24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Umum Darah 1.1.1. Definisi Darah Darah adalah jaringan tubuh yang yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam bentuk konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor sebagai bahan serta fungsi homeostatis (Sadikin M, 2002). Darah diproduksi dalam sumsum tulang dan nodus limpa. Volume darah manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter, jumlah ini berbeda tiap-tiap orang. Darah terdiri dari 2 komponen yaitu plasma darah dan butir-butir darah. Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah. Butir-butir darah (Blood corpuscles) terdiri atas 3 elemen yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (butir pembeku/platelet). (Handayani W dan Haribowo A.S, 2008). 1.1.2. Fungsi Darah Dalam keadaan fisiologis, darah selalu berada dalam pembuluh darah, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut: 1. Sebagai alat pengangkut yang meliputi hal-hal berikut ini: a. Mengangkut gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Tinjauan Umum Darah

1.1.1. Definisi Darah

Darah adalah jaringan tubuh yang yang berbeda dengan jaringan

tubuh lain, berada dalam bentuk konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem

tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi

transpor sebagai bahan serta fungsi homeostatis (Sadikin M, 2002). Darah

diproduksi dalam sumsum tulang dan nodus limpa. Volume darah manusia

sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter, jumlah ini

berbeda tiap-tiap orang. Darah terdiri dari 2 komponen yaitu plasma darah

dan butir-butir darah. Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian

besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah. Butir-butir darah (Blood

corpuscles) terdiri atas 3 elemen yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel

darah putih), dan trombosit (butir pembeku/platelet). (Handayani W dan

Haribowo A.S, 2008).

1.1.2. Fungsi Darah

Dalam keadaan fisiologis, darah selalu berada dalam pembuluh darah,

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut:

1. Sebagai alat pengangkut yang meliputi hal-hal berikut ini:

a. Mengangkut gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

8

b. Mengangkut sisa-sisa atau ampas dari hasil metabolisme jaringan

berupa urea, kreatinin dan asam urat.

c. Mengangkut sari makanan yang diserap melalui usus untuk disebarkan

ke seluruh jaringan tubuh.

d. Mengangkut hasil-hasil metabolisme jaringan.

2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

3. Mengatur panas tubuh.

4. Berperan serta dalam mengatur pH cairan tubuh.

5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.

6. Mencegah perdarahan (Handayani W. dan Haribowo A.S, 2008).

1.1.3. Komponen sel darah

1.1.3.1. Eritrosit

Sel darah darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, eritrosit

mempunyai kandung protein hemoglobin, yang mengangkut sebagian besar

oksigen dari paru ke seluruh sel tubuh. Sel eritrosit diproduksi di sumsum

tulang (Corwin, EJ, 2007). Eritrosit terbentuk melalui beberapa tahapan yaitu

pembelahan dan perubahan morfologi sel-sel berinti dimulai dari proeritoblas

sampai ortokromatik eritroblas, kemudian membentuk eritrosit tidak berinti

yang disebut retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit (Boedina SK, 1988).

Morfologi dari eritrosit dapat diamati dengan cara mikroskopis

dengan pembuatan sediaan apus dengan pengecatan Wright Giemsa atau

dengan pengecatan yang lain. Eritrosit memiliki bentuk bikonkav dengan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

9

diameter 7-9 µm. Sediaan darah apus yang telah dilakukan pengecatan

dengan Giemsa maka eritrosit yang normal akan tampak warna kemerah-

merahan dengan tepi agak lebih gelap dan terlihat warna menjadi lebih pucat

pada bagian tengah.

Apabila pada pemeriksaan darah tepi dengan eritrosit sebagian besar

mempunyai diameter <7 µm disebut dengan istilah mikrositosis. Hal ini dapat

dijumpai pada anemia difisiensi besi, thalasemia, dan anemia karena penyakit

menahun. Sedangkan apabila eritrosit dengan diameter lebih dari 9 µm atau

lebih besar dari ukuran normal maka disebut makrositosis, hal ini bisa

dijumpai pada anemia megaloblastik. Eritrosit yang menunjukkan zone

tengah yang lebih pucat dan lebar disebut juga sebagai eritrosit hipokrom,

merupakan petunjuk bahwa kadar hemoglobin eritrosit itu rendah. Apabila

sebaliknya dengan kondisi terdapat eritrosit muda yang ukurannya lebih besar

dari pada eritrosit normal dan berwarna kebiru-biruan biasa disebut dengan

polikromasi, hal ini bisa dijumpai pada retikulositosis (Boedina SK, 1988).

Menghitung jumlah eritrosit dapat dilakukan dengan cara manual

dan automatik. Menghitung jumlah eritrosit dengan cara manual

menggunakan volume yang kecil dan pengenceran yang tinggi memakan

waktu dan ketelitiannya kurang, sehingga sekarang ini jarang digunakan.

Sebelum ada cara automatik pemeriksaan manual masih sering dipakai namun

hanya sedikit yang menunjukkan hasil yang teliti dan dapat dipercaya. Pada

umumya pemeriksaan manual memberikan hasil yang meragukan (Writmann

FK, 1989), oleh karena itu dibuatlah alat hitung automatik, dengan alat ini

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

10

maka penghitungan sel menjadi lebih mudah, cepat dan teliti bila

dibandingkan dengan cara manual. Meskipun demikian pemeriksaan manual

tetap masih dipertahankan karena sebagai metode rujukan (Wirawan. R dan

Silman.E, 1992). Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x 106 per mm

3 darah

(M.Biomed C dan Lestari E, 2011).

Peningkatan jumlah eritrosit dijumpai pada polistemia vera,

dehidrasi, dan hipoksia. Sedangkan penurunan jumlah eritrosit dapat dijumpai

pada anemia, perdarahan, hemolisis dan malnutrisi (Uthman E, 2001).

Pemakaian antikoagulan Na2EDTA berlebih menyebabkan

penurunan dan perubahan degeneratif eritrosit oleh Na2EDTA yang bersifat

hiperosmolar, sehingga menyebabkan eritrosit mengerut dan dapat

menyebabkan penurunan jumlah eritrosit karena tidak terhitung oleh alat

automatik hematology analyzer (wirawan R, 2004).

1.1.3.2. Leukosit

Darah tepi mengandung leukosit yang jumlahnya berkisar 4500-

11.000 sel/mm3 (Writmann FK, 1989).

Sel darah putih (leukosit) dibentuk disumsum tulang dari sel-sel

progenitor. Pada proses diferensiasi selanjutnya, sel-sel progenitor menjadi

golongan yang tidak bergranula yaitu, limfosit T dan B, monosit, dan

magrofag, atau golongan yang bergranula yaitu, neutrofil, basofil, dan

eosinofil. Peranan sel darah putih adalah untuk mengenali dan melawan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

11

mikroorganisme pada reaksi imun dan untuk membantu proses peradangan

dan penyembuhan (Corwin, EJ, 2007).

Hitung jumlah leukosit merupakan pemeriksaan yang digunakan

untuk menunjukkan adanya infeksi dan dapat juga untuk mengikuti

perkembangan dari suatu penyakit tertentu. Dua metode yang digunakan

untuk menghitung jumalah leukosit yaitu metode manual atau mikroskopis

dan automatik untuk metode elektronik (Wirawan. R dan Silman.E, 1992).

Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah dalam sirkulasi.

Hal ini merupakan respons normal terhadap infeksi atau proses peradangan.

Sedangakan penurunan jumlah leukosit dibawah nilai normal adalah

leukopenia, hal ini dapat disebabkan misalnya infeksi virus, penyakit atau

kerusakan sumsum tulang, radiasi atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang

parah misalnya lupus eritrematosus, penyakit tiroid, dan sindrom cushing,

dapat menyebabkan penurunan jumlah leukosit (Corwin, EJ, 2007).

Pemakaian antikoagulan EDTA berlebihan menyebabkan perubahan

pada morfologi neutrofil, seperti pembengkakan, hilangnya lobus neutrofil

dan sel mengalami disintegrasi yang dapat menyebabkan penurunan jumlah

leukosit (Narayanan S, 2000).

1.1.3.3. Trombosit

Trombosit adalah fragmen dari megakariosit yang ditemukan didarah

tepi yang berperan dalam pembekuan darah (M.Biomed C dan Lestari E,

2011).Trombosit disebut juga platelet atau keping darah. Sebenarnya,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

12

trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena ia berasal dari sel

raksasa yang berada di sumsum tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam

pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000-4000 serpihan sel,

yang dinamai sebagai trombosit. Trombosit berbentuk seperti cakram

bikonveks (dalam keadaan inaktif) dengan diameter 2-3 m dan volume 8-10 fl

(Firkin BG, 1994).

Umur trombosit setelah pecah dari sel asalnya dan masuk darah ialah

antara 8 sampai 14 hari.Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000-

450.000/mm3 dengan rata-rata 250.000/mm3 (Sadikin MH, 2002).

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis

selama respon hemostatik normal terhadap luka vaskular. Trombosit

berfungsi penting pada usaha tubuh untuk mempertahankan jaringan bila

terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh

tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau

sel asing. Trombosit melekat (adesi) pada permukaan asing terutama serat

kolagen. Disamping melekat pada permukaan asing, trombosit akan melekat

pada trombosit lain (agregasi). Selama proses perubahan bentuk trombosit

yang menyebabkan trombosit akan melepaskan isinya. Masa agregasi

trombosit akan melekat pada endotel, sehingga terbentuk sumbat trombosit

yang dapat menutup luka pada pembuluh darah, sedangkan pembentukan

sumbat trombosit yang stabil melalui pembentukan fibrin (Sadikin MH,

2002).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

13

Hitung jumlah trombosit sangat penting untuk menunjang diagnosa

gangguan perdarahan. Untuk menghitung jumlah trombosit, pungsi vena

harus hati-hati tanpa menimbulkan trauma dan darah harus dihisap dengan

cepat dan segera dicampur dengan antikoagulan dengan adekuat. Hindari

pengocokan yang berlebihan karena akan menyebabkan perlekatan trombosit

sehingga hasil penghitungan tidak tepat (Riswanto, 2013).

Peningkatan jumlah trombosit disebut trombositosis, misalnya

dijumpai pada trombositemia idiopatik dan setelah splenektomi. Penurunan

jumlah trombosit atau trombositopenia dapat dijumpai pada penyakit infeksi

tertentu, misalnya demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus

dengue, adalah penyakit yang dapat menurunkan jumlah trombosit darah

sampai ke tingkat yang rendah. Akibatnya, penderita akan sangat rentan akan

perdarahan yang sukar dihentikan. Trombositopenia dapat menyebabkan

epistaksis, perdarahan pada saluran cerna.Perdarahan kecil di bawah kulit

juga sering terjadi. Keadaan lain yang dapat menyebabkan trombositopenia

ialah trombositopenia purpura, anemia aplastik, leukimia akut, dan kadang-

kadang setelah kemoterapi dan terapis radiasi (Sadikin MH, 2002).

Pemberian antikoagulan Na2EDTA kurang dari yang dibutuhkan

akan menyebabkan hitung jumlah trombosit menurun karena terjadi

mikrotrombi di dalam penampung yang dapat menyumbat alat, sedangkan

apabila dalam pemberian antikoagulan berlebih akan menyebabkan sel

mengalami pembengkakkan kemudian disintegrasi, membentuk fragmen

dalam ukuran yang sama dengan trombosit sehingga terhitung oleh alat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

14

penghitung elektronik, sehingga berakibat peningkatan palsu jumlah hitung

trombosit, bila disintegrasi membentuk fragmen yang berbeda dengan ukuran

trombosit akan menyebabkan penurunan jumlah hitung trombosit (Wirawan

R, 2004).

1.2. Metode Pemeriksaan Jumlah Hitung Sel Darah

1.2.1. Cara Manual

Cara menghitung jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit dapat

dilakukan dengan metoda manual menggunakan mikroskop. Keuntungan dari

penghitungan manual adalah bahwa mesin penghitung automatik tidak dapat

diandalkan dalam menghitung sel abnormal. Dalam hal ini diperlukan

pemeriksaan manual terhadap apusan darah. Pemeriksaan secara mikroskopik

akan memberikan informasi mengenai lekosit-lekosit yang abnormal dan

variasi bentuk eritrosit. Pemeriksaan manual juga dapat memberikan

informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam

darah tepi, misalnya sel plasma. Selain itu, adanya trombosit yang

menggerombol (clumps) yang menyebabkan rendahnya jumlah trombosit

pada pemeriksaan automatik dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan apusan

darah (Sainssyiah, 2010). Keuntungan lain dari pemeriksaan manual yaitu

harga cukup murah, dapat dilakukan di semua laboratorium termasuk

laboratorium kecil yang tidak ada aliran listrik(Wirawan. R dan Silman.E,

1992).

Prinsip dari pemeriksaan hitung jumlah sel manual adalah dengan

melakukan pengenceran darah dengan larutan tertentu. Jumlah sel darah

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

15

dalam volume pengenceran tersebut dihitung dengan menggunakan kamar

hitung(improved Neubauer) Penghitungan jumlah sel yaitu dilakukan dengan

membagi jumlah sel yang dihitung dengan volume sel yang dihitung

dikalikan faktor pengenceran (Wirawan. R dan Silman.E, 1992).

1.2.2. Metode Automatik

Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan rutin yang

dilakakukan dihampir semua pasien di laboratorium klinik. Pemeriksaan

hitung jumlah sel darah dilakukan secara automatik menggunakan alat

hematology analyzer. Tes hitung jumlah sel darah cara automatik akurasinya

jauh lebih baik dibandingkan perhitungan manual. Dalam pemeriksaan hitung

jumlah sel secara automatik tidak akan mengalami kesulitan mengenai

pengenceran sampel dan standarisasi alat. Cara ini meningkatkan kecepatan

pemeriksaan dan ketelitian dibanding dengan cara manual (Writmann FK,

1989).

Prinsip pengukuran sel darah dengan menggunakan alat hitung

automatik dapat berbeda-beda dari alat yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi

adalah :

1. Metode impedansi elektrik

Metode impedansi elektrik adalah salah satu metode yang digunakan

dalam menghitung jumlah dan mengukur sel darah, dimana sebelum

pemeriksaan sampel diencerkan dengan menggunakan larutan yang

mempunyai konduktivitas tertentu dan merupakan konduktor listrik yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

16

kurang baik kemudian sel darah dialirkan melalui lubang kecil yang disebut

orifice yang mempunyai ukuran tertentu. Pada saat yang sama, suatu arus

listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasang pada sisi luar dan sisi dalam

orifice, karena sel darah adalah penghantar listrik yang buruk, sehingga jika

sel darah masuk melalui orifice tadi arus listrik yang mengalir akan

terganggu, gangguan ini menimbulkan suatu pulsa listrik. Jumlah pulsa listrik

yang terukur persatuan waktu (frekuensi pulsa) dideteksi sebagai jumlah sel

yang melalui celah tersebut. Sedangkan besarnya perubahan tegangan listrik

(amplitudo) yang terjadi, merupakan ukuran volume dari masing-masing sel

darah. Besarnya pulsa akan sesuai dengan besarnya jumlah dan besarnya sel

darah yang lewat. Jika sel darah besar, maka pulsa yang ditimbulkan besar,

sebaliknya jika sel darah kecil maka pulsapun kecil. Dengan demikian dapat

mengenali jenis-jenis sel menurut ukuran dan menghitung jumlahnya

(Mengko R., 2013).

Gambar 1. Metode impedansi dalam penghitungan jumlah sel dan ukuran

(Mindray, 2010)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

17

2. Metode flowcytometry

Flow cytometri adalah metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-

sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah sempit.

Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel

dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan

ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk

inti sel. Secara umum, metode flow cytometri adalah pemeriksaan di mana

sel-sel dari sampel masuk dalam suatu flow chamber, dibungkus oleh cairan

pembungkus, kemudian dialirkan melewati suatu celah atau lubang dengan

ukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu demi satu, kemudian

dilakukan pengukuran. Aliran yang keluar sel tersebut kemudian melewati

medan listrik dan dipisahkan menjadi tetesan-tetesan sesuai dengan

muatannya, kemudian ditampung ke dalam beberapa saluran pengumpul yang

terpisah. Ini disebut cell sorting (Koeswardani R, et al, 2001).

Prinsip yang digunakan dalam metode ini adalah pendaran cahaya /

(light scattering) yang terjadi ketika sel mengalir melewati celah dan berkas

cahaya yang difouskan ke sensing area yang ada pada aperture tersebut.

Apabila cahaya mengenai sel, maka cahaya akan dihamburkan, dipantulkan,

atau dibiaskan kesemua arah. Kemudian hamburan cahaya yang mengenai sel

akan ditangkap oleh detektor yang ada pada sudut-sudut tertentu sehingga

menimbulkan pulsa. Pulsa cahaya yang berasal dari hamburan cahaya,

intensitas warna, atau fluorensi, akan diubah menjadi pulsa listrik. Pulsa ini

dipakai untuk menghitung jumlah, ukuran, maupun inti sel yang merupakan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

18

ciri dari masing-masing sel. Hamburan cahaya dengan arah lurus (forward

scettered light) mendeteksi volume dan ukuran sel. Sedangkan cayaha yang

dihamburka dengan sudut 90 derajad menunjukkan informasi dari isi granula

sitoplasma. Pada metode ini juga dapat dilakukan pewarnaan dengan cara

menambahkan pewarna pada reagen. Sel yang telah diberi warna akan

memberikan pendaran cahaya yang berbeda-beda, sehingga akan lebih

banyak informasi untuk mendeteksi atau membedakan berbagai jenis sel

(Mengko R., 2013).

Gambar 2. Ilustrasi sudut hamburan cahaya pada metode flowcytometry

(Mengko R., 2013).

1.3. Faktor-fatktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Eritrosit, Leukosit dan

Trombosit dalam Laboratorium

1.3.1. Pra Analitik

Keselahan pada proses pra analitik dalam pemeriksaan laboratorium

dapat memberikan kontribusi sekitar 62% dari total keseluruhan pemeriksaan

Laboratorium (Mengko R., 2013).

Proses pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan /

pengumpulan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

19

spesimen dan termasuk dalam pemberian antikoagulan serta penyimpanan

spesimen (Riswanto, 2010).

1. Persiapan Pasien

Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses

pra analitik yang dapat mempengaruhi pemeriksaan laboratorium seperti

aktivitas fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya

hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat), usia, jenis kelamin, pasca

transfusi, pasca donasi, pasca operasi dan lainnya. Karena hal-hal tersebut

memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa pemeriksaan hematologi,

maka pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel

(Riswanto, 2010).

2. Persiapan Pengumpulan Sampel

Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi

persyaratan yaitu volume mencukupi, kondisi baik/tidak lisis, dan segar/tidak

kadaluwarsa, pemakaian antikoagulan atau pengawet yang tepat, ditampung

dalam wadah yang memenuhi syarat, dan identitas benar sesuai dengan data

paien (Riswanto, 2010).

3. Pengambilan Spesimen

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :

a. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan

dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang

ada.

b. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

20

1) Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas),

jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk

menghindari bahaya infeksi.

2) Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi

berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.

3) Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.

4) Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan

agar tidak terjadi hemolisis.

5) Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan

tidak keliru.

6) Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan

dengan lembut perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keras-

keras agar tidak hemolisis.

b. Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :

1) Pemasangan turniquet terlalu lama

2) Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat

menyebabkan trombosit menurun.

3) Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan eritrosit,

leukosit, dan trombosit menurun.

4) Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna

atau keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya

bekuan darah (Riswanto, 2010).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

21

4. Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang digunakan untuk mencegah proses

pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat

pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen

menjadi fibrin dalam proses pembekuan (Riswanto, 2010). Jenis antikoagulan

yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta.

Perbandingan volume darah dan antikoagulan harus sesuai dan tepat karena

dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan kenyataan

(Wirawan. R dan Silman.E, 1992). Ada beberapa antikoagulan yg banyak

digunakan utk pemeriksaan laboratorium, diantaranya ;

a. EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetatic Acid )

Antikoagulan EDTA dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu

berupa cair dan zat kering. Sampai saat ini EDTA dalam bentuk serbuk

masih banyak digunakan di berbagai laboratorium dan untuk memudahkan

pengukuran maka dibuat menjadi larutan 10% (Gandasubrata, 2010).

Antikoagulan EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam

sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan

cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan

dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-

sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan

hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit,

apusan darah, dan penentuan golongan darah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

22

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA),

dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA).

Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering,

sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair.

Na2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml

darah. Penggunaannya harus tepat karena apabila jumlah EDTA kurang,

darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan,

eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami

disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan

pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung untuk

menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah

(Riswanto, 2013).

b. Sitrat

Trisodium sitrat dihidrat (Na3C6H5O7.2H2O) atau sitrat bekerja

dengan mengikat atau menghelasi kalsium. Digunakan dalam bentuk cair

sebagai trisodium sitrat dihidrat 3,2% (109 mmol/L). Antikoagulan ini

digunakan untuk pengujian sistem pembekuan darah karena paling baik

dalam memelihara faktor-faktor pembekuan darah dan mengembalikan

kalsium kedalam spesimen selama proses pemeriksaan serta dapat dengan

mudah mengembalikan efek pengikatan.

Penggunaan Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk

pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

23

Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah

(Riswanto, 2013).

c. Heparin

Antikoagulan ini bersifat seperti antirombin, tidak mempengaruhi

bentuk eritrosit dan leukosit. Heparin dapat dipakai sebagai larutan

ataupun dalam bentuk kering dengan konsentrasi penggunaan adalah 1 mg

heparin kering untuk 10 ml darah. (Gandasoebrata, 2010).

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja

dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin

sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga

macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin.

Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak

digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa

beberapa macam ion dalam darah.

Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur

sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah 0.1

– 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan

darah karena menyebabkan latar belakang biru (Riswanto, 2013).

d. Oksalat

Oksalat bekerja dengan mencegah pembekuan darah dengan cara

mendapatkan kalisum dalam darah. Antikoagulan ini dapat dijumpai

sebagai ammonium, lithium, kalium (potassium) dan natrium (sodium).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

24

Natrium oksalat (Na2C2O4) 0,1 N digunakan untuk pengujian faktor

pembekuan darah misalnya PPT (plasma prothrombin time) dengan

perbandingan 9 bagian darah ditambah 1 bagian Na oksalat.

Kalium oksalat digunakan bersama dengan natrium fluorida untuk

penentukan kadar glukosa darah, dimana fungsinya adalah sebagai

antiglikolisis yang mencegah metabolisme glukosa oleh sel (Riswanto,

2013).

1.3.2. Analitik

Proses analitik adalah tahap pengerjaan sampel sehingga diperoleh

hasil pemeriksaan (Depkes RI, 1999).

1. Bahan Pemeriksaan

Pemeriksaan jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit dapat

menggunakan darah vena maupun darah kapiler. Pemeriksaan dengan darah

kapiler memberikan hasil lebih rendah dibandingkan darah vena. Pemeriksaan

jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit dengan darah kapiler menggunakan

alat automatik diperlukan darah kapiler sebanyak 20 ul (Mindray, 2010)

2. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat

Alat pemeriksaan bila tidak dilakukan perawatan secara rutin maupun

kalibrasi maka akan mempengaruhi hasil pemeriksaan jumlah eritrosit,

leukosit dan trombosit menjadi lebih tinggi atau menjadi rendah.

Upaya untuk mengkoreksi alat hematology analyzer merupakan

sebuah upaya yang baik karena kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari

kesalahan dan ketidaktelitian. Perlu adanya pemahaman untuk menilai dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

25

memilah kesalahan yang mungkin terjadi saat pengerjaan dengan metode

hematology analyzer. Setiap laboratorium mengklaim bahwa hasilnya lebih

akurat bahkan pakai darah kontrol dibandingkan laboratorium lain. Alasan ini

bisa dipatahkan bila pra analitiknya buruk, misal darah tidak segera dicampur

dengan antikoagulan, kelebihan antikoagulan, tidak segera diperiksa (dalam

waktu 1 jam lebih bagus), tidak dikocok sebelum diperiksa dan botol yang

digunakan dari plastik/polietilen.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin

penghitung automatik (hematology analyzer). Pemeriksaan dengan mesin

penghitung automatik dapat memberikan hasil yang cepat. Namun, alat

hitung automatik/analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang

abnormal, misalnya banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada

leukemia, infeksi bakterial, sepsis, dan sebagainya. Dalam kasus jumlah sel

yang sangat tinggi dimana alat tidak mampu menghitungnya, maka

pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan (Sainssyiah, 2010).

Penyebab kesalahan pada hasil alat hitung automatik (hematology

analyzer) :

a. Salah cara sampling

b. Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama

sehingga terjadi perubahan morfologi sel darah.

c. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak

memiliki alat pengocok automatik (rotator) maka dikhawatirkan tidak

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

26

sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien. Ini merupakan

kesalahan fatal yang sering terjadi pada saat pemeriksaan.

d. Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat

pengukuran sel tertentu.

e. Kalibrasi dan kontrol tidak benar. Tidak melakukan kalibrasi secara

berkala dan darah kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date

tapi tetap dipakai karena menghemat biaya operasional.

f. Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube

maka, penyebabnya salah saat pada memasukkan sampel pada jarum

sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau

darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat

dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube

kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum

yang diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute,

perlu dikocok dahulu saat pengenceran darah dengan diluent.

g. Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai

(warning : temperature ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak

baik. Reagensia yang digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi oleh

udara luar karena packing yang jelek (Sainssyiah, 2010).

Perawatan alat secara rutin perlu dilakukan dengan melakukan

perawatan harian yaitu EZ cleanser yaitu untuk menghancurkan sisa bekuan

atau sisa pembuangan darah yang tidak sempurnadan melakukan kalibrasi

dengan menggunakan kalibrator komersial atau sampel darah segar. Kalibrasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

27

diperiksa secara teratur dengan menggunakan program pemantapan mutu

yang biasa dilakukan setiap laboratorium, sesuai dengan persyaratan

laboratorium yang baik, verifikasi yang mencakup quality control harian pada

setiap shift dan juga pada setiap perubahan nomor lot reagen. Alat yang

digunakan untuk penelitian ini sudah dilakukan pemeliharaan alat secara rutin

dan kalibrasi.

3. Kualitas Reagen

Reagen (diluent, lyse, rinse) harus diperlakukan sesuai aturan yang

diberikan pabrik pembuatnya termasuk cara penyimpanan, penggunaan dan

expired nya.

Pemakaian reagen yang sudah rusak oleh karena sudah expired

maupun salah dalam suhu penyimpanan akan menyebabkan penurunan

jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit. Hal ini dapat diatasi dengan

pemakain reagen yang tidak expired dan penyimpanan reagen pada suhu yang

sudah ditentukan pabrik pembuatnya yaitu pada suhu 15-300C (Cell-Dyn,

2007).

4. Pemeriksa

Faktor pemeriksa juga dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan

jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit, bila sampel tidak dicampur/dikocok

dengan benar sebelum sampel diperiksa atau pada saat sampel dihisap oleh

penghisap sampel tidak sampai dasar tabung sampel atau hanya pada

permukaan tabung sampel, maka hasil pemeriksaan jumlah trombosit menjadi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

28

rendah. Hal ini memerlukan pemeriksa yang berpengalaman dan terlatih

(Cell-Dyn, 2007)

1.3.3. Pasca Analitik

Proses pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang

dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan

benar-benar valid atau dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilakukan

dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan

dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan

(Depkes RI, 1999).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

29

1.4. Kerangka teori

1.5. Kerangka konsep

Variable bebas (independent) Variable tergantung (dependent)

Variasi Konsentrasi dan

Volume Antikoagulan

EDTA

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pemeriksaan jumlah Eritrosit, Leukosit dan

Trombosit

Variasi Antikoagulan :

Antikoagulan EDTA 5%

1) 5 ul

2) 10 ul

3) 20 ul

Antikoagulan EDTA 10%

1) 5 ul

2) 10 ul

3) 20 ul

Antikoagulan EDTA 20%

1) 5 ul

2) 10 ul

3) 20 ul

Jumlah Eritrosit

Jumlah Leukosit

Jumlah Trombosit

Trombosit

Pasca Analitik Pra Analitik Analitik

Jumlah Eritrosit

Jumlah Leukosit

Jumlah Trombosit

1) Persiapan Pasien

2) Persiapan

Pengumpulan Sampel

3) Pengambilan Sampel

4) Antikoagulan

1) Bahan Pemeriksaan

2) Pemeliharaan dan Kalibrasi

Alat

3) Kualitas Reagen

4) Pemeriksa

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. 1.1.1. Definisi Darahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-mulyadinim... · Tinjauan Umum Darah ... Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x

30

1.6. Hipotesa

1.6.1. Hipotesis Mayor

Ada Perbedaan jumlah sel darah berdasarkan variasi konsentrasi dan

volume antikoagulan Na2EDTA metode impedansi elektrik

1.6.2. Hipotesis Minor

a. Ada perbedaan jumlah eritrosit berdasarkan variasi konsentrasi dan

volume antikoagulan Na2EDTA metode impedansi elektrik.

b. Ada perbedaan jumlah leukosit berdasarkan variasi konsentrasi dan

volume antikoagulan Na2EDTA metode impedansi elektrik.

c. Ada perbedaan jumlah trombosit berdasarkan variasi konsentrasi dan

volume antikoagulan Na2EDTA metode impedansi elektrik.