27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dan Fungsi konstruksi Indonesia 2.1.1.1. Pengertian Pengertian "konstruksi" adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal (Trianto, 2011:1). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi. Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi yang manager proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Transfer perintah tersebut dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga diawasi oleh konsultan pengawas (Supervision Engineer) (Trianto, 2011:1). Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

  • Upload
    ngoanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Dan Fungsi konstruksi Indonesia

2.1.1.1. Pengertian

Pengertian "konstruksi" adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction),

pembangunan prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan

elektrikal (Trianto, 2011:1). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu

pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang

terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit

bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai

klasifikasi.

Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang

dilakukan oleh konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan

oleh kontraktor konstruksi yang manager proyek/kepala proyek. Orang-orang ini

bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh

mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan

lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Transfer perintah tersebut

dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga

diawasi oleh konsultan pengawas (Supervision Engineer) (Trianto, 2011:1).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah

perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya

yang diperlukan, rancangan bangunan, dan efek lain yang akan terjadi saat

pelaksanaan konstruksi. Sebuah jadwal perencanaan yang baik, akan menentukan

suksesnya sebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,

keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik, ketidaknyamanan publik

terkait dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan lain

sebagainya (Trianto, 2011:1).

Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi"

adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan

pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian

rangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan beserta pengawasan yang

mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan

masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau

bentuk fisik lain (Trianto, 2011:1).

Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat

terbentuklah "Usaha Jasa Konstruksi", yaitu usaha tentang "jasa" atau servis di

bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut

"Penyedia Jasa" yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner” (Trianto,

2011:1).

Disisi lain muncul istilah "Pengguna Jasa" yaitu yang memberikan

pekerjaan yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

pemerintah. Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah

satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan

atau pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk

suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau

pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan

masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta

kelestarian lingkungan hidup (Trianto, 2011:1).

2.1.1.2. Fungsi konstruksi Indonesia

Konstruksi Indonesia adalah sarana informasi dan komunikasi dunia

konstruksi nasional untuk menumbuhkembangkan kepercayaan dan kebanggaan

masyarakat terhadap kemampuan pelaku konstruksi nasional dalam

menghasilkan produk-produk infrastruktur, meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme para pelaku konstruksi nasional, serta sebagai ajang promosi

dalam rangka membangkitkan investasi dan gairah konstruksi nasional.

Di sisi lain perkembangan pasar industri konstruksi tidak saja hanya

dipengaruhi oleh sektor ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh

perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama tingkat

regional. Kebijakan penerapan otonomi daerah pada tahun 2000 menyebabkan

beralihnya pengelolaan proyek-proyek dari pusat ke daerah-daerah. Konsumen

yang tadinya terkonsentrasi di Jakarta akan terbagi bagi ke daerah-daerah

potensial. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan strategi meraih pangsa pasar

dari masing-masing pelaku jasa konstruksi. Selain otonomi daerah, saat ini

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

kontraktor nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang ditandai dengan

diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003 yang

menyebabkan kontraktor-kontraktor asing dapat dengan bebas ikut bersaing

memperebutkan proyek-proyek pada pasar konstruksi di Indonesia. Dengan

masuknya kontraktor-kontraktor asing tersebut di tengah belum pulihnya kondisi

pasar industri konstruksi saat ini, tentunya akan menyebabkan semakin ketatnya

persaingan di antara pelaku bisnis konstruksi di Indonesia (Soemardi, 2011).

Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para

pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa

konstruksi, berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.

Terjaganya eksistensi suatu perusahaan diantaranya tergantung pada kemampuan

perusahaan tersebut untuk melihat peluang-peluang pasar yang ada. Dalam

kondisi seperti ini, bidang pemasaran perusahaan memegang peranan yang sangat

penting dalam hal melihat peluang-peluang pasar yang ada. Bidang pemasaran ini

memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal perusahaan. Tidak saja

berfungsi untuk melihat peluang pasar, namun secara keseluruhan bidang

pemasaran difungsikan untuk memenangkan ketatnya persaingan pasar.

Sayangnya dalam banyak kasus di industri konstruksi, kontraktor masih kurang

memberikan perhatian pada fungsi pemasaran ini (Pearce dalam Soemardi, 2011).

Dalam studinya Pearce menyatakan bahwa kontraktor percaya bahwa bagian

terpenting dari suatu organisasi adalah bagian produksi, sehingga mereka lebih

berorientasi pada produksi dibandingkan dengan pemasaran. Mereka lebih melihat

peluang-peluang yang dirasakan cocok dengan kemampuannya sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

kontraktor, dibandingkan dengan beradaptasi untuk keadaan saat ini dan peluang

pasar di masa depan. Walaupun hasil penelitian tersebut menyatakan demikian,

namun pada kenyataannya kontraktor jasa konstruksi di Indonesia khususnya,

sampai saat ini masih tetap eksis. Keadaan tersebut tentunya merupakan suatu hal

yang menarik untuk diamati. Menjawab hal tersebut Babiarz (2000), memberi

Contoh praktis bagaimana industri konstruksi dapat belajar dari apa yang sudah

umum dilakukan di industri produk dan jasa lainnya.

2.1.2. Penilaian kesehatan Perusahaan

Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah suatu

keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak.Hal ini dapat

dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yang ada atau disebut

dengan rasio. Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat rentabilitas,

likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Peningkatan kinerja harus selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi.

Artinya, dalam upaya menampilkan kinerja yang memuaskan suatu sistem bekerja

sedemikian rupa sehingga hasilnya menggunakan sebagai sarana, daya dan dana

yang dialokasikan untuk menyelenggarakannya (Sondang, 1996:50).

Mengetahui tingkat kesehatan perusahaan dan kondisi keuangan

perusahaan manager dapat mengambil keputusan untuk menyusun rencana yang

lebih baik dan dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang selama ini ditempuh

sudah tepat atau belum. Mempertahankan kelancaran proses industrinya

perusahaan perlu menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Perusahaan juga perlu memperhatikan efisiensi operasinya, karena hal tersebut

dapat meningkatkan rentabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba. Apabila suatu perusahaan mampu membayar kewajiban

jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dikatakan

mempunyai likuiditas yang baik. Selain itu, solvabilitas juga merupakan faktor

penting karena solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang maupun jangka pendeknya, maka jelas

bahwa tingkat kesehatan perusahaan perlu diperhatikan demi kelancaran

operasinya (Riyanto dalam ari, 2009).

Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan

berdasarkan kemampuan yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu

parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi

selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan

aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laporan laba rugi merupakan

salah satu laporan keuangan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih

keuntungan untuk periode akuntansi tertentu pada perusahaan (Wahyudin dan

Suprihatin dalam ari, 2009).

2.1.3. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan,

yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan (Person, 2010)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

(Person, 2010), Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan

posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan

informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan

harga”.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses

pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggung

jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,

terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan

bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku

perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi

(Person, 2010).

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang

dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas

perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan data

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut menurut

(S. Munawir, 1997:2 ) adalah :

1. Pemilik Perusahaan

Pihak ini sangat berkepentingan untuk mengetahui suatu laporan keuangan

perusahaannya, karena dengan melihat laporan keuangannya maka pemilik

dapat menilai apakah dia benar-benar dapat menjalankan tugasnya sebagai

seorang pemimpin. Kesuksesan ini biasanya dinilai dari laba yang diperoleh

oleh perusahaan.

2. Manajer Perusahaan

Setelah mengetahui laporan keuangan, maka manajer dapat menilai kebijakan-

kebijakan yang telah dijalankannya, dan jika ada kekurangan bias untuk

menyusun sistem kebijaksanaan yang lebih baik lagi.

3. Investor

Laporan keuangan berguna dalam hal keperluan mereka untuk menanamkan

modal mereka ke suatu perusahaan.

4. Kreditur dan Banker

Berhubungan dengan pemberian kredit bagi suatu perusahaan. Dengan melihat

laporan keuangan mereka bisa mengambil keputusan apakah akan menyetujui

atau bahkan menolak pemberian kredit kepada perusahaan yang bersangkutan.

5. Pemerintah

Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk menentukan berapa besarnya

pajak yang harus dibayarkan oleh pemilik perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

2.1.4. Jenis Laporan Keuangan

Menurut (Ridho, 2010), Laporan keuangan sebenarnya banyak, namun

laporan keuangan utama menurut PSAK hanya ada tiga, yaitu:

1. Neraca, yaitu yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada

suatu tanggal tertentu

2. Laporan rugi/laba yang menggambatkan jumlah hasil, biaya dan laba

atau rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

3. Laporan arus kas yang menggambarkan aliran sumber dana dan

pengeluaran kas perusahaan pada suatu periode tertentu

2.1.5. Rasio keuangan

Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan

yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu (Erich

A Helfert, 1996 : 87). Rasio merupakan alat yang digunakan dalam artian relative

maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu

dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Syafaruddin Alwi,

1994:107). Pengertian lain tentang rasio keuangan menurut (Bambang Riyanto,

2001:329) adalah rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam arithmaticalterm

yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data

finansial.

Rasio keuangan merupakan perbandingan dari dua data yang terdapat

dalam laporan keuangan peusahaan. Rasio keuangan digunakan kreditur untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

mengetahui kinerja suatu perusahaan dengan melihat kemampuan perusahaan

dalam membayar hutang-hutangnya (Dennis, 2006).

2.1.6. Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data

laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari

neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran

kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun (Rahmad,

2011:1).

(Dennis, 2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan

metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut (Usman, 2003), analisis ini

berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui

hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga

untuk analisis intern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan

pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

2.1.7. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio

likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

1) Rasio Likuiditas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun). Menurut Munawir (2004),

rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga:

a. Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang

lancar

b. Quick Ratio (QR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi

persediaan terhadap hutang lancar.

c. Working Capital to Total Asset (WCTA) yaitu perbandingan antara aktiva

lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva.

2) Rasio Solvabilitas/Leverage

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat diproksikan dengan (Ang, 1997,

Mahfoedz, 1994 dan Ediningsih, 2004):

a. Debt Ratio (DR) yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset

b. Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara jumlah hutang

lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri

c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) yaitu perbandingan antara

hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

d. Times Interest Earned (TIE) yaitu perbandingan antara pendapatan

sebelum pajak (earning before tax, selanjutnya disebut EBIT) terhadap

bunga hutang jangka panjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

e. Current Liability to Inventory (CLI) yaitu perbandingan antara hutang

lancar terhadap persediaan.

f. Operating Income to Total Liability (OITL) yaitu perbandingan antara laba

operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan dari penjualan bersih

dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi) terhadap total hutang.

3) Rasio Aktivitas

Menurut Ang (1997) rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi

perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran

(turnover) dari aktiva-aktiva. Rasio aktivitas dapat diproksikan dengan:

a. Total Asset Turnover (TAT) yaitu perbandingan antara penjualan bersih

dengan jumlah aktiva

b. Inventory Turnover (IT) yaitu perbandingan antara harga pokok penjualan

dengan persediaan rata-rata

c. Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara piutang rata-

rata dikalikan 360 dibanding dengan penjualan kredit.

d. Working Capital Turnover (WCT) yaitu perbandingan antara penjualan

bersih terhadap modal kerja.

4) Rasio Profitabilitas

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1994), rasio profitabilitas/rentabilitas

digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

aktivanya, efisiensi ini dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Rasio

profitabilitas dapat diproksikan dengan:

a. Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih setelah

pajak (NIAT) terhadap total penjualannya.

b. Gross Profit Margin (GPM) yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap

penjualan bersih.

c. Return on Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak

dengan jumlah aktiva.

d. Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak

terhadap modal sendiri.

Dalam Penelitian ini Jenis-jenis Rasio Keuangan yang digunakan adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio

(CR). Current Ratio (CR) merupakan salah satu ratio financial yang sering

digunakan. Tingkat Current Ratio (CR) dapat ditentukan dengan jalan

membandingkan antara Current Asset dengan Current Liabilities.

2. Rasio Solvabilitas/Leverage

Rasio Solvabilitas/Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Debt to Equity Ratio (DER). Ratio ini menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk menutupi utang-utang kepada pihak luar menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

modal pemiliknya. Untuk keamanan pihak luar Rasio terbaik jika jumlah

modal lebih besar dari jumlah utang.

Debt to Equity Ratio =

3. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On

Assets (ROA). Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan. Return On Assets (ROA) memperhitungkan

bagaimana kemampuan manajemen memperoleh profitabilitasnya dan

manejerial efisiensi secara menyeluruh. Rasio Return On Assets (ROA)

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh

keuntungan secara keseluruhan, semakin besar Return On Assets (ROA)

semakin besar pula tingkat keuntungan dan semakin baik pula posisi

keuangan perusahaan dari segi penggunaan aktiva. Rasio Return On Assets

(ROA) dapat di hitung dengan:

Return On Assets =

2.1.8. Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara

mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang

bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah

rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara

mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial

perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan

membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-

rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan

mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan

terlihat pada kecenderungan trend dari tahun ke tahunnya, dan dengan

melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana

untuk masa depannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio Finansial ).

2.1.9. Indikator kesehatan keuangan Perusahaan Konstruksi

Indikator kesehatan keuangan Perusahaan konstruksi merupakan alat yang

digunakan oleh peneliti sebagai ukuran dalam menilai kesehatan keuangan

perusahaan konstruksi yang sedang diteliti. Peterson (2005), menyarankan

penggunaan rata-rata industri dan kisaran sebagai titik perbandingan analisis rasio

untuk mendapatkan gambaran yang akurat dalam menilai kesehatan keuangan

perusahaan. Tetapi dalam penelitian ini Indikator kesehatan keuangan perusahaan

konstruksi hanya menggunakan beberapa rasio keuangan dengan rata-rata

industrinya sesuai jenis rasio yang digunakan dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Tabel 2.1

Indikator kesehatan keuangan Perusahaan Konstruksi menurut Peterson

N

o

Ratios Industry

Average

Comments

1 Current ratio (CR) 1.5:1 CR adalah pengukuran kemampuan

perusahaan untuk menggunakan aktiva

lancar untuk membayarnya lancar.

2 Quick ratio (QR) 1.2:1 QR adalah pengukuran kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek dengan kas atau aktiva dekat-

tunai.

3 Current liabilities-

to-net worth

ratio(CL/NW)

1.12:1 Ini adalah pengukuran resiko bahwa kreditur

jangka pendek berasumsi saat memperluas

kredit untuk perusahaan.

4 Debt-to-equity

ratio (DER)

1.3:1 Hal ini juga dikenal sebagai rasio utang

terhadap nilai atau rasio total nilai

kewajiban-ke-net.

5 Fixed assets-to-net

worth ratio

(FA/NW)

0.24:1 Ini adalah pengukuran ekuitas pemilik terikat

dalam aktiva tetap, seperti peralatan

konstruksi, bangunan, dan kenderaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

6 Current Assets-to-

total assets ratio

(CA/TA)

- Ini adalah pengukuran likuiditas aset

perusahaan konstruksi itu. A perusahaan

debgan rasio yang tinggi akan memiliki

mayoritas aset dalam bentuk arus dan

dilikuidasi aset.

7 Collection period

(CP)

48 days CP adalah pengukuran rata-rata waktu yang

diperlukan perusahaan untuk

mengumpulkannya Rekening piutang. CP

adalah juga ukuran berapa lama modal

perusahaan digunakan untuk membiayai

proyek konstruksi klien-nya.

8 Average age of

accounts payable

(AAAP)

45 days 45 hari-ini merupakan waktu rata-rata sebuah

perusahaan yang diperlukan untuk membayar

tagihan tersebut. Ini adalah ukuran seberapa

luas perusahaan menggunakan pembiayaan

perdagangan.

9 Assets-to-revenue

ratio (ARR)

29% Ini adalah pengukuran efisiensi perusahaan

dalam mempergunakan aset. Hal ini juga

dikenal sebagai aset-rasio-penjualan.

10 Working capital

tums (WCT)

12.1:1 WCT adalah pengukuran efisiensi

perusahaan dalam memanfaatkan kerja

modal (WC), yang merupakan dana yang

tersedia untuk operasi masa depan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Sumber: (Peterson, 2005)

11 Accounts payable-

to-revenue ratio

(APRR)

7.9% Ini adalah pengukuran sejauh mana

perusahaan menggunakan pemasok dan

subkontraktor sebagai sumber dana.

12 Gross profit

margin (GPM)

17% 17% - Marjin laba kotor adalah persentase

dari pendapatan yang tersisa setelah

membayar konstruksi dan biaya peralatan.

13 General overhead

ratio (GOR)

Less than

10%

Ini adalah persentase dari pendapatan

digunakan untuk membayar biaya overhead

umum atau biaya administrasi.

14 After tax profit

margin (ATPM)

2.2% Ini adalah persentase dari pendapatan

dikonversi menjadi laba setelah pengurangan

pajak.

15 Return on assets

(ROA)

6.5% Ini adalah pengukuran efisiensi dari sebuah

perusahaan konstruksi dalam memanfaatkan

aset.

16 Return on equity

(ROE)

16.7% Hal ini juga disebut sebagai pengembalian

investasi bagi pemegang saham.

17 Degree of fixed

asset newness

(DFAN)

- Tingkat kebauran aktiva tetap adalah

pengukuran kebauran dari aset perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1 Chatrin C.M. Siregar

(2008)

Penilaian

Tingkat

Kesehatan

Bank Dengan

Analisa

CAMELS

Studi Kasus

Pada Bank

SUMUT

Faktor

permodalan,

Faktor Kualitas

Asset, Faktor

rentabilitas, dan

Faktor Likuiditas

Faktor

permodalan

tergolong

dalam kategori

sangat baik.

Faktor kualitas

asset tergolong

dalam kategori

baik. Faktor

rentabilitas

tergolong

dalam kategori

sangat baik.

Faktor

likuiditas

tergolong

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

dalam kategori

sangat baik.

2 Luciana Spica

Almilia dan Winny

Herdiningtyas (2005)

Analisis Rasio

CAMEL

Terhadap

Prediksi

Kondisi

bermasalah

Pada Lembaga

Perbankan

Periode 2000-

2002

CAR,ATTM,APB,

NPL,PPAP,

terhadap Aktiva

Produktif,

Pemenuhan

PPAP,

ROA,ROI,NIM,

BOPO, LDR (

sampel penelitian

terdiri dari 16

Bank Sehat. 2

bank yang

mengalami

kebangkrutan

dan 6 bank yang

mengalami

kondisi kesulitan

keuangan).

Rasio yang

memilki

perbedaan

yang

signifikan

antara bank-

bank kategori

bermasalah

dan tidak

bermasalah

periode 2000-

2002 adalah

CAR, APB,

NPL, PPAP,

ROA, NIM,

BOPO,

dimana CAR

mempunyai

pengaruh yang

negative dan

signifikan,

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

APB,ROA dan

NIM

mempunyai

pengaruh yang

negative dan

tidak

signifikan,

NPL dan

PPAP

berpengaruh

positif dan

tidak

signifikan,

sedangkan

BOPO

berpengaruh

signifikan dan

positif

3 Tabita Juliana

Sitinjak(2008)

Analisis Rasio

Keuangan

Dalam

Memprediksi

Working Capital

to Total Assets,

Retained

Earning to Total

Rasio altman

mempunyai

pengaruh

secara positif

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Kesehatan

Perusahaan

Perbankan di

Indonesia

Periode 2001-

2003

assets, Earning

Before interst

and taxes to total

assets, market

value of equity to

book value of

total debt, dan

sales to total

assets

terhadap

prediksi

kesehatan

bank yaitu rasi

Earning before

interest taxes /

total assets,

dan yang

mempunyai

pengaruh

secara

negative

terhadap

prediksi

kondisi

kesehatan

adalah rasio

working

capital / total

assets,

retained

earning / total

assets, market

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

value of

equity/ book

value of total

assets, dan

sales/ total

assets

4 Syahputera Pane Ade

(2010)

Penilaian

Tingkat

Kesehatan

Bank melalui

Analisis Ratio

pada

Perusahaan

Perbankan

yang terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Loan to Defosit

Ratio, Capital

Adequacy Ratio,

Return on Assets,

dan Rasio BOPO

Tidak terdapat

perbedaan

tingkat

kesehatan

Bank, baik

Bank

Pemerintah

maupun Bank

swasta

nasional

apabila dilihat

dari rasio

Likuiditas,

Solvabilitas.

Namun apabila

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

dilihat dari

rasio

Profitabilitas

ada perbedaan

tingkat

kesehatan

Bank antara

Bank

pemerintah

dan Bank

Swasta

Nasional

Sumber: (Diolah Oleh Peneliti, 2011)

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Chatrin, 2008) mengenai penelitian

tingkat kesehatan Bank dengan analisa CAMELS Studi Kasus pada Bank

SUMUT. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor pemodalan, faktor

Rentabilitas, faktor Likuiditas tergolong dalam kategori sangat baik dan

faktor kualitas asset tergolong dalam kategri baik terhadap kesehatan Bank

dengan analisa CAMELS Studi kasus pada Bank SUMUT.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Almilia dan Herdiningtyas, 2005)

mengenai Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi bermasalah

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Dan penelitian ini

menggunakan Variable CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP, terhadap Aktiva

Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA, ROI, NIM, BOPO, LDR (sampel

penelitian terdiri dari 16 Bank Sehat. 2 Bank yang mengalami

kebangkrutan dan 6 Bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rasio yang memilki perbedaan yang

signifikan antara Bank-Bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah

periode 2000-2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAP, ROA, NIM, BOPO,

dimana CAR mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, APB, ROA

dan NIM mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan, NPL dan

PPAP berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan BOPO

berpengaruh signifikan dan positif.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Juliana, 2008) mengenai Analisis Rasio

Keuangan Dalam Memprediksi Kesehatan Perusahaan Perbankan di

Indonesia Periode 2001-2003. Penelitian ini menggunakan Variable

Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total assets,

Earning Before interst and taxes to total assets, market value of equity to

book value of total debt, dan sales to total assets. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa Rasio altman mempunyai pengaruh secara positif

terhadap prediksi kesehatan Bank yaitu rasio Earning before interest taxes

/ total assets, dan yang mempunyai pengaruh secara negatif terhadap

prediksi kondisi kesehatan adalah rasio working capital / total assets,

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

retained earning / total assets, market value of equity/ book value of total

assets, dan sales/ total assets.

4. Penelitian yang dilakukan oleh (Ade, 2010) mengenai Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank melalui Analisis Ratio pada Perusahaan Perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesi. Penelitian ini menggunakan variable

Loan to Defosit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, dan

Rasio BOPO. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Tidak terdapat

perbedaan tingkat kesehatan Bank, baik Bank Pemerintah maupun Bank

swasta nasional apabila dilihat dari rasio Likuiditas, Solvabilitas. Namun

apabila dilihat dari rasio Profitabilitas ada perbedaan tingkat kesehatan

Bank antara Bank pemerintah dan Bank Swasta Nasional.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari

tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar

variable yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah

penelitian serta merumuskan hipotesis dalam penelitian berbentuk kualitatif,

hipotesis penelitian dapat dicantumkan atau tidak.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31171/5/Chapter II.pdf · Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini akan dibahas masalah penilaian kesehatan keuangan

perusahaan Konstruksi melalui analisis rasio. Rasio yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi Rasio likuiditas, Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas.

Rasio Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Assets.

Rasio Solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity

Ratio. Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitin ini adalah Rasio

Return on Assets.

Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi

Penilaian Kesehatan Keuangan Perusahaan Konstruksi

Analisis Rasio

Current Ratio, Return on Assets, Debt to Equity Ratio

Universitas Sumatera Utara