15
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori penunjang yang mendasari dalam pembahasan yaitu state of the art, metode dan pemodelan sistem. 2.1 State of the Art Game Tradisional Engklek merupakan game yang dibuat untuk menggambarkan permainan tradisional engklek. Game Engklek dibuat untuk diimplementasikan pada platform mobile berbasis android. Konsep yang dimiliki game ini adalah terdapat tingkatan level yang berbeda. Tingkatan level terdiri dari 2 level yaitu easy mode dan hard mode. Setiap level memiliki beberapa kategori permainan yaitu single player, two player dan three player. Game ini juga memiliki scene memilih karakter setelah pemilihan kategori permainan. Terdapat 5 karakter berbeda yang dapat dilipilih pada game. Cara bermain Game Engklek yaitu pada layar terdapat kotak-kotak sebagai arena engklek, lakukan tap/touch pada device kemudian menarik power untuk melakukan pelemparan batu. Langkah berikutnya melakukan loncatan dan mencari rumah. Pemenang pada Game Engklek ini ditentukan dengan menghitung pemilik rumah terbanyak (Prihandani, Bayupati & Wirdiani 2016). Game Tajog Race merupakan game yang juga dibuat untuk menggambarkan salah satu permainan tradisional yaitu tajog (egrang). Terdapat 2 game utama pada game Tajog Race yaitu Stage Game dan Explore Game. Stage Game merupakan game balap tajog dan Explore Game merupakan game endless yang dibuat untuk memberi variasi dalam game. Perbandigan dari Game Tradisional Engklek dengan game Tajog Race dapat dilihat pada tabel 2.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art II gung.pdf · 6 Tabel 2.1 Perbandingan antara game Tradisional Engklek dengan game Tajog Race. Parameter Game Tradisional Engklek Game

  • Upload
    dangdan

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori penunjang yang mendasari dalam

pembahasan yaitu state of the art, metode dan pemodelan sistem.

2.1 State of the Art

Game Tradisional Engklek merupakan game yang dibuat untuk

menggambarkan permainan tradisional engklek. Game Engklek dibuat untuk

diimplementasikan pada platform mobile berbasis android. Konsep yang dimiliki

game ini adalah terdapat tingkatan level yang berbeda. Tingkatan level terdiri dari

2 level yaitu easy mode dan hard mode. Setiap level memiliki beberapa kategori

permainan yaitu single player, two player dan three player. Game ini juga memiliki

scene memilih karakter setelah pemilihan kategori permainan. Terdapat 5 karakter

berbeda yang dapat dilipilih pada game. Cara bermain Game Engklek yaitu pada

layar terdapat kotak-kotak sebagai arena engklek, lakukan tap/touch pada device

kemudian menarik power untuk melakukan pelemparan batu. Langkah berikutnya

melakukan loncatan dan mencari rumah. Pemenang pada Game Engklek ini

ditentukan dengan menghitung pemilik rumah terbanyak (Prihandani, Bayupati &

Wirdiani 2016).

Game Tajog Race merupakan game yang juga dibuat untuk

menggambarkan salah satu permainan tradisional yaitu tajog (egrang). Terdapat 2

game utama pada game Tajog Race yaitu Stage Game dan Explore Game. Stage

Game merupakan game balap tajog dan Explore Game merupakan game endless

yang dibuat untuk memberi variasi dalam game. Perbandigan dari Game

Tradisional Engklek dengan game Tajog Race dapat dilihat pada tabel 2.1.

6

Tabel 2.1 Perbandingan antara game Tradisional Engklek dengan game Tajog Race.

Parameter Game Tradisional Engklek Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android

Tema Game Permainan Tradisional Permainan Tradisional

Game play/ level 1 game utama dengan 2

level mode, yaitu:

1. Level Easy merupakan

Game Engklek dengan

garis bantu dalam

melakukan pelemparan

batu.

2. Level Hard merupakan

Game Engklek tanpa garis

bantu dalam melakukan

pelemparan batu.

2 game utama, yaitu:

1. Explore Game merupakan

game endless yang

memiliki 3 track yang

berbeda,

2. Stage Game adalah game

yang terdiri dari 3 stage

dengan setiap stage

memiliki game yang sama

yaitu balap tajog namun

terdapat perbedaan

kecepatan, rintangan dan

fitur menarik dari game di

setiap track-nya.

Fitur Multitouch Sensor Accelerometer,

Collision Detection, Fungsi

Random, Parallax Effect

Game Casual “Jebyuurrr!” adalah game yang dibuat berdasarkan cerita atau

hasil imajinasi. Game ini menceritakan bagaimana gurita telah melepaskan diri dari

nelayan dan berusaha menghindari ikan-ikan yang ada untuk masuk ke dalam laut.

Tujuan dari Game Casual “Jebyuurrr!” yaitu mengumpulkan poin sebanyak-

banyaknya. Game ini tidak ada pembagian level yang jelas karena memiliki jenis

survival atau endless game. Fitur sensor accelerometer digunakan dalam

mengontrol pergerakan karakter gurita. Pergerakan gurita memanfaatkan sensor

accelerometer difokuskan pada pergerakanan ke kanan dan ke kiri berdasarkan

sumbu x (Christian 2013)..

Game Casual “Jebyuurrr!” dan game Tajog Race memiliki fitur game yang

sama namun memiliki perbedaan pada gameplay dan genre game. Perbedaan dari

Game Casual “Jebyuurrr!” dengan Tajog Race dapat dilihat pada table 2.2.

7

Tabel 2.2 Perbandingan antara game Casual “Jebyuurrr!” dengan game Tajog Race.

Parameter Game Casual “Jebyuurrr!” Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android

Alat Pengembang

dan Bahasa

Pemrograman

Eclipse IDE, Bahasa

Pemgoraman Java

Corona SDK, Bahasa

Pemgoraman Lua

Game play/ level 1 game utama yaitu gurita

menghindari ikan dan

mengumpulkan poin

sebanyak-banyaknya

(endless game)

2 game utama, yaitu:

1. Explore Game merupakan

endless game yang

memiliki 3 track yang

berbeda,

2. Stage Game adalah game

yang terdiri dari 3 stage

dengan setiap stage

memiliki game yang sama

yaitu balap tajog namun

terdapat perbedaan

kecepatan, rintangan dan

fitur menarik dari game di

setiap track-nya.

Fitur Sensor Accelerometer,

Sensor Suara, Multitouch

Sensor Accelerometer,

Collision Detection, Fungsi

Random, Parallax Effect

Genre Endless Race dan Endless -Running

Game

Game Super Noseman merupakan game 2 dimensi dengan genre endless-

running game. Game ini diadopsi dari game terdahulunya yang telah mendapatkan

respon sangat baik yaitu Temple Run dan Flappy Bird. Cara bermain dari Super

Noseman ini adalah menyelamatkan penduduk dengan cara menangkapnya dan

memukul obstacle yang ada di dalam gedung. Obstacle yang digunakan adalah

karakter ninja. Game akan berakhir ketika Super Noseman gagal menyelamatkan

penduduk atau gagal memukul ninja dengan jumlah tertentu. Nilai atau poin yang

didapatkan tergantung dari berapa banyak ninja yang berhasil dipukul dan berapa

banyak penduduk yang dapat diselamatkan (Handoyo 2014).

8

Game Tajog Race dan game Super Noseman memiliki kesamaan genre

game yaitu endless-running game. Selain genre, fitur yang digunakan juga ada

kesamaan seperti penggunaan fitur parallax effect. Disamping kesamaan tersebut,

kedua game memiliki perbedaan dari beberapa aspek. Perbedaan dari game Super

Noseman dengan Tajog Race dapat dilihat pada table 2.3.

Tabel 2.3 Perbandingan antara game Super Noseman dengan game Tajog Race.

Parameter Game Super Noseman Game Tajog Race

Platform Mobile, Android Mobile, Android

Game play/ level 1 game utama yaitu endless-

running game dengan Super

Noseman sebagai karakter

utama.

2 game utama, yaitu:

1. Explore Game merupakan

game endless yang

memiliki 3 track yang

berbeda,

2. Stage Game adalah game

yang terdiri dari 3 stage

dengan setiap stage

memiliki game yang sama

yaitu balap tajog namun

terdapat perbedaan

kecepatan, rintangan dan

fitur menarik dari game di

setiap track-nya.

Fitur Parallax Effect, Algoritma

Circle Collision, Algoritma

Axis-Aligned Bounding Box

Sensor Accelerometer,

Collision Detection, Fungsi

Random, Parallax Effect

Genre Endless-Running Race dan Endless-Running

Wang dan Lin (2012) membuat jurnal mengenai Game AI: Simulating Car

Racing Game by Applying Alghorthms. Jurnal tersebut membahas game dengan

genre race. Game tersebut mengimplementasikan algoritma pencarian jarak

terpendek (pathfinding). Algoritma yang digunakan adalah algoritma A* untuk

menghindari rintangan yang memiliki pergerakan statis dan dinamis. Simulasi

9

balap F1 (Formula 1) digunakan sebagai objek penerapan algoritma A* tersebut.

Ujicoba dilakukan pada 3 track yang berbeda yaitu Turki, Hungaria dan Italia.

Game Tajog Race dan Simulating Car Racing Game tersebut memiliki

kesamaan pada salah genre game yaitu race game. Perbedaan juga nampak pada

game play, fitur dan genre game. Perbedaan dari Simulating Car Racing Game

dengan game Tajog Race dapat dilihat pada table 2.4.

Tabel 2.4 Perbandingan antara Simulating Car Racing Game dengan game Tajog Race.

Parameter Simulating Car Racing

Game

Game Tajog Race

Game play/ level 1 game utama yaitu race

game dengan Formula 1

sebagai objek simulasi game.

Terdapat 3 track berbeda

yang digunakan pada game,

antara lain: Turki, Hungaria

dan Italia.

2 game utama, yaitu:

1. Explore Game merupakan

game endless yang

memiliki 3 track yang

berbeda,

2. Stage Game adalah game

yang terdiri dari 3 stage

dengan setiap stage

memiliki game yang sama

yaitu balap tajog namun

terdapat perbedaan

kecepatan, rintangan dan

fitur menarik dari game di

setiap track-nya.

Fitur Algoritma A*, Collision

Detection dan Fungsi

Random

Sensor Accelerometer,

Collision Detection, Fungsi

Random, Parallax Effect

Genre Race Race dan Endless-Running

2.2 Definisi Game

Game berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti dasar permainan.

Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian “kelincahan intelektual”

(intellectual playability game). Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu

merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara

10

maksimal. Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran,

kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan

sebagai game (Zamroni, Suryaman & Jalaludin 2013).

Game atau permainan biasanya dilakukan untuk kesenangan dan kadang

kadang digunakan sebagai alat pendidikan. Pembuat Game harus membuat

deskripsi yang menceritakan game yang akan dibuat terlebih dahulu untuk

membuat sebuah game. Selain itu dibutuhkan juga desain game yang sederhana

untuk mempermudah pembuatan game. Desain yang telah dibuat dapat membantu

mengetahui semua elemen-elemen yang dibutuhkan dalam pembuatan game,

misalnya karakter user, karakter musuh, animasi serangan dan sebagainya.

Membuat game akan mebutuhkan gambar dari tiap elemen-elemen yang ada,

background image, dan sound. Semua hal diatas dapat dikatakan sebagai resources

game.

2.3 Jenis-Jenis Game

Menurut Chowanda & Lusiana, game dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis. Jenis-jenis Game diantaranya shooting (tembak-tembakan), fighting

(pertarungan), adventure (Petualangan), Simulasi, Konstruksi, Manajemen,

Strategi, Olahraga, puzzle, dan Edugames (Chowanda & Lusiana 2011).

1. Shooting (Tembak-Tembakan)

Game tembak-tembakan sangat memerlukan kecepatan refleks, koordinasi

mata-tangan, juga timing, inti dari game jenis ini adalah tembak, tembak dan

tembak. Contoh : GTA, dan Crysis.

2. Fighting (Pertarungan)

Fighting (pertarungan) merupakan game yang permainannya memerlukan

refleks dan koordinasi mata dan tangan dengan cepat, tetapi inti dari game

pertarungan adalah penguasaan hafalan jurus. Contoh: Mortal Kombat dan Tekken.

3. Adventure (Petualangan)

Game yang lebih menekankan pada jalan cerita dan kemampuan berpikir

pemain dalam menganalisia tempat secara visual, memecahkan tekateki maupun

menyimpulkan berbagai peristiwa. Contoh: Kings Quest, dan Space Quest.

11

4. Simulasi, Konstruksi, Manajemen

Video game simulasi, kontruksi dan manajemen seringkali menggambarkan

dunia di dalamnya sedekat mungkin dengan dunia nyata dan memperhatikan

dengan detil berbagai faktor. Contoh: The Sims.

5. Strategi

Game strategi memerlukan koordinasi dan strategi dalam memainkan

permainan ini. Kebanyakan game strategi adalah game perang. Contoh: Warcraft.

6. Olahraga

Jenis game olahraga merupakan adaptasi dari kenyataan, membutuhkan

kelincahan dan juga strategi dalam memainkannya. Contoh : Winning Eleven dan

NBA.

7. Puzzle

Game teka-teki, pemain diharuskan memecahkan teka-teki dalam game

tersebut. Contoh : Tetris, Minesweeper dan Bejeweled.

8. Edugames

Edugames dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat pendidikan, baik untuk

belajar mengenal warna untuk balita, mengenal huruf dan angka, matematika,

sampai belajar bahasa asing. Developer yang membuat edugame, harus

memperhitungkan berbagai hal agar game ini benar-benar dapat mendidik,

menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan yang memainkannya.

Target segmentasi pemain harus pula disesuaikan dengan tingkat kesulitan

dan desain visual ataupun animasinya. Contoh edugames: Bobi Bola, Dora the

Explorer, Petualangan Billy dan Tracy.

Game Tajog Race merupakan game yang memiliki dua genre atau jenis

game. Jenis game running-endless diimplementasikan pada Explore game dan jenis

racing (olahraga) diimplementasikan pada Stage game.

2.4 Metajog

Permainan egrang adalah permainan berjalan menggunakan alat yang

terbuat dari bambu dan pelepah sagu atau tempurung kelapa. Nilai budaya yang

12

terkandung dalam permainan egrang adalah kerja keras, keuletan dan sportivitas.

Permainan egrang pada umumnya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 7-13

tahun dengan jumlah pemain berkisar 2-5 orang. Selain menggunakan bambu,

egrang dapat pula dibuat dari batok kelapa. Aturan permainan egrang bambu dapat

dibagi menjadi dua yaitu perlombaan lari atau balapan dan pertandingan untuk

saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu (Purbowinanto

2011, h.23).

Egrang merupakan permainan tradisional yang cukup terkenal di berbagai

wilayah di nusantara, tidak terkecuali daerah Bali. Egrang lebih dikenal oleh

masyarakat Bali dengan nama tajog (metajog). Tajog merupakan salah satu

permainan tradisional yang terkenal di Bali. Nama permainan ini diambil dari nama

alat yang dipakai yaitu tajog. Cara bermain tajog yaitu dengan mengandalkan

keseimbangan dan kecepatan gerakan tajog untuk bersaing dengan lawan yang lain

untuk mencapai garis finish paling cepat.

Metajog merupakan sebuah permainan tradisional Bali yang sudah tidak ada

penggemarnya lagi. Metajog ini sebenarnya murah meriah, hanya diperlukan dua

potongan bambu untuk kaki-kakian. Untuk alas tempat berpijak bisa dipakai

potongan bambu kecil atau kayu. Alas ini kemudian diikat pada kaki tajog dengan

ketinggian yang disesuaikan dengan keinginan dan keberanian. Keseimbangan

yang baik memang mutlak diperlukan bila tidak ingin jatuh terjerembab dari kaki

tajog yang tinggi (Win 2010, h.50).

13

Gambar 2.1 Permainan Tajog “Metajog”

Permainan tajog dari Bali dimainkan oleh beberapa anak. Bentuk dan

ukuran tajog dapat diperkirakan seperti pada gambar 2.1.

2.5 Sensor Accelerometer

Accelerometer merupakan alat atau transduser yang digunakan untuk

mengukur percepatan, getaran dan percepatan yang disebabkan oleh gravitasi.

Secara umum sensor accelerometer bekerja untuk mengukur percepatan akibat

gerakan benda yang melekat dengannya (Nugroho 2013, h.15).

Accelerometer memiliki banyak kegunaan yang diimplementasikan pada

berbagai alat untuk membantu kelangsungan hidup manusia, misalnya pada device

yang sedang berkembang yaitu diterapkan pada smartphone sebagai image

stabilization dalam camera recorder dan track switching untuk mengubah lagu

yang dimainkan. Sensor accelerometer diterapkan pada game Tajog Race sebagai

kontrol gerak karakter utama dalam menghindari rintangan yang ada.

14

2.6 Collision Detection

Collision detection merupakan suatu algoritma yang digunakan pada saat

terjadi tumbukan antara objek satu dengan objek lainnya. Collision detection atau

pendeteksian tumbukan adalah proses pengecekan apakah beberapa buah objek

spasial saling bertumbuk atau tidak. Jika ternyata ada paling sedikit dua buah objek

yang bertumpuk, maka kedua objek tersebut dikatakan saling bertumbukkan

(Nugraha 2010).

Collision detection pada game Tajog Race digunakan untuk memberikan

tindakan jika terjadi tumbukan. Collision detection digunakan pada game Tajog

Race untuk memberikan tindakan terhadap tumbukan yang terjadi antara karakter

game dengan rintangan dan karakter game dengan jajanan bali.

2.7 Fungsi Random

Fungsi random merupakan fungsi yang digunakan untuk melakukan

perintah acak. Bahasa pemrograman Lua yang digunakan oleh Corona SDK

mendukung penggunaan random function. Corona memiliki libraries math.* yang

menangani pembuatan nilai acak dengan mudah untuk digunakan di aplikasi atau

game.

Pembuatan game sering menggunakan fungsi ini untuk memberikan proses

yang tak terduga karena perintah acak yang dilakukan. Biasanya random function

digunakan pada game puzzle, shooter game dan masih banyak lagi. Random

function diimplementasikan pada game Tajog Race untuk penempatan rintangan,

jajanan bali, health dan healing kit.

2.8 Parallax Effect

Parallax effect adalah efek yang dilihat mata terhadap perpindahan atau

besarnya sebuah objek yang disebabkan oleh perbedaan posisi objek tersebut. Efek

ini dapat diilustrasikan seperti saat seseorang melintasi jalan menggunakan mobil,

maka perpindahan tiang listrik di pinggir jalan terasa lebih cepat dibandingkan

dengan gunung yang posisinya jauh dari tiang listrik tersebut (Handoyo 2014, h.94).

15

Parallax effect ini banyak diimplementasikan pada game yang bertipe

scrolling seperti endless-running game dan race. Game Tajog Race

mengimplementasikan parallax effect pada kedua game utama yaitu Explore Game

dan Stage Game. Pergerakan track dan batas track pada game diimplementasikan

parallax effect tersebut.

2.9 Corona SDK (Software Development Kit)

Corona SDK merupakan software engine yang diciptakan oleh Walter Luh.

Corona SDK membantu software programmer untuk membuat aplikasi dan game

dalam platform mobile berbasis iOS dan Android. Corona SDK menggunakan

bahasa pemrograman Lua. Fitur yang terdapat pada Corona antara lain adalah

audio, grafis, jaringan dan beberapa sensor seperti accelerometer dan GPS (Burton

2013).

Game Tajog Race merupakan game 2 Dimensi berbasis Android yang

dibuat menggunakan corona SDK. Beberapa library digunakan untuk

mengimplementasi game Tajog Race seperti library math.*, physics.* dan

transition.*.

2.10 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam

perancangan game Tajog Race. Pemodelan sistem adalah langkah untuk

menggambarkan secara umum game yang akan dibangun, adapun bentuk gambaran

umum digambarkan dengan flowchart, use case diagram dan activity diagram.

2.10.1 Flowchart

Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari

kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-

langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis

dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih

kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam

pengoperasian. System flowchart adalah urutan proses dalam sistem dengan

menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses

16

pengolahan data. Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol

tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara

suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Anharku.

2009). Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan flowchart dapat dilihat pada

tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Simbol Flowchart

Simbol Nama Keterangan

Terminator Permulaan/ akhir program

Garis Alir Arah aliran program

Preparation Proses inisialisasi/ pemberian

harga awal

Proses

Proses perhitungan/ proses

pengolahan data

Input/ Output Data

Proses input/ output data,

parameter, informasi

Predefined Process

(Sub Program)

Permulaan sub program/

proses menjalankan sub

program

Decision

Perbandingan pernyataan,

penyeleksian data yang

memberikan pilihan untuk

langkah selanjutnya

On Page Connector

Penghubung bagian-bagian

flowchart yang berada pada

satu halaman

Off Page Connector

Penghubung bagian-bagian

flowchart yang berada pada

halaman berbeda

17

Flowchart digunakan untuk menggambarkan alur proses pengerjaan game

dari awal sampai selesai game dirancang. Flowchart ini membantu untuk

mengerjakan pertahap langkah pembuatan game Tajog Race, dengan kata lain

flowchart yang dibuat nantinya sebagai landasan alur perancangan game Tajog

Race.

2.10.2 Use Case Diagram

Use case adalah rangkaian sekelompok yang saling terkait dan membentuk

sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh aktor. Use case digunakan

untuk membentuk tingkah-laku benda dalam sebuah model serta di realisasikan

oleh sebuah collaboration. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips

dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan

proses sistem atau kebutuhan sistem dari sudut pandang user (Rumbaugh, Jacobson

& Booch 2005, h.78).

Use case diagram adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem,

sehingga user sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan

dibangun. Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut pandang

pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case lebih dititikberatkan

pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan

kejadian. Adapun simbol dari Use Case Diagram dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Simbol dari Use Case Diagram

Simbol Nama Keterangan

Actor

Seseorang atau sesuatu yang

berinteraksi dengan sistem

Use Case

Menggambarkan bagaimana

seseorang akan menggunakan

atau memanfaatkan sistem

18

Relationship

Hubungan antara actor dengan

use case. Terdapat dua

hubungan, yaitu:

1. <<include>> : kelakuan yang

harus terpenuhi agar sebuah

event dapat terjadi

2. <<extends>> : kelakukan

yang hanya berjalan di

bawah kondisi tertentu

Use case menggambarkan suatu interaksi antara aktor dengan sistem. Use

case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Aktor atau seorang adalah entitas

manusia atau mesin yang melakukan interaksi dengan sistem untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan tertentu.

2.10.3 Activity Diagram

Activity diagram merupakan penyampaian secara grafis dari seluruh

tahapan alur kerja. Activity diagram ini mengandung aktivitas, pilihan tindakan,

perulangan dan hasil dari aktivitas tersebut. Pada pemodelan UML, diagram ini juga

dapat digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dan alur kerja operasional secara

pertahap dari komponen suatu sistem yang dirancang (Rumbaugh, Jacobson &

Booch 2005, h. 96). Adapun simbol dari activity diagram dapat dilihat pada tabel

2.7.

Tabel 2.7 Simbol dari Activity Diagram

Simbol Nama Keterangan

Initial State

Titik awal dimulai activity

Final State

Finish (akhir activity)

19

State

Initial activity

Decision

Pilihan untuk mengambil

keputusan

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana alir aktivitas dimulai, keputusan yang mungkin

terjadi dan bagaimana alir aktivitas berakhir.