22
BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJAR Pendidikan mempunyai keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi pendidikan dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Disamping itu, globalisasi juga terkait dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia, hal ini membuat komunikasi antar manusia menjadi sangat mudah, walaupun mereka yang berkomunikasi berada di dua tempat yang berbeda dan berjauhan. Salah satu penunjang komunikasi jarak jauh itu adalah teks tulis, khususnya yang di tulis dalam beberapa bahasa yang sering digunakan masyarakat. Seperti kita ketahui, bahasa Inggris yang makin sering digunakan di dalam berbagai bidang, terutama bidang usaha, teknologi dan bidang ilmu. Di Indonesia pun bahasa Inggris menjadi penting artinya sekarang, bahkan tidak sedikit yang berpendapat bahwa mahasiswa paling tidak harus mampu membaca teks berbahasa Inggris untuk memperluas cakrawala pengetahuannya melalui berbagai karangan ilmiah yang ditulis dalam bahasa tersebut. A. MINAT BACA 1. Pengertian Minat Selain pengertian yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, minat sering kali disebut interest”. Minat sering dikelompokkan sebagai sifat atau sikap (traits or attitude) yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau tendensi tertentu. Minat dapat merepresentasikan tindakan-tindakan (represent motives). Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan tetapi sifatnya bisa diusahakan dan dikembangkan.

BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

BAB II

MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJAR

Pendidikan mempunyai keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan

tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat

global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi

pendidikan dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih

komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif

dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu pendidikan harus

dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik

mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana

penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab.

Disamping itu, globalisasi juga terkait dengan kemajuan teknologi dan

ilmu pengetahuan di dunia, hal ini membuat komunikasi antar manusia menjadi

sangat mudah, walaupun mereka yang berkomunikasi berada di dua tempat yang

berbeda dan berjauhan. Salah satu penunjang komunikasi jarak jauh itu adalah

teks tulis, khususnya yang di tulis dalam beberapa bahasa yang sering digunakan

masyarakat. Seperti kita ketahui, bahasa Inggris yang makin sering digunakan di

dalam berbagai bidang, terutama bidang usaha, teknologi dan bidang ilmu.

Di Indonesia pun bahasa Inggris menjadi penting artinya sekarang, bahkan

tidak sedikit yang berpendapat bahwa mahasiswa paling tidak harus mampu

membaca teks berbahasa Inggris untuk memperluas cakrawala pengetahuannya

melalui berbagai karangan ilmiah yang ditulis dalam bahasa tersebut.

A. MINAT BACA

1. Pengertian Minat

Selain pengertian yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, minat

sering kali disebut “interest”. Minat sering dikelompokkan sebagai sifat atau

sikap (traits or attitude) yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau

tendensi tertentu. Minat dapat merepresentasikan tindakan-tindakan (represent

motives). Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan tetapi sifatnya

bisa diusahakan dan dikembangkan.

Page 2: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

13

Dalam beberapa hal, sikap dan sifat merupakan penentu yang penting

dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan

dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut

dan melaksanakannya atau menjauhi / menghindari sesuatu.

Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda – beda terhadap sesuatu

perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu

masing – masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman,

pengetahuan, intensitas perasaan dan situasi lingkungan. Demikian pula sikap

pada diri seseorang terhadap sesuatu atau perangsang yang sama mungkin

juga tidak selalu sama.

Minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan yang menunjukkan rasa lebih menyukai suatu hal

daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam

suatu aktifitas.1

Menurut Lester D. Crow dan Alice D. Crow dalam buku “ Psikologi

Pendidikan” , minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimuli

yang mendorong kita memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan;

atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah di

stimuli oleh kegiatan itu sendiri.2 Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab

sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan itu.

Minat itu sendiri merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih

sukses dalam studi. Minat yang besar terhadap kegiatan pikiran yang sungguh

– sungguh untuk menggali keterangan dan mencapai pemahaman tentang

segenap cabang ilmu dalam bidang studinya adalah bagian dari sikap

akademik setiap mahasiswa Indonesia.

Minat juga memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran

seseorang mahasiswa. Perhatian yang diperoleh secara wajar dan tanpa

1 Slameto, Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta,

Jakarta, 1995, hal. 180 2 Lester D. Crow, dan Alice D. Crow, Psikologi Pendidikan (terj.), PT. Bina Ilmu,

Surabaya, 1984, hal. 351

Page 3: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

14

pemaksaan tenaga kemauan seseorang akan memudahkan berkembang

konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan.

Minat juga mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan. Karena adanya dorongan yang berasal

dari dalam diri seseorang dan juga dari luar, lama – kelamaan timbullah minat

terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk

berbuat lebih giat dan lebih baik.

2. Faktor – faktor yang Menimbulkan Minat

Minat timbul tidak secara tiba – tiba atau spontan, melainkan timbul

akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

Jadi jelas bahwa minat akan selalu terkait dengan soal kebutuhan atau

keinginan.

Minat juga tidak di bawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan – penerimaan minat – minat yang baru.

Menurut Lester D. Crow dan Alice D. Crow dalam “Psikologi

Pedidikan”, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya suatu minat3, antara lain :

a. Motivasi

Motivasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi timbulnya

minat. Dalam kamus, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan

dengan tujuan tertentu.4

Menurut Ngalim Purwanto dalam “Psikologi Pendidikan” ,

mengatakan suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang

kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku

terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (intencive).5

3 Ibid., hal. 352 - 354 4 Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 1990, hal. 666 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal.

61

Page 4: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

15

Sebenarnya motivasi, menurut Eysenck dan kawan – kawan

seperti yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya yang berjudul “ Belajar

dan faktor – faktor yang Mempengaruhinya”, dirumuskan sebagai suatu

proses yang menentukan tingkatan kegiatan intensitas, konsistensi, serta

arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan

berkaitan dengan konsep – konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap

dan sebagainya.6

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi akan menyebabkan

terjadinya suatu perubahan – perubahan energi yang ada dalam diri

manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi, untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Semua

ini di dorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Hal serupa juga terdapat dalam buku “The Psychology of Learning”

yang ditulis oleh James Deese dan Stewart H. Hulse menyatakan :

“Most psychologist makes a distinction between the things we learn – our habits and the things which prompt us to use these habits – our motives. In general terms, we can think of motives and emotion as things which provide the impetus behind behavior, that is, we can think of them as needs or drives.”7

(Banyak ahli Psikologi membuat perbedaan antara sesuatu yang kita pelajari – kebiasaan kita dan sesuatu yang mendorong kita untuk menggunakan kebiasaan ini –dorongan kita. Dalam terms yang umum, kita dapat memikirkan alasan dan perasaan sebagai sesuatu yang mengobarkan semangat disamping tingkah laku, oleh karena itu kita dapat mengatakan sebagai kebutuhan atau keinginan).

Dalam hal ini, motivasi berhubungan erat dengan bangkitnya

minat, seseorang harus selalu diberi semangat untuk menemukan stimuli

yang akan menimbulkan perasaan – perasaan senang atau agar minatnya

bertahan lama. Setelah diberi motivasi sedemikian rupa, maka minat akan

mempunyai hubungan langsung dengan tujuan tertentu yang dapat

mengantarkan seseorang ke seberang pengalaman yang akan berguna

sebagai pendorong untuk belajar lebih jauh. Dari pengalaman itu

6 Slameto, op.cit., hal. 170 7 James Deese dan Stewart H. Hulse, The Psychology Of Learning, Mc. Graw – Hill, New

York, 1958, hal. 208

Page 5: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

16

seseorang berkembang ke arah berminat atau tidak berminat kepada

sesuatu.

Yang terpenting dari motivasi adalah dalam pembangkitan minat,

sehingga waktu dan tenaga tidak terlalu banyak untuk dicurahkan dalam

kegiatan itu. Tanpa adanya minat akan terjadi hambatan dalam menguasai

sesuatu yang baru.

b. Kebutuhan

Kebutuhan menurut Sartain yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

dalam buku “ Psikologi Pendidikan” hanyalah suatu istilah yang berarti

suatu kekurangan tertentu di dalam sesuatu organisme. Kebutuhan bagi

manusia, mengandung arti yang lebih luas lagi, tidak hanya bersifat

fisiologis tetapi juga psikis.8

Dalam buku “The Psychology Of Learning”menyatakan bahwa

kebutuhan mempunyai karakter yang cenderung periodik atau berputar,

dalam beberapa kasus mereka selalu bergantung pada perubahan

keseimbangan antara psikologikal internal atau neurologikal dari

organisme.

“Some needs tend to be periodic or cyclic in character, in which case they usually depend upon changes in the internal psychological or neurological balance of the organism.”9

Adanya kebutuhan ini akan menimbulkan rasa ingin tahu terhadap

sesuatu tindakan atau kegiatan, yang pada akhirnya timbul minat pada diri

seseorang tersebut untuk mengetahui atau menyelidiki lebih jauh lagi.

Minat yang timbul seperti ini biasanya akan bertahan lebih lama dalam

diri seseorang.

c. Sikap Terhadap Suatu Obyek

Sikap senang terhadap suatu obyek dapat membesarkan minat

seseorang terhadap obyek tersebut. Sebaliknya sikap tidak senang

terhadap suatu obyek akan memperkecil minat terhadap suatu obyek

8 Ngalim Purwanto, op. cit., hal. 61 9 James Deese dan Stewart H. Hulse, op. cit., hal. 209

Page 6: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

17

tersebut. Kualitas sikap dapat berubah dalam intensitasnya dengan

memperkuat stimuli, fisik, mental, atau keadaan emosi dari orang itu

sendiri.10

Sikap dihasilkan oleh keinginan – keinginan pribadi dan sejumlah

stimuli – stimuli. Tegasnya sikap adalah suatu bagian dari kepribadian

individu itu sendiri di samping ia dipengaruhi oleh sikap dan kelakuan

kelompok di mana ia berhubungan. Kebanyakan sikap seorang individu

dapat lebih cepat atau lambat menjadi kebiasaan dan diperlihatkan

olehnya dalam satu bentuk atau lebih dalam kehidupannya sehari – hari.

d. Keluarga

Keluarga memegang peranan penting sebab keluargalah sekolah

pertama dan terpenting, dalam keluargalah seseorang dapat membina

kebiasaan, cara berpikir, sikap dan cita – cita yang mendasari

kepribadiannya.

Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan

pendidikan keluarga mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu

obyek. Keberadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga mendukung

minat seseorang, ini berarti minat seseorang tersebut lebih besar.11

e. Fasilitas

Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat

seseorang terhadap suatu obyek mejadi lebih besar, sebaliknya apabila

fasilitas yang diberikan atau diperlukan tidak ada akan menjadikan minat

tersebut menjadi semakin lemah.

f. Teman Pergaulan

Teman pergaulan yang mendukung diajak kompromi terhadap

suatu obyek yang menarik terhadap perhatiannya maka teman tersebut

dapat lebih meningkatkan minatnya, akan tetapi teman pergaulan yang

10 Lester D. Crow, dan Alice D. Crow, op.cit., hal. 343 11 Ngalim Purwanto, op.cit., hal. 104

Page 7: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

18

tidak mendukung mungkin akan dapat mengakibatkan minat seseorang

terhadap suatu obyek menjadi semakin lemah dan menurun.12

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sehubungan dengan minat

atau “interest” dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk

atau diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.

b. Minat bisa dihubungkan untuk maksud – maksud tertentu

untuk bertindak.

c. Secara sempit, minat bisa diasosiasikan dengan keadaan sosial

seseorang dan emosi seseorang.

d. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada

kelakuan atau tabiat manusia.

3. Fungsi Minat

Pada dasarnya, semua aktifitas memerlukan minat karena dengan

minat itulah seseorang akan bertindak. Secara terperinci fungsi minat dalam

kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah :

a. Minat dapat melahirkan perhatian yang serta merta

b. Minat dapat memudahkan terciptanya konsentrasi

c. Minat dapat mecegah gangguan perhatian dari luar

d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

e. Minat dapat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.13

Dalam buku “PBM PAI di Sekolah”, Nuckols dan Banducci yang

dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi

kehidupan anak sebagai berikut :

a. Minat yang mempengaruhi bentuk intensitas cita – cita.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak – anak untuk

menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar.

c. Prestasi sekolah dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.

12 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 137

13 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Pusat Belajar Ilmu Berguna ( PUBIB), Yogyakarta, 1994, hal. 28 - 29

Page 8: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

19

d. Minat yang terbentuk sejak masih kanak – kanak sering terbawa

seumur hidup karena minat membuat kepuasan, dan apabila minat ini

tidak terwujud maka akan bisa menjadi obsesi yang akan dibawa

mati.14

Terkadang anak kehilangan minatnya untuk belajar atau melakukan

suatu kegiatan, berikut ini adalah cara – cara untuk mengatasinya :

a. Periksalah kondisi jasmani anak untuk mengetahui apakah kondisi

yang menjadi sebab.

b. Cek pada orang tua atau guru,apakah sikap dan tingkah laku tersebut

hanya terdapat di dalam kelas dan ketika diajar oleh guru.

c. Perhatikan anak di luar kelas atau sekolah, untuk melihat apakah yang

menjadi kegiatan yang diminati anak, hal ini dipakai sebagai titik tolak

untuk menarik minat anak bagi kegiatan – kegiatan yang lain.

d. Cobalah menemukan sesuatu yang dapat menarik perhatian anak,

sekali minat tergerak, minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan –

kegiatan lain di sekolah.15

Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba – tiba atau spontan,

melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman atau kebiasaan pada

waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa minat akan selalu terikat dengan

soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagaimana

menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus

belajar.16

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa minat itu merupakan

satu unsur kepribadian individu yang memegang peranan dalam menentukan

proses dan prestasi belajar. Sebab kalau siswa mempunyai minat terhadap

pelajaran tertentu, maka ia akan memperhatikannya, sebaliknya tidak adanya

minat siswa terhadap suatu pelajaran akan menyebabkan timbulnya kesulitan

14 Abdul Wahib, dkk., PBM PAI di Sekolah ( Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar

Pendidikan Agama Islam ), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo SMG dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 107 – 111

15 Ibid., hal. 107 - 111 16 Sardiman, AM., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1986, hal. 74

Page 9: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

20

belajar. Minat menyangkut perasaan senang dan tidak senang, tertarik dan

tidak tertarik, yang merupakan dasar suatu minat.

4. Mengembangkan Minat Baca

Membaca, menurut Tampubolon dalam buku “Mengembangkan

Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak” adalah suatu kegiatan fisik dan

mental, dimana akhirnya informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

kehidupan akan diperoleh.17

Bond dan Wagner dalam bukunya yang berjudul “ Teaching The Child

To Read “yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal dalam buku “ Pengelolaan

Perpustakaan Sekolah” menjelaskan sebagai berikut :

“ Reading is a fundamental aid to learning both in and out of school. Educators have resorted to reading as a major aid in achieving the objectives of education. Reading is a one of the objectives of education because a civilized culture demands literacy.”18

Sedangkan Marksheffel mendefinisikan membaca itu sebagai berikut:

“ Reading may be defined as a highly complex, purposeful, thinking process engaged in by the entire organism while acquiring knowledge, involving new ideas, solving problems, or relaxing and recuperating through the interpretations of printed symbols.”19

Membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh,

mengevaluasi konsep – konsep pengarang dan merefleksikan atau bertindak

sebagaimana yang dimaksud dari konsep – konsep itu.

Jadi dalam proses membaca kita dituntut untuk mampu

memvisualisasikan suatu keadaan dari bentuk tulisan ke arah terciptanya atau

menciptakan kembali dunia penulis ke dunia kita. Melalui proses imajinasi

dan berpikir secara demikian ini, akan mendatangkan manfaat dalam segala

aspek kehidupan kita, terutama yang menyangkut pekerjaan kita.

17 Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak, Angkasa,

Bandung, hal. 41 18 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal.

189 19 Ibid., hal. 193

Page 10: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

21

Untuk menumbuhkan minat seseorang atau rasa senang seseorang

pada aktivitas membaca, maka seseorang itu harus mampu dan senang

membaca, karena membaca sebagai minat mempunyai tujuan untuk

menanamkan kebiasaan dan rasa senang membaca pada diri seseorang.

Semakin disadari bahwa masyarakat gemar membaca (reading

society) merupakan persyaratan dalam mewujudkan masyarakat gemar belajar

(learning society) yang merupakan salah satu ciri masyarakat maju dan

beradab.20

Membaca merupakan kunci dalam belajar dan dengan membaca, kita

dapat menghilangkan rasa keingintahuan kita terhadap informasi dan

pengetahuan yang terkandung dalam bacaan yang kita baca. Seperti pendapat

William Baker dalam bukunya “ Reading Skills “seperti yang dikutip oleh

The Liang Gie, bahwa sekitar 85 % dari semua studi di perguruan tinggi

terdiri atas membaca.21

Dengan mengembangkan minat baca maka seseorang akan mampu

meningkatkan kemampuan seseorang dalam menulis baik dalam bahasa ibu

maupun bahasa lainnya. Sebagai tambahan bahwa orang yang

mempertahankan aktifitas mentalnya dengan membaca, memecahkan teka –

teki, dan lainnya lebih sedikit kemungkinannya mengalami kelemahan –

kelemahan menurunnya kemampuan mengingat dan gejala yang lain.

B. PRESTASI BELAJAR / PRESTASI AKADEMIK

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, masalah belajar

adalah merupakan inti dari kegiatan pengajaran. Ini berarti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Dimana dalam

proses belajar mengajar tersebut, siswa akan memperoleh pengetahuan,

ketrampilan serta sikap, perilaku sebagai hasil dari pengalaman jasmaniah

20 Bulletin Pusat Perbukuan, November 1998, No. 4 21 The Liang Gie, op.cit., hal. 57

Page 11: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

22

(fisik) dan pengalaman rohaniah (psikis). Keadaan seperti ini dapat dikatakan

sebagai hasil belajar atau prestasi belajar.

Prestasi adalah hasil dari yang dicapai, dilakukan atau dikerjakan.22

Sedang menurut WS. Winkel dalam “Psikologi Pengajaran” , Prestasi adalah

bukti usaha yang dapat dicapai.23

Belajar merupakan proses atau aktifitas yang kadang – kadang

memperoleh hasil yang baik dan kadang – kadang juga memperoleh hasil

yang kurang baik, walaupun mungkin sudah diusahakan dengan kebih giat.

Adanya keberhasilan dan kegagalan dalam belajar adalah sudah menjadi suatu

hal yang wajar. Karena memang untuk mencapai tujuan yang diinginkan

banyak faktor – faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor yang medukung

maupun yang menghambat.

Belajar, dalam pengertian yang paling umum adalah setiap perubahan

perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu

dengan lingkungannya.24

Menurut Clifford T. Morgan dalam “ Introduction to Psychology”,

belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap

yang merupakan hasil pengalaman atau tingkah laku.

“ Learning may be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of experience or practice." 25

Menurut Hilgrad dan Bower dalam ”Theories of Learning”

mengemukakan: ” Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman

yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu

tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,

22Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1983, hal. 768 23 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia, Jakarta, 1996, hal. 161 24 Syaifuddi Azwar , Pengantar Psikologi Intelegensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996,

hal. 164 25 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, The Mc. Graw – Hill, New York,

1971, hal. 63

Page 12: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

23

kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang (misalnya : kelelahan,

pengaruh obat dan sebagainya).”

“ Learning is the process by which an activity originates or is changes through reacting to an encountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basic of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism (e.q. fatigue, drugs, etc.)”26 Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa.

Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas – aktivitas

yang sesuai dengan tujuan yang dikehandaki.

Prestasi belajar merupakan suatu ketrampilan dan penguasaan mata

pelajaran dimana penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka

sebagai perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi

atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator

berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat

keberhasilan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur

keberhasilan siswa, hendaknya menyangkut 3 aspek, yaitu :

a. Aspek Kognitif, meliputi :

• Pengetahuan hafalan

• Pemahaman atau komprehensif

• Aplikasi

• Analisa

• Sintesa

• Evaluasi

b. Aspek Afektif, meliputi :

• Sikap

• Nilai-nilai

• Interest / minat

26 C.R. Hilgrad dan G.H. Bower, Theories of Learning, Third Edition, Meredith Publishing Company, New York, 1996, hal. 2

Page 13: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

24

• Apresiasi

c. Aspek Psikomotorik, meliputi :

• Ketrampilan

• Kemampuan

• Kebiasaan dan ketrampilan fisik dan mental.27

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, tipe hasil belajar kognitif

lebih dominan jika dibandingkan dengan hasil belajar bidang afektif dan

psikomotorik. Hal ini tidak berarti bahwa bidang afektif dan bidang

psikomotorik diabaikan.

Dengan demikian, untuk mencapai hasil yang diharapkan sebagai

tindak lanjutnya banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh siswa dalam

belajar. Hal ini dapat terlaksana manakala aspek yang satu dapat saling

berkaitan dengan aspek yang lain.

2. Indikator Prestasi Belajar

Untuk menentukan prestasi atau keberhasilan belajar mahasiswa di

perguruan tinggi digunakan indikator Indeks Prestasi. Pengertian Indeks

Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai yang

menggambarkan mutu prestasi belajar mahasiswa selama satu program satu

semester. IP dapat ditentukan baik untuk satu program semester atau lebih

maupun uantuk satu program lengkap satu jenjang. IP ditentukan dengan

memperhatikan nilai huruf dan jumlah SKS yang ditempuh mahasiswa serta

bobot nilai yang ditetapkan.

Bobot nilai yang harus dipergunakan adalah sebagai berikut :

Nilai Bobot

A ( sangat baik ) 4

B ( baik ) 3

C ( cukup ) 2

D ( kurang ) 1

E ( tidak lulus atau gagal ) 0

27 S. Nasution, Tehnik – tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1980,

hal. 178

Page 14: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

25

Tentang penilaian hasil belajar diatur dalam PP no. 30 Tahun 1990

bab V yaitu sebagai berikut :

a. Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian

secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan

pengamatan oleh dosen.

b. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian semester, ujian akhir program

studi, ujian skripsi, ujian tesis dan ujian disertasi.

c. Dalam bidang – bidang tertentu penilaian hasil belajar untuk program

sarjana dapat dilaksanakan tanpa ujian skripsi.

d. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang

masing – masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0.

e. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat

(3) diatur oleh senat masing – masing perguruan tinggi.28

Penilaian hasil belajar merupakan subsistem dalam proses belajar

mengajar. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan.

Dengan penilaian hasil belajar dapat diketahui informasi berhasil atau

tidaknya studi mahasiswa juga untuk mengetahui apakah mahasiswa telah

memahami atau menguasai bahan yang disajikan oleh suatu mata kuliah atau

belum. Bahkan berhasil atau tidaknya sistem kredit semester dapat dilihat juga

dari hasil – hasil penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa.

Adapun rumus perhitungan IP yang dapat dipergunakan :

IP = Σ (Bn x K)

ΣK

Keterangan :

IP : Indeks Prestasi

Bn : Bobot nilai yang diperoleh untuk setiap mata kuliah

K : Harga SKS masing-masing mata kuliah.29

28 H. Djoko Widagdho, Paradigma Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

SMG dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 253 - 254 29 Ngalim Purwanto, Prinsip – prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 83

Page 15: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

26

Untuk kriteria penentuan batas lulus minimal yang harus dicapai

mahasiswa tetap sama dengan sistem penilaian sebelumnya, yaitu 55 %

sebagai batas lulus terbawah.30

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Perlu diketahui bahwa belajar merupakan proses yang hasilnya akan

tampak dalam prestasi yang dicapai setelah dilaksanakan aktivitasnya. Prestasi

yang dicapai melalui belajar dinamakan prestasi belajar. Karena dicapai

melalui belajar, tentunya ada faktor – faktor yang mempengaruhinya, antara

lain :

a. Faktor yang ada pada diri individual disebut faktor individual, yang

termasuk faktor individual adalah faktor kematangan atau pertumbuhan,

kecerdasan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada diluar diri individual disebut faktor sosial, yang termasuk

faktor sosial adalah keluarga, guru atau dosen, dan cara mengajarnya, alat

– alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.31

Ada lagi yang membagi faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar, antara lain :

a. Faktor dari luar

1. Faktor non sosial, termasuk : keadaan udara, cuaca, waktu, tempat,

alat yang digunakan untuk belajar, dan lain-lain. Waktu yang

digunakan siswa untuk belajar yang selama ini dipercaya berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa tidak perlu dihiraukan. Sebab, bukan

waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori

siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item – item

informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.

Pembagian waktu belajar atau latihan dalam jangka waktu tertentu

yang diselingi dengan istirahat, akan membantu dalam mempercepat

proses belajar dan memantapkannya dalam ingatan.

30 Ibid., hal. 85 31 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1985, hal.

101 - 102

Page 16: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

27

2. Faktor sosial, termasuk : orangtua dan keluarga siswa itu sediri. Sifat –

sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan

demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak

baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai

oleh siswa.

Dari dua faktor tersebut, faktor internallah yang mempunyai

pengaruh yang sangat kuat. Dalam hal ini, Richard Clark yang dikutip

oleh Nana Sudjana dalam bukunya “Dasar – dasar PBM”menyatakan

bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % di pengaruhi oleh

kemampuan siswa, dan 30 % di pengaruhi oleh lingkungan.32

b. Faktor dari dalam.

1. Faktor fisiologis, termasuk kondisi jasmani mahasiswa (segar, lesu,

lelah, bersemangat). Keadaan segar (fit) adalah faktor yang sangat

membantu bagi orang yang sedang belajar.

2. faktor psikologis, termasuk: minat, sikap, perhatian, tanggapan,

perasaan, motif, dan lainnya yang merupakan kegiatan kejiwaan.33

Berikut ini adalah diagram faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar34:

32 Nana Sudjana, Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru, 1995,

hal. 39 33 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1989, hal.249 34 Saifuddin Azwar, op.cit., hal. 165

Internal

Fisik

Psikologi

- Panca Indera - Kondisi Fisik Umum

a.Variabel Non Kognitif : Minat, Motivasi, Variabel Kepribadian b. Kemampuan Kognitif :

- Bakat - Intelegensi

Page 17: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

28

C. KESEHATAN MENTAL DAN EMOSIONAL

Selain faktor – faktor yang telah disebutkan diatas, faktor kesehatan

mental tak kalah penting dalam belajar, karena belajar itu sendiri menyangkut

segi kesehatan mental dan emosional. Dengan mental yang sehat dan

ketenangan/ kestabilan emosi, maka hasil belajar yang baik akan dapat

terwujud pada diri mahasiswa. Karena kemampuan akademik, nilai rapor,

predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi tolok ukur seberapa

baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang akan

dicapai.

Seseorang yang mengalami kesulitan belajar tidak selalu dipengaruhi

oleh faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh

faktor – faktor non intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu menjamin

keberhasilan belajar, ada faktor yang tak kalah penting yaitu kecerdasan

emosional (EQ).

Dari berbagai hasil penelitian telah banyak terbukti bahwa kecerdasan

emosi memiliki peran yang jauh lebih penting dibandingkan dengan

kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan otak barulah merupakan syarat

minimal untuk meraih keberhasilan, kecerdasan emosilah yang sesungguhnya

mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi, bukan IQ.35

35 Ary Ginanjar Agustian, Emotional Spiritual Quotient, Penerbit Arga Wijaya Persada,

Jakarta, 2001, hal.

Eksternal

Fisik

Sosial

- Kondisi Tempat Belajar - Sarana & Perlengkapan

Belajar - Materi Pelajaran - Kondisi Lingk. Belajar

a.Dukungan Sosial b. Pengaruh Budaya

Page 18: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

29

Kesehatan mental berhubungan dengan cita – cita serta semangat dan

juga rasa optimisme. Karena cita – cita bukan semata – mata angan dan

keinginan yang kadang – kadang terlintas dalam pikiran kemudian menjadi

buah tutur tanpa adanya usaha sama sekali, melainkan harapan yang diiringi

dengan perbuatan.

Cita – citalah yang mendorong seseorang untuk mencapai kemajuan

dalam hidupnya, sehingga menjadi seorang yang mempunyai nilai hidup

sebab cita – cita menentukan nilai yang besar bisa mejadi kecil atau

sebaliknya.

Seseorang yang mempunyai cita – cita yang tinggi biasanya

mempunyai rasa optimisme yang besar. Sebab mereka akan berusaha dengan

nyata serta telah atau sedang berusaha untuk dapat berhasil mecapai tujuan

yang diharapkan. Keberhasilan yang diperoleh tersebut dimaksudkan untuk

mempertinggi harga diri dan memperkuat kesadaran atas dirinya sendiri

dalam mencapai keberhasilan tersebut.

Selain mempunyai cita – cita yang tinggi, biasanya mereka

mempunyai ambisi yang mendorong untuk berusaha mencapai tujuan yang

diinginkan dan dihargai orang lain, tetapi hendaknya ambisi tersebut tidaklah

berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan akan berakibat negatif baik

terhadap perkembangan pribadi maupun perkembangan sosial seseorang.

Karena orang yang mempunyai ambisi yang berlebihan cenderung untuk

bersikap egois terhadap sesama manusia dalam mencapai sasarannya. Karena

mereka memusatkan perhatian pada tujuannya sendiri tanpa memperhatikan

tujuan orang lain, mereka tidak terbuka pikirannya terhadap orang lain.

Kesimpulannya belajar yang efektif adalah belajar yang cukup

memperoleh motivasi, yang tercermin di dalam sikap dan minatnya sendiri

yang diperoleh dari pengaruh – pengaruh yang luas dan berdasarkan

pengalaman – pengalaman yang kaya. Kekurangan atau ketiadaan motivasi,

baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses

pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Page 19: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

30

Keberhasilan belajar mahasiswa dipengaruhi oleh cara belajarnya. Ada

cara belajar yang efisien dan adapula cara belajar yang kurang efisien, seorang

mahasiswa yang mempunyai cara belajar yang efisien memungkinkan dia

untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Adapun cara atau tehnik belajar

yang efisien antara lain, adalah :

1. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar

2. Membaca dengan teliti dan memahami bacaan yang dipelajari, dan

berusaha menguasai dengan sebaik – baiknya.

D. PENGARUH MINAT BACA MAHASISWA TERHADAP LITERATUR

BERBAHASA INGGRIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR/

PRESTASI AKADEMIK

Membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja dalam hal ini

berupa proses berpikir yang didalamnya terdiri dari pelbagai aksi pikir yang

berpikir secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna

paparan tertulis secara keseluruhan. Dalam hal ini membaca merupakan syarat

mutlak keberhasilan belajar.

Merosotnya jumlah kebiasaan membaca masyarakat Indonesia

maupun luar negeri menunjukkan bahwa minat baca sangat kurang dan

membaca hanya dilakukan untuk tujuan praktis saja. Penelitian di Brazil

mengatakan bahwa hampir tidak ada orang muda berusia di bawah 20 tahun

yang membaca buku lebih dari satu buku tiap tahun.36 Dari penelitian di atas

terlihat bahwa kurangnya kebiasaan membaca merupakan masalah umum dan

kelihatannya terjadi pada orang yang berusia muda.

Menurut Jane E. Campbell, bahwa membaca untuk kesenangan semata

juga bermanfaat bagi masyarakat terpelajar di masa kini, membaca secara

terus menerus bermanfaat untuk memperluas wawasan kita dan memacu kita

untuk berpikir kreatif dan imajinatif.37

Untuk mengingatkan tentang pentingnya bahasa dalam kehidupan

manusia, maka surah al Qur ‘an yang pertama kali diturunkan merupakan

36 Jane E. Campbell, Kebiasaan Membaca, Kanisius, hal. 2 37 Ibid., hal. 6

Page 20: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

31

perintah membaca, dan isyarat tentang karunia Allah kepada manusia. Sebab,

dalam tabiat manusia, Allah telah memciptakan kemampuan untuk

mempelajari bahasa, membaca, menulis, ilmu pengetahuan, ketrampilan,

petunjuk, keimanan, dan segala sesuatu yang belum diketahuinya.

Sebagai mahasiswa, kita harus banyak meluangkan waktu untuk

membaca, terutama buku yang berbahasa Inggris. Mengingat di era globalisasi

saat ini, bahasa Inggris sangat berperan dalam pendidikan dan perkembangan

teknologi. Dengan membaca buku berbahasa Inggris diharapkan selain mem

peroleh banyak pengetahuan, mahasiswa juga dapat berbahasa Inggris secara

aktif dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan seseorang untuk belajar bahasa sangat membantu dalam

merumuskan konsep – konsep secara cepat, dan mempergunakannya dalam

proses berpikir dan mempelajari informasi – informasi baru. Kemampuan

inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk – makhluk lain,

yakni dalam kemampuannya mempelajari bahasa serta mempergunakannya

dalam mengungkapkan pikiran yang ada dalam dirinya. Firman Allah :

Artinya : “Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. “ (Q.S. Ar Rahman : 3 – 4)38

Membaca erat kaitannya dengan kemampuan berbicara karena bahasa

lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman – pengalaman

yang menguntungkan serta ketrampilan – ketrampilan bagi pengajaran

membaca.

Sukses dalam studi tidak datang begitu saja. Untuk memperoleh

sesuatu ada harga yang harus kita bayar. Salah satu harganya adalah mau

membaca, rajin membaca dan membaca efisien. Karena membaca merupakan

kunci dalam belajar dan dengan membaca dapat menghilangkan rasa

keingintahuan kita terhadap informasi dan pengetahuan yang terkandung

dalam bahan bacaan yang kita baca,karena belajar adalah proses yang

38 R. H. A. Soenarjo, op.cit., hal. 885

Page 21: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

32

berlangsung selama hidup sebab proses peningkatan diri tidak pernah berhenti

selama hidup ini dan cara yang paling tepat dan cepat untuk belajar adalah

membaca.

Faktor – faktor yang ikut menentukan terhadap kesiapan membaca dan

belajar, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kesehatan mental ( Mental readiness for reading).

Kesehatan mental besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan

membaca dan belajar.

b. Kesiapan fisik (Physical readiness for reading).

Kesiapan fisik untuk membaca bergantung kepada pertumbuhan fisik dan

kesehatannya. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca adalah

berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan

pendengaran.

c. Kesiapan emosi ( Emotional readiness for reading).

Gangguan emosi dapat juga mempengaruhi keberhasilan membaca dan

belajar dan keadaan atau kematangan emosi seseorang tidak bisa lepas

dari keadaan lingkungannya.

d. Kesiapan Pengalaman (Experiental readiness for reading).

Kesiapan pengalaman disini berarti pernah tidaknya membaca, sering

tidaknya membaca, luas tidaknya pengetahuan yang dimilikinya.39

Dengan ketrampilan membaca yang dimiliki oleh mahasiswa akan

dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah

kearifan yang banyak hikmat, dan mengembangkan berbagai ketrampilan

lainnya yang amat berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup.

Aktivitas membaca yang terampil akan membukakan jendela pengetahuan

yang luas, gerbang kearifan yang dalam, dan lorong keahlian yang lebar di

masa depan.

Sebagai pelajar dan mahasiswa yang ingin menjadi anggota

masyarakat yang dihormati serta yang bertanggungjawab, maka kita harus

mencurahkan perhatian serta usaha kita pada peningkatan minat baca.Sikap

39 Ibrahim Bafadal, op.cit., hal. 201 - 203

Page 22: BAB II MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJARlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran pada suatu hal atau kegiatan. ... c

33

ingin tahu yang intelektual, yang bijaksana, ditambah dengan usaha yang

konstan untuk menggali bidang – bidang pengetahuan baru, akan menolong

dalam meningkatkan serta memperluas minat baca kita.

Mahasiswa atau pelajar yang mempunyai kebiasaan membaca akan

mempunyai kosa kata yang baik, perbendaharaan kata – kata yang memadai,

dan ketrampilan dalam meringkas serta merangkumkan tidak akan menemui

kesulitan dalam pemahaman. Pemahaman sangat dibantu oleh refleksi atau

pemikiran terhadap apa yang dibaca. Di perguruan tinggi, persiapan untuk

ujian menuntut refleksi ini dan mentranformasikan (kegiatan) membaca

menjadi (kegiatan) belajar.

Seperti yang dipahami dan dipakai orang selama ini, minat dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar seseorang. Oleh karena itu

ada hubungan positif antara minat baca dengan prestasi akademik para

mahasiswa.