Upload
dothien
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian
terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Hasil-hasil
penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat dan selanjutnya penjelasan-
penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini.
Peneliti akan menguraikan secara singkat beberapa hasil penelitian yang akan
dilakukan.
Telaah penelitian yang terkait dengan strategi pemasaran adalah Tesis dari
Fadmawati (2011) dengan judul “ Reformulasi Strategi Pemasaran untuk
Meningkatkan Occupancy Room Rate di Hotel Four Season Resort Jimbaran
Bali”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kembali variabel-variabel yang
merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta untuk mengetahui
posisi bisnisnya pada matriks IE. Metode penelitian ini adalah merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif berdasarkan analisis SWOT dan
Matriks IE. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel-variabel yang menjadi
kekuatan adalah kelengkapan fasilitas kamar dan hotel, lokasi hotel terletak
dengan pantai, penyesuaian harga, intensitas promosi, kualitas pelayanan dan
kompetensi karyawan, kerjasama dengan travel agent, dan paket perjalanan dan
liburan, wedding package, event. Kelemahannya adalah lokasi hotel yang cukup
jauh dari Bali Utara, Timur dan Barat. Peluang ditunjukkan oleh stabilitas
18
keamanan Bali yang kondusif, kebijakan pemerintahan daerah yang fleksibel,
tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Stabil,
perkembangan teknologi informasi, dan pelestarian terhadap sumber daya alam
dilingkungan sekitar hotel sedangkan yang menjadi ancaman adalah tingkat
pertumbuhan hotel meningkat, budaya masyarakat dilingkungan hotel
mememberikan kenyamanan. Pada masa sekarang dan pada masa mendatang
posisi berada status tumbuh dan berkembang ( grow and develop). Reformulasi
strategi pemasaran yang bisa diterapkan adalah strategi penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian adalah
sama-sama membahas mengenai formulasi strategi pemasaran, dengan alat
analisis yang sama yaitu analisis SWOT dan Matrik IE dengan menggunakan
metode penelitian yang sama yaitu penyebaran kuesioner dan wawancara.
Perbedaannya yaitu terletak pada lokasi penelitian.
Penelitian dan jurnal Gari Nurahman and Mustika Sufiati Purwanegara (2013)
Marketing Strategy of Narapati Indah Syariah Hotel Bandung .Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengaplikasikan strategi pemasaran dalah hotel dengan konsep
syariah dan menjunjung moralitas yang tinggi. Alat analisis data yang digunakan
adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan juga dengan
menggunakan analisis marketing mix 4p (Product,process,physical evidence, and
promotion), STP (Segmenting, targeting,positioning), dan 5C (Company,
customer, climate(PESTEL), collaborator, and competitor).
19
Persamaan dan perbedaan dari kedua penelitian ini adalah, sama-sama
membahas mengenai strategi pemasaran, jenis hotel dengan konsep bernuansa
islami dan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Perbedaanya adalah
pada penelitian terdahulu analisis datanya dengan menggunakan marketing
mix(4p) and STP (Segmenting, targeting, and positioning) demografis dan
perilaku, juga menggunakan (Company, customer, climate (PESTEL),
collaborator, and competitor sedangkan dalam penelitian yang sekarang analisis
datanya ditambah dengan menggunakan analisis Matriks SWOT, Marketing
mix(8P), STP (Segmenting, targeting, and positioning) secara
demografis,geografis,dan psikografis, tidak menggunakan 5C dan juga
menggunakan analisis matriks EFAS dan matriks IFAS, perbedaan lainnya adalah
terletak pada lokasi penelitiannya.
Penelitian sebelumnya yang terkait adalah Penelitian dari Aryanata (2008)
dengan judul “ Formulasi Strategi Pemasaran Simpang Inn Hotel Kuta Bali”.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui strategi pemasaran Simpang Inn
Hotel Kuta dimulai pada masa sekarang hingga masa mendatang. Penelitian ini
diuji dengan menggunakan Analisis SWOT dan Matriks Internal&Matriks
Eksternal. Sesuai dengan analisis lingkungan eksternal diperoleh nilai sebesar
3,81 dan nilai lingkungan internal sebesar 3,99. Pada masa mendatang posisi
Simpang Inn Hotel Kuta Bali pada matriks IFAS dan EFAS berada pada status
posisi tumbuh dan kembangkan atau berada pada kompetitif pasar yang sangat
kuat maka dari itu diperlukan pengembangan formulasi strategi pemasaran dengan
membuat paket hari raya keagamaan dengan harga yang lebih kompetitif, dan juga
20
pengembangan pasar dengan bekerja sama dengan travel agent di dalam dan di
luar Bali.
Persamaan dan perbedaaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah
sama-sama membahas mengenai strategi pemasaran, dengan menggunakan
analisis SWOT dan Matriks IE. Perbedaannya adalah penelitian terdahulu
menggunakan matriks IFAS dan Matriks EFAS dan SWOT saja, sedangkan pada
penelitian yang sekarang adalah selain menggunakan analisis Matriks IE ,analisis
SWOT juga menggunakan analisis bauran pemasaran (marketing mix 8P) dan juga
STP (Segmenting, targeting, positioning), lalu perbedaan lainnya adalah lokasi
penelitiannya yaitu Hotel Keluarga non alkohol di Bali.
Telaah penelitian selanjutnya adalah penelitian dari Chairani (2014) dengan
judul “Strategi Pemasaran wedding dan Event di Tanjung Benoa-Bali (Studi
Komparatif: The Royal Santrian dan Novotel Benoa- Bali”. Peneliti menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu bauran pemasaran, segmenting, targeting,
dan positioning, dilakukan dengan beberapa analisis data yaitu reduction, display
GE’s Multifactor Portfolio matrix dengan menggunakan metode pengumpulan
data wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
untuk menentukan posisi dari kedua hotel tersebut yaitu bHotel The Royal
Santrian berada pada posisi tumbuh yang artinya posisi daya tarik industri pada
posisi tinggi sementara Noveotel berada pada psosisi sedang.
Persamaan dan perbedaan kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas
strategi pemasaran dan sama-sama menggunakan analisis bauran pemasaran
segmenting, targetting, positioning dengan menggunakan analisis deskriptif
21
kualitatif dan juga Matriks IE. Perbedaannya adalah lokasi penelitian,variabel
penelitian, dan alat analisis. Penelitian terdahulu selain menggunakan Matriks
IFAS EFAS peneliti juga menggunakan analisis data GE’s Multifactor matrix
untuk penentuan data tarik industri dan kekuatan bisnis.
Jadi berdasarkan dari kelima telaah sebelumnya strategi pemasaran sangat
penting untuk diterapkan secara maksimal untuk penentuan sebuah bisnis
terutama bisnis perhotelan baik dari klasifikasi inn maupun hotel berbintang.
Sebagian besar penelitian tersebut menggunakan Matriks EFAS dan IFAS sebagai
alata analisis awal dan juga alat SWOT untuk analisis alternatif..
2.2. Tinjauan Konsep
2.2.1. Tinjauan tentang Hotel
Menurut Sulastiyono (2011:5) hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola
oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus.
Hotel menurut Hotel Proprietors Act dalam Marpaung (1984:152) merupakan
salah satu dari komponen industri pariwisata yang merupakan salah satu
kebutuhan yang paling sering dicari oleh para wisatawan. Hotel sebagai suatu
usaha yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, makanan dan minuman
serta kamar untuk tidur bagi pejalan yang mampu membayar pantas sesuai dengan
fasilitas yang ditawarkan dengan tidak membuatkan perjanjian khusus.
22
Dalam Widanaputra (2009:15) menyebutkan bahwa hotel merupakan suatu
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar
sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut
Grolier dalam Widanaputra (2009:15) menyebutkan hotel adalah usaha komersial
yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain
untuk umum. Sedangkan menurut AHMA(American Hotel&Motel Association)
hotel adalah suatu tempat yang menyediakan tempat menginap, makanan,
minuman, dan pelayanan lainnya untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang
yang tinggal untuk sementara waktu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hotel merupakan
salah satu bentuk akomodasi berupa sebuah bangunan atau gedung yang
dikomersialkan, menyediakan pelayanan menginap, makanan, dan minuman serta
fasilitas kenyamanan untuk para tamu yang menginap sementara dan dibayar
pantas oleh para tamu. Hotel Bayt Kaboki Kuta merupakan hotel keluarga dengan
penerapan kebijakan khusus, namun dengan tujuan dan proses pelayanan yang
sama seperti hotel kovensional pada umumnya.
2. Tinjauan tentang Strategi
Strategi dalam Sutedja (2003: 78-83) selalu diartikan atau disejajarkan
dengan kata cara. Strategi kemudian berarti cara untuk menyelesaikan sesuatu,
yang membedakan antara strategi dan cara dalam arti harfiah adalah bahwa
strategi mempunyai arti yang luas dan kompleks. Kata cara dipergunakan dalam
23
banyak kondisi tetapi strategi adalah cara untuk menyelesaikan sesuatu secara
jangka panjang. Ini kemudian berarti bahwa strategi adalah kegiatan dalam
dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ada atau aksi dalam
organisasi untuk mencapai performance terbaiknya.
Menurut Gromang (dalam Wahab, 1997:226) mendefinisikan tentang
strategi yang didasarkan pada bidang militer dan kemudian dapat di terapkan pada
dunia pemasaran yaitu metode operasional yang dipergunakan untuk mencapai
sasaran atau tujuan, peran secara keseluruan, dalam suatu pertemuan yang luas
atau untuk jangka waktu yang panjang.
Menurut Webster’s new World Dictionary (dalam Suyanto 2007:16),
definisi strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi
militer berskala besar. Strategi merupakan cara bagaimana menggerakkan
pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran actual dengan
musuh.
Chandler (dalam Rangkuti, 2006:3) berpendapat bahwa strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
Menurut Jophn A Byrne (dalam Suyanto 2007:16), juga mengatakan
strategi merupakan sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan
yang direncanakan, penyebaran, sumber daya dan interakasi organisasi dengan
pasar, pesaing dan factor-faktor lingkungan.
24
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan strategi merupakan
ilmu dan pola perencanaan, untuk mendapatkan tujuan dari suatu pencapaian
terbaik dalam jangka panjang yang menguntungkan dalam sebuah organisasi atau
kelompok.
2.2.2 Tinjauan tentang Pemasaran
Menurut Kotler (dalam Suyanto, 2007:7) mendefinisikan pemasaran
merupakan proses sosial dan manajerial yang seseorang atau kelompok lakukan
untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk dan nilai. Kotler (2009:5) juga mengatakan bahwa pemasaran
memiliki dua arti yaitu definisi sosial dan juga definisi manajerial. Definisi sosial
pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok
memperoleh semua yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan orang lain. Banyak manajer menganggap bahwa pemasaran hanya tentang
menjual produk, sedangkan pemasaran dengan penjualan sangat berbeda satu
dengan yang lainnya. Selaras dengan Peter Drucker ahli manajemen terkemuka
mengatakan bahwa:
“Selalu akan ada kebutuhan akan penjualan , namun tujuan dari pemasaran adalah
membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan
kebutuhannya sehingga terjual sendiri, idealnya pemasaran harus menghasilkan
25
seorang pelanggan yang yang siap untuk membeli, dengan demikian yang
dibutuhkan hanyalah memastikan produk dan jasa yang tersedia”
Adapun menurut American Marketing Association (dalam Kotler: 2009:5)
menawarkan definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pelaku kepentingannya.
Menurut Sihite (2000:1) arti dari pemasaran atau marketing yaitu berasal
dari kata dasar Market, yang berarti pasar, dengan demikian marketing adalah
usaha untuk memasyarakatkan hasil produksi perusahaan melalui berbagai cara
agar hasil produksi tersebut banyak diminati oleh masyarakat luas. Kegiatan
pemasaran adalah pelaksanaan dari segala aktivitas perusahaan yang dilakukan
untuk menciptakan informasi tentang perusahaan, dan berusaha untuk
meningkatkan serta menyebarkan hasil produksinya sesuai dengan permintaan
masyarakat pada saat ini (jangka pendek), maupun yang akan datang (jangka
panjang).
Dari beberapa pendapat diatas menyatakan bahwa pemasaran merupakan
suatu kegiatan dan proses mengkomunikasikan, menciptakan dan
memberitahukan segala informasi mengenai produk perusahaan yang nantinya
akan menguntungkan, hal ini berkaitaan juga dengan interaksi sosial dalam
mengkomunikasikan sehingga akan tercipta seorang pelanggan.
26
2..2.3 Tinjauan tentang Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (dalam Budi, 2013 : 119) strategi pemasaran adalah logika
pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran
pemasaran. Bila dijabarkan kalimat ini memiliki makna bahwa strategi pemasaran
adalah suatu cara, kilat dan strategi suatu perusahaan dalam melakukan pemasaran
sebagai suatu aktivitas bisnis yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir
perusahaan.
Menurut Budi (2013:119) strategi pemasaran adalah suatu cara yang
dirancang oleh perusahaan untuk dapat memasarkan produknya dan
memenangkan persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
memperhitungkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dan juga dengan
memanfaatkan sumber dayanya semaksimal mungkin dalam lingkungan yang
berubah-ubah.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran merupakan cara atau proses yang dirancang perusahaan dengan
mempertimbangkan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan agar bisa
mencapai suatu tujuan dari perusahaan tersebut. Ada beberapa komponen strategi
marketing antara lain :
1). Segmenting
Menurut Budi (2013:84) segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Terdapat tiga
27
alternative bagi perusahaan apakah perusahaan akan menggunakan pendekatan
pemasaran yang terdiferensiasi(dengan pembedaan), pendekatan pemasaran
tidak terdiferensiasi(tanpa pendekatan), atau menggunakan pendekatan
pemasaran yang terkonsentrasi.
Menurut Kotler (dalam Budi 2013: 82) menyatakan segmentasi pasar
terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang
sama.
Consumer Report (dalam Budi, 2012:82) juga mendefinisikan mengenai
segmentasi pasar terdiri dari segmen mewah, segmen kelas atas, segmen
menengah, dan segmen anggaran (budget hotel).
(1) Segmen mewah
Segmen mewah dari indutri hotel dapat sangat menguntungkan juga sangat
kulit . Hotel dapat sangat, menwarkan keseluruhan kemewahan untuk
pelanggannya, pada segmen ini biasanya tamu berharap untuk memiliki
layanan atas, jenis makanan yang berkualitas, dan lingkungan yang
mewah.
(2) Segmen Kelas atas
Pada segmen ini biaya yang dikeluarkan mahal dan membutuhkan banyak
usaha, tetapi lebih gampang dicapai dibandingkan segmen mewah. Tamu
hotel kelas atas mengharapkan layanan yang sangat baik, termasuk layanan
concierge dan santapan, tetapi tidak memiliki standar yang cukup tinggi
28
sebagai pasar mewah. Namun, orang-orang di segmen ini bersedia
membayar lebih untuk penginapan mereka.
(3) Segmen sedang
Segmen ini menyasar segmen moderat,disini para tamu tidak mencari
akomodasi murah, tapi mereka mencari sebuah hotel yang terjangkau dan
mempertahankan tingkat kualitas tertentu.
(4) Segmen Anggaran
Segmen anggaran/budget hotel menyasar pada konsumen yang termotivasi
terutama oleh harga. Orang-orang mengharapkan tingkat kualitas yang
sangat dasar. Biasanya hotel anggaran menyasar tamu grup domestik.
Sedangkan untuk menentukan alternatif segmennya hotel dapat melihat
dari segmentasi geografis, segmentasi psikografis, dan demografis (Budi, 2013:
84).
Segmentasi geografis pasar dibagi menurut tempat, orang yang berada
ditempat yang sama memiliki keinginan dan kebutuhan yang serupa, meliputi asal
negara, asal daerah baik domestik maupun mancanegara.
Segmentasi demografis, melibatkan faktor jenis kelamin, usia, ukuran
keluarga, tujuan melakukan kunjungan dan income dan lain sebagainya.
Karakternya meliputi usia, jenis kelamin, status penikahan, pendidikan,
pendapatan, dan pekerjaan.
Segmentasi psikografis, mengacu pada tingkah laku dan gaya hidup
masyarakat, misalnya wisatawan dibagi menurut motivasi, kepribadian,persepsi,
pengetahuan dan sikap.
29
Segmentasi volume adalah segmentasi pasar yang mengacu pada ukuran
pasar yanga da yaitu secara berkelompok atau grup ataupun secara individual atau
perorangan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:235) mendefiniskan bahwa segmentasi
dibagi menjadi beberapa variabel, seperti geografi, demografis, psikografis dan
behavioral. Dalam Tabel 2.1 berikut dijelaskan mengenai variabel segmentasi
yang kemudian dapat diolah untuk mendapatkan targeting dan positioning yang
dikehendaki setiap perusahaan dalam menargetkan pasar potensial.
Tabel 2.1
Market Segmentation Variables for Consumer Markets
Variabel Rincian
Geografik
Wilayah Geografis
Ukuran Kota atau Metro
Kepadatan
Iklim
Demografis
Usia
Ukuran Keluarga
Siklus Hidup Keluarga
Pasific Mountain, West North Central,
West South Central, East North Central,
East South Central, South Atlantic,
Middle Atlantic, New England.
Di bawah 5.000; 5.000-20.000; 20.000-
50.000; 50.000-100.000; 100.000-
250.000; 250.000-500.000; 500.000-
1.000.000; 1.000.000-4.000.000;
4.000.000 atau lebih.
Kota, Pinggiran kota, Desa.
Utara, Selatan.
Di bawah 6, 6-11, 12-19, 20-34, 35-49,
50-64, 64+
1-2,3-4, 5+
Muda, Bujangan; muda, menikah, tanpa
anak, muda, menikah, anak bungsu
dibawah 6; menikah, anak bungsu 6
tahun atau lebih, tua, menikah, dengan
anak, tua, menikah, tidak ada anak
dibawah 18 tahun; tua, hidup sendiri;
30
Jenis Kelamin
Penghasilan
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Ras
Kebangsaan
Psikografis
Kelas Sosial
Gaya Hidup
Kepribadian
Perilaku
Perilaku terhadap kejadian
Manfaat yang dicari
Status pengguna
lainnya.
Pria, wanita
Dibawah $10.000; $10.000-$15.000;
$20.000- $30.000; $ 30.000-$50.000;
$50.000-$100.000 ; $ 100.000 keatas.
Profesional dan teknis; manajer;
karyawan, dan wiraswasta; administrasi
penjualan; pengrajin; mandor; operatif;
petani; pensiunan; siswa; ibu rumah
tangga; pengangguran.
SD atau dibawahnya; pernah SMU;
lulusan SMU; pernah kuliah; lulusan
perguruan tinggi
Protestan; Katolik; Islam; Hindu;
Yahudi; lainnya
Kulit Putih; Kulit Hitam; Asia;
Hispanik
Amerika Utara; Amerika Selatan;
Inggris; Prancis; Jerman; Italia; Jepang;
Bawah Rendah; Bawah Tinggi, Kelas
Pekerja; Kelas Menengah; menengah
atas; atas rendah; atas tinggi.
Berorientasi budaya, berorientasi
olahraga, berorientasi luar rumah.
Mendorong, suka berteman, otoriter,
berambisi.
Kejadian biasa, kejadian khusus
Kualitas, pelayanan, ekonomi,
kecepatan.
Bukan pengguna, mantan pengguna,
pengguna potensial, pengguna pertama
kali, pengguna tetap
31
Tingkat penggunaan
Tahap Kesiapan
Sikap terhadap produk
Pengguna kelas ringan, pengguna kelas
menengah, pengguna potensial,
pengguna pertama kali, pengguna tetap.
Tidak sadar, sadar, berminat dan
mengetahui, berhasrat, bermaksud
membeli.
Antusias, positif, apatis, negatif,
bermusuhan.
Sumber : Kotler & Keller (2009:235)
Dari beberapa penjabaran diatas bahwa segmentasi pasar merupakan tindakan
untuk mengelompokkan pasar sekaligus mengidentifikasi target pasar sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan yang diperlukan, segmentasi ini akan
memudahkan perusahaan memfokuskan arah dalam memasarkan produknya.
2.) Targetting
Tahap selanjutnya dalam strategi pemasaran adalah targeting atau
menetapkan target pasar. Hasil dari targeting adalah target market (pasar sasaran),
yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus dalam kegiatan-
kegiatan pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut selecting karena
marketer harus menyeleksi. Menyeleksi disini berarti marketer harus memiliki
keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segmen)
dan meninggalkan bagian lainnya.
Menurut Kasali (2005:48) menyatakan, targeting adalah persoalan bagaimana
memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar dalam strategi penguasaan pasar.
32
Menurut Tjiptono (2008:75) dalam melakukan evaluasi terhadap segmen
pasar yang nantinya dipilih sebagai target pasar, perusahaan perlu memperhatikan
tiga faktor yaitu :
a.) Ukuran dan pertumbuhan pasar, perusahaan harus menentukan apakah
suatu segmen potensial, memiliki karakteristik ukuran, dan pertumbuhan
yang tepat.
b.) Daya tarik struktur segmen, dalam hal ini perusahaan menilai dampak
profitabilitas jangka panjang, yang mempengaruhi industri secara
keseluruhan maupun setiap segmen yang ada didalamnya.
c.) Tujuan dan sumber daya perusahaan,perusahaan mampu menimbang
kesesuaian segmen yang akan disasar, perusahaan mempunyai sumber
daya yang memadai untuk melayani segmen tersebut .
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian targeting tersebut merupakan
tahapan atau proses dalam memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar dengan
lebih terperinci lagi dengan acuan segmentasi pasar yang telah dibuat agar lebih
memudahkan dalam menargetkan pasar.
3.) Positioning
Berikut merupakan pengertian postioning menurut beberapa ahli :
(1) Menurut Aaker & Myers (1987:36) menunjuk pada penciptaan “posisi”
suatu merk-merk lain yang menjadi pesaingnya. Keberhasilan komunikasi
pemasaran suatu produk cenderung lebih banyak ditentukan oleh citra atau
33
persepsi (“mental image”) yang ada di benak pikiran mereka tentang nilai-
nilai kegunaan atau kelebihan dari produk tersebut.
(2) Menurut Ries & Trout, 1986 menyatakan ,”positioning is now what you do
to a product. It is what you do the mind of the prosfects ”artinya,
positioning bukan sesuatu yang anda lakukan terhadap otak calon
pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi
komunikasi. Ia berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan
sebuah produk di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga calon
konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya
dengan produk itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa positioning adalah tindakan
perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat
tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian
konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan
perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
4) Marketing Mix
Menurut Assauri (2001:197) Marketing mix merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
konsumen. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu
34
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam
melakukan tugas/kegiatan pemasarannya.
Bauran pemasaran terdiri dari 4 komponen, yaitu :
1. Produk
2. Harga
3. Distribusi
4. Promosi
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk
disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat
ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan
tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
(2) Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga
diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah
yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk
dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
35
(3) Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan,
Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai
macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke
konsumen.
(4) Place (Saluran Distribusi)
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap
jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran
distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah
memperoleh suatu produk.
Keempat startegi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya
penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu bauran pemasaran. Sedangkan
strategi marketing mix ini merupakan bagian dari strategi pemasaran dan
berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-
variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk
mencapai tujuan perusahaan daolam bidang pemasaran.
Seiring perkembangan zaman terdapat perubahan karakteristik hotel yaitu
menurut Morrison (dalam Budi, 2013:27) berdasarkan uraian dari urutan dari
urutan product, price, promotion, place, people, partnership, programming and
packaging.
1) Product
36
Beberapa variabel dari produk dalam hospitality terdiir atas : staff behavior,
appearance, uniform, building exterior, equipmentfurniture , signage, and
communication.
(1) Staff behavior, appearance, and uniform,adalah aspek fisik dan penampilan
karyawan berbeda dengan pengertiannya yang terkandung dalam factor
people dalam bauran pemasaran.
(2) Building exterior adalah kondisi fisik dan kebersihan dari setiap struktur
bangunan dan ruangan dalam hotel
(3) Equipment yang dimaksud adalah kebrsihan dan kesiapan peralatan dan
fasilitas tambahan yang dimiliki oleh hotel
(4) Furnitures yang dimaksud disini adalah wisatawan yang sangat sensitive
terhadapa perlengkapan dan fasilitas hotel
(5) Signage yang dimakasud adalah hotel memiliki tanda-tanda atau eksterior
bangunan.
2) Pricing
Menurut Morrison (dalam Budi 2013: 28), suatu harus harga harus
memberikan nilai agar tamu merasa puas sesuai dengan apa yang telah mereka
bayarkan, mereka harus diyakinkan bahwa kualitas dan fasilitas yang mereka
dapatkan sesuai dengan harga yang dibayarkan (Value for money). Harga
kamar ada dua yaitu harga normal dan harga khusus. Harga normal adalah
harga yang normal tidak ada diskon untuk setiap kamarnya. Contoh harga
normal adalah publish rate/ rack rate/ normal rate . Harga khusus adalah harga
yang diberlakukan/ dibedakan sesuai dengan jenis tamu. Contoh harga khusus
37
yaitu walk in guest rate, group rate, travel agent rate, corporate rate, embassy
rate, airline crew rate, weekend rate, dll
3) Promotion
Menurut Morison (dalam Budi 2013:35) beberapa yang harus dijelaskan
mengenai direct sales, advertising, merchandising, public relarion.Dapat
dijelaskan sebagai berikut :
(1) Advertising adalah paid, komunikasi nonpersonal melalui berbagai media
oleh suatu perusahaan, organisasi-organisasi nirlaba dan individu-individu
yang dalam beberapa cara diidentifikasi dalam pesan iklan dan mereka
yang berhadap memberi informasi dan mempengaruhi wisatawan. Jadi,
kata kunci dari defines advertising adalah paid, nonpersonal dan
identified. Hospitality dan travel harus membayar setiap kegiatan iklan
baik dengan uang kas atau dengan sistem barter, pendekatan komunikasi
adalah nonpersonal bukan merupakan sponsor dan perwakilan mereka
yang secara fisik hadir untuk memberikan pesan kepada wisatawan. Kata
identified menyatakan organisasi yang membayar atau memasang iklan
teridentifikasi secara jelas dalam iklan ini.
(2) Personal selling, termasuk pembicaraan langsungyang dilakukan baik
melalui telepon atau bertatap muka antara penjual dengan calon
wisatawan.
(3) Sales promotion, merupakan pendekatan lain dibanding dengan iklan.
Personal selling dan public relation dimana wisatawan diberikan bujukan
jangka singkat untuk membuat pembelian dengan segera. Seperti halnya
38
iklam, sponsornya dengan jelas diidentifikasi dan komunikasinya bersifat
nonpersonal.
(4) Merchandising, terdiri atas material-material yang digunakan dalam hotel
untuk merangsang penjualan seperti menu, wine list, kartu pos, tanda-tanda
poster, topi, t-shirt dan poin yang lain dari benda-benda promosi
penjualan.
(5) Public Relations and Publicity, yang termasuk dalam public relation
adalah semua aktivitas yang digunakan oleh sebuah hotel atau travel untuk
menjaga atau meningkatkan hubungan dengan organisasi-organisasi yang
lain atau individu-individu. Sedangkan publicity merupakan salah satu
teknik dari public relations yang merupakan non-paid communication dan
informasi tentang pelayanan dari sebuah organisasi.
4) Place
Menurut Morison (dalam Budi, 2013:33), menyatakan distribusi terdiri dari 2
jenis yaitu distribusi langsung dan tidak langsung . Distribusi langsung
merupakan distribusi dimana pihak hotel/ organisasi mengambil keseluruhan
tanggung jawab untuk melakukan promosi dan pelayanan hotel. Distrinbusi
secara tidak langsung merupakan distribusi yang bisa dilimpahkan sebagian ke
bisnis hospitality lainnya seperti travel agent.
5) People
Landasan yang paling utama dalam keberhasilan dan keberadaan sebuah
hospitality dan organisasi travel adalah orang-orang yang dipekerjakan
(karyawan) dan orang-orang yang dilayani (wisatawan). Bagaimana sebuah
39
hotel dan organisasi travel dalam memilih dan melayani keduanya, bisa
memberikan dampak yang sangat besar pada efetivitas dari pemasaran.
Karyawan front line yang menyediakan pelayanan memegang peranan penting
dalam industri perhotelan. Hotel dan organisasi harus melakukan dua hal yang
baik untuk bisa memuaskan wisatawan, yaitu: (1) menyediakan sebuah produk
yang bagus kamar, makanan, paket liburan, transportasi dan lain sebagainya,
(2) menyediakan pelayanan yang bagus.
6) Packaging dan Programming
Menurut Morrison 2002 (dalam Budi, 2013:35) packaging/ programming
merupakan pengembangan aktivitas dan program-program dan event tertentu
untuk meningkatkan pengeluaran wisatawan.
7) Partnership
Menurut Morrison ada beberapa jenis partnership (dalam Budi, 2013:35)
yaitu sebagai berikut :
(1) Costumers
Program-program perjalanan atau liburan secara terus menerus adalah salah
satu contoh yang bagus dari program partnership denga wisatawan. Program-
program ini diperkenalkan untuk membangun kesetiaan wisatawan kepada hotel.
(2) Organization in the same business
Strategi aliansi antara beberapa perusahaan sejenis seperti konsep alliances
dalam bisnis penerbangan. Contoh yang sangat bagus dalam aliansi ini adalah
aliansi BestCities.net dibentuk oleh perusahaan –perusahaan konvensi dan
pelancon di Boston. Copenhagen, Edinburg, Melbourne, Vancouver. Aliansi
40
ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dengan lebih baih di dalam
melakukan pertemuan-pertemuan internasional.
(3) Organization in Related Business
Program-program perjalanan sering melibatkan beberapa perusahaan berbeda
namun satu sama lainnya saling mendukung seperti hotel, penerbangan,
transportasi, dan perusahaan lainnya di dalam hospitality dan industry travel.
a. Organization in non-related business.
Hotel dan agen perjalanan juga memungkinkan untuk melakukan
kerjasama dengan industry lainnya.
b. Digital Alliance
Pengenalan teknologi internet telah memberikan bentu baru yang
potensial dalam kerja sama antar beragam organisasi. Pada hotel dan
travel, area utama untuk aliansi digital adalah melalui hubungan timbal
balik (hyperlink) dalam situs-situs (websites).
Dalam konteks penelitian ini Marketing Mix dan STP diatas termasuk dalam
Faktor-faktor internal dalam pemasaran industry hospitality.
2.2.5 Faktor Eksternal terkait Strategi Pemasaran Hotel
Telah disebutkan diatas terkait lingkungan atau faktir-faktor internal yaitu
Marketing Mix dan juga unsur-unsur pemasaran segemntasi, target pasar, dan
posisi pasar. Selanjutnya dibahas lingkungan atau factor eksternal menurut
beberapa sumber adalah sebagai berikut :
Menurut Kotler (dalam Fadmawati 2011: 45) menyebutkan faktor-faktor
eksternal perusahaan yang disebut dengan macro environtment terdiri atas tujuh
41
faktor, yaitu: Competitive Environtment, Economic, Demographic, Natural
Environtment, Technological, Politic, dan Cultural.
1) Competition
Pemasar bisa mempengaruhi tindakan dari organisasi-oganisasi pesaing
tetapi mereka tidak bisa mengendalikannya. Jumlah ukuran dari pesaing juga tidak
bisa dikendalikan. Persaingan adalah sebuah proses yang dinamis dalam sebuah
perusahaan. Ketika sebuah perusahaan mengimplementasikan sebauh strategi
pemasaran, maka kemudian pesaingnya akan bereaksi dengan strategi pemasaran,
maka kemudian pesaingnya akan bereaksi dengan strategi perlawanan. Tidak ada
orang akan bertahan dengan cara permanen dalam industri. Pemasar secara terus-
menerus mengamati aktivitas-aktivitas pemasar pesaing termasuk aktivitas-
aktivitas pemasarnya.
2) Politic, Legislation, dan Regulation
Pemasaran juga dipengaruhi secara langsung dan tidak langsung oleh
legislasi dan regulasi dari penggunaan tanah. Ada beberapa undang-undang
khusus mengenai bagaimana sebaiknya pelayanan dipromosikan, bagaimana
kontes dan taruhan diatur, siapa yang boleh dan tidak boleh minum, dan banyak
lagi lainnya. Pemasaran harus dibuat sesuai dengan undang-undang atau peraturan
yang ada, dimana undang-undang ini berada diluar kontrol organisasi atau hotel.
Beberapa peraturan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sebuah
industri. Misalnya peraturan pemerintah atas pengenaan 10 persen pajak
pemerintah dan pajak pelayanan dalam industri pariwisata khususnya hotel di
Bali, berpengaruh pada penetapan harga kamar sebuah hotel. Demikian juga
42
peraturan pemerintah tentang pencabutan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS)
sangat berpengaruh terhadap junlah kunjungan wisata ke Bali, dan banyak lagi
peraturan-peraturan daerah yang berdampak pada operasional hotel. Pada
dasarnya undang-undang dan peraturan-peraturan mengatur bagaimana bisnis
harus dilakukan. Hal ini bisa secara langsung berpengaruh terhadap cara suatu
pelayanan atau produk dipasarkan, sehingga seorang pemasar harus tetap
mengetahui dan mengikuti perubahan-perubahan peraturan terbaru.
3) Economic Environtment
Inflasi, pengangguran dan resesi adalah tiga faktor dalam lingkungan
ekonomi yang mengganggu perekonomian di negara-negara berkembang dewasa
ini. Kondisi perekonomian seperti ini akan sangat membuat industri pariwisata
menderita karena sebagian besar perusahaan atau individu-indovidu berupaya
untuk mendapatkan pelayanan dan produk pengganti yang sesuai dengan daya beli
mereka. Sebagai contoh, rapat diganti dengan conference call, pertemuan nasional
diganti dengan pertemuan regional, dan tinggal di rumah lebih baik daripada
melakukan liburan.
Kenaikan harga minyak mentah energy dewasa ini telah membuat
perekonomian negara-negara asal wisatawan mengalami masalah perekonomian.
Kenaikan harga ini mempengaruhi berbagai harga-harga kebutuhan pokok dan
kebutuhan primer lainnya. Mereka akan memilih untuk melakukan efisiensi dalam
setiap kegiatannya dengan memilih perjalanan atau liburan yang bersifat lokal
atau melakukan liburan ke luar negeri dengan anggaran yang relative rendah.
43
4) Technology
Teknologi merupakan sebuah syarat penentu dalam perubahan. Hospitality
dan travel harus melihat dua aspek dari lingkungan teknologi. Pertama,
menggunakan teknologi terbaru dalam berbagai pelayanan dan produk bisa
merupakan nilai kompetitif, misalnya semua kamar tamu hotel dilengkapi dengan
fasilitas audio video dan internet access. Kedua aspek adalah berpengaruh
teknologi pada wisatawan. Sistem hiburan rumah yang bisa dibuat dengan sangat
lengkap dapat menjadi pengganti dari hiburan di luar eumah. Di sampinh ancaman
ini teknologi juga merupakan teman dalam industri hospitality. Perkembangan
teknologi dalam pemeliharaan rumah dapat mengurangi pekerjaan rumah
tangganya sehingga mereka mempunyai banyak waktu untuk mendapatkan
hiburan di luar rumah dan melakukan hiburan.
5) Societal and Cultural Environtment
Dalam lingkungan sosial dan budaya ini ada dua sisi yang harus
diperhatikan, pertama, sebuah organisasi harus mempertimbangkan bagaimana
wisatawan akan bereaksi terhadap aktivitas-aktivitas pemasaran berdasarkan
kaidah-kaidah sosial dan budaya. Kedua, wisatawan-wisatawan sendiri
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam sosial dan budaya. Tekanan
ekonomi dan perubahan sosial telah mengkombinasikan hal ini sehingga adanya
wanita bekerja di luar rumah bisa diterima. Etika-etika gereja juga berada dalam
kepungan perubahan sosial dan budaya. Liburan Hedonistik yang berbasis
kesenangan (pleasure is good for you) semakin terkenal.
44
6) Natural Environment
Menurut Kotler (1996:121) natural environtment terdiri atas sumber-
sumber daya alam yang dibutuhkan oleh para pemasar atau dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiata pemasaran. Sejak tahun 1960 tumbuh perhatian masyarakat
tentang kerusakan lingkungan alami yang diakibatkan oleh berbagai kegiatan dari
industry modern. Kerusakan tersebut adalah berkurangnya sumber daya alami
yaitu rusaknya sumber daya air, bumi dan udara.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perhatian masyarakat pada kondisi tersebut
di atas akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap industry yang ada.
Menghadapi kondisi tersebut beberapa industry khususnya hotel mulai
mengedepankan konsep pelestarian sumber daya alam seperti yang dilakukan
Hyatt Regency Wailoka dengan cara menghindari untuk menghancurkan
kehidupan microorganic marine yang berkembang pada kolam renang hotel
tersebut. Kegiata konservasi sumber daya ini dapat dilakukan dengan fokus
terhadap pengurangan polusi dan zat-zat sisa termasuk penggunaan sumber
enerenergynnya seperti air, listrik, seta mengolah kembali barang-barang yang
sudah terpakai agar bisa bermanfaat kembali (recycling). Ecotourism adalah salah
satu produk wisata yang betul-betul melakukan konservasi alam, yaitu dengan
melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap kehidupan alam dan isinya yaitu
binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan.