25
Pengantar Sistem Telekomunikasi BAB II PERANGKAT TELEKOMUNIKASI 2.1 Pendahuluan Perangkat yang menjadi end user dalam suatu sistem telekomunikas disebut pesawat atau terminal. Pesawat-pesawat ini berfungsi sebagai int antara sumber informasi (pengguna) dengan sistem. Sinyal yang be sumber terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk sinyal yang sesuai dengan karakteristik saluran transmisi, dengan kata lain bahwa pesawat biasanya sebagai transducer (alat yang mampu mengubah suatu bentuk energi bentuk energi lainnya). Berdasarkan jenis sumber sinyal yang aka pesawat-pesawat telekomunikasi ini dikelompokkan sebagai berikut !. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal suara, contoh pesawatnya adala - Pesawat radio penerima - Pesawat telepon ". Sumber informasi berupa sinyal-sinyal tulisan, contoh pesawatnya ada - Pesawat telegrafi - Pesawat teleprinter #. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal gambar, contoh pesawatnya adal - Pesawat fa$imili - Pesawat tele%isi &. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal data, contoh pesawatnya adalah - 'odem . Sumber informasi berupa sinyal-sinyal multimedia, contoh pesawatnya adalah - omputer 2.2 Pesawat Suara 2.2.1 Radi Peneri!a Pada prinsipnya, radio penerima dapat menerima sinyal-sinyal selain siny sepert data, tulisan, dan gambar. *etapi dalam pembahasan berikutnya radio pe yang akan dijelaskan adalah radio penerima untuk sinyal suara saja. perangkat yang digunakan, selalu ada batasan standar yang dijadikan mengukur kualitas dari suatu alat. Suatu alat dikatakan baik kualitas kerjany tersebut bekerja sesuai dengan fungsi yang diharapkan darinya. da tiga karakteristik penting yang menentukan kualitas suatu radio penerima R Rohmat Saedudin, ST., MT. Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi "

Bab II Pesawat Telekomunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Telco

Citation preview

Pesawat Telekomunikasi

PAGE 24Pengantar Sistem Telekomunikasi

BAB II

PERANGKAT TELEKOMUNIKASI2.1 Pendahuluan

Perangkat yang menjadi end user dalam suatu sistem telekomunikasi biasanya disebut pesawat atau terminal. Pesawat-pesawat ini berfungsi sebagai interface antara sumber informasi (pengguna) dengan sistem. Sinyal yang berasal dari sumber terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk sinyal yang sesuai dengan karakteristik saluran transmisi, dengan kata lain bahwa pesawat biasanya bekerja sebagai transducer (alat yang mampu mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya). Berdasarkan jenis sumber sinyal yang akan dikirimkan, pesawat-pesawat telekomunikasi ini dikelompokkan sebagai berikut:1. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal suara, contoh pesawatnya adalah:

Pesawat radio penerima

Pesawat telepon

2. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal tulisan, contoh pesawatnya adalah: Pesawat telegrafi

Pesawat teleprinter

3. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal gambar, contoh pesawatnya adalah: Pesawat faximili

Pesawat televisi

4. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal data, contoh pesawatnya adalah:

- Modem

5. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal multimedia, contoh pesawatnya

adalah:

Komputer2.2 Pesawat Suara

2.2.1 Radio Penerima

Pada prinsipnya, radio penerima dapat menerima sinyal-sinyal selain sinyal suara, sepert data, tulisan, dan gambar. Tetapi dalam pembahasan berikutnya radio penerima yang akan dijelaskan adalah radio penerima untuk sinyal suara saja. Dalam setiap perangkat yang digunakan, selalu ada batasan standar yang dijadikan patokan untuk mengukur kualitas dari suatu alat. Suatu alat dikatakan baik kualitas kerjanya jika alat tersebut bekerja sesuai dengan fungsi yang diharapkan darinya.Ada tiga karakteristik penting yang menentukan kualitas suatu radio penerima, yaitu:1. SensitivitasSensitivitas adalah kemampuan dari suatu radio penerima untuk menangkap sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh pengirim, baik yang kuat maupun yang lemah sampai diperoleh daya tertentu di output radio tersebut. Semakin kecil daya yang ditangkap, maka radio penerima tersebut makin sensitif. Sensitivitas ini dapat diperbaiki dengan menggunakan amplifier yang baik.2. Selektivitas Selektivitas adalah kemampuan radio penerima untuk membedakan antara sinyal yang diinginkan dengan sinyal-sinyal lain disekitarnya yang berdekatan. Dengan kata lain artinya adalah hanya menerima sinyal dengan frekuensi band yang tertentu saja, sebab di udara merambat banyak sinyal dengan frekuensi masing-masing, oleh karena itu radio penerima harus dapat mengambil satu saja yang diinginkan. Selektivitas ini dapat diperbaiki dengan Band Pass Filter.3. FidelitasFidelitas adalah kemampuan radio penerima untuk menjaga keaslian informasi yang dikirimkan oleh pengirim sinyal. Keaslian informasi disini bukan sekedar dapat menerima dengan jelas dan dapat dimengerti melainkan dapat menerima sinyal-sinyal dengan frekuensi informasi yang bermacam-macam yang dikirimkan oleh pengirim. Jadi juga merupakan kemampuannya untuk menghilangkan distorsi yang timbul pada saat perambatannya.

Ada dua kelompok besar pesawat penerima radio siaran, yaitu :

Straight-Amplification Receiver

Superheterodyne Receiver

1. Straight-Amplification Receiver

Blok diagram dari radio golongan ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Antena: berfungsi untuk menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena pemancar.

Tuning circuit : Rangakaian filter yang frekuensi resonansinya sama dengan frekuensi yang diterima, sehingga memungkinkan untuk menseleksi dan memisahkan gelombang yang diperlukan dari gelombang-gelombang lainnya yang tidak diperlukan. Radio Frequency Amplifier : Memperkuat gelombang yang diterima karena gelombang yang diterima ini besarnya hanya beberapa mV saja juga meredam gelombang-gelombang lainnya yang datangnya dari pemancar lain yang masih tercampur dalam gelombang tadi. Detector : melakukan proses demodulasi, yaitu memisahkan sinyal informasi yang dikirim dari gelombang pembawanya. Sinyal yang sudah didemodulasi sudah mempunyai frekuensi sebesar audio.

Audio Frequency Amplifier : memperkuat sinyal keluran dari detector yang berfrekuensi audio yang kemudian disalurkan ke Loudspekaer.

Loudspeaker : mengubah sinyal elektrik untuk menjadi gelombang suara/ akustik.Kelemahan pada sistem straight-amplification ini adalah banyak timbulnya gangguan-gangguan yang tidak diinginkan, tidak stabil, sehingga outputnya sering terdistorsi. 2. Superheterodyne Receiver

Sistem radio penerima kelompok ini merupakan perbaikan dari radio penerima Straight-Amplification Receiver. Blok diagram rangkaian radio penerima super ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gelombang RF yang diterima oleh antena penerima, setelah diseleksi kemudian diperkuat oleh Radio-Frequency Amplifier. Berbeda dengan pada sistem straight, sebelum masuk detector, sinyal keluaran RFA dicampur dengan suatu sinyal dari osiloscop denganfrekuensi tertentu di dalam suatu mixer, sehingga diperoleh superposisi dari fr dengan fo (oleh karena itu disebut superheterodyne). Hasilnya ialah gelombang dengan frekuensi baru yaitu fr + fo dan fr fo disamping fr itu sendiri. Gelombang dengan frekuensi fr fo ini yang disebut intermediate frequency. Pada IF ini kita akan mendapat sustu gelombang yang lebih stabil, yang merupakan modulated wave dengan frekuensi pembawa yang lebih kecil dari fr. setelah itu maka prosesnya sama dengan sistem straight-amplification receiver. Yang telah disebutkan sebelumnya adalah untuk radio penerima siaran yang mempunyai Amplitudo Modulation (AM) sedangkan jika modulasinya adalah Frequency Modulation (FM) maka pada dasarnya hampir sama saja hanya terdapat sedikit perbedaan.

Dibandingkan dengan radio penerima siaran untuk AM, maka radio penerima siaran untuk FM mempunyai tambahan komponenya yaitu limiter dan pemakaian discriminator amplituda. Limiter ini gunanya untuk membatasi perubahan tegangan yang timbul yang diakibatkan oleh bermacam-macam hal misalnya interference dan internal receiver noise. Jalannya signal adalh sama dengan radio penerima siaran untuk Amplitudo Modulation. Pada FM ini operasinya lebih tenang karena amplitudonya tetap sehingga dapat diperoleh suara yang lebih baik. FM ini sekarang banyak dipakai untuk siaran-siaran stereo.

Radio penerima siaran untuk FM dan AM sebenarnya bisa digabungkan dalam suatu radio penerima saja karena ada bagian-bagian yang sama, misalnya sebuah demodulator kedua sistem mempunyai rangkaian yang sam, sehingga dengan memberi suatu switch maka radio penerima ini dapat digunakan untuk penerima baik FM maupun AM.

Selain dari perbedaan-perbedaan tersebut di atas maka perbedaan yang lain dengan radio penerima siaran AM adalah jumlah IF Amplifier pada FM biasanya lebih banyak karena ada signalnya di sini lebih besar dibandingkan dengan AM. 2.2.2 Telepon Telepon adalah suatu bentuk terminal untuk menerima dan mengirimkan sinyal suara , di mana gelombang suara/akustik tersebut dirubah dulu menjadi gelombang elektris, ditransmisikan via saluran, dan di penerima diubah lagi menjadi gelombang akustik. Besaran-besaran yang menentukan gelombang akustik ini adalah amplitudo dan frekuensinya. Frekuensi menentukan tinggi rendahnya suara atau disebut juga nada, di mana makin tinggi frekuensinya makin tinggi pula nadanya. Interval frekuensi suara manusia adalah dari 300 Hz sampai dengan 3400 Hz. Sedangkan amplitudo menentukan kekerasan suara atau loudness. Kekerasan suara adalah besarnya kebisingan suara yang diakibatkan oleh amplitudo dari suara itu sendiri yang ditangkap oleh telinga manusia. Sebagaimana diketahui telinga dalah penerima alam yang dianggap sebagai dasar dari penerima suara. Oleh karena itu, pada dasarnya kekerasan suara adalah suatu pengertian mental. Jadi kekerasan suara itu adalah besaran yang subjektif dan tidak dapat diukur dengan alat apapun secara pasti.

Satuan unit untuk menentukan kekerasan suara ini adalah Sone. Di mana 1 sone didefinisikan sebagai kekerasan suara dari tone dengan frekuensi 1000 Hz pada level intensitas suara 40 dB. Kekrasan suara terbesar 0,0001 sone atau 1 milisone adalah batas ambang pendengaran manusia. Satuan sone ini linier jadi 2 sone misalnya adalah sama dengan 2 kali 1 sone.

Satuan lain yang digunakan selain sone adalah phon. Di mana 1 phon adalah level kekerasan suara untuk suatu tone dengan frekuensi 1000 Hz pada level intensitas suara 1 dB. Berlainan dengan sone maka satuan phon ini bersifat logaritmis.

Level kekerasan suara (Loudness Level) dalam satuan phon adalah:

di mana I = instensitas suara dalam watts/m2Grafik antara frekuensi dengan instensitas serta garis-garis dari level kekerasan suara dapat di lihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

Perbandingan antara sone (kekerasan suara) dengan phon (level kekerasan suara) dapat dilihat pada gambar 2.4.

2.2.2.1 TransducerTransducer ialah alat untuk mengubah suatu bentuk gelombang menjadi suatu bentuk lainnya yang tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Pada sistem telepon ini maka transdcuernya adalah electro-accoustical transducer yaitu alat yang mengubah gelombang accoustic menjadi gelombang listrik dan sebaliknya. Untuk itu transducer pada sistem telepon dibagi dua yaitu :

Mikropon, ialah transdcuer yang mengubah gelombang akustik menjadi gelombang listrik.

Loudspeaker, ialah transducer yang mengubah gelombang listrik menjadi gelombang akustik.

2.2.2.1.1 Mikropon

Ada dua jenis tranduser akusto-elektik/ mikropon yang banyak digunakan yaitu: mikropon arang

mikropon kondensator

Mikropon arang menggunakan serbuk arang sebagai bahan dielektrik diantara membran dan lempeng elektroda permanen. Gambar rangkaian sederhana dari mikropon arang dapat dilihat pada gambar 2.5. Getaran suara akan menekan membran berfluktuasi sesuai dengan kekerasan suara. Kemudian membran akan menekan serbuk arang sehingga kepadatan serbuk arang akan berubah-ubah sesuai tekanan membran. Nilai tahanan serbuk arang akan berubah-ubah berdasarkan tingkat kemampatan serbuk arang, sehingga dengan nilai tegangan yang tetap, nilai arus akan berubah-ubah berbanding terbalik dengan nilai tahanan serbuk arang.

Jika tidak ada gelombang suara, arus listrik yang melalui serbuk arang adalah tetap besarnya dan jika ada gelombang suara, arus listrik yang melalui serbuk arang akan berfluktuatif seperti terlihat pada gambar 2.6 berikut ini :

Mikropon arang ini cukup baik untuk pembicaraan karena bekerja pada daerah frekuensi 30 5000 Hz, tetapi kalau digunakan untuk musik, mikropon jenis ini kurang baik karena sensitivitasnya untuk frekuensi tinggi berkurang sekali. Mikropon arang mempunyai beberapa kelemahan antara lain:1. Dapat timbul distorsi linear yang bisa menyebabkan gelombang lain yang menyerupai harmonisanya sebagai akibat perbedaan amplitudo level sinyal DC ketika ada dan tidak adanya tekanan suara.2. Terajadinya Hissing Effect, yaitu distorsi gelombang arus sebagai akibat berserakannya serbuk arang karena adanya pengaruh panas yang ditimbulkan dari mengalirnya arus .3. Terjadinya Packing Effect, disebabkan berkurangnya elastisitas serbuk arang (saling melekat) akibat pengaruh panas dari aliran arus listrik sehingga daya tekanan dari luar kurang bisa diterjemahkan dengan baik.4. Efek tekanan membran akan berkurang jika mikropon digunakan terbalik, hal ini dikarenakan serbuk arang berkumpul di bawah, sehingga terjemahan arus listrik dari gelombang suara kurang begitu sempurna.Mikropon jenis lainnya yaitu mikropon kondensator. Prinsip kerja dari mikropon kondensator ini hampir sama dengan mikropon arang, peranan serbuk arang pada mikropon arang digantikan dengan bahan konduktor (udara bebas) antara membran luar dengan membran dalam. Tekanan suara akan menekan membran luar (bergetar) dan akan merubah jarak antara dua membran. Perubahan jarak antara dua membran menyebabkan perubahan konduktivitas (C) dari bahan di antara kedua membran, sehingga apabila diantara kedua membran tersebut diberi sumber tegangan maka akan mengalir arus yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan konduktivitas akibat gelombang akustik yang menggetarkan membran tersebut. Gambar mikropon kondensator dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini.

Kapasitas tersebut adalah :

dimana: ( = konstanta dielektrik bahan diantara membran-membran

A = luas permukaan membran ( ( 5 cm2)

do = jarak antara membran tanpa tekanan suara (( 10 mm)

d(t) = perubahan jarak karena adanya tekanan suara

Jika pada saat permulaan kondensator tersebut diberi muatan Qo maka tegangan pada kondensator adalah :

Mikropon ini mempunyai tahanan Rm = 10 M(. Karena tahanannya yang besar ini, maka sinyal listrik dari mikropon ini tidak dapat langsung diberikan ke beban (misalnya speaker) seperti yang dapat dilakukan pada mikropon arangm tetapi diperkuat dulu oleh suatu amplifier.

2.2.2.1.2 LoudspeakerLoudspeaker adalah suatu tansducer yang mengubah gelombang listrik menjadi gelombang akustik kembali Elektro-akustik. Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis loudspeaker, yaitu: elektro-magnetis

elektro-dinamisRangkaian dari loudspeaker elektro-magnetis dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini.

Prinsip kerja tranduser loudspeaker elektro-magnetis yaitu arus listrik yang dikirimkan oleh mikropon dari telepon pemanggil mengalir ke kumparan dan akan menimbulkan medan magnet disekitar kumparan tersebut. Gaya medan magnet ini akan menarik dan mendorong membran sesuai dengan arah medan magnet yang timbulkan oleh arus listrik yang diterima oleh loudspeker penerima. Proses tarikan dan dorongaan ini akan menimbulkan getaran pada membran. Getaran membran inilah yang menghasilkan gelombang suara pada bagian muka dari membran.

Fungsi dari magnet permanen adalah untuk mereduksi distorsi yang timbul, karena jika tanpa magnet permanen, frekuensi gelombang akustik yang dibangkitkan akan dua kali frekuensi gelombang aslinya. Besar gaya tarik magnet adalah sebanding dengan flux magnet dikuadratkan. Hubungan medan magnet dengan besarnya flux magnet dapat dilihat pada persamaan 2.4 .

F = C ( (o + (1 sin (t )2 .........................................(2.4)Dimana : (o = flux dari magnet permanen

(1 = flux dari magnet kumparan

( = frekuensi dari gelombang listrik yang diberikanJika keadaan tanpa magnet permanen maka persamaannya seperti pada persamaan 2.5.:

F = C (12 sin2 (t ...................................................(2.5)Dari persamaan 2.5 nilai gaya F akan tetap positif meskipun nilai sin (t negatif atau dengan kata lain membran tetap akan ditarik oleh magnet kumparan. Perbandingan perioda gelombang listrik yang diberikan dibandingkan dengan perioda gelombang akustik yang ditimbulkan akibat ditariknya membran oleh magnet kumparan dapat dilihat pada gambar 2.9.

Pada gambar 2.9 dapat dilihat bahwa frekuensi dari gelombang akustik yang dihasilkan adalah dua kali dari frekuensi gelombang listrik yang diberikan, akan tetapi dengan amplitudo yang lebih kecil. Jika keadaan dengan magnet permanen maka persamaan 2.4 akan menjadi seperti persamaan 2.6.

F = C ((o2 + 2(o(1 sin (t + (12 sin2 (t) .................(2.6)Karena (1 jauh lebih kecil dibandingkan dengan (o,, maka :

(12 sin2 (t dapat diabaikan, sehingga persamaannya menjadi persamaan 2.7.

F = C ((o2 + 2(o(1 sin (t ) ......................................(2.7)Dari persamaan 2.7 dapat dianalisa bahwa besarnya gaya F akan lebih besar dari (o2 jika sin (t positif dan besarnya gaya F akan lebih kecil dari (o2 jika sin (t negatif. Atau dengan kata lain, membran yang sudah ditarik oleh magnet permanen akan lebih ditarik atau akan didorong oleh magnet kumparan sesuai dengan gelombang listrik yang diterima. Gambar 2.10 di bawah ini menggambarkan perbandingan antara perioda dari gelombang listrik yang diberikan dengan gelombang akustik yang ditimbulkan dari membran yang ditarik oleh magnet kumparan.

Pada gambar 2.10 terlihat bahwa frekuensi dari gelombang akustik yang dihasilkan sama dengan gelombang listrik yang diberikan, tetapi dengan amplitudo yang lebih besar. Jadi disini tidak terjadi distorsi seperti jika keadaan tanpa magnet permanen.Loudspeaker jenis lainnya yaitu elektro-dinamis. Gambar 2.11 menunjukkan rangkaian dari loudspeaker elektro dinamis. Prinsip kerja loudspeaker jenis ini hampir sama dengan prinsip kerjanya motor, yaitu dengan adanya arus listrik yang berubah-ubah menyebabkan perubahan medan listrik yang akan berinteraksi dengan magnet permanen. Reaksi ini akan menyebabkan bergeraknya membran keluar dan ke dalam sesuai dengan frekuensi dari arus listrik yang diberikan dan ini akan menimbulkan getaran akustik dari membran.

Loudspeaker jenis ini juga disebut sebagai moving coil loudspeaker. Untuk menghasilkan daya yang lebih besar, membrannya dapat diganti menjadi cone. Dan alat seperti ini biasa digunakan pada loudspeaker-loudspeaker ukuran besar.2.2.2.2 Karakteristik Tranduser pada Pesawat TeleponAda dua ukuran karakteristik untuk melihat kinerja dari mikropon dan loudspeaker, yaitu: karakteristik kerja

karakteristik frekuensi

Karakteristik kerja merupakan fungsi dari arah rambatan gelombang. Dalam hal ini yang dilihat biasanya adalah sensitivitas dari tranduser tersebut dengan menggunakan suatu sumber yang tetap. Bentuk diagram polar dari mikropon dan loudspeaker dapat dilihat pada gambar 2.12 dan gambar 2.13. Gambar 2.12 berikut ini adalah contoh dari karakteristik mikropon pada suatu nilai intensitas tertentu. Jika intensitasnya berubah, maka pasti karakteristiknya pun akan berubah.

Dari gambar dan penjelasan di atas, karakteristik mikropon mempunyai 4 dimensi yaitu :

3 buah dimensi untuk arah (x, y, z)

1 buah dimensi untuk intensitasKarakteristik dari loudspeaker hampir sama dengan karakteristik mikropon, hanya saja simbol arahnya berlawanan dengan arah dari mikropon. Kalau mikropon arah simbolnya ke dalam sedangkan loudspeaker ke luar.

Karakteristik lainnya yang dijadikan ukuran kinerja mikropon dan loudspeaker adalah karakteristik frekuensi. Gambar 2.14 memperlihatkan karakteristik frekuensi baik pada mikropon maupun pada telepon.

2.3. Pesawat untuk Tulisan

2.3.1 Pesawat TelegrafiDalam sistem telegrafi informasi yang dikirimkan dan yang diterima berupa tulisan atau huruf-huruf. Tiap-tiap huruf diwakili oleh kombinasi dari kode-kode tertentu.

Kode-kode yang biasa dipergunakan dalam sistem telegrafi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1) Kode Morse

Ada dua simbol yang digunakan dalam kode morse yaitun titik dan garis. Setiap hurup dikodekan oleh satu simbol atau kombinasi simb0l-simbol titik dan garis. Satu titik mempunyai satu satuan mark dan diikuti oleh satu satuan space. Satu garis terbuat dari 3 (tiga) satuan mark diikuti oeh satu satuan space. Antara huruf dipisahkan oleh dua buah satuan space dan antara kata dengan kata dipisahkan oleh empat buah satuan space.2) Kode Undulator

Kode ini dikembangkan untuk komunikasi yang menggunakan kabel laut. Hampir sama dengan kode morse, hanya saja kode-kode yang digunakan adalah plus, minus dan nol serta mempunyai kombinasi yang sama dari arus-arus panjang dan pendek.3) Kode telegraf printing

Kode ini yang digunakan oleh teleprinter. Pada umumnya adalah kode dengan jarak yang sama, selain itu setiap huruf yang dihasilkan oleh kode-kode mempunyai jumlah elemen-elemen yang tetap. Kode ini mempunyai n satuan yang dapat mewakili 2n huruf-huruf. Oleh karena itu kode ini dilihat dari jumlah n nya, dapat berupa 5, 6 atau 7.

a. Kode lima satuan (five unit code)

Tiap karakter teridiri dari 5 elemen sinyal yang mempunyai panjang yang sama (20 ms) dan tiap elemen dapat berupa salah satu dari 2 kondisi (ada atau tidak ada). Selain itu kemungkinan dari kondisi tiap elemen adalah independen. Dengan demikian akan diperoleh 25 = 32 kombinasi. Jadi tidak cukup untuk 26 huruf alpabet dan 10 angka. Agar jumlah kebutuhan ini dapat teratasi maka 2 dari 32 karakter ini dipakai unutk shift signal atau kadang-kadang disebut juga case-shift signal. Satuadalah letter shift dan yang satu lagi adalah figure shift.

Pada setiap karakter selalu diawali dengan start signal (20 ms) dan diakhiri dengan stop signal (30 ms). Jadi kalau ada sebuah karakter maka durasi sinyal adalah 20 ms start sinyal ditambah 5 x 20 ms untuk elemen sinyal dan 30 ms untuk stop sinyal, sehingga total durasi satu karakter adalah 150 ms. Kelemahan dari sistem lima kode ini adalah penerima tidak dapat mengoreksi apakah kombinasi pulsa yang mewakili karakter sudah benar atau salah, karena seandainya ada gangguan yang menyebabkan kondisi pulsa ada menjadi tidak ada tidak akan mempengaruhi penerimaan karena oleh penerima dianggap tidak adanya pulsa berarti menjadi salah satu bagian dari kombinasi 5 elemen yang mewakili satu karakter.b. Kode enam satuan (six unit code)

Kode ini tidak umum dipakai. Dipakai hanya untuk huruf dalam bahasa Jepang saja. Oleh karena itu tidak dipakai sebagai kode resmi internasional.

c. Kode tujuh satuan (seven unit code)

Kombinasi 7 elemen ini merupakan perbaikan dari sistem 5 elemen. Hal ini dimungkinkan karena pada sistem ini setiap karakter selalu terdiri dari tujuh pulsa yang selalu terdiri dari 3 ada arus dan 4 tidak ada arus. Kombinasi jumlah pulsa inilah yang akan diperiksa di penerima dan sebagai faktor koreksi. Apabila ada pulsa yang hilang bertambah, atau berubah kombinasinya maka hal ini akan dideteksi oleh penerima atau secara otomatis akan diminta agar pengirim mengulang kembali karakter yang salah tersebut. 4) Kode transmisi data

Ada beberapa macam kode transmisi data diantaranya ASCII, BCD, dan EBCDIC. Secara garis besar kode untuk transmisi data ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kode yang hanya dapat mendeteksi kesalahan dan kode yang dapat mengoreksi kesalahan. Selain itu kelompok kode yang dapat mengoreksi kesalahan dapat dibagi lagi menjadi kelompok kode yang dapat mengoreksi 1 atau 2 atau 3 kesalahan dan seterusnya. Blok diagram dari sistem pesawat pengirim dan penerima dengan informasi berupa huruf atau tulisan dapat dilihat pada gambar 2.15 :

2.3.2 Pesawat Teleprinter

Sistem kerja dari teleprinter hampir sama dengan pada telegrafi hany saja pengkodean yang dilakukan berbeda. Kalau pada telegrafi pengkodean dilakukan oleh manusia dengan cara menekan tombol sirkuit sedangkan pada teleprinter pengkodean dilakukan oleh mesin.Suatu bentuk terminal yang termasuk telegrafi akan tetapi mirip dengan teleprinter adalah suatu alat yang disebut Hell Printer. Prinsipnya adalah tiap karakter dibagi atas kolom-kolom dan baris-baris. Sebagai contohnya adalah huruf T sebagai berikut :

IIIIIIIVVVIVII

1

2

3

4

5

6

7

Kolom I dan VII serta baris 1 dan 7 tidak dipergunakan. Untuk huruf T maka pada kolom II hanya terisi pada baris 2 saja, demikian juga untuk kolom II dan VI. Sedangkan untuk kolom IV akan terisi pada baris 2 sampai dengan baris 6, maksudnya agar tergambar huruf T yang dimaksud.

Teleprinter mempunyai mesin pengirm di sisi pengirim dan mesin menerima di sisi penerima. Teleprinter pengirim biasa disebut juga teletype writer atau sering disebut telex (telegraph exchange) menggunakan pengkodean yang berlainan yaitu five unit code, sedangkan teleprinter penerima berfungsi untuk mencatak kembali kode yang diterima menjadi huruf.User pengirim mengetik huruf yang akan dikirm, kemudian oleh mesin teleprinter di u bah menjadi kode-kode tertentu yang kemudian kode tersebut ditransmisikan via saluran transmisi dan di sisi penerima sinyal didekodefikasikan kembali menjadi huruf dan dicetak pada kertas. Gambaran sederhananya seperti pengeprint-an suatu file yang sudah diketikkan ke dalam memori mesin kemudian dikirim ke sebuah alat pencetak yaitu printer via saluran transmisi berupa kabel.

Pada waktu mengirim berita, ada kemungkinan operator akan berhenti sebentar di tenga-tengah pengetikkan karena bermacam-macam alasan misalnya untuk membaca kalimat berikutnya. Ini akan merupakan pemborosan waktu. Untuk mengatasi ini dipergunakan pita kertas. Yang dipasang pada suatu alat yang disebut keyboard perforator yang mempunyai keyboard yang sama seperti pada teleprinter biasa.

Setelah pita kertas ini siap, lalu tinggal memasukannya ke dalam pesawat pengirim yang akan mengirim dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengetikkan yang dilakukan oleh tenaga manusia.

2.4 Pesawat untuk Gambar

Beberapa contoh dari pesawat dengan informasi yang dipertukarkan berupa gambar adalah televisi, videophone, teletex, faximile dan sebagainya. Sebetulnya ada kekaburan batas antara gambar dan tulisan. Karena tulisanpun sebenarnya merupakan gambar khusus. Contohnya adalah tulisan China, Jepang. Atau contoh lainnya yaitu grafik. Oleh karena itu pembahasan disini akan berdasarkan contoh-contoh pesawatnya saja.

Ada dua kelompok pesawat gambar berdasarkan objeknya, yaitu: Pesawat untuk gambar diam (faximili) Pesawat untuk gambar bergerak (televise)Pada faximile hubungannya berlangsung antara pesawat ke pesawat (point to point) seperti halnya untuk telegraf atau teleprinter, sedangkan pada televisi hubungannya lebih bersifat point to multipoint dengan arahnya mendekati siaran (broadcast). 2.4.1 Pesawat Faximili

Faximili adalah suatu alat yang dapat mengirimkan gambar diam ke pesawat yang dituju. Prinsip kerjanya hampir mirip dengan mesin fotocopy, yaitu gambar terlebih dahulu di scan dengan intensitas cahaya tertentu kemudian hasilnya di ubah kedalam sinyal elektrik kemudian dikirim via saluran transmisi dan di penerima sinyal tadi diubah kembali untuk kemudian dicetak kedalam lembar kertas. Prinsip kerja dari mesin faximi dapat dilihat pada gambar 2.16.

1. Gambar yang akan dikirimkan ditempelkan mengelilingi sebuah drum D.

2. Suatu sumber cahaya yang melewati lensa akan menyinari gambar tersebut dan pantulan dari sinar ini akan diterima oleh PEC (Photo Electric Cell). 3. Drum berputar agar seluruh gambar tersinari (scan), sehingga sinar yang dipantulkan juga akan berubah-ubah intensitasnya tergantung dari warna gambar yang disinari. 4. Arus dari photocell ini juga akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan intensitas yang diterima.

Bersamaan dengan berputarnya drum, sistem sumber cahaya dan photocell melakukan suatu gerak transisi sepanjang sumbu drum, dengan demikian seluruh bagian gambar akan kena disinari (scanning). Jika drum tersebut dibayangkan dapat dibuka sehingga merupakan suatu lembaran maka proses pen-scan-an tersebut dapat dilihat pada gambar 2.17.

Garis yang lurus menunjukkan aliran atau jalannya scanning, sedangkan garis putus-putus adalah bagian yang bersambungan jika itu berbentuk drum. Dengan demikian gambar yang dikirmkan akan terbentuk dari garis-garis hasil scanning ini. Idealnya garis-garis ini jaraknya adalah sedekat mungkin sehingga saling bersinggungan, dengan demikian seluruh permukaan gambar dapat ter-scan.

Pada rangkaian penerima perubahan arus dari pengirim akan mempengaruhi pemantulan cahaya dari kaca pada galvanometer. Hasil pantulannya akan diterima oleh kertas photo yang secara kimiawai akan membentuk gambar seperti apa yang dikirimkan.

Seperti juga pada teleprinter, masalah utama pada sistem mesin faximili ini adalah sinkronisai dari perputaran drum antara rangkaian pengirim dengan rangkaian penerima. Penggunaan faximili ini sangat terbatas sekali. Sebagian besar dipergunakan untuk pengiriman photo-photo berita untuk surat kabar, akan tetapi selain itu juga dipergunakan untuk mengirimkan grafik-grafik atau peta-peta cuaca. Faximile ini tidak ekonomis untuk pengiriman berita tertulis. Alasannya ialah karena dengan metoda scanning akan merupakan pemborosan jika untuk berita tertulis sebab akan banyak waktu yang terbuang untuk men-scan daerah kertas yang kosong.

Adapun blok diagram proses pertukaran informasi pada sistem faximili dapat dilihat pada gambar 2.18

2.4.2 Pesawat Televisi

Prinsip dasar dari faximili kemudian dikembangkan menjadi prinsip dasar dari sistem pesawat televisi. Hanya saja pada sistem televisi gambar yang dikirimkan adalah gambar bergerak.Ada tiga proses penting pada sistem televisi, yaitu:

1. Proses scanning, dimana semua gamabar yang akan dikirimkan harus benar-benar ter-scan dengan baik dan hasil sehalus mungkin. 2. Penciptaan kesan bergerak dengan memanfaatkan kecepatan penayangan kumpulan gambar-gambar diam. Sebenarnya dalam sebuah film, gambar bergerak diciptakan dengan memanfaatkan efek pandangan mata kita, yaitu bahwa kumpulan gambar-gambar diam jika ditampilkan dengan kecepatan tertentu akan menimbulkan kesan bergerak ketika tertangkap oleh indera penglihatan. Demikian juga pada televisi. Untuk menimbulkan kesan gambar hidup, maka diperlukan pergantian gambar sebanyak 25 gambar per detik. Sehingga satu gambar mempunyai waktu untuk diperlihatkan selama 1/25 detik. Ini sesuai dengan suatu fenomena bahwa jika suatu sumber cahaya tiba-tiba menghilang, maka otak manusia memerlukan waktu selama 1/25 detik untuk mendapatkan kesan gelap. 3. Hal berikutnya yang penting adalah banyaknya garis (lines) yang diperlukan untuk suatu proses scanning. Ada beberapa sistem yang menggunakan jumlah garis sebanyak 625 garis. Karena adanya batasan lebar frekuensi maka biasanya scanning ini dilakukan dua kali. Yaitu masing-masing 312 garis. Banyaknya garis dan waktu scanning dapat dilihat pada gambar 2.19.

First scanning adalah scanning untuk satu bidang ganjil sedangkan sedcond scanning adalah scanning untuk satu bidang genap. Gabungan dari dua proses scanning ini membentuk satu bingkai (frame). Garis putus-putus menggambarkan perioda penjajakan kembali (retrace period) dan ini tidak akan mempengaruhi gambar. Karena ini merupakan suatu bidang gelap, dan hanya diperlukan untuk memulai proses scanning kembali.

Pada televisi ini proses sinkronisasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan yaitu untuk mensinkronisasikan waktu kecepatan dan fasa dari proses scanning.

Ada dua pesawat dalam sistem televisi yaitu pesawat pemancar (pengirim) dan pesawat penerima. Blok diagram dari pemancar dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini.

Pada proses pemancaran ada dua gelombang yang dikirim yaitu sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio). Gambar dihasilkan dari proses scanning camera scan generator yang kemusdian disimpan pada camera tube dan dikuatkan oleh video amplifier, sedangkan suara dihasilkan oleh microphone yang kemudian dikuatkan oleh audio amplifier. Yang paling penting adalah pemberian pulsa-pulsa sinkronisasi pada sinyal gambar sebagai dasar waktu bagi proses scanning yang dipakai pada kamera. Dua signal yang dihasilkan kemudian dimodulasi oleh dua buah gelombang pembawa RF, yaitu signal komposit video ditumpangkan pada video carrier dan signal audio ditumpangkan pada audio carrier. Dua buah signal tersebut masing-masing diperkuat oleh RF amplifier dan sebelum di pancarkan via antena pemancar kedua sinyal tersebut digabungkan oleh combining unit.

Sedangkan blok diagram sederhanan dari pesawat penerima televisi dapat dilihat pada gambar 2.21. Prinsip kerjanya hampir mirip dengan prinsip kerja pada pesawat pemancar, hanya saja prosesnya berkebalikan.

Signal yang dikirim oleh pemancar diterima oleh antena kemudian masuk ke rangkaian filter dan amplifier. Dalam rangkaian ini signal yang diinginkan di pilih dan diperkuat sedangkan signal lainnya yang tidak diperlukan dibuang Sinyal RF yang sudah keluar dari rangkaian filter akan diproses di dalam sistem demodulator yang digambarkan pada satu kotak akan tetapi sesungguhnya berisi berbagai tingkat demodulasi dan amplifier, termasuk intermediete frequency amplification. Pada rangkaian ini signal video dan suara dipisahkan dari gelombang carrier masing-masing. Keluaran dari sistem demodulator ini adalah tiga buah sinyal, yaitu:1. Sinyal gambar, yang sesuai dengan output dari kamera, kemudian diperkuat oleh video amplifier. Sinyal ini dipergunakan untuk mengendalikan arus pada electron beam dari Cathode Ray Tube (CRT), sehingga keluarlah gambar sesuai dengan yang diterima.2. Pulsa-pulsa sinkronisasi yang dipisahkan dari sinyal gambar dan dipergunakan untuk mengendalikan oscilator yang berhubungan dengan proses scanning.3. Sinyal suara yang kemudian diperkuat oleh audio amplifier dan disalurkan ke loudspeaker untuk dirubah menjadi sinyal suara kembali.2.5 Pesawat untuk Data

Sesuai dengan namanya maka informasi yang dikirmkan berupa data-data. Data-data ini dapat berupa tulisan, grafik maupun gambar-gambar. Jadi prinsip dasarnya sama dengan pesawat untuk tulisan maupun untuk gambar.

Yang merupakan perbedaan utama dari pesawat ini dengan pesawat lainnya adalah pada prinsip hubungan komunikasinya. Pada sistem lain, informasi yang diterima sama dengan informasi yang dikirim, sedangkan pada komunikasi untuk data, informasi yang dikirimkan akan diproses atau diolah terlebih dahulu oleh suatu mesin pengolah sehingga yang akan diterima oleh pesawat yang dituju adalah hasil dari pengolahan atau pemrosesan informasi tadi. Ada tambahan perangkat pada sistem ini sebagai otak untuk mengolah data yaitu mesin komputer. Blok diagram dari sistem komunikasi data dapat terlihat pada gambar 2.22.

Mesin komputer terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :

1. Input device (keyboard) sebagai interface antara user dengan sistem, dimana informasi yang dimasukkan ke sistem dilakukan oleh user dengan cara mengetik pada keyboard

2. Pengolah data, terdiri dari sebuah CPU (Central Processing Unit), memori penyimpan dan control unit. CPU berfungsi mengolah inputan yang dimasukkan dari input device yang sebelumnya disimpan pada main storage dan atau auxiliary storage dan hasilnya dikirim atau ditampilkan pada output device (monitor). Memori penyimpan terdiri dari penyimpan utama yang biasanya terintegrasi pada sistem, dan penyimpan tambahan yang biasanya merupakan external storage berupa flash (USB), disket, disc, memory card, dll yang fungsinya untuk menyimpan secara permanent atau temporary informasi-informasi baik yang langsung dimasukkan dari input device, maupun yang sudah tersimpan di storage sebelumnya. Control Unit berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan langkah proses yang harus dilakukan oleh CPU pada proses pengolahan data informasi yang tersimpan di memory device.3. Output device, suatu alat untuk menerima atau menampilkan hasil dari proses pengolahan yang dilakukan oleh CPU. Fisiknya bisa berupa layer monitor.

Pesawat pada komunikasi data ini terdiri dari bermacam-macam bentuk tergantung dari informasi yang dikirimkan dan diterima. Berbeda dengan pesawat-pesawat pada sistem komunikasi lainnya , pada sistem komunikasi data, inforrmasi dikirim ke mesin pengolah (komputer) untuk kemudian hasilnya dikirim kembali kepada dirinya sendiri. Oleh karena itu terkadang alat pengirim dan penerima menjadi satu. Ada beberapa contoh jenis dari pesawat untuk komunikasi data, diantaranya: Keyboard, yang biasanya dilengkapi dengan layar monitor, sehingga informasi yang dikirimkan maupun yang diterima dapat terbaca atau terlihat. Jika terjadi kesalahan penginputan, koreksi-koreksi dapat dilakukan langsung dengan hanya melihat pada layar monitor tersebut. Printer, dimana informasi yang diterima maupun yang dikirimkan dapat tercetak pada kertas dengan memanfaatkan printer ini. Plotter, dimana merupakan jenis printer yang biasanya digunakan untuk mencetak gambar-gambar atau grafik-grafik.2.6 Pesawat untuk Multimedia

Seiring perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, informasi yang dikirimkan tidak hanya satu jenis informasi saja, tetapi memungkinkan untuk sekaligus mengirimkan berbagai jenis informasi yang disatukan (multimedia information) yang terdiri dari gambar diam, gambar bergerak, suara, dan data sekaligus. Sekarang user bisa bertukar informasi suara dengan sekaligus melihat langsung photo user lawan bicaranya, misalnya bertelepon dengan menggunakan videophone atau sekarang ini di era selluler sudah di launching teknologi 3G (operator penyedia teknologi ini diantaranya : Telkomsel, PT; Excelcomindo, PT; Mobile 8, PT ). Contoh lain dari layanan multimedia pada generasi sekarang adalah video streaming. Selain perangkat mobile (handphone) yang banyak beredar di pasaran, perangkat komputer dapat dijadikan sebagai pesawat untuk bertukar informasi multimedia. Loud

speaker

Loud

speaker

Gambar 2.1 Blok Straight-Amplification Receiver

Audio

Frequency Amplifier

Detector

Radio Frequency Amplifier

Tuning Circuit

Huruf

Pengirim

Penerima

Dekodisikasi

Kodifikasi

Huruf

00

Arus listrik

Loudness level, phons

Loudness, sones

Frequency, Hz

Intensity level, watts/m2

Intensity level, dB

Control

Unit

Central

Processing

Unit (CPU)

Input device

Output device

Main

Storage

Auxiliary Storage

Pesawat

Pesawat

Komputer

waktu

Arus tetap tidak berubah

Gambar 2.2 Blok Superheterodyne Receiver

Audio

Frequency Amplifier

Detector

Radio Frequency Amplifier

Tuning Circuit

Mixer

Intermediate Frequency Amplifier

Osciloscop

140

120

100

80

60

40

20

0

-10

Loudness level, phon

10-12

10-10

10-8

10-6

10-4

10-2

10

102

LL = 10 log

I

10-12

Gambar 2.3 Grafik level kekerasan suara

50

20

100

200

500

1000

2000

5000

10000

20000

Tekanan

suara

100

RL

80

60

Membran

40

Gambar 2.5 Mikropon Arang

0

20

Gambar 2.4 Grafik perbandingan sone vs phon

Arus listrik

waktu

Arus berfluktuasi

E

100

20

5

1

0.2

0.01

0.02

0.1

0.5

2

10

50

baterei

Serbuk arang

Gambar 2.6 Gambar arus pada rangkaian mikropon arang

0.05

Gambar 2.7 Mikropon Kondensator

Tekanan

suara

RL

Membran Getar

E

baterei

Membran tetap/dalam

Bahan antara dua membran (bisa udara bebas)

d0 + d(t)

( . A

C =

d0 + d(t)

( . A

Um =

=

C

Q0

Q0

U

S

Magnet Permanen

Kumparan

Membran

Gambar 2.8 Loudspeaker elektro magnetis

. (2.2)

. (2.3)

.. (2.1)

w

2w

Gelombang listrik yang diberikan

Gelombang akustik yang ditimbulkan

Gambar 2.9 Perbandingan gelombang tanpa magnet permanen

Gambar 2.10 Perbandingan gelombang dengan magnet permanen

Gelombang akustik yang ditimbulkan

Gelombang listrik yang diberikan

w

w

Membran

Moving coil

Magnet permanen

Gambar 2.11Loudspeaker elektro-dinamis

2700

1800

900

Gambar 2.12a Karakteristik mikropon dilihat dari potongan horizontal

900

1800

2700

00

Gambar 2.12b Karakteristik mikropon dilihat dari potongan vertikal

Frekuensi

Gambar 2.15 Blok diagram pesawat untuk tulisan

Gambar 2.14 Karakteristik frekuansi tranduser

daerah frekuansi yang baik, karena pada intensitas yang sama akan menghasilkan mV (pada mikropon) atau dB (pada loudspeaker yang hampir sama

Response

Gambar 2.13 Karakteristik loudspeaker

900

1800

2700

00

D

lensa

lampu

PEC

PEC

D

Galvo

Gambar 2.17 Alur proses scanning

Gambar 2.16. Pengirim dan Penerima pada Faximili

Manuskrip

Perubahan foto elektris

Scanning Pengiriman

Scanning Penerimaan

Penerimaan dokumen

Penerimaan gambar

Sinkronisasi

Sistem transmisi

Larutkan dalam bintik-bintik gambar

Arus gambar

Menimbulkan gambar

Gambar 2.18 Blok diagram proses pada pesawat faximili

B

B

C

B

D

C

1

3

5

Odd lines in first vertical trace

Inactive lines in first vertical retrace

Even lines in second vertical trace

6

4

2

Inactive lines in second vertical retrace

A

D

A

first field = 312.5 lines

second field = 312.5 lines

Frame = 625 lines

Gambar 2.19 Proses scanning pada televisi

Camera

Scan

Generator

Camera

tube

Micro-

phone

Audio amplifier

Video Amplifier

Synchronous

Pulse

generator

Combining circuit

RF Amplifier

Modulator

Modulator

RF Oscillator

Video

carrier

RF Oscillator

Audio

carrier

RF Amplifier

Combining unit

Audio signal

Composite video signal

Gambar 2.20 Rangkaian pemancar televisi

Gambar 2.21 Rangkaian penerima televisi

Cathode ray tube system

Loudspeaker

Audio

Amplifier

Video

Amplifier

Gambar 2.22 Sistem pertukaran data

Gambar 2.23 Komponen Komputer

Lines and field scan generator

Demodulator

dan

Synchronous pulse

RF Filter

&

Amplifier

2

R Rohmat Saedudin, ST., MT.Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi