42
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap Perkembangan Anak Anak merupakan individu yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Proses pertumbuhan dan berkembang dimulai sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di bagian tubuh yang dapat diukur secara kuantitatif (Neeraja, 2006). Hasil pertumbuhan berupa bertambahnya panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan saraf. Pertumbuhan akan terhenti setelah adanya maturasi pada individu (Neir, 2008). Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan berlanjut disepanjang rentang kehidupan individu. Pekembangan sebagian besar melibatkan pertumbuhan, namun juga melibatkan kemunduran akibat adanya proses penuaan (Santrock, 2007). Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian pada individu (Fida dan Maya, 2012). Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap Perkembangan Anak · adalah sebagai berikut : 9 1. Faktor Herediter Supartini (2004) menjelaskan bahwa faktor herediter merupakan faktor pertumbuhan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tahap Perkembangan Anak

    Anak merupakan individu yang berada dalam proses pertumbuhan dan

    perkembangan. Proses pertumbuhan dan berkembang dimulai sejak konsepsi

    sampai berakhirnya masa remaja. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan

    perkembangan yang sesuai dengan usia.

    Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di bagian

    tubuh yang dapat diukur secara kuantitatif (Neeraja, 2006). Hasil pertumbuhan

    berupa bertambahnya panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai,

    bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan

    tulang dan jaringan saraf. Pertumbuhan akan terhenti setelah adanya maturasi

    pada individu (Neir, 2008).

    Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan

    berlanjut disepanjang rentang kehidupan individu. Pekembangan sebagian besar

    melibatkan pertumbuhan, namun juga melibatkan kemunduran akibat adanya

    proses penuaan (Santrock, 2007). Perkembangan merupakan bertambahnya

    struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,

    gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian pada individu

    (Fida dan Maya, 2012).

    Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

    adalah sebagai berikut :

  • 9

    1. Faktor Herediter

    Supartini (2004) menjelaskan bahwa faktor herediter merupakan faktor

    pertumbuhan yang dapat diturunkan, yaitu suku, ras dan jenis kelamin.

    2. Faktor lingkungan (Hidayat, 2008)

    Faktor lingkungan merupakan faktor yang berperan penting dalam

    menentukan tercapai dan tidak suatu potensi yang sudah dimiliki. Faktor

    lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu:

    a) Faktor pranatal

    Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari

    konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi ibu hamil, lingkungan mekanis,

    toksin/zat kimia, hormon, radiasi, infeksi, kelainan imunologis dan

    kondisi psikologis ibu.

    b) Faktor paskanatal

    Faktor paska natal merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi

    anak setelah lahir. Secara umum dapat digolongkan menjadi :

    1. Lingkungan biologis, antara lain ras atau suku bangsa, jenis kelamin,

    umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit dan

    hormon.

    2. Faktor fisik, antara lain cuaca, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.

    3. Faktor psikososial, antara lain stimulasi, motivasi belajar, kelompok

    sebaya, kasih sayang dan kualitas interaksi anak ke orang tua.

    4. Faktor keluarga, antara lain pekerjaan, pendidikan, jumlah saudara,

    adat istiadat, norma dan agama.

  • 10

    Proses pertumbuhan dan perkembangan individu memiliki konsep yang

    sama. Fida dan Maya (2012) menyatakan bahwa setiap individu memiliki ciri

    pertumbuhan dan perkembangan memiliki sebagai berikut :

    a. Perkembangan anak akan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi

    secara bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai

    perubahan fungsi misalnya perkembangan inteligensi anak menyertai

    pertumbuhan otak dan saraf.

    b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan tahap

    selanjutnya. Setiap anak tidak dapat melewati satu tahapan perkembangan

    sebelum melewati tahapan sebelumnya, misalnya anak tidak akan bisa

    berjalan sebelum bisa berdiri.

    c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

    Artinya pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi organ setiap anak

    mempunyai kecepatan yang tidak sama.

    d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan. Ketika pertumbuhan

    berlangsung cepat, maka perkembangan terjadi pada peningkatan mental,

    memori, daya nalar, asosiasi.

    e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ

    tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :

    1. Perkembangan terjadi lebih dulu di daerah kepala, kemudian menuju

    arah caudal (pola cephalocaudal).

  • 11

    2. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar),

    lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai

    gerak halus.

    3. Pola yang teratur dan berurutan (pola proksimodistal).

    f. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan. Misalnya anak mampu

    membuat lingkaran sebelum ia mampu membuat gambar kotak.

    Proses tumbuh kembang anak memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut

    (Fida dan Maya, 2012)

    a. Perkembangan anak merupakan hasil kematangan dan belajar.

    Kematangan adalah proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai

    potensi yang ada pada anak. Belajar merupakan perkembangan yang

    berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh

    kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang

    dimiliki anak.

    b. Pola perkembangan dapat diramalkan, yaitu adanya persamaan pola

    perkembangan bagi semua anak, sehingga perkembangan dapat

    diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke spesifik

    dengan berkesinambungan.

    Pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki pembagian periode

    berdasar usia dan ciri khas kemampuan yang dimiliki seorang anak. Berk (2007)

    membuat pembagian periode perkembangan anak-anak beserta ciri khasnya dapat

    dilihat pada tabel 2.1

  • 12

    Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Individu Beserta Ciri Khas

    Periode Usia Ciri kasar

    Masa

    pranatal

    konsepsi-

    lahir

    Sel organisme yang membentuk menjadi bayi

    dan bertahan hidup selama dalam kandungan.

    Masa bayi Lahir-2 tahun Perubahan cepat yang terjadi pada tubuh dan

    otak, motor perceptual, kemampuan intelektual

    dan hubungan dengan orang sekitar.

    Masa kanak-

    kanak awal

    2-6 tahun Tahun bermain, kemampuan motorik mulai

    baik, pikiran dan bahasa meluas, kesusilaan

    jelas dan anak mulai mandiri dengan teman

    sebaya.

    Masa

    pertengahan

    dan akhir

    kanak-kanak

    6-11 tahun Tahun sekolah terjadi peningkatan pada

    kemampuan atletik, proses pemikiran yang

    logis, mampu mengenal huruf, mengerti diri

    sendiri, kesusilaan, persahabatan dan teman

    sebaya yang tergabung dalam grup.

    Sumber : Berk (2007)

    2.1.1 Karakteristik Anak Usia 7-8 Tahun

    Anak usia 7 – 8 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan terjadi

    pada aspek kognitif, kemampuan motorik, kemampuan sosial, kemampuan

    bahasa. Perkembangan kognitif anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan

    tahap-tahap kognitif tetap bagi setiap orang, akan tetapi adanya variasi terkait usia

    kronologis masuk dalam tahap perkembangan kognitif pada setiap anak.

    a. Tahap sensorimotor usia 0 – 2 tahun,

    b. Tahap pra operasional usia 2 -7 tahun,

    c. Tahap operasi kongkret usia 7 – 11/12 tahun,

    d. Tahap operasi formal usia 11/12 ke atas.

  • 13

    Tahapan kognitif anak akan berpengaruhi kemampuan gerakan seperti

    keseimbangan, koordinasi, kelincahan. Anak usia 7-8 tahun termasuk dalam

    tahapan operasi konkret sehingga anak sudah mampu berpikir bagian per bagian.

    Anak usia 7-8 tahun dapat mengikuti instruksi gerakan dan mengkoordinasikan

    gerakan (Cole, 2005).

    Dinilai dari perkembangan sosial anak usia 7-8 tahun terdapat peningkatan

    kemampuan sosialisasi terhadap lingkungan. Anak usia 7-8 tahun memiliki

    keinginan melepaskan diri dari otoritas orang tua. Anak usia 7-8 tahun memiliki

    dorongan kuat untuk bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya dan

    mulai menyukai permainan sosial, bentuk permainan yang melibatkan banyak

    orang dengan saling berinteraksi (Syamsu, 2007).

    Perkembangan motorik anak usia 7-8 tahun mengarah gerak yang bersifat

    lokomotor. Ditinjau dari kemampuan gerak anak usia 7-8 tahun sebagai berikut

    (Ecless, 2008) :

    1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan

    berbagai kegiatan. Aktivitas fisik pada anak bermanfaat untuk

    mengembangkan otot-otot kecil maupun besar. Aktivitas yang dapat

    dilakukan anak 7-8 tahun adalah

    a. Mampu melompat dan berjoget.

    b. Berdiri satu kaki dalam waktu 5-10 detik.

    c. Mampu berjalan di bidang miring.

    d. Mampu melompat dengan satu kaki.

    e. Meningkatnya koordinasi mata dan tangan.

  • 14

    f. Mampu bersisir sendiri

    g. Mampu berjalan di garis lurus.

    h. Menggambar bentuk orang dengan lengkap dan mampu

    menggambar persegi atau segitiga.

    i. Mewarnai gambar.

    2. Perkembangan bahasa anak usia 7-8 tahun semakin baik. Anak

    mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu

    mengungkapkan pikiran dalam batas-batas tertentu.

    3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan

    rasa ingin tahu anak yang besar terhadap lingkungan sekitar. Anak

    menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

    4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan

    sosial. Walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara bersama.

    Anak usia 7-8 tahun memiliki perkembangan motorik yang mulai

    terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan

    atau minat namun belum memiliki keseimbangan dinamis yang baik (Budiman,

    2010).

    Anak laki-laki di bawah 10 tahun jauh lebih tidak stabil dibandingkan

    anak perempuan pada usia yang sama, disebabkan postural anak laki-laki di usia

    tersebut lebih tidak stabil dibandingkan anak perempuan (Permana, 2013).

    Keseimbangan statis anak perempuan pada usia 7 tahun sedikit lebih baik

    dari anak laki – laki yang sama usianya. Sedangkan keseimbangan dinamis anak

    usia 7 tahun cenderung kurang baik pada anak perempuan dan laki-laki. Tidak ada

  • 15

    perbedaan kemampuan keseimbangan dinamis pada anak laki-laki dan perempuan

    pada usia 7-8 (Permana, 2013).

    2.2 Keseimbangan Dinamis

    2.2.1 Pengertian Keseimbangan Dinamis

    Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan

    equilibrium statis dan dinamis tubuh ketika di tempatkan pada berbagai posisi

    (Delitto, 2003). Keseimbangan adalah integrasi yang kompleks dari sistem

    somatosensorik (visual, vestibular, proprioceptiv) dan motorik (muskuloskeletal,

    otot, sendi, jaringan lunak) yang diatur oleh otak untuk merespon perubahan

    internal dan eksternal tubuh. Bagian otak yang mengatur keseimbangan meliputi,

    basal ganglia, Cerebellum, area asosiasi (Waston, 2008).

    Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi

    tubuh dengan center of gravity (COG) yang berubah (Abrahamova & Hlavacka,

    2008). Keseimbangan dinamis berfungsi untuk bergerak, mengidentifikasi

    orientasi dengan terhadap gravitasi, menentukan arah dan kecepatan gerakan, dan

    membuat penyesuaian otomatis postural untuk mempertahankan postur dan

    stabilitas di berbagai kondisi dan kegiatan (Cook, 2001).

    2.2.2 Mekanisme Neurofisiologi Keseimbangan

    Terdapat beberapa komponen fisiologis tubuh manusia untuk melakukan

    reaksi keseimbangan. Bagian paling penting yang dapat menjaga keseimbangan

    adalah sensor pada sendi (propioseptiv) yang dapat merasakan posisi bagian sendi

    atau tubuh saat bergerak (Brown et al., 2006).

  • 16

    Keseimbangan terbentuk melalui 3 proses utama dimulai dari input

    sensoris, integrasi dari sensoris, dan output motoris. Keseimbangan normal

    membutuhkan kontrol dari gravitasi untuk menjaga postur dan percepatan.

    Percepatan dihasilkan dari dalam tubuh akibat gerakan sadar atau gangguan tak

    terduga (Huxam, 2005).

    Keseimbangan diperlukan koordinasi dari tiga sistem, yaitu sebagai

    berikut (Kisner dan Colby, 2012):

    a. Sistem persarafan berfungsi menyediakan proses sensori untuk persepsi

    tubuh melalui visual, vestibular dan somatosensorik.

    b. Sistem muskuloskeletal meliputi postural alligment, fleksibilitas otot

    seperti range of motion, integritas sendi dan muscle performance.

    c. Contextual effect terbagi atas dua sistem yaitu sistem lingkungan

    terbuka dan tertutup, efek gravitasi, tekanan pada tubuh dan berbagai

    gerakan.

    Elemen-elemen di atas sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh

    dalam keadaan statis maupun dinamis. Dalam mempertahankan keseimbangan,

    perkembangan postural membutuhkan kerja sama dan interaksi dari komponen

    kontrol postural, yaitu sistem sensori perifer meliputi sistem visual, vestibular dan

    propioseptiv, memberikan informasi secara berkelanjutan tentang posisi dan

    gerakan dari seluruh bagian tubuh yang dibutuhkan dalam mempertahankan

    keseimbangan postural (Kisner dan Colby, 2012).

  • 17

    Gambar 2.1 Proses Fisiologi Terjadinya Keseimbangan

    Sumber : Waston et al., (2008)

    2.2.3 Sistem Vestibular

    Sistem vestibular berperan penting dalam keseimbangan, gerakan kepala,

    dan gerak bola mata. Organ vestibular meliputi bagian telinga dalam yaitu telinga

    kanalis semisirkularis dan organ otolit (utrikulus dan sakulus).

    Kanalis semisirkularis saling tegak lurus. Dapat dibayangkan sebagai

    bidang dasar sebuah kubus, kanal horisontal (atau lateral) terletak dalam bidang

    dasar dari kubus, dan antero-vertikal (atau superior) dan kanal postero-vertikal

    (atau posterior) adalah kedua bidang sisi yang lain. Pada manusia kumpulan

    ketiga kanalis miring 30° ke atas. Posisi fisiologis, kepala menunduk 30°;

    sehingga kemiringan 30° ini menjadikan kanal horisontal sehari-hari berada dalam

  • 18

    posisi horisontal. Kanalis semisirkularis merasakan putaran kepala, dan organ

    otolit merasakan percepatan linier kepala (Jafek, 2005).

    Sakulus dan utrikulus adalah dua kantong di dalam labirin membran, yang

    berlokasi di bagian vestibulum (pintu masuk) telinga dalam. Organ reseptornya

    disebut makula, yang dilihat sebagai bercak epitel pada dinding labirin membran.

    Makula utrikulus terletak pada dasar utrikulus kira-kira di bidang kanalis

    semisirkularis horisontal. Makula sakulus terletak pada dinding medial sakulus

    dan terutama terletak di bidang vertikal (Jafek, 2005).

    Utrikulus berfungsi mengisyaratkan posisi kepala relatif terhadap

    gravitasi. Sakulus bereaksi pada percepatan linier. Sakulus memberikan reaksi

    terhadap percepatan vertikal tingkat tinggi, yang menimbulkan respon motorik

    yang dibutuhkan untuk merespon gerakan secara optimal sewaktu terjatuh (Jafek,

    2005).

    Organ akhir sensoris (krista) kanalis semisirkularis berada pada pelebaran

    ujung setiap kanal (ampula). Anatomi krista berupa gundukan jaringan berbentuk

    pelana, yang menempel pada dinding ampula. Sel-sel rambut terletak pada

    permukaan krista. Serabut saraf ampula berjalan melalui pusat krista untuk

    bersinapsis pada basis sel rambut. Silia sel rambut menonjol dari permukaan krista

    ke dalam struktur gelatin yang disebut kupula. Kupula menutupi bagian atas krista

    dan meluas sampai dinding ampula yang berhadapan (Silverthrone, 2010).

    Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan sekitar

    tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan

  • 19

    proprioseptiv. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah

    di SSP, sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada saat itu.

    Gambar 2.2 Sistem Vestibular

    Sumber: Silverthrone (2010)

    Gerakan perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan

    cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.

    Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion

    kalsium masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya depolarisasi sehingga

    merangsang penglepasan neurotransmitter eksitator diteruskan melalui saraf

    kranialis VIII ke nukleus vestibular yang terletak di batang otak (brain stem).

    Beberapa stimulus tidak menuju langsung ke nukleus vestibular tetapi ke

    serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri. Sewaktu berkas

    silia terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi. Nukleus

    vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, formasi (gabungan

    reticular), dan cerebelum. Hasil dari nukleus vestibular di salurkan menuju ke

  • 20

    motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang

    menginervasi otot-otot proksimal, otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-

    otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu

    mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural

    (Watson et al., 2008).

    2.2.4 Sistem Visual

    Mata adalah organ visual mempunyai tugas penting bagi kehidupan

    manusia yaitu memberi informasi kepada otak tentang posisi tubuh terhadap

    lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan objek sekitarnya. Dengan input

    visual, maka tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di

    lingkungan sehingga sistem visual langsung memberikan informasi ke otak,

    kemudian otak memerikan informasi agar sistem muskuloskeletal dapat bekerja

    secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (Kolb, 2011) .

    Gambar 2.3 Sistem Visual

    Sumber : Kolb (2011)

  • 21

    2.2.5 Sistem Somatosensori

    Sistem somatosensori mempunyai beberapa neuron yang panjang dan

    saling berhubungan satu sama lainnya yang mana sistem somatosensori memiliki

    tiga neuron yang panjang yaitu: primer, sekunder dan tersier (Hanes, 2006).

    a. Primer Neuron adalah neuron yang memiliki badan sel pada dorsal

    root ganglion di dalam saraf spinal (area sensasi berada pada daerah

    kepala dan leher), bagian ini akan menjadi suatu terminal dari ganglia

    saraf trigeminal atau ganglia dari saraf sensorik kranial lainnya.

    b. Second Neuron berada di medulla spinalis dan brain stem dan meiliki

    sel tubuh yang baik. Akson neuron akan naik ke sisi berlawan di

    medulla spinalis dan brain stem, Akson dari banyak neuron berhenti

    pada bagian thalamus (Ventral Posterior nucleus), dan yang lainnya

    pada sistem retikuler dan cerebellum.

    c. Third neuron adalah neuron yang berhubungan dengan sentuhan dan

    rangsangan nyeri, neuron ketiga memiliki tubuh sel dalam VPN dari

    thalamus dan berakhir di gyruspostcentralis dari lobus parietal.

    Sistem somatosensori tersebar melalui semua bagian utama tubuh

    manusia.Terdiri dari reseptor sensori dan motorik (aferen) neuron di pinggiran

    (kulit, otot dan organ-organ misalnya), ke neuron yang lebih dalam dari sistem

    saraf pusat. Sistem somatosensori adalah sistem sensorik yang beragam yang

    terdiri dari reseptor dan pusat pengolahan untuk menghasilkan modalitas sensorik

    seperti sentuhan, temperatur, proprioception dan nociception (Hanes, 2006).

  • 22

    Reseptor sensorik menutupi kulit dan epitel, otot rangka, tulang dan sendi,

    organ, dan sistem kardiovaskular. Informasi propriosepsiv disalurkan ke otak

    melalui columna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)

    propioseptiv menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri

    melalui lemniskus medialis dan thalamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian

    tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra

    dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang

    beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari

    reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi

    kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang (Sezler, 2006).

    Gambar 2.4 Sistem Somatosensori

    (Sumber :http://www.pc.rhul.ac.uk)

  • 23

    2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan

    Keseimbangan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari pusat

    COG, garis gravitasi, bidang tumpu (base of support) dan kekuatan otot sehingga

    dipengaruhi dari kematangan dan pertumbuhan pada komponen yang terdapat

    individu (Huxam, 2005)

    a. Faktor biomekanik merupakan faktor yang mempengaruhi keseimbangan

    meliputi derajat gerak, kekuatan otot, dan stabilitas yang berfungsi untuk

    mendeteksi terhadap perubahan gerak dan bidang gerakan dan merespon

    dengan gerakan yang sesuai dan efektif. Komponen biomekanik yang

    mempengaruhi keseimbangan adalah sebagai berikut :

    1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG) merupakan titik gravitasi

    yang terdapat pada semua benda baik benda hidup maupun mati. Titik

    pusat gravitasi terdapat pada titik tengah benda tersebut, fungsi dari

    Center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda secara

    merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka

    tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur

    tubuh maka titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan

    gangguan keseimbangan (Unstable). Titik pusat gravitasi selalu

    berpindah secara otomatis sesuai dengan arah atau perubahan berat,

    jika center of gravity terletak di dalam dan tepat di tengah maka tubuh

    akan seimbang, jika berada di luar tubuh maka akan terjadi keadaan

    unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat pada

    1 inchi di depan vertebrae Sacrum 2 (Huxam, 2005).

  • 24

    2. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG) adalah garis imajiner yang

    berada vertikal melalui pusat gravitasi. Derajat stabilitas tubuh

    ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan

    base of support (Huxam, 2005).

    3. Bidang tumpu (Base of Support-BOS) merupakan bagian dari tubuh

    yang berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi

    tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang.

    Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.

    Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya

    berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan

    satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka

    stabilitas tubuh makin tinggi (Chang et al., 2009).

    4. Kekuatan otot (Muscle Strength) adalah kemampuan otot atau group

    otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik

    secara dinamis maupun secaca statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh

    kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang

    dapat berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka

    keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik

    seperti berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan bermain (Knudson, 2007).

    b. Faktor fisik adalah faktor-faktor yang terkait ukuran fisik seseorang, tipe

    tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan, genetik.

  • 25

    1. Umur

    Umur akan mempengaruhi keseimbangan. Usia anak-anak merupakan usia

    pertumbuhan sehingga kemampuan fisik belum sempurna akibat belum

    dikondisi matur, sedangkan setelah usia 30 tahun terjadi penurunan

    kapasitas fisik terkait dengan penurunan kapasitas fungsional dari seluruh

    tubuh, kira-kira sebesar 0,8 – 1% per tahun, tetapi olahraga dapat

    mengurangi kecepatan penurunan fisik (Ruhayati dan Fatmah, 2011).

    2. Jenis kelamin

    Jenis kelamin mempengaruhi berkaitan dengan kekuatan maksimal otot

    yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh,

    kekuatan otot, jumlah hemoglobin, hormon, kapasitas paru-paru, dan

    sebagainya. Sampai pubertas biasanya kebugaran pada anak laki-laki

    hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas kebugaran

    laki-laki dan perempuan biasanya semakin berbeda, terutama yang

    berhubungan dengan daya kardiorespiratori (Ruhayati dan Fatmah, 2011).

    3. Genetik

    Level kemampuan fisik seseorang dipengaruhi oleh gen yang ada dalam

    tubuh. Genetik atau keturunan yaitu sifat-sifat spesifik yang ada dalam

    tubuh seseorang dari sejak lahir. Sifat genetik mempengaruhi perbedaan

    dalam ledakan kekuatan, pergerakan anggota tubuh, kecepatan lari,

    kecepatan fleksibilitas, dan keseimbangan pada setiap orang. Selain itu,

    sifat genetik mempengaruhi fungsi pergerakan anggota tubuh dan

    kontraksi otot, berhubungan dengan perbedaan jenis serabut otot

  • 26

    seseorang, dimana serabut otot skeletal memperlihatkan beberapa

    struktural, histokimiawi, dan sifat karakteristik yang berbeda-beda

    (Ruhayati dan Fatmah, 2011)

    4. Aktivitas fisik

    Kegiatan fisik bersifat aerobik mempengaruhi komponen kebugaran

    jasmani. Aktivitas fisik dapat menigkatkan daya tahan kardiovaskular,

    mengurangi lemak tubuh, meningkatkan keseimbangan,dan fleksibilitas.

    Aktivitas fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu aktivitas fisik terstruktur

    (kegiatan olahraga) dan aktivitas fisik tidak terstruktur (kegiatan sehari-

    hari). Terdapat tiga aspek dapat menggambarkan tingkat aktivitas fisik

    seseorang, yaitu pekerjaan, olahraga dan kegiatan di waktu luang

    (Ruhayati dan Fatmah, 2011).

    5. Orientasi ruang

    Orientasi ruang adalah kemampuan untuk mengarahkan bagian-bagian

    tubuh sehubungan dengan keadaan gravitasi, BOS, surround visual dan

    referensi internal mengarahkan postur terhadap gravitasi. Orientasi ruang

    merupakan dasar untuk manusia menavigasi sebuah lingkungan dan

    memberikan respon yang sesuai (Horak, 2006).

    6. Motoric strategy

    Motoric strategy adalah sistem gerakan yang digunakan untuk merespon

    terhadap perubahan gerakan dan lingkungan agar individu tetap berada

    dalam keadaaan yang seimbang (Horak, 2006). Strategi gerak yang

    berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dapat dilihat tabel 2.2

  • 27

    Tabel 2.2 Karakteristik Motoric Strategy

    Motor

    strategy

    Karakteristik

    Aktivasi

    Hip strategy a. Teraktivasi dari otot

    bagian proximal ke distal

    b. Aktivasi otot searah

    dengan arah COG yang

    bergeser

    a. Adanya gangguan yang besar

    pada BOS

    b. Ketika memerlukan pergeseran

    cepat pada COG

    c. Ada input vestibular yang utuh

    Ankle

    strategy

    a. Teraktivasi dari otot

    bagian distal ke

    proksimal

    b. Aktivasi otot

    kontralateral dengan arah

    COG yang bergeser

    a. Selama pergeseran kecil dari

    COG

    b. Ketika tugas membutuhkan

    pemeliharaan postur tegak

    c. Input somatosensori masih

    utuh

    Stepping

    Strategy

    Memungkinkan otot

    mengaktivasi pergeseran

    berat dan kompensasi

    Gangguan terhadap keseimbangan

    yang besar

    Weight Shift

    Strategy

    Bergeser dari satu kaki

    atau anggota tubuh yang

    lain

    Suspension

    strategy

    Menurunkan COG

    dengan cepat

    meregangkan lutut

    Adanya percepatan dan

    momentum

    Sumber : Horak (2006)

    7. Sensoric strategy

    Sensoric strategy adalah penggunaan panca indra, dan sensoris tubuh

    untuk mendapat informasi sensorik dari somatosensoris, visual dan

    vestibular, kemudian mengintegrasikan input sensoris yang didapat

    untuk menafsirkan kompleks lingkungan sensorik. Subjek kemudian

    mengubah sensorik dan merespon terhadap perubahan gerak dan

    lingkungan (Horak, 2006).

  • 28

    8. Kontrol neuromuskuler

    Kontrol neuromuskuler pada sistem saraf pusat berfungsi untuk

    mengintrepresentasian, integrasi informasi propioseptiv dan kinestetik

    dan mengontrol otot, sendi untuk memproduksi gerakan yang

    terkoordinasi dan seimbang.

    9. Feedback

    Feedback atau umpan balik berfungsi untuk memonitor sinyal sensoris

    dan menggunakan informasi tersebut untuk bergerak.

    10. Feed forward

    Feed forward atau umpan maju adalah sistem yang menggunakan

    berbagai sinyal sensoris seperti visual, pendengaran, dan sentuhan

    untuk mendeteksi pertubasi dan menginisiasi gerakan secara proaktif.

    11. Central pattern generator (CPG)

    CPG merupakan penerjemah dari gerakan yang berada di batang otak

    dan medulla spinalis. CPG menggenerasikan gerakan lokomotor

    terkoordinir tanpa umpan balik dari afferen yang berhubungan dengan

    gerakan. CPG secara konstan dapat dimodifikasi oleh ketersediaan

    input sensoris. Setiap gerakan akan memberikan perubahan pada

    perubahan afferen yang berbeda-beda yang disebut sebagai neuron

    komando. Neuron komando akan menginisiasi CPG apabila terdapat

    input pusat supraspinatus, tipe dan derajat umpan balik aferen, posisi

    tubuh dan tungkai dengan gerakan yang ritmis.

  • 29

    Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan adalah kognitif. Kognitif

    berpengaruh langsung pada kemampuan motorik sesorang. Kemampuan motorik

    yang di maksud dapat berupa koordinasi, dexterity, agility dan keseimbangan.

    (Thomas, 2012). Pendapat tersebut diperkuat dalam hasil penelitian tentang

    keseimbangan yang menyatakan bahwa latihan kognitif dapat meningkatkan

    keseimbangan dan mengurangi resiko jatuh (Bowers, 2010).

    2.3 Senam Otak

    2.3.1 Pengertian Senam Otak

    Senam otak adalah serangkaian gerakan sederhana untuk merangsang area

    otak berdasarkan fungsional otak masing-masing. Senam otak terdiri dari gerakan-

    gerakan yang melibatkan komponen keseimbangan. Sistem somatosensori, sistem

    vestibular teraktivasi secara mekanis sehingga mengaktifkan kedua hemisfer otak

    melalui korteks motorik dan korteks sensoris. Aktivasi otak akan membuat otak

    melakukan respon cepat terhadap situasi yang membutuhkan keseimbangan.

    Kekuatan gerakan-gerakan senam otak mengaktifkan fungsi seluruh otak melalui

    hubungan yang kompleks dengan gerakan-gerakan tubuh (Dennison, 2006).

    Pada awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami

    gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi, namun seiiring

    berkembangnya zaman senam otak bermanfaat untuk kematangan pemrosesan

    otak anak-anak dispraksia dan dapat berikan pada anak normal (Demuth, 2005).

    Rangkaian gerakan tubuh dalam senam otak, meningkatkan tingkat

    konsentrasi anak. Senam otak membuat bagian-bagian otak dapat berfungsi

  • 30

    maksimal. Selain itu senam otak juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa

    dan daya ingat, lebih konsentrasi, kreatif dan efisien (Tammasse, 2009).

    2.3.2 Prinsip Senam Otak

    Prinsip senam otak adalah aktivasi tiga dimensi, menggunakan konsep

    lateralitas-komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan-pengaturan.

    Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki

    dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang

    menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif

    (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, masalah dan

    kreatifitas), menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berfikir pada saat yang

    bersamaan, meningkatkan keseimbangan atau harmonisasi kontrol emosi dan

    logika, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, menjaga kelenturan dan

    keseimbangan tubuh (Tammasse, 2009).

    Senam otak dapat dilakukan dalam waktu singkat (kurang dari lima

    menit), tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, kemungkinan belajar tanpa

    stress, meningkatkan kepercayaan diri, memandirikan seseorang dalam hal

    belajar, mengaktifkan potensi dan ketrampilan, menyenangkan dan menyehatkan,

    serta hasilnya bisa segera dirasakan (Demuth, 2008).

    Menurut Dennison (2006), ahli senam otak dari lembaga educational

    kinesiology Amerika Serikat, bahasa tulis maupun lisan menjadi lebih jelas dan

    lebih hidup ketika sisi kanan dan kiri dari tubuh dan otak bekerja bersama – sama.

    Ketika integrasi kedua sisi kita menjadi lebih baik, komunikasi diantara kedua

  • 31

    hemisfer cerebral menjadi lebih spontan. Dengan senam otak, otak kanan dan

    otak kiri dapat bekerja lebih sinergis.

    Otak sebagai pusat kegiatan tubuh akan mengaktifkan seluruh organ dan

    sistem tubuh melalui pesan yang disampaikan melewati serabut saraf secara sadar

    maupun tidak sadar. Pada umumnya, otak bagian kiri bertanggung jawab untuk

    pergerakan bagian kanan tubuh dan sebaliknya.Dengan senam otak, maka tiga

    dimensi otak akan diaktifkan secara keseluruhan. Ada beberapa gerakan dalam

    gerak latih otak yaitu:

    1) Lateralisasi-Komunikasi (Kanan-Kiri)

    Gerakan untuk menyebrang garis tengah, menyangkut sikap positif,

    mendengar, melihat, bergerak. Otak bagian kiri aktif jika sisi kanan tubuh

    digerakkan dan bagian kanan aktif apabila sisi kiri tubuh digerakkan. Gerakan

    menyeberang garis tengah, mengaktifkan kerjasama tersebut sehingga

    kemampuan belajar akan meningkat akibat kedua belah otak bekerjasama dengan

    baik.

    2) Fokus Pemahaman (Muka –Belakang)

    Gerakan meregangkan otot akan mempengaruhi konsentrasi, pengertian,

    dan pemahaman. Gerakan pada fokus pemahaman akan menunjang kesiapan

    untuk menerima hal baru dan mengekspresikan apa yang sudah diketahui. Kalau

    sulit memahami inti keseluruhan pelajaran, atau orang tidak dapat berkonsentrasi,

    sebaiknya gerakan ini dilakukan agar otot rileks dan semangat belajar meningkat.

  • 32

    3) Pemusatan-Pengaturan (Atas-Bawah)

    Gerakan untuk meningkatkan energi, menyangkut: mengorganisasi,

    mengatur, berjalan, tes atau ujian. Otak terdiri dari milyaran sel saraf kecil

    bernama neuron yang jalurnya dihubungkan seperti kabel. Bila gerakan terjadi

    berarti hubungan elektrik jaringan dapat diaktifkan agar dapat berfungsi baik

    dalam memberikan informasi dari badan ke otak dan sebaliknya.

    2.3.3 Pengaruh Senam Otak terhadap Keseimbangan Dinamis

    Senam otak ditujukan untuk meningkatkan input propioseptiv, dengan

    cara mengaktivasi sistem neuromuskular dengan cara reedukasi postural. Senam

    otak merupakan latihan yang ditujukan untuk aktivasi neuromuskular dengan

    prinsip gerakan yang dilakukan pada berbagai arah dan kecepatan gerak, sehingga

    menimbulkan stimulus mekanoreseptor, dan dalam tempo yang lambat, sehingga

    memberi kesempatan kepada nuclei subcortical kemudian membawa umpan balik

    kepada CPG, dan pada akhirnya timbul pembelajaran pada sistem neuromuscular.

    Senam otak akan meningkatkan kemampuan sensoris memproses respon terhadap

    suatu kondisi (Lamborne, 2010).

    Senam otak dapat mengaktivasi neuromuskular dengan konsep umpan

    maju dan umpan balik yang dapat mempengaruhi sistem motorik postur dan

    gerakan. Sistem umpan balik memonitor sinyal sensoris dan menggunakan

    informasi tersebut untuk bergerak.

    Sistem umpan maju menggunakan berbagai sinyal sensoris, seperti visual,

    pendengaran dan sentuhan untuk meninisiasi strategi gerakan secara proaktif

  • 33

    berdasarkan pengalaman. Sistem umpan balik maju disebut juga sebagai sistem

    antisipator (Van der wall, 2009).

    Kontrol umpan maju bertindak sebelum adanya gangguan. Kontrol umpan

    maju digunakan sistem motorik untuk mengontrol postur dan gerakan. Saat berdiri

    otot tungkai selalu berkontraski menyesuaikan diri sebagai kompensasi perubahan

    pusat gravitasi yang terjadi saat gerakan trunk, dan pergerakan ekstremitas (Van

    der wall, 2009).

    Gerakan dalam senam otak yang banyak menggunakan dual task,

    menyebabkan adanya perbaikan dari proses yang terjadi di otak, dan prinsip

    spesifikasi otak dan prinsip transfer dari otak. Menurut penelitian yang dilakukan

    sebelumnya, latihan yang menggunakan dual task mengaktivasi bagian otak yang

    terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi. Pemusatan mengkoordinasikan korteks dan

    batang otak kemudian ke pusat gerak dan pusat nerves cranialis yang akan di

    respon di cerebellum sehingga akan merangsang vestibular system (Thomas,

    2012).

    Dimensi pemfokusan mengkoordinasikan otak bagian depan dan otak

    bagian belakang, serta dimensi lateralis mengkoordinasikan otak bagian kiri dan

    otak bagian kanan, menyilang garis tengah pusat tubuh dan bekerja di visual,

    auditori, sistem vestibular dan kinestetik. Sehingga pengulangan gerakan akan

    memperbaiki sistem somatosensori, visual dan vestibular untuk merespon

    keseimbangan. Input sensori yang baik akibat koordinasi multisensori akan

    memudahkan penyeberangan garis tengah pusat tubuh sehingga koordinasi

    gerakan menjadi lebih baik (Waston, 2009).

  • 34

    Senam otak akan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi yang

    akan meningkatkan stimulasi keseimbangan vestibular dan koordinasi gerakan.

    Keseimbangan diperoleh akibat adanya gerakan yang spesifik pada senam otak

    sehingga akan terjadi requitment of motor unit dan memperbaiki koordinasi

    serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal dengan saraf afferen yang ada di muscle

    spindle sehingga dapat meningkatkan fungsi proprioceptif (Denisson, 2006).

    Pada lintasan propioceptiv yang menuju cortex cerebri melewati 3 bagian

    diantaranya melewati serabut arcuatus externus dorsalis, tractus spinocerebralis

    dorsalis dan tractus spinocerebellaris ventralis. Bagian pertama melewati serabut

    arcuatus externus dorsalis, dimana pada neuron I terdapat sel di ganglion spinal

    menuju funiculus posterior dan neuron II terdapat sel di nucleus cuneatus

    lateralis ke serabut arcuatus externus dorsalis berjalan secara homolateral ke

    corpus restiforme menuju cortex cerebelli (Noback et al., 2005).

    Pada bagian kedua melewati tractus spinocerebellaris dorsalis, dimana

    pada neuron I terdapat sel di ganglion spinale menuju columna grisea posterior.

    Sedangkan pada neuron II terdapat sel di nucleus dorsalis ke tractus

    spinocerebellaris dorsalis berjalan homolateral ke corpus restiforme dan menuju

    cortex cerebelli (Sherwood, 2012).

    Pada bagian ketiga melewati tractus spinocerebellaris ventralis. Pada

    neuron I terdapat sel di ganglion spinale ke columna grisea posterior. Sedangkan

    pada neuron II terdapat sel di nucleus proprius ke tractus spinocerebellaris

    ventralis (homolateral/kontralateral) ke brachium conjunctivum ke velum

    medullare anterius menuju cortex cerebelli (Siegel, 2006).

  • 35

    Dengan meningkatkan propioceptiv maka akan meningkatkan input

    sensoris yang ada di otak untuk mengorganisasikan respon sensorimotor yang

    diperlukan tubuh. Selanjutnya, otak akan meneruskan impuls tersebut ke effector

    agar tubuh mampu menciptakan keseimbangan yang baik ketika bergerak ataupun

    dalam keadaan diam (Noback et al., 2005).

    2.4 Senam Kesegaran jasmani 2008

    2.4.1 Pengertian Senam kesegaran jasmani 2008

    Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama

    kali masuk ke Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Masuknya olahraga

    senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran

    wajib di sekolah-sekolah. Dengan sendirinya senam sebagai bagian dari penjaskes

    yang diajarkan di sekolah. Senam yang diperkenalkan pertama kali pada waktu itu

    adalah senam sistem Jerman (Anonim, 2012)

    Secara etiomologis senam berasal dari “Gymnasium” atau “Gymnasion”

    yang berarti latihan di ruangan khusus yang disebut. Senam adalah latihan tubuh

    yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana,

    disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,

    mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual

    (Muhajir, 2007).

    Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: senam artistik

    (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics), senam

  • 36

    akrobatik (acrobatic gymnastics) senam aerobik sport (sports aerobics), senam

    trampolin (trampolinning), senam umum (general gymnastics).

    Senam kesegaran jasmani termasuk dalam pendidikan jasmani yaitu

    pelajaran wajib di sekolah. Senam kesegaran jasmani bagi anak usia sekolah dasar

    adalah mempunyai fungsi kemampuan untuk menyediakan tugas-tugas belajar di

    sekolah dengan baik. Di samping itu, kesegaran jasmani bagi anak-anak untuk

    menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik yang baik (Marzuki, 2012).

    Senam kesegaran jasmani adalah serangkaian gerak yang dipilih secara

    sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga

    melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu dan meningkatkan

    kapasitas fisik tubuh sehingga dapat menyesuaikan terhadap latihan yang

    melelahkan. Perubahan gerakan dalam SKJ dilakukan secara cepat sesuai dengan

    irama senam. Dengan perubahan arah gerakan, kecepatan gerak, yang tidak

    terduga sehingga merangsang otak untuk merespon agar gerakan yang diinginkan

    dapat dilakukan dan tetap seimbang.

    Dalam gerakan senam kesegaran jasmani terdapat beberapa hal yang dapat

    meningkatkan keseimbangan antara adalah tipe tumpuan, jenis permukaan, dan

    gangguan dari luar.

    Senam kesegaran jasmani 2008 adalah senam kebugaran yang telah

    dimodifikasi dan masih digunakan di instansi pemerintahan seperti sekolah dasar.

    Gerakan-gerakan senam kesegaran jasmani terbagi dalam 3 bagian, bagian

    pertama pemanasan, gerakan inti dan gerakan ketiga adalah pendinginan. Dalam

  • 37

    gerakan pemanasan terdapat 17 gerakan yang dilakukan mulai dari sikap awal,

    gerakan pertama, gerakan kedua, ke tiga, gerakan keempat, gerakan kelima, dan

    gerakan ke enam. Pada gerakan inti terbagi menjadi 11 gerakan, yang terdiri dari 5

    gerakan inti dan gerakan peralihan. Pada pendinginan terdapat 8 gerakan yang

    terdiri dari 5 gerakan pendinginan dan 3 gerakan perpindahan.

    Pemanasan terdiri dari gerakan sebagai berikut:

    a. Sikap awal

    Sikap awal dilakukan dengan posisi kaki rapat dengan tumit saling

    bersentuhan, dan terjadi pergerakan pada lengan posisi elevasi bahu 180

    dan melakukan gerakan seperti pada tangan.

    b. Gerakan pertama

    Posisi seperti sikap pertama, kaki tetap pada posisi rapat, namun terdapat

    gerakan jongkok dan kembali berdiri dan diikuti gerakan lengan yaitu

    elevasi pada bahu.

    c. Gerakan kedua

    Pada gerakan kedua, posisi kaki terbuka dan terdapat pergerakan pada

    tangan yaitu horisontal abduksi pada bahu yang dimulai dari posisi bahu

    fleksi 90 derajat.

    d. Gerakan ketiga

    Posisi kaki terbuka sejajar bahu dengan tangan memegang bagian

    pinggang. Pada gerakan ketiga terjadi gerakan semi jongkok pada kedua

    kaki dan juga terjadi pergerakan lateral flexi pada kepala.

  • 38

    e. Gerakan keempat

    Posisi dilakukan pada posisi berdiri dengan perpindahan berat badan ke

    arah lateral dengan salah satu kaki menumpu pada ujung jari.

    f. Gerakan kelima

    Gerakan dilakukan pada posisi berdiri dengan perpindahan berat badan ke

    lateral dan kemdian dilakukan gerakan flexi pada salah satu kaki

    kanan,ketika berat badan dipindah pada kaki kiri anak harus memutar

    badan dan dengan kepala menoleh ke sisi badan yang akan berpindah dan

    akhiri dengan gerakan jongkok pada kedua kaki

    g. Gerakan keenam

    Anak berdiri denga posisi kaki maju satu langkah kemudian pindahkan

    berat badan ke arah kaki yang berada di belakang dengaan kaki flexi,

    kemudian berpindaah pada posisi berdiri semi flexi lutut.

    Senam kesegaran jasmani memiliki 5 gerakan inti, tiap gerakan inti

    memiliki gerakan peralihan.

    a. Gerakan inti pertama dilakukadalah gerakan jalan ditempat dengan

    pergerakan tangan secara bersilangan

    b. Gerakan inti kedua adalah gerakan dengan mencondongkan berat badan ke

    sisi lateral secara bergantian dan berdiri dengan satu kaki ke belakang

    c. Gerakan inti ketiga adalah gerakan berdiri satu kaki ke depan diikuti

    dengan kedua tangan gerakan tangan mendorong ke depan.

    d. Gerakan ke empat gerakan merubah arah badan menuju ke sisi kanan dan

    ke kiri dengan posisi berdiri dengan satu kaki.

  • 39

    e. Gerakan kelima terdiri dari dua gerakan yaitu gerak jalan ditempat dengan

    mengangkat kaki sebelah kanan dan kiri secara bergantian dengan gerakan

    pada tangan yang berlawanan. Gerakan kelima bagian dua adalah gerakan

    yang sama dengan gerakan inti ke empat namun diikuti dengan posisi

    badan serong kearah kanan dan kemudian diakhiri dengan gerakan jalan

    tempat posisi menghadap ke depan.

    Senam kesegaran jasmani terdapat 5 gerakan pendinginan. Berikut

    gerakan pendinginan pada senam kesegaran jasmani.

    a. Gerakan pertama pendinginan adalah gerakan berdiri statis dengan kaki

    rapat dan sedikit tekuk pada salah satu tungkai kemudian melakukan

    elevasi shoulder kemudian melebarkan bidang tumpu kaki diikuti dengan

    perpindahan badan kesisi kaki kanan dan kiri

    b. Gerakan kedua pendinginan adalah gerakan yang dilakukan dengan

    memindahkan berat badan ke seisi kanan dan kiri dengan cara

    memposisikan kaki flexi dan tangan menyentuh lutut pada sisi yang

    homolateral dan elevasi pada sisi yang berlawanan.

    c. Gerakan ketiga pendinginan ketiga adalah gerakan membuka kaki dengan

    salah satu kaki ditekuk dan kemudian aki rapat pada posisi jongkok.

    d. Gerakan keempat pendinginan adalah gerakan yang dilakukan dengan

    memutar badan ke kanan dengan posisi kaki berdiri di depan satu kaki

    laiinya kemudian kembali menghadap kedepan dengan salah satu kaki

    maju dan kaki yang di belakan posisi tekuk.

  • 40

    e. Gerakan kelima pendinginan adalah gerakan yang dilakukan dengan posisi

    jongkok kemudian berdiri dan diakhiri dengan gerakan tangan pada posisi

    kaki rapat.

    2.4.2 Prinsip Senam kesegaran jasmani

    Senam kesegaran jasmani merupakan sebuah aktivitas fisik yang

    dirancang dengan gerkan yang ketentuan, kontinuitas, dan durasi tertentu.

    Gerakan pada senam kesegaran jasmani berisi gerakan komponen kebugaran

    yang terdiri dari kardiorespirasi, kekutan otot, daya tahan otot, dan fleksibilitas

    (Adi, 2006). Unsur-unsur yang terkandung dalam senam kesegaran jasmani

    adalah sebagai berikut:

    1. Daya Tahan

    Daya tahan merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik

    secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Daya

    tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja

    secara terus menerus dalam suasana aerobik. Secara umum daya tahan yang

    banyak terbagi adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan

    kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani (Michael,

    2008).

    2. Kekuatan Otot

    Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot,

    merupakan suatu kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu

  • 41

    tahanan. Kekuatan otot penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara

    keseluruhan (Hammond, 2010).

    3. Kecepatan

    Kecepatan adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk menempuh

    suatu jarak tertentu (Hammond, 2010).

    4. Daya Ledak Otot

    Daya ledak otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kerja secara

    tiba-tiba dan kuat. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi

    otot, semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi

    tenaga ledak otot (Wibowo, 2012).

    5. Ketangkasan

    Ketangkasan adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat dan tepat

    arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan dan kesadaran

    akan posisi tubuhnya. Ketangkasan tidak hanya diperlukan dalam olahraga, tetapi

    juga dalam banyak kegiatan sehari-hari, termasuk aktivitas kerja. Ketangkasan

    tergantung pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, keseimbangan dan

    koordinasi (Sheppard, 2005).

    6. Kelenturan

    Kelenturan adalah luas bidang gerak tubuh pada persendian, yang selain

    dipengaruhi oleh jenis sendi itu sendiri juga dipengaruhi oleh jaringan-jaringan

    disekitar sendi, seperti oleh otot, tendon, dan ligamen. Kelenturan tubuh yang baik

    dapat mengurangi terjadinya cedera olahraga. Faktor fisiologis yang

    mempengaruhi kelenturan antaralain: usia dan aktivitas. Pada usia lanjut

  • 42

    kelenturan berkurang sebagai akibat menurunnya elastisitas otot sebagai akibat

    kurang latihan (Marsini, 2005).

    7. Keseimbangan

    Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh

    yang tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan bergantung pada

    kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga,

    sistem persarafan dan otot (Abrahamova dan Haclava, 2008).

    8. Koordinasi

    Koordinasi merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang

    terjadi pada suatu gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif.

    Faktor ini sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam

    aktivitas sehari-hari. Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan

    menyebabkan pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak

    mengenai sasaran secara tepat, atau bahkan bisa menimbulkan cedera (Rahayu,

    2012).

    9. Kecepatan Reaksi

    Kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk

    memberikan reaksi setelah menerima suatu rangsangan. Hal ini berhubungan erat

    dengan refleks persarafan.

    10. Komposisi Tubuh

    Kompisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak yang

    terdiri atas otot, tulang dan organ-organ tubuh. Berat lemak dinyatakan sebagai

    persentase dari berat badan total (Riyadi, 2008).

  • 43

    Senam kesegaran jasmani termasuk dalam aktivitas aerobik yang

    terstruktur. Senam kesegaran jasmani memiliki prinsip latihan overload, spesifik,

    dan reversible. Mengkutip dari penelitian Adi pada tahun 2006 menyatakan

    bahwa latihan kesegaran jasamani memiliki prinsip latihan di dasari oleh

    frekuensi, intensitas, beban, waktu yang dapat dilihat pada tabel 2.3

    Tabel 2.3 Tabel Prinsip Latihan Kesegaran

    Prinsip Dasar Menengah Prestasi

    Frekuensi 3 kali/minggu 3-5/ minggu 5-6 /minggu

    Intensitas 50- 60% dari denyut

    nadi maksimal

    60-70% dari denyut

    nadi maksimal

    65-90% dari

    denyut nadi

    maksimal

    Waktu 30menit 40-60 menit 60-120 menit

    Beban Tidak perlu untuk

    anak-anak

    Ada peningkatan dan

    penurunan beban

    Ada peningkatan

    dan penurunan

    pembebanan

    Spesifik Berkembang sendiri Variasi Sesuai dengan

    prinsip latihan

    Sumber : Adi (2006)

    Senam kesegaran jasmani menggunakan kelompok otot-otot besar. Dalam

    melakukan senam kesegaran jasamani dibutuhkan ketepatan gerak, sesui dengan

    ritme dan durasi tertentu.

    2.4.3 Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani 2008 terhadap Keseimbangan

    Dinamis

    Senam kesegaran jasmani meningkatkan keseimbangan pada manusia,

    oleh karena gerakan yang digunakan dalam senam kesegaran jasmani komponen

    keseimbangan seperti sistem muskuloskeletal, sensomotorik dan neuromuscular,

    berikut analisa unsur-unsur posisi dan gerakan senam kesegaran jasmani yang

    meningkatkan keseimbangan:

  • 44

    a. Gerakan pada posisi kaki rapat

    Kaki rapat mengakibatkan base of suport menjadi sempit. Sempitnya base

    of support akan meminimalisir kerja visual dan meningkatnya body sway.

    Minimalnya kerja visual akan mengakibatkan berkurangnya input vestibular

    sehingga mengakibatkan propioseptiv bekerja mempertahankan keseimbangan

    akibat adanya persepsi ketidak seimbangan. Respon keseimbangan akan muncul

    sebagai umpan balik adanya ketidak stabilan akbibat BOS yang sempit. Respon

    umpan balik terjadi secara cepat dengan adanya aktivasi desenden dan tanggapan

    singkat latency refleks akibat adanya gerakan kompensasi mekanik pergelangan

    kaki menstabilkan otot dan mengubah informasi proprioseptif (Chang, 2009)

    b. Gerakan membuka kaki, gerakan jalan di tempat dan gerakan berjalan ke

    samping

    Kaki terbuka mengakibatkan base of suport menjadi bervariasi. Base of

    support yang bervariasi akan merangsang propioseptik untuk identifikasi posisi

    sendi. Identifikasi posisi sendi direspon tubuh sebagai informasi gerakan baru

    kemudian timbul umpan balik untuk mempertahan posisi tetap seimbang.

    Pengulangan posisi dengan BOS yang besar akan di terima oleh otak dan CPG

    untuk secara cepat meberikan umpan balik sehingga keseimbangan dapat dicapai

    secara otomatis (Streepey, 2007)

    c. Gerakan kepala rotasi

    Senam kesegaran jasmani memiliki unsur gerakan rotasi kepala. Gerakan

    rotasi kepala terdapat pada bagian pemanasan, inti dan pendinginan. Gerakan

    rotasi pada senam kesegaran jasmani akan mempengaruhi semisirkular kanal oleh

  • 45

    mekanisme sistem push-pull. Sistem push and pull merespon berdasarkan arah

    gerakan rotasi.

    Pergerakan rotasi kepala akan menyebabkan seluruh kanal cairan keluar

    ekanal dan selama gerakan rotasi maka terjadi pergerakan cupula dan rambut

    sensorik. Pergerakan silia menyebabkan exictation sel menuju kinocilium dan

    frekuensi perubahan kecepatan gerak rotasi yang ditransmisikan kinocilium akan

    menggetakan serabut saraf vestibula memberi input menuju ke saraf kranial III,

    IV, dan VI. Sinyal yang dikirim ke saraf ini menyebabkan refleks vestibulo-

    okular. VOR akan memungkinkan untuk mata untuk memperbaiki pada objek

    bergerak . gerakan baru akan dikirim ke reticular kemudian dikirim ke sumsum

    tulang belakang dan terjadi reaksi refleks cepat untuk kedua tungkai dan batang

    untuk mendapatkan kembali keseimbangan (Saladin, 2011). Perubahan rotasi

    kepala akan proses ke thalamus memungkinkan untuk kepala dan kontrol motor

    tubuh serta menjadi sadar posisi tubuh.dan merespon gerakan kepala rotasi yang

    berlawanan yaitu gerakan ke kiri dan sebalikknya.

    d. Gerakan lateral flexi kepala

    Senam kesegaran jasmani memiliki unsur gerakan lateral fleksi kepala.

    Gerakan lateral flexi kepala akan mempengaruhi sistem vestibular yaitu utrikulus

    dan sakulus. Pergerakan linier seperti gerakan fleksi kepala akan merangsang

    makula yang terdiri dari sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel pendukung.

    Stereosilia dari sel-sel rambut memperpanjang menjadi gel kental yang disebut

    membran otolithic akan menanggapi gerakan kepala. Lateral fleksi kepala

    menyebabkan membran otolithic untuk meluncur di atas makula arah gravitasi.

  • 46

    Membran otolithic bergerak, sterocilia menekuk menyebabkan beberapa sel

    rambut untuk mendepolarisasi yang lain hiperpolarisasi. Posisi yang tepat dari

    kepala ditafsirkan oleh otak berdasarkan pola depolarisasi-sel rambut.Perbedaan

    inersia antara stereosilia sel rambut dan membran otolithic mengarahkan ke gaya

    geser yang menyebabkan Stereosilia untuk menekuk ke arah akselerasi linear dan

    tubuh harus merespon secara tepat agar seimbang.

    e. Jongkok

    Jongkok akan mengaktivasi otot seperti otot tibialis anterior, otot erector

    spine, otot hamstring, otot adduktor dan otot abduktor secara adekuat dan

    seimbang. Aktivasi otot saat jongkok akan mengakibatkan kekuatan otot

    meningkat

    f. Gerakan persilangan antara kaki dan tangan

    Gerakan persilangan akan mengkoordinasikan otak atas (korteks) dan

    batang otak kemudian ke pusat gerak dan pusat nerves cranialis yang akan

    aktivasi di cerebellum sehingga merangsang vestibular system (Thomas, 2012).

    g. Gerakan berdiri dan gerakan berdiri satu kaki

    Masukan (input) propioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di

    telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat

    berdiri statis maupun dinamik. Pengaturan posisi tubuh akan merangsang central

    processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap,

    serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi

    sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah

  • 47

    terprogram di otak, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot,

    alignment sikap, serta stamina.

    Pada saat berdiri tegak, dan berdiri datu kaki tubuh harus meminimalisir

    gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh

    agar tetap seimbang.

    2.5 Balance Beam walking test

    Balance beam atau balok keseimbangan yang membujur secara horizontal

    yang dapat digunakan untuk mengukur keseimbangan.

    Menurut Suyanto (2008) balok keseimbangan dapat dibuat secara

    sederhana dari sebuah balok yang diletakan pada dua tempat yang lebih tinggi dari

    tanah dengan ukuran 15 x 120 x 20 cm, sehingga dapat dipindah-pindahkan.

    Dalam sebuah penelitian “Balance-Beam Exercises for Milwaukee-Brace

    Wearers: An Adjunct to Regular Recreational and Physical-Education Activities”

    oleh (Wilton et al., 2014) menjelaskan bahwa ketinggian yang digunakan sebagai

    referensi standar adalah 3-7 inci.

    Dalam buku test your physical fitness yang ditulis oleh dr Ashok

    menyatakan balance beam test dilakukan dengan cara berjalan mengintruksikan

    subjek berjalan ke ujung balok tanpa jatuh selama 6 detik. Penilaian dilakukan 3

    kali dan hasil nilai rata-rata nilai yang digunakan.

    Penelitian Takehiro mengenai keseimbangan anak-anak diperoleh bahwa

    reliabilitas pemeriksaan berjalan di atas balance beam sebesar 86 % (Takehiro,

    2009). Dikutip dari balance beam sport, tes keseimbangan dinamis dengan

    kriteria pengukuran balance beam walking test sebagai berikut

  • 48

    5 = mampu melewati balance beam dengan keseimbangan sempurna

    dalam 6.

    4 = mampu melewati balance beam dengan agak goyah dalam 6 detik.

    3 = mampu melewati balance beam dengan berhenti lebih dari satu kali

    dan membutuhkan memakan waktu lebih dari/sama dengan 6 detik.

    2 = mampu melewati balance beam dengan berhenti lebih dari satu kali

    dan hampir jatuh, mungkin jeda satu kali atau lebih, dan / atau

    memakan waktu lebih dari 6 detik.

    1 = Terjun dari balok sebelum menyelesaikan berjalan.

    0 = Terjun dari balok segera.

    Gerakan yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan keseimbangan

    dalam balance beam walking adalah :

    1. Forward & Backward Walking

    Gambar 2.5 Forward & Backward Walking

    Sumber : Wilton (2014)

    a. Perintahkan anak untuk berdiri di atas balok.

    b. Fokus pandangan pada akhir permukaan balok.

    c. Rentangkan kedua tangan kesamping.

    d. Kemudian mulai untuk berjalan.

  • 49

    2. Cross over, cross behind

    Gambar 2.6 Cross Over, Cross Behind

    Sumber : Wilton (2014)

    a. Minta anak untuk berdiri menyamping dan merentangkan kedua

    tangan di atas balok.

    b. Instruksikan untuk memulai langkah dengan menyilangkan kedua kaki

    pada saat melintasi balok.

    Perpindahan bidang tumpu yang terjadi saat berpindah di atas balance

    beam mengakibatkan adanya perubahan COG. Perubahan COG menuntut

    seseorang merespon agar tetap mempertahankan keseimbangan dinamis saat

    melakukan gerakan. Keseimbangan saat melakukan perubahan COG dapat dinilai

    sebagai kemampuan keseimbangan dinamis.