24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih (Harlimsyah, 2008). Menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot- otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Menurut Widodo (2008) perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus dan otak untuk melakukan suatu kegiatan yang memerlukan koordinasi yang cermat dan tidak memerlukan banyak tenaga serta dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. 2. Tahap-tahap Perkembangan Anak Prasekolah

Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

motorik halus

Citation preview

Page 1: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

1. Pengertian

Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan

untuk belajar dan berlatih (Harlimsyah, 2008). Menurut Nursalam (2005)

perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk mengamati sesuatu

dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-

otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak

tenaga.

Menurut Widodo (2008) perkembangan motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan

suatu kegiatan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus

dan otak untuk melakukan suatu kegiatan yang memerlukan koordinasi yang

cermat dan tidak memerlukan banyak tenaga serta dipengaruhi oleh kesempatan

untuk belajar dan berlatih.

2. Tahap-tahap Perkembangan Anak Prasekolah

Page 2: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Walaupun terdapat variasi yang sangat besar, akan tetapi setiap anak akan

melalui tahapan dari perkembangannya dan setiap tahapan mempunyai ciri-ciri

tersendiri (Nursalam, 2005). Menurut Celicy (2002) umur anak prasekolah masuk

dalam rentang antara 3-6 tahun. Perkembangan anak pada usia prasekolah yaitu :

a. Perkembangan Psikoseksual (Tahap Falik)

Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund

Freud dalam Wong (2000) psikoseksual merupakan proses perkembangan anak

dengan pertambahan kemampuan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat

menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan untuk

menjadi dewasa. Pada masa kanak-kanak menduga bagian tubuh paling baik

untuk psikologi yang diartikan sebagai tekanan baru dan konflik baru yang

berangsur-angsur berubah dari satu tahap ke tahap berikutnya. Anak prasekolah

menurut Freud masuk dalam tahap falik. Adapun karakteristik tahap falik

adalah :

1) Fokus tubuh : Genital

2) Tugas perkembangan : peningkatan kesadarannya akan organ seks dan

minatnya terhadap seksualitas.

3) Krisis perkembangan : Oedipus dan Elektra kompleks, ketakutan atas

kastrasi, ketakutan akan adanya gangguan pada tubuh, perkembangan

prasyarat untuk identitas laki-laki atau perempuan, identifikasi orang tua dari

jenis kelamin yang sama(pada keluarga dengan hanya satu orang tua,

pemecahan krisis selama krisis ini mungkin lebih sulit).

Page 3: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

4) Keterampilan koping umum : pembentukan reaksi, transisi dari perasaan

negatif terhadap orang tua dan jenis kelamin yang berbeda menjadi perasaan

positif, masturbasi selama masa stres dan isolasi.

5) Temperamen : sedikit banyaknya kecemburuan dan perilaku bervariasi sesuai

pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan keluarga.

6) Bermain : permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran orang tua

dan peran jenis kelamin yang sama.

b. Perkembangan psikososial (Inisiatif vs Rasa Bersalah)

Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan olek Erikson

dalam Wong (2000) yang menyatakan bahwa anak dalam perkembangannya

selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Setiap tahap psikososial memiliki

dua komponen, aspek yang baik dan yang tidak baik dari konflik inti, dan

kemajuan ke tahap berikutnya tergantung pada resolusi atas konflik tersebut.

Anak prasekolah termasuk tahap inisiatif vs rasa bersalah. Adapun karakteristik

dari tahap inisiatif vs rasa bersalah adalah :

1) Tugas perkembangan : perkembangan hati nurani, peningkatan kesadaran

akan diri dan kemampuan berfungsi dalam dunia.

2) Krisis perkembangan : memperagakan peran seks yang sesuai, memepelajari

benar dan salah.

3) Keterampilan koping umum : Keterampilan pemecahan awal, penolakan

(penyangkalan), pembentukan reaksi, somatisasi (umumnya dalam sistem

gastrointestinal), regresi, pemindahan, proyeksi, dan fantasi.

Page 4: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

4) Bermain : anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan

eksperimentasi, dengan keterampilan baru dan permainan, peningkatan

aktivitas bermain, yaitu anak dapat mengendalikan dan menggunakan

dirinya sendiri.

5) Peran orang tua : supervisi dan pengarahan diterima oleh anak yang berusia

5 tahun , orang tua adalah model peran bagi anak prasekolah dan sikap

orang tua tersebut mempunyai pengaruh yang lebih besar pada perilaku dan

sikap anak.

6) Rencana : untuk memeberi aktivitas permainan yang sesuai dan kesempatan

merawat diri.

c. Perkembangan Kepercayaan (Tahap Intuitif – Projektif)

1) Praktik keagamaan,perhiasan kecil dan simbol mulai memiliki arti praktis

bagi anak prasekolah.

2) Tuhan dilihat dalam istilah manusia

3) Tuhan dipahami sebagai bagian dari alam, seperti halnya pohon, bunga, dan

sungai.

4) Kejahatan dapat dibanyangkan dengan istilah menyeramkan seperti monster

atau setan.

d. Perkembangan kognitif (Tahap Praoperasional)

Perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Piaget dalam Wong

(2000) anak berkembangan dari perilaku sensorimotor sebagai alat

pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentukan pikiran

Page 5: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

simbolik. Anak prasekolah termasuk tahap praoperasional. Adapun karakteristik

tahap praoperasional adalah :

1) Mengembangkan kemampuan untuk memebentuk representasi mental

terhadap objek dan orang

2) Mengembangkan konsep waktu

3) Memiliki perspektif egosentris, memeberi arti sendiri untuk realitas

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal anak yang satu dengan anak yang lain pada akhirnya tidak selalu

sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Ada beberapa faktor yang dapat diuraikan yang secara khusus dan

langsung berpengaruh terhadap perkembangan menurut Alimul Hidayat (2006) adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a) Faktor Keturunan atau Genetik

Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti bentuk

konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor hereditas akan

berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tulang, alat

seksual serta saraf. Sehingga merupakan hasil akhir proses tumbang.

Walaupun konstitusi seseorang ditentukan oleh bakat, namun faktor

lingkungan memberi pengaruh dan sudah mulai sejak konsepsi, dalam

perkembangan embrional intra uterin dan seterusnya. Gangguan

pertumbuhan selain dipengaruhi oleh genetik juga dipengaruhi oleh

lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang

optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak

sebelum mencapai usia balita.

Page 6: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebakan oleh kelainan

kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan lain lain.

b) Faktor Hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin

berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang

berpengaruh adalah hormon pertumbuhan (growth hormone) yang

merangsang epifise dari pusat tulang paling panjang, tanpa GH anak akan

tumbuh dengan lambat dan kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan

hipopituitarisme terjadi gejala-gejala anak tumbuh pendek, anak genetalia

kecil, umur tulang melambat, dan hipoglikemia berat, hiperpituitari, kelainan

yang timbul yaitu akromegali yang disebabkan oleh hipersekresi GH,

pertumbuhan linear, gigantisme, serta hormon kelenjar tiroid yang

menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta

maturitas tulang, gigi, dan otak.

2. Faktor Eksternal

a) Gizi

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu

sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR ( berat badan lahir

rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping

itu dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada

bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan

Page 7: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

sebagainaya. Kecukupan nutisi yang esensial baik kualitas maupun kuantitas

sangat penting untuk pertumbuhan normal. Pada malnutrisi protein kalori

yang berat terjadi kelambatan pertumbuhan tulang dan maturasi serta

pubertas. Banyak zat atau unsur penting untuk pertumbuhan, yaitu yodium,

kalsium, fosfor, magnesium, besi, fluor, vitamin A, B12, C dan D dapat

mempengarui pertumbuhan anak.

b) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang paling mementukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan

tercapainyainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan

menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-

sosial” yang mempengarui individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai

akhir hayatnya.

c) Budaya Lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini masyarakat, dapat mempengarui

tumbuh kembang anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup

sehat. Sebagai contoh, anak dalam usia tumbuh kembang membutuhkan

makanan yang bergizi, namun karena adanya adat dan budaya tertentu

dilarang makan makanan tertentu, padahal makanan tersebut dibutuhkan

untuk perbaikan gizi. Hal ini tentu akan mengganggu masa tumbuh

kembang. Contoh yang lain adalah perbedaan budaya kota dan kehidupan

Page 8: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

desa dalam waktu tidur. Di kota karena banyak hiburan dan saluran TV

sampai malam, anak mungkin terbiasa tidur larut malam. Kebiasaan ini

kemungkinan besar akan memepengaruhi tumbuh kembang.

d) Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan stautus sosial ekonomi

tinggi cenderung lebih dapat terpenuhi kebutuhan gizinya dibandingkan

dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan sosial ekonomi

yang rendah. Status pendidikan keluarga juga menjadi salah satu faktor

tumbuh kembang anak. Keluarga dengan tingkat pendidikan rendah biasanya

sulit menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan

pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan lain yang

menunjang tumbuh kembang anak.

e) Iklim / Cuaca

Iklim atau cuaca juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, pada

musim tertentu makanan bergizi dapat dengan mudah diperoleh, atau

sebaliknya justru menjadi sulit diperoleh. Misalnya pada musim kemarau,

sumber makanan atau hasil panen sebagai faktor pemenuhan gizi anak

menjadi terbatas karena berkurangnya kadar air dalam tanah.

f) Olahraga / Latihan Fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena

meningkatkan sirkulasi darah karena pasokan oksigen ke seluruh tubuh

menjadi teratur. Hal ini selanjutnya dapat meingkatkan stimulasi

Page 9: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Dari sisi aspek sosial, anak dapat

berinteraksi dengan teman-teman sesuai dengan jenis olahraga yang ditekuni.

g) Posisi Anak dalam Keluarga

Posisi anak dalam keluarga dapat mempengarui tumbuh kembangnya.

Pada anak pertama atau tunggal, secara umum kemampuan intelektualnya

lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan

orang dewasa. Namun, keterampilan motoriknya kadang-kadang terlambat

karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara kandungnya.

Sedangkan pada anak keduanya atau anak yang berada ditengah,

kepercayaan diri orang tuanya sudah merasa biasa merawat anak akan

membuat anak lebih cepat dan mudah beradaptasi, namun perkembangan

intelektualnya mereka mungkin tidak sebaik anak pertama. Meskipun

demikian, kecenderungan tersebut juga tergantung pada keluarga.

h) Status Kesehatan

Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh

kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan

kurang baik akan terjadi perlambatan. Sebagi contoh pada saat anak

seharusnya mencapai puncak dalam tumbuh kembang namun mengalami

penyakit kronis, maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam

tumbuh kembang tersebut akan mengalami hambatan. Beberapa kondisi yang

dapat mempengruhi tumbuh kembang anak adalah adanya kelainan

perkembangan fisik atau disebut cacat fisik (sumbing, juling, kaki bengkok,

dan lain-lain), adanya kelainan dalam perkembngan saraf seperti gangguan

Page 10: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

motorik, gangguan wicara, gangguan personal sosial, adanya kelainan

perkembangan mental seperti retardasi mental adanya kelainan

perkembangan perilaku seperti hiperaktif, gangguan belajar, depresi, dan

lain-lain.

4. Kemampuan Motorik Halus Anak Prasekolah

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan

yang berbeda, maka pencapaian kemampuan perkembangan anak juga berbeda,

tetapi setiap anak pasti akan melalui semua tahapan sesuai dengan usia. Menurut

Celicy (2002) kemampuan motorik halus anak usia prasekolah yaitu :

a. Usia 3 tahun

Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk

memasang manik-manik besar, melukis tanda silang, berpakaian dan membuka

pakaian sendiri, dan melambaikan tangan, menyusun 10 balok tanpa jatuh,

meniru garis vertikal, menyusun menara dari 8 kubus, menggoyangkan ibu jari.

b. Usia 4 tahun

Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk

menggunakan gunting, menggunting sederhana, menggambar bujur sangkar.

c. Usia 5 tahun

Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk

memukul paku dengan palu, mengikat tali sepatu, menulis beberapa huruf

alphabet, dan menulis nama.

d. Usia 6 tahun

Page 11: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Perkembangan motorik halus pada usia ini ditandai dengan kemampuan untuk

menggunakan garpu, menggunakan sendok, menggunakan pisau, pergi tidur

tanpa bantuan, membuat sesuatu dari lilin/tanah liat.

5. Pemantauan Perkembangan Motorik Halus Anak

Pemantauan perkembangan motorik halus anak adalah penting untuk

mempengaruhi penyimpangan secara dini sehingga upaya pencegahan, upaya

stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dalam pelayanan kesehatan

anak. Upaya tersebut dilakukan sesuai umur perkembangan anak sehingga dapat

tercapai kondisi optimal. Pada umumnya terdapat pola-pola tertentu dalam

perkembangan anak, namun pada hakikatnya perkembangan pada masing-masing

anak adalah unik dan bersifat individu, akibatnya tidak mungkin untuk mengukur

perkembangan anak secara keseluruhan yang dapat diukur hanyalah gejala / tanda-

tanda tertentu dari perkembangan tersebut atau secara umum (Sacharin, 1996).

Kegiatan pemantauan perkembangan motorik halus anak dapat dilakukan di

pusat pelayanan kesehatan, posyandu dan lingkungan keluarga. Pemantauan yang

dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan misalnya menggunakan skrining

perkembangan menurut Denver II ( Denver Developmental Screening Test /

DDST). Pemantauan yang dilakukan di Posyandu dan lingkungan keluarga

misalnya dengan menggunakan kartu perkembangan anak, dan menggunakan bina

keluarga balita.

Page 12: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

B. Komunikasi dalam Keluarga

1. Komunikasi

a. Pengertian

Konsep komunikasi, para ahli mempunyai definisi yang berbeda-beda,

mereka menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi yang tampaknya

mendapat penekanan terbesar dalam topikal. Barelson dalam Mulyana (2004)

mendefinisikan komunikasi adalah penyampaian informasi dari seseorang

kepada orang lain.

Menurut Johnson dalam Arwani (2002) komunikasi memfokuskan pada

unsur penyampaian, mereka menyampaikan bahwa komunikasi merupakan

kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu

dipahami bersama oleh pihak-pihak yang ikut terlibat dalam suatu kegiatan

komunikasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan simbol-

simbol atau lambang-lambang dari seorang pengirim (komunikator) kepada

penerima (komunikan).

2. Proses Komunikasi

Dalam komunikasi ada lima komponen yaitu sumber, komunikator,

pernyataan/media/pesan, komunikan, dan tujuan. Komponen-komponen tersebut

Page 13: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

dalam hubungannya dengan penyampaian informasi dalam keluarga menurut

Wakipedia Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Komunikator, orang yang menyampaikan informasi atau pesan kepada orang

lain.

b) Komunikan, sebagai individu atau kelompok yang menerima informasi atau

pesan dalam proses komunikasi.

c) Pesan adalah gagasan, fakta, pendapat, dan sebagainya yang sudah

dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan kepada komunikan

melalui lambang.

3. Komponen dalam Komunikasi

Berdasarkan pengertian komunikasi di atas, ditemukan sejumlah komponen

komunikasi yang menjadi unsur-unsur utama terjadinya proses komunikasi,

menurut Mulyana (2004) unsur-unsur komunikasi,yaitu :

a) Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi, prakarsa

timbul karena jabatan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

b) Pesan yang disampaikan berupa ide, pendapat, pikiran, daan saran.

c) Saluran komunikasi adalah segala sarana yang dipergunakan oleh

komunikator untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pada pihak

lain. Dengan demikian saluran komunikasi itu berbentuk panca indera

manusia maupun alat teknologi yang dibuat oleh manusia.

d) Komunikan adalah orang yang menjadi objek dari komunikasi, pihak yang

menerima berita atau pesan dari komunikator.

Page 14: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

e) Umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan kepada

komunikator.

Menurut Potter dan Perry (2005), terdapat beberapa hambatan dalam

komunikasi, yaitu adanya keterbatasan waktu, jarak psikolagi, adanya evaluasi

terlalu dini, lingkungan yang tidak mendukung, keadaan komunikator, dan

keadaan penerima.

Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi adalah masalah

kualitas komunikasi. Hal ini penting karena dengan kualitas komunikasi yang

baik maka pesan yang ingin disampaikan dapat tepat guna dan tepat sasaran.

Hubungan antara orang tua dengan anak ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain : jenis kelamin, kelas sosial, lama pernikahan, kesepakatan

kedua orang tua dan persamaan budaya dalam perkawinan (Sulaiman dalam

Ihromi, 1999).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kemampuan komunikasi dalam keluarga adalah sangat penting karena dengan

komunikasi yang tepat akan menjadi interaksi dua arah yang positif sehingga

mendorong kemajuan dalam perkembangan anak.

4. Tehnik Komunikasi dalam Keluarga

Komunikasi dalam keluarga dibagi mrnjadi dua tehnik yaitu vebal dan non

verbal. Wong (2000) komunikasi verbal adalah kegiatan komunikasi antara

individu atau kelompok yang menggunakan bahasa sebagai alat perhubungan,

non verbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak-gerik, gambar,

Page 15: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

lambang, dan sebagainya. Menurut Friedman (1998) komunikasi dalam keluarga

dibagi menjadi dua tehnik, yaitu :

1) Komunikasi Fungsional

Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah keluarga

yang berhasil dan sehat, transmisi langsung dan penyambutan terhadap pesan,

komunikasi yang positif adalah mencocokkan arti, mencapai konsistensi dan

mencapai kesesuaian antara pesaan yang diterima dan diharapkan.

Komunikasi fungsional dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Pengirim Fungsional

Sarif dalam Friedman (1998) menyatakan bahwa pengirim yang

berkomunikasi dalam suatu acara fungsional dapat :

1. Secara tegas menyatakan masalah / kasusnya

2. Meminta umpan balik

3. Bersikap menerima umpan balik ketika mendapatkannya.

b) Penerima Fungsional

Orang yang menerima pesan harus mampu membuat kajian yang akurat

terhadap maksud dari pesan. Setiap tehnik komunikasi yang dibahas di

bawah ini penerima memahami dan memberikan respon kepada pesan

pengirim secara lebih penuh. Penerima komunikasi dalam suatu cara

fungsional dapat :

1. Mendengar

2. Umpan balik

Page 16: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

3. Validasi

2) Komunikasi Disfungsional

Komunikasi disfungsional dapat didefinisikan sebagai pengirim

(transmisi) dan penerima isi dan instruksi / perintah dari pesan yang tidak

jelas / tidak langsung dan atau ketidaksepadaan antara tingkat isi dan perintah

dari pesan. Komunikasi disfungsional dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Pengirim Disfungsional

Komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional sering kali tidak

efektif, komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional bersifat

defensif secara pasif maupun aktif seringkali menghapuskan kemungkinan

untuk mencari umpan balik yang jelas. Komunikasi yang tidak jelas dari

pengirim terdiri dari lima komponen, yaitu asumsi-asumsi, ungkapan

perasaan yang tidak jelas, ekspresi yang menghakimi, ketidakmampuan

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, komunikasi yang tidak cocok.

b) Penerima Disfungsional

Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan komunikasi

karena pesan tidak diterima sebagaimana diharapkan. Mengingat

kegagalan penerima mendengar, menggunakan diskualifikasi, memberi

respon secara efensif, gagal menggali pesan pengirim, gagal memvalidasi

pesan.

5. Tehnik komunikasi dengan anak

Tehnik komunikasi dengan anak dapat diidentifikasi berdasarkan cara pesan

yang disampaikan, apakah disampaikan secara langsung atau melalui media

Page 17: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

tertentu. Sejumlah tehnik mendorong keluarga untuk menyatakan pemikiran

mereka dan merasakan petunjuk dan cara confrontasi. Ada beberapa tehnik yang

secara khusus dan langsung mempengaruhi komunikasi dengan anak menurut

Wong (2000) adalah sebagai berikut :

a) Verbal

Komunikasi verbal adalah kegiatan komunikasi antara individu atau

kelompok yang menggunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Adapun

tehnik komunikasi dengan anak secara verbal adalah :

1. Bercerita

Penggunaan bahasa pada anak untuk kemungkinan masuk ke dalam atau

pemikiran mereka sementara melewati batas larangan atau ketakutan. Cara

yang paling sederhana adalah menanyakan kepada anak untuk

membeberkan sebuah cerita tentang suatu kejadian seperti “Kejadian

dirumah sakit”.

2. Mimpi

Mimpi sering melahirkan maksud yang tidak terbatas dan penekanan

kembali tentang tentang pemikiran dan perasaan. Meminta anak untuk

mengatakan tentang mimpi dan mimpi buruk mengkaji bersama anak

tentang maksud mimpi yang dialami anak didorong untuk menyelidiki

situasi potensial dan mempertimbangkan hal berbeda dalam memecahkan

masalah pilihan.

3. Permainan Standar

Page 18: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Menggunakan beberapa bentuk ukuran standar (angka-angka, sedih ke

wajah bahagia) untuk menstandarkan suatu kejadian atau perasaan.

Contoh : Bertanya pada anak dari kegiatan yang tidak cocok mereka

lakukan bagaimana mereka merasakan, bertanya bagaimana hari-hari yang

telah mereka lalui, pada skala 1 sampai 10, dengan 10 adalah nilai

terbesar.

4. Permaianan Menggabungkan Kata

Kemudahan penetapan kata kunci dan meminta anak untuk mengatakan

kata pertama yang mereka pikirkan dari awal mereka mendengarkan kata

tersebut. Dimulai dengan kata yang netral dan kemudian memperkenalkan

pada hasil kata-kata yang lebih menarik.

5. Memudahkan Tanggapan

mengemas secara hati-hati pendengaran dan tanggapan kepada anak

perasaan dan maksud dari pernyataan mereka. Tanggapan adalah empati

dan bukan keputusan dan mengkui perasaan-perasaan perorangan.

6. Tehnik Orang Ketiga

Melibatkan ungkapan rasa dalam bentuk orang ketiga (ia, dia , mereka)

adalah tanpa resiko daripada pertanyaan anak secara langsung bagaimana

mereka merasa, sebab hal itu memberi mereka suatu kesempatan untuk

setuju atau tidak setuju tanpa harus mempertimbangkan.

b) Nonverbal

Page 19: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak-

gerik, gambar, lambang, dan sebagainya. Adapun tehnik komunikasi dengan

anak secara nonverbal adalah :

1. Menulis

Menulis adalah pendekatan tehnik komunikasi alternatif untuk anak yang

lebih tua dan dewasa. Misalnya menulis perasaan-perasaan yang sulit

untuk diekspresikan, menulis surat yang tidak pernah dikirimkan.

2. Menggambar

Gambar adalah salah satu dari bentuk yang paling berharga dari

komunikasi, diantara nonverbal (dari melihat sebuah gambar) dan verbal

(dari cerita anak pada gambar). Dari sebuah gambar anak

menginformasikan tentang kesesuaian hebat tentang mereka sebab mereka

memproyeksikannya dari dalam hati mereka. Secara spontan gambar

memberikan keberanian kepada anak suatu variasi seni tambahan

memberikan kesempatan mereka untuk menggambar dan secara langsung

memberikan lebih banyak arahan khusus, seperti menggambar seseorang

atau benda.

3. Magic

Magic menggunakan trik sederhana untuk membantu menetapkan

hubungan dengan anak. Keberanian pelaksanaan dengan pengaruh

kesehatan dan melengkapi kebingungan yang efektif selama sakit

berlangsung. Walaupun bagaimana perkataan magician bukan tanggapan

verbal dari anak adalah diinginkan.

Page 20: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

4. Permainan

Permainan adalah bahasa umum dan pekerjaan bagi anak-anak.

Menyatakan kesesuaian tentang anak sebab hal tersebut proyek (gagasan

pekerjaan) yang berasal dari dalam diri mereka sendiri lewat kegiatannya.

Bermain spontan mendorong anak untuk memberikan variasi permainan

dan bermain langsung mengemas arahan langsung yang lebih spesifik,

seperti perlengkapan alat-alat permainan.

6. Komunikasi yang Efektif dalam Keluarga

Menurut Stephen Covey (2008) agar di dalam keluarga komunikasi bisa

efektif dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :

a) Respek

Komunikasi harus diawali dengan saling menghargai. Adanya penghargaan

akan menimbulkan kesan yang sama (feedback) dari si penerima pesan.

b) Empati

Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan

situasi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah

kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan

dimengerti orang lain.

c) Audibel

Audibel berarti “ dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.

Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa

diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang

Page 21: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

baik, kata-kata yang sopan, atau cara merujuk, termasuk ke dalam

komunikasi yang audible ini.

d) Jelas

Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan

banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika

berkomunikasi dengan anak, orang tua harus berusaha agar pesan yang

disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satunya adalah berbicara sesuai

dengan bahasa yang mereka pahami ( melihat tingkatan usia )

e) Rendah Hati

Sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai, tidak memandang

rendah, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri.

7. Komunikasi yang Berhasil

Ketercapaian komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi, keberhasilan

itu tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut : komunikator, pesan yang

disampaikan, komunikan, konteks, system penyampaian ( Bahri, 2004). Supaya

komunikasi berhasil mencapai tujuan, pesan yang dikirim oleh sumber haruslah

dirumuskan sesuai kemampuan sasaran mentafsirkannya. Artinya agar sasaran

bisa mentafsirkan pesan tersebut seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan,

sehingga pesan tidak berubah maknanya. Jadi didalam komunikasi dikatakan

bahwa komunikasi akan berhasil, yaitu pesan yang dikirim oleh sumber pesan

Page 22: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

dan sasaran. Kesamaan bisa dalam arti kesamaan pengalaman, kesamaan

pengertian, dan sebagainya.

C. Hubungan Antara Komunikasi dalam Keluarga dengan Perkembangan Motorik

Halus

Proses komunikasi dalam keluarga adalah proses penyampaian informasi

melalui simbol-simbol atau lambang-lambang dari orang tua kepada anak. Jadi bila

di dalam keluarga terdapat komunikasi secara timbal balik antara anak dan orang tua

akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tua

sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dalam perkembangan

motorik halus dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan

kepercayaan antara orang tua dan anak. Lingkungan keluarga merupakan suatu

situasi yang paling utama dan pertama sebagai pelaku aktif dalam perkembangan

motorik halus anak. Keruwetan dalam keluarga misalnya tidak hanya hasil dari

kemiskinan tetapi juga timbul apabila para orang tua professional dengan kehidupan

yang serba sibuk tidak memiliki waktu luang untuk banyak bergaul/berkomunikasi

dengan anak, sehingga kekecewaan-kekecewaan yang menumpuk dari interaksi

orang tua dengan anak yang seperti itu bisa menghalangi maksud baik orang tua

untuk menolong anak-anak untuk mencapai perkembangan motorik halus yang

optimal (Nursalam, 2005).

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa perkembangan motorik halus anak

dipengaruhi oleh adanya komunikasi antar anggota keluarga baik ayah, ibu, maupun

anak-anaknya.

Page 23: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

C. Kerangka Teori

Faktor Intern : 1. Genetik 2. Hormon

Faktor Ekstern :

1. Nutrisi 2. Sosial - Ekonomi 3. Budaya 4. Lingkungan 5. Iklim / Cuaca 6. Kondisi fisik 7. posisi anak dlm keluarga 8. Kesehatan

Perkembangan Motorik Halus

Anak Komunikasi

dalam Keluarga

Page 24: Bab II Motorik Halusanak Pra Sekolah

Gambar 1.2 Kerangka Teori

Sumber : (Friedman, 1998 dan Hidayat A., 2006)

D. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependen

Komunikasi dalam Keluarga

PerkembanganMotorik Halus Anak Usia Prasekolah

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. Variabel

1. Variabel Independent (Bebas)

Komunikasi dalam Keluarga

2. Variabel Dependent (Terikat)

Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

F. Hipotesis

Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini adalah : “ Ada hubungan komunikasi dalam

keluarga dengan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di Wonorejo

Kecamatan Guntur Kabupaten Demak “.