorang berwirausaha akan diawali adanya minat di dalam dirinya.

Minat ini tidak timbul dengan sendirinya tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan

faktor – faktor yang mempengaruhinya, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik akan timbul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh dari luar. Faktor

intrinsik yang mempengaruhi timbulnya minat berwirausaha antara lain karena adanya

pengalaman, kebutuhan akan pendapatan, harga diri, dan perasaan senang. Faktor

ekstrinsik adalah faktor yang timbul karena adanya pengaruh dari luar dirinya. Faktor

ekstrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat, kondisi sosial ekonomi, dan peluang. Minat berwirausaha akan

menjadikan seseorang lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan

mengoptimalkan potensi yang dimilik i. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan

berkembang sesuai dengan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Diantara faktor

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

57 

 

internal dan ekternal ternyata faktor internal (72,4%) memberikan dukungan lebih besar

dibandingkan faktor eksternal (70,2%). Ditinjau dari tiap-tiap indikator minat

berwirausaha untuk faktor internal dan eksternal diketahui bahwa dukungan paling tinggi

diberikan oleh peluang (77,3%), kemudian diikuti oleh pendapatan (76,6%), perasaan

senang (76,1%), pendidikan (75,0%), masyarakat (69,5%), keluarga (62,9%) yang telah

termasuk kategori tinggi sedangkan yang paling rendah yaitu harga diri (61,6%) yang

masuk dalam kategori cukup tinggi.

Penelitian dari Raden .F Harlukmanantomo dan Mochamad .B.A Ramadhani (2007)

yang berjudul: Analisis Keterkaitan Mata Kuliah Entrepreneurship Dalam Merubah

Paradigma Dari Professional Menjadi Entrepreneur Mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Penelitian menggunakan sampel 96 mahasiswa aktif dari Binus University yang sudah

pernah mendapatkan mata kuliah Entrepreneurship dengan menggunakan metode

statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa menganggap dengan

menjadi entrepreneur mampu menjamin masa depan dengan income yang tidak terbatas

(37,9%), posisi atau kedudukan entrepreneur dalam masyarakat dibandingkan dengan

profesional lain seperti dokter, pengacara, manajer dan lain sebagainya adalah sejajar

(70,1%) dan latar belakang jika ingin menjadi seorang entrepreneur adalah mencoba hal

baru (52,3%). Bisa dipastikan bahwa hal tersebut didorong oleh pengetahuan dan realita

pada dunia entrepreneurship. Selain itu mata kuliah Entrepreneurship juga mampu

memotivasi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur (86,9%). Hasil penelitian juga

menunjukan bahwa mahasiswa Universitas Bina Nusantara mempunyai paradigma yang

baik terhadap entrepreneurship, namun tetap akan mencari pekerjaan atau tidak

langsung menjadi entrepreneur setelah lulus (68,7%).

Hasil penelitian dari Indra Hakim Matondang (2006) yang berjudul: Analisa Faktor –

Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Membuka Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

58 

 

Penjualan Pulsa Handphone Di Sepanjang Jalan Letda Sujono Medan). Penelitian

menggunakan metode analisis statistik deskriptif untuk mengetahui apa saja faktor –

faktor yang mempengaruhi para pemilik gerai penjualan pulsa handphone untuk menjadi

entrepreneur. Penelitian menggunakan tiga variabel yaitu faktor keluarga, faktor yang

disengaja dan faktor pemaksa. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua variabel yang

diteliti mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan para pemilik toko untuk

menjadi entrepreneur.

Hasil penelitian dari Yohnson (2003) yang berjudul: Peranan Universitas Dalam

Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs. Penelitian ini meneliti tentang faktor –

faktor yang mempengaruhi dalam memotivasi para alumni mahasiswa Universitas Kristen

Petra. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam

memotivasi sehingga seseorang mempunyai keinginan untuk menjadi entrepreneur.

Lingkup penelitian difokuskan pada para alumni Universitas Kristen Petra yang telah

menjadi entrepreneur selama kurang atau sama dengan dua tahun. Karena itu sampel

yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu dari para entrepreneur yang

merupakan alumni Universitas Kristen Petra yang telah menjadi entrepreneur di

Surabaya selama tidak lebih dari dua tahun dengan alasan agar tidak lupa faktor apa

yang memotivasi dalam memutuskan memulai menjadi entrepreneur sebanyak 100

responden. Indikator yang digunakan dalam penelitian adalah tantangan pribadi,

melanjutkan tradisi keluarga, menghasilkan untuk menjadi lebih makmur, meningkatkan

status sosial, stres dengan pekerjaan yang tetap, variasi dan petualang dalam bekerja,

mencoba produk dan ide bisnis baru, tinggal dan bekerja dilokasi yang diinginkan,

membutuhkan uang lebih untuk bertahan hidup, dapat mengontrol waktu dan jam kerja

sendiri, lebih mau memimpin daripada dipimpin orang lain, PHK, bos yang buruk pada

pekerjaan lama, ingin meningkatkan kesenangan pribadi, lebih baik menggunakan

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00430-MN 2.pdf · Crow & Crow (1995) menyatakan bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai

59 

 

kemampuan dan ketrampilan. Hasil simpulan penelitian menunjukan bahwa semua

indikator yang diteliti mempunyai pengaruh dengan faktor yang paling dominan adalah

faktor kebebasan, faktor kepuasan hidup dan peluang.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Kepribadian berkontribusi secara signifikan terhadap minat entrepreneur mahasiswa

Binus University.

2. Motivasi berkontribusi secara signifikan terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus

University.

3. Pendidikan berkontribusi secara signifikan terhadap minat entrepreneur mahasiswa

Binus University.

4. Keluarga berkontribusi secara signifikan terhadap minat entrepreneur mahasiswa

Binus University.

5. Kepribadian, motivasi, pendidikan dan keluarga secara simultan berkontribusi secara

signifikan terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus University.